Anda di halaman 1dari 225

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN

FOUR-TIER DIAGNOSTIC TEST PADA MATERI GETARAN,


GELOMBANG, DAN BUNYI DI SMP NEGERI 1 MAJENANG

SKRIPSI

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana


Pendidikan

Oleh

Vindy Utami Karomah


1710303025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TIDAR
TAHUN 2021
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan Judul “Identifikasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan Four-Tier


Diagnostic Test pada Materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi di SMP Negeri 1
Majenang” karya,
Nama : Vindy Utami Karomah
NIM : 1710303025
Program Studi : S1 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan dalam Sidang Ujian Skripsi.

Magelang, 5 Agustus 2021


Pembimbing I, Pembimbing II,

Eli Trisnowati, M.Pd Riva Ismawati, M.Sc.


NIK 198901032017083K109 NIP 198804192019032013

Mengetahui,
Koordinator Program Studi,

Suwito Singgih, M.Pd.


NIP 198808092019031015

i
ii
iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN

Moto

“Jika usaha yang kau lakukan sama seperti orang lain, maka jangan berekspektasi
jika hasil yang kau dapatkan akan lebih baik dari orang tersebut”
-Vindy Utami Karomah-

“Keberhasilan bukanlah milik orang yang pintar. Keberhasilan adalah kepunyaan


mereka yang senantiasa berusaha”
-BJ. Habibie-

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan
jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri”
-QS. Al Isra : 7-

Persembahan

Dengan rahmat Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dengan
ini saya persembahkan karya ilmiah ini untuk:
1. Kedua orang tua saya yang senantiasa memberikan doa, dukungan, serta
semangat dalam mengerjakan skripsi dan selama saya menempuh pendidikan
di Universitas Tidar.
2. Seluruh guru IPA dan siswa khususnya pada jenjang Sekolah Menengah
Pertama
3. Para dosen Prodi Pendidikan IPA
4. Almamater Universitas Tidar

iv
ABSTRAK

Karomah, Vindy Utami. 2021. “Identifikasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan


Four-Tier Diagnostic Test pada Materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi di
SMP Negeri 1 Majenang”. Skripsi. Program Studi Pendidikan IPA Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar. Pembimbing I Eli
Trisnowati, S.Pd., M.Pd., Pembimbing II Riva Ismawati, S.Pd., M.Sc.

Pembelajaran IPA menekankan adanya pemahaman konsep kepada siswa


secara utuh. Kelemahan dalam memahami suatu konsep merupakan salah satu
faktor yang mendukung kurangnya tingkat pencapaian hasil belajar. Berdasarkan
hasil studi pendahuluan dengan melakukan wawancara dengan salah satu guru
IPA di SMP Negeri 1 Majenang diketahui bahwa hasil belajar siswa khususnya
pada bidang fisika, salah satunya pada materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi
masih rendah. Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan kurangnya pemahaman
siswa terhadap suatu konsep. Pembelajaran IPA terutama dalam bidang fisika
yang sangat berkaitan erat dengan fenomena yang ada dalam kehidupan sehari-
hari. Pembelajaran fisika menuntut siswa bukan hanya menghafal, melainkan juga
memahami konsep pelajaran fisika baik dari teori maupun yang diterapkan
melalui gejala alam. Namun, pada kenyataannya masih ada siswa yang belum
dapat sepenuhnya menerima dan memahami konsep fisika dengan tepat sehingga
menimbulkan miskonsepsi.
Miskonsepsi berkaitan erat dengan pemahaman konsep siswa. Oleh sebab
itu, perlu adanya tindakan untuk mendeteksi terjadinya miskonsepsi pada siswa
yaitu dengan menggunakan tes diagnostik. Dengan demikian, tujuan penelitian ini
yaitu untuk mengidentifikasi miskonsepsi serta penyebab terjadinya miskonsepsi
pada siswa kelas VIII terhadap materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi di SMP
Negeri 1 Majenang.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan
menggunakan analisis konten. Desain penelitian ini merupakan penelitian studi
kasus yaitu dengan mengobservasi kegiatan proses pembelajaran, memberikan tes
berupa four-tier diagnostic test terhadap materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi
kepada siswa, dan melakukan wawancara kepada siswa dan guru. Hasil penelitian
tersebut kemudian dianalisis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas siswa kelas VIII
mengalami miskonsepsi secara merata pada materi Getaran, Gelombang, dan
Bunyi. Miskonsepsi tertinggi yang terjadi pada siswa yaitu mengenai konsep-
konsep dalam gelombang degan persentase sebesar 52% termasuk kategori sedang
dan miskonsepsi terendah yaitu pada konsep periode getaran dengan persentase
14,5% termasuk dalam kategori rendah. Miskonsepsi yang terjadi pada siswa
beragam sesuai dengan tingkat pemahaman konsep oleh siswa maupun intuisi
salah yang dimiliki oleh siswa namun siswa yakin dengan konsep yang telah
dimilikinya. Terjadinya miskonsepsi tersebut diketahui karena disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain dari siswa itu sendiri, dari guru belum menguasai

v
konsep yang diajarkan, dari cara mengajar setiap guru yang berbeda-beda, dan
dari buku teks yang memiliki tingkat kesulitan buku terlalu tinggi bagi siswa.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengajukan
saran kepada beberapa pihak, antara lain yaitu kepada siswa diharapkan dapat
lebih fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran mengenai materi yang sedang
dipelajari. Bagi guru yaitu untuk menggali terlebih dahulu pengetahuan awal yang
telah dimiliki siswa, menguasai dan memahami konsep pembelajaran dengan baik
sehingga dalam penyampaiannya siswa akan lebih mudah memahami. Selain itu,
guru juga dapat memanfaatkan media pembelajaran dalam menjelaskan suatu
konsep kepada siswa. Bagi peneliti lain diharapkan dapat melanjutkan dan
mengembangkan penelitian mengenai miskonsepsi pada konsep-konsep IPA
dengan menggunakan metode yang lain.

Kata Kunci: Miskonsepsi, Four-tier Diagnostic test, Getaran, Gelombang, dan


Bunyi

vi
ABSTRACT

Karomah, Vindy Utami. 2021. “Identifikasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan


Four-Tier Diagnostic Test pada Materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi di
SMP Negeri 1 Majenang”. Skripsi. Program Studi Pendidikan IPA Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar. Pembimbing I Eli
Trisnowati, S.Pd., M.Pd., Pembimbing II Riva Ismawati, S.Pd., M.Sc.

Science learning emphasizes the understanding of concepts to students as a


whole. Weakness in understanding a concept is one of the factors that support the
lack of achievement of learning outcomes. Based on the results of a preliminary
study by conducting interviews with one of the science teachers at SMP Negeri 1
Majenang, it is known that student learning outcomes, especially in the field of
physics, one of which is in the material of Vibration, Waves, and Sounds are still
low. The low student learning outcomes are due to the lack of students'
understanding of a concept. Science learning, especially in the field of physics, is
closely related to phenomena that exist in everyday life. Learning physics requires
students not only to memorize, but also to understand the concepts of physics
lessons both from theory and applied through natural phenomena. However, in
reality there are still students who have not been able to fully accept and
understand the concepts of physics correctly, causing misconceptions.
Misconceptions are closely related to students' understanding of concepts.
Therefore, it is necessary to take action to detect the occurrence of misconceptions
in students, namely by using diagnostic tests. Thus, the purpose of this study is to
identify misconceptions and the causes of misconceptions in class VIII students
regarding Vibration, Waves, and Sounds at SMP Negeri 1 Majenang.
This research is a descriptive qualitative research using content analysis.
The design of this research is a case study research, namely by observing the
learning process activities, giving tests in the form of a four-tier diagnostic test on
Vibration, Waves, and Sounds to students, and conducting interviews with
students and teachers. The results of the study were then analyzed.
The results showed that the majority of class VIII students experienced
misconceptions evenly on Vibration, Waves, and Sounds. The highest
misconception that occurs in students is about concepts in waves with a
percentage of 52% including the medium category and the lowest misconception
is the concept of the vibration period with a percentage of 14.5% including in the
low category. The misconceptions that occur in students vary according to the
level of understanding of the concept by students and the wrong intuition that
students have, but students believe in the concepts they already have. The
occurrence of this misconception is known because it is caused by several factors,
including from the students themselves, from the teachers who have not mastered
the concepts being taught, from the different ways of teaching each teacher, and
from textbooks that have a book difficulty level that is too high for students.
Based on the results of the research that has been done, the researcher
proposes suggestions to several parties, among others, that students are expected
to be more focused in participating in learning activities regarding the material

vii
being studied. For teachers, it is to explore the initial knowledge that students
already have, master and understand the concept of learning well so that in its
delivery students will more easily understand. In addition, teachers can also use
learning media in explaining a concept to students. For other researchers, it is
hoped that they can continue and develop research on misconceptions in science
concepts using other methods.

Keywords: Misconception, Four-tier Diagnostic test, Vibration, Wave, and Sound

viii
PRAKATA

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan

rahmat-Nya. Berkat karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Identifikasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan Four-Tier Diagnostic Test

pada Materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi di SMP Negeri 1 Majenang”. Skripsi

ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Tidar.

Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-

tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini.

ucapan terima kasih peneliti sampaikan pertama kali kepada para pembimbing: Eli

Trisnowati, S.Pd., M.Pd. (Pembimbing I) dan Riva Ismawati, S.Pd., M.Sc.

(Pembimbing II) dengan kesabaran dan perhatian telah banyak memberikan

waktu, bimbingan, petunjuk, masukan, dan arahan, dan motivasi dalam

penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih peneliti sampaikan uga kepada semua pihak yang

telah membantu selama proses penyelesaian studi, di antaranya:

1. Prof. Dr. Sukarno, M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Tidar, yang telah memberikan kesempatan serta arahan selama

pendidikan, penelitian, dan penulisan skripsi ini.

ix
2. Suwito Singgih, S.Pd., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar

yang telah memberikan kesempatan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

3. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar, yang telah banyak

memberikan bimbingan dan ilmu kepada peneliti selama menempuh

pendidikan.

4. Sarno, S.Pd., Kepala SMP Negeri 1 Majenang Kecamatan Majenang

Kabupaten Cilacap, yang telah berkenan mengizinkan peneliti untuk

melakukan penelitian di SMP Negeri 1 Majenang.

5. Drs. Dargo, M.Pd., Marni Minhartati, S.Pd., dan Sri Ambarwati, S.Pd., selaku

guru IPA kelas VIII di SMP Negeri 1 Majenang, yang telah memberikan

bimbingan, bantuan, dan kerja samanya dalam pelaksanaan penelitian.

6. Hikmatul Astri Azkiya, mahasiswa semester 8 Program Studi Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta yang telah

memberikan bantuan dan kerja samanya dalam observasi proses penelitian.

7. Seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Majenang tahun ajaran 2020/2021,

yang telah bersedia menjadi subyek penelitian dalam penelitian ini.

8. Siswa kelas IX A, IX G, dan IX H SMP Negeri 1 Majenang tahun ajaran

2020/2021, yang telah bersedia menjadi subyek nonpenelitian dalam analisis

validitas butir soal.

9. Teman-teman Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam angkatan

2017 yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada peneliti dalam

penyusunan skripsi ini.

x
10. Semua pihak, secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat

disebutkan satu persatu disini atas bantuan dan perhatiannya selama

penyusunan skripsi ini.

Peneliti sadar bahwa dalam skripsi ini mungkin masih terdapat banyak

kekurangan, baik isi maupun tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

bersifat membangun dari semua pihak sangat peneliti harapkan. Semoga hasil

penelitian ini bermanfaat dan merupakan konstribusi bagi pengembangan ilmu

pengetahuan.

Magelang, Agustus 2021

Vindy Utami Karomah

xi
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................ i


PENGESAHAN KELULUSAN SKRIPSI ............................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................ iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv
ABSTRAK ...............................................................................................................v
ABSTRACT ............................................................................................................ vii
PRAKATA ............................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ..................................................................................6
1.3 Batasan Masalah ........................................................................................6
1.4 Rumusan Masalah .....................................................................................6
1.5 Tujuan Penelitian .......................................................................................7
1.6 Manfaat Penelitian .....................................................................................7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................................9
3.1 Kajian Pustaka ...........................................................................................9
3.2 Kerangka Teoritis ....................................................................................13
2.2.1 Hakikat IPA ...........................................................................................13
2.2.2 Fisika sebagai cabang IPA .....................................................................14
2.2.3 Pemahaman Konsep ...............................................................................15
2.2.4 Miskonsepsi ...........................................................................................17
2.2.5 Tes Diagnostik .......................................................................................25
2.2.6 Four-Tier Diagnostic Test .....................................................................26
2.2.7 Materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi ................................................27
3.3 Kerangka Berpikir ...................................................................................35

xii
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................38
3.1 Pendekatan Penelitian ..............................................................................38
3.2 Desain Penelitian .....................................................................................38
3.3 Fokus Penelitian ......................................................................................39
3.4 Instrumen Penelitian ................................................................................40
3.5 Uji Coba Instrumen Penelitian ................................................................41
3.6 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................44
3.7 Teknik Keabsahan Data ...........................................................................46
3.8 Teknik Analisis Data ...............................................................................47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................51
4.1 Hasil Penelitian........................................................................................51
4.1.1Data Hasil Four-tier Diagnostic Test .....................................................51
4.1.2 Data Hasil Observasi Proses Pembelajaran ...........................................53
4.1.3 Data Hasil Wawancara...........................................................................54
4.2 Pembahasan .............................................................................................55
4.2.1 Mengetahui terjadinya Miskonsepsi Siswa pada Materi Getaran,
Gelombang, dan Bunyi ...................................................................................55
4.2.2. Identifikasi Miskonsepsi Siswa pada Materi Getaran, Gelombang, dan
Bunyi ...............................................................................................................61
4.2.3 Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Miskonsepsi Siswa pada Materi
Getaran, Gelombang, dan Bunyi.....................................................................81
BAB V PENUTUP .................................................................................................87
5.1 Simpulan ..................................................................................................87
5.2 Saran ........................................................................................................87
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................89

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kombinasi Jawaban Four-Tier Diagnostic Test ....................................27

Tabel 3.1 Kriteria validitas .....................................................................................42

Tabel 3.2 Hasil penilaian validasi instrumen penelitian oleh ahli .........................42

Tabel 3.3 Hasil Soal Valid dan Tidak Valid ..........................................................43

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Instrumen Tes ........................................................43

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes ......................................................43

Tabel 3.6 Kombinasi jawaban Four-Tier Diagnostic Test ....................................49

Tabel 3.7 Pengkategorian miskonsepsi ..................................................................50

Tabel 4.1 Persentase Miskonsepsi Tiap Indikator Sub Materi ...............................52

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka teoritis ................................................................................13

Gambar 2.2 Kerangka berpikir penelitian ..............................................................35

Gambar 3.1 Desain Penelitian ................................................................................39

Gambar 4.1 Persentase Miskonsepsi tiap Butir Soal .............................................53

Gambar 4.2 Persentase miskonsepsi siswa kelas VIII A-B ...................................57

Gambar 4.3 Persentase miskonsepsi siswa kelas VIII C-F ....................................58

Gambar 4.4 Persentase miskonsepsi siswa kelas VIII G-H ...................................59

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Identifikasi Miskonsepsi Siswa Kelas VIII A ...........................94

Lampiran 2 Hasil Identifikasi Miskonsepsi Siswa Kelas VIII B ...........................95

Lampiran 3 Hasil Identifikasi Miskonsepsi Siswa Kleas VIII C ...........................96

Lampiran 4 Hasil Identifikasi Miskonsepsi Siswa Kelas VIII D ...........................97

Lampiran 5 Hasil Identifikasi Miskonsepsi Siswa Kelas VIII E ...........................98

Lampiran 6 Hasil Identifikasi Miskonsepsi Siswa Kelas VIII F............................99

Lampiran 7 Hasil Identifikasi Miskonsepsi Siswa Kelas VIII G .........................100

Lampiran 8 Hasil Identifikasi Miskonsepsi Siswa Kelas VIII H .........................101

Lampiran 9 Soal Four-tier Diagnostic Test Untuk Dilakukan Uji Validitas Butir
Soal dan Uji Reliabilitas....................................................................103

Lampiran 10 Hasil Uji Validitas Butir Soal .........................................................120

Lampiran 11 Soal Four-tier Diagnostic Test yang Diberikan Kepada Subyek


Penelitian ...........................................................................................121

Lampiran 12 Kisi-Kisi Wawancara Kepada Siswa ..............................................138

Lampiran 13 Kisi-Kisi Wawancara Kepada Guru ...............................................139

Lampiran 14 Transkrip Wawancara Kepada Siswa .............................................140

Lampiran 15 Transkrip Wawancara Kepada Guru ..............................................159

Lampiran 16 Lembar Observasi Siswa ................................................................169

Lampiran 17 lembar Observasi Guru ...................................................................170

Lampiran 18 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Kelas VIII A .......................172

Lampiran 19 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Kelas VIII B .......................184

Lampiran 20 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Kelas VIII C .......................196

xvi
Lampiran 21 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Kelas VIII D .......................208

Lampiran 22 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Kelas VIII E .......................220

Lampiran 23 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Kelas VIII F .......................226

Lampiran 24 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Kelas VIII G .......................232

Lampiran 25 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Kelas VIII H .......................238

Lampiran 26 Dokumentasi Proses Pembelajaran .................................................244

Lampiran 27 Dokumentasi Wawancara ...............................................................245

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

kehidupan. Pendidikan merupakan wadah kegiatan yang dapat dipandang

sebagai pencetak sumber daya manusia yang bermutu tinggi. Setiap manusia

akan mengalami suatu proses perubahan dalam dirinya baik dalam

pengetahuan ataupun dalam perilaku yang didapatkan melalui pendidikan

baik pendidikan yang bersifat formal maupun non formal (Rista & Ariyanto,

2018:139). Pendidikan sangat penting bagi setiap individu dan setiap individu

harus mengenyam bangku pendidikan agar mampu bersaing, karena tanpa

pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan terbelakang terutama

di era globalisasi saat ini yang semakin berkembang.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau pendidikan sains merupakan salah

satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia.

Firmansyah, Kosim & Ayub (2015:154) menjelaskan bahwa hakikat sains

dipandang sebagai proses, produk, dan sikap ilmiah. Proses pembelajaran IPA

yang berpusat pada siswa (student centered learning) dapat melatihkan siswa

untuk memiliki kemampuan dalam mengungkap fenomena alam dalam

kehidupan sehari-hari melalui metode ilmiah dan mengembangkan sikap

ilmiah untuk menemukan dan meningkatkan pemahaman konsep siswa

(Widyawati, Pudjawan & Margunayasa, 2015:1).

1
2

Sadiqin, dkk (2017:53) menjelaskan bahwa guru terkendala dalam

memilih dan menerapkan strategi pembelajaran yang ingin diterapkan

terutama dalam mengajarkan konsep baru yang sebagian besar belum dikenal

siswa dan mengaitkan konsep-konsep tersebut menjadi konsep yang baru atau

lebih kompleks. Terbentuknya pemahaman konsep siswa secara utuh sangat

penting untuk memahami materi pembelajaran dalam mencapai hasil belajar

yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai (Netriwati, 2018:348).

Pembelajaran sains di Indonesia pada umumnya lebih menekankan pada

aspek konten, tetapi dalam kenyataannya penguasaan konsep siswa tentang

sains masih rendah karena adanya tuntutan terselesaikannya materi bahan ajar

yang berdampak terhadap pemahaman konsep siswa yang rendah (Suciati,

dkk. 2017:7). Hal tersebut dapat menimbulkan kontradiksi dengan konsep

ilmiah yang diajarkan oleh guru sehingga mengakibatkan terjadinya

miskonsepsi (Tarmizi, Halim & Khaldun, 2017:6).

Miskonsepsi diartikan sebagai kesalahpahaman dalam memahami suatu

konsep dimana konsep tersebut tidak sesuai dengan kesepakatan para ilmuwan

(Dewi & Ibrahim, 2019:133). Miskonsepsi terjadi tidak secara tiba-tiba,

melainkan karena adanya asimilasi antara pemahaman konsep awal dengan

konsep baru yang dianggap mendukung persepsi awal yang telah dimiliki

sehingga menjadi sebuah pemahaman konsep yang dianggap benar dan kuat

tanpa dengan adanya pembuktian secara ilmiah (Vosniadou & Skopeliti,

2017:2029). Miskonsepsi siswa dalam pembelajaran IPA sering terjadi dalam

memahami konsep-konsep fisika (Yunita & Sahala, 2016:3).


3

Fisika merupakan salah satu cabang IPA dimana dalam proses

pembelajarannya melibatkan siswa dalam mempelajari alam dan gejala-

gejalanya melalui serangkaian proses ilmiah untuk memperoleh pengetahuan

(Putri, Lesmono & Aristya. 2017:168). Pembelajaran fisika menuntut siswa

bukan hanya menghafal, melainkan juga memahami konsep pelajaran fisika

baik dari teori maupun yang diterapkan melalui gejala alam. Namun, pada

kenyataannya masih ada siswa yang belum dapat sepenuhnya menerima dan

memahami konsep fisika dengan tepat sehingga menimbulkan miskonsepsi

(Agustin, Lesmono & Bachtiar. 2017:196).

Penelitian tentang miskonsepsi pada bidang fisika telah banyak

dilakukan, diantaranya miskonsepsi pada konsep gelombang (Caleon &

Subramaniam, 2010), miskonsepsi pada konsep mekanika (Haris, 2013),

miskonsepsi pada konsep gerak (Wiyono, dkk. 2016), miskonsepsi pada

konsep hukum Newton (Muna, 2016), miskonsepsi pada konsep getaran dan

gelombang (Liza, 2016), dan penelitian mengenai miskonsepsi yang dilakukan

oleh Annisa, dkk (2019) pada konsep gerak melingkar beraturan.

Suparno (2013:11) mengatakan dari 700 studi mengenai miskonsepsi

bidang fisika, ada 300 yang meneliti tentang miskonsepsi dalam mekanika

merupakan jumlah tertinggi. Haris (2013:79) mengatakan bahwa miskonsepsi

yang paling sering ditemui pada pembelajaran fisika adalah konsep mekanika

dimana secara umum mekanika merupakan bagian ilmu fisika yang sering

dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya yaitu pada materi

gelombang yang merupakan cabang mekanika yang harus dikuasai dalam

pembelajaran.
4

Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan melalui kegiatan

wawancara dengan salah satu guru IPA di SMP Negeri 1 Majenang yakni

masih banyak siswa terutama yang berkaitan dengan bidang fisika dalam

penerapan rumus-rumus belum memahami konsep sepenuhnya. Hal tersebut

dapat diketahui dari hasil belajar siswa masih banyak yang berada di bawah

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) terutama pada bab materi Getaran,

Gelombang, dan Bunyi pada materi kelas VIII semester genap. Guru tidak

mengetahui bagaimana persepsi awal yang dimiliki siswa tersebut sehingga

sering menimbulkan miskonsepsi dan siswa beranggapan bahwa pengetahuan

awal yang dimilikinya adalah benar.

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan diketahui juga bahwa

guru mengukur keberhasilan pencapaian pembelajaran siswa biasanya hanya

menggunakan soal berupa soal pilihan ganda atau sistem penugasan pada

akhir materi yang telah disampaikan tanpa mengulas atau membahas ulang

pada sub materi tersebut. Jumini, Retyanto & Noviyanti (2017:198)

menjelaskan bahwa soal ulangan harian dengan model pilihan ganda membuat

peserta didik yang mempunyai miskonsepsi, dapat menjawab dengan tepat,

karena ujian hanya memilih jawaban tetapi tidak pernah mengulas dan

membahas miskonsepsi secara mendalam. Jadi tanpa mengetahui konsep yang

sebenarnya pun peserta didik dapat lulus karena menebak jawaban dengan

benar.

Kelemahan dalam memahami suatu konsep merupakan salah satu faktor

yang mendukung kurangnya tingkat pencapaian belajar (Yoanita & Ahlis,

2015:816). Oleh sebab itu, adanya miskonsepsi yang dialami oleh siswa harus
5

segera dideteksi, salah satunya yaitu dengan menggunakan tes diagnostik

(Fariyani & Rusilowati, 2015:42). Depdiknas (2007:2) memaknai tes

diagnostik adalah tes yang dapat digunakan untuk mengetahui kelemahan dan

kekuatan siswa. Dengan demikian, hasil tes diagnostik dapat digunakan

sebagai dasar memberikan tindak lanjut berupa perlakuan yang tepat dan

sesuai dengan kelemahan yang dimiliki siswa. Salah satu tes diagnostik yaitu

four tier diagnostic test (tes diagnostik empat tingkat).

Four-tier diagnostic test (FTDT) merupakan pengembangan dari tes

diagnostik pilihan ganda tiga tingkat. Pengembangan tersebut terdapat pada

ditambahnya tingkat keyakinan siswa dalam memilih jawaban maupun alasan

(Sheftyawan, Prihandono & Lesmono, 2018 : 148). Oleh karena itu, dalam

proses pembelajaran IPA bukan hanya proses mencari tahu secara nyata

berdasarkan teori-teori yang sudah ada ataupun penguasaan kumpulan

pengetahuan berupa fakta, konsep, dan prinsip saja, melainkan perlu

menekankan pemahaman suatu konsep secara utuh kepada siswa dengan

tujuan untuk menghindari kesalahpahamn konsep yang diterima oleh siswa

sehingga guru perlu memberikan tes diagnostik pada siswa untuk mengetahui

sejauh mana siswa dalam menguasai konsep.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti

bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Identifikasi Miskonsepsi

Siswa Menggunakan Four-Tier Diagnostic Test pada Materi Getaran,

Gelombang, dan Bunyi di SMP Negeri 1 Majenang.”


