Anda di halaman 1dari 15

0

KONTEKSTUALISASI NILAI-NILAI ISLAM


DALAM TEORI DAN PRAKTEK MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

Mahrus
230106310004@student.uin-malang.ac.id
Pasca Sarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

ABSTRAK
Salah satu pertanyaan mendasar yang selalu diajukan terhadap pendidikan
adalah “mengapa sekolah/universitas/institut atau lembaga persekolahan berlabel
Islam cenderung lambat untuk menjadi agent of reform and reconstruction? Ada
penilaian bahwa justru lembaga pendidikan formal itulah yang paling koservatif dalam
pengertian menjadi pemelihara pandangan lama dan paling lambat menyesuaikan diri
dengan perubahan budaya masyarakat. Padahal suatu keniscayaan bahwa semangat
Islam itu, adalah pembaruan, modernisasi dan aktualisasi ajaran Islam dalam
membangun budaya dan peradaban kehidupan manusia yang pernah mencapai puncak
kemajuan dan keemasan pada waktu itu. penelitian ini mencoba mendiskusikan
kontekstualisasi nilai-nilai Islam dalam teori dan praktek manajemen pendidikan
Islam. Data diperoleh dari literatur buku, jurnal dan dokumen lain yang berkaitan
dengan fokus tersebut. Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai Islam dalam teori
dan praktek manajemen adalah nilai ketuhanan dan nilai kemanusiaan. Sedangkan
penanaman nilai Islam adalah menumbuhkan moralitas positif dan kesadaran moral,
yaitu sebuah kesadaran dalam menilai dan membedakan hal-hal baik dan buruk, hal-
hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan, serta hal-hal yang etis dan
yang tidak etis. Landasan nilai-nilai Islam dalam manajemen pendidikan Islam adalah
al-Qur’an dan as-sunnah. Sedangkan kontekstualisasi nilai-nilai Islam dalam
manajmen pendidikan Islam adalah melakukan perencanaan yang baik, manajer atau
pemimpin yang ideal serta pengembangan berkelanjutan,

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan upaya bangkit untuk pemerataan dan meningkatkan potensi
pelajar guna mencapai mutu pendidikan yang diinginkan. Seperti yang kita ketahui
bersama dan kita liat, kualitas pendidikan dibandingkan dengan negara lain saat ini sangat
mengkhawatirkan. Kasus pendidikan kini yang kita rasakan yaitu rendahnya kualitas
pendidikan pada beragam tingkatan pendidikan, baik formal maupun informal, akibat
hilangnya sumber daya manusia. yang memiliki pengalaman dan keterampilan untuk
menghadapi perkembangan di berbagai bidang1
Berdasarkan data yang dirilis Worldtop20.org peringkat pendidikan Indonesia
pada 2023 berada diurutan ke 67 dari 209 negara di dunia. Urutan Indonesia berdampingan

1
Ma'arif Journal of Education, Madrasah Innovation and Aswaja Studies (MJEMIAS) Volume 1, Issue 1, 2022
pp. 18-22
1

dengan Albania di posisi ke-66 dan Serbiya di posisi 68. peringkat tersebut berdasarkan
lima tingkat pendidikan, yakni Tingkat pendaftaran sekolah anak usia dini 68 persen,
Tingkat penyelesaian Sekolah Dasar 100 persen, Tingkat penyelesaian Sekolah Menengah
91.19 persen, Tingkat kelulusan SMA 78 persen, dan Tingkat kelulusan Perguruan Tinggi
19 persen. 2
Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas
pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-11 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia
berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum
Swedia (2000) menyebutkan bahwa Indonesia memiliki daya saing yang rendah yang
hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut
survei kualitas pendidikan di Indonesia dari lembaga yang sama Indonesia hanya
berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.
Dewasa ini praktik manajemen khususnya di lembaga pendidikan sudah sangat
berkembang pesat dan menyebar di seluruh penjuru dunia tak terkecuali di Indonesia,
namun dengan semakin banyaknya praktek manajemen pendidikan yang makin
berkembang, masih juga terdapat pelaku pendidikan yang terkadang dalam praktiknya
berperilaku tidak etis dan bahkan melanggar hukum yang berlaku sehingga konsumen,
peserta didik, masyarakat dan karyawan mengalami kerugian seperti yang dilaporkan oleh
media seperti koran, televisi, dan lain sebagainya.
Pada tahun 2016, wali kota bandung Ridwan Kamil memecat sembilan kepala
sekolah dengan cara tidak hormat. Pemecatan itu karena sembilan orang tersebut terbukti
melakukan pelanggaran berupa penyalahgunaan wewenang, gratifikasi dan melakukan
pungutan liar.3 Praktik pendidikan yang yang melanggar etika tidak hanya pada lembaga
pendidikan besar level internasional tetapi juga banyak tindakan yang tidak etis pada
lembaga kecil.
Prinsip Manajemen pendidikan Islam merupakan pedoman utama bagi para
pengelola pendidikan seperti direktur, kepala sekolah, karyawan, manajer, investor, guru,
pemasar, dan sebagainya. Tujuan utama mereka tidak hanya untuk mencapai kepentingan
organisasi saja melainkan demi kemaslahatan bersama, begitu juga di dalam ajaran Islam
bahwasannya pekerjaan merupakan bagian dari ibadah dan Islam juga mengajarkan niat

