Anda di halaman 1dari 23

PENERIMAAN PENUGASAN AUDIT

PROSES AUDIT LAPORAN KEUANGAN

Urutan proses audit laporan keuangan:


1. Menerima penugasan audit
2. Membuat perencanaan awal audit
3. Memahami industri dan bisnis klien
4. Membuat asesmen risiko bisnis klien
5. Melakukan prosedur analitis awal, yaitu dengan cara
membandingkan elemen laporan keuangan dengan angka
pembanding, misalnya angka anggaran, angka tahun lalu, atau
angka industri.
PROSES AUDIT LAPORAN KEUANGAN

6. Memahami Sistem Pengendalian Internal (SPI) dan mengukur


risiko pengendalian.
7. Mengukur materialitas, risiko audit (acceptable audit risk), dan
risiko bawaan (inherent risk)
8. Mengukur keandalan SPI serta informasi lain untuk
memprediksi potensi terjadinya kecurangan (fraud) dalam
proses bisnis serta dalam penyajian laporan keuangan.
9. Mengembangkan strategi audit dan program audit.
Lihat figure 8-1 Aren
PROSES AUDIT LAPORAN KEUANGAN

Keterangan:
• Materialitas adalah batas tentang kriteria salah saji
material dalam laporan keungan. Salah material adalah
salah saji yang diprediksi berpengaruh signifikan
terhadap pengguna laporan keuangan.
• Control risk (risiko pengendalian), adalah risiko Sistem
Pengendalian Internal (SPI) tidak mampu mencegah
salah saji dengan segera.
PROSES AUDIT LAPORAN KEUANGAN

• Inherent risk (risiko bawaan), adalah risiko salah saji


dalam laporan keuangan yang tidak disebabkan oleh
faktor SPI, malainkan disebabkan oleh faktor-faktor lain di
luar SPI.
• Acceptable audit risk adalah tingkat risiko audit yang
diambil oleh auditor dalam melaksanakan audit laporan
keuangan. Ukuran risiko audit ditentukan berdasarkan
pertimbangan profesional auditor, berdasarkan hasil
asesmen atas kualitas SPI.
PROSES AUDIT LAPORAN KEUANGAN

• Acceptable audit risk kecil pada saat potensi salah saji


tinggi karena sistem pengendalian internal (SPI)
dipandang lemah, berdasarkan hasil pemahaman dan
pengujian SPI, begitu pula sebaliknya.
MENERIMA PENUGASAN AUDIT

• Auditor dapat menolak atau menerima penugasan audit,


baik terhadap klien baru maupun klien lama.
• Dasar pertimbangan untuk menerima atau menolak
penugasan:
1. Kompetensi, yaitu asesmen tentang kompetensi
untuk menjalankan tugas audit secara profesional.
2. Independensi, yaitu kemampuan untuk bersikap
independen, baik in fact maupun in appearance.
MENERIMA PENUGASAN AUDIT

3. Kemampuan untuk bekerja dengan cermat dan


seksama, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor,
misalnya:
 Kecukupan waktu
 Ketersediaan tim audit
 Ketersediaan konsultan ahli, untuk audit pada industri
tertentu.
4. Tingkat risiko pelaksanaan tugas audit, misalnya dalam
kaitannya dengan karakteristik bisnis dan industri klien.
MENERIMA PENUGASAN AUDIT

5. Konflik antara auditor dengan klien, baik berdasarkan


pengalaman audit sebelumnya (untuk audit lanjutan),
maupun berdasarkan informasi dari auditor
sebelumnya.
6. Integritas manajemen, misalnya dalam mematuhi
standar akuntansi keuangan, dalam mematuhi
peraturan dan undang-undang, maupun dalam
memenuhi komitmen dengan mitra bisnisnya.
SURAT PENUGASAN AUDIT

• Dalam hal auditor memutuskan menerima penugasan audit, langkah


selanjutnya adalah membuat surat penugasan audit atau surat
perikatan audit (engagement letter) untuk ditandatangani oleh
klien.
• Tujuan surat penugasan audit adalah:
1. Untuk memahamkan tugas dan tanggungjawab masing-masing
pihak, yaitu auditor serta klien.
2. Untuk pegangan legalitas pelaksanaan audit.
• Contoh surat penugasan audit ada di Aren figure 8-2, halaman
232.
STRATEGI AUDIT

• Strategi audit adalah pilihan pendekatan audit untuk


memastikan efektifitas pelaksanaan audit, misalnya
penentuan sifat, saat, dan luas audit sebagai pedoman
dalam pengembangan rencana audit. Strategi audit audit
didasarkan pada sifat dari bisnis dan industri klien serta
area yang berpotensi menimbulkan salah saji material
dalam laporan keuangan.
• Strategi audit juga mencakup pemilihan staf pelaksana
audit serta evaluasi kebutuhan tenaga ahli dari luar KAP.
MEMAHAMI BISNIS DAN INDUSTRI

