Anda di halaman 1dari 11

REKAYASA BANDARA SIB-314 GG

MAKALAH BANDARA INTERNASIONAL SENTANI JAYAPURA

Dibuat oleh:

Wahyu Aji Pratama 22-2019-265

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL


BANDUNG
2024

i
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bandara Sentani di Jayapura, Papua, Indonesia, Dibangun oleh pasukan Sekutu selama
Perang Dunia II dan dikenal sebagai Lapangan Udara Hollandia, bandara ini menjadi saksi
peristiwa penting dalam sejarah Papua. Pasukan Amerika Serikat merebut bandara ini dari
pasukan Jepang pada tahun 1944, menjadikannya sebagai titik penting dalam kampanye Papua.
Sejak itu, Bandara Sentani telah berkembang menjadi salah satu bandara terpenting di wilayah
Indonesia timur. Fungsinya tidak hanya sebagai pusat transportasi udara, tetapi juga sebagai
simbol pembangunan di Papua. Dengan lokasi strategisnya, bandara ini menjadi pintu gerbang
utama bagi penerbangan ke dan dari Papua, memfasilitasi perdagangan, pariwisata, dan
konektivitas masyarakat lokal. Pengembangan infrastruktur terus dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan pertumbuhan ekonomi dan populasi di Papua. Sebagai bagian penting dari
infrastruktur transportasi, Bandara Sentani berperan dalam mengatasi tantangan geografis
Papua dengan menyediakan akses udara yang handal ke wilayah tersebut.

1.2 Tujuan dan Ruang Lingkup

Tujuan dan ruang lingkup Bandara Udara Sentani bertujuan untuk memberikan
gambaran tentang fokus utama dan cakupan operasional bandara tersebut. Berikut ini adalah
tujuan dan ruang lingkup yang dapat dijabarkan:

Tujuan:

 Melayani Transportasi Udara: Bandara Udara Sentani bertujuan untuk menyediakan


fasilitas dan layanan yang memungkinkan operasi transportasi udara yang aman,
efisien, dan teratur bagi penumpang dan kargo.
 Memfasilitasi Konektivitas Regional: Bandara ini bertujuan untuk memfasilitasi
konektivitas udara antara wilayah Papua dengan kota-kota dan daerah lain di Indonesia
serta dengan negara-negara tetangga di kawasan Asia Pasifik.
 Mendukung Pertumbuhan Ekonomi: Bandara Sentani diharapkan dapat menjadi
pendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah Papua dengan mendorong perdagangan,
pariwisata, dan investasi melalui fasilitas transportasi yang memadai.
 Menjadi Pusat Layanan Udara: Bandara ini bertujuan untuk menjadi pusat layanan
udara yang lengkap dengan fasilitas terminal modern, pelayanan maskapai
penerbangan, dan sarana pendukung lainnya bagi penumpang dan pengguna bandara.

Ruang Lingkup:

 Operasional Bandara: Ini mencakup semua kegiatan yang terkait dengan operasional
harian bandara, termasuk manajemen landasan pacu, taxiway, apron, dan terminal
penumpang.
 Fasilitas Terminal: Ruang lingkup ini meliputi fasilitas terminal penumpang seperti
ruang tunggu, area check-in, area keberangkatan dan kedatangan, fasilitas bea cukai
dan imigrasi, dan fasilitas penunjang lainnya.
 Pelayanan Penumpang: Bandara Sentani memiliki ruang lingkup dalam menyediakan
pelayanan kepada penumpang, termasuk layanan informasi, bantuan keterampilan
khusus, dan fasilitas untuk penumpang dengan kebutuhan khusus.
 Pelayanan Maskapai: Ini mencakup fasilitas dan layanan yang diberikan kepada
maskapai penerbangan seperti area parkir pesawat, fasilitas pengisian bahan bakar, dan
penyediaan pelayanan darat.
 Keselamatan dan Keamanan: Bandara Sentani memiliki ruang lingkup dalam menjaga
keselamatan dan keamanan operasional bandara, termasuk pemeliharaan infrastruktur,
pengawasan lalu lintas udara, dan penanganan keadaan darurat.
BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Lokasi Geografis

