Anda di halaman 1dari 11

Keunggulan Dan Ketangguhan Ideologi Pancasila

Surajiyo
Universitas Indraprasta PGRI
Jl. Nangka/TB Simatupang No. 58C, Tanjung Barat, Jakarta Selatan
Email: drssurajiyo@yahoo.co.id

ABSTRAK

Ideologi sebenarnya bersumber pada suatu sistem filsafat, dan merupakan pelaksanaan
sistem filsafat. Komunisme bersumber pada filsafat materialisme, melahirkan faham
atheisme serta faham perjuangan kelas dan diktator proletariat. Pancasila bersumber dari
filsafat bangsa Indonesia sendiri sejak dahulu kala dalam ‘triprakoro’ (istilah Notonagoro)
yaitu adat-istiadat, kebudayaan, dan religi. Kemudian dengan pemikiran yang mendalam para
‘founding fathers’ menjadikan Pancasila sebagai ideologi negara. Pancasila sebagai ideologi
bangsa indonesia adalah hasil karya bangsa indonesia sendiri sejajar dengan ideologi-ideologi
besar lainnya di dunia, bahkan memiliki keunggulan dibandingkan dengan ideologi lainnya.
Meode penelitian ini adalah berdasarkan penelitian pustaka, maka data yang
dikumpulkan merupakan data kualitatif yang diolah dengan metode reflektif, dilengkapi
dengan metode ’verstehen’. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ideologi Pancasila
memiliki keunggulan dibandingkan dengan ideologi komunisme, liberalisme dan fascisme.
Ideologi Pancasila juga mempunyai ketangguhan bukan hanya karena faktor internal ideologi
itu sendiri, yaitu kebulatan dan keutuhannya yang mengagumkan, namun juga karena
dukungan faktor eksternal yaitu barisan penjaga ideologi Pancasila, baik yang formal maupun
informal.
Kata kunci : Ideologi, Pancasila, komunisme, Liberalisme, Fascisme.

ABSTRACT

Keywords: Ideology, Pancasila, Communism, Liberalism, Fascism


Ideology actually comes from a philosophical system, and is the implementation of a
philosophical system. Communism originated in the philosophy of materialism, gave birth
to atheism and class struggle and the dictatorship of the proletariat. Pancasila originates
from the philosophy of the Indonesian nation itself since time immemorial in the
'triprakoro' (Notonagoro term), namely customs, culture, and religion. Then with deep
thought the 'founding fathers' made Pancasila the state ideology. Pancasila as the ideology
of the Indonesian nation is the work of the Indonesian nation itself, which is parallel to the
other major ideologies in the world, it even has advantages over other ideologies.
This research method is based on literature research, so the data collected is
qualitative data that is processed by reflective method, equipped with the 'verstehen'
method. The results showed that the Pancasila ideology had advantages over the ideology
of communism, liberalism and fascism. The Pancasila ideology also has resilience not only
because of the internal factors of the ideology itself, namely its amazing unanimity and
integrity, but also because of the support of external factors, namely the guardians of the
Pancasila ideology, both formal and informal.

Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 4 No 3 Bulan November 2020 1


1. PENDAHULUAN Jadi ideologi menurut arti kata adalah
pengucapan dari yang terlihat atau
Ideologi sebenarnya bersumber pada
pengutaraan apa yang terumus di dalam
suatu sistem filsafat, dan merupakan
pikiran sebagai hasil dari pemikiran.
pelaksanaan sistem filsafat. Atas dasar asas
Secara definitif, ideologi banyak
teoritis, maka tidak mungkin suatu bangsa
ragamnya. Ideologi menurut The Advence
menganut dan melaksanakan sistem
Learner’s Dictionnary adalah suatu sistim
ideologi yang tidak bersumber pada
dari pada idea-idea atau hasil pemikiran
filsafat hidup atau filsafat negara mereka
yang telah dirumuskan untuk teori politik
sendiri. Mengingat ideologi nasional
atau ekonomi. Ideologi menurut The
bersumber dari filsafat hidup dan filsafat
Wbster’s New Collegiate Dictionary
negara mereka sendiri, maka wujud nilai-
adalah : 1. cara hidup (tingkah laku) atau
nilai dasarnya cenderung terpadu.
hasil pemikiran yang menunjukkan sifat-
Untuk membuktikan pada teoritis-
sifat tertentu dari pada seorang individu
filosofis itu, dapat diberikan contoh
atau sesuatu kelas; 2. Pola pikiran
ideologi yang bersumber dari filsafat
mengenai pengembangan pergerakan atau
tertentu yakni komunisme, dan Pancasila.
kebudayaan (Sukarna, 1981).
Komunisme bersumber pada filsafat
Soejono Soemargono (1986) dalam
materialisme, melahirkan faham atheisme
Slamet Sutrisno (1986) secara umum
serta faham perjuangan kelas dan diktator
mengartikan ideologi adalah sekumpulan
proletariat. Pancasila bersumber dari
keyakinan-keyakinan, kepercayaan-
filsafat bangsa Indonesia sendiri sejak
kepercayaan, gagasan-gagasan yang
dahulu kala dalam ‘triprakoro’ (istilah
menyangkut serta mengatur tingkah laku
Notonagoro) yaitu adat-istiadat,
sekelompok manusia tertentu dalam
kebudayaan, dan religi. Kemudian dengan
pelbagai bidang kehidupan. Bidang
pemikiran yang mendalam para ‘founding
kehidupan itu secara garis besar ada lima
fathers’ menjadikan Pancasila sebagai
hal yaitu bidang politik (termasuk di
ideologi negara. Persoalannya adalah
dalamnya bidang pertahanan/keamanan),
apakah keunggulan dan ketangguhan
sosial, ekonomi, kebudayaan, dan
ideologi Pancasila dibandingan dengan
keagamaan.
ideologi-ideologi lain yang ada di dunia
Namun berbagai hal variasi definisi
ini!
ideologi itu, yang jelas ideologi adalah
hasil dari suatu kegiatan pemikiran. Di
2. METODOLOGI
dalam kegiatan pemikiran itu selalu
Metode penelitian ini adalah menggunakan ratio. Immanuel Kant
berdasarkan penelitian pustaka, maka data (1724-1804) seorang filosof Jerman
yang dikumpulkan merupakan data mengemukakan bahwa ratio manusia itu di
kualitatif yang diolah dengan metode dalam kegiatan pemikirannya terbagi dua
reflektif, dilengkapi dengan metode yaitu : Reinen Vernunft atau pure reason
’verstehen’. Komponen-komponen metode atau pikiran murni, dan practische
reflektif adalah diskripsi, pemahaman, dan Vernunft atau practical reason atau pikiran
analisa. praktis.
Pure reason dalam kegiatannya
3. LANDASAN TEORI
bersifat metaphysis yaitu keluar jagat raya
3. 1. Pengertian Ideologi.
sehingga sampai kepada Lex Devina yaitu
Ideologi berasal dari bahasa Greek
Tuhan yang menciptakan alam semesta
terdiri dari kata ‘idea’ dan ‘logia’. Idea
dan manusia. Sedangkan practical reason
berasal dari kata ‘idein’ yang berarti
dalam kegiatannya bertalian dengan
melihat atau suatu rencana yang
experience atau pengalaman di mana
dibentuk/dirumuskan di dalam pemikiran.

