Anda di halaman 1dari 30

BAHAN AJAR 5:

STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK


PADA MASA 1000 HPK

TRAINING OF TRAINER (ToT)


PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA
ELIMINASI MASALAH ANAK STUNTING
(BKB EMAS)
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
2023
Hak Cipta @ 2023

PERANGKAT
TOT PELATIHAN TEKNIS PELATIHAN BINA KELUARGA BALITA
ELIMINASI MASALAH ANAK STUNTING (EMAS)

Edisi Tahun 2023

Bahan Ajar

STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PADA MASA 1000 HPK

Pengarah :
Prof. drh. Muhammad Rizal Martua Damanik, MRepSc, PhD

Penanggung Jawab :
Dr. Lalu Makripuddin, M.Si

Koordinator Pelaksana :
Hendy Noor Irawan, M. Sc

Tim Penyusun :
Armen Ma’ruf, M.Pd
Muslicha, M.Si

Tim Teknis
Sri Atun Yatinah , SE

Diterbitkan oleh :
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Jl. Permata No. 1 Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur 13650
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA
ELIMINASI MASALAH ANAK STUNTING (BKB EMAS)
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

KATA SAMBUTAN

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa


atas rahmat dan hidayahNya, sehingga kita dapat
menyelesaikan perangkat diklat Training of Trainer
(ToT) Pelatihan Teknis Bina Keluarga Balita
Eliminasi Masalah Anak Stunting (BKB EMAS)
Bagi Fasilitator Tingkat Propinsi Tahun 2023.
Saya berharap perangkat diklat ini dapat menjadi
sumber referensi bagi para peserta dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya terhadap
program BKKBN.

Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)


Tahun 2005-2025, sasaran pembangunan jangka menengah 2020-2024 adalah
mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui
percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya
struktur perekonomian yang kokoh yang didukung oleh sumber daya manusia yang
berkualitas dan berdaya saing. Suatu prasyarat yang menentukan apakah Indonesia
dapat/berpeluang menikmati bonus demografi.

Berbagai indikator pembangunan manusia telah ditetapkan dalam RPJMN


2020-2024. Satu diantaranya adalah penurunan prevalensi stunting menjadi 14% di
tahun 2024 dari kondisi 21,6 % di tahun 2022 (SSGI 2022). Suatu penurunan yang
sangat menantang mengingat waktu tinggal beberapa waktu saja. Indikator dan
penetapan target ini selaras dengan komitmen Pemerintah Indonesia untuk
memenuhi Tujuan Pembangunan Berkesinambungan (TPB)/Sustainable
Development Goals (SDGs), khususnya pada tujuan kedua, target 2.2.1 Prevalensi
stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak di bawah lima tahun/balita.
Saat ini persoalan yang terkait SDM dan perlu mendapatkan intervensi segera
adalah stunting. Stunting merupakan hasil dari buruknya status nutrisi anak sejak

ii
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA
ELIMINASI MASALAH ANAK STUNTING (BKB EMAS)
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

dalam kandungan dan di awal kehidupannya. Anak dengan stunting tidak mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang maksimal sebagaimana anak di usia mereka.
Prestasi sekolah rendah dan mereka berisiko mengalami penyakit metabolisme
sehingga membatasi kontribusi optimal untuk berkarya.
Dalam upaya penurunan stunting maka peran keluarga perlu dioptimalkan.
Keluarga perlu memperhatikan periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dalam
pencegahan stunting, mulai sejak janin hingga bayi umur dua tahun dan terjadinya
praktek pengasuhan yang lebih baik pada anak.
Kami berharap perangkat diklat Training of Trainer (ToT) Pelatihan Teknis
Bina Keluarga Balita Eliminasi Masalah Anak Stunting (BKB EMAS) Bagi
Fasilitator Tingkat Propinsi Tahun 2023 Ini Dijadikan Sebagai Referensi Untuk
menambah wawasan, pengetahuan maupun keterampilan para pengelola program
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga dalam
melaksanakan tugas di lapangan.
Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penulis serta kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan dan komitmennya, sehingga
perangkat diklat ini tersusun dengan baik dan siap digunakan untuk mendukung
percepatan penurunan stunting di Indonesia.

Jakarta, Maret 2023


Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan

Prof. drh. Muhammad Rizal Martua Damanik, MRepSc, PhD

iii
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA
ELIMINASI MASALAH ANAK STUNTING (BKB EMAS)
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan


YME, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, kita
diberikan kesehatan sehingga kita bisa
menyelesaikan perangkat diklat Training of
Trainer (ToT) Pelatihan Teknis Bina Keluarga
Balita Eliminasi Masalah Anak Stunting (BKB
EMAS) Bagi Fasilitator Tingkat Propinsi Tahun
2023

Sebagai upaya tindak lanjut dari Peraturan


Presiden No.72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, maka
BKKBN melaksanakan berbagai kegiatan untuk mengintervensi faktor spesifik dan
faktor sensitif, sebagai upaya untuk mencegah stunting.

