Identitas Umum
A. Identitas
Nama Sekolah : SMA Negeri 5 Purwokerto
Fase/ Kelas : F/ XI
Mata Pelajaran : Biologi
Materi : Sistem Pernapasan
Elemen : Pemahaman Biologi & Keterampilan Proses
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
B. Capaian Pembelajaran
C. Keterampilan Proses
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah semua siswa terlibat dalam
proses pembelajaran?
2 Apakah peserta didik bisa memahami
materi gangguan pada sistem
pernapasan?
3 Apakah peserta didik mengalami
kendala dalam pembelajaran?
2. Refleksi Guru
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah peserta didik merasa senang
dengan kegiatan pembelajaran ini?
2 Adakah hal yang menarik dalam
pembelajaran?
3 Apakah peserta didik memahami materi
yang disampaikan guru?
Lampiran
SISTEM PERNAPASAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
ARTIKEL
Tingginya mobilitas masyarakat dalam berkendara turut andil terhadap tingkat polusi
udara. Di daerah perkotaan misalnya, pada jam-jam sibuk, tingkat polusi udara cenderung
lebih tinggi dibandingkan pada jam biasanya. Paparan polusi udara yang berlebih dapat
berdampak buruk terhadap kesehatan. Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan,
polusi udara merupakan salah satu masalah lingkungan terbesar yang memberi dampak
signifikan pada kesehatan manusia. Dengan mengurangi tingkat polusi udara, sebuah
negara dapat mengurangi risiko penyakit stroke, jantung, kanker paru-paru, serta masalah
pernapasan akut maupun kronis seperti asma dan PPOK, di antara penduduknya.
Pada tahun 2012 tercatat, 3,7 juta orang di dunia berusia kurang dari 60 tahun, meninggal
akibat polusi udara dari luar ruangan. Selain polusi udara luar ruangan, polusi di dalam
ruangan juga mengakibatkan risiko kesehatan serius bagi tiga miliar orang di dunia yang
menggunakan arang dan kayu bakar di dalam rumah. Bahkan, setiap tahunnya,
hampir
600.0 anak-anak di bawah usia 5 tahun dari seluruh dunia, meninggal dunia karena
penyakit pernapasan akibat polusi udara. Berikut ini adalah beberapa polusi udara dan
dampaknya terhadap kesehatan.
● Nitrogen Dioksida
Nitrogen dioksida (NO2) muncul dari proses pembakaran (pemanasan, pembangkit
listrik, mesin kendaraan, dan kapal). Terpapar NO2 secara terus-menerus dapat
meningkatkan gejala bronkitis pada anak-anak penderita asma. NO2 juga dapat
mengurangi fungsi paru-paru.
● Unsur-Unsur Partikel
Terdiri atas sulfat, nitrat, amonia, natrium klorida, dan debu mineral. Jika terpapar oleh
kombinasi unsur-unsur tersebut secara terus-menerus, dapat meningkatkan risiko terkena
penyakit jantung dan pembuluh darah, serta pernapasan seperti kanker paru-paru.
● Ozon
Jangan samakan ozon di permukaan tanah dengan lapisan ozon di atmosfer. Walau pada
lapisan atmosfer ozon berfungsi sebagai penangkal sinar ultraviolet (UV), pada
permukaan bumi ozon termasuk polusi. Ozon di permukaan bumi terbentuk ketika
cahaya matahari memicu reaksi kimia antara unsur-unsur polusi. Polusi ozon dapat
mengurangi fungsi paru-paru, memicu asma, dan penyakit paru-paru lainnya.
● Sulfur Dioksida
Sulfur dioksida atau SO2 dapat menyebabkan peradangan pada saluran pernapasan
sehingga memicu gejala batuk-batuk berdahak. Menghirup unsur ini juga meningkatkan
risiko asma serta bronkitis. Sulfur dioksida dihasilkan dari pembakaran batu bara dan
bensin.
Udara yang Anda hirup, meski terlihat bersih, kemungkinan mengandung banyak zat- zat
yang dapat membahayakan kesehatan. Untuk itu, coba lindungi diri dan keluarga dari
polusi udara dengan cara menggunakan pembersih udara (air purifier), masker pernapasan
dan menanam tanaman yang berfungsi sebagai pembersih udara.
KEGIATAN DISKUSI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1) Teknik Penilaian
Aspek yang Teknik Bentuk Jenis Waktu Penilaian
No
dinilai Penilaian Penilaian Penilaian
Sikap
- Tanggung
1. Jawab Non-tes Observasi Formatif Kegiatan Inti
- Disiplin
- Kerja sama
Kegiatan inti
Formatif (Argumentasi lisan,
Tes tulis
2. Pengetahuan Tes dan pertanyaan dalam
essai
Sumatif LKPD) dan Post-
test
Kegiatan Inti
Ketrampilan Formatif
(kegiatan praktikum
3. - Praktikum Non-tes Unjuk kerja dan
dan hasil produk
- Presentasi sumatif
yang telah dibuat)
a. Pembelajaran Remedial
Pada kegiatan remedial guru memberikan pemahaman kepada peserta didik yang belum
mencapai KBM (Ketuntasan Batas Minimal). Adapun kegiatan yang dilakukan olegh guru
terkait kegiatan remidial adalah sebagai berikut:
Pemberian bimbingan secara individu. Hal ini dilakukan apabila ada beberapa anak
yang mengalami kesulitan yang berbeda-beda, sehingga memerlukan bimbingan secara
individual. Bimbingan yang diberikan disesuaikan dengan tingkat kesulitan yang
dialami oleh peserta didik.
Pemberian bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan apabila dalam pembelajaran
klasikal ada beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan sama.
Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh teman sekelas yang telah
mencapai hasil baik, secara individu maupun kelompok.