Bandara Sentani, secara resmi dikenal dengan kode ICAO WAJJ dan kode IATA DJJ,
merupakan salah satu bandara yang penting di wilayah Papua, Indonesia. Dikelola oleh PT.
Angkasa Pura I, bandara ini berada di bawah pengawasan Otoritas Bandar Udara Wilayah X
Merauke. Bandara Sentani terletak di Distrik Sentani, Kota Jayapura, Papua, Indonesia. Secara
geografis, bandara ini terletak di bagian utara Pulau Papua, yang merupakan bagian dari
Indonesia timur. Koordinat Bandara Sentani adalah sekitar 2°34'57"S lintang selatan dan
140°30'51"E bujur timur. Bandara Sentani terletak sekitar 30 kilometer sebelah utara pusat
Kota Jayapura, ibu kota Provinsi Papua. Wilayah sekitar bandara ini ditandai oleh topografi
yang berbukit-bukit, dengan latar belakang pegunungan yang indah. Lokasinya yang strategis
menjadikannya sebagai titik akses utama untuk masuk dan keluar dari wilayah Papua, baik
untuk penerbangan domestik maupun internasional.

Dengan demikian, Bandara Sentani tidak hanya berperan sebagai pusat transportasi
udara yang penting di Papua, tetapi juga sebagai pintu gerbang utama bagi perjalanan udara ke
dan dari wilayah tersebut. Keterletakan geografisnya yang strategis memudahkan konektivitas
dan pertukaran antara Papua dengan bagian lain dari Indonesia serta dengan negara-negara
tetangga di kawasan Asia Pasifik.

2.2 Sejarah

Bandara ini awalnya adalah lapangan terbang militer yang dibuat oleh Jepang pada era
Perang Dunia II. Waktu itu pembuatan bandara ini dibuat dalam waktu yang singkat, dan hanya
diperuntukkan pesawat-pesawat Zero, dengan berat tinggal landas hanya 2,7 ton. Ketika pecah
pertempuran dengan pihak Sekutu, bandara ini diperkuat dengan 199 pesawat tempur Jepang.
Dalam pertempuran tersebut pihak Sekutu, hanya kehilangan empat pesawat tempurnya saja.
Pembuatan landasan bandara oleh Jepanghanya dikeringkan dengan seadanya dan
menyusahkan bagi pesawat-pesawat pengebom milik Sekutu bermuatan penuh untuk bisa lepas
landas dari sana tanpa mengenai perbukitan Cycloops. Setelah Amerika Serikat berhasil
merebut bandara ini pada 22 April 1944, dan mereka membangun ulang landasan yang ada dan
diperkeras serta diperluas sehingga bisa dijadikan bandara untuk pesawat-pesawat sekelas B-
29 Superfortres.

Perubahan Nama Gubernur Papua Lukas Enembe menyatakan sejak 20 Oktober 2020,
dirinya bakal meresmikan perubahan nama Bandara Internasional Sentani atau Sentani
International Airport (SIA) menjadi Bandara Theys Hiyo Eluay. Gubernur tersebut
menyatakan penamaan Theys Eluay tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada salah satu
tokoh kharismatik Papua tersebut, yang juga sebagai tokoh masyarakat adat Sentani,
Kabupaten Jayapura serta pemilik hak ulayat tanah (milik Nero Nihiwe Eluay yang dilepaskan
ke pihak Belanda) yang kemudian dibangun menjadi bandara. Penamaan ini menurut Yanto
Eluay berdasarkan perjuangan Theys Eluay selama Pepera 1969 turut melobi agar Irian Barat
menjadi bagian dari NKRI. Walaupun bandara ini masih dikenal dengan nama Bandara
Sentani.

2.3 Perkembangan Bandara dari waktu ke waktu

Bandara Sentani terus mengalami transformasi dan perluasan untuk memenuhi tuntutan
pertumbuhan dan perkembangan dalam industri penerbangan. Pada masa-masa awal, bandara
ini melayani penerbangan militer dan perintis, tetapi seiring berjalannya waktu, Bandara
Sentani berkembang menjadi salah satu bandara utama di Indonesia timur. Perkembangan
infrastruktur dan fasilitas telah terjadi secara bertahap, termasuk perluasan landasan pacu,
peningkatan fasilitas terminal, dan pengembangan layanan pendukung seperti parkir pesawat
dan apron. Selain itu, pemerintah Indonesia telah berinvestasi dalam meningkatkan kualitas
layanan dan keselamatan di bandara ini. Dengan demikian, Bandara Sentani tidak hanya
mengalami pertumbuhan fisik, tetapi juga meningkatkan kapasitas dan efisiensi
operasionalnya, menjadikannya pusat vital dalam menghubungkan Papua dengan bagian lain
dari Indonesia dan dunia.
BAB III

