Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN PRAKTIKUM I

(TEKNIK DIGITAL)

Disusun Oleh :

Nama : Tasya Maulidina

Npm : 217030801

Kelas : A

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS BALIKPAPAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang


Maha Esa atas semua limpahan rahmat-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan laporan yang berjudul “Laporan Hasil
Praktikum Elektro” ini meskipun dengan sangat sederhana.
Harapan saya semoga makalah yang telah tersusun ini dapat
bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para
pembaca , menambah wawasan serta pengalaman,sehingga nantinya
saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih
baik lagi.
Sebagai penulis,saya mengakui bahwasanya masih banyak
kekurangan yang terkandung didalamnya.Oleh sebab itu, dengan penuh
kerendahan hati saya berharap kepada para pembaca untuk memberikan
kritik dan saran demi lebih memperbaiki laporan hasil praktikum ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga laporan ini dapat
bermanfaat.

Balikpapan, Juli 2022

Tasya Maulidina
TEKNIK DIGITAL

PEMBAHASAN
A. TEORI GERBANG LOGIKA DASAR
Gerbang logika merupakan rangkaian dengan satu atau lebih sinyal
masukan tapi hanya menghasilkan satu sinyal keluaran. Gerbang logika
merupakan rangkaian digital dua keadaan, karena sinyal masukan dan sinyal
keluaran hanya berupa tegangan tinggi dan tegangan rendah. Analisa gerbang
logika dapat dilakukan dengan aljabar Boolean maupun dengan menggunakan
peta Karnaugh. Gerbang logika dasar terdiri dari inverter atau gerbang NOT,
AND, OR, NAND (NOT-AND), NOR (NOT - NOR), EX-OR (Exclusive-OR)
dan EX-NOR (NOTEX-OR).
Penjelasan :

 GerbangAND
Kedua input berada pada logika 1 maka output akan berada pada logika 1,
namun apabila semua atau salah satu inputnya berada pada logika 0 maka
outputnya juga berada pada logika 0.

 Gerbang OR
Gerbang OR menggunakan IC TTL tipe SN 7432. Pada gerbang OR apabila
salah satu input berada pada logika 1 maka output akan berada pada logika 1.

 Gerbang NOT
Gerbang NOT menggunakan IC TTL tipe SN 7404. Gerbang NOT hanya
mempunyai satu sinyal input dan satu sinyal output. Dalam gerbang NOT, untuk
menghasilkan output berlogika 1 maka input harus berada pada logika0.

 Gerbang NAND
Gerbang NAND menggunakan IC TTL tipe SN 7400. Gerbang NAND
merupakan kebalikan dari gerbang AND. Apabila kedua input berada pada
logika 1 maka output akan mati. Namun apabila semua atau salah satu input
berada pada logika 0 maka output akan berlogika 1.

 Gerbang NOR
Gerbang NAND menggunakan IC TTL tipe SN 7402. Gerbang NOR
merupakan kebalikan dari gerbang logika OR. Apabila kedua input berada pada
logika 0 maka output berlogika 1.

 Gerbang EX-OR
Gerbang EX-OR menggunakan IC TTL tipe SN 7486. Gerbang EX-OR
berfungsi untuk mendeteksi keadaan-keadaan logika yang berbeda diantara
kedua inputnya. Jika kedua input mempunyai logika yang berbeda maka output
berlogika 1. Tetapi jika kedua input mempunyai logika yang sama maka output
berlogika 0.
 GerbangEX-NOR
Gerbang EX-NOR menggunakan IC TTL tipe SN 74266 . Gerbang EX-
NORdisebut juga dengan gerbang pembanding. Gerbang EX-NOR
merupakan kebalikandari gerbang EX-OR. Pada gerbang EX-NOR untuk
menghasilkan output berlogika 1 maka semua input harus pada keadaan
logika yang sama.
IC TTL yang telah difabrikasi untuk gerbang-gerbang logika dasar antara
lain :
A. AND :7408

:7400
B. NAND
C. NOR : 7402, 7425, 7427

C. OR : 7432

E. NOT : 7404

F. EX-OR : 7486
METODE PENELITIAN
A. BAHAN-BAHAN DAN PERALATAN:
1. DIGITAL ELEKTRONIC CIRCUIT TRAINER ( BREAD BOARDMODEL)
2. 7408 quad AND gate, 4732 quad OR gate, 7404 hex INVERTER, 7400 quad
NAND gate. 7427 quad NOR gate, 7486 quad EX-OR gate
3. Switch input logika
4. Kabeljumper
5. LED indikatoroutput
6. Selain TTL terdapat juga gerbang logika dari jenis CMOS yang mempunyai
tegangan kerja antara 3.5 s/d 15 volt. CMOS selain lebih besar jangkauan
tegangan kerjanya juga harganya rata-rata lebih murah dari IC TTL.
7. Kelamahan IC CMOS adalah faktor kecepatan respon rangkaian yang lebih lambat
dari pada IC TTL. Selain itu IC CMOS memerlukan penanganan yang lebih hati-
hati karena mudah rusak akibat pengaruh listrik statis.