Stunting merupakan dampak dari kurangnya asupan nutrisi pada anak sejak
dalam kandungan ibunya. Anak yang terlahir dengan potensi stunting akan
memiliki risiko lebih besar untuk terjadinya gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Hal ini akan dapat berdampak pada performa dan prestasi
anak di sekolah. Untuk itu, berbagai intervensi stunting baik intervensi spesifik
maupun sensitif terus dilakukan secara terintegrasi untuk memutus mata rantai
penyebab stunting khususnya pada balita, salah satunya melalui program Bina
Keluarga Balita Eliminasi Masalah Anak Stunting.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana –


Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama
Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN menyusun perangkat diklat yang
dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pelatihan.

iv
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA
ELIMINASI MASALAH ANAK STUNTING (BKB EMAS)
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

Penyempurnaan pembaruan dan pengembangan materi, bahan ajar, serta


media pembelajaran tentunya akan terus diupayakan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat serta perkembangan program, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penulis serta kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan dan komitmennya, sehingga perangkat diklat
ini tersusun dengan baik dan siap digunakan untuk mendukung percepatan
penurunan stunting di Indonesia.

Jakarta, Maret 2023


Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kependudukan dan Keluarga Berencana,

Dr. Drs. Lalu Makripuddin, M.Si

v
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA
ELIMINASI MASALAH ANAK STUNTING (BKB EMAS)
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN ........................................................................................................ ii


KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................... vi
BAHAN AJAR 5: ............................................................................................................ 8
STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK .......................................................................... 8
PADA MASA 1000 HPK ................................................................................................. 8
A. DESKRIPSI SINGKAT ........................................................................................... 9
B. TUJUAN PEMBELAJARAN .................................................................................. 9
C. POKOK BAHASAN ............................................................................................... 9
D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN......................................... 9
E. URAIAN MATERI................................................................................................. 11
F. REFERENSI ......................................................................................................... 27

vi
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA
ELIMINASI MASALAH ANAK STUNTING (BKB EMAS)
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

vii
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA
ELIMINASI MASALAH ANAK STUNTING (BKB EMAS)
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

BAHAN AJAR 5:
STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK
PADA MASA 1000 HPK

8
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA
ELIMINASI MASALAH ANAK STUNTING (BKB EMAS)
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

A. DESKRIPSI SINGKAT
Bahan ajar Stimulasi Perkembangan Anak Pada Masa 1000 HPK ini disusun
untuk membekali para fasilitator provinsi agar dapat memahami perawatan dan
stimulasi anak pada masa 1000 hari pertama kelahiran. Dengan demikian,
fasilitator dapat memahami pentingnya mengedukasi peserta mengenai tumbuh
kembang anak pada 1000 HPK sebagai upaya percepatan penurunan stunting di
Indonesia.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan simulasi perawatan
anak pada masa 1000 HPK.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menjelaskan:
1. Perawatan anak pada masa 1000 HPK
2. Stimulasi kepada anak dalam masa 1000 HPK

C. POKOK BAHASAN
A. Pokok Bahasan: Perawatan anak pada masa 1000 HPK
B. Pokok Bahasan: Stimulasi kepada anak dalam masa 1000 HPK

D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 4 jam pelajaran (T=4 Jpl,
P=0, PL=0) @45 menit. Untuk memudahkan proses pembelajaran, dilakukan
langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut.

A. Langkah 1 (15 menit)


1. Fasilitator memperkenalkan diri.
2. Fasilitator menyampaikan tujuan umum dan tujuan khusus.
3. Menggali pendapat peserta tentang pengasuhan anak pada masa 1000
HPK dalam upaya percepatan penurunan stunting.

9
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA
ELIMINASI MASALAH ANAK STUNTING (BKB EMAS)
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

4. Berdasarkan pendapat peserta, Fasilitator menguraikan pengasuhan anak


pada masa 1000 HPK dalam upaya percepatan penurunan stunting.
B. Langkah 2 (75 menit)
1. Fasilitator menyampaikan pokok bahasan perawatan anak pada masa
1000 HPK:
a. Perawatan janin pada masa kehamilan (20 menit)
b. Perawatan anak pada Usia 0-12 bulan (20 menit)
c. Perawatan anak pada Usia 13-24 bulan (20 menit)
2. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-
hal yang kurang jelas, dan kemudian Fasilitator menjawab pertanyaan
peserta tersebut.
3. Fasilitator menggali pendapat peserta tentang perawatan anak pada masa
1000 HPK dalam upaya percepatan penurunan stunting.
4. Berdasarkan pendapat peserta, Fasilitator menjelaskan konsep
pengasuhan anak dalam uapaya percepatan penurunan stunting.

C. Langkah 3 (75 menit)


1. Fasilitator menyampaikan pokok bahasan stimulasi kepada anak dalam
masa 1000 HPK:
a. Stimulasi pada masa kehamilan (20 menit)
b. Stimulasi anak pada Usia 0-12 bulan (20 menit)
c. Stimulasi anak pada Usia 13-24 bulan (20 menit)
2. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-
hal yang kurang jelas, lalu Fasilitator menjawab pertanyaan peserta
tersebut.
3. Fasilitator menggali pendapat peserta tentang stimulasi anak pada masa
1000 HPK dalam upaya percepatan penurunan stunting.
4. Berdasarkan pendapat peserta, Fasilitator menjelaskan pentingnya
stimulasi pada anak dalam upaya percepatan penurunan stunting.

