ROMA KATOLIK
(Studi Kasus di Rumah Duka dan Krematorium Oasis Lestari Kota Tangerang)
Oleh :
Pipit Fitrianti
1113032100030
PROGRAM STUDI
STUDI AGAMA-AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2020
Filosofi Pemakaman dan Kremasi dalam Gereja Roma Katolik
Oleh:
Pipit Fitrianti
NIM : 1113032100030
Di bawah Bimbingan :
i
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul Filosofi Pemakaman dan Kremasi dalam Gereja Roma Katolik
(Studi Kasus di Rumah Duka dan Krematorium Oasis Lestari Kota
Tangerang)telah diajukan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin,
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 24 Juli
2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Agama (S.Ag) Program Strata (S-1) pada Program Studi Agama-agama.
Jakarta, 12 Agustus 2020
Sidang Munaqasyah
Anggota,
Penguji I Penguji II
Pembimbing
Dra. Hermawati, MA
NIP: 195412261 98603 2 002
ii
SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK
iii
Pipit Fitrianti
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami apa filosofi pemakaman
dan Kremasi dalam Gereja Roma Katolik, dan Tata cara upacara pemakaman dan
Kremasi dalam Gereja Roma Katolik.
Kremasi dasar nilainya Lebih pada hal-hal praktis, Lebih Mudah, lebih praktis
bagi keluarga yang merasa biaya pemakamannya Berat dan ongkosnya lebih
murah.
Kremasi tidak dilarang kalau ada alasan yang tidak bertentangan dengan Gereja
(Legitimate).
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur ke hadirat Allah SWT atas segala berkat dan Nikmat-Nya,
studi untuk meraih gelar Sarjana Agama hingga pada tahap penulisan skripsi di
SAW beserta para sahabat dan keluarganya, semoga rahmat dan Syafaat beliau
penyusunan Skripsi ini yang berjudul : “Filosofi Pemakaman dan Kremasi dalam
Gereja Roma Katolik (Studi Kasus di Rumah Duka dan Krematorium Oasis
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, hal
penulis. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pihak lain pada umumnya. Dalam penyusunan Skripsi ini,
bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak mulai dari pelaksanaan
v
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada orang-orang yang penulis hormati dan cintai yang membantu
1. Ibu Dra. Hj. Hermawati, MA. Selaku Dosen Pembimbing Penulis yang
Penulis yang dalam memberikan konsultasi selalu dengan aura positif bagi
3. Bapak Dr. Yusuf Rahman, MA. Sebagai Dekan Fakultas Ushuluddin UIN
4. Bapak Syaiful Azmi, MA. dan Ibu Lisfa Sentosa, MA. sebagai Ketua dan
Program Studi Agama-Agama mulai dari Bapak Prof. Dr. Kautsar Azhari
Noer, MA, Bapak Prof. Dr. Ikhsan Tanggok, MA, Bapak Dr. Amin
Nurdin, MA, Bapak Wakil Dekan III Dr. Media Zainul Bahri, MA, Ibu Siti
vi
Nadroh, MA dan Ibu Halimah Mahmudy, MA. semoga kesehatan dan
Gomez, SJ dan Ibu Florentino Sunarsari, S. Sos. Yang baik hati telah
10. Ayahanda terkasih Bapak Masari dan Almarhumah Ibunda tersayang Ibu
mendoakan bagi penulis mulai dari sekolah dasar hingga menimba ilmu di
penulisan skripsi ini. Tidak lupa untuk Kakak Perempuan penulis yaitu Tia
Mutia Tunnimah, dan Juga Tidak Lupa bagi Ketiga adik-adik penulis yaitu
Lia Amalia Sari, Muhammad Ilyas Afazany, dan Ahmad Yusuf Saifullah
vii
yang selalu mendukung dan mendoakan yang terbaik bagi penulis. Semoga
Fuji Ayu Amalia, Novi Karyahti, Yuliana, Sarah Muthia Maghfiroh (lala),
Nur Fitri Barliyana (Fitri). Semoga mereka selalu berada dalam lindungan
Allah SWT.
12. Untuk Tante Ika Sutarti, Wa yuyang yang telah memberikan dukungan
13. Teman mengajarku Anita, Herni Rismayanti, Nida Farikha dan Vica Dwi
Febriana yang selalu memberikan semangat dan Motivasi agar penulis bisa
menyelesaikan ini.
menyadari bahwa karya tulis ini bukanlah akhir dan puncak dari pencarian
viii
Penulis.
DAFTAR ISI
ix
C. Pengurusan Setelah Meninggal Katolik ………………….. 62
1. Proses Merawat Jenazah …………………………. 63
D. Prosesi Pemakaman ………………………………………. 79
E. Prosesi Kremasi …………………………………………... 90
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 135
B. Saran ..................................................................................... 139
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
dan mati. Peristiwa tersebut adalah kenyataan yang dialami oleh setiap
manusia di dunia. Ketika manusia mati, tubuh manusia hancur, tetapi jiwanya
manusia hidup, dan jiwa hidup dalam keadaan terpisah dari badan (anima
sparata). Gereja meyakini bahwa setiap jiwa dipisahkan dari badan, dalam
Keyakinan ini dikaitkan dengan Peristiwa Kristus yang telah bangkit dan
hidup untuk selamanya, demikian juga manusia yang telah mati di dalam
dalam liturgi Gereja. Dalam Doa Prefasi2 Arwah 1 diungkapkan dengan jelas
sebagai berikut. “ Sebagian Umat beriman, kami yakin bahwa hidup hanyalah
1
Yosep Pranadi, Kematian dan Kehidupan Abadi : Sebuah Eksplorasi dalam Persfektif
Gereja Katolik, (Bandung : Melintas, 2018), h. 255.
2
Prefasi (Latin : Praefatio) adalah doa pujian dan syukur meriah, yang merupakan bagian
pertama dari Doa Syukur Agung dan Perayaan Ekaristi. Intisari Prefasi adalah ucapan syukur atas
karya penebusan Kristus.
1
2
diubah, bukannya dilenyapkan. Dan sesudah roboh rumah kami di dunia ini,
akan tersedia bagi kami kediaman abadi di Surga”.3 Doa prefasi tersebut
bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga mereka
15:51).
pengalaman yang sangat khusus bagi kehidupan manusia. Selain rasa sakit,
sejuta rasa lain yang akan dialami secara serentak. Sakit merupakan gejala
3
Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Tata Perayaan Ekaristi (Yogyakarta :
Kanisius,2005), h. 107.
3
yang begitu umum dan biasa, dan secara praktis sukar dipisahkan dari
kehidupan manusia.
keadaan manusia dalam dua sisi situasi kehidupan yaitu ketika sehat dan
ketika sakit. Sakit dapat didefinisikan setelah melihat situasi manusia dalam
keadaan sehat.
Manusia sehat yang ideal adalah manusia yang sehat, baik badan, jiwa
maupun social. Segala daya dan tenaga, guna mencapai tujuan hidup yang
itu.
Dalam kitab suci Perjanjian Lama, sakit sering dikaitkan dengan kutuk dan
memohon penyembuhan-Nya (Maz, 6;3) Tuhan atas hidup dan mati. Penyakit
menjadi menuju jalan pertobatan (Maz, 38;5) dan karena pengampunan oleh
1053 : Belas Kasih Yesus kepada orang sakit dan penyembuhan segala
melawat umat-Nya (Luk. 7:16) dan bahwa kerajaan Allah sudah dekat.
Dari kutipan ini jelas terlihat bagaimana gereja memandang sakit sebagai
sakit ,menerima kekuatan dan anugerah untuk mempersatukan diri lebih erat
dengan tetap ada kewajiban untuk mengakui dosa itu seandainya orang itu
sakit menjadi sembuh. Kalau orang itu tidak sembuh lagi, maka sakramen
hidup dalam Allah. Namun biasanya orang sakit yang menerima minyak suci
tidak mampu lagi ambil bagian aktif dalam liturgi yang dirayakan untuknya
4
Romanus Romas, Pendampingan Patoral Orang Menjelang Ajal, STIPAS Tasahak
Danum Pambelum, Juni 2017: h. 184.
5
Kesamaan antara kedua sakramen itu terletak dalam hal pelayannya yang
kebutuhan manusia akan belas kasih Allah dan tindakan Gereja lewat imam
Hidup dan Mati begitu dekat bagaikan dua sisi dari koin yang sama. Tetapi
dekatnya kematian juga membuka tirai kenyataan bahwa banyak hal yang
Kita sebagai manusia pasti memiliki rasa takut terhadap kematian, dengan
kita memang berhasil untuk menunda saat kematian. Namun akhirnya kita
semua pasti mati juga. Tetapi apa yang terjadi pada saat kematian?
Pernafasan berhenti, jantung tidak berdenyut lagi dan badai mulai hancur.
Hancurkan seluruh manusia? Hati kita rindu akan “Hidup seribu tahun lagi”,
atau yang disebut dengan hidup kekal. Gereja Mengajarkan bahwa manusia
bukan hanya tubuh, melainkan juga roh. Manusia diciptakan tuhan untuk
5
Wawancara Pribadi dengan Johannes Adrianus Hendra Sutedja, S.J. (Imam Gereja
Katolik, Pondok Labu Jakarta Selatan) Pada Tanggal 26 April 2019.
6
Albertus Sujoko, MSC, Praktek Sakramen Pertobatan dalam gereja Katolik
(Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 2008), h. 153-154.
7
Dr. Petrus Maria Handoko, CM, Hidup di balik Kematian (Malang : Penerbit Dioma,
2015), h. 5.
8
Pankat Kas, Ikutilah Aku, Warta Gembira untuk Para Calon Baptis (Yogyakarta :
Penerbit Kanisius, 1986), h. 172.
6
biologis. Semua makhluk hidup pada akhirnya mati secara permanen, baik
dari secara alami seperti penyakit atau dari penyebab tidak alami seperti
Semua orang tidak akan tahu apa itu kematian. Bagaimana rasa kematian, dll.
takdir yang terelakan, melainkan suatu peristiwa iman. Sebab pada saat
dibaptis kita sudah digabungkan dengan Kristus yang telah wafat dan bangkit.
Maka pada saat kematian, bersama dengan Kristus kita beralih dari dunia fana
ini kepada kehidupan kekal. Sebab “kalau kita bergabung dengan kristus dan
turut mati bersama dengan Dia, maka kita akan bergabung dengan Dia pula
dalam Kebangkitan” (Rm. 6:5). Kita menghadap Bapa dan sesudah disucikan
dari dosa, kita diterima dalam keluarga Allah yang berbahagia, sambil
semua orang pada akhir Zaman.10 Kristus bukan hanya mengalahkan dosa,
15:25). Jadi orang mati akan bangkit (Kor 1 15:35-36). Memang kristus
sempurna bila jiwa disatukan kembali dengan badan, tetapi dalam keadaan
dari penjara. Pandangan Plato ini tidak sejalan dengan pandangan Alkitabiah
bahwa jiwa dan tubuh bukanlah hal yang berlawanan, tetapi sebaliknya dua
Jiwa bersifat abadi dan tidak akan hilang. Ia adalah daya Ilahi yang
terdalam dari manusia. Karena bersifat abadi, jiwa tidak terpengaruh oleh
kematian manusia. Jiwa tetep hidup sekalipun tubuh menjadi rusak. Karena
jiwa diciptakan oleh sang pencipta (Allah), keberadaan jiwa itu sangat
ditentukan oleh relasinya dengan Allah. Semakin dekat dengan Allah, jiwa itu
akan semakin hidup dan berkembang. Semakin menjauh dari Allah, jiwa itu
akan semakin layu dan kering. Jiwa adalah Jati diri manusia yang selalu
11
Pankat Kas, Ikutilah Aku, Warta Gembira untuk Para Calon Baptis (Yogyakarta :
Penerbit Kanisius, 1986), h. 173.
12
Albertus Purnomo, OFM, Riwayat Api Penyucian Dalam kitab suci dan Tradisi
(Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 2017 ) h. 38-39.
8
Sekalipun jiwa itu abadi, jiwa menjadi hidup jika ia berada dalam relasi.
Tetapi, sebenarnya bukan hanya Allah saja. Jiwa ada dalam relasinya dengan
tubuh. Tanpa tubuh, jiwa tidak bisa memanifestasikan dirinya. Jiwa hidup
juga dalam relasinya dengan jiwa-jiwa yang lainnya. Jadi, seandainya Allah
telah menciptakan jiwa manusia jauh sebelum lahir ke dunia, jiwa itu baru
hidup dan berkembang selama berada dalam tubuh jasmani dan dalam
Dalam kehidupan saat ini orang bisa melakukan dua cara dalam mengurus
soal jenazah ada yang melakukan dengan cara dikubur, atau dimakamkan ada
juga ada yang memakai cara dibakar atau diperabukan atau yang sering juga
disebut Kremasi.
cara mengurus orang yang sudah meninggal, baik yang melakukan Kremasi
dikremasikan, tetapi ada juga sebagian gereja yang tidak dapat melayani jika
ada keluarga yang ditinggalkan ini menginginkan orang yang telah meninggal
dikremasikan.
Mengapa Etnis Tionghoa ini melakukan Kremasi ? karena di dalam tata nilai
Umat Katolik yang dari Etnis Tionghoa makam itu sendiri sakral. Maka tidak
9
melakukan Kremasi. Sejak tahun 60-an itu mulai terjadi penggusuran makam-
makam, jadi banyak makam orang Tionghoa yang tergusur pada zaman itu.
Tionghoa dan itu bertepatan di Keramat Sentiong jauhar baru Jakarta pusat
yang beralamat di Jl Raden Saleh masuk ke dalam dari Sebrang itu terdapat
kuburan yang besar sekali yang sudah sangat tua makam orang Tionghoa juga
itu akan dibongkar” dan itu pada zaman Ali Sadikin yang dikabarkan akan
jikalau makamnya di bongkar dan bagi umat Tionghoa ini belum pernah
dan mereka tidak tahu akan dibawa kemana tulang-tulang dari hasil menggali
makam itu tidak stabil (tidak aman) dari segi kelanggengannya, Makam
tudak resmi meminta paksa untuk membayar kebersihan tersebut dari sinilah
Umat Etnis Tionghoa pun merasa tidak nyaman. Kenapa bisa di gusur? Dan
ke tempat lain pun mereka tidak nyaman. Begitu pula ketika ada perayaan-
perayaan Besar Tionghoa yaitu perayaan Ceng Beng yang diadakan setiap
begitu pula preman sudah tahu bahwasannya mereka akan datang berziarah
ke makam dan itu menjadi lahan dan kesempatan mereka mencari uang dan
bagi Orang Tionghoa itu mereka tidak merasa nyaman dengan suasananya
punya Kolumbarium dan Orang Katolik Juga punya jadi tidak perlu repot lagi
Jenazahnya ke dasar laut jadi itu semua praktis tidak ada lagi yang dinamakan
meminta uang secara paksa (palak) dan tidak bisa dipindah-pindah lagi dan
13
Wawancara Pribadi dengan Johannes Adrianus Hendra Sutedja, S.J. (Imam Gereja
Katolik, Pondok Labu Jakarta Selatan) Pada Tanggal 26 April 2019.
11
Jenazah hingga saat ini, sehingga di kalangan orang Katolik sendiri timbul
perbedaan pendapat tentang cara kremasi, ada yang setuju ada juga yang
kremasi bukanlah budaya orang Indonesia. Dalam hal ini perlu terlebih
dahulu memahami alasan dari pandangan yang menolak cara kremasi dan
a. Lebih Ekonomis.
kuburan perlahan-lahan.14
14
Rm. Ignatius Joko Purnomo O’Carm, “Prima Putra Machinery Engineering”
(November 2006 )h. 13.
12
berabad-abad, Gereja Katolik melarang kremasi karena pada saat itu, kremasi
sering kali dipandang sebagai ungkapan penolakan beberapa butir ajaran iman
suatu yang negatif. Yang ditolak ialah alasan-alasan yang mendasari tindakan
B. Rumusan Masalah
yang akan di teliti dalam Field Research ini. Yaitu penulis hanya akan
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut
15
Wawancara Pribadi dengan F. Bowo Rini Sunarsasi (Pimpinan Umum PT Danita &
Pemimpin Umum Oasis Lestari di Jatake Tangerang, Banten) Pada Tanggal 22 Februari 2018.
16
Dr. Petrus Maria Handoko, CM, Hidup di balik Kematian (Malang : Penerbit Dioma,
2015), h. 35.
13
penulis ajukan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
penelitian yang sesuai dengan bidang ilmu. Suatu penelitian secara teoritas
2. Manfaat Praktis
pemakaman dan kremasi dalam Gereja Roma Katolik. Serta bagi umat
Katolik agar dapat lebih memahami tata cara pemakaman dan kremasi
E. Tinjauan Pustaka
kremasi dalam Katolik. Kajian Pustaka ini pada dasarnya adalah untuk
mendapatkan gambaran yang jelas tentang hubungan topik yang akan diteliti
sebelumnya agar tidak ada pengulangan. Adapun karya tulis ilmiah yang
sebagai berikut :
Pertama, Skripsi yang dituliskan oleh Maya Dewi Ariani, yang berjudul
meninggal.
Roma 6:1-14”. Dari Sekolah Tinggi Theologia Jaffray 2015, dalam penelitian
sikap orang terhadap kematian dan sekarat semakin ditandai oleh kecemasan,
Dari sebagian besar kajian pustaka yang ditulis dan yang saya temukan
dan Kremasi dalam Katolik”. Oleh karena itu saya tertarik ingin menulis dan
F. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Tangerang.
2. Metode Penelitian
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari perilaku
yang terjadi dan penelitian berusaha untuk tidak memanifulasi data yang
18
sesuai dengan fenomena yang terjadi, dengan kata lain, memahami realita
menggambarkan suatu gejala sosial, politik ekonomi dan budaya, yang mana
17
Lexy J. Meolong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2007), h. 3.
18
Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif dasar-dasar (Jakarta : PT. Indeks, 2012), h. 7.
17
keagamaan. 19
3. Data Penelitian
a. Data Primer
Data Primer adalah data penelitian utama atau pokok dan merupakan
data yang didapat secara langsung dari yang berkaitan dengan permasalahan
skripsi ini.
Sutedja, S.J.
SJ.
b. Data Sekunder
penunjang dari data primer. Adapun yang termasuk dalam data sekunder
19
U. Maman Kh, dkk, Metodologi Penelitian Agama Teori dan Praktik (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2006), h. 29.
20
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Reaserch Sosial (Bandung: Alumni,1983), h
27.
18
adalah jurnal, buku-buku, skripsi dan tesis yang relevan dengan judul skripsi
diatas. Diantaranya buku atau skripsi yang berkaitan dengan judul skripsi
Jenazah”, karya Sr. Agustina, CB. “Tata laksana melepas Jenazah”, karya
a. Wawancara
Wawancara adalah suatu kegiatan tanya jawab yang terjadi dua orang atau
21
lebih dengan landasan dari tujuan penelitian. biasanya dalam penelitian
b. Dokumentasi
data mengenai hal-hal atau variable berupa catatan, transkip, buku, surat
21
Anas Sudijono, Diklat metodologi Research dan bimbingan skripsi (Yogyakarta: UD.
Rama, 1981), h. 18.
22
Sarosa, Penelitian Kualitatif, h. 45.
19
keagamaan, letak geografis, serta keadaan sosial Oasis lestari di Jatake Kota
Tangerang.
5. Pendekatan Penelitian
menganalisis data yang menjadi hasil pengkajian dan pendalaman atas bahan-
23
Dr. Media Zainul Bahri, Wajah Sudi Agama – Agama (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
2015), h. 47.
24
Daniel L. Pals, Seven Theoris of Religion. Penerjemah Iniyak Ridwan Muzier
(Yogyakarta : IRCiSoD, 2011), h. 342.
20
kesimpulan.25
dikaji dan dialami dalam penelitian ini. Hasil kajian dan penelitian dalam
7. Metode Penulisan
dan dibukukan dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan
G. Sistematika Penelitian
sistematika Penulisan yang terdiri dari 5 (Lima) bab terdiri dari sub-sub
dan Fasilitas.
Roma Katolik
kematian. Padahal kematian adalah yang sangat penting bagi manusia, bahkan
dalam arti terentu dapat lebih penting daripada kehidupannya di dunia. Sebab
sebagai kehidupan kekal abadi. Kehidupan kekal jauh lebih indah daripada
kehidupan di dunia.”
menuju kehidupan yang baru. Oleh karena itu dalam tradisi banyak komunitas
sebaik-baiknya.
Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya
sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun dari tangga itu
(kej 28:12). Nukilan ayat inilah yang mengilhami berdirinya Oasis Lestari,
1
Sewindu Oasis Lestari, “12 Tahun Membangun Tradisi Memuliakan Jiwa,” 2017 h. 3.
22
23
bisnis, keluarga dan lainnya. Pelayanan Dinding Memorial ini adalah untuk
2
Wawancara Pribadi dengan Ir. Epesus Sirait (Kepala Krematorium dan Tehnik Umum
PT Danita Oasis Lestari di Jatake Tangerang, Banten) Pada Tanggal 22 Februari 2018.
3
Oasis Lestari, “12 tahun membangun tradisi memuliakan jiwa,” (Jakarta : 2017), h. 12.
24
Jalan Gatot Subroto km 7-8, Jatake Tangerang mudah dicapai dalam waktu
yang relative singkat melalui tol Jakarta Merak (exit bitung). Arealnya, ditata
Di lahan seluas 3,9 Hektar itu berdiri 3 Gedung Utama yang megah (Rumah
kolam, perpohonan rindang, dan barisan pohon bambu yang menjadi pagar
tempat parkir mobil dan bus yang cukup luas. Bangunan gedung untuk
“Baru kali ini, saya melihat tempat pembakaran mayat seindah ini,’ kesan
kalinya.
4
Sewindu Oasis Lestari, “Jejak Suplemen Majalah Hidup,” 2013 h. 3-4.
25
Oasis lestari, memang melayani orang yang berduka, bila ada sanak famili
bersama stafnya seperti Antonius Kris Biantro, Luhur Astoto, dan Margaretha
Umum,” tutur Antonius Kris Biantoro, karyawan senior di front Office sejak
Oasis Lestari resmi berdiri 5 April 2005. Dalam catatan mereka, setiap bulan
Oasis Lestari rata-rata menerima jenazah 30-50 Jenazah. Jenazah tersebut ada
semayamkan, lalu kremasi untuk dilarung ke laut atau disimpan di rumah Abu
Kami juga melayani memandikan dan mengkafani jenazah secara Islam,” tutur
Luhur.
putih yang mendominasi hampir seluruh bagian gedung memberi kesan bersih
26
dan indah. Bangunannya dikelilingi oleh tanam dan kolam ikan sehingga
1. Rumah Duka
fasilitas ruang transit jenazah, kantor administrasi, kantin dan sarana umum
untuk pengunjung.
Ruang transit jenazah 6 X 4 meter, terdapat 2 tempat yang bersih dan steril
jenazah dilengkapi dengan shower dan satu ruangan lagi digunakan untuk
dengan tempat tidur queen size dan kamar mandi yang terjaga kebersihannya.
Fasilitas :
5
Rm. Ignatius Joko Purnomo O’Carm, “Prima Putra Machinery Engineering”
(November 2006 )h. 17.
27
a. Ruang Semayam yang luas memiliki kapasitas ruangan yang besar bisa
menampung 100 s/d 150 kursi di dalamnya. Serta ruangan yang dingin
kamar tidur keluarga yang ber AC sebagai salah satu fasilitas yang
kegiatan acara Ibadah dan Doa. Salah satu tempat penginapan bagi
keluarga yang sedang berduka dimana letaknya tidak jauh dan masih
tidak perlu jauh jauh cari penginapan karena fasilitas tersebut sudah
Fasilitas Lain :
- Kantin
28
Lestari.
Oasis lestari memiliki tempat parkir yang luas baik parkir mobil
6
Oasis Lestari “Ketenangan Hati-Ketenangan Jiwa” https://oasislestari.co.id/rumah-abu/
Diakses Pada 11 April 2019.
29
2. Krematorium
supervise langsung para ahli dari Inggris. Sempurna dalam proses kremasi,
dirancang denggan tata cahaya, tata artistik dan tata suara sehingga tercipta
ruang yang tenang dan nyaman. Tiap aula krematorium dapat menampung 100
ini dilakukan dengan elegan dan khidmat. Fasilitas Aula disediakan bagi
ke dalam oven.
Proses kremasi dilakukan dengan oven digital yang dipesan dari Leeds,
dengan oven ini hanya berlangsung sekitar 90 menit pada suhu 960 derajat
30
celcius. Peti jenazah yang dapat masuk ke dalam 2 oven kremasi tersebut
adalah dengan panjang peti maksimal 215, lebar peti maksimal 87 cm, tinggi
Catatan
3. Kolumbarium
simple dan nyaman. Lobby dari rumah abu dilengkapi dengan kolam ikan
yang memanjang dimulai dari sisi kiri hingga menuju bundaran air mancur
berada di area masuk kawasan Oasis Lestari, didalamnya terdapat ikan hias
yang tersusun rapi dan bersih. Hal ini sangat diutamakan karena merupakan
salah satu kewajiban Oasis Lestari untuk memberikan pelayanan bagi para
31
Wisma Oasis Lestari dibangun Tiga lantai, dibangun luas 696 meter
persegi per lantainya. Wisma ini dirancang dengan arsitektur modern dalam
Imesco dito yang sudah berpengalaman sejak 1979, baik dalam design dan
bersamaan waktu dengan Gedung Workshop Oleh Romo Julius Edyanto MSF
kawasan Oasis Lestari. Wisma Oasis Lestari dibangun dengan tujuan untuk
Wisma ini terdiri dari 18 kamar tidur dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas lain
Sebelum mendirikan Oasis Lestari harus memenuhi tiga Kriteria yang ada
lapangan kerja bagi warga sekitar yang membutuhkan , dan Ketiga harus
pelayanan yang baik bagi orang yang sudah meninggal dengan tidak
memandang suku, agama, ras, dan bahasa. Karena Indonesia adalah Negara
7
Sewindu Oasis Lestari, “12 th Membangun Tradisi Memuliakan Jiwa,” (Jakarta :
2017), h. 12.
33
. Oasis Lestari dibangun untuk memberikan pelayanan agar semua orang yang
meninggal dan keluarga yang berduka terlayani dengan baik. Dan juga tidak
8
Wawancara Pribadi dengan F. Bowo Rini Sunarsasi (Pimpinan Umum PT Danita &
Pemimpin Umum Oasis Lestari di Jatake Tangerang, Banten) Pada Tanggal 15 Februari 2019.
34
BAB III
ROMA KATOLIK
A. Definisi Kematian
pasangan dari hidup. Setiap yang bernyawa pasti merasakan kematian. Tetapi
kita memang sering tidak memahami kapan sang maut itu datang dan harus kita
membawa roh kehidupan kita dengan meninggalkan jasad kita tergolek tak
berdaya. Terasa hidup menjadi terlalu singkat, terasa banyak tugas dan
kita, orang yang sangat kita cintai, orang yang sangat kita butuhkan, orang
meskipun manusia hidup di alam dimana semua makhluk lahir, tumbuh dan
kematian orang yang dicintai sebagai suatu kenyataan yang wajar. Kita semua
biasa mengalami kematian ayah dan ibu kita, orang yang kita sayangi, orang
baik yang dibutuhkan oleh masyarakat, atau kematian yang mengenaskan dari
1
Louis Leahy, S.J., Misteri Kematian Suatu Pendekatan Filosofis, ( Jakarta : Pt Gramedia
Pustaka Utama, 1998), h. 10.
35
Semakin dekat dengan jarak dan emosi kita dengan mereka, semakin kita tidak
bisa menerima keterpisahan ini. Semakin jauh jarak semakin terasa wajar
kematian itu. Kendati demikian, akhirnya bagi seluruh manusia toh kematian
harus dan akan diterima sebagai “Nasib” , sesuatu yang tak mungkin terelakan,
sebagaimana kelahiran itu sendiri, kehidupan itu sendiri, kendatipun ada upaya
Kematian adalah suatu kejadian yang tidak bisa dielakkan, maka peristiwa
itu harus dijadikan sebagai personal yang harus diterima dan dihidupi secara
pasti mati. Kematian badani itu sudah bersifat alami. Itulah akhir kehidupan
duniawi. Artinya ketika manusia hidup dan pada suatu saat meninggal atau
mati entah dalam usia berapa pun, manusia mengakhiri kehidupan alaminya.
2
Louis Leahy, S.J., Misteri Kematian Suatu Pendekatan Filosofis, ( Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama, 1998), h. 11.
3
P. Gonzales Nadeak, OFMCap, Lebih Baik Mati, (Medan : PT Bina Media Perintis,
2004), h. 34.
36
dalam hal ini menjadi wajar dan diterima semua kebijaksanaan hidup berbagai
bangsa yang melihat bahwa kehidupan ini bersifat fana, tidak kekal seperti
orang Jawa bilang: urip iku mung mampir ngombe (= hidup ini hanya singgah
Pertama: semua orang secara tidak terkecuali pasti mati. Dalam pengertian ini
kematian dilihat sebagai kemestian yang umum berlaku untuk semua manusia.
untuk mati. Kedua: kematian berarti akhir dari perjalanan dan penziarahan
pengertian ini kematian bukan hanya sebuah akhir tetapi sebuah pengabdian
kehidupan di dunia ini. Jadi kehidupan ini hanyalah sekali. Keputusanku pada
akhir hidup menjadi keputusan yang berlaku selamanya, dan tak dapat diulangi
dosa. Tradisi Kristiani juga memahami kematian sebagai akibat dosa. “sebab
itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh
dosa itu juga maut,demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang,
karena semua orang telah berbuat dosa”(Rm 5:12). Ajaran Paulus ini sering
merupakan akhir dari kehidupan manusia di dunia ini. Kematian manusia akan
terjadi seiring semakin tuanya usia dan berjalan secara alami sebagaimana
wajar apabila orang meninggal dalam usia yang sudah cukup tua dan banyak
anak.5
Ketika kematian tiba, tidak ada satu pun kuasa di atas bumi ini yang
pada saat itu pikiran berpindah ke dalam suatu dunia kehidupan lain.
dirinya yang membuat dia ada dan tiada kembali.7 Kateksimus Gereja Katolik
Menulis :
akhir dari masa rahmat dan belas kasihan, yang Allah berikan kepadanya,
4
Emmanuel Martasudjita, Pr, Pokok-Pokok Iman Gereja (Yogyakarta : Kanisius, 2013),
h. 267.
5
Bdk, Peter C. Phan, 101 Tanya Jawab Tentang Kematian dan Kehidupan Kekal
(Yogyakarta : Kanisius, 2005), h.79.
6
Norman J. Muckerman, CSSR, Menyingkap Keajaiban Rahasia di Balik Kehidupan
Kematian Akhirat (Jakarta : Fidei, 2005), h. 8.
7
Ig. Joko Suyanto, Berziarah Bersama Allah Menuju Allah (Yogyakarta : Kanisius,
2006), h. 107.
38
supaya melewati kehidupan di dunia ini sesuai dengan rencana Allah dan
Karena manusia tidak tercipta dari percikan Ilahi ataupun perkawinan dewa-
dewi seperti yang diceritakan oleh Mitos dan dongeng zaman purbakala.
(Kej. 2:7). Itulah alasan mengapa manusia menjadi makhluk yang terbatas dan
fana.
terikat oleh ruang dan waktu. Tubuh manusia mudah terserang oleh penyakit
manusia hidup untuk selamanya. Sekuat apapun tubuh manusia, pada akhirnya
jika menganggap kematian semata-mata adalah akibat atau upah dari dosa.
Kematian telah ditetapkan oleh Allah sejak semula bagi manusia yang adalah
39
juga berada dalam Kuasa Allah. Tidak ada kematian terjadi diluar
meniadakan ketakutan manusia. Pertama, karena tidak ada seorang pun yang
tahu bilamana hal itu terjadi akan terjadi. Jika Ya, maka setiap orang
Kedua, karena tidak ada seorang pun yang mengetahui dengan pasti apa yang
terjadi setelah kematian. Ketiga, ketakutan manusia akan kematian sering kali
harta benda, dan lain sebagainya. Manusia tidak mau melepaskan semua itu
Terlepas dari siap tidak siap, mau atau tidak mau, toh kematian pasti akan
terjadi. Kali ini kematian dialami oleh orang yang kita kenal dan kasihi.
Besok, lusa, atau waktu ke depan, kematian akan menjadi bagian kita. Karena
itu, sebagai orang percaya kita meski bersiap diri untuk menghadap kematian.
kehendaki.hidup dalam kebenaran dan kasih antara seorang dengan yang lain.
Hanya dengan cara tersebut, maka kematian tidak lagi menjadi perkara
8
Sally Neparassi, ALLAH Merangkul : Maknai Kehidupan Kematian dalam Allah,
(Jakarta : PT BPK Gunung Mulia, 2018), h. 10.
40
hidup kita di dunia. Bahkan, kematian dihayati sebagai pintu untuk memasuki
babak kehidupan yang baru bersama dengan Tuhan, yakni kehidupan mulia
dan kekal. Kehidupan tanpa pergumulan dan air mata. Kehidupan dimana
berkat bagi banyak orang. Meskipun jasad mereka hancur dan kembali
menjadi tanah, karya dan prestasi mereka akan selalu diingat dan
kematian yang dimaksudkan oleh Alkitab secara khusus tertuju pada injil
Lukas 16 : 19-31. Kata “Mati” ialah nekrous (akusatif, plural, maskulin) dari
kata nekros (Ef 2:1,5), berarti ebnoksius to death “Kematian yang buruk,
Lexicon). Kata nekrous juga dead “Mati” lifeless “tidak bernyawa” on a death
9
Sally Neparassi, Allah Merangkul : Maknai Kehidupan Kematian dalam Allah, (Jakarta
: PT BPK Gunung Mulia, 2018), h. 11.
