Anda di halaman 1dari 36

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Merencanakan
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mempermudah pada
saat proses penyuwiran daging, penggunaan hasil dari produksi ini adalah
pembuatan bahan baku untuk membuat abon, sehingga untuk menambah
produktifitas dan penggunaan hasil dari penyuwiran kepada masyarakat,
maka penulis bermaksud untuk merancang suatu alat yaitu mesin pembuat
abon.
Dengan adanya “Mesin Pembuat Abon” tersebut diharapkan
menambah produktifitas dan pengolahan daging akan lebih mudah.
4.1.1 Input desain
Pada tahap ini penulis melakukan studi literatur dengan berbagai
kegiatan meliputi browsing internet, jurnal dan membaca buku,
selanjutnya studi lapangan ke salah satu tempat pembuatan abon yang
tepatnya di Jalan Bakung Rt 04 Rw 05 Sidakaya, Cilacap Selatan.
Berdasarkan alat yang tersedia perlu adanya modifikasi untuk
mempermudah dalam proses produksi pembuatan abon tersebut, antara
lain sebagai berikut :
a. Alat yang digunakan masih menggunakan peralatan yang
sederhana seperti pisau, palu dan lumpang untuk membantu dalam
proses penyuwiran daging, hal ini meghambat waktu produksi
karena perlu tenaga yang cukup banyak.
b. Sesudah di tumbuk didalam lumpang tersebut daging hasil suwiran
harus di gosok-gosokan dengan menggunakan kedua telapak
tangan dengan tujuan agar hasil suwiran daging bisa terurai, hal ini
membutuhkan waktu dan tenaga tambahan untuk proses
penyuwiran daging tersebut.
Dari masalah diatas dapat disimpulkan kebutuhan dari mesin.
Berikut ini daftar kebutuhan dari Mesin Pembuat Abon sebagai acuan
pembuatan Mesin Pembuat Abon tersebut. Kebutuhan mesin dapat dilihat
seperti pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Kebutuhan Mesin
No Kebutuhan Mesin
1 Dapat menghasilkan suwiran daging yang berserat.
2 Dapat menghemat tenaga dan waktu penyuwiran daging.
43
44

No Kebutuhan Mesin
3 Memiliki bentuk mesin yang sederhana.
4 Perawatan dan pemeliharaan mesin mudah dan murah.
5 Proses pengoperasian mesin mudah.
Dengan adanya kebutuhan mesin pembuat abon diatas, selanjutnya
maka akan terciptanya spesifikasi Mesin Pembuat Abon yang dibutuhkan
antara lain sebagai berikut :
a. Dapat menghasilkan suwiran daging yang berserat.
b. Dapat menghemat tenaga dan waktu pemisahan daging.
c. Memiliki bentuk mesin yang sederhana
d. Perawatan dan pemeliharaan mesin mudah dan murah
e. Proses pengoperasian mesin mudah
4.1.2 Realisasi desain
Setelah spesifikasi kebutuhan dari mesin diperoleh, maka perlu
adanya rencana realisasi desain sebagai acuan dalam pembuatan mesin.
Rencana realisasi desain dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Rencana Realisasi Desain.
No Spesifikasi Mesin Rencana Realisasi Desain

1 Mesin pembuat abon. Pemahaman dalam proses pembuatan


mesin pembuat abon.
2 Mesin bekerja dengan Dapat bekerja sesuai dengan
fungsinya. fungsinya.
3 Bentuk mesin Dibuat dengan ukuran yang sesuai
sederhana kebutuhan
4 Perawatan dan Menggunakan komponen yang mudah
pemeliharaan mesin didapat dipasaran dan dengan harga
mudah dan murah yang terjangkau
5 Pengoperasian mesin Pada box penyuwir dibuat box yang
mudah tidak menempel langsung ke sisi
bagian rangka dengan tujuan agar box
bisa diputar ke bawah sehingga
memudahkan pada saat proses
mengeluarkan hasil suwiran daging,
kemudian mesin menggunakan
tombol on/off
45

4.2 Mengkonsep
Pada tahap ini merupakan kelanjutan setelah rencana desain
tersusun dengan mempertimbangkan beberapa bagian-bagian pada mesin
yang akan digunakan. Berikut ini merupakan tahapan mengkonsep Mesin
Pembuat Abon.
4.2.1 Sketsa awal
Dari hasil spesifikasi maka perlu adanya sketsa awal sebagai
gambaran dalam proses pembuatan desain. Sketsa Awal dapat dilihat
Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Sketsa Awal.
No Kebutuhan Catatan Konsep

1 Mesin Pisau penyuwir daging


pembuat abon berbentuk persegi panjang
dengan salah satu dari sisi
tersebut dibuat pipih dan
tajam seperti bentuk pisau
dapur.

2 Mesin bekerja Di bagian sisi samping


dengan baik kanan dan kiri box tidak
ditempelkan langsung
kebagian rangka
melainkan di beri celah,
supaya box dapat
ditumpahkan/ diputar
dengan mudah pada saat
proses pengambilan
suwiran daging.

3 Bentuk mesin Mesin dibuat dengan


sederhana ukuran yang minimalis
sesuai kapasitas yang
dikebutuhan.
46

No Kebutuhan Catatan Konsep

4 Perawatan dan Mesin dibuat dengan


pemeliharaan konsep sederhana dan
mesin mudah menggunakan komponen
dan murah yang mudah dibuat/mudah
didapatkan dipasaran
dengan harga yang murah.

5 Pengoperasian Mesin menggunakan


mesin mudah tombol on/off untuk
melakukan pengoperasian
mesin.

4.3 Merancang
Setelah semua konsep ditentukan kemudian konsep disatukan dan
dirancang. Pada tahap merancang berisi tentang penjelasan bagian dari
rancangan mesin serta komponen dari rancangan mesin.
4.3.1 Desain wujud
Desain wujud dibuat setelah menentukan konsep yang digunakan
dalam mesin, berikut merupakan hasil desain wujud. Desain Mesin
Pembuat Abon dapat dilihat seperti pada Gambar 4.1 dibawah ini.

Gambar 4.1 Desain Mesin Pembuat Abon.


47

4.3.2 Membuat desain bagian


Setelah desain wujud terpenuhi selanjutnya menentukan bagian-
bagian dari rancangan mesin tersebut, agar mudah dipahami. Berikut
merupakan bagian-bagian dari mesin. Bagian-bagian Mesin Pembuat
Abon dapat dilihat seperti pada Gambar 4.2 dibawah ini.

Gambar 4.2 Bagian-bagian Mesin Pembuat Abon.


A. Bagian rangka utama
Rangka utama berfungsi sebagai kekuatan mesin agar mesin
kokoh dengan bentuk ukuran minimalis sesuai kapasitas yang dibutuhkan.
Bagian dan komponen rangka utama dapat dilihat pada Gambar 4.3.
48

Jumlah Nama Bagian Bahan Ukuran No. Id


1 Safety Puli Kanan Mildsteel Lihat Detail A29
1 Safety Puli Kiri Mildsteel Lihat Detail A28
1 Dudukan Slang Kompor Mildsteel Lihat Detail A27
6 Dampar Kaki Rangka Mildsteel Lihat Detail A26
1 Stopper Slide Belakang Wajan Mildsteel Lihat Detail A25
2 Slide Wajan Panjang Mildsteel Lihat Detail A24
1 Penyangga Kompor Mildsteel Lihat Detail A23
1 Penutup Dudukan Kompor Depan Mildsteel Lihat Detail A22
3 Dudukan Kompor Sisi Mildsteel Lihat Detail A21
1 Rangka Dudukan Bawah Tenggah Mildsteel Lihat Detail A20
1 Support Motor Depan Mildsteel Lihat Detail A19
1 Support Motor Belakang Mildsteel Lihat Detail A18
1 Rangka Dudukan Bawah Kanan Mildsteel Lihat Detail A17
2 Rangka Kaki Motor Mildsteel Lihat Detail A16
1 Rangka Lebar Motor Mildsteel Lihat Detail A15
1 Rangka Panjang Motor Depan Mildsteel Lihat Detail A14
1 Rangka Panjang Motor Belakang Mildsteel Lihat Detail A13
2 Rangka Lebar Bawah Mildsteel Lihat Detail A12
1 Rangka Panjang Bawah Kiri Atas Mildsteel Lihat Detail A11
1 Rangka Panjang Bawah Kanan Mildsteel Lihat Detail A10
2 Dudukan Wajan Belakang & Depan Mildsteel Lihat Detail A9
1 Rangka Dudukan Wajan Kiri Mildsteel Lihat Detail A8
1 Rangka Dudukan Wajan Kanan Mildsteel Lihat Detail A7
1 Rangka Kaki Depan Kiri Mildsteel Lihat Detail A6
1 Rangka Kaki Depan Kanan Mildsteel Lihat Detail A5
2 Rangka Kaki Belakang Mildsteel Lihat Detail A4
1 Rangka Lebar Atas Belakang Mildsteel Lihat Detail A3
1 Rangka Panjang Atas Kiri Mildsteel Lihat Detail A2
1 Rangka Panjang Atas Kanan Mildsteel Lihat Detail A1

Gambar 4.3 Bagian dan Komponen Rangka Utama.


