RELIGIUSITAS JEMAAT
UMAT KRISTEN
(Studi Atas Gereja Ekklesia Kalibata Timur Jakarta Selatan)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag)
Oleh:
Khairul Ulam
NIM: 1112032100038
FAKULTAS USHULUDDIN
JAKARTA
1440 H/2019 M
ABSTRAK
Khairul Ulam
Makna Musik Gereja Terhadap Religiusitas Jemaat Umat Kristen ( Studi
Atas Gereja Ekklesia Kalibata Timur Jakarta Selatan )
Musik di dalam ibadah Kristen adalah merupakan media seni untuk berk-
omunikasi dengan Tuhan dan untuk menyatakan isinya nyanyian keimanan kepa-
daNya, dan dapat pula menjadi media komunikasi dengan sesama umat Kristen
dalam menyatakan rasa persekutuan, sehingga boleh dikata “orang Kristen tidak
dapat dipisahkan dari kegiatan memuji dan bernyanyi”. Skripsi ini berjudul
“Makna Musik Gereja Terhadap Religiusitas Jemaat Umat Kristen” merupakan
penelitian lapangan yang lebih memfokuskan bagaimana makna musik terhadap
religiusitas umat Kristen sebagai bagian dari objek penelitian.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan Psikologi Agama.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, interview atau wa-
wancara, dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif
kualitatif.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa bentuk-bentuk musik yang ada di
Gereja Ekklesia Kalibata Jakarta Selatan bila dilihat dari jenis nyanyian yang ser-
ing digunakan adalah Kidung Jemaat, Pelengkap Kidung Jemaat, Nyanyian Ro-
hani, Gita Bakti,Kidung Muda-mudi, Kidung Ceria, dan Mazmur. Isi nyanyian di
Gereja Ekklesia Kalibata Jakarta Selatan untuk menghadap Allah, pelayanan fir-
man Tuhan, pelayanan khusus, waktu dan musim, sedangkan fungsi musik terse-
but adalah sebagai sarana untuk memuji tuhan, sarana untuk persekutuan, sebagai
pemohonan, nasehat atau ajakan/dorongan, sebagai sarana hiburan. Musik atau
lebih khusus nyanyanyian selalu berhubungan dengan kehidupan manusia, apa
pun jenis musik jenis musik yang disukai dan digemari bila didengarkan dan dini-
kmati secara terus-menerus, cepat atau lambat akan mengakibatkan pengaruh ter-
tentu, seperti nyanyian gereja bagi jemaat Gereja Ekklesia Kalibata Jakarta Se-
latan mempengaruhi terhadap tubuh, emosi, intelektual dan kerohaniannya.
Adapun makna musik dalam ibadah umat Kristen adalah sebagai sarana
manusia untuk lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta, dan pelaksanaan
nyanyiannya mempunyai pengaruh juga terhadap relgiusitas jemaat di Gereja
Ekklesia Kalibata Jakarta Selatan yaitu terhadap dimensi keyakinan, pengetahuan,
pengalaman, konsekuensi, serta dimensi praktik/peribadatan. Dari pengaruh yang
ditimbulkan nyanyian jemaat terhadap religiusitas seseorang, khususnya subjek
penelitian ini maka terbukti bahwa nyanyian dalam ibadah umat Kristen menarik
bagi para pendengarnnya dan memotivasi mereka untuk menyelaraskan dengan isi
nyanyian tersebut.
v
KATA PENGANTAR
(Studi Atas Gereja Ekklesia Kalibata Timur Jakarta Selatan)”. Shalawat serta
salam semoga tetap tercurahkan untuk baginda Nabi Muhammad Saw, sebagai
suri teladan bagi ummat seluruh dunia ini hingga akhir zaman.
rintangan dan kebimbangan yang harus dihadapi. Penulis yakin tanpa adanya
bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, tidaklah mungkin skripsi
ini dapat terselesaikan dengan baik. Baik itu bantuan secara moril ataupun
material selama menempuh perkuliahan pada jenjang Strata Satu (S1) Fakultas
dan adik. Terutama kepada kedua orang tua yang penulis cintai dan
hormati sepanjang hidup, dengan rasa cinta dan kasih sayang mereka
vi
hari ini. Munajat doanya di setiap waktu telah memberikan kekuatan lahir
2. Ibu Prof. Dr. Amany Burhanuddin Lubis, MA, selaku Rektor Universitas
4. Dr. Media Zainulbahri, MA dan Dra. Halimah SM, MA selaku ketua dan
5. Dr. H. Lebba, S.ag, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah sabar
6. Ibu Dra. Hj. Hermawati, MA, sebagai penguji dalam ujian kompre, yang
BPK Gunung Mulia yang telah menyediakan referensi dalam bentuk buku
vii
10. Para narasumber, baik pendeta, tokoh, guru, semua jajaran di Kelurahan
11. Sahatib, selaku paman yang selalu hadir untuk menguatkan dalam
12. Kanda Sabran Sanaf S.Psi, Kanda Idris Hemay M.Si, Kanda Abdus Saleh
Trisnawati M.Pd, Yunda Atifatul Uyun Elvas, selaku senior yang selalu
ini.
13. Sahabat-sahabat terdekat Prodi Studi Agama, Aqidah Filsafat Islam, Tafsir
Hadis, dan Komunitas anak Madura Kampung Utan, Moh Faisal As’adi,
Robiatun Jamilah, Ilma Inayah Diana, Kurratul Aini, Nita Nur Ningsih,
Nory Fitriani Fajrin dan sahabat jurusan Jamiludin S.Ag, Fauzan Aziz
viii
Maulana, S.Ag, Ahmad Fauzi, Hidayatullah, MohSyafiq,
penulis dalam penyusunan skripsi ini diterima oleh Allah SWT. Semoga
ilmu yang telah Allah berikan kepada manusia dapat memberikan manfaat
dan kontribusi yang nyata bagi lingkungan dan agama. Penyusun juga
merasa bahwa dalam skripsi ini terdapat banyak kekurangan, untuk itu
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN.................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................iv
ABSTRAK............................................................................................................v
KATA PENGANTAR..........................................................................................vi
DAFTAR ISI........................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah......................................................9
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................9
D. Manfaat Penelitian...................................................................................10
E. Tinjaun Pustaka.......................................................................................11
F. Metode Penelitian....................................................................................13
G. SistematikaPenulisan................................................................................16
x
BAB III MUSIK DALAM IBADAH UMAT KRISTEN DI GEREJA
EKKLESIA KALIBATA TIMUR
A. Sejarah Musik Gereja..............................................................................31
B. Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Gereja Ekklesia....................36
C. Letak Giografis Kelurahan Kalibata........................................................45
D. Korelasi Musik dengan Ibadah................................................................49
E. Kedudukan Musik dalam Ibadah.............................................................54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................87
B. Saran........................................................................................................90
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................92
LAMPIRAN .....................................................................................................
xi
BAB I
PENDAHULUAN
manusia pun erat memiliki hubungan yang nyata dengan musik. Kehidupan
Hal ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa dalam ibadah atau liturgi Kristen
merupakan bagian dari musik gereja yang menjadi salah satu saka guru liturgi
tidak pernah lepas dari unsur nyanyian. Boleh dikata, seluruh denominasi
Keindahan dalam musik terjadi bukan saja atau sama sekali akibat
kebutuhan manusia, tetapi karena kesadaran manusia akan bunyi dan waktu.
1
Identitas adalah ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang atau jati diri; kekhasan dari
sebuah organisasi.
2
Mawene, Gereja yang Bernyanyi (Yogyakarta: Penerbit ANDI,2004), h.42.
1
2
sehingga secara ekstrim dapat dikatakan bahwa liturgi Kristen adalah sebuah
musical event. Sifat musikal ini merupakan satu keunikan dan kekuatan
tersendiri dari liturgi Kristen. “Musik adalah cetusan ekspresi isi hati yang
diungkapkan dalam bentuk bunyi yang bernada dan berirama, khususnya dalam
bentuk lagu dan nyanyian.”4 Musik dapat membuat seseorang menjadi tenang
atau bersemangat, anggun atau kasar, rasional atau emosional yang tak
intensitas yang jauh lebih tinggi dan diekspresikan melalui nada-nada, tempo,
dan irama.5
bahkan sangat berperan aktif dalam setiap ritual keagamaan mereka sehingga
sulit dipisahkan dari kehidupan iman. Musik dan nyanyian menjadi sebagian
dari acara kebaktian, sama nilainya dengan doa dalam acara kebaktian. Musik
3
Hardjana, Estetika Musik (Jakarta: Depdikbud, 1983), h. 75.
4
Mawene, Gereja yang Bernyanyi, h.1.
5
Winnardo Saragih, Misi Musik: Menyembah atau Menghujat Allah (Yogyakarta:Penerbit
ANDI, 2008), h.89.
3
dipermuliakan melalui lagu-lagu pujian dari hati yang bersih dipenuhi dengan
dan pujian dilantunkan dengan irama terasa lebih merasuk kalbu, sehingga
pemuka Agama Kristen yang hidup pada masa abad 4 M begitu memberikan
aransemen musik dan nyanyian agama, yang dapat meninggikan derajat akal,
belenggu jasmani serta menghiasinya dengan rasa cinta kepada kearifan”.7 Dari
psikologi musik tersebut, pada intinya musik memiliki pengaruh atas kejiwaan
6
Ohn Handel, Nyanyian Lucifer-ikhwal Penciptaan, Pengaruh terhadap Kerohanian dan
Kejiwaan (Yogyakarta: Yayasan Andi, 2002), h. 87.
7
Alwi Shihab, Islam Inklusif (Bandung: Mizan, 1999), h. 214.