41
dialami oleh setiap manusia, dan arti lain yang dijelaskan juga kematian itu
disebabkan oleh “Moral” yang artinya moral yang tidak benar itu “Yang
terhadap dirinya dan lingkungan dimana ia berlindung, itu terukur dari norma-
norma dalam undang-undang yang ditetapkan. Namun dalam konteks ini yang
tidak benar itu bukan tertuju pada Allah sendiri, sehingga standar untuk
mengukur kebenaran moral harus sesuai dengan Alkitab, sebagai firman Allah
yang ada dalam Yesus Roh mereka akan pergi ke surga (Kor 5:5) dan sorga
orang dari zaman Nuh yang juga menolak Kristus (1 Ptr 3:1). Sesudah itu
mereka akan dihukum untuk selama-lamanya di lautan api kekal (Why 20:15).
Roh dan jiwa mereka di bawa oleh malaikat ke satu tempat yang dalam
Oleh karena itu, ayat-ayat tersebut menunjukan bahwa roh orang mati
tidak bisa berjalan sesukanya. Namun mereka tetep dikawal jadi arwah orang
10
Selvester M. Tacoy, M.Div. Kamus Pintar Alkitab, (Kalam Hidup Bandung, 2002), h.
203.
11
Agustian Faot,. Jonathan Octavianus,.Juanda, Kematian Bukan Akhir dari Segalanya,
(Surabaya : Keruso, 2017), VOLUME 2 NUMBER 2, h. 17.
42
mati bersikap pasif tidak mempunyai pilihan lain, ia harus menuruti malaikat
yang membawanya. Tidak ada kesempatan untuk beralih pilihan, masa ini
sedang menunjukan siapa yang akan mengalami kebahagiaan dan siapa yang
menderita tidak ada pilihan lain. Sebab penentuannya diwaktu hidup, setelah
mati tidak bisa bersifat aktif dengan kata lain atau mereka akan dikomando
ditentukan oleh Allah sendiri istilah yang dipakai oleh Alkitab untuk
kepada Ku, ia akan hidup walaupun ia udah mati, dan setiap orang yang
(Yohanes 11:25-26)
rahasia; kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan
12
Agustian Faot,. Jonathan Octavianus,.Juanda, Kematian Bukan Akhir dari Segalanya,
(Surabaya : Keruso, 2017), VOLUME 2 NUMBER 2, h. 18.
43
hidup lainnya yang diciptakan Allah. Manusia yang berasal dari debu akan
kembali menjadi debu, kematian akan tiba dan pasti akan tiba.14
sam dengan manusia. Iman akan kematian Yesus mengakui bahwa Ia adalah
anak Allah (Bdk. Mrk 15:39) dan akan bangkit dari antara orang mati (Bdk.
Kristus yang “Telah Bangkit” dari mati (Mrk 16:6). Namun, didalam ketidak
tahuan, keangkuhan serta kemanusiawian kita yang lemah , kita sama sekali
tidak mengerti bahwa Allah telah bertindak dalam sejarah dan dalam
keyakinan dan harapan bahwa manusia yang telah mati akan dibangkitkan
seperti Dia.
kembali semua hal menjadi satu kesatuan di dalam tangan-Nya.15 Maka, Allah
telah bertindak untuk menebus kita dari kematian rohani dan dari kematian
jasmani. Semua dosa dan kelemahan akan dipulihkan dalam darah Yesus
13
Gladys Hunt, Pandangan Kristen tentang Kematian (Jakarta : BPK Gunung Mulia,
2000), h. 33.
14
Bdk Alfonsus Maria de Ligouri, Kematian itu Indah (Jakarta : Obor, 2004), h.27.
15
Otto Hentz SJ, Pengharapan Kristen (Yogyakarta : Kanisius, 2005), h.35.
44
kehidupan abadi.16
Bagi orang Kristen inti dari semua harapan adalah harapan akan Tuhan.
Tuhan merupakan sumber keselamatan dan hidup baru semua orang Kristen.
Oleh Karena itu, segala karya dan harapan akan menjadi nyata dalam
dengan tuhan yang memberi arti pada semua usaha keras manusia. Semua
orang yang telah ditebus dengan Kristus akan kembali untuk bersatu dengan-
tentu aku mengatakannya kepadamu. Sebab aku telah pergi ke situ untuk
menyediakan tempat bagimu. Dan apabila aku telah pergi ke situ dan telah
menyediakan tempat bagimu, aku akan datang kembali dan membawa kamu
ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana aku berada, kamu pun berada” (Yoh
14:1-3).
Pada saat kematian inilah semua orang beriman akan dihimpun dan
bertemu dengan Kristus. Semua orang beriman akan “Melihat Dia dalam
keadaan yang sebenarnya” (1 Yoh 3:2). Oleh karena itu, kebersamaan dalam
Kristus memberi jaminan akan hidup yang kekal, sehingga dapat dikatakan
16
Bdk., Lukas Wiryadinata, Mengapa Kematian Terjadi …? Sebuah Renungan atas
Kematian (Yogyakarta : Pustaka Nusatama, 2004), h. 19.
45
“hari kematian lebih baik dari kehidupan” (Pkh 7:1). Rasul Paulus berkata,
“Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” (Fil 1:21).
Dalam Teologi Katolik Kematian itu “berarti beralih dari dunia Ini masuk
Di dalam ajaran Katolik adalah bahwa orang beralih dari hidup sementara
di dunia ini masuk ke dalam kehidupan abadi di Surga. Maka dalam Teologi
Katolik tidak dikenal dengan Kematian,yang ada adalah peralihan dari hidup
ini kepada hidup kekal, Tubuh akan selesai di bumi ini. Itulah yang disebut
sebagai orang mati. tubuh akan kembali ke tanah menjadi tanah karena tubuh
diciptakan dari tanah. Tubuh akan menjadi ke tanah dan nafas Allah yang
menjadi hidup manusia akan bersatu dengan Allah. Maka harus tahu Siapa
Manusia dalam ajaran Katolik ? Manusia diciptakan dari tanah dia membawa
struktur fana yaitu karena diciptakan dari tanah tetapi dia membawa unsur
17
Wawancara Pribadi dengan Johannes Adrianus Hendra Sutedja, S.J. (Imam Gereja
Katolik, Pondok Labu Jakarta Selatan) Pada Tanggal 26 April 2019.
46
Dalam buku De Civitate Dei, Agustinus menjelaskan tentang rasa sakit yang
Mengenai rasa sakit sementara, beberapa orang akan mengalami hanya pada
waktu hidup di dunia ini, yang lainnya setelah kematian, dan sisanya baik dalam
hidup ini maupun setelah kematian. Semuanya itu akan mendahului Pengadilan
Terakhir yang paling keras. Beberapa akan menerima pengampunan di dunia yang
akan datang untuk apa yang tidak bisa diampuni di dunia ini supaya mereka tidak
Sebagian yang menjalani hukuman sementara di dunia dan sebagian yang lain
setelah kematian. Mereka yang menderita hukuman sementara setelah mati, tidak
akan mengalami peyucian karena belum menerima penghapusan dosa di dunia ini.
Pastoral merupakan tritugas sebagai nabi yang mewartakan injil sebagai Imam
yang menguduskan dengan pelayanan sakramen, dan sebagai raja yang murah hati
pelayanan Gereja biasanya orang-orang yang ditunjuk oleh Imam setempat pada
umatnya. Biasanya persiapan – persiapan ini sangat penting dan disebut juga
persiapan rohani. 19
18
Albertus Purnomo, OFM, Riwayat Api Penyucian (Semarang : 2017, Kanisius), h. 115.
19
Wawancara Pribadi dengan Johannes Adrianus Hendra Sutedja, S.J. (Imam Gereja
Katolik, Pondok Labu Jakarta Selatan) Pada Tanggal 26 April 2019.
47
1. Umat sehat
Pandangan tentang hidup sehat adalah suatu pola piker, pola tindak, tentang
cara hidup yang sehat baik menyangkut kesehatan fisik/ badan maupun
menyangkut kesehatan Rohani. Melakukan kegiatan olah rohani dan jasmani yang
badan, jiwa dan social yang memungkinkan manusia hidup produktif dan kreatif
Sasaran dan tujuan pola hidup sehat ialah menghargai dan menghormati tubuh
sebagai kenyataan yang sangat pribadi sebagai tanda dan wahana untuk
Hal yang harus dimengerti sehingga setiap orang menjaga tubuhnya itu
menjaga sesuatu yang lebih dalam dari hal fisik belaka. Menurut Gereja Katolik,
manusia terdiri dari tubuh dan jiwa. Namun jiwanya disini adalah jiwa spiritual
sedangkan binatang juga mempunyai tubuh dan jiwa, namun jiwanya bukan
rohani, sehingga disebut sebagai makhluk irrational/ tidak berakal budi, jadi
jiwanya mati jika tubuhnya mati, jiwa didalam tubuh manusia merupakan “prinsip
utama yang memberikan kehidupan”, sehingga jika jiwa ini tidak ada lagi di
48
dalam tubuh maka tidak ada lagi kehidupan di dalam tubuh manusia. Ini yang
2. Umat sakit
kepada kematian.
Manusia yang mengalami sakit, juga mengalami rasa takut, menutup diri dan
terkadang muncul rasaputus asa dan pembrontakan terhadap Allah. Namun sisi
lain, penyakit juga dapat menhantar manusia kepada pribadi yang lebih matang,
kehidupan dan sering kali juga membuat orang mencari Allah dan kembali
kepada-Nya.
Dalam kitab Mazmur dikatakan bahwa sakit itu membawa manusia pada
penyerahan kepada Allah. “ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku
menusuk-nusuk rasanya, aku dungu dan mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu.
Tetapi aku tetap di dekat-Mu; engkau memegang tangan kananku. Penyerahan diri
penderitaan yang dialami manusia yang didasarkan pada keyakinan bahwa Allah
20
Martinus, “Hidup sehat menurut pandangan Gereja”Artikel diakses pada tanggal 11
Agustus 2020 dari http://online.bergema.com/hidup-sehat-menurut-pandangan-gereja/.
49
yang sakit (berbahaya) kepada Tuhan yang menderita dan dimuliakan, agar Ia
menyelamatkan mereka.
3. Umat meninggal
atau menolak rahmat ilahi yang ditawarkan Kristus kepadanya. Saat kematian
setiap manusia menerima ganjaran abadi dalam jiwanya yang tidak mati. Ini
Siapa yang mati dalam rahmat dan dalam persahabatan dengan Allah
namun belum disucikan secara sempurna sudah pasti akan menikmati tanah
air abadi yaitu surga. Akan tetapi sebelum ia bersatu dengan Allah dan
dengan api penyucian atau purgatorium. Ini berbeda dengan siksaan abadi atau
50
sebagai gembala yang baik dan gembala tertinggi, kepada seluruh Gereja-Nya
(1 Ptr 5:4). Pelayanan pastoral yang juga disebut pemeliharaan jiwa (Cura
lembaga-lembaga.
telah menerima tahbisan, tetapi seluruh umat Kristen yang telah dibaptis.
Umat Kristen yang telah dibaptis wajib ikut serta dalam pelayanan Pastoral
Pada dasarnya Pelayanan Pastoral diatur secara teritorial, tetapi juga secara
21
Romanus Romas, Pendampingan Pastoral Orang Menjelang Ajal, ( Stipas Tahasak
Danum Pambelum, 17 Juni 2017), h. 137.
51
berbeda-beda sesuai dengan keadaan dan situasi umat yang dilayani. Tetapi
suatu yang tidak dapat dilupakan dalam pelayanan Pastoral adalah Meneladani
“dengan urapan suci orang sakit kepada Tuhan yang menderita dan yang
Gereja juga mengajak mereka agar bergabung dalam derita dan wafat Kristus
dengan derita kristus sendiri. Orang sakit dibantu untuk menemukan makna
sakit. Orang sakit sebagai anggota tubuh Kristus diberi perhatian khusus
dalam bentuk pelayanan secara medis maupun non medis. Orang sakit tetap
pendampingan dengan penuh kasih. Karena itu sikap yang diperlukan adalah
tetap dipandang manusia utuh. Manusia tidak dapat dipandang secara fisik
saja, karena manusia terdiri atas berbagai dimensi yang saling berhubungan
dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Tubuh manusia terdiri atas dimensi
fisik dan psikologis serta dimensi social dan religious spiritual. Dengan
demikian jika seseorang menderita sakit, maka seluruh dimensi dalam dirinya
terpengaruh. 23
Orang sakit dalam situasi berat, krisis dan dalam ketidakmampuan secara
marah kepada Allah, dan melihat Allah sebagai Allah yang bengis, kejam dan
tidak adil. Hal ini menggambarkan bahwa hidup beriman seseorang sungguh
ditantang.
22
Kusmaryanto, Diktat Kuliah Etika Medis, (Yogyakarta : FTW, 2010), h.21
23
Romanus Romas, Pendampingan Pastoral Orang Menjelang Ajal, ( Stipas Tahasak
Danum Pambelum, 17 Juni 2017), h. 138.
53
sakit, melainkan juga untuk mendampingi orang bertemu dengan Allah dalam
mereka juga membutuhkan temen seperjalanan pada jalan yang sulit dan
gelap. Seorang pendamping hadir sebagai teman yang jujur, ikut percaya
karena ikut menderita. Mereka harus siap dengan berbagai pertanyaan yang
mungkin bagi dirinya sendiri belum jelas. Pertanyaan akan makna hidup
sakit dirasa penting karena diyakini bahwa iman seseorang sungguh berperan
karena dengan iman seseorang, dapat memberi makna baru bagi pengalaman
Iman menjadi suatu hal yang penting ketika kita sakit berat dan
melalui pertobatan dan iman kita. Kesembuhan fisik akan terjadi kemudian
Hal ini menunjukan bahwa sikap tobat yang penuh iman sungguh
senantiasa memberikan yang terbaik kepada kehidupan setiap orang. Para ahli
Adanya hubungan erat antara agama dengan kesehatan, dan bahwa praktek
Hasil penelitian mereka juga menunjukan bahwa iman dan praktek religius
tumor ganas, dan gangguan kejiwaan. Penelitian ini juga menunjukan bahwa
agama meningkatkan harapan hidup pada umumnya, dan bahwa sikap dan
utuh. Dengan iman, seseorang yang menderita sakit dibantu melihat kembali
24
B Jakob, dkk., Penyembuhan Yang Mengutuhkan, (Yogyakarta : Penerbit Kanisius,
2003), h. 76.
55
sekalipun sakit secara jasmani tetapi sehat secara mental dan rohani. Dengan
demikian, keadaan sakit secara jasmani dapat menjadi saat yang sungguh
sejati dalam diri Allah yang penuh kasih tetap mencintai dengan kepasrahan
secara Total.
orang sakit agar mampu mengatasi rasa keterasingan dan kesendirian. Orang
sakit didampingi agar tetap memiliki pengharapan akan kasih setia Allah
yang penuh kasih, sekalipun mereka sungguh menderita. Secara singkat dapat
25
Lokakarya Pendampingan Pastoral, Keterampilan Pendampingan dengan Hati (Jakarta
: Penerbit Phedarki, 2005), h. 197.
56
hak-hak yang melekat pada dirinya. Hak yang mendasar dan menjiwai
seluruh diri manusia adalah hak hidup. Hak ini tidak akan diberikan orang
atau instansi lain, karena melekat pada dirinya oleh karena dia seorang
manusia. Nilai inilah yang melekat pada diri manusia secara kodrati.26
Jika salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh merasakannya.
Demikian halnya dengan anggota tubuh Gereja, satu sama lain saling
orang sakit dan menderita, tetapi kepada setiap orang Kristen. Dalam
Perjanjian Baru, khususnya Injil Sinoptik, sangat jelas sikap dan tindakan
27
Yesus memperhatikan orang miskin dan menderita. Ia peka akan
dan tuli (Mrk 9:24), menyembuhkan seorang yang mati sebelah tangannya
(Mat 12:9).
26
C.B. Kusmaryanto, Tolak Aborsi (Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 2005), h. 63.
27
P.H. Santoso, Pelayanan Kesehatan yang Holistik, Seri Pastoral No. 223 (Yogyakarta :
Pusat Pastoral), h. 26-27.
57
orang sakit. Yesus meberikan dirinya pada mereka yang sakit dengan
menderita.
Terminal.
58
yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kita perlu :
f. Strategi Pastoral
1. Konseling Pastoral
kepada penderita sakit terminal, baik yang dirawat maupun dirumah sakit. Inti
dari Pastoral Care adalah menjadi teman sesama yang sedang sakit dan
menjadi rekan bagi keluarga pasien. Semua hal tersebut kita lakukan dengan
2. See Healing
keluh-kesahnya.
