Anda di halaman 1dari 11

Peran Tes Bakat Minat dalam Bimbingan dan Konseling

Putri Awalia Zahro, Wulandhari


Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Surabaya, 60231, Indonesia
Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Surabaya, 60231, Indonesia

Article Info ABSTRAK


Tes bakat adalah salah satu dari pemeriksaan psikologis
Article history:
yang termasuk tes kemampuan khusus, yang mengukur
Received April 8, 2022
berapa besar peluang kemungkinan keberhasilan
Revised April 26, 2022
seseorang dalam suatu bidang pekerjaan atau pendidikan
Accepted June 5, 2022
tertentu. Sedangkan tes minat yaitu suatu tes untuk
mengukur kesenangan, keinginan individu dalam suatu
Kata Kunci:
hal. Tes minat dan bakat memiliki kegunaan masing-
Tes Bakat masing, namun pada intinya tes bakat dan tes minat
Tes Minat sangat membantu dalam bimbingan konseling. Tes bakat
Bimbingan dan Konseling minat memudahkan guru bk atau konselor untuk dapat
memberikan layanan yang disesuaikan dengan minat
dan bakat siswanya. Melalui pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling bakat minat siswa dapat
dibimbing dan diarahkan sehingga benar-benar sesuai,
jadi siswa lebih tekun dan aktif dalam belajarnya.
Sebaliknya jika tidak dilakukannya pembinaan bakat
minat siswa melalui layanan bimbingan dan konseling
dapat berakibat kurangnya pemahaman siswa terhadap
bakat minatnya sendiri sehingga siswa ragu dalam
melakukan kegiatan-kegiatan karena tidak memahami
dirinya sendiri serta kemampuan yang ada dalam
dirinya.

This is an open access article under the CC BY-SA license.


Corresponding Author:

Putri Awalia, Wulandhari,


Bimbingan dan Konseling,
Universitas Negeri Surabaya,
Email: putri.21066@mhs.unesa.ac.id
Email: wulandhari.21065@mhs.unesa.ac.id

1. PENDAHULUAN

Pendidikan bertujuan untuk membangun dan menumbuhkan potensi setiap peserta


didik dalam hal keterampilan untuk mewujudkan spiritual dan akhlak. Potensi yang
dimiliki peserta didik diaktualisasikan sesuai apa yang mereka miliki. Potensi-potensi
peserta didik akan mudah dikembangkan apabila peka terhadap potensi dan fasilitas
pendidikan yang memadai. Sehingga bakat dan minat peserta didik terus berlanjut dan
terbuang sia-sia.
Adapun dalam pengembangan minat dan bakat peserta didik, lingkungan sekolah
yang dipandu oleh guru bimbingan konseling akan turut membantu
menumbuhkembangkan bakat dan minat. Salah satu potensi yang dapat berkembang
yaitu kemandirian. Dimana peserta didik akan mampu memilih perjalanan hidupnya
kelak. Dalam upayanya, sekolah menanamkan suatu kultur atau budaya sekolah dan
tidak serta merta mengutamakan kuantitas.(Krisphianti, 2017)
Peran layanan bimbingan dan konseling di sekolah amatlah penting untuk
menunjang keberhasilan dalam pembinaan bakat dan minat siswa. Melalui
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling bakat minat siswa dapat dibimbing dan
diarahkan sehingga benar-benar sesuai, jadi siswa lebih tekun dan aktif dalam
belajarnya. Sebaliknya jika tidak dilakukannya pembinaan bakat minat siswa melalui
layanan bimbingan dan konseling dapat berakibat kurangnya pemahaman siswa
terhadap bakat minatnya sendiri sehingga siswa ragu dalam melakukan kegiatan-
kegiatan karena tidak memahami dirinya sendiri serta kemampuan yang ada dalam
dirinya.
Tes minat dan bakat ini sangat berperan penting dalam menunjang layanan
bimbingan dan konseling di sekolah. Karena, dengan mengetahui bakat dan minat
siswa dapat memudahkan guru bimbingan dan konseling untuk memberikan layanan
yang tepat bagi setiap siswanya. Dengan tes minat dan bakat juga guru bimbingan dan
konseling dapat menempatkan dan menyalurkan siswanya dengan kegiatan yang
sesuai.
Maka dari itu perlu diketahui bahwa tes bakat dan minat memegang peran yang
sangat penting dalam bimbingan dan konseling di sekolah. Dengan demikian tes bakat
dan minat perlu dilaksanakan secara tepat agar layanan penempatan dan penyaluran
bakat minat bisa benar-benar sesuai dengan kemampuan siswa.

