Anda di halaman 1dari 45

PERTEMUAN II

MK : PERENCANAAN BANGUNAN KEAIRAN


BENDUNGAN

MATERI : BAGIAN BENDUNGAN

1
2
BAGIAN-BAGIAN BENDUNGAN
Pengertian
Abutment :

 Bagian dari sisi


lembah dimana
tegak lurus
terhadap
bendungan yang
dibangun.
 Penyangga yang
berada di kanan
dan kiri di sisi
bendung bila
dilihat tampak
hilir.

BACK
Pengertian
Groin :

Bagian ini
terletak di
sepanjang
badan bendung
(atau
petemuan) dari
muka
bendungan
dengan
penyangga
(abutmet).

BACK
Pengertian Toe Drain :
 Bagian dari bendungan berupa saluran drainasi internal yang difungsikan
untuk mencegah pelunakan dan erosi dari dasar hilir bendung. Pada
umumnya bangunan ini berupa sistem jaringan perpipaan atau jaringan
drainasi yang di peruntukan mengumpulkan rembesan atau drainasi
horizontal menuju saluran pembuangan yang berada di hilir bendungan.

BACK
Pengertian Outlet Works Stilling Basin:
 Bagian dari bendungan berupa bangunan pengendap atau penampung
lumpur, yang difungsikan untuk mengendapkan lumpur yang terkumpul
pada saluran pembuangan. Bangunan ini juga dapat di fungsikan sebagai
bangunan pengendalian lumpur atau erosi yang terjadi di dasar bendung
yang disebut juga transpor sedimen.

BACK
Pengertian Outlet Works Intake:
 Bagian dari bendungan berupa berupa bangunan yang difungsikan sebagai
pengambil atau pengatur keluarnya air beserta lumpur dari bendungan yang
terletak di hulu bendungan.

BACK
Pengertian Spillway:
 Secara teknik Spillway di fungsikan untuk kontrol elevasi muka air puncak
pada bendung untuk mengendalikan debit banjir pada bendungan.

BACK
Pengertian Outlet Chanel:
 Bagian dari bendungan berupa bangunan yang difungsikan sebagai saluran
pembuangan air drainasi dan pembilasan dari stilling basin.

BACK
Pengertian Downstream Slope:
 Bagian dari bendungan berupa dinding bendung terluar berbentuk miring,
terletak pada bagian hilir bendung. Bangunan ini juga dapat dikatakan
sebagai badan bendung bagian hilir.

BACK
Pengertian Upstream Slope:
 Bagian dari bendungan berupa dinding bendung terluar berbentuk miring,
terletak pada bagian hulu bendung. Bangunan ini juga dapat dikatakan
sebagai badan bendung bagian hulu.

BACK
Pengertian Saddle Dam:
 Bendungan di tempat rendah (saddle dam) adalah bendungan yang terletak
di tepi waduk yang jauh dari bendungan utama yang dibangun untuk
mencegah keluarnya air dari waduk sehingga air waduk tidak mengalir ke
daerah sekitarnya.

BACK
PRINSIP PERENCANAAN
BENDUNGAN URUGAN

ZAINUDDIN 14
1. PENDAHULUAN
2. TAHAP PERENCANAAN BENDUNGAN
3. STUDI KELAYAKAN
4. TUJUAN PEMBANGUNAN, PEMILIHAN LOKASI +
TIPE:
5. KRITERIA POKOK DAN STRATEGI DESAIN
6. SURVEI DAN INVESTIGASI
7. DESAIN FONDASI BENDUNGAN URUGAN
8. DESAIN TUBUH BENDUNGAN URUGAN
9. ANALISIS DESAIN
10. INSTRUMENTASI
11. BANGUNAN PELENGKAP

15
I. PENDAHULUAN

1. Bendungan disamping memiliki manfaat yang


besar, juga menyimpan potensi bahaya yang
besar pula.
2. Bendungan yang runtuh akan menimbulkan
banjir bandang yang akan mengakibatkan
timbulnya korban jiwa, harta benda dan
kerusakan lingkungan yang sangat parah di
daerah hilir.
3. Oleh karenanya desain bendungan harus aman
atau layak teknis.