59
3. Sustaining (Penopangan)
4. Guiding (membimbing)
tujuan memahami kasus-kasus yang di alami pasien, yang biasanya tak ada
hubungan rumah sakit sekalipun, tetapi tetap perlu dibantu untuk ditangani.
luar nikah, (dan ingin melakukan aborsi) dan lain-lain. Tujuannya membantu
pertimbangan moral.
keluarganya. Untuk itu pastoral care bertujuan menjadi media yang dapat
kali menjadi rendah diri (karena tahu penyakitnya itu termasuk kategori
menular atau susah sembuh), maka petugas pastoral care perlu membantu
Menurut Gereja Katolik, “Hidup itu tidak akan selesai sampai kita
meninggal”. Maka juga persiapan untuk memasuki hidup baru artinya kita
memasuki hidup yang kekal. Selanjutnya dari segi pelayanan rohani dalam
arti ajarannya disebut juga dengan Sakramen orang sakit dan ada jarang orang
yang mengetahui bahwa dia itu sakitnya terminal. Sakit Terminal adalah
penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian
tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. Kematian menjadi suatu
ketidak pastian. Tahap-tahap terminal ini antara lain menjadi penolakan dan
Maka dia akan diberi Viaticum yang artinya hampir sama dengan sakramen
orang sakit dan ditambah Komuni (Menerima roti yang kita percaya sebagai
keselamatan bagi umat. Tidak cukup hanya kesetiaan Gereja saja melainkan
mengikuti sakramen juga untuk selamat. Gereja Roma Katolik pada saat itu
28
Romanus Romas, Pendampingan Pastoral Orang Menjelang Ajal, h. 20.
29
Wawancara Pribadi dengan Johannes Adrianus Hendra Sutedja, S.J. (Imam Gereja
Katolik, Pondok Labu Jakarta Selatan) Pada Tanggal 26 April 2019.
61
menjadi tubuh dan darah Kristus. Ajaran inilah yang dikenal dengan
transustansiasi. Jadi Gereja Katolik mengatakan bahwa roti dan anggur telah
menjadi tubuh dan darah Kristus pada saat ditahbiskan dalam pelaksanaan
manusia berdosa.
tubuh Kristus dalam rupa roti yang disebut komuni. Maka penerimaan
Tuhan yang dihadirkan pada waktu doa syukur agung yang dibawakan oleh
umat ke dalam karya penebusan Tuhan itu. Itulah sebabnya, dalam Katolik
juga mereka sangat menghargai dan menjaga roti itu, jangan sampai jatuh ke
kehidupan abadi disitulah ada perjalanan. Supaya jiwanya itu bisa selamat
30
J. L. Ch. Abineno, Perjamuan Malam Menurut Ajaran Reformatur (Jakarta : BPK
Gunung Mulia, 1990), h. 20.
62
kata sifat dari “Theologis/Theology” kecuali itu yang sangat praktis. Juga ada
Requiem itu adalah Ekaristi yang dipersembahkan untuk kedamaian jiwa yang
meninggal dan berasal dari kata “Damai”. Misa Ekaristi yang dipersembahkan
supaya jiwa orang yang meninggal itu berdamai kembali dan didamaikan oleh
Tuhan dan dengan Tuhan dan ini biasanya dilakukan sebelum dimakamkan
biasanya ada Misa Requiem. Setelah Misa Requiem selesai ada pemakaman
Katolik.
Misa Requiem adalah Misa pemberkatan arwah. Sering juga disebut Misa
pro defunctist (Misa untuk orang yang sudah meninggal) atau Misa
defunctorum. Kata Requiem diambil dari kata awal pembukaan misa arwah:
“Requiem aternam dona eis, Domine”, artinya berilah kepada mereka istirahat
kekal ya Tuhan.” Kata Requiem berasal dari Kata Latin requies artinya
Beristirahat.
tujuannya:
31
Wawancara Pribadi dengan Johannes Adrianus Hendra Sutedja, S.J. (Imam Gereja
Katolik, Pondok Labu Jakarta Selatan) Pada Tanggal 26 April 2019.
63
Dalam ajaran Gereja Katolik “Tubuh manusia itu sakral” kenapa disebut
sakral? Karena, dikuduskan oleh Tuhan dan di dalam berbagai sakramen dalam
baptisan dan sakramen dalam pengakuan dosa. Dalam Ekaristi itu semua
kudus. Dikuduskan dalam arti “Dia semakin dijadikan serupa dengan Kristus”.
Sakramen yang dia terima dia dikuduskan sehingga dia semakin serupa dengan
Kristus. 32
perwakilan. Tujuannya jelas agar disetiap lingkungan ada orang yang terampil
32
Wawancara Pribadi dengan Johannes Adrianus Hendra Sutedja, S.J. (Imam Gereja
Katolik, Pondok Labu Jakarta Selatan) Pada Tanggal 26 April 2019.
64
menaruhnya di peti jenazah bukanlah pekerjaan atau hal yang mudah. Tidak
langkah atau tahapan-tahapan yang musti dimengerti oleh setiap orang yang
tetapi juga anggota keluarga yang berduka. Mereka pun menjadi bagian dari
ditabur dilaut. Dalam Perjanjian Baru, kepada umat di Roma, Rasul Paulus
berkata, “Dan, Jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara
orang mati, diam didalam kamu, maka ia, yang telah membangkitkan Kristus
dari antara orang mati akan menghidupkan juga tubuhmu yang itu oleh Roh-
Nya yang diam di dalam kamu” (Roma 8:11), Korintus 15:19,21; Yohanes
11:25.
dari badan; tetapi dalam kebangkitan, Allah memberi kehidupan abadi kepada
badan yang telah diubah, dengan mempersatukannya kembali dengan jiwa kita.
33
Hidup Mingguan Katolik, Menghormati Jenazah, Sajian Utama : 14 April 2019; h. 11.
65
Seperti Kristus telah bangkit dan hidup untuk selamanya, demikian juga kita
semua akan bangkit pada hari kiamat”. Seperti apakah badan/tubuh yang telah
diubah tersebut, kita tidak dapat bayangkan. Namun, dalam “Kredo” kita
memberikan kepada tiap-tiap biji tubuhnys sendiri, ada tubuh surgawi dan ada
tubuh duniawi, tetapi kemuliaan tubuh sorgawi lain dari pada kemuliaan tubuh
Setiap kali kita mengenangkan kisah sengsara Kristus pada Hari Jumat
sekolah Liturgi, Mengatakan, hanya ada satu tujuan dan tema dari seluruh
hingga pemakaman.
34
Hidup Mingguan Katolik, Menghormati Jenazah, Sajian Utama : 14 April 2019; h. 13.
66
a. Memandikan Jenazah
ada dalam keadaan bersih serta rapi sehingga pantas menghadap Tuhan. Hal-
masker, sarung tangan karet, alkohol, verban elastis, sabun cuci tangan
, tangan sampo.
2. Gosok kulit kepala sampai merata, lalu tuangi air pelan-pelan hingga
bersih.
Bagian Muka
2. Ambil waslap, basahi dengan air gosokkan pada sabun dan bersihkan
4. Bilas dengan air bersih, digosok dengan waslap kurang lebih 2-3 kali.
2. Setelah merata, bilas dengan waslap dengan air bersih 2-3 kali, lalu kita
keringkan handuk.
b. Memandikan badan
2. Lalu badan dibersihkan dengan waslap yang telah diberikan sabun lalu
dibilas dengan waslap dengan air bersih 2-3 kali lalu dikeringkan
dengan handuk.
35
Sr.Agustina, CB. Merawat Jenazah Ibadat dan Panduan Praktis, (Yogyakarta : PT
Kanisius, 2011), h. 28-29.
68
4. Apabila ada luka pada badan, luka tersebut harus kita tutup terlebih
dahulu dengan kapas/kain kasa, ditutup plastik lalu diplester yang rapat.
36
vagina.
2. Badan dalam posisi miring, dubur dibersihkan dengan cara yang sama.
3. Setelah selesai, ambil kapas berlemak yang berwarna agak kuning atau
bagian kemaluan sampai bersih (air kita ganti beberapa kali supaya
dalam.
36
Sr.Agustina, CB. Merawat Jenazah Ibadat dan Panduan Praktis, h. 31.
69
mandi dengan membuang air bekas mandi ke Wc/ kamar mandi agar
c. Merawat mata
Kadang, ada Jenazah yang biji matanya masih kelihatan atau sedikit
4. Bagi mata yang terbuka, letakkan kapas biasa yang dibasahi air sedikit,
d. Merawat Hidung
e. Merawat Telinga
lidi.
dengan kapas.
4. Dan jika sudah rapi dan dianggap selesai, masukkan bekas kotoran
f. Merawat Mulut
Perawatan mulut juga penting bagi mereka yang meninggal karena dapat
1. Mulut perlu dibersihkan dengan sportel yang telah dililit kapas atau
2. Bagi mereka yang meninggal sudah tua atau ompong dan tidak
Bentuklah supaya gigi tidak terlalu besar dan agak kencang. Sebelah
kiri dan kanan caranya sama. Setelah itu, dengan telapak tangan, kita
tarik pipi dari bawah ke atas telinga supaya kencang tujuannya adalah
Pilihlah busana yang paling disukai oleh saudara atau saudari yang
Pakaian itu bersih dan rapi, tak harus baru. Selain itu, bias juga
37
Hidup Mingguan Katolik, Menghormati Jenazah, h. 14.
72
juga dapat mengurangi rasa takut bagi yang akan merawat jenazah karena
tetap menganggap dia sebagai sahabat dan temen yang sedang tidur. 38
1. Pilihlah pakaian yang paling disukai saudara/i kita yang sudah meninggal
3. Untuk pakaian atas, jenazah perempuan bisa dipakaikan kebaya atau blus
memakai jas.
Semua panduan tersebut kita lakukan apabila jenazah belum kaku. Apabila
jenazah sudah kaku maka ada cara tersendiri, terutama untuk memakaikan
terbalik, baru bagian bawah ditarik ke atas lewat kepala. Berikut ini cara
1. Hendaknya kita mengusahakan menarik kedua ibu jari kaki dengan sekuat
akan menarik).
38
Sr.Agustina, CB. Merawat Jenazah Ibadat dan Panduan Praktis, h. 40.
73
2. Jika jenazah sudah kaku (meninggal sudah agak lama) maka dapat kita
gerak-gerakkan.
2. Merias jenazah
wajah layaknya merias wajah orang yang masih hidup. Biasanya, relawan
Rosario
Jepit Rambut
Peniti.
Gunting
Kain kasa/kapas
39
Yanuaria Marwanto, “Menghormati Manusia Ketika hidup dan meninggal” Artikel
diakses pada 7 Juli 2020 dari https://www.hidupkatolik.com/2019/05/15/36351/menghormati-
manusia-ketika-hidup-dan-meninggal/
74
2. Beri alas bedak yang sesuai warna kulit dan beri bedak yang berwarna
3. Ambil pensil alis warna cokelat/hitam dan bentuk alis tipis-tipis kanan
dan kiri.
4. Bibir harus bersih dari noda, lalu oleskan lipstik yang sesuai dengan
baju dan warna kulit, jangan terlalu tebal. Bagi Pria, bibir dapat diberi
5. Bisa ditambah eyeshadow pada mata dan rose pada pipi asal tidak
terlalu tebal.
rapi.
antara lain:
Jarum pentul
Pines
Renda/Pita
Daun asparagus
Gunting
Kain putih atau kain smok untuk peti yang luar dan dalamnya
dilapisi.40
Caranya :
40
Sr. Agustina, CB Merawat Jenazah Ibadat dan panduan praktis (Yogyakarta :Penerbit
Kanisius, 2011), h. 47.
76
1. Apabila peti sudah dilapisi bagian luar dan dalamnya, kita tinggal
sedikit saja.
6. Kalau masih ada bunga, bagian atas dan bawah dibuat tiga rangkai
Lebih baik peti tetap bersih, hanya diberi bunga. Dapat juga dibagian
atas atau di bagian bawah peti diberi bunga mawar asal diletakkan
dengan rapi.
4. Memakamkan Jenazah
bahwa “Umat beriman Kristiani yang telah meninggal dunia harus diberi
41
Sr. Agustina, CB Merawat Jenazah Ibadat dan panduan praktis (Yogyakarta :Penerbit
Kanisius, 2011), h. 50.
78
diusahakan agar dalam pemakaman jangan ada pandang bulu dan orang-
yang diberikan tubuh manusia asalnya sehingga abu jenazah juga harus
iman akan kebangkitan badan dan rasa hormat kepada orang yang telah
meninggal.”42
3. Daerah sekitar leher diberi lipatan handuk supaya kalau keluar cairan,
42
Anonim, Hidup Mingguan Katolik (Jakarta : Sajian Utama, 2018), 11 April 2018, h. 15.
79
5. Untuk mengurangi bau yang tidak sedap, bisa digunakan pengawet (es
D. Prosesi Pemakaman
bagi yang meninggal dan memberikan rasa hormat pada jasadnya sekaligus
ditinggalkan.
Biasanya diawali dengan Misa Arwah atau yang disebut Misa Requiem
dalam Bahasa Latin disebut Misa Pro Defuntis yakni misa kudus bagi
kedamaian kekal jiwa orang yang telah meninggal. Misa ini dipimpin oleh
Imam dan berlangsung di Gereja atau di Rumah Duka. Dalam misa ini juga
Air suci sebagai lambing pembaptisan, dan Dupa sebagai ambang agar
43
Sr. Agustina, CB Merawat Jenazah Ibadat dan panduan praktis, h. 51.
80
Semoga Allah menguduskan saudara kita ini dan doa-doa kita boleh
Pemimpin Ibadat.
hidup yang kekal dan supaya aku membangkitkan dia pada akhir
zaman dan supaya aku membangkitkan dia pada akhir zaman maka
Hidup Ilahi yang telah ditanamkan dalam diri saudara kita ini
Tuhan atas kuasa, dosa dan maut. Dengan tanda salib ini kita
kemenangan Kristus ini dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
Amin”.
ditimbun di tanah.
mendoakan :
82
9. Lalu Ibadat dilakukan Doa Umat, Bapa Kami, Doa Penutup dan
1. Upacara di Kuburan45
Pembuka
P Saudara-saudara terkasih,
44
Josse Herman CMF, “Pemakaman Katolik.” Youtube, diunggah oleh Josse Herman
CMF, 08 Juli 2020.
45
Upacara Pemakaman, Buku Pemimpin Upacara, (Bogor : PT Obor, 2012), h. 33.
83
:anak) kita dalam keluarga abadi, yaitu bila Kristus dating sebagai
P Marilah berdoa. (saat hening sejenak) Allah yang maha kuasa dan
Mu.
Kami.
U Amin.
84
Bacaan
Bila keadaan mengizinkan, dapat dibacakan salah satu kutipan dari Kitab
sambutan.
2. Pemberkatan Makam46
P Marilah berdoa.
46
Upacara Pemakaman, Buku Pemimpin Upacara, h. 35.
85
U Amin.
Dapat juga dipilih doa lain, Lihat No. 236-238; untuk kanak-kanak, No.
267.
Sesudah itu pemimpin upacara dapat memerciki makam dengan air suci
dan mendupainya.
3. Upacara Perpisahan
Lalu Peti Jenazah dimasukan ke dalam Makam. Pada saat itu pemimpin
P Kita tahu, bahwa ketika dibaptis kita disatukan dengan Kristus dan
Bapa.
harum mewangi.
Sesudah itu pemimpin upacara dapat menaburkan tanah diatas peti, sambal
berkata sebelumnya :
sambal berkata :
kemenangan Kristus, dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U Amin.
4. Doa Permohonan
mohon:
P Saudara-saudari,
U Bapa Kami ….
damai.
U Amin.
selesai. 47
E. Prosesi Kremasi
47
Komisi Liturgi KWI, Upacara Pemakaman (Bogor : Penerbit Obor, 2012), h. 39.
90
yang telah meninggal dan dilakukan pada tempat atau tungku yang dirancang
biasa juga disebuah makam di Bali yang disebut setra atau pasetran. Dalam
dalam sebuah peti kayu dan dibakar pada suhu 760 hingga 1150 Celcius. Abu
yang sesuai atau juga wadah kardus yang kaku wadah itulah yang akan
pembakaran yang terdiri dari fredmit tulang dari jenazah yang sudah di
kremasi.
Menurut laman Funeral Wise, kremasi menghasilkan antara 3-9 pon sisa
abu pembakaran itu juga tergantung pada ukuran tubuh dan juga proses yang
siapa yang berwenang mengambil sisa abu nantinya dan jenis wadah apa yang
identitas. Setelah itu, jenazah diberi Tag Id dari bahan logam yang
tidak dibalsem sebelum di kremasi kecuali ada permintaan khusus dari pihak
keluarga. Selanjutnya, jika ada perhiasan atau barang lainnya ada ditubuh
jenazah akan dilepas terang laman funeral wise, apabila ada perangkat medis
atau prostetik mekanis yang mengandung batterai juga harus dilepas. Hal ini,
celcius. Panas yang hebat akan membantu mereduksi tubuh menjadi elemen-
ditempatkan di peti mati yang mudah terbakar dan mudah hancur, peti ini
dimulai, dan biasanya durasi pembakaran memakan waktu antara 1,5 hingga 3
jam pada satu jasad, terang laman Funeral Wise. Gas-gas yang dilepaskan
Biasanya, tidak ada bau karena ada zat emisi khusus yang diproses untuk
bergantung pada berat atau ukuran tubuh, presentase lemak tubuh terhadap
massa otot, suhu ruang kremasi, jenis wadah atau peti dan kinerja peralatan
Kremasi.