2
https://rasioo.id/2023/04/02/kualitas-pendidikan-indonesia-rendah-peringkat-ke-67-dunia-di-2023/ (diakses 18
September 2023)
3
https://nasional.tempo.co/read/813802/terbukti-pungli-ridwan-kamil-pecat-9-kepala-sekolah (diakses 18
September 2023)
2

dalam diri seseorang untuk memiliki kemauan yang besar dibandingkan hasil yang tidak
seberapa besarnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “The Understanding Islamic
management Practices among Muslim Managers in Malaysia”,4 dijelaskan bahwasannya
dalam sebuah organisasi/perusahaan Islam hampir seluruh manajer serta para karyawan
menyadari mengenai manajemen Islam, tetapi tidak semua dari mereka memahaminya
secara lebih detil. Sedangkan menurut hasil penelitian yang berjudul “Managing from
Islamic Perspectives :Some Preliminary Findings from Malaysian Muslim Managed
Organizations”,5 dijelaskan bahwa pegawai dalam mengimplementasikan manajemen
berbasis Islam belum sepenuhnya sempurna dan tidak dapat menjelaskan secara spesifik
mengenai manajemen Islam, sehingga sistem manajemen berbasis Islam hanya sebuah
ilusi dan angan-angan di tahap ini.
Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama muslim tentunya menyebabkan
corak manajemen yang berbeda dengan barat. Dalam konsep manajemen berbasis nilai
Islam, diperlukannya prinsip tauhid yang digunakan dalam aplikasi konsep manajemen
dengan tujuan untuk menciptakan keadilan dan kemampuan pengelolaan manusia sesuai
dengan ajaran Islam.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi pustaka
(library research). Yaitu ikhtisar komprehensif tentang penelitian yang sudah dilakukan
mengenai topik yang spesifik berkaitan dengan kontekstualisasi nilai-nilai Islam dalam
teori dan praktek Manajemen Pendidikan Islam sehingga menunjukkan kepada pembaca
apa yang sudah diketahui tentang topik tersebut dan apa yang belum diketahui, untuk
mencari rasional dari penelitian yang sudah dilakukan atau untuk ide penelitian
selanjutnya.
Metode pengumpulan data dengan cara memahami dan mempelajari teori-teori
dari berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Yaitu dengan cara
mencari sumber dan menkontruksi dari berbagai sumber contohnya seperti buku, jurnal
dan riset-riset yang sudah pernah dilakukan. Bahan pustaka yang didapat dari berbagai

4
Sulaiman, "The understanding of Islamic management practices among Muslim managers in Malaysia."
(Asian Social Science 10:1, 2014): 189.
5
Kazmi, A. and K. Ahmad, Managing from Islamic perspectives: some preliminary findings from Malaysian
Muslim-managed organizations. International Conference on Management from Islamic Perspective 1(1), Hilton
Kuala Lumpur: Malaysia.
3

referensi tersebut dianalisis secara kritis dan harus mendalam agar dapat mendukung
proposisi dan gagasannya.
Analisis data dilakukan dengan cara kualitatif yaitu analisis isi (Content Analysis).
Analisis data dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap awal melibatkan adanya tiga tahapan
yakni kondensasi data, display data, dan verifikasi data (Miles, Huberman, & Saldaña,
2014). Tahap berikutnya adalah interpretasi terhadap temuan pada sumber data literatur
pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis supaya memahami makna dari
data yang diperoleh.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Makna Nilai dalam Manajemen Pendidikan Islam
Nilai-nilai dasar mencerminkan totalitas sebuah sistem. Dalam Encyclopedia
Britanica disebutkan "value is a determination or quality of object wich lnvolves any
sort or appreciation or interest" (Nilai adalah suatu ketetapan atau mutu suatu benda
yang melibatkan segala bentuk penghargaan atau kepentingan).6 Menurut Milton dan
James B ank, nilai adalah suatu tipe kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup
sistem kepercayaan, dimana seseorang harus bertindak atau menghindari suatu
tindakan, atau mengenai sesuatu yang pantas atau tidak pantas dikerjakan, dimiliki atau
dipercayai. Dengan demikian, nilai merupakan preferensi yang tercermin dari prilaku
seseorang, sehingga ia melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Dalam kaitan ini,
nilai adalah konsep, sikap dan keyakinan seseorang terhadap sesuatu yang dipandang
berharga olehnya.
Ketika nilai telah dilekatkan pada sebuah sistem, maka ia akan mencerminkan
paradigma, jati diri dan grand concept dari sistem tersebut Oleh karena itu, nilai-nilai
dasar manajemen pendidikan Islam bermakna konsep-konsep pendidikan yang
dibangun berdasarkan ajaran Islam sebagai landasan etis, moral dan operasional
manajemen pendidikan. Dalam konteks ini, nilai-nilai dasar manajemen pendidikan
Islam menjadi pembeda dari model manajemen pendidikan lain, sekaligus
menunjukkan karakteristik khusus.
Akan tetapi perlu ditegaskan, sebutan Islam pada manajemen pendidikan Islam
tidak cukup dipahami sebatas "ciri khas". Ia berimplikasi sangat luas pada seluruh
aspek menyangkut manajemen pendidikan Islam, sehingga akan melahirkan pribadi-

