Anda di halaman 1dari 57

KELOMPOK 7

ANGGOTA:
1. Dara Maylisa Putri (20031059)
2. Masyithah Imania (20031079)
3. Puteri Nilam Sari (20031093)
01
BASIDIOMYCOTA
PENGERTIAN
Basidiomycota merupakan fungi yang mampu
menghasilkan basidia dengan basidiospora.
BASIDIOMYCOTA

1. Ciri- ciri Basidiomycota


• Adanya spora seksual basidiospora yang dibentuk diujung struktur khusus (basidium)
• Setiap basidium terdiri dari empat basidiospore
• Hifa septat dan secara individual mikroskopis
• Reproduksi seksual membentuk basidiospora, sedangkan aseksual menghasilkan konidiospora.
• basidiokarp yang tersusun oleh jalinan hifa bersekat serta dikariotik
• Mempunyai tiga jenis miselium, yaitu miselium primer, sekunder, dan tersier.
2. Struktur Tubuh Basidiomycota

• Tubuh buah (stipe), suatu massa miselium yang tumbuh


tegak.
• Tudung (pileus), bagian yang ditopang oleh stipe. Sewaktu
muda, pileus dibungkus oleh selaput velum universaleyang
akan pecah menjelang dewasa.
• Volva, sisa pembungkus di dasar tangkai..
2. Struktur Tubuh Basidiomycota

