Anda di halaman 1dari 13

ORIENTASI PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA

BERBASIS MASYARAKAT
(PSRT-BM)
ATAU
PENGOLAHAN SAMPAH BERBASIS KOMUNITAS

1. PENGORGANISASIAN KOMUNITAS
Sesungguhnya segala sesuatu yang kita lakukan tidak akan
memberika arti apapun jika kita tidak menyadari motif
dasar atas pilihan tersebut. Dan hanya mereka yang bekerja
dalam kepedulian yang mampu menuai pesan-pesan
bermakna di kehidupan ini
A. PENGERTIAN PENGORGANISASIAN KOMUNITAS :
Merupakan proses membangun potensi atau kekuatan yang
ada di komunitas dengan mengenali persoalan bersama dan
berupaya menggalang berbagai sumber daya yang dimiliki
untuk memecahkan persoalan tersebut. Pengorganisasian
komunitas bertujuan memberdayakan dan memandirikan
komunitas, bukan sebaliknya menciptakan ketergantungan
yang menghilangkan semangat komunitas menggali potensi
diri sendiri.
Orang yang berperan sebagai pengorganisir komunitas,
biasanya disebut penggerak,organisator,dan dalam bahasa
inggris disebut sebagai Community Organizer (CO).
B. Peran Community Organizer (CO)
1. Menyadarkan komunitas bahwa ada peluang untuk
mengatasi beberapa persoalan di lingkungan mereka, dan
peluang tersebut dating dari apa yang sudah dimiliki oleh
komunitas itu sendiri.
2. Mengarahkan komunitas dengan berbagai pengetahuan
yang dapat dijadikan contoh atau model untuk diterapkan
dilingkungan komunitas sendiri.
3. Memberikan dukungan dan pengetahuan bagi anggota
komunitas yang memiliki kepedulian dan kesediaan diri
untuk berkarya bagi lingkungan komunitasnya.
4. Menjaga soliditas atau kekompakan relasi antar anggota
komunitas,sehingga terjadi peluasan kesadaran dan
ketertiban pada perubahan yang positif di komunitas.
5. Menjadi jembatan penghubung dalam membangun
kemitraan dengan pihak luar yang prinsipnya kesetraan dan
keadilan.
Maka seseorang CO harus memiliki kemampuan dan
karakter sebagai berikut:
A. AKTIF ; dalam kegiatan layanan peningkatan
kesejahteraan komunitas, baik persoalan social,
peningkatan ekonomi maupun penyelamat lingkungan.
B. GEMBIRA ; Memiliki karakter dan pembawaan diri yang
selalu gembira saat berhadapan dan berkarya bersama
dengan komunitas.Persoalan yang dihadapi tidak
mematahkan semangatnya untuk terus melayani maupun
melakukan perubahan yang berarti di komunitasnya.
C. EMPATI ; Mampu merasakan apa yang menjadi kegiatan
warga disekitarnya.Kepekaan dan kepedulian pada situasi
warga diimbangi dengan tindakan nyata, meski dilakukan
sendirinya. Menjadi inspirasi bagi diri sendiri sebelum
menginspirasi orang lain.
D. NETRAL ; seorang pengerak komunitas tidak berpihak
pada kepentingan sekelompok orang tertentu, apalagi
berpihak pada kekuasaan. Baginya,setiap orang memiliki
hak yang sama untuk dilayani dan melayani orang lain.
Kader atau penggerak komunitas hanya setai pada tujuan
bersama.

C. TAHAP PENGORGANISAIAN KOMUNITAS


1. Tahap pengamatan
Merupakan langkah pemeriksaan, mengenali persoalan-
persoalan di komunitas juga mengamati seluruh
modal/potensi yang dimiliki.Tahapan melakukan pemetaan
atas berbagai persoalan,potensi, dan kebutuhan komunitas
ini juga sangat penting untuk diketahui dan dipahami oleh
komunitas. Sehingga tak sekadar pemaparan,melainkan
menjadi langkah awal untuk membuat berbagai rancangan
kegiatan yang mengubah persoalan menjadi potensi.
2. Tahap bertindak
Bagaimana seseorang penggerak melaksanakan yang sudah
direncanakan.Sumber daya yang memiliki dikerahkan untuk
mencapai tujuan.Tahapan ini adalah perwujudan impian
bersama,jika dilakukan secara kontinyu maka komunitas
akan merasakan persaudaraan yang kuat dan semakin
diperkaya oleh proses ini. Warga mulai terbangun
kepeduliannya demi mencapai tujuan.
3. Tahap melipatgandakan kekuatan
Para penggerak bersama komunitas memperkuat proses
menuju perubahan dengan cara mengevaluasi diri. Menjadi
lebih rendah hati terhadap apa yang telah
dilakukan,mengamati kembali apa yang menjadi
kekurangan dari aksi yang telah dilakukan, lalu merancang
upaya-upaya perbaikan tindakan. Pada tahap ini sebaiknya
berbagi pula dalam penemuan hal-hal yang maknawi, tidak
sekedar yang terlihat mata. Selanjutnya, kembali
melakukan berbagai aksi sesuai pembangunan.

D. Langkah Pengorganisasian

JANGAN LUPA PADA CITARUM

C = CEPAT AMBIL LANGKAH PERTAMA

I = INGAT SELALU PADA TUJUAN

T = TAHU PRIORITAS

A = ADA JALAN KELUAR

R = RASA TULUS, BERBAGI DAN MELAYANI

U = UPAYAKAN MEMULAI DARI DIRI SENDIRI

M = MELAKUKAN, MELAKUKAN DAN TERUS MELAKUKAN.

PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS


MASYARAKAT/KOMUNITAS
APAKAH SAMPAH ITU ?
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan
setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan
konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak
ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tidak
bergerak.
JENIS-JENIS SAMPAH
A. BERDASARKAN SUMBERNYA.

1. Sampah Alam : Sampah yang diproduksi di kehidupan liar


diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti
halnya daun-daun kering di hutan terurai menjadi tanah. Di
luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi
masalah, misalnya daun-daun kering dilingkungan
pemukiman.
2. Sampah Manusia : Sampah manusia (human waste)
adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil
pencernaan manusia, seperti tinja dan urin. Sampah
manusia, jika tidak dikelola dan ditangani dapat menjadi
bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan
sebagai (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan
virus atau bakteri.
3. Sampah Konsumsi : Sampah konsumsi merupakan
sampah yang dihasilkan oleh manusia (pengguna barang),
dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke
tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum di lihat
dalam keseharian kita. Meskipun demikian, jumlah sampah
kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan
sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan
dan industry.
4. Sampah Nuklir : Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi
dan fisi nuklir menghasilkan uranium dan thorium yang
sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan kesehatan
manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan di tempat-
tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan
aktifitas manusia dan ditangani secara khusus.
5. Sampah Industri dan Sampah Pertambangan : Sampah
industry dan sampah pertambangan lebih dikenal sebagai
limbah. Sampah industry dan pertambangan adalah sisa
material yang dihasilkan dari hasil perindustrian atau
pembuatan sesuatu dari dalam proses perindustrian
maupun pertambangan. Limbah yang dihasilkan biasanya
memiliki dampak yang buruk bagi kelangsungan hidup
makhluk hidup baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Pada setiap perencanaan suatu tempat industry
maupun tambang, yang harus diperhitungkan adalah
bagaimana pengolahan limbahnya, apakah limbah yang
dihasilkank ramah lingkungan atau justru merusak
lingkungan hidup.

A. BERDASARKAN SIFATNYA

1. Sampah Organik-dapat diuraikan (degradable), yaitu


sampah yang mudah membusuk seperti sisa
makanan,sayuran,daun-daun kering,dan
sebagainya.Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi
kompos.
2. Sampah Anorganik-tidak terurai (undegradable), yaitu
sampah yang tidak mudah membusuk,seperti plastic wadah
pembusuk makanan, kertas,palstik mainan,botol dan gelas
minuman,kaleng,kayu,dan sebagainya.Sampah ini dapat
dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual
untuk dijadikan produk lainnya.Beberapa sampah anorganik
yang dapat dijual adalah plastic wadah pembungkus
maknan,botol, dan gelas bekas minuman,kaleng,kaca,dan
kertas,baik kertas Koran,HVS,maupun karton.

B. BERDASARKAN BENTUKNYA
1. Sampah padat. Sampah padat adalah segala bahan
buangan selain kotoran manusia,urin dan sampah cair.
Dapat berupa sampah rumah tangga:sampah dapur,sampah
kebun,plastikmetal,gelas dan lain-lan.Menurut bahanya
sampah dikelompokan menjadi sampah organik merupakan
sampah yang berasal dari bahan yang mengandung bahan-
bahan organic,seperti sisa-sisa
sayuran,hewan,kertas,potongan_potongan kayu dari
peralatan rumah tangga,potongan-potongan ranting,rumput
pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.

Berdasarkan kemampuan diuraikan oleh alam


(biodegradability).maka dapat dibagi lagi menjadi:

1. Biodegradable:yaitu sampah yang dapat diuraikan secara


sempurna oleh proses biologi baik aerob atau
anerob,seperti:sampah dapur,sisa-sisa hewan,sampah
pertanian dan perkebunan.
2. Non-biodegradable:yaitu sampah yang tidak bias
diuaraikan oleh proses biologi.Dapat dibagi lagi menjadi.

- Recyclable : sampah yang dapat diolah dan digunakan


kembali karna
Memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik,kertas,pakaian
dan
Lain-lain.
- Non-recyclable : sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi
dan tidak
Dapat diolah atau diubah kembali seperti kertas karton dan
lain-lain.

2. Sampah cair.sampah cair adalah bahn cairan yang telah


digunakan dan
Tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat
pembuangan sampah.

- Limbah hitam:sampah cairan yang dihasilkan dari


toilet.Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya.
- Limbah rumah tangga:Sampah cair yang dihasilkan dari
dapur,kamar mandi dan tempat cucian.Sampah ini mungkin
mengandung patogen.

Sampah dapat berada pada setiap fase


materi:padat,cair,atau gas.Ketika dilepaskan dalam dua
fase yang disebut terakhir,terutama gas,sampah dapat
dikatakan sebagai fase dikaitkan dengan polusi.

Dalam kehidupan manusia,sampah dalam jumlah besar


dating dari aktivitas industri (dikenal juga sebagai sebutan
limbah),misalnya partambangan,manufaktur,dan konsumsi.
Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada
suatu waktu.
PENGELOLAHAN SAMPAH
APAKAH PENGELOLAHAN SAMPAH ITU ?

Pengelolahan sampah adalah


pengumpulan,pengangkutan,pemrosesan, pendaurulangan,
atau pembuangan dari material sampah.Kalimat ini
biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan
dari kegiatan manusia,biasanya dikelola untuk mengurangi
dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau
keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk
memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bias
melibatkan zat padat, cair, gas atau radioaktif dengan
metoda dan keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat.
Praktek pengelolaan sampah berbeda-beda antara Negara
maju dan Negara berkembang, berbeda juga antara daerah
perkotaan dengan pedesaan, berbeda juga antara daerah
perumahan dengan industry. Pengelolaan sampah yang
tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area
metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah
daerah, sedangkan untuk sampah dari areal komersial dan
industry biasanya ditangani oleh perusahaan pengelola
sampah, Metode pengelolaan sampah berbeda=beda
tergantung banyak hal, diantaranya tipe zat sampah, tanah
yang digunakan untuk mengelola dan ketersediaan area.

TUJUAN PENGELOLAAN
Pengelolaan Sampah merupakan proses yang diperlukan
dengan dua tujuan :
a. Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai
ekonomis
b. Mengelola sampah agar menjadi material yang tidak
membahayakan bagi lingkungan hidup.

METODE PEMBUANGAN
1. PENIMBUNAN, Pembuangan sampah pada penimbunan
termasuk menguburnya untuk membuang sampah, metode
ini adalah paling popular di dunia. Penimbunan ini biasanya
dilakukan di tanah yang ditinggalkan, lubang bekas
pertambangan atau lubang-lubang dalam. Sebuah tempat
penimbunan yang didesain dan di kelola dengan baik akan
menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan
murah. Sedangkan penimbunan yang tidak dirancang
dengan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan
berbagai masalah lingkungan, diantaranya angin berbau
sampah, berkumpulnya hama, dan genangan air sampah.
Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan
karbon dioksida yang juga sangat berbahaya.

2. PEMBAKARAN, Pembakaran adalah metode yang


melibatkan pembakararan zat sampah. Pembakaran dan
pengelolaan sampah lain yang melibatkan temperature
tinggi juga disebut “perlakuan panas”. Pembakaran
mengubah sampah menjadi panas, gas, uap dan abu.
Pembakaran dilakukan oleh perorangan atau boleh industry
dalam skala besar. Hal ini bias dilakukan untuk sampah
padat, cair maupun gas. Pembakaran dikenal sebagai cara
yang praktis untuk membuang beberapa jenis sampah
berbahaya, contohnya sampah medis (sampah biologis).
Pembakaran adalah metode yang kontoversial karena
menghasilkan polusi udara.

3. METODE DAUR-ULANG, Proses pengambilan barang yang


masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali
disebut sebagai daur ulang. Ada beberapa cara daur ulang :

a. Mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi.


b. Mengambil kalori dari bahan yang bisa di bakar untuk
membangkitkan listrik.
Metode-metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan
akan dijelaskan di bawah.

4. PENGOLAHAN KEMBALI SECARA FISIK, Metode ini adalah


aktivitas paling popular dari daur ulang, yaitu
mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang
dibuang, contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan
untuk digunakan kembali. Pengumpulan bias dilakukan dari
sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak
sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang
sudah tercampur.

5. PENGELOLAAN BIOLOGIS, Material sampah organic


seperti zat tanaman, sisa makanan atau kertas, bias diolah
dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau
dikenal dengan istilah pengomposan. Hasilnya adalah
kompos yang bias digunakan sebagai pupuk dan gas
methane yang bias digunakan untuk membangkitkan listrik.

6. PEMULIHAN ENERGI, Kandungan energy yang terkandung


dalam sampah bias diambil langsung dengan cara
menjadikannya bahan bakar atau secara tidak langsung
dengan cara mengolahnya menjadi bahan bakar tipe lain.
Daur-Ulang melalui cara “perlakuan panas” bervariasi mulai
dari menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau
memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan
boiler untuk menghasilkan uap dan lsitrik dari turbin-
generator.

7. METODE PENGHINDARAN DAN PENGURANGAN, Sebuah


metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah
pencegahan zat sampah terbentuk atau dikenal juga
dengan “pengurangan sampah”. Metode pencegahan
termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai,
memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya
bias diisi ulang atau bias digunakan kembali (Seperti Tas
Belanja Katun menggantikan Tas plastic), mengajak
konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali
pakai (contohnya kertas tissue) dan desain produk yang
menggunakan bahan yang kebih sedikit untuk fungsi yang
sama (Contoh Pengurangan bobot kaleng minuman).

TAHAPAN PENGELOLAAN SAMPAH


1. PEMISAHAN SAMPAH.
Dalam tahapan ini sampah dipisahkan atau dipilah antara
sampah organic dengan sampah anorganik, sampah organic
adalah sampah yang mudah di daur ulang dan merupakan
sampah yang mudah diurai oleh bakteri. Pemisahan antara
sampah organic dan anorganik dapat mempermudah dalam
pengelolaannya. Pada tahapan ini pelaku atau pembuang
sampah baik pribadi, rumah tangga maupun tempat-tempat
industry sudah dapat melakukan pemisahan dengan cara
membedakan tempat sampah organic dengan sampah
anorganik.

2. BERSIHKAN SAMPAH DARI MATERIAL LAIN YANG ADA.


Dalam tahapan ini, sampah kita bersihkan dari kotoran-
kotoran yang ada, seperti tanah dan kotoran lainnya,
sehingga sampah dapat kita peroleh dengan kondisi bersih.
Sampah anorganik sebelum diolah lebih lanjut sebaiknya
dibersihkan terlebih dahulu, sebelum melakukan
pembersihkan ini sampah sebaiknya telah kita golongkan
berdasarkan pemanfaatannya, seperti plastic, kaca, seng
ataupun yang lainnya, sehingga pada proses berikutnya
tinggal mengalokasikan bagian-bagian sampah ke tempat-
tempat pemrosesan lebih lanjut menjadi bahan yang siap
untuk diciptakan.

3. GOLONGKAN SAMPAH SESUAI DENGAN YANG KITA


INGINKAN.
Setelah proses pembersihan kita dapat memisahkan antara
satu dengan yang lainnya sesuai yang kita inginkan,
misalnya pemisahan berdasarkan bahan bakunya atau
antara satu jenis materil yang ada. Untuk keseragaman
bahan material yang akan diolah. Biasanya disini pelaku
daur ulang memisahkan antara satu materil denagn
material lainnya.

4. TENTUKAN KEMANA ARAH SAMPAH YANG AKAN DIOLAH.


Pada tahapan penggolongan sampah pada tahapan ketiga
sudah termasuk di dalam penentuan arah sampah akan
dikelola, sampah dikelola dan di daur ulang sesuai dengan
jenisnya dan pemanfaatannya.

5. CIPTAKAN KREASI BARU DENGAN MEMANFAATKAN


SAMPAH YANG ADA.
Pada tahapan ini kita harus bias berpikir kreatif dalam
mengolah sampah menjadi barang yang baru dan memiliki
nilai jual. Mulai dari souvenir sampai peralatan rumah
tangga bahkan perlengkapan sehari-hari. Seperti miniature,
sampai tas untuk bepergian yang dibuat dari sampah yang
telah dikelola dengan tangan-tangan yang kreatif.
MANFAAT PENGELOLAAN SAMPAH.
1. Pelestarian sumber daya alam.
2. Penghematan energy.
3. Penghematan lahan TPA
4. Lingkungan asri (bersih, sehat dan nyaman)

PEMILAHAN SAMPAH
MANAJEMEN PEMILAHAN SAMPAH.
Manajemen pemilahan sampah dapat diartikan sebagai
suatu proses kegiatan penanganan sampah sejak dari
sumbernya dengan memanfaatkan penggunaan sumeber
daya secara efektif yang diawlai dari pewadahan,
pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, hingga
pembuangan, melalui pengelolaan organisasi yang
berwawasan lingkungan sehingga dapat mencapai tujuan
atau sasaran yang telah ditetapkan yaitu lingkungan bebas
sampah.
PEMILAHAN SAMPAH MENUJU ZERO WASTE (TIDAK ADA
SAMPAH)
Sampah secara umum dibedakan menurut jenis dan
kandungannya. Menurut jenisnya, zat yang dikandung
dalam sampah dibedakan menjadi :
a. Sampah organic (sisa bahan alami) : sampah dapur,
sampah taman (daun-daunan, buah, sayur mayor, dan
sebagainya).
b. Sampah anorganik (sisa produksi industry ) ; kertas,
kaca, plastic, logam dan lain-lain.

Sedangkan menurut kandungan airnya sampah dapat


dikategorikan sebagai berikut :
a. Garbage, yaitu sampah basah.
b. Rubbish atau lebih dikenal dengan nama sampah kering.

Sampah yang dihasilkan oleh sumber sampah kerapkali


menjadi masalah bagi manusia. Pengurangan volume
sampah pada sumbernya dapat mengurangi beban sampah
yang termasuk dalam Tempat Pembuangan Akhir (TPA),
yang pada akhirnya juga dapat memperpanjang umur TPA.
Salah satu masalah utama pengelolaan persampahan
adalah bertambahnya timbulan sampah akibat jumlah
penduduk yang kian bertambah. Oleh karena itu kehadiran
sampah diupayakan agar dapat dikurangi volumenya
sehingga dapat ditekan sekecil mungkin, bahkan kalau
mungkin menjadi nol (zero waste).

Sampah diproduksi oleh manusia, sehingga sudah


seyogyanya kalau yang bertanggungjawab untuk sampah
tersebut adalah tiap-tiap individu yang memproduksinya.
Ika prinsip ini dikembalikan berarti kita juga yang sebagai
penyelesai permasalahan sampah yang ditimbulkan. Artinya
semua sampah yang dihasilkan harus kita tangani
sendiri/bersama dan bias dimanfaatkan kembali dengan
mudah, baik itu secara langsung ataupun tidak langsung.

Pemikiran konsep zero waste adalah pendekatan serta


penerapan system dan teknologi pengolahan sampah
perkotaan skala wawasan secara terpadu dengan sasaran
dapat mengurangi volume sampah hingga terbuang
sesedikit mungkin, serta terciptanya induindustryil daur
ulang yang dikelola oleh masyarakat atau pemerintah
daerah setempat.

Konsep zero waste yaitu penerapan prinsip 4R (Reduce,


Reuse, Recycle, dan Replace), serta prinsip pengolahan
sedekat mungkin dengan sumber sampah dengan maksud
untuk mengurangi beban pengangkutan (transport cost).
Tujuan penanganan sampah dengan konsep zero waste,
diantaranya :
1. Sistem Pengolahan sampah secara terpadu.
2. Teknologi Pengomposan.
3. Daur ulang sampah plastic dan kertas.
4. Teknologi pembakaran sampah dan insenator.
5. Teknologi pengolahan sampah organic menjadi pakan
ternak.
6. Teknologi tempat pembuangan akhir (TPA) sampah.
7. Peran serta masyarakat dalam penanganan sampah.
8. Pengolahan sampah kota metropolitan.
9. Peluang dan tantangan usaha daur ulang.

Untuk menerapkan prinsip 4R, maka perlu dilakukan


pemilahan sampah menurut jenis dan kelompoknya, semua
jenis sampah tersebut ada yang masih bernilai ekonomis
seperti kertas, plastic dan logam. Ada pula yang dapat
digunakan menjadi sumber energy (bahan bakar) seperti
daun, ranting, dam kayu. Sedangkan plastic. Logam dapat
didaur ulang menjadi bentuk dan fungsi yang lain.

PRINSIP 4R

Konsep zero waste ini salah satunya dengan menerapkan


prinsip 4R (Reduce, Reuse, Recycle dan Replace), yaitu :
1. Reduce (Mengurangi) : Pengurangan produksi sampah
dari sumber, sebisa mungkin dilakukan minimalisasi barang
atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita
menggunakan material, semakin banyak sampah yang
dihasilkan.

2. Reuse (Memakai Kembali) : Penggunaan kembali bahan


yang telah dipakai untuk dipakai ulang jika memungkinkan.
Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bias dipakai
kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali
pakai (disposable). Hal ini dapat memperpanjang waktu
pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.

3. Recycle (Mendaur Ulang) : Sebisa mungkin, barang-


barang yang sudah tidak berguna lagi, bias di daur ulang.
Tidak semua barang bias di daur-ulang, namun saat ini
sudah banyak industry non-formal dan industry rumah
tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.

4. Replace (Mengganti) : Teliti barang yang kita pakai


sehari-hari, gantilah barang-barang yang hanya bias dipakai
satu kalli, dengan barang yang lebih tahan lama juga
telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih
ramah lingkungan, misalnya mengganti kantong kresek
dengan keranjang plastic yang lebih awet untuk berbelanja
dan jangan mempergunakan Styrofoam (gabus) karena
kedua bahan ini tidak bias di degradasi secara alami.

Berikut Informasi usia hancurnya berbagai sampah


organic/anorganik :

Jenis Sampah Waktu yang diperlukan


Kertas = 2,5 Bulan
Karton = 5 Bulan
Kulit jeruk = 6 Bulan
Filter rokok = 10 – 12 Tahun
Kantong Plastik = 10 – 20 Tahun
Kulit = 25 – 40 Tahun
Nylon = 30 – 40 Tahun
Plastik = 50 – 80 Tahun
Styrofoam (Gabus) = Tidak Bisa Hancur

SATU TON SAMPAH APABILA TIDAK DITANGANI DENGAN


BAIK DAN BENAR AKAN BERPOTENSI MENGHASILKAN 50
GRAM GAS METANA (CH4), GAS BUANG LAINNYA DAN AIR
LINDI YANG DAPAT MENCEMARI TANAH DAN AIR TANAH.
LANGKAH KECIL KITA SANGAT BERARTI DALAM UPAYA
MENUJU INDONESIA HIJAU, BERSIH DAN SEHAT

Referensi : PUSDAKOTA UBAYA


PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU BERBASIS MASYARAKAT

Pengantar

Hingga saat ini sampah masih menjadi masalah serius di berbagai


wilayah. Beberapa kendala yang dihadapi dalam memecahkan masalah
sampah ini antara lain disinyalir karena :

1. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam menciptakan


kebersihan lingkungan. Hal ini terlihat dari kebiasaan membuang
sampah yang tidak pada tempatnya.

2. Persepsi masyarakat tentang penanganan sampah masih tertumpu


pada pemerintah, padahal masalah kebersihan adalah tanggung jawab
bersama antara masyarakat dengan pemerintah

3. Terbatasnya lahan untuk pengumpulan dan pembuangan sampah


akhir, serta terbatasnya dana transportasi sampah, sementara
tumpukan sampah meningkat dari hari ke hari.

Mengelola sampah pada dasarnya membutuhkan peran aktif dari


masyarakat terutama dalam mengurangi jumlah timbulan sampah, memilah
jenis sampah hingga berupaya menjadikan sampah menjadi lebih
bermanfaat. Hal ini telah banyak dilakukan diberbagai negara yang telah
maju dan berhasil. Keberhasilan ini didukung dengan adanya kampanye yang
disosialisasikan oleh pemerintah antara lain melalui konsep 3 R (Reduce,
Reuse dan Recycle), yaitu mengurangi timbulan sampah, menggunakan
kembali bahan yang berpotensi menimbulkan sampah dan mendaur ulang
sampah baik sampah organik (sisa makanan, sayuran, buah-buahan atau
hijauan lainnya) maupun sampah non organik (potongan kaca, kertas, logam,
plastik, karet dan bahan non organik lainnya).

Penanganan Sampah Konvensional

Selama ini tahapan penanganan sampah yang ada dimulai dari


pengumpulan sampah pada tingkat rumah tangga, kemudian diangkut ke
tempat pembuangan sampah tingkat RW dan kelurahan atau yang umum
dikenal dengan nama Tempat Pembuangan sampah Sementara (TPS), hingga
akhirnya diangkut oleh Dinas Kebersihan Kabupaten ke Tempat Pembuangan
sampah Akhir (TPA).

Bila dilihat dari mata rantai pembuangan sampah tersebut, nampaklah


beban TPA amat berat mengingat harus menampung sampah yang ada dari
seluruh bagian wilayah Kabupaten. Hal inilah yang dirasakan menjadi
masalah oleh kebanyakan Kabupaten / Kota.

Berpijak dari kondisi yang ada, untuk memecahkan masalah sampah


harus melihat pola penanganan yang ada saat ini. Dengan demikian pada
titik mana dari mata rantai pembuangan sampah tersebut dapat dilakukan
perbaikan dan penyempurnaan sehingga sampah yang masuk ke TPA pada
akhirnya hanya berupa sampah yang benar-benar tidak dapat diolah
kembali.

Penanganan Sampah dengan Peran Aktif Masyarakat

Masalah sampah di berbagai kota besar di Indonesia sebetulnya dapat


dipecahkan dengan baik sebagaimana yang berhasil dilakukan di negara
maju apabila peran aktif masyarakat meningkat. Pada umumnya proses
pengelolaan sampah dengan basis partisipasi aktif masyarakat terdiri dari
beberapa tahapan proses, antara lain :

1. Mengupayakan agar sampah dikelola, dipilah dan diproses tahap awal


mulai dari tempat timbulan sampah itu sendiri (dalam hal ini mayoritas
adalah lingkungan rumah tangga). Upaya ini setidaknya dapat
mengurangi timbulan sampah yang harus dikumpulkan dan diangkut
ke TPS sehingga bebannya menjadi berkurang.

2. Pada fase awal di tingkat rumah tangga setidaknya diupayakan untuk


mengolah sampah organik menjadi kompos dan sampah non organik
dipilah serta mengumpulkan menurut jenisnya sehingga
memungkinkan untuk di daur ulang. Sampah organik sebenarnya telah
dapat diproses menjadi kompos di setiap rumah tangga pada tong-tong
sampah khusus kompos yang mampu memproses sampah menjadi
kompos untuk periode tampung antara 18 hingga 28 hari dengan
bantuan mikroba pengurai. Bila proses pengomposan di tiap rumah
tangga belum mungkin dilakukan, selanjutnya petugas sampah
mengangkut sampah yang telah terpilah ke tempat pembuangan
sampah sementara untuk diproses. Hasil pengamatan di beberapa
tempat pembuangan sampah atau TPS di beberapa bagian kota
diketahui bahwa masing-masing sampah non organik masih memiliki
nilai ekonomi. Sebagai gambaran nilai ekonomi ini dapat dilihat pada
tabel.

3. Pewadahan dan pengumpulan dari wadah tempat timbulan sampah


sisa yang sudah dipilah ke tempat pemindahan sementara. Pada
tahapan ini beban kerja petugas pembuangan sampah menjadi lebih
ringan

4. Pengangkutan ke tempat pembuangan atau ke tempat pengolahan


sampah terpadu. Pada tahapan ini diperlukan kotak penampungan
sampah dan gerobak pengangkut sampah yang sudah dipilah.

5. Tahapan selanjutnya adalah pengolahan sampah yang tidak


memungkinkan untuk diolah di setiap lingkungan rumah tangga di TPS.
Tempat pembuangan sampah sementara (TPS) yang ada dengan
menggunakan pendekatan ini kemudian diubah fungsinya menjadi
semacam pabrik pengolahan sampah terpadu, yang produk hasil
olahnya adalah kompos, bahan daur ulang dan sampah yang tidak
dapat diolah lagi.

6. Tahapan akhir adalah pengangkutan sisa akhir sampah sampah yang


tidak dapat didaur ulang atau tidak dapat dimanfaatkan lagi ke tempat
pembuangan sampah akhir (TPA). Pada fase ini barulah proses
penimbunan sampah akhir dapat dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai