Anda di halaman 1dari 27

Asuhan Gizi Penyakit Infeksi Tropikal

(Deman Tifoid, DB, dan Malaria)

Untari, S.Gz., M.Gz.

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Demam Tifoid

Gambaran Umum

• Merupakan penyakit infeksi sistemik akut yang mengenai


system retikuloendotelial, kelenjar limfe saluran cerna, dan
kandung empedu
• Disebabkan oleh Salmonella enterica serovar typhi
(S. typhi) dan paratyphi (S. paratyphi) A dan B dan menul
ar melalui jalur fekal – oral.
• Gejala umumnya : demam, menggigil, dan nyeri
abdomen.
• Banyak dijumpai pada usia 3 – 19 tahun
Demam Tifoid

Gambaran Umum
• Penyebab demam tifoid : faktor kebersihan, dapat ditularkan melalui :
1. Feses dan urine penderita yang mengkontaminasi air atau
makanan
2. Bakteri Salmonella typhi juga dapat menyebar melalui kontak langsun
g dengan orang yang telah terinfeksi (penyajian makanan oleh orang yg sed
ang mengalami demam tifoid).
3. Proses pengolahan bahan makanan yang tidak bersih & perilaku
kebersihan dari penjamah sehingga banyak bakteri yang ditemukan pada
tangan.
• Masa inkubasi demam tifoid berlangsung 7 – 14 hari. Gejala klinis bervariasi
mulai ringan sampai berat
Demam Tifoid

Gambaran Umum
• Masa inkubasi demam tifoid berlangsung 7 – 14 hari. Gejala klinis bervariasi
mulai ringan sampai berat

Minggu Pertama Minggu Kedua

• demam, nyeri kepala, pusi • bradikardia relatif, lidah ber Rose spot
ng, nyeri otot, anoreksia, selaput (kotor di bagian ten Dapat muncul di bagian
mual, muntah, obstipasi ata gah dan tepi, kemerahan pa Dada/punggung pada akhir
u diare, perasaan tidak nya da ujung dan tremor), minggu pertama dan hilang
man di perut, batuk, & epis • hepatomegali,splenomegali, setelah 2 – 5 hari
taksis/mimisan. meteorismus/kembung, hin
• Demam meningkat perlaha gga perubahan status ment
n pada sore hingga mala al (somnolen/letargi, sopor/
m. kesadaran hilang, koma, de
lirium/kebingungan, psikosis
/ggn delusi halusinasi )
Asuhan Gizi Demam Tifoid

Tujuan

a. Memberikan makanan yg adekuat & tidak merangsang u/


membantu mempercepat penyembuhan & menurunkan gejala
klinis akibat demam tifoid
b. Memberikan cairan cukup u/ mengurangi dehidrasi akibat
demam
c. Memberikan makanan yg rendah serat u/ mengurangi beban
kerja usus

Prinsip
a. Tinggi Energi dan protein
b. Rendah serat
Syarat

a. Energi diberikan cukup sesuai dg usia, JK, BB & TB. Apabila ada demam maka energi dapat ditingkatkan
sesuai peningkatan suhu tubuh.
b. Protein diberikan tinggi, 1,5-2 gram/kg BB/ hari u/ mempercepat penyembuhan luka infeksi.
c. Lemak diberikan cukup, 20-25% dari kebutuhan total. Sebaiknya dipilih yg mudah terserap (MCT)
d. KH dibeikan cukup, 45-60 % dari keb energi total
e. Rendah serat (8 gram per hari), terutama serat tidak larut air dan dapat ditingkatkan secara bertahap sesuai
perbaikan kondisi pasien
f. Makanan yg diberikan mudah cerna, porsi kecil dan frekuensi sering.
g. Cairan diberikan tinggi, untuk menggantikan cairan yg keluar krn muntah, diare, kondisi demam.
h. Makanan yg diberikan tidak mengandung bahan makanan yg berbumbu tajam/ merangsang.
i. Vitamin dan mineral diberikan cukup sesuai dg Angka Kecukupan Gizi (AKG)
j. Pengolahan makanan sesuai dg kondisi pasien. Pada demam tifoid berat dapat diberikan makanan berbentuk
lunak & pd kondisi hamper sembuh dapat diberikan makanan bentuk lunak atau biasa
k. Bahan makanan yg diperbolehkan
- Sumber KH : bubur beras, nasi tim, bubur tepung beras, kentang pure, macaroni, roti, mie, bihun
- Protein hewani : daging sapi, ikan, ayam, telur, susu.
- Protein nabati : tahu, tempe, kcg hijau
- Sayuran : bit, labu siam, labu kuning, wortel, tomat
- Buah : papaya, pisang, jeruk manis, sari buah, pir.
- Lemak : margarin, mentega, minyak u/ menumis & santan encer
- Minuman : sirup, teh
- Bumbu : gula, garam, kunci, kencur, jahe, kunyit, terasi, laos, sereh, salam.
Syarat