B. Bagian box penyuwir daging
Bagian box penyuwir daging berfungsi untuk menampung hasil
suwiran daging. Bagian pisau penyuwir berbentuk seperti sisi dari pisau
dapur, pada saat penyuwiran daging pisau dibantu dengan menggunakan
pulley dan sabuk-V. Bagian dan komponen box penyuwir daging dapat
dilihat seperti pada Gambar 4.4 dibawah ini.
49

Jumlah Nama Bagian Bahan Ukuran No. Id


1 Box Penyuwir SS 304 Lihat Detail B1
13 Pisau Penyuwir SS 304 Lihat Detail B2
1 Poros Penyuwir SS 304 Lihat Detail B3
2 Bantalan Bearing - - B4

Gambar 4.4 Bagian dan Komponen Box Penyuwir.

4.4 Penyelesaian
Penyelesaian merupakan proses akhir dalam metode perancangan
yang digunakan sebagai acuan agar dalam proses perancangan lebih
terarah. Setelah desain wujud dan bagian-bagian mesin terselesaikan.
Dalam tahap penyelesaian penulis melakukan verifikasi konsumen dan
menyiapkan dokumen untuk disampaikan kepada lini produksi.
4.4.1 Daftar hasil persetujuan wawancara
Pada tahap ini penulis melakukan verifikasi konsumen terhadap
rancangan dengan menunjukan desain wujud dan menjelaskan konsep-
konsep yang digunakan pada mesin kemudian melakukan wawancara
terhadap konsumen. Hasil persetujuan wawancara (Terlampir) dapat
dilihat dilampiran D.
4.4.2 Persiapan dokumen produksi
Pada tahap ini penulis menyiapkan gambar kerja dan perencanaan
biaya awal untuk diserahkan pada lini produksi agar mempermudah
dalam pembuatan mesin. Pada tahap ini penuis melibatkan unit produksi
dalam memberikan analisa dan dalam hal biaya unit. Gambar kerja
(Terlampir) dan Tabel BOM (Bill Of Material) dapat dilihat dilampiran
E.

4.5 Perhitungan Bagian-Bagian Elemen Mesin


4.5.1 Proses mesin pembuat abon
Dalam proses pembuatan abon, mesin pembuat abon ini
divariasikan dalam beberapan kecepatan putaran yaitu putaran rendah
digunakan untuk daging ikan, putaran sedang digunakan untuk daging
ayam dan putaran tinggi digunakan untuk daging sapi. Berikut ini adalah
perencanaan putaran yang digunakan pada Mesin Pembuat Abon.
Perencanaan putaran (rpm) pada Mesin dapat dilihat pada Tabel 4.4
dibawah ini.
Tabel 4.4 Perencanaan Putaran(rpm) pada Mesin
Rencana Daging Rencana rpm
Daging ikan 280 rpm
Daging ayam 400 rpm
50

Rencana Daging Rencana rpm


Daging sapi 700 rpm
Perhitungan bagian-bagian Elemen Mesin pada Mesin Pembuat
Abon meliputi perhitungan daya motor yang dibutuhkan, perhitungan
poros, perhitungan pasak, perencanaan sabuk-V dan perhitungan umur
bantalan. Perhitungan bagian-bagian mesin dapat dijabarkan sebagai
berikut :
4.5.2 Perhitungan perencanaan daya motor listri yang dibutuhkan
Berikut ini merupakan tahapan untuk menentukan daya motor
listrik yang dibutuhkan pada Mesin Pembuat Abon dapat menggunakan
rumus sebagai berikut :
a. Perhitungan gaya yang timbul
Menghitung gaya yang timbul pada mesin pembuat abon dapat
menggunakan persamaan berikut :
F=mxg
F = massa (kg) x gaya grafitasi (m/s2)
F = (mporos + mpisau penyuwir + mpulley + mdaging + mgaya potong) kg ×
10 m/s2
Mencari massa benda menggunakan persamaan sebagai berikut :
m=V×𝜌
m = volume kontruksi (m³) × massa jenis (kg/m³)
Maka untuk mencari gaya menggunakan langkah-langkah berikut :
1. Mencari berat poros : (rencana poros Ø25 mm × 640 mm)
Maka :
mporos = V × 𝜌 stainless steel
mporos = 1/4𝜋D2t × 7930 kg/m3
mporos = (1/4 × 3,14 × 0,025 m × 0,025 m × 0,64 m) × 7930 kg/m3
mporos = 0,000314 m3 × 7930 kg/m3
mporos = 2,49002 kg (dibulatkan menjadi 2,49 kg)
2. Mencari berat pisau : (rencana plat pisau 130 mm × 25 mm × 3mm,
13 buah)
Maka :
mpisau = V × 𝜌 stainless steel
mpisau = p × l × t × 7930 kg/m3
mpisau = (0,13 m × 0,025 m × 0,003 m) × 7930 kg/m3
mpisau = 0,00000975 m3 × 7930 kg/m3
mpisau = 0,0773175 kg (dibulatkan menjadi 0,07 kg)
Karena pisau ada tiga belas buah maka dikalikan 13 menjadi 0,91 kg
51

3. Mencari berat masing-masing pulley : (rencana pulley ∅ 50,8 mm ×


25 mm)
Maka pulley 1 :
mpulley = V × 𝜌 aluminium
mpulley = 1/4𝜋D2t × 2700 kg/m3
mpulley = (1/4 × 3,14 × 0,0508 m × 0,0508 m × 0,025 m) × 2700 kg/m3
mpulley = 0,00005064506 m3 × 2700 kg/m3
mpulley = 0,136741662 kg (dibulatkan menjadi 0,13 kg)
Karena pulley terdapat beberapa lubang pada jari-jarinya maka untuk
berat pulley dianggap 70%.
Jadi 0,13 kg × 70 % = 0,09 kg, dikarenakan pulley yang berdiameter ∅
50,8 mm sebanyak 3 buah , sehingga 0,09 kg dikalian 3 menjadi 0,27 kg.
4. Mencari berat masing-masing pulley : (rencana pulley ∅ 101,6 mm ×
25 mm)
Maka pulley 2 :
mpulley = V × 𝜌 aluminium
mpulley = 1/4𝜋D2t × 2700 kg/m3
mpulley = (1/4 × 3,14 × 0,1016 m × 0,1016 m × 0,025 m) × 2700 kg/m3
mpulley = 0,00020258024 m3 × 2700 kg/m3
mpulley = 0,546966648 kg (dibulatkan menjadi 0,54 kg)
Karena pulley terdapat beberapa lubang pada jari-jarinya maka untuk
berat pulley dianggap 70%.
Jadi Jadi 0,54 kg × 70 % = 0,37 kg
5. Mencari berat masing-masing pulley : (rencana pulley ∅ 177,8 mm x
25 mm)
Maka pulley 3 :
mpulley = V × 𝜌 aluminium
mpulley = 1/4𝜋D2t× 2700 kg/m3
mpulley = (1/4 × 3,14 × 0,1778 m × 0,1778 m × 0,025 m) × 2700 kg/m3
mpulley = 0,000620401985 m3 × 2700 kg/m3
mpulley = 1,6750853595 kg (dibulatkan menjadi 1,67 kg)
Karena pulley terdapat beberapa lubang pada jari-jarinya maka untuk
berat pulley dianggap 70%.
Jadi 1,67 kg × 70 % = 0,96 kg
6. Mencari berat masing-masing pulley : (rencana pulley ∅ 254 mm ×
25 mm)
Maka pulley 4 :
mpulley = V × 𝜌 aluminium
52