8
Djohan, Psikologi Musik (Yogyakarta: Best Publisher, 2009), h. 22.
4
dapat lebih memaknai ketika musik yang dibawakannya sesuai dengan karakter
musik dan nyanyian, berperan dalam hal pembangunan dan pertumbuhan iman
serta kehidupan umat kristen sebagai jemaat atau sebagai anggota tubuh
ibadat Kristiani tidak dapat terpisahkan dari tempat orang berkumpul dari
Gereja. Lebih jauh menurut Mawene, musik Gereja merupakan isi hati orang
9
Tanudjaja Royandi, Musik dalam Ibadah (Jakarta: Grafika Kreasindo, 2012), h. 98.
10
Tanudjaja Royandi, Musik dalam Ibadah, h. 54.
11
Tanudjaja Royandi, Musik dalam Ibadah, h. 60.
5
dikarenakan sebagian porsi ibadah Gereja memiliki unsur musik, baik musik
Protestan era reformasi mengungkapkan bahwa Gereja yang baik adalah Gereja
yang bernyanyi13.
begitu, musik menjadi latar theologi dalam mendidik umat dengan tujuan untuk
mencerdaskan umat agar berperilaku yang baik sesuai ajaran Gereja dan
seseorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian
rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. (Efesus 5
: 19)”. Mengingat iman Kristen adalah iman yang selalu memuji-muji Tuhan,
iman yang tidak dapat terpisahkan dari menyanyi ataupun nyanyian. Nyanyian
12
Tamara Adriani Salim, “ Efek Musik dalam sajak Liris Chanson D’Automne dan
Serenade Karya Paul Verlane”, skripsi Sarjana Pendidikan (Jakarta: Perpustakaan UI, 1989), h. 1.
13
Tanudjaja Royandi, Musik dalam Ibadah, h. 46.
6
merupakan program gereja. Jemaat yang tak jarang datang dengan membawa
disajikan oleh Gereja. Dengan realita ini, tuntutan bagi gereja masa kini adalah
tanpa meninggalkan nilai-nilai kekristenan atau esensi utama yang ada dalam
Injil. Gereja masa kini dituntut untuk senantiasa memperbarui diri guna
berpindahnya anggota jemaat yang ada di suatu gereja ke gereja yang lain
dengan salah satu alasan tidak didapatinya rasa bersekutu dengan Allah yang
intim lewat nyanyian jemaat dan musik gereja yang ditampilkan dalam
7
ibadah.14 Jemaat yang merasa kering ketika pujian yang dilantunkan tidak
menyentuh emosinya lebih memilih untuk mengikuti ibadah yang dadakan oleh
bersekutu bersama Allah.15 Permasalahan ini juga saya temukan pada saat
jemaat Gereja Ekklesia Kalibata ke gereja lain, tetapi salah satu hal yang
di luar kota) merasa lebih nyaman beribadah di gereja lain adalah rasa kurang
mendapatkan sentuhan lewat pujian dan musik yang disajikan oleh gereja.
yang ada pada saat ini sudah tidak mampu mewakili kerinduan jemaat untuk
memuji karena terjemahan yang kurang bisa dipahami oleh jemaat awam.
Perihal pemilihan nyanyian jemaat, terjadi pertentangan antara jemaat tua yang
lagu pujian kontemporer rohani yang bersifat lebih dinamis dalam hal pola
maupun nyanyian proprium. Konsepsi partisipasi jauh lebih luas dan bermakna
karena seluruh umat dengan segala keberadaannya ikut masuk dan menghayati
hanya dengan respon fisik (saja), yang cenderung berupa luapan emosi, disertai
semacamnya, hal yang tidak biasa dalam ibadah liturgi di kalangan gereja
protestan tradisi, tetapi hanya dengan postur atau sikap tubuh disertai suara
yang ekspresif pun sudah dapat menandai umat berada di dalam hadirat Allah.
Dengan mengamati sikap umat secara langsung pada saat beribadah, dan
mengadakan ibadah wawancara secara random atas anggota jemaat aktif, baik
majelis, pemusik, penyanyi, anggota paduan suara, dan jemaat awam, penulis
disusun dalam tata liturgi adalah penyembahan yang utuh, musik jemaat
tertuju kepada Allah. Dan untuk penulisan hasil penelitian ini, penulis memberi
penelitian. Pertanyaan yang akan diajukan dalam penelitian untuk skripsi ini
adalah:
1. Apa saja jenis-jenis musik yang ada di Gereja Ekklesia Kalibata Jakarta
Selatan ?
B. TUJUAN PENELITIAN
dalam Agama Kristen secara umum dan khusus. Serta untuk mengetahui
apa saja makna yang tersurat dan tersirat dibalik sebuah nyanyian atau
musik dalam Ibadah umat Kristen. Selain itu, penelitian ini diharapkan
beragama dan kemajemukan budaya yang ada. Dan penelitian ini juga
10
C. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
D. TINJAUAN PUSTAKA
autensitas, dan kontekstualitas (baru dan belum pernah diteliti). Melihat hal-hal
terhadap kekhusyukan ibadah umat Kristen, sudah ada yang penulis temui,
namun dari beberapa yang penulis temui baik yang berupa buku, skripsi,
artikel, maupun yang lainnya belum penulis temukan yang spesifik dan
11
Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Yogyakarta 2014. Dalam skripsi
ini mendeskripsikan peran musik iringan dan pemandu nyanyian jemaat dalam
ibadah di GKJ Wonosobo, yang difokuskan pada peran musik iringan dan
pemandu nyanyian jemaat didalam melodi, irama, harmoni dan ekspresi lagu
Kedua, Skripsi yang ditulis oleh Wiranti Dwi Pangesti, dengan judul
”Nyanyian Gereja Kristen Jawa”, (2017)”. Pada intinya skripsi ini membahas
media seni untuk berkomunikasi dengan Tuhan dan untuk menyatakan isi
keimanannya, dan dapat pula menjadi media komunikasi dengan sesama umat
tidak dapat dipisahkan dari kegiatan memuji dan menyanyi”. Skripsi ini berisi
17
Kristian Satriyo Arwanto, Peran Musik Iringan dan Pemandu Nyanyian Jemaat dalam
Ibadah di GKJ Wonosobo, Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni, UNY, 2014.
12
dalam ibadahnya yaitu memakai nyanyian jawa dan hanya sedikit nyanyian
Skripsi yang saya akan teliti ini yaitu di Jakarta yang lebih memfokuskan
nyanyian bahasa Indonesia dan juga ada campuran bahasa Inggrisnya. Objek
atau nyanyian jawa maka disini kemudian penelitian ini memakai nyanyian
bahasa Indonesia, di akhir penelitian ini nanti akan membedakan apakah ada
makna dan pengaruh musik antara menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa
E. METODE PENELITIAN
ialah metode yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah,
secara mendalam. Tokoh Rohaniawan baik dari Islam maupun Kristen, dan
pertanyaan yang ada kaitannya degan skripsi baik yang tertulis ataupun tidak
tertulis.
19
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: CV. Alfabeta, 2005), h. 1.
14
agama.
yang keluar ari dirinya menuju Tuhan. Gerak keluar atau relasi itulah yang
agama hanya dapat menyelidiki segi manusia agama. Hal yang beragama itu
manusia.20
disebut dengan variasi cara-cara beragama yang terdiri dari cara ritus,
rasional.21
1. Sumber Data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Data dalam penelitian ini adalah
20
Begigna Osu, Psikologi Agama Sebagai Penunjang Katekase (Yogyakarta:
Pradantawidya Kanisius, 1981), h. 3.
21
Dale Cannon, Enam Cara Beragama (Yogyakarta: SUKAPRESS, 2002), h. 160-178.
15
semua data atau informasi yang diperoleh dari objek penelitian yang dianggap
Adapun data yang penulis gunakan dalam penelitian dibagi dalam dua
a. Data Primer
Lofland menspesifikan definisi sumber data itu adalah data berbentuk kata-
Data primer yang penulis gunakan diperoleh dari para responden ketika
penulis dapat dari hasil observasi dan data berupa dokumentasi di lapangan.24
b. Data Sekunder
penelitian sebelumnya yang relevan dan terkait dengan judul skripsi ini.
Adapun bentuknya adalah buku, jurnal, tesis, skripsi, proseding seminar dan
22
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010), h. 3.
23
S. Nasution, Azas-azas Kurikulum (Bandung: Penerbit terate, 1964), h. 34.
24
Data primer berupa hasil wawancara penelitian ini penulis peroleh dari: dari pihak
pengurus gereja Ekklesia, panitia pelaksanaan ibadah, ketua pengurus gereja Ekklesia, sebagian
para jemaat gereja, dan pendeta yang bersangkutan; Sedangkan data primer yang berupa
pengamatan lapangan, penulis peroleh ketika pelaksanaan ibadah minggu dan prosesi observasi
penulis pada bulan Juni, Juli, dan Desember (2017), saat penelitian lapangan.
16
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Pada tiap bab terdiri dari sub bab dengan perincian sebagai berikut :
latar belakang masalah kenapa memilih tema tersebut sebagai tema penelitian,
BAB II: Pada bab ini akan memberikan pemaparan yang jelas mengenai
gambaran umum tentang musik gereja Ekklesia Kalibata Timur dengan sub-
Gereja Ekklesia Kalibata Jakarta Selatan dengan sub-sub bab: sejarah nyanyian
BAB IV: Pada bab ini merupakan bagian terpenting dari penulisan skripsi,
sub-sub yaitu : jenis-jenis musik di Gereja Kalibata Jakarta Selatan, isi musik
di Gereja Ekklesia Kalibata, Makna Musik Gereja dalam Ibadah Jemaat Umat
Kristen.
