Anda di halaman 1dari 8

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Performance Katalis Cair dalam Pemakaian Ulang pada Proses


Pembentukan Furfural
Suharto
UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung LIPI
Jl. Ir. Sutami Km. 15 Tanjung Bintang, Lampung Selatan
Tlp/Fax : 0721 – 350054/350056, e-mail : harto_berg@yahoo.com

Abstrak. Furfural merupakan bahan kimia strategis yang digunakan sebagai pelarut dalam
ekstraksi pemurnian minyak pelumas di Kilang II Pertamina Cilacap, dan juga kebutuhan
lainnya di Indonesia saat ini masih dipenuhi dengan inmpor. Padahal banyak limbah
agrikultur yang mengandung pentosan sebagai sumber furfural tersedia di negara kita,
misalnya : bonggol jagung (30 %), bagase (25%), jerami, tandan kosong sawit dan limbah
padat hasil pertanian lainnya. Proses pembentukan furfural dengan cara hidrolisis limbah
bonggol jagung sebanyak 60 kg (dry basis) dan menggunakan katalis asam sulfat sebanyak
240 L dilakukan dalam reaktor batch pada tekanan sekitar 6 Bar, temperatur 157 oC, dan
selama 2 jam operasi. Dalam penelitian ini katalis asam sulfat segar dengan konsentrasi 1%
massa digunakan dalam proses hidrolisis selanjutnya hidrolisat yang masih mengandung
katalis asam sulfat digunakan kembali dalam proses hidrolisis untuk mengetahui perolehan
furfural berikutnya. Pada kondisi operasi yang telah ditentukan uap dalam digester
dilepaskan. Selanjutnya uap keluar digester langsung dilewatkan ke kolom distilasi, sehingga
terjadi fraksionasi dan diperoleh distilat dalam dua fasa : fasa kaya furfural (94 % massa) dan
fasa kaya air. Selanjutnya perolehan furfural dibandingkan pada proses hidrolisis bonggol
jagung menggunakan katalis asam sulfat segar dengan hidrolisat yang mengandung katalis
asam sulfat. Katalis asam sulfat segar dapat memberikan furfural terbanyak kira-kira
sebanyak 3215 mL, sedangkan hidrolisat yang mengandung asam sulfat masih memberikan
furfural sebanyak 1400 mL.

Kata kunci. furfural ; hidrolisis ; hidrolisat ; katalis asam sulfat

PENDAHULUAN Bonggol jagung dengan kandungan


sekitar 30 % pentosan adalah salah satu
Latarbelakang contoh limbah pertanian yang cukup
Sebagai negara agraris, Indonesia banyak di Indonesia. Padahal limbah
selayaknya mengembangkan teknologi tersebut mengandung pentosan cukup tinggi
pengolahan produk pertanian dan sebagai sumber furfural. Furfural sangat
perkebunan, termasuk juga teknologi menarik untuk dikembangkan karena bahan
pemanfaatan biomassa atau limbah padat kimia ini mempunyai banyak kegunaan
lignoselulosa. Pemanfaatan biomassa ini antara lain : sebagai solvent dalam proses
dapat diharapkan memberi nilai tambah produksi minyak pelumas dikilang minyak,
pada tingkat petani, pengurangan beban untuk memproduksi plastik, resin, dan lain-
pembuangan limbah dan diversifikasi lain. Peluang pasar furfural di Indonesia
sumber bahan kimia. Beberapa negara cukup luas mengingat kebutuhan furfufal
maju, dan bahkan USA menaruh perhatian Indonesia masih dipenuhi dengan impor.
besar pada pengembangan teknologi Salah satu konsumen di Indonesia adalah
pemanfaatan biomassa ini, misalnya Kilang Pertamina yang memerlukan kira-
[Hettenhaus, Wooley and Wiselogel, 2000]. kira 500 ton/tahun.

