3
Our Commitment
Parking Lot
7
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
IDENTIFIKASI KESEMPATAN BISNIS DAN MEMAHAMI
KEBUTUHAN PINJAMAN
9
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
Dalam modul 1 ini, akan dilakukan pembahasan terkait dengan
identifikasi potensi bisnis, pemasaran dan memahami
kebutuhan debitur.
Pendekatan berikut ini merupakan tahapan dari faktor makro ke
faktor mikro dalam melihat business opportunity dan
memahami kebutuhan peminjam tersebut:
10
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN POTENSI BISNIS
Sources : International Monetary Fund World Economic Outlook October 2016, AT.Kearnet analysis (Pertumbuhan
GDPdiukur pada harga konstan), AT Kearney analysis memperkirakan GDP tahun 2017 - 2021
12
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN POTENSI BISNIS – Lanjutan
13
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN POTENSI BISNIS – Lanjutan
14
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
Real GDP Growth (percent change) :
15
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
OBSERVASI PASAR DAN PELUANG BISNIS
1. OBSERVASI PASAR
Ketika kita sudah tahu potensi bisnis dari negara kita
didasarkan pada pertumbuhan ekonomi, maka selanjutnya
kita perlu memahami jenis bisnis atau industri terkait apa
yang potensial/prospektif di negara kita.
Kita dapat mencari industri yang prospektif dan bisnis yang
potensial antara lain melalui observasi dari:
• Rancangan APBN
• Berita atau publikasi di televisi, koran, majalah atau media
lainnya
• Laporan Keuangan yang dipublikasi
• Kegiatan bisnis disekitar lokasi Bank
• Informasi dari seminar, business gathering, atau acara bisnis
lainnya
16
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
2. PELUANG BISNIS DAN KOMPETISI
17
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
2. PELUANG BISNIS DAN KOMPETISI -lanjutan
18
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
2. PELUANG BISNIS DAN KOMPETISI -lanjutan
19
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
2. PELUANG BISNIS DAN KOMPETISI -lanjutan
Pricing yang tinggi tentu akan memberikan
profitabilitas yang baik serta melindungi sebagian
dari akibat pemburukan kualitas kredit namun
mengakibatkan Bank sulit untuk bersaing dan
tumbuh.
Sebaliknya pricing yang rendah akan membuat Bank
mudah untuk tumbuh dan bersaing namun
sebaliknya dapat menekan profitabilitas dan
kemampuan untuk menutupi kerugian karena
pemburukan aset kredit.
20
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
2. PELUANG BISNIS DAN KOMPETISI -lanjutan
Bunga yang kita bebankan kepada debitur disebut interest
income, bunga yang kita bayarkan kepada depositor disebut
interest expense (cost of fund) dan biaya yang dikeluarkan
dalam kegiatan usaha Bank kita sebut operating Expense.
Pinjaman akan menguntungkan apabila interest income bisa
menutupi interest expense ditambah operating expense.
Namun, keuntungan tersebut akan bersifat semu kalau
kualitas aset kredit Bank memburuk, oleh karena itu dalam
penentuan pricing pun Bank sesungguhnya harus juga
mempertimbangkan kemungkinan pemburukan kualitas
kredit dalam penentuan pricing/bunga yang dibebankan
kepada debitur.
21
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
2. PELUANG BISNIS DAN KOMPETISI -lanjutan
Potensi kegagalan
Segmen Jenis Produk kredit secara
No Pricing
Pasar Pinjaman individual &
Diversifikasi
1 Corporate • Investasi
Lending • Modal Kerja Relative Rendah
• Pembiayaan Low
khusus
2 SME Lending • Investasi
• Modal Kerja Medium Medium
• Overdraft
3 Consumer • KPR, KPA • Secured:
Lending dan KPM Low Relatif Tinggi
• KTA dan • Unsecure
Kartu Kredit d: High
22
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
UPAYA MENJALIN HUBUNGAN DENGAN DEBITUR
Seseorang yang bertanggung jawab atau terkait dengan
aktivitas pemasaran dan penjualan pada suatu bank secara
alamiah harus aktif mencari setiap peluang bisnis bagi bank
tersebut. Suatu bank perlu mempersiapkan strategi pemasaran
yang sesuai untuk memanfaatkan peluang bisnis tersebut.