17
A. Pengertian Musik
Pengertian musik banyak sekali yang ditulis oleh para pakar didalam
Indonesia, akan tetapi tidak menutup kemungkinan istilah tersebut masih banyak
Bahasa Latin musica. Kata benda mousike atau kata sifat mousikos dibentuk dari
akar kata mousa, yaitu nama salah satu Dewi kesenian dan ilmu pengetahuan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Musik dibagi menjadi dua bagian:
1. Musik adalah ilmu atau seni menyusun nada suara dalam urutan
2. Musik adalah nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga
1
E. Martasudjita, Pengantar Liturgi-makna, Sejarah dan Teologi Liturgi, (Yogjakarta:
Kanisius, 1999), h. 135.
2
Disdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka 1998), h. 609.
18
19
Selain itu, ada beberapa hal definisi music, yang diucapkan atau hasil pemikiran
a. Musik adalah ekspresi dari sesuatu yang agung (Wolfgang von Goethe).
c. Musik adalah suatu perwujudan yang lebih tinggi daripada segala budi
(Roman Rolland).
d. Musik adalah suatu perwujudan yang lebih tinggi daripada segala budi dan
filsafat (Beethoven).3
suara beraturan baik vocal manusia lewat alat-alat musik, itu berarti yang
Jadi musik adalah ekpresi perasaan dan jiwa manusia sebagai fitrahnya
terhadap keindahan yang diungkapkan lewat nada dan irama baik vocal maupun
keindahan. Musik lahir dari sisi terdalam manusia yang didorong oleh
gagasan atau pesan, musik memiliki daya kekuatan yang langsung dapat
B. Musik Gerejawi
untuk mengiringi nyanyian jemaat dan paduan suara di sebuah Gereja. Tetapi
maupun paduan suara yang menjadi bagian dalam sebuah ibadah. 6 Tidak semua
musik dapat disebut sebagai musik gerejawi jika tidak menjadi bagian dari ibadah
Martin Luther dalam artikelnya yaitu musik sebagai anugrah yan diberikan oleh
tuhan, oleh karena itu setiap manusia memiliki tanggung jawab untuk
ibadah kita.7
melemahkan semangat sebuah ibadah. Jika musik itu bisa membuat jemaat merasa
5
Mohammad S Hali, “Unsur Musik dalam 3 buah Sajak Khalil Matran”, Skripsi Sarjana
Pendidikan, (Jakarta:Perpustakaan UI, 1998), h. 8
6
Paulus Dian presetya, Peran Nyanyian dan Musik Gerejawi di GKMI Pacangaan,
(Salatiga: Fakultas Teologi UKSW, 2002), h. 14.
7
Ester Gunawan Nasrani, Suatu Tinjauan Teologis dan Historis, diunduh resmi dari
http://www.gpdiworld.us tanggal 16 Juli 2018 pukul 22:25 WIB
21
seorang diri), justru melemahkan semangat ibadah yang sudah dibawa oleh
jemaat. Oleh karena itu tantangan bagi keberadaan musik gereja adalah membuat
sekelompok orang yang bisa memainkan alat musik dan bernyanyi dalam paduan
suara.
Musik gereja yang baik atau tidak tergantung dari kesepakatan bersama
seluruh anggota gereja, apakah mereka menganggap bahwa musik itu penting atau
berpikiran bahwa musik gerejawi membuat jemaat dapat menghayati unsur liturgi,
nyanyian dan ibadah, serta telah menjadi nyanyian jiwa atau doa hati, maka akan
muncul usaha-usaha untuk menghasilkan suatu musik gerejawi yang lebih baik.
Musik yang baik, akan mengubah suatu ibadah yang rata-rata menjadi ibadah
dan tujuan. Tujuan ini tidak lain adalah untuk membantu manusia dalam memuji
Dia.9 Namun demikian musik tidak boleh manjadi satu pertunjukan yang ditonton
oleh jemaat. Musik harus bisa menjadi suatu tempat di mana emosi dirasakan. Jika
tidak ada perasaan berbeda ketika musik digunakan, maka fungsi utama dari
musik gerejawi tidak terpenuhi. Musik gereja gereja harus diusahakan sebaik
8
Paulus Dian presetya, Peran Nyanyian dan Musik Gerejawi di GKMI Pacangaan, h. 16
9
Lamar Boshman, Musik Bangkit Kembali, (Jakarta: Pekabaran Injil Imanuel, 2001), h. 19
22
a. Musik Instrumentalia
dsb. Tidak ada satu ayatpun di dalam Alkitab yang membatasi jenis musik
tetapi oleh seorang ahli teknik kebangsaan Yunani bersama Ktesibios abad
ke 3 SM.10
beganre pop banyak yang digunakan sebagai pengganti himne yang dinilai
sudah tidak relevan bagi kaum muda.11 Usaha gereja untuk menarik
10
Paulus Dian presetya, Peran Nyanyian dan Musik Gerejawi di GKMI Pacangaan, h. 18
11
Winnardo Saragih, Misi Musik: Menyembah aau menghujat Allah
(Yogyakarta:Penerbit ANDI, 2008), h. 90.
23
antar generasi. Tidak semua orang dapat mengikuti nyanyian dan merasa
Tanggapan yang muncul antara lain proses yang diajukan oleh pemimpin
Dilema yang dialami gereja masa kini harus dapat disikapi dengan
b. Musik Vokal
jemaat. Syair akan lebih menyentuh dan mudah dimaknai jika disandarkan
pada sebuah rangkaian melodi menjadi sebuah lagu. Kita sudah mengenal
12
W. Saragih, Misi Musik, h. 91.
24
tetapi tidak semua nyanyian harus dibawakan dengan iringan musik. Inilah
yang disebut musik acapella(berasal dari kata alla dan capela) yang
merujuk kepada jenis musik yang digunakan di dalam gereja atau kapel,
Fungsi utama paduan suara yang benar pada dasarnya adalah untuk
baru atau lagu yang sulit, sehingga bukan justru berfungsi sebagai
tontonan yang dilihat di depan jemaat. Ini juga membawa pengaruh pada
jemaat.14 Suatu kesalahan jika paduan suara hanya menjadi tontonan atau
13
David Ray, Gereja yang Hidup: Ideide Segar Menjadikan Ibadah Lebih Indah, (Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2009), h. 89.
14
White, Pengantar Ibadah Kristen, h. 106.
15
J.L. Ch. Abineno, Unsur-unsur Liturgia: yang Dipakai Gereja-gereja di Indonesia,
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), h. 107.
25
yang sudah melekat bagi umat Kristen sebagai sebuah identitas. Bukan sebuah
pujian dan paduan suara yang mendominasi, karena ini merupakan bentuk
manusia dan yang dapat dinikmati. Jemaat yang bernyanyi tidak hanya
jemaat yang datang dalam ibadah Minggu memiliki tujuan utama untuk
daripada memperhatikan hal-hal teologis yang ada lewat liturgi dan khotbah.
pemimpin pujian, pemain musik atau paduan suara, tetapi menjadi nyanyian
kesukaan jemaat.19
surat Rasul Paulus untuk Jemaat Kolose 3:16, yaitu mazmur, kidung pujian dan
nyanyian rohani.
1. Mazmur
19
David R. Ray, Gereja Yang Hidup, h, 151.
20
Bob Sorge, Mengungkap Segi Pujian dan Penyembahan, (Yogyakarta: Andi, 1991), h,
41.
21
Listya, Nyanyian Jemaat dan Perkembangannya, h, 3.
27
Pujian.23
Pada masa kini, himne dapat kita temukan sebagai nyanyian jemaat
22
Listya, Nyanyian Jemaat dan Perkembangannya, h, 4.
23
Sorge, Mengungkap Segi Pujian, h, 142.
28
yang dibuat.24
3. Nyanyian Rohani
secara spontan.25
24
Sorge, Mengungkap Segi Pujian, h, 143-144
25
Sorge, Mengungkap Segi Pujian, h, 148
29
sesuatu yang bersifat modern, atau hadir pada masa yang sama,
dipilih dalam peribadatan tidak bebas dari hambatan. Kritik dari pihak
26
Agastya Rama Listya, Menyanyi dan Memuji Tuhan dengan Roh dan Akal Budi dalam
Kritis: Jurnal Studi Pembangunan Interdisiplin, (Salatiga: Program Pasca Sarjana UKSW, 2004),
h, 220.
27
W. Saragih, Misi Musik (Yogyakarta:Penerbit ANDI, 2008), h. 76
30
apa yang telah diwariskan oleh pendahulu bukanlah hal yang bijak.
baik dan yang tidak baik maka gereja sudah tidak berada dalam upaya
28
Listya, Nyanyian Jemaat dan Perkembangannya, h, 225.
29
Listya, Nyanyian Jemaat dan Perkembangannya, h, 143.
BAB III
MUSIK DALAM IBADAH UMAT KRISTEN DI GEREJA EKKLESIA
KALIBATA TIMUR
Berikut ini merupakan uraian singkat mengenai sejarah musik nyanyian Gereja.
kitab Injil, Raja Salamo menikah dengan wanita Mesir dengan mas kawin
Gerejawi.