• Bilah (lamella), bagian bawah dari tudung, berbentuk helaian,


dan tersusun atas lembaran.
• Annulus, melingkari batang berbentuk cincin.
• Gill, bagian di bawah tudung, berupa bilah-bilah berbentuk
lembaran tempat basidium menghasilkan basidiospora
sebagai alat reproduksi secara generatif.
3. Reproduksi
a) Reproduksi Basidiomycota Aseksual (vegetatif)
• Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan
konidiospora.
• Konidia adalah spora yang diproduksi dengan membentuk
sekat melintang di bagian atas hifa atau dengan
membedakannya untuk membentuk banyak konidia.
3. Reproduksi
a) Reproduksi Basidiomycota Aseksual (vegetatif)
• Hape haploid dewasa menghasilkan konidiofor (strain konidia).
• Spora terbentuk di ujung konidiofor.
• Kemudian spora dihembus angin.
• Dalam kondisi lingkungan yang menguntungkan, konidia
berkecambah menjadi haploid hifa.
b) Reproduksi seksual (Generatif) Basidiomycota
• Reproduksi seksual terjadi melalui perjumpaan hifa (+) dan hifa (-).
• Pertemuan ini akan melakukan Plasmogamieprozess (pembubaran dinding sel).
• Kemudian inti dari satu hifa bergeser ke hifa lainnya.
• Dalam proses ini, pasangan hifa terbentuk dengan dua inti haploid, yang disebut diariota.
• Diaryotic hyphal diploid kemudian akan tumbuh menjadi miselium haploid diaryotic.
• Miselium juga tumbuh menjadi tubuh buah yang disebut basidiocarp.
b) Reproduksi seksual (Generatif) Basidiomycota
• Pada ujung basidiocarphepha, penyatuan dua inti haploid dalam basidium menjadi diploid.
• Bentuk basidium di ujung 4 proyeksi, yang disebut sebagai sterigm.
• Inti diploid dalam basidium kemudian membagi meiosis menjadi 4 inti haploid
• Kemudian nukleus memasuki salah satu stigmastigma dan berkembang menjadi basidiospora.
• Ketika basidiospora dipisahkan dari basidium dan jatuh ke tempatnya, mereka tumbuh
menjadi hifa haploid baru.
4. Ekologi dan Peranan
Ekologi
Tumbuh menyebar pada tempat-tempat lembab, pada
batang dan kayu yang sudah lapuk, daun-daunan yang
telah gugur dan material organic lain.
4. Ekologi dan Peranan
Peranan
Basidiomycota yang sangat penting bagi ekosistem dan manusia.
Secara ekologis, Basidiomycota sangat penting untuk pembusukan
bahan organik mati, termasuk kayu dan sampah daun, dan dengan
demikian penting untuk siklus karbon (Swann dan Hibbett 2007).
Beberapa Basidiomycota juga membentuk hubungan simbiosis yang
penting, seperti asosiasi mikoriza dengan akar tanaman, dimana
jamur menerima karbohidrat dari fotosintesis tanaman dan tanaman
memperoleh luas permukaan yang sangat besar miselium untuk
menyerap air dan nutrisi mineral dari tanah. Beberapa
dibudidayakan oleh semut. Bagi manusia, beberapa Basidiomycota
merupakan sumber makanan.
Di sisi lain, mereka juga akan terurai dalam jaringan hidup kayu
dan dengan demikian dapat merusak kayu di rumah-.rumah dan
bangunan lainnya, dan jamur karat dan jamur api yang parasit
pada tanaman dan menyebabkan penyakit tanaman pertanian
penting, seperti gandum. Beberapa menyebabkan penyakit
manusia dan hewan.
5. Klasifikasi Basidiomycota
Klasifikasi basidiomycota dibuat berdasarkan ada atau tidaknya basidiocarp, bentuk basidium dan ada
atau tidaknya lapisan hymenium. Basidiomycota dibagi dalam tiga kelas yaitu Hymenomycetes,
Gasteromycetes dan Teliomycetes.
a. Hymenomycetes
Karakteristik utama dari kelas ini adalah basidium dibentuk diatas lapisan hymenium dan spora
terpencar dengan kuat. Contoh spesie yang termasuk kedalam kelas Hymenomycetes antara lain:
• Agaricus bisporus
Ciri-cirinya
Basidiocarp berbentuk seperti paying
Ujung lamella bebas atau tidak Bersatu
Memiliki annulus
Volva tidak ada dan tangkai terpisah dari tudung
• Boletus edulis
Ciri-cirinya
Basidiocarp berbentuk seperti payung
Basidium dibentuk pada tabung berujung terbuka yang
membentuk pori dibagian bawah tudung
Warna tudung bervariasi tergantung tempat dia tumbuh
• Amanita muscaria
Ciri-cirinya
Basidiocarp lunak seperti payung
Spora berwarna putih
Lamella bebas
Memiliki annulus dan volva
Tudung berwarna kuning, orange atau merah cerah dengan sisik bewarna putih di atas tudung
• Ganaderma applanatum
Ciri-cirinya
Basidiocarp berkayu
Berbentuk setengah lingkaran (kipas)
Lubang pori halus dan kecil
Basidiospore berbentuk ovoid
Dinding spora dua lapis
• Clavaria vermicularis
Ciri-cirinya
Basidiocarp memiliki pileus (tudung) yang menyempit pada bagian tangkai
Bagian bawah tudung terdapat lamella
Hymenium dan basidium berjajar
Konstruksi hifa monomitik
b. Gasteromycetes
Karakteristik dari kelas ini adalah basidiospore matang didalam basidiocarp dan disebarkan secara pasif.
Basidiocarp dilapisi oleh selaput yang disebut dengan peridium. Peridium Sebagian terbuka secara alami
pada saat basidiospore matang dan ada pula yang tetap tertutup secara permanen dan spora hanya akan
keluar kalau ada faktor dari luar yang memecahkan peridium tersebut. Bagian basidiocarp yang fertile
disebut gleba. Bagian dalam gleba merupakan kumpulan hifa generative dan hifa skeletal (kapilitium)
yang berdinding tebal. Contoh spesies yang termasuk kedalam kelas ini antara lain:
• Lycoperdon
Ciri-cirinya
Powdery gleba pada waktu matang
Spora berwarna terang
Kapilitium berkembang dengan baik
Peridium terdiri dari 2-4 lapis dinding
• Geastrum
Ciri-cirinya
Geastraceae membentuk basidiocarp berukuran kecil dengan
peridium yang terdiri dari tiga lapis
Eksoperidium dan mesoperidium biasanya tidak dapat dipisahkan
Bila kering akan terpecah menjadi 4-12 bagian dan terbuka
membentuk barisan seperti bntang
• Calvatia
Ciri-cirinya
Sering dijumpai pada tanah dalam hutan, lapangan rumput, dibatang pohon
Peridium terbagi menjadi eksoperidium yang berupa pseudoparenkim
Endoperidium tipis seperti kertas
Jika tubuh buah masak eksoperidium akan lepas dan endoperidium membuka
dengan suatu lubang pada puncaknya
•Phallus indusiatus

• Phallus indusiatus
Ciri-cirinya
Basidiocarp memiliki bau yang tidak enak
Saprofit pada tanaman telah mati
Basidiocarp biasanya tumbuh dalam tanah
• Cyathus striatus
Ciri-cirinya
Basidiocarp memiliki bau yang tidak enak
Saprofit pada tanaman telah mati
Basidiocarp biasanya tumbuh dalam tanah hanya sedikit yang
muncul dipermukaan tanah
Biasanya hidup di batang pohon atau pohon yang telah lapuk
c. Teliomycetes
Karakteristik dari kelas ini adalah tidak membentuk basidiocarp,
merupakan parasite pada berbagai tanaman berpembuluh. Basidium
yang dihasilkan bersekat linear yang terbagi menjadi 4 sel. Kelas ini juga
menghasilkan spora seksual yang disebut teliospore binukleat,
berdinding tebal dan merupakan spora dorman. Contoh spesies yang
termasuk kelas ini antara lain:
• Puccinta graminis
Ciri-cirinya
Bersifat parasite pada tanaman yang berpembuluh
Tidak membentuk basidiocarp
Menimbulkan bercak-bercak bewarna coklat pada tanaman
yang diserangnya
Ustilago maydis

• Ustilago maydis
Ciri-cirinya
Bersifat parasite pada tumbuhan yang ditempatinya
Penyebab penyakit gosong bengkak pada jagung
Teksturnya halus
• Hemileia vastatrix
Ciri-cirinya
Menyebabkan penyakit krat daun kopi
Uredospore seperti tepung bewarna kuning tua
Gymnosporangium sabinae