mpulley = 1/4𝜋D2t × 2700 kg/m3


mpulley = (1/4 × 3,14 × 0,254 m × 0,254 m × 0,025 m) × 2700 kg/m3
mpulley = 0,0012661265 m3 × 2700 kg/m3
mpulley = 3,41854145 kg (dibulatkan menjadi 3,41 kg)
Karena pulley terdapat beberapa lubang pada jari-jarinya maka untuk
berat pulley dianggap 70%.
Jadi 3,4 kg × 70 % = 2,38 kg
Sehingga mtot.pulley adalah (0,27 + 0,37 + 0,96 + 2,38) kg = 3,98 kg
7. Mencari berat bahan yang dicacah : berdasarkan jurnal perancangan
mesin penyuwir daging oleh Petrus Galih Pramono R tahun 2012 mesin
penyuwir dalam satu kali proses penyuwiran dapat menyuwir daging
sebanyak 4 kg/proses, sehingga penulis mengasumsikan daging dengan
berat bahan daging yaitu 1,5 kg/proses sebagai acuan perencanaan.
8. Mencari gaya potong daging : (berdasarkan jurnal perancangan mesin
penggiling daging oleh Azwar Fathoni dan Budihardjo tahun 2013)
Gaya yang diperlukan untuk menghancurkan daging

Gambar 4.5 Skema Gaya yang Terjadi Untuk Memotong Daging.


Dari gambar di atas merupakan percobaan memotong daging. yang
bertujuan untuk mengetahui gaya yang diperlukan untuk memotong.
Dengan cara daging diletakkan di meja dan ditarik oleh neraca pegas
sampai daging tersebut membelah. Dapat diketahui untuk membelah
daging 3 kg daging membutuhkan gaya potong = 0,254 kg
Maka :
mgaya potong = 0,254 kg
53

9. Total gaya
F = (mporos + mpisau penyuwir + mtot.pulley + mbahan + mgaya potong)
kg × 10 m/s2
F = (2,49 kg + 0,91 kg + 3,98 kg + 1,5 kg + 0,254 kg) × 10 m/s2
F = 9,134 kg × 10 m/s2
F = 91,34 N atau kg.m/s2
Jadi gaya yang timbul pada mesin pembuat abon sebesar 91,34 N.
b. Perhitungan perbandingan puli
Untuk menghitung kecepatan liniear dan daya yang di butuhkan
harus mengetahui putaran yang diinginkan dan berapa diameter puli yang
diijinkan. Untuk menghitung perbandingan puli dapat menggunakan
persamaan sebagai berikut :
Dengan putaran motor penggerak ( 𝑛1 ) = 1400 rpm, putaran yang
diinginkan ( 𝑛2 ) = 700 rpm, dan rencana diameter puli penggerak ( 𝑑𝑝 ) =
50,8 mm, dimana dalam menentukan daya rencana motor listrik yang
dibutuhkan penulis mengasumsikan putaran yang tertinggi sebagai acuan
dalam menentukan daya rencana motor listrik yang dibutuhkan. Gambar
perbandingan puli dapat dilihat seperti Gambar 4.6 dibawah ini.

Out = 700 rpm In = 1400


Gambar 4.6 Perbandingan Puli
Jadi untuk menentukan perbandingan puli yang digerakan dapat
menggunakan persamaan berikut :
𝑛1 𝐷𝑝
=
𝑛2 𝑑𝑝
𝑛1
𝐷𝑝 = ( ) × 𝑑𝑝
𝑛2
1400
𝐷𝑝 = ( ) × 50,8
700
𝐷𝑝 = 2 × 50,8
𝐷𝑝 = 101,6 mm
Jadi perbandingan puli input dan output adalah 1 : 2
54

c. Perhitungan kecepatan linear (𝒗)


Dengan putaran 𝑛1 adalah 1400 rpm dan rencana diameter
penggerak 𝑑𝑝 adalah 50,8. Jadi untuk menghitung kecepatan linear dapat
menggunakan persamaan sebagai berikut :
Maka :
𝜋. 𝑑𝑝. 𝑛1
𝑣=
60.1000
3.14 × 50,8 × 1400
𝑣=
60.1000
22.3316,8
𝑣=
60.000
𝑣 = 3,7219 m/s
d. Perhitungan daya motor listrik yang dibutuhkan
Menghitung daya motor yang diperlukan dapat menggunakan
peramaan berikut :
P=F×𝑣
P = gaya total yang timbul (N) × 𝑣 (m/s)
P = 91,34 N × 3,7219 m/s
P = 339,958346 Watt atau Nm/s
P = 0,339 kW atau 𝑘𝑁𝑚⁄𝑠
P = 0,455 HP
Jadi daya motor minimal yang diperlukan pada mesin pembuat
abon adalah 0,455 HP, motor listrik yang akan digunakan adalah motor
listrik AC dengan daya 373 Watt /0,5 HP.
4.5.3 Perhitungan perencanaan puli dan sabuk-v
Berikut ini merupakan tahapan perencanaan puli dan sabuk-V
pada mesin pembauat abon dengan daya yang akan ditransmisikan sebesar
(P) adalah 0,373 kW dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Perhitungan daya rencana dengan rumus sebagai berikut
Dalam perhitungan puli dan sabuk-V ini dapat diambil daya
maksimum yang diperlukan sebagai daya rencana dengan faktor koreksi
daya yang akan ditransmisikan sebesar 0,8 (tabel 1 lampiran A-1),
sehingga besar daya rencana dapat dihitung dengan rumus
Pd = fc × P
Pd = 0,8 × 0,373
Pd = 0,2984 kW
55

Dengan daya rencana (Pd) dan putaran puli kecil (n1) yang
diketahui maka dipilih sabuk Tipe A. (diagram pemilihan sabuk-V
lampiran B-1)
b. Perhitungan diameter puli yang digerakan
Dengan putaran motor penggerak (n1)= 1400 rpm, putaran yang
diinginkan (n2) = 700 rpm, dan rencana diameter puli penggerak (𝑑𝑝 ) =
50,8 mm. Jadi untuk menentukan perbandingan diameter puli yang
digerakan dapat menggunakan persamaan berikut :
𝑛1 𝐷𝑝
=
𝑛2 𝑑𝑝
𝑛
𝐷𝑝 = ( 1) × 𝑑𝑝
𝑛2
1400
𝐷𝑝 = ( ) × 50,8
700
𝐷𝑝 = 2 × 50,8
𝐷𝑝 = 101,6 mm
Jadi diameter puli yang digerakan (𝐷𝑝 ) pada daging sapi adalah
101,6 mm ( 4 Inchi ).
Dengan putaran motor penggerak (n1)= 1400 rpm, putaran yang
diinginkan (n2) = 400 rpm, dan rencana diameter puli penggerak (𝑑𝑝 ) =
50,8 mm. Jadi untuk menentukan perbandingan diameter puli yang
digerakan dapat menggunakan persamaan berikut :
𝑛1 𝐷𝑝
=
𝑛2 𝑑𝑝
𝑛
𝐷𝑝 = ( 1) × 𝑑𝑝
𝑛2
1400
𝐷𝑝 = ( ) × 50,8
400
𝐷𝑝 = 3,5 × 50,8
𝐷𝑝 = 177,8 mm
Jadi diameter puli yang digerakan (𝐷𝑝 ) pada daging ayam adalah
177,8 mm ( 7 Inchi ).
Dengan putaran motor penggerak (n1)= 1400 rpm, putaran yang
diinginkan (n2) = 280 rpm, dan rencana diameter puli penggerak (𝑑𝑝 ) =
50,8 mm. Jadi untuk menentukan perbandingan diameter puli yang
digerakan dapat menggunakan persamaan berikut :
56

𝑛1 𝐷𝑝
=
𝑛2 𝑑𝑝
𝑛
𝐷𝑝 = ( 1) × 𝑑𝑝
𝑛2
1400
𝐷𝑝 = ( ) × 50,8
280
𝐷𝑝 = 5 × 50,8
𝐷𝑝 = 254 mm
Jadi diameter puli yang digerakan (𝐷𝑝 ) pada daging sapi adalah
254 mm ( 10 Inchi ).
c. Perhitungan panjang sabuk
Rencana jarak sumbu poros (C) = 560 mm. Jadi untuk menentukan
panjang sabuk yang digunakan dapat menggunakan persamaan berikut:
Untuk puli pertama dengan 𝐷𝑝 = 101,6 mm dan 𝑑𝑝 = 50,8 mm
π 1
𝐿 = 2𝐶 + (𝑑𝑝 + 𝐷𝑝 ) + ( 𝐷𝑝 − 𝑑𝑝 )2
2 4.𝐶
3,14 1
𝐿 = 2 × 560 + (50,8 + 101,6) + (101,6 − 50,8)2
2 4.560
1
𝐿 = 1.120 + 1,57 (152,4) + (50,8)2
2240
𝐿 = 1.120 + 239,268 + 0,000464 (2.580,64)
𝐿 = 1.120 + 239,268 + 1,19741696
𝐿 = 1.360,46 mm
Dari hasil perhitungan diatas maka dipilih sabuk dengan panjang
≈1372mm/ 54 inch. (panjang sabuk-V standar lampiran B-2)
Untuk puli kedua dengan 𝐷𝑝 = 177,8 mm dan 𝑑𝑝 = 50,8 mm
π 1
𝐿 = 2𝐶 + (𝑑𝑝 + 𝐷𝑝 ) + ( 𝐷𝑝 − 𝑑𝑝 )2
2 4.𝐶
3,14 1
𝐿 = 2 × 560 + (50,8 + 177,8) + (177.8 − 50,8)2
2 4.560
1
𝐿 = 1.120 + 1,57 (228,6) + (127)2
2240
𝐿 = 1.120 + 358,902 + 0,000464 (16.129)
𝐿 = 1.120 + 358,902 + 7,483856
𝐿 = 1.486,38 mm
Dari hasil perhitungan diatas maka dipilih sabuk dengan panjang
≈1499 mm/ 59 inch. (panjang sabuk-V standar lampiran B-2)
Untuk puli ketiga dengan 𝐷𝑝 = 254 mm dan 𝑑𝑝 = 50,8 mm
π 1
𝐿 = 2𝐶 + (𝑑𝑝 + 𝐷𝑝 ) + ( 𝐷𝑝 − 𝑑𝑝 )2
2 4.𝐶
57

3,14 1
𝐿 = 2 × 560 + (50,8 + 254) + (254 − 50,8)2
2 4.560
1
𝐿 = 1.120 + 1,57 (304,8) + (203,2)2
2240
𝐿 = 1.120 + 478,536 + 0,000464 (41.290,24)
𝐿 = 1.120 + 478,536 + 19,15867136
𝐿 = 1.617,72 mm
Dari hasil perhitungan diatas maka dipilih sabuk dengan panjang
≈1626 mm/ 64 inch. (panjang sabuk-V standar lampiran B-2).
Untuk mengoreksi jarak antar poros menggunakan persamaan sebagai
berikut:
𝑏 = 2𝐿 − 𝜋 ( 𝐷𝑝 + 𝑑𝑝 )
𝑏 = 2 × 1372 − 3,14 (101,6 + 50,8)
𝑏 = 2.744 − 3,14 (152,4)
𝑏 = 2.744 − 478,536
𝑏 = 2.265,46
Maka jarak sumbu poros yang sebenarnya adalah :
b + √b2 −8(Dp−dp )2
C=
8
2.265,46 + √2.265,46 2 − 8 (101,6−50,8 )2
C=
8

2.265,46 + √5.132.309,012 − 8 (2.580,64)


C=
8

2.265,46 + √5.132.309,012 − 20.645,12


C=
8

2.265,46 + √5.111.663,892
C=
8
2.265,46 + 2.260,898912
C=
8
4.526,358912
C=
8
C = 565,794864 mm (565,79 mm)
d. Perhitungan kecepatan keliling
Dengan putaran 𝑛1 adalah 1400 rpm. Jadi untuk menghitung
kecepatan keliling dapat menggunakan persamaan sebagai berikut :
𝜋. 𝑑𝑝. 𝑛1
𝑣=
60.1000
58

3.14 × 50,8 × 1400


𝑣=
60.1000
22.3316,8
𝑣=
60.000
𝑣 = 3,7219 m/s
e. Perhitungan sudut kontak
Dengan diameter puli pertama yang digerakan (𝐷𝑝) = 101,6 mm
dan diameter puli penggerak (𝑑𝑝) = 50,8 mm . Jadi untuk menghitung
sudut kontak dapat menggunakan persamaan sebagai berikut :
57(𝐷𝑝 − 𝑑𝑝)
θ = 180˚ −
𝑐
57(101,6 − 50,8)
θ = 180˚ −
565,79
57(50,8)
𝜃 = 180˚ −
565,79
2.895,6
𝜃 = 180˚ −
565,79
𝜃 = 180˚ − 5,11˚
𝜃 = 174.89˚
Dengan diameter puli kedua yang digerakan (𝐷𝑝) = 177,8 mm
dan diameter puli penggerak (𝑑𝑝) = 50,8 mm . Jadi untuk menghitung
sudut kontak dapat menggunakan persamaan sebagai berikut :
57(𝐷𝑝 − 𝑑𝑝)
θ = 180˚ −
𝑐
57(177,8 − 50,8)
θ = 180˚ −
565,79
57(127)
𝜃 = 180˚ −
565,79
7,239
𝜃 = 180˚ −
565,79
𝜃 = 180˚ − 12,79˚
𝜃 = 167,21˚
Dengan diameter puli ketiga yang digerakan (𝐷𝑝) = 254 mm dan
diameter puli penggerak (𝑑𝑝) = 50,8 mm . Jadi untuk menghitung sudut
kontak dapat menggunakan persamaan sebagai berikut :
59

57(𝐷𝑝 − 𝑑𝑝)
θ = 180˚ −
𝑐
57(254 − 50,8)
θ = 180˚ −
565,79
57(203,2)
𝜃 = 180˚ −
565,79
11.582,4
𝜃 = 180˚ −
565,79
𝜃 = 180˚ − 20,47˚
𝜃 = 159,53˚
f. Perhitungan gaya tarik sabuk-V
Dengan daya motor listrik (𝑃𝑚 ) = 373 Watt, putaran (𝑛1 ) = 1400
1
dan diameter puli pertama yang digerakan (r) = 0,0508 m. Jadi untuk
2
menghitung besarnya gaya tarikan sabuk-V dapat dihitung dengan rumus
berikut ini :
𝑃𝑚 = T. ω
Dimana :
2 . 𝜋 . 𝑛1
ω =
60
2 . 3,14 . 1400
ω = = 146,53 rad/s
60
Maka :
Pm
T=
ω
373
T=
146,53
T = 2,545 N.m
Sehingga besarnya gaya tarik sabuk-V adalah sebagai berikut :
T = F×r
2,545 N.m
F = = 50,09 N
0,0508 m
Dengan daya motor listrik (𝑃𝑚 ) = 373 Watt, putaran (𝑛1 ) = 1400
1
dan diameter puli kedua yang digerakan (r) = 0,0889 m. Jadi untuk
2
menghitung besarnya gaya tarikan sabuk-V dapat dihitung dengan rumus
berikut ini :
𝑃𝑚 = T. ω
Dimana :
60

