Anda di halaman 1dari 7

Materi Dasar Pelatihan Community Organizer (CO)

Pengorganisiran & Pengorganisasian Komunitas

A. Apa itu Community Organizer (CO)?


Penggerak masyarakat atau Community Organizer (CO) merupakan upaya
personal yang dilakukan oleh seseorang untuk mengorganisir masyarakat lainnya
agar dengan sadar mau bergerak melakukan aksi bersama menyelesaian
permasalahan yang terjadi di lingkungan mereka. Upaya ini dilakukan secara
sadar, tanpa ada pretensi kepentingan pribadi yang dominan. Oleh karena itu,
untuk dapat menjadi CO, dibutuhkan kemampuan khusus, mengingat kompleks
ruang lingkup yang terkait dengan permasalahan yang ada. Kaitan-kaitan tersebut
dapat terdiri dari beberapa faktor, seperti faktor alam, perilaku masyarakat
(budaya), kebijakan pemerintah, perilaku aparat dan swasta. Untuk
menghadapinya, kemudian muncul gagasan dibutuhkannya penggerak di
masyarakat. Idealnya hal itu harus dilakukan oleh warga setempat.
Community Organizer (CO) adalah kelompok terencana yang membantu
suatu komunitas masyarakat menggunakan struktur sosial dan sumber dayanya.
CO dibentuk untuk mencapai tujuan komunitas yang diputuskan bersama sesuai
dengan nilai-nilai lokal. CO juga disebut sebagai pemberdayaan masyarakat,
pembangunan kapasitas, dan pengembangan kemitraan. Keberadaan CO ini
memungkinkan masyarakat untuk membangun keterampilan dan sumber daya
yang dapat mempengaruhi kesejahteraannya. CO sendiri harus memiliki
kemampuan yang baik dalam mengenali masalah yang ada di suatu daerah.

B. Tujuan Community Organizer (CO)


CO memiliki tujuan membantu masyarakat menangani masalah social
setempat., menciptakan kegiatan yang ditentukan oleh faktor-faktor yang ada di
suatu daerah. Kegiatan Penggerak Masyarakat ini dilakukan untuk tujuan bersama,
alih-alih kepentingan pribadi.
Umumnya tugas-tugas seorang pengonganisir rakyat mencakup peran-
peran perencanaan, pengelolaan, pembuatan keputusan atau kebijakan
pengembangan dan pelaksanaan program membina hubungan dengan
masyarakat luas dan pelayanan terhadap anggota. Singkatnya, semua jenis tugas
itu dapat dikelompokkan menjadi empat :
a. Tugas-tugas yang berkaitan dengan tujuan-tujuan organisasi.
b. Tugas-tugas yang berkaitan pengembangan kepemimpinan dalam
organisasi.
c. Tugas-tugas yang berkaitan dengan pendidikan anggota dan
masyarakat luas.
d. Tugas-tugas yang berkaitan dengan pengembangan kelembagaan
organisasi.

C. Peran & Fungsi Community Organizer (CO)


CO berperan sesuai dengan perkembangan kelompok di dalam komunitas.
Pada saat awal bisa jadi perlu lebih banyak memberitahu (telling) kelompok,
tentang apa yang perlu dilakukan dan berangsur-angsur berubah ke arah menjual
gagasan (selling), kemudian pada tahap berikutnya lebih bersifat partisipasi
(participating), dan pada akhirnya memberikan kebebasan (releasing).
Ada 4 (empat) peran yang dilakukan oleh organizer, yakni; Pertama, pada
kerangka Ideologis membongkar kesadaran palsu (Marx) dan kesadaran
terhegemoni (Gramsci) menuju kepada kesadaran kritis. Kedua, pada kerangka
Strategis Taktis dituntut untuk mengusahakan penerapan model institusional yang
beragam untuk menggelindingkan perubahan institusional. Ketiga, pada kerangka
Kepemimpinan, perlu mendorong tipe kepemimpinan yang menekankan proses
partisipatoris dan anggota komunitas. Sedangkan, Keempat, pada kerangka

Materi Pelatihan Dasar Community Organizer (CO) FPPI Kota Yogyakarta | 1


Struktur perlu menjalankan organizing (pengorganisasian) secara luwes dengan
tetap memperhatikan ciri-ciri organisasi pada umumnya.

“Semakin banyak tanya, semakin banyak data dan informasi masuk.”


D. Sikap Dasar Community Organizer (CO)
1. Keterbukaan
- Mau belajar dari pengalaman baru.
- Mau berbagi pengalaman dan pikiran dengan orang lain.
- Bersedia memberi kritik yang konstruktif.
- Bersedia menerima kritik dan saran dari orang lain, misalnya pelatih atau
rekan sesama pendamping.
2. Disiplin
- Mampu mengerjakan tugas yang telah disepakati (efektivitas).
- Mampu mentaati batas waktu (efisiensi).
- Tepat waktu dalam pertemuan dan kegiatan kelompok.
3. Ingin Tahu
- Keinginan yang sehat untuk mempelajari hal atau gagasan baru.
- Berprakarsa untuk mencari tahu tentang hal atau gagasan baru.
4. Kepekaan akan tuntutan yang mendesak (Sense Of Urgensi)
- Berniat dan bertekad menyelesaikan tugas tepat waktu.
- Penuh pertimbangan akan ketepatan waktu dalam perencanaan dan
kegiatan pengorganisasian komunitas.
5. Berprakarsa (Inisiatif)
- Segera melakukan hal-hal yang penting tanpa menunggu tuntunan yang
tidak sungguh diperlukan.
- Melakukan langkah-langkah awal untuk memecahkan persoalan kelompok.
6. Berani Melawan (Irreverence)
- Tidak merasa terikat dengan aturan, praktek, kebiasaan dan adat yang
menghambat kemajuan dan keberdayaan.
- Mampu memunculkan taktik yang sungguh-sungguh melawan struktur
yang menindas (tak ada praktek, kebiasaan dan adat yang boleh dianggap
suci jika itu menguatkan penindasan).
7. Kesediaan Merubah dan Mengambil Resiko
- Berani mencobakan gagasan dan bentuk aksi baru.
- Tegas dalam mengambil langkah-langkah yang diperlukan meski
mengundang resiko atau ketidak pastian.
8. Kepedulian yang Tulus
- Suka berbincang-bincang dengan masyarakat komunitas dan menikmati
cara mereka berfikir, bereaksi, bercanda yang unik.
- Kerasan berada di wilayah dampingan dan tidak mencari-cari alasan untuk
pergi meninggalkannya.
- Mempelajari ungkapan-ungkapan local dan menggunakannya dalam
berbincang-bincang dengan komunitas setempat.
9. Yakin dan percaya bahwa masyarakat mampu menentukan kehendaknya
sendiri
- Yakin bahwa dirinya bisa belajar dari masyarakat.
- Berorentasi pada proses tapi tidak menggunakan proses sebagai dalih
untuk kegagalan dalam menghasilkan keluaran yang memuaskan.
- Tidak melakukan tindakan yang terburu-buru tetapi secara sabar
memperlihatkan kepada masyarakat cara bertindak yang tepat.
- Tidak memaksakan pandangan atau ukuran keunggulan (Standard Of
Excellence) dirinya sendiri pada masyarakat.
10. Kepekaan
- Memperlihatan rasa peduli yang sungguh-sungguh pada perasaan orang
lain.

Materi Pelatihan Dasar Community Organizer (CO) FPPI Kota Yogyakarta | 2


- Sadar akan kecenderungan khusus yang ada pada dirinya sendiri.
11. Harga Diri yang Positif
- Memperlihatkan rasa percaya diri yang memadai.
- Bisa bekerja baik tanpa dorongan rasa bersaing atau rendah diri.
- Mampu memasukkan unsur canda/humor dalam taktik dan penggalangan
massa.
- Bisa mengatasi frustasi.
12. Kreatif dan Inovatif
- Berusaha memancing perasaan, pikiran, partisipasi masyarakat secara
inovatif dengan menggunakan cara-cara yang baru.
- Dengan sengaja selalu mempertimbangkan alternatif/rencana cadangan
terhadap gagasan dan rancangan yang ada.
- Selalu berusaha secara kreatif menggunakan sumber daya yang ada
dan/atau kebiasaan sesuai dengan budaya setempat.
13. Selera Canda (Sense Of Humour)
- Mampu menikmati kerja lapangan.
- Mampu menertawakan kekeliruan/kekurangan diri sendiri dan mampu
mengatasinya.
14. Kejujuran
- Mampu menyatakan dan menjujung tinggi kebenaran.
15. Keluwesan
- Dapat dengan mudah menyesuaikan diri perubahan situasi atau perbedaan
konteks.
16. Rasa Kesetiakawanan (Solidaritas)
- Mampu menciptaan hubungan yang harmonis dengan rekan sekerja.
- Mampu menciptakan hubungan yang harmonis dengan masyarakat di
komunitas.

“Awal kegagalan sebagai community organizer atau pengorganisasi


masyarakat adalah ketika ada judgement (penghakiman) bahwa
masyarakat setempat lebih buruk dari kita. CO bukan memberikan solusi.
Seorang CO berfungsi untuk mengumpulkan gagasan dan ide-ide dari
masyarakat, menganalisa, kemudian baru mewujudkan gagasan bersama
masyarakat.”

E. 10 (Sepuluh) Langkah Pengorganisiran


1. Integrasi
Membaur dengan kelompok atau komunitas yang akan diorganisir.
Langkah-langkah integrasi bila kita sudah tahu wilayah mana yang akan kita
tuju :
a. Mempelajari kebiasaan-kebiasaan di komunitas dengan cara bertanya-
tanya, data statistic dan pengamatan.
b. Pendekatan kepada pemimpin informal dan formal komunitas.
c. Melibatkan diri dengan kegiatan komunitas.
d. Tinggal di komunitas.
e. Mengunjungi rumah-rumah (mengobrol hal yang ringan-ringan saja atau
masalah-masalah biasa/sehari-hari).
f. Membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi anggota komunitas.
Hal-hal yang tidak boleh dilakukan pada waktu kita melakukan integrasi :
a. Memberi janji-janji.
b. Melarang, mencela kegiatan atau kebiasaan yang ada di komunitas.
c. Menggurui, berlagak sok pintar.
d. Menonjolkan diri, tampil beda.
e. Melakukan kegiatan yang ditolak komunitas.

Materi Pelatihan Dasar Community Organizer (CO) FPPI Kota Yogyakarta | 3


f. Memaksakan kehendak.
g. Melanggar norma-norma di komunitas.
h. Tidak konsisten.

2. Investigasi Sosial
Cara melakukan Investigasi Sosial :
a. Wawancara
b. Pengumpulan data-data
c. Pengamatan hal-hal yang perlu diinvestigasi antara lain :
 Sejarah komunitas;
 Jumlah anggota komunitas;
 Kesejahteraan komunitas;
 Keunggulan komparatif;
 Organisasi yang sudah ada di komunitas;
 Norma dan adat istiadat;
 Peta wilayah, stuktur geografis & demografi;
 Struktur komunitas;
 Dan lain-lain (semakin banyak data semakin baik untuk kepentingan
pengorganisiran dan advokasi).

3. Program Tentatif
Menyelesaikan masalah yang ringan (masalah adalah sesuatu yang
seharusnya terjadi, tidak terjadi atau seharusnya tidak terjadi tetapi ternyata
terjadi). Masalah harus bisa diselesaikan, kemudian dirasakan banyak orang
dan kemungkinan menang.

4. Membangun Basis
Artinya berkeliling di komunitas dan memotivasi mereka melalui diskusi
kelompok informal untuk mengambil tindakan atas isu dan/atau kebutuhan
bersama dari komunitas. Proses yang biasanya berlangsung menggunakan
bentuk agitasi yang dapat menaikkan emosi, energi, mental dan fisik komunitas
sehingga mereka menjadi semangat untuk melakukan tindakan kolektif.
Data yang diperlukan untuk menentukan cara, gaya dan muatan yang
efektif bagi membangun basis adalah :
a. Problem dan perhatian komunitas, kebutuhan bersama yang dirasakan.
b. Sebuah penilaian atas kesuksesan masa lalu dan kegagalan aksi atas
problem-problem tersebut, pertimbangan-pertimbangan atas hal tersebut.
c. Kesempatan yang ada (tersedianya dukungan hukum, kebijakan
pemerintah dan program pemerintah) dan sumber daya bagi penyelesaian
problem.
d. Budaya komunitas beserta nilai-nilainya.
e. Sebuah penilaian dari dinamika social dari komunitas.
Ketrampilan-ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang CO :
a. Komunikasi efektif (pendengar aktif, investigasi, pemberi umpan balik dan
dapat mengemukakan prespektif pribadinya maupun temuan-temuan atas
isu).
b. Ketrampilan membangun kerjasama.
c. Persuasi, mengendalikan secara efektif kepribadian-kepribadian yang
berbeda.

5. Pertemuan Komunitas
Yang dimaksud adalah langkah dalam pengorganisasian yang
mengumpulkan sebanyak mungkin orang dalam komunitas untuk berdiskusi
secara formal, membahas isu-isu yang ditemukan selama membangun basis
demi merencanakan aksi-aksi untuk memaparkan isu-isu.
Pertemuan bertujuan untuk menyepakati persetujúan antara komunitas
atas kebutuhan dan problem bersama, aksi-aksi yang diperlukan dan

Materi Pelatihan Dasar Community Organizer (CO) FPPI Kota Yogyakarta | 4


menggariskan tugas-tugas yang harus dilaksanakan untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan.

6. Role Play
Tujuan Role Play untuk menyiapkan orang-orang, khusunya para pemimpin
untuk menghadapi dialog atau negosiasi yang sebenarnya, atau menghadapi
mobilisasi komunitas terhadap isu-isu tersebut.

7. Mobilisasi
Tujuan mobilisasi adalah kemenangan kongkrit. Proses tersebut
membangun keyakinan dalam diri komunitas dan membuat mereka sadar
bahwa dalam persatuan mereka akan kuat.

8. Evaluasi
Evaluasi adalah proses menemukan tentang apa yang sedang dikerjakan,
apa yang sudah ditinggalkan dan apa yang telah dikerjakan. Partisipasi
anggota komunitas dalam evaluasi sama pentingnya dalam perencanaan dan
penerapan. Mekanisme ini memberikan umpan balik dan pendidikan.

9. Refleksi
Refleksi artinya identifikasi dan analisa pembelajaran dari berakhirnya aksi
komunitas. Refleksi adalah waktu dimana organizer bersama kelompok inti dan
semua komunitas melakukan pemeriksaan apakah anggota komunitas sudah
belajar dari proses dan melihat apakah pesan proses sudah menyatu dalam
seluruh anggota.

10. Organisasi
Prinsip yang harus ada dalam menyusun organisasi adalah :
a. Partisipasi maksimum anggota;
b. Kontrol maksimum yang dilakukan anggota;
c. Kesederhanaan struktur (mungkin yang disarankan adalah sidang
umum, dewan pimpinan, pimpinan eksekutif, komite kerja/badan
pekerja harian);
d. Kepemimpinan kolektif dan yang dilakukan secara bersama-sama.

F. Manajemen Organisasi
1. Fungsi dan Peran Pengurus
a. Perencanaan, adalah diketahuinya apa, siapa, dimana, kapan, dan
bagaimana akan dilakukannya fungsi-fungsi tersebut pada organisasi. Ini
akan membutuhkan waktu yang lama (contoh : Visi, Misi dan
Strategi/Taktik) dan waktu yang lebih pendek (tujuan khusus/tertentu,
rencana-rencana operasional, biaya, program, dan aktivitas) membuat peta
perencanaan yang dikonsultasikan dengan para anggota.
b. Pengorganisasian dilakukan setelah mengenali rencana-rencana, tugas-
tugas yang akan dikerjakan. Siapa mengerjakan apa serta kapan dan
bagaimana dibagi diantara para pengurus dan anggota. Bangunan struktur
organisasi akan menunjukkan dengan tepat rantai komando, pertanggung
jawaban khusus, dan saluran pertanggung jawaban tersebut dilakukan.
c. Melaksanakan adalah dimulainya pelaksanaan rencana-rencana yang
telah dibuat. Ini adalah kemampuan pemimpin organisasi untuk
berokoordinasi dan mengawasi aktivitas-aktivitas para anggota yang telah
ditugaskan untuk melaksanakannya.
d. Leading, pada dasarnya adalah memotivasi dan berkomunikasi dengan
para anggota supaya lebih terlibat dalam masalah-masalah organisasi.
Pemimpin organisasi perlu untuk terus memberi semangat dan
menyampaikan kepada para anggota pentingnya partisipasi mereka dalam
membangun organisasi sehingga organisasi berfungsi dengan efektif.

Materi Pelatihan Dasar Community Organizer (CO) FPPI Kota Yogyakarta | 5


e. Kontrol, adalah memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program yang
berdasarkan rencana-rencana. Selain itu fungsi kontrol meliputi assessmen
daya guna pengurus dan para anggota.

2. Manfaat Pengelolaan Organisasi


a. Tingkat Organisasi
 Meningkatkan keanggotaan organisasi.
 Meningkatkan iuran anggota.
 Memastikan stabilitas keuangan organisasi.
 Menjalankan aktivitas-aktivitas yang lebih relevan bagi anggota.
 Meningkatkan partisipasi politik diluar organisasi.
 Membuat kerjasama yang lebih baik dengan organisasi/kelompok-
kelompok lain.
 Melatih pemimpin organisasi lebih cakap dan bertanggung jawab
 Negosiasi kebutuhan yang lebih baik dari peraturan yang ada
terhadap pemerintah/stake holder terkait.
 Memastikan keberlanjutan keberadaan organisasi.
b. Tingkat Individu
 Perlindungan dan peningkatan kesejahteraan.
 Taraf kehidupan yang lebih baik.
 Meningkatkan partisipasi anggota dalam aktivitas-aktivitas
organisasi.
 Meningkatkan tanggung jawab terhadap organisasi.
 Meningkatkan kesadaran dan partisipasi dalam masalah-masalah
politik dalam negeri.

3. Pembagian dan Pelaksanaan Kerja.


a. Ketua
 Membuat program organisasi bersama dengan pengurus dan divisi-
divisi.
 Mengorganisasikan kerja-kerja divisi dalam organisasi.
 Melakukan hubungan dengan organisasi lain.
b. Wakil Ketua
 Memimpin rapat-rapat organisasi.
 Membagi/mengecek pekerjaan divisi organisasi sesuai dengan
lingkup fungsinya.
 Membuat laporan kerja organisasi dalam waktu yang sudah
disepakati.
 Mengelola kerja divisi-divisi dalam organisasi.
c. Sekretaris
 Mendata jumlah anggota organisasi secara detail baik anggota baru
maupun lama.
 Mengorganisir keluar masuk surat-surat organisasi (pengarsipan).
 Melakukan surat-menyurat yang berhubungan dengan aktivitas
organisasi.
 Menginformasikan jadwal dan agenda rapat-rapat organisasi baik
internal maupun dengan pihak di luar organisasi.
 Mencatat hasil rapat dan pertemuan organisasi baik rapat pengurus
maupun rapat dengan pihak luar dan lainnya.
 Membuat informasi perkembangan yang berhubungan dengan
organisasi maupun isu secara umum kepada anggota.
d. Bendahara
 Membuat rencana program alokasi dana untuk kegiatan-kegiatan
organisasi secara proposional.
 Membuat pembukuan keuangan organisasi.
 Menagih iuran dari anggota.
 Membuat laporan keuangan organisasi.

Materi Pelatihan Dasar Community Organizer (CO) FPPI Kota Yogyakarta | 6


 Membuat rekening bank keuangan organisasi.
e. Divisi Pendidikan
 Membuat rencana program pendidikan baik bagi pengurus maupun
anggota organisasi.
 Mengorganisir pelatihan-pelatihan organisasi.
 Memonitoring hasil pelatihan.
 Mendokumentasi catatan pendidikan.
 Memberikan informasi baru mengenai situasi dan isu terkini.
 Memfasilitasi pelatihan.
 Menugaskan pengurus untuk memandu pelatihan.
 Bekerja sama pelatihan sesama organisasi atau lembaga yang
berhubungan dengan organisasi.
f. Divisi Pengorganisasian
 Membuat rencana kerja program pengorganisasian.
 Mengompakkan anggota organisasi.
 Mempromosikan organisasi.
 Mengaktifkan anggota organisasi dalam setiap kegiatan organisasi.
 Mengorganisir kebutuhan anggota dalam aktivitas, pendidikan, dan
aksi-aksi organisasi.
 Melakukan kerjasama dengan sesama organiasi lainnya mengenai
issu-issu kekinian.
g. Divisi Perempuan
 Membuat rencana program divisi perempuan.
 Melakukan assessment kebutuhan dan kepentingan perempuan.
 Memberikan informasi tentang issu-issu kekinian yang berhubungan
dengan perempuan.
 Kampanye kesetaraan gender baik dalam organisasi mauun di luar
organisasi.
 Memotifasi anggota maupun kaum perempuan untuk aktif dalam
kegiatan organisasi dan kepengurusan organisasi.
h. Divisi Advokasi (Pembelaan)
 Assessment keluh kesah para anggota organiasi.
 Melakukan pembelaan para anggota organisasi.
 Memberikan informasi mengenai hukum dan peraturan.
 Memberikan informasi tentang langkah-langkah awal jika terjadi
pelanggaran hukum terhadap anggota.
 Melakukan pembelaaan kepada anggota.
i. Kesekretariatan
 Membuat program kesekretariatan organisasi.
 Mengelola barang/peralatan organisasi.
 Mendokumentasikan buku, bulletin, referensi lainnya milik organisasi.
 Menginformasikan buku pendidikan kepada anggota.
 Menyediakan bahan-bahan untuk pendidikan/pelatihan.
j. Dewan perwakilan Anggota
 Membuat rencana kerja.
 Menarik masukan dari anggota mengenai kebutuhan anggota.
 Melakukan kontrol, kritik terhadap kerja pengurus dan divisi-divisi.
 Melakukan diskusi dengan anggota biasa.
 Melakukan rapat dengan para pengurus mengenai kebutuhan
organisasi dan anggota didalamnya.

Materi Pelatihan Dasar Community Organizer (CO) FPPI Kota Yogyakarta | 7

Anda mungkin juga menyukai