Beberapa strategi pemasaran yang dapat dilakukan untuk
memanfaatkan peluang bisnis yang ada:
• Memperluas hubungan dengan nasabah yang ada
(misalnya: dari nasabah penyimpan dana ditawarkan
pinjaman)
• Mencari nasabah baru melalui jaringan koneksi dari
nasabah yang ada (pemasok, pelanggan atau relasi bisnis
dari nasabah tersebut) - biasanya melalui mekanisme
referral (dikenalkan)
23
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
UPAYA MENJALIN HUBUNGAN DENGAN DEBITUR – Lanjutan
Beberapa strategi pemasaran yang dapat dilakukan untuk
memanfaatkan peluang bisnis yang ada: - Lanjutan
• ‘Canvassing’ atau melakukan kunjungan langsung kepada
beberapa pelanggan baru yang prospektif di suatu daerah
atau wilayah tertentu
• Mengadakan atau mengikuti pameran penjualan di mall,
pameran bisnis, acara olahraga, dan area umum lainnya
24
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
UPAYA MENJALIN HUBUNGAN DENGAN DEBITUR – Lanjutan
Beberapa strategi pemasaran yang dapat dilakukan untuk
memanfaatkan peluang bisnis yang ada: - Lanjutan
25
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
PENGENALAN AWAL DEBITUR DAN KEBUTUHAN PEMBIAYAAN
28
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
PENGENALAN AWAL DEBITUR DAN KEBUTUHAN PEMBIAYAAN -
Lanjutan
Beberapa hal mendasar sehubungan dengan pemberian
kredit kepada debitur melalui beberapa pertanyaan sebagai
berikut: - Lanjutan
• Apakah Kredit kepada debitur sesuai dengan kebijakan
kredit bank dan “risk appetite” bank?
Misal:
o Apakah masuk dalam negative list Bank?
Risk appetite terkait dengan jenis bisnis
Risk appetite terkait jenis industri
o Apakah space available untuk industri yang akan
dimasuki masih memungkinkan untuk ditambah?
Karena akan berpengaruh pada tingkat risiko
konsentrasi Bank. 29
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
PENGENALAN AWAL DEBITUR DAN KEBUTUHAN PEMBIAYAAN –
Lanjutan
Untuk memahami bisnis nasabah yang prospektif, dapat dimulai
dengan memahami:
• Proses bisnis dari nasabah prospektif tersebut
• Kebutuhan mereka akan pembiayaan (misalnya: modal kerja,
investasi atau pembiayaan tertentu)
• Kemampuan keuangan mereka
Kemudian dilanjutkan dengan:
• Penilaian aspek kualitatif dari nasabah (misalnya analisa
makro, industri, operasi dan manajemen)
• Penilaian aspek kuantitatif dari nasabah (misalnya: rasio
keuangan, kemampuan membayar arus kas & proyeksi
keuangan).
• Bank datang dengan penawaran struktur pinjaman yang sesuai
(syarat & kondisi pinjaman, agunan & mitigasi risiko kredit lain)
30
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
PENGENALAN AWAL DEBITUR DAN KEBUTUHAN PEMBIAYAAN -
Lanjutan
31
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
PENGENALAN AWAL DEBITUR DAN KEBUTUHAN PEMBIAYAAN –
Lanjutan
NERACA
32
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
PENGENALAN AWAL DEBITUR DAN KEBUTUHAN PEMBIAYAAN – Lanjutan
Karakteristik Umum Setiap Jenis Pembiayaan diatas:
33
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
PERTUMBUHAN USAHA, KEBUTUHAN MODAL KERJA DAN
INVESTASI
34
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
1. PERTUMBUHAN USAHA, SIKLUS BISNIS DAN KEBUTUHAN
MODAL KERJA
a. Pertumbuhan Usaha dan Kebutuhan Modal Kerja:
• Modal kerja adalah ukuran yang mendasari efisiensi
operasi perusahaan dan kesehatan keuangan jangka
pendek
• Modal kerja (kadang-kadang disebut Modal Kerja Bersih
(Net Working Capital/NWC) dalam perspektif neraca
keuangan adalah aktiva lancar dikurang kewajiban lancar
• Dalam perspektif yang lebih singkat lagi, modal kerja
sering dihitung berdasarkan selisih antara kebutuhan dana
untuk piutang usaha dan persediaan dikurang kelebihan
dana dari hutang usaha.