6

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan

masalah pada penelitian ini sebagai berikut :

a. Hasil belajar siswa di SMP Negeri 1 Majenang pada bab materi Getaran,

Gelombang, dan Bunyi masih banyak yang berada di bawah Kriteria

Ketuntasa Minimal (KKM).

b. Rendahnya hasil belajar pada materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi

dapat disebabkan karena pemahaman konsep siswa yang masih rendah

yang memungkinkan terjadinya miskonsepsi pada siswa.

c. Pemahaman konsep siswa di SMP Negeri 1 Majenang pada bab materi

Getaran, Gelombang, dan Bunyi hanya diukur menggunakan soal ulangan

harian berupa soal pilihan ganda ataupun penugasan tanpa mengulasnya

kembali sehingga pemahaman konsep siswa belum dapat diketahui dengan

maksimal.

1.3 Batasan Masalah

Peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini yaitu:

a. Identifikasi miskonsepsi siswa pada bab materi Getaran, Gelombang, dan

Bunyi pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Majenang dengan

menggunakan instrumen tes berupa four-tier diagnostic test.

b. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi siswa pada

materi bab Getaran, Gelombang, dan Bunyi.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:


7

1. Apakah terjadi miskonsepsi pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1

Majenang pada materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi?

2. Bagaimana bentuk miskonsepsi yang terjadi pada siswa terhadap materi

Getaran, Gelombang, dan Bunyi di SMP Negeri 1 Majenang?

3. Faktor apa yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi siswa pada materi

Getaran, Gelombang, dan Bunyi di SMP Negeri 1 Majenang?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan

dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui terjadinya miskonsepsi siswa kelas VIII di SMP Negeri

1 Majenang pada materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi.

2. Untuk mengidentifikasi brntuk miskonsepsi yang terjadi pada siswa

terhadap materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi di SMP Negeri 1

Majenang.

3. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya miskosenspsi

siswa pada materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi di SMP Negeri 1

Majenang.

1.6 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini manfaat

yang diharapkan adalah:

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk

memudahkan peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang

lebih luas terkait miskonsepsi pada siswa.


8

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Guru

Penelitian ini dapat memberikan bahan pertimbangan untuk

mengetahui miskonsepsi yang dialami oleh siswa dengan memberikan

tes diagnostik. Selain itu, juga dapat memberikan informasi bagi guru

untuk merencanakan kembali model maupun metode pembelajaran

dalam proses pembelajaran sehingga dapat meremediasi miskonsepsi

yang terjadi pada siswa terhadap peningkatan pemahaman materi dan

ketercapaian hasil belajar siswa.

2) Bagi Siswa

Penelitian ini dapat membantu siswa dalam mengenali miskonsepsi

yang terjadi pada siswa tersebut.

3) Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan

mutu dan kualitas pembelajaran IPA di SMP Negeri 1 Majenang.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

Penelitian Caleon & Subramaniam (2010) yang berjudul “Development

and Application of a Three-Tier Diagnostic Test to Assess Secondary

Students‟ Understanding of Waves” didapati hasil bahwa mayoritas

responden menunjukkan kesalahpahaman konsep tentang gelombang.

Perbedaan pada penelitian ini terletak pada subjek penelitian dan jenis tes

diagnostik yang digunakan yaitu menggunakan four-tier diagnostik test.

Penelitian Liza, dkk (2016) yang berjudul “Identifikasi Miskonsespsi

pada Materi Getaran dan Gelombang Kelas VIII di MTsN Rukoh” didapati

hasil bahwa terjadinya miskonsespsi pada siswa sebanyak 32,67% yang

disebabkan karena kesalahpahaman siswa mengenai konsep getaran dan

gelombang. Miskonsespsi tertinggi yang terjadi yaitu pada sub materi

amplitudo mencapai 85,7%. Siswa yang mengalami miskonsepsi dapat

diketahui dari berbagai macam faktor, misalnya kesalahpahaman siswa dalam

memaahami penjelasan dari guru, tingginya bahasa yang digunakan dalam

buku ajar, dan juga berasal dari pembelajaran guru yang terdapat

miskonsepsi. Perbedaan pada peelitian ini terletak pada tes diagnostik yang

digunakan yaitu pada penelitian ini menggunakan four-tier diagnostik test.

Penelitian Gurel, Eryilmaz & McDermott (2017) yang berjudul

“Development and Application of a Four-Tier Test to Assess Preservice

Physics Teachers‟ Misconceptions About Geometrical Optics” didapati hasil

9
10

bahwa tes optik geometris empat tingkat (FTGOT) merupakan instrumen

yang valid dan reliabel dalam menilai kesalahpahaman dalam konsep optik

geometris. Perbedaan pada penelitian ini terletak pada subjek penelitian,

metode penelitian, dan materi pelajaran yang akan diidentifikasi

miskonsepsinya.

Penelitian Widiyanto, Sujarwanto & Prihaningtyas (2018) dengan judul

“Analisis Pemahaman Konsep Peserta Didik Dengan Instrumen Four-Tier

Test Diagnostic Test Pada Materi Gelombang Mekanik” diperoleh hasil

bahwa pemahaman konsep peserta didik kelas XI IPA semester genap MA

Darul „Ulum Sumber penganten Jogoroto Jombang pada materi Gelombang

Mekanik termasuk dalam kategori lemah dengan skor rata-rata sebesar

64,6%, dan mengalami miskonsepsi sebesar 26,9%. Perbedaan dengan

penelitian yaitu terletak pada tingkat satuan pendidikan sebagai subjek

penelitian, fokus penelitian yaitu dalam mengidentifikasi miskonsepsi siswa,

dan juga pada materi pelajaran yang diidentifikasi miskonsepsinya.

Penelitian Aulia, Diana & Yuberti (2018) yang berjudul “Analisis

Miskonsepsi Siswa SMP pada Materi Fisika” diperoleh hasil bahwa

penggunaan peta konsep untuk menganalisis miskonsepsi siswa dalam

menyelidikan kesalahpahaman konsep pada materi getaran dan gelombang

dikatakan efektif. Miskonsepsi yang ditemukan pada konsep getaran dan

gelombang sebesar 7,40%, dan tidak paham konsep 61,59%, sehingga rata-

rata siswa yang paham konsep sebesar 31,01%. Perbedaan dengan penelitian

ini yaitu terletak pada instrumen penelitian yang digunakan.


11

Penelitian Annisa, dkk (2019) yang berjudul “Tes Diagnostik Four Tier

Untuk Identifikasi Pemahaman Dan Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gerak

Melingkar Beraturan” diperoleh hasil bahwa siswa paham konsep sebesar

8.62%, tidak paham konsep sebesar 54.48%, siswa yang mengalami

miskonsepsi sebesar 30.69%, dan siswa yang mengalami error sebesar 6.21%.

Siswa yang mengalami miskonsepsi dikategorikan sedang, akan tetapi dengan

mengetahui persentase siswa yang paham konsep hanya 8.62%, maka ini

perlu ditindaklanjuti apa penyebab hal tersebut dapat terjadi. Dengan

demikian, tes diagnostik four tier dapat digunakan untuk mendeteksi

pemahaman konsep siswa dan miskonsepsi siswa. Perbedaan dengan

penelitian ini yaitu terletak pada tingkat satuan pendidikan sebagai subjek

penelitian, fokus penelitian yaitu dalam mengidentifikasi miskonsepsi siswa

dan juga pada materi pelajaran.

Penelitian Sufiani, dkk (2019) yang berjudul “Analisis Pemahaman

Konsep Fisika Peserta Didik dengan Instrumen Four-Tier Diagnostict Tes”

diperoleh hasil bahwa pemahaman konsep peserta didik SMAN 1

Mawasangka Tengah pada materi Gelombang Mekanik termasuk dalam

kategori rendah. Peserta didik yang paham konsep sebesar 22,5%, sebagian

besar pemahaman peserta didik pada kriteria tidak paham konsep sebesar

14,7% dan 62,8% terindikasi mengalami miskonsepsi. Perbedaan dengan

penelitian ini yaitu terletak pada tingkat satuan pendidikan sebagai subjek

penelitian, fokus penelitian yaitu dalam mengidentifikasi miskonsepsi siswa,

dan juga pada materi pelajaran.


12

Penelitian Rochim, dkk (2019) yang berjudul “Identifikasi Profil

Miskonsepsi Siswa Pada Materi Cahaya Menggunakan Metode Four Tier

Test Dengan Certainty Of Response Index (CRI)” diperoleh hasil bahwa

siswa kelas VIII SMP di Kediri masih mengalami miskonsepsi pada materi

cahaya dengan persentase rata-rata sebesar 38% di SMP Negeri 1 Ngadiluwih

dan sebesar 31% di SMP Negeri 7 Kediri. Faktor penyebab terjadinya

miskonsepsi siswa berasal dari konsep awal (prakonsepsi) siswa, intuisi yang

salah, kemampuan siswa, minat belajar, dan buku teks. Perbedaan dengan

penelitian ini yaitu pada metode penelitian yang digunakan dan materi

pelajaran yang diidentifikasi miskonsepsinya.

Penelitian Widiyanto, Sujarwanto & Prihaningtyas (2018) dengan judul

“Analisis Pemahaman Konsep Peserta Didik Dengan Instrumen Four-Tier

Test Diagnostic Test Pada Materi Gelombang Mekanik” diperoleh hasil

bahwa pemahaman konsep peserta didik kelas XI IPA semester genap MA

Darul „Ulum Sumber penganten Jogoroto Jombang pada materi Gelombang

Mekanik termasuk dalam kategori lemah dengan skor rata-rata sebesar

64,6%, dan mengalami miskonsepsi sebesar 26,9%. Perbedaan dengan

penelitian yaitu terletak pada tingkat satuan pendidikan sebagai subjek

penelitian, fokus penelitian yaitu dalam mengidentifikasi miskonsepsi siswa,

dan juga pada materi pelajaran yang diidentifikasi miskonsepsinya.


13

2.2 Kerangka Teoritis


membutuhkan
Hakikat IPA

Fisika salah satu


Pemahaman konsep yang utuh
cabang IPA

Pemahaman
konsep yang
Timbulnya rendah dapat
Miskonsepsi menimbulkan
Salah satu konsep

Mengatasi
Miskonsepsi Miskonsepsi

Mendeteksi
Miskonsepsi

Tes diagnostik empat tingkat


(four-tier diagnostik test)
salah satunya

Materi Getaran,
Gelombang, dan Bunyi

Gambar 2.1 Kerangka teoritis

2.2.1 Hakikat IPA

Hakikat sains terdiri dari tiga komponen yaitu produk, proses, dan

sikap ilmiah (Thursinawati, 2012:84). Dimensi produk IPA yaitu meliputi

fakta, prinsi, konsep, hukum, dan teori-teori IPA. Dimensi proses memiliki

makna tentang bagaimana prosesm maupun tahapan yang dilakukan dalam

mendapatkan konsep atau teori IPA seperti diperoleh melalui penelitian

dengan menggunakan langkah-langkah atau tahapan-tahapan tertentu yang

disebut dengan istilah metode ilmiah. Dimensi proses yang dilakukan

melalui kegiatan metode ilmiah melatih siswa untuk mencari atau menggali
14

sendiri pengetahuan itu dari alam bebas. Oleh sebab itu, melalui dimensi

proses IPA siswa dapat mengembangkan sikap ilmiah (Juniati & Widiana,

2017:20). IPA mempelajari tentang gejala alam berupa fakta, konsep dan

hukum yang telah teruji kebenarannya melalui suatu rangkaian penelitian

sehingga pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta

didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek

pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan

sehari-hari (Fitriyati, Hidayat, & Munzil, 2017:27).

IPA dapat didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang

objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan

penyelidikan. IPA harus melibatkan siswa secara aktif untuk berinteraksi

dengan objek yang bersifat konkrit yang dapat diperoleh melalui proses

penyelidikan. Proses penyelidikan dapat dilakukan melalui kegiatan

eksperimen dengan menggunakan metode ilmiah dan sikap ilmiah yang

bertujuan untuk memperoleh suatu konsep.

2.2.2 Fisika sebagai cabang IPA

Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang bersifat empiris,

dimana setiap objek yang dipelajari dalam fisika didasarkan pada hasil

penelitian atau pengamatan terhadap suatu gejala alam maupun fenomena-

fenomena yang berkaitan dengan alam. Pembelajaran Fisika membutuhkan

pemahaman konsep yang memfokuskan pada proses terbentuknya

pengetahuan melalui penemuan, penyajian data secara matematis, dan

berdasarkan aturan tertentu (Rahayu, Astutik & Prihandono, 2017:53).


15

Proses pembelajaran fisika banyak dihadapkan dengan materi yang

bersifat abstrak sehingga pelajaran fisika sulit untuk dipahami karena

terdapat konsep atau teori yang abstrak dan sulit dikaitkan dengan

fenomena-fenomena yang muncul dalam kehidupan sehari-hari (Maryam,

2020:150). Oleh karena itu, pembelajaran fisika melibatkan siswa untuk

berpartisipasi secara aktif (student centered learning) untuk memperoleh

pengetahuan dalam mempelajari alam dan gejala-gejalanya melalui

serangkaian proses ilmiah sehingga siswa dapat memahami kosep fisika

secara utuh (Putri, Lesmono & Aristya, 2017:168).

Pembelajaran konsep IPA yang berkaitan dengan bidang fisika

mempelajari alam dan gejala-gejalanya melalui serangkaian proses ilmiah.

Pembelajaran fisika membutuhkan pemahaman konsep yang penuh bagi

siswa sehingga siswa dapat menghubungkan konsep atau teori yang bersifat

abstrak dengan kejadian-kejadian yang ditemui dalam kehidupan sehari-

hari.

2.2.3 Pemahaman Konsep

Konsep diartikan sebagai salah satu pengetahuan awal siswa yang

harus dimiliki karena konsep merupakan dasar pengetahuan untuk dapat

merumuskan prinsip-prinsip (Astuti, 2017:42). Wordruf mengemukakan

konsep sebagai suatu ide atau gagasan yang dianggap sempurna atau

memiliki makna terhadap suatu objek atau suatu hasil dalam merumuskan

pengertian-pengertian mengenai objek-objek yang diperoleh melalui

pengalaman dan menggunakan bahasa sendiri (Kustiyah, 2017:25). Konsep

merupakan abstraksi dari ciri-ciri, karakter atau atribut yang sama dari
16

sekelompok objek dari suatu fakta, baik merupakan proses, peristiwa, benda

atau fenomena di alam yang membedakannya dari kelompok lain yang dapat

diterima secara umum (Suantini, Jampel & Widiana, 2013:5).

Konsep merupakan istilah dalam menggambarkan suatu gagasan

pengetahuan untuk mengklasifikasikan sekelompok objek atau peristiwa.

Konsep dapat diperoleh melalui pengalaman secara abstraksi mengenai

suatu objek maupun fenomena yang ditemui secara langsung. Konsep dapat

diterima oleh manusia yang lain dengan menggunakan bahasa sendiri.

Penguasaan konsep diartikan sebagai kemampuan siswa dimana siswa

dapat menerima dan memahami makna pembelajaran secara utuh dan

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (Astuti, 2017:43). Pemahaman

konsep merupakan tingkat penguasaan siswa terhadap suatu materi

pembelajaran yang telah disampaikan melalui proses pembelajaran sesuai

dengan tujuan pembelajaran tertentu yang akan dicapai. Siswa dikatakan

memahami konsep jika siswa tersebut memahami konsep yang telah

dipelajari dan dapat menguraikannya kembali suatu konsep tersebut

menggunakan bahasanya sendiri (Putra, Punjani, & Juniartina, 2018:82).

Pemahaman konsep dapat didefinisikan sebagai kemampuan manusia

dalam menerima dan memahami penuh suatu objek atau fenomena.

Seseorang dikatakan telah memahami suatu konsep jika dapat menjelaskan

kembali menggunakan kalimat sendiri. Astuti (2017:42) menyebutkan

bahwa ciri-ciri siswa yang sudah memahami konsep yaitu sebagai berikut:
17

a. Menyatakan ulang sebuah konsep

b. Mengklasifikasi obyek-obyek menurut sifat-sifat tertentu atau sesuai

dengan konsepnya

c. Memberi contoh dan non contoh dari konsep

d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematisi

e. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep

f. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi

tertentu

g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah

2.2.4 Miskonsepsi

Miskonsepsi adalah pemahaman siswa atau pengetahuan siswa

terhadap suatu fenomena ilmiah yang tidak konsisten, berbeda dengan teori

ahli, atau tidak dapat menjelaskan kembali suatu fenomena yang sedang

diamati dengan konsep ilmiah yang telah diterima (Sadhu, dkk. 2017:92).

Miskonsepsi dapat meliputi kesalahpahaman dalam memberikan contoh,

penerapan dalam kehidupan sehari-hari, serta menghubungkan antara

konsep satu dengan yang lainnya (Resbiantoro & Nugraha, 2017:81).

Miskonsepsi dapat terjadi karena adanya konsepsi awal yang telah dimiliki

oleh siswa tersebut berdasarkan pemahaman secara pribadi sehingga

menyebabkan implikasi kepada siswa dalam membangun konsep yang tidak

lengkap (Zafitri, Fitriyanto & Yahya, 2018:20).

Miskonsepsi merupakan kesalahpahaman atau ketidaksesuaian antara

konsepsi awal yang telah dimilikinya dengan konsep yang dikemukakan

oleh para ahli. Terjadinya miskonsepsi dapat diketahui berdasarkan


18

pemahaman yang tidak benar serta bertentangan dengan konsep yang telah

dikemukakan oleh ahli dalam konsep pengetahuan. Miskonsepsi dapat

terjadi berdasarkan pengalaman yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

1. Terbentuknya Miskonsepsi

Resbiantoro & Nugraha (2017:81) menjelaskan terjadinya

miskonsepsi bukan hanya disebabkan oleh siswa, namun juga terjadi

pada guru. Hal tersebut dapat menyebabkan dampak berantai

miskonsepsi pada siswa semakin besar. Selain itu, miskonsepsi juga

disebabkan pada buku-buku yang dijual di pasaran. Jika buku-buku

tersebut dijadikan sebagai sumber belajar oleh guru dan siswa dalam

proses pembelajaran, maka guru dan siswa tersebut akan mengalami

miskonsepsi dan bahkan makin memperkuat miskonsepsi yang

sebelumnya sudah terjadi. Fadllan (2011:146) menyebutkan bahwa

terjadinya miskonsepsi pada diri siswa disebabkan oleh beberapa faktor,

di antaranya:

a. Prakonsepsi atau konsep awal siswa

Prakonsepsi atau konsep awal menunjukkan pikiran anak sejak

lahir tidak diam, tetapi terus aktif untuk memahami sesuatu. Dalam

pengertian Piaget, pikiran anak terus menyesuaikan diri dengan situasi

yang dialaminya. Semakin banyak miskonsepsi pada orang tua,

tetangga, teman, dan sekolah awal, maka akan semakin banyak pula

prakonsepsi siswa yang salah.


19

b. Pemikiran asosiatif

Pemikiran assosiatif disebabkan karena munculnya ide-ide lain

dalam proses berpikir.

c. Pemikiran humanistik

Siswa seringkali memandang semua benda dari pandangan

manusiawi. Benda-benda, situasi, dan tingkah laku benda dipahami

seperti tingkah laku manusia yang hidup.

d. Reasoning yang tidak lengkap/utuh

Alasan yang tidak lengkap dapat disebabkan karena informasi

yang diterima tidak lengkap.

e. Intuisi yang salah

Intuisi adalah suatu perasaan dalam diri seseorang yang secara

spontan mengungkapkan sikap atau gagasannya tentang sesuatu

sebelum secara obyektif dan rasional diteliti.

f. Tahap perkembangan kognitif

Siswa yang berada dalam tahap operational concrete akan sulit

memahami dan seringkali salah mengerti tentang sesuatu yang abstrak.

g. Kemampuan dan minat belajar.

Semakin baik kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep

dan semakin berminat mereka terhadap konsep yang sedang dipelajari,

maka semakin kecil kemungkinan munculnya miskonepsi.

Selain siswa, Fadllan (2011:148-149) juga mngemukakan faktor

lain yang dapat menyebabkan terjadinya miskonsepsi yaitu:


20

a. Guru

Miskonsepsi yang terjadi karena guru disebabkan karena tidak

menguasai bahan atau tidak kompeten, bukan berlatar belakang ilmu

pada bidangnya, tidak mengajak siswa mengungkapkan ide/gagasan,

dan relasi guru-siswa yang kurang baik

b. Buku Teks

Miskonsepsi yang terjadi karena buku teks dikarenakan

penjelasan keliru, salah tulis (terutama dalam rumus), tingkat kesulitan

buku terlalu tinggi bagi siswa, siswa tidak tahu membaca buku teks,

buku fiksi sains kadang-kadang konsepnya menyimpang, buku kartun

sering memuat miskonsepsi.

c. Konteks

Miskonsepsi yang terjadi karena konteks dilatarbelakangi oleh

pengalaman siswa, bahasa sehari-hari berbeda, teman diskusi yang

salah, keyakinan dan agama, penjelasan orang lain yang keliru,

konteks hidup siswa (TV, radio, film) yang keliru, serta perasaan

senang atau tidak, bebas atau tertekan.

d. Cara Mengajar

Miskonsepsi dapat terjadi karena cara mengajar yang hanya

berisi ceramah dan menulis, langsung ke dalam bentuk matematis,

tidak mengungkapkan miskonsepsi siswa, tidak mengoreksi PR yang

salah, model analogi, model praktikum, model diskusi, model

demonstrasi yang sempit, maupun cara mengajar yang bersifat non-

multiple intelligences.
21

2. Mengatasi Miskonsepsi pada Siswa

Berdasarkan hasil studi literatur yang dilakukan Hidayat (2011)

mengenai beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi

miskonsepsi siswa antara lain:

a. Strategi konflik kognitif

Kang, et.al (2010:383) menjelaskan bahwa strategi konflik

kognitif menekankan pada perubahan pemahaman konsep siswa

melalui pembuktian ilmiah dimana siswa yang awalnya telah

memiliki pemahaman konsep awal dihadapkan dengan peristiwa

yang bertentangan sehingga siswa dapat menyadari kekeliruannya

dan mengubah atau melengkapi konsep yang dipahaminya melalui

tindakan ilmiah tersebut.

b. Model pembelajaran perubahan konseptual

Pembelajaran perubahan konseptual atau pengajaran

kontruktivitas empat langkah memiliki keuntungan mengaktifkan

pengetahuan siswa yang sudah ada sebelumnya dan memberikan

motivasi. Ipek & Calik (2008:145) menjelaskan terdapat empat

sintaks pembelajaran perubahan konseptual atau pengajaran

kontruktivitas meliputi: (1) guru melakukan upaya untuk

memunculkan ide-ide siswa yang sudah ada sebelumnya dan

meningkatkan motivasi siswa terhadap topik pembelajaran

sehingga siswa memiliki kesempatan untuk mengidentifikasi

pengetahuan sebelumnya dengan kegiatan yang sesuai; (2) fokus

pada konsep, guru memperluas sumber belajar bagi siswa dan


22

melibatkan siswa daalam berbagai kegiatan untuk mengetahui

konsep dan menumbuhkan rasa keingintahuan siswa untuk

bertanya; (3) guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

membandingkan pengetahuan sebelumnya dengan pengetahuannya

yang baru terbentuk dan mengonfirmasi terhadap pengetahuan

yang telah diperoleh siswa: (4) menerapkan ide atau konsep yang

baru terbentuk terhadap situasi yang sama dengan tujuan untuk

memperkuat ide atau konsep tersebut.

c. Strategi Analogi

Strategi analogi merupakan suatu cara untuk

menganalogikan keadaan ataupun objek yang sulit dimengerti atau

dipahami dengan keadaan lain yang lebih nyata untuk

menjembatani pemahaman yang sulit dinalar sehingga terbentuk

sebuah pemahaman konsep baru (Hidayat, 2011:5).

d. Peta Konsep

Kebanyakan siswa hanya menghafalkan definisi dari sebuah

konsep tanpa mengetahui bagaimana hubungan antara konsep yang

satu dengan yang lainnya. Peta konsep merupakan media

pembelajaran yang dapat menunjukkan hubungan antara beberapa

konsep. Dengan adanya pembelajaran menggunakan peta konsep,

guru akan lebih mudah dalam memberikan pengajaran mengenai

konsep-konsep yang saling berkaitan dan dapat memberikan

contoh secara nyata kepada siswa dalam kehidupan sehari-hari

(Hidayat, 2011:9).
23

3. Mendeteksi adanya Miskonsepsi

Berdasarkan hasil analisis dari berbagai tinjauan pustaka yang

dilakukan oleh Gurel, Eryılmaz & McDermott (2015) menjelaskan

bahwa dalam mendeteksi miskonsepsi pada siswa dapat dilakukan

dengan cara:

a. Interview (wawancara)

Wawancara dapat dilakukan untuk mendeteksi miskonsepsi

pada siswa karena memiliki kekuatan untuk mengetahui

pengembangan ide atau pemahaman konsep dalam proses interaksi

antar siswa. Tujuan wawancara dalam mendetekksi miskonsepsi yaitu

untuk mengetahui apa yang ada di benak siswa, apa yang mereka

pikirkan siswa, atau apa yang siswa rasakan tentang sesuatu.

Keuntungan yang diperoleh melalui kegiatan wawancara yaitu

memperoleh informasi secara mendalam dan fleksibel.

b. Open-ended tests (Tes Terbuka)

Mendeteksi menggunakan metode tes terbuka dapat

memberikan siswa lebih banyak waktu untuk berpikir dan menuliskan

tentang ide yang muncul dalam pikiran siswa sendiri, tetapi sulit untuk

mengevaluasi hasil pengerjaannya. Selain itu, kelemahan

menggunakan tes terbuka pada kalimat yang digunakan dalam

menuliskan jawaban sulit untuk mengidentifikasi kesalahpahaman

siswa arena siswa pada umumnya kurang bersemangat untuk

menuliskan jawaban mereka dalam kalimat yang lengkap.


