Disusun oleh :
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani atau kata Greek 'ethos' (sikap batin
manusia), yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan 'character', atau dalam bahasa
Indonesia disebut watak atau kepribadian. Etika sering dikaitkan dengan konsep
karakter yang diekspresikan melalui reputasi, dan nama baik seseorang. Jadi reputasi,
nama baik, dan karakter seseorang menggambarkan ethos orang tersebut.
Prinsip atau Standart tingkah laku adalah nilai-nilai dan norma-norma moral,
menunjukkan apa yang harus dilakukan, tidak boleh dilakukan, pantas dilakukan,
oleh seorang profesional. Etika memacu orang berperi laku sebaik-baiknya secara
normatif di masyarakat / lingkungannya. Apabila diwujudkan akan membuat
manusia dan kehidupannya lebih pari purna, berarti kehidupan yang lebih beradap
dalam meningkatkan martabat manusia serta memelihara dan memuliakan alam
semesta ciptaan Tuhan.
Etika secara umum dapat dibagi menjadi etika umum yang berisi prinsip,
moral dasar dan etika khusus atau etika terapan yang berlaku khusus. Etika khusus
ini masih dibagi lagi menjadi etika individual dan etika sosial. Etika sosial dibagi
menjadi:
3.2. Inisiatif
Seorang pekerja yang baik, mempunyai inisiatif dan memiliki kemampuan
untuk melihat segala sesuatu dalam melakukan pekerjaan dari perspektif yang lebih
luas dan dalam, bekerja dengan tekun dan teliti untuk menghindari kesalahan dan
yang dapat merugikan pihak lain.
3.3. Niat
Seorang pekerja yang baik, bekerja dengan komitmen sesuai dengan norma
moral. Bekerja merupakan amanah yang dilaksanakan dengan niat yang ikhlas tidak
karena mencari muka, membanggakan diri, karena hanya ingin bertahan hidup,
karena terpaksa atau karena tujuan lain. Ikhlas itu bermaksud murni atau bersih,
bukan bertujuan seperti ingin dipuji orang, ingin mendapat nama dan sebagainya.
Untuk mengukur persepsi seorang pekerja itu terhadap kerjanya boleh disimpulkan
dalam sebuah kisah pendek mengenai tiga orang pekerja di bawah ini. Apabila
mereka ditanya: "Apakah yang sedang anda lakukan ini ?" Jawaban mereka:
Pekerja pertama berkata: "Saya sedang cari makan ".
Pekerja kedua berkata: "Saya sedang melaksanakan perintah perusahaan ".
Pekerja ketiga berkata: "Saya sedang membangun jembatan yang indah dan
bermanfaat bagi masyarakat".
Di antara tiga pekerja ini, siapakah yang paling berminat dan komited terhadap
kerjanya? Pastilah pekerja yang ketigalah orang yang lebih memahami tujuan
kerjanya itu dan lebih komit terhadap apa yang dilakukannya.
3.6. Jujur
Seorang pekerja yang baik, mempunyai sifat jujur atau benar, dapat
membentuk hubungan yang sehat antara sesama pekerja, antara pekerja dan majikan.
Sifat jujur dan benar dapat membendung segala perasaan prasangka, tipu daya
ataupun dusta. Contoh: Seorang pekerja yang tidak baik, melakukan tipu daya dalam
pekerjaan mengurangi spesifikasi teknis dalam pelaksanaan pekerjaan atau suka
menipu pelanggannya dengan tujuan melipatgandakan keuntungan.
5.7. SANKSI
Sanksi (Ps.41 UUJK): Penyelenggara pekerjaan konstruksi dapat dikenai
sanksi administrasi dan/atau pidana atas pelanggaran Undang-Undang ini.