10
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA
ELIMINASI MASALAH ANAK STUNTING (BKB EMAS)
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

D. Langkah 4 (15 menit)


1. Fasilitator meminta peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas
atas seluruh materi yang telah disampaikan, kemudian memberikan
jawaban atas pertanyaan peserta.
2. Meminta komentar, penilaian, saran, bahkan kritik dari peserta pada kertas
yang telah disediakan.
3. Fasilitator menutup sesi pembelajaran dengan menegaskan pentingnya
perawatan dan stimulasi anak pada masa 1000 HPK dalam upaya
percepatan penurunan stunting. di Indonesia.

E. URAIAN MATERI
A. Pokok Bahasan: Perawatan Anak Pada Masa 1000 HPK
1. Perawatan janin pada masa kehamilan
Pondasi kesehatan janin dalam kandungan dimulai dari nutrisi ibu hamil.
Selama kehamilan, janin sepenuhnya tergantung pada ibu untuk mendapat
suplai nutrisi yang diperlukan dalam membantu pertumbuhan dan
perkembangan organ secara baik. Selama kehamilan, nutrisi ibu menjadi
bahan bakar perkembangan otak bayi yang pesat sehingga pada saat bayi
lahir, otak mereka akan mengandung 100 milyar neuron (Hasan & Hartanto,
2020). Beberapa bukti ilmiah menunjukkan bagaimana kualitas diet ibu
selama hamil mempengaruhi metabolisme anak di masa depan dan risiko
terkena kondisi tertentu seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung
dikemudian hari. Diet yang sehat selama hamil juga memastikan bayi lahir
dengan berat yang seimbang, tidak terlalu besar maupun terlalu kecil, yang
akan menurunkan risiko komplikasi selama persalinan dan timbulnya
masalah kesehatan dimasa depan bayi.

Diet ibu selama hamil bahkan akan membentuk preferensi makan anak
selama hidupnya. Hal yang luar biasa adalah indra pembau dan perasa bayi
mulai terbentuk selama trimester pertama, yang berarti semua kegiatan
“mencicipi” yang dilakukan pada awal kehamilan dapat mempengaruhi jenis

11
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA
ELIMINASI MASALAH ANAK STUNTING (BKB EMAS)
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

makanan yang akan disuka bayi di kemudian hari. Jadi awal kehamilan
adalah saat terbaik untuk mulai melatih indra perasa tersebut.

2. Perawatan anak pada usia 0-12 bulan


Usia 0-12 bulan adalah masa penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Pada masa ini terjadi pertumbuhan fisik yang pesat,
awal mula perkembangan kemampuan berpikir, mulai muncul kemampuan
berkomunikasi, juga masa belajar untuk dapat berteman dengan teman
yang lain. Bayi bisa bertambah berat 1 ons setiap harinya dalam beberapa
bulan pertama. Apa yang diinginkan seorang bayi? Pertanyaan ini menarik
sebab bayi belum bisa menyatakan keinginannya. Meski demikian, bayi
memiliki kecenderungan untuk menyukai dan tidak menyukai sesuatu,
terutama yang berhubungan dengan rangsangan panca indra.

Dr Oz dan Roizen (2011) menjelaskan fenomena yang unik ini. Dari sisi
penglihatan bayi akan memandang ke arah wajah seseorang segera
setelah lahir (Hasan & Hartanto, 2020). Mereka menyukai wajah dan
mainan dengan pola yang sangat kontras. Dari sisi pendengaran, bayi
dengan segera mengenali suara ibunya dan cenderung peka terhadap nada
yang sangat tinggi dan sangat rendah. Dari sentuhan, dapat memfasilitasi
terbentuknya ikatan batin antara bayi dan orang tua. Dari bau dan rasa, bayi
lebih suka menyukai rasa manis. Mereka bisa membedakan rasa manis,
pahit, dan asam. Karena itu, bayi bisa membedakan air susu ibunya dengan
air susu lain hanya dari baunya. Tulang dan otot berkembang pesat pada
masa bayi dan muncul banyak gerakan fisik yang tidak dilakukan secara
sadar. Misalnya: bayi refleks menggenggam jika ada benda yang
didekatkan ke jari tangan bayi; bayi refleks menggerakkan tangan seperti
berenang jika diletakkan dalam air. Ketika bayi sudah lebih besar, ia sudah
lebih baik dalam menguasai dirinya dan mulai mengembangkan gerak fisik
yang lebih kompleks, misalnya merangkak, berdiri, dan berjalan. Aktivitas
awal pada masa bayi kebanyakan berupa gerakan-gerakan refleks.
Gerakan ini adalah gerakan yang spontan dilakukan bayi ketika
12
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA
ELIMINASI MASALAH ANAK STUNTING (BKB EMAS)
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

mendapatkan rangsangan tertentu baik disengaja maupun tidak (misalnya


karena mendengar suara yang keras).