24

c. Multiple-choice tests (Tes Pilihan Ganda)

Keuntungan menggunakan tes pilihan ganda yaitu: (1)

memungkinkan cakupan dari berbagai topik dalam waktu yang relatif

singkat; (2) selain digunakan untuk mengukur perbedaan tingkat

pembelajaran juga dapat mengetahui keterampilan kognitif siswa; (3)

lebih mudah dalam memperoleh hasil sehingga banyak digunakan; (4)

sistem penilaian dapat dilakukan dengan mudah dan cepat: (5) tes

pilihan ganda baik untuk siswa yang mengetahui materi pelajaran

tetapi kurang jika untuk menuliskannya; (6) cocok digunakan untuk

menganalisis unit atau elemen dengan berbagai karakteristik tertentu;

dan (7) dapat memberikan informasi diagnostik yang dapat dijadikan

sebagai alternatif untuk melakukan wawancara dan secara kualitatif

dapat mengukur pemahaman dan kesalahpahaman siswa.

Penggunaan tes pilihan ganda memiliki kekurangan dan

keterbatasan, antara lain: (1) kemungkinan siswa dalam menebak

alternatif jawaban; (2) pemilihan jawaban tidak memberikan wawasan

yang mendalam tentang ide atau pemahaman konsep pada siswa; (3)

siswa hanya memilih jawaban berdasarkan daftar pilihan jawaban

yang terbatas dan tidak memberikan kesempatanuntuk

mengemukakakn jawaban sendiri; dan (4) sulit untuk menuliskan

alternatif pilihan ganda yang baik.

d. Multiple-tier tests (Tes beberapa tingkat)

(1) Two-tier multiple-choice tests (Tes pilihan ganda dua tingkat)

(2) Three-tier multiple-choice tests (Tes pilihan ganda tiga tingkat)


25

(3) Four-tier multiple-choice tests (Tes pilihan ganda empat tingkat)

2.2.5 Tes Diagnostik

Gurel, Eryılmaz & McDermott (2015:990) menjelaskan bahwa tes

diagnostik merupakan alat atau instrument penilaian yang berkaitan dengan

kesulitan belajar siswa yang dapat menjelaskan perbedaan antara

pemahaman konsep yang telah diketahui atau dipelajari melalui kegiatan

pembelajaran dengan materi pembelajaran yang benar-benar sudah

dipahami oleh siswa. Zhao (2013:43) menjelaskan bahwa penggunaan tes

diagnostik bertujuan untuk menemukan kekuatan dan kelemahan siswa

terhadap suatu konsep pengetahuan dan memberikan umpan balik kepada

guru untuk membuat keputusan terkait dengan proses pembelajaran yang

akan dilakukan. Tes diagnostik adalah sebuah instrumen penilaian yang

dapat digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa terhadap

suatu konsep. Hasil tes diagnostik dapat dijadikan dasar sebagai pemberian

tindak lanjut dalam proses pembelajaran.

Tes diagnostik memiliki dua fungsi utama, yaitu : 1) mengidentifikasi

masalah atau kesulitan yang dialami siswa; dan 2) merencanakan tindak

lanjut berupa upaya-upaya pemecahan sesuai dengan masalah atau kesulitan

yang telah teridentifikasi. Selain itu, tes diagnostik juga memiliki

karakteristik, antara lain: 1) untuk mendeteksi kesulitan belajar; 2)

dikembangkan berdasarkan analisis terhadap sumber-sumber kesulitan; 3)

menggunakan bentuk soal supply response (uraian/jawaban singkat); 4) bila

menggunakan bentuk soal selected response, disertai alasan pemilihan; dan


26

5) disertai rancangan tindak lanjut, sesuai dengan kesulitan yang

teridentifikasi (Rusilowati, 2015:2).

Tes diagnostik terbagi menjadi beberapa macam yaitu sebagai berikut:

1) tes diagnostik dengan instrumen pilihan ganda; 2) tes diagnostik dengan

instrumen pilihan ganda disertai alasan; 3) tes diagnostik dengan instrument

pilihan ganda yang disertai pilihan alasan; 4) tes diagnostik dengan

instrumen pilihan ganda dan uraian; 5) tes diagnostik dengan instrumen

uraian. Tes diagnostik dengan instrument pilihan ganda antara lain tes

diagnostik pilihan ganda one-tier (satu tingkat), two-tier (dua tingkat),

three-tier (tiga tingkat) dan four-tier (empat tingkat) (Dendodi, Maria &

Hamdani, 2020:9).

2.2.6 Four-Tier Diagnostic Test

Tes diagnostik pilihan ganda empat tingkat merupakan pengembangan

dari tes diagnostik pilihan ganda tiga tingkat, yaitu dengan menambahkan

tingkat keyakinan pada masing-masing jawaban dan alasan (Caloen &

Subramaniam, 2009:315). Gurel, Eryılmaz & McDermott (2017:254)

menjelaskan bahwa tes empat tingkat memiliki keunggulan dibandingkan

tes dua atau tiga tingkat dalam hal kurangnya pengetahuan subjek dapat

dibedakan dari kesalahpahaman mereka melalui keyakinan terpisah

tingkatan untuk tingkatan utama dan penalaran. Tes tiga tingkat juga

mengidentifikasi kurangnya pengetahuan, tetapi mereka meremehkan

proporsi kurangnya pengetahuan dan terlalu tinggi menilai kesalahpahaman.

Sebaliknya, tes empat tingkat menilai kesalahpahaman yang bebas dari

kesalahan dan kurangnya pengetahuan yang lebih benar.


27

Tabel 2.1 Kombinasi Jawaban Four-Tier Diagnostic Test


Kombinasi Jawaban
No Tingkat Tingkat Kategori
Jawaban Alasan
Keyakinan Keyakinan
Paham
1 Benar Yakin Benar Yakin
Konsep
2 Benar Yakin Salah Yakin
3 Benar Tidak Salah Yakin
Miskonsepsi
4 Salah Yakin Salah Yakin
5 Salah Tidak Salah Yakin
6 Benar Yakin Benar Tidak
7 Benar Yakin Salah Tidak
8 Benar Tidak Benar Yakin
9 Benar Tidak Benar Tidak Tidak
10 Benar Tidak Salah Tidak Paham
11 Salah Yakin Benar Tidak Konsep
12 Salah Yakin Salah Tidak
13 Salah Tidak Benar Tidak
14 Salah Tidak Salah Tidak
15 Salah Yakin Benar Yakin
Error
16 Salah Tidak Benar Yakin
(Sumber: Ismail, dkk. 2015:382)
2.2.7 Materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi

2.2.7.1 Getaran

Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali menemui benda

yang bergetar dan mengeluarkan bunyi. Misalnya, pada senar gitar yang

dipetik, gamelan yang dipukul, bahkan pada saat truk melewati jalan di

depan rumah kaca jendela akan bergetar dan mengeluarkan bunyi. Lalu,

apa yang dimaksud dengan getaran? Untuk memahaminya perhatikan

gambar berikut.
28

Titik B merupakan titik kesetimbangan pada ayunan tersebut.

Ketika benda yang berada di titik B ditarik menuju titik A dan

kemudian dilepaskan, maka benda yang berawal dari titik A akan

melewati A-B-C, kondisi tersebut dikenal dengan istilah setengah

getaran. Kemudian, jika benda melewati titik A-B-C-B-A, maka benda

tersebut dikatakan telah menempuh satu kali getaran. Jadi, getaran

adalah gerak bolah balik (gerak periodik) dalam lintasan yang sama dan

melewati titik kesetimbangan.

Simpangan benda B-A atau B-C disebut dengan istilah amplitudo,

sehingga amplitudo adalah simpangan terbesar atau terjauh yang dapat

dicapai benda dari titik kesetimbangannya.

a. Periode dan Frekuensi Getaran

Waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali getaran disebut

dengan periode (T). Satuan periode (T) adalah detik (s). Sedangkan,

banyaknya getaran yang terjadi setiap waktu per satuan deyik disebut

dengan istilah frekuensi (f). Satuan frekuensi (f) yaitu hertz (hz).

b. Hubungan Periode dan frekuensi getaran

Menurut definisi, periode (T) merupakan waktu yang diperlukan

untuk melakukan satu kali getaran, sehingga dalam satu detik terjadi

Dengan demikian, frekuensi (f) atau banyaknya getaran dalam per

detik yaitu:
29

Hubungan antara frekuensi (f) dengan periode (T) dituliskan sebagai

berikut.

atau

Dengan T = Periode getaran (s)


f = Frekuensi getaran (Hz)
Semakin besar frekuensi getaran, maka periode getaran akan
semakin kecil. Sebaliknya, jika semakin besar periode getaran, maka
frekuensi getaran akan semakin kecil.
2.2.7.2 Gelombang

Getaran adalah gerak bolak-balik melalui titik kesetimbangan

yang energinya akan merambat dalam bentuk gelombang. Dengan

demikian, gelombang adalah getaran yang merambat. Berdasarkan

energinya, gelombang dibedakan menjadi dua, yaitu gelombang

mekanik dan gelombang elektromagnetik. Gelombang mekanik adalah

gelombang yang perambatannya melalui medium (perantara). Misalnya,

gelombang tali, gelombang air, dan gelombang bunyi. Sedangkan

gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang perambatannya

tidak melalui medium (perantara). Misalnya, gelombang radio,

gelombang TV, dan gelombang cahaya.

Berdasarkan arah rambatnya, gelombang terbagi menjadi dua

jenis, yaitu:

a. Gelombang Transversal

Gelombang transversal adalah gelombang yang arah perambatannya

tegak lurus dengan arah getarnya. Contoh gelombang transversal

adalah gelombang pada tali dan gelombang pada permukaan air.


30

Pada gelombang transversal, satu gelombang terdiri dari satu

bukit gelombang dan satu lembah gelombang. Panjang gelombang

transversal (λ) sama dengan jarak antara satu bukit dan satu lembah.

Satuan panjang gelombang adalah meter (m). Simpangan terbesar

atau amplitudo pada gelombang diatas adalah Bb. Puncak

gelombang atau bukit gelombang terletak pada titik tertinggi

gelomang tersebut (titik B, F). Sedangkan dasar gelombang atau

lembah gelombang terletak pada titik terendah gelombang tersebut

(titik D, H). Lengkungan A-B-C dan lengkungan E-F-G merupakan

bukit gelombang, sedangkan lengkungan C-D-E dan lengkungan G-

H-I merupakan lembah gelombang.

Waktu yang diperlukan untuk menempuh satu gelombang

disebut periode gelombang (T) dengan satuan detik (s). Jumlah

banyaknya gelombang yang terbentuk dalam satu detik disebut

frekuensi gelombang (f) dengan satuan Hertz (Hz).

b. Gelombang Longitudinal

Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah

perambatannya sejajar atau searah dengan arah getarnya. Contoh

gelombang longitudinal adalah gelombang pada slinki dan

gelombang bunyi.
31

Pada gelombang longitudinal, satu gelombang terdiri dari satu

rapatan dan satu renggangan. Panjang gelombang longitudinal (λ)

sama dengan jarak antara satu rapatan dan satu renggangan. Satuan

panjang gelombang adalah meter (m). Besaran yang berlaku pada

gelombang longitudinal sama dengan gelombang transversal.

c. Hubungan antara panjang gelombang, frekuensi, cepat rambat, dan

periode gelomang.

Pada saat hujan lebat, seringkali kita melihat cahaya kilat yang

kemudian diikuti dengan suara guntur yang sangat keras. Hal tersebut

menandakan bahwa cepat rambat cahaya jauh lebih cepat dari cepat

rambat bunyi. Cahaya merambat dengan kecepatan 3×108 m/s,

sedangkan cepat rambat bunyi dengan kecepatan 340 m/s. cepat

rambat gelombang dilambangkan dengan v.

Cepat rambat gelombang (v) adalah jarak yang ditempuh oleh

gelombang (λ) selama satu detik (T). Maka, kecepatan gelombang

dapat dituliskan:

Karena , maka cepat rambat gelombang dapat juga dituliskan

sebagai berikut.
32

atau

2.2.7.3 Bunyi

Bunyi adalah gelombang longitudinal yang merambatkan energi

gelombangnya di udara sampai terdengar oleh telinga kita. Bunyi

ditimbulkan dari benda-benda yang bergetar.

a. Frekuensi Bunyi

Berdasarkan frekuensinya, bunyi dibagi menjadi tiga, yaitu

infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik. Bunyi infrasonik memiliki

frekuensi kurang dari 20 Hz. Bunyi infrasonik hanya mampu

didengar oleh beberapa hewan tertentu, seperti jangkrik dan anjing.

Bunyi audiosonik memiliki frekuensi 20-20.000 Hz. Manusia hanya

dapat mendengar pada kisaran ini. Bunyi ultrasonic meiliki frekuensi

lebih dari 20.000 Hz. Kelelawar dan lumba-lumba merupakan

contoh hewan yang dapat mendengar bunyi ultrasonik.

Klasifikasi Frekuensi Bunyi


Jenis Bunti Frekuensi (Hz)
Infrasonik <20
Audiosonik 20 -20.000
Ultrasonik >20.000

b. Karakteristik Bunyi

1) Tinggi rendah dan kuat lemah bunyi

Tinggi rendahnya bunyi dipengaruhi oleh frekuensi bunyi

tersebut. Jika semakin besar frekuensi bunyi, maka akan semakin

tinggi pula bunyinya. Sebaliknya, semakin kecil frekuensi bunyi,

maka bunyi yang dihasilkan juga akan rendah. Kuat lemahnya


33

suara dipengaruhi oleh amplitudonya. Misalnya pada saat

menggetarkan garpu tala. Jika garpu tala digetarkan pelan-pelan

akan menghasilkan simpangan yang kecil, sehingga amplitudo

gelombang yang dihasilkan juga kecil. Hal tersebut menyebabkan

bunyi garpu tala terdengar lemah. Begitu pula sebaliknya.

2) Nada

Nada adalah bunyi yang memiliki frekuensi getaran yang teratur.

Bunyi yang memiliki frekuensi tidak teratur disebut dengan istilah

desah.

3) Warna dan Kualitas Bunyi

Warna atau kualitas bunyi adalah suara khas yang dikeluarkan

oleh sumber bunyi yang menandakan ciri khas dari bunyi

tersebut.

4) Resonansi

Resonansi adalah ikut bergetarnya suatu benda yang disebabkan

karena getaran dari benda lain di sekitarnya dan memiliki

frekuensi yang sama dengan benda tersebut. Resonansi dapat

terjadi pada kolom udara. Bunyi akan terdengar kuat ketika

panjang kolom udara mencapai kelipatan ganjil dari ¼ panjang

gelombang (λ) bunyi. Resonansi kolom udara banyak

dimanfaatkan oleh manusia dalam berbagai alat musik, antara lain

pada gamelan, alat musik pukul, alat musik tiup, dan alat musik

petik atau gesek.


34

5) Pemantulan Bunyi

Hukum pemantulan bunyi sebagai berikut.

a) Arah bunyi datang, bunyi pantul, dan garis normal terletak pada

satu bidang garis datar.

b) Besarnya sudut datang sama dengan besarnya sudut pantul.

c) Dalam pemantulan bunyi terdapat istilah gaung dan gema.

Gaung atau kerdam adalah bunyi pantul yang sebagian terdengar

bersama-sama dengan bunyi asli sehingga bunyi asli terdengar

tidak jelas. Sedangkan gema adalah bunyi pantul yang terdengar

setelah bunyi asli (Kemendikbud, 2017).


35

2.3 Kerangka Berpikir


Pembelajaran fisika berkaitan
Pembelajaran IPA
dengan fenomena alam

memerlukan

Pemahaman konsep siswa


secara utuh

pemahaman konsep yang rendah


menimbulkan

Miskonsepsi

Temuan observasi lapangan

1. Nilai UH siswa kelas VIII di SMP Negeri 1


Majenang masih rendah terutama pada materi
Getaran, Gelombang, dan Bunyi pada
semester genap.
2. Guru mengukur keberhasilan siswa dalam
memahami konsep soal pilihan ganda ataupun
sistem penugasan

dilakukan

Penelitian menggunakan instrument tes four-tier


diagnostic tes test untuk mengidentifikasi
miskonsepsi siswa pada materi Getaran,
Gelombang, dan Bunyi
Gambar 2.2 Kerangka berpikir penelitian

IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan salah satu mata

pelajaran dalam bidang pendidikan yang merupakan keterpaduan antara

bidang fisika, kimia, dan biologi dalam menjelaskan fenomena-fenomena

di alam. Dalam pembelajaran IPA, perlu menekankan adanya pemahaman

konsep kepada siswa secara utuh terutama dalam bidang fisika yang sangat

berkaitan erat dengan fenomena yang ada dalam kehidupan sehari-hari.


36

Pemahaman konsep merupakan kemampuan siswa dalam menerima dan

memahami penuh suatu objek atau fenomena dan dapat menjelaskan

kembali menggunakan kalimatnya sendiri. Kurangnya pemahaman konsep

siswa dalam pembelajaran fisika dapat terjadi karena asumsi-asumsi siswa

berdasarkan pengetahuan awal yang telah dimiliki sehingga kerap kali

menimbulkan miskonsepsi. Miskonsepsi merupakan kesalahpahaman atau

ketidaksesuaian antara konsepsi awal yang telah dimilikinya dengan

konsep yang dikemukakan oleh para ahli berdasarkan pengalaman yang

telah ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan melalui

wawancara dengan salah satu guru IPA di SMP Negeri 1 Majenang,

diketahui bahwa nilai ulangan harian siswa kelas VIII di SMP Negeri 1

Majenang masih rendah dimana masih banyak siswa yang belum dapat

memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) terutama pada materi

Getaran, Gelombang, dan Bunyi. Dalam mengukur keberhasilan siswa

dalam memahami konsep, guru menggunakan soal pilihan ganda ataupun

sistem penugasan. Jumini, Retyanto & Noviyanti (2017:198) menjelaskan

bahwa soal ulangan harian dengan model pilihan ganda membuat peserta

didik yang mempunyai miskonsepsi, dapat menjawab dengan tepat, karena

ujian hanya memilih jawaban tetapi tidak pernah mengulas dan membahas

miskonsepsi secara mendalam. Jadi tanpa mengetahui konsep yang

sebenarnya pun peserta didik dapat lulus karena menebak jawaban dengan

benar.
37

Hal tersebut mendorong peneliti untuk melakukan sebuah

penelitian dalam mendeteksi terjadinya miskonsepsi siswa kelas VIII di

SMP Negeri 1 Majenang terutama pada materi Getaran, Gelombang, dan

Bunyi. Miskonsepsi dapat diidentifikasi salah satunya yaitu dengan

menggunakan tes diagnostik. Tes diagnostik adalah tes yang dapat

digunakan untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan siswa (Depdiknas,

2007:2). Dengan demikian, hasil tes diagnostik dapat digunakan sebagai

dasar memberikan tindak lanjut berupa perlakuan yang tepat dan sesuai

dengan kelemahan yang dimiliki siswa. Tes diagnostik yang digunakan

yaitu four-tier diagnostic test, dimana dalam tingkat pertama merupakan

pilihan jawaban, tingkat kedua merupakan tingkat keyakinan terhadap

tingkat pertama, tingkat ketiga merupakan pilihan alasan dari jawaban

tingkat pertama, dan tingkat keempat merupakan tingkat keyakinan dari

tingkat ketiga.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan penelitian

kualitatif deskriptif dengan menggunakan analisis konten. Penelitian ini

mendeskripsikan miskonsepsi siswa pada bab materi Getaran, Gelombang,

dan Bunyi yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakukan

khusus kepada suyek penelitian terhadap peristiwa tersebut. Identifikasi

kesalahpahaman konsep siswa dengan menggunakan instrumen tes berupa

four-tier diagnostic test. Hasil penelitian deskriptif dipaparkan secara lugas

dan apa adanya dari penelitian yang dilakukan.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan yaitu studi kasus. Penelitian studi

kasus yang dilakukan yaitu untuk memahami individu secara integratif dan

komprehensif sehingga diperoleh pemahaman yang mendalam mengenai

individu tersebut. Kasus yang akan diteliti yaitu miskonsepsi siswa beserta

faktor-faktor yang mempengaruhinya pada materi Getaran, Gelombang, dan

Bunyi. Desain penelitian ini dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut.

38
39

Penyusunan instrumen
Validasi oleh ahli
penelitian dilakukan

melakukan
melakukan Validasi butir soal
Pengujian instrumen instrumen FTDT

melakukan
melakukan Uji keabsahan
Pengumpulan data
data
penelitian
melakukan
membuat
Kesimpulan Pengolahan dan analisis
data

Gambar 3.1 Desain Penelitian

3.3 Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam penelitian ini yaitu mengidentifikasi

miskonsepsi atau kesalahpahaman konsep siswa pada materi Getaran,

Gelombang, dan Bunyi pada siswa kelas VIII semerter genap di SMP

Negeri Majenang tahun pelajaran 2020/2021. Subjek penelitian meliputi

seluruh siswa kelas VIII di sekolah tersebut.

Fokus penelitian ini ditunjukkan dengan berbagai indikator sebagai

berikut:

a. Untuk mengetahui terjadinya miskonsepsi siswa kelas VIII di SMP

Negeri 1 Majenang pada materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi.

b. Untuk mengetahui bentuk miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas

VIII di SMP Negeri 1 Majenang terhadap materi Getaran, Gelombang,

dan Bunyi.
40

c. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi

siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Majenang pada materi Getaran,

Gelombang, dan Bunyi.

3.4 Instrumen Penelitian

3.4.1 Tes

Sumber data penelitian diperoleh secara tertulis berdasarkan jawaban

siswa menggunakan tes diagnostik empat tingkat (four-tier diagnostic

test). Four-tier diagnostic test (FTDT) merupakan pengembangan dari tes

diagnostik pilihan ganda tiga tingkat dimana pengembangannya terdapat

pada ditambahnya tingkat keyakinan siswa dalam memilih jawaban

maupun alasan. Instrumen Four-tier Diagnostic test mengenai materi

Getaran, Gelombang, dan Bunyi ditunjukkan pada Lampiran 9.

3.4.2 Pedoman Wawancara

Wawancara dilakukan kepada guru dan siswa. Wawancara yang

dilakukan kepada guru untuk memperoleh informasi lebih mendalam

mengenai kendala yang dihadapi guru dalam penyampaian materi Getaran,

Gelombang, dan Bunyi serta kesulitan siswa dalam memahami materi

tersebut. Wawancara yang dilakukan kepada siswa untuk memperoleh

informasi lebih mendalam mengenai bentuk miskonsepsi pada siswa dan

kendala yang dihadapi siswa dalam proses memahami materi khususnya

pada materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi. Sumber penelitian tersebut

diperoleh dengan melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA

kelas VIII di SMP Negeri 1 Majenang dan beberapa siswa yang

mengalami miskonsepsi berdasarkan hasil jawaban pada tes diagnostik


41

empat tingkat (four-tier diagnostic test) yang telah diberikan. Pedoman

wawancara kepada siswa ditunjukkan pada Lampiran 12 dan pedoman

wawancara kepada guru ditunjukkan pada Lampiran 13.

3.4.3 Lembar Observasi

Sumber data penelitian diperoleh melalui tindakan dimana peneliti

ikut berpartisipasi secara pasif dalam proses pembelajaran. Lembar

Observasi Siswa dapat dilihat pada Lampiran 16 dan Lembar Observasi

Guru ditunjukkan pada Lampiran 17.

3.4.4 Dokumentasi

Sumber data penelitian diperoleh dari data-data maupun dokumen

yang berhubungan selama proses penelitian.

3.5 Uji Coba Instrumen Penelitian

Uji coba instrumen four-tier diagnostic test dilakukan pada siswa

kelas IX SMP Negeri 1 Majenang untuk mengetahui validitas dan

reliabilitas dari tes tersebut.

3.5.1 Uji Validitas

Validitas instrumen merupakan ketepatan instrumen atau alat ukur

terhadap objek yang diujur dalam penelitian. Instrumen yang valid berarti

alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa

yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2013:121).

Perhitungan hasil validasi oleh ahli diperoleh menggunakan rumus:


42

Perhitungan hasil validitas yang telah dilakukan kemudian

disesuaikan dengan pengkategorian kriteria validitas sebagai berikut.

Tabel 3.1 Kriteria validitas


No Skor Kriteria validitas
1 0,8 – 1 Sangat tinggi
2 0,6 – 0,8 Tinggi
3 0,4 – 0,6 Cukup
4 0,2 – 0,4 Rendah
5 0 – 0,2 Sangat rendah
(Sumber: Arikunto, 2018)
Data hasil penilaian validasi ahli yang telah diberikan oleh dosen dan

guru secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.2 Hasil penilaian validasi instrumen penelitian oleh ahli


No Instrumen Penelitian Skor Kriteria validitas
1 Lembar Observasi Guru 0,84375 Sangat tinggi
2 Lembar Observasi Siswa 0,875 Sangat tinggi
3 Soal FTDT 0,94 Sangat tinggi
(Sumber: data penelitian)
Hasil perhitungan validasi oleh 4 validator diperoleh skor seperti

yang tertera pada tabel 3.2 dengan kriteria sangat tinggi. Hal tersebut

menunjukkan bahwa instrumen penelitian layak untuk digunakan sesuai

dengan saran yang diberikan oleh masing-masing validator. Instrumen soal

FTDT kemudian dilakukan uji coba kepada sejumlah siswa yang bukan

merupakan subyek penelitian dan digunakan untuk menguji validitas butir

soal dari instrumen yang telah dibuat. Perhitungan validitas butir soal

menggunakan korelasi Bivariate Pearson dengan bantuan program SPSS

versi 25.

Hasil validitas butir soal terhadap soal FTDT yang telah dibuat

sebagai berikut.
43

Tabel 3.3 Hasil Soal Valid dan Tidak Valid


Kategori Nomor Soal
Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18,
19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30
Tidak Valid 13, 29
(Sumber: data penelitian)
Hasil lengkap uji validitas butir soal menggunakan bantuan program

SPSS versi 25 ditunjukkan pada Lampiran 10.

