Kel. 12 Analisis Perbandingan Kode Etik Psikologi Indonesia Dengan Negara Lain
Kel. 12 Analisis Perbandingan Kode Etik Psikologi Indonesia Dengan Negara Lain
NEGARA LAIN
Disusun Oleh:
Kelompok 12 PI21A
1. Dinar Tri Arwani 0603521016
2. Fairus Fathin Salsabila 0603521022
3. Muthi’ah Humaira Radyani 0603521035
PERBEDAAN KODE ETIK PSIKOLOGI
INDONESIA
INDONESIA(HIMPUNAN
(HIMPUNAN PSIKOLOGI
PSIKOLOGI INDONESIA)
INDONESIA) SINGAPURA(SINGAPORE PSYCHLOGICAL SOCIETY)
Kode etik psikologi yang berada di Indonesia dan yang berada di Singapura berbeda beda
namun dari segi tujuan utamanya sama, yakni mengarahkan dan mengatur ruang lingkup psikologi
agar dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Ada banyak perbedaan yang dapat kita jumpai pada Kode etik psikologi di negara kita ini dengan
negara tetangga kita, ada beberapa poin yang dapat kita tarik menjadi kesimpulan perbedaan yang
ada pada kode etik negara kita dengan Singapura. Secara keseluruhan Kode Etik Psikologi
Indonesia membahas segala sesuatu yang berkaitan dengan lebih rinci dan terklasifikasi.
Penjabaran perbedaan Kode Etik Psikologi Indonesia dengan Singapura sebagai berikut:
1. Pasal Dalam kode etik psikologi Indonesia ada terdapat 80 pasal yang melandasinya,
kode etik ini berdasarkan hasil Kongres HIMPSI ke-XI yang diadakan pada 2010, sedangkan pada
pasal kode etik Singapura hanya terdapat 19 Prinsip Khusus yang saat ini merupakan hasil dari
revisi pada tahun 2000
2. Pembagian Pasal Pada Kode etik Indonesia, semua 80 pasal tersebut dibagi-bagi menjadi
15 Bab, sedangkan pada kode etik Singapura, yang berasal dari 19 prinsip tersebut terbagi menjadi
10 bab saja.
3. Pasal pertama Dalam kode etik Indonesia, HIMPSI menyatakan dalam pasal pertama
pengertian Kode etik psikologi, psikologi, psikolog, ilmuwan psikologi dan layanan psikologi,
sedangkan dalam kode etik Singapura, SPS menjelaskan tentang privasi pelanggan dan
kenyamanan dalam pelayanan.
4. Psikologi forensik Pada kode etik psikologi Indonesia, terdapat pasal yang mengatur
tentang Psikologi Forensik, terdapat pada bab V dalam buku kode etik. Sedangkan dalam kode
etik Singapura, tidak ada pembahasan spesifik tentang pasal yang mengatur psikologi Forensik
didalamnya
5. Pendidikan dan pelatihan HIMPSI sangat rinci dalam mengatur dan mengawasi segala
sesuatu tentang Psikologi dalam pasal yang mereka buat, misalnya pada pasal “Pendidikan dan
Pelatihan” yang terletak pada Bab VIII yang memuat setidaknya 8 pasal didalamnya. Sedangkan
dalam kode etik Singapura tidak ada pasal yang membahas tentang pendidikan dan pelatihan
didalam kode etiknya.
Kesimpulan :Dari lima perbedaan yang sama-sama kita baca, dapat kita simpulkan bahwa
didalam Kode Etik Psikologi Indonesia yang disusun oleh HIMPSI membahas secara rinci segala
hal yang berkaitan dengan Psikologi, dimulai dari pengertian, pelatihan, pelayanan, dan
sebagainya. Sedangkan dalam kode etik Psikologi Singapura yang disusun oleh SPS, lebih banyak
membahas tentang bagaimana cara memberikan pelayanan terbaik, hubungan antar-manusia,
Penilaian, tata cara melakukan terapi dan sebagainya