Apa yang terjadi setelah proses kremasi usai? Setelah proses kremasi yang
memakan waktu antara 1,5 hingga 3 jam, abu diumpulkan dalam baki.
Sementara sisa residu dari jasad yang masih tersisa di bilik akan dibersihkan
Resource. Karena dibakar bersamaan dengan peti mati abu tersebut perlu
dipisahkan dari struk, paku, ensil dan bagian lain dari peti mati yang
jenazah, lalu abu akan ditempatkan pada tempat khusus yang disebut Gucci,
utuh ke dasar laut itu yang dinamakan pemakaman dalam laut. Abu Jenazah
yang dimasukan ke dalam Guci yang sudah Tertutup dengan baik dan secara
1. Upacara di Krematorium
Pembuka
yang sesuai, lihat No.298, hlm. 199. Sesudah semuanya siap, pemimpin
P Saudara-saudari terkasih,
kita. Sebab kita berharap akan berjumpa lagi dengan saudara (atau
48
. Josse Herman CMF, “Kremasi atau Bakar Jenazah.” Youtube, diunggah oleh Josse
Herman CMF, 07 Agustus 2020.
94
anak) kita dalam keluarga abadi, yaitu bila Kristus dating sebagai
Kristus telah bangkit sebagai yang pertama dari antara orang-orang mati.
Maka kasihanilah dia, ya Tuhan, kasihanilah dia, dan terimalah dia dalama
pelukan cinta-Mu.
U Amin.
Bacaan
Bila keadaan mengizinkan, dapat dibacakan salah satu kutipan dari Kitab
sambutan.
2. Upacara Perpisahan.
P Kita tahu, bahwa ketika dibaptis, kita disatukan dengan Kristus dan
saudara (atau: anak) kita ini mekar bagaikan bunga yang semerbak
harum mewangi.
sambal berkata:
kemenangan Kristus, dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U Amin.
3. Doa Permohonan
Mohon :
P Saudara-Saudari,
Yesus sendiri:
U Bapa Kami ….
sebagai berikut:
U Amin.
99
zaman bukan tubuhnya yang lama yang dihidupkan. Dalam ajaran Katolik
Allah akan memberi kehidupan abadi kepada badan yang telah diubah,
bangkit dan hidup untuk selamanya, demikian juga kita semua akan
telah diubah …”. Dalam kalimat itu, kata “diubah” berarti bukan berarti
49
Komisi Liturgi KWI, Upacara Pemakaman (Bogor : Penerbit Obor, 2012), h. 46.
100
badan yang lama yang sudah rusak di makam atau sudah menjadi abu
dalam kremasi, tetapi badan yang “dicipta” baru yaitu badan yang mulia.
Yesus bangkit dengan dengan tubuh yang mulia. Membawa ciri yang lama
tapi tidak persis sama. Maka Maria Magdalena, orang pertama yang
melihat Yesus yang bangkit tidak langsung bisa mengenali Yesus yang
bangkit. 50
50
Wawancara Pribadi dengan Johannes Adrianus Hendra Sutedja, S.J. (Imam Gereja
Katolik, Pondok Labu Jakarta Selatan) Pada Tanggal 8 Juli 2020.
101
BAB IV
KATOLIK ROMA
A. Filosofi Pemakaman
Pemakaman adalah tradisi purba dalam agama Yahudi. Dalam kitab kejadian
dimakamkan. Tetapi kemudian muncul beberapa ciri yang berbeda dengan tradisi
Perjanjian Lama, Seperti dalam kisah para Rasul 9:37 jenazah dimandikan. Dan
tampak sudah ada pula kebiasaan mengurapi jenazah. Seperti apa yang ditulis oleh
Markus dalam Injilnya, bahwa jenazah Yesus diurapi (Mrk 16:1), lalu dikafani
dan diikat serta diberi wangi-wangian. (Yohanes 19:40 TB) “Mereka mengambil
ditutupi denga kain peluh (Yohannes 11:44) “Orang yang telah mati itu datang ke
luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup
dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka “Bukankah kain-kain itu darinya
Tubuh orang suci diyakini sebagai kehadiran yang Ilahi. Oleh karenanya, para
Kudus biasanya dimakamkan di sekitar Gereja, bahkan dalam Gereja dan dibawah
suci yang ditaruh di altar yang dihubungkan dengan Kematian Yesus sebagai
pengorbanan untuk keselamatan manusia. Peranan tubuh dalam ritus juga tampak
dalam upacara pemakaman. Orang yang dibaptis dikuburkan dalam tanah yang
diberkati sedangkan orang Yahudi, Kusta dan tak dibaptis tidak diperkenankandi
atas tanah yang diberkati. Oleh karenanya, pemakaman pada zaman itu
sosial seseorang. 1
1. Pengertian Pemakaman
yang meninggal dan memberikan dorongan dan harapan bagi keluarga dan
Biasanya diawali dengan Misa Arwah atau yang disebut Misa Requiem (Latin
Misa Defuntis) yakni Misa Kudus bagi kedamaian kekal jiwa orang yang telah
meninggal. Misa ini dipimpin oleh Imam dan Berlangsung di Gereja atau di
Rumah Duka
1
Antonius Subianto Bunyamin, “Sakral dan Profan dalam kaitan dengan Ritus dan
Tubuh : Suatu Telaah Filsafati melalui Agama dan Konsep Diri” Bandung : Melintas, 2012, h.
31.
103
diberkati dan disitu didirikan salib Tuhan sebagai tanda harapan dan kebangkitan
di dunia ini, mencapai kepenuhan kehidupan baru yang sudah dimulai dalam
seorang Kristen menjadi jelas dalam terang wafat dan kebangkitan Kristus, satu-
satunya harapan kita. Orang Kristen yang meninggal dalam Kristus Yesus pergi
“beralih dari Tubuh ini untuk menetap pada Tuhan”. (2 Kor 5:8).
Walaupun dilaksanakan dalam ritus yang berbeda sesuai dengan situasi dan
perpisahan yang antara lain berisi penyerahan jiwa orang yang meninggal ke
2
Komisi Liturgi KWI, Ibadat berkat, (Jakarta : Obor, 1986), h. 1.
3
Paus Benedictus XVI, Kompedium Kateksimus Gereja Katolik, (Yogyakarta : PT
Kanisius, 2009), h. 119.
104
Penguburan adalah salah satu bagian penting dalam peristiwa kematian. Tidak
heran jika penguburan dipersiapkan dengan seksama, baik oleh keluarga maupun
layak merupkan salah satu ekspresi rasa hormat dan ungkapan kasih sayang kita
kepada orang yang telah meninggal dunia. Tidak jarang tata cara penguburan pun
dilakukan sesuai dengan mandat atau pesan yang pernah disampaikan oleh mereka
penghargaan yang lebih besar terhadap orang-orang yang telah meninggal, namun
demikian, kremasi tidak dilarang, kecuali cara itu dipilih demi alasan-alasan yang
Dengan mengikuti Tradisi Kristen yang amat kuno, Gereja Terus menerus
tama merupakan cara yang paling pantas untuk mengungkapkan iman dan harapan
tubuh manusia sebagai bagian integral dari pribadi di mana tubuh mengambil
4
Sally Neparassi, Allah Merangkul “Maknai Kehidupan Kematian dalam Allah”,
(Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2018), h. 65.
105
bagian dalam sejarahnya. Oleh sebab itu, tidak bisa dibenarkan sikap-sikap dan
pelaburannya dengan Ibu Pertiwi atau alam semesta, atau sebagian tahap dalam
Jenazah umat beriman, yang melalui pembaptisan telah menjadi bait Roh Kudus
yang mana “Sebagai alat-alat dan tempat, yang secara kudus digunakan Roh untuk
keluarga dan seluruh komunitas Kristiani untuk berdoa dan mengenang mereka
yang dipanggil Tuhan, dengan demikian juga memberi penghormatan kepada para
orang yang hidup dan mati dan telah melawan kecenderungan untuk
5
Departemen Dokumentasi dan Penerangan Konferensi Waligereja Indonesia, “Ad
Resurgendum Cum Christo (Untuk bangkit bersama Kristus)”, h. 4.
106
membungkus jasad, menghias peti jenazah dengan benang emas dan perak, lalu
mengarak jasad itu ke sebuah lumbung untuk di semayamkan. Setelah itu, mereka
penghormatan kepada orang yang sudah meninggal maupun sebagai doa supaya
Sebab, hanya dengan cara itu arwah yang meninggal bisa mencapai
para leluhurnya serta bertransformasi menjadi arwah setingkat dewa (To Mebali
Puang), atau arwah pelindung (Deata) namun, biaya yang diperlukan untuk
pemakaman khas Toraja ini sering kali dilaksanakan beberapa bulan bahkan
ditentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tau kuburannya sampai hari ini.
6
Departemen Dokumentasi dan Penerangan Konferensi Waligereja Indonesia, “Ad
Resurgendum Cum Christo (Untuk bangkit bersama Kristus)”, h. 5.
107
pertama adalah karena Allah ingin meratapi kematian Musa seorang diri. Ia
memilih untuk berkabung tanpa penghiburan dari siapa pun. Kemungkinan kedua
adalah karena Allah ingin menghargai jerih lelas Musa dengan memberikan
penguburan yang eksklusif bagi nya. Kemungkinan ketiga adalah karena Allah
ingin mencegah bangsa Israel merasa putus asa akibat kematian Musa.7
B. Filosofi Kremasi
manusia yang sakral. Kenapa Sakral ? karena tubuh itu diciptakan oleh tuhan dan
di dalam Gereja Katolik tubuh manusia yang diciptakan oleh Tuhan itu yang
keluar dari Allah sendiri dan dipelihara dan dijaga sakralitasnya dengan menerima
Pentingnya Tubuh juga tampak dalam teks-teks liturgy abad XVI, “The most
frequently printed prayer in early sisteenth / century primers was the Salve
salutaris hostia, emphasissed the bodily suffering of Jesus as a focus for ensuring
the bodily revewal of individual Christians and the Church itself.” Sebelum
komuni, umat berdoa supaya layak dipersatukan dengan tubuh Kristus yang
adalah Gereja. Pada waktu konsekrasi , imam mengambil roti persis saat ia
mengucapkan kata-kata Yesus sendiri. Pada Jaman itu, ada banyak prosesi liturgis
pada awal misa yang mencerminkan posisi sosial masyarakat kota dan desa. Di
situ terjadi integrase antara keterlibatan ritual (dan sakramental) seorang dengan
pengakuan pribadi. Oleh karena itu, torevall melihat bahwa pada masa itu Ekaristi
dipahami dengan tiga cara : sebagai saat dimana Ekaristik terjadi sewaktu
konsekrasi oleh imam, sebagai korban ritual yang mengulangi tindakan Kristus
dalam tanda roti dan anggur. Maka kehadirannya itu diwujudkan dengan tanda
Pengakuan dosa.8
1. Pengertian Kremasi
Sesudah Kematian, yaitu terpisahnya jiwa dengan badan, badan menjadi rusak
sedangkan jiwa yang tak dapat mati, menghadapi pengadilan Allah dan
datang kembali. 9
8
Wawancara Pribadi dengan Johannes Adrianus Hendra Sutedja, S.J. (Imam Gereja
Katolik, Pondok Labu Jakarta Selatan) Pada Tanggal 29 April 2020.
9
Konferensi Waligereja Indonesia, Kompedium Kateksimus Gereja Katolik, (Yogyakarta
: PT Kanisius, 2009), h. 37.
109
abu.
Cremare11 : Pembakaran.
Arti kata Kremasi adalah proses pembakaran mayat sampai menjadi abu
dengan menggunakan tungku berbahan bakar kayu dan ada yang menggunakan
tabung gas. Proses Kremasi terdiri dari serangkaian acara yang bersifat sakral
dan tulang jenazah, sampai Pelarungan atau menghanyutkan abu jenazah ke laut.
pembakaran jenazah hingga menjadi abu pada tungku berbahan kayu maupun
peti kayu dan dibakar pada suhu 760 – 1150 derajat celcius. Abu pembakaran
10
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Cetakan ke delapan
Belas Edisi IV. (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2014), h. 40.
11
Hoeve Van, Ensiklopedia Indonesia, Ichtiar Baru, (Indonesia : PT Delta Pamungkas,
2004), h. 183.
12
Francis Lieber, Encyclopedia Americana (United State : Corporation America ,1959),
h. 171.
110
Budaya Kremasi muncul pertama kali di Dunia Barat Kuno, praktek Kremasi
telah lama dilakukan pula, hal ini diketemukan juga di kitab Perjanjian Lama
jenazah diperadaban Yunani Kuno dan di Jaman Romawi. Pada saat itu
tumpukan kayu.
badan.
3. Praktik dan ekonomis, walaupun itu benar, dan bukan menjadi dasar.
Untuk bangkit bersama Kristus (Ad resurgendum cum Christo), kita harus
mati bersama Kristus, harus beralih dari Tubuh ini untuk menetap pada Tuhan” (2
Kor 5:8). Dengan Instruksi Piam et Constantem, 5 Juli 1962, maka kantor suci
bahwa kremasi “pada dasarnya tidak bertentangan dengan iman Kristen” dan
pemakaman bagi mereka yang telah meminta untuk di Kremasi, dengan syarat
13
Wawancara Pribadi dengan Johannes Adrianus Hendra Sutedja, S.J. (Imam Gereja
Katolik, Pondok Labu Jakarta Selatan) Pada Tanggal 26 April 2019.
111
atau dengan semangat sektarian, atau kebencian terhadap agama Katolik dan
Gereja.
tetapi disaat yang bersamaan, tersebar luas juga gagasan-gagasan baru yang
Gereja Kristen percaya akan kebangkitan pada hari kiamat. Tetapi semenjak abad
ke-19, praktek kremasi ini sering dilakukan lagi. Pada Tahun 1963, Paus Paulus
lagi untuk umat Katolik dan sejak tahun 1966, para pastor diperbolehkan
belum lagi masalah biaya, masa kuburan dan efisiensi menangani yang wafat. 15
14
Departemen Dokumentasi dan Penerangan Konferensi Waligereja Indonesia, “Ad
Resurgendum Cum Christo (Untuk bangkit bersama Kristus)” (Januari : Seri Dokumen Gerejawi,
2020), h. 2.
15
Rm. Ignatius Joko Purnomo O‟Carm, “Prima Putra Machinery Engineering”
(November 2006 )h. 8.
112
tahunnya.
tidak hanya dapat dilakukan dengan membakar tubuh jenazah dengan api namun
juga dapat menggunakan aliran listrik yang tinggi hingga tubuh menjadi hangus
jahat, yaitu tindakan yang di dalam dirinya sendiri memuat unsur melawan agama
rasa cinta kasih, bahkan jika Kremasi jenazah dilandasi oleh hal-hal yang
mendesak seperti keterbatasan lahan, modernisasi sosial dan pesan terakhir dari
16
Redaksi Tuhan Yesus Org, “Kremasi Menurut Katolik : Pandangan dan
Ajarannya.”Artikel diakses pada 2 Juli 2020 dari https://tuhanyesus.org/kremasi-menurut-katolik.
17
JA, Hendra Setedja, S.J. dalam Seminarnya yang berjudul “Hidup Setelah Mati dan
Kremasi Menurut Ketentuan Gereja Katolik” Pada tanggal 4 Februari 2017. h. 18-19.
113
pemakaman, oleh sebab itu, tidak ada larangan tetapi bukan berarti menganjurkan.
Gereja Katolik tetap menganjurkan pemakaman sebagai cara yang sangat terpuji
tetapi tidak melarang kremasi.18 Dalam upacara kematian (baik dikubur maupun
dikremasi), bukan untuk menyembah orang yang telah mati. Tetapi merupakan
penghormatan pada yang mati dan mempunyai makna untuk menghibur dan
firman Tuhan.
dari murka Allah, sebab pada waktu Tuhan ingin menekankan tentang murka-Nya
Dia memakai ungkapan “api” yang turun dari langit untuk memusnahkan. Dengan
kata lain Dia membakar orang itu dengan api, dan kita dapat Bahwa Tuhan
mengkremasi orang tersebut. Dan Ibrani 12:29 dikatakan : “Sebab Allah kita
Amos 2:1-2 berkata : “Beginilah firman Tuhan” karena tiga perbuatan Jahat
Moab, bahkan empat, aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku : Oleh
karena ia telah membakar tulang-tulang raja Edon menjadi kapur, Aku akan
18
Wawancara Pribadi dengan Johannes Adrianus Hendra Sutedja, S.J. (Imam Gereja
Katolik, Pondok Labu Jakarta Selatan) Pada Tanggal 26 April 2019.
114
melepas api ke dalam Moab, sehingga putri Keriot dimakan habis, Moab akan
mati didalam kegaduhan, diiringi sorak sorai pada saat sangkakala berbunyi”.
3. Sejarah Kremasi
abad zaman batu, kira-kira tahun 3000 SM. Diperkirakan dilakukan didaratan
Eropa atau Timur Tengah. Tahun 800 SM di Yunani sudah menjadi pemusnahan
jenazah yang umum dan tahun 600 SM di Roma. Tetapi masyarakat lainnya pada
dilarang Keras.
tanah.