16
II. TAHAP PERENCANAAN
BENDUNGAN
2.1 Umum
Agar diperoleh desain bendungan yang aman:
1). Perencana dan pengawas pekerjaan desain harus benar-benar memahami :
- filosofi desain bendungan, serta
- konsepsi dan kaidah-kaidah keamanan bendungan yang tertuang dalam
berbagai NSPM.
2). Perencanaan bendungan harus dilaksanakan tahap demi tahap sesuai
dengan peraturan yg berlaku:
- UU no 2/2017 tentang Jasa Konstruksi
- PP no 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
- UU 17/2019 tentang Sumber Daya Air
- PP 37/2010 tentang Bendungan

3). KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) / TERM OF REFERENCE (TOR) harus rinci, jelas
dan lengkap
4). Perencana dan pelaksana mau belajar dari pengalaman kegagalan
bendungan2 lain, dll.

17
 PP No. 29 th 2000, PS 26: Ayat 1:
“Dalam perencanaan pekerjaan konstruksi dengan pekerjaan risiko
tinggi harus dilakukan :
- Pra Studi Kelayakan,
- Studi Kelayakan,
- Perencanaan umum, dan
- Perencanaan Teknik”.

SANKSI : PELANGGARAN TERHADAP ATURAN TSB OLEH PEMILIK,


KONSULTAN, ATAU KONTRAKTOR, AKAN MENDAPAT SANKSI
SEBAGAIMANA DIATUR PADA PASAL 57, 58, 59 PP TSB, MULAI DARI:
- PERINGATAN TERTULIS,
- PENGHENTIAN KEGIATAN, PEMBEKUAN IZIN SAMPAI
- PENCABUTAN USAHA ATAU PROFESI.

18
2.3 TAHAP PERENCANAAN BENDUNGAN
menurut UU 17/2019 tentang SDA
Pembangunan bendungan adalah merupakan salah satu upaya
dalam pengembangan dan pengusahaan SDA yang
pelaksanaannya harus:
1. Mengacu pada “pola pengelolaan SDA”
2. Tanpa merusak keseimbangan lingkungan hidup
3. Berdasar pada “rencana pengelolaan SDA”
Pelaksanaan pembangunan SDA sebagaimana dimaksud diatas
dilakukan melalui:
1. Konsultasi publik,
2. Tahapan survei,
3. Investigasi, dan
4. Perencanaan,
5. Serta berdasar pada kelayakan teknis, ekonomi dan
lingkungan hidup.

19
TAHAPAN UMUM PERENCANAAN BENDUNGAN
SESUAI PP 29 TH 2000 DAN UU 17/2019

Ps 26 PP 29/2000
Ps 26 UU SDA Ps 34 UU SDA (bagi bendungan
berisiko tinggi)

STUDI KELAYAKAN
POLA PENGE- RENCANA PENGE- PRA Studi (TEKNIK, EKONOMI, LINGKUNGAN)
LOLAAN SDA LOLAAN SDA Kelayakan
+ PERENCANAAN UMUM
+ BASIC DESIGN

Perlu bendungan/ tidak?

PERENC TEKNIS /
- Inventarisasi potensi SDA - Daya DESAIN RINCI
dukung SDA
- Rencana tata ruang
ps 26 UU SDA:
- Inventarisasi kebutuhan air pembangunan SDA
- Kemampuan dana dilakukan melalui
konsultasi publik
- Kelestarian hayati air
Ps 34: tanpa merusak
keseimbangan
lingkungan
20
BAHASAN :
- Kondisi umum : Informasi yg hrs dikumpulkan konsultan a.l : lokasi,
iklim, fisiografi (geologi, topografi, tanah/land suitability), DAS, tata
guna lahan, pemanfaatan SDA, tata pengaturan air, sosekbud,
pertanian, program pendukung pertanian dll.
- Perumusan alternatif : pengembangan alt, → 3 alt → 1 alt.

- Tinjauan teknik : lokasi, tipe, tinggi, manfaat, pola operasi.

- Tinjauan ekonomi : tujuan, kriteria investasi, tes sensitivitas.

- Tinjauan lingkungan : tujuan, daerah yg distudi, hasil studi.

- Perencanaan umum : cakupan → gambaran umum, viability konstr,


dasar pemilihan tipe & dimensi, tata letak, dll.

TUJUAN STUDI KELAYAKAN


- KELAYAKAN TEKNIK
- EKONOMI
- LINGKUNGAN.