3.5.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan instrumen dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen yang reliabel adalah

instrurnen yang bila digunakan beberapa kali untuk rnengukur obyek yang

sama akan rnenghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2013:121).

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Instrumen Tes


Rentang Kriteria
0,91 – 1,00 Sangat Tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 Cukup
0,21 - 0,40 Rendah
< 0,20 Tidak Reliabel
(Sumber: Arikunto, 2018)
Perhitungan reliabilitas instrumen menggunakan Cronbach Alpha

dengan bantuan program SPSS versi 25. Hasil perhitungan uji reliabilitas

yang telah dilakukan yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes


Reliability Statistics
N of
Cronbach's Alpha Items
0.918 30
(Sumber: data penelitian)
Instrumen tes dianggap reliabel jika hasil uji reliabilitas memiliki

kriteria tinggi. Hasil uji reliabilitas terhadap tes yang digunakan dalam
44

penelitian ini memiliki nilai reliabilitas 0,918 dengan kriteria reliabilitas

sangat tinggi.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah atau strategi dalam

proses penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan sebuah data penelitian.

Peneliti mengumpulkan data penelitian dengan menggunakan tes,

wawancara, observasi, dan dokumentasi.

3.6.1 Tes

Teknik pengumpulan tes diperoleh secara tertulis berdasarkan

jawaban siswa menggunakan tes diagnostik empat tingkat (four-tier

diagnostic test) yang digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa

pada materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi. Instrumen four-tier diagnostic

test kemudian dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas sebelum diberikan

kepada subjek penelitian. Hasil identifikasi miskonsepsi setiap kelas

ditunjukkan pada Lampiran 1 sampai Lampiran 8 (kelas VIII A sampai

kelas VIII H).

3.6.2 Wawancara

Peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA kelas

VIII di SMP Negeri 1 Majenang dan beberapa siswa yang mengalami

miskonsepsi berdasarkan hasil jawaban pada tes diagnostik empat tingkat

(four-tier diagnostic test) yang telah diberikan dengan tujuan untuk

mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi pada

siswa. Wawancara yang dilakukan yaitu wawancara mendalam untuk

mendapatkan data dari hasil tes tertulis guna menggali informasi mengenai
45

bentuk miskonsepsi yang terjadi pada siswa sesuai dengan data yang

dibutuhkan.

Instrumen wawancara menggunakan pedoman wawancara. Pedoman

wawancara pada guru berisikan mengenai pendapat guru tentang soal tes

diagnostik empat tingkat (four-tier diagnostic test), respon siswa, materi

Getaran, Gelombang, dan Bunyi, dan kendala yang dihadapi selama proses

pembelajaran. Ppedoman wawancara pada siswa berisikan mengenai

pendapat siswa terhadap soal tes diagnostik empat tingkat (four-tier

diagnostic test), materi pembelajaran Getaran, Gelombang, dan Bunyi, serta

kesulitan siswa dalam mengerjakan soal maupun dalam mengikuti proses

pembelajaran. Hasil wawancara kepada siswa dapat dilihat pada Lampiran

14 dan hasil wawancara kepada guru ditunjukkan pada lampiran 15.

3.6.3 Observasi

Proses observasi dilakukan untuk mengetahui faktor yang dapat

menyebabkan miskonsepsi dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan

oleh guru dan siswa. Peneliti melakukan observasi dengan cara ikut

berpartisipasi pasif dalam proses pembelajaran. Kedatangan peneliti dalam

proses pembelajaran tidak memberikan perlakukan khusus kepada subyek

penelitian. Proses observasi penelitian dilakukan saat guru mengajar siswa

kelas VIII pada materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi untuk mengetahui

konsep yang diajarkan oleh guru apakah sesuai dengan konsep atau tidak.

Hasil observasi proses pembelajaran ditunjukkan pada Lampiran 18 sampai

Lampiran 25 (Kelas VIII A sampai Kelas VIII H).


46

3.6.4 Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data-data hasil penelitian

yang diperoleh selama di lapangan. Peneliti melakukan pengumpulan data

hasil pengerjaan siswa menggunakan tes diagnostik empat tingkat (four-tier

diagnostic test), data hasil wawancara, dokumentasi observasi selama proses

pembelajaran berlangsung, maupun dokumentasi yang lain yang menunjang

selama proses penelitian berlangsung.

3.7 Teknik Keabsahan Data

Pada penelitian ini, teknik keabsahan data dilakukan menggunakan

teknik pemeriksaan data dengan empat kriteria. Kriteria tersebut terdiri dari

derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability),

kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).

3.7.1 Kepercayaan (credibility)

Pengecekan credibility data atau derajat kepercayaan dalam penelitian

ini yaitu menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi yang digunakan oleh

peneliti yaitu triangulasi teknik. Triangulasi teknik untuk menguji

kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang

sarna dengan teknik yang berbeda. Setelah memberikan tes berupa four-tier

diagnostic test kemudian dilakukan wawancara dengan beberapa siswa yang

mengalami miskonsepsi untuk mengetahui bentuk miskonsepsi pada siswa

serta faktor yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi.

3.7.2 Keteralihan (transferability)

Pengecekan transferability bertujuan agar hasil penelitian yang telah

dilakukan dapat dipahami oleh orang lain sehingga ada kemungkinan untuk
47

menerapkan hasil penelitian tersebut. Pengecekan transferability dilakukan

dengan memberikan uraian secara rinci, jelas, dan sistematis mengenai hasil

data penelitian yang telah diperoleh.

3.7.3 Kebergantungan (dependability)

Pengecekan dependability bertujuan sebagai klarifikasi terhadap data

yang telah diperoleh sehingga diperoleh kesepakatan untuk direplikasi atau

diteruskan dengan perubahan. Dependability dilakukan dengan cara

mengaudit keseluruhan aktivitas penelitian yang telah dilakukan mengenai

bagaimana peneliti mulai menentukan masalah/fokus, memasuki lapangan,

menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan

data, sampai membuat kesimpulan.

3.7.4 Kepastian (conformability)

Pengecekan conformability dalam penelitian kualitatif disebut juga

dengan uji objektivitas penelitian. Penelitian dianggap objektif apabila hasil

penelitian yang telah dilakukan disepakati oleh banyak orang (Sugiyono,

2013:277). Pengecekan conformability yaitu persetujuan dari dosen

pembimbing untuk mengonfirmasi hasil penelitian yang telah dilakukan.

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil pengerjaan soal oleh siswa, hasil wawancara

pada guru dan siswa, hasil observasi selama proses pembelajaran, dan

dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori dan

memilih mana yang penting dan yang akan diolah untuk dibuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.


48

Miles and Huberman (1984) mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara

terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam

analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion

drawing/verification (Sugiyono, 2013:246).

3.8.1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya

(Sugiyono, 2013:247). Banyaknya data yang diperoleh di lapangan dapat

memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya setelah dilakukan reduksi data.

Peneliti mereduksi atau memfokuskan data berdasarkan hasil jawaban

siswa pada instrumen FTDT, transkip wawancara kepada guru IPA kelas

VIII dan beberapa siswa kelas VIII, serta hasil observasi proses

pembelajaran yang telah diperoleh mengenai bentuk miskonsepsi siswa

serta faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi siswa pada

materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi.

3.8.2 Penyajian Data

Miles and Huberman (1984) menyatakan bahwa penyajian data dalam

penelitian kualitatif berupa teks yang bersifat naratif. Selain teks naratif,

penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat berupa bagan, hubungan

antar kategori, flowchart dan sejenisnya (Sugiyono, 2013:249). Tujuan

dilakukannya penyajian data yaitu untuk mempermudah dalam memahami


49

apa yang terjadi, merencanakan langkah selanjutnya yang akan dilakukan

berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

Penyajian data berdasarkan pada tabel pengkategorian dan kombinasi

four-tier test diagnostik yang dikemukakan oleh Ismail, dkk (2015:382)

sebagai berikut.

Tabel 3.6 Kombinasi jawaban Four-Tier Diagnostic Test


Kombinasi Jawaban
No Tingkat Tingkat Kategori
Jawaban Alasan
Keyakinan Keyakinan
1 Benar Yakin Benar Yakin Paham Konsep
2 Benar Yakin Salah Yakin
3 Benar Tidak Salah Yakin
Miskonsepsi
4 Salah Yakin Salah Yakin
5 Salah Tidak Salah Yakin
6 Benar Yakin Benar Tidak
7 Benar Yakin Salah Tidak
8 Benar Tidak Benar Yakin
9 Benar Tidak Benar Tidak
Tidak Paham
10 Benar Tidak Salah Tidak
Konsep
11 Salah Yakin Benar Tidak
12 Salah Yakin Salah Tidak
13 Salah Tidak Benar Tidak
14 Salah Tidak Salah Tidak
15 Salah Yakin Benar Yakin
Error
16 Salah Tidak Benar Yakin
(Sumber : Ismail, dkk. 2015:382)
Analisis data berdasarkan tabel tersebut untuk mentukan siswa yang
paham, tidak paham, miskonsepsi dan error menggunakan teknik persentase
berikut:

Keterangan:

P = persentase jumlah siswa pada paham konsep, tidak paham konsep,

miskonsepsi dan error

S = banyaknya siswa pada paham konsep, tidak paham konsep,

miskonsepsi dan error


50

Js = jumlah seluruh siswa peserta tes

Tabel 3.7 Pengkategorian miskonsepsi


Presentase Kategori
0-30% Rendah
31-60% Sedang
61-100% Tinggi
(Sumber : Istighfarin, 2015:993)
Penyajian data hasil wawancara yang telah dilakukan kepada beberapa

siswa kelas VIII dan guru mata pelajaran IPA kelas VIII menggunakan

pedoman wawancara ditunjukkan pada Lampiran 12 dan Lampiran 13.

Penyajian data hasil observasi proses pembelajaran yang telah dilakukan

menggunakan lembar observasi siswa dan guru ditunjukkan pada Lampiran

16 dan Lampiran 17.

3.8.3 Penarikan Kesimpulan

Langkah analisis data selanjutnya dalam penelitian kualitatif adalah

penarikan kesimpulan. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat

yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya (Sugiyono,

2013:252).

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara memfokuskan hasil

penelitian yang telah diperoleh untuk mengetahui terjadi tidaknya

miskonsepsi pada siswa, bentuk miskonsepsi siswa khususnya pada materi

materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi, serta faktor-faktor yang

mempengaruhi terjadinya miskonsepsi tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Agustin, P. N. A., Lesmono, A. D., & Bachtiar, R. W. (2017). Pembelajaran


Fisika di SMA Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD
(Kajian: di SMAN 1 Tapen Bondowoso). Jurnal Pembelajaran Fisika, 6(2),
196-202.

Annisa, R., Astuti, B., & Mindyarto, B. N. (2019). Tes Diagnostik Four-Tier
Untuk Identifikasi Pemahaman dan Miskonsepsi Siswa pada Materi Gerak
Melingkar Beraturan. Jurnal Pendidikan Fisika dan Keilmuan, 5(1), 25-32.

Arikunto, Suharsimi. (2018). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi 3. Jakarta:


Bumi Aksara.

Astuti, L. S. (2017). Penguasaan Konsep IPA Ditinjau dari Konsep Diri dan Minat
Belajar Siswa. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 7(1), 40-48.

Aulia, S., Diana, N., & Yuberti, Y. (2018). Analisis Miskonsepsi Siswa SMP pada
Materi Fisika. Indonesian Journal of Science and Mathematics Education,
1(2), 155-161.

Caleon, I. S., & Subramaniam, R. (2009). Do Students Know What They Know
and What They Don‟t Know? Using a Four-Tier Diagnostic Test to Assess
the Nature of Students‟ Alternative Conceptions. Research in Science
Education, 40(3), 313-337.

Caleon, I. S., & Subramaniam, R. (2010). Development and Application of a


Three-Tier Diagnostic Test to Assess Secondary Students‟ Understanding of
Waves. International Journal of Science Education, 32(7), 939-961.

Dendodi, H. T. Maria., Hamdani. (2020). Pengembangan Tes Diagnostik Four


Tier Test Dilengkapi dengan Self-Diagnosis Sheet Tentang Energi di SMA.
Jurnal Inovasi Penelitian dan Pembelajaran Fisika, 1(1), 8-16.

Depdiknas. (2007). Tes Diagnostik. Jakarta: Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar


dan Menengah.

Dewi, S. Z., & Ibrahim, H. T. (2019). Pentingnya Pemahaman Konsep untuk


Mengatasi Miskonsepsi dalam Materi Belajar IPA di Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan UNIGA, 13(1), 130-136.

Fadllan, A. (2011). Model Pembelajaran Konflik Kognitif untuk Mengatasi


Miskonsepsi pada Mahasiswa Tadris Fisika Program Kualifikasi S.1 Guru
Madrasah. Jurnal Phenomenon, 2(1), 139-159.

89
90

Fakhruddin, Azizahwati, & Rahmi, Y. (2012). Analisis Penyebab Miskonsepsi


Siswa pada Pelajaran Fisika di Kelas XII SMA/MA kota Duri. Jurnal
Pendidikan Matematika, 3(1), 87-98.

Fariyani, Q., & Rusilowati, A. (2015). Pengembangan Four-Tier Diagnostic Test


Untuk Mengungkap Miskonsepsi Fisika Siswa SMA Kelas X. Journal of
Innovative Science Education, 4(2), 41-49.

Firmansyah, A., Kosim, & Ayub, S. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran


Berbasis Masalah dengan Metode Eksperimen pada Materi Cahaya terhadap
Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII SMPN 2 Gunungsari Tahun Ajaran
2014/2015. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, 1(3). 154-159.

Fitria, A. (2014). Miskonsepsi Mahasiswa dalam Menentukan Grup pada Struktur


Aljabar Menggunakan Certainty Of Response Index (CRI) di Jurusan
Pendidikan Matematika IAIN Antasari. JMP IAIN Antasari, 1(2), 45-60.

Fitriyati, I., Hidayat, A., & Munzil, M. (2017). Pengembangan Perangkat


Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Ilmiah dan
Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jurnal
Pembelajaran Sains, 1(1), 27-34.

Gurel, D. K., Eryılmaz, A., & McDermott, L. C. (2015). A Review and


Comparison of Diagnostic Instruments to Identify Students' Misconceptions
in Science. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology
Education, 11(5), 989-1008.

Gurel, D. K., Eryilmaz, A., & McDermott, L. C. (2017). Development and


Application of a Four-Tier Test to Assess Pre-Service Physics Teachers‟
Misconceptions About Geometrical Optics. Research in science &
Technological Education, 35(2), 238-260.

Haris, V. (2013). Identifikasi Miskonsepsi Materi Mekanika dengan


Menggunakan CRI (Certainty of Response Index). Ta'dib, 16(1), 77-86.

Hidayat, M. (2011). Mengatasi Miskonsepsi pada Mata Pelajaran Fisika. Jurnal


Sains Dan Matematika, 3(1), 1-12.

Ismail, dkk. (2015). Diagnostik Miskonsepsi Melalui Listrik Dinamis Four Tier
Test. Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains, 3(1),
381-384.

Istighfarin, L. (2015). Profil Miskonsepsi Siswa pada Materi Struktur dan Fungsi
Jaringan Tumbuhan. BioEdu, 4(3), 991-995.

Jumini, S., Retyanto, B. D., & Noviyanti, V. (2017). Identifikasi Miskonsepsi


Fisika Menggunakan Three-Tier Diagnostic Test Pada Pokok Bahasan
Kinematika Gerak. SPEKTRA: Jurnal Kajian Pendidikan Sains, 3(2), 196-
206.
91

Juniati, N. W., & Widiana, I. W. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri


untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 1(1),
20-29.

Kang, et.al. (2010). Cognitive Conflict and Situational Interest as Factors


Influencing Conceptual Change. International Journal of Environmental &
Science Education, 5(4), 383-405.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Ilmu Pengetahuan Alam


SMP/MTs Kelas VIII Semester 2. Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Kemdikbud, Balitbang.

Kustiyah. (2007). Miskonsepsi Difusi dan Osmosis pada Siswa MAN Model.
Jurnal Ilmiah Guru Kanderang Tingang, 1, 24-37.

Liza, M. M., Soewarno, S., & Marwan, A. R. (2016). Identifikasi Miskonsespi


Siswa pada Materi Getaran dan Gelombang Kelas VIII di MTsN Rukoh.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Fisika, 1(4), 212-217.

Maryam, E. (2020). Identifikasi Miskonsepsi Menggunakan Three-Tier


Diagnostic Test Berbasis Google Form pada Pokok Bahasan Potensial
Listrik. Silampari Jurnal Pendidikan Ilmu Fisika, 2(2), 149-162.

Moleong, L.J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:


PT. Remaja Rosdakarya.

Muna, I. A. (2016). Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa PGMI pada Konsep


Hukum Newton Menggunakan Certainty of Response Index (CRI). Jurnal
Kependidikan Dan Kemasyarakatan, 13(2), 309-322.

Netriwati, N. (2018). Penerapan Taksonomi Bloom Revisi untuk Meningkatkan


Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis. Desimal: Jurnal Matematika,
1(3), 347-352.

Putra, I. A., Pujani, N. M., & Juniartina, P. P. (2018). Pengaruh Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Pemahaman Konsep IPA
Siswa. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia, 1(2), 80-90.

Putri, R. H., Lesmono, A. D., & Aristya, P. D. (2017). Pengaruh Model Discovery
Learning Terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Fisika Siswa MAN
Bondowoso. Jurnal Pembelajaran Fisika, 6(2), 173-180.

Rahayu, T. M., Astutik, S., & Prihandono, T. (2017). Model Pembelajaran


Kooperatif Tipe Group Investigation Berbasis Observasi Gejala Fisis Pada
Pembelajaran IPA-Fisika di SMP. Jurnal Pembelajaran Fisika, 6(1), 56-62.

Resbiantoro, G., & Nugraha, A. W. (2017). Miskonsepsi Mahasiswa pada Konsep


Dasar Gaya dan Gerak untuk Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Sains, 5(2),
80-87.
92

Rista, K, & Ariyanto, E. A. (2018). Pentingnya Pendidikan & Meningkatkan


Motivasi Belajar Anak. Jurnal Karya Pengabdian Dosen dan Mahasiswa,
1(2), 139-140.

Rochim, F. N., Munawaroh, F., Wulandari, A. Y. R., & Ahied, M. (2019).


Identifikasi Profil Miskonsepsi Siswa pada Materi Cahaya Menggunakan
Metode Four Tier Test dengan Certainty Of Response Index (CRI). Natural
Science Education Research, 2(2), 140-149.

Rusilowati, A. (2015). Pengembangan Tes Diagnostik Sebagai Alat Evaluasi


Kesulitan Belajar Fisika. Prosiding Seminar Proposal Fisika dan
Pendidikan Fisika, 6(1), 1-10.

Sadhu, et.al. (2017). Analysis of Acid-Base Misconceptions Using Modified


Certainty of Response index (CRI) and Diagnostic Interview for Different
Student Levels Cognitive. International Journal of Science and Applied
Science: Conference Series, 1(2), 91-100).

Sadiqin, I. K., Santoso, U. T., & Sholahuddin, A. (2017). Pemahaman Konsep


IPA Siswa SMP Melalui Pembelajaran Problem Solving pada Topik
Perubahan Benda-Benda di Sekitar Kita. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA,
3(1). 52-62.

Sheftyawan, W. B., Prihandono, T., & Lesmono, A. D. (2018). Identifikasi


Miskonsepsi Siswa Menggunakan Four-Tier Diagnostic Test pada Materi
Optik Geometri. Jurnal Pembelajaran Fisika, 7(2), 147-153.

Sopiany, H. N., & Rahayu, W. (2019). Analisis Miskonsepsi Siswa Ditinjau dari
Teori Kontruktivisme pada Materi Segiempat. Jurnal Pendidikan
Matematika, 13(2), 185-200.

Suantini, N. L. Y., Jampel, I. N., & Widiana, I. W. (2013). Pengaruh Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Terhadap Pemahaman Konsep IPA
Siswa Kelas IV di Gugus II Kecamatan Gerokgak. Mimbar PGSD
Undiksha, 1(1), 1-10.

Suciati, dkk. (2014). Identifikasi Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran Biologi


Ditinjau dari Aspek-aspek Literasi Sains. Seminar Nasional Pendidikan
Sains IV 2014. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Sufiani, Y., Erniwati, E., & Eso, R. (2019). Analisis Pemahaman Konsep Fisika
Peserta Didik dengan Instrumen Four-Tier Diagnostict Test. Jurnal
Penelitian Pendidikan Fisika, 4(1), 35-43.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Suparno, P. (2013). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika.


Jakarta: Grasindo.
93

Suwindra, I. N. P., & Mardana, I. B. P. (2018). Strategi Pemblajaran Guru:


Relevansinya dalam Mereduksi Miskonsepsi dan Peningkatan Prestasi
Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Undiksha, 8(1), 21-30.

Tarmizi, T., Halim, A., & Khaldun, I. (2017). Penggunaan Metode Eksperimen
Untuk Mengatasi Miskonsepsi dan Meningkatkan Pemahaman Konsep
Materi Rangkaian Listrik di SMA Negeri 1 Jaya Kabupaten Aceh Jaya,
Aceh. Indonesian Journal of Science Education, 5(1), 5-11.

Thursinawati, T. (2012). Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk


Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Pemahaman Hakikat Sains Siswa.
Visipena Journal, 3(1). 83-99.

Vosniadou, S., & Skopeliti, I. (2017). Is it the Earth that Turns or the Sun that
Goes Behind the Mountains? Students‟ Misconceptions About the
Day/Night Cycle After Reading a Science Text. International Journal of
Science Education, 39(15), 2027–2051.

Widiawati, N. P., Pudjawan, K., & Margunayasa, I. (2015). Analisis Pemahaman


Konsep dalam Pelajaran IPA pada Siswa Kelas IV SD Gugus II Kecamatan
Banjar. E-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, 3(1), 1-11.

Widiyanto, A., Sujarwanto, E., & Prihaningtiyas, S. (2018). Analisis Pemahaman


Konsep Peserta Didik dengan Instrumen Four Tier Diagnostic Test pada
Materi Gelombang Mekanik. Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin, 1,
138-146).

Wiyono, F. M., Sugiyanto, S., & Yulianti, E. (2016). Identifikasi Hasil Analisis
Miskonsepsi Gerak Menggunakan Instrumen Diagnostik Three Tier pada
Siswa SMP. Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya, 6(2), 61-69.

Yoanita, P., & Akhlis, I. (2015). Pengembangan E-Diagnostic Test Untuk


Identifikasi Tingkat Pemahaman Konsep Siswa SMP pada Tema Optik dan
Penglihatan. Unnes Science Education Journal, 4(1), 815-822.

Yunita, M., & Sahala, S. (2016). Miskonsepsi Siswa Kelas X SMA Negeri 1
Teluk Batang pada Materi Kalor dan Perpindahannya. Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran Khatulistiwa, 5(2), 1-10.

Zafitri, R. E., Fitriyanto, S., & Yahya, F. (2018). Pengembangan Tes Diagnostik
untuk Miskonsepsi pada Materi Usaha dan Energi Berbasis Adobe Flash
Kelas XI di MA NW Samawa Sumbawa Besar Tahun Ajaran 2017/2018.
Jurnal Kependidikan, 2(2), 19-34.

