Anda di halaman 1dari 42

PEDOMAN

PRAKTIK KERJA NYATA TERPADU (PKNT)

Penguatan Peran Kader Kesehatan Posyandu dalam rangka mendukung Transformasi


Layanan Primer Kota Cimahi melalui Pendekatan IPE/IPC di Kota Cimahi Tahun 2024

DISUSUN OLEH:

TIM PRAKTIK KERJA NYATA TERPADU (PKNT)


POLTEKKES KEMENKES BANDUNG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


2024

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke khadirat Alloh SWT karena berkat rahmat dan karuniaNya Pedoman Praktik
Kerja Nyata Terpadu (PKN Terpadu) Tahun 2024 Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandung
dapat diselesaikan. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjunan alam
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan seluruh pengikunya hingga akhir zaman termasuk
pada kita semua.

Pedoman PKN terpadu Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung Tahun 2024 menguraikan tentang
pelaksanaan PKN secara terpadu yang dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa tingkat tiga
Program Diploma Tiga dan tingkat empat Diploma Empat Poltekkes Kemenkes Bandung di Kota
Cimahi. Uraian di dalamnya berisi tentang dasar pemikiran, tujuan serta mekanisme pelaksanaan
kegiatan PKN Terpadu, disertai dengan pre planning setiap kegiatan sehingga dapat digunakan
oleh mahasiswa dalam melaksanakan PKN Terpadu, serta pembimbing dalam mengarahkan
mahasiswa mencapai tujuan PKN Terpadu.

Dalam penyusunan Pedoman PKN Terpadu ini, tentunya masih jauh dari sempurna, sehingga harus terus
digali serta dilengkapi. Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang
tinggi kepada pihak-pihak yang telah meluangkan waktu, tenaga dan fikirannya untuk
mewujudkan pedoman PKN terpadu Poltekkes Kemenkes Bandung Tahun 2024 ini. Kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan Pedoman PKN Terpadu di masa
mendatang.

Bandung, Januari 2024


Direktur,

Pujiono, S.KM., M.Kes

iii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………………….. ii


Daftar Isi ………………………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………. 2
Dasar Pemikiran ……………………………………………………………… 2
Tujuan ………………………………………………………………………… 2
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN PKNT DI KOTA CIMAHI …………………………… 3
Jadwal Kegiatan ………………………………………………………………. 3
Pendekatan …………………………………………………………………… 3
Uraian Kegiatan ……………………………………………………………….. 4
BAB III PRE-PLANNING KEGIATAN PKNT DI KOTA CIMAHI …………………………… 9
Sosialisasi …………………………………………………………………….. 9
Survey Mawas Diri ……………………………………………………………. 10
Musyawarah Kesehatan Masyarakat ………………………………………….. 12
Implementasi …………………………………………………………………. 14
Terminasi ……………………………………………………………………… 16
BAB IV KONSEP IPE ………………………………………………………………….. 19
Dasar Pemikiran ………………………………………………………………. 19
Apa itu IPE? …………………………………………………………………… 19
Domain Kompetensi Antar Profesi ……………………………………………. 20
Faktor Pendukung dan Penghambat IPE ………………………………………. 20
Rujukan ………………………………………………………………………. 21
BAB V PENILAIAN ……………………………………………………………………. 22
BAB VI JOB DESK DAN TATA TERTIB …………………………………………………. 26
Job desk Koordinator PKNT …………………………………………………… 26
Job desk Pembimbing PKNT ………………………………………………….. 26
Tata tertib PKNT ………………………………………………………………. 26
Tata tertib Teori dan SG ……………………………………………………….. 27
LAMPIRAN 31

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran

Praktik Kerja Nyata Terpadu (PKN Terpadu) merupakan salah satu mata kuliah di Politeknik
Kesehatan Kemenkes Bandung yang diberikan kepada mahasiswa di semester akhir sebagai salah
satu bentuk pelaksanaan inter professional education (IPE) dan inter professional collaboration
(IPC). Dalam pelaksanaanya diperlukan pedoman untuk mengakomodir pencapaian tujuan mata
kuliah PKN Terpadu dengan optimal. Pedoman PKN Terpadu ini dirancang sebagai acuan bagi
mahasiswa untuk mengaplikasikan kemampuan dan keterampilannya secara langsung di lapangan,
juga untuk para dosen pembimbing yang mengarahkan mahasiswa mencapai tujuan.
Pedoman PKN Terpadu berisi tentang bagaimana penerapan praktik secara interdisiplin
antar profesi kesehatan terkait pembinaan dan pengembangan keluarga menuju keluarga sehat
melalui pendekatan pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD) dengan fokus pada
penguatan kader posyandu. Meskipun Pedoman ini berisi petunjuk mulai dari tahap awal sampai
tahap akhir PKN Terpadu, akan tetapi pada saatnya nanti penggunaannya disesuaikan
dengan ciri atau karakteristik wilayah yang menjadi lahan praktik, sehingga dapat
mengakomodasi kebutuhan wilayah tersebut.

B. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya PKN Terpadu Tahun 2024 adalah:
1. Mahasiswa memahami konsep dasar interprofessional education (IPE) dan interprofessional
colaboration (IPC).
2. Mahasiswa dapat melaksanakan sosialisasi internal dan eksternal untuk memulai pelaksanaan
PKN Terpadu berbasis inter professional education (IPE) dan inter professional colaboration
(IPC) terkait penguatan kader di Posyandu.
3. Mahasiswa dapat melaksanakan survei mawas diri (SMD), menganalisa dan merumuskan
masalah berbasis inter professional education (IPE) dan inter professional colaboration (IPC)
terkait penguatan kader di Posyandu.
4. Mahasiswa dapat melaksanakan musyawarah masyarakat di tingkat RW untuk menetapkan
rencana pemecahan masalah kesehatan di wilayah tersebut dengan memperhatikan aspek inter
professional education (IPE) dan inter professional colaboration (IPC) terkait penguatan
kader di Posyandu.
5. Mahasiswa dapat melaksanakan implementasi penguatan kompetensi kader
Posyandu berbasis inter professional education (IPE) dan inter professional colaboration
(IPC).
6. Mahasiswa dapat melaksanakan evaluasi hasil kegiatan PKNT berbasis inter
professional education (IPE) dan inter professional colaboration (IPC) terkait penguatan
kompetensi kader Posyandu.

P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 2 | 37
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN PKN TERPADU DI KOTA CIMAHI

A. Jadwal Kegiatan

Praktik Kerja Nyata Terpadu (PKNT) Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung dilaksanakan pada
tanggal 8-20 Januari 2024 di Kota Cimahi.

Jadwal Kegiatan PKN Terpadu di Kota Cimahi Tanggal 8-20 Januari 2024
Januari
No Kegiatan
4 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Pembekalan (mahasiswa dan
pembimbing) Wilayah
Bandung, Cimahi & Karawang
2 Pembukaan

3 Sosialiasi tingkat RW
4 Survei Mawas Diri (SMD):
Pengumpulan data kebutuhan
penguatan kader posyandu
5 Analisa dan perumusan
Masalah dan skala prioritas
6 Penyusunan Rencana Kegiatan
(POA)
7 Musyawarah Masyarakat
tingkat RW (MMRW)
8 Implementasi penguatan kader
9 Evaluasi dan Tindak Lanjut dan
Pelaporan
10 Terminasi

B. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalan kegiatan PKN Terpadu Politeknik Kesehatan Kemenkes
Bandung adalah Primary Health Care atau Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD),
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pertemuan/Sosialisasi
a. Pertemuan tingkat RW
2. Survei Mawas Diri (SMD)
a. Pengumpulan dan Pengolahan Data
b. Analisa, Perumusan Masalah dan Penyusunan Rencana Kegiatan
3. Musyarawah Masyarakat Desa (MMD)
a. Lokakarya mini tingkat RW (Penyepakatan POA Tingkat RW)
4. Implementasi Kegiatan Penguatan kompetensi kader posyandu
a. Roleplay
b. Implementasi
5. Pembinaan dan Perluasan
a. Evaluasi
b. Penyusunan RTL
c. Terminasi tingkat RW

P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 3 | 37
•Sosialisasi
Tahap 2 •Musyawarah
Tahap 4 •Evaluasi dan
•Survey Masyarakat •Implementasi Terminasi
Mawas Diri Desa

Tahap I Tahap 3 Tahap 5

C. Uraian Kegiatan
1. Tahap I: Sosialisasi
a. Sosialisasi Tingkat Kota Cimahi (zoom saat pembukaan PKNT)
1) Waktu: 8 Januari 2024
2) Peserta:
- Direktur dan Wadir
- Pembimbing/Dosen
- Mahasiswa
- Kepala Dinas Kota Cimahi
- Kepala Puskesmas Kota Cimahi
- Aparat Desa dan stakeholder lainnya
b. Sosialisasi Tingkat RW
1) Waktu: 9-10 Januari 2024
2) Peserta:
- Mahasiswa setiap RW dan Pembimbing
- Ketua RW (tentative)
- Seluruh Ketua RT (tentative)
- Seluruh Kader
- Tokoh masyarakat (Tomas) (tentative)
- Tokoh agama (Toga) (tentative)
- Karang Taruna (Karta) (tentative)
3) Pre planning (lihat Bab III)

2. Tahap II: Survei Mawas Diri (SMD)


a. Pengumpulan Data
1) Waktu: 10-11 Januari 2024
2) Sasaran: Kader posyandu dan posbindu
Pada pendataan ini, dilakukan pendataan kebutuhan penguatan kompetensi kader,
meliputi:
- Keterampilan pengelolaan posyandu

P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 4 | 37
- Keterampilan bayi dan balita
- Keterampilan ibu hamil dan menyusui
- Keterampilan usia sekolah dan remaja
- Keterampilan usia dewasa dan lansia
Gunakan tabel berikut untuk survei mawas diri kebutuhan penguatan kompetensi
kader.