2 . 𝜋 . 𝑛1
ω =
60
2 . 3,14 . 1400
ω = = 146,53 rad/s
60
Maka :
Pm
T=
ω
373
T=
146,53
T = 2,545 N.m
Sehingga besarnya gaya tarik sabuk-V adalah sebagai berikut :
T = F×r
2,545 N.m
F = = 28,62 N
0,0889 m
Dengan daya motor listrik (𝑃𝑚 ) = 373 Watt, putaran (𝑛1 ) = 1400
1
dan diameter puli ketiga yang digerakan (r) = 0,127 m. Jadi untuk
2
menghitung besarnya gaya tarikan sabuk-V dapat dihitung dengan rumus
berikut ini :
𝑃𝑚 = T. ω
Dimana :
2 . 𝜋 . 𝑛1
ω =
60
2 . 3,14 . 1400
ω = = 146,53 rad/s
60
Maka :
Pm
T=
ω
373
T=
146,53
T = 2,545 N.m
Sehingga besarnya gaya tarik sabuk-V adalah sebagai berikut :
T = F×r
2,545 N.m
F = = 20,03 N
0,127 m

4.5.4 Perhitungan perencanaan poros dan pasak


Berikut ini merupakan tahapan perencanaan poros pada mesin
pembuat abon dengan daya yang akan ditransmisikan sebesar (P) adalah
0,373 KW dapat dijabarkan sebagai berikut :
61

a. Perhitungan daya rencana


Dalam perhitungan poros ini dapat diambil daya maksimum yang
diperlukan sebagai daya rencana dengan faktor koreksi daya yang akan
ditransmisikan sebesar 0,8 (tabel 1 lampiran A-1), sehingga besar daya
rencana dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
𝑃𝑑 = 𝑓𝑐 × 𝑃
𝑃𝑑 = faktor koreksi× daya nominal motor listrik (kW)
𝑃𝑑 = 0,8 × 0,373 kW
𝑃𝑑 = 0,2984 Kw atau 𝑘𝑁𝑚⁄𝑠
b. Perhitungan momen puntir rencana
Rencana output putaran 𝑛2 adalah 280 rpm dan daya rencana
(𝑃𝑑 ) = 0,2984 kW. Jadi untuk menghitung momen puntir rencana dapat
menggunakan persamaan sebagai berikut :
𝑃𝑑
T = 9,74 ×105
𝑛2
𝑘𝑁𝑚⁄
5 0,2984 𝑠
T = 9,74 × 10 .
280 𝑟𝑎𝑑⁄60 𝑠
T = 1.038 Kg.mm
c. Perhitungan tegangan geser
Material yang digunakan pada bagian penyuwir adalah poros
batang stainless steel 304 dengan :
1. Kekuatan tarik (𝜎𝑏 ) = 70 kg/𝑚𝑚2 (tabel 1 lampiran C-1)
2. Faktor keamanan (S𝑓1 ) = 6,0 (tabel 2 lampiran A-2)
3. Konsentrasi tegangan (S𝑓2 ) = 2 (tabel 2 lampiran A-2).
Jadi untuk menghitung tegangan geser dapat menggunakan
persamaan sebagai berikut :
𝜎𝑏
τa =
(Sf1 x Sf2)
kekuatan tarik
τa =
(faktor keamanan x konsentrasi tegangan)
70
τa =
6,0 × 2
70
τa =
12
τ a = 5,83 kg/mm2
62

d. Perhitungan besarnya gaya reaksi yang terjadi pada poros


Karena pada bagian poros penyuwir terdapat berat box yang dapat
mempengaruhi dari besarnya momen lentur pada poros, maka
perhitungan besarnya berat box dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :

Gambar 4.7 Box Penyuwir.


Sebelum mencari berat box penyuwir, penulis melakukan
perhitungan volume dari masing masing bangun dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :
1) Mencari volume tutup samping dari box penyuwir.
Gambar dimensi tutup samping dari box penyuwir dapat
ditunjukan seperti gambar dibawah ini :

Gambar 4.8 Tutup Samping Box Penyuwir.


63

Mencari volume persegi


V =𝑝×𝑙 × 𝑡
= 300 𝑚𝑚 × 185 𝑚𝑚 × 1 𝑚𝑚
= 55.500 mm3
= 0,0000555 m3
1
Mencari volume lingkaran
2
1
1 𝜋𝐷2 𝑡
4
V =
2 2
1
4
× 3,14 × 3002 ×1
=
2
= 35.325 mm3
= 0,000035325 m3
Maka volume akhir tutup samping (sisi kanan dan sisi kiri) dari box
penyuwir adalah
1
Vtutup samping = 2 × (Vpersegi + V lingkaran)
2
= 2 × (0,0000555 + 0,000035325 )
= 0,00018165 m3
2) Mencari volume dasar penampung box penyuwir.
Gambar dimensi dasar box penyuwir dapat ditunjukan seperti
gambar dibawah ini :

Gambar 4.9 Dasar Penampung Box Penyuwir.


Mencari volume persegi
V =𝑝×𝑙 × 𝑡
= 338 𝑚𝑚 × 185 𝑚𝑚 × 1 𝑚𝑚
= 62.530 mm3
= 0,00006253 m3
64

Karena terdapat 2 sisi, maka volume persegi dikalikan 2 sehingga 2 ×


0,00006235 m3 = 0,000125 m3
1
Mencari volume tabung luar tanpa tutup
2
1
1 𝜋𝐷2 𝑡
4
V lusr =
2 2
1
× 3,14 × 3002 ×338
=4
2
= 11.939.850 mm3
= 0,0119 m3
1
Mencari volume tabung dalam tanpa tutup dengan tebal dari plat 1 mm
2
1
1 𝜋𝐷2 𝑡
V dalam =4
2 2
1
× 3,14 × 2982 ×338
4
=
2
= 11.781.182,66 mm3
= 0,0117 m3
1 1
Maka volume tabung tanpa tutup adalah Volume tabung luar -
2 2
1
Volume tabung dalam = 0,0119 m3 – 0,0117 m3
2
= 0,0002 m3
Maka volume akhir dari dasar penampung box penyuwir adalah
1
Volume dasar penampung box penyuwir = Volumeakhir persegi + Volumeakhir tabung
2
tabung
= 0,000125 m3 + 0,0002 m3
= 0,000325 m3
3) Mencari volume tutup box penyuwir
Gambar dimensi tutup box penyuwir dapat ditunjukan seperti
gambar dibawah ini :

Gambar 4.10 Tutup Box Penyuwir.


65

Mencari volume persegi


V =𝑝×𝑙 × 𝑡
= 338 𝑚𝑚 × 300 𝑚𝑚 × 1 𝑚𝑚
= 101.400 mm3
= 0,000101 m3
Jadi volume keseluruhan dari box penyuwir adalah
Volumetotal bak = Volumetutup samping + Volumedasar penampung bak + Volumetutup
bak
= 0,00018165 m3 + 0,000325 m3 + 0,000101 m3
= 0,00060765 m3
Setelah volume total bak sudah diketahui, maka massa dari bak
penampung dapat diketahui dengan persamaan sebagai berikut :
mbak penampung = V × 𝜌 stainless steel
= 0,00060765 m3 × 7930 kg/m3
= 4,81 kg
Menghitung besarnya gaya reaksi vertikal pada R𝑣𝑎 dan 𝑅𝑣𝑏 .
Keadaan beban pada poros dapat dilihat seperti gambar dibawah ini.

Gambar 4.11 Beban Pada Poros.


Dimana :
P1 = gaya tarik sabuk puli pertama (50,09 N)
P2 = gaya tarik sabuk puli kedua (28,62 N)
P3 = gaya tarik sabuk puli ketiga (20,03 N)
𝑙1 = Jarak antara puli pertama dengan bantalan A (120 mm)
𝑙2 = Jarak antara puli kedua dengan bantalan A (80 mm)
𝑙3 = Jarak antara puli ketiga dengan bantalan A (40 mm)
𝑙4 = Jarak antara awal beban merata dengan bantalan A (50 mm)
𝑙5 = Jarak antara bantalan B dengan A (520 mm)
66

𝑙6 = Jarak antara puli pertama dengan bantalan B (640 mm)


𝑙7 = Jarak antara puli kedua dengan bantalan B (600 mm)
𝑙8 = Jarak antara puli ketiga dengan bantalan B (560 mm)
𝑙9 = Jarak antara beban merata dengan bantalan B (50 mm)
𝑙𝑤 = panjang jarak beban merata (420 mm)
𝑊1 = (massa berat dari box + massa daging + massa pisau) × 10
m/s2
=(4,81 + 1,5 + 0,91) × 10 m/s2
= 72,2 N
𝑤 72,2
𝑄 = = = 0,171 N
𝑙𝑤 420
Mencari besarnya gaya reaksi 𝑅𝑉𝐵 pada bagian Gaya tarik sabuk
puli pertama, dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

Gambar 4.12 Kondisi Pembebanan Poros pada Puli Pertama.