2. METODE

Penelitian ini bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat
deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Penelitian ini menggunakan metode
studi kasus dan kajian literatur dalam membangun konsep atau teori baru. Data studi
kasus diperoleh dari hasil pendekatan dan pengamatan oleh penulis. Kemudian data
juga diperoleh dari data sekunder yaitu hasil dari mengkaji artikel ilmiah yang
dipublikasikan pada sebuah jurnal. Setelah semua data terkumpul, lalu dianalisis
secara kualitatif, diredukasi, dan ditarik kesimpulan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

TES BAKAT
Bakat ialah kemampuan maupun potensi yang ada pada setiap manusia. Pada
hakikatnya manusia diharuskan untuk mencari, mengasah, dan mengolah bakat. Bakat
dikembangkan sesuai kemampuan setiap individu itu sendiri. Dalam bahasa Inggris,
bakat yaitu talent. Bakat yaitu sifat karakter yang memperlihatkan ukuran atau
kapasitas untuk memahami pengetahuan khusus melalui latihan. Bakat sendiri
bergantung pada kemampuan setiap individu dalam mencapai proses pembelajaran.
Bakat mengacu pada dua pemahaman. Yaitu bakat alami dan bakat untuk dilatih.
Tujuan dari bakat ialah untuk mengetahui bakat kemudian dipahami potensi yang ada
pada diri sendiri. Hal tersebut untuk membantu dalam analisis suatu masalah dengan
lebih hati-hati. Dengan adanya tes bakat akan memberikan treatment pada konseli atau
peserta didik.
Tujuan bakat juga untuk antisipasi. Hal tersebut untuk memperkirakan antara
kesuksesan ataupun kegagalan yang akan dipilih dalam sebuah prosesnya. Antisipasi
ataupun prediksi dapat membantu potensi dalam persyaratan yang dibutuhkan suatu
lembaga.

Adapun faktor-faktor yang memengaruhi suatu bakat adalah :