21
3.2. LANGKAH PEMILIHAN ALTERNATIF:
1. PELAJARI SEMUA ALT YG DPT DIKEMBANGKAN, BERDASAR PERTIMB
UTAMA: ASPEK TEKNIK TERKAIT DG: LOKASI, TIPE, TINGGI,
MANFAAT, POLA OPERASI, DLL.
2. DARI BERBAGAI ALTERNATIF TERSEBUT, KEMUDIAN PILIH MINIMAL 3
ALTERNATIF TERBAIK BERDASAR TINJAUAN AWAL ASPEK: TEKNIK,
EKONOMI DAN LINGKUNGAN,
DENGAN FOKUS PADA PERTIMBANGAN: KEMUDAHAN
PELAKSANAAN, TERKAIT DENGAN MASALAH:
- PEMBEBASAN LAHAN,
- MATERIAL,
- SKILL DAN PENGALAMAN TENAGA, DLL.
MASING-MASING ALTERNATIF, LENGKAPI DENGAN:
GAMBAR TATA LETAK, SKET BANGUNAN PENTING, SISTEM OPRS DAN
ANALISIS AWAL TEKNIK, EKONOMI DAN LINGKUNGAN
3. LAKUKAN PILIHAN AKHIR BERDASAR EVALUASI KOMPREHENSIF DR
ASPEK: TEKNIK, EKONOMI, LINGKUNGAN (DAMPAK NEGATIF),
MANFAAT, ASPIRASI MASYARAKAT → BAGI ALT YG DIPILIH
LENGKAPI DENGAN RENCANA UMUM DAN BASIC DESIGN

22
3.3. TINJAUAN TEKNIK:
1. LOKASI: TINJAU BERDASAR KONDISI TOPOGRAFI, GEOLOGI
PONDASI DAN VOL TAMPUNGAN.
2. TIPE : TINJAU BERDASAR: KETERSEDIAAN MATERIAL,
KEAHLIAN & PENGALAMAN TENAGA PELAKSANA,
KEMUDAHAN PELAKSANAAN,DLL.
3. TINGGI: TINJAU BERDASAR: VOLUME TAMPUNGAN, GEOLOGI
PONDASI, TOPOGRAFI, HIDROLOGI, DLL
4. MANFAAT: YG DPT DIKEMBANGKAN: IRIGASI, PLTA,
PENGENDALI BANJIR, AIR BAKU, DLL.
5. POLA OPERASI WADUK: WADUK HARIAN, TAHUNAN,
PENGENDALI BANJIR, PEMENUHAN AIR IRIGASI, AIR BAKU,
PLTA BEBAN NORMAL / BEBAN PUNCAK, DLL.

23
TINJAUAN DILAKUKAN UTK MENILAI ALTERNATIF PROYEK THD MANFAAT DAN BIAYA BERDASAR HARGA FINANSIAL DAN EKONOMI
(SHADOW PRICE).

 KRITERIA INVESTASI:

PILIHAN DILAKUKAN BERDASAR ARUS BIAYA DAN MANFAAT Y.A.D SELAMA UMUR EKONOMI BDGN BERDASAR 3 PENDEKATAN:
- NPV → HARUS POSITIF,
- IRR (EIRR & FIRR) → LAZIMNYA > 12%
- BCR → >1

CATATAN : DALAM ANALISIS, HARGA FINANSIAL PRODUK PERTANIAN MENGGUNAKAN PREDIKSI HARGA YANG DIKELUARKAN OLEH FAO
ATAU BANK DUNIA

 TES SENSITIVITAS:

UTK PROYEK YG TERKAIT DG PERTANIAN, LAZIM DILAKUKAN TES SENSITIVITAS DG PERUBAHAN PARAMETER SBB:

1). BERTAMBAHNYA BIAYA

2). MUNDURNYA PELAKSANAAN

3). TURUNNYA HASIL/PRODUKSI.

4). TURUNNYA HARGA PRODUKSI

ZAINUDDIN 24
 DILAKUKAN UNTUK : MENGKAJI DAMPAK PENTING
YG AKAN TERJADI AKIBAT INTERAKSI ANTARA
KOMPONEN KEGIATAN YG DIRENCANAKAN DENGAN
KOMPONEN LINGKUNGAN HIDUP, YG PERLU
DIKELOLA DAN DIPANTAU AGAR DAMPAK NEGATIF
DPT DITEKAN SEKECIL MUNGKN, DAN DAMPAK
POSITIF YG TERJADI DPT LEBIH DIKEMBANGKAN
 TINJAUAN DILAKUKAN MELALUI STUDI AMDAL
 HASIL STUDI HRS DPT MEMBERI MASUKAN THD
DESAIN DAN PELAKS KEGIATAN PROYEK.