Refleks mengisap ketika diberikan sesuatu di mulutnya, refleks mencari


ketika diberi sentuhan disekitar mulut atau pipi, refleks menggenggam
ketika diberikan sesuatu pada telapak tangannya, refleks pada telapak kaki
ketika disentuh pada ujung jari hingga tumit bayi, juga refleks moro (emosi
bayi ketika terkejut dan diikuti tangisan), dan refleks berjalan. Pada usia 3-
6 bulan gerakan refleks yang terjadi secara otomatis akan tergantikan
dengan gerak motorik halus dan kasar. Bayi belajar untuk mengenali diri
sendiri dan lingkungannya melalui kemampuan mereka untuk
menggerakkan tubuh dan menggunakan indranya. Kemampuan ini
merupakan dasar bagi bayi untuk pembelajaran di tahap perkembangan
berikutnya sehingga orang tua harus memberikan stimulasi terus menerus.

Orang tua dapat melatih otot bayi dengan mengubah posisi dari telentang
ketengkurap, dengan cara:
1. Pada saat posisi telentang, tolehkan kepala bayi ke kanan dan ke kiri
secara bergantian (melatih otot leher).
2. Pegang kedua tangan bayi sampai menyentuh jari-jarinya dan angkat
sampai kepala dalam posisi 45 derajat.
3. Letakkan bayi dalam posisi tengkurap, lutut kaki ditekuk di bawah
pinggang, arahkan lengan sejajar dengan kepala bayi, tekan otot leher
dan punggung ke bawah dengan kuat ke arah pinggang.
4. Dengan tetap tengkurap, luruskan kaki bayi dan berikan tekanan yang
lembut pada bagian bawah tumit kaki.

Saat usia 6 bulan, bayi sudah mulai duduk tanpa bantuan orang dewasa,
hal ini berkaitan dengan perkembangan fisik dan motorik kasar pada bayi.
Tentu saja dalam membantu mengembangkan kemampuan perkembangan
anak, orang tua harus berhati-hati untuk mengajak anak duduk dan
menjaganya supaya tidak terjatuh karena pencapaian perkembangan
13
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA
ELIMINASI MASALAH ANAK STUNTING (BKB EMAS)
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

setiap anak berbeda. Bayi usia 9-12 bulan sudah dapat belajar berdiri
selama 30 detik atau berpegangan di benda yang kokoh. Orang tua dapat
membantu bayi dengan menyiapkan pegangan yang kokoh seperti, kursi,
dan kaki meja. Pastikan juga lantai tidak licin. Selain itu, orang tua harus
memastikan bayi mendapat imunisasi sesuai dengan usianya.

3. Perawatan anak pada usia 13-24 bulan


Memasuki usia 13-24 bulan, wajar jika anak banyak bergerak dan selalu
ingin tahu. Hal ini menunjukkan perkembangan yang pesat pada
kemampuan fisik dan berpikirnya. Anak pun sudah banyak bicara meski
pengucapannya belum jelas. Sementara itu perkembangan sosial dan
emosinya, tampak dari sikap menentang dan tidak bisa dilarang. Hal ini
memang tidak jarang membuat orang tua kesal. Akan tetapi, perilaku ini
merupakan bekal untuk mencapai kemandirian di kehidupan yang akan
datang.

Agar perkembangan kemampuan bicara anak usia 13-24 bulan semakin


baik, ada beberapa hal sederhana yang dapat orangtua lakukan bersama
anak di rumah, antara lain: tanggapi ocehan dan pengucapan anak yang
belum sempurna dengan istilah yang benar (misal mimik menjadi minum,
mamam diganti makan), sehingga perkembangan kosakatanya akan
semakin kaya; tunjukkan pada anak benda-benda di sekelilingnya sambil
menyebutkan namanya, kemudian minta anak menirukan, Bacakan cerita
pada anak secara rutin, sediakan buku bergambar warna warni dengan alur
cerita sederhana.

Dr. Oz dan Roizen (2011) membuat perumpamaan yang sangat menarik


tentang pengasuhan anak. Orang tua diibaratkan seorang pemandu yang
tengah menyusuri sungai Orang tua dan anak menjalani kehidupan sebagai
sebuah perahu yang mengarungi sungai panjang. Sebagai pemandu, orang
tua mengendalikan arah dan kecepatan perahu, sementara anak sebagai
penumpang mengamati segala sesuatu yang ada di sekelilingnya, termasuk
14
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA
ELIMINASI MASALAH ANAK STUNTING (BKB EMAS)
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

memperhatikan orang tuanya. Pada gilirannya, ketika waktunya tiba anak


bisa belajar mengemudikan perahu itu sendiri. Perahu yang dikendalikan
ibarat gen anak. Setiap anak memiliki keunikan dan sedikit berbeda satu
sama lain. Perbedaan ini mempengaruhi cara mengarungi sungai. Dayung
ibarat perilaku, tindakan dan ucapan orang tua. Sungai yang diarungi ibarat
lingkungan tempat tinggal anak. Sesekali muncul arus yang deras dan
terkadang tenang. Perahu membawa segala perlengkapan yang diperlukan
selama perjalanan. Tempat yang dituju adalah semua sifat, keterampilan,
sikap, perasaan, perilaku yang membentuk anak sebagai manusia utuh.
Tujuan akhir bagi orang tua selaku pemandu adalah memastikan bahwa si
penumpang memahami segala sesuatu tentang sungai, sehingga ia mampu
mengarungi sungai itu sendiri. Tujuan akhir pengasuhan adalah
mengalihkan kemudi kepada anak sehingga mereka mampu mengarungi
arus kehidupannya sendiri. Hingga saat itu tiba, anak akan percaya dan
bergantung pada orang tuanya. Meyakini bahwa orang tua menyayangi dan
peduli pada dirinya. Orang tua akan melakukan apapun untuk
melindunginya dengan tetap memberi kesempatan untuk mengalami
semua petualangan hidupnya. Dr Oz dan Roizen memberi enam peta jalan
bagi orang tua dalam mengasuh anak-anaknya.