1. Sanksi administrasi (Ps. 42 UUJK): dapat dikenakan kepada penyedia jasa
berupa:
a. Peringatan tertulis;
b. Penghentian sementara pekerjaan konstruksi;
c. Pembatasan kegiatan usaha dan/atau profesi;
d. Pembekuan izin usaha dan/atau profesi;
e. Pencabutan izin usaha dan/atau profesi.
2. Sanksi Pidana (Ps. 43 UUJK): dapat dikenakan kepada perencana, pelaksana
atau pengawas berupa:
a. Perencanaan pekerjaan konstruksi yang tidak memenuhi ketentuan
keteknikan dan mengakibatkan kegagalan pekerjaan konstruksi atau
kegagalan bangunan dikenai pidana paling lama 5 (lima) tahun penjara atau
dikenakan denda paling banyak 10% (sepuluh per seratus) dari nilai kontrak.
b. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang bertentangan atau tidak sesuai
dengan ketentuan keteknikan yang ditetapkan dan mengakibatkan kegagalan
pekerjaan konstruksi atau kegagalan bangunan dikenai pidana paling lama 5
(lima) tahun
c. Pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi dengan sengaja memberi
kesempatan kepada orang lain yang melaksanakan pekerjaan konstruksi
melakukan penyimpangan terhadap ketentuan keteknikan atau menyebabkan
timbulnya kegagalan pekerjaan konstruksi atau kegagalan bangunan dikenai
pidana paling lama 5 (lima) tahun penjara atau dikenakan denda paling
banyak 10% (sepuluh per seratus) dari nilai kontrak.
7. KESIMPULAN
Kode etik ATAKI disusun untuk memberikan rambu-rambu bagi tingkahlaku para
anggotanya, agar mereka dapat menggunakan segala pengetahuan, keahlian dan
keterampilan/kemahiran yang ada untuk kebaikan semua pihak. Untuk mencapai tujuan ini,
etika kerja memainkan peranan penting untuk menjadikan anggota ATAKI beretika. Kode
etik ATAKI bukanlah merupakan jalan penyelesaian masalah yang kompleks, tetapi tetap
penting dan mempunyai peranan tersendiri untuk menjadi standar moral para professional
anggota ATAKI. Etika kerja ini juga telah menentukan asas-asas hubungan di antara para
professional dengan masyarakat, majikan, pelanggan dan rekan sekerja. Siapapun tidak
terkecuali harus patuh kepada prinsip dan nilai etika ini.
8.5. Undang Undang Yang Mengatur Tentang Teknologi Informasi Dan Komunikasi Di
Indonesia
1. UU HAKI (Undang-undang Hak Cipta) yang sudah disahkan dengan nomor 19
tahun 2002 yang diberlakukan mulai tanggal 29 Juli 2003 didalamnya
diantaranya mengatur tentang hak cipta.
2. UU ITE (Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik) yang sudah
disahkan dengan nomor 11 tahun 2008 yang didalamnya mengatur tentang :
Pornografi di Internet
Transaksi di Internet
Etika pengguna Internet
11. CYBERLAW
Istilah hukum cyber diartikan sebagai padanan kata dari Cyber Law, yang saat ini
secara internasional digunakan untuk istilah hukum yang terkait dengan pemanfaatan TI.
Istilah lain yang juga digunakan adalah Hukum TI (Law of Information Teknologi), Hukum
Dunia Maya (Virtual World Law) dan Hukum Mayantara.
Secara akademis, terminologi ”cyber law” belum menjadi terminologi yang umum.
Terminologi lain untuk tujuan yang sama seperti The law of the Internet, Law and the
Information Superhighway, Information Technology Law, The Law of Information, dan
sebagainya.
Di Indonesia sendiri tampaknya belum ada satu istilah yang disepakati. Dimana
istilah yang dimaksudkan sebagai terjemahan dari ”cyber law”, misalnya, Hukum Sistem
Informasi, Hukum Informasi, dan Hukum Telematika (Telekomunikasi dan Informatika).
Secara yuridis, cyber law tidak sama lagi dengan ukuran dan kualifikasi hukum tradisional.