14:26 tentang perjamuan terakhir yang diadakan oleh Yesus dan murid-
1
“Musik Gereja dan Remaja”, dalam Musik dalam Ibadah di Komisi Remaja SMP, at
http://www/gkjmb.or.id.bulletin10/tiwi.html, h. 01
31
32
114 sampai 118. Inilah awal dari musik ibadat Kristen yang dilanjutkan
Dalam mitos oleh orang Yahudi kuno music dianggap sebagai ciptaan
serta dapat membuat mu’jizat dalam dunia yang alamiah. Seperti halnya
dalam tradisi orang-orang Ibrani, dalam tradisi musik Yunani Kuno pun
musik Iyra terkait dengan aliran Apollo, Aulos berkaitan dengan alat musik
Dionysus.3 Dalam musik Ibrani, syair dan lagu dikatakan lebih penting
dari musiknya dan lagunya lebih ditekankan untuk mengikuti alunan yang
wajar dari syair aksen diantara kata-kata itu. Generasi Kristen mula-mula
notasi musik pada zaman itu, nyanyian ini berkembang lewat improvisasi
selain Solis terdapat pula Scholla.4 Sehingga diri situlah terbuka jalan bagi
nyanyian berbait dengan syair baru bukan dari kitab suci. Yang kedua,
Mazmur.5
4
Scholla adalah sebutan bagi kelompok penyanyi terlatih.
5
Karl-Edmund, “Perkembangan Musik Gereja Sampai Abad ke-20”, h. 36.
34
Saat itu, musik Gereja menjadi musik klerikal6, jemaat menjadi pasif
kerena penyanyi dan paduan suara hanya terdapat disemninari dan diiara.
stentang musik ibadat, namun pada kenyataannya hal tersebut tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan. Maka sejak abad ke XIII Imam harus
bukan lagi bagian dari Integral dari ibadat itu sendiri. Sehingga terjadilah
musik Renesans lebih manusiawi. Hal ini tampak dalam bunyi vocal
liturgi dan musik Gereja. Hal ini, di latar belakangi oleh gengsi untuk
berprestasi yang merupakan saingan antar istana dan arena situasi perang
yang selama 40 tahun dan rasa tidak aman dalam hidup sehari-hari
6
Musik Klerikal adalah musik yang menjadi bagina dari tugas yang akan dilakukan oleh
klerus (orang-orang yang beriman yang mau menerima tahbisan daiakoniat, imanat atau
keuskupan).
35
dan piano kerena dicap sebagai musik teather, larangan jenis alat musik
megah, dalam dalam musik ini nampak cita-cita klasik Wina untuk
formal dan estetis dan musik profane klasik diambil alih dalam musik
Gereja.
pandangan yang luas. Musik Gereja Mozart tidak berbeda dengan musik
lainnya. Haydo dan Mozart mengabdi pada Allah dengan hati gembira,
7
Karl-Edmund Prier SJ, Sejarah Musik 1, (Yogyakarta: PML, 1991), h, 93.
36
abad ke XIII, pada zaman ini terlihat iman begitu terbuka untuk dunia,
mendapat kritikan kerena dinilai terlalu gembira dan terbuka. Pada awal
musik liturgi Gereja menjadi seni musik Gereja (musica sacra) yang
Berawal dari deretan komplek karyawan Pabrik Sepatu Bata. Akhir pekan
itu memang ada acara istimewa di tempat tinggal kepala keamanan pabrik
yang berada di kalibata. Hari itu, Sabtu, 12 Juni 1954, sepuluh orang
berkumpul untuk beribadah merayakan ulang tahun tuan rumah yaitu, Willem
ibadah Minggu dan keinginan bergereja di dekat rumahnya, selama ini mereka
dikelilingi hutan yang kalau malam gelap dan rawan,” kata Jerry Ririhena. Pria
yang kini masih menjadi anggota majelis jemaat di GPIB Ekklesia bercerita,
8
Hendry B. Dj. Jacob, S. Th, “Ketika Benih Bertumbuh”, GPIB Jemaat Ekklesia DKI
Jakarta (Jakarta, T.tp, 2011), h, 26
37
saat itu kabar pencuriaan dan perampokan kerap sampai di telinga warga
sekitar Pabrik Sepatu Bata, lalu tercetuslah ide mendirikan pos pelayanan di
sekitar Kalibata. Tujuh orang yang hadir pada ibadah ulang tahun itu berusaha
akhirnya pilihan jatuh pada Asrama Polisi Pasar Minggu. Rencana itu lantas
Komandan Asrama Polisi tak memberi izin, “Mereka berusaha mencari tempat
lain tapi tidak berhasil”, kata Tertulianus Tatipang yang menceritakan sejarah
Tampi. Pavillun terbuka di samping rumah itu diubah menjadi ruang ibadah
Wilayah pelayanan III GPIB Bethel. Mulai selasa pagi 24 Agustus 1954 itu,
pos pelayanan baru itu menampung warga jemaat yang tinggal di daerah
Cawang, Kalibata, Pasar Minggu, Tanjung Barat, Kramat jati, hingga ke Pasar
Rebo.
38
Pasar Minggu dan sekitarnya.” Tapi Willem Tampi mengganti nama rumah
ibadah di jalan pahlawan No. A3 yang kini sudah berubah menjadi Gedung
daerahan itu di hilangkan agar lebih terbuka bagi orang Kristen lain yang
bukan asal Sulawesi Utara. Selain merevisi nama, pada tahun itu juga diadakan
gedung akhirnya diberikan kepada gereja lain. Tak sedikit pula yang diambil
9
http://www.gpib-ekklesia.org/tentang-ekklesia/sejarah.html , diakses pada tanggal 11
Februari 2019.
39
penduduk lokal. Gereja diisi orang Belanda serta orang yang datang dari
Minahasa, Ambon, timor. Ini memang sesuai dengan tujuan Sinode Am Gereja
Gereja Masehi Injili Timor yang tengah berada di belahan Barat Indonesia.
Irian Barat (Papua) pada 1958, membuat banyak oarng asal belanda, baik
Kelesuan itu berubah setelah Sidang Sinode VI di Gdog, Jawa Barat, pada
Ekklesia. Pada 1963, pos pelayanan Ekklesia tidak mampu lagi menampung
warga jemaat. Akhirnya mereka yang berasal dari daerah Pasar Minggu
membuat tempat ibadah sendiri. Sebagian warga jemaat Ekklesia itu mulai
10
Hendry B, “Ketika Benih Bertumbuh”, h, 49
40
Pasar Minggu. Bertambahnya jemaat di daerah Kramat Jati dan Pasar Rebo
Sementara itu di Ekklesia yang sejak akhir dekade 1950-an tercatat sudah
punya warga jemaat sekitar 50 jiwa dan mulai kedatangan wajah-wajah baru.
Mereka rata-rata warga yang baru menempati komplek perumahan yang mulai
Lama-kelamaan pavilliun rumah itu tak sanggup lagi menampung jemaat yang
pada 1969 jumlahnya sudah lebih dari seratus orang. Mulailah dicari tempat
baru. 11
Tanah itu berada di tengah-tengah kebun karet di sisi barat Taman Makam
Tawaran harga opsir polisi itu akhirnya diterima. Apa lagi, jemaat boleh
mencicil pembayaran tanah dan bangunan di daerah yang oleh orang setempat
Saat itu jemaat hanya perlu mengumpulkan separuh dari pembelian rumah
dan tanah, kerena pembayaran 50 persen dari harga tanah disumbang oleh
Laksamana Muda Yahya Daniel Dharma atau lebih dikenal nama John Lie.
11
Hendry B, “Ketika Benih Bertumbuh”, h, 57
41
Selain itu Letnan Dua Laduu Muda bersama Letnan Dua Busono Mustari juga
ikut menyumbang.
“Sekalipun kami cukup lelah, tetapi kami tetap jalan terus,” tulis Laduu
Bayem. “Semua perjuangan kami bisa terwujud itu karena berkat Tuhan Yang
rumah Willem Tampi disiapkan pada hari Minggu 24 Agustus 1969. Tepat 15
tahun sejak pertama kali diadakan ibadah Minggu di sana. Pukul sembilan pagi
kebaktian penutup diadakan dirumah Willem Tampi, lalu Pukul empat sorenya
Lalu di penghujung tahun 1969, bekas pabrik kopi itu direnovasi. Insinyur
ruangan dua lantai di bagian belakang. Lantai bawah dijadikan konsistori yang
dilengkapi ruang makan dan dapur, sementara loteng dijadikan tempat tinggal
pendeta. Alexander A. Aipassa bercerita kala listrik masih sering mati. Kalau
terjadi saat pelajaran ketekisasi yang diadakan dua kali seminggu di malam
itu dalam sebuah rapat di Majelis Sinode pada 14 Desember 1970. Lalu pada
12
Hendry B, “Ketika Benih Bertumbuh”, h, 59
42
Makam pahlawan kalibata akan dipugar dan diperluas. Perluasan itu meliputi
tanah tempat lokasi Gereja Ekklesia. Proposal itu terus menanjak ke meja
pejabat yang lebih tinggi hingga akhirnya sampai ke Presiden Soeharto. Isinya,
tahap lanjut itu ternyata menyertakan daerah Rawa Bayem, termasuk gedung
dilayangkan untuk mengganti rugi serta memastikan ada lahan dan izin buat
Panglima Daerah Militer V Jaya Mayor Jenderal G.H. Mantik agar Gereja yang
pemerintah pusat.
Permohonan ganti rugi baru mendapat tanggapan pada awal januari 1979.
sudah di setujui. “Tuntutan ganti ganti rugi sudah kami sampaikan kepada
untuk memberi ganti rugi itu, “ tulis Tjokropranolo dalam suratnya. Pemerintah
Tiga. “Tapi masih harus saudara bebaskan sendiri dari pemiliknya,” kata
Tjokropranolo.14
yang kini menjadi SMP Negeri 182 Jakarta. Majelis Ekklesia memutuskan
menukar lahan seluas 800 meter persegi dengan 580 meter persegi di halaman
akhirnya secara resmi dimulai lewat seremoni peletakan batu pertama pada 20
Maret 1983 oleh Oma Putuhena-Wattimena. Namun duri dari semak belukar
pembanunan Gedung Gereja Ekklesia (sejak 1981 ada lima kali kepanitiaan
14
http://www.gpib-ekklesia.org/tentang-ekklesia/sejarah.html , diakses pada tanggal 11
Februari 2019.