Pertama, memberikan perhatian. Pada masa usia dini, anak tidak dapat
menyatakan keinginannya kecuali dengan tangisan. Berapapun usia anak,
hal yang paling mereka inginkan adalah perhatian orang tua. Perhatian
akan membantu proses perkembangan biologis dan psikologis mereka.
Diperlukan energi, kreativitas, sedikit humor, dan berton-ton kesabaran
untuk menjaga perhatian positif pada anak. Kedua, menjadi contoh. Segala
yang orang tua lakukan diamati dan dipelajari oleh anak. Mereka seperti
alat perekam berwujud manusia. Sebagian besar pesan yang diterima anak
bukan yang dari orang tua katakan, tapi dari isyarat non-verbal yang
menyertai setiap ucapaan: nada suara, bahasa tubuh, dan isyarat lainnya.
Meminta anak makan makanan sehat, sementara orang tua memesan
makanan cepat saji, bukanlah cara yang akan berhasil. Tindakan berbicara
15
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA
ELIMINASI MASALAH ANAK STUNTING (BKB EMAS)
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

lebih keras daripada ucapan. Ketiga, Mengamati kelebihannya. Tugas


orang tua adalah membantu anak menemukan sesuatu yang mereka
minati. Setelah itu, membimbing mereka secara bertahap agar berhasil
mewujudkan potensinya. Selalu ada manfaat bagi anak ketika melakukan
sesuatu yang mereka senangi. Mengikuti yang anak tuju dan menahan agar
orang tua tidak memaksakan kehendak adalah pilihan bijak yang perlu
diperhatikan para orang tua.

Keempat, menjadikannya otomatis. Membangun kebiasaan baik sejak dini


mendatangkan banyak manfaat di kemudian hari. Salah satu kiat untuk
menjadi orang tua efektif adalah menghilangkan sebagian kesulitan dengan
membiasakan perilaku yang baik dan sehat. Caranya tak ada yang lain,
kecuali pengulangan sejak dini. Kelima, menemukan titik “ya”. Selain “tidak’
dan “jangan” orang tua memiliki satu kata lagi yang ingin didengar anak,
yaitu “ya”. Bukan berarti orang tua tidak boleh mengatakan “tidak”, tapi “ya”
memberikan peluang bagi anak untuk menjelajah dan belajar tentang dunia.
Orang tua perlu mencari kesempatan untuk berbicara pada anak dan
menjelaskan mengapa ia boleh dan tidak boleh melakukan sesuatu.
Mengalihkan perhatian adalah keterampilan penting yang harus dipelajari
setiap orang tua. Keenam, hidup adalah taman bermain. Perlu menjadi
perhatian orang tua agar terlibat aktif dalam proses tumbuh kembang anak.
Ini penting agar orang tua menjalani kehidupannya tidak terlalu membebani
anak, dan tidak juga terlalu memanjakannya. Memberikan kesempatan
pada anak untuk membuat sesuatu, menggunakan panca indera sama
dengan memberi kesempatan anak untuk terus berimajinasi. Imajinasi ini
penting bagi perkembangan otak anak. Dengan demikian, keterlibatan
orang tua untuk ikut dan menikmati bermain bersama anak menjadi penting.

B. Pokok Bahasan: Stimulasi kepada anak dalam masa 1000 HPK


1. Stimulasi pada masa kehamilan
a. Trimester pertama

16
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA
ELIMINASI MASALAH ANAK STUNTING (BKB EMAS)
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

Pada bulan-bulan pertama atau trimester pertama kehamilan, ibu hamil


biasanya sudah menunjukkan tanda-tanda umum seperti morning
sickness, kelelahan, serta penambahan berat badan. Pada trimester
pertama Ibu hamil dapat memberikan stimulasi gizi dengan menjalani
pola makan sehat. Selain itu, gerakan refleks pada janin juga mulai
berkembang, sehingga Ibu hamil disarankan untuk mulai rutin
menyentuh perut. Hal ini juga akan membantu mengembangkan ikatan
emosional antara ibu dan janin.

b. Trimester kedua
Pada trimester kedua kehamilan, gejala morning sickness yang
dirasakan ibu hamil sudah mulai mereda. Sedangkan bagi janin di
dalam perut ibu hamil, hampir semua organ penting tubuhnya sudah
berkembang penuh. Janin juga sudah dapat mulai mendengar dan
menelan nutrisi dari makanan yang ibu hamil makan. Trimester kedua
adalah saatnya fungsi pendengaran mulai berkembang. Sehingga, ibu
hamil dapat mulai memberikan stimulasi dengan sering mengajak
berkomunikasi, mendongeng atau melantunkan musik. Hal tersebut
juga baik dilakukan untuk mengenalkan janin terhadap suara-suara di
lingkungan sekitarnya. Pemberian stimulasi pada area sentuhan,
pendengaran, dan cahaya dapat dilakukan secara teratur. Ayah juga
dapat melakukan stimulasi dengan berbicara kepada janim yang ada
dalam perut ibu, berdoa dan membaca kitab suci, juga dengan
membacakan ceirta untuk ibu hamil dan janin dalam kandungan.