6
Lihat, Encyclopedia Britania Volume 28, (New York : Lexington Avenue). 963
4

pribadi Islami yang mampu mengemban misi yang diberikan oleh Allah, yakni sebagai
khalifah dan 'abid. 7 Ashraf menyebutnya, the ultimate aim of muslim education lies in
the realization of complete submission to Allah on the level of the individual, the
community and humanity at large (tujuan tertinggi dari pendidikan Islam adalah
merealisasikan kepasrahan penuh pada Allah pada tingkat individual, komunitas dan
umat).8
Dengan demikian, manajemen pendidikan yang dijalankan atas nilai dasar Islam
mempunyai dua orientasi. Pertama, ketuhanan, yaitu penanaman rasa takwa dan
pasrah kepada Allah sebagai Pencipta yang tercermin dari kesalehan ritual atau nilai
sebagai hamba Allah. Kedua, kemanusiaan, menyangkut tata hubungan dengan sesama
manusia, lingkungan dan makhluk hidup yang lain yang berkaitan dengan status
manusia sebagai khalifatullahfi al ardh.

2. Penanaman Nilai-nilai Islam dalam Praktek Manajemen Pendidikan Islam


Muara yang hendak dituju dalam pendidikan nilai adalah terbentuknya pribadi-
pribadi yang memiliki perkembangan budi pekerti atau oralitas secara positif. Secara
umum seorang manajer atau pengelola pendidikan dapat diidentifikasi mengalami
perkembangan moralitas postif jika ia memiliki kesadaran moral, yaitu sebuah
kesadaran dalam menilai dan membedakan hal-hal baik dan buruk, hal-hal yang boleh
dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan, serta hal-hal yang etis dan yang tidak etis.
Hanya saja, di sini penting untuk dikemukakan bahwa tidak semua nilai-nilai
Islam yang diketahui selalu berhasil diamalkan. Hal ini karena antara cognitio
(pengetahuan) dengan praxis (pengamalan) terdapat satu jarak yang bisa panjang tetapi
dapat pula pendek. Menurut teori, antara kognisi dengan praxis terdapat 4 langkah
yang harus dilalui oleh setiap orang. Secara keseluruhan, langkah-langkah itu meliputi
: cognitio (pengetahuan), afectio (merasakan), volitio (keinginan), conatio (kehendak),
motivatio (motivasi) dan praxis (pengamalan).9
Dalam teori kognitif J. Piaget, Perkembangan kognitif seseorang mengacu pada
proses mengingat, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah. Perkembangan
ini bisa berbeda-beda pada tiap orang. Yang pada akhirnya akan mengalami perubahan

7
IsmaiI SM, dkk, Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pdajar, 2011). 131
8
Ali Ashraf, Horison Bartt Pendidikan Islam, ( Jakarta : Pustaka Progressif, 1999). Encyclopedia Britanica
Volume 28, @Newyork : Lexingtone Avenue
9
Mochtar Bukhori, “Revalitasi Pendidikan Moral dalam Menghadapi Tantangan Zaman” makalah dsampaikan
pada Seminar Nasional dalam rangka Dies Natalis ke 47 FIP UNY, (yogyakarta : UNY, 2002), 9
5

persepsi dan pemahaman, namun tidak selalu berbentuk perubahan perilaku yang dapat
diamati.10. Sedangkan dalam konteks Islam manusia diperintahkan untuk
memperdalam ilmu pengetahuan. Hal ini tergambar dalam Al Qur’an surat At Taubah
122
ِ ‫۞ وما َكا َن الْمؤِمنُو َن لِي نْ ِفروا َك ۤافَّ ًۗة فَلَوََل نَ َفر ِمن ُك ِل فِرقَ ٍة ِمْن هم طَ ۤا ِٕى َفةٌ لِي ت َفقَّهوا ِِف‬
‫الديْ ِن َولِيُنْ ِذ ُرْوا قَ ْوَم ُه ْم اِذَا َر َجعُْْٓوا‬ ْ ُ ََ ُْ ْ ْ َ ْ ُْ َ ْ ْ ُ ََ
ࣖ ‫اِلَْي ِه ْم لَ َعل ُه ْم ََْي َذ ُرْو َن‬
َّ

Artinya: Tidak sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi (tinggal
bersama Rasulullah) untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat
menjaga dirinya? (Q.S. At Taubah 122)
Digunakan term al-nafir dalam (‫( )لپنفروا‬seperti digunakan dalam konteks jihad,
mengisyaratkan bahwa mencari ilmu adalah salah satu bentuk jihad di jalan Allah.11
Pemberian makna seperti ini dikuatkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi,
Rasulullah saw, bersabda: Artinya: “Barang siapa keluar untuk mencari ilmu, maka
ia berada di jalan Allah hingga kembali” HR.Tirmidzi
Seseorang yang mengetahui sebuah nilai tapi tidak meahirkan pengamalan
maka kemungkinan itu terjadi lantaran pengetahuannya masih terhenti pada titik
cognitio dan tidak melahirkan apa-apa. Tapi hal tersebut bisa juga dikarenakan
pengetahuannya berhenti pada titik efectio bila ia merasakan nilai-nilai yang telah ia
ketahui tapi tidak sampai mengamalkannya. 12
Ironisnya, dunia pendidikan nasional agaknya masih mengalami problem ini.
Materi kurikulum pendidikan nilai di sekolah-sekolah yang selama ini diintegrasikan
dalam pendidikan agama belum mampu memperdayakan hati nurani dan belum
menempa batin dari anak didik maupun pendidik agar dapat menembus tembok volitio
(keinginan melakukan sesuati berdasarkan pengetahuan yang ia miliki) dan conatio
(tekad untuk benar-benar mengerjakan apa yang diinginkan). Akibatnya pendidikan
nilai yang dibingkai dalam pendidikan agama masih menunjukkan ketidakberhasilan