15
Hendry B, “Ketika Benih Bertumbuh”, h, 64
44
disampaikan Menteri Agama sebesar Rp 1,5 juta ditambah Rp 12,5 juta dari
pemerintah DKI Jakarta. Kebutuhan uang sedikit pengempis karena ada warga
jemaat yang menyumbang ubin keramik, kusen, kayu rangka atap, semen, dan
batu bata. Selain bahan bangunan ada juga yang menyumbangkan dua lampu
kristal, mimbar kayu jati, dan lonceng gereja yang hingga kini masih
Ada dua orang jemaat yang dipandang Ellen Karamoy punya peran besar
dalam pemabngunan gereja dari hari ke hari, yakni Kasmuri dan Jacob Lahallo.
langusung kontrol ke gereja,” kata Ellen. “Bapak Jacob Lahallo itu sangat ketat
mengawasi dan menegur keras para tukang kalau ada hitungan dan tekaran
Sepekan sebelum hari natal 1985, atap gereja sudah terpasang, maka
ibadah malam natal sudah diadakan di lantai atas. Balkon oun sudah bisa
dipakai sehingga gereja bisa menampung jemaat lebih banyak dari tahun-tahun
sebelumnya. Malam itu untuk pertama kalainya muncul Paduan Suara Sektor
harinya. Bulletin Ekklesia yang terbit pada Desember 1985 menulis ada
ledakan jumlah jemaat yang menghadiri Ibadah Natal. Tercatat 650 orang tua
dan muda memenuhi gereja. Bahkan puluhan orang yang tak kebagian tampat
sentuhan akhir pada lantai bawah. Kelar di bawah, ibadah diturunkan lagi agar
rampung pada 1989 dengan memakan biaya Rp 250 juta. Pada 19 November
nafas, satu tujuan, satu jiwa. Ekklesia adalah persekutuan yang bertumbuh, dan
kepedihan. Namun sukacita dan pengharapan tak pernah pupus dari hati setiap
jemaatnya.
dan perempuan sebanyak 24.649 (Update 2018) kelurahan ini memiliki Kepala
16
Hendry B, “Ketika Benih Bertumbuh”, h, 66
46
Jakarta Nomor 1815 Tahun 1989 bahwa luas wilayah Kelurahan Kalibata
Jakarta Selatan, yang cukup terkenal karena di sana terdapat “taman makam
yang diterbitkan Ufuk Press pada Oktober 2012. Dijelaskan bahwa konon
dahulunya daerah tersebut berupa kali atau sungai yang penuh dengan
bebatuan, termasuk batu bata yang lazim digunakan untuk membangun dinding
rumah. Masyarakat setempat pada masa lampau sering melintasi kali tersebut
kalibata angat edentik dengan taman makam pahlawan itu dan juga dikenal
karena ada beberapa pusat perbelanjaan, salah satunya Kalibata Mall. Taman
perkembangan Kota Jakarta di bagian utara saat itu, maka presiden pertama RI,
Adapun lokasinya berada di Kalibata, daerah dekat Pasar Minggu yang kala itu
47
selatan kota dan merupakan wilayah pendukung dan resapan serta daerah
kepada Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) Tahun 2005 dan Rencana Bagian
dan kegiatan usaha, hal ini terlihat dari banyaknya komplek perumahan dan
kegiatan usaha disepanjang jalan raya Pasar Minggu dan jalan Buncit Raya.
Adminisrasi Jakarta Selatan semakin pesat, ini terlihat dari keadaan statistik
pendatang dan telah terbina dengan baik. Fasilitas umum telah disediakan
17
https://id.wikipedia.org/wiki/Kalibata,_Pancoran,_Jakarta_Selatan, diakses ada
tanggal tanggal 16 Februari 2019
48
Jakarta Nomor 147 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata kerja Pemeritah
diberikan olh suatu instansi pemerintah sesuai dengan tugas dan fungsinya
18
www.jaksel.go.id, diakses pada tanggal 16 Februari 2019
49
melalui RT, RW, LMK, Tokoh Masyarakat serta Alim Ulama dan Generasi
PEMELUK AGAMA
JUMLAH
NO KELURAHAN ISLAM PROTESTAN KATHOLIK HINDU BUDHA KHONGHUCU
PENDUDUK
(JIWA) (JIWA) (JIWA) (JIWA) (JIWA) (JIWA)
Kelurahan agar jumlah Penduduk sama dengan jumlah Penduduk laporan Kepala
suatu pilihan di antara bentuk-bentuk musik dan cara-cara bermusik yang lazim
19
http://data.jakarta.go.id/dataset/jumlah-penduduk-dki-jakarta-berdasarkan-agama,
diakses pada tanggal 16 Februari 2019
20
E. Martasudjita, Pr dan Karl-Edmund Prier SJ, Musik Gereja Zaman Sekarang,
(Yogyakarta: PML, 1998), h. 15-16
50
ibadat dari gereja seluruhnya merupakan harta yang tak terperikan nilainya.
Sebagai lagu yang disertai dengan syair ia nampak lebih gemilang di antara
Para Paus yang dipelopori oleh Paus Pius X makin menekankan tugas
mengabdi dari musik untuk ibadat. Maka musik kiranya makin suci makin erat
yang lebih besar. Gereja menghargai dan mengijinkan untuk dipakai dalam
ibadat segala bentuk seni sejati, yang memiliki sifat-sifat yang dituntut, seperti
Musik dalam ibadat tidak hanya sekedar membuat suasana ibadah menjadi
meriah atau lebih semarak. Namun, lebih dai itu, musik dan nyanyian pujian
memiliki tujuan khusus yang lebih dalam dan penting. Adapun tujuannya di
bernafas memuji Dia.23 Setiap mulut mengakui Dia adalah Tuhan24 dan
21
Kerl Edmund Prier, SJ, Pedoman Untuk Nyanyian dan Musik dalam Ibadat Dokumen
Universa Laus, (Yogyakarta: PML, 1987), h. 3.
22
Karl Edmund Preir, Tentang Musik Ibadat, h. 3.
23
Mazmur 148 dan 150.
24
Roma 10:9
25
Yesaya 45:23; Roma 14:11
51
akan menyadari umat akan kuasa dan pemeliharaan tuhan atas seisi
dunia, sedang lagu yang lembut mengenai kasih Tuhan akan membawa
sebagainya.
26
Misalnya lagu: “Demikian Allah Mengasihi Dunia” (Yohanes 3:16), atau “Yesus
Sayang Padaku”.
52
Selain itu manfaat musik dalam ibadat tidak bisa dikesampingkan begitu
saja karena juga memiliki hubungan yang erat dengan peran dan fungsi Gereja
sebagai persekutuan umat. Oleh karena itu, peran dan manfaat musik dalam ibadat
ibadahnya dengan lebih hidup dan indah. Di lain pihak, pemakaian musik
gereja dalam ibadah ini juga merupakan bagian dari ibadah itu sendiri,
27
John Hnadel, ML, Nyanyian Lucifer, (Yogyakarta: Yayasan Andi, 2002), h, 19.
53
Juru Selamat.
dilaksanakan dalam umat ini, harus membawa arti bagi orang yang
c) Dan yang penting dalam musik ibadat Kristen pada umumnya adalah
diberikan sabda.
Ada tiga cara untuk menilai musik yang sehat dan dapat digunakan
28
Tom Kracuter, Kunci Keberhasilan Pemimpin Pujian dan Musik, (Bandung: Lembaga
Literatur Baptis, 2001), h. 84-86.
29
Prier, SJ, Pedoman Untuk Nyanyian dan Musik dalam Ibadat Dokumen Universa Laus,
h. 6-13.
54
jiwa dan maksud dari sebuah lagu. Kedua, adalah dengan melihat musiknya.
Metode ini lebih subjektif karena menyangkut selera pribadi. Ketiga, untuk
menyaring musik yang baik adalah melalui jiwa musik itu sendiri. Tentu saja
semua ini tidak terlepas dari pengarang lagu, penggubah, dan penyanyi karena
semuanya memiliki bagian tersendiri di dalam jiwa musik tersebut dimana ada
sesuatu yang ingin ditanamkan melalui lagu, musik dan lirik pada pendengar.
dalam menentukan ciri khas dari jawa musik itu, yang dapat termasuk di
nilai unsur seninya saja akan tetepi nyanyian juga memiliki unsur didalamnya
rohani dalam ibadah, responsif, dan tidak monoton. Selain itu dalam Alkitab
disebutkan 300 kali kata “nyanyian”.31 Hal ini memiliki sebuah indikasi
Kristiani.
30
Boschman, Musik Bangkit Kembali, h. 19.
31
Karl-Edmund Prier SJ, Sejarah Musik 1, (Yogyakarta: PML, 1991), h, 12
55
peribadatan umat Kristiani. Ada bebrapa butir peran dari nyanyian pujian yang
kesanggupan tekad atas iman untuk mentaati Tuhan dan hidup dengan
sesama peserta ibadah sendiri maupun kepada semua orang lain yang
Tuhan.
Tuhan dan bagi doa yang hendak dinaikan kepada Tuhan. Apalagi jika
32
M. Th. Mawene, Gereja yang Bernyanyi, (Yogyakarta: Penerbit ANDI,2004), h, 45-46
56
Nyanyian Kristen adalah unsur yang penting dalam liturgi Gerejawi, yang
merupakan uangkapan perasaan hati yang terdalam yang ditunjukkan kepada uhan
Allah sendiri, dan sekaligus menjadi kesaksian iman kepercayaan orang yang
lain untuk percaya kepada Tuhan. Dengan kata lain nyanyian Kristen merupakan
unsur yang penting dalam peribadahan Gereja yang tidak dapat terlepaskan dari
unsur-unsur liturgi.34
33
M.Th. Mawane, Gereja yang Bernyanyi, h, 23
34
Nyanyian, at http://www.gkps.or.id, diakses pada tanggal 19 Desember 2018, pukul
21:20 WIB
BAB IV
Musik menjadi suatu hal yang penting di dalam ibadah umat Kristiani,
rohani. Musik dan nyanyian bukan sebagai aksesoris yang berfungsi untuk
memperindah rangkaian acara ibadah saja, bukan juga sebagai rutinitas yang
harus ada di dalam ibadah. Apalagi sebagai sajian yang dapat dinikmati atau di
tonton oleh jemaat. Lebih dari itu musik dan nyanyian ibadah memiliki nilai
menyanyikan lagu-lagu mazmur saja, dan juga ada yang disamping itu
melayu atau bahasa Indonesia, Misalnya: Kidung pasamuan dan kidung pujian
dari Gereja Kristen Jawa, nyanyian Ende dari Gereja Hura Kristen Batak
57
58
Hana (01 sam. 2:01-10), Nyanyian tentang kebun Anggur Tuhan (Yes.
nyanyian yang terhimpun dalam Alkitab yakni dalam kitab Mazmur dan
1
Hasil Wawancara dengan Pdt. Hendrik L. Tiwow (Pendeta GPIB Gereja Ekklesia
Kalibata saat ini), Rabu, 31 Oktober 2018 di Gereja Ekklesa Kalibata Jakarta Selatan.
2
M. Th. Mawane, Gereja Yang Bernyanyi (Yogyakarta: Andi Offset, 2014), h, 5
59
Telah terlihat dari berbagai macam nyanyian yang telah disebutkan diatas
merupakan bagian dari musik Gereja yang menjadi satu dengan liturgi, “artinya
setiap unsur liturgi itu terangkai satu dengan lainnya yang membentuk satu
kesatuan pemahaman iman yang diyakini umat, yaitu keyakinan akan keselamatan
anugerah Allah atas manusia. Dalam hal ini, Gereja Ekklesia Kalibata selain
Adapun nyanyian yang tersusun dalam beberapa buku dan sering digunakan
dalam kebaktian di GPIB Gereja Ekklesia Kalibata Jakarta Selatan adalah sebagai
berikut:
1. Kidung Jemaat
jemaat, sifat yang universal Gereja harus tercermin di dalam nyanyian itu.
sama, sehingga kalaupun ada warga Gereja dari luar kota yang akan
dinyanyikan di Gerejanya.3
Pada awalnya kidung jemaat ini tercipta adanya atas prakarsa dari PGI
pada saat Ibadah Hari Minggu, Ibadah Keluarga, dan pada saat Ibadah
3
Wawancara dengan Bpk. Hendrik L. Tiwow selaku pendeta dan juga mengikuti
peribadatan di Gereja Ekklesia Kalibata Jakarta Selatan saat ini, pada tanggal 04 November 2018
di Gereja Ekklesia Kalibata Jakarta Selatan
4
Dikutip dari kata pengantar dalam Kidung Jemaat, h. 2
5
Wawancara dengan Ibu Miske selaku pengurus pembuatan tata ibadah dan juga
mengikuti peribadatan di Gereja Ekklesia Kalibata Jakarta Selatan saat ini, pada tanggal 18 Januari
2019 di Gereja Ekklesia Kalibata Jakarta Selatan
61
ibadah di berbagai Gereja Kristen. Isi dari nyanyian ini 308 lagu yang di
terakhir diterbitkan pada tahun 2007. Saat ini sudah diterbitkan Pelengkap
menggunakan Kidung Jemaat ini pada saat Ibadah Hari Minggu, Ibadah
Keluarga, dan pada saat Ibadah Pelayanan Katagorial, dan hampir disetiap
sama halnya dengan Kidung Jemaat, dan tergantung pada tema Ibadah
3. Nyanyian Rohani
dengan pergumulan iman atau tujuan dari sebuah ibadah itu sendiri. 7
6
Wawancara dengan Ibu Nova selaku pendeta dan juga mengikuti peribadatan di Gereja
Ekklesia Kalibata Jakarta Selatan saat ini, pada tanggal 20 Januari 2019 di Gereja Ekklesia
Kalibata Jakarta Selatan
7
M. Th. Mawene, Gereja yang Bernyanyi (Yogyakarta: Penerbit ANDI,2004), h. 21
62
yang menjadi kombinasi dari lagu-lagu Zending dan juga lagu-lagu yang
4. Gita Bakti
Gita bhakti ini diterbitkan oleh Sinode GPIB, Jenis lagu ini tergantung
pada tata Ibadah di Minggu itu (tema ibadah). Buku ini berisi nyanyian
5. Kidung Muda-Mudi
anak atau pemuda usia Taruna (usia SMP sampai dengan kelas 2 SMA
atau 12-16 tahun, setelahnya usia pemuda 17-35 tahun) dan nyanyian ini
untuk di Gereja Ekklesia Kalibata biasa digunakan pada saat hari Sabtu.10
6. Kidung Ceria
8
Wawancara dengan Bpk. Hendrik L. Tiwow selaku pendeta dan juga mengikuti
peribadatan di Gereja Ekklesia Kalibata Jakarta Selatan saat ini, pada tanggal 04 November 2018
di Gereja Ekklesia Kalibata Jakarta Selatan
9
Wawancara dengan Ibu Nova selaku pendeta dan juga mengikuti peribadatan di Gereja
Ekklesia Kalibata Jakarta Selatan saat ini, pada tanggal 20 Januari 2019 di Gereja Ekklesia
Kalibata Jakarta Selatan
10
Wawancara dengan Ibu Nova selaku pendeta dan juga mengikuti peribadatan di Gereja
Ekklesia Kalibata Jakarta Selatan saat ini, pada tanggal 20 Januari 2019 di Gereja Ekklesia
Kalibata Jakarta Selatan
63
kidung yang berisi 400 nyanyian untuk dipakai dalam rumah tangga,
7. Mazmur
dilantunkan oleh para nabi yang dipakai dalam ibadat di Bait Suci di
150 pasal.11 Kitab Perjanjian Lama adalah bagian dari Alkitab orang
Musik bagi umat Kristiani tak ubahnya adalah bagaikan pakaian, yang
selalu melekat akan tubuh manusia. Ibadah tanpa persekutuan atau nyanyian
11
Wawancara dengan Ibu Nova selaku pendeta dan juga mengikuti peribadatan di Gereja
Ekklesia Kalibata Jakarta Selatan saat ini, pada tanggal 20 Januari 2019 di Gereja Ekklesia
Kalibata Jakarta Selatan
64
warga Gereja.12
Melodi dari sebuah lagu dapat dilengkapi dengan kata-kata atau Lirik.
kesaksian dan pemberitaan akan kebesaran allah pencipta dan sebagai medium
dengan Tuhan. Dapat pula merupakan kesaksian yang terdapat dala Alkitab
Didalam ibadah umat akan mengikuti liturgy sebagai cara bagi kita untuk
Dalam hal ini, kita dapat melihat bagaimana musik (nyanyian) dan
bahwa sebuah nyanyian yang dipakai dalam ibadah umat Kristiani adalah
digunakan baik dan jelas, isi theologinya jelas, dan mencerminkan iman
Kristiani.
12
Diambil dalam Buletin LPK 06 Sinode GKJ-GKI Jawa Tengah “Peranan dalam
Pembinaan Warga Gereja” (LPK Sinode GKJ dan GKI Jateng, Yogyakarta: 1991), h, 14
13
Buletin LPK 06 Sinode GKJ-GKI Jawa Tengah, h, 14-15
65
nyanyian yang terdapat dalam buku nyanyian tersebut diatas, adapun sistematisasi
A. Menghadap Allah
kepada Tuhan atas kasih dan kemurahan-Nya, baik yang bersifat doa
pernyataan tekad iman untuk mentaati Tuhan dan hidup dengan Tuhan
14
Nyanyian, at http://www.gkps.or.id
66
Untuk itu dalam nyanyian ini berisikan tentang pengakuan dosa dan
pengampunan dosa.
pemiliharaan, perjanjian lama dan kelahiran Yesus dan missal Natal, kisah
lain-lain sebagainya.
D. Pelayanan Khusus
1. Pelayanan Baptis
2. Perjamuan Kudus
3. Pelayanan Pernikahan
4. Pemakaman
Jadi dalam hal ini isi nyanyian akan disesuaikan dengan bentuk
berlangsung.
nyanyian adalah sarana paling tepat untuk manusia yang hidup dizaman
mempunyai tujuan dan sasaran tertentu yang perlu dicapai. Allah memberikan
perintah dan tuntutan tertentu terhadap pemanfaatan dan peran musik di dalam
68
(dalam ibadah) pada dasarnya merupakan ide Allah yang dikaruniakan kepada
manusia pada umumnya dan umat Allah pada khususnya untuk memperkaya
kehidupan mereka.
Dalam hal ini, Dr. Brace H. Leafblad memberikan kesimpulan yang tepat:
“Music was God’s idea… a luxurious gift to Human Beings which has
enriched our life since earliest times. In Old Testament, God melded music and
worship, a glorious union still stable today… God takes music in the church
seriously…”15
jika tidak sesuai dengan maksud Allah maka Allah tidak berkenan atasnya. Bila
peninggalan karya-karya musik yang kaya dan indah harus memikirkan musik
gereja dengan serius pula. Berikut beberapa konsep yang benar mengenai
prinsip dasar manusia, seperti yang dikatakan Rasul Paulus dalam Roma
11:36:
“sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
sebagai bagian dari ibadah, musik harus diperankan sesuai dengan makna
16
Harold Best, Music: Offerings of Creativity,(Yogyakarta:PML, 1987), h. 10.
17
Agusin C. Lovelace & William C. Rice, Worship and Music in the Church (Nashville:
Abingdon, 1976), 20-21 (Karl-Edmund Prier SJ. Pedoman Untuk Nyanyian dan Musik dalam
Ibadat Dokomen Universa Laus (Yogyakarta: PML, 1987), h. 10
70
menyimpulkan:
“In our ministry to the Lord, our ultimate goal is to glorify Him. The goal
of worship is not the delight of man, but the pleasure of God. Thus the
ketika Dia dihampiri.19 Musik bukan sekedar pencair suasana, bukan pula
tidak hanya ditekankan pada aspek “science and art” saja, melainkan juga
pada aspek isi atau berita dari syair-syair nyanyian yang bersangkutan. Hal
ini dimaksudkan untuk melihat apakah ada keselarasan antara isi atau
Kristen.20
relasi. Kedua, yaitu antara umat dengan sesamanya. Hal ini terjadi sebagai
3. Sebagai Permohonan
20
Wawancara dengan Bpk. Yohannes Wahono (Koordinator Pengurus dalam bidang
Ibadah di Gereja Ekklesia Kalibata Jakarta Selatan saat ini sekaligus sebagai Jemaat), pada tanggal
04 November 2018 di Gereja Ekklesia Kalibata Jakarta Selatan.
21
Best, Musik: Offering of Creativity, h. 10.
72
pergumulan hidupnya dalam berbagai hal, dari hal-hal yang paling rohani
hingga yang paling jasmani, seperti halnya rejeki dan lain sebagainya. 22
Yang merupakan pada dasarnya satu nyanyian itu dapat digunakan sebagai
realitas dan tantangan hidup sebagai orang Kristen yang benar. Ini jelas
22
Selatan Wawancara dengan Bpk. Yohannes Wahono (Koordinator Pengurus dalam
bidang Ibadah di Gereja Ekklesia Kalibata Jakarta Selatan saat ini sekaligus sebagai Jemaat), pada
tanggal 04 November 2018 di Gereja Ekklesia Kalibata Jakarta.
73
efek sampingan dari jenis musik atau nyanyian tertentu dapat dihindari.
orang yang beriman kepada orang yang beriman lainnya yang isisnya
antara lain dapat berupa ajakan kepada yang lain agar selalu tabah dalam
menghapi cobaan, penderitaan, dan ajakan agar selalu dekat dan berpegang
Dalam hal ini musik merupakan sarana yang amat efektif daripada
musik sebagai mata pelajaran wajib bagi para murid mereka untuk
kurikulum.25
tidak benar dan berbahaya. Agar makna ibadah tidak diselewengkan, maka
hubungan musik dan ibadah harus jelas. Musik dan nyanyian dipakai
23
Charles R. Hoffer, The Understanding of Music (California: Wadsworth Publishing Co,
1971), 2. Karl-Edmund Prier SJ. Pedeoman Untuk Nyanyian dan Musik dalam Ibadat Dokumen
Universa Laus (Yogyakarta: PML, 1987), h. 11.
24
Wlliam Lyod Hooper, Church In Music Transisition (Tennessee: Broadman Press,
1963), vi. Karl-Edmund Prier SJ. Pedoman Untuk Nyanyian dan Musik dalam Ibadat Dokumen
Universa Laus (Yogyakarta: PML, 1987), h. 11.
25
John F. Wilson, An Introduction to Church Music (Chicago: Moody Press, 1974), 39.
Karl-Edmund Prier SJ. Pedoman Untuk Nyanyian dan Musik dalam Ibadat Dokumen Universa
Laus (Yogyakarta: PML, 1987), h. 11
75
untuk menjaga keutuhan pengajaran yang bener agar gereja tidak terlena
Kristus datang kedunia ini untuk melaksanakan misi Allah yaitu untuk
memberitakan Injl Kerjaan Allah”. Salah satu tugas dari panggilan Gereja
lain dan orang yang belum percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Pada
dilakukan secara verbal. Ada saat-saat tertentu juga ketika khotbah tidak
begitu dihiraukan atau tidak berarti bagi seseorang yang berada dalam
Emosi yang merupakan suatu keadaan dan reaksi organik didalam diri
cara tersendiri dalam merespon apa yang terjadi dalam dirinya maupun dengan
sekitarnya, yakni sebuah perasaan panik, takut, senang, terkejut dan lain
sebagainya.
reaksi motor (gerak otot) terhadap proses psikologis. Sebagaimana kita adanya
merespon terhadap bunyi dan mencari dari sumber bunyi tersebut atau kita
mengamatinya lewat tingkah laku kita sendiri. Pengaruh dari ketiga aspek
terutama jika sudah diperkenalkan sejak dini yakni semasa anak masih dalam
Musik memiliki pengaruh yang cukup besar pada setiap manusia. Yang
dalam musik itu sendiri memiliki 3 bagian penting yang mempunyai pengaruh
pada seseorang yakni beat, ritme dan harmony. Beat dapat mempengaruhi
tubuh misalnya apabila ketika kita menynyikan atau mendengarkan musik rock
atau dangdut, bisa dipastikan tubuh kita akan bergerak atau bergoyang secara
26
Wawancara dengan Bpk. Yohannes Wahono (Koordinator Pengurus dalam bidang
Ibadah di Gereja Ekklesia Kalibata Jakarta Selatan saat ini sekaligus sebagai Jemaat), pada tanggal
04 November 2018 di Gereja Ekklesia Kalibata Jakarta.
77
yakni yang memiliki ritme teratur, maka perasaan kita akan manjadi lebih
tenang. Sedangkan hal yang berkaitan dengan roh jika kita menonton film yang
nyanyian dapat menimbulkan rasa senang, rasa sedih, rasa gembira, dan lain
sebagainya sesuai dengan lagu dan iramanya. Nyanyian yang dalam kata-
Musik bukan saja menjadi bahan hiburan tetapi juga sudah dimulai sebagai
bahan referensi untuk menjalani hidup, seperti halnya yang diungkapkan oleh
Don Campbell bahwa musik bukan hanya sebagai alat hiburan saja, melainkan
musik sebagai obat bagi tubuh dan jiwa.27 Selain musik dapat mempengaruhi
suasana hati, musik kini diketahui memiliki sebuah kekuatan yang amat
27
M. Th. Mawene, Gereja yang Bernyanyi, (Yogyakarta: Penerbit ANDI,2004), h, 61
78
28
Djmaludin Ancok dan Fuad Nashori Suroso, Psikologi Islam: Solusi Islam atas
Problem-Problem Psikologi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), h, 76
29
Wawancara dengan Bpk. Edison Sanaki selaku jemaat sekaligus sebagai pengurus
dalam bidang ibadah dan di kantor Gereja Ekklesia Kalibata Jakrata Selatan saat ini, pada tanggal
04 November 2018 di GPIB Gereja Ekklesia Kalibata Jakarta Selatan.
79
cukup kuat terhadap dimensi keyakinan, karena didalam isi syair dari
Terhapap Tuhan.
30
Wawancara dengan Bpk. Hendrik L. Tiwow selaku pendeta dan juga mengikuti
peribadatan di Gereja Ekklesia Kalibata Jakarta Selatan saat ini, pada tanggal 04 November 2018
di GPIB Kalibata Jakarta Selatan.
80
ibadah dan merupakan bagian dari ibadah umat Kristen sendiri, serta
karena isi dari syair-syair yang dinyanyikan dalam ibadah Kristen itu
sudah merupakan doa, adapun didalam syair isi nyanyian tersebut yang
31
Djmaludin Ancok dan Fuad Nashori Suroso, Psikologi Islam: Solusi Islam atas
Problem-Problem Psikologi, h, 76
32
Wawancara dengan Bpk. Hendrik L. Tiwow selaku pendeta dan juga mengikuti
peribadatan di Gereja Ekklesia Kalibata Jakarta Selatan saat ini, pada tanggal 04 November 2018
di Gereja Ekklesia Kalibata Jakarta Selatan
81
para jemaat di Gereja Ekklesia Kalibata, terlihat dari respon jemaat di atas
kesadaran Tuhan yang terpendam dalam hati setiap jemaat bahwa Tuhan
33
Wawancara dengan Bpk. Yohannes Wahono (Koordinator Pengurus dalam bidang
Ibadah di Gereja Ekklesia Kalibata Jakarta Selatan saat ini sekaligus sebagai Jemaat), pada tanggal
04 November 2018 di Gereja Ekklesia Kalibata Jakarta
34
Wawancara dengan Ibu Ria Patty, sebagai kantoria sekaligus sebagai jemaat di Gereja
Ekklesia Kalibata, pada tanggal 04 November 2018 di Gereja Ekklesia Kalibata Jakarta Selatan
35
Djmaludin Ancok dan Fuad Nashori Suroso, Psikologi Islam: Solusi Islam atas
Problem-Problem Psikologi, h, 76
82
tenang, tidak mudah emosi, dan selalu ingat kepada Tuhan dimanapun
secara reflex akan bergerak menari mengikuti irama musik yang dihasilkan
sadar ataupun tidak sadar dapat dirasakan oleh pelakunya, sehingga dapat
36
Wawancara dengan Wemmy Hukubun, sebagai jemaat di Gereja Ekklesia Kalibata,
pada tanggal 04 November 2018 di Gereja Kalibata Jakarta Selatan
83
setiap pori-pori tubuh. Hal tersebut seperti halnya yang diungkapkan oleh
hanya sekedar menggerakkan kaki atau tangan saja. Dan ada pula di dalam
tangan, karena dalam hal tersebut kita merasa lepas dalam mengekpresikan
37
Wawancara dengan Ibu Ria Patty, sebagai kantoria sekaligus sebagai jemaat di Gereja
Ekklesia Kalibata, pada tanggal 04 November 2018 di Gereja Ekklesia Kalibata Jakarta Selatan
84
dari agama.38
dengan kondisi hatinya pada saa itu. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu
Ani Rohani, jika seseorang sering memuja nama Tuhan maka akan
38
Djmaludin Ancok dan Fuad Nashori Suroso, Psikologi Islam: Solusi Islam atas
Problem-Problem Psikologi, h, 76
39
Wawancara dengan Ibu Ani Rohni jemaat di Gereja Ekklesia Kalibata, pada tanggal 04
November 2018 di Gereja Ekklesia Kalibata Jakarta Selatan
85
Dalam nyanyian Gereja juga dapat dijadikan sebagai alat control perilaku
maupun dalam masyarakat. Bagi jemaat baik norma agama maupun norma
harmonis.