Zhao, Z. (2013). An Overview of Studies on Diagnostic Testing and its


Implications for the Development of Diagnostic Speaking Test.
International Journal of English Linguistics, 3(1), 41-45.
94

Lampiran 1
Hasil Identifikasi Miskonsepsi Siswa Kelas VIII A
Nomor Soal
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 TP TP P TP P TP TP TP M TP P TP P M TP TP TP TP P P P P TP P
2 M E M P M M M M M M M M M M M M M M M M E M E M
3 M E TP M P M M M M TP E M M M E P P M M M P P M TP
4 M E M M P M M M M P P P P M E M P M P P E M E E
5 M M M E P M M E M M M P P M M E P M M M E M M M
6 P E P E P P P M E M P M E M E M M M P M P M P M
7 E E P P P E M P E M E P E M M E TP M M M E M M M
8 E E M P P P P P M P P P P M E E M M P P E E M M
9 P M P E P E M M E M P P M M P M E M P M P M M M
10 E E E M P E M E TP P P P P M E M TP TP M P P E P E
11 M P M P P P P M M P P P P M M P M M M P P E TP P
12 P E TP P TP M M P TP P P M M M E TP TP TP TP P P E TP TP
13 M E E P P P TP P TP P M P P M M TP TP TP M P M M M TP
14 M P P E E E P E M P P M E M E M M M M E M M M P
15 M E TP M P M M M M TP E M M M E P E TP M M P P M TP
16 M M M E P P P P M P P M E M M TP TP M M P M E TP TP
17 M E TP P P M P M TP P P M M M E TP TP TP M P P E TP TP
18 P P M E P M M M M P P P E M P M M M E P M E M E
19 P E E E P P M M TP P TP TP E M P TP TP TP TP M M TP TP TP
20 P P P M P P P P P P P P E M P M M E P P P P M E
21 P P M E P E M P M P P P P M E E M M P P E M M E
Keterangan : P : Paham Konsep
TP : Tidak Paham Konsep
M : Miskonsepsi
E : Error
95

Lampiran 2
Hasil Identifikasi Miskonsepsi Siswa Kelas VIII B
Nomor Soal
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 P E E M E E M M M TP P P M TP TP TP M TP E M E M TP M
2 P M E E P M P M M E M P M M E M M P M P M P M E
3 M E M M P P P P P P P P E E P M P P M M P E M M
4 M M TP TP P E E M E M P P M M E M M E M TP P E E M
5 M M M M M M M M TP M M P M M M M M TP M M P M M P
6 M M E P E E M M M M M M M M P M M M E M M E M M
7 E E P E P E M TP E M P P P M P M TP TP P M P M TP M
8 M E M E P M M M M P P P P M M TP TP TP E P E M TP E
9 M E P M P M M M M M P P P M M M M M M P P E M P
10 M M TP TP TP M TP M TP P P P TP M TP TP TP M M P TP TP TP TP
11 M P P P P M M P M P P P P M M E M M M M P E M P
12 M M M E P TP TP TP TP TP TP TP M TP TP TP TP P TP E E TP TP TP
13 P M M M P P TP E M P P TP E M TP TP TP M M P E TP TP M
14 M TP E M P TP TP M TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP M
15 M P P P P P M P M TP P P P P M TP M P P P P E TP P
16 P M E M P M M E M M M M M M E M M P P P E P E M
17 M M E E P M P M M E P P P M E TP TP TP M P E P TP E
18 M M M P P M P M M P M M M TP TP TP M E M E P P M
19 M P P M P M M M M P P P P M M E M P M M E E M E
20 P E M P P P M M E P P P P P M M P P E E P E M M
Keterangan : P : Paham Konsep
TP : Tidak Paham Konsep
M : Miskonsepsi
E : Error
96

Lampiran 3
Hasil Identifikasi Miskonsepsi Siswa Kelas VIII C
Nomor Soal
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 M P M E M P M P M P M P E M M M M TP M M P M M M
2 TP P E P P E M TP P P TP P E TP M TP TP TP TP TP TP TP TP TP
3 M E M M P P M M M P P P P M E M P M P P E M M M
4 P E E E P P TP TP TP TP P TP TP M TP TP TP TP M P P M TP TP
5 E P M P P P M M M P P P M M M P P P M M E M M E
6 P P E E P P P P E P P M E P E M P M P P P E E P
7 P P P P P M P P E P P E P E P E E M E M P E TP E
8 M M E M P M M M M P P P M M E M M M M M M P M M
9 M E M M P P M M M P P P P M E P P M P P E M M E
10 M E M M P E M M M P P P E M M M P M E P E M P E
11 E E P P P E P E P P P P M M E M M E M P M M P E
12 M E M M P M M E M M M M P P P E E E M M P M M M
13 TP TP M TP M TP M TP TP P M M TP M TP TP TP TP TP E M TP TP TP
14 M E TP E TP M TP TP M TP TP TP E TP M TP TP M M M M M M M
15 M P E P P E M M TP TP M P TP M TP TP TP TP M M P TP P E
16 M M E M M E M M E TP M TP P TP E TP TP E M P E M E M
17 P E P P P P E P P P P M P M P P P P M P P P P P
18 P E M TP M M E E M M M M P E M TP TP P P E M M M M
19 M E TP E M E M E M P P P P M TP TP TP TP M M M P TP M
20 P P E E P E M E E P P M P M M M M M P P P E M P
21 M M E TP P P M TP TP M E M M TP M TP TP TP P M M TP TP M
22 M M E M M M E M M M M M P M M TP M M M E E E M P
23 P E P E P P M P P P M P P M P TP P M P M P P P P
Keterangan : P : Paham Konsep
TP : Tidak Paham Konsep
M : Miskonsepsi
E : Error
97

Lampiran 4
Hasil Identifikasi Miskonsepsi Siswa Kelas VIII D
Nomor Soal
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 P M M M P E M M TP P M E M M M M P P P P P P TP M
2 P E M P P M M P TP P TP TP M P P TP TP TP P P TP M TP M
3 M P P M P E P M E P P P P M P P M P P P P M P M
4 M E P P P P M P TP P P P P M P TP E TP M P M P TP M
5 E E TP TP TP TP TP M TP M M M P M TP TP E TP E E E TP TP M
6 M E M M E P P P P P P P E M P E P P P M P E M M
7 P P E E P E TP M M M P P P M M E P P P TP M TP TP TP
8 TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP M M TP TP TP TP P TP TP TP TP TP
9 M M P P P M M P E E P P M M E M M M P M P P E E
10 M P P E M TP M M E P P P E M TP TP TP TP P E P M TP E
11 P P M M P P M M E E P M M M P P E TP M P M E E E
12 M M E E P E M E M P M M P M E M P P P M E P M E
13 P E M M P P M P P P TP TP P P E TP TP TP P P P M P TP
14 P TP M M P M M M TP TP TP TP M M TP TP TP TP TP TP P M TP TP
15 P M E M P M M M E M P P P M M P M E M P P M M E
16 P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P
17 TP M M E P P M P TP M P P P M TP TP M TP E M TP M P E
18 P E P P P P M P P P M M P M E E P E M P P M P E
19 P E M M P P M E E M P M P M E TP E TP P M M M E M
20 TP TP TP M P E M E TP TP TP P TP TP TP TP TP TP M M TP TP E M
Keterangan : P : Paham Konsep
TP : Tidak Paham Konsep
M : Miskonsepsi
E : Error
98

Lampiran 5
Hasil Identifikasi Miskonsepsi Siswa Kelas VIII E
Nomor Soal
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 P M M M P P P P M P M P M M M M M P M P P M M M
2 M E M M P P M M M P M M P M E M E E M M E M E M
3 P M M E P P M P M P M P M P M M M M M P M M P E
4 P M M M P P M M P M P P M M TP E TP TP M P P M P E
5 TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP M TP TP TP TP M TP TP TP TP TP
6 M E M M P P P P TP P P P P P P M TP P P M P E TP M
7 P E E M M TP TP M M M M E E M TP TP M TP TP P M E TP M
8 P E P P P P E P M P P P P M TP P P P M P P P P P
9 P P M M P P M P P P P P P M E E E M P P P M E M
10 TP E TP M M E M M TP E M P M M TP TP P TP E P TP TP TP M
11 P P P P P P P P P P P P M TP TP M P E E P P M P M
12 M E M M P M M M M P P P P M E E TP P M M E M M M
13 P E E E P P P M TP M P P M M M TP M E M P E M M M
14 M P M P P M P M E P M E E M P TP TP E E M M P E M
15 P P P M P M M E E P P P M M E E M M E M P M M M
16 P M M M P M M M TP M P P E M E E E M M E M P E M
17 P P M E P E M E TP M P M M M P TP M M M M M M M M
18 P P P P P E P P E P P E P E M P E M E P P E TP E
Keterangan : P : Paham Konsep
TP : Tidak Paham Konsep
M : Miskonsepsi
E : Error
99

Lampiran 6
Hasil Identifikasi Miskonsepsi Kelas VIII F
Nomor Soal
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 M P M TP P P M E TP TP M TP M M E TP TP TP M M E M E P
2 M E E M P E P P M P M E M M P M M M M M E M M M
3 M P M P P M M M P P P M E M E TP P TP M P E M TP TP
4 E E TP TP P E M P E P E P P M E E M M M M P E TP M
5 E E E P P P P TP TP P P P M M TP E P M M M P E TP M
6 M E M M P P M M M M P P E M E E E M E P E M M P
7 E P P P P E P M TP P P M M M TP M TP P M P P E P P
8 P P E P P P M M P P P P P M M M M P P P E E P P
9 P E M P P P M M E P P P E M E M E P P M P M E P
10 P P E M P P M M M P M E E M E TP P M E M P E P M
11 P E P M P P M M E M E P E M TP TP TP P P P P P TP P
12 M E E E P E M M P P P P M M P P P P M M E M M P
13 M M P P P M M M E P M P P M E M M E E P P M E E
14 M E M M P E TP M TP P P P P M TP P P TP P M E M M M
15 M E TP M P P M M TP P P P P M E TP TP M P P P M P E
16 P E M M P P M M M P P P M M E M E E P M P M E M
17 P P M P P P M M TP P P M M M TP TP P TP M TP E M TP E
Keterangan : P : Paham Konsep
TP : Tidak Paham Konsep
M : Miskonsepsi
E : Error
100

Lampiran 7
Hasil Identifikasi Miskonsepsi Siswa Kelas VIII G
Nomor Soal
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 P M M P P E M E E P M P P M M M M M P E P M P M
2 M E E E P P M P M P P P P M P M M M P P P E E M
3 M E E E P P M M TP P M P E M M P TP TP M M P E P P
4 M P TP P P P M TP P TP M P E M E M TP TP M P E M TP M
5 P E P P P P M P P P P P E M E M TP TP M M P M M M
6 M P E E P P E M E E P P P M TP TP P P P P P E M P
7 M P E M P P P E M P M P P M E E E M E P M E TP TP
8 M M E E P E P P M M P P M M E P TP TP P P P M P E
9 M P E E E E M P P M M M M M E TP TP M M M P M M P
10 M M P P P M M TP TP P M M TP M TP TP E TP P M M E TP M
11 P M M P P P M TP P P P P E P P M P TP M P P TP P E
12 E E M M M M M M E M M M E M M P M P P P E M E M
13 P M E P P P M E E M M P M M E M E M P P P E M M
14 M P P P P P P M TP P P E P M P M E M M P E M P M
15 P P E E P E M TP E TP P TP TP M TP TP TP TP TP P M TP TP M
16 M P M E P M M P M P P P E P TP M TP M E P P E TP P
17 M E M M P P M M TP M M P M TP M M E M E P M E E M
18 P E P P P P P P P P P P P M E TP M E M P P M M M
19 P TP TP TP TP P P P TP P TP P M M TP TP TP TP TP TP TP TP TP E
Keterangan : P : Paham Konsep
TP : Tidak Paham Konsep
M : Miskonsepsi
E : Error
101

Lampiran 8
Hasil Identifikasi Miskonsepsi Siswa Kelas VIII H
Nomor Soal
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 P E M P P P M E TP M P P M M TP TP M TP E P M TP TP TP
2 P P M M P P P P E P P P P M M M M P P P P M M P
3 P P M M P P M M P P P P M M E E E P M M P E M M
4 M E TP M P P P P P P P P E M P E TP P P M M E M P
5 P P M M P P P P E P P P P P P P P E P P P M E P
6 P P M P P P M P E P P M E E E E E M P P P P M P
7 M E M M P P P P P P P P E M P M P E P P E E E M
8 P P M P P P P P P P P P E M P M E E P P p E E P
9 M E TP M P P P P P P P P E M P TP P TP M M P E M M
10 M M M M P P P P P P P P P M M E M P M P P M M P
11 P P E E P P P P TP P P P E M E TP TP TP P M P P E P
12 P P M M P P TP P TP P P M E M M TP M TP M M P E E P
13 P P E E P P M M E P P P P M E M E E P M M E P P
14 P P M M P P P P P P M P M M P M P P P P P E P M
15 M P P P P P M P P M P P M M TP TP TP M P M P M TP P
16 M P P P P P M P P M P P P P P M E M E P P TP P P
17 P P M P P P P P P M P P P P P M P P P P P E P E
18 E P P P P M P M M M M P M M E M E E M P E E M M
19 P P P P P P P P P P P P M M P TP TP P P P P E E P
20 P E P P P P M P TP TP M TP P M M TP P TP P M P M TP M
21 P M P P P P P P P P P P E M P M P P M P P E M E
22 E E P M P P M P E P M P M M E M TP TP P M M TP M E
23 M E P P P P M P P P P P M M TP M TP P P P E TP TP M
24 M M M M M P P P TP P P P P M P P TP M M P E M TP M
25 P P E P P E M M E M P P E M E P E E E M M M E M
26 TP P TP P P P M P P P TP P TP TP P TP TP P P P P TP M P
27 P P P P P P P P P P P P P M P M P P P P P M M M
102

28 P P P P P P M P P P P P P M P TP P P P M P TP TP M
29 M TP E P P P M P P P P M TP P P P P P M P P TP TP M
30 P E M M P P M P M P P P P M P P E P P E E E TP M
31 P P M P P P M P P M P P P M P TP TP TP P P P M E M
Keterangan : P : Paham Konsep
TP : Tidak Paham Konsep
M : Miskonsepsi
E : Error
103

Lampiran 9
Soal Four-Tier Diagnostic test untuk dilakukan uji validitas butir soal dan reliabilitas soal

Instrumen Tes Diagnostik Four Tier pada materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi

No Indikator Soal Nomor Soal


1 Konsep getaran 1, 2
2 Pengertian amplitudo dan simpangan 3, 4
3 Periode getaran 5, 6, 11
4 Frekuensi getaran 7, 8
5 Hubungan frekuensi dan periode 9, 10
6 Konsep gelombang 12, 16
7 Jenis-jenis gelombang 13, 14, 15
8 Konsep dasar perhitungan gelombang 17, 18, 19
Hubungan periode, frekuensi, panjang
9 20, 21, 22
gelombang, dan cepat rambat gelombang
10 Konsep bunyi 23, 25
11 Cepat rambat bunyi 26, 27, 28
12 Karakteristik bunyi 24, 29, 30

Petunjuk:
Berilah tanda silang (x) pada pilihan jawaban dengan benar dan tepat!

No Indikator Soal Alasan


1 Miskonsepsi Berikut ini merupakan contoh getaran, Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam kecuali…. a. Bergerak ke depan dan ke belakang bukan
memberikan a. gerakan tangan ketika berjalan merupakan contoh getaran
contoh (C2) b. gerakan bumi saat terjadi gempa b. Bergerak naik turun di dalam bumi bukan
peristiwa getaran c. gerakan jarum jam merupakan contoh getaran
d. gerakan ayunan yang dimainkan oleh anak- c. Bergerak mengitari titik pusat bukan
104

anak merupakan contoh getaran


Apakah anda yakin dengan jawaban anda? d. Bergerak bolak-balik pada lintasan yang
a. Yakin sama bukan merupakan contoh getaran
b. Tidak yakin Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
2 Miskonsepsi Perhatikan gambar berikut. Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam 0
a. Bandul melakukan 1 getaran jika bergerak
menjelaskan melalui lintasan yang berbeda
(C2) pengertian b. Bandul melakukan 1 getaran jika bergerak
satu getaran pada lintasan yang sama tanpa melalui titik
kesetimbangan
c. Bandul melakukan 1 getaran jika
bergerak bolak-balik melalui titik
kesetimbangan dan kembali ke posisi
Jika titik 3 merupakan titik kesetimbangan, awal
maka bandul dikatakan mengalami 1 getaran d. Bandul melakukan 1 getaran jika bergerak
jika bergerak dari…. mengitari titik kesetimbangan dan kembali
a. 1-2-3-4-5 ke posisi awal
b. 3-4-5-1-2 Apakah anda yakin dengan alasan anda?
c. 3-4-3-2-3 a. Yakin
d. 1-2-3-2-1 b. Tidak yakin
Apakah anda yakin dengan jawaban anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
3 Miskonsepsi Perhatikan gambar berikut. Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam a. Simpangan merupakan jarak antara titik
menjelaskan benda terhadap titik kesetimbangan
(C2) konsep b. Simpangan merupakan jarak antara dua titik
simpangan benda yang dibatasi oleh titik setimbang
0
c. Simpangan adalah jarak antara titik benda
105

dalam keadaan setimbang terhadap titik


porosnya
d. Simpangan merupakan jarak antara titik
benda yang ditarik dari titik setimbangnya
terhadap titik porosnya
Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. Yakin
Jika titik 0 merupakan titik poros bandul dan b. Tidak yakin
titik 3 merupakan titik kesetimbangan bandul,
simpangan pada gerakan bandul tersebut
ditunjukkan oleh….
a. 0-1
b. 0-3
c. 1-5
d. 2-3
Apakah anda yakin dengan jawaban anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
4 Miskonsepsi Perhatikan gambar berikut. Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam 0
a. Amplitudo merupakan jarak antara titik
menjelaskan setimbang terhadap porosnya
(C2) konsep b. Amplitudo merupakan jarak terjauh suatu
amplitudo titik benda yang ditarik dari titik setimbang
terhadap porosnya
c. Amplitudo merupakan jarak terjauh
suatu titik benda terhadap titik
kesetimbangan
Jika titik 0 merupakan titik poros bandul dan d. Amplitudo merupakan jarak terjauh antara
titik 3 merupakan titik kesetimbangan bandul, dua titik benda yang dibatasi oleh titik
amplitudo pada gerakan bandul tersebut setimbang
ditunjukkan oleh…. Apakah anda yakin dengan alasan anda?
106

a. 0-1 a. Yakin
b. 0-3 b. Tidak yakin
c. 1-5
d. 3-5
Apakah anda yakin dengan jawaban anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
5 Miskonsepsi Perhatikan gambar berikut. Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam a. Periode adalah waktu yang diperlukan untuk
menjelaskan menempuh ¼ getaran
(C2) konsep b. Periode adalah waktu yang diperlukan untuk
periode getaran menempuh ½ getaran
c. Periode adalah waktu yang diperlukan untuk
menempuh ¾ getaran
d. Periode adalah waktu yang dibutuhkan
Periode adalah waktu yang diperlukan bandul untuk menempuh satu kali getaran
untuk bergerak dari titik…. Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. A-B a. Yakin
b. A-B-C b. Tidak yakin
c. A-B-C-B
d. A-B-C-B-A
Apakah anda yakin dengan jawaban anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
6 Miskonsepsi Perhatikan gambar berikut. Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam a. Periode adalah waktu yang diperlukan untuk
menghitung (C3) menempuh ¼ getaran
periode getaran b. Periode adalah waktu yang diperlukan untuk
menempuh ½ getaran
c. Periode adalah waktu yang dibutuhkan
untuk menempuh satu kali getaran
d. Periode adalah waktu yang diperlukan dari
107

gerakan awal hingga berhenti


Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin

Waktu yang dibutuhkan untuk menempuh A-B


adalah 0,05 sekon. Periode ayunan tersebut
adalah….
a. 0,05 s
b. 0,1 s
c. 0,2 s
d. 0,4 s
Apakah anda yakin dengan jawaban anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
7 Miskonsepsi Perhatikan gambar berikut. Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam a. Massa tidak mempengaruhi besar
menjelaskan kecilnya frekuensi getaran
(C2) konsep b. Semakin besar massa sebuah benda, maka
frekuensi getaran frekuensi yang dihasilkan akan semakin
besar
c. Semakin kecil massa sebuah benda, maka
Andi dan Banu sedang berada di ayunan yang frekuensi yang dihasilkan akan semakin
identik. Berat badan Andi dua kali lebih berat besar
dibandingkan Banu. Jika keduanya menarik d. Semakin kecil massa sebuah benda, maka
ayunan dengan jarak yang sama kemudian frekuensi yang dihasilkan akan semakin
dilepaskan untuk mulai mengayun, apa yang kecil
akan terjadi? Apakah anda yakin dengan alasan anda?
108

a. Ayunan yang dinaiki oleh Andi a. Yakin


menghasilkan frekuensi getaran dua kali b. Tidak yakin
lipat lebih besar dari Banu
b. Ayunan yang dinaiki oleh Banu
menghasilkan frekuensi getaran dua kali
lipat lebih besar dari Andi
c. Ayunan yang dinaiki oleh Banu
menghasilkan frekuensi getaran dua kali
lipat lebih kecil dari Andi
d. Ayunan yang dinaiki Andi dan Banu
menghasilkan frekuensi yang sama
Apakah anda yakin dengan jawaban anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
8 Miskonsepsi Besarnya frekuensi getaran garputala yang Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam bergetar sebanyak 3000 kali dalam 2 menit a. Frekuensi adalah banyaknya getaran dalam 1
menghitung (C3) adalah…. menit
frekuensi getaran a. 1500 Hz b. Frekuensi adalah banyaknya getaran dalam 2
b. 50 Hz menit
c. 25 Hz c. Frekuensi adalah banyaknya getaran
d. 0,02 Hz dalam 1 detik
Apakah anda yakin dengan jawaban anda? d. Frekuensi adalah jumlah banyaknya getaran
a. Yakin yang terjadi sampai benda berhenti bergetar
b. Tidak yakin Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
9 Miskonsepsi Diketahui besarnya frekuensi sebuah bandul Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam yang bergerak dalam waktu 2 menit adalah 50 a. Besarnya frekuensi suatu benda yang
menganalisis Hz. Besarnya periode bandul tersebut adalah…. bergetar sama dengan periode getaran benda
(C4) hubungan a. 0,02 s tersebut
frekuensi dan b. 0,04 s b. Besarnya periode getaran suatu benda sama
109

periode pada soal c. 25 s dengan setengah dari besarnya frekuensi


hitungan d. 50 s yang dihasilkan
Apakah anda yakin dengan jawaban anda? c. Besarnya frekuensi getaran suatu benda
a. Yakin berbanding lurus dengan periode yang
b. Tidak yakin dibutuhkan benda untuk bergetar
d. Besarnya frekuensi getaran suatu benda
berbanding terbalik dengan periode yang
dibutuhkan benda untuk bergetar
Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
10 Miskonsepsi Perhatikan bandul-bandul berikut. Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam a. Semakin panjang tali, maka frekuensi
menganalisis semakin kecil dan periode semakin besar
(C4) hubungan b. Semakin pendek tali, maka frekuensi
panjang tali semakin kecil dan periode semakin besar
terhadap frekuensi c. Semakin besar amplitudo, maka frekuensi
dan periode semakin kecil dan periode semakin besar
d. Semakin kecil amplitudo, maka frekuensi
Bandul manakah yang memiliki frekuensi semakin kecil dan periode semakin besar
terkecil dan periode terbesar? Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. A a. Yakin
b. B b. Tidak yakin
c. C
d. D
Apakah anda yakin dengan jawaban anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
11 Miskonsepsi Perhatikan gambar berikut. Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam a. Semakin besar amplitudo, periode getaran
menganalisis yang dihasilkan akan semakin besar
(C4) faktor yang b. Semakin panjang tali yang digunakan,
110

mempengaruhi periode getaran yang dihasilkan akan


periode getaran semakin besar
c. Semakin besar massa beban, periode
getaran yang dihasilkan akan semakin besar
d. Semakin besar massa beban dan amplitudo,
periode getaran yang dihasilkan akan
semakin besar
Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. Yakin
Ayunan yang memiliki perioda terbesar dan b. Tidak yakin
terkecil berturut-turut ditunjukkan oleh gambar
nomor…
a. (4) dan (1)
b. (1) dan (4)
c. (2) dan (3)
d. (3) dan (2)
Apakah anda yakin dengan jawaban anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
12 Miskonsepsi Getaran yang merambat dikenal dengan istilah Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam gelombang. Dalam perambatannya, yang a. Gelombang merambatkan getarannya tanpa
menjelaskan dipindahkan oleh gelombang adalah…. melalui medium atau perantara
(C2) konsep a. getarannya b. Gelombang merambatkan sumber getarnya
gelombang b. sumber getarnya melalui suatu medium sehingga mediumnya
c. partikel getarnya ikut merambat
d. energinya c. Gelombang merambatkan partikel getarnya
Apakah anda yakin dengan jawaban anda? melalui suatu medium sehingga mediumnya
a. Yakin ikut merambat
b. Tidak yakin d. Gelombang merambatkan energinya
melalui suatu medium, tetapi mediumnya
tidak ikut merambat
Apakah anda yakin dengan alasan anda?
111

a. Yakin
b. Tidak yakin
13 Miskonsepsi Gelombang mekanik merupakan gelombang Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam yang merambat melalui medium (perantara). a. Gelombang cahaya matahari dapat
memberikan Contoh dari gelombang mekanik adalah, merambat melalui ruang hampa
contoh (C2) kecuali.... b. Gelombang bunyi tidak dapat merambat
konsep a. gelombang cahaya matahari melalui udara
gelombang dalam b. gelombang bunyi c. Gelombang pada permukaan air tidak
kehidupan sehari- c. elombang pada air memerlukan medium dalam perambatannya
hari d. gelombang pada tali d. Gelombang pada tali merambat melalui
Apakah anda yakin dengan jawaban anda? sebuah tali sehingga tali ikut merambat
a. Yakin Apakah anda yakin dengan alasan anda?
b. Tidak yakin a. Yakin
b. Tidak yakin
14 Miskonsepsi Berdasarkan arah getar dan arah rambatnya, Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam gelombang dibedakan menjadi…. a. Gelombang dapat bergerak melalui medium
mengklasifikasik a. gelombang mekanik dan gelombang atau tanpa melalui medium
an (C2) jenis- elektromagnetik b. Gelombang dapat bergerak atau tidak
jenis gelombang b. gelombang berjalan dan gelombang bergerak yang dipengaruhi oleh arah
stasioner getarnya
c. gelombang transversal dan gelombang c. Gelombang dapat bergerak sejajar atau
longitudinal tegak lurus berdasarkan arah getarnya
d. gelombang ultrasonik dan audiosonik d. Gelombang hanya dapat bergerak atau
Apakah anda yakin dengan jawaban anda? merambat pada frekuensi tertentu
a. Yakin Apakah anda yakin dengan alasan anda?
b. Tidak yakin a. Yakin
b. Tidak yakin
15 Miskonsepsi Berikut merupakan contoh peristiwa Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam gelombang transversal, kecuali…. a. Gelombang transversal tidak membutuhkan
memberikan a. gelombang pada senar gitar yang dipetik medium (perantara) dalam perambatannya
contoh (C2) b. gelombang pada permukaan air b. Arah rambat gelombang transversal sejajar
112

gelombang c. gelombang cahaya dengan arah getarnya


transversal d. gelombang bunyi c. Panjang satu gelombang transversal
Apakah anda yakin dengan jawaban anda? dinyatakan dalam bentuk 1 bukit dan 1
a. Yakin lembah
b. Tidak yakin d. Panjang satu gelombang transversal
dinyatakan dalam bentuk 1 rapatan dan 1
renggangan
Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
16 Miskonsepsi Perhatikan gelombang di bawah ini. Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam a. Satu gelombang hanya terdiri dari satu bukit
menjelaskan atau satu lembah
(C2) konsep dasar b. Simpangan terjauh merupakan jarak antara
gelombang 1 bukit dan 1 lembah
c. Panjang satu gelombang adalah jarak
antara dua buah puncak gelombang yang
berdekatan
d. Banyaknya gelombang merupakan jumlah
Pernyataan berikut yang benar adalah…. bukit dan lembah yang dihasilkan
a. 1 gelombang jika melalui titik a-b-c-d-e-f-g Apakah anda yakin dengan alasan anda?
b. jarak antara titik a dan g merupakan a. Yakin
simpangan terjauh b. Tidak yakin
c. jarak antara titik a dan e merupakan
panjang satu gelombang
d. banyaknya gelombang yang terjadi adalah 3
Apakah anda yakin dengan jawaban anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
17 Miskonsepsi Perhatikan gambar berikut. Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam a. Panjang gelombang merupakan jarak
menjelaskan yang ditempuh oleh satu gelombang
113