2 Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 4 No 3 Bulan November 2020


pengalaman itu tidak terlepas dari panca ideologi selalu memitoskan sesuatu ajaran,
indera manusia. dan secara optimistik-deterministik
Dengan menggunakan teori mengajarkan, bagaimana suatu ideologi
Immanuel Kant itu maka dalam ideologi pasti akan dapat dicapai. Loyalitas, dalam
sebagai hasil pemikiran manusia dalam arti bahwa dalam setiap ideologi selalu
bidang kehidupannnya, tidak akan dapat menuntut adanya loyalitas serta
lepas terhadap kepercayaan adanya yang keterlibatan optimal kepada para
Maha Ghaib, yaitu Tuhan yang Maha Esa pendukungnya.
dan terlepas dari pengalaman-pengalaman Karena itulah agar suatu ideologi
yang telah dialami manusia pada masa mampu menarik keterlibatan optimal para
silam dan masa sekarang. pendukungnya, yang berarti bahwa
Sebenarnya sesuatu ideologi itu ideologi tersebut mendapatkan ‘derajat
walaupun berasal dari pada hasil penerimaan optimal’ dari para
pemikiran seseorang atau lebih, pada pendukungnya, maka dalam ideologi
kenyataannya tidak terlepas dari pada tersebut juga harus terkandung unsur-
kenyataan yang hidup dalam masyarakat, unsur : rasionalitas (logos),
bahkan pemikir itu tadi tidak akan dapat penghayatannya (pathos), dan susilanya
hidup dalam masyarakat. Jadi sesuatu (ethos) sedemikian rupa dengan unsur-
pemikiran itu menunjukkan kenyataan unsur tersebut, suatu konsep ideologi akan
yang hidup dalam masyarakat. Tetapi dapat diharapkan mengejewantah dalam
masyarakat itu sendiri dipengaruhi oleh perilaku konkrit. (Koento Wibisono, 1989)
hasil pemikiran itu sendiri. Jadi tidak benar
seperti dikemukakan oleh sesuatu ideologi 3.3. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka.
(Marxisme-Leninisme) yang menyatakan 3.3.1.Arti Ideologi Terbuka.
bahwa pemikiran manusia itu hanya Ciri khas ideologi terbuka ialah
ditentukan oleh keadaan masyarakat. Hal bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak
ini dapat dilihat dari sesuatu kenyataan dipaksakan dari luar, melainkan digali dan
dimana ideologi Marxisme-Leninisme diambil dari kekayaan rohani, moral, dan
berasal dari pengaruh masyarakat, yang budaya masyarakatnya sendiri. Dasarnya
pada akhirnya mempengaruhi bahkan dari konsensus masyarakat, tidak
mengubah masyarakat itu sendiri. Yang diciptakan oleh Negara, melainkan
benar adalah pengaruh mempengaruhi ditemukan dalam masyarakat sendiri. Oleh
antara masyarakat dengan pikiran dan sebab itu, ideologi terbuka adalah milik
antara pikiran atau idea-idea dengan dari semua rakyat, masyarakat dapat
masyarakat. (Sukarna, 1981) menemukan dirinya di dalamnya. Ideologi
terbuka bukan hanya dapat dibenarkan
3.2. Unsur-unsur Ideologi. melainkan dibutuhkan. Nilai-nilai dasar
Terlepas dari berbagai ragam definisi menurut pandangan Negara modern bahwa
ideologi, menurut Koento Wibisono Negara modern hidup dari nilai-nilai dan
(1989) apabila diteliti dengan cermat ada sikap-sikap dasarnya.
kesamaan unsur ideologi yaitu : keyakinan, Ideologi terbuka adalah ideologi
mitos dan loyalitas. Keyakinan, dalam arti yang dapat berinteraksi dengan
bahwa dalam setiap ideologi selalu perkembangan zaman dan adanya
memuat gagasan-gagasan vital, konsep- dinamika secara internal. Sumber
konsep dasariah yang menggambarkan semangat ideologi terbuka itu sebenarnya
seperangkat keyakinan yang diorientasikan terdapat dalam Penjelasan Umum UUD
kepada tingkah laku atau perbuatan 1945, yang menyatakan, “… Terutama
manusia sebagai subyek pendukungnya bagi Negara baru dan Negara muda, lebih
untuk mencapai suatu tujuan yang dicita- baik hukum dasar yang tertulis itu hanya
citakan. Mitos, dalam arti bahwa setiap memuat aturan-aturan pokok, sedangkan

Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 4 No 3 Bulan November 2020 3


aturan-aturan yang menyelenggarakan dalam dunia modern yang berubah dengan
aturan pokok itu diserahkan kepada cepat.
undang-undang yang lebih mudah cara Dengan menegaskan Pancasila
membuatnya, mengubahnya, dan sebagai ideologi yang terbuka, di satu
mencabutnya”. pihak kita diharuskan mempertajam
Selanjutnya dinyatakan, “… Yang kesadaran akan nilai-nilai dasarnya yang
sangat penting dalam pemerintahan dan bersifat abadi, di lain pihak didorong untuk
dalam hidupnya bernegara ialah semangat, mengembangkannya secara kreatif dan
semangat para penyelenggara Negara, dinamis untuk menjawab kebutuhan
semangat para pemimpin pemerintahan”. zaman.
(Syahrial Syarbaini, 2003; 57) Berdasarkan pengertian tentang
Suatu ideologi yang wajar ialah ideologi terbuka tersebut nilai-nilai yang
bersumber atau berakar pada pandangan terkandung dalam ideologi Pancasila
hidup bangsa dan falsafah hidup bangsa. sebagai ideologi terbuka (Kaelan, 2004)
Dengan demikian, ideologi tersebut akan adalah sebagai berikut :
dapat berkembang sesuai dengan 1. Nilai Dasar, yaitu hakikat sila
perkembangan masyarakat dan kecerdasan Pancasila yaitu Ketuhanan,
kehidupan bangsa. Hal ini adalah suatu kemanusiaan, persatuan, kerakyatan
prasyarat bagi suatu ideologi. Berbeda dan keadilan. Nilai dasar tersebut
halnya dengan ideologi yang diimpor, adalah merupakan esensi dari nilai-
yang akan bersifat tidak wajar dan sedikit nilai Pancasila yang bersifat universal,
banyak memerlukan pemaksaan oleh sehingga dalam nilai dasar tersebut
kelompok kecil manusia (yang mengimpor terkandung cita-cita, tujuan serta nilai-
ideologi tersebut). Dengan demikian, nilai yang baik dan benar. Nilai dasar
ideologi tersebut disebut bersifat tertutup. ideologi tersebut tertuang dalam
Pancasila berakar pada pandangan Pembukaan UUD 1945, sehingga oleh
hidup bangsa dan falsafat bangsa, sehingga karena Pembukan memuat nilai-nilai
memenuhi prasyarat suatu ideologi dasar yang merupakan tertib hukum
terbuka. Sekalipun suatu ideologi itu tertinggi, sebagai sumber hukum
bersifat terbuka, tidak berarti bahwa positif sehingga dalam Negara
keterbukaannya adalah sebegitu rupa memiliki kedudukan sebagai
sehingga dapat memusnahkan atau “Staatsfundamental norm” atau pokok
meniadakan ideologi itu sendiri, hal mana kaidah Negara yang fundamental.
merupakan suatu yang tidak nalar. Suatu Sebagai ideologi terbuka nilai dasar
ideologi sebagai suatu rangkuman inilah yang bersifat tetap dan terlekat
gagasan-gagasan dasar yang terpadu dan pada kelangsungan hidup Negara,
bulat tanpa kontradiksi atau saling sehingga mengubah Pembukaan UUD
bertentangan dalam aspek-aspeknya, pada 1945 yang memuat nilai dasar ideologi
hakikatnya berupa suatu tata nilai, di mana Pancasila tersebut sama halnya dengan
nilai dapat kita rumuskan sebagai hal ihwal pembubaran Negara. Adapun nilai
buruk baiknya sesuatu, yang dalam hal ini dasar tersebut kemudian dijabarkan
ialah apa yang dicita-citakan. (Padmo dalam pasal-pasal UUD 1945 yang
Wahyono, 1991). didalamnya terkandung lembaga-
3.3.2. Urgensi Keterbukaan Ideologi. lembaga penyelenggaran Negara,
Keterbukaan ideologi bukan saja hubungan antara lembaga
merupakan suatu penegasan kembali dari penyelenggara Negara beserta tugas
pola pikir yang dinamis dari para pendiri dan wewenangnya.
Negara kita dalam tahun 1945, tetapi juga 2. Nilai Instrumental, yang merupakan
merupakan suatu kebutuhan konseptual arahan, kebijakan, strategi, sasaran
serta lembaga pelaksanaannya. Nilai