Pemahaman makna dari isi nyanyian Gereja merupakan salah satu hal
menjiwai isi dari apa yang disampaikan oleh nyanyian tersebut. Bagi
ajaran kehidupan yang telah diajarkan oleh Tuhan Yesus melainkan juga
dalam bentuk bahasa ibu (bahasa keseharian) yakni dalam hal ini
86
tersebut tentu hal itu menjadikan seseorang yang paham dan merupakan
pengetahuan.
musik yang disukai dan digemari bila didengarkan dan dinikmati secara
terus menerus, cepat atau lambat akan memberikan pengaruh tertentu. Dari
40
Wawancara dengan Bpk. Hendrik L. Tiwow selaku pendeta dan juga mengikuti
peribadatan di Gereja Ekklesia Kalibata Jakarta Selatan saat ini, pada tanggal 04 November 2018
di Gereja Ekklesia Kalibata Jakarta Selatan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kidung Jemaat, nyanyian ini digunakan pada hari minggu ibadah keluarga
lagu-lagu zending dan lagu-lagunya diambil dari barat. Selanjtnya ada Gita
Bakti yang diterbitkan oleh sinode GPIB yang berisi nyanyian yang dibuat
untuk anak-anak atau pemuda usia 12-16 tahun dan penggunaannya pada
hari sabtu selanjutnya Kidung Ceria, dan Mazmur. Sedangkan isi nyanyian
nyanyian yaitu menghadap Allah Esa yang berisi puji-pujian dan pembuka
Tuhan atas kasih dan kemurahan-Nya, baik yang bersifat doa dan ucapan
firman Tuhan, respon terhadap pelayanan firman Tuhan, dan juga ada
musim disini seperti halnya pergantian tahun, pergantian hari, dan musim
umat bisa berelasi dengan Allah dan relasi antara umat dengan sesamanya
pergumulan dalam hidupnya dari hal yang paling rohani hingga paling
jasmani, seperti rezeki dan lain- lain, serta musik gereja juga sebagai
Kristen, dan musik juga sebagai ajakan atau dorongan agar jadi
dalam Alkitab ke hati dan pikiran umat Kristen serta musik sebagai
bentuk pmberitaan Injil ke anggota lain dan orang yang belum percaya
hiburan untuk menarik perhatian, minat dan kesenanga, maka hatinya akan
dalam syair dari musik gereja mengandung bentuk ajaran dari tuhan dan
pendukung dari ibadah umat Kristen, nyanyian itu di istilahkan berdoa dua
kali karena isi dari syair-syairnya sudah merupakan bentuk doa yang
Yesus.
Tuhan Yesus dalam kehidupan kesehariannya. Jadi dari hasil penelitian ini
jemaat untuk masuk dalam suasana peribadatan yang khusuk atau hikmat.
B. Saran
kepada umat Kristen serta para personil yang bertugas dalam pelaksanaan
musik iringin yang dihasilkan. Selain itu pemandu nyanyan jemaat harus
lebih teliti dalam membaca notasi lagu dan tidak hanya membaca syair
saja, namun lebih kepada memaknai atau menghayati isi nyanyian. Musik
juga memiliki bagian yang besar dan penting dalam liturgi ibadah. Agar
ibadah
91
dapat berjalan dengan baik dan khidmat musik dan nyanyian perlu
kegiatan Gereja. Selain itu pemain musik Gereja memiliki tanggung jawab
yang lebih besar terhadap Allah, karena Allah telah mempercayakan bakat
melatih setiap hari agar bakatnya dapat berkembang dan dapat digunakan
dengan baik.
baik dalam hal akademis maupun praktis. Penelitian yang penulis lakukan
lanjut dapat dengan lebih luas cakupannya, baik materi maupun subyek
Buku
UKSW,1999.
Immanuel, 2001.
Boshman Lamar, Musik Bangkit Kembali, Jakarta: Pekabaran Injil Imanuel, 2001.
David Ray, Gereja yang Hidup: Ideide Segar Menjadikan Ibadah Lebih Indah,
F. White James, Pengantar Ibadah Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011.
Fuad Nashori Suroso dan Djmaludin Ancok, Psikologi Islam: Solusi Islam atas
92
93
2000.
Jacob, S. Th, Hendry B. Dj. “Ketika Benih Bertumbuh”, GPIB Jemaat Ekklesia
karya, 2010.
lam Gema Duta Wacana, Edisi Musik Gereja, Yogyakarta: Gema Duta
Wacana, 1994.
R. Ray David, Gereja Yang Hidup; Ide-ide Segar Menjadikan ibadah Lebih In-
ROSDAKARYA, 2001.
Zainul Bahri Media, Wajah Studi Agama-agama Dari Era Teosofi Indonesia,
Internet, Jurnal
Arwanto Kristian Satriyo, Peran Musik Iringan dan Pemandu Nyanyian Jemaat-
dalam Ibadah di GKJ Wonosobo, Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni, UNY,
2014.
Diambil dalam Buletin LPK 06 Sinode GKJ-GKI Jawa Tengah “Peranan dalam
Yogyakarta: 1991.
Dian presetya Paulus, Peran Nyanyian dan Musik Gerejawi di GKMI Pacangaan,
Ester Gunawan Nasrani, Suatu Tinjauan Teologis dan Historis, diunduh resmi dari
F. Detwiler David, Church Music and Colossian 3:16 dalam Bibli otecha Sacra
http://data.jakarta.go.id/dataset/jumlah-penduduk-dki-jakarta-berdasarkan-agama,
http://gpib.jurnal-biologi.com/id3/2729-2204/Gpib_64983_gpib-jurnal-
11 Februari 2019.
Huzaemah, “Musik sebagai Media Dakwah: Analisa Isi program Syair dan Syair
Musik Gereja dan Remaja”, dalam Musik dalam Ibadah di Komisi Remaja SMP,
at http://www/gkjmb.or.id.bulletin10/tiwi.html.
Rama ListyaAgastya, Menyanyi dan Memuji Tuhan dengan Roh dan Akal Budi
Roma 10:9
96
S Hali Mohammad, “Unsur Musik dalam 3 buah Sajak Khalil Matran”, Skripsi
Salim Tamara Adriani, “ Efek Musik dalam sajak Liris Chanson D’Automnedan
Wawancara
Wawancara pribadi dengan Bpk. Edison Sanaki, pada tanggal 04 November 2018
Wawancara pribadi dengan Ibu Ani Rohani, pada tanggal 04 November 2018 di
Wawancara pribadi dengan Ibu Miske, pada tanggal 18 Januari 2019 di Gereja
Wawancara pribadi dengan Ibu Nova, pada tanggal 20 Januari 2019 di Gereja
Wawancara pribadi dengan Pdt. Hendrik L. Tiwow, Pada Rabu, c31Oktober 2018
PEDOMAN INTERVIEW
Ekklesia Kalibata?
Ekklesia ini?
6. Apa jenis serta isi nyanyian yang ada di Gereja Ekklesia Kalibata?
7. Apa yang di maksud dengan arti istilah musik dibawah ini dan kapan
digunakannya?
a. Kidung jemaat
c. Nyanyian rohani
d. Gita bakti
e. Kidung muda-mudi
f. Kidung ceria
g. Mazmur
8. Fasilitas peralatan apa saja yang digunakan dalam mengiringi nyanyian Gereja?
9. Apa peran atau fungsi dari nyanyian Gereja? Di fungsikan sebagai apa saja
nyanyian Gereja?
10. Bagaimana makna pelaksanaan nyanyian dalam Ibadah umat Kristen di Gereja
Kalibata?
Kalibata?
15. Apakah selalu harus ada musik atau nyanyian dalam setiap ibadah umat Kristen?
saat beribadah?
berperilaku baik?
3. Apakah anda selalu memahami makna kata-kata yang terdapat dalam nyanyian
4. Ketika menyanyikan dan mendengarkan musik atau nyanyian pada saat beribadah
6. Apakah musik atau nyanyian gereja mendorong anda untuk semakin cinta
7. Apakah nyanyian gereja tersebut membuka mata hati anda untuk bertaubat?
gereja?
9. Ketika anda menyanyikan dan mendengarkan nyanyian gereja apakah anda
10. Apakah anda merasa terpaksa ketika menyanyikan dan mendengarkan nyanyian
11. Ketika anda mendengarkan dan menyanyikan nyanyian gereja anda ikut terbawa