l. Bahan makanan yg tidak dianjurkan :


- Sumber KH : beras ketan, roti gandum, jagung, ubi, singkong, talas
- Sayuran : sayuran mentah, sayuran berserat tinggi & menimbulkan gas spt daun singkong, kcg panjang, kol,
lobak, asparagus,
- Buah2an : buah yg tinggi serat & menimbulkan gas, ex: nanas kedondong, apel, durian, Nangka, buah yg
dikeringkan
- Minuman : minuman yg mengandung alcohol & soda, kopi
- Bumbu : cabe, bawang, merica, cuka, dan bumbu lain yg tajam & merangsang
Asesmen Gizi

Pengkajian & Reasesmen Gizi


• Estimasi asupan energi (kalori), zat gizi makro, dan zat gizi mikro
berdasarkan asupan SMRS
• Kualitas atau variasi diet di bawah standar
• Lingkungan makanan yang buruk : kebersihan lingkungan makan
dan minum
• Perilaku dan pengetahuan terkait gizi
• Akses makanan : keamanan makanan, kebersihan proses
makanan dan persiapan penyedian makanan dan minuman.

Antropometri
BB, TB, IMT atau Z-score (untuk balita, anak, dan remaja), kehilangan
massa otot

Biokimia
- Profil anemia : Hb, Ht
- Leukopenia atau leukositosis : menunjukkan adanya infeksi
- ALT dan AST tinggi
- Trombosit rendah
- Limfosit rendah
- LED tinggi
Perencanaan Intervensi Gizi pada Demam Tifoid

Terapi diet
1. Tujuan intervensi :
• Meningkatkan asupan oral pasien/klien dari 60% menjadi 80% dalam waktu3 hari
(disesuaikan dengan kondisi pasien).
• Memberikan makanan lunak yang mudah dicerna dalam bentuk bubur saring dan snack oral
• Memberikan edukasi contoh makanan yang mudah dicerna dan memperhatikan
kebersihan diri serta lingkungan
Perencanaan Intervensi Gizi pada Demam Tifoid

Terapi diet
2. Preskripsi diet :
• Jenis dan prinsip diet : diet lunak rendah serat
- Diberikan makanan rendah serat bertujuan untuk untuk memberikan makanan sesuai kebutuhan
gizi yang sedikit mungkin meninggalkan sisa sehingga dapat membatasi volume feses dan tidak me
rangsang saluran cerna sehingga mencegah komplikasi pendarahan saluran cerna/ perforasi usus
- Asupan serat : maksimal 8 gram/hari
- menghindari susu, daging berserat kasar, lemak, terlalu manis, asam, berbumbu tajam
- Cukup cairan (3-4L untuk mengganti kehilangan cairan akibat demam tinggi dan diare)
- Tinggi kalori : 13% setiap kenaikan 1°C diatas 37°C
- cukup protein dan vitamin
• Perhitungan kebutuhan gizi : disesuaikan dengan kebutuhan pasien (+ demam, kebutuhan khusus
(hamil, menyusui))
• Bentuk makanan : lunak
• Rute : oral
• Frekuensi : 3 kali makan utama dan 3 kali selingan (atau diberikan dalam porsi sering & kecil)
Perencanaan Intervensi Gizi pada Demam Tifoid

Edukasi dan Konseling Gizi


• Tujuan edukasi dan Konseling Gizi
• Materi edukasi dan konseling gizi : focus pada makanan y
ang dipantang (makanan yang tinggi serat, bumbu pedas,
makanan dan minuman yang menimbulkan gas), makana
n yang dibatasi, cukup cairan, dan kebersihan diri serta lin
gkungan terkait asupan makanan dan minuman
Demam Berdarah Dengue