B. LANGKAH PERCOBAAN
Melakukan percobaan satu demi satu gerbang logika:
1. Memahami terlebih dahulu IC-IC yang akandigunakan.
2. Menghubungkan power supply dengan tegangan 220 Volt. Jangan di ON sebelum
yakin bahwa rangkaian sudah terangkai dengan benar.Menghubungkan terminal
Vcc dari semua modul yang akan digunakan pada terminal + 5 Volt dari power
supply.
3. Menghubungkan terminal GND dari semua modul yang akan digunakan pada
terminal GND dari powersupply.
4. Menghubungkan terminal input dari masing-masing gate ke terminal input (A
danB).
5. Menghubungkan terminal output dari gate ke indikatorLED.
6. Memberi kondisi logic input sesuai dengan tabel 1, mengamati dan mencatat
kondisi outputnya. Jika LED menyala berarti logic tinggi (1). Jika LED padam
berarti logic rendah(0).
7. Mengulangi langkah 1 sampai dengan 7 untuk logika selanjutnya.
KESIMPULAN

Dari Kesimpulan diatas dapat kita simpulkan bahwa Praktikum Rangkaian


Listrik 1 kita menghitung dan mencari hasil dari teorema Superposisi & Transfer
daya maksimum dan hasil dari Teorema Thevenin & Norton, Dengan
menggunakan Alat dan Bahan : Digital multimeter, Analog multimeter , Modul
ME-5900 I , Modul ME – 590D II.
Dan Praktikum Dasar Elektronika bertujuan untuk mengetahui dan memahami
pengertian dari pada MOSFET, untuk memahami prinsip kerja MOSFET, dan
mengetahui cara kerja dan pemanfaatan MOSFET, kegunaan umum MOSFET pada
rangkaian elektronik yaitu sebagai penguat, sebagai pembangkit, sebagai saklar,dan
juga sebagai pencampur. Dengan menggunakan Alat dan Bahan untuk praktikum
seperti Digital multimeter, Alat uji MOSFET carakteristic CA-16 ,dan juga kabel uji.

Kemudian dari Praktikum Teknik Digital ini kita dapat mengetahui beberapa jenis IC
yaitu IC AND (7408), NAND (7400), NOR (7402, 7425, 7427), OR (7432), NOT
(7404) dan EX-OR (7486) dan dari beberapa IC tersebut dapat kita gabungkan
tergantung dari diri kita sendiri mau menggabungkan IC berapa, Misalkan IC OR dan
IC AND maka hasil yang dikeluarkan disetiap kolom hanya 0 atau 1. Bahan – bahan
dan peralatan yang dipakai untuk praktikum ini adalah Digital Elektronik Circuit
Trainer (BREAD BOARD MODEL), IC NOT (7408), IC NAND (7400), IC NOR
(7402, 7425, 7427), IC OR (7432), IC NOT (7404) dan IC EX-OR (7486),
Switchinput logika, kabel jumper dan juga LED indikator output.
HASIL DOKUMENTASI PRAKTIKUM 1
WIRING PRAKTIKUM 1
HASIL PENGAMATAN
LAPORAN PRAKTIKUM I

(DASAR ELEKTRONIKA)

Disusun Oleh :

Nama : Tasya Maulidina

Npm : 217030801

Kelas : A

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS BALIKPAPAN

2022
PENDAHULUAN

1. TRANSISTOR

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit
pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal.
Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, di mana berdasarkan arus inputnya
(BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat
akurat dari sirkuit sumber listriknya.

Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan
Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk
mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input (Masukan) Basis,
yaitu pada keluaran tegangan dan arus output (keluaran) dari Kolektor.

Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern.
Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian
analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat
sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan
sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai
sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-
rangkaian lainnya.

2. JENIS – JENIS TRANSISTOR

Secara umum Transistor dapat digolongkan menjadi dua kelompok atau jenis yaitu
Transistor Bipolar dan Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor), yang menjadi
pembeda paling utama antara dua kelompok atau jenis tersebut yaitu terletak pada bias
Input (atau Output) yang dipakainya. Jika pada Transistor Bipolar memerlukan arus
(current) untuk mengendalikan terminal lainnya, pada transistor efek medan atau Field
Effect Transistor (FET) hanya menggunakan tegangan saja (tidak memerlukan arus).
Kemudian perbedaan juga ada pada pengoperasiannya, dimana Transistor Bipolar
memerlukan muatan pembawa (carrier) hole dan electron sedangkan pada transiitor
efek medan (FET) hanya memerlukan salah satunya saja.

Dibawah ini gambar dan jenis – jenis transistor :

Transistor Efek Medan atau Field Effect Transistor (FET) merupakan Transistor yang
menggunakan listrik dalam mengendalikan konduktifitasnya. Medan listrik yang
dimaksud disini adalah Tegangan listrik yang diberikan pada terminal Gate (G) guna
mengendalikan aliran arus serta tegangan pada terminal Drain (D) ke terminal Source
(S). Karena pengoperasiannya hanya tergantung pada salah satu muatan pembawa
saja, entah itu muatan Electron ataupun Hole Transistor Efek Medan (FET) ini sering
disebut juga sebagai Transistor Unipolar.

Jenis-jenis Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor)

Pada transistor ini juga terbagi menjadi tiga jenis yaitu

1. Uni Junction Transistor (UJT)


2. Field Effect Transistor (JFET)
3. MOSFET

a) Uni Junction Transistor (UJT)


Gambar 2 simbol dan gambar transistor type UJT

UJT (Uni Junction Transistor) : Karena pengoperasiannya juga menggunakan


medan listrik atau tegangan sebagai pengendalinya, jenis Transistor ini digolongkan
sebagai Field Effect Transistor (FET) . Namun UJT berbeda dengan jenis FET
lainnya, sebab hanya memiliki dua terminal Basis (B1 dan B2) dan 1 terminal Emitor.
Selain itu UJT hanya khusus sebagai pengendali (switch), artinya tidak dapat
dipergunakan sebagai penguat seperti jenis transistor lainnya.

Saat Tegangan diantara Emitor (E) dan Basis 1 (B1) adalah Nol, UJT tidak
menghantarkan arus listrik, Semikonduktor batang yang bertipe N akan berfungsi
sebagai penghambat (memiliki resistansi yang tinggi). Namun akan ada sedikit arus
bocor yang mengalir karena bias terbalik (reverse bias).

Pada saat tegangan di Emitor (E) dan Basis 1 (B1) dinaikan secara bertahap,
resistansi diantara Emitor dan Basis 1 akan berkurang dan arus terbalik (reverse
current) juga akan berkurang. Ketika Tegangan Emitor dinaikan hingga ke level bias
maju, arus listrik di Emitor akan mengalir. Hal ini dikarenakan Hole pada
Semikonduktor yang di doping berat bertipe P mulai memasuki daerah semikonduktor
tipe N dan bergabung kembali dengan Elektron yang di Batang Semikonduktor bertipe
N (yang di doping ringan). Dengan demikian Uni Junction Transistor atau UJT ini
kemudian mulai menghantarkan arus listrik dari B2 ke B1.

b) Field Effect Transistor (JFET)


Gambar 3 simbol dan gambar transistor type FET

JFET (Junction Field Effect Transistor) : Merupakan Transistor Efek Medan


dimana sebagai isolator antara Gerbang (Gate) dan Kanalnya menggunakan
persimpangan (junction) p-n bias terbalik . Jika dilihar dari kanalnya transisitor JFET
terdiri dari dua jenis yaitu JFET Kanal P (p-channel) dan JFET Kanal N (n-channel).
Pada transistor JFET terdapat tiga kaki terminal yaitu Gate (G), Drain (D) dan Source
(S).

C) MOSFET

Gambar 4 simbol dan gambar transistor type MOSFET .

MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) : Merupakan


Transistor Efek Medan dimana Isolator diantara Gerbang (Gate) dan Kanalnya
menggunakan Silicon Dioksida atau SiO2. Pada MOSFET ini juga terbagi menjadi
dua jenis konfigurasi yaitu MOSFET Depletion dan MOSFET Enhancement dimana
pada jika dilihat dari kanalnya, masing-masing jenis MOSFET ini juga terbagi
menjadi dua yaitu MOSFET Kanal-P (P-channel) dan MOSFET Kanal-N (N-channel).
Sama seperti JFET, di MOSFET juga terdapat tiga kaki terminal yaitu Gate (G), Drain
(D) dan Source (S).
BAB 4 MODUL 3

TUJUAN : Untuk mempelajari karakteristik VI dari MOSFET .