4 Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 4 No 3 Bulan November 2020


instrumental ini merupakan 4. Larangan terhadap pandangan ekstrim
eksplisitasi, penjabaran lebih lanjut yang menggelisahkan kehidupan
dari nilai-nilai dasar ideologi masyarakat.
Pancasila. Misalnya Garis-garis Besar 5. Penciptaan norma yang baru harus
Haluan Negara yang lima tahun melalui konsensus.
senantiasa disesuaikan dengan
perkembangan zaman serta aspirasi 3.4. Sejauhmana Pancasila telah
masyarakat, undang-undang, menjadi dasar negara dan ideologi
departemen-departemen sebagai bangsa dan negara Indonesia?
lembaga pelaksanaan dan lain Persoalan yang muncul sejauh mana
sebagainya. Pada aspek ini senantiasa Pancasila telah menjadi dasar negara dan
dapat dilakukan perubahan juga menjadi ideologi bangsa dan negara
(reformatif). Indonesia? Jawaban dari Pandji Setijo
3. Nilai Praksis yaitu merupakan realisasi (2006: 14), mengatakan:
nilai-nilai instrumental dalam suatu 1. Ideologi Pancasila telah sesuai serta
realisasi pengamalan yang bersifat berakar pada nilai-nilai budaya luhur
nyata, dalam kehidupan sehari-hari bangsa sendiri, digali dari kehidupan
dalam bermasyarakat, berbangsa dan rakyat yang telah berabad-abad
bernegara. Dalam realisasi praksis lamanya dari bumi Indonesia
inilah maka penjabaran nilai-nilai semenjak zaman Nusantara;
Pancasila senantiasa berkembang dan 2. Pancasila juga telah terbukti dapat
selalu dapat dilakukan perubahan dan mempersatukan seluruh kebhinekaan
perbaikan (reformasi) sesuai dengan suku, kelompok, agama, bahasa dalam
perkembangan zaman ilmu kehidupan masyarakat bangsa
pengetahuan dan teknologi serta Indonesia dari Sabang sampai
aspirasi masyarakat. Merauke, menjadi satu kehidupan
Jadi Pancasila sebagai ideologi berbangsa dan bernegara Indonesia
terbuka dikenal ada tingkat nilai, yaitu dalam bentuk bhinneka tunggal ika,
nilai dasar yang tidak berubah, nilai 3. Dalam kondisi krisis multidimensi
instrumental sebagai sarana mewujudkan dewasa ini yang sedang melanda
nilai dasar yang dapat berubah sesuai bangsa dan negara Indonesia,
dengan keadaan, dan nilai praksis berupa pelaksanaan ideologi Pancasila telah
pelaksanaan secara nyata yang membantu dalam mengatasi segenap
sesungguhnya. Perwujudan atau krisis melalui berbagai solusi yang
pelaksanaan nilai-nilai instrumental dan bermanfaat baik,
nilai-nilai praksis harus tetap mengandung 4. Dengan melaksanakan ideologi
jiwa dan semangat yang sama dengan nilai Pancasila, derajat dan martabat
dasarnya. bangsa Indonesia telah terangkat di
3.3.3 Batas-batas Keterbukaan Ideologi tengah kehidupan bangsa dunia, juga
Pancasila. untuk kehidupan masyarakat bangsa
Sungguhpun demikian, sendiri.
keterbukaan ideologi Pancasila ada batas-
batasnya yang tidak boleh dilanggar (BP-7 4. HASIL PENELITIAN DAN
Pusat, 1993), yaitu sebagai berikut : PEMBAHASAN
1. Stabilitas nasional yang dinamis. 4.1. Perbandingan Ideologi Pancasila
2. Larangan terhadap ideology Marxisme, Dengan Paham Ideologi Besar
Leninisme, Komunisme. Lainnya Di Dunia.
3. Mencegah berkembangnya paham Suatu ideologi pada suatu bangsa
Liberal. pada hakikatnya memiliki ciri khas serta
karakteristik masing-masing sesuai dengan

Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 4 No 3 Bulan November 2020 5