Maka :
ƩMA= 0 ↻ (+)
1
(−𝑃1 × 𝑙1 ) + (𝑄 × 𝑙𝑤 (𝑙4 + × 𝑙𝑤 )) + (𝑅𝑉𝐵 × 𝑙3 ) = 0
2

(−50,09 𝑁 × 120 𝑚𝑚) + (0,171 𝑁 × 420 𝑚𝑚 (50 𝑚𝑚 +


1
× 420 𝑚𝑚 )) + (𝑅𝑉𝐵 × 520 𝑚𝑚) = 0
2
−6.010,8 𝑁. 𝑚𝑚 + 18.673,2 𝑁. 𝑚𝑚 + 𝑅𝑉𝐵 × 520 𝑚𝑚 = 0
12.662,4 𝑁. 𝑚𝑚 + 𝑅𝑉𝐵 × 520 𝑚𝑚 = 0
− 12.662,4 𝑁.𝑚𝑚
𝑅𝑉𝐵 =
520 𝑚𝑚
𝑅𝑉𝐵 = − 24,35 𝑁 ↓
Sehingga besarnya gaya reaksi pada 𝑅𝑉𝐵 = 24,35 𝑁 arah gaya ke
bawah.
67

Mencari besarnya gaya reaksi 𝑅𝑉𝐴 pada bagian Gaya tarik sabuk
puli pertama, dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
ƩMB= 0 ↻ (+)
1
(−𝑃1 × 𝑙6 ) + (𝑅𝑉𝐴 × 𝑙5 ) + (−𝑄 × 𝑙𝑤 (𝑙9 + × 𝑙𝑤 )) = 0
2

(−50,09 𝑁 × 640 𝑚𝑚) + (𝑅𝑉𝐴 × 520 𝑚𝑚) − (0,171 𝑁 ×


1
420 𝑚𝑚 (50 𝑚𝑚 + × 420 𝑚𝑚 )) = 0
2
−32.057,6 𝑁. 𝑚𝑚 + (𝑅𝑉𝐴 × 520 𝑚𝑚) − 18.673,2 𝑁. 𝑚𝑚 = 0
−50.730,8 𝑁. 𝑚𝑚 + 𝑅𝑉𝐴 × 520 𝑚𝑚 = 0
50.730,8 𝑁.𝑚𝑚
𝑅𝑉𝐴 =
520 𝑚𝑚
𝑅𝑉𝐴 = 97,55 𝑁 ↑
Jadi besarnya gaya reaksi pada 𝑅𝑉𝐴 = 97,55 𝑁 arah gaya ke atas.
𝑀𝐴 dari kiri:
ƩMA = (𝑃1 × 𝑙1 ) + (𝑅𝑉𝐴 × 𝑙𝑉𝐴 )
= (50,09 𝑁 × 120 𝑚𝑚) + (152,1 𝑁 × 0 𝑚𝑚)
= 6.010,8 𝑁. 𝑚𝑚 + 0 𝑁. 𝑚𝑚
= 6.010,8 𝑁. 𝑚𝑚
= 6.010,8 𝐾𝑔. 𝑚𝑚

Gambar 4.13 Shear Diagram MD SOLID Puli Pertama.

Gambar 4.14 Diagram Momen Lentur Poros Puli Pertama.


68

Mencari besarnya gaya reaksi 𝑅𝑉𝐵 pada bagian Gaya tarik sabuk
puli kedua, dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

Gambar 4.15 Kondisi Pembebanan Poros pada Puli Kedua.


Maka :
ƩMA= 0 ↻ (+)
1
(−𝑃2 × 𝑙2 ) + (𝑄 × 𝑙𝑤 (𝑙4 + × 𝑙𝑤 )) + (𝑅𝑉𝐵 × 𝑙3 ) = 0
2
1
(−28,62 𝑁 × 80 𝑚𝑚) + (0,171 𝑁 × 420 𝑚𝑚 (50 𝑚𝑚 + ×
2

420 𝑚𝑚 )) + (𝑅𝑉𝐵 × 520 𝑚𝑚) = 0


− 2.289,6 𝑁. 𝑚𝑚 + 18.673,2 𝑁. 𝑚𝑚 + 𝑅𝑉𝐵 × 520 𝑚𝑚 = 0
16.383,6 𝑁. 𝑚𝑚 + 𝑅𝑉𝐵 × 520 𝑚𝑚 = 0
−16.383,6 𝑁.𝑚𝑚
𝑅𝑉𝐵 =
520 𝑚𝑚
𝑅𝑉𝐵 = −31,5 𝑁 ↓
Jadi besarnya gaya reaksi pada 𝑅𝑉𝐵 = 31,5 𝑁 arah gaya ke
bawah.
Mencari besarnya gaya reaksi 𝑅𝑉𝐴 pada Gaya tarik sabuk puli
kedua dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
ƩMB= 0 ↻ (+)
1
(−𝑃2 × 𝑙7 ) + (𝑅𝑉𝐴 × 𝑙5 ) + (−𝑄 × 𝑙𝑤 (𝑙9 + × 𝑙𝑤 )) = 0
2

(−28,62 𝑁 × 600 𝑚𝑚) + (𝑅𝑉𝐴 × 520 𝑚𝑚) − (0,171 𝑁 ×


1
420 𝑚𝑚 (50 𝑚𝑚 + × 420 𝑚𝑚 )) = 0
2
− 17.172 𝑁. 𝑚𝑚 + (𝑅𝑉𝐴 × 520 𝑚𝑚) − 18.673,2 𝑁. 𝑚𝑚 = 0
−35.845,2 𝑁. 𝑚𝑚 + 𝑅𝑉𝐴 × 520 𝑚𝑚 = 0
35.845,2 𝑁.𝑚𝑚
𝑅𝑉𝐴 =
520 𝑚𝑚
𝑅𝑉𝐴 = 68,93 𝑁 ↑
69

Jadi besarnya gaya reaksi pada 𝑅𝑉𝐴 = 68,93 𝑁 arah gaya ke atas.
𝑀𝐴 dari kiri:
ƩMA = (𝑃2 × 𝑙2 ) + (𝑅𝑉𝐴 × 𝑙𝑉𝐴 )
= (28,62 𝑁 × 80 𝑚𝑚) + (152,1 𝑁 × 0 𝑚𝑚)
= 2.289,6 𝑁. 𝑚𝑚 + 0 𝑁. 𝑚𝑚
= 2.289,6 𝑁. 𝑚𝑚
= 2.289,6 𝐾𝑔. 𝑚𝑚

Gambar 4.16 Shear diagram MD SOLID Puli Kedua.

Gambar 4.17 Diagram Momen Lentur Poros Puli Kedua.


Mencari besarnya gaya reaksi 𝑅𝑉𝐵 pada bagian Gaya tarik sabuk
puli ketiga, dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

Gambar 4.18 Kondisi Pembebanan Poros pada Puli Ketiga.