• Tujuan: untuk mengidentifikasi serta mengukur potensi risiko salah


saji material, baik yang disebabkan oleh kesalahan (error) maupun
yang disebabkan oleh kecurangan (fraud).
• Faktor-faktor yang mendorong pentingnya pemahaman bisnis dan
industri klien:
1. Perubahan kondisi ekonomi.
2. Koneksi TI dengan pelanggan dan pemasok.
3. Globaliasi aktifitas usaha.
4. Kompleksitas akuntansi karena meningkatnya investasi SDM dan
aset tak berwujud lain.
MEMAHAMI BISNIS DAN INDUSTRI

5. Meningkatnya kompleksitas investasi pada instrumen


keuangan.
6. Keunikan praktik akuntansi, termasuk kompleksitas
standar akuntansi yang berlaku pada industri tertentu.
Memahami Operasi dan Proses Bisnis
7. Observasi fasilitas dan kegiatan operasional
8. Mengidentifikasi pihak terkait (related parties), yaitu pihak-
pihak yang dapat mempengaruhi manajemen klien, terutama
terhadap transaksi dengan pihak terkait.
MEMAHAMI BISNIS DAN INDUSTRI

3. Kode etik, yaitu standar nilai dan etika yang berlaku di


bisnis klien, yang umumnya tertulis dalam pernyataan
kebijakan (policy statements).
4. Ringkasan rapat (minutes of meetings), yaitu ringkasan
rapat resmi antara direksi dengan pemegang saham
(dewan komisaris).
MEMAHAMI BISNIS DAN INDUSTRI

Tujuan dan strategi bisnis klien


Auditor perlu memahami tujuan dan strategi bisnis
klien, terutama yang berhubungan dengan masalah:
1. Keandalan laporan keuangan.
2. Efektifitas dan efisiensi operasi
3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan.
ASESMEN SALAH SAJI MATERIAL
• Kepentingan utama auditor adalah mampu mengungkap salah saji
material dalam laporan keuangan.
• Asesmen salah saji material adalah langkah terakhir dari empat
prosedur sebagai berikut:
1. Memahami bisnis dan industri
2. Mengukur risiko bisnis (assess business risk)
3. Memahami Sistem Pengendalian Internal (SPI), yang dirancang
untuk mencegah potensi salah dan curang dalam proses bisnis.
4. Mengukur risiko salah saji material dalam laporan keuangan
(assess risk of material misstatements)
PROSEDUR ANALITIS

• Prosedur analitis diperlukan baik pada tahap


perencanaan audit, pelaksanaan audit, maupun pada
tahap kesimpulan audit.
• Tujuan prosedur analitis adalah untuk melihat potensi
salah saji dalam laporan keuangan.
• Alternatif prosedur analitis:
1. Analisis kemampuan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendek: cash ratio, quick ratio, current ratio
PROSEDUR ANALITIS

2. Analisis rasio likuiditas, misalnya: perputaran piutang,


jangka waktu pelunasan piutang, perputaran
persediaan, dan jangka waktu penjualan persediaan.
3. Analisis kemampuan memenuhi kewajiban jangka
panjang, misalnya: rasio utang terhadap modal, rasio
total aset terhadap utang dst.
4. Analisis profitabilitas, misalnya: persentase laba kotor,
profit margin, return on assets, dan return on common
equity.
PROSEDUR ANALITIS

• Dalam prosedur analitis, angka-angka dalam laporan


keuangan, baik angka absolut maupun angka relatif, akan
dibandingkan dengan angka pembanding, yang mencakup:
1. Angka tahun lalu
2. Angka anggaran
3. Angka rata-rata industri
Normalnya, angka-angka yang tersaji dalam laporan
keuangan tidak akan berbeda jauh dengan angka
pembanding.
CONTOH RASIO KEUANGAN

1. Rasio kas = (kas + surat berharga)/utang lancar


2. Quick ratio = (kas + surat berharga + piutang bersih) /
utang lancar
3. Current ratio = aset lancar / utang lancar
4. Account receivable turnover = penjualan bersih / rata-
rata total piutang
5. Perputaran persediaan = kos penjualan / rata-rata
persediaan
CONTOH RASIO KEUANGAN

6. Days to sell inventory (hari penjualan persediaan)


= 365 hari / perputaran persediaan
7. Debt to equity = total utang / total ekuitas
8. Time interest earned = Laba operasi / beban bunga
9. Earning per share = laba bersih / rata-rata saham
beredar
10. Gross profit percent = laba kotor / penjualan bersih
CONTOH RASIO KEUANGAN

11. Profit margin = laba operasi / penjualan bersih.


12. Return on assets = laba sebelum pajak / rata-rata
total asset
13. Return on common equity = (laba sebelum pajak –
deviden saham preferen) / rata-rata modal saham
Terimakasih
(Bagian Terpenting Dalam
Hidup)

Anda mungkin juga menyukai