sifat dan ciri khas bangsa itu sendiri. Mises (tokoh Liberalisme abad ke-20),
Namun demikian dapat juga terjadi bahwa yaitu kesejahteraan material,
ideologi pada suatu bangsa datang dari luar kecenderungan rasionalistik, kebaikan bagi
dan dipaksakan keberlakuannya pada lebih banyak orang, dan kepemilikan hak
bangsa tersebut sehingga tidak pribadi atau property. (Hendar Putranto,
mencerminkan kepribadian dan dkk., 2015;71-72)
karakteristik bangsa tersebut. Ideologi Masyarakat yang menggunakan
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan prinsip-prinsip liberal seperti 4 ciri
Negara Indonesia berkembang melalui tersebut adalah masyarakat kapitalis.
suatu proses yang cukup panjang. Pada Daam tatanan sosial-ekonomi, kapitalisme
awalnya secara kausalitas bersumber dari didasarkan pada kepemilikan pribadi
nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa sarana-sarana produki. Hak milik pribadi
Indonesia yaitu dalam adat-istiadat, serta dan kepemilikan atas modal oleh pribadi,
dalam agama-agama bangsa Indonesia yang dilindungi oleh undang-undang, akan
sebagai pandangan hidup bangsa. Oleh menjamin sebuah aturan permainan yang
karena itu nilai-nilai Pancasila berasal dari objektif tanpa ada campur tangan
nilai-nilai pandangan hidup bangsa telah kekuasaan (prinsip non-intervention) di
diyakini kebenarannya kemudian diangkat dalamnya.
oleh bangsa Indonesia sebagai dasar Alasannya jika kekuasaan ikut
filsafat Negara dan kemudian menjadi campur tangan, apalagi sampai mengambil
ideologi bangsa dan Negara. Oleh karena alih hak milik, maka aturan permainan
itu ideologi Pancasila, ada pada kehidupan akan jadi berat sebelah dan kondisi
bangsa dan terlekat pada kelangsungan semacam ini tidak memungkinkan bagi
hidup bangsa dalam rangka bermasyarakat, perwujudan kebebasan yang merupakan
berbangsa dan bernegara. nilai utama dalam ideologi Liberalisme.
Dalam usaha untuk memahami Filsuf politik yang dianggap
dasar Negara Indonesia yakni Pancasila , membesarkan paham liberalisme klasik
akan lebih jelas jika memahami ideologi- adalah John Locke (1632-1704), Jean-
ideologi bangsa-bangsa lain. Lebih-lebih jacques Rousseau (1712-1778), Jeremy
jika bangsa lain itu sedikit banyak turut Bentham (1724-1832), dan John Start Mill
mementukan baik perjalanan bangsa- (1806-1873). Sementara dari sudut
bangsa di dunia pada umumnya maupun pandang ekonomi yang mengemuka yaitu
perjalanan bangsanya sendiri. Ideologi- Adam Smith (1723-1790), David Ricardo
ideologi bangsa di dunia selain Pancasila (1772-183), Thomas Robert Malthus
adalah : (1766-1834).
1. Liberalisme – Kapitalisme Berpangkal dari dasar ontologis
2. Marxisme – Leninisme bahwa manusia pada hakikatnya adalah
(Komunisme) sebagai makhluk individu yang bebas.
3. Fasisme, Totalitarianisme dan Manusia menurut paham liberalisme
Nasionalsosialisme (NAZI) memandang bahwa manusia sebagai
4. Sosialisme manusia pribadi yang utuh dan lengkap
5. Sosial Demokrasi dan terlepas dari manusia lainnya. Manusia
Liberalisme - kapitalisme sebagai individu memiliki potensi dan
Liberalisme, berakar pada kata Latin senantiasa berjuang untuk dirinya sendiri.
liber, artinya bebas.Seorang yang berjiwa Dalam pengertian inilah maka dalam hidup
dan berpikiran liberal berarti orang yang masyarakat bersama akan menyimpan
percaya akan kebebasan sebagai nilai yang potensi konflik, manusia akan menjadi
utama, di atas nilai-nilai lainnya. ancaman bagi manusia lainnya yang
Ada empat ciri pokok dari doktrin menurut istilah Thomas Hobbes disebut
liberalisme klasik menurut Ludwig von ‘homo homini lupus’ sehingga manusia

6 Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 4 No 3 Bulan November 2020


harus membuat suatu perlindungan ideologi ini awalnya diusulkan oleh Josef
bersama. Atas dasar kepentingan bersama, Stalin (1878 – 1953).
negara menurut liberalisme harus tetap Sebagai ideologi, komunisme
menjamin kebebasan individu, dan untuk memang “baru” mulai diterapkan saat
itu maka manusia secara bersama-sama meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia
mengatur negara. (Kaelan, 2004;142) tanggal 7 November 1917, namun kiprah
Pokok-pokok ideologi liberal dan pengaruhnya masih terasa hingga
menurut Sukarna (1981) adalah : sekarang, berkat daya tarik ajaran
a.Percaya terhadap Tuhan sebagai ideologisnya untuk membebaskan manusia
pencipta. (kelas proletar) dari belenggu penindasan
b.Percaya terhadap persamaan dasar kelas borjuis, dan untuk mewujudkan
semua manusia. masyarakat tanpa kelas, di mana cita-cita
c.Memperlakukan pemikiran orang lain keadilan dan kesamaan meraja.
secara sama. Pada 25 Desember 1989, President
d.Pemerintahan dilakukan dengan USSR, Mikhail Gorbachev mundur dari
persetujuan yang diperintah. jabatannya dan mengumumkan bahwa
e. Pemerintahan berlandaskan hukum. pemerintahan komunis sudah punah. The
f. Mementingkan individu. Supreme Soviet (parlemen) mengumumkan
g. Negara adalah alat. kebangkrutan dan pembubaran negara
h. Menolak dogmatisme. komunis Soviet.
Jadi bisa dikatakan bahwa Secara ringkas, beberapa ajaran
liberalisme adalah suatu ideologi atau kunci Marxisme-Leninisme adalah :
ajaran tentang negara, ekonomi dan 1. Doktrin partai komunis revolusioner
masyarakat yang mengharapkan kemajuan yang memiliki peran kunci dalam
di bidang budaya, hukum, ekonomi dan masyarakat;
tata kemasyarakatan atas dasar kebebasan 2. Kemungkinan terjadinya revolusi kelas
individu yang dapat mengembangkan proletar (kelas pekerja) dan
bakat dan kemampuannya sebebas terbentuknya sosialisme di negara
mungkin. Liberalisme ekonomi manapun yang sistem kapitalismenya
mengajarkan kemakmuran orang perorang berkembang lambat;
dan masyarakat seluruhnya diusahakan 3. Peran revolusioner dari buruh tani,
dengan memberi kesempatan untuk orang desa dan simpatisan gerakan
mengejar kepentingan masing-masing pembebasan nasional (yang
dengan sebebas-bebasnya. disimbolkan dengan palu dan arit);
Marxisme – Leninisme (Komunisme). 4. Penanaman doktrin secara terstruktur,
Marxisme-Leninisme berasal dari sistematis, dan masif bahwa
nama Karl Marx (filsuf asal Jerman, ahli kapitalisme modern adalah sebentuk
ekonomi, seorang komunis dan penjajahan baru (imperalisme);
revolusioner, bersama rekannya Friedrich 5. Paham Ateisme yang menolak
Engels, 1820-1895, merumuskan “kitab eksistensi agama dan menyebarkan
suci” kaum komunis, “The Communist pemahaman materialis tentang alam.
Manifesto”, yang diterbitkan pada 1848) Agama harus dihapuskan dari muka
dan Vladimir Lenin (1870-1924), seorang bumi dan sebagai konsekuensinya,
tokoh komunis revolusioner, politisi dan ateismelah yang harus dipeluk.
pemikir politik kelahiran Rusia. Ideologi (Hendar Putranto, dkk., 2015;73)
Marxisme-Leninisme merupakan ideologi Dalam mewujudkan masyarakat
gabungan dari ide-ide kedua tokoh ini, dan komunis, menurut Herqutanto
sering juga disebut sebagai penafsiran Sosronegoro (1984) digunakan beberapa
Lenin terhadap ideologi Marxis. Nama prinsip pelaksanaan yang merupakan ciri-
ciri pokok yaitu:

Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 4 No 3 Bulan November 2020 7


a. Sistem totaliter. Pertengahan, lewat paham religius
b. Sistem pemerintahan kediktatoran satu Kristiani yang mengatakan bahwa untuk
partai. mencapai kesempurnaan hidup, orang
c. Sistem ekonomi negara. harus terbebas dari segala jenis keterikatan
d. Sistem sentralisme demokratis. atau kelekatan duniawi, terutama
keterikatan terhadap hak milik. Gagasan
Fasism-Totalitarianisme-Nasionalisme kunci pelepasan diri dari kelekatan
(Nazi) duniawi ini berkeyakinan bahwa hak milik
Kata Fasisme (fascism) berasal dari pribadi sebagai sarana yang membuat
kata Italia fascio (bentuk jamaknya: fasci), manusia menjadi egois dan, pada
yang berarti ikatan (bundle). Ditampakkan gilirannya, menghancurkan keselarasan
dalam ikatan kelompok (entah politis, alami atau harmoni antara alam dan
ideologis, berdasarkan kelas, dsb.) atau manusia.
ikatan kolektif seperti bangsa. Selain itu Sosial-demokrasi merupakan
bisa juga berasal dari kata fasces (rumput ideologi politik yang mengkampanyekan
atau akar yang dililitkan mengelilingi transisi masyarakat secara damai dan
sebilah kapak), yang merupakan simbol evolusioner, dari kapitalisme menuju
Kekaisaran Romawi kuno untuk otoritas sosialisme, dengan menggunakan proses-
hukum (magistrates). Simbol “rumput atau proses politik yang sudah ada dan
akar yang melilit” (fasces) menunjukkan dianggap mapan.
makna terbentuknya kekuatan lewat Meminjam cukup banyak ide dan
persatuan: kalau hanya sebatang ranting mimpi dari sosialisme abad ke-19,
kecil akan mudah dipatahkan, sementara digabungkan dengan pokok-pokok ajaran
kalau sebundel akan sulit untuk Karl Marx dan Friedrich Engels, ideologi
dipatahkan. sosial-demokrasi berbagi akar-akar
Kamus Merriem-Webster ideologis yang sama dengan ideologi
mendifinikan fasisme sebagai sebuah komunisme, namun tidak mengadopsi
filsafat politik, gerakan politik atau rezim semangat militan, penggunaan kekerasan,
(Fascisti) yang mengagungkan bangsa dan maupun pandangan totaliternya. Ideologi
ras di atas individu, yang berjuang untuk ini awalnya dikenal dengan nama
mewujudkan pemerintahan otokrasi, dan revisionisme, karena di dalamnya berisikan
tersentral yang dikepalai seorang diktator, ajaran Marxis yang sudah mengalami
dengan mekanisme pengaturan sosial dan modifikasi, khususnya dalam hal tidak
ekonomi yang keras terkontrol, dan menggunakan jalan revolusi untuk
memakai cara-cara kekerasan untuk membentuk masyarakat yang sosialis.
menekan lawan politiknya (oposisi).
(Hendar Putranto, dkk., 2015; 75) 4.2. Keunggulan Ideologi Pancasila
Menurut Prof. Dr. William Berikut merupakan artikulasi ringkas
Eberstein (dalam Sukarna, 1981) Fascisme keunggulan Pancasila jika dibandingkan
ialah pengorganisasian pemerintah dan dengan ideologi-ideologi besar dunia
masyarakat secara totaliter oleh lainnya.
kediktatoran suatu partai, yang berwatak 1. Sila Pertama Pancasila lebih unggul
atau bercorak nasionalist, racialist, dibandingkan paham Atheisme yang
militarist dan imperialist. dianut Komunisme, yang berbasiskan
ajaran materialisme dialektis dan
Sosialisme. materialisme historis versi Marxisme.
Sosialisme bertumpu pada ide Berbeda dari Marxisme dan Leninisme
keadilan dan solidaritas sosial. Paham (Komunisme) yang menjangkarkan
“solidaritas sosial” sebenarnya sudah bisa ideologinya pada paham sejarah dan
ditelusuri akar historisnya sejak Abad alam yang berwujud materi dan kembali

8 Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 4 No 3 Bulan November 2020