10
Suciati, and Dkk.. Teori Belajar Dan Motivasi. (Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka. 2001), 89
11
Shihab, M. Quraish. Tafsir Al Misbah, Pesan, Kesan Dan Keserasian Al
Quran. V. (Jakarta: Lentera Hati. 2006), 105
12
Mochtar Bukhori, “Revalitasi Pendidikan Moral dalam Menghadapi Tantangan Zaman” makalah dsampaikan
pada Seminar Nasional dalam rangka Dies Natalis ke 47 FIP UNY, (yogyakarta : UNY, 2002), 10
6

jika dilihat dari para meter kejahatan dan demoralisasi masyarakat yang tampak
meningkat dari hari ke hari.
Penelitian yang dilakukan oleh Reckitt Benckiser Indonesia lewat merek alat
kontrasepsi Durex terhadap 500 remaja di lima kota besar di Indonesia menemukan, 33 persen
remaja pernah melakukan hubungan seks penetrasi. Dari hasil tersebut, 58 persennya
melakukan penetrasi di usia 18 sampai 20 tahun. Selain itu, para peserta survei ini adalah
mereka yang belum menikah (liputan6.com). Sedangkan remaja korban narkoba mencapai 1,1
juta atau 3,9 %. Data tersebut diambil pada tahun 2008, dengan mengambil sampel di 33
provinsi di Indonesia. Data Pusat Pengendalian Gangguan Sosial DKI Jakarta menyebutkan
pelajar SD, SMP, dan SMA yang terlibat tawuran mencapai 0,08% atau sekitar 1.318 siswa
dari total 1.647.835 siswa DKI Jakarta. Bahkan, 26 siswa diantaranya meninggal dunia.
Persoalan remaja saat ini tidak sampai disitu saja, akhir-akhir ini banyak bermunculan kasus
tentang siswa yang melawan gurunya.13
Mutu pendidikan harus didahului oleh efektifitas semua program pendidikan sebagai
organisasi yang dijalankannya ke dalam sistem yang terorganisasi dan terintegrasi.14 Salah
satunya adalah penanaman nilai-nilai Islam, yang diharapkan menjadi landasan bagi pengelola
pendidikan dalam rangka mencapai tujuan yang akan dicapai.

3. Landasan Nilai-nilai Islam dalam Manajemen Pendidikan Islam


Secara epistemologis, pendidikan Islam diletakkan pada dasar-dasar ajaran
Islam dan seluruh perangkat kebudayaannya. Dasar-dasar pembentukan dan
pengembangan pendidikan Islam yang pertama dan utama tentu saja adalah A1- Qur'an
dan Sunnah.15 Demikian juga dalam manajemen pendidikan Islam, Al Qur’an dan
Sunnah merupakan dua dasar utama dalam implementasi manajemen.
Menetapkan Al-Qur'an dan Sunnah sebagai landasan dasar manajemen
pendidikan Islam bukan hanya dipandang sebagai kebenaran yang didasarkan pada
keimanan semata. Akan tetapi, justru karena kebenaran yang terdapat dalam kedua
dasar tersebut dapat diterima oleh nalar manusia dan dapat dibuktikan dalam sejarah
atau pengalaman kemanusiaan. Sebagai pedoman, Al-Qur'an tidak ada keraguan
padanya.
َۙ ِ ِ ِ ِ ‫ك الْ ِكتٰب ََل ري‬ ِ
‫ي‬
َ ْ ‫ب ۛ فْيه ۛ ُهدى لْل ُمتَّق‬
َ َْ ُ َ ‫ٰذل‬

13
https://news.republika.co.id/berita/ry96lx393/pemuda-indonesia-krisis-moral
14
Hoy, Wayne dan Miskel, Cecil. G. Educational Administration, Theory, research and Practice 9th edition.
(New York: McGraw Hill, 2013)
15
Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan lstam, (Bandung : Al-Ma'anf, 1999), 96-202
7

