Anda di halaman 1dari 4

HANSEL & GRETEL

Theirry: Hansel

Tiffannie: Gretel

Bae Jinwook: Penyihir

Farrel : ibu tiri

Albert: ayah

Dahulu kala, ada sepasang kakak adik bernama Hansel dan Gretel yang hidup di gubuk di
dalam hutan bersama ayah mereka. Sayangnya, ibu mereka sudah meninggal saat mereka
berdua masih sangat muda, dan ayah mereka pun menikah lagi. Tapi ternyata sang ibu tiri
memiliki sifat yang kurang baik, ia membuat kehidupan Hansel dan Gretel menjadi buruk.

Hansel dan Gretel berusaha memberitahu ayah mereka tentang kelakuan sang ibu tiri, tetapi ia
tidak mau mendengarkannya. Dia hanya mendengarkan apa yang dikatakan oleh istrinya.

Hansel: Ayah! ibu tiri itu selalu membuat kami bekerja sangat keras, bahkan dia tidak peduli jika
kami kelelahan.

Gretel: Iya ayah! Dia bahkan hanya memberi kami sedikit makan setiap harinya dan Kami
selalu kelaparan. Ayah kumohon tinggalkan saja ibu tiri itu.

Ayah: Ah, maklumi saja. Ibu tirimu itu baru pertama kali menikah dan memiliki anak, jadi
mungkin dia sedikit kesusahan. Nanti pasti dia akan terbiasa dan dapat mengurus kalian
dengan baik.

Setelah berkata seperti itu, sang ayah pun pergi meninggalkan Hansel dan Gretel untuk bekerja
di luar kota. Tidak lama kemudian, ibu tiri mereka yang sudah menguping percakapan mereka
dari tadi pun keluar.

Ibu tiri: Dasar anak tak tahu diri! Masih kecil sudah berani merusak hubungan orang tua! Kalian
akan tidur di luar rumah sebagai hukuman.

Hansel & Gretel: Ibu jangan bu! Tolong jangan usir kami, maafkan kami!..

Tanpa memperdulikan permintaan maaf Hansel dan Gretel, sang ibu tiri mengusir mereka keluar
dari rumah hanya berbekal sepotong roti.

Cuacanya sangat dingin, baju yang mereka kenakan sangatlah tipis sehingga mereka merasa
kedinginan dan mencoba untuk menghangatkan satu sama lain.

Gretel: Hansel, aku kedinginan.

Hansel: Aku juga Gretel..


Pagi harinya Hansel berkata kepada Gretel.

Hansel: Gretel, kita tidak bisa terus berada disini. Kita harus pergi sekarang, ke dalam hutan!
Mungkin kita akan menemukan lebih banyak makanan daripada di rumah, bagaimana
menurutmu?

Gretel: Tapi, kalau kita tersesat bagaimana? Hutan ini kan luas sekali, kamu hafal jalan di hutan
ini?

Hansel: Iya juga ya, jadi kita harus bagaimana?

Gretel: Oh, aku ada ide! Bagaimana kalau kita menabur remah roti di sepanjang jalan yang kita
lewati supaya jika kita tersesat, kita bisa mengikuti remah roti ini untuk kembali pulang.

Hansel: Wah, ide yang bagus.

Pada akhirnya mereka pergi ke hutan untuk mencari sesuatu yang dapat dimakan. Setelah jalan
beberapa lama mereka belum juga menemui sesuatu yang dapat dimakan.

Gretel: Hansel, apa masih jauh? Aku lapar sekali…

Hansel: Aku juga lapar sekali. Sepertinya tidak ada yang bisa dimakan di sini. Ayo kita kembali
saja.

Gretel: Baiklah.

Saat mereka berbalik untuk pulang, mereka menemukan bahwa di belakang mereka sudah tidak
ada remah roti.

Gretel: Remah rotinya hilang! Gawat!

Hansel: Remah roti itu sepertinya sudah dimakan oleh burung-burung, apa yang harus kita
lakukan?!

Tiba-tiba seekor serigala kemudian melolong dari kejauhan, matahari mulai terbenam.Hansel
dan Gretel yang sedang tersesat dan kelaparan pun menjadi semakin ketakutan.

Gretel: Hansel, apa yang harus kita lakukan? Aku lapar dan takut.

Hansel: aku tidak tahu Gretel.. Maafkan aku.

Hansel dan Gretel terpaksa melanjutkan perjalanan mereka tanpa arah. Berjalan dan terus
berjalan sampai akhirnya mereka melihat sebuah rumah. Tanpa pikir panjang mereka berlari
mendekati rumah itu dengan harapan bisa mendapatkan makanan dan tumpangan.