25
3.8. DESAIN AWAL (BASIC DESIGN ) :
BASIC DESIGN, ADALAH DESAIN (DEFINITIF) YANG
MENCAKUP DESAIN BANGUNAN-BANGUNAN POKOK
SEPERTI: TUBUH BENDUNGAN, PELIMPAH, BANGUNAN
PENGAMBILAN, PENGELAK, DLL, YG DIDUKUNG DG SURVIN

SURVAI DAN INVESTIGASI (SURV-IN):


1). HIDROLOGI : KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AIR, OPERASI
WADUK, BANJIR RENCANA, PENELUSURAN BANJIR.
2). TOPOGRAFI : PENGADAAN PETA DAS; PENGUKURAN DAERAH
GENANGAN, LOKASI BENDUNGAN, SUMBER MATERIAL, DLL.
3). GEOTEKNIK: PEMETAAN GEOTEK SEKITAR BENDUNGAN,
PENYELIDIKAN PONDASI BENDUNGAN/BORING SEKITAR 6
TITIK, TESPIT BORROW AREA MINIMAL 3 TTK, BORING DI
QUARRY, PENDUGAAN GEOFISIK SEKITAR 7 JALUR (bila
perlu), DLL.

26
27
ZAINUDDIN 28
V. KRITERIA POKOK DAN STRATEGI
DESAIN
5.1 KONSEPSI KEAMANAN BENDUNGAN
Bendungan dianggap aman apabila pembangunan dan pengelolaan
bendungan dilaksanakan sesuai dengan konsepsi dan kaidah-
kaidah/NSPM keamanan bendungan. Konsepsi Keamanan Bendungan
memiliki 3 pilar sebagai berikut:
1). Pilar I : Keamanan struktur / bangunan
Bendungan harus kokoh, aman pada segala kondisi dan kombinasi beban
yang bekerja dan aman dioperasikan pada segala kondisi operasi (kondisi
normal maupun luar biasa) → harus memenuhi kriteria desain.
2). Pilar II: Pemantauan dan pemeliharaan
Bendungan harus selalu dipantau shg dpt diketahui sedini mungkin setiap
problem yg sedang berkembang sebelum menjadi ancaman yg nyata
dan selalu dipelihara shg selalu siap dioperasikan pada segala kondisi
operasi.
3). Pilar III :Konsepsi tindak darurat → Pemilik/Pengelola bendungan harus
selalu siap menghadapi kondisi terburuk dari bendungan yang dimiliki
/dikelolanya. Penanganan pada kondisi darurat tidak dibenarkan
dilakukan dengan cara ”improvisasi”/coba-coba tetapi harus berdasarkan
RENCANA TINDAK DARURAT yang telah disiapkan secara matang.

29
KONSEPSI KEAMANAN BENDUNGAN

30
5.2 Kriteria Pokok Desain Bendungan :
1). Aman thd kegagalan stuktur (structural failure)
→ bendungan harus aman pada segala kondisi
dan kombinasi beban kerja dan dalam segala
kondisi operasi
2). Aman thd kegagalan hidraulik (hydraulic failure)
3). Aman thd kegagalan rembesan (seepage failure)

31
1). Bendungan harus selalu aman pada segala kondisi
dan kombinasi beban kerja dalam segala kondisi
operasi.
Bendungan secara keseluruhan, termasuk tubuh
bendungan, pondasi, abutment (bukit tumpuan)
dan lereng sekeliling waduk, harus selalu stabil
dalam kondisi apapun termasuk kondisi gempa
bumi dan segala kondisi operasi (rembesan
tetap, surut cepat dan luar biasa) selama umur
bendungan.

2). Harus tersedia prasarana dan sarana operasi yang


dapat dioperasikan pada kondisi normal maupun
darurat, dan sarana untuk keperluan pemantauan,
perbaikan dan rehabilitasi.