Assesmen Remidial; menggunakan perangkat asesmen formatif yang sebelumnya telah
diberikan, atau dengan membuat soal yang setara dengan asesmen formatif tersebut.
b. Pembelajaran Pengayaan
Pembelajaran pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah mencapai KBM
(Ketuntasan Batas Minimal). Adapun rancangan kegiatan program pengayaan adalah
mengembangkan latihan dengan materi soal yang lebih menantang/mengeksplore
kemampuan peserta didik. Kegiatan tersebut dapat berupa perintah untuk menyimak video
“pengelolaan sampah di TPA” dan menuliskan hasil simakan video. Hasil menulis dalam
bentuk narasi atau infografis untuk kemudian dipajang di dinding kelas, agar semua Peserta
didik dapat membacanya. Karakter pelajar Pancasila (bertanggungjawab dan bernalar
kritis) peserta didik meningkat.
Bahan Bacaan Pendidik dan Peserta Didik
Glosarium
Glosarium
Alveolus : Kantung udara kecil berdinding tipis. Terletak didalam paru-paru dan merupakan
tempat bertukarnya oksigen dan karbon dioksida dari kapiler darah.
Bronkiolus : Percabangan-percabangan lain yang dibentuk bronkus dalam paru-paru, membentuk
cabang-cabang dengan pipa-pipa yang lebih kecil.
Bronkus : Percabangan dari trakea, terletak di ujung bawah trakea. Terdiri atas dua cabang,
cabang kekanan menuju ke paru-paru sebelah kanan dan yang lainnya menuju ke paru-paru
sebelah kiri.
Diafragma : Otot utama yang digunakan untuk respirasi, yang terletak tepat di bawah dasar paru-
paru.
Difusi : Proses perpindahan zat dari lingkungan berkonsentrasi yang lebih tinggi ke lingkungan
yang konsentrasi zatnya lebih rendah. Ekspirasi : Proses mengeluarkan udara dari dalam paru-
paru (menghembuskan napas)
Epiglotis : Tulang rawan yang berfungsi sebagai katup pada pita suara (laring) dan tabung udara
(trakea), yang akan menutup selama proses menelan berlangsung.
Esofagus : Disebut juga sebagai kerongkongan. Merupakan tabung yang menghubungkan faring
(tenggorokan) dengan lambung.
Faring : Suatu jalur berbentuk menyerupai pipa yang berfungsi sebagai tempat masuknya
makanan, minuman, maupun udara.
Inspirasi : Proses memasukkan udara kedalam paru-paru (menghirup/menarik napas).
Laring. : Saluran udara tempat melekatnya pita suara. Disebut juga sebagai kotak suara.
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP
No. Keompok No. Nama Peserta Aspek yang dinilai Jumlah Nilai
Didik Tanggung Disipin Kerjasama Skor
jawab
1. Kelompok 1 1.
2.
3.
4.
5.
6.
2. Kelompok 2 1.
2.
3.
4.
5.
6.
3. Kelompok 3 1.
2.
3.
4.
5.
6.
4. Kelompok 4 1.
2.
3.
4.
5.
6.
5. Kelompok 5 1.
2.
3.
4.
5.
6.
6. Kelompok 6 1.
2.
3.
4.
5.
6.
SIKAP YANG
NO KRITERIA PENILAIAN SKOR
DINILAI
1. Tanggung Jawab Peserta didik memenuhi keempat kriteria
bertanggung jawab yang meliputi:
Tepat waktu dalam mengumpulkan tugas
Tugas yang dikumpulkan lengkap
4
Mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan pembelajaran
Merapihkan kembali alat dan bahan yang
dikunakan dalam kegiatan pembelajaran
Peserta didik hanya memenuhi 3 dari 4 kriteria
bertanggung jawab yang meliputi:
Tepat waktu dalam mengumpulkan tugas
Tugas yang dikumpulkan lengkap
3
Mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan pembelajaran
Merapihkan kembali alat dan bahan yang
dikunakan dalam kegiatan pembelajaran
Peserta didik hanya memenuhi 2 dari 4 kriteria
bertanggung jawab yang meliputi:
Tepat waktu dalam mengumpulkan tugas
Tugas yang dikumpulkan lengkap
2
Mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan pembelajaran
Merapihkan kembali alat dan bahan yang
dikunakan dalam kegiatan pembelajaran
Peserta didik hanya memenuhi 1 dari 4 kriteria
bertanggung jawab yang meliputi:
Tepat waktu dalam mengumpulkan tugas
Tugas yang dikumpulkan lengkap
1
Mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan pembelajaran
Merapihkan kembali alat dan bahan yang
dikunakan dalam kegiatan pembelajaran
Peserta didik tidak memenuhi seluruh kriteria
bertanggung jawab yang meliputi:
Tepat waktu dalam mengumpulkan tugas
Tugas yang dikumpulkan lengkap
0
Mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan pembelajaran
Merapihkan kembali alat dan bahan yang
dikunakan dalam kegiatan pembelajaran
2. Disiplin Peserta didik memenuhi seluruh kriteria disiplin
yang meliputi:
4
Tidak terlambat masuk kelas
Berseragam sesuai ketentuan
Tidak mengganggu siswa lain saat pelajaran
Tidak meninggalkan kegiatan
pembelajaran 3tanpa alasan yang jelas
Peserta didik hanya memenuhi 3 dari 4 kriteria
disiplin yang meliputi:
Tidak terlambat masuk kelas
Berseragam sesuai ketentuan 3
Tidak mengganggu siswa lain saat pelajaran
Tidak meninggalkan kegiatan
pembelajaran 3tanpa alasan yang jelas
Peserta didik hanya memenuhi 2 dari 4 kriteria
disiplin yang meliputi:
Tidak terlambat masuk kelas
Berseragam sesuai ketentuan 2
Tidak mengganggu siswa lain saat pelajaran
Tidak meninggalkan kegiatan
pembelajaran 3tanpa alasan yang jelas
Peserta didik hanya memenuhi 1 dari 4 kriteria
disiplin yang meliputi:
Tidak terlambat masuk kelas
Berseragam sesuai ketentuan 1
Tidak mengganggu siswa lain saat pelajaran
Tidak meninggalkan kegiatan pembelajaran
3tanpa alasan yang jelas
Peserta didik tidak memenuhi seluruh kriteria
disiplin yang meliputi:
Tidak terlambat masuk kelas
Berseragam sesuai ketentuan 0
