terbenamnya matahari pada akhir bulan Ramadlan (malam 1 Syawwal) dengan syarat-syarat yang
sudah ditentukan.
A. Syarat Wajib Zakat Fitrah
Zakat fitrah wajib bagi setiap orang yang memenuhi syarat-syarat dibawah ini :
1) Islam.
2) Mampu.
Artinya memiliki harta yang lebih dari :
a) Kebutuhan makan dan pakaian untuk dirinya dan orang-orang yang wajib dinafkahinya
pada siang hari raya sampai malam harinya (1 Syawwal s/d malam 2 Syawwal).
b) Hutang, meskipun belum jatuh tempo.
c) Rumah yang layak.
d) Biaya pembantu untuk istri jika dibutuhkan.
3) Menjumpai akhir bulan Ramadlan dan awal bulan Syawwal.
Artinya jika ada orang yang meninggal setelah maghrib malam lebaran (malam 1 Syawwal),
maka wajib baginya zakat fitrah (dikeluarkan dari harta peninggalannya). Begitu juga bayi
yang lahir sesaat sebelum maghrib malam lebaran (malam 1 Syawwal) dan terus hidup sampai
setelah maghrib. Tapi sebaliknya, orang yang meninggal sebelum maghrib malam lebaran
(malam 1 Syawwal) atau bayi yang lahir setelah maghrib malam lebaran (malam 1 Syawwal)
tidak diwajibkan baginya zakat fitrah.
Bagi seseorang yang telah memenuhi syarat-syarat di atas, maka ia wajib membayar zakat
fitrah bagi dirinya sendiri dan orang-orang yang wajib dinafkahinya. Orang-orang yang wajib
dinafkahi ada 6, yaitu:
1. Anak yang belum baligh dan tidak memiliki harta.
2. Anak yang sudah baligh, namun secara fisik tidak mampu bekerja seperti lumpuh, idiot
dan sebagainya serta tidak memiliki harta.
3. Orang tua yang tidak mampu (mu’sir).
4. Istri yang sah.
5. Istri yang ditholaq roj’i yang berada dalam masa iddah.
6. Istri yang ditholaq ba’in apabila dalam keadaan hamil.
Catatan Penting:
- Anak yang sudah baligh dan mampu, tidak wajib bagi orang tua untuk mengeluarkan zakat
fitrahnya. Oleh karena itu apabila orang tua hendak mengeluarkan zakat fitrah anak tersebut,
maka harus dengan salah satu dari dua cara berikut:
1. Men-tamlik makanan pokok kepadanya (memberikan makanan pokok untuk fitrahnya, agar
diniati sendiri)
2. Meminta izin kepada anaknya untuk mengeluarkan zakatnya.
- Zakat fitrah yang dikeluarkan adalah berupa makanan pokok daerah setempat dan ukurannya
adalah 1 sho’ (Ukuran 1 sho’ beras adalah 2,75 kg).
- Sedangkan apabila orang yang dikategorikan mampu seperti di atas, tetapi harta yang ia
punya tidak mencukupi untuk digunakan zakat fitrah seluruh keluarganya, maka zakat fitrah
tetap wajib dikeluarkan seadanya dengan urutan sebagaimana berikut: 1) Dirinya sendiri, 2)
A. MUSTAHIQ ZAKAT
Allah berfirman dalam Al-Qur’an;
إمنا الصدقات للفقراء واملساكني والعاملني علهيا واملؤلفة قلوهبم
)60 : ويف الرقاب والغارمني ويف سبيل هللا وابن السبيل (التوبة
Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang faqir, orang-orang miskin,“
pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak,
orang-orang yang berhutang, orang-orang yang berjuang di jalan Allah dan orang-orang yang
sedang dalam perjalanan”. (QS. at-Taubah : 60)
Dalam ayat ini sangat jelas bahwa zakat hanya boleh diberikan kepada delapan golongan yaitu:
kaum faqir, miskin, amil zakat, mu’allaf, riqob, ghorimin, sabilillah dan ibnu sabil yang akan
dijelaskan satu persatu berikut ini:
1) Faqir
Orang-orang yang masuk dalam kategori faqir adalah:
a) Seseorang yang tidak memiliki harta atau pekerjaan.
b) Seseorang yang hanya memiliki harta (yang tidak dikembangkan) yang ketika harta
tersebut dikalkulasi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup diri dan orang yang
wajib dinafkahinya sesuai standar kelayakan, selama sisa umur gholib (umur manusia
secara umum adalah 60 tahun).