PROSEDUR

Drainkarakteristik :

1. Hubungkan +5 DC 15 V DC & Trainer lab untuk dari modul .


2. Hubungkan volmeter digital ke terminal C & D DAN G & H untuk mengukur
masing-masing .
3. Jauhkan VGS (Gate untuk Voltage Source) konstan pada 2.9Volt.
4. Terus mengalir ke voltager sumber di O:5V dan mencatat mengalir sesuai arus.
5. Mengingkatkan drain ke sumber tegangan pada Langkah dari 0,5 V dan
mencatat efek dari tegangan yang pada ID drain saat
6. Sekarang ulangi Langkah 4 & 5 untuk tegangan gerbang yang berbeda
mengatakan 2.95V, 3V dan dll dan mencatat observation tersebut.
7. Plot Grafik antara Drain untuk Tegangan sumber (VDS) & Drain lancer (10)
menjaga V GS (Gate untuk Voltage Source) konstan seperti yang di tunjukan
pada gambar . (2).
Karakteristik transfer :

1. Jauhkan VDS (Drain untuk Voltage source) konstan pada 15 Volts.


2. Jauhkan Gate untuk tegangan sumber di O.5V dan mencatat drain saat ini.
3. Meningkatkan sumber tegangan gerbang dalam Langkah -langkah dan
perhatikan sia-sia yang sesuai saat ini di Tabel Pengamatan No (2).
4. Plot grafik antara Gate-Sumber Tegangan (V GS) dan DrainCurrent (ID)
seperti ditunjukkan pada Gambar (3).
BAB 5 MODUL 4

TUJUAN : Untuk mengamati dan memverifikasi efek umpan balik negatif &
positif pada sinyal output dari penguat transistor emitor umum . Rangkaian
dianalisis dalam aspek berikut.

1. Gain Tegangan
2. Impedansi keluaran
3. Power Output

TEORI :

Osiator adalah perangkat , yang menghasilkan tegangan bolak-balik. Hal ini juga
dapat didefinisikan sebagai rangkaian yang menghasilkan sinyal keluaran AC
tanpa memerlukan sinyal diterapkan eksternal . Osilator mengubah energi DC ke
AC energi pada frekuensi sangat tinggi . Oscillators menggunkan sirkuit disetel
dikenal sebagai osilator umpan balik LC. Hartley, Colpitts osilator adalah contoh
osilator tersebut. Umpan balik positif digunakan dalam osilator

Audio amplifier memperkuat semua frekuensi dari sekitar 15-15 KHz.

Namun, mereka menderita dari dua kelemahan. Pertama mereka menjadikan


kurang efisien pada frekuensi radio. Kedua mereka memiliki beban resistif dan
hampir mendapatkan adalah independen dari frekuensi sinyal atas bandwidth yang
besar. Dengan kata lain, sebuah audio amplifier memperkuat pita lebar frekuensi
sama dengan baik dan tidak memilih frekuensi tertentu dan menolak semua
frekuensi lain. Umpan balik negatif digunakan dalam rangkaian penguat .

Kadang-kadang, diperlukan untuk memilih pita frekuensi atau sempit tertentu


frekuensi untuk amplifiksi. Misalnya untuk radio dan televisi dilakukan pada
frekuensi radio tertentu assiqned ke stasiun penyiaran. Penerima kemudian diminta
untuk mengambil dan memperkuat sinyal yang diinginkan, sementara diskriminasi
semua yang lain. Beban resistif kemudian digantikan oleh rangkaian disetel paralel
impedansi yang tergantung pada frekuensi . seperti sirkuit disetel menjadi sangat
seletif dan memperkuat sinyal frekuensi resonan dan sempit di kedua sisinya.
Dengan demikian, penggunaan sirkuit disetel dengan transistor membuat
kemungkinan pemilihan dan amplifikasi frekuensi radio tertentu yang diinginkan.
Seperti amplifier disebut penguat disetel.