Tidak mengganggu siswa lain saat pelajaran
Tidak meninggalkan kegiatan
pembelajaran tanpa alasan yang jelas
3. Kerja Sama Peserta didik memenuhi seluruh kriteria kerja sama
yang baik, yaitu meliputi:
Dapat bekerjasama dengan baik saat kegiatan
kelompok dalam proses pemecahan masalah
4
Terdapat pembagian kerja dalam kelompok
Melakukan kegiatan secara sistematis
Menghargai adanya perbedaan pendapat
dalam kegiatan diskusi
Peserta didik memenuhi 3 dari 4 kriteria kerja sama
yang baik, yaitu meliputi:
Dapat bekerjasama dengan baik saat kegiatan
kelompok dalam proses pemecahan masalah
3
Terdapat pembagian kerja dalam kelompok
Melakukan kegiatan secara sistematis
Menghargai adanya perbedaan pendapat
dalam kegiatan diskusi
Peserta didik memenuhi 2 dari 4 kriteria kerja sama
yang baik, yaitu meliputi:
Dapat bekerjasama dengan baik saat kegiatan
kelompok dalam proses pemecahan masalah
2
Terdapat pembagian kerja dalam kelompok
Melakukan kegiatan secara sistematis
Menghargai adanya perbedaan pendapat
dalam kegiatan diskusi
Peserta didik memenuhi 1 dari 4 kriteria kerja sama
yang baik, yaitu meliputi:
Dapat bekerjasama dengan baik saat kegiatan
kelompok dalam proses pemecahan masalah
1
Terdapat pembagian kerja dalam kelompok
Melakukan kegiatan secara sistematis
Menghargai adanya perbedaan pendapat
dalam kegiatan diskusi
Peserta didik tidak memenuhi seluruh kriteria kerja
sama yang baik, yaitu meliputi:
Dapat bekerjasama dengan baik saat kegiatan
kelompok dalam proses pemecahan masalah
0
Terdapat pembagian kerja dalam kelompok
Melakukan kegiatan secara sistematik
Menghargai adanya perbedaan pendapat
dalam kegiatan diskusi
Skor Maksimal 12
Nilai:
Kelompok : ……………………
Nama Peserta didik :
5. ......................................
6. ......................................
7. ......................................
Petunjuk Pengisian:
Beri tanda check list (√) pada pada kolom yang sesuai dengan perilaku peserta didik dalam kerja
kelompokselama proses pembelajaran berlangsung.
Skor Kualifikasi
1,00 – 1,99 Sikap Kurang (K)
2,00 – 2,99 Sikap Cukup (C)
3,00 – 3,99 Sikap Baik (B)
4,00 Sikap sangat baik (SB)
PENILAIAN FORMATIF
RUBRIK PENILAIAN PENGAMATAN SIKAP
DALAM PROSES PEMBELAJARAN
(TUGAS KELOMPOK)
Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Interaksi peserta didik dalam konteks pembelajaran kelompok
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Kerjasama antar peserta didik dalam belajar kelompok
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Kesungguhan dalam mengerjakan tugas kelompok
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Menghargai pendapat teman dalam satu kelompok
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Menghargai pendapat teman dalam kelompok lain Mulai tampak 2
Belum tampak 1
NA
Skor
5
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/
Topik : Perubahan dan Pencemaran Lingkungan
NA
Skor
5
PENILAIAN FORMATIF
RUBRIK PENILAIAN PENGAMATAN SIKAP
DALAM PROSES PEMBELAJARAN
(TUGAS KELOMPOK)
ASPEK KRITERIA SKOR
Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Interaksi peserta didik dalam konteks pembelajaran kelompok
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Kerjasama antar peserta didik dalam belajar kelompok
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Kesungguhan dalam mengerjakan tugas kelompok
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Menghargai pendapat teman dalam satu kelompok
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Menghargai pendapat teman dalam kelompok lain Mulai tampak 2
Belum tampak 1
NA
Skor
5
Setiap makhluk hidup termasuk manusia
membutuhkan oksigen untuk melangsungkan hidupnya.
Namun bagaimakah oksigen dapat masuk ke dalam
tubuh? Dalam proses pernapasan, udara yang banyak
mengandung oksigen mengalir masuk kedalam tubuh
melalui alat-alat pernapasan untuk kemudian menuju sel-
sel tubuh.
Pada manusia organ pernapasan utamanya adalah
paru-paru (pulmo) dan dibantu oleh alat-alat pernapasan
lain. Alat pernapasan manusia terdiri dari rongga hidung,
Sumber: www.dokumen.tips
faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus, dan
paru-paru yang membangun sistem yang khas.
Terdapat juga suatu sistem pertahanan yang mungkin kotoran atau benda asing masuk dapat
dikeluarkan baik melalui batuk ataupun bersin. Sistem pernapasan pada manusia memiliki
struktur dan fungsi yang sangat kompleks. Sistem pernapasan manusia memiliki organ-organ
pernapasan yang menunjang proses pernapasan. Organ-organ pernapasan tersebut memiliki
struktur dan fungsi yang berbeda-beda.
Sistem pernapasan terdiri atas: saluran pernapasan adalah tabung atau pipa yang
mengangkut udara dari atmosfer ke kantong udara (alveolus) pada organ paru-paru dan
pompa ventilasi paru-paru terdiri atas dinding dada, otot pernapasan yang membesar dan
mengecil ukuran rongga dada, pusat saraf pernapasan di otak yang mengendalikan otot
pernapasan, serta saraf yang menghubungkan pusat pernapasan dengan otot pernapasan.
Organ-organ pernapasan manusia terdiri atas hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan
alveous. Bagaimanakah struktur dan fungsi dari masing-masing organ pernapasan tersebut?
Perhatikan penjelasan berikut.
Hidung (nasal atau naso) merupakan alat pernapasan pertama yang dilalui oleh udara.