1. Faktor internal : yaitu segi mental setiap individu. Apabila individu memiliki
kematangan fisik dan mental maka potensinya juga dapat berkembang
2. Faktor eksternal : dapat meliputi dukungan lingkungan dan sekitarnya. Lingkungan
yang baik dan mengarahkan akan mendukung adanya pencapaian bakat suatu
individu.(Nur’aeni, 2012)
Pemahaman diri melalui bakat dapat lebih mudah tercapai bila diberikan
pendidikan atau latihan sistematis yang sesuai. Selain itu, pemahaman bakat sangat
erat hubungannya dengan beberapa faktor, antara lain sebagai berikut : motivasi, nilai,
kepribadian, dan lain-lain. Bakat seseorang dapat dites yang biasa disebut dengan tes
bakat. Tes bakat adalah salah satu dari pemeriksaan psikologis yang termasuk tes
kemampuan khusus, yang mengukur berapa besar peluang kemungkinan keberhasilan
seseorang dalam suatu bidang pekerjaan atau pendidikan tertentu. Dengan mengetahui
bakat seorang anak, diharapkan para orangtua dan tenaga pendidik tidak memaksakan
seorang anak atau siswanya untuk mengikuti bidang pendidikan tertentu yang ternyata
tidak sesuai dengan bakatnya, hal ini tentu saja dapat menimbulkan masalah yang
cukup serius pada anak umumnya atau pada orang dewasa khususnya dalam mendidik
anak atau siswa tersebut.(Nurussakinah Daulay, 2014)
Bakat biasanya diukur melalui tes bakat yang dikembangkan untuk menutupi
kelemahan tes intelegensi. Tes intelegensi mempunyai batasan pada kemampuan yang
dicakup. Tes intelegensi berupa simbol simbol numerik maupun verbal. Dalam hal
pendidikan, tes bakat untuk mengukur bakat mekanik, administrasi, musik, seni, dan
lain-lainnya.(Candiasa, 2016)
Tes bakat membantu siswa atau peserta didik dalam merencanakan keputusan
kehidupannya kedepan. Dengan tes bakat dapat mencari tahu kemampuan siswa dan
dapat membuat keputusan dalam menentukan suatu pilihan saat memasuki jenjang
pendidikan selanjutnya ataupun menentukan tujuan kehidupan berikutnya. Pada tes
bakat, dapat dikatakan dan dianalisis kesiapan dari siswa dalam melanjutkan
pendidikan. Mekanisme tes bakat biasanya menggunakan aplikasi basis komputer.
Tentu saja dilakukan pengawasan agar mendapat skoring yang sesuai kemampuan
setiap siswa.(Jaya, Anwar and Hermawan, 2017)
Tes bakat dapat dianggap dan digunakan para konselor dikarenakan dapat
mengenali potensi masing-masing individu maupun siswa peserta didik. Dalam hal ini
dapat diketahui bakat apa saja yang dimiliki setiap peserta didik. Dapat mendukung
perkembangan peserta didik. Tujuan dalam tes ini dapat meningkatkan kemampuan
peserta didik dan mengasah kemampuan. Menyediakan informasi yang berguna untuk
kelanjutan peserta didik, hal ini tugas konselor dengan memfasilitasi sumber informasi
untuk meningkatkan bakat peserta didik. Membantu memprediksi suatu tingkat
kesuksesan dan antisipasi apabila terkendala suatu halangan. Dalam hal ini, tes bakat
menjadi suatu alat pengendali akan capaian yang dilakukan oleh peserta didik. Dan
dengan tes bakat, peserta didik dapat dikelompokkan guna untuk mewujudkan tujuan
yang serupa bagi perkembangan pendidikan dan masa depan bangsa.(Dia, Hendriyani
and Anwar, 2021)
Tes bakat merupakan tes yang dirancang untuk mengukur kemampuan potensial
siswa dalam suatu jenis kegiatan tertentu dan dalam rentang waktu tertentu. Faktor-
faktor yang diungkap dalam tes bakat adalah: kemampuan verbal, merupakan
kemampuan memahami dan menggunakan bahasa baik lisan ataupun tulisan;
kemampuan numerik, merupakan kemampuan ketepatan dan ketelitian memecahkan
masalah aritmatik atau konsep dasar berhitung; kemampuan spasial, merupakan
kemampuan merancang benda secara tepat; kemampuan perceptual, merupakan
kemampuan mengamati dan memahami gambar dua dimensi menjadi bentuk tiga
dimensi; kemampuan reasoning, merupakan kemampuan memecahkan suatu masalah;
kemampuan mekanik, merupakan kemampuan memahami konsep mekanik dan fisika;
kemampuan memori, adalah kemampuan mengingat; kemampuan clerical, merupakan
kemampuan bekerja di bidang administrasi; kreativitas, merupakan kemampuan
menghasilkan sesuatu yang baru dan menunjukkan hal yang tidak biasa atau istimewa;
kecepatan kerja, merupakan kemampuan bekerja secara cepat terutama untuk
pekerjaan yang rutin; ketelitian kerja, merupakan kemampuan bekerja dengan teliti;
ketahanan kerja, merupakan kemampuan bekerja secara konsisten.(Nur’aeni, 2012)
Bakat memilki kemungkinanan yang sangat kecil untuk dapat berubah. Bakat sendiri
relative tetap sepanjang waktu tertentu. Karena bakat relatif cukup stabil, maka bakat-
bakat tersebut dapat digunakan untuk membantu memprediksi keberhasilan dalam
bidang pendidikan dan karir, dan juga memberikan suatu landasan untuk mengambil
keputusan karir. Skor bakat dapat berpengaruh pada taraf pendidikan, latihan, praktik
tetapi mereka cenderung menghadapi begitu banyak perubahan, tetapi lebih sedikit
dibandingkan dengan minat.(Nurussakinah Daulay, 2014)