32
1). PELIMPAH HARUS MAMPU MELEWATKAN BANJIR DESAIN DG
AMAN. Kapasitas bangunan pelimpah harus cukup untuk
mengalirkan banjir desain sesuai SNI 03-3432-1994, dan alirannya
tidak boleh membahayakan terhadap bangunan pelimpah sendiri
maupun tubuh bendungan.

2). SETELAH SELESAINYA PROSES SETTLEMENT TUBUH


BENDUNGAN, TINGGI JAGAAN HARUS MASIH CUKUP UNTUK
MENAHAN: KENAIKAN MUKA AIR WADUK AKIBAT ANGIN, SERTA
HEMPASAN DAN RAYAPAN GELOMBANG YANG TIMBUL AKIBAT
TIUPAN ANGIN DAN GEMPA .

3). LERENG BENDUNGAN HARUS TERLINDUNG DAN TAHAN


TERHADAP EROSI PERMUKAAN.

4). PD KONDISI DARURAT, SARANA PENGELUARAN BAWAH MAMPU


MENURUNKAN MUKA AIR WADUK DENGAN CEPAT SESUAI
KEBUTUHAN (KRITERIA INI BELUM MENJADI KEHARUSAN).
5). DLL.

33
SNI 03-3432-1994

ZAINUDDIN 34
ZAINUDDIN 35
Ditinjau berdasar 3 kondisi, kemudian dipilih yang terbesar:
A. Konsekuensi besar:
1). Kondisi muka air waduk normal,
H1 = (0,75 Hw + Hs + Hr + He + hu) + hc

2). Kondisi banjir 1000 tahunan atau 0,5 PMF,


H2 = (0,75 Hw + HS + Hr +hu) + hc

3). Kondisi banjir maksimum PMF,


H3 > 0,75 m (untuk pelimpah tanpa pintu)

Keterangan :
 Hw = tinggi gelombang akibat angin (menurut Molitor Stevenson)
 Hs = peningkatan tinggi muka air akibat angin (wind set up),
 Hr = tinggi rayapan gelombang (wave run-up),
 He = tinggi gelombang akibat gempa,
 hu = tinggi cadangan ketidak pastian, diambil 0,5 – 1,0 m,
 hc = tinggi cadangan akibat konsolidasi.

B. Konsekuensi kecil: Cukup ditinjau H1 dan H2 seperti di atas

36
H1 = ¾ Hw + Hs + Hr + He + hu
H2 = ¾ Hw + Hs + Hr + hu
hc = tinggi cadangan konsolidasi Hw = tinggi gelombang karena angin,
He = tinggi gelonbang akibat gempa Hr = tinggi rayapan gelombang (wave run-up)
Hs = kenaikan mujka air karena angin (wind set up)
.hu =cadangan ketidak pastian, untuk muka air normal: hu > 1,0 m
untuk Q1000 atau ½ BMB: hu>0,50m bagi pelimpah tak berpintu; hu> 1,0 bagi yang berpintu
37
Hubungan Kesetaraan Konsekuensi Daerah Hilir Bendungan dengan Klasifikasi Bahaya

Konsekuensi Daerah Hilir *) Tingkat Bahaya

Kecil Rendah

Sedang
Tinggi
Besar
Sangat tinggi
*) Berdasarkan SNI 03-3432-1994

Matriks Jumlah Penduduk (Orang) Terkena Risiko Keruntuhan Bendungan


untuk masing-masing Kelas Bahaya Bendungan

Jumlah PenRis Jarak dari Bendungan (km)


(Orang)(Kumulatif ) 0-5 0 - 10 0 - 20 0 - 30 0 - >30
0 1 1 1 1 1
1 - 100 3 3 2 2 2
101 - 1000 4 4 4 3 3
>1000 4 4 4 4 4

38
Tidak boleh terjadi tekanan pori dan rembesan yang berlebihan
pada tubuh bendungan dan pondasi yang mengakibatkan
terjadinya erosi internal, erosi buluh (piping), sembulan/didih
pasir, likuifaksi, arching, retak hidraulik, dll.
Perlu dilakukan analisis rembesan yang mencakup:
-Pengaruh rembesan terhadap stabilitas
-Debit rembesan
-Teknik pengendalian rembesan yang tepat
Keruntuhan bendungan urugan akibat rembesan, dpt terjadi karena:
- Erosi buluh (piping) dan erosi internal
- Tekanan rembesan dan penjenuhan
- Pelarutan
- Piping → bila erosi mulai terjadi dari tempat keluarnya air rembesan
pada urugan atau pondasi berkembang ke hulu membentuk buluh
(pipa).
- Erosi internal → bila erosi terjadi pada tanah halus melalui ruang pori
antar butir kasar pada massa urugan atau pondasi

