Rabu, 11 Januari 2023, saya mengawali hari lebih pagi dari biasanya untuk bergegas menuju
Puskesmas tempat saya melakukan PPK (Program Pengenalan Klinik) yang diarahkan oleh
fakultas. Fakultas saya mengarahkan saya dan kedua teman sekelompok saya, Irfan dan Novi
untuk melakukan PPK di Puskemas Bambanglipuro, Bantul, yang cukup jauh dari tempat
tinggal kami di Sleman. Kami bertiga membuat janji untuk berkumpul di parkiran fakultas
sekitar pukul 05.20 pagi, namun kami semua terlambat sehingga kami akhirnya memutuskan
untuk berkumpul di Kos Novi karena sudah pukul 05.45.
Perjalanan dimulai sejak pukul 05.50 pagi, menyusuri Jalan Kaliurang yang relatif sepi
karena masih pagi, melewati jalan dalam Kota Yogyakarta yang perlahan mulai ramai.
Lampu merah demi lampu merah dilalui hingga kami sampai di Kawasan Bantul Kota sekitar
jam 06.30 pagi. Jarak dari Bantul Kota ke Puskesmas Bambanglipuro 6km lagi, namun langit
Bantul saat itu cukup hitam mendung dan turun rintik gerimis. Saya, Irfan dan Novi kbawatir
karena jaraknya masih lumayan dan takut akan basah kuyup hingga sampai di Puskesmas.
Tapi dengan Bismillah, kami berdoa agar hujannya tidak membesar hingga kami sampai di
Puskesmas.
Pukul 09.00, saya berpindah ke IGD. Di IGD ini terdapat satu dokter jaga dan dua perawat
yang juga merupakan siswa PKL. Secara umum, IGD yang terdapat di Puskesmas ini
tergolong jarang sekali menerima pasien gawat darurat dikarenakan memang masyarakat
Bambanglipuro lebih memilih IGD rumah sakit ketimbang IGD Puskesmas. Pasien yang
datang kebanyakan merupakan limpahan dari poli lain yang perlu membutuhkan tindakan
lebih, yang alatnya tersedia di IGD. Untuk tindakan yang berlangsung di IGD ini juga secara
umum baik, walaupun tidak banyak yang sesuai dengan checklist yang tertuang di buku
panduan. Pasien yang datang ke IGD mayoritas pasien luka – luka.
Pukul 10.00, saya berpindah ke Poli Batuk. Secara umum, Poli Batuk pada pukul 10.00
sangatlah sepi dikarenakan pasiennya yang sudah habis, dan tinggal sisa – sisa pasien yang
baru mendaftar pada saat itu juga. Dokter jaga pada pasien batuk ada dua ditemani dengan
perawat PKL dan perawat yang membantu administrasi. Tindakan yang dilakukan oleh
dokter yang menjaga poli batuk juga tergolong baik dan cukup sesuai dengan checklist yang
tertuang dalam buku panduan. Walaupun selama satu jam observasi, saya tidak menemukan
pasien poli batuk yang dilakukan tindakan tambahan, cara anamnesis dokter pada Poli Batuk
sangat baik dan cara dokter Poli Batuk ini dalam mengingat pasien rawat jalannya juga
tergolong baik.
Pukul 11.00, rotasi berakhir. Saya, Irfan dan Novi izin menyudahi observasi ke dr. Lina dan
izin memberikan surat surat administrasi seperti daftar hadir kepada beliau. Setelah
menunggu beberapa menit, kamipun akhirnya telah selesai melakukan observasi dan
berpamitan pulang kepada dokter dr. Lina dan akhirnya kamipun pulang.
Sebagai seorang calon dokter, saya akhirnya mempunyai gambaran tentang kinerja dokter di
Puskesmas yang setiap hari bertemu dengan pasien pasien dari berbagai usia, kalangan,
kebiasaan dan keluhan. Saya belajar bahwa menjadi dokter tidak hanya pandai dalam
mendiagnosis pasien, tetapi juga harus pandai mengedukasi dan juga menjadi panutan bagi
para pasiennya, agar kesehatan pasiennya bisa terus membaik. Selain itu sikap terhadap
teman sejawat dan antar profesi juga harus terus di asah agar tercipta lingkungan pelayanan
kesehatan yang baik.