c. Trimester ketiga
Pada trimester ketiga kehamilan, khususnya di minggu 32 kehamilan,
tulang pada janin sudah terbentuk sempurna. Janin di dalam perut ibu
hamil sudah bisa membuka dan menutup mata serta merasakan
adanya cahaya dari luar kulit. Janin juga sudah dapat merespons
dengan gerakan-gerakan yang dapat dirasakan ketika perut ibu
17
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA
ELIMINASI MASALAH ANAK STUNTING (BKB EMAS)
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

disentuh. Pada fase ini, melibatkan angota keluarga dan menciptakan


suasana lingkungan yang nyaman dan menyenangkan turut
mengembangkan emosi positif pada janin.

2. Stimulasi anak pada usia 0-12 bulan


a. Merangsang penglihatan
1) Dengan lampu ruangan
Merangsang penglihatan anak dapat dilakukan dengan lampu atau
alat penerangan yang ada di dalam rumah. Tempatkan anak pada
tempat yang terang (cukup pencahayaan). Manfaat dari stimulasi ini
adalah tersambungnya sel-sel otak anak bagian penglihatan.

2) Dengan lampu senter


Stimulasi dapat dilakukan dengan menggerakkan cahaya lampu
senter ke segala arah agar diikuti oleh mata anak. Manfaat kegiatan
ini adalah untuk deteksi dini penglihatan anak, juga kemampuan
mata anak untuk mengikuti gerak cahaya.

3) Dengan gambar atau kain perca


Stimulasi dapat dilakukan dengan menunjukkan atau
menggantungkan kain perca berwarna di atas wajah anak. Manfaat
stimulasi ini adalah tersambungnya sel-sel otak anak bagian
penglihatan.

b. Merangsang pendengaran
1) Dengan suara mulut
Merangsang pendengaran anak dapat dilakukan dengan mulut.
Orangtua dapat mengajak anak berbicara atau bernyanyi. Manfaat
dari stimulasi ini adalah meningkatkan fungsi pendengaran anak.

18
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA
ELIMINASI MASALAH ANAK STUNTING (BKB EMAS)
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

2) Dengan suara tangan


Stimulasi dapat dilakukan dengan membuat suara dari tangan orang
tua, misalnya menjentikkan jari atau bertepuk tangan. Manfaat
kegiatan ini adalah untuk meningkatkan fungsi pendengaran anak.

3) Dengan giring-giring
Giring-giring (mainan yang mengeluarkan suara, misalnya botol yang
diisi beras/biji) dapat digunakan dengan menggerakkan giring-giring
ke samping, kepala, dagu, kemudian perhatikan gerakan anak.
Manfaat stimulasi ini adalah untuk deteksi dini pendengaran.

c. Merangsang penciuman dan perabaan


1) Dengan aroma makanan
Merangsang penciuman anak dapat dilakukan dengan mendekatkan
makanan, buah-buahan, atau wewangian ke dekat wajah anak agar
tercium aromanya. Manfaat dari stimulasi ini adalah meningkatkan
fungsi penciuman anak.

2) Dengan kedua tangan


Stimulasi dapat dilakukan dengan membelai atau menepuk anak
secara perlahan, memijat bentuk kupu-kupu didadanya, atau dengan
menggelitik kaki anak. Manfaat kegiatan ini adalah untuk
merangsang perabaan dan kedekatan emosional anak.

3) Dengan bagian tubuh


Dekatkan tangan kepada anak, dan biarkan anak memegang jari
tangan. Manfaat stimulasi ini adalah untuk merangsang perabaan
dan kedekatan emosional anak.

19
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA
ELIMINASI MASALAH ANAK STUNTING (BKB EMAS)
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

d. Motorik kasar
1) Melatih duduk dan merangkak
Melatih motorik kasar anak dapat dilakukan dengan cara
mendudukkan anak dengan bantal atau guling yang diganjal.
Sedangkan untuk melatih anak merangkak, gelindingkan bola ke
arahnya. Manfaat dari stimulasi ini adalah melatih kekuatan otot
punggung, leher, kaki, dan tangan.

2) Melatih berdiri dan berjalan


Stimulasi dapat dilakukan dengan mengajak anak merangkak ke
meja/kursi, beri semangat untuk berdiri pegangan ulurkan tangan
agar ia melangkah ke arah tangan. Manfaat kegiatan ini adalah untuk
melatih koordinasi mata dan tangan.

e. Motorik halus
1) Memindahkan benda di tangan
Merangsang motorik halus anak dapat dilakukan dengan
memberikan mainan ke tangan kanan anak, kemudian latih anak
untuk memindahkan ke tangan kirinya. Manfaat dari stimulasi ini
adalah melatih keterampilan anak menggunakan kedua tangannya.

2) Memegang sendok dan gelas


Stimulasi dapat dilakukan dengan memberikan sendok dan gelas
kepada anak, biarkan ia mengambil dan memegangnya sendiri.
Manfaat kegiatan ini adalah untuk melatih koordinasi mata dan
tangan.