Semirata 2013 FMIPA Unila |377


Suharto: Performance Katalis Cair dalam Pemakaian Ulang pada Proses Pembentukan
Furfural

Furfural ditemukan oleh Dobereiner STUDI PUSTAKA


pada 1832. Sembilan puluh tahun
kemudian, sekitar 2000 penyelidikan Furfural (C4H3OCHO) merupakan
dilaporkan dalam literatur, tetapi pada 1920 anggota terpenting keluarga komponen
belum ada produksi komersial furfural. heterosiklik yang dikenal sebagai furan,
Penelitian yang dilakukan pada tahun yang ditandai dengan cincin tak jenuh
tersebut untuk produksi pakan ternak rangkap dari empat atom karbon dan satu
dengan cara acid digestion oat hull, atom oksigen. Furfural merupakan aldehid
Brownlee menemukan uap furfural dalam dengan gugus –
digester. Furfural pertama diproduksi oleh dan diperoleh secara industri dari pentosan
The Quaker Oats Company pada Februari yang berasal dari limbah lignoselulosa.
1922 untuk produksi resin fenolik. Turunannya adalah furfuril alkohol dan
Pembentukan furfural dapat dinyatakan asam furoat, dan seperti komponen
sebagai reaksi berurutan berikut : tetrahidrofuran, furfural memiliki ikatan
rangkap yang jenuh dengan hidrogen.
[C5H8O4]n + n H2O  n C5H10O5 Berikut ini adalah struktur molekul furan
(pentosan) (pentosa)
dan turunannya.
C5H10O5  C5H4O2 + H2O Furfural ditemukan oleh Dobereiner
(furfural) pada 1832. Sembilan puluh tahun
kemudian, sekitar 2000 penyelidikan
C5H4O2  CH3COOH + CH3OH + dilaporkan dalam literatur, tetapi pada 1920
(asam asetat) (metanol)
senyawa organik lain
belum ada produksi komersial furfural.
Penelitian yang dilakukan pada tahun
tersebut untuk produksi pakan ternak
Perolehan furfural menurut stokiometri dengan cara acid digestion oat hull,
reaksi di atas adalah 73 g per 100 g Brownlee menemukan uap furfural dalam
pentosan. Pembentukan furfural tidak dapat digester. Furfural pertama diproduksi oleh
dilakukan secara keseluruhan dari The Quaker Oats Company pada Februari
kandungan pentosan yang terdapat dalam 1922 untuk produksi resin fenolik.
bahan, karena selama waktu proses
pembentukan molekul furfural ini sebagian Kimia Furfural
akan terdegradasi berubah menjadi bahan Furfural larut dalam etanol dan eter dan
lain seperti asam asetat, metanol dan juga sedikit larut dalam air. (lihat Tabel 1)
senyawa organik lain. Walaupun tergolong zat kimia cukup
Melalui proses hidrolisis dengan katalis berbahaya, furfural memiliki kestabilan
asam sulfat encer, limbah bonggol jagung termal yang tinggi terhadap oksigen. Pada
tersebut dapat diolah menjadi furfural. temperatur di atas 230oC, diperlukan waktu
HC4 3CH
Proses hidrolisis telah dilakukan dengan CHO CH2OH
O O
menggunakan Digester kapasitas 500 L. HC5 2CH

Hidrolisis pada tekanan sekitar 6 bar O1


o furan furfural furfuril alkohol
(temperatur 157 C) menghasilkan H2C CH2
H
hidrolisat dengan kandungan furfural yang O
COOH
O CH2OH
H2C CH2
berbeda tergantung konsentrasi katalis dan
O
tetrahidrofuril
parameter operasi lainnya. Selanjutnya asam furoat alkohol tetrahidrofuran
furfural dipisahkan dari hidrolisat dengan
cara distilasi azeotropik pada tekanan
atmosferik. GAMBAR 1. Struktur molekul furan

