Anda di halaman 1dari 16

IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp.

1~5
ISSN: 1978-1520 ◼1

Perancangan Sistem Informasi Manajemen Aset Berbasis


Web Menggunakan Metode Scrumban
(Studi Kasus: Universitas Subang)

Tazkia Salsabila Ardan


1,2
Prodi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Subang, Subang Indonesia
e-mail: tazkiaardan@unsub.ac.id

Abstrak
Universitas Subang adalah perguruan tinggi yang berada di Kabupaten Subang Jawa
Barat. Dengan banyaknya fakultas dan lokasi yang berbeda, proses manajemen aset di
Universitas Subang tidak bisa lagi dilakukan secara konvensional apalagi seiring dengan
bertambahnya waktu bertambah pula aset yang ada. Pengelolaan aset secara konvensional
menyebabkan banyak permasalah yang timbul, optimalisasi aset tidak bisa dilakukan secara
maksimal serta sulitnya mendapatkan bahan evaluasi bagi petugas yang ada karena tidak
terintegrasinya data. Hasil penelitian ini yaitu merancang sebuah sistem informasi manajemen
aset (SIMA) dengan memanfaatkan teknologi web sehingga diharapkan akan membantu dalam
proses manajemen aset meminimalisir masalah yang ada secara terintegrasi. Dalam penelitian
ini akan menerapkan metode Scrumban dalam merancang SIMA. Untuk menggambarkan
rancangan tersebut penulis akan menggunakan metode Unified Modeling Language, membuat
rancangan database dan rancangan interface. Hasil akhir dari penelitian ini berupa model
SIMA yang meliputi beberapa aspek di antaranya aspek pengguna sistem, aspek software,
aspek hardware dan aspek jaringan internet yang akan implementasi untuk kedepannya.

Kata kunci—SIMA, Website, Scrumban, Unified Modeling Language

Abstract
Subang University is a tertiary institution located in Subang Regency, West Java. With
so many different faculties and locations, the asset management process at Subang University
can no longer be done conventionally, especially as existing assets increase over time.
Conventional asset management causes many problems to arise, asset optimization cannot be
carried out optimally and it is difficult to obtain evaluation materials for existing officers
because data is not integrated. The results of this research are designing an asset management
information system (SIMA) by utilizing web technology so that it is hoped that it will help in the
asset management process to minimize existing problems in an integrated manner. In this
research, we will apply the Scrumban method in designing SIMA. To describe this design the
author will use the Unified Modeling Language method, create a database design and interface
design. The final result of this research is a SIMA model which includes several aspects
including system user aspects, software aspects, hardware aspects and internet network aspects
which will be implemented in the future.

Keywords—Asset Management Information System, Website, Scrumban, Unified Modeling