Tuned penguat digunakan untuk amplifikasi frekuensi tinggi atau radio. Frekuensi
radio yang umumnya tunggal dan sirkuit disetel izin seleksi dan amplifikasi.
Penguat tersebut tidak cocok untuk amplifikasi frekuensi audio karena mereka
campuran dari frekuensi dari 15Hz sampai 15khz. Pengauat disetel secara luas
digunakan dalam rangkaian radio dan televisi di mana mereka digunakan untuk
menangani frekuensi radio. Berikut beban paralel disetel di kolektor bukannya
resistor beban. Impedansi dari rangkaian disetel tergantung pada frekuensi . Ia
menawarkan impedansi yang sangat tinggi pada frekuensi resonan dan impedansi
yang sangat kecil pada frekuensi lainnya. Jika frekuensi sinyal sama dengan
frekuensi resonansi LC sirkuit, amplifikasi besar akan menghasilkan karena
impedensi tinggi dari penguat, ia akan pilih dan memperkuat sinyal freskuensi
resonansi dan menolak semua yang lain. Amplifier tersebut sangat berguna dalam
penerima radio untuk memilih sinyal frekuensi yang lain hadir di udara penerima.
PROSEDUR :

1. Berikan +12 VDC pasokan dari trainer lab untuk modul.


2. Untuk mengamati efek umpan balik positif menghubungkan titik”A” ke itik
“8” melalui kabel patch dan amati output osilator pada CRO.
3. Perhatikan frekuensi resonansi dari osilator umpan balik positif (Colpitt
Osilator) pada CRO & membandingkannya dengan frekuensi aktual (795KHz)
dari Osilator Colpitt :
4. Sekarang putuskan titik “A”&”B” dan memberikan masukan sinusoidal dari
generator fungsi,amplitudo 100Mv puncak ke puncak & setengah frekuensi
dari frekuensi osilator.
5. Amati efek pada sinyal output dengan memvariasikan frekuensi sinyal input.

TUJUAN : Untuk mempelajari multivibrator sebagai astabil &monostabil


PROSEDUR :

Astabil multivibrator :

1. Hubungkan +5 V DC & kantor dari trainer lab untuk modul.


2. Hubungkan CRO memimpin di pin no.3 dari 555 & titik tanah seperti yang di
tunjukkan dalam diagram rangkaian.
3. Amati output gelombang persegi pada CRO.
BAB 6 MODUL 5

TUJUAN : Untuk mempelajari multivibrator menggunakan Amplifier Operasional


sebagai astabil dan monostabil.

PROSEDUR :

Astabil multivibrator :

1. Hubungkan +15 V DC & Ground dari Trainer Lab untuk modul.


2. Hubugkan CRO memimpin di pin no.6 dari IC 741 & ground titik seperti yang
ditunjukkan dalam diagram rangkaian.
3. Amati output square wave di CRO.

Monostable multivibrator :

1. Hubungkan +15 V DC & Ground dari Trainer Lab untuk modul.


2. Hubungkan CRO memimpin di pin no.6 dari IC 741 & Ground titik seperti
yang ditunjukkan dalam diagram rangkaian .
3. Hubungkan input pemicu untuk Output dari multivibrator astabil untuk no pin.
2 dari multivibrator monostabil.
4. Hubungkan CRO di terminal putput dari Multivibrator monostabil dan
mengamati output pada CRO.
TEGANGAN C & D

TEGANGAN G & H

TEGANGAN E & F
R1=4,15 kΩ R1=3,9 kΩ

R1=3,79 kΩ R1=3,70 kΩ

R1=3,64 kΩ R1=3,58 kΩ

R1=3,30 kΩ
IC=0 Ma IC=3,24mA
IC=3,75 mA IC=4,06 mA

IC=4,16 mA IC=4,24 mA

IC=4,38 mA
LAPORAN PRAKTIKUM I

(RANGKAIAN LISTRIK)

Disusun Oleh :

Nama : Tasya Maulidina

Npm : 217030801

Kelas : A

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS BALIKPAPAN

2022
Modul 1 Teorema superposisi dan transfer daya maksimum

Tujuan praktikum

Memverifikasi teorema superposisi dan transfe daya maksimum.

Alat dan Bahan

 Digital Multimeter

 Analog Multimeter

 Modul ME-590D I

Teori Dasar

3.1 Teorema Superposisi

Teorema superposisi menyatakan bahwa sebuah rangkaian linier dengan beberapa


sumber ggl (sumber tegangan atau arus), arus yang mengalir pada sebuah titik adalah
jumlah semua arsu yang akan mengalir pada ttik tersebut jika setiap sumber ggl
bekerja sendiri dan semua sumber ggl yang lain digantikan dengan tahanan dalam.

3.2 Teorema Transfer Daya Maksimum

Ketika beban tersambung di sumber tegangan, daya di transfer dari sumber ke beban.
Jumlah daya yang di transfer akan tergantung pada tahanan beban. Teorema ini
menyatakan bahwa transfer daya maksimum terjadi jika nilai resistansi beban sama
dengan nilai resistansi sumber, baik di pasang seri dengan sumber tegangan ataupun
dipasang dengan sumber arus.
Aplikasi :

Sisttem tenaga listrik tidak beroperasi untuk transfer daya maksimum karena efisensi
rendah dan penurunan tegangan tinggi antara tegangan yang dihasilkan dan beban.
Namun, di rangkaian elektronika, transfer daya maksimum biasanya diinginkan.
Misalnya, dalam sistem public address diinginkan untuk memiliki beban (dalam hal
ini speaker) yang “match” dengan amplifier sehingga ada transfer daya maksimum
dari amplifier ke speaker. Dalam situasi seperti itu, efisiensi di korbankan untuk
medapatkan transfer daya yang tinggi.

4. Tugas Pendahuluan

Perhatian : Tugas pendahuluan ini wajib di kerjakan oleh perserta praktikum, dan di
kumpulkam sebelum praktikum modul ini di mulai dan menjai syarat menjalani
praktikum. Jika tugas pendahuluan tidak di kerjakan oleh perserta praktikum, maka
yang bersangkutan tidak diizinkan mengikuti praktikum. Jadwal praktikum yang
bersangkutan akan di tunda di kesempatan selanjutnya.

. Teorema Superposisi

Hitung arus I₁, I₂, dan I₃ dengan menggunakan teorema superposisi


4.2. Teorema Transfer Daya Maksimum

Hitung arus dan tegangan pada rangkaian di samping jika R ₁ dan Rʟ sama dengan
500Ω.

Prosedur Percobaan

5.1.1 Teorema Superposisi

Perhatian : Selalu nonaktifkan (Switch OFF) instrumen ketika anda menghubungkan


setiap sirkuit, setelah itu Switch ON intstrumen. UNtuk mengukur arys dari
cabang/resistansi manapun seperti yang di tunjukkan pada gambar, hubungkan
ammeter secara seri dengan cabang/resistansi tersebut. Untuk mencatat arus dari
cabang/resistansi lain hubungkan ammeter secara seri dengan cabang tersebut,
sedangkan ammeter yang sebelumnya harsu dalam posisi short.
Cari arus I₁,I₂ dan I₃ seperti yang di tunjukkan pada gambar 1 menggunakan teorema
superposisi.

1. Hubungkan rangkaian seperti ditunjukkan pada gambar (2) melalui patchcard.


Pertimbangkan hanya satu sumber tegangan pada suatu waktu, yakni yang
pertama 12 V.

2. Switch ON instrumen menggunakan switch ON/OFF yang tersedia di panel depan.

3. Catat arus I₁,I₂, dan I₃ satu oer satu dengan menghubungkan ammeter
(range:250mA) secara seri dengan rangkaian R₁,R₂, dan R₃. Pada saat
bersamaan koneksi ammeter yang lain harus dalam posisi short. Pastikan ketika
memindahkan posisi kanal untuk mengukur tiap arus, instrumen di matikan
(switch OFF) terlebih dahulu. Perhatikan jarum alat ukur apabila menyimpang
ke kanan, segera matikan dan ubah posisi kabel penghubung ukur.

4. Bandingkan bacaan yang teramati saat ini dengan nilai arus yang telah dihitung
pada tugas pendahuluan. Berikan analisis anda pada laporan praktikum.
5. Selanjutnya hubungkan rangkain seperti ditunjukkan pada gambar (3) melalui
pathcard. Pertimbangka hanya satu sumber tegangan pada suatu waktu, yakni
yang ke dua 5V.

6. Switch ON instrumen menggunakan switch ON/OFF yang tersedia di panel depan.

7. Catat arus I₁,I₂, dan I₃ satu per satu dengan menghubungkan ammeter (range:
250mA) secara seri dengan rangkaian R₁, R₂, dan R₃. Pada saat bersamaan
koneksi ammeter yang lain harus dalam posisi short.

8. Bandingkan bacaan yang teramati saat ini dengan nilai arus yang telah dihit7ung
pada tugas pendahuluan.

9. Hubungkan rangkaian seperti ditunjukkan pada gambar (1) untuk mengukur


jumlah aljabar arus ketika kedua sumber tegangan (12V&5V) terhubung secara
bersamaan.

10. Catat arus I₁,I₂, dan I₃ satu per satu dengan menghubungkan ammeter
(range:250mA) secara seri dengan rangkaian R₁,R₂, dan R₃.

11. Bandingkan bacaam yang teramati saat ini dengan nilai arus yang telah dihitung
pada tugas pendahuluan.

12. Kita juga bisa mengamati drop tegangan masing - masing resistansi dengan
menghubungkan voltmeter di setiap resistansi. Hitung drop tegangan yang
melewati setiap resistansi.
Pada tegangan rendah voltmeter analog mungkin menunjukkan kesalahan dalam
pembacaan karena impedansi rendah. Jadi lebih baik menggunakan multimeter untuk
mencatat pembacaan tegangan yang lebih rendah.

Teorema Transfer Daya Maksimum

1. Hubungkan rangkaian seperti ditunjukkan pada gambar (5) melalui


pathcords.

2. Hubungkan hambatan R = 500Ω dan atur juga nilai resistansi beban (Vr atau
Rʟ) untuk 500Ω. Hubungkan ammeter dan voltmeter pada
rangkaian yang disediakan di panel depan. Gunakan
ammeter digital.

3. Catat tegangan dan arus, lalu hitungdaya out dengan menggunakan rumus:

Pout = Tegangan x Arus (V x I)

4. Sekarang naikkan dan turunkan nilai resistansi beban (Vr) dan catat tegangan
dan arus yang terbaca pada alat ukur. Hitung daya output untuk setiap
bacaan dan salin pengamatan pada tabel No (1).
R1 Rʟ (Vr) Voltage (V) Current (I) Pout = V . I

500 200 Ω 4,40 V 0,0152 A 0,06688 Watt


Ω

500 1000 Ω 8,21 V 0,0076 A 0,062396


Ω Watt

100 200 Ω 8,45 V 0,0351 A 0,296595


Ω Watt

100 1000 Ω 10,97 V 0,0101 A 0,110797


Ω Watt

5. Kita akan mengamati bahwa pada titik tertentu pada saat beban resistansi (Vr)
dibuat sama dengan nilai R (yaitu resistansi internal sumber) daya
maksimum ditransfer dari sumber ke beban.

6. Gambarkan grafik antara daya output dan tahanan beban seperti ditunjukkan
pada gambar (6) dengan mengambil Vr (Rʟ) sepanjang sumbu X dan
Pout sepanjang sumbu Y.
Modul 2 Teorema Thevenin dan Norton

1. Tujuan Praktikum

Menverifikasi Thevenin dan Norton.

2. Alat dan Bahan

 Digital Multimeter

 Analog Multimeter

 Modul ME-590D II

3. Teori Dasar

3.1 Teorema Thevenin

Pada teorema ini berlaku bahwa suatu rangkaian listrik dapat


disederhanakan denganhanya terdiri dari suatu buah sumber
tegangan yang dihubungkan secara seri dengan sebuah
tahanan ekivalennya opada dua terminal yang di
amati.

Teorema Thevenin menyatakan bahwa arus yang mengalir melalui resistansi


beban Rʟ yang terhubung melalui dua terminal dari sebuah rangkaian
linier diberikan oleh Voc/(Rth+Rʟ), dimana Voc adalah tegangan open circuit
(tegangan yang melalui dua terminal ketika Rʟ dihilangkan) dan
Rth adalah hambatan internal rangkaian ketika rangkaian open circiut saat
semua sumber tegangan digantikan oleh resistansi internal
mereka (jika ada).

Cara mencari Rangkaian Thevenin dari sebuah rangkaian elektronika:

1. Hilangkanhambatan (resistansi beban Rʟ) yang saat ini diperlukan.

2. Cari tegangan rangkaian terbuka (open circuit) Voc yang muncul di dua
terminal dimana resistansi Rʟ telah dihilangkan. Tegangan ii disebut
juga tegangan Thevenin Vth.

3. Hitung resistansi dari seluruh rangkaian dengan melihat ke dalam kedua


terminal setelah semua sumber tegangan telah dihilangkan dan
diganti dengan resistansi dalam mereka (jika ada). Resistansi ini
disebut resistansi Thevenin, Rth.

4. Ganti seluruh rangkaian dengan sumber Thevenin tunggal, yaitu tegangan


Vth dan resistansi dalam Rth.

5. Hubungkan Rʟ kembali ke terminalnya, tempat Rʟ sebelum dihilangkan.

6. Akhirnya, hitung arus yang mengalir melalui Rʟ dengan menggunnakan


persamaan :

I = Vth/(Rth+Rʟ)

3.3. Teorema Norton

Pada teorema ini berlaku bahwa suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan
dengan hanya terdiri dari satu buah sumber arus yang dihubungkan secara
paralel dengan sebuah tahanan ekivalennya pada dua terminal yang diamati.
Teorema Norton mr=enyatakan bahwa setiap rangkaian aktif dua terminal yang
mengandung sumber tegangan dan resistansi bila dilihat dari terminal output,
adalah setara dengan sumber arus konstan (Isc) dan resistansi paralel (Rn).
Arus konstan (Isc) adalah sama dengan arus yang mengalir pada dua terminal yang
dihubung suingkat (short circuit), dan resistansi paralel adalah resistansi
jaringan bila dilihat dari dua terminal setelah semua sumber tegangan telah
dihilangkan dan diganti resistansi internal mereka (jika ada).

Tugas Pendahuluan

Perhatian : Tugas pendahuluan ini wajib di kerjakan oleh perserta praktikum, dan di
kumpulkam sebelum praktikum modul ini di mulai dan menjai syarat menjalani
praktikum. Jika tugas pendahuluan tidak di kerjakan oleh perserta praktikum, maka
yang bersangkutan tidak diizinkan mengikuti praktikum. Jadwal praktikum yang
bersangkutan akan di tunda di kesempatan selanjutnya.

4.1. Teorema Thevenin

Tentukan arus yang melalui Rʟ (Iʟ) pada rangkaian di atas dengan menggunakan
Teorema Thevenin dengan nilai Rʟ = 25Ω, 50Ω dan 100Ω.
4.2. Teorema Norton

Tentukan arus yang melalui Rʟ (Iʟ) pada rangkaian di samping dengan menggunakan
Teorema Norton dengan nilai Rʟ = 25Ω, 50Ω dan 100Ω.

5. Prosedur Percobaan

5.1. Teorema Thevenin

Para praktikum ini, akan dicari arus yang melalui Rʟ seperti yang ditunjukkan
pada gambar 1 dengan menggunaka Teorem Thevenin.

1. Hubungkan rangkaian seperti ditunjukkan pada gambar (2) melalui


patchcord, yaitu dengan melepas resistansi beban (Rʟ) dari terminal output,
dan ukur tegangan rangkaian terbuka (Vth) dengan menghubungkan
analog voltmeter di titik Z1 dan Z2. Bandingkan dengan hasil
perhitungan.

2. Untuk mengukur resistansi dititik X dan Y, putus sumber tegangan (12V)


dan koneksikan titik A danB seperti ditunjukkan pada gambar (3).
Sekarang hubungkan DMM (Digital Multi Meter) di titik X dan Y. CAtat
nilai resistansi di titik X dan Y.

3. Untuk mengukur arus dari resistansi beban Rʟ hubungkan rangkaian


seperti ditunjukkan pada gambar (4), yakni dengan menghubungkan
ammeter secara seri dengan resistansi beban.
Bandingkan nilai yang diakati lewat alat ukur dengan hasil perhitungan.

5.2. Teorema Norton

Para praktikum ini, akan dicari arus yang mealuli Rʟ seperti yang ditunjukkan
pada gambar (6) dengan mneggunakan Teorema Norton.

1. Hubungkan rangkaian seperti ditunjukkan pada gambar (7) melalui


patchcords, dengan melepaskan tahanan beban (Rʟ) dari terminal output dan
hubungkan ammeter ke titik X dan Y. Catat arus short circuit Isc.
Bandingkan dengan hasil perhitungan.
2. Untuk mengukur resistansi di titik X dan Y, pututs sumber tegangan (12V) dan
sambungkan titik A dan B seperti ditunjukkan pada gambar (8). Sekarang
hubungkan DMM (Digital Multi Meter) pada titik X dan Y. Catat nilai
resistansi di titik X dan Y.

3. Untuk mengukur arus dari resistansi beban Rʟ (25/50/100Ω), hubungkan


rangkaian seperti ditunjukkanpadagambar(9), yakni dengan menghubungkan
ammeter secara seri dengan resistansi beban.

Bandingkan nilai yang diamati lewat alat ukur dengan hasil perhitungan.

Anda mungkin juga menyukai