378|Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

beberapa jam untuk terjadinya Konstanta dielektrik pada 25 oC 38 


perubahan sifat fisik furfural, kecuali o mm o mm
Tekanan uap C C
warna. Akan tetapi, ada beberapa zat yang Hg Hg
154
harus dihindari kontak dengan furfural, 39,9 8
,4
625
yaitu basa kuat, agen pengoksidasi kuat, 92,3 69 159 707
dan asam kuat. 160
TABEL 1. Kelarutan furfural dan air 120,3 214 744
,9
Furfural, wt % 163
Temperatur (oC) 131,6 310 812
Water layer Furfural layer ,8
10 7,9 96,1 170
140,2 411 966
20 8,3 95,2 ,6
30 8,8 94,2 Sumber: Kirk-Othmer
40 9,5 93,3
50 10,4 92,4 Furfural atau furfuraldehid, C4H3OCHO,
60 11,7 91,4 merupakan cairan tak berwarna yang
70 13,2 90,3
80 14,8 88,7
memiliki bau aromatik yang harum; bila
90 16,6 86,5 kontak dengan udara akan menjadi coklat
97,9 18,4 84,1 tua atau hitam. Furfural industrial memiliki
Sumber : Kirk-Othmer warna kuning cerah hingga coklat. Biasanya
ditangani dan disimpan dalam peralatan
Furfural juga termasuk zat yang mudah baja atau besi. Jika furfural disimpan di
terbakar, berbahaya bila tertelan atau tempat yang bisa kontak dengan udara
uapnya terhirup saat bernafas, juga dapat warnanya menjadi gelap, keasamannya
menyebabkan iritasi pada kulit dan mata. meningkat dan dapat membentuk polimer.
Kehilangan furfural dalam pelarut Autooksidasi dapat dicegah dengan
pengilangan minyak pelumas dan dalam menyimpannya dalam atmosfer bebas
distilasi ekstraktif butadien sangat rendah. oksigen. Sifat-sifat fisik furfural
ditunjukkan dalam Tabel 2.
TABEL 2. Sifat-sifat fisik furfural

Sifat fisik Furfural Pembentukan Furfural


Sifat fisik Nilai Pembentukan furfural dapat dinyatakan
Titik leleh -36,5 oC sebagai reaksi berurutan berikut :
Titik didih 161,7 oC
Densitas 1,1598 [C5H8O4]n + n H2O  n C5H10O5
Indeks bias 1,5261 (pentosan) (pentosa)
Flash point, open cup 68,3 oC
Tegangan permukaan pada 30oC 41,1 dyn/cm C5H10O5  C5H4O2 + H2O
Viskositas pada 25 oC 1,49 cP (furfural)
38 oC 1,35 cP
54 oC 1,09 cP C5H4O2  CH3COOH + CH3OH +
99 oC 0,68 cP (asam asetat) (metanol)
senyawa organik lain
9,22 kcal/g-
Kalor penguapan pada 160,6 oC
mol
560,3 kcal/g- Perolehan furfural menurut stokiometri
Kalor pembakaran reaksi di atas adalah 73 g per 100 g
mol
Batas bawah ledakan, di udara
2,1 %-v
pentosan. Pembentukan furfural tidak dapat
pada 125 oC dilakukan secara keseluruhan dari
Batas atas ledakan, di udara kandungan pentosan yang terdapat dalam
19,3 %-v
pada 125 oC
Koefisien ekspansi 0,00110 /oC
bahan, karena selama waktu proses
Ignition temperature 393 oC pembentukan molekul furfural ini sebagian
Flamability rating sedang akan terdegradasi berubah menjadi bahan

Semirata 2013 FMIPA Unila |379


Suharto: Performance Katalis Cair dalam Pemakaian Ulang pada Proses Pembentukan
Furfural