Hidung berbentuk piramida yang tersusun dari tulang, tulang rawan hialin, dan jaringan
fibroareolar. Ujung hidung ditunjang oleh tulang rawan dan pangkal hidung ditunjang oleh
tulang nasalis. Kulit eksternal hidung terdapat folikel rambut, kelenjar keringat, dan sabasea
(lemak). Kedua tulang hidung menghubungkan rongga hidung dengan atmosfer untuk
mengambil udara. Rongga hidung tersusun atas sel-sel epitel berlapis pipih dengan rambut-
rambut halus (vibrissae). Rambut-rambut halus tersebut berfungsi menyaring udara jika
terdapat debu-debu atau kotoran. Rongga hidung tersusun atas sel-sel epitel berlapis semu
bersilia yang memiliki sel goblet. Sel goblet merupakan sel penghasil lendir yang berfungsi
menyaring debu, melekatkan kotoran pada rambut hidung, dan mengatur suhu udara
pernapasan. Sebagai indra pembau, pada atap atau rongga hidung terdapat lobus olfaktorius
yang mengandung sel-sel pembau.
Fungsi hidung, adalah:
- Menyaring partikel, dilakukan oleh rambut-rambut halus dan lapisan mukosa bersilia
untuk dihirup, atau dikeluarkan.
- Melembabkan dan menghangatkan udara yang masuk. Penghangatan ini
dimungkinkan karena didalam dinding rongga hidung terdapat konka yang banyak
mengandung kapiler darah. Konka hidung (Konka nasalis) adalah selaput lendir yang
berlipat-lipat. Hidung mensekresikan lendir, bahkan setiap harinya lendir yang
diekskresikan mencapai ±1 liter. Dengan lendir tersebut, air akan diuapkan untuk
melaksanakan proses pelembapan udara tersebut sehingga udara yang masuk ke paru-paru
akan selalu dalam keadaan lembap yaitu, ±80%. Udara kering akan dilembabkan melalui
penguapan cairan sekresi serosa dan mukosa. Penghangatan udara dapat terjadi karena
adanya radiasi panas dari pembuluh darah. Ketika udara yang terhirup dingin hidung
memperbesar pembuluh-pembuluh darah sehingga menambah luas permukaan untuk
proses penghangatan udara yang lebih besar.
- Mematikan kuman yang masuk bersama udara oleh leukosit yang terdapat dalam
selaput lender mukosa.
- Sebagai indra penciuman oleh sel-sel olfaktori yang terletak di bagian atas rongga
hidung
2. Faring (Tekak)
Faring adalah saluran berbentuk seperti tabung kerucut yang dimulai dari bagian belakang
hidung dan rongga mulut sampai dengan bagian sebelum trakea (batang tenggorokan) dan
esofagus (Tabung yang terhubung ke lambung). Bagian faring semakin menyempit dari awal
ke akhir sehingga menyerupai sebuah corong Faring termasuk ke dalam bagian dari sistem
pernapasan juga bagian dari sistem pencernaan. Kata faring berasal dari bahasa yunani yaitu
Pharynx yang artinya tenggorokkan. Faring umumnya memiliki panjang sekitar 12 - 15 cm.
Fungsi faring
Faring berperan penting dalam sistem pernapasan, sistem pencernaan, bahkan juga dalam
proses berbicara (suara).
Dalam sistem pencernaan, faring berfungsi sebagai penyalur makanan dari mulut ke
kerongkongan. Ketika makanan didorong ke belakang oleh lidah, maka saluran
pernapasan akan menutup dan makanan akan masuk ke kerongkongan.
Dalam sistem pernapasan faring berfungsi sebagai penyaring, pengatur tekanan dan juga
dapat mengatur kelembaban udara yang masuk. Udara ini akan diteruskan ke batang
tenggorokan (trakea).
Proses pengeluaran suara, pada proses ini faring yang merupakan jalur masuknya udara
dapat berperan signifikan. Udara harus terlebih dahulu melewati faring kemudian laring,
barulah udara tersebut menggetarkan pita suara sehingga kita dapat berbicara.
Faring juga dapat mengatur tekanan udara di telinga. Pada bagian awal faring terdapat
saluran yang berhubungan langsung dengan telinga yang disebut tuba eustachius. Nah
saluran ini berfungsi untuk mengatur tekanan udara antara lingkungan luar tubuh dengan
lingkungan dalam telinga.
Dinding faring disusun oleh 3 lapisan utama, yaitu:
Lapisan Mukosa, bersifat kuat dan elastis, pada lapisan ini terdapat epitel yang memiliki
sel goblet sebagai penghasil mukus (cairan kental). Mukus berfungsi melindungi dinding
faring.
Lapisan Fibrosa, merupakan jaringan yang kuat dan sedikit elastis. Jaringan ini disusun
oleh serat kolagen.
Lapisan Muskular (otot), Otot pada faring terdiri dari otot sirkular (melingkar) dan otot
memanjang (Longitudinal). Kombinasi dari kontraksi kedua otot tersebut akan
menggerakkan makanan ke bagian pencernaan selanjutnya.
b. Orofaring
Orofaring adalah bagian faring yang terletak di belakang rongga mulut. Orofaring
dapat dilewati udara dan makanan sehingga berperan dalam sistem pernapasan dan
sistem pencernaan. Selain itu orofaring memiliki klep yang berfungsi mengatur
makanan agar tidak masuk ke saluran pernapasan, klep ini disebut epiglotis.
Epiglotis tersebut dapat menutup saluran pernapasan (terbukanya saluran
pencernaan) saat menelan makanan dan membuka saluran pernapasan (tertutupnya
saluran pencernaan) saat proses bernapas. Pada bagian dinding lateral (kiri dan
kanan)nya terdapat tonsil palatina yang merupakan massa jaringan limfatik, tonsil ini
berfungsi untuk melindungi dari infeksi.
