Peran Tes Bakat Minat Dalam Bimbingan Da
Peran Tes Bakat Minat Dalam Bimbingan Da
1. PENDAHULUAN
2. METODE
Penelitian ini bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat
deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Penelitian ini menggunakan metode
studi kasus dan kajian literatur dalam membangun konsep atau teori baru. Data studi
kasus diperoleh dari hasil pendekatan dan pengamatan oleh penulis. Kemudian data
juga diperoleh dari data sekunder yaitu hasil dari mengkaji artikel ilmiah yang
dipublikasikan pada sebuah jurnal. Setelah semua data terkumpul, lalu dianalisis
secara kualitatif, diredukasi, dan ditarik kesimpulan.
TES BAKAT
Bakat ialah kemampuan maupun potensi yang ada pada setiap manusia. Pada
hakikatnya manusia diharuskan untuk mencari, mengasah, dan mengolah bakat. Bakat
dikembangkan sesuai kemampuan setiap individu itu sendiri. Dalam bahasa Inggris,
bakat yaitu talent. Bakat yaitu sifat karakter yang memperlihatkan ukuran atau
kapasitas untuk memahami pengetahuan khusus melalui latihan. Bakat sendiri
bergantung pada kemampuan setiap individu dalam mencapai proses pembelajaran.
Bakat mengacu pada dua pemahaman. Yaitu bakat alami dan bakat untuk dilatih.
Tujuan dari bakat ialah untuk mengetahui bakat kemudian dipahami potensi yang ada
pada diri sendiri. Hal tersebut untuk membantu dalam analisis suatu masalah dengan
lebih hati-hati. Dengan adanya tes bakat akan memberikan treatment pada konseli atau
peserta didik.
Tujuan bakat juga untuk antisipasi. Hal tersebut untuk memperkirakan antara
kesuksesan ataupun kegagalan yang akan dipilih dalam sebuah prosesnya. Antisipasi
ataupun prediksi dapat membantu potensi dalam persyaratan yang dibutuhkan suatu
lembaga.
TES MINAT
Minat adalah kegiatan atau aktivitas atau tugas-tugas yang membangkitkan rasa
ingin tahu, memberi kesenangan. Minat menjadi faktor seseorang sehingga dapat
termotivasi dalam meninjau hal yang diinginkan dan memperoleh kinerja yang
tinggi.(Rohman and Darmawan, 2013)
Menurut bahasa minat berarti keinginan dalam mempelajari atau mencari suatu hal.
Menurut H.C. Witherington minat ialah kesadaran tiap orang pada suatu hal ataupun
keadaan yang bersangkut paut dengan dirinya sendiri. Minat juga diartikan dengan
kecenderungan dalam memberi perhatian atau tindakan pada orang, kegiatan, atau
keadaan sesuai objek minat tersebut diimbangi dengan rasa senang. Garis besarnya
minat memiliki dua arti. Yang pertama yaitu usaha atau kemauan dalam mempelajari.
Yang kedua yaitu dorongan seseorang untuk mencapai tujuan. Pada dasarnya minat
ialah keterkaitan suatu hubungan diri sendiri dengan sesuatu yang ada di luar diri
sendiri. Semakin dekat atau kuat hubungan yang terjalin maka semakin kuat atau besar
pula minatnya.(Suharyat, 2009)
Tes minat yaitu suatu tes untuk mengukur kesenangan, keinginan individu dalam suatu
hal. Adapun macam-macam tes minat yaitu sebagai berikut :
a. Strong Vocational Interest Blank (SVIB)
Tes ini dipublikasikan pada tahun 1927. Dan bertahan 22 tahun. Hal yang paling
diteliti yaitu tentang mahasiswa kedokteran. Nyatanya minat mereka tinggi walaupun
sudah lama bekerja sebagai dokter (berdasarkan riset di Stanford)
b. SCII
Tes ini untuk mengatasi kelemahan tes SVIB. Studi ini dilakukan 437 jenis pekerjaan.
Adapun 6 faktor kepribadian menurut tes ini yang berkaitan dengan minat. Seperti
realistic, investigative, artistic, social, enterprising, dan konvensional.
c. Tes Kuder
Tes Kuder ada 3 macam bentuk. Yaitu Kuder Preference Record – Vocational (KPR-
V), Kuder General Interest Survey (KGIS), Kuder Occupational Interest Survey
(KOIS).
Pada tes Kuder Preference Record – Vocational (KPR-V) ada 10 jenis kelompok
pekerjaan yang luas yaitu : Pekerjaan lapangan (Outdoor), Mekanik, Komputasi,
Ilmiah (Science), Persuasif, Artistik, Sastra, Musik, Pelayanan Sosial, Klerikal
(Sekretaris/ kantoran). Waktu pengerjaannya berkisar 30-40 menit. Akan tetapi bentuk
skala berbahasa Indonesia bisa memerlukan waktu 60 menit.
d. Minnesota Vocational Interest Inventory (MVII)
Pada dasarnya tes ini mencakup 9 minat seperti tes SVIB termasuk mekanik,
elektronik, dan catering (pelayanan
makanan).
e. RMIB (Rothwell Miller Interest Blank)
Menurut sejarah tes ini dibuat oleh Rothwell tahun 1947 yang hanya memiliki 9
macam kategori. Kemudian meluas dan menjadi 12 macam yang disusun oleh Kenneth
Miller. Sehingga lebih dikenal dengan Test Interest Rothwell-Miller.
Kekhususan tes ini ada pada susunannya yang dapat dimasukkan pada battery test,
lebih mudah dikerjakan, lebih cepat dalam menyusun skore, lebih cocok untuk orang
dewasa.
Tes ini bertujuan mengukur interest seseorang terhadap suatu bidang pekerjaan.
Adapun materi tes nya : Outdoor, Literary, Mechanical, Musical, Computational,
Social Service, Scientific, Clerical, Personil Contact, Practical, Aesthetic, Medical.
Waktu pengerjaannya tidak terbatas, namun biasanya 20 menit.(Manit, 2015)
Bimbingan ialah proses pemberian bantuan pada individu maupun kelompok oleh
konselor kepada individu atau kelompok (klien) agar menjadi pribadi yang mandiri.
Pada bimbingan penekannya preventif dikarenakan mencegah suatu kejadian yang
belum terjadi. Hakekatnya bimbingan dilaksanakan pada suatu tahap atau proses atau
langkah-langkah tertentu. Sedangkan konseling ialah hubungan timbal balik konselor
dan konseli secara langsung melalui komunikasi. Proses konseling ini melalui
pemilihan pendekatan. Seorang konselor harus mengetahui alasan mengambil suatu
pendekatan tersebut kepada klien. Konsep konseling tak lain ialah masalah. Klien
yang datang biasanya memiliki masalah tertentu. Masalah disini yang dimaksud cukup
dibilang ringan seperti penyesuaian diri, perencaan pemilihan jurusan, rencana karier.
Pada proses konseling, akan dilakukan penggunaan metode. Barangkali konselor
mengenakan psikoanalisis, behavioral, transaksional dan lain-lain. (Susanto, 2018)
Pengertian layanan adalah suatu upaya sukarela dari satu orang ke orang lain
dengan tujuan membantu atau dalam permintaan pihak lain untuk pemenuhan
kebutuhan. Menurut Purwadarminta, pelayanan ialah segala sesuatu yang dibutuhkan
setiap orang. Layanan bimbingan dan konseling adalah layanan yang diberikan
konselor bisa berupa konseling atau bantuan atau pertolongan maupun arahan pada
seseorang atau kelompok dalam menghindari atau mengatasi suatu masalah yang
terjadi dalam hidupnya. Jadi, bimbingan dan konseling yaitu suatu bantuan atau
pertolongan pada orang-orang yang sedang atau mengalami suatu kesulitan.(Astuti,
2017). Layanan membantu mengatasi kelemahan atau hambatan yang dialami
seseorang atau peserta didik. Etika penerapannya yaitu membahas masalah yang ada
pada diri konseli atau peserta didik, kemudian dipilihlah bentuk layanan yang tepat,
selanjutnya konseli dapat memilih dan memikirkan kembali tujuan hidupnya. Layanan
ini memiliki tujuan untuk mencapai kematangan pribadi hingga kariernya kelak.
Dengan menyelenggarakan tes bakat minat dan kemudian diikuti oleh siswanya
guru bk atau konselor bisa lebih mengenali siswanya. Demikian juga siswa dapat lebih
memahami dirinya sendiri. Tes bakat minat memudahkan guru bk atau koselor untuk
memberikan layanan yang disesukain dengan bakat dan minat masing-masing
siswanya. Tes bakat minat dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan
jurusan jika ingin melanjutkan ke jenjang kuliah dan juga dapat digunakan untuk
menentukan jenis pekerjaan yang sesuai dengan bakat minat mereka. Sehingga mereka
bisa lebih memfokuskan dirinya sesuai bidang yang jelas dan sesuai keinginan mereka.