lain seperti asam asetat, metanol dan penuh. Data kandungan air terlebih
senyawa organik lain. dahulu harus diketahui/diperkirakan,
Hidrolisis pentosan yang diikuti untuk kemudian diperhitungkan.
pembentukan furfural merupakan reaksi c. Bonggol jagung dimasukan ke dalam
berurutan yang kecepatannya tergantung digester lewat tutup atas, sambil ditekan
pada konsentrasi ion hidrogen, konsentrasi dengan cara diinjak-injak agar padat
reaktan dan temperatur [Dunning and sehingga makin banyak yang terendam
Lathrop, 1945]. Kinetika pembentukan oleh cairan pemasak.
furfural dari pentosan di dalam bonggol d. Pembuatan larutan pemasak dengan
jagung dengan asam sulfat 1,9 % dan 4,4 % menakar air dan asam sesuai dengan
adalah sebagai berikut : rasio L/S.
Persamaan reaksi : e. Setelah proses pemasukan bonggol
pentosan  pentosa  furfural (1) jagung dan cairan pemasak selesai,
Persamaan kinetika reaksi :
dCpa/dt = ko.Cpn – k1.Cpa (2)
bukaan atas ditutup, dan baut-bautnya
dengan: dikencangkan.
Cpa = konsentrasi pentosa larutan, g/l
Cpn = konsentrasi pentosan larutan, g/l Pelaksanaan hidrolisis
k0 = konstanta kecepatan penbentukan a. Mula-mula steam boiler dinyalakan
pentosa
k1 = konstanta kecepatan pembentukan
untuk memproduksi steam dengan
furfural tekanan tertentu, sesuai dengan
Nilai ko dan k1 dari hasil penelitian Dunning, 1945 kemampuan boiler. ( 8,5 barG).
dan Bryner, 1936 dalam [Arnold and Buzzard, 2003] b. Setelah tekanan steam siap, kran dibuka
adalah sebagai berikut : untuk mengalirkan steam (open steam)
ko = 7,832 x 104 CH. exp(-5163/T) (3)
k1 = 9,306 x 105 CH.Cp .exp(-16894/T) (4) ke dalam digester.
dengan : c. Pencatatan data percobaan yang
CH = konsentrasi ion hidrogen, g/l meliputi temperatur digester pada tiap
T = temperatur absolut, K selang waktu tertentu dan tekanan
Persamaan lain diusulkan oleh Levenspiel, 1972 digester yang terbaca pada manometer.
[Arnold and Buzzard, 2003]:
d. Hidrolisis dimulai setelah temperatur
tercapai, (sesuai dengan variasi
Cpn = C pn,0 . exp( k 0 .t ) (5)
temperatur yang direncanakan)
 exp( k 0 .t )   exp( k1 .t )  misalkan 150 oC (temperatur yang
Cpa = C pn,0      ditunjukkan termokopel), (biasanya
k 
 1 0   0 1 
k k  k
dibutuhkan sekitar 3 jam untuk
(6)
mencapai temperatur ini dengan tekanan
Cf=   k . exp( k 0 .t )   k 0 . exp( k1 .t ) 
C pn,0 1   1      8 barG). Selanjutnya kran dari steam
  k 0  k1   k1  k 0  boiler ditutup.
(7)
e. Proses ini dipertahankan selama jangka
Prosedur Pengoperasian digester 500 L waktu hidrolisis yang diinginkan sambil
Persiapan hidrolisis : tetap mencatat data tekanan dan
a. Mula-mula digester 500 L disiapkan temperatur hingga proses selesai.
terlebih dahulu, dibersihkan, kemudian Selama jangka waktu ini, temperatur
ditutup dengan rapat pada bagian dipertahankan dengan membuka kran
bawahnya, sehingga siap diisi dengan steam menuju koil pemanas di dalam
bonggol jagung dan cairan pemasak dari digester. Kran steam menuju digester
tutup atas. (open steam) tetap tertutup hingga
b. Bonggol jagung dalam bentuk utuh proses selesai.
ditimbang sampai volume digester

380|Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

f. Setelah waktu hidrolisis tercapai (2 HASIL DAN PEMBAHASAN


jam), dengan melakukan steam
stripping (injeksi steam dan pengaktifan Proses dengan Steam Stripping
koil pemanas digester), kemudian Steam stripping merupakan penyuntikan/
dilanjutkan dengan pelepasan tekanan di injeksi steam ke dalam digester untuk
dalam digester menuju unit distilasi. mengembalikan tekanan digester sesuai
Furfural akan terbentuk dalam dekanter dengan tekanan operasi yang diinginkan.
unit distilasi selama proses hidrolisis Penurunan tekanan digester terjadi karena
dan pelepasan tekanan dilakukan. pelepasan tekanan/uap dari digester menuju
g. Tekanan dalam digester dapat dinaikkan kolom distilasi untuk memisahkan furfural.
melalui koil pemanas hingga 1,5 Bar Pelepasan tekanan digester ke dalam kolom
untuk mengeluarkan furfural dari distilasi dimulai setelah 2 jam hidrolisis di
digester disamping dapat juga dilakukan dalam digester. Pelepasan tekanan
dengan injeksi steam dari kran open dihentikan pada saat tekanan digester
steam mengembalikan tekanan di dalam kurang lebih 0,1 barG (dari eksperimen).
digester hingga tekanan 7 barG. Setelah Pada saat ini koil pemanas atau injeksi
tercapai, injeksi steam dihentikan, steam dijalankan untuk menaikkan tekanan.
pelepasan tekanan dilakukan terus Proses pelepasan tekanan dan injeksi steam
menerus untuk menghasilkan furfural atau koil pemanas dilakukan hingga furfural
sampai tekanan digester  0,2 barG. tidak terbentuk lagi di dalam dekanter, yang
Pada saat ini injeksi steam dilakukan menunjukkan bahwa furfural di dalam
lagi, dan ini berulang hingga furfural digester sudah tidak terbentuk lagi.
dalam dekanter tidak terbentuk lagi. Ini
berarti furfural di dalam digester sudah
tidak terbentuk lagi, sehingga hidrolisis
lebih lanjut tidak ada gunanya.