Laring adalah saluran udara yang terletak dari bagian depan faring hingga bagian bawah
trakea. Laring atau yang juga dikenal dengan kotak suara (voicebox) merupakan organ pada
bagian leher yang melindungi trakea dan merupakan organ yang terlibat dalam proses
produksi suara. Pita suara berjumlah dua buah, yaitu pita suara palsu (tidak menghasilkan
suara karena tidak berotot) yang terletak di bagian atas dan pita suara sejati (memiliki dua
buah otot dan menghasilkan suara) yang terletak di bagian bawah. Jika udara kencang
dilewatkan melalui pita suara. Bibir, lidah, mulut, dan rongga hidung memodifikasi suara
menjadi pola suara yang dapat dikenali. Perbedaan suara seseorang bergantung pada tebal
dan panjangnya pita suara. Pita suara laki-laki lebih tebal daripada pita suara perempuan.
Pada laring terdapat tonjolan jakun (Adam’s apple) merupakan tulang rawan laring terbesar,
terdiri dari dua lamina kartilago hyaline yang menyatu yang membentuk dinding anterior
laring, membuat bentuk segitiga. Ini terdapat pada laki-laki dan perempuan, tetapi biasanya
lebih besar pada laki-laki karena pengaruh hormone seks laki-laki saat pertumbuhan selama
pubertas. Laring termasuk salah satu organ dalam sistem pernapasan manusia. Fungsi laring
dalam sistem pernapasan adalah untuk melindungi organ setelahnya dan mengatur masuknya
udara ke trakea. Karena trakea menempel dengan esofagus (organ sistem pencernaan) maka
dapat dikatakan bahwa laring juga berperan dalam menjaga keamanan sistem pencernaan.
Struktur dan bagian bagian laring
a. Jaringan Epitel
Ada beberapa jaringan epitel yang menyusun laring, namun sebagian besar
tersusun atas epitel silindris bersilia. Epitel lain adalah epitel pipih yang menyusun
epiglotis.
b. Jaringan Ikat
Jenis jaring ikat pada laring adalah:
1) Lamina Propia
Merupakan bagian membran basal pada lapisan epitel yang berfungsi untuk
menghubungkan lapisan epidermis dengan jaringan lainnya. Di dalam lamina
propria terdapat tulang rawan laringeal yang akan mengkapur seiring pertambahan
usia.
2) Ligamen
Ligamen merupakan kelompok jaringan ikat padat yang menghubungkan otot
dengan tulang. Berkas ligamen membentuk pita suara yang menghasilkan nada
bunyi.
c. Tulang Rawan (Kartilago)
Tulang rawan yang menyusun laring umumnya merupakan tulang rawan hialin.
Tulang rawan berfungsi sebagai penyokong struktural dan fungsional laring. Ada
beberapa tulang rawan penyusun laring, yaitu:
Tulang rawan besar yang tidak berpasangan: Cricoid, Thyroid, Epiglottis
Tulang rawan kecil yag berpasangan: Arytenoids, Corniculate,
Cuneiform
d. Jaringan Otot
Otot yang menyusun laring adalah otot rangka (otot lurik), yaitu otot yang bisa
digerakkan sesuai dengan keinginan kita. Bersama dengan ligamen, otot ini merupaka
penyusun pita suara. Getaran untuk memproduksi suara merupakan hasil dari gesekan
pita suara dengan otot dan ligamen ini dengan udara yang masuk.
e. Jakun
Jakun adalah kelenjar tiroid yang menonjol pada leher pria. Pada wanita
sebenarnya juga terdapa penonjolan itu, tetapi tidak begitu besar. Jakun terletak pada
tulang rawan thyroid yang merupakan tempat pertemuan 2 kartilago hyalin.
f. Epiglotis
Epiglotis merupakan susunan tulang rawan yang terletak di belakang lidah dan
didepan laring. Epiglotis biasanya mempunyai konformasi menghadap atas agar udara
dapat masuk ke dalam jalur pernapasan selanjutnya. Bila terjadi proses menelan
makanan, epiglotis akan menghadap ke bawah untuk menutup jalur pernapasan dan
membawa makanan menuju esofagus.
Fungsi laring
a. Melindungi Saluran Pernapasan dari Makanan
Seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya. Laring adalah organ pernapasan
yang terletak sebelum trakea. Epiglotis yang terletak di bagian pangkal laring
berfungsi untuk melindungi makanan dan air masuk ke saluran pernapasan. Epiglotis
ini akan menutup trakea sehingga saat kita makan saluran pernapasan tetap aman.
b. Mengarahkan Makanan ke Esofagus
Nah saat kita makan, epiglotis dari laring akan membuka esofagus untuk
mengarahkan makanan dan air menuju ke saluran pencernaan, tidak ke saluran
pernapasan. Jika kita makan sambil berbicara, akan ada makanan atau air yang
masuk ke saluran pernapasan, hal inilah yang menyebabkan terjadinya refleks batuk
atau bersin.
c. Menghasilkan Nada Suara
Tulang laring yang melebar membentuk pita suara tersusun dari ligamen dan otot
rangka. Suara yang dikeluarkan akan bergantung kepada pembukaan laring. Getaran
dari jalinan otot dan ligamen terbentuk dari gesekannya dengan udara yang masuk.
Karena itu laring berperan penting dalam mengatur nada suara kita.
Trakea adalah bagian dari sistem pernapasan berbentuk pipa tabung dengan panjang 10 –
16 cm dan diameter sekitar 20 – 25 mm. Trakea terletak setelah laring dan sebelum bronkus
serta bersebelahan dengan esofagus. Trakea merupakan organ yang berfungsi untuk
menyalurkan udara yang masuk ke bronkus dan alveolus sekaligus menyaring debu atau
kotoran yang terdapat di dalam udara tersebut. Trakea dalam bahasa Indonesia sering disebut
dengan Batang Tenggorokkan.
Fungsi trakea
a. Sebagai bagian dari sistem pernapasan
Trakea merupakan tabung pernapasan yang terletak setelah laring. Udara yang
melewati trakea akan menuju bronkus, kemudian alveolus baru ke paru. Di dalam
trakea, debu atau kotoran yang masih ada di dalam udara yang dibawa akan disaring
oleh trakea.Selain itu trakea juga dapa menjaga kelembaban udara serta ikut serta
dalam pengaturan suhu udara karena memiliki lendir (mukus) pada mukosanya.
b. Ikut berperan dalam proses pencernaan
Sebagian dinding trakea menyatu dengan dinding organ pencernaan, yaitu esofagus.