Jenis jenis tes bakat :


A. Differential Aptitudes Test (DAT)
Pada tes ini menilai mental dari suatu faktor. Tes dat memiliki tahapan terstruktur,
objektif, dan lain-lain. Dat mempunyai 7 kisian materi tes. Aspek berhitung,
penalaran, ruang bidang, mekanik, teliti, verbal reasoning language.
B. General Aptitude Test Battery (GATB)
Yaitu tes kemampuan belajar yang dilakukan secara umum. Yaitu kemampuan
menangkap, memahami, membuat suatu keputusan.
C. Falanagan Aptitude Clasification Test (FACT)
Tes tersebut untuk mencapai klasifikasi dalam menentukan bakat awal seseorang.
Pada tes ini menjadi alat bantu dalam keberhasilan perencanaan program konseling
dan menjadi alat pemilihan penempatan pekerja.
D. Tes kraeplin
Pada tes ini digunakan pada saat mendesak. Karena waktu materi yang simpel. Dan
tidak memerlukan persiapan yang lama.
E. Tes pauli
Sama seperti tes kraeplin, disamping itu menilai pada aspek emosi, produktifitas
waktu, penyesuaian lingkungan, gaya kerja.
F. Employee Aptitude Survey Test : A. Multi- Aprirude Tes Batterey (EAS).
Menilai pada aspek penggunaan kata dan komunikasi tertulis dan oral dalam
prosesnya.(Nuremberg, 2016)

TES MINAT
Minat adalah kegiatan atau aktivitas atau tugas-tugas yang membangkitkan rasa
ingin tahu, memberi kesenangan. Minat menjadi faktor seseorang sehingga dapat
termotivasi dalam meninjau hal yang diinginkan dan memperoleh kinerja yang
tinggi.(Rohman and Darmawan, 2013)
Menurut bahasa minat berarti keinginan dalam mempelajari atau mencari suatu hal.
Menurut H.C. Witherington minat ialah kesadaran tiap orang pada suatu hal ataupun
keadaan yang bersangkut paut dengan dirinya sendiri. Minat juga diartikan dengan
kecenderungan dalam memberi perhatian atau tindakan pada orang, kegiatan, atau
keadaan sesuai objek minat tersebut diimbangi dengan rasa senang. Garis besarnya
minat memiliki dua arti. Yang pertama yaitu usaha atau kemauan dalam mempelajari.
Yang kedua yaitu dorongan seseorang untuk mencapai tujuan. Pada dasarnya minat
ialah keterkaitan suatu hubungan diri sendiri dengan sesuatu yang ada di luar diri
sendiri. Semakin dekat atau kuat hubungan yang terjalin maka semakin kuat atau besar
pula minatnya.(Suharyat, 2009)