4. KESIMPULAN
Tes minat dan bakat sangat berperan penting dalam menunjang layanan bimbingan
dan konseling di sekolah. Karena, dengan mengetahui bakat dan minat siswa dapat
memudahkan guru bimbingan dan konseling untuk memberikan layanan yang tepat
bagi setiap siswanya. Dengan tes minat dan bakat juga guru bimbingan dan konseling
dapat menempatkan dan menyalurkan siswanya dengan kegiatan yang sesuai. Dengan
menyelenggarakan tes bakat minat dan kemudian diikuti oleh siswanya guru bk atau
konselor bisa lebih mengenali siswanya. Demikian juga siswa dapat lebih memahami
dirinya sendiri. Tes bakat minat memudahkan guru bk atau koselor untuk memberikan
layanan yang disesukain dengan bakat dan minat masing-masing siswanya. Tes bakat
minat dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan jurusan jika ingin
melanjutkan ke jenjang kuliah dan juga dapat digunakan untuk menentukan jenis
pekerjaan yang sesuai dengan bakat minat mereka. Sehingga mereka bisa lebih
memfokuskan dirinya sesuai bidang yang jelas dan sesuai keinginan mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, A. (2017) ‘Layanan BK’, Digilib.uinsby.ac.id, pp. 25–88.
Candiasa, I. M. (2016) ‘PENGEMBANGAN TES BAKAT TERPADU ONLINE’, Seminar Nasional Vokasi
dan Teknologi (SEMNASVOKTEK), pp. 392–398.
Dia, Z. R., Hendriyani, Y. and Anwar, M. (2021) ‘Rancang Bangun Tes Minat dan Bakat Menggunakan
Teori Multiple Intelligences dan Metode Certainty Factor’, Voteteknika (Vocational Teknik Elektronika dan
Informatika), 9(3), p. 32. doi: 10.24036/voteteknika.v9i3.112682.
Jaya, S., Anwar, C. and Hermawan, H. (2017) ‘Sistem pemilihan program studi berdasarkan bakat, minat dan
kecerdasan calon mahasiswa berbasis online’, Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi
(SEMNASTEK), (November), pp. 1–2.
Krisphianti, Y. D. (2017) ‘Peran komponen program bimbingan konseling’, Prosiding SNBK (Seminar
Nasional Bimbingan dan Konseling), 1(1), pp. 19–27.
Manit (2015) ‘Tes minat’.
Nur’aeni (2012) ‘TES PSIKOLOGI : Tes Inteligensi dan Tes Bakat’, Pustaka pelajar: Universitas
Muhammadiyah (UM) Purwokerto Press, p. 173. Available at:
https://digilib.ump.ac.id/files/disk1/21/jhptump-ump-gdl-nuraenisps-1031-1-fulltek-u.pdf.
Nuremberg, T. I. de (2016) ‘Jenis-jenis Tes Bakat’, Plant Physiology, 1(1), pp. 11–19.
Nurussakinah Daulay (2014) ‘Implementasi Tes Psikologi Dalam Bidang Pendidikan’, Jurnal Tarbiyah,
21(2), pp. 402–421.
Rohman, N. and Darmawan, Y. M. (2013) ‘Aplikasi Test Minat Dan Bakat Penerimaan Siswa Baru Pada
Smk Ti Garuda Nusantara Cimahi Menggunakan Visual Basic.Net’, Jurnal Computech & Bisnis, 7(1), pp.
13–18. Available at: http://jurnal.stmik-mi.ac.id/index.php/jcb/article/view/97.
Suharyat, Y. (2009) ‘Hubungan antara sikap minat latihan dan kepemimpinan’, Academia, 1, pp. 1–19.
Susanto, A. (2018) Bimbingan Dan Konseling. Konsep,Teori,Dan Aplikasinya.
Budiyono, A. and Faishol, L. (2020) ‘Jurnal Bimbingan Konseling Pendidikan Islam Coution : Journal of
Counseling and Education PERAN PUSAT INFORMASI KONSELING REMAJA ( PIK-R ) DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN’, 1(02), pp. 50–59.
Kamaluddin, H. (2011) ‘Bimbingan dan Konseling Sekolah’, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 17(4), p.
447. doi: 10.24832/jpnk.v17i4.40.
Kurniawan, L. (2015) ‘Pengembangan Program Layanan Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sma’,
Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling: Jurnal Kajian Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Konseling,
1(1), p. 1. doi: 10.26858/jpkk.v1i1.1351.