35
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
1. PERTUMBUHAN USAHA, SIKLUS BISNIS DAN KEBUTUHAN
MODAL KERJA
36
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
1. PERTUMBUHAN USAHA, SIKLUS BISNIS DAN KEBUTUHAN
MODAL KERJA
Modal Kerja – Menggunakan Perspektif Neraca
NERACA
37
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
1. PERTUMBUHAN USAHA, SIKLUS BISNIS DAN
KEBUTUHAN MODAL KERJA
a. Pertumbuhan Usaha dan Kebutuhan Modal Kerja: -
Lanjutan
Terdapat 2 (dua) jenis modal kerja berdasarkan hasil
perhitungan modal kerja diatas:
• Modal Kerja positif kemampuan untuk melunasi
kewajiban jangka pendek (misalnya gaji karyawan,
pemasok, pinjaman rekening koran)
• Modal Kerja negatif dalam kesulitan membayar
kreditur, dapat menyebabkan 'default', kebangkrutan
lebih lanjut
38
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
1. PERTUMBUHAN USAHA, SIKLUS BISNIS DAN
KEBUTUHAN MODAL KERJA
a. Pertumbuhan Usaha dan Kebutuhan Modal Kerja: -
Lanjutan
Apabila modal kerja dibandingkan dengan periode
sebelumnya menunjukkan tren penurunan maka hal ini
bisa menunjukkan masalah ('Early warning Signal'),
misalnya penurunan volume penjualan sehingga tingkat
piutang usaha dan persediaan menurun.
Bank juga perlu untuk mengevaluasi tren Modal Kerja
dalam konteks bisnis dan melakukan “peer comparison”
untuk memahami gambaran lengkap kondisi modal
kerja nasabah.
39
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
1. PERTUMBUHAN USAHA, SIKLUS BISNIS DAN
KEBUTUHAN MODAL KERJA
Analisis Peningkatan atau Penurunan Modal Kerja
NERACA
Aset Lancar Kewajiban Lancar
• Kas • Hutang Usaha
• Investasi Jangka Pendek • Pinjaman Jangka Pendek
• Piutang Usaha • Hutang Pajak
• Persediaan • Biaya Masih Harus Dibayar
• Biaya Dibayar Dimuka
Sisi Kewajiban:
Sisi Aset: • Hutang usaha turun karena pemasok kurang tertarik
• Piutang usaha turun karena penjualan kurang atau untuk memberikan pembiayaan atau karena
hari piutang lebih pendek (meningkatnya tingkat pembayaran lebih cepat kepada pemasok
pengembalian dan kualitas debitur) • Meningkatkan pinjaman jangka pendek untuk
• Persediaan menurun karena penjualan kurang membiayai pembelian persediaan atau pinjaman
sehingga tidak perlu menyimpan persediaan atau jangka panjang akan segera jatuh tempo
hari persediaan memendek (just in time, manajemen • Biaya masih harus dibayar meningkat, mungkin
persediaan yang lebih baik) karena tambahan tenaga kerja atau kewajiban pajak
41
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
1. PERTUMBUHAN USAHA, SIKLUS BISNIS DAN
KEBUTUHAN MODAL KERJA
c. Kebutuhan Modal
Kerja dan
Alternatif
Pendanaan
Setelah kita
memahami siklus
konversi kas
maka kita dapat
mengetahui
kebutuhan modal
kerja dari suatu
nasabah.
42
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
1. PERTUMBUHAN USAHA, SIKLUS BISNIS DAN
KEBUTUHAN MODAL KERJA
c. Kebutuhan Modal Kerja dan Alternatif Pendanaan - Lanjutan
NERACA NERACA (Ekspansi)
43
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
2. PERTUMBUHAN USAHA DAN KEBUTUHAN INVESTASI
44
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
2. PERTUMBUHAN USAHA DAN KEBUTUHAN INVESTASI
a. Rasional untuk Kebutuhan CAPEX
Kebutuhan CAPEX dibagi menjadi 2 (dua):
1. Demand Driven (Permintaan): Kebutuhan CAPEX yang
didorong oleh permintaan, misalnya:
Antisipasi aktiva tetap yang telah habis masa
penyusutannya
Kebutuhan karena keterbatasan kapasitas produksi
dan pertumbuhan penjualan atau produksi
Teknologi baru muncul
Rusak atau memburuknya aktiva tetap
Ditugaskan untuk proyek baru
Dan lain-lain
45
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
2. PERTUMBUHAN USAHA DAN KEBUTUHAN INVESTASI
46
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
2. PERTUMBUHAN USAHA DAN KEBUTUHAN INVESTASI
48
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
QUESTION?
50
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved
Thank You For
Your Attention
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
BNI Corporate University,
Jl. Lada No.1 Lantai 1 & 4
Jakarta Barat, 11110 - Indonesia