Tes minat yaitu suatu tes untuk mengukur kesenangan, keinginan individu dalam suatu
hal. Adapun macam-macam tes minat yaitu sebagai berikut :
a. Strong Vocational Interest Blank (SVIB)
Tes ini dipublikasikan pada tahun 1927. Dan bertahan 22 tahun. Hal yang paling
diteliti yaitu tentang mahasiswa kedokteran. Nyatanya minat mereka tinggi walaupun
sudah lama bekerja sebagai dokter (berdasarkan riset di Stanford)
b. SCII
Tes ini untuk mengatasi kelemahan tes SVIB. Studi ini dilakukan 437 jenis pekerjaan.
Adapun 6 faktor kepribadian menurut tes ini yang berkaitan dengan minat. Seperti
realistic, investigative, artistic, social, enterprising, dan konvensional.
c. Tes Kuder
Tes Kuder ada 3 macam bentuk. Yaitu Kuder Preference Record – Vocational (KPR-
V), Kuder General Interest Survey (KGIS), Kuder Occupational Interest Survey
(KOIS).
Pada tes Kuder Preference Record – Vocational (KPR-V) ada 10 jenis kelompok
pekerjaan yang luas yaitu : Pekerjaan lapangan (Outdoor), Mekanik, Komputasi,
Ilmiah (Science), Persuasif, Artistik, Sastra, Musik, Pelayanan Sosial, Klerikal
(Sekretaris/ kantoran). Waktu pengerjaannya berkisar 30-40 menit. Akan tetapi bentuk
skala berbahasa Indonesia bisa memerlukan waktu 60 menit.
d. Minnesota Vocational Interest Inventory (MVII)
Pada dasarnya tes ini mencakup 9 minat seperti tes SVIB termasuk mekanik,
elektronik, dan catering (pelayanan
makanan).
e. RMIB (Rothwell Miller Interest Blank)
Menurut sejarah tes ini dibuat oleh Rothwell tahun 1947 yang hanya memiliki 9
macam kategori. Kemudian meluas dan menjadi 12 macam yang disusun oleh Kenneth
Miller. Sehingga lebih dikenal dengan Test Interest Rothwell-Miller.
Kekhususan tes ini ada pada susunannya yang dapat dimasukkan pada battery test,
lebih mudah dikerjakan, lebih cepat dalam menyusun skore, lebih cocok untuk orang
dewasa.
Tes ini bertujuan mengukur interest seseorang terhadap suatu bidang pekerjaan.
Adapun materi tes nya : Outdoor, Literary, Mechanical, Musical, Computational,
Social Service, Scientific, Clerical, Personil Contact, Practical, Aesthetic, Medical.
Waktu pengerjaannya tidak terbatas, namun biasanya 20 menit.(Manit, 2015)

Peran tes minat dan bakat meliputi :


a. Konseling karier, hasil tes minat digunakan dalam konseling karier untuk siswa
sekolah, khususnya pada sekolah umum (SMU) pada tahun-tahun pertama mereka
mulai menginjakkan kaki di bangku sekolah. Walaupun demikian hasil tes minat juga
dapat digunakan untuk siswa sekolah kejuruan yang merencanakan untuk segera
bekerja setelah lulus. Selain itu konseling karier dapat digunakan bagi merka yang
putus sekolah lanjutan dan sedang mencari pekerjaan yang cocok bagi mereka dalam
waktu dekat. Kegunaan dari hasil tes minat bagi siswa SMA adalah untuk
menunjukkan bidang pekerjaan yang cocok dan sesuai minat mereka secara umum dan
luas agar mereka segera mempersempit berbagai alternative bidang pekerjaan dan
memfokuskan diri hanya pada beberapa bidang yang jelas saja.
b. Konseling pekerjaan, hasil tes minat juga digunakan dalam konseling pekerjaan
untuk karyawan-karyawan yang telah bekerja dalam perusahaan atau bidang pekerjaan
tertentu. Dalam hal ini fungsi tes minat adalah untuk mengecek konsistensi antara
tugas pekerjaan yang telah dijalani dengan pilihan pekerjaan yang disukai. Selain itu
tes minat juga dapat digunakan dalam rangka peningkatan efisiensi perusahaan dan
kepuasan kerja karyawan. Biasanya pada penempatan posisi karyawan atau pekerja
baru, dan bagi pekerja atau karyawan lama dalam penempatan promosi jabatan.
c. Penjurusan siswa
Yaitu terkait penjurusan di sekolah SMA, penjurusan sekolah kejuruan. Pada sekolah
SMA bisa digunakan ketikan awal mereka masuk untuk menentukan jurusan mereka
masuk kelas IPA/IPS. Selain itu bisa juga untuk membantu siswa SMA/SMK
menentukan jurusan kuliah yang sesuai dengan minat mereka, sehingga bisa menjadi
bahan pertimbangan siswa ketika ingin melanjutkan studi ke jenjang kuliah. Lalu
untuk penjurusan siswa SMK bisa digunakan untuk menentukan jenis pekerjaan yang
sesuai minat mereka, karena mungkin siswa SMK lebih cenderung memfokuskan diri
untuk segera bekerja setelah lulus.
d. Perencanaan bacaan siswa, buku-buku bacaan di sekolah-sekolah (SD, SMP, SMA)
dan perguruan tinggi terkadang tidak disukai oleh para siswa dan mahasiswa karena
dipandang tidak relevan atau tidak sesuai dengan bidang yang mereka minati. Dalam
sistem pendidikan klasikal tes minat dapat dimanfaatkan untuk mengetahui materi
bacaan yang tepat bagi siswa agar prestasi mereka juga meningkat. Tes minat
berfungsi untuk memilih jenis-jenis bacaan yang disukai oleh mayoritas
siswa.(Nur’aeni, 2012)