• Gymnosporangium sabinae
Ciri-cirinya
Bersifat parasite terhadap tanaman yang di tompangi
Memerlukan dua tanaman inang untuk pembangunan
Pertumbuhan seperti labah-labah
• Urocystis cepulae
Ciri-cirinya
Bersifat parasite terhadap inang yang ditompanginya
Tidak membentuk basidiocarp
Menghasilkan teliospore bewarna hitam
Hifa ramping, septate dan bergulung
02
Lichenes
PENGERTIAN
Lichenes adalah organisme tingkat rendah yang termasuk Divisio
Thallopyhta dan merupakan simbiosis antara fungi dan alga.
Lichenes dari cara hidupnya bersifat ototrofik, karena mampu
melakukan fotosintesis yang diperankan oleh alga penyusun
lichens tersebut.
A. Ciri-ciri Lichenes
Tidak membutuhkan syarat-syarat hidup yang tinggi
Tahan terhadap kondisi kekurangan air dalam jangka waktu yang lama
Tahan terhadap panas terik
Jika cuaca panas, Lichens akan berubah warna seperti kekeringan, tetapi tidak mati. Jika
disirami air maka Lichens akan hidup kembali
Pertumbuhan thalus sangat lambat
A. Ciri-ciri Lichenes
Hidup di lingkungan yang “keras” terpapar pada suatu permukaan yang datar,
dinding, atap, dahan/ranting pohon dan material buatan manusia lainnya
seperti gelas, logam dan lain-lain.
Lichens dapat dijumpai secara luas di daerah yang lembab, dataran tinggi,
daerah artik sampai tropik. Tumbuhan ini dapat ditemukan pada permukaan
tanah, daun, batu, kulit kayu, pohon, dipinggir sungai maupun tepi pantai
B. Morfologi Lichenes
Morfologi Lichenes dapat dikategorikan menjadi empat pola
bentuk, yaitu :
Krustosa, yang hidup secara merapat sekali pada substratnya
Foliosa, yaitu kelompok lichens yang seolah-olah mempunyai
tepi semacam daun yang timbul dari substratnya
B. Morfologi Lichenes
Frutikosa, yakni kelompok lichens yang tumbuh mencuat
dari substratnya
Squamulosa, Jenis Lichen ini memiliki struktur lobus
menyerupai sisik, dengan ukuran lobus yang kecil dan
saling tumpang tindih.
C. Struktur tubuh Lichenes
Struktur tubuh Lichenes berbentuk talus, bagian luar merupakan miselium, dan bagian
dalam tersusun atas hifa. Di antara miselium dan hifa jamur terdapat sel-sel Algae, yaitu :
Bagian dari Algae disebut phicobiont yaitu dari divisi Cyanophyta dan Chlorophyta.
Bagian Fungi disebut mycobiont yaitu dari divisi Ascomycotina dan Basidiomycotina.
C. Struktur tubuh Lichenes
Struktur sel-sel alga terdiri dari :
Korteks bagian atas
Lapisan Algae
Medulla
Korteks bagian bawah
D. Klasifikasi Lichenes
Berdasarkan fungi yang menyusunnya Lichenes dapat dibagi menjadi 2 kelas yaitu :
1. Kelas AscoLichenses
a) Dermatocarpon miniatum W. Mann. Lich. Bahem
Dermatocarpon miniatum W. Mann. Lich. Bahem bentuknya bulat seperti piring
spesies ini termasuk dalam tife morfologi foliose karena sifatnya yang tidak menempel erat
pada substrat yang di tumbuhinya dan mudah dipisah
D. Klasifikasi Lichenes
b) Verrucaria ningrescens Schwabische Alb, Germany

Verrucaria ningrescens Schwabische Alb, Germany spesies ini termasuk dalam


tipe morfologi crustose karena sifatnya yang sulit di pisahkan dari substrat yang di
tumbuhnya.
D. Klasifikasi Lichenes
c) Usnea barbata (L.) Weber ex F.H. Wigg

Usnea barbata (L.) Weber ex F.H. Wigg merupakan jenis lichen yang memiliki
talus dengan tipe fruticose, berwarna hijau muda dengan bentuk morfologi tubuh
bergelombang. Seluruh bagian talus bercabang-cabang, bentuk talus halus dan
permukaan talus bertepung. Panjang koloninya 42 cm. Jenis lichen ini termasuk ke
dalam famili Parmeliacea.
D. Klasifikasi Lichenes
d) Verrucaria ningrescens Schwabische Alb, Germany

Parmelia sulcata Lecanora helva adalah lichen yang mempunyai warna hijau
bintik hitam, talus dengan tipe foliose dengan bentuk morfologi tubuh
bergelombang. Bentuk talus seperti tepung dan permukaan talus bertepung. Panjang
koloninya 5 cm. Jenis lichen ini termasuk ke dalam famili Parmeliaceae.
D. Klasifikasi Lichenes
e) Claonia cristatella Tuck

Claonia cristatella Tuck. merupakan jenis lichen yang memiliki talus dengan
tipe fruticose, berwarna hijau keputihan dengan bentuk morfologi tubuh bertumpuk.
Ujung talusnya memiliki pentolan bulat berwarna merah, bentuk talus kasar dan
permukaan talus
2. Kelas Basidioomycenes
a. Cora pavonia Lucking, E. Navarro & Sipman
Mirip seperti Dermato carpon miniatum sama-sama termasuk dalam tipe morfologifoliose
karena mudah di pisahkan dari substratnya. Akan tetapi ia hidup secara berkelompok dalam
jumlah yang sangat banyak. Kebanyakan mempunyai talus berbentuk lembaran-lembaran.
Pada tubuh buah terbentuk lapisan hymenium yang mengandung basidium, yang sangat
menyerupai tubuh buah Hymenomycetalus.
Berdasarkan substrat tempat tumbuhnya Lichens dibedakan menjadi 3 yaitu:

1. Corticolous

Corticolous merupakan Lichens yang tumbuh dipermukaan pohon atau jenis Lichens yang

hidup pada kulit pohon. Jenis ini sangat terbatas pada daerah tropis dan subtropics, yang

sebagian besar kondisi lingkungannya lembab. Biasanya terdiri dari spesies fruticose dan

foliose contohnya Evernia, Parmelia dan Usnea. Pertumbuhan Lichens di permukaan

pohon tergantung pada kestabilitas pohon tersebut, tekstur, pH dan ketersediaan air
Contoh spesies:
Evernia Parmelia

Usnea
Berdasarkan substrat tempat tumbuhnya Lichens dibedakan menjadi 3 yaitu:

2. Saxicolous

Tumbuh di permukaan batu, jenis ini sangat tergantung tipe batu dan menempel pada substrat

yang padat dan di daerah dingin, spesiesnya seperti Caloplecta, Aspicilia tumbuh diatas

permukaan batu akik. Spesies Verrucaria dapat ditemukan di daerah bebatuan disumur. Lepraria,

komunitas cystocoleus dapat ditemukan di permukaan batu silika. Tipe batu dan pH merupakan

faktor penting yang bertanggung jawab atas pembentukan koloni dan komunitas Lichens,
D. Klasifikasi Lichenes
Contoh spesies:
Caloplecta Aspicilia

Verrucaria Lepraria
Berdasarkan substrat tempat tumbuhnya Lichens dibedakan

menjadi 3 yaitu:

3. Terricolous

Terricolous merupakan jenis Lichens terrestrial yang tumbuh di

permukaan tanah dan sering membentuk komponen yang dominan

pada vegetasi lahan biasanya di lingkungan ekstrem.


E. Reproduksi Lichenes
Pembentukan struktur reproduksi aseksual yang dinamakan

soredia (tunggal soredium). Baik soredia maupun isidia disebut

diaspora atau propagula, yang efektif berkembang biak karena

sudah berisi alga sebagai fikobionnya dan fungi selaku

mikobionnya. Fragmentasi dari talusnya merupakan cara

reproduksi aseksual.
Fragmentasi dari talusnya merupakan cara reproduksi aseksual.

Sedangkan reproduksi secara seksualnya agak rumit

keberlangsungannya, alga selaku fikobion tidak mengalami reproduksi

secara seksual, sedangkan fungi selaku mikobion membentuk

ascospora di dalam aski yang berada di dalam askokarp, atau

membentuk basidiospora didalam badidium yang terdapat dalam

basidiokarp.
F. Ekologi atau Habitat Lichenes
Tumbuh di batang pohon, tanah, batuan, dinding atau substrat lainnya dan dalam berbagai

macam kondisi lingkungan, mulai dari daerah gurun sampai daerah kutub. Lichenes

tumbuh sangat lambat, bahkan hanya beberapa sentimeter dalam setahun. Lichenes

tumbuh tidak hanya dipepohonan tetapi tumbuh diatas permukaan tanah misalnya di

daerah Tundra. Tumbuhan ini termasuk tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam

pembentukan tanah, Lichenes bisa hidup di bebatuan atau pada cadas di bebatuan.
G. Peranan Lichenes
Digunakan untuk bahan baku antibiotic untuk menyembuhkan penyakit

Digunakan sebagai pewarna, seperti mewarnai kain wol

Minyak yang dihasilkan ekstrak Lichenes digunakan untuk parfum dan sabun

Digunakan sebagai indikator untuk mengetahui formasi geologis atau deposit

mineral, karena substratnya yang spesifik

Sebagai bahan makanan


THANKS

Anda mungkin juga menyukai