Language

1. PENDAHULUAN

Received June1st,2012; Revised June25th, 2012; Accepted July 10th, 2012


2 ◼ ISSN: 1978-1520

Universitas Subang adalah perguruan tinggi yang berada di Kabupaten Subang Jawa
Barat, dengan bangunan-bangunan utamanya terdapat di dua lokasi yang berbeda dengan nama
Kampus 1 dan Kampus 2. Universitas Subang ini memiliki tujuh fakultas dengan lima belas
jurusan dan satu fakultas pascasarjana. Dengan banyaknya fakultas dan lokasi yang berbeda,
proses manajemen aset di UNSUB tidak bisa lagi dilakukan secara konvensional apalagi seiring
dengan bertambahnya waktu bertambah pula aset yang ada. Pengelolaan aset secara
konvensional menyebabkan banyak masalah yang timbul, di antaranya petugas menjadi sering
kesulitan mencari dokumen yang dibutuhkan dikarenakan laporan aset sering hilang atau
tercecer, informasi yang kurang akurat dan ter-update karena proses peminjaman tidak
terdokumentasi, serta barang inventori yang tersedia terkendala pada proses pemakaian atau
peminjamannya, sehingga ketika dibutuhkan oleh petugas, mereka harus menemui pihak-pihak
terkait untuk menanyakan keberadaan suatu barang. Sehingga proses optimalisasi aset yang
tidak bisa dilakukan secara maksimal dan menjadi bahan evaluasi bagi petugas yang ada. Sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2015 [1] Tentang Standar Nasional Perguruan
Tinggi pasal 49 ayat satu (1) bahwa didalam pengelolaan satuan Pendidikan terdapat
pengelolaan sarana dan prasarana Pendidikan, serta diperkuat dengan adanya peraturan
Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi nomor 44 tahun 2015 [2] tentang Commented [LM1]: Mohon ganti menjadi format IEEE
Standar Nasional Pendidikan Tinggi Pasal 5 bagian kedua menjelaskan didalamnya salah satu
standar kompetensi lulusan adalah standar sarana dan prasarana pembelajaran, bahwa sarana
dan prasarana yang ada di UNSUB merupakan hal yang sangat penting.
Sehingga diperlu untuk menggunakan Sistem informasi manajemen aset atau SIMA,
SIMA merupakan aplikasi berbasis web yang dibuat untuk membantu proses pengelolaan aset
agar tertib dalam dokumen dan tertib dalam administrasi. Tertib dalam dokumen aset adalah
proses pendokumentasian data atau dokumen mengenai eksistensi aset, dan tertib dalam
administrasi yaitu upaya membuat prosedur pengelolaan aset mulai dari proses pengadaan aset,
lalu pembaharuan data aset, hingga penghapusan aset. Perancangan sistem informasi ke
depannya diharapkan akan membantu dalam proses manajemen aset untuk meminimalisir
masalah yang ada secara terintegrasi. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode
Scrumban. Scrumban adalah gabungan dari metode pengembangan Scrum dan Kanban untuk
dapat menggunakan fitur dari kedua model tersebut [3]. Scrumban menyediakan struktur Scrum Commented [LM2]: Tuliskan research gap antara penelitian
yang mengutamakan waktu[4], sementara Kanban menyediakan fleksibilitas dan visualisasi terdahulu dengan penelitian saat ini
pekerjaan, menjadikannya pendekatan yang serbaguna untuk manajemen alur kerja[5].
Beberapa penelitian terdahulu menjelaskan penggunaan Scrumban sebagai pengembangan
perangkat lunak, namun belum ada yang menggunakan Scrumban pada pengembangan
perangkat lunak SIMA.

2. METODE PENELITIAN

2.1 Manajemen Aset


Manajemen aset mencakup serangkaian aktivitas “pemeliharan”, terutama berkaitan
dengan menjaga peralatan yang ada dalam kondisi baik. Manajemen aset berkaitan dengan
penerapan penilaian teknis dan keuangan serta praktik manajemen yang baik untuk memutuskan
aset apa saja yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan bisnis [6]. Gambar 1 merupakan siklus
manajemen aset, yang terdapat sembilan tahapan[7], yaitu dimulai dari tahapan perencanaan
kebutuhan asset, pengadaan asset, inventarisasi asset, legal audit asset, penilaian asset,
pengoprasian dan pemliharaan asset, penghapusan asset atau pembaharuan/rejuvensi asset, jika
memilih penghapusan asset ada du acara yaitu pemusnahan asset atau pengalihan asset
(penjualan, penyertaan modal, hibah).

IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page


IJCCS ISSN: 1978-1520 ◼ 3

Gambar 1 Siklus Manajemen Aset

2.2 Sistem Informasi Manajemen Aset


SIMA adalah sebuah sistem informasi manajemen yang berfungsi untuk menghitung,
mengawasi dan memantau keberadaan aset[7]. Fungsi sistem informasi aset adalah untuk
mencatat pembelian, persetujuan, penggunaan, pemeliharaan, status dan kondisi aset. Aset dapat
berupa inventaris tanah, inventaris bangunan, inventaris alat transportasi, inventaris senjata,
inventaris jaringan, inventaris peralatan seperti alat tulis kantor dan perlengkapan laboratorium,
inventaris ruang / gudang dan barang-barang yang terdapat di dalamnya, lokasi lain dan
inventaris barang.

2.3 Srcum
Scrum merupakan sebuah kerangka kerja yang membantu orang dalam menyelesaikan
masalah kompleks yang berubah-ubah, di mana saat yang bersamaan harus menghasilkan
produk dengan nilai yang tinggi secara kreatif dan produktif semenjak tahun 1990-an. Scrum
merupakan kerangka kerja yang dapat memasukan proses dan teknik. Scrum didasari oleh teori
control proses empiris (empirisme)[4]. Gambar 2 menampilkan mewakili Scrum in action dalam
buku Sofware in 30 Days oleh Ken Schwaber dan Jeff Sutherland [8].