Di saat mereka sudah dekat, mereka tak bisa mempercayai apa yang mereka lihat. Bayangkan,
dari atas sampai bawah rumah itu terbuat dari kue dan permen! Betapa menakjubkannya ini!
Gretel: Kamu harus mencoba ini Hansel (setelah mengambil sepotong kue dan mencobanya)

Hansel: Kita boleh memakan ini? (ragu-ragu)

Gretel: Kenapa tidak? Ayo cepat makan, ini enak sekali.

Hansel yang juga kelaparan akhirnya ikut memakan rumah itu bersama Gretel.

Tiba-tiba, ada suara..

Penyihir: SIAPA YANG MENGGIGIT RUMAHKU?!

Hansel dan Gretel pun berbalik. Betapa terkejutnya mereka ada penyihir di hadapan mereka.
Penyihir itu sudah tua dan matanya sangat rabun.

Gretel: Tolong jangan sakiti kami!

Hansel: Jika engkau mengizinkan tuan, bolehkah kami menumpang di rumahmu? Kami melihat
ada banyak makanan di sana. Kami sangat lapar dan kedinginan.

Penyihir: Baiklah kalau begitu, masuklah. Akan kuberi sesuatu untuk kalian makan.

Hansel & Gretel: Benarkah? Terima kasih banyak tuan!

Hansel dan Gretel mengikuti penyihir itu masuk ke dalam rumahnya. Penyihir itu
menghidangkan roti-roti yang enak untuk mereka dan mereka menikmati hidangan itu. Ketika
selesai makan mereka merasa sangat mengantuk dan tertidur.

Keesokan harinya mereka terbangun. Sang penyihir telah mengurung Hansel.

Penyihir: Mulai sekarang kamu akan menjadi stok makanan ku, akan kuberi kau makan sampai
kau gemuk dan setelah itu aku akan menyantapmu.(menunjuk Hansel) Dan kamu
akan bekerja untukku. (menunjuk Gretel)

Sejak saat itu Hansel diberi banyak makanan dan Gretel bekerja keras setiap harinya.
Sang penyihir yang rabun selalu menyentuh jari Hansel untuk mengetahui apakah dia sudah
cukup gemuk atau belum untuk disantap. Hansel yang cerdik, tidak mengeluarkan jarinya
melainkan tulang sisa makanan setiap kali sang penyihir ingin memegangnya.

Semakin hari sang penyihir semakin tidak sabar. Sampai suatu ketika sang penyihir tidak tahan
lagi dan memutuskan untuk memakan Hansel.

Penyihir: Kamu, cepat nyalakan apinya. Pastikan itu sangat-sangat panas. (memerintah Gretel)

Gretel: Baik tuan.

Gretel melakukannya selambat mungkin. Saat api sudah panas sang penyihir tiba-tiba
terpikirkan sebuah ide licik.
Penyihir: Nak, tolong kamu masuk ke dalam pancinya dan beritahu aku jika suhunya sudah
cukup panas atau belum.

Gretel sadar bahwa penyihir itu sedang berusaha menipunya. Ia lalu terpikirkan sebuah ide
untuk menyelamatkannya dan Hansel.

Gretel: tuan, aku tidak yakin bagaimana cara melakukannya.

Penyihir: Omong kosong! Tidak ada yang lebih mudah dari melangkahkan kaki mu masuk ke
dalam panci. Masa begitu saja tidak bisa!

Gretel: Um, bisa tuan tunjukan caranya?

Penyihir: Gadis bodoh! Apakah semua harus aku lakukan sendiri?!

Penyihir itu menggerutu seraya berjalan menuju panci. Dia berencana memasukan jarinya
untuk memeriksa suhu panci. Tetapi dari arah belakang tiba-tiba Gretel datang dan mendorong
sang penyihir masuk ke dalam panci. Gretel kemudian segera menutup panci tersebut
sehingga sang penyihir tidak bisa keluar. Gretel pun bergegas untuk menyelamatkan Hansel.

Hansel: Gretel, kamu berhasil!

Gretel: Mn! Ayo kita pulang.

Dengan berbekal roti-roti dan permen yang mereka dapatkan dari rumah penyihir itu, Hansel
dan Gretel kembali menyusuri hutan untuk mencari jalan pulang. Setelah 2 hari akhirnya
mereka menemukan jalan familiar yang mengarah ke rumah mereka. Saat sampai di rumah,
mereka bertemu dengan ayah mereka.

Ayah mereka yang sangat khawatir ketika mereka menghilang menyambut mereka dengan
gembira. Ia menyesal karena dulu tidak mau mendengarkan Hansel dan Gretel, dan lebih
memilih untuk mendengarkan istri barunya. Hansel dan Gretel kemudian mengetahui sang ibu
tiri sudah meninggal tanpa alasan yang jelas. Kini mereka bertiga hidup dengan bahagia di
rumah mereka di tengah hutan.

Anda mungkin juga menyukai