70

Maka :
ƩMA= 0 ↻ (+)
1
(−𝑃3 × 𝑙3 ) + (𝑄 × 𝑙𝑤 (𝑙4 + × 𝑙𝑤 )) + (𝑅𝑉𝐵 × 𝑙3 ) = 0
2
1
(−20,03 𝑁 × 400 𝑚𝑚) + (0,171 𝑁 × 420 𝑚𝑚 (50 𝑚𝑚 + ×
2

420 𝑚𝑚 )) + (𝑅𝑉𝐵 × 520 𝑚𝑚) = 0


− 801,2 𝑁. 𝑚𝑚 + 18.673,2 𝑁. 𝑚𝑚 + 𝑅𝑉𝐵 × 520 𝑚𝑚 = 0
17.872 𝑁. 𝑚𝑚 + 𝑅𝑉𝐵 × 520 𝑚𝑚 = 0
−17.872 𝑁.𝑚𝑚
𝑅𝑉𝐵 =
520 𝑚𝑚
𝑅𝑉𝐵 = −34,36 𝑁 ↓
Jadi besarnya gaya reaksi pada 𝑅𝑉𝐵 = 34,36 𝑁 arah gaya ke bawah.
Mencari besarnya gaya reaksi 𝑅𝑉𝐴 dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut :
ƩMB= 0 ↻ (+)
1
(−𝑃3 × 𝑙8 ) + (𝑅𝑉𝐴 × 𝑙5 ) + (−𝑄 × 𝑙𝑤 (𝑙9 + × 𝑙𝑤 )) = 0
2

(−20,03 𝑁 × 560 𝑚𝑚) + (𝑅𝑉𝐴 × 520 𝑚𝑚) −(0,171 𝑁 ×


1
420 𝑚𝑚 (50 𝑚𝑚 + × 420 𝑚𝑚 )) = 0
2
− 11.216,8 𝑁. 𝑚𝑚 + (𝑅𝑉𝐴 × 520 𝑚𝑚) − 18.673,2 𝑁. 𝑚𝑚 = 0
−29.890 𝑁. 𝑚𝑚 + 𝑅𝑉𝐴 × 520 𝑚𝑚 = 0
29.890 𝑁.𝑚𝑚
𝑅𝑉𝐴 =
520 𝑚𝑚
𝑅𝑉𝐴 = 57,48 𝑁 ↑
Jadi besarnya gaya reaksi pada 𝑅𝑉𝐴 = 57,48 𝑁 arah gaya ke
atas.
𝑀𝐴 dari kiri:
ƩMA = (𝑃3 × 𝑙3 ) + (𝑅𝑉𝐴 × 𝑙𝑉𝐴 )
= (20,03 𝑁 × 40 𝑚𝑚) + (152,1 𝑁 × 0 𝑚𝑚)
= 801,2 𝑁. 𝑚𝑚 + 0 𝑁. 𝑚𝑚
= 801,2 𝑁. 𝑚𝑚
= 801,2 𝐾𝑔. 𝑚𝑚
71

Gambar 4.19 Shear diagram MD SOLID Puli Ketiga.

Gambar 4.20 Diagram Momen Lentur Poros Puli Ketiga.


e. Perhitungan diameter poros
Poros yang digunakan pada bagian penyuwir adalah poros beban
puntir dan lentur dengan:
1. Faktor koreksi momen puntir (𝐾𝑡 ) = 1,5 (tabel 3 lampiran A-3)
2. Faktor koreksi momen lentur (𝐾𝑚 ) = 1,5 (tabel 4 lampiran A-4)
3. Momen lentur ekivalen (M ) atau 𝑀𝐴 = 6.010,8 𝐾𝑔. 𝑚𝑚
4. Momen puntir rencana (T) = 1.038 Kg.mm
5. Tegangan geser (τ a ) = 5,83 kg/mm2
Jadi untuk menghitung diameter poros pada dapat menggunakan
persamaan sebagai berikut :
1/3
5,1
𝑑𝑠 ≧ [ √(𝐾𝑚 . 𝑀)2 + (𝐾𝑡 . 𝑇)2 ]
𝜏𝛼
1/3
5,1
𝑑𝑠 ≧ [ √(1,5 × 6.010,8)2 + (1,5 × 1.038)2 ]
5,83
1/3
5,1
𝑑𝑠 ≧ [ √(9.016,2)2 + (1.542)2 ]
5,83
1/3
5,1
𝑑𝑠 ≧ [ √81.291,862,44 + 2.377.764]
5,83
72

1/3
5,1
𝑑𝑠 ≧ [ √83.669.626,44]
5,83
1/3
5,1
𝑑𝑠 ≧ [ × 9.147,11]
5,83
𝑑𝑠 ≧ [0,87 × 9.147,11]1/3
𝑑𝑠 ≧ [7.957,98]1/3
𝑑𝑠 ≧ 19,96 𝑚𝑚
Jadi diameter poros minimal yang diizinkan pada poros penyuwir
adalah 19,96 mm, karena penulis menggunakan poros stainless jadi poros
yang akan di gunakan untuk meneruskan putaran motor adalah 20 mm.
f. Perhitungan gaya tangensial pada permukaan poros
Poros yang digunakan pada bagian penyuwir adalah poros beban
puntir dan lentur dengan:
1. Momen puntir rencana (T) = 1.038 Kg.mm
2. Diameter poros (𝑑𝑠 ) = 20 mm
Jadi untuk menghitung gaya tangensial pada permukaan poros
pada dapat menggunakan persamaan sebagai berikut :
𝑇
F=
(𝑑𝑠 /2)
1.038
F=
(20/2)
F = 103,8 𝐾𝑔
Maka dapat diketahui besarnya ukuran pasak dan alur berdasarkan
diameter poros :
1. Penampang pasak ukuran 7 × 7 𝑚𝑚 (tabel 7 lampiran A-7)
2. Kedalaman alur pasak pada poros ( 𝑡1 ) = 4 𝑚𝑚 (tabel 7 lampiran
A-7)
3. Kedalaman alur pasak pada naf ( 𝑡2 ) = 3 𝑚𝑚 (tabel 7 lampiran A-
7)
g. Perhitungan tegangan geser pasak
Perencanaan pasak yang digunakan dengan spesifikasi bahan
sebagai berikut:
1. Bahan pasak yaitu S45C maka besarnya kekuatan tarik (𝜎𝑏 ) = 58
kg/𝑚𝑚2 (tabel 2 lampiran C-2)
2. Faktor keamanan (S𝑓1 ) = 6,0 (tabel 2 lampiran A-2)
73

3. Konsentrasi tegangan (S𝑓2 ) = 2 (tabel 2 lampiran A-2).


Jadi untuk menghitung tegangan geser pada pasak dapat
menggunakan persamaan sebagai berikut :
𝜎𝑏
𝜏𝑘𝑎 =
(Sf1 x Sf2)
kekuatan tarik
𝜏𝑘𝑎 =
(faktor keamanan x konsentrasi tegangan)
58
𝜏𝑘𝑎 =
6,0 × 2
58
𝜏𝑘𝑎 =
12
𝜏𝑘𝑎 = 4,83 kg/mm2
h. Perhitungan panjang pasak dari tegangan geser yang diizinkan
(l1)
Perencanaan pasak yang digunakan dengan spesifikasi bahan
sebagai berikut:
1. Gaya tangensial (F) = 103,8 Kg.mm
2. Tegangan geser pada pasak (𝜏𝑘𝑎 ) = 4,83 kg/mm2
3. Lebar pasak (b) = 7 mm (tabel 7 lampiran A-7)
Jadi untuk menghitung panjang pasak dari tegangan geser yang
diizinkan dapat menggunakan persamaan sebagai berikut :
𝐹
𝜏𝑘𝑎 = ≤ 4,83 kg/mm2
(𝑏 × 𝑙1 )
103,8 𝐾𝑔
≤ 4,83 kg/mm2
(7 𝑚𝑚 × 𝑙1 )

𝑙1 ≧ 3,07 mm
i. Perhitungan panjang pasak dari tekanan permukaan (l2)
Perencanaan pasak yang digunakan dengan spesifikasi bahan
sebagai berikut:
1. Tekanan permukaan yang diizinkan 𝑃𝑎 = 8,0 kg/mm2 (karena
diameter poros termasuk kedalam kelompok poros berdiameter
kecil, berdasarkan Sularso dan Kiyo Katsu Suda, Dasar
Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, hal.27)
2. Gaya tangensial (F) = 103,8 Kg
3. Kedalaman alur pasak pada naf ( 𝑡2 ) = 3 𝑚𝑚 (tabel 7 lampiran A-
7)
74

Jadi untuk menghitung panjang pasak dari tekanan permukaan


yang diizinkan dapat menggunakan persamaan sebagai berikut :
𝐹
𝑃𝑎 = ≤ 8,0 kg/mm2
( 𝑙2 × 𝑡2 )
103,8 𝐾𝑔
≤ 8,0 kg/mm2
( 𝑙2 × 3 mm)