Form 1. Self Assessment Kader Terkait 5 Kompetensi Kader Posyandu


Penilaian Mandiri Tingkat Keterampilan
Keterampilan Kader Sangat Baik
Kurang Cukup Baik
Kurang sekali
Keterampilan Pengelolaan Posyandu
Menjelaskan paket layanan posyandu untuk seluruh siklus hidup
Melakukan pencatatan dan pelaporan
Melakukan kunjungan rumah
Melakukan komunikasi efektif
Keterampilan Bayi dan Balita
Menjelaskan Penggunaan Buku KIA bagian balita
Melakukan penyuluhan ASI Eksklusif, MP ASI Kaya Protein
Hewani sesuai umur
Melakukan penimbangan, pengukuran panjang/tinggi badan dan
lingkar kepala, lengan atas
Menjelaskan hasil pengukuran berat dan tinggi badan normal,
kurang dan tindak
lanjutnya
Menjelaskan stimulasi perkembangan, vitamin A, dan obat cacing
sesuai umur
Menjelaskan layanan imunisasi rutin lengkap dan PD3I (Hepatitis,
Difteri, Campak, Rubela, Diare)
Menjelaskan pemantauan tanda bahaya bayi dan balita
Keterampilan Ibu Hamil, Menyusui
Menjelaskan Penggunaan Buku KIA bagian ibu hamil, nifas
Melakukan penyuluhan Isi Piringku Ibu Hamil dan Ibu menyusui
Menjelaskan Pemeriksaan Ibu Hamil dan Ibu Nifas
Menjelaskan bahwa ibu hamil perlu memantau berat badan,
lingkar lengan dan tekanan darah dengan kurva Buku KIA
Menjelaskan anjuran minum TTD setiap hari selama hamil
Menjelaskan pemantauan tanda bahaya ibu hamil, ibu nifas
Keterampilan Usia Sekolah & Remaja
Melakukan penyuluhan isi piringku dan aktivitas fisik
Menjelaskan program pencegahan anemia (TTD dan skrining Hb
remaja putri)
Melakukan penyuluhan bahaya merokok dan NAPZA, dan
kehamilan remaja
Keterampilan Usia Dewasa & Lansia
Melakukan penyuluhan Germas (isi piringku, aktivitas fisik dan
cek kesehatan)
Menjelaskan penyakit terbanyak (obesitas, hipertensi, diabetes,
stroke, kanker, PPOK, TBC, diare, kesehatan jiwa, Geriatri)
Melakukan deteksi dini usia dewasa dan lansia dengan
pengukuran lingkar perut, tekanan darah (obesitas, hipertensi)
Melakukan deteksi dini usia dewasa dan lansia dengan kuesioner
(PPOK, TBC, kesehatan jiwa, geriatri dan diabetes)
Melakukan penyuluhan keluarga berencana

P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 5 | 37
Skoring dilakukan sebagai berikut:
1. Sangat kurang = 1
2. Kurang = 2
3. Cukup = 3
4. Baik = 4
5. Baik sekali = 5
Setelah dilakukan skoring kebutuhan terhadap seluruh kader, data direkapitulasi
sehingga didapatkan kompetensi dengan skor minimum dari total seluruh kader. Data
rekapitulasi dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif dalam form analisis data (Form 2).

b. Pengolahan Data, Analisa dan Penyusunan POA (SGD dan FGD)


1) Waktu: 11-13 Januari 2024
2) Setelah diperoleh data dari kebutuhan penguatan kompetensi kader, selanjutnya
mahasiswa menganalisa data dan merumuskan masalah dengan melihat data awal
yang telah didapatkan. Form analisis data dibuat dalam bentuk Form 2 berikut.

Form 2. Form Analisa Data


Analisis Kebutuhan Analisis Kebutuhan Rekomendasi Fokus
Penguatan Penguatan Penguatan
Data
(berdasarkan analisis (berdasarkan rekomendasi (1-2 fokus kompetensi
data awal) / Kebutuhan Puskesmas) setiap Keterampilan)
Keterampilan Pengelolaan (a)
Posyandu
Keterampilan Bayi dan Balita (b)
Keterampilan Ibu Hamil, dsr
Menyusui
Keterampilan Usia Sekolah &
Remaja
Keterampilan Usia Dewasa &
Lansia

3) Setelah didapatkan hasil analisis kebutuhan penguatan dari hasil SMD dan
analisis kebutuhan penguatan dari Puskesmas (secara kualitatif) berupa 1-2
rekomendasi fokus penguatan per kelompok keterampilan, mahasiswa kemudian
menentukan prioritas program intervensi dalam form 3 berikut.

Form 3. Form Prioritas Plan of Action


Skor

Kompetensi Feasibility Potensi


Penguatan Kolaborasi
yang diusulkan Frekuensi
No Kriteria Urgensia Berdasarkan untuk Total Skor
untuk Program masalahb
(1-4) Kompetensi penyelesaian
Penguatan* (1-4)
Mahasiswac masalahd
(1-4) (1-4)
1 Keterampilan 1.
Pengelolaan
Posyandu 2.

2 1.

P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 6 | 37
Keterampilan Bayi 2.
dan Balita
3 Keterampilan Ibu 1.
Hamil, Menyusui
2.

4 Keterampilan 1.
Usia Sekolah &
Remaja 2.

5 Keterampilan 1.
Usia Dewasa &
Lansia 2.

*diambil dari Form 2.

Indikator Skala Prioritas Interpretasi


Urgensi Topik penguatan kader sangat dibutuhkan untuk diberikan penguatan
untuk membantu penyelesaian masalah di masyarakat. Diisi dengan
Skoring 1, 2, 3, 4.
Nilai 1 = tidak urgent
Nilai 4 = sangat urgent
Frekuensi Masalah Frekuensi masalah yang perlu diintervensi oleh tim PKNT dalam bentuk
penguatan kompetensi kader. Diisi dengan Skoring 1, 2, 3, 4.
Nilai 1 = masalah jarang terjadi
Nilai 4 = masalah sangat sering terjadi
Feasibility Penguatan Berdasarkan Analisis kemungkinan penyelesaian masalah untuk dilakukan oleh
Kompetensi Mahasiswa mahasiswa Prodi D3 dan Prodi D4. Diisi dengan Skoring 1, 2, 3, 4.
Nilai 1 = sulit diintervensi oleh level D3/D4
Nilai 4 = sangat mungkin diintervensi oleh level D3/D4
Potensi Kolaborasi untuk Masalah/topik penguatan kader yang dipilih untuk diintervensi memiliki
penyelesaian masalah potensi untuk diselesaikan melalui kolaborasi antar profesi kesehatan.
Diisi dengan Skoring 1, 2, 3, 4.
Nilai 1 = peluang kolaborasi untuk menyelesaikan masalah rendah
Nilai 4 = peluang kolaborasi untuk menyelesaikan masalah tinggi

4) Setiap kelompok menentukan 1-2 topik kompetensi yang akan diintervensi oleh
tim PKNT.
5) Tim PKNT juga membuat media yang akan diberikan kepada kader kesehatan
terkait topik penguatan. Media yang dibuat sebagai berikut:
Bentuk Media : Direkomendasikan media yang dapat digunakan jangka panjang oleh Kader,
seperti booklet, media lembar balik, dll.
Topik Media : 1. Spesifik topik kompetensi yang akan diintervensi
2. Diabetes Mellitus (di dalamnya memuat: Gambaran DM di Kota Cimahi /
Spesifik Lokus Intervensi (Posyandu/RW) dan kolaborasi antar-profesi
untuk
strategi pencegahan dan manajemen Diabetes Mellitus)
6) Pre planning (lihat Bab III)