Tujuan

Penelitian dan pengembangan unit produksi


furfural ini dimaksudkan untuk
memanfaatkan limbah agrikultur berupa
bonggol jagung yang tersedia cukup banyak
di Indonesia. Tujuan penelitian dan
pengembangan ini adalah :
1. mengembangkan teknologi proses
hidrolisis limbah agrikultur, khususnya
bonggol jagung untuk dijadikan bahan
bermanfaat berupa furfural. Secara umum, hidrolisis bonggol jagung
2. mengetahui performance katalis cair dengan steam stripping ditunjukan dalam
berupa asam sulfat dalam perolehan Tabel 3. berikut.
furfural jika digunakan kembali.

TABEL 3. Percobaan Hidrolisis Bonggol Jagung dalam Digester 500 L

Jenis % berat katalis Liquor/solid Perolehan furfural, Yield furfural, % berat


Run Katalis thd b.jagung (L/S), L/kg mL/60 kg bonggol (Densitas furfural 1,13 gr/mL)
(kg/kg) jagung kering
A Tanpa - 5–6 425 0,80

Semirata 2013 FMIPA Unila |381


Suharto: Performance Katalis Cair dalam Pemakaian Ulang pada Proses Pembentukan
Furfural

Jenis % berat katalis Liquor/solid Perolehan furfural, Yield furfural, % berat


Run Katalis thd b.jagung (L/S), L/kg mL/60 kg bonggol (Densitas furfural 1,13 gr/mL)
(kg/kg) jagung kering
B H2SO4 2,5 5–6 3215 6,05
C H2SO4 hidrolisat 5 – 5,5 1400 2,64