(lagi) pada materi, dalam suatu gerak secara ilmiah (ilmu eugenics).
materi yang menempuh siklus abadi Persatuan model fasis bertumpu pada
tanpa akhir, Ideologi Pancasila sila keseragaman dan penyeragaman yang
pertama menjangkarkan sekaligus berimplikasi pada penyangkalan bahkan
menjiwai sila-sila yang lain peniadaan yang lain dan berbeda.
(Perikemanusiaan, Persatuan, Persatuan model Volksgemeinschaft
Kerakyatan, dan Keadilan Sosial) dalam yang digelorakan NAZI secara implisit
Realitas yang Pertama dan Ultim, mengandung kehendak untuk berkuasa
sekaligus memberikan orientasi yang dan meluaskan kekuasaan tersebut
lebih luhur dan transenden dalam diri (ekspansi) sekaligus kehendak untuk
manusia penghayatnya. menjaga kemurnian darah dan tanah air
2. Sila Kedua Pancasila, berupa prinsip dari unsur-unsur yang dianggap “asing,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, lain, dan berbeda” (seperti orang
mau menunjukkan jalan tengah konsep Yahudi, kaum gipsy, kaum
tentang “Manusia” yang lebih seimbang homoseksual, dst). Prinsip Persatuan
dan bijaksana sebagai tandingan dari Indonesia versi Pancasila tidak seperti
kontestasi konseptual antara paham ini. Prinsip Persatuan Indonesia
Liberalisme-Kapitalisme, yang melihat didasarkan pada penghormatan atas
gambaran manusia sebagai “subjek perbedaan dan keragaman, bukan hanya
pelaku bebas yang dapat secara prinsipiil, namun juga secara riil-
mendeterminasi dirinya sendiri” dan konkret.
homo oeconomicus murni, dengan 4. Sila keempat pancasila lebih unggul
paham Sosialisme dan Komunisme, dibandingkan paham kerakyatan yang
yang melihat gambaran manusia diusung baik oleh sosialisme maupun
sebagai “yang dibentuk oleh totalitas fasisme. Dalam pidatonya di depan
relasi-relasi sosialnya,” (pandangan sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945,
Feuerbach dan Marx awal) juga sebagai Sukarno mengatakan bahwa’Dasar itu
zóon politikón (Aristoteles) atau homo ialah dasar mufakat, dasar perwakilan,
socius (manusia sebagai makhluk dasar permusyawaratan. Negara
politik dan makhluk sosial). Dengan Indonesia bukan satu negara untuk satu
demikian, konsep manusia Pancasila orang, bukan satu negara untuk satu
lebih lengkap, komprehensif, dan golongan walaupun golongan kaya.
seimbang dalam memandang, meneliti, Tetapi kita mendirikan negara’ semua
dan memperlakukan manusia, tidak buat semua’, satu buat semua, semua
berat sebelah seperti pada Liberalisme- buat satu’. Saya yakin bahwa syarat
Kapitalisme, maupun pada Marxisme- yang mutlak untuk kuatnya negara
Sosialisme. Indonesia ialah permusyawaratan,
3. Konsep Persatuan Indonesia sebagai perwakilan’
Sila Ketiga Pancasila lebih unggul Dengan demikian jelas bahwa prinsip
daripada konsep persatuan ras (NAZI) kerakyatan yang diwujudkan dalam
dan persatuan bangsa yang chauvinis bentuk badan permusyawaratan/
(Fasis). Persatuan ras dan bangsa yang perwakilan, yang dipimpin oleh
chauvinis merupakan pemahaman “hikmat kebijaksanaan” (dalam bentuk
persatuan yang sempit dan singularis, tuntunan moral lewat agama dan
bahkan eksklusif. Persatuan jenis ini tuntunan akal budi lewat filsafat)
mengandung unsur peninggian diri merupakan amanah para bapak pendiri
sendiri (superioritas ras Arya) dan Negara Indonesia yang
perendahan yang-lain yang berbeda membedakannya dengan, dan
(inferioritas), yang lalu dilegalkan membuatnya lebih unggul dari, prinsip
(Nuremberg Laws) dan dijustifikasi kerakyatan “solidaritas sosial” yang

Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 4 No 3 Bulan November 2020 9


