Disusun oleh:
Kelompok 8
1. Arya Pangqiban Pangestu 2111010211
2. Nena Ayu Agustin 2111010323
3. Tika Fahmiyati 2111010378
KELAS B
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2023/2024
FIQIH
SYIRKAH
DAN
MUDHARABAH
MATERI PEMBELAJARAN FIQIH SMA/MA
A. IDENTITAS
• Tika Fahmiyati
Kelas X
Alokasi Waktu 2 JP
B. KOMPETENSI INTI
3
Bahan Ajar Fiqih SMA/MA 1
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
dan humanoria dengan wawasan kemanusian,
kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
K4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan.
C. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN
mudharabah
sehari-hari sebagai
implementasi pengetahuan
hal ekonomi
dan mudharabah
dan mudharabah
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
benar
benar
dan benar
5
Bahan Ajar Fiqih SMA/MA 3
11. Menjelaskan hikmah syirkah dan mudharabah dengan baik dan benar
E. LINK PEMBELAJARAN
https://www.youtube.com/live/M8V_HHKkPoI?si=tfjZ6mzQBv7o6b_Q
https://youtu.be/nr0NAB6m-kM?si=xtNxJixixaY1X_4e
https://youtu.be/YD8xWPpYnVo?si=aahzlWPALe-8Es-c
https://youtu.be/kdDipd1CMy4?si=T6uL3fOQpg_uW1fV
Bahan
6 Ajar Fiqih SMA/MA 4
PETA KONSEP
• Pengertian
• Dasar Hukum
• Jenis-Jenis
• Pengertian
• Rukun
• Dasar Hukum
• Syarat-Syarat
• Jenis-Jenis
Syirkah • Manfaat
• Rukun
• Implementasi
• Syarat-Syarat
• Berakhirnya
• Manfaat
Akad
• Implementasi Mudharabah • Contoh
• Berakhirnya
• Undang-
Akad
Undang
• Contoh
• Hikmah
• Fatwa
• Persamaan
• Hikmah
dan
Perbedaan
A. Pengertian Syirkah
1. Secara Bahasa
Secara bahasa syirkah berasal dari bahasa arab, yaitu:
2. Secara Istilah
Syirkah adalah suatu akad dalam bentuk kerjasama antara dua orang
atau lebih dalam bidang modal atau jasa untuk mendapatkan keuntungan.
Bahan
8 Ajar Fiqih SMA/MA 6
Syirkah atau kerjasama ini sangat baik dilakukan karena sangat banyak
manfaatnya, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan bersama.
Kerjasama itu ada yang sifatnya antar pribadi, antar grup bahkan antar
negara. Dalam kehidupan masyarakat, senantiasa terjadi kerjasama
didorong oleh keinginan untuk saling tolong menolong dalam hal
kebaikan dan keuntungan bersama.
1. Dalam Al-Quran
Dalam Quran Surah Sad Ayat 24
3. Ijma’َ‘Ulama
Para ijma’ ‘ulama sepakat bahwa syirkah diperbolehkan. Hanya
saja, mereka berbeda pendapat tentang jenisnya.
C. Jenis-Jenis Syirkah
Syirkah merupakan kerja sama antara dua orang atau lebih dalam
sebuah usaha dan konsekuensi keuntungan dan kerugiannya
ditanggungsecara bersama. Hukumnya sangat dianjurkanjika kedua belah
pihak saling amanah, Haram jika keduanya berkhianat. Para ulama fiqh
membagi syirkah menjadi dua macam yaitu:
1. Syirkah Amlak
10 8
Bahan Ajar Fiqih SMA/MA
tersebut bukan disebabkan adanya perjanjian di antara para pihak (tanpa
ada akad atau perjanjian terlebih dahulu), misalnya pemilikan harta secara
bersama-sama yang disebabkan/ diperoleh karena pewarisan.Perkongsiasn
ini ada dua macam yaitu perkongsian sukarela dan perkongsian paksaan.