Teknik pengoperasian hidrolisis dan - steam stirpping dilakukan hingga pada


distilasi ternyata sangat menentukan tekanan 0,1 barG sampai tidal terbentuk
perolehan furfural dalam hidrolisis bonggol fasa furfural di distilat
jagung. Hal ini dapat terjadi mengingat - hidrolisat yang tertinggal di dalam
karakter pembentukan furfural sebagai digester atau di reboiler dapat di
intermediate product dalam reaksi seri : distilasi lanjut dengan temperatur
pentosan  C5-sugars reboiler tidak lebih 105 oC
C5-sugars  furfural
furfural  senyawa organik lain Perolehan yang dicapai dalam penelitian
dengan berat molekul ini adalah 60,5 kg furfural untuk katalis
segar setiap ton bonggol jagung kering. Jika
Pada penelitian ini, temperatur hidrolisis dianggap bahwa 40 % pentosan yang
dibatasi hanya sampai 157 oC (temperatur terkandung dalam bahan baku dapat
yang ditunjukkan termokopel pada 8 barG) dikonversi secara selektif menjadi furfural
mengingat ketahanan konstruksi digester dan 60% lainnya tidak dapat dihindari akan
yang digunakan dan kemampuan boiler menjadi senyawa lain, maka perolehan
(maksimum 10 bar) yang terbatas. furfural yang dapat diharapkan kira-kira
Kenaikan perolehan furfural dalam 115 kg/ton. sedangkan hidrolisat yang
percobaan menunjukkan efek pengaturan mengandung asam sulfat masih
kondisi hidrolisis terhadap perolehan memberikan furfural sebanyak 1400 mL.
furfural. Dengan pelepasan tekanan digester Jadi perolehan furfural yang telah
secara perlahan-lahan, operasi fraksionasi tercapai dalam penelitian ini hampir
dikolom distilasi diperkirakan lebih efektif. mendekati harapan secara teknis. Upaya
Laju distilasi yang memberi fasa furfural perbaikan proses masih akan dilakukan
sebanyak kira-kira 17 mL furfural/menit. seperti pengaturan waktu pemasakan, waktu
Dari penelitian dengan degester 500 L pelepasan tekanan digester dan steam
dan unit distilasi tersebut kondisi proses stripping yang dimaksudkan untuk
dan cara operasi optimum yang diperoleh meningkatkan kinerja kolom fraksionasi.
adalah sebagai berikut : Dari kajian tersebut diatas, maka furfural
- perbandingan L/S : 5 - 6 L/kg bahan yang terbentuk sebaiknya segera
baku (dasar kering oven) dikeluarkan dari digester untuk mengurangi
- jumlah asam sulfat sebagai katalis : 2,5 degradasi-lanjut furfural. Pelepasan uap
% terhadap bahan baku kering oven dari digester setelah hidrolisis berlangsung
o
- temperatur hidrolisis 157 C sekitar 2 jam, selanjutnya uap keluar
(temperatur yang ditunjukkan digester yang mengandung 4 – 6 % furfural
termokopel) selama kira-kira 2 jam langsung dilewatkan ke kolom distilasi,
- pemanasan digester menuju temperatur sehingga terjadi fraksionasi kemudian
hidrolisis dengan open steam dibantu distilat ditampung dalam dekanter. Distilat
dengan koil pemanas berupa dua fasa, yaitu lapisan kaya furfural
- pelepasan tekanan digester dari 8 barG (raw furfural) dengan kadar furfural 94%-
hingga 0,1 barG kira-kira 20 jam massa dan lapisan kaya air mengandung
senyawa organik (terutama asam asetat).

382|Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

KESIMPULAN Optimasi Kondisi Hidrolisis Tandan


Kosong Sawit Untuk Produksi Gula dna
1. Perolehan furfural dengan katalis segar Furfural, Prosiding Seminar Nasional
sebesar 6,05 % pada konsentrasi asam ITS, Surabaya, 1999
sulfat sebesar 2,5% pada kondisi Hettenhaus, J.S., and R. Wooley, and A.
operasi L/S = 5 - 6 (L/kg) ; P = 6,5 Wiselogel, Biomassa
kg/cm2 ; T = 160 oC ; waktu hidrolisis Commercialization: Prospects in the
2 jam Next 2 to 5 Years, Report of NREL
2. Pemakain ulang katalis berupa Wable Energy Laboratory, October 2000
hidrolisat memberikan perolehan
furfural 2,64%. Kirk-Othmer Encyclopedia of Chemical
Technology (4th Edition)
SARAN Perry, R.H. (editor), Perry’s Chemical
Engineers’ Handbook, 7th ed , McGraw-
Perolehan furfural masih dapat Hill Inc., New York, 1984
ditingkatkan dengan temperatur dan
tekanan operasi yang lebih tinggi dan waktu Retno Sumekar, dkk, Furfural dari Bagase,
hidrolisis lebih singkat untuk Paket Informasi Teknologi Industri
meminimalkan degradasi lanjut furfural Kimia, PDII, Lembaga Ilmu
sebagai senyawa antara Pengetahuan Indonesia, 1993
Rundus, I, and J. Katkevies, Pre-feasibility
DAFTAR PUSTAKA Study for Furfural Production in Latvia,
Report by Latvian Development Agency,
Arnold, D. R., and J. L. Buzzard, A novel 1998
Process for Furfural Production,
Proceeding of the South African Susanto, H. Suharto dan Kismurtono,
Chemical Engineering Congress, Rekayasa Digester Pemasakan Tandan
September 2003 Kosong Sawit untuk Produksi Furfural
dan Pulp, Laporan Akhir RUT IX, 2004
Fadjarwaty D, Rusmanto dan H. Susanto,

Semirata 2013 FMIPA Unila |383

Anda mungkin juga menyukai