Anda di halaman 1dari 2

jelaskan sejarah arbitrase yang berlaku di Indonesia penyelesaian.

Kelebihannya adalah prosesnya biasanya lebih


cepatkekurangannya adalah keputusan tidak bersifat mengikat,
Di era kolonial Belanda, pada tahun 1926, didirikanlah Lembaga
Arbitrase Perdagangan yang kemudian berubah nama menjadi Pengadilan Arbitrase: Proses di mana pihak yang bersengketa menyerahkan
Arbitrase Perdagangan Namun, setelah kemerdekaan Indonesia, lembaga penyelesaian sengketanya kepada satu atau beberapa orang arbiter
ini tidak lagi berfungsi. untuk diambil keputusan. Kelebihannya adalah keputusan bersifat
Pada tahun 1965, Pemerintah Indonesia mengeluarkan UU No. 30 Tahun mengikat, Namun, biaya arbitrase bisa tinggi.
1965 tentang Arbitrase. UU ini menetapkan dasar hukum bagi arbitrase di
Negosiasi: Proses di mana pihak yang bersengketa berusaha
Indonesia, Pada tahun 1999, terjadi revisi signifikan dengan
dikeluarkannya UU No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif mencapai kesepakatan secara langsung tanpa keterlibatan pihak
Penyelesaian Sengketa. ketiga. Kelebihannya adalah fleksibilitas, Namun, kekurangannya
adalah bisa sulit untuk mencapai kesepakatan
Sejak saat itu, praktik arbitrase di Indonesia terus berkembang. Pada
tahun 2016, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun Konsiliasi: Proses di mana pihak yang bersengketa bekerja sama
2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2016 dengan seorang konsiliasi yang bertindak sebagai penengah untuk
tentang Perubahan atas PP No. 63 Tahun 2012 tentang Tata Cara membantu mereka mencapai kesepakatan. Kelebihannya adalah
Penyelenggaraan Arbitrase adanya bantuan dari pihak ketiga yang netral, Namun, kesepakatan
sebutkan pengertian arbitrase dan dimana diatur tidak bersifat mengikat.

arbitrase adalah penyelesaian suatu perselisihan kepentingan, dan mengapa para pihak harus memilih arbitrase dalam
perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu penyelesaian sengketa bisnisnya
perusahaan, di luar Pengadilan Hubungan Industrial melalui Kecepatan: Proses arbitrase sering kali lebih cepat daripada proses
kesepakatan tertulis dari para pihak yang berselisih untuk pengadilan konvensional, karena pihak dapat menyesuaikan jadwal
menyerahkan penyelesaian perselisihan kepada arbiter yang dan prosedur sesuai kebutuhan.
putusannya mengikat para pihak dan bersifat final. (Pasal 1 Ayat 15
UU NO 2 Tahun 2004) Kerahasiaan: Arbitrase dapat dilakukan secara rahasia, yang
memungkinkan pihak untuk menjaga informasi sensitif dari publik
jelaskan jenis-jenis penyelesaian sengketa diluar pengadilan dan atau pesaing.
jelaskan kelebihan serta kekurangannya
Spesialisasi: Pihak dapat memilih arbiter yang memiliki
Mediasi: Proses di mana pihak yang bersengketa bekerja sama pengetahuan dan pengalaman khusus dalam bidang yang relevan
dengan seorang mediator yang netral untuk mencapai kesepakatan
dengan sengketa bisnis mereka, sehingga keputusan dapat
didasarkan pada pengetahuan yang lebih mendalam.
Fleksibilitas: Pihak memiliki fleksibilitas untuk menentukan aturan
prosedural, proses, dan bahkan hukum yang berlaku dalam arbitrase,
yang memungkinkan penyesuaian dengan kebutuhan khusus kasus
mereka.
Internasionalitas: Arbitrase merupakan pilihan yang umum
digunakan dalam sengketa bisnis internasional, karena
memungkinkan pihak dari berbagai yurisdiksi untuk menyelesaikan
sengketanya tanpa harus memperhatikan kompleksitas hukum
nasional.
Keputusan Bersifat Mengikat: Keputusan arbitrase bersifat
mengikat dan dapat dilaksanakan di banyak yurisdiksi berbeda,
memberikan kepastian hukum kepada pihak yang bersengketa.
Biaya: Meskipun biaya arbitrase bisa tinggi, namun dalam beberapa
kasus arbitrase dapat lebih hemat biaya daripada proses pengadilan
konvensional, terutama jika sengketa tersebut kompleks atau
melibatkan pihak-pihak dari yurisdiksi yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai