KDRT adalah singkatan dari kekerasan dalam rumah tangga. Secara sederhana,
KDRT artinya segala tindakan kekerasan yang terjadi dalam lingkup rumah tangga.
Bentuk-Bentuk KDRT
KDRT tidak melulu berupa kekerasan fisik semata. Jika digolongkan, ada empat
bentuk kekerasan dalam rumah tangga. Bentuk-bentuk yang dimaksud adalah sebagai
berikut.
1. Kekerasan fisik
Bentuk kekerasan pada kondisi fisik korban. Mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit,
atau luka berat. Contohnya, tamparan, pukulan, penganiayaan, dan lain sebagainya.
2. Kekerasan psikis
Bentuk kekerasan pada kondisi psikologis. Dampaknya, membuat korban merasa
ketakutan, tidak percaya diri, kehilangan kemampuan untuk bertindak, perasaan tidak
berdaya, dan penderitaan lainnya. Contohnya, bullying, gaslighting, dan lain
sebagainya.
3. Kekerasan seksual
Bentuk kekerasan dalam konteks seksual. Meski sudah memiliki hubungan yang sah,
seperti halnya suami istri, pemaksaan hubungan seksual adalah dilarang dan termasuk
dalam bentuk kekerasan.
Dampak KDRT
Jika terjadi kekerasan dalam sebuah rumah tangga, istri yang kerap mengalami
kekerasan bukanlah satu-satunya korban. Sebab, secara tidak langsung, anak yang
berada di rumah pun ikut menjadi korban.
Sementara itu, bagi anak, dampaknya, antara lain kemungkinan terjadi kekerasan
pada anak di kemudian hari, adanya peluang anak untuk bersikap kasar pada orang
lain, depresi, kemungkinan imitasi kekerasan pada pasangannya nanti, hingga
perasaan takut yang berkepanjangan.
Kemudian, apabila korban jatuh sakit atau mengalami luka berat, pelaku dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 tahun atau denda paling banyak Rp30 juta.
Namun, jika korban meninggal akibat kekerasan itu, pelaku dipidana dengan pidana
penjara paling lama 15 tahun atau denda paling banyak Rp45 juta.
Selanjutnya, jika kekerasan fisik dilakukan oleh suami terhadap istri atau sebaliknya
dan tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan atau
kegiatan sehari-hari, dipidana dengan pidana penjara paling lama empat bulan atau
denda paling banyak Rp5 juta.
Kemudian, jika dilakukan oleh suami terhadap istri atau sebaliknya, dan tidak
menimbulkan penyakit atau halangan untuk bekerja atau kegiatan sehari-hari,
dipidana dengan pidana penjara paling lama empat bulan atau denda paling banyak
Rp3 juta.
Kemudian, setiap orang yang memaksa orang yang menetap dalam rumah tangganya
melakukan hubungan seksual dipidana dengan pidana penjara paling singkat empat
tahun dan pidana penjara paling lama 15 tahun atau denda paling sedikit Rp12 juta
atau denda paling banyak Rp300 juta.
Lalu, apabila korban mendapat luka yang tidak bisa disembuhkan, mengalami
gangguan kejiwaan sekurang-kurangnya selama empat minggu terus-menerus atau
satu tahun tidak berturut turut, keguguran, atau mengakibatkan gangguan alat
reproduksi, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling singkat lima tahun dan
pidana penjara paling lama 20 tahun atau denda paling sedikit Rp25 juta dan denda
paling banyak Rp500 juta.
Lalu, korban KDRT lapor ke mana? Korban pada dasarnya berhak melaporkan secara
langsung kekerasan dalam rumah tangga kepada kepolisian, baik di tempat korban
berada maupun di tempat kejadian perkara. Selain itu, korban dapat memberikan
kuasa kepada keluarga atau orang lain untuk melaporkannya kepada kepolisian.