(C2) pengertian b. Panjang gelombang merupakan setengah


panjang dari jarak yang ditempuh gelombang
gelombang tersebut
melalui soal c. Panjang satu gelombang merupakan jarak
hitungan antara puncak bukit dan dasar lembah yang
berdekatan
Panjang gelombang pada gelombang tali
d. Panjang gelombang merupakan jarak
tersebut adalah….
terjauh yang ditempuh oleh gelombang
a. 15 cm
tersebut
b. 30 cm
Apakah anda yakin dengan alasan anda?
c. 40 cm
a. Yakin
d. 60 cm
b. Tidak yakin
Apakah anda yakin dengan jawaban anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
18 Miskonsepsi Perhatikan gambar berikut. Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam a. Semakin lama waktu tempuh suatu
menghitung (C3) gelombang, maka frekuensi yang dihasikan
frekuensi semakin besar
gelombang b. Semakin banyak jumlah gelombang,
maka frekuensi yang dihasilkan semakin
Besar frekuensi pada gelombang diatas
besar
adalah…. c. Semakin banyak jumlah gelombang, maka
a. 6 Hz frekuensi yang dihasilkan semakin kecil
b. 3 Hz d. Besarnya frekuensi gelombang hanya
c. 1 Hz dipengaruhi oleh jumlah gelombang dan
d. 0,5 Hz tidak dipengaruhi waktu tempuh gelombang
Apakah anda yakin dengan jawaban anda? Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. Yakin a. Yakin
b. Tidak yakin b. Tidak yakin
19 Miskonsepsi Perhatikan gambar berikut. Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam a. Semakin kecil panjang gelombang, maka
114

menghitung (C3) semakin besar cepat rambat gelombang


cepat rambat tersebut
gelombang b. Cepat rambat gelombang tidak dipengaruhi
oleh besarnya periode gelombang
c. Semakin besar amplitudo suatu gelombang,
Cepat rambat gelombang pada gambar di atas maka cepat rambat gelombang semakin
adalah…. besar pula
a. 2 m/s
d. Semakin besar frekuensi getaran, maka
b. 4 m/s cepat rambat gelombang lebih besar
c. 6 m/s Apakah anda yakin dengan alasan anda?
d. 8 m/s a. Yakin
Apakah anda yakin dengan jawaban anda? b. Tidak yakin
a. Yakin
b. Tidak yakin
20 Miskonsepsi Perhatikan gambar berikut. Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam a. Besarnya frekuensi dan periode tidak
menganalisis dipengaruhi oleh jumlah gelombang dan
(C4) hubungan waktu tempuh gelombang
frekuensi dan b. Besarnya frekuensi sama dengan besarnya
periode periode dalam gelombang yang sama
gelombang c. Besarnya frekuensi gelombang
Frekuensi dan periode gelombang tersebut berbanding terbalik dengan periode
dalah…. gelombang
a. 1,25 Hz dan 2,5 s d. Besarnya frekuensi gelombang berbanding
b. 2,5 Hz dan 2,5 s lurus dengan periode gelombang
c. 0,5 Hz dan 2 s Apakah anda yakin dengan alasan anda?
d. 2 Hz dan 0,5 s a. Yakin
Apakah anda yakin dengan jawaban anda? b. Tidak yakin
a. Yakin
b. Tidak yakin
21 Miskonsepsi Sebuah benda bergerak menghasilkan Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam gelombang-gelombang periodik dengan a. Jarak tempuh gelombang hanya dipengaruhi
115

menganalisis frekuensi f dan cepat rambat v. Jarak yang oleh waktu untu menempuh gelombang
(C4) hubungan ditempuh gelombang dalam selang waktu dua tersebut
frekuensi, periode gelombang adalah…. b. Semakin besar kecepatan rambat
periode, panjang a. gelombang, maka semakin kecil jarak yang
gelombang, dan ditempuh gelombang
cepat rambat b. c. Semakin lama selang waktu yang
gelombang c. 2v dibutuhkan, maka semakin kecil jarak yang
d. 2fv ditempuh gelombang
Apakah anda yakin dengan jawaban anda? d. Semakin lama selang waktu yang
a. Yakin dibutuhkan, maka semakin besar jarak
b. Tidak yakin yang ditempuh gelombang
Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
22 Miskonsepsi Dua buah gelombang merambat dengan Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam kecepatan yang sama. Jika frekuensi a. Semakin besar frekuensi suatu gelombang,
menganalisis gelombang pertama dan kedua masing-masing maka semakin besar pula panjang
(C4) hubungan adalah 3 Hz dan 5 Hz, maka perbandingan gelombang tersebut
frekuensi, panjang gelombang antara gelombang pertama b. Semakin besar frekuensi suatu
periode, panjang dan kedua adalah…. gelombang, maka panjang gelombang
gelombang, dan a. 3 : 5 semakin kecil
cepat rambat b. 5 : 3 c. Semakin besar frekuensi gelombang, maka
gelombang c. 1 : 3 semakin kecil cepat rambat gelombang
d. 3 : 1 d. Panjang gelombang dipengaruhi oleh
Apakah anda yakin dengan jawaban anda? frekuensi tetapi tidak dipengaruhi oleh cepat
a. Yakin rambat gelombang
b. Tidak yakin Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
23 Miskonsepsi Bunyi merupakan suatu bentuk gelombang Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam yang merambat. Berikut merupakan sifat bunyi, a. Bunyi tidak dapat dipantulkan karena bunyi
116

menjelaskan kecuali…. merambat ke segala arah


(C2) konsep a. dapat dipantulkan b. Bunyi merambat tidak memerlukan suatu
bunyi b. termasuk gelombang longitudinal medium
c. termasuk gelombang transversal c. Arah perambatan bunyi tegak lurus dengan
d. termasuk gelombang mekanik arah sumber bunyi
d. Arah perambatan bunyi sejajar dengan
Apakah anda yakin dengan jawaban anda? arah sumber bunyi
a. Yakin Apakah anda yakin dengan alasan anda?
b. Tidak yakin a. Yakin
b. Tidak yakin
24 Miskonsepsi Roni sedang berlatih bermain gitar. Roni Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam menginginkan bunyi yang dihasilkan oleh a. Semakin besar tegangan senar, semakin
menjelaskan gitarnya dengan frekuensi yang rendah. Yang rendah frekuensi yang dihasilkan
(C2) konsep dilakukan oleh Roni adalah…. b. Semakin panjang senar, semakin rendah
frekuensi bunyi a. memperbesar tegangan senar frekuensi yang dihasilkan
pada senar gitar b. menambah panjang senar c. Semakin pendek senar, semakin rendah
c. mengurangi panjang senar frekuensi yang dihasilkan
d. mengganti senar gitar dengan luas d. Semakin kecil penampang senar, semakin
penampang yang kecil rendah frekuensi yang dihasilkan
Apakah anda yakin dengan jawaban anda? Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. Yakin a. Yakin
b. Tidak yakin b. Tidak yakin
25 Miskonsepsi Suatu sumber bunyi menghasilkan periode Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam bunyi sebesar 0,08 detik. Bunyi tersebut dapat a. Bunyi tersebut termasuk bunyi infrasonik
mengklasifikasik didengar oleh…. yang memiliki frekuensi kurang dari 0 Hz
an (C3) jenis a. manusia b. Bunyi tersebut termasuk bunyi
bunyi berdasarkan b. jangkrik infrasonik memiliki frekuensi bunyi
frekuensinya c. kelelawar antara 0-20 Hz
melalui soal d. kucing c. Bunyi tersebut termasuk bunyi ultrasonik
hitungan Apakah anda yakin dengan jawaban anda? memiliki frekuensi bunyi antara 20 Hz –
a. Yakin 20 kHz
117

b. Tidak yakin d. Bunyi tersebut termasuk bunyi audiosonik


memiliki frekuensi bunyi lebih dari 20 kHz
Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
26 Miskonsepsi Bunyi paling cepat merambat melalui…. Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam a. benda padat a. Semakin rapat jarak antar partikel,
menjelaskan b. benda cair maka cepat rambat bunyi semakin besar
(C2) konsep cepat c. benda gas b. Semakin rapat jarak antar partikel, maka
rambat bunyi d. buang hampa cepat rambat bunyi semakin kecil
terhadap jenis Apakah anda yakin dengan jawaban anda? c. Semakin renggang jarak antar partikel,
mediumnya a. Yakin maka cepat rambat bunyi semakin besar
b. Tidak yakin d. Cepat rambat bunyi sama pada semua jenis
medium dalam perambatannya
Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
27 Miskonsepsi Perhatikan tabel berikut. Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam Medium Jarak (m) Cepat rambat bunyia. Semakin rapat jarak antar partikel,
mendiagnosis (m/s) maka cepat rambat bunyi semakin besar
(C4) faktor-faktor Udara (0°C) 250 331 pada jarak yang sama
yang Udara (15°C) 250 340 b. Semakin rapat jarak antar partikel, maka
mempengaruhi Air (25°C) 250 1490 cepat rambat bunyi semakin kecil pada jarak
cepat rambat Besi (20°C) 250 5130 yang sama
bunyi Pernyataan berikut yang benar sesuai tabel di c. Semakin tinggi suhu, semakin kecil cepat
atas adalah, kecuali…. rambat bunyi pada jarak yang sama
a. cepat rambat bunyi dipengaruhi oleh jenis d. Semakin lama waktu tempuh, maka cepat
medium rambat gelombang semakin besar pada jarak
b. cepat rambat bunyi dipengaruhi oleh suhu yang sama
c. cepat rambat bunyi dipengaruhi oleh Apakah anda yakin dengan alasan anda?
jarak a. Yakin
118

d. cepat rambat bunyi tidak dipengaruhi oleh b. Tidak yakin


jarak
Apakah anda yakin dengan jawaban anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
28 Miskonsepsi Bunyi yang berfrekuesni 720 Hz merambat di Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam udara. Setelah 20 detik, bunyi tersebut a. Panjang gelombang bunyi tidak dipengaruhi
menganalisis menempuh jarak 6,48 km. Panjang gelombang oleh cepat rambat bunyi
(C4) hubungan bunyi tersebut adalah…. b. Semakin besar frekuesni bunyi, maka
jarak, frekuensi, a. 180 m semakin besar pula panjang gelombang
dan cepat rambat b. 45 m bunyi yang dihasilkan
bunyi pada soal c. 1,8 m c. Semakin lama waktu tempuh bunyi, maka
hitungan d. 0,45 m semakin besar pula panjang gelombang
yang dihasilkan
Apakah anda yakin dengan jawaban anda? d. Semakin lama waktu tempuh bunyi,
a. Yakin maka semakin kecil panjang gelombang
b. Tidak yakin yang dihasilkan
Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
29 Miskonsepsi Sari sedang berada di bawah tebing yang Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam tinggi. Ketika sari berteriak, Sari mendengar a. Bunyi tersebut terdengar tidak jelas karena
menjelaskan kembali suaranya. Hal tersebut merupakan terdengar sebelum teriakan Sari selesai
(C2) karakteristik contoh dari…. b. Bunyi tersebut terdengar jelas karena
bunyi pada a. nada terdengar sebelum teriakan Sari selesai
peristiwa b. desah c. Bunyi tersebut terdengar jelas karena
pemantulan bunyi c. gema terdengar sesudah teriakan Sari selesai
d. kerdam d. Jarak teriakan Sari dengan bidang pantul
Apakah anda yakin dengan jawaban anda? dekat sehingga suara yang terdengar jelas
a. Yakin Apakah anda yakin dengan alasan anda?
b. Tidak yakin a. Yakin
119

b. Tidak yakin
30 Miskonsepsi Perhatikan gambar berikut. Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam a. Resonansi terjadi pada benda yang
menjelaskan memiliki frekuensi sama
(C2) karakteristik b. Massa beban mempengaruhi resonansi
bunyi pada c. Panjang tali tidak mempengaruhi resonansi
peristiwa d. Resonansi terjadi pada bandul yang
resonansi memiliki amplitudo yang sama
Apakah anda yakin dengan alasan anda?
Jika bandul P diayunkan, maka bandul yang
a. Yakin
ikut berayun adalah….
b. Tidak yakin
a. bandul Q
b. bandul R
c. bandul S
d. bandul T

Apakah anda yakin dengan jawaban anda?


a. Yakin
b. Tidak yakin
120

Lampiran 10
Hasil Uji Validitas Butir Soal

Nomor Soal rxy hitung Keterangan Interpretasi


1 0,298 Valid Rendah
2 0,476 Valid Sedang
3 0,614 Valid Tinggi
4 0,396 Valid Rendah
5 0,537 Valid Sedang
6 0,520 Valid Sedang
7 0,581 Valid Sedang
8 0,750 Valid Tinggi
9 0,635 Valid Tinggi
10 0,759 Valid Tinggi
11 0,500 Valid Sedang
12 0,656 Valid Tinggi
13 0,240 Tidak valid Rendah
14 0,493 Valid Sedang
15 0,517 Valid Sedang
16 0,428 Valid Sedang
17 0,630 Valid Tinggi
18 0,661 Valid Tinggi
19 0,626 Valid Tinggi
20 0,422 Valid Sedang
21 0,445 Valid Sedang
22 0,783 Valid Tinggi
23 0,677 Valid Tinggi
24 0,781 Valid Tinggi
25 0,436 Valid Sedang
26 0,550 Valid Sedang
27 0,559 Valid Sedang
28 0,751 Valid Tinggi
29 0,227 Tidak valid Rendah
30 0,497 Valid Sedang
121

Lampiran 11
Soal Four-Tier Diagnostic test yang diberikan kepada subyek penelitian

Instrumen Tes Diagnostik Four Tier pada materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi

No Indikator Soal Nomor Soal


1 Konsep getaran 1, 2
2 Pengertian amplitudo dan simpangan 3, 4
3 Periode getaran 5, 6, 11
4 Frekuensi getaran 7, 8
5 Hubungan frekuensi dan periode 9, 10
6 Konsep gelombang 12, 16
7 Jenis-jenis gelombang 13, 14, 15
8 Konsep dasar perhitungan gelombang 17, 18, 19
Hubungan periode, frekuensi, panjang
9 20, 21, 22
gelombang, dan cepat rambat gelombang
10 Konsep bunyi 23, 25
11 Cepat rambat bunyi 26, 27, 28
12 Karakteristik bunyi 24, 29, 30

Petunjuk:
Berilah tanda silang (x) pada pilihan jawaban dengan benar dan tepat!

No Indikator Soal Alasan


1 Miskonsepsi Berikut ini merupakan contoh getaran, Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam kecuali…. a. Bergerak ke depan dan ke belakang bukan
memberikan a. gerakan tangan ketika berjalan merupakan contoh getaran
contoh (C2) b. gerakan bumi saat terjadi gempa b. Bergerak naik turun di dalam bumi bukan
122

peristiwa getaran c. gerakan jarum jam merupakan contoh getaran


d. gerakan ayunan yang dimainkan oleh anak- c. Bergerak mengitari titik pusat bukan
anak merupakan contoh getaran
Apakah anda yakin dengan jawaban anda? d. Bergerak bolak-balik pada lintasan yang
a. Yakin sama bukan merupakan contoh getaran
b. Tidak yakin Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
2 Miskonsepsi Perhatikan gambar berikut. Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam 0
a. Bandul melakukan 1 getaran jika bergerak
menjelaskan melalui lintasan yang berbeda
(C2) pengertian b. Bandul melakukan 1 getaran jika bergerak
satu getaran pada lintasan yang sama tanpa melalui titik
kesetimbangan
c. Bandul melakukan 1 getaran jika
bergerak bolak-balik melalui titik
kesetimbangan dan kembali ke posisi
Jika titik 3 merupakan titik kesetimbangan, awal
maka bandul dikatakan mengalami 1 getaran d. Bandul melakukan 1 getaran jika bergerak
jika bergerak dari…. mengitari titik kesetimbangan dan kembali
a. 1-2-3-4-5 ke posisi awal
b. 3-4-5-1-2 Apakah anda yakin dengan alasan anda?
c. 3-4-3-2-3 a. Yakin
d. 1-2-3-2-1 b. Tidak yakin
Apakah anda yakin dengan jawaban anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
3 Miskonsepsi Perhatikan gambar berikut. Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam a. Simpangan merupakan jarak antara titik
menjelaskan benda terhadap titik kesetimbangan
(C2) konsep b. Simpangan merupakan jarak antara dua titik
123

simpangan benda yang dibatasi oleh titik setimbang


0
c. Simpangan adalah jarak antara titik benda
dalam keadaan setimbang terhadap titik
porosnya
d. Simpangan merupakan jarak antara titik
benda yang ditarik dari titik setimbangnya
terhadap titik porosnya
Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. Yakin
Jika titik 0 merupakan titik poros bandul dan b. Tidak yakin
titik 3 merupakan titik kesetimbangan bandul,
simpangan pada gerakan bandul tersebut
ditunjukkan oleh….
a. 0-1
b. 0-3
c. 1-5
d. 2-3
Apakah anda yakin dengan jawaban anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
4 Miskonsepsi Perhatikan gambar berikut. Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam 0
a. Amplitudo merupakan jarak antara titik
menjelaskan setimbang terhadap porosnya
(C2) konsep b. Amplitudo merupakan jarak terjauh suatu
amplitudo titik benda yang ditarik dari titik setimbang
terhadap porosnya
c. Amplitudo merupakan jarak terjauh
suatu titik benda terhadap titik
kesetimbangan
Jika titik 0 merupakan titik poros bandul dan d. Amplitudo merupakan jarak terjauh antara
titik 3 merupakan titik kesetimbangan bandul, dua titik benda yang dibatasi oleh titik
124

amplitudo pada gerakan bandul tersebut setimbang


ditunjukkan oleh…. Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. 0-1 a. Yakin
b. 0-3 b. Tidak yakin
c. 1-5
d. 3-5
Apakah anda yakin dengan jawaban anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
5 Miskonsepsi Perhatikan gambar berikut. Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam a. Periode adalah waktu yang diperlukan untuk
menjelaskan menempuh ¼ getaran
(C2) konsep b. Periode adalah waktu yang diperlukan untuk
periode getaran menempuh ½ getaran
c. Periode adalah waktu yang diperlukan untuk
menempuh ¾ getaran
d. Periode adalah waktu yang dibutuhkan
Periode adalah waktu yang diperlukan bandul untuk menempuh satu kali getaran
untuk bergerak dari titik…. Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. A-B a. Yakin
b. A-B-C b. Tidak yakin
c. A-B-C-B
d. A-B-C-B-A
Apakah anda yakin dengan jawaban anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
6 Miskonsepsi Perhatikan gambar berikut. Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam a. Periode adalah waktu yang diperlukan untuk
menghitung (C3) menempuh ¼ getaran
periode getaran b. Periode adalah waktu yang diperlukan untuk
menempuh ½ getaran
c. Periode adalah waktu yang dibutuhkan
125

untuk menempuh satu kali getaran


d. Periode adalah waktu yang diperlukan dari
gerakan awal hingga berhenti
Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin

Waktu yang dibutuhkan untuk menempuh A-B


adalah 0,05 sekon. Periode ayunan tersebut
adalah….
a. 0,05 s
b. 0,1 s
c. 0,2 s
d. 0,4 s
Apakah anda yakin dengan jawaban anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
7 Miskonsepsi Perhatikan gambar berikut. Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam a. Massa tidak mempengaruhi besar
menjelaskan kecilnya frekuensi getaran
(C2) konsep b. Semakin besar massa sebuah benda, maka
frekuensi getaran frekuensi yang dihasilkan akan semakin
besar
c. Semakin kecil massa sebuah benda, maka
Andi dan Banu sedang berada di ayunan yang frekuensi yang dihasilkan akan semakin
identik. Berat badan Andi dua kali lebih berat besar
dibandingkan Banu. Jika keduanya menarik d. Semakin kecil massa sebuah benda, maka
ayunan dengan jarak yang sama kemudian frekuensi yang dihasilkan akan semakin
dilepaskan untuk mulai mengayun, apa yang kecil
akan terjadi? Apakah anda yakin dengan alasan anda?
126

a. Ayunan yang dinaiki oleh Andi a. Yakin


menghasilkan frekuensi getaran dua kali b. Tidak yakin
lipat lebih besar dari Banu
b. Ayunan yang dinaiki oleh Banu
menghasilkan frekuensi getaran dua kali
lipat lebih besar dari Andi
c. Ayunan yang dinaiki oleh Banu
menghasilkan frekuensi getaran dua kali
lipat lebih kecil dari Andi
d. Ayunan yang dinaiki Andi dan Banu
menghasilkan frekuensi yang sama
Apakah anda yakin dengan jawaban anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
8 Miskonsepsi Besarnya frekuensi getaran garputala yang Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam bergetar sebanyak 3000 kali dalam 2 menit a. Frekuensi adalah banyaknya getaran dalam
menghitung (C3) adalah…. 1 menit
frekuensi getaran a. 1500 Hz b. Frekuensi adalah banyaknya getaran dalam
b. 50 Hz 2 menit
c. 25 Hz c. Frekuensi adalah banyaknya getaran
d. 0,02 Hz dalam 1 detik
Apakah anda yakin dengan jawaban anda? d. Frekuensi adalah jumlah banyaknya getaran
a. Yakin yang terjadi sampai benda berhenti bergetar
b. Tidak yakin Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
9 Miskonsepsi Diketahui besarnya frekuensi sebuah bandul Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam yang bergerak dalam waktu 2 menit adalah 50 a. Besarnya frekuensi suatu benda yang
menganalisis Hz. Besarnya periode bandul tersebut adalah…. bergetar sama dengan periode getaran benda
(C4) hubungan a. 0,02 s tersebut
frekuensi dan b. 0,04 s b. Besarnya periode getaran suatu benda sama
127

periode pada soal c. 25 s dengan setengah dari besarnya frekuensi


hitungan d. 50 s yang dihasilkan
Apakah anda yakin dengan jawaban anda? c. Besarnya frekuensi getaran suatu benda
a. Yakin berbanding lurus dengan periode yang
b. Tidak yakin dibutuhkan benda untuk bergetar
d. Besarnya frekuensi getaran suatu benda
berbanding terbalik dengan periode yang
dibutuhkan benda untuk bergetar
Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
10 Miskonsepsi Perhatikan bandul-bandul berikut. Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam a. Semakin panjang tali, maka frekuensi
menganalisis semakin kecil dan periode semakin besar
(C4) hubungan b. Semakin pendek tali, maka frekuensi
panjang tali semakin kecil dan periode semakin besar
terhadap frekuensi c. Semakin besar amplitudo, maka frekuensi
dan periode semakin kecil dan periode semakin besar
d. Semakin kecil amplitudo, maka frekuensi
Bandul manakah yang memiliki frekuensi semakin kecil dan periode semakin besar
terkecil dan periode terbesar? Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. A a. Yakin
b. B b. Tidak yakin
c. C
d. D
Apakah anda yakin dengan jawaban anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
11 Miskonsepsi Perhatikan gambar berikut. Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam a. Semakin besar amplitudo, periode getaran
menganalisis yang dihasilkan akan semakin besar
(C4) faktor yang b. Semakin panjang tali yang digunakan,
128

mempengaruhi periode getaran yang dihasilkan akan


periode getaran semakin besar
c. Semakin besar massa beban, periode
getaran yang dihasilkan akan semakin besar
d. Semakin besar massa beban dan amplitudo,
periode getaran yang dihasilkan akan
semakin besar
Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. Yakin
Ayunan yang memiliki perioda terbesar dan b. Tidak yakin
terkecil berturut-turut ditunjukkan oleh gambar
nomor…
a. (4) dan (1)
b. (1) dan (4)
c. (2) dan (3)
d. (3) dan (2)
Apakah anda yakin dengan jawaban anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
12 Miskonsepsi Getaran yang merambat dikenal dengan istilah Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam gelombang. Dalam perambatannya, yang a. Gelombang merambatkan getarannya tanpa
menjelaskan dipindahkan oleh gelombang adalah…. melalui medium atau perantara
(C2) konsep a. getarannya b. Gelombang merambatkan sumber getarnya
gelombang b. sumber getarnya melalui suatu medium sehingga mediumnya
c. partikel getarnya ikut merambat
d. energinya c. Gelombang merambatkan partikel getarnya
Apakah anda yakin dengan jawaban anda? melalui suatu medium sehingga mediumnya
c. Yakin ikut merambat
d. Tidak yakin d. Gelombang merambatkan energinya
melalui suatu medium, tetapi mediumnya
tidak ikut merambat
Apakah anda yakin dengan alasan anda?
129

a. Yakin
b. Tidak yakin
13 Miskonsepsi Gelombang mekanik merupakan gelombang Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam yang merambat melalui medium (perantara). a. Gelombang cahaya matahari dapat
memberikan Contoh dari gelombang mekanik adalah, merambat melalui ruang hampa
contoh (C2) kecuali.... b. Gelombang bunyi tidak dapat merambat
konsep a. gelombang cahaya matahari melalui udara
gelombang dalam b. gelombang bunyi c. Gelombang pada permukaan air tidak
kehidupan sehari- c. gelombang pada air memerlukan medium dalam perambatannya
hari d. gelombang pada tali d. Gelombang pada tali merambat melalui
Apakah anda yakin dengan jawaban anda? sebuah tali sehingga tali ikut merambat
a. Yakin Apakah anda yakin dengan alasan anda?
b. Tidak yakin a. Yakin
b. Tidak yakin
14 Miskonsepsi Berdasarkan arah getar dan arah rambatnya, Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam gelombang dibedakan menjadi…. a. Gelombang dapat bergerak melalui medium
mengklasifikasik a. gelombang mekanik dan gelombang atau tanpa melalui medium
an (C2) jenis- elektromagnetik b. Gelombang dapat bergerak atau tidak
jenis gelombang b. gelombang berjalan dan gelombang bergerak yang dipengaruhi oleh arah
stasioner getarnya
c. gelombang transversal dan gelombang c. Gelombang dapat bergerak sejajar atau
longitudinal tegak lurus berdasarkan arah getarnya
d. gelombang ultrasonik dan audiosonik d. Gelombang hanya dapat bergerak atau
Apakah anda yakin dengan jawaban anda? merambat pada frekuensi tertentu
a. Yakin Apakah anda yakin dengan alasan anda?
b. Tidak yakin a. Yakin
b. Tidak yakin
15 Miskonsepsi Berikut merupakan contoh peristiwa Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam gelombang transversal, kecuali…. a. Gelombang transversal tidak membutuhkan
memberikan a. gelombang pada senar gitar yang dipetik medium (perantara) dalam perambatannya
contoh (C2) b. gelombang pada permukaan air b. Arah rambat gelombang transversal sejajar
130

gelombang c. gelombang cahaya dengan arah getarnya


transversal d. gelombang bunyi c. Panjang satu gelombang transversal
Apakah anda yakin dengan jawaban anda? dinyatakan dalam bentuk 1 bukit dan 1
a. Yakin lembah
b. Tidak yakin d. Panjang satu gelombang transversal
dinyatakan dalam bentuk 1 rapatan dan 1
renggangan
Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
16 Miskonsepsi Perhatikan gelombang di bawah ini. Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam a. Satu gelombang hanya terdiri dari satu bukit
menjelaskan atau satu lembah
(C2) konsep dasar b. Simpangan terjauh merupakan jarak antara
gelombang 1 bukit dan 1 lembah
c. Panjang satu gelombang adalah jarak
antara dua buah puncak gelombang yang
berdekatan
d. Banyaknya gelombang merupakan jumlah
Pernyataan berikut yang benar adalah…. bukit dan lembah yang dihasilkan
a. 1 gelombang jika melalui titik a-b-c-d-e-f-g Apakah anda yakin dengan alasan anda?
b. jarak antara titik a dan g merupakan a. Yakin
simpangan terjauh b. Tidak yakin
c. jarak antara titik a dan e merupakan
panjang satu gelombang
d. banyaknya gelombang yang terjadi adalah 3
Apakah anda yakin dengan jawaban anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
17 Miskonsepsi Perhatikan gambar berikut. Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam a. Panjang gelombang merupakan jarak
menjelaskan yang ditempuh oleh satu gelombang
131