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
4 ◼ ISSN: 1978-1520

Gambar 2 Scrum In Action

Tim Scrum terdiri dari Product Owner, Development Team dan Scrum Master. Tim
mengatur dirinya sendiri untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan pekerjaannya[4].
Event yang telah ditentukan digunakan di Scrum untuk menciptakan keteraturan dan
meminimalkan kebutuhan akan pertemuan yang tidak ditentukan di Scrum. Semua acara
memiliki batas waktu. Setelah Sprint dimulai, durasinya ditetapkan dan tidak dapat dipersingkat
atau diperpanjang. Event yang tersisa dapat berakhir setiap kali tujuan acara tercapai,
memastikan jumlah waktu yang tepat dihabiskan tanpa membiarkan pemborosan dalam
proses[8].

2.4 Kanban
Menggunakan model Kanban, alur kerja dalam proyek pengembangan perangkat lunak
divisualisasikan menggunakan papan yang disebut papan Kanban. Di papan Kanban, item
pekerjaan (biasanya cerita pengguna) direpresentasikan menggunakan kartu Kanban, kartu
Kanban yang paling umum digunakan adalah catatan tempel [9].

Gambar 3 Kanban Board


Tabel 1 menjelaskan implementasi Kanban dalam mengembangkan Perangkat Lunak [10].

Tabel 1 Kanban dalam Pengembangan Perangkat Lunak

Prinsip Kanban Kanban dalam Pengembangan Perangkat Lunak


Visualize the 1. Memvisualisasikan kerja sebagai “kebijakan saat ini,
workflow jenis tugas dan lain-lain.
2. Memvisualisasikan alur kerja sebagai “proses, prosedur
kerja, aliran nilai, tugas selanjutnya, tugas selesai.
3. Membangun blok kartu dan kapasitas.
4. Menunjukkan tentang metrik proyek seperti waktu

IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page


IJCCS ISSN: 1978-1520 ◼ 5

Prinsip Kanban Kanban dalam Pengembangan Perangkat Lunak


tunggu, waktu siklus dan lain-lain.
5. Merumuskan dimensi risiko seperti biaya
keterlambatan, risiko teknis dan risiko pasar dan lain-
lain.
Limit Work In 1. Tidak ada Batasan WIP jika memang tim mampu
Progress untuk membuat wip baru.
2. WIP bekerja dalam alur kerja dengan tak terbatas
pada “antrian” , “selesai” dan lain-lain.
3. Batas WIP di tingkat alur kerja dengan “Single Workflow
Pull” dan “Multiple Workflow Pull”.
Measure the lead time 1. Berfokus pada prioritas.
2. Menunjukkan ukuran dari tugas yang sedang
berlangsung dan tugas besar dipecah.
3. Mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan satu hal.

2.5 Scrumban
Scrumban adalah kombinasi dari Scrum dan Kanban, Scrumban menggunakan fitur dari
kedua model tersebut. Scrumban menggunakan Scrum karena sifat preskriptif untuk menjadi
gesit; dan mendorong perbaikan proses Kanban untuk memungkinkan tim untuk terus
meningkatkan prosesnya[3]. Gambar 4 menggambarkan Scrumban merupakan salah satu hybrid
terbaru pendekatan dalam pengembangan perangkat lunak yang menyerukan "kompromi" teknis
dan metodologis antara metodologi induk[11].

Gambar 4 Scrum + Kanban = Scrumban

Berikut adalah prinsip inti Scrumban [9]:


1. Visualize the workflow
2. Pull work
3. Limit Work In Progress Items
4. Make team rules explicit
5. Planning meetings
6. Review
7. Metrics and optional estimations in Scrumban

2.6 Metodologi Penelitian


Tahapan-tahapan metod epenelitian yang akan dilalui dijelaskan pada Gambar 4.

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
6 ◼ ISSN: 1978-1520
C

Gambar 5 Metodelogi Penelitian

Berdasarkan Gambar 4 dapat diuraikan sebagai berikut:


1. Tahap awal penelitian
Penelitian diawali dengan menentukan topik tesis melalui seleksi objek penelitian,
menentukan tujuan dan sasaran penelitian, serta mencari gambaran umum tentang
metodologi penelitian yang sesuai dengan topik tesis.
2. Tahap Pengumpulan Data
Terdapat dua turunan tahapan, yaitu:
a. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati objek penelitian yang dilakukan di UNSUB
sebagai bahan penelitian yang meliputi visi, misi, tujuan, tupoksi dan proses bisnis
yang ada di dalam lingkungan penelitian.
b. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan mempelajari teori-teori yang berkaitan dengan topik
tesis. Landasan teori yang diambil dari karya tulis ilmiah, di antaranya jurnal ilmiah
nasional dan internasional, buku-buku atau sumber bacaan lain.
3. Tahap Analisis dan Perancangan
Pada tahapan Analisis dan Perancangan yang penulis lakukan ada lima tahapan, yaitu:
a. Menganalisis Proses Bisnis
Untuk memahami bagaimana prosedur yang ada di UNSUB, siapa saja yang terlibat
dan kegiatan apa saja yang dilakukan.
b. Menganalisis Product Backlog
Untuk menggambarkan daftar perintah atau kegiatan yang mungkin diperlukan dalam
produk dan merupakan sumber tunggal persyaratan untuk setiap perubahan.,

IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page


IJCCS ISSN: 1978-1520 ◼ 7

c. Membuat Sprint Backlog


d. Untuk mendeskripsikan gambaran real-time yang sangat terlihat dari pekerjaan yang
direncanakan oleh Pengembang untuk diselesaikan selama Sprint untuk mencapai
Tujuan Sprint.
e. Papan Kanban
f. Dalam merancang SIMA berbasis web akan memvisualisasikan pekerjaan
menggunakan papan Kanban.
g. Sprint
Dalam merancang SIMA Sprint terbagi menjadi 5 Sprint, yaitu:
1) Sprint 1 terdapat use case diagram, activity diagram, class diagram, dan rancangan
database.
2) Sprint 2 terdapat use case diagram, activity diagram, class diagram, sequence
diagram dan rancangan database.
3) Sprint 3 terdapat use case diagram, activity diagram, class diagram, sequence
diagram dan rancangan database.
4) Sprint 4 terdapat use case diagram, activity diagram, class diagram, sequence
diagram dan rancangan database.
5) Sprint 5 terdapat rancangan interface.
4. Tahap Akhir Penelitian
Tahap ini merupakan hasil, yang merupakan rencana implementasi yang akan dilakukan. Hasil
akhir produk penelitian ini yaitu berupa Model Sistem Informasi.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisis Sistem Usulan


Sistem usulan merupakan usulan atas sistem yang akan dirancang. Semua proses bisnis
bertitik pada SIMA yang dibagi beberapa modul-modul. Gambar 5 menunjukkan sistem usulan
ada akan berfokus pada SIMA sebagai inti dari proses manajemen aset. SIMA dibagi menjadi
lima modul yaitu Modul Data Referensi, Modul Inventarisasi Aset, Modul Pengelolaan Aset,
dan Modul User dan Pengelolaan Akses.

Gambar 6 Package Diagram Sistem Usulan SIMA

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
8 ◼ ISSN: 1978-1520

3.2 Product Backlog


Product Backlog adalah daftar yang muncul dan teratur dari apa yang diperlukan untuk
meningkatkan produk. Dalam Tabel 2 menjelaskan ada lima fitur Product Backlog dalam proses
perancangan SIMA, yang dibagi ke dalam tiga tingkat kesulitan dari rendah, sedang hingga
tinggi serta dengan prioritas sedang dan tinggi[12].

Tabel 2 Product Backlog SIMA

No Fitur Product Backlog Tingkat kesulitan Prioritas


1. Modul Data Referensi Sedang Tinggi
2. Modul Inventarisasi Aset Sedang Tinggi
3. Modul Pengelolaan Aset Sedang Tinggi
4. Modul User dan Pengelolaan Sedang Tinggi
Akses
5. Rancangan interface Tinggi Tinggi

3.3 Sprint Backlog


Product Backlog SIMA yang telah dibuat, dijelaskan secara lebih rinci pada Sprint
Backlog SIMA. Hasilnya Sprint Backlog SIMA akan dilaksanakan dalam lima Sprint, dengan
durasi masing-masing Sprint dua sampai dengan tiga minggu, Sprint dimulai dari bulan Februari
– April.