Contoh :
Disaat pembagian zakat, Ahamad berusia 42 tahun dan dia memiliki harta
senilai Rp. 50.000.000,- dan harta tersebut tidak dikembangkan sama sekali, hanya
dikonsumsi untuk kebutuhan sehari-hari. Sedangkan biaya hidupnya per hari sebesar Rp.
20.000,- maka:
50.000.000 : 20 (tahun sisa umurnya)
= Rp. 2.500.000,-
2.500.000 : 354 (jumlah hari dalam setahun) = Rp. 7.060,-
Jadi, harta ahmad sebesar Rp. 50.000.000,- apabila digunakan untuk 20 tahun
kedepan tidak mencukupi kebutuhannya.
c) Seseorang yang hanya memiliki pekerjaan namun tidak mencukupi kebutuhan hidup diri
dan orang yang wajib dinafkahinya sesuai standar kelayakan. Semisal ia membutuhkan
biaya hidup per hari sebesar 50.000,- sedangkan penghasilannya Cuma 15.000 per hari.
Catatan:
1. Kepemilikan berupa tempat tinggal, pakaian, piutang yang belum jatuh tempo, atau harta
benda yang tersimpan di luar kota yang berjarak dua marhalah atau lebih (80, 640 KM),
tidak mempengaruhi statusnya sebagai faqir.
2. Termasuk katagori faqir adalah orang-orang yang mendalami ilmu agma, sehingga tidak
sempat untuk bekerja.
3. Orang yang telah tercukukupi kebutuhannya oleh orang tua, anak, atau suami tidak
termasuk faqir.
2) Miskin
Yang dimaksud dengan miskin adalah orang yang memiliki harta atau pekerjaan yang layak
yang hampir memenuhi kebutuhan hidupnya dan orang-orang yang wajib dinafkahinya.
Perbedaan faqir dengan miskin adalah terletak pada pemasukan yang dihasilkan. Apabila
pemasukan tidak mencapai angka separuh dari kebutuhan, maka ia adalah faqir, sedangkan
apabila mencapai separuh atau bahkan lebih, maka ia termasuk miskin.
Terkait batas maksimal kadar zakat yang diberikan kepada faqir miskin adalah sesuai dengan
perincian berikut:
a) Bagi faqir miskin yang pandai berdagang, batas maksimal kadar zakat yang diberikan
kepadanya adalah modal yang secara umum keuntungannya bisa memenuhi kebutuhan
hidup pada sisa umur gholibnya.
b) Bagi faqir miskin yang memiliki keahlian tertentu -seperti bertani atau tukang batu-, batas
maksimal kadar zakat yang diberikan kepadanya adalah harta yang cukup untuk membeli
peralatan dan perlengkapan guna untuk menyalurkan keahlian yang dimilikinya yang
secara umum dengan alat-alat tersebut dia bisa bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup
selama sisa umur gholibnya.
c) Bagi faqir miskin yang tidak pandai berdagang dan tidak memiliki keahlian, begitu juga
bagi mereka yang tidak mampu bekerja karena cacat atau lanjut usia, batas maksimal kadar
zakat yang diberikan kepadanya adalah harta yang bisa dikembangkan dan diperkirakan
hasilnya bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup selama sisa umur gholibnya. Seperti diberi
harta untuk membeli lahan, binatang ternak dan semisalnya.
3) Amil
Amil adalah orang-orang yang mendapatkan mandat dari Imam (Presiden) atau wakilnya
untuk mengurus urusan zakat. Yang masuk kategori amil adalah : penarik, pencatat, dan pembagi
zakat. Ia berhak mendapatkan zakat sebesar upah standar, meskipun ia termasuk orang kaya,
dengan syarat ia tidak mendapat upah dari negara. Seorang amil harus memenuhi beberapa
persyaratan berikut : Islam, menguasai konsep-konsep zakat, merdeka dan dapat dipercaya.
4) Mu’allaf
Yang masuk dalam kategori Mu’allaf ada empat:
1. Orang yang baru memeluk agama Islam namun imannya (niatnya) masih lemah.
2. Orang yang baru memeluk agama Islam, juga memiliki niat yang kuat. Namun ia termasuk
orang-orang yang mempunyai pengaruh, sehingga ada harapan masyarakat di bawahnya
akan memeluk Islam ketika dia diberi zakat.