Anda di halaman 1dari 2

Secara garis besar, tingkatan rezeki dapat dibagi menjadi empat.

Berikut penjelasannya:

1. Rezeki yang telah dijamin oleh Allah SWT


Setiap makhluk telah dijamin rezekinya. Sebagaimana termaktub dalam Surat Hud ayat 6:

۞ ‫َو َم ا ِمن َد ٓاَّبٍة ِفى ٱَأْلْر ِض ِإاَّل َع َلى ٱِهَّلل ِر ْز ُقَه ا َو َي ْع َلُم ُمْس َتَق َّر َه ا َو ُمْس َت ْو َد َعَه اۚ ُك ٌّل ِفى ِك َٰت ٍب ُّم ِبيٍن‬

Arab-Latin: Wa mā min dābbatin fil-arḍi illā 'alallāhi rizquhā wa ya'lamu mustaqarrahā wa


mustauda'ahā, kullun fī kitābim mubīn

Artinya: Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi
rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya.
Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).

Rezeki tingkat pertama adalah rezeki yang pasti diberikan oleh Allah SWT kepada semua
makhluk-Nya. Rezeki ini merupakan paket yang sudah disediakan oleh Allah SWT
bersamaan dengan ditiupkan-Nya roh pada janin.

Secara mudah, rezeki tingkat pertama adalah rezeki yang akan tetap diberikan oleh Allah
SWT kepada semua makhluk-Nya. Dia tidak pilih kasih dalam mencurahkan jenis rezeki
yang satu ini. Tak peduli kafir yang durhaka terhadap-Nya, maupun kepada orang yang
takwa kepada-Nya.

2. Rezeki yang penuh keadilan dan kebijaksanaan


Hal ini sebagaimana termuat dalam firman-Nya Surat An-Najm ayat 39

‫َو َأن َّلْي َس ِلِإْل نَٰس ِن ِإاَّل َم ا َس َع ٰى‬

Arab-Latin: Wa al laisa lil-insāni illā mā sa'ā

Artinya: Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya.

Jenis rezeki ini juga sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Ath-Thusi, bahwa
Rasulullah SAW bersabda,

"Allah SWT memberi rezeki kepada hamba-Nya sesuai dengan kegiatan, kemauan keras,
dan ambisinya."

Jadi, rezeki jenis ini adalah rezeki yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia sesuai
dengan yang diusahakan atau dikerjakannya. Kadar rezeki jenis ini pun sangat ditentukan
oleh usaha yang kita lakukan.

Jika usaha yang kita curahkan untuk mencari rezeki maksimal, maka hasil yang akan
diperoleh juga maksimal. Tetapi, jika usaha yang kita lakukan minimal, maka hasil yang
akan didapatkan minimal juga.

Rezeki jenis ini sangat berbeda dengan jenis rezeki tingkat pertama. Jika rezeki yang
pertama sudah pasti dianugerahkan oleh Allah SWT, maka jenis rezeki yang kedua ini
masih samar. Samar yang dimaksud adalah bisa saja diberikan dan mungkin juga tidak.
Intinya, rezeki jenis ini sangat tergantung pada usaha yang dilakukan untuk meraihnya.

3. Rezeki sebagai tambahan dari Allah SWT


Terkait hal ini, Allah SWT berfirman dalam Surat Ibrahim ayat 7

‫َو ِإْذ َت َأَّذ َن َر ُّبُك ْم َلِئن َشَك ْر ُتْم َأَلِز يَد َّنُك ْم ۖ َو َلِئن َكَف ْر ُتْم ِإَّن َع َذ اِبى َلَش ِديٌد‬

Arab-Latin: Wa iż ta`ażżana rabbukum la`in syakartum la`azīdannakum wa la`ing kafartum


inna 'ażābī lasyadīd

Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."

Jadi, rezeki tingkat ketiga merupakan rezeki tambahan yang diberikan oleh Allah SWT
kepada manusia yang bersyukur kepada-Nya. Ada atau tidaknya rezeki jenis ini sangat
bergantung pada rasa syukur seseorang.

Jika ia pandai bersyukur atas nikmat-Nya, maka Dia akan menambah nikmat tersebut.
Sebaliknya, jika ia kufur nikmat dan tidak mensyukurinya, maka Allah SWT akan murka
kepadanya dan bisa saja mengambil seluruh nikmat yang telah diberikan-Nya.

Baca juga:
Ciri Orang yang Dicintai Allah SWT, Dapat Dilihat di Dunia
Baca juga:
3 Doa supaya Bisa Membayar Utang dengan Cara Tak Terduga dan Cepat Terkabul
4. Rezeki yang datangnya tidak terduga
Dalam Surat Ath-Thalaq ayat 2-3, Allah SWT berfirman:

‫َف ِإَذ ا َب َلْغ َن َأَج َلُهَّن َف َأْم ِس ُك وُهَّن ِبَم ْع ُروٍف َأْو َف اِر ُقوُهَّن ِبَم ْع ُروٍف َو َأْش ِه ُدو۟ا َذ َو ْى َع ْد ٍل ِّمنُك ْم َو َأِقيُمو۟ا ٱلَّش َٰه َدَة ِهَّلِلۚ َٰذ ِلُك ْم ُيوَع ُظ ِبِهۦ َم ن َك اَن‬
‫ُيْؤ ِمُن ِبٱِهَّلل َو ٱْلَي ْو ِم ٱْلَءاِخ ِر ۚ َو َم ن َي َّت ِق ٱَهَّلل َي ْج َع ل َّلُهۥ َم ْخ َر ًج ا‬

Arab-Latin: fa iżā balagna ajalahunna fa amsikụhunna bima'rụfin au fāriqụhunna bima'rụfiw


wa asy-hidụ żawai 'adlim mingkum wa aqīmusy-syahādata lillāh, żālikum yụ'aẓu bihī mang
kāna yu`minu billāhi wal-yaumil-ākhir, wa may yattaqillāha yaj'al lahụ makhrajā

Artinya: Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan
baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi
yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah.
Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari
akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan
keluar. Dan, memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.

Jadi, rezeki tingkat keempat adalah rezeki yang istimewa. Sebab, hanya orang-orang
tertentu yang akan mendapatkannya.

Anda mungkin juga menyukai