bertumpukan pada perjuangan dan kabinetnya, para penatar Pancasila lulusan
antagonisme kelas yang dicita-citakan Lemhannas RI, para guru dan dosen
Sosialisme dan Marxisme. pengajar dan pendidik Pancasila, maupun
5. Konsep sila kelima Pancasila yang informal, seperti para tokoh agama, suku
berimplikasi pada konsep kesejahteraan dan adat, serta komunitas warga di tingkat
sosial dan demokrasi ekonomi lebih akar rumput, yang tidak pernah mengenal
unggul daripada konsep pasar bebas kata menyerah dalam memperjuangkan
yang diusung Liberalisme-Kapitalisme penegakan keluhuran nilai-nilai Pancasila
dan bentuk barunya, yaitu paham Neo- dalam hidup berbangsa dan bernegara
Liberalisme, maupun ekonomi yang sehari-hari.
dikontrol speneuhnya oleh negara Supaya tetap tangguh ideologi
seperti tampak dalam paham Pancasila maka yang perlu dilakukan
komunisme maupun fasisme. Menurut antara lain :
Sri Edi Swasono, Sistem Ekonomi 1. Penguatan dan radikalisasi ideologi
Indonesia dapat difokuskan pada Pancasila tidak hanya ditujukan kepada
wawasan yang dikaitkan dengan sila para kader pemimpin di bidang
Pancasila yaitu berorientasi pada lima pemerintahan (seperti lewat aneka
sila Pancasila dengan tekanan pada sila kursus “wajib” yang diadakan oleh
“Keadilan sosial” yang berarti kegiatan Lemhannas), namun juga bagi para
ekonomi menggunakan asas persamaan pemimpin dan pengurus ormas, partai
demi kemakmuran masyarakat, bukan politik, organisasi Serikat Buruh, para
kemakmuran perseorangan. Hal ini pimpinan universitas, sekolah baik
paling jelas terwujud dalam konsep negeri maupun swasta, pondok
Koperasi. (Hendar Putranto, dkk., 2015, pesantren dan pusat-pusat pembelajaran
80-84) agama serta aliran kepercayaan.
2. Ideologi Pancasila sebagai benteng
4.3. Ketangguhan Ideologi Pancasila identitas nasional perlu lebih
Di mata pengamat dan akademisi digalakkan lagi di wilayah perbatasan
dari Barat yang berminat mengkaji dan atau titik-titik terluar batas wilayah
peduli tentang ideologi Pancasila, NKRI Ideologi Pancasila sebagai
Pancasila merupakan ideologi yang masuk ikhtiar pembangunan karakter bangsa
akal dan dijalankan di Indonesia jika perlu kembali dimasukkan sebagai
Indonesia tetap ingin mempertahankan kurikulum wajib di semua tingkat
persatuan dan keragamannya scara pendidikan formal di seluruh Indonesia,
bersamaan. Berbagai ancaman yang hanya saja dihindari cara-cara
dihadapi baik datang dari dalam maupun penyampaian yang indoktrinatif dan
dari luar yang terkait ideologi seperti semi-militeristik seperti pola P4 di masa
DI/TII, NII, PKI, samai sekarang Pancasila Orde Baru. Para guru, dosen, dan
sebagai ideologi bangsa dan negara penatar Pancasila memegang peranan
Indonesia tetap menunjukkan penting dan tak tergantikan untuk
ketangguhannya. secara kreatif dan inspiratif
Ketangguhan Pancasila memperkaya metode pengajaran,
berkontestasi dengan ideologi-ideologi sosialisasi, dan internalisasi ideologi
besar maupun alternatif tersebut, bukan Pancasila bagi siswa didiknya.
hanya karena faktor internal ideologi itu
sendiri, yaitu kebulatan dan keutuhannya 5. KESIMPULAN
yang mengagumkan, namun juga karena Ideologi sebagai suatu rangkaian
dukungan faktor eksternal yaitu barisan kesatuan cita-cita yang mendasar dan
penjaga ideologi Pancasila, baik yang menyeluruh dan yang mengkait menjadi
formal seperti Presiden dan jajaran suatu sistem pemikiran yang logis, adalah

10 Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 4 No 3 Bulan November 2020


bersumber pada filsafat. Pancasila Slamet Sutrisno (Penyunting), 1986,
merupakan hasil perenungan yang Pancasila Sebagai Metode, Liberty,
mendalam dari tokoh-tokoh kenegaraan Yogyakarta.
Indonesia untuk mengarahkan kehidupan Soejono Soemargonno, 1986, ‘Pancasila
bangsa Indonesia dalam bernegara. Sebagai Suatu Ideologi’ dalam Slamet
Pancasila sebagai ideologi bangsa Sutrisno (Penyunting), Pancasila
indonesia adalah hasil karya bangsa Sebagai Metode, Liberty, Yogyakarta.
indonesia sendiri sejajar dengan ideologi- Sukarna, 1981, Ideologi Suatu Studi Ilmu
ideologi besar lainnya di dunia, bahkan Politik, Penerbit Alumni, Bandung.
memiliki keunggulan dibandingkan Syahrial Syarbaini,2003, Pendidikan
dengan ideologi lainnya. Pancasila Di Perguruan Tinggi,
Ghalia Indonesia, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
BP-7 Pusat, 1993, Bahan Penataran P-4,
Undang-Undang Dasar 1945,
Jakarta.
Hendar Putranto, dkk., 2015, Pendidikan
Pancasila; Ikhtiar Membangun
Karakter Bangsa, Penerbit
Universitas Multimedia Nusantara
Press, Tangerang-Banten.
Herqutanto Sosronegoro, dkk., 1984,
Beberapa Ideologi Dan
Implementasinya Dalam Kehidupan
Kenegaraan, Liberty, Yogyakarta.
Kaelan, 2004, Pendidikan Pancasila,
Edisi Reformasi, Penerbit paradigma
Yogyakarta.
Koento Wibisono, 1989, Peran Kelompok
Ilmiah Dalam Ikut
Mengembangkan Pancasila Sebagai
Ideologi Terbuka, Makalah dalam
Forum Pertemuan Para Angota
Komisariat Fak. Filsafat Keluarga
Alumni UGM , Jakarta.
Oetojo Oesman dan Alfian, 1991,
Pancasila Sebagai Ideologi Dalam
Berbagai Bidang Kehidupan
Bermasyarakat, Berbangsa Dan
Bernegara, BP7 Pusat, Jakarta.
Padmo Wahyono, 1991, “Demokrasi
Politik Indonsia” dalam Rusli Karim
dan Fauzi Rizal, Dinamika Budaya
dan Politik dalam Pembangunan,
Tiara Wacana, Jakarta.
Pandji Setijo, 2006, Pendidikan
Pancasila Perspektif Sejarah
Perjuangan Bangsa, PT Gramedia
Widiasarana, Jakarta.

Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 4 No 3 Bulan November 2020 11

Anda mungkin juga menyukai