Artiya : Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan di dalamnya; (ia merupakan)
petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa, (QS. Al-Baqarah : 2).16
Dalam manajemen pendidikan Islam, Sunnah Nabi mempunyai dua fungsi,
yaitu : (1) menjelaskan sistem pendidikan Islam yang terdapat dalam Al-Qur'an yang
umumnya masih bersifat global, (2) menyimpulkan metode manajemen pendidikan
dari kehidupan Rasulullah bersama sahabat, perlakuannya terhadap anak-anak, dan
pendidikan keimanan yang pernah dilakukannya17
Dengan ungkapan lain, keberadaan Al-Qur'an dan Sunnah sebagai landasan
nilai-nilai manajemen pendidikan Islam tidaklah terputus atau terpisah, tetapi satu
rangkaian yang hidup dan dinamis seperti dikehendaki oleh Islam. Dari sini dasar-
dasar manajemen pendidikan yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Sunnah
menunjukkan nilai keilmiahannya.
Landasan ketiga adalah ijtihad sahabat, pemikir muslim, juga pergumulannya
dengan pemikir dan pemikiran Barat modern. Dalam pandangan Hasan Langgulung,
para sahabat merupakan murid-murid dari guru teragung (Muhammad SAW). Sekolah
Nabi SAW benar-benar telah menghasilkan manusia luar biasa yang dapat mengatasi
segala kesulitan dan tekanan serta mencatatkan namanya dafom lembaran sejarah
sebagai orang-orang besar. Salah satu contoh yang bisa disebutkan adalah Umar bin
Khattab yang mempunyai kemaampuan tinggi dalam berijtihad. Umar tidak saja
mengambil apa yang baik dari umat lain, tidak memandang semua perkara bersifat
ta'abbudi dan tidak menghendaki sikap jumud (stagnan), tetapi mengikuti berbagai
pertimbangan kemaslahatan dan melihat makna-makna yang merupakan poros
penetapan hukum yang diridlai Allah.
Ketiga landasan nilai di atas. menunjukkan adanya kaitan pelaksanaan
manajemen pendidikan Islam dengan situasi sosial kemasyarakatan dan tidak
tercerabut dari akar sejarah. Nilai-nilai sosial kemasyarakatan yang tidak bertentangan
dengan landasan utama (Al-Qur'an dan Sunnah) tetap diakomodir dan menjadi bahan
masukan yang berharga, dengan pertimbangan memberikan kemaslahatan kepada
manusia dan menjauhkan kerusakan. Dengan dasar ini, manajemen pendidikan Islam
diletakkan dalam kerangka sosiologis, selain menjadi sarana transmisi pewarisan
kekayaan sosial budaya yang positif bagi kehidupan manusia.

16
Al Qur’an Kemenag 2019
17
Abdurrahman An-Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan lslam, (Bandung: CV. DJponogoro,
2012) 47.
8

Kemudian, warisan pemikiran Islam juga merupakan dasar penting dalam


manajemen pendidikan Islam. Dalam hal ini, contoh-contoh yang dilakukan para
sahabat, hasil pemikiran para ulama, filosof, cendekiawan muslim, khususnya
berkaitan dengan manajemn pendidikan menjadi rujukan penting pengembangan
manajemen pendidikan Islam. Pemikiran mereka ini pada dasarnya merupakan refleksi
terhadap ajaran-ajaran pokok Islam. Terlepas dari hasil refleksi itu apakah berupa
idealisasi atau kontekstualisasi ajaran Islam, yang jelas warisan pemikiran ini
mencerminkan dinamika Manajemen Pendidikan Islam dalam menghadapi kenyataan
kehidupan yang terus berubah dan berkembang. Karena itu, ia dapat diperlakukan
secara positif dan kreatif untuk pengembangan manajemen pendidikan Islam.
4. Kontekstualisasi Nilai-nilai Islam dalam Manajemen Pendidikan Islam
Manajemen dalam pendidikan di Indonesia merujuk pada pengelolaan sistem
pendidikan dan proses administratif di lembaga-lembaga pendidikan, seperti sekolah,
universitas, dan institusi pendidikan lainnya. Tujuan utama manajemen pendidikan
adalah untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan dan memastikan
operasional yang efektif dan efisien dari lembaga pendidikan.
John Cadlwell Holt menyatakan bahwa kegagalan akademis pada siswa tidak
selalu disebabkan oleh kurangnya usaha pada sistem sekolah, tetapi disebabkan oleh
eksistensi sekolah itu sendiri.18 Anies Baswedan pernah menyampaikan pada
silaturahmi dengan dinas jakarta pada tanggal 01 Desember 2014, menyatakan bahwa
pendidikan di Indonesia berada dalam posisi gawat darurat. Beberapa kasus yang
menggambarkan kondisi tersebut diantaranya ialah: 1. Rendahnya layanan pendidikan
di indonesia 2. Rendahnya mutu pendidikan di indonesia 3. Rendahnya mutu
pendidikan tinggi di indonesia 4. Rendahnya kemampuan literasi anak-anak
indonesia.19
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals (SDGs)
yang selanjutnya disingkat TPB merupakan agenda pembangunan global untuk
mengakhiri kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan, dan melindungi planet, melalui
pencapaian 17 (tujuh belas) tujuan sampai Tahun 2030, Pelaksanaan TPB di Indonesia

18
Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar 2008), xiii
19
https://edukasi.kompas.com/read/2014/12/01/13455441/Anies.Baswedan.Sebut.Pendidikan.Indonesia.Gawat.
Darurat (diakses 18 september 2023)
9