P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 7 | 37
3. Tahap III: Musyawarah Kesehatan Masyarakat
Musyawarah Kesehatan di lakukan di Tingkat RW (MMRW/Lokmin RW)
1) Waktu: 15-17 Januari 2024
2) Peserta:
- Pembimbing/Dosen Setiap RW
- Pembina Desa (Nakes) - Mahasiswa setiap RW
- Ketua RW dan seluruh Ketua RT
- Seluruh Kader
- Tokoh masyarakat (Tomas) (Tentative)
- Tokoh agama (Toga) (Tentative)
- Karang Taruna (Karta) (Tentative)
- Masyarakat
3) Mekanisme:
- Pembukaan
- Pemaparan rencana kegiatan dan topik penguatan kompetensi kader posyandu
- Musyawarah terkait rencana kegiatan dan topik penguatan kompetensi kader posyandu
- Penutup
4) Pre planning (lihat Bab III)

4. Tahap IV: Implementasi Penguatan Kompetensi Kader Posyandu


1) Waktu: 16-19 Januari 2024
2) Tempat: Posyandu
3) Peserta:
 Pembimbing/Dosen Setiap RW
 Pembina Desa (Nakes)
 Mahasiswa
 Ketua RW
 Seluruh Ketua RT
 Seluruh Kader
 Tokoh masyarakat (Tomas)
 Tokoh agama (Toga)
4) Mekanisme
- Roleplay / simulasi Implementasi Penguatan Kompetensi Kader Posyandu – di hadapan
pembimbing (1-2 hari sebelum implementasi di lapangan).
- Pada saat kegiatan implementasi:
- Pembukaan
- Pemaparan intervensi (dalam bentuk ceramah, diskusi, simulasi, praktik, atau
metode lainnya)
- Penutupan
5) Materi:
Topik kompetensi kader yang telah dimusyawarahkan
Catatan:
Proses implementasi dapat direkam / didokumentasikan dalam bentuk Video untuk
proses penilaian. Hal ini dilakukan bila dosen pembimbing berhalangan untuk mengikuti
kegiatan implementasi.

P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 8 | 37
6. Tahap VI: Evaluasi
a. Evaluasi, Tindak Lanjut dan Pelaporan
1) Waktu: 19-20 Januari 2024
2) Tempat: Wilayah Binaan Masing-masing / daring
3) Peserta: Seluruh mahasiswa dan Pembimbing
4) Pre planning (lihat Bab III)
b. Terminasi Tingkat RW
1) Waktu: 20 Januari 2024
2) Tempat: RW
3) Peserta:
- RW
- Seluruh RT
- Seluruh Kader
- Perwakilan Tokoh Masyarakat (Tentative)
- Perwakilan Karang Taruna (Tentative)
- Seluruh mahasiswa
- Pembimbing
5) Pre planning (lihat Bab III)
c. Terminasi di Desa (Tentative)
1) Waktu: 19-20 Januari 2024
2) Tempat: Desa
3) Peserta:
- Panitia
- Seluruh Mahasiswa
- Desa/Kecamatan
- Puskesmas
4) Pre planning (lihat Bab III)

P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 9 | 37
BAB III
PRE-PLANNING KEGIATAN PKN TERPADU DI KOTA CIMAHI

A. Sosialisasi
1. Latar Belakang
Pembinaan kesehatan masyarakat pada dasarnya merupakan upaya meningkatkan segi
kehidupan sehingga memungkinkan mereka untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Di masyarakat pelayanan kesehatan lebih ditekankan pada upaya promotif dan
preventif, dimulai dari wilayah terkecil yakni RW. Keberhasilan pelayanan kesehatan
masyarakat dapat dilihat dari sejauhmana upaya-upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) dapat diciptakan sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat dalam
bidang kesehatan.
Pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu proses tindakan sosial yang dilakukan
baik oleh individu, keluarga, kelompok, masyarakat maupun organisasi pendamping
untuk mencapai lingkungan perubahan dan kualitas hidup yang lebih baik (Peterson & Hughey,
2004). Kesehatan memandang upaya pemberdayaan sebagai fokus intervensi kesehatan
masyarakat, bahkan seringkali pemberdayaan dianggap sebagai variable antara (mediating
variable) bagi implementasi program kesehatan dan luaran program kesehatan (Minkler et
all, 2001).
Sebagai tahap awal dalam pembinaan kesehatan masyarakat, khususnya penguatan kader
posyandu diperlukan adanya pengenalan antara petugas kesehatan (dalam hal ini
mahasiswa peserta PKNT) dengan pengelola wilayah setempat sehingga terjadi
interaksi yang saling menguntungkan, kegiatan dimaksud dikenal juga dengan sosialisasi.

2. Tujuan
Setelah dilaksanakan sosialisasi:
1) Mahasiswa mengenal pengelola wilayah: Ketua RW, para Ketua RT, seluruh kader, dan tokoh
masyarakat termasuk tokoh agama serta tokoh pemuda.
2) Mahasiswa mengenal masalah kesehatan terkait pengelolaan Posyandu yang dirasakan oleh
masyarakat di wilayah tersebut.
3) Masyarakat mengenal kelompok mahasiswa yang melakukan PKN Terpadu di wilayah
tersebut.
4) Masyarakat mengenal tujuan mahasiswa melaksanakan PKN Terpadu terkait dengan
peningkatan kompetensi kader posyandu / kesehatan.

3. Waktu
Sosialisasi tingkat RW dilaksanakan pada tanggal 9 – 10 Januari 2024

4. Tempat
Tempat sosialisasi disepakati dengan Ketua RW dan Kader

5. Peserta
Peserta dalam sosialisasi ini adalah:
 Ketua RW
 Para Ketua RT
 Seluruh Kader
 Tokoh masyarakat, termasuk tokoh agama dan tokoh pemuda (tentative)
 Seluruh mahasiswa
P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 10 | 37
 Pembimbing

P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 10 | 37
6. Langkah Pencapaian Tujuan
1. Persiapan
a. Memahami pre planning sosialisasi
b. Koordinasi dengan Ketua RW dan Ketua Kader dalam pelaksanaan sosialisasi terkait
dengan tempat dan waktu sosialisasi
c. Menyiapkan undangan untuk kegiatan sosialisasi
d. Menyiapkan format daftar hadir kegiatan
2. Pelaksanaan
a. Kegiatan diawali dengan pembukaan
b. Melakukan perkenalan antara mahasiswa dan pengelola wilayah setempat
c. Menyampaikan program kerja PKN Terpadu terkait dengan penguatan kader posyandu
d. Berdialog dengan pengelola wilayah/kader terkait masalah kader posyandu
e. Kegiatan penutup

7. Metode
Metode yang digunakan: Ceramah, Tanya Jawab dan Diskusi

8. Media
Media yang digunakan: Pedoman PKN Terpadu

9. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pre planning dipahami dengan baik
b. Tempat dan waktu sosialisasi telah ditentukan
c. Undangan telah tersedia dan terdistribusi
d. Format daftar hadir kegiatan telah tersedia
2. Evaluasi Proses
a. Tempat dan waktu pelaksanaan sosialisasi sesuai dengan rencana
b. Rangkaian kegiatan sosialisasi berjalan dengan lancar
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta yang diundang 80% hadir
b. Mahasiswa mengenal pengelola wilayah dan sebaliknya
c. Mahasiswa mengenal masalah kader kesehatan (posyandu) yang dirasakan oleh
masyarakat
d. Masyarakat memahami program PKN Terpadu yang akan dilaksanakan oleh
mahasiswa dengan dukungan yang penuh

B. Survey Mawas Diri


1. Latar Belakang
Pembinaan kesehatan masyarakat pada dasarnya merupakan upaya meningkatkan segi
kehidupan sehingga memungkinkan mereka untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Di masyarakat pelayanan kesehatan lebih ditekankan pada upaya promotof dan
preventif, dimulai dari wilayah terkecil yakni RW. Keberhasilan pelayanan kesehatan
masyarakat dapat dilihat dari sejauhmana upaya-upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) dapat diciptakan sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat dalam
bidang kesehatan.

