Anda di halaman 1dari 2

Tabel 1.

1
Rata-rata rasio
Tahun NIM NPL ROA
2019 5.55% 2.64% 2.46%
2020 5.45% 3.22% 1.10%
2021 4.35% 2.93% 1.77%
2022 4.49% 2.69% 2.16%

Berdasarkan tabel 1.1 di atas menunjukkan hasil rata-rata rasio NIM, NPL dan
ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa selama periode 2019-2022,
dimana pada tahun 2019- 2020 rasio NIM meningkat dan ROA menunjukkan hasil
menurun karena laba yang diperoleh rendah, berarti kurang maksimalnya kinerja
dari bank tersebut, dan akan berdampak terhadap citra bank kepada masyarakat.
Dengan adanya kinerja bank yang kurang baik, akan berakibat pada penurunan
kepercayaan masyarakat kepada perbankan, sehingga dapat menyebabkan proses
penghimpunan dana menjadi bermasalah, dan dapat mempengaruhi kinerja bank
itu sendiri. Serta di tahun 2021-2022 rasio NPL meningkat dan ROA juga menurun
rasio ini menilai kemampuan suatu bank dalam menutupi risiko kredit yang
dihadapinya jika risiko ini bernilai rendah maka risiko yang ditanggung oleh bank
semakin kecil. Begitu juga sebaliknya, jika semakin besar artinya risiko kredit
yang dihadapi bank juga besar dan hal ini akan berdampak terhadap tingkat
keuntungan bank.
Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa terlihat adanya peningkatan NIM dan
kenaikan NPL akan membawa pengaruh ke Profitabilitas, sehingga kondisi ini
menarik untuk diteliti, karena pengaruh NIM terhadap profitabilitas karena risiko
pasar juga mempengaruhi peningkatan profitabilitas, yang mana risiko pasar
merupakan risiko yang muncul karena harga pasar bergerak dalam arah yang
merugikan organisasi, risiko yang terjadi dari pergerakan harga dan volatilitas
harga pasar. Risiko pasar didefinisikan bagian dari risiko total yang muncul karena
faktor makro (kejadian diluar kegiatan perusahaan) yang memberikan pengaruh
kepada perusahaan atau industry, seperti inflasi, resesi, dan lain sebagainya.
Sehingga semakin tingginya rasio pasar (NIM), semakin rendah kemungkinan
bank mendapati keadaan bermasalah dikarenakan oleh pendapatan yang
berlandaskan pada bunga dari aktiva produktif yang dipunyai perusahaan
perbankan mendapati kenaikan.
Dan disimpulkan pengaruh NPL terhadap profitabilitas yaitu profitabilitas
adalah risiko kredit. Risiko kredit adalah risiko tidak kembalinya dana bank yang
disalurkan berupa kredit kepada masyarakat baik sebagian atau keseluruhannya
sesuai dengan perjanjian kredit yang ada (Sudirman, 2013). Risiko kredit ialah
risiko yang muncul akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah untuk
mengembalikan pinjaman yang diperoleh dari bank beserta bunganya yang sesuai
dengan jangka waktu yang ditentukan. Risiko kredit dapat dilihat dari besarnya
rasio Non Performing Loan (NPL). Sehingga Angka yang begitu besar bisa
mengganggu ke efektifitasan kinerja keuangan perbankan sebab risiko kredit ialah
ketidakmampuan nasabah dalam melaksankan kewajibannya berdasarkan pada
pinjaman yang sudah dialokasikan bank beserta bunga selaras dengan waktu yang
sudah ditetapkan sebelumnya. Resiko kredit timbul sebab nasabah yang
berkapasitas melaksanakan gagal bayar atas pinjaman yang dilakukannya (Mosey,
2018)

Anda mungkin juga menyukai