Anda di halaman 1dari 2

KELOMPOK 7

: A. Rachman
: Haikal Alghani Erica
: Danisa Veronika L Tobing

Rancangan Audit Plan untuk PT. JNE Cabang Lampung


1. Tim Audit
Tim audit akan terdiri dari 3 orang dengan keahlian dan pengalaman yang relevan:
• Auditor Senior: Memimpin tim audit dan bertanggung jawab atas keseluruhan proses audit.
Memiliki pengalaman minimal 5 tahun dalam audit perusahaan ekspedisi.
• Auditor: Melakukan pengujian audit dan analisis data. Memiliki pengalaman minimal 3 tahun
dalam audit.
• Asisten Auditor: Membantu auditor dalam pengumpulan data dan tugas-tugas lainnya.
Memiliki pengalaman minimal 1 tahun dalam audit.
2. Lingkup Audit
Audit akan fokus pada siklus transaksi utama PT. JNE, termasuk:
• Penjualan dan Penerimaan: Menilai apakah pendapatan dari penjualan jasa ekspedisi dicatat
dengan benar dan sesuai dengan GAAP.
• Persediaan: Menilai apakah persediaan barang berharga (misalnya, materai) dicatat dan
dikendalikan dengan benar.
• Aset Tetap: Menilai apakah aset tetap dicatat dan didepresiasi dengan benar.
• Utang: Menilai apakah utang dicatat dengan benar dan sesuai dengan GAAP.
• Ekuitas: Menilai apakah ekuitas dicatat dengan benar dan sesuai dengan GAAP.
3. Jadwal Audit
Audit akan dilakukan selama 4 minggu, dengan perkiraan jadwal sebagai berikut:
• Minggu 1: Perencanaan audit dan pengumpulan data awal.
• Minggu 2: Melakukan pengujian pengendalian internal.
• Minggu 3: Melakukan pengujian substantif.
• Minggu 4: Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit.

Materialitas dan Risiko Audit


1. Berikut adalah beberapa materialitas dan risiko audit yang mungkin muncul dalam audit PT. JNE:
• Kompleksitas operasi: PT. JNE memiliki operasi yang kompleks dengan banyak lokasi dan
produk. Hal ini dapat meningkatkan risiko kesalahan dan penyimpangan.
• Transaksi bernilai tinggi: PT. JNE sering menangani transaksi bernilai tinggi, yang dapat
meningkatkan risiko penipuan.
• Peraturan yang ketat: Industri ekspedisi tunduk pada peraturan yang ketat, yang dapat
meningkatkan risiko kepatuhan.
• Ketergantungan pada teknologi: PT. JNE bergantung pada teknologi informasi untuk
menjalankan operasinya. Hal ini dapat meningkatkan risiko gangguan sistem dan cyberattack.

Kelangsungan Usaha
1. Berdasarkan informasi yang tersedia, terdapat beberapa indikasi yang menunjukkan bahwa
kelangsungan usaha PT. JNE mungkin berisiko:
• Persaingan yang ketat: Industri ekspedisi sangat kompetitif, dengan banyak pemain baru yang
memasuki pasar.
• Perubahan peraturan: Peraturan yang mengatur industri ekspedisi dapat berubah, yang
dapat berdampak negatif pada PT. JNE.
• Ketergantungan pada pelanggan utama: PT. JNE bergantung pada beberapa pelanggan utama
untuk sebagian besar pendapatannya. Kehilangan pelanggan utama dapat berdampak
signifikan pada kelangsungan usaha perusahaan.
• Utang yang tinggi: PT. JNE memiliki tingkat utang yang tinggi, yang dapat membebani arus
kas perusahaan dan membuatnya rentan terhadap fluktuasi ekonomi.

Kegagalan Audit Perusahaan Indofood


Pada tahun 2019, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mengalami kegagalan audit terkait laporan
keuangan tahun 2018. Kegagalan audit ini menjadi salah satu kasus audit paling terkenal di Indonesia
dan berdampak signifikan pada perusahaan, investor, dan industri secara keseluruhan.

1. Penyebab Kegagalan Audit:


• Pencatatan Persediaan yang Tidak Akurat:INDF mencatat persediaan barang dengan nilai
yang lebih tinggi dari nilai sebenarnya. Hal ini dilakukan dengan cara mencatat persediaan
yang sudah rusak atau kadaluarsa sebagai persediaan yang masih layak jual.
• Transaksi Fiktif: INDF melakukan transaksi fiktif untuk meningkatkan pendapatan dan laba
perusahaan. Transaksi fiktif ini dilakukan dengan cara membuat faktur penjualan dan
pembelian yang tidak sesuai dengan kenyataan.
• Kurangnya Pengendalian Internal: INDF memiliki pengendalian internal yang lemah,
sehingga memungkinkan terjadinya kecurangan dan manipulasi laporan keuangan.
• Kegagalan dalam Mengungkapkan Informasi Material: INDF gagal mengungkapkan
informasi material kepada investor, seperti informasi tentang pencatatan persediaan yang
tidak akurat dan transaksi fiktif.

2. Dampak Kegagalan Audit:


• Penurunan Harga Saham: Harga saham INDF turun drastis setelah kegagalan audit
terungkap. Penurunan ini disebabkan oleh hilangnya kepercayaan investor terhadap
perusahaan.
• Investigasi dari Otoritas Terkait: BEI dan OJK melakukan investigasi terhadap INDF terkait
kegagalan audit. Investigasi ini bertujuan untuk mengetahui penyebab kegagalan audit dan
menindak para pihak yang bertanggung jawab.
• Sanksi: INDF dikenakan sanksi berupa denda dan larangan bagi pengurus perusahaan. Sanksi
ini diberikan sebagai konsekuensi dari kegagalan audit dan manipulasi laporan keuangan.
• Kerugian Reputasi: Kegagalan audit ini mencoreng reputasi INDF dan merusak citra
perusahaan di mata investor dan publik.

3. Konsekuensi bagi Auditor:


• Reputasi Tercoreng: Kantor audit yang mengaudit INDF mengalami reputasi yang tercoreng
akibat kegagalan audit ini.
• Penyelidikan dan Sanksi: Kantor audit yang mengaudit INDF dapat diselidiki oleh OJK dan
dikenakan sanksi jika terbukti lalai dalam melakukan tugasnya.
• Kehilangan Klien: Kantor audit yang mengaudit INDF dapat kehilangan klien akibat kegagalan
audit ini.
• Tuntutan Hukum: Kantor audit yang mengaudit INDF dapat dituntut hukum oleh pihak-pihak
yang dirugikan akibat kegagalan audit ini.

Kesimpulan:
Kegagalan audit INDF merupakan contoh penting dari pentingnya pengendalian internal yang kuat
dan audit yang independen. Auditor memiliki peran penting dalam memastikan keakuratan laporan
keuangan perusahaan, dan kegagalan mereka untuk melakukan tugasnya dengan baik dapat
berakibat serius bagi perusahaan, investor, dan publik.

Sumber artikel
https://vnexpress.net/71-nhan-vien-bau-cu-indonesia-chet-vi-kiet-suc-4713305.html

Anda mungkin juga menyukai