P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 11 | 37
Pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu proses tindakan sosial yang dilakukan
baik oleh individu, keluarga, kelompok, masyarakat maupun organisasi pendamping
untuk mencapai lingkungan perubahan dan kualitas hidup yang lebih baik (Peterson & Hughey,
2004). Kesehatan memandang upaya pemberdayaan sebagai fokus intervensi kesehatan
masyarakat, bahkan seringkali pemberdayaan dianggap sebagai variable antara (mediating
variable) bagi implementasi program kesehatan dan luaran program kesehatan (Minkler et
all, 2001).
Berbagai upaya kesehatan dilayanan primer, khususnya di masyarakat secara langsung
harus didasarkan pada kebutuhan dan kondisi masyarakat, oleh karena itu untuk mengetahui
kondisi kesehatan masyarakat, khususnya terkait dengan pembangunan keluarga
sehat diperlukan data yang tepat, sehingga diperlukan kegiatan survey mawas diri (SMD)
melalui pengumpulan data, pengolahan, analisa sampai merumuskan masalah
kesehatannya, khususnya terkait dengan kebutuhan penguatan kader terkait kompetensi
kader.

2. Tujuan
Setelah kegiatan SMD:
1) Diketahui tingkat keluarga sehat di wilayah yang dibina
2) Diketahui masalah kesehatan yang ada di wilayah yang dibina tekait dengan kebutuhan
kebutuhan penguatan kader terkait kompetensi kader

3. Waktu
1) SMD dilaksanakan pada: Tanggal 10-11 Januari 2024
2) Kegiatan berupa pengumpulan, pengolahan, analisa data dan perumusan masalah dari
kebutuhan penguatan kompetensi kader posyandu.

4. Kegiatan
1) Pengumpulan Data
Pengumpulan data tentang kebutuhan kader akan kompetensi yang perlu ditingkatkan (form
survey mawas diri).
2) Analisa data dan Perumusan Masalah
- Setiap kelompok melakukan pengumpulan data kebutuhan kompetensi kader.
- Setiap kelompok melakukan analisa dari data yang telah diolah dengan menggunakan
form analisa data. Setiap kelompok mencocokkan data kebutuhan dari kader dan dari
puskesmas, analisis hasil tersebut.
- Setiap kelompok merumuskan masalah terkait kebutuhan penguatan kompetensi kader.

5. Langkah Pencapaian Tujuan


1) Persiapan
a. Memahami pre planning SMD
b. Menyiapkan strategi pengumpulan data, analisa data dan perumusan masalah
2) Pelaksanaan
a. Tahap pengumpulan data
Melakukan wawancara atau studi dokumentasi terkait kebutuhan kebutuhan kader akan
kompetensi yang perlu ditingkatkan.
b. Tahap analisa dan perumusan masalah kesehatan
1) Melakukan pengelompokan data dan analisis data menggunakan form analisis data.
2) Menentukan prioritas topik dengan menggunakan penghitungan skala prioritas
3) Mendiskusikan hasil temuan kepada dosen pembimbing.
P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 12 | 37
6. Metode
Metode yang digunakan: Wawancara, Tanya Jawab, Diskusi dengan kader kesehatan.
7. Media
Media yang digunakan: Pedoman PKNT, Instumen Pengkajian, Form Analisa Data, dan Form
Skala Prioritas

8. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a. Pre planning SMD dipahami dengan baik
b. Strategi pengumpulan, analisa data dan perumusan masalah telah disiapkan.
2) Evaluasi Proses
a. Tahap pengumpulan, analisa data terlaksana dengan baik
b. Tahap analisa dan perumusan masalah terlaksana dengan baik
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta PKN Terpadu 100% terlibat dalam pengumpulan dan analisa data
b. Diketahui masalah yang ada terkait kompetensi kader di wilayah yang didata.

C. Musyawarah Kesehatan Masyarakat


1. Latar Belakang
Pembinaan kesehatan masyarakat pada dasarnya merupakan upaya meningkatkan segi
kehidupan sehingga memungkinkan mereka untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Di masyarakat pelayanan kesehatan lebih ditekankan pada upaya promotof dan
preventif, dimulai dari wilayah terkecil yakni RW. Keberhasilan pelayanan kesehatan
masyarakat dapat dilihat dari sejauhmana upaya-upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) dapat diciptakan sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat dalam
bidang kesehatan.
Pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu proses tindakan sosial yang dilakukan
baik oleh individu, keluarga, kelompok, masyarakat maupun organisasi pendamping
untuk mencapai lingkungan perubahan dan kualitas hidup yang lebih baik (Peterson & Hughey,
2004). Kesehatan memandang upaya pemberdayaan sebagai fokus intervensi kesehatan
masyarakat, bahkan seringkali pemberdayaan dianggap sebagai variable antara (mediating
variable) bagi implementasi program kesehatan dan luaran program kesehatan (Minkler et
all, 2001).
Sebagai implikasi dari upaya kesehatan berbasis atau bersumberdaya masyarakat,
maka masyarakat tersebut harus terlibat sejak awal, diantaranya dalam kegiatan menentukan
masalah dan berbagai upaya pemecahannya, yakni melalui musyawarah kesehatan
masyarakat (yang juga dikenal dengan lokakarya mini)

2. Tujuan
Setelah dilaksanakan musyawarah kesehatan, masyarakat dapat:
1) Mengetahui data di wilayah binaan terkait dengan kompetensi kader posyandu
/ kesehatan
2) Mengeyahui masalah yang ada di wilayah binaan terkait dengan kompetensi kader
posyandu / kesehatan
3) Tersusun rencana kegiatan (POA) pemecahan masalah untuk meningkatkan kompetensi
kader posyandu / kesehatan di wilayah binaan masing-masing.

3. Waktu
MMRW: Tangal 15-16 Januari 2024
P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 13 | 37
4. Tempat
MMRW: di wilayah RW (disepakati Ketua RW dan Kader)

5. Peserta MMRW :
a. Ketua RW
b. Seluruh Ketua RT
c. Seluruh Kader
d. Tokoh masyarakat (tentaitve)
e. Tokoh agama (tentaive)
f. Tokoh pemuda (karang taruna) (tentative)
g. Perwakilan masyarakat
h. Dosen Pembimbing Kelompok
i. Kepala Puskesmas atau perwakilannya (tentative)
j. Kepala Desa atau perwakilannya (tentative)

6. Langkah Pencapaian Tujuan


1) Persiapan
a. Memahami pre planning musyawarah kesehatan masyarakat
b. Koordinasi dengan Ketua RW dan Ketua Kader dalam pelaksanaan MMRW terkait
dengan tempat dan waktu pelaksanaannya
c. Menyiapkan Rencana Kegiatan (POA) yang akan dipresentasikan
d. Menyiapkan undangan untuk kegiatan MMRW
e. Menyiapkan perlengkapan (tempat, sound system, dll)
f. Menyiapkan konsumsi bersama kader
g. Menyiapkan form daftar hadir kegiatan MMRW

2) Pelaksanaan
a. Kegiatan diawali dengan pembukaan
b. Sambutan: Ketua Pelaksana, Ketua RW, Perwakilan Desa/Puskesmas
c. Presentasi data terkait masalah dan penyelesaian yang diusulkan untuk penguatan
kompetensi kader di wilayah binaan masing-masing.
d. Musyawarah penyelesaian masalah tingkat RW
e. Membacakan kesepakatan implementasi
f. Kegiatan penutup

7. Metode
Metode yang digunakan: Presentasi, Diskusi, Tanya Jawab, dll.

8. Media
Media: Pedoman PKNT, POA penguatan kompetensi kader.

9. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a. Pre planning musyawarah kesehatan masyarakat telah dipahami
b. Koordinasi ddengan Ketua RW dan Ketua Kader dalam pelaksanaan MMRW
terkait dengan tempat dan waktu pelaksanaan telah dilakukan

P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 14 | 37
c. Data yang akan dipresentasikan dan POA telah disiapkan
d. Undangan untuk kegiatan MMRW telah didistribusikan
e. Menyiapkan perlengkapan (tempat, sound system, dll)
f. Konsumsi telah disiapkan bersama kader
g. Form daftar hadir kegiatan MMRW telah disiapkan
2) Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan presentasi data berjalan dengan lancar
b. Pelaksanaan musyawarah kesehatan berjalan dengan lancar
c. Proses penyusunan POA berjalan dengan baik
3) Evaluasi Hasil
a. Peserta musyawarah yang diundang 80% hadir
b. Disepakati POA topik penguatan kader yang akan diintervensi.

Form Rencana Kegiatan (POA)


Tanggal
No Masalah Kegiatan Tempat Keterangan
.. .. .. .. ..