19
Rm. Ignatius Joko Purnomo O‟Carm. Machine Engineering (Jakarta : Prima Putra,
2006), h. 11.
115
Eropa dan Amerika Utara tetapi tahun 1886, Gereja Katolik Roma secara resmi
pilihan ini tidak pernah boleh melanggar keinginan yang dinyatakan secara
eksplisit atau implisit oleh umat beriman yang meninggal. Gereja tidak
badan.20
Bila tidak ada alasan yang bertentangan dengan ajaran Kristen, Gereja, setelah
liturgis dan pastoral yang tepat, dan sangat berhati-hati untuk menghindari setiap
abu jenazah harus disimpan dengan semestinya, di suatu tempat suci, yakni
20
Bdk Sanctum Officium, Instruksi Piam et Constantem, 5 Juli 1963, h.56.
116
dipemakaman, atau dalam kasus-kasus tertentu, di gereja atau disebuah area yang
dipersembahkan khusus untuk tujuan ini oleh otoritas gerejawi yang berwenang.
bahwa orang-orang yang meninggal tidak didoakan dan dikenang oleh sanak
keluarga dan komunitas Kristiani. Selain itu, dengan cara ini dihindari dengan
kemungkinan dilupakan dan kurang dihormati, yang bisa terjadi terutama sesudah
generasi pertama juga telah meninggal. Hal ini juga mencegah terjadinya praktik-
tidak diizinkan. Hanya dalam kasus yang berat dan luar biasa, tergantung pada
Konferensi Episkopal atau sinode para Uskup Gereja Timur, bisa memberikan
izin bagi penyimpanan abu jenazah di rumah kediaman. Namun, abu tersebut
tidak boleh dibagi-bagikan diantara berbagai keluarga inti dan harus dijamin rasa
hendaknya tidak diizinkan penyebaran abu jenazah di udara, di tanah, di air atau
dengan cara lain atau abu tersebut disimpan ke dalam kotak-kotak kenangan,
21
Departemen Dokumentasi dan Penerangan Konferensi Waligereja Indonesia, “Ad
Resurgendum Cum Christo (Untuk bangkit bersama Kristus)” (Januari : Seri Dokumen Gerejawi,
2020), h. 6.
117
dilakukan seperti itu tidak bisa menunjukkan bahwa alasan untuk memilih
Dalam kasus dimana orang yang meninggal secara jelas telah meminta
Kremasi dan penyebaran abunya dengan alasan yang bertentangan dengan iman
Table yang melakukan Pemakaman Jenazah dan Kremasi Jenazah tahun 2018-
2019.
2018
November 45 37
Desember 47 43
2019
Januari 49 38
Februari 44 39
Maret 45 43
diberkati dan disitu didirikan salib Tuhan sebagai tanda harapan dan kebangkitan
C. Memahami Tradisi
Tradisi adalah Warisan Iman yang selalu mengalir dari awal Gereja yang
diterima dari para Rasul yang mengalir disepanjang sejarah Gereja sampai hari
ini. Tradisi, bukan sesuatu yang beku, statis, dan mati tetapi selalu tumbuh dan
tradisi Gereja dari zaman ke zaman dengan tetap setia pada jiwa dan hakekat iman
yang ada dalam tradisi hidup. Contoh-nya : Perawatan tubuh manusia dimulai
pada saat Jenazah Yesus yang dimakamkan. Maka dalam Gereja Katolik itu
menjadi awal dari tradisi pemakaman tubuh dan itu terus sepanjang sejarah Gereja
dipelihara.23
Keberadaan diri yang berdosa dan merasa belum layak untuk menghadap
Allah, membuat manusia menganggap diri kurang baik untuk masuk surga dan
tidak juga mau untuk masuk neraka, maka api penyucian di pandang sebagai pintu
yang “Normal”. Api penyucian menjadi suatu tempat untuk pemurnian diri dari
dosa.
23
Wawancara Pribadi dengan Johannes Adrianus Hendra Sutedja, S.J. (Imam Gereja
Katolik, Pondok Labu Jakarta Selatan) Pada Tanggal 26 April 2019.
119
“Api penyucian adalah keadaan yang harus dialami oleh semua orang yang
mati dalam rahmat dan dalam persahabatan dengan Allah, namun belum disucikan
sepenuhnya, memang sudah pasti akan ada keselamatan abadi, tetapi ia masih
Untuk dapat masuk Surga, Keadaan diri seseorang harus dalam keadaan suci.
“tidak ada sesuatu yang najis yang akan masuk” ke dalam surga (bdk, Why
21:27). Api penyucian hanyalah suatu tahap sesudah kematian dimana jiwa
dimurnikan dari segala kenajisan, yakni pengaruh dosa selama ia masih hidup.
Tahap ini merupakan pemurnian dari segala dosa, agar menjadi layak masuk
(purgatorium) saja. Proses pemurnian dari semua perbuatan dan kesalahan yang
dilakukan selama perziarahan di dunia belum selesai ketika kematian. Pada saat
kematian manusia melihat dirinya sendiri dan menyadari dalam kedalaman yang
kebahagiaan kekal untuk orang benar dan kebinasaan. Kekal untuk orang jahat.
Konsep mengenai adanya penyucian jiwa orang yang mati rupanya sudah cukup
24
Viktorinus Raja Odja, Keberadaan Jiwa Manusia setelah Kematian, (Desember :
STIPAS Tahasak Danum Pambelum, 2016), h. 127.
120
berkembang kepercayaan akan penyucian di suatu tempat di alam lain bagi jiwa
Adat kepercayaan bahwa karena Dia yang Ilahi (entah apapun sebutan-Nya,
Tuhan, Allah, Dewa dsb). Karena pada diri-Nya sendiri adalah Maha sempurna
dan mahasuci, maka ciptaan nya yang akan hidup dalam kesatuan dengannya,
hendaknya memiliki tingkat kesempurnaan dan kesucian yang kurang lebih sama.
Lantaran setelah kematian, jiwa tidak mampu untuk menyucikan dirinya sendiri,
maka entah dia yang ilahi itu sendiri atau orang yang masih hidup di dunia, akan
lainnya.
Perkembangan ini tidak dapat dijelaskan dari dua pernyataan ini. Pertama, dari
kalangan umat awam, tradisi mendoakan jiwa orang yang beriman tidak pernah
mati dan justru semakin berkembang. Kedua, para Teolog sendiri terus menggali,
dalam ajaran api penyucian yang sebelumnya telah dirintis Bapa-Bapa Gereja.25
Sebagai catatan, pada zaman Bapa Gereja istilah yang sering dipakai adalah „Ignis
Purgatorius‟ (Api yang Menyucikan). Di sini fokusnya adalah api sebagai sarana
25
Albertus Purnomo, Ofm, Riwayat Api Penyucian dalam Kitab Suci danTradisi,
(Yogyakarta : PT Kanisius, 2017), h. 152.
121
untuk penyucian) semakin populer. Sampai sekarang pun kebanyakan umat masih
beberapa teolog yang berfokus pada Api yang Menyucikan daripada tempat
penyucian itu sendiri. Mereka sepertinya tidak mau berspekulasi lebih jauh
mengenai tempat penyucian itu. Sebab, dalam pandangan mereka, tempat itu
masih bersifat misteri dan tidak terjangkau oleh pikiran manusia. Masuk kedalam
Perbuatan kasih lainnya. Dari orang yang masih hidup. Pertolongan ini
mengungkapkan keyakinan bahwa relasi antara orang yang masih hidup dengan
2. Mendoakan Arwah
Biasanya kita mendoakan arwah pada hari ketiga, ketujuh, empat puluh hari,
sampai seribu hari. Tetapi pada dasarnya kapanpun kita dapat mendoakan orang
yang telah meninggal, tidak harus tepat pada hari-hari tertentu yang tadi disebut.
beriman yang sudah meninggal sejak abad-abad awal. Pada abad pertengahan,
gagasan barat tentang api penyucian menjadi lebih yuridis, dengan menekankan
26
Albertus Purnomo, Ofm, Riwayat Api Penyucian dalam Kitab Suci danTradisi, h. 153.
122
kebutuhan untuk pemulihan dosa. Gereja timur terus melajutkan penekanan pada
ibarat tanah subur untuk pertumbuhan dan perkembangan ajaran api penyucian.
Gereja Katolik memelihara kebiasaan saleh ini dalam perayaan ekristi. Dalam Doa
Kami mohon kepada-Mu Ya Tuhan, perkenalkan lah mereka dan semua orang
arwah agar memperoleh keselamatan didunia yang lain, adalah praktik yang sudah
biasa dilakukan dari zaman kuno sampai sekarang ini. Misalnya, ada praktik
mendoakan arwah dalam tradisi agama Romawi Kuno, yang disebut agama
misteri Orfeus. Para pengikut agama ini memanjatkan doa dengan menjalankan
ritual suci kepada arwah. Hanya saja permintaan nya agak tidak lazim, yaitu
supaya dibebaskan dari arwah leluhur mereka yang jahat. Mereka tidak berdoa
jangan mengganggu mereka yang masih hidup. Sekalipun nadanya negative, doa
dan ritual dalam agama Orfeus menunjukan keyakinan antara yang hidup dengan
yang sudah mati dan berada didunia yang lain, masih ada hubungan.
27
Thomas P. Rausch, Katolisisme-Teologi Bagi Kaum Awam (Yogyakarta : Kanisius,
2011), h. 318.
123
dengan lahirnya kekristenan itu sendiri. Ini terlihat dalam ungkapan doa yang
disurga, kami memohon ampunan dan belas kasihan atas penderitaan anakku,
demi Kristus, Tuhan Kami atau untuk Lucifera, kepada siapapun yang
berkesempatan membaca ini, doakanlah kepada Allah supaya jiwanya yang suci
dan murni diantar kepada Allah. Atau cahaya abadi terangilah atas dia, Timotea,
dalam Kristus.
Kutipan doa-doa ini merupakan tanda nyata bahwa orang Kristiani sangat
didoakan pada perayaan Ekaristi dan Ibadat harian. Dalam perjalanan waktu
tersusun juga suatu daftar para biarawan yang telah meninggal dalam komunitas
biara mereka. Daftar itu dikenal dengan istilah necrologium atau Nekrologi
28
Albertus Purnomo, Ofm, Riwayat Api Penyucian dalam Kitab Suci danTradisi, h. 124.
124
saudara yang sudah meninggal adalah biara Cluny. Selain yang paling setia untuk
witurgi (Ekaristi, Ibadat harian, dan doa-doa) untuk orang yang telah meninggal.
Dalam nekrologi ini bisa didaftar sekitar 15.000 Ribu sampai 40.000. kebiasaan
mencatat nama orang yang meninggal ini dan tentu saja mendoakan mereka,
yang meninggal.
Pada abad XI mungkin antara tahun 1024 dan 1033, biara Cluny mulai
menenangkan orang yang sudah meninggal, satu hari setelah Hari Raya semua
orang kudus. Karena reputasi dan pengaruh dari biara Cluny pada waktu itu begitu
kuat, maka tak lama sesudah itu peringatan untuk orang yang sudah meninggal
dilaksanakan oleh seluruh umat Kristen. Peringatan yang menunjukan ikatan kuat
antara yang hidup dan yang mati ini sangat berperan penting dalam perkembangan
Kita perlu mendoakan mereka yang berada di Api penyucian karena mereka
masih dalam ikatan kesatuan antara mereka yang terbakti di surga dan kita yang
sedang berada di jalan menuju Rumah Bapa. Namun perlu diingat, mendoakan
atau menyuap Allah agar jiwa-jiwa dipercepat masuk surga sehingga tidak terlalu
lama tersiksa oleh hukuman di Api Penyucian. Doa bagi jiwa di api penyucian
29
Albertus Purnomo, Ofm, Riwayat Api Penyucian dalam Kitab Suci danTradisi,
(Yogyakarta : PT Kanisius, 2017), h. 128.
125
juga bukan semacam pembayaran terhadap hutang dosa yang seharusnya dibayar
oleh mereka di Api Penyucian. Allah bukanlah semacam pedagang atau pejabat
yang akan memperlancar proses jika pembayaran dilakukan dengan tepat, atau
bahkan lebih.
sebagai ungkapan kasih yang melimpah demi kebahagiaan mereka. Doa adalah
ungkapan dan wujud nyata solidaritas kita untuk menemani mereka yang telah
Ini jelas memberi harapan kepada mereka, bahwa setelah kematian mereka tidak
berjalan sendirian. Mereka ada bersama kita dan kita pun ada bersama mereka,
D. Kebangkitan Badan
dibangkitkan ketika Tuhan datang yang kedua kalinya ke atas dunia ini. Terdapat
salah satu di dalamnya adalah tindakan Kremasi atau pengabuan orang yang telah
meninggal. Di dalam budaya ini juga terdapat beberapa tata cara atau aturan yang
harus diikuti. Seiring berjalannya waktu tujuan dari Kremasi ini menjadi semakin
berkembang akibat Tujuan yang yang dapat diberikan dari Tindakan Kremasi ini
seperti lebih higenis pada jenazah yang memiliki penyakit menular atau lebih
30
Albertus Purnomo Ofm, “Riwayat Api Penyucian”, (Semarang : PT Kanisius, 2017),
h.234.
126
Dalam Gereja Katolik bahwa ada badan, jiwa itu menjadi suatu kesatuan.
Meskipun dalam keadaan orang meninggal dalam keadaan hancur jadi abu, jadi
tanah jangan lupa bahwa dalam setiap kehidupan ada yang harus kita hormati.
Maka Patoralnya adalah kita harus mendoakan dia, dan perlu mengunjungi
Kolumbarium. Itu adalah memandakan spirit bahwa orang itu masih ada
Kebangkitan badan itu adalah rasa dalam Syahadat itu tidak serta merta seperti
itu, karena badan kita bangkit itu tidak sama seperti Lusarus. Ketika kita sudah
Namun bagi beberapa orang juga memilih untuk menguburkan tubuh orang
mungkin tubuh akan dibangkitkan kembali jika tubuh aslinya telah mati sudah
tidak berbentuk. Sebagai orang percaya kita harus menggunakan Firman Tuhan
sebagai petunjuk dan acuan tindakan yang mungkin seharusnya kita lakukan,
alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah, jika ada tubuh alamiah maka
Seperti ada tertulis “Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup,
tetapi Adam yang akhir menjadi Roh yang menghidupkan” ini merpakan janji
Tuhan bagi orang percaya. Tubuh manusia yang saat ini dimiliki bukanlah yang
31
Wawancara Pribadi dengan FX Dedomau D da, Gomez, SJ (Imam Gereja Katolik)
Pada Tanggal 04 Juli 2020.
127
berkenan di hadapan Tuhan karena telah jatuh ke dalam dosa sehingga dosalah
yang telah membuat Tubuh manusia menjadi fana dan cacat. Ketika kebangkitan
Tuhan tidak lagi akan menggunakan Tubuh manusia yang penuh dengan dosa ini
manusia yang hidup atau yang telah mati dapat terkikis dan terluka oleh hal
lainnya akan tetapi tubuh rohaniah adalah tubuh yang berasal dari Tuhan dan
Dikatakan bahwa roh itu bersifat kekal dan badan bersifat fana. Mengapa di
orang Hindu dan Buddha dikremasi karena mereka percaya pada reinkarnasi.
kebangkitan badan, jika badannya sudah dikremasi ? Badan apa yang akan
dibangkitkan nantinya?
berarti bahwa seluruh diri manusia, yang mempunyai dimensi badan, jiwa dan roh
(1 Tes 5 : 23), akan dibangkitkan pada akhir zaman. Kebangkitan ini menyangkut
bukan hanya badan atau roh saja, tetapi seluruh diri pribadi manusia. Kateksimus
mengajarkan bahwa “sesudah kematian tidak hanya jiwa kita yang hidup terus,
tetapi bahwa tubuh yang fana ini juga akan hidup kembali” (Rm 8 :11).
32
Redaksi Tuhan Yesus Org, “Kremasi Menurut Katolik : Pandangan dan
Ajarannya.”Artikel diakses pada 2 Juli 2020 dari https://tuhanyesus.org/kremasi-menurut-katolik.
128
debu, meskipun caranya berbeda, yaitu yang satu dengan bantuan api sedangkan
yang lain melalui pembusukan alamiah. Bagi Tuhan yang mahakuasa tidak ada
keadaan aktualnya pada akhir zaman. Karena semuanya menjadi debu, maka
percaya pada kebangkitan mereka yang dimakamkan berarti harus juga percaya
pada kebangkitan mereka yang dikremasi. Dalam hidup didunia ini, pribadi
manusia merupakan kesatuan dengan tiga dimensi, yaitu badan, jiwa dan roh,
Ketiga, Gereja Katolik mengizinkan kremasi, sejauh hal ini tidak ingin
termasuk Paus, Uskup, dan Imam. Gereja menganjurkan dengan sangat, agar
Keempat, dalam kebangkitan pada akhir zaman. Seluruh pribadi manusia akan
dibangkitkan, termasuk dimensi badaniah manusia. Artinya, tubuh kita yang ada
129
didunia ini juga akan dibangkitkan, seperti halnya tubuh Kristus yang bangkit.