Gambaran Umum

• Penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkan


melalui nyamuk Aedes Aegypti : menyebabkan gangguan
pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pemb
ekuan darah sehingga mengakibatkan perdarahan
(terlihat bercak-bercak merah pada kulit).
• Gejala penyakit yang tampak akibat infeksi muncul
setelah masa inkubasi, terjadi dalam kurun waktu 3-8 hari
setelah virus masuk ke dalam tubuh
• Memiliki gejala berupa demam ringan - berat disertai dgn
sakit kepala, nyeri pada mata, otot dan per sendian, hingga
perdarahan spontan
Demam Berdarah Dengue

Stadium DBD
• Stadium 1 : pada umumnya seseorang hanya merasakan panas badan
• Stadium 2 : Sudah timbul manifestasi perdarahan dan Panas badan serta m
ata berkunang-kunang, mual dan muntah
• Stadium 3 : Timbul kesulitan melakukan aktifitas dan bernafas dikarenakan k
urangnya volume darah. Pasien dapat pingsan pada fase ini
• Stadium akhir paling berat dimana semua cairan sudah hilang, pasien koma
dan dapat terjadi gangguan syaraf dan fungsi organ Lainnya. Dengue syok s
yndrom (DSS
Demam Berdarah Dengue
Klasifikasi infeksi dengue
dan derajat keparahan
DBD menurut WHO
Demam Berdarah Dengue

Fase Demam (hari ke 1-3)


Demam Tinggi sampai 40 °C
• Disertai nyeri otot/diseluruh tubuh, sakit kepala, sakit sekit
ar bola mata, mual dan muntah
• Dianjurkan untuk banyak minum

Fase Kritis (hari ke 4-5)


Fase “pengecoh”
• Ditandai dengan penurunan suhu tubuh sampai 37 °C
• Apabila tidak mendapatkan pengobatan, trombosit akan
terus menurun secara drastis, dan pendarahan yang tidak dis
adari (kebocoran pembuluh darah)

Fase Penyembuhan (hari ke 6-7)


• Akan kembali merasakan demam
• Trombosit akan naik
• Peningkatan nafsu makan
Lama perjalanan penyakit dengue yang klasik umumnya
berlangsung selama 7 hari dan terdiri atas 3 fase
Penatalaksanaan Pasien Demam Dengue
Asesmen Gizi

Pengkajian & Reasesmen Gizi DBD


Riwayat makanan dan gizi
- Estimasi asupan energi (kalori), zat gizi makro, dan zat gizi mi
kro berdasarkan asupan SMRS
- Kualitas atau variasi diet di bawah standar
- Lingkungan makanan yang buruk : kebersihan lingkungan ma
kan dan minum
- Kepercayaan, sikap, perilaku, pengetahuan terkait gizi seperti
pica, gangguan makan, diet ketat, picky eating , ketidakmampuan
atau tidak mau makan, keterbatasan pengetahuan gizi
- Akses makanan : keamanan makanan, kebersihan proses
makan dan minum

Antropometri Biokimia
BB, TB, IMT atau Z-score (untuk balita, anak, dan remaja), - Trombosit
kehilangan massa otot - Hematokrit
- Leukosit
- Hemoglobin
Asesmen Gizi

Pengkajian data klinis dan fisik focus gizi


• TD, nadi, RR, demam, anoreksia, mual, muntah, nyeri perut
, lemas
• Perhatikan perubahan suhu tubuh sesuai fase DBD

Pengkajian Riwayat personal


• Riwayat penyakit dan pengobatan lain
• Usia kelompok rawan (bayi, balita, anak, ibu hamil, ibu
menyusui,
Perencanaan Intervensi Gizi pada Demam Bedarah Dengue

• Tidak ada pantangan atau diet khusus untuk pasien demam berdarah
• Fokus terapi diet : pemberian asupan sesuai dengan kebutuhan (peningkatan kalori
karena adanya demam) dan peningkatan asupan cairan
• Bentuk makanan : disesuaikan dengan kemampuan cerna pasien
• Pemberian asupan makanan yang mengandung tinggi vit.C (jambu biji, kurma, kiwi) :
membantu meningkatkan kadar trombosit
• Peningkatan asupan cairan bertujuan :
- Membantu proses penyembuhan dan mengurangi derajat keparahan penyakit
- Mengurangi demam
- Meningkatkan kadar trombosit darah
Perencanaan Intervensi Gizi pada Demam Bedarah Dengue
Tujuan Intervensi Gizi
• Memberikan makanan dan cairan secukupnya untuk memperbaiki jaringan tubuh yang rusak dan
mencegah komplikasi perdarahan serta Meningkatkan/mempertahankan status gizi.