(C2) pengertian b. Panjang gelombang merupakan setengah


panjang dari jarak yang ditempuh gelombang
gelombang tersebut
melalui soal c. Panjang satu gelombang merupakan jarak
hitungan antara puncak bukit dan dasar lembah yang
berdekatan
Panjang gelombang pada gelombang tali
d. Panjang gelombang merupakan jarak
tersebut adalah….
terjauh yang ditempuh oleh gelombang
a. 15 cm
tersebut
b. 30 cm
Apakah anda yakin dengan alasan anda?
c. 40 cm
a. Yakin
d. 60 cm
b. Tidak yakin
Apakah anda yakin dengan jawaban anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
18 Miskonsepsi Perhatikan gambar berikut. Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam a. Semakin lama waktu tempuh suatu
menghitung (C3) gelombang, maka frekuensi yang
frekuensi dihasikan semakin besar
gelombang b. Semakin banyak jumlah gelombang,
maka frekuensi yang dihasilkan
Besar frekuensi pada gelombang diatas
semakin besar
adalah…. c. Semakin banyak jumlah gelombang, maka
a. 6 Hz frekuensi yang dihasilkan semakin kecil
b. 3 Hz d. Besarnya frekuensi gelombang hanya
c. 1 Hz dipengaruhi oleh jumlah gelombang dan
d. 0,5 Hz tidak dipengaruhi waktu tempuh
Apakah anda yakin dengan jawaban anda? gelombang
a. Yakin
b. Tidak yakin Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
132

19 Miskonsepsi Perhatikan gambar berikut. Manakah alasan dari jawaban anda?


dalam a. Semakin kecil panjang gelombang, maka
menghitung (C3) semakin kecil pula cepat rambat gelombang
cepat rambat tersebut
gelombang b. Cepat rambat gelombang tidak dipengaruhi
oleh besarnya periode gelombang
Cepat rambat gelombang pada gambar di atas c. Semakin besar amplitudo suatu gelombang,
adalah….
maka cepat rambat gelombang semakin
a. 2 m/s besar pula
b. 4 m/s d. Semakin besar frekuensi getaran, maka
c. 6 m/s
cepat rambat gelombang lebih besar
d. 8 m/s Apakah anda yakin dengan alasan anda?
Apakah anda yakin dengan jawaban anda? a. Yakin
a. Yakin b. Tidak yakin
b. Tidak yakin
20 Miskonsepsi Perhatikan gambar berikut. Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam a. Besarnya frekuensi dan periode tidak
menganalisis dipengaruhi oleh jumlah gelombang dan
(C4) hubungan waktu tempuh gelombang
frekuensi dan b. Besarnya frekuensi sama dengan besarnya
periode periode dalam gelombang yang sama
gelombang c. Besarnya frekuensi gelombang
berbanding terbalik dengan periode
Frekuensi dan periode gelombang tersebut gelombang
dalah…. d. Besarnya frekuensi gelombang berbanding
a. 1,25 Hz dan 2,5 s lurus dengan periode gelombang
b. 2,5 Hz dan 2,5 s Apakah anda yakin dengan alasan anda?
c. 0,5 Hz dan 2 s a. Yakin
d. 2 Hz dan 0,5 s b. Tidak yakin
Apakah anda yakin dengan jawaban anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
133

21 Miskonsepsi Sebuah benda bergerak menghasilkan Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam gelombang-gelombang periodik dengan a. Jarak tempuh gelombang hanya dipengaruhi
menganalisis frekuensi f dan cepat rambat v. Jarak yang oleh waktu untu menempuh gelombang
(C4) hubungan ditempuh gelombang dalam selang waktu dua tersebut
frekuensi, periode gelombang adalah…. b. Semakin besar kecepatan rambat
periode, panjang a. gelombang, maka semakin kecil jarak yang
gelombang, dan ditempuh gelombang
cepat rambat b. c. Semakin lama selang waktu yang
gelombang c. 2v dibutuhkan, maka semakin kecil jarak yang
d. 2fv ditempuh gelombang
Apakah anda yakin dengan jawaban anda? d. Semakin lama selang waktu yang
a. Yakin dibutuhkan, maka semakin besar jarak
b. Tidak yakin yang ditempuh gelombang
Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
22 Miskonsepsi Dua buah gelombang merambat dengan Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam kecepatan yang sama. Jika frekuensi a. Semakin besar frekuensi suatu gelombang,
menganalisis gelombang pertama dan kedua masing-masing maka semakin besar pula panjang
(C4) hubungan adalah 3 Hz dan 5 Hz, maka perbandingan gelombang tersebut
frekuensi, panjang gelombang antara gelombang pertama b. Semakin besar frekuensi suatu
periode, panjang dan kedua adalah…. gelombang, maka panjang gelombang
gelombang, dan a. 3 : 5 semakin kecil
cepat rambat b. 5 : 3 c. Semakin besar frekuensi gelombang, maka
gelombang c. 1 : 3 semakin kecil cepat rambat gelombang
d. 3 : 1 d. Panjang gelombang dipengaruhi oleh
Apakah anda yakin dengan jawaban anda? frekuensi tetapi tidak dipengaruhi oleh cepat
a. Yakin rambat gelombang
b. Tidak yakin Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
134

23 Miskonsepsi Bunyi merupakan suatu bentuk gelombang Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam yang merambat. Berikut merupakan sifat bunyi, a. Bunyi tidak dapat dipantulkan karena bunyi
menjelaskan kecuali…. merambat ke segala arah
(C2) konsep a. dapat dipantulkan b. Bunyi merambat tidak memerlukan suatu
bunyi b. termasuk gelombang longitudinal medium
c. termasuk gelombang transversal c. Arah perambatan bunyi tegak lurus dengan
d. termasuk gelombang mekanik arah sumber bunyi
Apakah anda yakin dengan jawaban anda? d. Arah perambatan bunyi sejajar dengan
a. Yakin arah sumber bunyi
b. Tidak yakin Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
24 Miskonsepsi Roni sedang berlatih bermain gitar. Roni Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam menginginkan bunyi yang dihasilkan oleh a. Semakin besar tegangan senar, semakin
menjelaskan gitarnya dengan frekuensi yang rendah. Yang rendah frekuensi yang dihasilkan
(C2) konsep dilakukan oleh Roni adalah…. b. Semakin panjang senar, semakin rendah
frekuensi bunyi a. memperbesar tegangan senar frekuensi yang dihasilkan
pada senar gitar b. menambah panjang senar c. Semakin pendek senar, semakin rendah
c. mengurangi panjang senar frekuensi yang dihasilkan
d. mengganti senar gitar dengan luas d. Semakin kecil penampang senar, semakin
penampang yang kecil rendah frekuensi yang dihasilkan
Apakah anda yakin dengan jawaban anda? Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. Yakin a. Yakin
b. Tidak yakin b. Tidak yakin
25 Miskonsepsi Suatu sumber bunyi menghasilkan periode Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam bunyi sebesar 0,08 detik. Bunyi tersebut dapat a. Bunyi tersebut termasuk bunyi infrasonik
mengklasifikasik didengar oleh…. yang memiliki frekuensi kurang dari 0 Hz
an (C3) jenis a. manusia b. Bunyi tersebut termasuk bunyi
bunyi berdasarkan b. jangkrik infrasonik memiliki frekuensi bunyi
frekuensinya c. kelelawar antara 0-20 Hz
melalui soal d. kucing c. Bunyi tersebut termasuk bunyi ultrasonik
135

hitungan Apakah anda yakin dengan jawaban anda? memiliki frekuensi bunyi antara 20 Hz – 20
a. Yakin kHz
b. Tidak yakin d. Bunyi tersebut termasuk bunyi audiosonik
memiliki frekuensi bunyi lebih dari 20 kHz
Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
26 Miskonsepsi Bunyi paling cepat merambat melalui…. Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam a. benda padat a. Semakin rapat jarak antar partikel,
menjelaskan b. benda cair maka cepat rambat bunyi semakin besar
(C2) konsep cepat c. benda gas b. Semakin rapat jarak antar partikel, maka
rambat bunyi d. buang hampa cepat rambat bunyi semakin kecil
terhadap jenis Apakah anda yakin dengan jawaban anda? c. Semakin renggang jarak antar partikel,
mediumnya a. Yakin maka cepat rambat bunyi semakin besar
b. Tidak yakin d. Cepat rambat bunyi sama pada semua jenis
medium dalam perambatannya
Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
27 Miskonsepsi Perhatikan tabel berikut. Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam Medium Jarak (m) Cepat rambat bunyia. Semakin rapat jarak antar partikel,
mendiagnosis (m/s) maka cepat rambat bunyi semakin besar
(C4) faktor-faktor Udara (0°C) 250 331 pada jarak yang sama
yang Udara (15°C) 250 340 b. Semakin rapat jarak antar partikel, maka
mempengaruhi Air (25°C) 250 1490 cepat rambat bunyi semakin kecil pada jarak
cepat rambat Besi (20°C) 250 5130 yang sama
bunyi Pernyataan berikut yang benar sesuai tabel di c. Semakin tinggi suhu, semakin kecil cepat
atas adalah, kecuali…. rambat bunyi pada jarak yang sama
a. cepat rambat bunyi dipengaruhi oleh jenis d. Semakin lama waktu tempuh, maka cepat
medium rambat gelombang semakin besar pada jarak
b. cepat rambat bunyi dipengaruhi oleh suhu yang sama
136

c. cepat rambat bunyi dipengaruhi oleh Apakah anda yakin dengan alasan anda?
jarak a. Yakin
d. cepat rambat bunyi tidak dipengaruhi oleh b. Tidak yakin
jarak
Apakah anda yakin dengan jawaban anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
28 Miskonsepsi Bunyi yang berfrekuesni 720 Hz merambat di Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam udara. Setelah 20 detik, bunyi tersebut a. Panjang gelombang bunyi tidak dipengaruhi
menganalisis menempuh jarak 6,48 km. Panjang gelombang oleh cepat rambat bunyi
(C4) hubungan bunyi tersebut adalah…. b. Semakin besar frekuesni bunyi, maka
jarak, frekuensi, a. 180 m semakin besar pula panjang gelombang
dan cepat rambat b. 45 m bunyi yang dihasilkan
bunyi pada soal c. 1,8 m c. Semakin lama waktu tempuh bunyi,
hitungan d. 0,45 m maka semakin besar pula panjang
gelomang yang dihasilkan
Apakah anda yakin dengan jawaban anda? d. Semakin lama waktu tempuh bunyi, maka
a. Yakin semakin kecil panjang gelombang yang
b. Tidak yakin dihasilkan
Apakah anda yakin dengan alasan anda?
a. Yakin
b. Tidak yakin
29 Miskonsepsi Sari sedang berada di bawah tebing yang Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam tinggi. Ketika sari berteriak, Sari mendengar a. Bunyi tersebut terdengar tidak jelas karena
menjelaskan kembali suaranya. Hal tersebut merupakan terdengar sebelum teriakan Sari selesai
(C2) karakteristik contoh dari…. b. Bunyi tersebut terdengar jelas karena
bunyi pada a. nada terdengar sebelum teriakan Sari selesai
peristiwa b. desah c. Bunyi tersebut terdengar jelas karena
pemantulan bunyi c. gema terdengar sesudah teriakan Sari selesai
d. kerdam d. Jarak teriakan Sari dengan bidang pantul
Apakah anda yakin dengan jawaban anda? dekat sehingga suara yang terdengar jelas
137

a. Yakin Apakah anda yakin dengan alasan anda?


b. Tidak yakin a. Yakin
b. Tidak yakin
30 Miskonsepsi Perhatikan gambar berikut. Manakah alasan dari jawaban anda?
dalam a. Resonansi terjadi pada benda yang
menjelaskan memiliki frekuensi sama
(C2) karakteristik b. Massa beban mempengaruhi resonansi
bunyi pada c. Panjang tali tidak mempengaruhi resonansi
peristiwa d. Resonansi terjadi pada bandul yang
resonansi memiliki amplitudo yang sama
Apakah anda yakin dengan alasan anda?
Jika bandul P diayunkan, maka bandul yang
a. Yakin
ikut berayun adalah….
b. Tidak yakin
a. bandul Q
b. bandul R
c. bandul S
d. bandul T

Apakah anda yakin dengan jawaban anda?


c. Yakin
d. Tidak yakin
138

Lampiran 12
Kisi-Kisi Wawancara Kepada Siswa

Kisi-kisi Wawancara Semi Terstruktur kepada Siswa


Terhadap Miskonsepsi Siswa
pada Materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi

Indikator Pertanyaan
1. Apa yang menjadikan Anda memilih jawaban
tersebut (merujuk ke indikator soal yang
Pendapat siswa
miskonsepsi) ?
terhadap jawaban soal
miskonsepsi menurut 2. Apa yang menjadikan Anda memilih jawaban
FTDT
alasan terhadap soal tersebut (merujuk ke indikator
soal yang miskonsepsi) ?
3. Apakah Anda memperhatikan secara penuh ketika
guru menyampaikan materi tersebut (merujuk ke
Pendapat siswa indikator soal yang miskonsepsi) ?
terhadap proses
4. Apakah Anda sudah memahami penjelasan dari
pembelajaran
guru mengenai materi tersebut (merujuk ke
indikator soal yang miskonsepsi) ?
139

Lampiran 13
Kisi-Kisi Wawancara Kepada Guru

Kisi-kisi Wawancara Semi Terstruktur kepada Guru


Terhadap Miskonsepsi Siswa
pada Materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi

Indikator Pertanyaan
1. Sumber bahan ajar apa yang digunakan dalam
pembelajaran materi Getaran, Gelombang, dan
Bunyi?
2. Kendala apa yang dihadapi dalam proses
Materi Getaran, pembelajaran materi Getaran, Gelombang, dan
Gelombang, dan Bunyi?
Bunyi 3. Apa yang dilakukan Bapak/Ibu untuk mengatasi
kendala-kendala yang dialami pada proses
pembelajaran Getaran, Gelombang, dan Bunyi?
4. Subkonsep manakah yang kesulitannya paling banyak
untuk dipahami oleh siswa?
7. Apakah pernah diberikan tes diagnostik kepada siswa
Keadaan
pada materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi?
miskonsepsi yang
8. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai instrument
dialami siswa pada
tes Four-Tier Diagnostic Test?
materi Getaran,
9. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan miskonsepsi
Gelombang, dan
pada siswa pada materi Getaran, Gelombang, dan
Bunyi
Bunyi?
140

Lampiran 14
Trasnkrip Wawancara kepada Siswa

Siswa 1
Peneliti : “Pertama saya akan mengonfirmasi jawaban kamu terhadap soal
yang sudah kamu kerjakan ya. Sekarang perhatikan soal nomor 1.
Kemarin kamu memilih jawaban yang B ya?”

Siswa : “Iya kak saya memilih yang B”

Peneliti : “Apa alasan kamu memilih jawaban yang B?”

Siswa : “Karena peristiwa gempa tidak bolak balik kak. Kan gempa terjadi
karena pergeseran permukaan bumi yang menurun di dalam tanah”

Peneliti : “Lalu alasannya kamu memilih yang B kenapa?”

Siswa : “Karena pengertian getaran itu gerakan bolak balik. Kalau yang B
itu kan gerakan naik turun jadi bukan merupakan getaran”
Peneliti : “Terus sekarang nomor 2. Kemarin kamu memilih jawaban yang
A ya?”

Siswa : “Iya kak yang A”

Peneliti : “Apa alasan kamu memilih jawaban yang A?”

Siswa : “Karena bandul melakukan getaran dari 1 terus ke 2 ke 3 ke 4 ke 5


kemudian balik lagi ke 1 dan begitu seterusnya”

Peneliti : “Lalu alasannya kamu memilih yang D kenapa?”

Siswa : “Kan contohnya pada bandul jam gerakannya berputar dan balik
lagi. Getaran bandulnya karena pada jam ada batu baterai di
dalamnya jadi bisa bergetar. Jadi sama aja kalau bergerak dari 1-2-
3-4-5 terus nanti kembali lagi ke 1”
141

Peneliti : “Oh begitu ya. Sekarang langsung nomor 11. Kemarin kamu
memilih yang C benar?”

Siswa : “Iya kak”

Peneliti : “Apa alasan kamu memilih yang C?”

Siswa : “Kan waktu itu dipraktekkan yang melalui slinki. Nah waktu slinki
digerakkan itu siswa yang memegang ujung yang satunya juga
bergetar jadi partikel yang ada dalam slinki itu merambat sehingga
yang diam di ujung juga merasakan”

Peneliti : “Lalu alasannya kamu memilih yang mana?”

Siswa : “Yang C”

Peneliti : “Alasannya?

Siswa : “Kan slinki medium untuk merambatkan partikelnya jadi slinkinya


ikut merambat dan terbukti kalau di sebelah ujung yang memegang
slinki juga merasakan slinki bergetar”
Peneliti : “Terus soal nomor 12. Kemarin kamu memilih jawaban yang A
ya?”

Siswa : “iya kak”

Peneliti : “Apa alasan kamu memilih yang A?”

Siswa : “Karena gelombang kan getaran yang merambat dan


perambatannya melalui medium. Kan kalau gelombang mekanik
yang membutuhkan medium, kalau yang elektromagnetik tidak
membutuhkan medium”

Peneliti : “Jadi karena gelombang itu ada yang merambat melalui medium
dan tidak gitu?”
142

Siswa : “Iya kak. Kalau pas waktu gelombang pada slinki berati itu
merambat melalui medium slinki”
Peneliti : “Oh ya. Apakah selama proses pembelajaran daring maupun
luring kamu memperhatikan dengan fokus?”
Siswa : “InsyaAllah iya kak”
Peneliti : “Apakah kamu sudah paham semua pada materi Getaran
Gelombang, dan Bunyi?”
Siswa : “Sebenarnya belum sepenuhnya paham kak”
Peneliti : “Apa yang menjadikan kamu belum memahami materinya?”
Siswa : “Ya itu kak yang pertama kalau pembelajaran daring kan kita
belajar sendiri walaupun disuruh bertanya mengenai materi yang
belum dipahami bingung mau apa yang ditanyakan, terus kalau pas
pembelajaran luring juga kan waktuya terbatas banget jadi belum
bisa memahami materi sepenuhnya.
Peneliti : “Oh yak arena pas pembelajaran luring hanya 40 menit ya.
Siswa : “Iya kak”
Peneliti : “Oh ya. Mungkin itu yang saya tanyakan sama kamu. Terima
kasih ya”
Siswa : “Iya kak sama-sama”

Siswa 2
Peneliti : “Coba perhatikan soal nomor 1. Kemarin kamu memilih jawaban
yang A ya?”

Siswa : “Iya yang A”

Peneliti : “Apa alasan kamu memilih jawaban yang A?”

Siswa : “Karena getaran kan gerakan bolak-balik melalui titik titik


kesetimbangan sedangkan gerakan tangan pas berjalan kan
gerakannya maju mundur”
143

Peneliti : “Lalu alasannya kamu memilih yang A kenapa?”

Siswa : “Ya itu tadi kan gerakan tangan maju mundur kan sama saja
bergerak ke depan atau ke belakang jadi tidak sesuai dengan
definisi getaran”
Peneliti : “Oh ya. Sekarang perhatikan soal nomor 5. Kemarin kamu
memilih jawaban yang A ya?”

Siswa : “iya kak”

Peneliti : “Apa alasan kamu memilih yang A?”

Siswa : “Kan kalau periode itu waktu ya kak, jadi kalau misal A-B kan itu
¼ getaran jadi periodenya juga ¼”

Peneliti : “Jadi kalau begitu pengertian periode itu apa?”

Siswa : “Periode adalah waktu yang dibutuhkan bandul untuk bergerak.


Kalau A-B berate ¼ getaran, kalau A-B-C kan 2/4 jadi sama aja ½
getaran dan begitu seterusnya”
Peneliti : “Sekarang soal nomor 6. Kemarin kamu memilih jawaban yang C
ya?”

Siswa : “iya kak”

Peneliti : “Apa alasan kamu memilih yang C?”

Siswa : “Kan periode itu rumusnya t/n, t waktunya 0,05 s terus n jumlah
getaran dari A-B kan ¼. Jadi 0,05 dibagi ¼ terus hasilnya 0,2.
Seperti itu kan kak cara ngitungnya?

Peneliti : “Oh ya. Terus untuk alasannya memilih yang mana?”

Siswa : “yang A kan dari A-B itu ¼ getaran jadi periodenya juga ¼
getaran”
144

Peneliti : “Sekarang langsung ke nomor 20. Kemarin kamu memilih yang A


kenapa?”

Siswa : “Kan frekuensi itu suara yang kita dengar. Kalau menurut saya pas
gitarnya tambah tegang atau ditarik lagi yang diujungnya itu
suaranya akan rendah atau kecil”

Peneliti : “Kenapa bisa begitu?”

Siswa : “Ya kalau semakin tegang berati kan susah dipetiknya jadi suara
yang dihasilkan gitarnya jadi kecil. Itu menurut logika saya sih”
Peneliti : “Kalau nomor 22, kemarin kamu memilih yang C kenapa?”

Siswa : “Karena disitu jaraknya sama jadi bunyi dipengaruhi oleh jarak”

Peneliti : “Terus kalau jaraknya sama bagaimana?”

Siswa : “Ya kan jika jarak sumber bunyi semakin jauh maka suara tidak
terdengar dengan jelas. Berbeda kalau dekat dapat terdengar dengan
jelas. Jadi kalau semakin jauh, cepat rambat bunyi semakin kecil
jadi yang terdengar oleh kita suaranya juga ngga jelas”
Peneliti : “Oh ya. Apakah selama proses pembelajaran daring maupun
luring kamu memperhatikan dengan fokus?”
Siswa : “Iya kak”
Peneliti : “Apakah kamu sudah paham semua pada materi Getaran
Gelombang, dan Bunyi?”
Siswa : “Masih ada yang belum saya pahami kak”
Peneliti : “Apa yang menjadikan kamu belum bisa memahami materinya?”
Siswa : “Materinya susah kak banyak hitungannya. Terus pas luring guru
menjelaskannya cepat sekali dan juga waktunya sangat sebentar
padahal materinya banyak banget. Kalau belajar daring kan belajar
sendiri, aku kurang paham kalau ngga dijelaskan secara langsug”
Peneliti : “Oh ya karena pas pembelajaran luring hanya 40 menit ya”
145

Siswa : “Iya kak”


Peneliti : “Oh ya. Mungkin itu yang saya tanyakan sama kamu. Terima
kasih ya”
Siswa : “Iya sama-sama”

Siswa 3
Peneliti : “Coba perhatikan soal nomor 3. Kemarin kamu memilih jawaban
yang C ya?”

Siswa : “Iya kak yang C”

Peneliti : “Apa alasan kamu memilih jawaban yang C?”

Siswa : “Kan kalau amplitudo itu simpangan terjauh dari titik


kesetimbangan berati 1-3 atau 3-5, nah mungkin kalau simpangan
itu jarak dua buah bandul yang dibatasi oleh titik setimbangnya”

Peneliti : “Kok mungkin? Berati kamu tidak yakin dengan jawabanmu?”

Siswa : “Ya itu menurut sepahaman saya kak, hehe. Soalnya bu Marni
hanya menjelaskan mengenai amplitudo saja. Tapi menurut saya
pengertian simpangan itu jarak antara benda satu dengan benda
yang lainnya”
Peneliti : “Sekarang soal nomor 10. Kemarin kamu memilih jawaban yang
A ya?”

Siswa : “iya kak”

Peneliti : “Apa alasan kamu memilih yang A?”