2
3
4
5
6
Dst

D. Implementasi
1. Latar Belakang
Pembinaan kesehatan masyarakat pada dasarnya merupakan upaya meningkatkan segi
kehidupan sehingga memungkinkan mereka untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Di masyarakat pelayanan kesehatan lebih ditekankan pada upaya promotof dan
preventif, dimulai dari wilayah terkecil yakni RW. Keberhasilan pelayanan kesehatan
masyarakat dapat dilihat dari sejauhmana upaya-upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) dapat diciptakan sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat dalam
bidang kesehatan.
Pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu proses tindakan sosial yang dilakukan
baik oleh individu, keluarga, kelompok, masyarakat maupun organisasi pendamping
untuk mencapai lingkungan perubahan dan kualitas hidup yang lebih baik (Peterson & Hughey,
2004). Kesehatan memandang upaya pemberdayaan sebagai fokus intervensi kesehatan
masyarakat, bahkan seringkali pemberdayaan dianggap sebagai variable antara (mediating
variable) bagi implementasi program kesehatan dan luaran program kesehatan (Minkler et
all, 2001).
Berbagai upaya kesehatan dilayanan primer, khususnya di masyarakat secara langsung
harus didasarkan pada kebutuhan dan kondisi masyarakat, oleh karena itu untuk mengetahui
kondisi kesehatan masyarakat, khususnya terkait dengan pembangunan keluarga
sehat diperlukan data yang tepat, sehingga diperlukan kegiatan survey mawas diri (SMD)
melalui pengumpulan data, pengolahan, analisa sampai merumuskan masalah
kesehatannya.
Seiring dengan transformasi layanan primer melalui peningkatan fungsi dan layanan
P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 15 | 37
posyandu, untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, maka perlu dilakukan

P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 16 | 37
implementasi penguatan kompetensi kader yang merupakan ujung tombak kegiatan
di Posyandu.
Di wilayah Kota Cimahi sendiri telah terdapat posyandu di setiap RW yang dikelola oleh
Kader. Kader pada dasarnya merupakan tenaga yang bersumber dari masyarakat di wilayahnya
yang dapat berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan di wilayahnya, termasuk
dalam program keluarga sehat. Dengan demikian perlu dilakukan implementasi berupa
penguatan kompetensi kader dalam rangka mengembangkan layanan primer di posyandu.

2. Tujuan
Setelah dilaksanakan berbagai implementasi, sasaran dapat:
1) Menjelaskan berbagai macam kompetensi kader yang harus dimiliki
2) Mempraktikkan kompetensi kader (yang disepakati untuk diperdalam) sesuai dengan POA.

3. Waktu: 16-19 Januari 2024


Implementasi dilaksanakan pada tanggal 17-19 Januari 2024

4. Tempat
Di lingkungan RW masing-masing/posyandu, lokasi menyesuaikan dengan kondisi di wilayah
binaan

5. Langkah Pencapaian Tujuan


1. Persiapan
a. Memahami pre planning implementasi
b. Menyiapkan undangan
c. Menyiapkan materi dan media terkait topik kompetensi kader yang akan diintervensi
d. Menyiapkan pemateri
e. Melakukan koordinasi dengan Ketua RW dan kader untuk menentukan tempat dan
sasaran pembinaan dengan baik.
2. Pelaksanaan
a. Kegiatan Pembuka
1) Membukan kegiatan dengan salam
2) Melakukan apprsepsi disesuaikan dengan materi/topik yang akan disampaikan
b. Kegiatan Inti
1) Menyampaikan materi sesuai sasaran pembinaan
2) Membimbing diskusi dan Tanya jawab sesuai materi yang dibahas
3) Melakukan simulasi atau demonstrasi (bila perlu) sesuai materi yang disampaikan
4) Melakukan evaluasi
c. Kegiatan Penutup
1) Menyimpulkan materi yang dibahas
2) Menyampaikan salam penutup

6. Metode
Metode yang digunakan: Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi, Simulasi, Demonstrasi, dll

7. Media
Media yang digunakan: Pedoman PKNT, modul kompetensi kader, Leaflet, dll (disesuaikan
dengan kebutuhan).

P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 17 | 37
8. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pre planning implementasi telah dipahami
b. Undangan telah terdistribusi
c. Materi dan media keluarga sehat telah disiapkan
d. Pemateri telah disiapkan
e. Koordinasi dengan Ketua RW dan kader untuk menentukan tempat dan sasaran telah
dilakukan
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan terlaksana dengan lancar
b.Sasaran kader yang dibina berpartisipasi aktif mulai dari awal sampai akhir kegaiatan
3. Evaluasi Hasil
a. 90% peserta yang diundang hadir
b. Adanya pemahaman terhadap materi yang disampaikan
c. Melakukan simulasi dan praktik dengan baik

F. Terminasi
1. Latar Belakang
Pembinaan kesehatan masyarakat pada dasarnya merupakan upaya meningkatkan segi
kehidupan sehingga memungkinkan mereka untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Di masyarakat pelayanan kesehatan lebih ditekankan pada upaya promotof dan
preventif, dimulai dari wilayah terkecil yakni RW. Keberhasilan pelayanan kesehatan
masyarakat dapat dilihat dari sejauhmana upaya-upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) dapat diciptakan sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat dalam
bidang kesehatan.
Pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu proses tindakan sosial yang dilakukan
baik oleh individu, keluarga, kelompok, masyarakat maupun organisasi pendamping
untuk mencapai lingkungan perubahan dan kualitas hidup yang lebih baik (Peterson & Hughey,
2004). Kesehatan memandang upaya pemberdayaan sebagai fokus intervensi kesehatan
masyarakat, bahkan seringkali pemberdayaan dianggap sebagai variable antara (mediating
variable) bagi implementasi program kesehatan dan luaran program kesehatan (Minkler et
all, 2001).
Implementasi terkait kompetensi kader telah dilakukan mahasiswa Poltekkes Kemenkes
Bandung di setiap RW serta gambaran kompetensi kader telah diketahui, serta dalam waktu
yang singkat telah dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kompetensi kader. Supaya
program terus dilakukan secara berkesinambungan, maka para pengelola wilayah,
khususnya kader disiapkan dengan baik. Sebagai tindak lanjut kesinambungan pembinaan, maka
di setiap RW dilakukan terminasi dengan harapan program penguatan kompetensi kader
terus berjalan dengan baik.

2. Tujuan
Setelah dilakukan kegiatan terminasi, pengelola wilayah dapat:
1) Memahami kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh mahasiswa PKN Terpadu
2) Mamahami bagaimana melakukan tindak lanjut dalam mengembangkan dan
meningkatkan kompetensi kader di wilayahnya

3. Peserta
Peserta Pertemuan Terminasi adalah :
P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 18 | 37
1) Ketua RW

P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 19 | 37
2) Seluruh Ketua RT
3) Seluruh Kader
4) Tokoh masyarakat (tentative)
5) Tokoh Agama (tentative)
6) Tokoh Pemuda (karang taruna) (tentative)

4. Waktu
Kegiatan terminasi dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2024

5. Tempat
Tempat kegiatan terminasi disepakati dengan Ketua RW dan Kader.

6. Langkah Pencapaian Tujuan


1) Persiapan
a. Mempelajari pre planning
b. Melakukaan koordinasi dengan Ketua RW untuk menentukan waktu dan tempat
pelaksanaan
c. Menyiapkan undangan terminasi
d. Menyiapkan materi yang akan dilaporkan kepada pengelola wilayah RW
2) Pelaksanaan
a. Pembukaan
b. Sambutan-sambutan:
• Ketua Kelompok
• Ketua RW
c. Presentasi laporan yang telah dilakukan sekaligus tindak lanjut yang harus dilakukan
oleh pengelola wilayah RW
d. Diskusi (jika ada)
e. Penutup

7. Metode
Metode: ceramah, presentasi, Tanya jawab, dll

8. Media
Media: Pedoman PKN Terpadu, Laporan, gambar-gambar kegiatan, dll

9. Evaluasi
1) Evaluasi struktur
a. Pre planning telah dipelajari
b. Koordinasi dengan Ketua RW untuk menentukan waktu dan tempat pelaksanaan telah
dilakukan
c. Undangan terminasi telah didistribusi
d. Materi yang akan dilaporkan kepada pengelola wilayah RW telah disiapkan.