39
Faktor keamanan terhadap erosi buluh, biasanya dinyatakan
sebagai nilai perbandingan antara gradien kritis (Ic) dengan
komponen vertikal dari gradien keluaran. Gradien ini diperoleh
dari perhitungan atau pembacaan langsung pada instrumen
pisometer di lapangan, dan dapat dihitung dengan persamaan :

Ic ' G −1
FK =  4 Ic = = s I= h/l
Ie w 1+ e

dengan :
FK : faktor keamanan (tanpa dimensi);
Ic : gradien keluaran kritis (tanpa dimensi);
Ie : gradien keluaran dari hasil analisis rembesan atau
pembacaan
instrumen pisometer (tanpa dimensi);
’ : berat isi efektif (terendam) (t/m3);
w : berat isi air (t/m3);
Gs : berat spesifik (tanpa dimensi);
e : angka pori (tanpa dimensi);

40
41
AGAR KEAMANAN BENDUNGAN TERPENUHI, PERLU DIPERHATIKAN
STRATEGI PENYIAPAN DESAIN SBB:
1) TEAM DESAIN DAN SUPERVISI KONSTRUKSI: DIKETUAI OLEH
TEAM LEADER DENGAN KEAHLIAN SEBAGAI ”DAM ENGINEER
GENERALIST” YG MAMPU MENGKOORDINASI SELURUH TENAGA
AHLI YANG TERLIBAT, DAN MENJEMBATANI KEMUNGKINAN
TIMBULNYA “GAP” DARI BERBAGAI SPESIALISASI/BIDANG
KEAHLIAN TERSEBUT.(bersertifikat ahli bendungan besar)
2) HINDARI KONSEP STRUKTUR YANG RUMIT DAN TIDAK PERLU.
3) DESAIN HARUS SESUAI (COMPATIBLE) DENGAN KEAHLIAN
TENAGA PELAKSANAN KONSTRUKSI, TEKNOLOGI DAN
PERALATAN YG TERSEDIA.
4) HATI-HATI DG KONSEP DESAIN BARU YANG DIDASARKAN PADA
TEORI DAN “EXPERIMENTAL INVESTIGATION” BAIK YG TIDAK/
MENGGUNAKAN MATERIAL DAN METODE NON KONVENSIONAL.

42
5). HARUS TERSEDIA “ACCESS” YG BAIK MENUJU KE SETIAP KOMPONEN
BENDUNGAN GUNA KEPERLUAN OP, PEMANTAUAN, PERBAIKAN DAN
REHABILITASI AREA YG KRITIS
6). TATA LETAK STRUKTUR HARUS DIATUR DG BAIK YG MAMPU
MEMFASILITASI KEBUTUHAN PERBAIKAN DAN/ATAU
PENGGANTIAN PERALATAN MEKANIKAL DAN LISTRIK DIMASA Y.A.D.
7). HARUS TERSEDIA VENTILASI (DAN PENERANGAN) YANG CUKUP
PADA GALLERY, SHAFT, TEROWONG ATAU TEMPAT-TEMPAT
TERTUTUP LAIN YANG PERLU INSPEKSI ATAU PADA TEMPAT-TEMPAT
YANG MENGANDUNG GAS YG MUDAH TERBAKAR.
8). BENDUNGAN SEDAPAT MUNGKIN DIDESAIN DENGAN PERTIMBANGAN
DAPAT DIOPERASIKAN DAN DIPELIHARA DENGAN MUDAH.
9). BAGI BENDUNGAN LIMBAH TAMBANG, PADA SAAT PENYIAPAN
DESAIN SUDAH HARUS MEMPERHITUNGKAN KONSEP/RENCANA
PENGHAPUSAN FUGSI SETELAH TAMBANG TUTUP.

43
.
TEAM LEADER
DAM ENGINEER
GENERALIST

DAM STRUCTURE
HYDROLOGIST GEODETIC ENG GEOLOGIST ENGINEER ENGINEER

44

Anda mungkin juga menyukai