𝑙2 ≧ 4,325 mm
Panjang 𝑙 diambil dari yang terpanjang antara 𝑙1 dengan 𝑙2
𝑙 = 4,325 mm
𝑙𝑘 = 170 mm
Pengecekan :
𝑏 / 𝑑𝑠 = (0,25 − 0,35)
𝑙𝑘 / 𝑑𝑠 = (0,75 − 1,5)

𝑏 / 𝑑𝑠 = 7 / 20 = 0,35 ≈ 0,25 ≤ 0,35 ≤ 0,35 (baik)


𝑙𝑘 / 𝑑𝑠 = 170 / 20 = 8,5 ≈ 0,75 ≧ 8,5 ≧ 1,5 ( kurang baik)

Ukuran pasak : 7 × 7 mm (tabel 7 lampiran A-7)


𝑏 = 7 mm
ℎ = 7 mm
Ukuran naf : 4,0 × 3,0 mm (tabel 7 lampiran A-7)
𝑡1 = 4,0 mm
𝑡2 = 3,0 mm

Panjang pasak yang aktif digunakan : 170 mm


Bahan pasak S45C
4.5.5 Perhitungan umur bantalan
Berikut ini merupakan tahapan untuk menentukan umur bantalan
pada Mesin Pembuat Abon. Bantalan yang digunakan adalah bantalan
gelinding jenis bola (ball bearing) dengan spesifikasi berikut :
Nomor bantalan : 6304
Diameter dalam bantalan (d) : 20 mm
Diameter luar bantalan (D) : 52 mm
Lebar bantalan (B) : 15 mm
Jari- jari bantalan (r) : 2 mm
75

Kapasitas nominal dinamis spesifik (C) : 1250 kg


(tabel 5 lampiran A-5)
a. Perhitungan beban ekivalen (𝑷𝒓 )
Misalkan sebuah bantalan membawa beban aksial 𝐹𝑎 (kg) dan
beban radial 𝐹𝑟 (Kg) dengan :
1. Beban radial ( 𝐹𝑟 )/beban yang tegak lurus dengan sumbu poros,
dapat dicari dengan cara sebagai berikut :
𝐹𝑟 = gaya tarik sabukpulley1 + gaya tarik sabukpulley2 + gaya tarik
sabukpulley3 + gaya berat pisau + gaya berat box penampung +
gaya berat bahan yang akan dicacah + gaya potong
𝐹𝑟 = 50,09 𝑁 + 28,62 𝑁 + 20,03 𝑁 + 9,1 𝑁 + 48,1 𝑁 +
15 𝑁 + 2,54 𝑁
𝐹𝑟 = 173,48 𝑁
𝐹𝑟 = 17,348 Kg
2. Beban aksial (𝐹𝑎 )/beban yang sejajar dengan sumbu poros, dapat
dicari dengan cara sebagai berikut :
𝐹𝑎 = mtot.pulley + mporos
𝐹𝑎 = 3,98 𝐾𝑔 + 2,49 𝐾𝑔
𝐹𝑎 = 6,47 𝐾𝑔
3. Pembebanan pada cincin dalam yang berputar bernilai (V) = 1.
(tabel 6 lampiran A-6)
Faktor (X) = 0,56 (tabel 6 lampiran A-6)
Faktor (Y) = 2,30 (tabel 6 lampiran A-6)
Jika tidak terdapat getaran atau tumbukan, maka besarnya beban
total (𝐹𝑟 ) harus dikalikan dengan faktor beban (𝑓𝑤 ). Untuk putaran halus
tanpa beban tumbukan faktor beban 𝑓𝑤 = 1 Maka diambil faktor beban 1.
Jadi besarnya beban total dikalikan faktor beban, sebagai berikut :
𝐹𝑤 = 𝐹𝑟 × 𝑓𝑤
𝐹𝑤 = 17,348 𝑘𝑔 × 1
𝐹𝑤 = 17,348 𝑘𝑔
Jadi untuk menghitung ekivalen dinamis dapat menggunakan persamaan
sebagai berikut:
𝑃𝑟 = X V 𝐹𝑟 + Y 𝐹𝑎
𝑃𝑟 = 0,56 × 1 × 17,348 𝑘𝑔 + 2,30 × 6,47 𝑘𝑔
𝑃𝑟 = 9,71 𝑘𝑔 + 14,88 𝑘𝑔
76

𝑃𝑟 = 24,59 𝑘𝑔
b. Perhitungan faktor kecepatan (𝒇𝒏 )
Rencana output putaran 𝑛2 adalah 700 rpm. Jadi untuk menghitung
fakor kecepatan dapat menggunakan persamaan sebagai berikut :
[33,3] 1/3
𝑓𝑛 = [ ]
𝑛2
[33,3] 1/3
𝑓𝑛 = [ ]
700
𝑓𝑛 = 0,36
Rencana output putaran 𝑛2 adalah 400 rpm. Jadi untuk menghitung
fakor kecepatan dapat menggunakan persamaan sebagai berikut :
[33,3] 1/3
𝑓𝑛 = [ ]
𝑛2
[33,3] 1/3
𝑓𝑛 = [ ]
400
𝑓𝑛 = 0,43
Rencana output putaran 𝑛2 adalah 280 rpm. Jadi untuk menghitung
fakor kecepatan dapat menggunakan persamaan sebagai berikut :
[33,3] 1/3
𝑓𝑛 = [ ]
𝑛2
[33,3] 1/3
𝑓𝑛 = [ ]
280
𝑓𝑛 = 0,49
Karena dalam perencanaan besarnya putaran terdapat 3 variasi
putaran, sehingga penulis untuk menggambil nilai akhir dari 𝑓𝑛 yaitu nilai
rata rata dari 𝑓𝑛 ketiganya dengan persamaan sebagai berikut :
Maka :
0,36 +0,43 +0,49
𝑓𝑛 =
3
1,28
𝑓𝑛 =
3
𝑓𝑛 = 0,42
c. Perhitungan faktor umur (𝒇𝒉 )
Dengan beban nominal dinamis spesifik (C) = 1250 kg (tabel 5
lampiran A-5) dan beban ekivalen dinamis (𝑃𝑟 ) = 24,59 𝑘𝑔. Jadi untuk
menghitung fakor umur dapat menggunakan persamaan sebagai berikut :
𝐶
𝑓ℎ = 𝑓𝑛
𝑃𝑟
1250
𝑓ℎ = 0,42 ×
24,59
77

𝑓ℎ = 21,35
d. Perhitungan umur nominal bantalan (𝑳𝒉 )
Dengan faktor umur (𝑓ℎ ) = 21,35. Jadi untuk menghitung umur
nominal bantalan dapat menggunakan persamaan sebagai berikut :
𝐿ℎ = 500 × 𝑓ℎ 3
𝐿ℎ = 500 × 21,35 3
𝐿ℎ = 500 × 9.731,81
𝐿ℎ = 4.865.905,188 putaran
Dalam satu hari kelompok usaha Minoarto di Jalan Bakung Rt 04
Rw 05 Sidakaya, Cilacap Selatan diperkirakan memproduksi abon
sebanyak 100 Kg, dari hasil uji kinerja yang dilakukan oleh penulis
didapat 1,5 Kg/proses membutuhkan waktu proses penyuwiran rata-rata
27 detik.
Maka :
1,5 𝐾𝑔 = 27 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
100 𝐾𝑔 = 0,5 𝑗𝑎𝑚
Sehingga dalam satu hari diperkirakan 0,5 jam bekerja dan mesin
bekerja dalam putaran 280 putaran dalam satu menit sehingga :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 = 280 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 × 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 16.800 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛/𝑗𝑎𝑚
Dalam satu hari mesin bekerja selama 0,5jam/hari sehingga jumlah
putaran dalam satu hari sebagai berikut :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 = 16.800 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 × 0,5 𝑗𝑎𝑚
= 8400 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛/ℎ𝑎𝑟𝑖
Jadi umur nominal bantalan bantalan :
4.865.905,188
𝐿ℎ =
8400
𝐿ℎ = 579, 27 hari Dirubah ke bulan
579, 27
𝐿ℎ =
30
𝐿ℎ = 19,309 bulan Dirubah ke tahun
19,309
𝐿ℎ =
12
𝐿ℎ = 1,6 tahun
78

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Anda mungkin juga menyukai