Anda di halaman 1dari 7

2.

Memudarnya kohesi dan integrasi social


Bangsa Indonesia yang terkenal santun, berubah menjadi bangsa yang kurang menghargai
perbedaan dan mudah melakukan kekerasan. Berbagai bentuk perilaku menyimpang dan
kriminalitas cenderung meningkat, seperti penyalahgunaan narkotika, pembunuhan, pelecehan
seksual, perdagangan manusia, pornografi dan pengrusakan lingkungan.
http://muhammadiyahis.blogspot.co.id/2015/11/4-masalah-sosial-budaya-mengancam.html

Kohesi Sosial Membahas mengenai hubungan sosial terdapat berbagai macam


konsep kohesi sosial yang sangat beragam tergantung kepada waktu, budaya,
dll. Dalam kohesi sosial kontemporer dapat didefinisasikan sebagai
kemampuan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi
anggotanya termasuk dengan pemenuhan kebutuhan hidup didalamnya. Definisi
ini mengacu terhadap penjelasan dari Council of Europe’s Strategy for Social
Cohesion yang menekankan komitmen sosial untuk mengurangi perselisihan dan
mencegah pengelompokan. Secara etimologi kohesi merupakan kemampuan
suatu kelompok untuk menyatu, dan kohesi sosial merupakan hasil dari
hubungan undividu dan lembaga. Pengertian mengenai konsep kohesi sosial
yang asli sendiri berasal dari tesis Emile Durkheim. Menurutnya terdapat
solidaritas mekanik yang diindikasikan dengan adanya aktor yang kuat dalam
masyarakat, lalu terdapat solidaritas organik yang diindikasikan dengan saling
bergantungnya individu maka akan terbentuk suatu kohesi sosial dengan
sendirinya. Definisi lainnya didasarkan kepada keterikatan masyarakat yang
terbentuk dengan sendirinya dan bukan hasil dari pemahaman untuk mencapai
kohesi sosial. Lalu terdapat definisi yang didasari oleh persamaan nilai dan rasa
memiliki, menjelaskan bahwa kohesi sosial tercipta karena persamaan nilai,
persamaan tantangan dan kesempatan yang setara didasari oleh harapan dan
kepercayaan. Pengertian atau definisi yang terakhir didasari oleh kemampuan
untuk bekerja bersama dalam suatu entitas yang akan menghasilkan kohesi
sosial. Kohesi sosial bukanlah konsep yang tercipta secara teknis, melainkan
suatu interpretasi yang didasarkan pada pengalaman empirik yang dialami oleh
pelaku di lembaga yang termotivasi karena rasa tanggung jawab untuk mencari
solusi dari konflik yang terjadi di masyarakat. Kohesi sosial juga memfokuskan
kepada tujuan politik. Tujuan politik yang ingin dicapai pada masa kini
menekankan mengenai upaya pemenuhan hak individual berupa hak sipil dan
politik serta ekonomi dan sosial. Sementara itu, kohesi sosial dianggap bukan
merupakan suatu proses natural yang terjadi begitu saja, namun merupakan
hasil dari hubungan dari individu dengan lembaga atau institusi dalam suatu
aturan yang diakui dalam suatu komunitas. Maka dari itu aturan main yang
berlaku berasal dari komunitas tertentu untuk lingkungan didalamnya. Terdapat
empat elemen yang secara mutlak tidak dapat dipisahkan dalam mencapai
keadaan dimana masyarakat sejahtera dan lingkungan terbebas dari konflik
sosial. Keempat elemen ini secara garis besar merupakan pemenuhan Hak Asasi
Manusia (HAM) yang berupa kesetaraan tanpa adanya diskriminasi, harkat dan
martabat dijunjung tinggi, komitmen untuk berpartisipasi serta kebebasan
individu dengan adanya pengembangan diri. Keempat hal ini merupakan bagian
yang terikat dan saling bergantung satu sama lain, sehingga untuk mewujudkan
kohesi sosial yang didasari oleh kesejahteraan masyarakat diperlukan
keseimbangan akan empat instrumen ini. Sedangkan dalam menjawab tantangan
tentang bagaimana menciptakan kohesi sosial dalam masyarakat kontemporer,
jawabannya kembali kepada mewujudkan lingkungan yang berdasar pada
solidaritas organic, karena masyarakat kontemporer sangatlah tergantung akan
pemenuhan hak bagi setiap individu yang menyebabkan ketergantungan antar
individu yang ada. Kohesi sosial dapat terbentuk dan diidentifikasi melalui suatu
pendekatan, akan tetapi terdapat beberapa pendekatan yang berbeda untuk
memahaminya. Sedangkan hubungan masyarakat kontemporer tidak lagi tercipta
melalui kebiasaan dan pengetahuan yang melegitimasi tindakannya, melainkan
lingkungan dari hubungan masyarakat ini yang meligitimasi tindakannya didasari
dengan rasa hormat kepada sesama. Pendekatan yang pertama ialah negative
approach (pendekatan negatif). Pendekatan ini memandang kohesi sosial di
masyarakat tidak terjadi karena adanya hal/faktor negatif yang menyebabkan
tidak terciptanya hubungan masyarakat yang baik. Seperti kemiskinan dan
pengangguran merupakan salah satu faktrr penyebabnya. Pendekatan yang
kedua adalah positive approach (pendekatan positif). Pendekatan ini
menekankan bahwa masyarakat secara keseluruhan memiliki kemampuan untuk
mendapatkan kualitas hidup yang bagus bagi dirinya atau dalam arti kata lain
untuk membentuk keadaan dimana kohesi sosial dapat tercipta berdasar
kualitas hidup. Pendekatan postitif ini dibagi menjadi empat penedekatan.
Pertama, Territorial cohesion approach yang berdasar kepada prinsip solidaritas
teritorial yang terjadi antara aggota uni eropa dengan wilayahnya. Solidaritas
teritorial ini dianggap akan menciptakan kohesi sosial karena keadaan ini akan
mengurangi adanya perbedaan di wilayah tersebut. Kedua, Social capital
approach yang melihat adanya persamaan nilai, standar hidup dan kepercayaan
bersama akan menciptakan masyarakat yang berupaya untuk menyelesaikan
masalahnya secara bersamaan. Dalam hubungan ini terdapat badan untuk
mengkoordinasi hubungan mereka sehingga hubungan ini menciptakan kohesi
sosial yang efektif. Ketiga, Quality of life approach, pendekatan ini dikenalkan
oleh European Foundation for Improvement of Living and Working Conditions.
Pendekatan ini melihat bahwa kualitas sosial dalam masyarakat dapat dijadikan
indikator untuk mengevaluasi kualitas ekonomi dan hubungan sosial mereka.
Kualitas sosial ini memiliki empat kakarakteristik, yaitu kestabilan ekonomi,
keterbukaan hubungan sosial, perluasan kohesi sosial dan kebebasan individu.
Keempat, Acces to right approach yang melihat bahwa dengan menganalisa
kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan hak-hak mereka maka dapat dilihat
apakah kohesi soasial dapat tercipta. Contohnya dapat dilihat dari sistem
informasi dan komunikasi sera penanganan keuangan dan sumber daya manusia.
Keempat pendekatan ini merupakan cabang dari pendekatan positif yang
menekankan kepada kualitas hidup sebagai faktor tercipta kohesi sosial.
Sebagai kesimpulan maka proses terjadinya kohesi sosial merupakan suatu
fenomena yang dapat dilihat dengan strategi pendekatan. Dalam melihatnya
terdapat dua pendekatan, yaitu negatif yang menekankan kepada faktor tidak
terjadinya kohesi sosial dan positif yang menekankan kepada kualitas sosial
yang memberikan dampak terbentuknya kohesi sosial
http://www.kompasiana.com/bismasampurna/memahami-konsep-kohesi-sosial

Integrasi Sosial

Integrasi sosial adalah proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang berbeda


dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut pandangan para penganut
fungsionalisme struktural, sistem sosial senantiasa terintegrasi atas dua landasan
berikut:

Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus (kesepakatan) di antara


sebagian besar anggota masyarakat.

Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai
kesatuan sosial (cross cutting affiliations).

Menurut William F. Ogburn dan Mayer Nimkoff, syarat berhasilnya suatu integrasi sosial
adalah:

Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan satu
dengan lainnya

Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma dan nilai.

Norma-norma dan nilai sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten.

Para ilmuwan mengidentifikasi bentuk-bentuk ideal suatu integrasi sosial yaitu:

Asimilasi
Asimilasi adalah proses sosial yang timbul bila golongan manusia dengan latar
belakang kebudayaan yang berbeda-beda saling bergaul langsung secara intensif
untuk waktu yang lama sehingga kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi
masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan juga unsur-unsurnya masing-
masing berubah wujudnya menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran. Suatu
asimilasi akan mudah terjadi apabila didorong oleh faktor-faktor sebagai berikut.

Toleransi antara kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan sendiri yang akan tercapai melalui suatu
proses yang disebut akomodasi.

Tiap-tiap indvidu dan kelompok memiliki kesempatan yang sama dalam ekonomi, terutama dalam
memenuhi kebutuhan akan barang dan jasa.

Diperlukan sikap saling menghargai terhadap kebudayaan lain.

Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dengan memberikan kesempatan pada golongan minoritas
untuk memperoleh pendidikan, penggunaan fasilitas umum, dan partisipasi politik.

Perkawinan campuran akan menyatukan dan mengurangi perbedaan-perbedaan antara warga dari
suatu golongan dengan golongan lain.

Sedangkan faktor-faktor yang menjadi penghalang bagi terlaksananya proses


asimilasi adalah sebagai berikut.

Kurang pengetahuan mengenai kebudayaan yang diahadapi

Sifat takut terhadap kekuatan dari kebudayaan lain

Perasaan superioritas dari individua dari satu kebudayaan terhadap yang lain

Akulturasi

Akulturasi adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan
suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan
asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat
laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan
hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.

Jadi, akulturasi merupakan proses perubahan yang ditandai dengan terjadinya


penyatuan dua kebudayaan yang berbeda. Penyatuan ini tidak menghilangkan ciri
khas dari masing-masing kebudayaan. Misalnya, kebudayaan Hindu memasuki
kebudayaan Bali dan berkembang menjadi kebudayaan Hindu-Bali. Dalam proses
ini, kebudayaan Bali tidak hilang atau tetap bertahan walaupun dimasuki unsur
kebudayaan Hindu.

https://infosos.wordpress.com/kelas-xi-ips/konfil-dan-integrasi-sosial/
MEDAN, KOMPAS.com - Gara-gara tidak diberi uang jajan, Rian Iswara (15) nyaris membunuh
Eka, ibu kandungnya.

Eka (42) menuturkan, saat itu dirinya tengah asyik menonton televisi di rumahnya di Jalan Tanjung
Selamat, Sunggal, Kota Medan. Tiba-tiba Rian datang meminta uang jajan.

"Didatanginya aku, terus minta uang jajan. Karena aku lagi tak punya uang, jadi besok ajalah kukasih
uang jajannya. Rupanya emosi dia. Pergi dia ke dapur mengambil parang. Terkejut kali aku waktu tiba-
tiba bawa parang dan mau membacok aku," kata Eka, Kamis (25/2/2016).

Eka mengaku langsung melarikan diri ke kantor Polsekta Sunggal dan melaporkan ancaman tersebut.

"Langsung larilah aku ke kantor polisi. Sudah empat tahun aku menjanda, begini pula aku dibuat
anakku," ungkap Eka sedih.

Kanit Reskrim Polsekta Sungal Iptu Nur Istiono mengatakan telah menahan terlapor karena mengancam
keselamatan orang.

"Sudah kita tahan. Namun penyidikan tergantung pelapor. Kalau mau diteruskan kita teruskan kalau bisa
dimediasi, ya silakan," ungkap Nur.
Penuli : Kontributor Medan, Mei
s Leandha
Editor : Caroline Damanik
http://regional.kompas.com/

BIREUEN, KOMPAS.com - Berniat mengantarkan sabu-sabu, dua pemuda dibekuk Tim Opsnal
Satres Narkoba Polres Bireuen, Rabu (24/2/2016) malam pukul 23.00 WIB di SPBU Simpang Leubu,
Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Aceh.

Kedua pemuda masing-masing Husen (25), warga Desa Alue Rambong, Kecamatan Juli, Kabupaten
Bireuen dan Munizar Bin Mahjol (19), warga Desa Meunasah Lhok, Kecamatan Muara Batu, Kabupaten
Aceh Utara.

Kasat Narkoba Polres Bireuen, Ipda Rahmat SH, Kamis (25/2/2016), mengatakan, keberadaan kedua
pelaku diketahui berdasarkan informasi masyarakat yang diduga hendak mengantarkan sabu-sabu ke
Desa Geurugok, Kecamatan Gandapura.

“Tim kita menyergap saat mereka berada di lokasi SPBU Simpang Leubu untuk mengisi bahan bakar.
Saat kita geledah ternyata dapat barang buktinya,” kata Rahmat.

Dia menambahkan, sabu seberat 0.55 gram sempat dilemparkan tersangka ke lantai keramik dekat WC.
Saat ini, barang bukti yang diamankan dari dua tersangka, yakni satu paket sabu-sabu seberat 0,55 gram,
satu unit ponsel Oppo warna putih, satu unit ponawl merk Nokia dan satu unit sepeda motor jenis
Honda Vario Tecno warna hitam putih.
Penuli : Kontributor Bireuen, Desi
s Safnita Saifan
Editor : Farid Assifa

Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengancam akan


menjadikan camat, lurah hingga camat yang tidak menyetor uang sisa anggaran. Dia
mengaku sudah mengetahui semua permainan kotor para lurah.

"Ya masih ada lah. Sisa uang bagi-bagi. Sisa uang yang buat masyarakat enggak dibalikin,
diatur atur. Udah kita tangkep ini," kataAhok di Balai Kota usai melantik puluhan pejabat di
lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Rabu (24/2).

Dia meminta wali kota tidak melindungi tindakan anak buahnya. Bila aturan itu tak
diindahkan, wali kota tersebut juga akan dicopot.

"Saya minta wali kota tidak melindungi anak buahnya, kalau tidak mau saya stafkan juga."

Ahok menjelaskan, meski pembelanjaan di Pemprov DKI menggunakan transaksi non


cash, masih banyak cara yang digunakan oknum lurah untuk menarik uang. Salah satunya
dengan meminta uang kepada penerima anggaran yang telah menerima pembayaran.

"Kan non cash dia keluarin, minta sama orang balikin, macem-macem. udahlah maling
juga," ujarnya.

Seperti diketahui, Ahok hari ini melantik sejumlah pejabat di lingkup Balaikota.
Agus suradika - Kepala BKD

Jupan Royter - Wakil Kasatpol PP menggantikan Kepala Satpol PP - Kukuh Hadi Santosa

Ahmad Ghazali - Kepala Biro Pendidikan dan Mental Spiritual Sekretariat digantikan oleh
Hendra Hidayat - Kepala Bagian Protokol Biro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri
(KDH dan KLN) DKI Jakarta
Asisten Deputi Gubernur Bidang Pariwisata - Deli Indrayanti digantikan oleh Endi Aldi -
Asisten Bidang Ekonomi Wali Kota Jakarta Barat

Yani Wahyu - Wakil Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans)


menggantikan Jupan Royter - Wakil Kasatpol PP

Sunardi Sinaga - Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Perparkiran digantikan oleh Tiodor
Sianturi - Kepala Suku Dinas Perhubungan dan Transportasi Jakarta Barat
http://www.merdeka.com/jakarta/ahok-geram-sisa-anggaran-ditilep-wali-kota-hingga-lurah-
distafkan.html

Anda mungkin juga menyukai