Jadi secara tidak langsung trakea juga memiliki pengaruh terhadap proses pencernaan
pada manusia. Apabila terjadi sumbatan pada trakea maka akan menjadi masalah juga
bagi esofagus yang melekat dengannya. Contohnya ketika terjadi sumbatan jalan
napas anda akan tersedak sekaligus melakukan refleks batuk sehingga saluran trakea
dan esofagus bersih lagi dari benda asing yang tersumbat tadi.
Struktur trakea
Trakea merupakan tabung yang dibentuk oleh 16 – 20 cincin tulang rawan yang
berbentuk seperti huruf C. Cincin ini tidak berbentuk lingkaran karena kedua ujungnya tidak
menyatu akibat penempelan esofagus pada dinding trakea. Selain itu hal ini juga berguna agar
trakea tetap terbuka serta melakukan sedikit perubahan diameternya ketika dibutuhkan
sehingga udara masuk dan keluar dengan lancar. Cincin ini juga diikat bersama dengan
jaringan fribrosa. Trakea bersifat kuat, tetapi juga elastis. Trakea disusun oleh epitel bersilia
yang memiliki sel goblet, sel ini akan menghasilkan mukus (cairan kental/lendir) yang
melindungi dinding trakea. Ketika hampir sampai ke paru, struktur trakea membentuk dua
cabang (kiri dan kanan) yang akan berhubungan langsung dengan bronkus, alveolus dan
paru-paru.
Dinding Trakea disusun oleh 3 lapisan, yaitu (dari dalam keluar) :
a. Lapisan Dalam (Jaringan Mukosa)
Lapisan mukosa pada trakea disusun oleh sel epitel silindris bersilia dengan sel
goblet. Lapisan ini berfungsi untuk menghasilkan mukus (lendir/cairan kental) yang
melindungi dinding trakea juga untuk melindungi saluran pernapasan dari benda
asing (proteksi).
b. Lapisan Tengah (Jaringan Otot dan Tulang Rawan)
Lapisan tulang rawan merupakan lapisan tempat terletaknya tulang rawan berbentuk
sepertin huruf C yang telah kami jelaskan sebelumnya. Bagian yang terbuka pada
tulang rawan ini terletak pada bagian posterior (belakang)nya yaitu tempat
bertemunya trakea dengan esofagus. Di sekitar cincin tulangr rawan tersebut terdapat
jaringan otot yang berupa otot polos, fungsinya adalah untuk pergerakan pernapasan,
mengontrol refleks batuk atau tersedak. Pada lapisan ini juga terdapat struktur yang
mengubungkan antar cincin tulang rawan trakea serta menjaga kedua ujung cincin
tetap dalam keadaan optimalnya.
c. Lapisan Terluar Adventitia (Jaringan Ikat)
Merupakan lapisan terluar yang disusun oleh jaringan ikat. Pada lapisan ini juga
dapat ditemukan pembuluh darah, saraf, dan jaringan lemak.
Beberapa sumber lain juga menyebutkan bahwa dinding trakea memiliki 4 lapisan,
jika demikian berarti satu lapisan lagi yang dimaksud adalah lapisan
submukosa yang terletak setelah lapisan mukosa. Lapisan submukosa ini tersusun
oleh jaringan ikat yang terlihat terpisah dari epitel pada lapisan mukosa. Pada lapisan
ini dapat ditemukan banyak pembuluh darah dan saraf. Lapisan ini memungkinkan
terjadinya pergerakan mukosa trakea.
5. Bronkus (cabang-cabang tenggorokan)
Bronkus merupakan cabang kanan dan kiri dari trakea, serta struktur lapisan mukosa
bronkus sama dengan trakea. Hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada
bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan sempurna.
Bronkus sebelah kanan lebih pendek dan lebih besar daripada bronkus sebelah kiri. Bronkus
kanan terdiri atas 6-8 cincin tulang rawan (kartilago). Bronkus kiri lebih panjang dan lebih
ramping, terdiri atas 9-12 cincin kartilago. Bronkus kanan masuk ke paru-paru kanan, dan
bronkus kiri masuk ke paru-paru kiri. Di dalam paru-paru, bronkus terus bercabang-cabang
menjadi saluran napas yang semakin sempit, pendek, dan banyak seperti percabangan pohon .
Pada titik di mana trakea terbagi menjadi bronkus utama kanan dan kiri, terdapat carina yang
dibentuk dari proyeksi posterior dan inferior kartilago trakea terakhir. Membran mukosa
carina merupakan salah satu area paling sensitif dari seluruh laring dan trakea untuk memicu
refleks batuk.
6. Bronkiolus
Bronkiolus adalah anak cabang dari batang tenggorok yang terdapat dalam rongga
tenggorokan dan akan memanjang sampai ke paru-paru. Jumlah cabang bronkiolus yang
menuju paru-paru kanan dan kiri tidak sama. Bronkiolus yang menuju paru-paru kanan
mempunyai 3 cabang, sedangkan bronkiolus yang menuju paru-paru sebelah kiri hanya
bercabang 2. Bronkiolus adalah cabang dari bronkus dan memiliki dinding yang lebih tipis,
pada ujung bronkiolus terdapat banyak sekali gelembung-gelembung kecil yang dinamakan
alveolus. Ciri khas bronkiolus adalah tidak adanya tulang rawan dan kelenjar pada
mukosanya, pada bagian awal dari cabang bronkiolus hanya memiliki sebaran sel globet dan
epitel. Fungsi dari bronkiolus adalah sebagai media yang menghubungkan oksigen yang
dihirup agar mencapai paru-paru.
7. Paru-paru
Paru-paru adalah organ pernapasan utama berbentuk kerucut, terdiri atas jarigan elastik
yang berpori-pori seperti spons dan berisi udara, serta terletak dirongga toraks (dada) sebelah
kanan dan kiri yang dipisahkan oleh jantung, di atas diafragma. Paru-paru sebelah kanan
terdiri atas tiga lobus, sedangkan sebelah kiri terdiri atas dua lobus.
Struktur paru-paru tersusun dari 300 juta alveolus. Alveolus berbentuk kantong kecil yang
terbuka pada salah satu lapisan sel epitel skuamosa (pipih) dan dikelilingi oleh pembuluh
kapiler tempat pertukaran oksigen dengan karbon dioksida.
Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paru-
paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot dan
rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada
dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri
(pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Setiap lobus menerima bronkus sekunder, jadi
bronkus utama kanan memberi 3 bronkus sekunder (bronkus superior, media, dan inferor),
dan bronkus utama kiri memberi 2 bronkus sekunder (bronkus superior dan inferior).
Paru-paru menerima darah melalui 2 set arteri, yaitu arteri pulmonalis dan arteri
bronkialis. Darah deoksigenasi mengalir melalui trunkus pulmonalis, yang dibagi menjadi
arteri pulmonalis kanan dan arteri pulmonalis kiri. Kembalinya darah oksigenasi ke jantung
terjadi melalui 4 vena pulmonalis yang masuk ke atrium kiri. Arteri bronkialis yang
merupakan cabang aorta, mengantarkan darah oksigenasi ke paru-paru. Darah ini melakukan
perfusi ke dinding muscular bronkus dan bronkiolus.
MEKANISME PERNAPASAN
Agar mendapatkan suplai oksigen yang segar, udara di dalam paru-paru harus diganti
secara konstan. Hal ini terjadi ketika proses pernapasan berlangsung. Proses pernapasan
merupakan proses yang kompleks dan bergantung pada perubahan volume rongga dada
(toraks) dan perubahan tekanan. Tekanan yang berperan dalam proses pernapasan, yaitu
tekanan atmosfer (udara luar), tekanan intrapulmonari (intra alveolus), dan tekanan
intrapleura. Hubungan antara tekanan dan volume gas dinyatakan dalam hokum Boyle,
yaitu volume gas bervariasi berbanding terbalik dengan tekanan pada suhu konstan.
Mekanisme pernapasan dilakukan oleh kerja otot utama (otot interkostalis luar, dan
otot diafragma) dan otot-otot tambahan/ otot aksesori (otot intercostal dalam, otot
sternokleidomastoideus, otot skalenus otot pektoralis major, dan otot serratus anterior).
Mekanisme pernapasan yang dilakukan oleh otot intercostal (otot antar tulang rusuk) disebut
pernapasan dada, sedangkan mekanisme pernapasan yang dilakukan oleh otot diafragma
disebut pernapasan perut. Otot-otot tambahan memegang peranan dalam pernapasan aktif
(pernapasan dalam) dan peningkatan kecepatan pernapasan.
Dalam satu siklus pernapasan terjadi satu kali menghirup udara (inspirasi) dan satu kali
proses menghembuskan udara (ekspirasi).
1. Inspirasi merupakan proses aktif
yang dilakukan oleh kerja otot
(memerlukan kontraksi otot).
a.Otot interkonstal eksternal
berkontraksi, tulang rusuk
terangkat ke atas dan ke depan,
volume rongga dada membesar,
paru-paru yang bersifat elastis
mengembang, tekanan udara
paru-paru mengecil, maka udara
dari luar masuk ke dalam paru-
paru. Mekanisme ini mampu
memasukkan udara pernapasan Gambar Mekanisme inspirasi dan ekspirasi.
Sumber: www.anaadhif.com
ke dalam paru-paru sekitar 25%
pada pernapasan normal.
Laju pernapasan sangat bergantung kepada aktivitas. Ketika tidur, laju pernapasan akan
turun. Adapun ketika berolahraga, laju pernapasan akan meningkat. Selain itu, pernapasan
bergantung pula pada usia. Orang dewasa memiliki laju pernapasan lebih lambat
dibandingkan dengan bayi. Hal ini disebabkan lebih tingginya proses metabolisme pada bayi.
Terdapat beberapa faktor lain yang memengaruhi laju pernapasan, seperti:
1. Umur, umumnya makin bertambah umur seseorang akan makin rendah frekuensi
pernapasannya. Hal ini berhubungan erat dengan makin berkurangnya proporsi
kebutuhan energinya. Bayi dan balita memiliki frekuensi bernapas lebih banyak
dibanding orang dewasa. Hal itu disebabkan volume paru paru yang relatif kecil dan sel-
sel tubuh sedang berkembang sehingga membutuhkan banyak oksigen. Orang tua juga
memiliki frekuensi napas lebih banyak karena kontraksi otot-otot dada dan diafragma
tidak sebaik saat masih muda, sehingga udara pernapasan lebih sedikit.
2. Jenis kelamin, Frekuensi pernapasan wanita pada umumnya lebih banyak daripada laki-
laki. Hal ini disebabkan wanita pada umumnya memiliki volume paru-paru lebih kecil
dari laki-laki sehingga frekuensi bernapasnya lebih banyak. Laki-laki pada umumnya
lebih banyak bergerak, sehingga lebih banyak memerlukan energi. Kebutuhan oksigen
dan produksi CO2 pada pria juga lebih tinggi.
3. Suhu tubuh, semakin tinggi suhu tubuh, semakin cepat frekuensi pernapasannya. Hal ini
berhubungan dengan peningkatan proses metabolisme, sehingga diperlukan peningkatan
pemasukan O2 dan pengeluaran CO2.
Gambar Diagram pertukaran oksigen dan karbon dioksida pada alveolus dan sel-sel jaringan tubuh.
5. ditanggung oleh organ tubuh. Orang yang berdiri lebih banyak frekuensi pengambilan
O2 karena otot yang berkontraksi lebih banyak sehingga memerlukan energi yang lebih
banyak pula.
6. Kegiatan tubuh, orang yang giat melakukan aktivitas lebih banyak membutuhkan energi.
Untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut tubuh perlu lebih banyak oksigen untuk
pernapasan seluler, dan tubuh lebih banyak memproduksi zat sisa.