diatur melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2022. Pada
poin ke-empat tujuan pembangunan berkelanjutan adalah pendidikan berkualitas. 20
Perencanaan merupakan tahap awal sebelum melaksanakan beberapa fungsi
manajemen dalam suatu lembaga. Perencanaan pendidikan yang dilakukan sangat
berkaitan erat dengan kualitas atau mutu dari suatu lembaga. Perencanaan yang baik
akan berdampak menghasilkan mutu yang baik, dan sebaliknya perencanaan yang
kurang baik akan berdampak menghasilkan mutu yang kurang baik.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Raspianto, disampaikan bahwa
perencanaan strategis di beberapa organisasi pendidikan seringkali tidak menjadi
perhatian serius para pengelola pendidikan, perencanaan strategis hanya dibuat sebagai
persyaratan administratif tanpa dijadikan pedoman dalam melaksanakan organisasi
pendidikan. Perencanaan sebagai tahap pertama dari fungsi manajemen belum
sepenuhnya diterapkan, padahal seharusnya perencanaan itu adalah langkah paling
utama yang seharusnya dilakukan secara teliti dengan melakukan analisis organisasi
secara mendetail dan menyeluruh.21
John Friedmann menyatakan bahwa pengertian perencanaan selalu
mengandung empat unsur utama, yaitu: (1) perencanaan adalah sebuah cara untuk
memikirkan persoalan- persoalan sosial ekonomi; (2) perencanaan selalu berorientasi
ke masa depan; (3) perencanaan memberikan perhatian pada keterkaitan antara
pencapaian tujuan dan proses pengambilan keputusan.22
Berdasarkan survei yang dilakukan PBB berjudul E-Government Survey 2014,
Indonesia tercatat berada di peringkat 106 dari 193 negara-negara di dunia. Dinilai
Indonesia harus banyak melakukan pembenahan dan inovasi agar sistem pelayanan
publik berbasis elektronik bisa mengangkat Indonesia menjadi negara yang memiliki
daya saing dalam skala global. Dalam skala nasional, sistem e-government juga dapat
memudahkan warga mengurus dokumen.
Allah memerintahkan agar kaum Muslimin merencanakan dan mempersiapkan
tentara berkuda yang ditempatkan pada tempat strategis, siap untuk menggempur dan

20
Pusat Studi Perencanaan Pembangunan Regional Universitas Gajahmada
21
Ropianto, Muhammad dkk, Optimitation of Strategic Planning Organitation in the framework of Achievement
Objectives of Education Advances in Social Science Education and Humanties Research (ASSEHR) in the
Prosiding of 2’’International Conferencee on Education, Science and Tecnology (ICEST 2017), 149 (2) pp.
149.-151. https://www.atlantis-press.com/proceedings/icest-17/25884936
22
Friedmann, John. Planning in the Public Domain: From Knowledge to Action, (Princeton NJ : Princeton
University Press, 1987), 89
10

menghancurkan setiap serangan musuh dan manapun datangnya. Dalam Al Qur’an


surat Al Anfal ayat 60 disebutkan
ُٰ َ‫اْلَْي ِل تُْرِهبُ ْو َن بِهٖ َع ُد َّو ٰاللِ َو َع ُد َّوُك ْم َواٰ َخ ِريْ َن ِم ْن ُد ْوِنِِ ْْۚم ََل تَ ْعلَ ُم ْوَِنُ ْْۚم ا‬
‫لل‬ ْ ‫استَطَ ْعتُ ْم ِم ْن قُ َّوةٍ َّوِم ْن ِرََب ِط‬ ِ
ْ ‫َواَعد ُّْوا ََلُْم َّما‬
ًۗ
‫ف اِلَْي ُك ْم َواَنْتُ ْم ََل تُظْلَ ُم ْو َن‬
َّ ‫ِف َسبِْي ِل ٰاللِ يَُو‬ ٍ ِ ِ
ْ ِ ‫يَ ْعلَ ُم ُه ْم َوَما تُنْف ُق ْوا م ْن َش ْيء‬
Artinya : Persiapkanlah untuk (menghadapi) mereka apa yang kamu mampu, berupa
kekuatan (yang kamu miliki) dan pasukan berkuda. Dengannya (persiapan itu) kamu
membuat gentar musuh Allah, musuh kamu dan orang-orang selain mereka yang kamu
tidak mengetahuinya, (tetapi) Allah mengetahuinya. Apa pun yang kamu infakkan di
jalan Allah niscaya akan dibalas secara penuh kepadamu, sedangkan kamu tidak akan
dizalimi. (Q.S. Al Anfal : 60)
Pada masa Nabi, pasukan berkuda sangat strategis nilainya dan sangat besar
keampuhannya. Pada masa sekarang pasukan berkuda (kavaleri) telah digantikan oleh
pasukan tank baja. Masalah peperangan pada masa kini sudah lain corak dan hentuknya
dan peperangan masa dulu. Alat senjata yang dipergunakan sudah beragam pula,
berupa armada udara, armada laut, bahkan sampai mempergunakan persenjataan yang
sangat canggih.
Organisasi atau lembaga akan berjalan baik jika dipimpin oleh orang yang
memiliki karakteristik seorang pemimpin. Robert L. Kazt mengemukakan tiga
keterampilan/skill yang harus dikuasai oleh seorang pemimpin, yaitu : 1) Human
telation skill, Kemampuan berhubungan dengan bawahan. Bekerja sama menciptakan
iklim kerja yang menyenangkan dan kooperatif. Terjalin hubungan yang baik sehingga
bawahan merasa aman dalam melaksanakan tugasnya, 2) Techinal skill, dan
conceptual skill. Kemampuan menerapkan ilmunya kedalam pelaksanaan
(operasional) Dalam rangka mendayagunakan/memanfaatkan sumber-sumber yang
ada, 3) melihat sesuatu secara keseluruhan yang kemudian dapat merumuskannya,
seperti dalam mengambil keputusan, menentukan kebijakan dan lain-lain.
Konsep Islam tentang kepemimpinan adalah menjadi pemimpin yang ideal.
Seperti Rasulullah yang dikarunia empat sifat utama yaitu Sidiq, Amanah, Tabligh dan
Fathonah. Sidiq berarti jujur dalam perkataan, amanah dapat dipercaya, tabligh artinya
menyampaikan dan fathonah atinya cerdas. Dalam Al Qur’an surat An Nisa 58
digambarkan sifat-sifat yang haru dimiliki seorang pemimpin
َٰ ‫َّاس اَ ْن ََْت ُك ُم ْوا َِبلْ َع ْد ِل ًۗ اِ َّن ٰاللَ نِعِ َّما يَعِظُ ُك ْم بِهٖ ًۗ اِ َّن‬ ِ َۙ ِ ِ ِ ِ
‫الل‬ َْ َ‫ا َّن ٰاللَ ََيْ ُمُرُك ْم اَ ْن تُ َؤُّدوا ْاَلَ ٰمنٰت ا ْٰٰٓل اَ ْهل َها َواذَا َح َك ْمتُ ْم ب‬
ِ ‫ي الن‬
ِ ‫َكا َن ََِسي عا ب‬
‫ص ْْيا‬ َ ْ
11

Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada


pemiliknya. Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu
tetapkan secara adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang paling baik
kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S An nisa
58)
Seorang pemimpin harus cepat dan tepat dalam mengambil sebuah keputusan.
Penelitian yang dilakukan pada procedural justice (Earley & Lind (1987), Lind
& Tyler (1998) dalam Yulk (2009) menemukan bahwa manusia cenderung merasa
diperlakukan dengan hormat apabila diberi kesempatan untuk menyatakan pendapat
dan pilihan mengenai keputusan yang akan mempengaruhinya. Oleh karena itu
seorang pemimpin harus memiliki sikap tanggujawab terhadap apa yang menjadi
keputusannya.
Menata pendidikan harus mencakup beberapa tahap yakni perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Saat menyusun perencanaan harus terlebih dahulu
membandingkan program tersebut, apakah benar-benar baik untuk diterapkan atau
tidak. Pengolahan pendidikan harus dilakukan secara menyeluruh dan evaluasi tersebut
bertujuan untuk melihat apakah pelaksanaan sesuai dengan perencanaan. Evaluasi
melihat apa program tersebut sesuai atau tidak dengan apa yang direncanakan.
Gagalnya program pendidikan akibat tidak adanya evaluasi yang dilakukan, padahal
evaluasi berguna untuk melihat apakah program tersebut sesuai atau tidak dengan apa
yang telah direncanakan.
Melansir dari laman Pusat Informasi Guru Kemdikbud, asesmen adalah suatu
langkah sistematis dalam mengumpulkan dan menganalisis data guna memahami
kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian hasil belajar siswa. Data ini
digunakan sebagai dasar untuk merenungkan dan meningkatkan kualitas proses
pembelajaran. Asesmen memegang peran penting dalam proses pembelajaran dan
pengajaran. Dengan mengevaluasi pencapaian siswa secara teratur, pendidik dapat
mengidentifikasi kelemahan dalam metode pengajaran mereka dan merancang strategi
yang lebih efektif untuk membantu siswa mencapai potensinya.
Misalnya dalam kurikulum, Kurikulum yang tidak berkaitan, turut menambah
keruh perkara pendidikan kita yang karut-marut. Kurikulum pendidikan di Indonesia
belum sepenuhnya seiring sejalan dengan perkembangan zaman. Beberapa mata
pelajaran yang ada, kurang mengasah keterampilan praktis yang diperlukan siswa
untuk menghadapi tantangan kehidupan hari ini dan masa depannya. Sistem evaluasi
12

yang terlalu berfokus pada tes dan nilai akademik, juga seringkali mengabaikan aspek
penting lain dalam perkembangan siswa, seperti sembilan kecerdasan dasar, kreatifitas,
keterampilan sosial, dan karakternya.
Untuk mengevaluasi kurikulum, bisa menggunakan model evaluasi CIPP yang
dikembangkan oleh Stufflebeam di Ohion State University. CIPP yang merupakan
sebuah singkatan dari huruf awal empat buah kata, yaitu: Context evaluation : evaluasti
terhadap konteks, Input evaluation : evaluasi terhadap masukan, Process evaluation :
evaluasi terhadap proses, Product evaluation : evaluasi terhadap hasil.
Islam juga menekankan adanya evalusi dalam segala kegiatan. Dalam Al
Qur’an surat Al Hasyar ayat 18 dijelaskan

ْۚ
‫ت لِغَ ٍد َواتَّ ُقوا ٰاللَ ًۗاِ َّن ٰاللَ َخبِ ْْيٌ ِِبَا تَ ْع َملُ ْو َن‬
ْ ‫َّم‬
ِ َّ
ٌ ‫ْٰٰٓيَيُّ َها الذيْ َن اٰ َمنُوا اتَّ ُقوا ٰاللَ َولْتَ ْنظُْر نَ ْف‬
َ ‫س َّما قَد‬
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).
Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu
kerjakan. (Q.S. Al Hasyr 18)
Dalam hal ini bertakwa kepada Allah pada redaksi pertama dikaitkan dengan
suatu sikap yang harus dimiliki oleh setiap manusia beriman agar senantiasa
melakukan evaluasi terhadap perbuatannya yang telah lalu yang akan menjadi dasar
dalam melakukan perbuatan selanjutnya. Di dalam hadist Nabi disebutkan:
‫حاسبوا قبل ان تحاسبوا‬
Artinya : “evaluasilah dirimu sebelum engkau dievaluasi.”