2) Evaluasi Proses
a. Kegiatan terminasi berjalan lancar
b. Tidak terdapat ha-hal yang mengganggu jalannya kegiatan

P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 110 |
37
3) Evaluasi Hasil
a. 90% Peserta yang diundang hadir dan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
b. Dipahami kegiatan yang telah dilakukan mahasiswa
c. Dipahami tindak lanjut yang harus dilakukan oleh pengelola RW

P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 111 |
37
BAB IV
KONSEP INTER PROFESIONAL EDUCATION (IPE)

A. Dasar Pemikiran
Permasalahan kesehatan saat ini semakin kompleks dan tentunya menuntut
tenaga kesehatan dapat memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna dan berorientasi
kepada pasien/patient centered (WHO, 2010). Secara global, salah satu permasalahan yang
dihadapi oleh hampir seluruh negara dalam pembangunan kesehatan adalah sistem
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang masih terfragmentasi. Hal tersebut berakibat pada
tidak terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bersifat holistik dan
terintegrasi.
Hasil-hasil penelitian terkini menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan akan lebih efektif
dan efisien apabila diselenggarakan dengan pendekatan kolaborasi antar profesi
(interprofessional collaborative practice). Praktek kolaborasi antar profesi dalam pelayanan
kesehatan dapat diwujudkan apabila tenaga kesehatan yang terlibat di dalamnya telah terlatih
dalam praktek pelayanan kesehatan kolaboratif.
Kemampuan praktek kolaborasi tenaga kesehatan yang baik dapat dicapai
melalui pembiasaan semenjak tenaga kesehatan tersebut masih dalam proses
pendidikan. Untuk memenuhi tujuan tersebut, IPE perlu dilakukan pada pendidikan calon
tenaga kesehatan, baik itu pendidikan kedokteran, keperawatan, kebidanan, gizi, kesehatan
lingkungan, analis kesehatan, keperawatan gigi, farmasi dan promosi kesehatan, dan tenaga
kesehatan lainnya.

B. Apa itu IPE?


Bagaimana Pendidikan antar Profesi (IPE) itu dilakukan? Mari kita telaah apakah contoh di
bawah ini merupakan IPE?
1. Mahasiswa dari berbagai program studi kesehatan belajar bersama di dalam satu
kelas, namun tanpa interaksi reflektif.
2. Seorang pengajar dari profesi kesehatan berbeda mengajar di kelas profesi kesehatan lain.
3. Partisipasi pada pelayanan pasien dipimpin individu dari profesi lain tanpa sharing
of decision-making atau tanggung jawab terhadap pelayanan pasien.
Semua contoh di atas bukan merupakan IPE. Jadi bagaimanakah IPE itu?
WHO telah merancang Kerangka Aksi Pendidikan Antar Profesi dan Praktek
Kolaborasi (Interprofessional Education and Collaborative Practice) yang menjelaskan bahwa
dalam rangka meningkatkan pencapaian target pelayanan kesehatan melalui praktek
kolaborasi antar tenaga kesehatan diperlukan implementasi IPE yang diarahkan untuk
menumbuhkan rasa saling menghargai, menghormati serta kerja sama antar profesi
kesehatan.
Menurut WHO (2010) IPE adalah “Ketika dua atau lebih profesi belajar tentang, dari,
dan dengan setiap orang untuk kolaborasi efektif serta meningkatkan outcome
kesehatan”. IPE merupakan tahapan bagi profesional kesehatan untuk siap bekerja dalam tim
dan melakukan kolaborasi dengan efektif untuk memecahkan masalah kesehatan pasien atau
masyarakat.
Untuk mengenal IPE lebih lanjut, kita perlu mengetahui prinsip dari kompetensi IPE itu sendiri.
Kompetensi IPE memiliki prinsip berfokus pada klien/pasien/masyarakat, memperhatikan
proses dan bukan hanya pencapaian kompetensi, dapat diaplikasikan pada semua profesi,
merupakan kompetensi belajar sepanjang hayat, menstimulasi belajar aktif, dan
berdasarkan prinsip pembelajaran orang dewasa.
Menurut Barr, kompetensi inti pendidikan antar profesi dibagi menjadi tiga bagian besar,
yaitu kompetensi dasar (common competencies), kompetensi masing-masing profesi
P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 20 | 37
(individual professional competencies) dan kompetensi antar profesi (Interprofessional
collaborative competencies) (Barr dalam BPPSDMKes 2016). Semua pendidikan profesi
kesehatan memiliki kompetensi dasar yang mendidik siswanya untuk kompeten dalam
hal yang mendasar.

P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 20 | 37
Kompetensi tersebut adalah menggunakan teknologi informasi, memberikan pelayanan yang
berfokus pada klien, melakukan praktek profesi berdasarkan bukti ilmiah dan hasil penelitian serta
mempertahankan kualitas pelayanan (International Occupational Medicine, dalam BPPSDMKes
2016).
Setiap profesi mempunyai kompetensinya masing-masing sesuai dengan tuntutan profesi.
Kompetensi tersebut merujuk pada peran dan kewenangan dan lingkup praktik masing-masing
profesi dan diatur dalam UU yang berlaku bagi profesi itu sendiri. Kompetensi ini
merupakan kompetensi spesifik pada profesi tersebut. Misal: Perawat, Dokter, Ahli
Gizi, Bidan, Ahli Kesehatan lingkungan, Perawat Gigi, ahli farmasi, analis kesehatan memiliki
kompetensi yang spesifik sesuai porfesinya.
Untuk dapat melakukan pelayanan kesehatan yang berfokus pada klien atau
pasien, diperlukan satu kompetensi selain dua kompetensi yang telah disebutkan di
atas, yaitu Kompetensi antar Profesi. Kompetensi kolaborasi antar profesi merupakan
landasan dalam memberikan layanan masyarakat yang optimal.

C. Domain Kompetensi Antar Profesi


Ada empat domain kompetensi antar profesi, yaitu:
1. Nilai dan Etik Kolaborasi
Nilai dan etik kolaborasi menempatkan kebutuhan klien/pasien dan masyarakat sebagai pusat
kolaborasi untuk memberi pelayanan kesehatan. Nilai dan etik kolaborasi akan menghargai
martabat dan privasi klien dan memperhatikan perbedaan budaya klien/pasien, masyarakat
dan anggota tim profesi kesehatan yang terlibat.
2. Peran dan Tanggungjawab adalah menggunakan pengetahuan tentang peran profesi sendiri
dalam pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan akan menjadi optimal jika masing-
masing profesi dapat mengomunikasikan peran dan tanggung jawabnya, mengenali
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan profesi lain, menciptakan hubungan saling
membutuhkan antar profesi, terlibat dalam pengembangan profesi dan antar profesi, serta
menggunakan kemampuan yang unik untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan.
3. Komunikasi antar Profesi
Untuk menghindari konflik akibat dari hambatan berkomunikasi dengan klien/pasien
atau masyarakat dan antar tim dengan tepat diperlukan kompetensi ini. Pada kompetensi ini
calon tenaga kesehatan dituntut untuk dapat mengorganisasikan, mengkomunikasikan
informasi ke klien/ pasien /masyarakat, anggota tim dengan cara yang dapat
dipahami oleh semua mengemukakan pengetahuan tentang klien dan perawatannya dengan
jelas, percaya diri, dan menghargai; mendengar secara aktif; dan memberikan umpan balik
dengan tepat waktu; serta menggunakan bahasa yang sesuai dan sopan.
4. Kerja sama dalam tim adalah mengaplikasikan nilai-nilai membangun tim, prinsip
dinamika tim untuk melaksanakan fungsi tim untuk mencapai pelayanan kesehatan
yang optimal. Contoh spesifiknya adalah mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan
profesi lain sesuai situasi tertentu; mengaplikasikan prinsip kepemimpinan yang
mendukung motivasi diri sendiri dan anggota tim; berbagi akuntabilitas dengan profesi lain;
dan melakukan Teamwork sesuai peran dan fungsi.

D. Faktor Pendukung dan Penghambat IPE


Terdapat faktor pendukung dan penghambat pada pelaksanaan IPE agar dapat diterapkan di
pendidikan kesehatan seperti Politeknik Kesehatan.
a. Faktor pendukung tersebut adalah :
1. Komitmen yang jelas dari seluruh unsur pimpinan yang akan terlibat di dalam pendidikan
antar profesi;

P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 21 | 37
2. Kebijakan dari pimpinan untuk pelaksanaan pendidikan antar profesi;
3. Kesiapan mahasiswa untuk berperan aktif dalam mengikuti pendidikan antar profesi;
4. Adanya role model untuk kolaborasi antar profesi baik di tatanan akademik maupun lahan
praktek baik rumah sakit maupun di masyarakat;
5. Tuntutan yang besar dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
komprehensif dan terintegrasi;
6. Dukungan dari manajemen termasuk sarana prasarana, dukungan logistik, keuangan dan
administrasi.

b. Faktor Penghambat
Selain faktor pendukung, perlu diantisipasi adanya faktor penghambat dalam pelaksanaan
IPE agar dapat dieliminir. Faktor penghambat yang perlu diketahui untuk dapat diatasi adalah
: 1. adanya egoisme masing-masing profesi;
2. kultur kerjasama yang kurang; resisten terhadap perubahan; perbedaan visi dan tujuan
masing-masing profesi;
3. kurikulum yang kaku dan terpusat;
4. beban kerja dosen dan mahasiswa yang terlalu tinggi.

E. Rujukan :
1. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Kementerian Kesehatan. (2016). Pedoman
Implementasi Pendidikan antar Profesi (Interprofessional Education). Jakarta.
2. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Kementerian Kesehatan.
(2016). Kurikulum dan Modul Peningkatan Kapasiats Tenaga Pendidik dalam Penerapan
Pendidikan antar Profesi (Interprofessional Education/IPE) pada Palayanan Kesehatan
Komunitas. Jakarta.
3. World Health Organization (2010). Framework for Action on
Interprofessional Education and Collaborative Practice. Geneva.

Demikian pengenalan tentang Pendidikan antar Profesi atau Interprofessional Education atau
IPE. Semoga dengan uraian ini kita dapat lebih memahami tentang IPE dan dapat menerapkannya
di Poltekkes Kemenkes Bandung.

P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 22 | 37
BAB V
PENILAIAN

1. Teori
a. Nilai UTS (35%)
b. Nilai UAS (35%)
c. Nilai Tugas (30%) didapatkan dari nilai Pre-Test dan Post Test saat Stadium General 1 dan Stadium
General 2.

2. Praktek
a. Nilai Harian (50%)
- Pre reading data / SMD (instrument penilaian: lampiran 2)
- Webinar 1 (instrument penilaian: lampiran 2)
- FGD 1 (instrument penilaian: lampiran 2)
b. Nilai laporan (20%)
c. Nilai Ujian Praktik (instrument penilaian IPC, lampiran 3) (30%)

P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 23 | 37
PENILAIAN PRAKTIK HARIAN MAHASISWA (PKNT) POLTEKKES
KEMENKES BANDUNG TAHUN 2024

Kelompok:
No Aspek Yang Dinilai Penilaian Kelompok Mahasiswa Pada Proses PKN Terpadu Bebasis IPE
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10
1 Pre reading data/article/menggali informasi
a Ketepatan penggalian data dan informasi
b Ketepatan identifikasi masalah
c Ketepatan menentukan penyebab
d Ketepatan menentukan prioritas masalah
e Ketepatan menentukan alternatif pemecahan masalah
2 SGD 1 (Small Grup Discussion)
a Menentukan tujuan
b Menentukan manfaat
c Menentukan sasaran
d Merencanakan program kegiatan
e Menyusun POA
3 FGD (Finalisasi POA)
a Keaktifan
b Kesesuaian dengan topik yang sedang dibahas.
c Keterwakilan/kontribusi profesi pada topik yang sedang dibahas
d Kemampuan membuat konklusi (kesimpulan kelompok)
Rata-rata

A : 79 –
100 …........................, Januari 2024
B: 68 – 78
C : 56 – 67
D : 41 – 55
E : 1 - 40 Penilai
NIP.

P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 24 | 37
PENILAIAN PRAKTIK
PRAKTIK KERJA NYATA TERPADU (PKNT) POLTEKKES KEMENKES BANDUNG

KELOMPOK / RT / RW / KELURAHAN :
KELOMPOK: ………………………………………………………………………………..
NO. Aspek Penilaian Nama Mahasiswa dan Kegiatan yang dinilai
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10
A. Persiapan mahasiswa

1. Persiapan diri
2. Persiapan kader
3. Persiapan alat
4. Persiapan lingkungan
B. Pelaksanaan

1. Dilaksanakan sesuai perencanaan


2. Dilaksanakan sesuai priotitas
3. Dilaksanakan secara sistematis sesuai SOP
4. Dilaksanakan dengan memperhatikan norma dan budaya masyarakat
C. Evaluasi

1. Mengukur pencapaian tujuan tindakan


2. Memberi respon sesuai kebutuhan kader
3. Memberikan umpan balik positif terhadap kader
4. Merencanakan tindak lanjut setelah melakukan intervensi
Rata- rata

Rentang Penilaian Indikator Penilaian Bandung,.........................2024


A : 79 – 100 A : Bila 4 indikator terpenuhi Penilai
B : 68 – 78 B : Bila 3 indikator terpenuhi
C : 56 – 67 C : Bila 2 indikator terpenuhi
D : 41 – 55 D : Bila 1 indikator terpenuhi
E : 1 - 40 E : tidak ada indikator terpenuhi (………………………………….)

P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 25 | 37
PENILAIAN KELOMPOK MAHASISWA PADA PKN TERPADU BERBASIS INTERPROPESIONAL EDUCATION (IPE)

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG TAHUN 2024

Kelompok :
No Aspek Yang Dinilai Penilaian Kelompok Mahasiswa Pada Proses PKN Terpadu Bebasis IPE
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10
1 Melaksanakan peran dan fungsi sesuai profesi
2 Menghargai profesi lain
3 Mampu bekerjasama dengan profesi lain
4 Mampu berperan serta menyelesaikan masalah yang dihadapi kelompok
5 Mampu berperan serta menyelesaikan kegiatan kelompok
6 Mempunyai sikap toleransi terhadap perbedaan
Mempunyai sikap saling tergantung dengan profesi lain dalam
7
melaksanakan kegiatan
Mampu melakukan pemantauan kinerja bersama-sama dengan profesi
8
lain dalam menyelesaikan tugas
9 Mendukung kepemimpinan dalam kelompok
10 Mampu berkomunikasi untuk menyampaikan pendapat.
11 Mampu memberikan umpan balik yang membangun kelompok
12 Mampu menerima umpan balik dari orang lain.
Rata-rata

............................, ..............................

Penilai,

……………………………………………….
NIP.

P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 26 | 37
BAB VI
JOB DESK DAN TATA TERTIB

A. Job Desk Koordinator PKNT

1. Menyiapkan RPS untuk prodi masing-masing


2. Mengkoordinasikan pembimbing dari jurusan/prodi PSDKU masing-masing
3. Memonitor kehadiran mahasiswa dari jurusan/prodi PSDKU masing-masing saat teori maupun
4. praktik
5. Merekap nilai mahasiswa dan melaporkannya kepada jurusan/prodi PSDKU masing-masing –
LMS – Memonitor ke PJ LMS
6. Menyusun laporan MK masing-masing jurusan/prodi PSDKU.

B. Job Desk Pembimbing PKNT

1. Dosen Pembimbing bertugas sebagai fasilitator, penghubung dan evaluator kegiatan baik teori
maupun praktik.
2. Dosen Pembimbing membantu melancarkan koordinasi kelompok mahasiswa dengan Dinas
Kesehatan, Puskesmas, Pemerintahan Desa/Kelurahan, Pengurus RW/RT dan kader
3. Memonitor dan memastikan kehadiran mahasiswa dalam kelompoknya pada saat kegiatan teori,
praktik, maupun kegiatan kelompok.
4. Menegakkan kedisiplinan dan kesungguhan mahasiswa dalam mengikuti kegiatan teori
maupun praktik dengan penuh tanggungjawab sesuai dengan petunjuk pelaksanaan PKNT.
5. Mengarahkan dan memberikan penilaian kegiatan kelompok mahasiswa
6. Menampung segala permasalahan yang timbul serta hambatan yang dihadapi dan
memberikan saran serta cara pemecahannya.
7. Mengarahkan penyusunan laporan akhir kelompok mahasiswa selama PKNT.
8. Memberikan evaluasi dan memberikan nilai praktik bagi mahasiswa kemudian menyerahkan
laporan akhir kepada kesekretariatan panitia PKNT paling lambat tiga hari setelah
selesai pelaksanaan PKNT.

C. Tata tertib PKNT

1. Mengisi daftar hadir selama mengikuti kegiatan praktek kerja nyata terpadu dari tanggal 8-20
Januari 2024.
2. Bersikap sopan dan santun pada setiap warga masyarakat, berpakaian wajar (menutup aurat),
senantiasa menjunjung tinggi nama baik dan citra almamater Poltekkes Kemenkes Bandung.
3. Tidak berambut panjang bagi laki-laki dan tidak berpakaian ketat bagi perempuan.
4. Melaksanakan tugas praktek kerja nyata terpadu (PKNT) berbasis IPE dengan penuh
tanggung jawab dan dedikasi tinggi.
5. Beradaptasi dan mengendalikan diri terhadap kehidupan di lokasi Praktek Kerja Nyata Terpadu
(PKNT). Tidak mengangkat tema sensitif yang membahayakan kerukunan antar umat beragama.

P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 27 | 38
6. Selalu mengenakan tanda pengenal mahasiswa Poltekkes Kemenkes bandung serta
PKNT berbasis IPE lainnya pada waktu melaksanakan tugas, jika terpaksa diperlukan adanya
pertemuan dengan warga/perangkat desa.
7. Tidak memberikan informasi kepada media masa secara individual atau kelompok
untuk disebarluaskan dengan mengatasnamakan peserta atau kelompok PKNT Poltekkes
Kemenkes Bandung.
8. Sanksi: Jika peserta tidak melaksanakan tugas Praktek Kerja Nyata Terpadu berbasis IPE dengan
baik akan diberikan teguran, jika tidak mengindahkan maka tidak akan diberikan nilai.

D. Tata Tertib Perkuliahan Teori dan SG

1. Mahasiswa dapat mengakses melalui aplikasi zoom dengan aplikasi zoom Meeting ID sebagai
berikut:
https://us06web.zoom.us/j/84760459533?pwd=0DbaBafTmKwT46jAMbFkPGIA1mobq7.1
Meeting ID: 847 6045 9533
Passcode: PKNT2024
2. Mahasiswa dimohon menuliskan nama asli pada aplikasi zoom (Nama_Jurusan_Kelompok)
3. Saat penyampaian materi, mikrophone wajib dalam kondisi non-aktif, dan video dalam kondisi
aktif.
4. Pada sesi tanya jawab, peserta dimohon menggunakan chat room zoom dengan menuliskan
format: Nama, Jurusan, Pertanyaan

P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 30 | 37
LAMPIRAN – LAYOUT LAPORAN

LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran/Latar Belakang


B. Tujuan
C. Manfaat

BAB II PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA NYATA (PKN) TERPADU DI RW.01 DESA X, KELURAHAN X,
KECAMATAN X, KOTA CIMAHI

A. Gambaran Wilayah RW.01 Desa X, Kelurahan X


B. Pelaksanaan PKN Terpadu di RW.01 Desa X, Kelurahan X
1. Sosialisasi
2. Survey Mawas Diri (Pre-reading data/artikel/menggali informasi)
3. Musyawarah Kesehatan (Stadium General, SGD, FGD)
4. Pembuatan Media
5. Implementasi (PKL)
6. Evaluasi dan Tindak Lanjut

BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
B. Rekomendasi

Daftar Pustaka

Lampiran lampiran

Catatan :
1. Laporan diketik dengan font 11 Arial, Spasi 1.5
2. Margin Kiri =3, Kanan=2, Atas=2, Bawah=2
3. Dibuat minimal rangkap 3 : untuk Poltekkes, Puskesmas, dan Kecamatan. Untuk RW, Desa
dan lainnya tergantung permintaan.
Laporan dikumpulkan maksimal 3 hari setelah selesai pelaksanaan PKN Terpadu di
Pusat Pengembangan Pendidikan (Pusbangdik), Direktorat Poltekkes Bandung,
Lantai 1, Jalan Pajajaran No.56 Bandung.

P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 31 | 37
LAPORAN
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA NYATA (PKN) TERPADU
DI RW.01 DESA X, KECAMATAN X KOTA
CIMAHI

Disusun oleh : KELOMPOK I

Mahasiswa 1
Mahasiswa 2
Mahasiswa 3
Mahasiswa 4
Mahasiswa 5
Mahasiswa 6
Mahasiswa 7
Mahasiswa 8
Mahasiswa 9
Mahasiswa 10

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
2024
P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 32 | 37
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PELAKSANAAN
PRAKTEK KERJA NYATA (PKN) TERPADU
DI RW.01 DESA X, KECAMATAN X KOTA
CIMAH

Disusun oleh: KELOMPOK I

Mahasiswa 1
Mahasiswa 2
Mahasiswa 3
Mahasiswa 4
Mahasiswa 5
Mahasiswa 6
Mahasiswa 7
Mahasiswa 8
Mahasiswa 9
Mahasiswa 10

Telah Diperiksa dan disahkan oleh :

Pembimbing :

…………………………………………..
NIP. ……………………………………

P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 33 | 37
VIRTUAL BACKGROUND ZOOM

Join Zoom Meeting

https://us06web.zoom.us/j/84760459533?pwd=0DbaBafTmKwT46jAMbFkPGIA1mobq7.1
Meeting ID: 847 6045 9533
Passcode: PKNT2024

P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 34 | 37
JADWAL KEGIATAN PKNT

P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 35 | 37
JADWAL PERKULIAHAN TEORI

Teori Materi Pengajar Jadwal Waktu


Kebijakan Pemkot Cimahi dalam Penguatan Kader
1 Kesehatan di Posyandu untuk mendukung Ka. Dinkes Kota Cimahi Senin, 8 Januari 2024 10.00 - 11.00
transformasi kesehatan
Konsep dasar pendidikan antar profesi dan nilai etik dalam
2 Dr. Anah Sasmita Senin, 8 Januari 2024 11.00 - 12.00
KAP
Pelayanan IPE berbasis Patient Center: individu , keluarga
3 Ns. Riyanto, M. Kep., Sp Kom Senin, 8 Januari 2024 13.00 - 14.00
dan masyarakat
4 Komunikasi dan Kerjasama antar profesi kesehatan apt. MH. Roseno, M.Si. Senin, 8 Januari 2024 14.00 - 15.00
Pemberdayaan Masyarakat dalam penguatan posyandu dan
5 H. Supriyadi, SKp. MKep. Sp. Kom Selasa, 9 Januari 2024 08.00 - 09.00
sosialisasi pembentukan posyandu prima
6 Konsep Dasar Puskesmas dan Posyandu Tjutju Rumijati, SKp. MKep. Sp. Kom Selasa, 9 Januari 2024 09.00 - 10.00
7 Kegiatan Posyandu Meirina, M. Kep. Selasa, 9 Januari 2024 10.00 - 11.00
UTS Rabu, 10 Januari 2024; 08.00 – 09.00
8 Penyelenggaraan Posyandu Meirina, M. Kep. Jumat, 12 Januari 2024 08.00 - 09.00
25 Kompetensi Kader di Posyandu
9 dr. Fauzia, MKM Jumat, 12 Januari 2024 09.00 - 10.00
(topik: Keterampilan Pengelolaan Posyandu)
25 Kompetensi Kader di Posyandu
10 Neneng Widaningsih, S.ST., M. Keb Jumat, 12 Januari 2024 10.00 - 11.00
(topik : Keterampilan Bayi dan Balita)
25 Kompetensi Kader di Posyandu
11 Neneng Widaningsih, S.ST., M. Keb Sabtu, 13 Januari 2024 08.00 – 09.00
(topik : Keterampilan Ibu hamil dan Menyusui)
25 Kompetensi Kader di Posyandu
12 Yenny Moviana, MND Sabtu, 13 Januari 2024 09.00 - 10.00
(Keterampilan Usia Sekolah dan Remaja)
25 Kompetensi Kader di Posyandu
13 Dra. Atin Karjatin, M.Kes Sabtu, 13 Januari 2024 10.00 - 11.00
(Keterampilan Usia Dewasa dan Lansia)
14 Pembinaan Posyandu Dra. Atin Karjatin, M.Kes Sabtu, 13 Januari 2024 11.00 – 12.00
UAS Senin, 15 Januari 2024, 08.00 – 09.00

P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 36 | 37
JADWAL PERKULIAHAN PRAKTIK

Praktik Kegiatan Jadwal Waktu Keterangan


1 Survey Mawas Diri
Selasa, 9 Januari 2024 13.00 – 16.00
(Penggalian data dan informasi)
2 Survey Mawas Diri
Rabu, 10 Januari 2024 09.00 – 12.00
(Penggalian data dan informasi)
3 Studium Generale 1 Rabu, 10 Januari 2024 13.00 – 16.00
4 Studium Generale 2 Kamis, 11 Januari 2024 13.00 – 16.00
5 SGD Penyamaan Persepsi dan Temuan Jumat, 12 Januari 2024 13.00 – 16.00
6 FGD Penajaman Temuan dan tindak lanjut Sabtu, 13 Januari 2024 13.00 – 16.00 Luring dengan Pembimbing
7 Pembuatan Media Senin, 15 Januari 2024 09.00 – 12.00
8 Penyusunan POA Senin, 15 Januari 2024 13.00 – 16.00
9 PKL / Roleplay Implementasi Selasa, 16 Januari 2024 09.00 – 12.00 Luring dengan Pembimbing
10 PKL / Penyampaian POA (MMRW) Rabu, 17 Januari 2024 09.00 – 12.00
11 PKL / Implementasi Rabu, 17 Januari 2024 13.00 – 16.00
12 PKL / Implementasi Kamis, 18 Januari 2024 09.00 – 12.00
13 PKL / Implementasi Kamis, 18 Januari 2024 13.00 – 16.00
14 Evaluasi dan Penyusunan Laporan Jumat, 19 Januari 2024 09.00 – 12.00

P e d o m a n P K N T 2 0 2 4 - 37 | 37

Anda mungkin juga menyukai