3) Menyuap makanan sendiri


Bantu anak menggunakan sendok untuk mengambil makanan dan
menyuapkannya ke mulut, tak apa bila masih tumpah-tumpah.
Manfaat stimulasi ini adalah untuk melatih koordinasi mata dan
tangan.
20
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA
ELIMINASI MASALAH ANAK STUNTING (BKB EMAS)
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

f. Komunikasi pasif
1) Menoleh bila ada suara atau cahaya
Melatih komunikasi pasif anak dapat dilakukan dengan cara
menyalakan cahaya dan buat suara-suara di sekitar anak. Pancing
agar ia menoleh. Manfaat dari stimulasi ini adalah anak mampu
bereaksi terhadap stimulus di sekitar.

2) Membalas senyuman
Stimulasi dapat dilakukan dengan mengajak anak tersenyum setiap
melakukan kegiatan, tunggu hingga anak balas tersenyum. Manfaat
kegiatan ini adalah untuk mengembangkan kemampuan komunikasi
sejak dini.

g. Komunikasi aktif
1) Bersuara dan menangis
Merangsang komunikasi aktif anak dapat dilakukan dengan
mengenali kebutuhan anak melalui suara atau tangisannya,
misalnya saat suasana yang kurang menyenangkan, lapar, dan BAB.
Manfaat dari stimulasi ini adalah melatih kepekaan anak.

2) Mampu berceloteh
Stimulasi dapat dilakukan dengan mengajak anak bicara, beri
tanggapan ketika anak berceloteh atau tertawa. Manfaat kegiatan ini
adalah untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi.

3) Mengucapkan satu kata


Ajak anak bicara, menyanyi dan bercerita agar ia mengenal kata-
kata dan menirukannya. Manfaat stimulasi ini adalah untuk
meningkatkan kemampuan berkomunikasi.

21
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA
ELIMINASI MASALAH ANAK STUNTING (BKB EMAS)
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

h. Kecerdasan
1) Mengambil benda jatuh
Merangsang kecerdasan anak dapat dilakukan dengan menjatuhkan
mainan atau benda, kemudian ajarkan anak untuk mengambilnya.
Manfaat dari stimulasi ini adalah meningkatkan kemampuan
mengenali atas dan bawah.

2) Mampu berceloteh
Stimulasi dapat dilakukan dengan menunjukkan sebuah benda
kepada anak, lalu sembunyikan dan minta anak untuk mencarinya.
Manfaat kegiatan ini adalah untuk meningkatkan daya ingat dan
konsentrasi.

3) Keluarkan dan kembalikan benda


Perlihatkan kepada anak, cara mengeluarkan dan mengembalikan
benda dari dan pada tempatnya. Manfaat stimulasi ini adalah
mengenalkan disiplin dan tanggung jawab.

i. Tingkah laku sosial


1) Kontak mata dan tersenyum
Melatih tingkah laku sosial anak dapat dilakukan dengan cara
orangtua mengenalkan anak kepada orang lain. Manfaat dari
stimulasi ini adalah meningkatkan hubungan dengan orang lain
dengan rasa aman.

2) Menunjukkan rasa sayang


Stimulasi dapat dilakukan dengan memberikan anak mainan atau
boneka. Berikan contoh kepada anak cara menunjukkan kasih
sayang. Manfaat kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan rasa kasih
sayang.

22
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA
ELIMINASI MASALAH ANAK STUNTING (BKB EMAS)
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

j. Menolong diri sendiri


1) Menggunakan alat minum
Melatih menolong diri sendiri dapat dilakukan dengan cara
memberikan kesempatan anak untuk menggunakan cangkir atau
gelas plastik sendiri. Manfaat dari stimulasi ini adalah meningkatkan
kemandirian.

2) Menyuap makanan sendiri


Stimulasi dapat dilakukan dengan memberikan anak makan sendiri.
Manfaat kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemandirian.

3. Stimulasi anak pada usia 13-24 bulan


a. Motorik kasar
1) Melatih berjalan mundur
Merangsang motorik kasar anak dapat dilakukan dengan mengajak
anak berjalan bersama, berjalan mundur, dan berjalan menyamping.
Manfaat dari stimulasi ini adalah melatih keseimbangan tubuh.

2) Melempar bola
Stimulasi dapat dilakukan dengan meemparkan bola ke anak, dan
minta ia melempar kembali. Manfaat kegiatan ini adalah untuk
melatih otot tangan.

3) Mengikuti garis di lantai


Buat garis lurus di lantai dan ajak anak berjalan mengikutinya. Kalau
dengan garis lurus anak sudah bisa, coba buat garis melengkung &
melingkar. Manfaat stimulasi ini adalah untuk melatih koordinasi
mata dan tangan.

b. Motorik halus
1) Menumpuk benda

23
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA
ELIMINASI MASALAH ANAK STUNTING (BKB EMAS)
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

Merangsang motorik halus anak dapat dilakukan dengan melatih


anak menumpuk satu benda di atas yang lainnya, misalnya
tumpukan kayu yang halus., Tambah lagi tumpukan benda bila
sudah bisa. Manfaat dari stimulasi ini adalah meningkatkan
keterampilan dan keseimbangan.