Kegiatan cyber meskipun bersifat virtual dapat dikategorikan sebagai tindakan dan
perbuatan hukum yang nyata. Kegiatan cyber adalah kegiatan virtual yang berdampak sangat
nyata meskipun alat buktinya bersifat elektronik. Dengan demikian subjek pelakunya harus
dikualifikasikan pula sebagai orang yang telah melakukan perbuatan hukum secara nyata.
11.1. Tujuan Cyberlaw
Cyberlaw sangat dibutuhkan, kaitannya dengan upaya pencegahan tindak
pidana, ataupun penanganan tindak pidana. Cyber law akan menjadi dasar hukum
dalam proses penegakan hukum terhadap kejahatan-kejahatan dengan sarana
elektronik dan komputer, termasuk kejahatan pencucian uang dan kejahatan
terorisme.
11.2. Ruang Lingkup Cyberlaw
Pembahasan mengenai ruang lingkup ”cyber law” dimaksudkan sebagai
inventarisasi atas persoalan-persoalan atau aspek-aspek hukum yang diperkirakan
berkaitan dengan pemanfaatan Internet. Secara garis besar ruang lingkup ”cyber law”
ini berkaitan dengan persoalan-persoalan atau aspek hukum dari:
E-Commerce,
Trademark/Domain Names,
Privacy and Security on the Internet,
Copyright,
Defamation,
Content Regulation,
Disptle Settlement, dan sebagainya.
11.3. Kode Etik Bagi Para Pengguna Internet
Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang secara langsung berkaitan
dengan masalah pornografi dan nudisme dalam segala bentuk.
Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang memiliki tendensi
menyinggung secara langsung dan negatif masalah suku, agama dan ras
(SARA), termasuk di dalamnya usaha penghinaan, pelecehan, pendiskreditan,
penyiksaan serta segala bentuk pelanggaran hak atas perseorangan, kelompok /
lembaga / institusi lain.
Menghindari dan tidak mempublikasikan informasi yang berisi instruksi untuk
melakukan perbuatan melawan hukum (illegal) positif di Indonesia dan
ketentuan internasional umumnya.
Tidak menampilkan segala bentuk eksploitasi terhadap anak-anak dibawah
umur.
Tidak mempergunakan, mempublikasikan dan atau saling bertukar materi dan
informasi yang memiliki korelasi terhadap kegiatan pirating, hacking dan
cracking.
Bila mempergunakan script, program, tulisan, gambar / foto, animasi, suara atau
bentuk materi dan informasi lainnya yang bukan hasil karya sendiri harus
mencantumkan identitas sumber dan pemilik hak cipta bila ada dan bersedia
untuk melakukan pencabutan bila ada yang mengajukan keberatan serta
bertanggung jawab atas segala konsekuensi yang mungkin timbul karenanya.
Tidak berusaha atau melakukan serangan teknis terhadap produk, sumber daya
(resource) dan peralatan yang dimiliki pihak lain.
Menghormati etika dan segala macam peraturan yang berlaku di masyarakat
internet umumnya dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap segala muatan /
isi situsnya.
Untuk kasus pelanggaran yang dilakukan oleh pengelola, anggota dapat
melakukan teguran secara langsung.
12. KESIMPULAN
Meskipun telah diatur dalam perundang-undangan tentang pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi namun pada kenyataannya di Indonesia masih terdapat
pelanggaran dalam bidang tersebut. Oleh karena itu diperlukan adanya kesadaran oleh tiap
individu yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi juga kontrol sosial
terhadap pengguna lain yang disertai penegakan hukum yang tegas memberantas tindak
pelanggaran-pelanggaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Sehingga terbentuk suatu
kesadaran sosial masyarakat akan pentingnya pengendalian terhadap penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi yang sesungguhnya sangat bermanfaat bila dimanfaatkan dengan
tepat guna.