ISI

3.1 Sisi darat di terminal

A. Deskripsi Terminal, Fasilitas layanan yang tersedia, dan Kapasitas Penumpang

Terminal Bandara Sentani memiliki desain modern dan luas, dirancang untuk
memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi penumpang. Fasilitas dan Layanan yang
tersedia meliputi :

 Area Check-in: Konter check-in yang dilengkapi dengan peralatan modern untuk
memudahkan proses check-in bagi penumpang.
 Ruang Tunggu: Ruang tunggu yang nyaman dengan kursi yang ergonomis dan fasilitas
penunjang seperti area makanan dan minuman, toko-toko, dan area bermain anak-anak.
 Gerbang Keberangkatan dan Kedatangan: Gerbang yang jelas dipisahkan untuk
memudahkan penumpang dalam proses keberangkatan dan kedatangan. Setiap gerbang
dilengkapi dengan fasilitas seperti layanan informasi dan toilet.
 Fasilitas Komersial: Terdapat berbagai toko dan kios yang menjual berbagai barang dan
layanan, mulai dari makanan dan minuman hingga suvenir dan barang kebutuhan
sehari-hari.
 Restoran dan Kafe: Restoran dan kafe yang menyajikan berbagai pilihan makanan dan
minuman untuk memenuhi selera dan kebutuhan penumpang.
 Layanan Kesehatan: Fasilitas kesehatan dan pusat medis darurat tersedia di terminal
untuk memberikan pertolongan pertama dalam situasi darurat.
 Aksesibilitas: Terminal Bandara Sentani dilengkapi dengan fasilitas aksesibilitas yang
memadai untuk penumpang dengan mobilitas terbatas, termasuk fasilitas lift, toilet
khusus, dan jalur akses yang ramah disabilitas.
 Layanan Informasi: Penyediaan informasi tentang jadwal penerbangan, layanan
bandara, dan informasi penting lainnya melalui layanan informasi yang tersedia di
berbagai titik di dalam terminal.
 Wi-Fi Gratis: Akses internet Wi-Fi gratis tersedia di terminal untuk memudahkan
penumpang dalam mengakses internet selama menunggu penerbangan.
 Pengamanan dan Keselamatan: Terminal Bandara Sentani dilengkapi dengan sistem
keamanan dan pengamanan yang ketat, termasuk pengawasan CCTV, personel
keamanan, dan sistem pemadam kebakaran.

Fasilitas dan layanan ini dirancang untuk meningkatkan kenyamanan dan pengalaman
penumpang selama berada di terminal Bandara Sentani serta memastikan operasi bandara
berjalan dengan lancar dan aman. Dengan Fasilitas yang ada Dalam konteks Bandara
Sentani, sebagai salah satu bandara utama di Papua, kapasitas terminalnya diperkirakan
cukup besar untuk menangani jumlah penumpang yang cukup signifikan, mengingat
perannya sebagai pintu gerbang udara utama untuk wilayah Papua. Namun, untuk
mendapatkan angka yang lebih akurat dan terkini mengenai kapasitas terminal Bandara
Sentani, direkomendasikan untuk mengacu pada sumber data resmi terbaru yang tersedia.

3.2 Sisi Udara


A. Landasan Pacu (Runway)

Bandara Sentani memiliki luas area terverifikasi sebesar 135.000,00 m2, yang
merupakan ruang yang telah diverifikasi dan diakui secara resmi. Luas area terbangun di
bandara ini adalah 0,00 m2, menunjukkan bahwa tidak ada struktur permanen yang dibangun
di atasnya. Konstruksi landasan pacu menggunakan aspal hotmix, sementara Panjang dan
Kekuatan Nominal Perkerasan (PCN) mencapai 53 F/A/X/T, menunjukkan tingkat
kemampuan landasan pacu untuk menangani berbagai jenis pesawat. Azimuth landasan pacu
adalah 12-30, menandakan arah atau sudut dari landasan pacu terhadap arah utara dan selatan.
Dengan spesifikasi ini, Bandara Sentani siap untuk memberikan layanan penerbangan yang
aman dan efisien bagi pengguna bandara.