2) Mengumpulkan benda ke wadah


Stimulasi dapat dilakukan dengan melatih anak agar bisa mengambil
dan meletakkan benda seperti potongan kue, piring plastik, atau
benda kecil ke dalam wadah (keranjang, kardus, ember). Manfaat
kegiatan ini adalah untuk meningkatkan keterampilan jari jemari.

3) Menggunakan sendok
Latih anak memegang sendok dengan benar dan menyendok
makanan tanpa tumpah. Manfaat stimulasi ini adalah untuk
meningkatkan koordinasi anggota tubuh.

c. Komunikasi pasif
1) Melakukan perintah sederhana
Melatih komunikasi pasif anak dapat dilakukan dengan cara meminta
anak melakukan kegiatan dengan benda yang ada (misalnya
mengambil bola). Manfaat dari stimulasi ini adalah meningkatkan
pemahaman terhadap perintah yang diberikan.

2) Menunjuk benda yang disebut


Stimulasi dapat dilakukan dengan meminta anak menunjukkan
benda yang disebutkan oleh orang tuah. Manfaat kegiatan ini adalah
untuk meningkatkan pemahaman permintaan.

24
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA
ELIMINASI MASALAH ANAK STUNTING (BKB EMAS)
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

d. Komunikasi aktif
1) Menyebutkan dua kata
Merangsang komunikasi aktif anak dapat dilakukan dengan
mencontohkan mengucapkan dua kata, dan minta anak untuk
mengucapkannya. Manfaat dari stimulasi ini adalah menambah
perbendaharaan kata.

2) Menyebut benda yang ditunjuk


Stimulasi dapat dilakukan dengan mengajak anak melihat benda-
benda disekitar dan menanyakan nama benda yang ditunjuk.
Manfaat kegiatan ini adalah untuk menambah perbendaharaan kata.

e. Kecerdasan
1) Membuat coretan dengan alat bantu
Merangsang kecerdasan anak dapat dilakukan dengan memberi
kesempatan pada anak untuk mencoreti kertas, tanah, atau pasir
menggunakan pinsil warna, krayon, atau tongkat kayu. Manfaat dari
stimulasi ini adalah meningkatkan kemampuan anak menuangkan
ide atau gagasan.

2) Menikmati bacaan bergambar


Stimulasi dapat dilakukan dengan menunjukkan buku bacaan
bergambar kepada anak. Ajak anak membaca cerita sambil melihat
gambarnya. Manfaat kegiatan ini adalah untuk meningkatkan
pemahaman isi cerita.

f. Tingkah laku sosial


1) Menunjukkan rasa takut
Melatih tingkah laku sosial anak dapat dilakukan dengan cara
mengajak anak ke tempat, suasana baru, atau bertemu orang lain.
Manfaat dari stimulasi ini adalah meningkatkan kemampuan
menyesuaikan diri.
25
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA
ELIMINASI MASALAH ANAK STUNTING (BKB EMAS)
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

2) Mengenali diri lewat cermin


Stimulasi dapat dilakukan dengan mengajak anak mengenal diri
sendiri lewat cermin. Manfaat kegiatan ini adalah untuk
meningkatkan pemahaman tentang dirinya.

3) Tahu mana miliknya


Stimulasi dapat dilakukan dengan mengenalkan anak pada benda
miliknya dan bukan miliknya, misalnya mainan yang dipunya.
Manfaat kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan anak
memahami norma

g. Menolong diri sendiri


1) Belajar berpakaian sendiri
Melatih tingkah laku sosial anak dapat dilakukan dengan cara
memberi kesempatan anak untuk melepaskan dan memakai
pakaiannya sendiri, misalnya memakai sendal, sepatu, kaos, celana,
dsb. Manfaat dari stimulasi ini adalah melatih kemandirian.

2) Belajar cuci tangan sendiri


Stimulasi dapat dilakukan dengan mencontohkan anak cara cuci
tangan dengan sabun, dan beri kesempatan anak melakukannya
sendiri. Manfaat kegiatan ini adalah melatih kemandirian dan
memahami kebersihan.

3) Gosok gigi sendiri


Stimulasi dapat dilakukan dengan menontohkan anak cara gosok
gigi, dan beri kesempatan anak melakukannya sendiri. Manfaat
kegiatan ini adalah melatih kemandirian dan memahami kesehatan
gigi.

26
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA
ELIMINASI MASALAH ANAK STUNTING (BKB EMAS)
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

F. REFERENSI
Buku Panduan Penyuluhan BKB Emas Tahun 2022
Buku Cerita 3, Pentingnya 1000 HPK
Lembar Balik Stimulasi Tumbuh Kembang Anak 0-1 Tahun
Lembar Balik Stimulasi Tumbuh Kembang Anak 1-2 Tahun
Modul 1000 HPK, Pusdiklat KKB Tahun 2020
Modul Tumbuh Kembang Anak Usia Dini, Pusdiklat KKB Tahun 2020
https://hellosehat.com/kehamilan/masa-kehamilan/, diakses pada tanggal 02 maret 2023
https://cantik.tempo.co/read/1237563/stimulasi-yang-tepat-untuk-janin-sesuai-usia-
kehamilan, diakses pada tanggal 02 maret 2023

27
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA
ELIMINASI MASALAH ANAK STUNTING (BKB EMAS)
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

28

Anda mungkin juga menyukai