1. Kasus I
1) Peserta didik mampu mengerjakan percobaan soal kedua tanpa melihat langkah-
langkah sebelumnya dikarenakan mereka memperhatikan pengarahan langkah-
langkah yang diberikan oleh guru matematika. Dari penjelasan yang diberikan
oleh guru matematika tersebut peserta didik langsung bisa memahami dan
mampu mencerna langkah - langkahnya. Selain itu sebelum mengerjakan soal
kedua peserta didik juga sudah mencoba mengerjakan soal pertama yang
diberikan oleh guru matematika, maka dari itu peserta didik sudah matang dalam
mengerjakan soal yang kedua.
2) Sebagai seorang calon guru metode di atas dapat diterapkan dalam kegiatan
belajar latihan soal. Teori yang digunakan dalam kegiatan belajar yaitu teori
Teori behaviorisme. Teori behaviorisme adalah teori yang proses
pembelajarannya didasarkan pada tingkah laku yang diperoleh dari
pengkondisian lingkungan, pendekatan behaviorisme tidak terlepas dari stimulus
yang sudah dibuat oleh guru agar siswa mampu mengulangi atau berperilaku
sesuai dengan yang diharapkan oleh guru. Adanya stimulus sesungguhnya
menjadi sebuah perangkat keras agar proses dan hasil belajar bisa dikembangkan
sedemikian rupa namun tetap berada dalam konteks tujuan pembelajaran. Berikut
ini merupakan contoh penerapan teori belajar behavioristik dalam
prosespembelajaran di kelas antara lain:
Melaksanakan latihan soal dan memberikan reward untuk yang memiliki nilai
paling tinggi.
Guru menjelaskan dan memberikan materi yang cukup sebelum diadakan
Penilaian atau ulangan harian sebagai bahan persiapan siswa
Guru banyak memberikan stimulus berupa latihan soal agar terbentuk perilaku
dan pembiasaan seperti yang diinginkan.
Selain itu juga bisa dipengaruhi oleh teori sosial kognitif. Teori sosial kognitif adalah
teori belajar sosial atau kognitif sosial serta efikasi diri yang menunjukkan pentingnya
proses mengamati dan meniru perilaku, sikap dan emosi orang lain. Teori ini
menjelaskan bahwa perilaku manusia dalam konteks interaksi tingkah laku timbal
balik yang berkesinambungan antara kognitif perilaku dan pengaruh lingkungan.
Dan bisa juga dipengaruhi oleh teori belajar konstruktivisme. Teori belajar
konstruktivisme merupakan sebuah teori yang menempatkan peserta didik sebagai
individu yang membangun pemahaman dan memahami informasi secara aktif
sepanjang proses pembelajaran. Dalam sudut pandang ilmu psikologi,
konstruktivisme dikenal sebagai pendekatan yang memandang bahwa setiap individu
dapat membangun pemahaman serta pengetahuan mereka sendiri melalui berbagai
pengalaman yang telah dimilikinya.
2. Kasus II
Yang dilakukan rina untuk membantu peserta didiknya sesuai dengan tahapan
perkembangan usia yaitu pada tingkat SD Kelas 1 diusahakan siswa sudah lancar
untuk membaca. Rina dapat membuat peta konsep atau langkah langkah
pembelajaran. Mulai dari mengajarkan angka pada peserta didik, kemudian
peserta didik menghafal angka angka. Langkah selanjutnya peserta didik mulai
diajarkan cara cara menghitung dengan lancar. Kemudian rina memberikan
motivasi siswa untuk belajar menghitung saat di Rumah.