Declare Distance
TORA TODA ASDA LDA
Runway A 2500 m 2500 m 2560 m 2500 m
Runway B 2500 m 2500 m 2500 m 2500 m

B. Taxiway

Bandara Sentani memiliki beberapa Taxiway yaitu :

 Taxiway 1 memiliki luas area terverifikasi sebesar 3.266,00 m2, tanpa adanya struktur
permanen yang dibangun di atasnya. Konstruksi taxiway ini menggunakan aspal
hotmix, dengan Panjang dan Kekuatan Nominal Perkerasan (PCN) mencapai 60
F/A/X/T, menunjukkan kemampuan taxiway tersebut dalam menangani berbagai jenis
pesawat. Selanjutnya.
 Taxiway 2 juga memiliki luas area terverifikasi yang sama dengan taxiway sebelumnya,
yaitu 3.266,00 m2, dengan konstruksi yang serupa menggunakan aspal hotmix. Namun,
PCN dari taxiway ini sedikit lebih tinggi, yakni mencapai 62 F/A/X/T.
 Taxiway 3 memiliki luas area terverifikasi yang sama dengan dua taxiway sebelumnya,
namun PCN-nya mencapai 68 F/A/X/T, menunjukkan tingkat kekuatan perkerasan
yang lebih tinggi.
 Taxiway 4 memiliki luas area terverifikasi sebesar 4.738,00 m2, dengan PCN mencapai
87 F/A/X/T, menandakan kemampuan taxiway ini untuk menangani pesawat dengan
bobot yang lebih besar.
 Taxiway 5 memiliki luas area terverifikasi sebesar 4.600,00 m2 dan PCN sebesar 73
F/A/X/T.
 Taxiway 6 memiliki luas area terverifikasi yang sama dengan taxiway lainnya, yaitu
3.266,00 m2, dengan PCN mencapai 65 F/A/X/T. Dengan spesifikasi yang berbeda-
beda, taxiway di Bandara Sentani siap untuk mendukung operasional pesawat dengan
aman dan efisien.

C. Apron

Bandara Sentani memiliki berbagai apron yang masing-masing memiliki karakteristik


tersendiri yaitu :

 Apron 1 memiliki luas area terverifikasi sebesar 2.176,00 m2, tanpa adanya struktur
permanen yang dibangun di atasnya. Apron ini menggunakan konstruksi beton/rigid,
namun tidak disebutkan informasi terkait Kapasitas Pesawat Udara (CPU) dan Panjang
dan Kekuatan Nominal Perkerasan (PCN).
 Apron 2 memiliki luas area terverifikasi yang lebih besar, yaitu 8.125,00 m2, dengan
konstruksi beton/rigid yang sama. Apron ini juga tidak memiliki informasi CPU dan
PCN.
 Apron 3 memiliki luas area terverifikasi yang lebih besar lagi, yaitu 12.870,00 m2,
dengan konstruksi beton/rigid. Apron ini memiliki PCN sebesar 56 R/DX/T,
 menunjukkan kemampuan perkerasan yang cukup untuk menangani berbagai jenis
pesawat.
 Apron 4 memiliki luas area terverifikasi sebesar 19.760,00 m2, juga dengan konstruksi
beton/rigid. PCN apron ini adalah 47 R/D/X/T.
 Apron 5 memiliki luas area terverifikasi yang paling besar, yaitu 42.900,00 m2, dengan
konstruksi beton/rigid dan PCN sebesar 56 R/D/X/T. Dengan berbagai ukuran dan
spesifikasi ini, apron di Bandara Sentani mampu menampung dan melayani berbagai
jenis pesawat udara dengan efisien.
D. Gambar Terminal, Apron, Taxiway, Runway
DAFTAR PUSTAKA

Referensi :

https://sentani-airport.co.id/

https://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Sentani-Jayapura

https://earth.google.com/web/search/Bandara+Internasional+Dortheys+Hiyo+Eluay+Se
ntani+(DJJ),+Jl.+PLN,+Sentani+Kota,+Kabupaten+Jayapura,+Papua/@-
2.57079871,140.51126888,94.31075003a,986.48859966d,35y,36.74269869h,0t,0r/data=Ci
giJgokCYa1oYrk8TNAEYW1oYrk8TPAGQAGYAiV3zxAIXMeuFylG1LAOgMKATA

Anda mungkin juga menyukai