KESIMPULAN
Pendidikan Islam walaupun secara teoritis-konseptul dan secara realitas historis
masa lalunya telah dan pernah mengalami kejayaan dan kamajuan yang di akui, namun
dalam tataran realitas empiris kontemporer dan ekspektasional kekiniannya mengalami
kemerosotan dan kemunduran sebagaimana yang dinyatakan oleh banyak pakar
pendidikan Islam itu sendiri. Bahkan kemunduran pendidikan Islam ini kemudian
dinyatakan pula sebagai penyebab utama kemunduran umat Islam, yaitu lemahnya sistem
pendidikan yang berlangsung selama ini.
Secara khusus pendidikan Islam di Indonesia juga menghadapi berbagai persoalan
dan kesenjangan dalam berbagai aspek yang lebih kompleks, yaitu berupa persoalan
13

dikotomi pendidikan, kurikulum, tujuan, sumber daya, dan manajemen pendidikan Islam.
Upaya perbaikannya pun belum dilakukan secara mendasar, sehingga terkesan seadanya
saja. Usaha pembaruannya secara mendasar seringkali dihambat oleh berbagai masalah,
mulai dari persoalan dana sampai tenaga ahli, sehingga “pendidikan Islam dewasa ini
terlihat orientasinya yang semakin kurang jelas.
Untuk menghindari realitas negatif dari pendidikan Islam secara empirik tersebut,
juga untuk pengembangan dan kontinuitas keberlangsungannya, diperlukan pula upaya
perbaikan, revitalisasi, reformasi, reformulasi, rekonstruksi, dan pembaruan secara
berkesinambungan. Kemudian agar pendidikan Islam maju, bermutu atau berkualitas
secara realitas sesuai dengan ekspektasi yang ideal setidaknya harus ditemukan tiga kunci
pembukanya dan dipakai sebagai resep untuk meraih kemajuannya, 1) perencanaan yang
matang, 2) kepemimpinan yang baik, 3) evaluasi yang komprehensif. Ketiganya harus
berlandaskan nilai-nilai Islam yang sesuai Al Qur’an, hadits dan ijtihad ulama.

DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an Kemenag 2019
Ashraf Ali, Horison Bartt Pendidikan Islam, ( Jakarta : Pustaka Progressif, 1999).
An-Nahlawi Abdurrahman, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan lslam, (Bandung: CV.
DJponorogo, 2012)
Bukhori Mochtar, “Revalitasi Pendidikan Moral dalam Menghadapi Tantangan Zaman”
makalah dsampaikan pada Seminar Nasional dalam rangka Dies Natalis ke 47 FIP
UNY, (yogyakarta : UNY, 2002)
Encyclopedia Britania Volume 28, (New York : Lexington Avenue).
Friedmann, John. Planning in the Public Domain: From Knowledge to Action, (Princeton
NJ : Princeton University Press, 1987).
Hoy, Wayne dan Miskel, Cecil. G. Educational Administration, Theory, research and
Practice 9th edition. (New York: McGraw Hill, 2013)
IsmaiI SM, dkk, Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pdajar, 2011)
Kazmi, A. and K. Ahmad, Managing from Islamic perspectives: some preliminary findings
from Malaysian Muslim-managed organizations. International Conference on
Management from Islamic Perspective 1(1), Hilton Kuala Lumpur: Malaysia.
Langgulung Hasan, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan lstam, (Bandung : Al-
Ma'arif, 1999).
Lubis Mawardi, Evaluasi Pendidikan Nilai, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar 2008).
14

Ma'arif Journal of Education, Madrasah Innovation and Aswaja Studies (MJEMIAS)


Volume 1, Issue 1, 2022 pp.
Ropianto, Muhammad dkk, Optimitation of Strategic Planning Organitation in the
framework of Achievement Objectives of Education Advances in Social
Science Education and Humanties Research (ASSEHR) in the Prosiding of
2’’International Conferencee on Education, Science and Tecnology (ICEST
2017), 149 (2) pp. 149.-151. https://www.atlantis-press.com/proceedings/icest-
17/25884936
Sulaiman, "The understanding of Islamic management practices among Muslim managers
in Malaysia." (Asian Social Science 10:1, 2014).
Suciati, and Dkk.. Teori Belajar Dan Motivasi. (Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka.
2001).
Shihab, M. Quraish. Tafsir Al Misbah, Pesan, Kesan Dan Keserasian AlQuran. V. (Jakarta:
Lentera Hati. 2006)
https://rasioo.id/2023/04/02/kualitas-pendidikan-indonesia-rendah-peringkat-ke-67-
dunia-di-2023/ (diakses 18 September 2023)
https://news.republika.co.id/berita/ry96lx393/pemuda-indonesia-krisis-moral (diakses 18
september 2023)
https://edukasi.kompas.com/read/2014/12/01/13455441/Anies.Baswedan.Sebut.Pendidik
an.Indonesia.Gawat.Darurat (diakses 18 september 2023)
https://nasional.tempo.co/read/813802/terbukti-pungli-ridwan-kamil-pecat-9-kepala-
sekolah (diakses 18 September 2023)

Anda mungkin juga menyukai