Bimbingan ialah proses pemberian bantuan pada individu maupun kelompok oleh
konselor kepada individu atau kelompok (klien) agar menjadi pribadi yang mandiri.
Pada bimbingan penekannya preventif dikarenakan mencegah suatu kejadian yang
belum terjadi. Hakekatnya bimbingan dilaksanakan pada suatu tahap atau proses atau
langkah-langkah tertentu. Sedangkan konseling ialah hubungan timbal balik konselor
dan konseli secara langsung melalui komunikasi. Proses konseling ini melalui
pemilihan pendekatan. Seorang konselor harus mengetahui alasan mengambil suatu
pendekatan tersebut kepada klien. Konsep konseling tak lain ialah masalah. Klien
yang datang biasanya memiliki masalah tertentu. Masalah disini yang dimaksud cukup
dibilang ringan seperti penyesuaian diri, perencaan pemilihan jurusan, rencana karier.
Pada proses konseling, akan dilakukan penggunaan metode. Barangkali konselor
mengenakan psikoanalisis, behavioral, transaksional dan lain-lain. (Susanto, 2018)
Pengertian layanan adalah suatu upaya sukarela dari satu orang ke orang lain
dengan tujuan membantu atau dalam permintaan pihak lain untuk pemenuhan
kebutuhan. Menurut Purwadarminta, pelayanan ialah segala sesuatu yang dibutuhkan
setiap orang. Layanan bimbingan dan konseling adalah layanan yang diberikan
konselor bisa berupa konseling atau bantuan atau pertolongan maupun arahan pada
seseorang atau kelompok dalam menghindari atau mengatasi suatu masalah yang
terjadi dalam hidupnya. Jadi, bimbingan dan konseling yaitu suatu bantuan atau
pertolongan pada orang-orang yang sedang atau mengalami suatu kesulitan.(Astuti,
2017). Layanan membantu mengatasi kelemahan atau hambatan yang dialami
seseorang atau peserta didik. Etika penerapannya yaitu membahas masalah yang ada
pada diri konseli atau peserta didik, kemudian dipilihlah bentuk layanan yang tepat,
selanjutnya konseli dapat memilih dan memikirkan kembali tujuan hidupnya. Layanan
ini memiliki tujuan untuk mencapai kematangan pribadi hingga kariernya kelak.
Dengan menyelenggarakan tes bakat minat dan kemudian diikuti oleh siswanya
guru bk atau konselor bisa lebih mengenali siswanya. Demikian juga siswa dapat lebih
memahami dirinya sendiri. Tes bakat minat memudahkan guru bk atau koselor untuk
memberikan layanan yang disesukain dengan bakat dan minat masing-masing
siswanya. Tes bakat minat dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan
jurusan jika ingin melanjutkan ke jenjang kuliah dan juga dapat digunakan untuk
menentukan jenis pekerjaan yang sesuai dengan bakat minat mereka. Sehingga mereka
bisa lebih memfokuskan dirinya sesuai bidang yang jelas dan sesuai keinginan mereka.