2. Syirkah Uqud
a. Syirkah ‘Inan
b. Syirkah Mufawadhah
13
Bahan Ajar Fiqih SMA/MA 11
Menurut para ahli hukum Islam serikat ini mempunyai syarat-
syarat sebagai berikut:
14
Bahan Ajar Fiqih SMA/MA 12
c. Syirkah Wujuh
Syirkah wujuh ini berbeda dengan serikat sebagaimana telah
dikemukakakan di atas. Adapun yang menjadi letak perbedaannya,
bahwa dalam serikat ini yang dihimpun bukan modal dalam bentuk uang
atau skill, akan tetapi dalam bentuk tanggung jawab, dan tidak sama
sekali (keahlian pekerjaan) atau modal uang.
d. Syirkah Abdan
15
Bahan Ajar Fiqih SMA/MA 13
e. Syirkah Mudharabah
Syirkah mudharabah adalah kerja sama usaha antara dua pihak
dimana pihak pertama (sohibul maal) sebagai penyedia modal,
sedangkan pihak yang lainya menjadi pengelola (mudharib). Kontrak
kerja sama modal dan seorang pekerja untuk mengelola uang dari
pemilik modal dalam perdagangan tertentu keuntungannya dibagi sesuai
kesepakatan bersama sedangkan kerugian yang diderita menjadi
tanggungan pemilik modal.
D. Rukun Syirkah
1. Anggota yang berserikat
2. Pokok-pokok perjanjian
3. Sighat
E. Syarat-Syarat Syirkah
1. Anggota yang berserikat, dengan syarat : baligh, berakal sehat, atas
kehendak sendiri dan baligh, berakal sehat, atas kehendak sendiri dan
mengetahui pokok-pokok perjanjian.
2. Pokok-pokok perjanjian syaratnya :
a. Modal pokok yang dioperasikan harus jelas.
b. Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga harus jelas.
c. Yang disyarikat kerjakan (obyeknya) tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip syariat Islam.
3. Sighat, dengan Syarat : Akad kerjasama harus jelas sesuai dengan
perjanjian.
Bahan
17 Ajar Fiqih SMA/MA 15
H. Berakhirnya Akad Syirkah
Syirkah akan berakhir apabila terjadi hal-hal berikut.
Yaitu:
18
Bahan Ajar Fiqih SMA/MA 15
harta sisa, syirkah masih bisa berlangsung dengan kekayaan yang masih
ada.
I. Contoh Syirkah
Berikut contoh kegiatan syirkah dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, Andi dan Rifki adalah 2 orang yang dipercaya oleh seorang
pedagang motor. Dalam suatu kondisi, mereka membeli motor dari
pedagang tersebut secara kredit.
Andi dan Rifki membuat kesepakatan bahwa masing-masing dari
mereka memiliki 50% dari motor yang dibeli tadi. Kemudian, mereka
menjual lagi motor tersebut, lalu hasil dari penjualan motor tersebut hanya
diambil keuntungannya saja. Selanjutnya, keuntungan tersebut dibagi dua
dan keuntungan pokok dikembalikan kepada pedagang untuk membayar
kredit motor sebelumnya.
MUDHARABAH
A. Pengerian Mudharabah
1. Secara Bahasa
Secara etimologi, mudharabah adalah bentuk masdar dari fi’il
madhi ( ) َضاربyang berarti berdagang atau memperdagangkan.
Mudharabah disebut juga dengan mu’amalah karena umat Islam di Irak
manyebutkan mudharabah dengan istilah muamalah. Ulama’ Hijaz
menyebutkan dengan Qiradh yang berarti al-Qath’u atau pemotongan.
Hal itu karena pemilik harta memotong dari sebagian hartanya sebagai
modal dan menyerahkan hak pengurusannya kepada orang yang
mengelolanya dan pengelola memotong untuk pemilik bagian dari
keuntungan sebagian hasil dari usaha dan kerjanya.
20
Bahan Ajar Fiqih SMA/MA 17
2. Secara Istilah
Mudharabah adalah akad antara dua pihak, pihak pertama sebagai
pemilik modal dan pihak yang lain sebagai pelaksana modal atau
seseorang yang ahli dalam berdagang untuk mengoperasionalkan modal
tersebut dalam usaha-usaha produktif dan keuntungan dari usaha tersebut
dibagi dua sesuai dengan kesepakatan. Dan jika terjadi kerugian, maka
kerugian ditanggung oleh pemberi modal, sedangkan bagi pihak
pelaksana modal kerugiannya adalah kehilangan waktu, pikiran dan jerih
payah yang telah dicurahkan serta manejerial.
1. Dalam Al-Quran
Q.S An-Nisa ayat 29 yang berbunyi:
2. Dalam Hadist
Hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah
َاَلبيع:ُيهنَالبركَة
ِ َِثَالَثَف:ََِإلَى أَنَاَلن ِبيَصلىَهللااَُعلَي ِهَوآ ِل ِهَوسلمَقَال
ِ يرَ ِللبيتَِّلََ ِلل
َبيعَ(رواهَابنَماجه ُ َوخل،َُوالمقَارضة،أَجل
ِ طَالبرَ ِبالش ِع
َ)عنَصهيب
Artinya: "Nabi bersabda, 'Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual
beli tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur
gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk
dijual," (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib).