Tubuh dalam “rupa tubuh yang mulia” tidaklah sama dengan tubuh duniawi kita,
artinya ada kebaruan dalam tubuh itu. Tetapi, tubuh itu juga bisa dikenali, artinya
juga ada kesinabungan antara tubuh duniawi dengan “Tubuh Rohani”, dipenuhi
dengan kemuliaan dan kekuasaan Allah (1 Kor 15: 42-44). Inilah tubuh yang
Putra dan Roh Kudus serta segala karya-Nya “berpuncak pada pewartaan bahwa
orang-orang yang mati akan bangkit pada akhir zaman dan bahwa ada kehidupan
pernyataan Santo Paulus yang berkata : “Tetapi andai kata Kristus tidak
dibangkitkan, maka sia-sialah penderitaan kami dan sia sialah juga kepercayaan
kamu” (1 Kor 15:14). Sebab seluruh Iman Kristen itu berpangkal pada
kebangkitan Kristus, dan hanya karena peristiwa kebangkitan Kristus itu pula
pernyataan iman akan Allah Tritunggal khususnya akan Tuhan Yesus Kristus
Badan”. Dalam teks asli berbunyi : ….. eis sarkos anastasin atau in resurrectinem
carnis yang kalau diterjemahkan secara harfiah menjadi kebangkitan daging. Kata
33
Dr. Petrus Maria Handoko, CM, Hidup di balik Kematian (Malang : Dioma, 2016), h.
131-133.
34
Emmanuel Martasudjita, Pr, Pokok-pokok Iman Gereja Pendalaman Teologis Syahadat
(Yogyakarta : Kanisius, 2013), h.263.
130
daging sebagian tubuh selain tulang darah, atau daging dalam arti metamorfis :
berkaitan dengan nafsu-nafsu badani. Pengertian ini tentu saja tidak sesuai dengan
iman kebangkitan Kristiani. Terjemahan yang ada pada kita ialah Kebangkitan
Badan. Namun terjemahan ini juga bukan tanpa masalah. Sebab istilah badan
dalam bahasa sehari-hari dikaitkan dengan tubuh kita: hendaknya kamu mandi,
sebab badanmu kotor, badanmu sangat kuat kita ini makhluk berjiwa
atau “Tubuh” menurut arti sehari-hari tersebut, barangkali kita akan terlalu cepat
memahami arti yang dimaksdukan Credo, kita dengan kebangkitan badan. Sebab
kata “Tubuh” atau “Badan” pada hari ini terlalu biasa dimengerti sebagai bagian
manusia selain jiwa. Pengertian macam ini tentu saja amat dipengaruhi filsafat
yunani yang melihat manusia sebagai yang terdiri atas badan dan jiwa. 35
orang mati” disini tepat. Sebab yang dimaksudkan dalam artikel iman ini
bukannya sekedar kebangkitan tubuh yang berisi daging, darah, tulang, dan
sebagainya, dimana tubuh ini membusuk dan menjadi tanah ketika kita mati.
nasib akhir dan final seluruh diri manusia secara utuh yang mencakup seluruh
tubuh, jiwa, roh, kehendak dan pribadi diri manusia seluruhnya kedalam
eksistensi baru sebagai manusia secara utuh dan total ditebus oleh Kristus dan kini
35
Emmanuel Martasudjita, Pr, Pokok-pokok Iman Gereja Pendalaman Teologis Syahadat
(Yogyakarta : Kanisius, 2013), h.265.
131
hidup kekal bersama Allah. Jadi iman akan kebangkitan badan merupakan iman
yang menunjukan kepada kebangkitan seluruh diri manusia kita dan bukan hanya
kebangkitan daging dan tubuh atau fisik kita ini. Maka kalau memang kita
memahami dan menafsirkan “Badan” disini masih dalam konsepsi biblis : yaitu
tubuh atau soma, yang dalam Kitab Suci selalu mencakup seluruh diri manusia
yang utuh.36
Kremasi atau pengabuan harus tetap menghormati tubuh atau abu tersebut
sebagai keberadaan orang yang telah tiada itu. Ketika manusia hidup, orang itu
sejak semula telah memiliki bentuk dan rupa sebagai manusia sehingga ketika
orang itu meninggal ada baiknya jika tubuhnya sebagai manusia juga masih tetap
sama.
hal ini dapat dianggap sebagai tindakan yang salah karena tidak menghormatinya.
Jika ingin melakukan Kremasi ada baiknya jika setelahnya tetap menghormati abu
jenazah tersebut. Namun hal ini berbeda jika tindakan Kremasi adalah sebuah
Keputusan yang terbaik yang dilakukan pada Tubuh yang telah meninggal
tersebut dengan tujuan-tujuan tertentu seperti keinginan dari orang itu sendiri.
36
Emanuel Martasudjita, Pr, Pokok-pokok Iman Gereja Pendalaman Teologis Syahadat,
h. 264.
132
Tubuh kita adalah bagian Integral dari Kemanusiaan kita dan diciptakan oleh
Tuhan sebagai sesuatu yang baik. kita menerima tubuh kita dari orang tua kita,
dan dari orang tua kita dari orang tua mereka dan ini berlangsung terus sampai
kita menemukan Tuhan sebagai sumber dari karunia ini. Karena Tubuh kita
adalah karunia dari Tuhan, kita dipanggil untuk menghormati tubuh kita
Tubuh adalah keseluruhan jasad manusia atau binatang yang kelihatan dari
bagian ujung kaki sampai ujung rambut. Tubuh juga di artikan badan dalam arti
Teologi tubuh adalah refleksi kritis iman atas tubuh manusia. Selaras dengan
ilahiah, dunia kekal transenden dengan dunia fisik. Kita dapat mengidentifikasi
bahwa kedua hal ini yakni ilahi dan fisik ekstrim berbeda namun memiliki
keterkaitan satu sama lain. Yang pertama (Teologi) menunjukan hal yang Ilahi tak
kasat mata sedangkan yang kedua (tubuh) bersifat sangat fisis. Hubungan antara
perbedaan mendalam bahwa Teologi yang berbicara tentang Allah yang tak
terlihat menjadi terlihat melalui tubuh manusia. Tubuh manusia menjadi sebuah
refleksi kritis yang menunjuk pada kenyataan akan Allah yang tak terlihat itu.
Tubuh menjadi penjelasan atau perkataan tentang Allah karena tubuh manusia
37
Wawancara Pribadi dengan FX Dedomau D da, Gomez, SJ (Imam Gereja Katolik)
Pada Tanggal 04 Juli 2020.
133
sebuah theos-logos, sebuah teologi. Jadi tubuh tidak hanya berarti sisi biologis-
masterialis manusia belaka tetapi juga bermakna ilahi karena tubuh kita melihat
Allah.38
Harus diyakini bahwa pengertian orang percaya telah di landaskan atas Yesus
Kristus, proses kebangkitan dan kondisi tubuh yang dimiliki oleh orang percaya
jelas sama tidak ada perbedaan. Tubuh kebangkitan orang percaya mempunyai
karakteristik atau sifat yang sama dengan tubuh yang dimiliki oleh Yesus setelah
ia bangkit dari kematian-Nya. Ia dapat masuk melalui pintu yang tertutup atau
dinding. Tubuh seperti ini tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Dan yang
terutama sekali tubuh kebangkitan yang diperoleh umat percaya adalah yang
kudus dan layak untuk masuk kedalam surga. Tubuh ini tidak bisa mati lagi, tubuh
ini masih mempunyai perasaan, emosi, hasrat dan sebagainya. Tubuh ini masih
bisa menikmati makanan (seperti Tuhan Yesus setelah ia bangkit makan bersama
dengan murid-muridNya), namun tidak akan beranak cucu lagi atau tidak ada
kawin-dikawinkan. (Mrk 12:25), sebab apabila seorang bangkit dari antar orang
mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan, melainkan hidup seperti malaikat
disorga. Tubuh kemuliaan ini masih bisa menikmati makanan. Terlihat pada
waktu Yesus bertemu dengan murid-murid dan pertemuan ditepi pantai danau
Tiberias, dan dua orang di Emaus Yesus makan bersama-sama dengan mereka.
38
Widi Astuti, Skripsi : “Teologi Tubuh : Kajian dalam Pandangan Para Pelacur”
(Yogyakarta : 2010, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta), h. 34.
134
Jadi dalam tubuh kemuliaan ini orang-orang yang percaya kepada Yesus mereka
tubuh, sakralitas tubuh manusia karena upacaranya, upacara Gereja yang luhur.
Akan tetapi ketika diakhir jenazah itu tidak dimasukan dibawah tanah , tetapi
daripada jika dikuburkan. Maka disini titik terberat pada acara upacaranya. Liturgi
untuk penguburan dan Liturgi untuk Kremasi itu sama, bedanya hanya terletak
pada fase terakhir. Jika Pemakaman Tubuh itu dimasukan kedalam bawah tanah,
39
Agustinus Faot, Jonathan Octavianus, Juanda, September 2017. Jurnal : “Kematian
bukan Akhir Segalanya” Vol 2 Number 2, h. 27.
40
Wawancara Pribadi dengan Johannes Adrianus Hendra Sutedja, S.J. (Imam Gereja
Katolik, Pondok Labu Jakarta Selatan) Pada Tanggal 26 April 2019.
135
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun tata cara Pemakaman dan Kremasi dalam Gereja Roma Katolik,
diantaranya :
1. Prosesi Pemakaman
Biasanya diawali dengan Misa Arwah atau yang disebut Misa Requiem dalam
Bahasa Latin disebut Misa Pro Defuntis yakni misa kudus bagi kedamaian kekal
jiwa orang yang telah meninggal. Misa ini dipimpin oleh Imam dan berlangsung
di Gereja atau di Rumah Duka. Dalam misa ini juga dilakukan pemberkatan
1. Air suci sebagai lambing pembaptisan, dan Dupa sebagai ambang agar
2. Ibadat Pemakaman terdiri dari : Lagu Pembuka, tanda salib dan salam,
pengantar dan doa pembuka, dilanjutkan dengan bacaan Injil dan jika
Pemberkatan Makam
136
Ibadat.
simeon atau bisa dinyanyikan dengan lagu yang sesuai. Kemudian makam
5. Dan kemudian makam ditaburi dengan bunga yang sudah diberkati dalam
Misa Requiem. Sambil dibacakan doa : semoga kuntum Hidup Ilahi yang
telah ditanamkan dalam diri saudara kita ini mekar bagaimana semerbak
di tanah.
8. Setelah itu dilakukan penanaman salib Lalu Ibadat dilakukan Doa Umat,
Bapa Kami, Doa Penutup dan berkat penutup, lalu di tutup dengan lagu.
2. Prosesi Kremasi
kremasi kita harus melengkapi dokumen dan formulir untuk menentukan siapa
137
yang berwenang mengambil sisa abu nantinya dan jenis wadah apa yang akan
digunakan kian terang laman menerangi funeral wise. Prosedur identifikasi akan
jenazah diberi Tag Id dari bahan logam yang ditempatkan dibadan untuk
mencegah kekeliruan identitas. Ini berlaku kalau kremasi umum atau bersamaan
dimandikan, dibersihkan, dan diberi pakaian oleh petugas. Biasanya jasad tidak
dibalsem sebelum di kremasi kecuali ada permintaan khusus dari pihak keluarga.
Selanjutnya, jika ada perhiasan atau barang lainnya ada ditubuh jenazah akan
dilepas terang laman funeral wise, apabila ada perangkat medis atau prostetik
mekanis yang mengandung batterai juga harus dilepas. Hal ini, untuk mencegah
Krematiorium.
celcius. Panas yang hebat akan membantu mereduksi tubuh menjadi elemen-
Ruang kremasi dipanaskan pada titik setel dan kemudian tubuh ditempatkan
mendasar tentang tubuh manusia yang sakral. Kenapa Sakral ? karena tubuh itu
diciptakan oleh tuhan dan di dalam Gereja Katolik tubuh manusia yang diciptakan
oleh Tuhan itu yang keluar dari Allah sendiri dan dipelihara dan dijaga
dengan kehidupannya yang baik secara moral, 2. Kekudusan tubuh dijaga dengan
penerimaan sakramen.
Tubuh orang suci diyakini sebagai kehadiran yang Ilahi. Oleh karenanya, para
Kudus biasanya dimakamkan di sekitar Gereja, bahkan dalam Gereja dan dibawah
suci yang ditaruh di altar yang dihubungkan dengan Kematian Yesus sebagai
pengorbanan untuk keselamatan manusia. Peranan tubuh dalam ritus juga tampak
dalam upacara pemakaman. Orang yang dibaptis dikuburkan dalam tanah yang
diberkati sedangkan orang Yahudi, Kusta dan tak dibaptis tidak diperkenankandi
atas tanah yang diberkati. Oleh karenanya, pemakaman pada zaman itu
sosial seseorang.
139
dalam tanda roti dan anggur. Maka kehadirannya itu diwujudkan dengan tanda
Adapun tata cara Pemakaman dan Kremasi dalam Gereja Roma Katolik,
diantaranya :
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Yogyakarta, 2015.
Astuti, Widi Skripsi : “Teologi Tubuh : Kajian dalam Pandangan Para Pelacur”
Bahri, Dr. Media Zainul, Wajah Sudi Agama – Agama Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2015.
Kanisius, 2009.
2008.
PT Kanisius, 2007.
140
141
Handoko, Dr. Petrus Maria CM, Hidup di balik Kematian Malang : Dioma, 2015.
Herman CMF, Josse, “Kremasi atau Bakar Jenazah.” Youtube, diunggah oleh
Hunt, Gladys Pandangan Kristen tentang Kematian Jakarta : BPK Gunung Mulia,
2000.
2003.
Kas, Pankat, Ikutilah Aku, Warta Gembira untuk Para Calon Baptis Yogyakarta :
PT Kanisius, 1986.
Kh, U. Maman, dkk, Metodologi Penelitian Agama Teori dan Praktik Jakarta: PT
,1959.
Ligouri, Bdk Alfonsus Maria de, Kematian itu Indah Jakarta : Obor, 2004.
pandangan-gereja/.
Mulyono, Y. Bambang STh, Tuhan, Ajarilah Aku Pegangan Iman Kristen. Jawa
Rosdakarya, 2007.
Perintis, 2004.
143
Nurung, John, Ibadat untuk Orang Sakit, Kematian,dan Arwah, Jakarta : Fidei
Press 2007.
Sewindu Oasis Lestari, “12 tahun membangun tradisi memuliakan jiwa,” Jakarta
: 2017.
Phan, Bdk, Peter C. 101 Tanya Jawab Tentang Kematian dan Kehidupan Kekal
P.H. Santoso, Pelayanan Kesehatan yang Holistik, Seri Pastoral No. 223
Purnomo, OFM, Albertus, Riwayat Api Penyucian dalam Kitab suci dan Tradisi,
November 2006.
https://tuhanyesus.org/kremasi-menurut-katolik.
Subianto Bunyamin, Antonius, “Sakral dan Profan dalam kaitan dengan Ritus
dan Tubuh : Suatu Telaah Filsafati melalui Agama dan Konsep Diri”
Suyanto, Ig. Joko, Berziarah Bersama Allah Menuju Allah Yogyakarta : Kanisius,
2006.
Sutedja, S.J. JA, Hendra dalam Seminarnya yang berjudul “Hidup Setelah Mati
Februari 2017.
145
Pamungkas, 2004.
Wawancara Pribadi dengan JA Hendra Sutedja S.J. (Imam Besar Gereja Katolik)
Wawancara Pribadi dengan Johannes Adrianus Hendra Sutedja, S.J. (Imam Gereja
https://www.hidupkatolik.com/2019/05/15/36351/menghormati-
manusia-ketika-hidup-dan-meninggal/.
146
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Pertanyaan Wawancara
Pertanyaan Wawancara
dalam Katolik?
kematian?
6. Apa latar belakang dan sejarah Adanya dua cara antara pemakaman dan
7. Apa definisi Kremasi Secara umum dan kremasi menurut iman Katolik?
11. Apakah sampai saat ini masih ada pertentangan mengenai kremasi dan
pemakaman?
secara bersamaan ?
154
16. Siapa yang menentukan pemakaman dan kremasi dalam Gereja Katolik?
17. Apakah ada persyaratan khusus yang harus dipenuhi keluarga untuk di
Kremasi?
19. Apakah yang memilih untuk dikremasi saat ini banyak? Kenapa?
20. Apakah di Indonesia sudah ada panduan resmi dan penyempurnaan abu
jenazah?
24. Bagaimana umat katolik memahami setiap tradisi yang ada di Gereja
Katolik?