4. KESIMPULAN
Tes minat dan bakat sangat berperan penting dalam menunjang layanan bimbingan
dan konseling di sekolah. Karena, dengan mengetahui bakat dan minat siswa dapat
memudahkan guru bimbingan dan konseling untuk memberikan layanan yang tepat
bagi setiap siswanya. Dengan tes minat dan bakat juga guru bimbingan dan konseling
dapat menempatkan dan menyalurkan siswanya dengan kegiatan yang sesuai. Dengan
menyelenggarakan tes bakat minat dan kemudian diikuti oleh siswanya guru bk atau
konselor bisa lebih mengenali siswanya. Demikian juga siswa dapat lebih memahami
dirinya sendiri. Tes bakat minat memudahkan guru bk atau koselor untuk memberikan
layanan yang disesukain dengan bakat dan minat masing-masing siswanya. Tes bakat
minat dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan jurusan jika ingin
melanjutkan ke jenjang kuliah dan juga dapat digunakan untuk menentukan jenis
pekerjaan yang sesuai dengan bakat minat mereka. Sehingga mereka bisa lebih
memfokuskan dirinya sesuai bidang yang jelas dan sesuai keinginan mereka.

DAFTAR PUSTAKA
Astuti, A. (2017) ‘Layanan BK’, Digilib.uinsby.ac.id, pp. 25–88.
Candiasa, I. M. (2016) ‘PENGEMBANGAN TES BAKAT TERPADU ONLINE’, Seminar Nasional Vokasi
dan Teknologi (SEMNASVOKTEK), pp. 392–398.
Dia, Z. R., Hendriyani, Y. and Anwar, M. (2021) ‘Rancang Bangun Tes Minat dan Bakat Menggunakan
Teori Multiple Intelligences dan Metode Certainty Factor’, Voteteknika (Vocational Teknik Elektronika dan
Informatika), 9(3), p. 32. doi: 10.24036/voteteknika.v9i3.112682.
Jaya, S., Anwar, C. and Hermawan, H. (2017) ‘Sistem pemilihan program studi berdasarkan bakat, minat dan
kecerdasan calon mahasiswa berbasis online’, Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi
(SEMNASTEK), (November), pp. 1–2.
Krisphianti, Y. D. (2017) ‘Peran komponen program bimbingan konseling’, Prosiding SNBK (Seminar
Nasional Bimbingan dan Konseling), 1(1), pp. 19–27.
Manit (2015) ‘Tes minat’.
Nur’aeni (2012) ‘TES PSIKOLOGI : Tes Inteligensi dan Tes Bakat’, Pustaka pelajar: Universitas
Muhammadiyah (UM) Purwokerto Press, p. 173. Available at:
https://digilib.ump.ac.id/files/disk1/21/jhptump-ump-gdl-nuraenisps-1031-1-fulltek-u.pdf.
Nuremberg, T. I. de (2016) ‘Jenis-jenis Tes Bakat’, Plant Physiology, 1(1), pp. 11–19.
Nurussakinah Daulay (2014) ‘Implementasi Tes Psikologi Dalam Bidang Pendidikan’, Jurnal Tarbiyah,
21(2), pp. 402–421.
Rohman, N. and Darmawan, Y. M. (2013) ‘Aplikasi Test Minat Dan Bakat Penerimaan Siswa Baru Pada
Smk Ti Garuda Nusantara Cimahi Menggunakan Visual Basic.Net’, Jurnal Computech & Bisnis, 7(1), pp.
13–18. Available at: http://jurnal.stmik-mi.ac.id/index.php/jcb/article/view/97.
Suharyat, Y. (2009) ‘Hubungan antara sikap minat latihan dan kepemimpinan’, Academia, 1, pp. 1–19.
Susanto, A. (2018) Bimbingan Dan Konseling. Konsep,Teori,Dan Aplikasinya.
Budiyono, A. and Faishol, L. (2020) ‘Jurnal Bimbingan Konseling Pendidikan Islam Coution : Journal of
Counseling and Education PERAN PUSAT INFORMASI KONSELING REMAJA ( PIK-R ) DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN’, 1(02), pp. 50–59.
Kamaluddin, H. (2011) ‘Bimbingan dan Konseling Sekolah’, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 17(4), p.
447. doi: 10.24832/jpnk.v17i4.40.
Kurniawan, L. (2015) ‘Pengembangan Program Layanan Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sma’,
Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling: Jurnal Kajian Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Konseling,
1(1), p. 1. doi: 10.26858/jpkk.v1i1.1351.

Anda mungkin juga menyukai