Tabel 3 Sprint Backlog SIMA

Waktu
Mar

No Product Backlog Sprint Backlog Sprint


Apr

Jun
Feb

1. Modul Data Use case diagram kelola data 1


Referensi referensi
Activity diagram kelola data
referensi
Class diagram kelola data
referensi
Rancangan database modul
data referensi
2. Modul Use case diagram kelola 2
Inventarisasi Aset inventarisasi aset
Activity diagram kelola
inventarisasi aset
Class diagram kelola
inventarisasi aset
Sequence diagram kelola
inventarisasi aset
Rancangan database modul
inventarisasi aset
3. Modul Usecase diagram kelola aset 3

IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page


IJCCS ISSN: 1978-1520 ◼ 9

Waktu

Mar
No Product Backlog Sprint Backlog Sprint

Apr

Jun
Feb
Pengelolaan Aset Activity diagram kelola aset
Class diagram kelola aset
Sequence diagram kelola
aset
Rancangan database modul
pengelolaan aset
4. Modul User dan Use case diagram kelola user 4
Pengelolaan dan pengelolaan akses
Akses Activity diagram login
Activity diagram kelola user
dan pengelolaan akses
Class diagram kelola user
Sequence diagram login
Rancangan database modul
user dan pengelolaan akses
5. Rancangan Rancangan interface 5
interface

3.4 Papan Kanban


Tahapan kerja dalam proyek pengembangan software divisualisasikan dengan menggunakan
papan Kanban. Papan ini terdiri dari beberapa kolom dengan setiap kolom mewakili tahapan
alur kerja dari proses pengembangan. Untuk menerapkan Kanban dalam Perancangan SIMA
menggunakan 3 aturan dasar Kanban:
1. Visualize the workflow
Tahapan utama yaitu mengidentifikasi proses utama yang ada dalam perancangan SIMA.
Proses utamanya yaitu: to do, dev, test, release dan done. Tahapan disebut workflow.
Kemudian menentukan task, task yang ada dalam perancangan SIMA sesuai dengan Sprint
Backlog sebagai berikut:

Tabel 4 Pemberian ID Task

ID Task Task
A Membuat use case diagram kelola data referensi
B Membuat activity diagram kelola data referensi
C Membuat class diagram kelola data referensi
D Membuat rancangan database modul data referensi
E Membuat use case diagram kelola inventarisasi aset
F Membuat activity diagram kelola inventarisasi aset
G Membuat class diagram kelola inventarisasi aset
H Membuat sequence diagram kelola inventarisasi aset
I Membuat rancangan database modul inventarisasi aset
J Membuat use case diagram kelola aset
K Membuat activity diagram kelola aset
L Membuat class diagram kelola aset

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
10 ◼ ISSN: 1978-1520

ID Task Task
M Membuat sequence diagram kelola aset
N Membuat rancangan database modul pengelolaan aset
O Membuat use case diagram kelola user dan pengelolaan akses
P Membuat activity diagram login
Q Membuat activity diagram kelola user dan pengelolaan akses
R Membuat class diagram kelola user
S Membuat sequence diagram login
Membuat rancangan database modul user dan pengelolaan
T
akses
U Membuat rancangan interface

2. Limit Work in Progress


Setelah identifikasi workflow, task sudah ditentukan, papan Kanban sudah dibuat,
selanjutnya adalah menabahkan task kedalam papan Kanban.

Task To Do Dev Test Release Done

A N G A

B O B

C C

.
D
P
E
U
Flow
F

Gambar 7 Task dalam Papan Kanban

3. Measure the Lead Time


Pada setiap task memiliki waktu penyelesaiannya masing-masing dengan estimasi pekerjaan
delapan puluh dua hari.

3.5 Sprint
Sprint merupakan jantung pada Scrum, yang menjadi fokus pada proses pengembangan
produk. Dalam perancangan SIMA, Sprint terbagi kedalam lima Sprint. Sprint 1 Modul Data
Referensi, Sprint 2 Modul Inventarisasi Aset, Sprint 3 Modul Pengelolaan Aset, Sprint 4 Modul
User dan Pengelolaan Akses, dan Sprint 5 membuat interface. Masing-masing Sprint
mempunyai task yang telah ditentukan sebelumnya dalam Sprint Backlog. Berikut merupakan
hasil Sprint yang dilakukan:
1. Sprint 1

IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page


IJCCS ISSN: 1978-1520 ◼ 11

Tabel 5 Task Sprint 1

ID Task Nama Task Prioritas


A Membuat use case diagram kelola data referensi Tinggi
B Membuat activity diagram kelola data referensi Tinggi
C Membuat class diagram kelola data referensi Tinggi
Membuat rancangan database modul data Tinggi
D
referensi
Hasil dari Sprint 1 yaitu use case diagram kelola data referensi, activity diagram kelola data
referensi, class diagram kelola data referensi, dan rancangan database modul data referensi.

Gambar 8 Use Case Diagram Kelola Data Referensi

2. Sprint 2

Tabel 6 Task Sprint 2

ID Task Nama Task Prioritas


Membuat use case diagram kelola inventarisasi Tinggi
E
aset
Membuat activity diagram kelola inventarisasi Tinggi
F
aset
G Membuat class diagram kelola inventarisasi aset Tinggi
Membuat sequence diagram kelola inventarisasi Tinggi
H
aset
Membuat rancangan database modul Tinggi
I
inventarisasi aset
Hasil dari Sprint 2 yaitu use case diagram kelola inventarisasi aset, activity diagram kelola
inventarisasi aset, class diagram kelola inventarisasi aset, sequence diagram kelola
inventarisasi aset dan rancangan database modul inventarisasi aset.

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
12 ◼ ISSN: 1978-1520

Gambar 9 Use Case Diagram Kelola Inventarisasi Aset

3. Sprint 3

Tabel 7 Task Sprint 3

ID Task Nama Task Prioritas


J Membuat use case diagram kelola aset Tinggi
K Membuat activity diagram kelola aset Tinggi
L Membuat class diagram kelola aset Tinggi
M Membuat sequence diagram kelola aset Tinggi
Membuat rancangan database modul Tinggi
N
pengelolaan aset
Hasil dari Sprint 3 yaitu use case diagram kelola aset, activity diagram kelola aset, class
diagram kelola aset, sequence diagram kelola aset dan rancangan database modul
pengelolaan aset.

Gambar 10 Use Case Diagram Kelola Aset

4. Sprint 4

Tabel 8 Task Sprint 4

ID Task Nama Task Prioritas

IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page


IJCCS ISSN: 1978-1520 ◼ 13

Membuat use case diagram kelola user dan Tinggi


O
pengelolaan akses
P Membuat activity diagram login Tinggi
Membuat activity diagram kelola user dan Tinggi
Q
pengelolaan akses
R Membuat class diagram kelola user Tinggi
S Membuat sequence diagram login Tinggi
Membuat rancangan database modul user dan Tinggi
T
pengelolaan akses
Hasil dari Sprint 4 yaitu use case diagram kelola user, sequence diagram kelola user dan
rancangan database modul user dan pengelolaan akses.

Gambar 11 Use Case Diagram Kelola User

5. Sprint 5

Tabel 9 Task Sprint 5

ID Task Nama Task Prioritas


U Rancangan interface Tinggi

Hasil dari Sprint 5 ini adalah sebagai berikut :


a. Halaman Login
Halaman login merupakan halaman awal dari sistem, sebelum masuk kesistem
pengguna diharuskan memasukan username dan password.

Gambar 12 Halaman Login

b. Halaman Menu

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
14 ◼ ISSN: 1978-1520

Gambar 8 merupakan struktur menu-menu yang terdapat pada SIMA Universitas


Subang, terdapat empat menu utama, yaitu Data Referensi, Inventarisasi Aset, Kelola
Aset Dan Kelola User Dan Pengelolaan Akses

Gambar 13 Halaman Menu

3.5 Rancangan Implementasi- Skema Jaringan Internet


Skema jaringan internet merupakan gambaran jaringan internet yang akan di rancang
dalam mengakses SIMA. Pada Gambar 9 terlihat bahwa SIMA disimpan pada server dengan
databasenya, untuk mengakses sistem ini Rektor dapat mengakses sistem melalui laptop
dengan jaringan wifi. Sedangkan untuk Unit, Bagian Administrasi Umum dan Bagian
Administrasi Keuangan mengakses sistem melalui komputer dengan jaringan kabel..
Rektor

UNIT
Hub Switch

Internet
Wireless Access Point

Biro Administrasi Umum Firewall


Hub Switch Hub Switch

Database
Sistem Informasi Manajemen Aset

Biro Administrasi Keuangan Server


Hub Switch
Sistem Informasi Manajemen Aset

Gambar 14 Skema Jaringan Internet

IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page


IJCCS ISSN: 1978-1520 ◼ 15

4. KESIMPULAN

Hasil kesimpulan yang didapat pada penelitian ini adalah:


1. Sistem usulan dihasilkan dengan menerapkan metode Scrumban terhadap perancangan
SIMA dirasa efektif karena metode Scrum yang berfokus pada waktu dan metode Kanban
yang berfokus pada detail task. Dalam perancangan SIMA memiliki lima buah Sprint
dalam dua puluh satu kegiatan.
2. Rencana implementasi dibangun dengan berdasarkan model usulan berupa use case
diagram, activity diagram, class diagram, sequence diagram, rancangan database dan
rancangan interface. Hasil dari rencana implementasi yaitu aspek pengguna sistem, aspek
software, aspek hardware dan aspek jaringan internet.

5. SARAN

Saran yang diberikan pada penelitian ini adalah:


1. Penelitian ini menggunakan metode Scrumban dalam melakukan perancangan SIMA,
penelitian berikutnya disarankan dapat menggunakan metode Kanban agar lebih fokus
terhadap kegiatan perancangan SIMA di Universitas Subang.
2. Fitur-fitur yang ada saat ini masih sedikit dan masih bisa ditambahkan lagi agar SIMA
yang dirancang lebih sempurna. Serta memungkinkan untuk dapat diintegrasikan dengan
data fasilitas yang ada di Universitas Subang.

DAFTAR PUSTAKA Commented [LM3]: Referensi yang digunakan minimal tahun


2019 dan gunakan format IEEE.

[1] P. R. Indonesia, “Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2015,” in Ekp, vol. 13, no. 3, minimal ada 10 buah referensi
2015, pp. 1576–1580.
[2] T. dan P. T. Menteri Riset, “Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
nomor 44 tahun 2015,” vol. 97, no. 9, 2009, p. 1276.
[3] Savita Pahuja, “What is Scrumban? - SolutionsIQ.”
[4] K. Schwaber and T. Scrum, Panduan Scrum. 2013.
[5] V. Mahnic, “Improving Software Development through Combination of Scrum and
Kanban,” Recent Adv. Comput. Eng. Commun. Inf. Technol. Improv., pp. 281–288, 2013.
[6] N. Anthony and J. Hastings, Physical Asset Management, With an Introduction to
ISO55000. Australia: Springer, 2010. doi: 10.1007/978-3-319-14777-2.
[7] A. Hermawan, “Perancangan Sistem Informasi Manajemen Aset Tetap Berbasis Web
Jakarta ),” J. Ilm. Komput. dan Inform., vol. 1, pp. 423–436, 2011.
[8] F. M. Fowler and F. M. Fowler, “What Is Scrum?,” Navigating Hybrid Scrum
Environments. pp. 3–8, 2019. doi: 10.1007/978-1-4842-4164-6_1.
[9] Z. Khan, “Scrumban-Adaptive Agile Development Process: Using scrumban to improve
software development process,” 2014.
[10] B. A. L. I. Akbar, “SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS MOBILE
MENGGUNAKAN METODE KANBAN,” Tesis Pascasarjana, Progr. Stud. Informasi,
STMIK LIKMI, 2019.
[11] M. STOICA, B. GHILIC-MICU, M. MIRCEA, and C. USCATU, “Analyzing Agile
Development – from Waterfall Style to Scrumban,” Inform. Econ., vol. 20, no. 4/2016,
pp. 5–14, 2016, doi: 10.12948/issn14531305/20.4.2016.01.

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
16 ◼ ISSN: 1978-1520

[12] F. M. Prabowo, T. Tristiyanto, A. Hijriani, and A. Ardiansyah, “Pengembangan Aplikasi


Marketplace Berbasis Android Dengan Metode Scrum (Studi Kasus : Marketplace Pakan
Ternak Dan Produk Peternak),” Pros. Semin. Nas. Sains, Mat. Inform. dan Apl., vol. 5,
no. 1, pp. 72–83, 2019, [Online]. Available:
https://jurnal.fmipa.unila.ac.id/snsmap/article/view/2470

IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page

Anda mungkin juga menyukai