3. Ijma’َ‘Ulama
Ibnu Al-Mundzir berkata ,“para ulama sepakat bahwa secara umum,
akad (transaksi) mudharabah diperbolehkan”. Akad mudharabah adalah
akad jaa’iz (toleran), bukkan akad lazim (mengikat). Untuk itu, kapan saja
salah satu pihak menginginkan akad dihentikan maka akad tersebut dapat
dihentikan (faskh). Pada saat itu, mudharib harus menyerahkan modal dalam
bentuk mata uang (tunai). Selain itu di antara ijma’ dalam mudharabah, adanya
riwayat yang menyatakan bahwa jemaah dari sahabat menggunakan harta anak
yatim untuk mudharabah. Perbuatan tersebut tidak ditentang oleh sahabat lainnya.
Bahan
22 Ajar Fiqih SMA/MA 19
C. Jenis-Jenis Mudharabah
Akad Mudharabah terbagi menjadi dua jenis.
1. Mudharabah Mutlaqah
Dalam akad ini, pihak bank tidak membatasi dana yang dihimpun.
Sebagai pemilik modal, mereka juga tidak ikut campur terhadap jenis
usaha apa yang akan dibuat oleh nasabah sebagai pengelola modal.
Pihak bank hanya melakukan pengawasan terhadap usaha yang dibuat
oleh peminjam dana. Mereka memastikan bahwa modal usaha yang
dipinjamkan berjalan dengan lancar dan akan menerima nisbah dari
usaha tersebut.
Seiring berjalannya waktu, Mudharabah Mutlaqah kemudian
dikembangkan oleh pihak bank dengan menghadirkan produk tabungan
dan deposito. Berikut ketentuan untuk produk ini:
a. Nasabah wajib diberitahu oleh bank mengenai pembagian
keuntungan (nisbah) dalam penyimpanan dana dengan risiko yang
ditimbulkan. Nantinya, kesepakatan akan dicantumkan dalam akad.
b. Bank harus memberikan buku tabungan kepada nasabah tabungan
mudharabah beserta kartu ATM nya. Sedangkan untuk nasabah
deposito mudharabah, deposan wajib mendapatkan sertifikat atau
tanda penyimpanan (bilyet) dari pihak bank.
c. Nasabah dapat mengambil uang kapan pun di tabungan mudharabah
sesuai dengan kesepakatan awal saat akad, tapi syaratnya saldo yang
ada di rekening tidak boleh minus.
d. Nasabah tidak dapat mengambil uang deposito mudharabah begitu
saja. Deposito hanya dapat dicairkan sesuai jangka waktu yang telah
disepakati.
e. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan tabungan dan
deposito tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan syariah
Islam.
D. Rukun Mudharabah
1. Ijab dan qabul
2. Dua orang yang melakukan kerjasama (al-’Aqidain)
3. Adanya modal,
4. Adanya pekerjaan atau usaha (Al-’aml)
5. Nisbah keuntungan
25
Bahan Ajar Fiqih SMA/MA 22
menimbulkan sengketa dalam pembagian laba karena ketidakjelasan
jumlah.
h. Harus berupa uang (bukan barang). Mengenai modal harus berupa
uang dan tidak boleh berupa barang adalah pendapat mayoritas
ulama’. Mereka beralasan mudharabah dengan barang dapat
menimbulkan kesamaran. Karena barang tersebut umumnya bersifat
fluktuatif.
i. Uang bersifat tunai (bukan hutang).
j. Modal diserahkan kepada pengelola secara langsung, tidak dengan
cara diangsur.
k. Modal harusnya ditentukan dan merupakan hak pemilik untuk
memungkinkannya terus memberinya kepada mudharib dan
seharusnya modal diserahkan kepada mudharib suapaya dia tidak
dapat menggunakannya sendiri.
4. Adanya pekerjaan atau usaha (Al-’aml)
Mengenai jenis usaha pengelolaan ini sebagian ulama’, khususnya
Syafi’i dan Maliki, mensyaratkan bahwa usaha itu hanya berupa usaha
dagang (commercial). Mereka menolak kegiatan usaha yang berjenis
kegiatan industri (manufacture). Dengan anggapan bahwa kegiatan
industri itu termasuk dalam kontrak persewaan (ijarah) yang mana
semua kerugian dan keuntungan ditanggung oleh pemilik modal
(investor). Sementara para pegawainya digaji secara tetap.