7. Emosi, rasa sakit, dan ketakutan. Hal ini menyebabkan terjadinya impuls yang
merangsang pusat pernapasan, sehingga penghirupan udara semakin kuat.
8. Status kesehatan. Sistem kardiovaskuler dan pernapasan pada orang yang sehat mampu
menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan. Namun, adanya penyakit
pada sistem tersebut berakibat terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh,
sehingga berpengaruh pula pada frekuensi pernapasan.
9. Ketinggian tempat. Tempat yang tinggi memiliki kadar oksigen yang rendah, sehingga
jumlah oksigen yang dihirup lebih sedikit. Hal ini menyebabkan sesak napas dan
peningkatan frekuensi pernapasan.
TRANSPOT DAN PERTUKARAN GAS
b. Transport CO2 Karbon dioksida yang berdifusi ke dalam darah dan janingan dibawa
ke paru-paru melalui cara berikut ini:
1. Sejumlah kecil karbon dioksida (7% sampai 8%) tetap terlarut dalam plasma.
2. Karbon dioksida yang tersisa bergerak ke dalam sel darah merah, di mana 25%-
nya bergabung dalam bentuk reversibel yang tidak kuat dengan gugus amino di
bagian globin pada hemoglobin untuk membentuk karbaminohemoglobin.
3. Sebagian besar karbon dioksida dibawa dalam bentuk bikarbonat, terutama dalam
plasma.
a) Karbon dioksida dalam sel darah merah benikatan dengan air untuk membentuk
asam karbonat dalam reaksi bolak-balik yang dikatalis oleh anhidrase karbonik.
b) Reaksi di atas berlaku dua arah, bergantung konsentrasi senyawa. Jika konsentrasi
CO2 tinggi, seperti dalam Jaringan, reaksi berlangsung ke kanan sehingga lebih
banyak terbentuk ion hidrogen dan bikarbonat. Dalam paru yang konsentrasi C0 2-
nya lebih rendah, reaksi berlangsung ke kiri dan melepaskan karbon dioksida.
Secara umum difusi diartikan sebagai peristiwa perpindahan molekul dari suatu
daerah yang konsentrasi molekulnya tinggi ke daerah yang konsentrasinya lebih
rendah. Peristiwa difusi merupakan peristiwa pasif yang tidak memerlukan energi
ekstra. Peristiwa difusi yang terjadi di dalam paru adalah perpindahan molekul
oksigen dari rongga alveoli melintasi membran kapiler alveolus, kemudian melintasi
plasma darah, selanjutnya menembus dinding sel darah merah, dan akhirnya masuk ke
interior sel darah merah sampai berikatan dengan hemoglobin. Membran kapiler
alveolus sangat tipis, yaitu 0,1 nm atau sepertujuh puluh dari tebal butir darah merah
sehingga molekul oksigen tidak mengalami kesulitan untuk menembusnya. Peristiwa
difusi yang lain di dalam paru adalah perpindahan molekul karbondioksida dari darah
ke udara alveolus. Oksigen dan karbondioksida menembus dinding alveolus dan
kapiler pembuluh darah dengan cara difusi. Berarti molekul kedua gas tadi bergerak
tanpa menggunakan tenaga aktif.
Urut-urutan proses difusi terbagi atas:
Difusi pada fase gas udara atmosfer masuk ke dalam paru dengan aliran yang
cepat, ketika dekat alveoli kecepatannya berkurang sampai terhenti. Udara atau
gas yang baru masuk dengan cepat berdifusi atau bercampur dengan gas yang
telah ada di dalam alveoli. Gerak molekul gas oksigen lebih cepat dibandingkan
dengan gerak molekul gas karbondioksida sehingga kecepatan difusi oksigen juga
lebih cepat. Percampuran antara gas yang baru saja masuk ke dalam paru dengan
gas yang lebih dahulu masuk akan komplit dalam hitungan perpuluhan detik. Hal
semacam ini terjadi pada alveoli yang normal, sedangkan pada alveoli yang tidak
normal, seperti pada emfisema, percampuran gas yang baru masuk dengan gas
yang telah berada di alveoli lebih lambat.
a) Difusi menembus membran pembatas. Proses difusi yang melewati membran
pembatas alveoli dengan kapiler pembuluh darah meliputi proses difusi fase gas
dan proses difusi fase cairan. Dalam hal ini, pembatas-pembatasnya adalah
dinding alveoli, dinding kapiler pembuluh darah (endotel), lapisan plasma pada
kapiler, dan dinding butir darah merah (eritrosit). Kecepatan difusi melewati fase
cairan tergantung kepada kelarutan gas ke dalam cairan. Kelarutan karbondioksida
lebih besar dibandingkan dengan kelarutan oksigen sehingga kecepatan difusi
karbondioksida di dalam fase cairan 20 kali lipat kecepatan difusi oksigen.
Semakin tebal membran pembatas maka halangan bagi proses difusi semakin
besar pula.
12. Pleuritis, yaitu peradangan selaput (pleura) karean pleura mengalami penambahan cairan
intrapleura, sehingga timbul rasa nyeri saat bernapas.
13. Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi atau peradangan pada organ paru-paru yang
terutama disebabkan oleh bakteri. Bakteri menyebabkan alveolus mengeluarkan cairan
yang dapat mengganggu proses difusi oksigen dan karbon dioksida.
14. Tonsilitis, yaitu radang karena infeksi oleh bakteri tertentu pada tonsil. Gejalanya
tenggorakan sakit, sulit menelan, suhu tubuh naik, demam, dan otot-otot terasa sakit.
15. Kanker paru-paru, biasa diderita oleh para perokok. Kanker ini disebabkan oleh
adanya tumor ganas yang terbentuk di dalam epitel bronkiolus.
16. Emfisema, yaitu suatu penyakit yang terjadi karena ketidaknormalan (abnormalitas)
susunan dan fungsi alveolus. Akibatnya, terjadi inefisiensi pengikatan O2 sehingga
pernapasan menjadi sulit.