Lampiran 4
Hasil Wawancara
Hasil Wawancara
Jawab :
jadi, Semacam pelayanan Gereja biasanya orang orang yang ditunjuk oleh
Menurut Gereja Katolik, “Hidup itu tidak akan selesai sampai kita
Meninggal” maka juga persiapan untuk memasuki hidup baru artinya kita
memasuki hidup yang kekal. Selanjutnya dari segi pelayanan rohani dalam
arti ajarannya disebut juga dengan sakramen orang sakit dan ada jarang
156
orang yang tahu bahwa jikalau sakitnya terminal yaitu yang sakitnya tidak
akan beralih artinya dia sudah kelihatan dari segi fisik tidak mampu lagi
maka dia akan diberi Viatikum adalah masih sama dengan sakramen orang
sakit ditambah Komuni (Menerima Roti yang Kita percaya Sebagai Tubuh
situlah ada perjalanan. Supaya jiwanya itu bisa selamat maka Viatukum
dari Kata sifat dari Teologis “Theology” kecuali itu yang sangat praktis itu
juga bisa ada orang mulai berfikir kalau meninggal nanti Jenazah
kematian?
Jawab :
Kematian penuh dengan rasa takut, maka untuk membantu dia lepas dari
tidak takut.
2. Sakramen Ekaristi yang selalu diberikan dan juga pada akhirnya kalau
ada kasus yang mendekati pada wafatnya maka akan diberi minyak
Jawab :
kepergian ini dan upacara tersebut dinamakan dengan Misa Requiem itu
dan didamaikan oleh Tuhan dan dengan Tuhan. dan ini biasanya dilakukan
Tujuannya :
Sakramen yang dia terima dia dikuduskan dalam arti semakin serupa
dengan Kristus.
Jawab :
Di dalam ajaran Katolik adalah bahwa orang beralih dari hidup sementara
dari hidup ini kepada hidup kekal, Tubuh akan selesai di bumi ini. Itulah
yang disebut sebagai orang mati. tubuh akan kembali ke tanah menjadi
tanah karena tubuh diciptakan dari tanah. Tubuh akan menjadi ke tanah
dan nafas Allah yang menjadi hidup manusia akan bersatu dengan Allah.
diciptakan dari tanah dia membawa struktur fana yaitu karena diciptakan
dari tanah tetapi dia membawa unsur Ilahi. Manusia diciptakan oleh
159
Keilahian.
Jawab :
kepada Ku, ia akan hidup walaupun ia udah mati, dan setiap orang yang
(Yohanes 11:25-26)
rahasia; kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan
Jawab :
pemakaman adalah cara yang paling dekat atau yang paling sempurna
Pada awal sejarah Gereja Katolik terjadi upaya-upaya dari orang yang
(Orang yang mati demi Iman) agar tidak mengacaukan keyakinan umat
2. Pada tahun 1917 ada larangan Eksplisit bahwa orang Katolik dilarang
tidak nyata maka larangan nya dicabut. maka supaya perilaku orang-
4. Pada tahun 1983 Hukum Gereja yang baru umat Katolik tidak dilarang
Katolik?
Jenazah itu dikembalikan menjadi abu dengan waktu yang cepat dalam
Jawab :
161
pemakaman. karena, nilai yang ingin dijaga oleh Gereja adalah untuk
pemakaman.
kehidupan kekal.
sakralitas tubuh.
Tubuh manusia itu sakral. Jadi tindakan Mengkremasi itu gereja melihat
manusia.
Jawab : Jenazah yang di masukan ke dalam Tanah dan diberi tanda dan
Jawab :
Ada upacaranya tersendiri. Tata cara pemakaman dan Kremasi itu ada tata
darat.
162
paham akan arti Kremasi dan bahwa Gereja Katolik sudah Mengangkat
12. Apakah sampai saat ini masih ada pertentangan mengenai kremasi
dan pemakaman?
Jawab :
dimandikan dan diberikan pakaian yang pantas dan sesuai keinginan yang
wafat dan Jenazah dimasukan ke dalam peti jenazah dan akan di kubur dan
adalah upacara Misa Requiem yaitu Misa yang memohon kedamaian bagi
arwah yang beralih dari dunia ini ke dalam kehidupan abadi itu semua
upacara sebelum pemakaman setelah itu upacara semua selesai barulah ada
alasan-alasan atheistik.
Katolik?
Jawab :
menentukan .
untuk di Kremasi?
165
Jawab : tidak boleh ada alasan yang atheistik melawan Gereja Katolik dan
tidak boleh hanya untuk alasan yang praktis dan tidak Ingin repot
20. Apakah yang memilih untuk dikremasi saat ini banyak? Kenapa?
Jawab : Cukup Banyak, Lebih Murah dan tidak mau repot lagi mengurus
abu jenazah?
Jawab : Ada, baik dari Gereja Katolik instruksi yang dikeluarkan oleh
lokal). Baik secara universal yang dikeluakan oleh Roma maupun oleh
keuskupan setempat.
Jawab :
Setempat.
Jawab :
166
kremasi, atau kalau belum, bisa juga dirayakan Misa. Pada saat itu tentu
Jawab :
manusia yang sakral. Kenapa Sakral ? karena tubuh itu diciptakan oleh tuhan.
Dan di dalam Gereja Katolik tubuh manusia yang diciptakan oleh tuhan itu
yang keluar dari Allah sendiri dan dipelihara dan dijaga sakralitasnya dengan
penerimaan sakramen.
Yesus dalam tanda roti dan anggur. Maka kehadirannya itu diwujudkan
dengan tanda dan tanda-tanda itu diberikan oleh Tuhan Yesus sendiri.
167
Pengakuan dosa.
Gereja Katolik ?
Jawab :
Tradisi adalah Warisan Iman yang selalu mengalir dari awal Gereja yang
diterima dari para Rasul yang mengalir disepanjang sejarah Gereja sampai hari
ini. Tradisi, bukan sesuatu yang beku, statis, dan mati tetapi selalu tumbuh dan
tradisi Gereja dari zaman ke zaman dengan tetap setia pada jiwa dan hakekat
iman yang ada dalam tradisi hidup. Contoh-nya : Perawatan tubuh manusia
dimulai pada saat Jenazah Yesus yang dimakamkan. Maka dalam Gereja
Katolik itu menjadi awal dari tradisi pemakaman tubuh dan itu terus sepanjang
26. Apakah di dalam Kremasi Katolik ada unsur yang terkait dengan
Jawab :
Tidak ada, Baik Pemakaman dan kremasi itu dua-duanya tidak ada kesulitan
Jawab :
luhur. Akan tetapi ketika diakhir jenazah itu tidak dimasukan dibawah tanah ,
secara cepat daripada jika dikuburkan. Maka disini titik terberat pada acara
upacaranya. Liturgi untuk penguburan dan Liturgi untuk Kremasi itu sama,
bedanya hanya terletak pada fase terakhir. Jika Pemakaman Tubuh itu
Hasil Wawancara
Hasil Wawancara
Jawab :
bisa saja diberikan minyak suci. Adanya Pengurapan orang sakit untuk
harapan agar bisa cepat sembuh dari sakitnya dan mungkin saja bisa
meninggal itu sudah melalui proses yang sudah dilaluinya. Orang kalau
sudah di doakan pengurapan orang sakit artinya dia sudah mulai siap.
merasa sangat parah karena penyakit yang di deritanya. Tapi pada saat
ingin meninggal itu bisa berdamai dengan semuanya dan bisa meminta
maaf kepada semua dan bisa sampai menerima permintaan maaf-nya. Jika
untuk bertobat. Orang yang suci biasanya selalu menyadari dosa dan
diri pun meningkat dengan harapan pada saat meninggal semua proses
ditinggalkan.
kematian?
Jawab :
170
Diri”
Citranya pada Ke 6 (Kej 1:27) yang agung dan mulia. Saat itu Allah telah
Tapi karena godaan dan tipu muslihat iblis serta berkeinginan jahat
manusiawi dan pengaruh duniawi, manusia jatuh ke dalam dosa. Sejak itu,
sebagai manusia yang lahir ke dunia turun temurun telah membawa beban
dosa asal dan berada dalam kuasa dosa (Rm 3:9-10, 5:12), kecuali Yesus,
Mereka itu tidak dapat langsung masuk ke surga ketika meninggal karena
tempat Allah adalah kudus dan penuh dengan kemuliaan Allah. Oleh
karena itu bagi manusia yang meninggal dalam keadaan yang belum bersih
dimata Allah maka telah disediakan suatu “Tempat” untuk mereka yaitu
api penyucian.
Jawab :
Jawab :
Kematian secara Umum awal dari kehidupan baru dan bisa juga “Kembali
Kepada sang Pencipta” karena manusia tidak pernah tahu kapan kematian
Jawab :
“Karena kita tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini
kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan
6. Apa latar belakang dan sejarah adanya dua cara antara pemakaman
Jawab :
Katolik?
172
Jawab :
Jawab :
Dasarnya satu kesatuan, tidak boleh dipisahkan karena badan adalah suatu
Jawab :
dan diberi tanda dan dirawat dan diberi tempat yang terbaik.
Jawab :
Jawab :
12. Apakah sampai saat ini masih ada pertentangan mengenai kremasi dan
pemakaman?
Jawab :
Jawab :
Prosesi Pemakaman :
darat.
Prosesi Kremasi :
Jawab :
Tidak, Harus pilih salah satu Proses baik dengan cara dimakamkan atau di
Kremasi.
174
Jawab :
Larangan itu termaktub dalam Kitab Hukum Kanonik (KHK) tahun 1917
mengebumikannya.
Jawab :
alasan-alasan yang tidak muncul dari sikap yang berlawanan dengan dogma
Katolik?
Jawab :
18. Apakah ada persyaratan khusus yang harus dipenuhi Keluarga untuk
di Kremasi?
Jawab :
Ada, Harus adanya surat kematian dari rumah sakit dan menyatakan bahwa
dia benar-benar ingin melakukan Kremasi, dan itupun harus ada persetujuan
Jawab :
20. Apakah yang memilih untuk dikremasi saat ini banyak? Kenapa?
Jawab :
Banyak, dalam satu tahun 2018 Jumlah Keseluruhan adalah 900 Orang yang
memilih Kremasi
abu jenazah?
Jawab :
Jawab :
176
menempatkan abu kremasi. Cara membawa abu kremasi pun harus bersikap
terakhir.
Jawab :
Ada, karena nyanyian bagian dari doa, dan bisa disebut juga sebagai
Jawab :
Kremasi merupakan salah satu cara yang dipilih oleh masyarakat dalam
efisien, hemat biaya dan hemat dalam penggunaan lahan pemakaman serta
25. Apakah ada batasan waktu bagi keluarga yang ingin berziarah ?
Jawab :
Tidak ada batasan waktu, untuk keluarga bisa ziarah kapan saja untuk
mendoakan arwahnya.
26. Apakah abu yang disemayamkan di Rumah abu hanya berlaku bagi
Jawab :
yang pasti non Muslim. Karena Oasis lestari tidak menerima Kremasi kalau
27. Apakah di dalam kremasi Katolik ada unsur yang terkait dengan
Jawab :
mengatakan bahwa seseorang setelah mati akan mendapat hidup yang baru di
Jawab :
178
Membangun kesadaran bahwa hidup ini selalu menuju yang Kuasa. Maka
mau dikubur ataupun di Kremasi ataupun dengan cara lain tujuannya tetap
almarhum?
Jawab :
Hasil Wawancara
dalam Katolik?
Jawab :
179
Dalam kasus orang yang mau meninggal dia akan menerima sakramen
pengurapan minyak itu maksudnya adalah orang itu dengan minyak sebagai
tanda hadir dari Tuhan dan diberikan kekuatan kepada orang yang meninggal.
kematian?
Jawab :
Sakramen orang sakit ini dulu istilahnya sakramen terakhir yang diterimakan
oleh seseorang yang beragama Katolik dan sekarang di ganti dengan sakramen
keadaan orang tersebut dalam keadaan sakit dan itu sudah hari terakhir dia
maka Tuhan akan hadir memberikan ketenangan supaya tidak panik dalam
kematian.
Jawab :
180
sudah dipersiapkan baik batin, kerohanian dan juga secara Fisik. Misalnya ada
penghormatan bagi yang bersangkutan. Dan ada hari peringatan ada 49 hari,
100 hari 1 tahun ataupun 2 tahun Sebagai mengenangkan bagi yang sudah
Jawab :
Kematian merupakan peralihan dari dunia nyata menuju ke dunia yang baru.
abadi, Allah akan menghapus semua derita kita dan tidak aka nada lagi maut,
dukacita, tangisan atau segala bentuk penderitaan yang seperti kita alami di
dunia.
181
Jawab :
Kitab Suci Menegaskan bahwa kehidupan dan kematian adalah dua realitas
eksistensial yang harus dijalani oleh setiap orang (2 Sam 1 : 23; 18:21).
6. Apa Definisi Kremasi Secara Umum dan Kremasi menurut iman katolik?
Jawab :
cara pembakaran.
atau abu tersebut sebagai keberadaan orang yang telah tiada itu.
Jawab :
Jawab :
Jawab :
Ada tata cara pemakaman dan kremasi. Baik dikremasi maupun dimakamkan
itu sama saja karena Dalam agama Katolik sangat menghayati bahwa kita
berasal dari abu. Abu asal kata dari “Humus”. Bedanya hanya di akhirnya saja
yang satu secara alami dimasukan ke dalam tanah secara perlahan-lahan dan
dibakar.
10. Apakah sampai saat ini masih ada pertentangan mengenai kremasi dan
pemakaman?
Jawab :
Jawab :
secara bersamaann ?
Jawab :
Jawab :
kecuali cara itu dipilih dengan alasan-alasan yang bertentangan dengan ajaran
Kremasi.
Jawab :
15. Siapa yang menentukan Pemakaman dan Kremasi dalam Gereja Katolik?
Jawab :
16. Apakah ada persyaratan khusus yang harus dipenuhi Keluarga untuk di
Kremasi?
Jawab :
Tidak ada persyaratan khusus karena merupakan pilihan yang sangat personal
Jawab :
akhirnya.
18. Apakah yang memilih untuk dikremasi saat ini banyak? Kenapa?
Jawab :
19. Apakah di Indonesia sudah ada panduan resmi dan penyempurnaan abu
jenazah?
Jawab : Ada
185
Jawab :
Abu Jenazah harus di simpan di tempat yang suci, seperti kuburan sesuai
Jenazah.
Jawab :
Ada, karena ada ibadah sebentar biasa sama seperti kalau kita memakamkan
oven, kemudian sama-sama berdoa dan kremasi bisa dimulai sekitar 2 jam
lebih dan kita dipanggil untuk di lihatkan tulang-tulang hasil pengabuan Abu
Jenazah kita hormat dan kemudian kita tunggu lagi untuk dihaluskan tulang-
tulang setelah itu disediakan 2 wadah yang diisi denga tulang dan tubuh dan
satu lagi abu dari petinya, bajunya, sepatunya. Masuk sama – sama dalam satu
oven disana sudah dibagi menjadi tiga bagian untuk tulang/tubuh, peti dan
baju. Dan dari sana kita bisa membedakan mana hasil perabuan dari
tulang/tubuh, peti dan baju. Lalu dimasukan kedalam ranjang yang sudah
disediakan dan ditempatkan dalam satu ruangan sebentar. Kemudian kita bawa
Jawab :
23. Bagaimana Umat Katolik memahami setiap tradisi yang ada di Gereja
Katolik?
Jawab :
Api penyucian tidak dialami bagi semua orang yang meninggal. Karena
orang-orang yang memang hidupnya suci. Dia tidak mengalami kalau dia
disucikan lagi dimurnikan lagi yang disebut sebgai api penyucian. Adanya Api
penyucian ini ketika dia meninggal tidak langsung masuk kesurga ataupun
neraka jadi dibantu terlebih dahulu apakah ada dosa yang telah dia buat dari
penting karena doa kita itu masih sangat dibutuhkan. Karena dia belum
Jawab :
Dalam Gereja Katolik bahwa ada badan, jiwa itu menjadi suatu kesatuan.
Meskipun dalam keadaan orang meninggal dalam keadaan hancur jadi abu,
jadi tanah jangan lupa bahwa dalam setiap kehidupan ada yang harus kita
hormati. Maka Pastoralnya adalah kita harus mendoakan dia, dan perlu
ada di Kolumbarium. Itu adalah memandakan spirit bahwa orang itu masih
Kebangkitan badan itu adalah rasa dalam Syahadat itu tidak serta merta seperti
itu, karena badan kita bangkit itu tidak sama seperti Lusarus. Ketika kita sudah
Jawab :
Tubuh kita adalah bagian Integral dari Kemanusiaan kita dan diciptakan
oleh Tuhan sebagai sesuatu yang baik dengan cuma – Cuma kita menerima
tubuh kita dari orang tua kita, dan dari orang tua kita dari orang tua mereka
dan ini berlangsung terus sampai kita menemukan Tuhan sebagai sumber dari
karunia ini. Karena Tubuh kita adalah karunia dari Tuhan, kita dipanggil
188
karunia.
189
Lampiran 5
Foto 4 : Kolumbarium
191
Foto 5 : Krematorium
Foto 8 : Penulis bersama Ibu Florentina Bowo Rini Sunarsasi, S.Sos. Selaku
Foto 9 : Penulis bersama Bapak Ir. Epesus Sirait, Selaku kepala Krematorium &
Foto 10 : Penulis bersama Romo Johannes Adrianus Hendra Sutedja, S.J. Pada