5. Nisbah keuntungan
Mengenai nisbah keuntungan disyaratkan:
a. Keuntungan dalam perjanjian mudharabah disyaratkan harus jelas
ketentuannya, misalnya setengah atau seperemapat dari keuntungan.
Hal ini diharapkan ada kejelasan dan kepastian diantara kedua belah
pihak. Selain itu mudharib akan menerima bagiannya dari
keuntungan bukan dari jumlah modal.
b. Keuntungan dikhususkan kepada kedua belah pihak yang melakukan
kerja sama oleh karena itu tidak sah apabila sebagian keuntungan
26
Bahan Ajar Fiqih SMA/MA 23
tersebut untuk orang yang selain mereka (dua pihak) kecuali untuk
kedua orang dari budak mereka apa yang disyaratkan untuk salah
satu dari dua orang budak haruslah dipadukan kepada apa yang
disyaratkan untuk tuanya. Demikian menurut madzhab Syafi’i.
F. Manfaat Mudharabah
1. Bagi mudharib
a. Mudharib tidak harus memiliki modal dalam bentuk uang atau
barang, mudharib cukup memiliki keahlian dan kepiawaian dalam
berusaha dan dapat menguasai peluang pasar saja sudah dapat
berusaha. Ia tidak harus menyediakan modal.
b. Mudharib dapat menikmati harga jual yang lebih rendah. Biaya bagi
hasil hanya akan diperhitungkan setelah mudharib membukukan
usahanya. Sehingga mudharib tidak menanggung beban tetap diawal.
Biaya bagi hasil tidak dapat diperhitungkan sebagian dari biaya
produksi, karena beban bagi hasil sangat tergantung dengan
penjualan. Berbeda dengan bunga, yang jumlahnya sudah pasti,
peminjam akan menghitung beban bunga sebagai bagian dari harga
pokok produk, sehingga harga jual ditingkat konsumen lebih tinggi.
c. Mudharib lebih terpacu untuk berusaha. BMT akan memberikan
kepercayaan penuh kepada mudharib untuk mengembangkan
usahanya. BMT hanya akan menerima laporan secara periodik
terhadap perkembangan usaha.
d. Mudharib tidak akan membayar bagi hasil jika usahanya mengalami
kerugian. Bahkan dengan bunga, yang tidak memandang usaha
anggota yang dibiayai. Bagi hasil hanya akan dibayarkan jika metode
perhitungan yang digunakan menggunakan pendekatan untung-rugi,
maka jika usahanya merugi, mudharib tidak akan membayar bagi
hasil.
I. Contoh Mudharabah
Contoh mudharabah antar dua pihak saja yaitu shahibul maal yang
bermitra dengan mudharib untuk usaha percetakan selama 9 bulan. Shahibul
Maal memberikan uang untuk modal usaha sebesar Rp. 20 juta. Kedua belah
pihak sepakat dengan nisbah bagi hasil 40:70 (40% keuntungan
untuk shahibul maal).
Setelah mudharib menjalankan usaha selama 9 bulan, modal usaha
telah berkembang menjadi Rp. 35 juta, sehingga diperoleh keuntungan
sebesar Rp. 15 Juta (Rp. 35 juta – Rp. 20 Juta). Maka, shahibul maal berhak
mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 3 Juta (40% x Rp. 6 juta) dan sisanya
sebesar Rp. 9 juta menjadi hak mudharib.
J. Hikmah Mudharabah
Islam mensyariatkan akad kerja sama mudharabah untuk memudahkan
orang, karena sebagian mereka memiliki harta namun tidak mampu
mengelolanya dan disana ada juga orang yang tidak memiliki harta namun
memiliki kemampuan untuk mengelola dan mengembangkannya. Maka
syariat membolehkan kerja sama ini agar mereka bisa saling mengambil
manfaat di antara mereka. Shohib al mal (investor) memanfaatkan keahlian
mudharib (pengelola) dan mudharib (pengelola) memanfaatkan harta dan
dengan demikian terwujudlah kerja sama harta dan amal. Allah ta’ala tidak
30
Bahan Ajar Fiqih SMA/MA
28
mensyariatkan satu akad kecuali untuk mewujudkan kemaslahatan dan
menolak kerusakan.
31
Bahan Ajar Fiqih SMA/MA 29