Diet tahap I : Diberikan setelah fase akut teratasi dan dipastikan tidak ada perdarahan gastrointestinal
(makanan saring dan tetap parenteral untuk memenuhi cairan dan energi).

Diet tahap II : Diberikan setelah suhu tubuh stabil (porsi kecil tapi sering)

Diet tahap III : Setelah suhu tubuh stabil (makanan diberikan lunak atau tergantung toleransi pasien)
Monev Gizi pada Demam Bedarah Dengue

• Nafsu makan membaik


• Tanda – tanda vital normal
• Tidak terjadi pendarahan
• Nilai hematokrit dan hemaglobin dalam batas normal
• Nilai trombosit mengalami peningkatan selama 3 hari
Malaria

Gambaran Umum
• Penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium
(gigitan nyamuk (Anopheles betina) yang dapat ditandai dgn
demam, hepatosplenomegali dan anemia
• Keluhan utama pada malaria adalah demam, menggigil, ber
keringat dan dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare
dan nyeri otot atau pegal-pegal yang mulai muncul atau dira
sakan sekitar 10 hari – 4 minggu setelah pertama kali terinfe
ksi
Malaria
Malaria

Pemeriksaan Fisik Malaria


Malaria Ringan : tidak ada komplikasi yang parah dan
hanya menimbulkan gejala utama karena tidak ada organ
vital yang terdampak, gejala yang muncul umumnya bertahan
selama 6-10 jam
1. Demam (>37,5 ºC aksila)
2. Konjungtiva atau telapak tangan pucat
3. Pembesaran limpa (splenomegali)
4. Pembesaran hati (hepatomegali)

Malaria Berat : komplikasi dari jenis biasa yang tidak segera


ditangani umumnya penyebab dari kondisi ini adalah parasite
Plasmodiumfalciparum
Malaria

Pengkajian Gizi untuk Malaria


Hasil Pemeriksaan Laboratorium pada malaria berat sbb : Pengkajian fisik dan klinis
1. Hipoglikemi (gula darah <40 mg%). terkait gizi :
2. Asidosis metabolik (bikarbonat plasma <15 mmol/L). 1. Demam
3. Anemia berat (pada anak Hb <5 gr% untuk 2. Mual dan muntah
endemis tinggi, Hb <7 gr% untuk endemis sedang-rendah, 3. Foto toraks
pada dewasa Hb <7 gr% atau hematokrit <15%). 4. Lumbal punksi pada penurunan kesadaran
4. Hiperparasitemia (parasit >2% eritrosit atau >100.000 atau gangguan neurologis.
parasit/μL di daerah endemis rendah atau >5% eritrosit atau >
250.000 parasit/μL di daerah endemis tinggi).
Hiperlaktemia (asam laktat >5 mmol/L)
5. Hemoglobinuria.
6. Gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum >3 mg/dL, atau
ureum darah >20 mg/dL
Perencanaan Intervensi Gizi pada Malaria

• Tidak ada diet khusus untuk malaria, fokusnya :


- pemenuhan asupan sesuai kebutuhan untuk meningkatkan system imum pasien
tanpa berdampak pada hati, ginjal, dan system pencernaan
- Ada peningkatan energi akibat demam
- Asupan protein dan KH tinggi : protein dengan bioavabilitas tinggi
- Asupan lemak rendah
- Perbaiki kebutuhan cairan : Pada malaria berat cenderung terjadi kelebihan cairan
oleh karenanya pemberian cairan dibatasi sekitar
1500 – 2000 ml per-24 jam.
• Frekuensi makan : sering dalam jumlah kecil
Thank you

Anda mungkin juga menyukai