Siswa : “Kan yang A yang talinya paling pendek jadi frekuensinya paling
kecil”

Peneliti : “Terus periodenya paling besar?”


146

Siswa : “Iya mungkin”

Peneliti : “Bagaimana hubungan panjang tali terhadap frekuensi dan


periode?”

Siswa : “Kan kalau talinya pendek kalau diayunkan jumlah getarannya


lebih sedikit dibandingkan yang talinya lebih panjang. Kalau misal
pada ayunan kalau ayunannya pendek pasti akan cepet berhenti dan
gerakan ayunannya juga sedikit”
Peneliti : “Oh ya. Kalau nomor 24, kemarin kamu memilih yang A kenapa?”

Siswa : “Karena bandul Q yang paling dekat dengan bandul P”

Peneliti : “Apa sih yang kamu ketahui tentang resonansi?”

Siswa : “Kalau di buku resonansi itu ikut bergetarnya suatu benda karena
dipengaruhi benda di sekitarnya”

Peneliti : “Oh jadi karena bandul Q paling dekat jadi dia yang akan ikut
berayun gitu ya?”

Siswa : “Iya kak seperti itu”

Peneliti : “Lalu alasannya kenapa kamu memilih yang B?”

Siswa : “Karena diantara bandul yang lain, bandul Q yang paling kecil jadi
massanya paling ringan. Jadi menurut saya lebih mudah untuk ikut
berayun juga”
Peneliti : “Oh ya. Apakah selama proses pembelajaran daring maupun
luring kamu memperhatikan dengan fokus?”
Siswa : “Iya kak”
Peneliti : “Apakah kamu sudah paham semua pada materi Getaran
Gelombang, dan Bunyi?”
Siswa : “Masih ada yang belum kak, apalagi materi Bunyi itu kan ngga
dijelaskan dalam pembelajaran luring”
147

Peneliti : “Apa yang menjadikan kamu belum bisa memahami materinya?”


Siswa : “Kalau pas pembelajaran daring itu saya kadang ngga ada sinyal
jadi jarang mengikuti pembelajaran di GC. Terus kalau pas
pembelajaran luringnya saya sedikit paham karna dijelaskan secara
langsung oleh guru, tapi biasanya setelah itu gampang lupa lagi”
Peneliti : “Oh jadi kalau pas dijelaskan sudah paham ya”
Siswa : “Iya kak sedikit paham. Tapi kalo ngerjain soal ya masih buka
buku lagi”
Peneliti : “Oh ya. Mungkin itu yang saya tanyakan sama kamu. Terima
kasih ya”
Siswa : “Iya kak sama-sama”

Siswa 4
Peneliti : “Coba perhatikan soal nomor 3. Kemarin kamu memilih jawaban
yang B ya?”

Siswa : “Iya kak”

Peneliti : “Apa alasan kamu memilih jawaban yang B?”

Siswa : “karena simpangan itu jarak sebuah benda dari titik awalnya. Nah
disitu kan titik awalnya pada titik 0, terus keadaan setimbang kan
pada titik 3, jadi jaraknya dari 0-3”

Peneliti : “Berati simpangan sama saja panjang tali yang digunakan ya?”

Siswa : “Iya kak”

Peneliti : “Sekarang soal nomor 4. Kemarin kamu memilih jawaban yang D


ya?”

Siswa : “Iya yang D kak”

Peneliti : “Apa alasan kamu memilih jawaban yang D?”


148

Siswa : “Ya amplitudonya kan antara 1-3 atau 3-5 karena amplitudo itu
jarak terjauh antara dua buah bandul yang dibatasi oleh titik
setimbang”

Peneliti : “Sekarang soal nomor 7. Kemarin kamu memilih jawaban yang A


ya?”

Siswa : “iya kak”

Peneliti : “Apa alasan kamu memilih yang A?”

Siswa : “Jawaban saya antara yang A dan C sih. Kan Andi lebih berat dua
kali lipat dari anu jadi frekuensinya lebih besar. Sebaliknya Banu
berate lebih kecil frekuensinya”

Peneliti : “Oh ya. Terus untuk alasannya memilih yang mana?”

Siswa : “Yang B karena kalau massanya lebih berat berati frekuensi


ayunannya juga lebih besar”

Peneliti : “Jadi massa itu mempengaruhi frekuensi pada ayunan tersebut?”

Siswa : “Kalau menurut saya iya kak. Kan kalau yang naik ayunan
bebannya maka ayunan gerakannya lebih cepat kan jadi
frekuensinya besar. Frekuensi itu banyaknya getaran jadi getaran
yang dihasilkan lebih banyak. Ini menurut saya ya kak hehe

Peneliti : “Oh ya. Sekarang perhatikan soal nomor 9. Kemarin kamu


memilih jawaban yang C ya?”

Siswa : “iya kak”

Peneliti : “Apa alasan kamu memilih yang C?”

Siswa : “Kan dalam 2 menit frekuensinya 50 Hz jadi periodenya itu 50


dibagi 2 yaitu 25 sekon”
149

Peneliti : “Terus untuk alasannya memilih yang mana?”

Siswa : “Memilih yang C”

Peneliti : “Kenapa?”

Siswa : “Ya karena frekuensi berbanding lurus dengan periodenya kak”

Peneliti : “Berbanding lurus bagaimana?”

Siswa : “Seperti yang ayunan itu kak. Kan frekuensi itu jumlah getaran
terus periode itu waktu untuk melakukan getaran. Jadi misalnya
ayunan bergeraknya lama atau waktunya lama berate kan jumlah
getaran atau frekuensinya banyak. Logika saya seperti itu sih”

Peneliti : “Oke. Sekarang nomor 21 kamu memilih yang B ya?”

Siswa : “Iya kak”

Peneliti : “Kenapa alasannya?”

Siswa : “Karena jangkrik dapat mendengar suara itu”

Peneliti : “Bisanya kamu tau jangkrik bisa mendengar suara itu?”

Siswa : “Kan bunyi ada infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik. Karena


pada soal waktunya 0,08 berati kan sangat cepat jadi suaranya juga
mungkin kurang jelas. Seperti bunyi infrasonik kan hanya dapat di
dengar oleh hewan-hewan tertentu”

Peneliti : “Oh ya. Apakah selama proses pembelajaran daring maupun


luring kamu memperhatikan dengan fokus?”
Siswa : “Iya kak”
Peneliti : “Apakah kamu sudah paham semua pada materi Getaran
Gelombang, dan Bunyi?”
Siswa : “Ada yang sudah paham ada yang belum kak”
150

Peneliti : “Yang sudah paham yang apa?”


Siswa : “Yang getaran sudah sedikit paham kak karena bu Ambar
menjelaskannya cukup detail. Kalau Gelombang dan Bunyi belum
terlalu paham kak”
Peneliti : “Apa yang menjadikan kamu belum bisa memahami materinya?”
Siswa : “Mungkin karena waktunya sangat sebentar waktu pembelajaran
luring jadi tidak semua materi dapat dijelaskan oleh guru. Jadi
masih banyak banget materinya yang belum dijelaskan dan
dibelajari sendiri jadi masih belum terlalu paham”
Peneliti : “Oh ya jadi karena keterbatasan waktu ya jadi tidak dapat semua
materi dijelaskan secara langsung oleh guru”
Siswa : “Iya kak. Apalagi kalau hanya baca buku sendiri itu kadang susah
pahamnya”
Peneliti : “Oh ya. Mungkin itu yang saya tanyakan sama kamu. Terima
kasih ya”
Siswa : “Iya kak sama-sama”

Siswa 5
Peneliti : “Kemarin pada materi getaran kamu sudah mendapat materi
mengenai periode ya? Apa yang kamu ketahui tentang periode?

Siswa : “Periode itu waktu yang dibutuhkan bandul untuk melakukan satu
kali getaran.

Peneliti : “Sekarang perhatikan soal nomor 6. Kemarin kamu memilih


jawaban yang A ya?”

Siswa : “iya kak”

Peneliti : “Bagaimana kamu memilih yang A?”


151

Siswa : “Rumus periode itu t/n. Dari A-B itu ¼ terus dibagi n nya 0,05 s.
Harusnya hasilnya itu 5 sekon tapi ngga ada jawabannya jadi aku
milihnya yang A 0,05.

Peneliti : “Oh seperti itu ya. Terus untuk alasannya memilih yang mana?”

Siswa : “yang A karena A-B itu ¼ getaran jadi periode adalah waktu yang
diperlukan untuk menempuh ¼ getaran”

Peneliti : “Jadi karna pada soal itu dari A-B jadi periode itu untuk waktu
untuk menempuh ¼ getaran ya?

Siswa : “Iya kak”

Peneliti : “Kalau soal nomor 8. Kemarin kamu memilih jawaban yang A


ya?”

Siswa : “iya kak”

Peneliti : “Apa alasan kamu memilih yang A?”

Siswa : “Kalau rumus frekuensi itu n/t. n itu jumlah getaran kan 3000
dalam waktu 2 menit. Jadi 3000 dibagi 2 hasilnya 1500 Hz”

Peneliti : “Oh ya. Terus untuk alasannya memilih yang mana?”

Siswa : “Memilih yang B”

Peneliti : “Apa alasannya?”

Siswa : “Kan frekuensi itu banyaknya getaran tiap waktu. Karena itu 2
menit berati banyaknya getaran dalam 2 menit”

Peneliti : “Terus ke nomor 19. Kenapa kamu memilih yang C kenapa?”

Siswa : “Ya karena bunyi bukan gelombang transversal, tetapi bunyi itu
gelombang longitudinal”
152

Peneliti : “Lalu kenapa alasan kamu memilih jawaban yang C?”

Siswa : “Kan gelombang transversal itu arah perambatannya tegak lurus


dengan arah getarnya”

Peneliti : “Emang perambatan bunyi bagaimana kok saling tegak lurus


dengan arah getarnya?

Siswa : “Tegak lurus itu yang membentuk pola bukit dan lembah kak,
kalau yang sejajar itu kan yang membentuk rapatan dan
renggangan”

Peneliti : “Kalau nomor 20 kamu memilih yang D kenapa?”

Siswa : “kan untuk menghasilkan suara yang rendah maka diganti dengan
senar yang lebih gede kan?”

Peneliti : “Alasannya?”

Siswa : “Ya karena kalau senar yang bagian atas itukan lebih gede dan
tebal daripada yang dibawahnya lebih tipis kan , jadi suara yang
dihasilkan oleh yang senar tebal juga lebih keras. Jadi kalau untuk
memperkecil suaranya berati diganti dengan senar yang lebih tipis
atau yang kecil”

Peneliti : “Oh ya. Apakah selama proses pembelajaran daring maupun


luring kamu memperhatikan dengan fokus?”
Siswa : “Iya kak”
Peneliti : “Apakah kamu sudah paham semua pada materi Getaran
Gelombang, dan Bunyi?”
Siswa : “Belum sepenuhnya paham kak”
Peneliti : “Apa yang menjadikan kamu belum bisa memahami materinya?”
Siswa : “Pas pembelajaran daring itukan biasanya lewat google meet nah
kan dijelaskan materinya tapi materinya itu ngga di share ke grup
153

whatsApp jadi kalau pas dijelaskan ketinggalan materinya kadang


susah buat ngikutin materinya. Terus kalau pembelajaran luring
jarang nulis di papan tulis hanya menjelaskan saja jadi bingung mau
apa yang di tulis”
Peneliti : “Kan materinya juga sama kan kaya yang dibuku?”
Siswa : “Iya kak. Tapi lebih paham kalau nulis sesuai yang dijelaskan
sama gurunya. Kalau hanya membaca buku sendiri kadang belum
paham”
Peneliti : “Oh ya. Mungkin itu yang saya tanyakan sama kamu. Terima
kasih ya”
Siswa : “Iya kak sama-sama”

Siswa 6
Peneliti : “Apa yang kamu ketahui tentang gelombang?”

Siswa : “Gelombang adalag getaran yang merambat”

Peneliti : “Oke. Sekarang coba liat soal nomor 13. Kemarin kamu memilih
jawaban yang C ya?”

Siswa : “Iya kak”

Peneliti : “Apa alasan kamu memilih yang C?”

Siswa : “Karena gelombang cahaya kan tidak membutuhkan medium”

Peneliti : “Kenapa tidak membutuhkan medium?”

Siswa : “Ya misal kalau pada siang hari itu kan cahaya matahari dapat
sampai ke bumi dan langsung bisa menyinari bumi tanpa melalui
medium gitu kak, jadi tidak membutuhkan medium dalam
perambatan gelombang cahaya matahari”
154

Peneliti : “Terus sekarang coba liat soal nomor 14. Kemarin kamu memilih
jawaban yang D ya?”

Siswa : “Iya kak”

Peneliti : “Apa alasan kamu memilih yang D?”

Siswa : “Karna jumlah gelombang yang terbentuk kan itu ada 3”

Peneliti : “Kenapa ada 3?”

Siswa : “Ini satu, dua, tiga (menghitung jumlah bukit dan lembah)”

Peneliti : “Kenapa alasannya kamu memilih yang D?”

Siswa : “Karena banyaknya gelombang berdasarkan banyaknya jumlah


bukit dan lembah kak”
Peneliti : “Kalau nomor 17 kamu memilih yang B kenapa?”

Siswa : “Saya asal memilih kak karena tidak tau cara ngitungnya gimana,
bu Ambar juga tidak membahas mengenai materi ini”

Peneliti : “Oh ya. Lalu kenapa kamu memilih alasannya yang A?”

Siswa : “Menurut logika saya itu kalau jarak hanya dipengaruhi oleh
waktu. Kalau waktunya lebih lama berati kan jaraknya lebih jauh.
Nah jarak itu nanti mempengaruhi kecepatannya”
Peneliti : “Bagaimana jarak mempengaruhi kecepatan?”
Siswa : “Kalau jaraknya lebih jauh kecepatannya lebih cepat. Mungkin
seperti itu kak”
Peneliti : “Oh ya. Apakah selama proses pembelajaran daring maupun
luring kamu memperhatikan dengan fokus?”
Siswa : “Iya kak”
Peneliti : “Apakah kamu sudah paham semua pada materi Getaran
Gelombang, dan Bunyi?”
155

Siswa : “Belum kak terutama materi Bunyi kak. Materi Bunyi ngga
dijelaskan selama pembelajaran luring, jadi hanya belajar sendiri”
Peneliti : “Apa yang menjadikan kamu belum bisa memahami materinya?”
Siswa : “Kalau pas pembelajaran daring itu belajar sendiri jadi saya
kurang paham kalau ngga dijelaskan secara langsung. Terus juga
kalau pas pembelajaran luring sudah sedikit paham, tapi belum
sampai selesai materinya waktunya sudah habis jadi lebihnya kita
suruh belajar sendiri”
Peneliti : “Oh ya waktunya sangat sebentar ya?”
Siswa : “Iya kak Cuma 40 menit. Mungkin kalau lebih lama dan
dijelaskan semua oleh guru bisa memahami materinya”
Peneliti : “Oh ya. Mungkin itu yang saya tanyakan sama kamu. Terima
kasih ya”
Siswa : “Iya kak sama-sama”

Siswa 7
Peneliti : “Kemarin sudah membahas tentang gelombang ya?”

Siswa : “iya kak”

Peneliti : “Apa yang kamu ketahui tentang panjang gelombang?”

Siswa : “Panjang gelombang itu jarak satu gelombang kak”

Peneliti : “Coba liat nomor 15. Kemarin kamu memilih jawaban yang D
kenapa?”

Siswa : “Saya tidak tahu cara menghitungnya karena itu jaraknya di


tengah-tengah bukan dari 0. Kalau waktu dicontohkan sama bu
Marni itu dari 0 kak jadi saya bingung gimana ngitungnya”

Peneliti : “Oh ya. Lalu kenapa kamu alasannya memilih yang C?”
156

Siswa : “Karena kan jarak dasar lembah dan puncak bukit yang berdekatan
itu sama saja 1 gelombang. ½ lembah ditambah ½ bukit kan jadinya
1 gelombang”
Peneliti : “Terus kalau nomor 16 kamu memilih yang B kenapa?”

Siswa : “Kan itu pada soal setengah bukit 2 meter, berati kalo satu bukit
jaraknya 4 meter jadi 4 m/s. Menurut saya seperti itu kak”

Peneliti : “apa yang kamu ketahui tentang cepat rambat gelombang?”

Siswa : “Kecepatan gelombang dalam menempuh satu gelombang. Saya


belum terlalu paham mengenai cepat rambat gelombang kak”

Peneliti : “Oh ya. Terus kenapa alasannya kamu memilih yang B?”

Siswa : “Kan rumusnya . v itu cepat rambat, terus f itu frekuensi


jadi cepat rambat gelombang dipengaruhi frekuensi tapi tidak
dipengaruhi oleh periode”

Peneliti : “Kan ada juga rumus kan? T itu periode kan?”

Siswa : “Oh iya. Berati salah ya kak. Maaf kak karna saya belum terlalu
paham sama materi gelombang”
Peneliti : “Kalau nomor 17 kamu memilih yang C kenapa?”

Siswa : “Pakai logika sih kak. Menurut saya kan itu dua kali periodenya
jadi mungkin jarak yang ditempuh juga 2 kalinya, jadi yang 2v.”

Peneliti : “Oh ya. Lalu kenapa kamu memilih alasannya yang A?”

Siswa : “Ya kan periode sama aja waktu jadi hanya dipengaruhi oleh
waktu”
Peneliti : “Kalau nomor 18 kamu memilih yang A kenapa?”
157

Siswa : “Kan nah pada soal frekuensi gelombang pertama 3Hz


yang kedua 5Hz. Kan sesuai rumus itu kan berbanding lurus sama
frekuensinya jadi perbandingannya tetap 3 : 5”

Peneliti : “Kenapa alasannya kamu memilih yang D?”

Siswa : “Kan pada soal cepat rambat gelombangnya sama jadi hanya
dipengaruhi oleh frekuensinya saja”
Peneliti : “Kalau nomor 23 kamu memilih yang A kenapa?”

Siswa : “Saya tidak tau cara menghitungnya kak jadi saya asal memilih
jawabannya. Kemarin materi bunyi tidak dijelaskan pada
pembelajaran luring jadi materi bunyi disuruh belajar sendiri terus
kalau ada yang belum paham bisa ditanyakan gitu kak, mungkin
nanti bisa ditanyakan yang nomor ini ke bu Marni”

Peneliti : “Oh ya. Kalau alasannya ?”

Siswa : “Pakai logika sih kak. Kalau misal frekuensinya besar maka
panjang gelombangnya juga besar ”

Peneliti : “Emang bagaimana hubungan frekuensi dengan panjang


gelombang?”

Siswa : “Yang rumus kan saling berbanding lurus. Jadi kalau f


semakin besar berate panjang gelombangnya juga akan besar”
Peneliti : “Oh ya. Apakah selama proses pembelajaran daring maupun
luring kamu memperhatikan dengan fokus?”
Siswa : “Iya kak”
Peneliti : “Apakah kamu sudah paham semua pada materi Getaran
Gelombang, dan Bunyi?”
Siswa : “Belum kak”
Peneliti : “Apa yang menjadikan kamu belum bisa memahami materinya?”
158

Siswa : “Guru menjelaskannya cepet kak kalau pas pembelajaran luring,


terus kalau pas pembelajaran daring kan dikasih tugas soal gitu tapi
pas pembelajaran luring itu ngga dibahas jadi sebenarnya yang
sudah saya kerjakan itu sudah benar atau belum”
Peneliti : “Oh ya mungkin karna waktunya minim dan materi yang harus
disampaikan banyak ya?”
Siswa : “Iya kak materinya banyak”
Peneliti : “Oh ya. Mungkin itu yang saya tanyakan sama kamu. Terima
kasih ya”
Siswa : “Iya kak sama-sama”
159

Lampiran 15
Transkrip Wawancara kepada Guru

Narasumber : Bapak Drs. Dargo, M. Pd

Peneliti : “Mohon maaf pak Dargo izin meminta waktunya sebentar untuk
wawancara nggih pak”

Guru : “Iya mba”

Peneliti : “Baik pak, langsung saya mulai nggih pak. Untuk sumber atau
bahan ajar apa yang digunakan Bapak dalam pembelajaran materi
Getaran, Gelombang, dan Bunyi?”

Guru : “Buku Paket Guru dan Siswa Kelas 8 Semester 2 yang sudah
disediakan di perpustakaan”

Peneliti : “Selain buku paket Pak?”

Guru : “Buku-buku IPA yang relevan Kelas 8 Semester 2, terus buku


untuk kegiatan siswa yaitu LKS”

Peneliti : “Selain itu ada lagi Pak?”

Guru : “Sepertinya itu”

Peneliti : “Oh iya. Apakah ada kendala yang dihadapi oleh pak Dargo dalam
proses pembelajaran materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi?”

Guru : “Kesediaan alat, terus jumlah slinki terbatas. Udah itu”

Peneliti : “Kemudian apa yang dilakukan oleh Bapak untuk mengatasi


kendala tersebut?”

Guru : “Biasanya saya pakai tali. Saya memberikan contoh dan siswa
suruh merangkai sendiri”
160

Peneliti : “Kemudian untuk materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi,


menurut Bapak subkonsep manakah yang kesulitannya paling
banyak untuk dipahami oleh siswa?”

Guru : “Untuk memahami getaran itu loh kadang siswa cuma melakukan
percobaan satu kali padahal harus berulang-ulang lagi”

Peneliti : “Untuk konsep Gelombang?”

Guru : “Konsep gelombang siswa masih sulit mendeteksi ada berapa


jumlah gelombang, bagaimana menentukannya kan itu siswa masih
kesulitan. Membedakan arah getar dan arah rambatan siswa masih
bingung”

Peneliti : “Oh nggih. Kemudian apa yang dilakukan oleh Bapak untuk
mengatasi kesulitan siswa tersebut?”

Guru : “Ya saya jelaskan berulang-ulang kali supaya siswa tersebut bisa
paham”

Peneliti : “Terus dengan keadaan pembelajaran seperti sekarang ini kan


sangat terbatas ya Pak. Bagaimana Bapak mengatasi hal tersebut?”

Guru : “Dalam masa pandemi seperti ini saya mengatasinya kadang pakai
PPT, pakai video youtube. Tapi lebih jelasnya saya terangkan di
PPT waktu saya melakukan kegiatan pembelajaran”

Peneliti : “Oh iya. Sebelumnya apakah pak Dargo pernah memberikan tes
diagnostik kepada siswa khususnya mengenai materi Getaran,
Gelombang, dan Bunyi?”

Guru : “Iya. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran saya melakukan


pretest sehingga saya bisa mengetahui timbal baliknya dan saya
bisa menyeleksinya. Kan dianalis dulu hasilnya dari pretest itu,
kemudian nanti setelah saya analisis kemudian kalau nanti anak-
161

anak belum tuntas kan saya beri tahu kemudian saya beri
pembelajaran dulu. Setelah itu, saya berikan remedial”

Peneliti : “Kemarin saya sudah memberikan tes diagnostik berupa Four-tier


Diagnostic test. Menurut pendapat Bapak, bagaimana mengenai
instrumen tes tersebut dalam menganalisis apakah terjadi
miskonsepsi atau tidak pada siswa?”

Guru : “Ya menurut saya lebih bagus. Saya sebagai guru kan tahu
kelemahan dan kelebihan siswa, kemudian siswa pun mengetahui
juga kan untuk meningkatkan motivasi belajar”

Peneliti : “Menurut Bapak, faktor apa sajakah yang dapat menyebabkan


terjadinya miskonsepsi pada siswa terutama pada materi Getaran,
Gelombang, dan Bunyi?”

Guru : “Yang menyebabkan miskonsepsi itu kadang kita harus banyak


membaca literatur. Siswa pun juga suruh membaca lebih detail
literasi, baca-baca buku di perpustakaan sehingga bisa mengatasi
miskonsepsi tersebut. Kan biasanya siswa manut guru aja gitu kan?
Padahal itu salah kan? Hal tersebut ya jangan sampai itu, kalau
siswa punya pendapat ya kita harus hargai, kita kan harus belajar
juga. Sehingga nanti akan diketahui miskonsepsinya dimana. Jika
misalkan ada pendapat anak yang bertentangan sama guru ya harus
kita terima biar nanti kita pelajari lagi dimana letak kelemahannya.
Apalagi guru yang mengampu kelas 8 kan bukan dari jurusa IPA,
seperti saya dan Bu Marni kan bidangnya Biologi mungkin akan
berbeda dengan cara ngajar bu Ambar yang bidangnya Fisika. Tapi
karena ini IPA, jadi dipelajari semuanya lagi.

Peneliti : “Oh ya”


162

Guru : “Terus juga siswa sekarang kan dengan adanya IT dapat


mengakses dimana-mana kan? Kadang buku di sekolahan terbatas,
waktunya sangat terbatas di sekolahan jadi bisa membaca-baca di
rumah sehingga akan mengetahui oh mungkin ini pak guru salah
jadi kita harus terima. Tapi jangan asal terima, harus dibuktikan
juga. Asyiknya fisika di IPA itu seperti itu karena IPA kan ilmu
berkembang. Pedapat A hari ini bear, besoknya salah bisa kan?
Yang namanya ilmu berkembang seperti itu. Maka guru harus
banyak membaca literatur-literatur yang baru yang sudah
dibuktikan. Jadi jangan pakai literatur buku yang lama nanti
miskonsepsinya jadi lebih banyak.

Peneliti : “Jadi baik siswa maupun guru harus memperbanyak membaca


literatur nggih pak”

Guru : “Iya harapannya seperti itu”

Peneliti : “Oh nggih baik pak saya kira cukup. Terima kasih untuk
waktunya nggih pak”

Guru : “Sama-sama”

Narasumber : Ibu Marni Minhartati, S, Pd

Peneliti : “Mohon maaf Ibu, saya izin meminta waktunya sebentar untuk
wawancara nggih bu”

Guru : “oh iya mba silakan”

Peneliti : “Baik bu. Yang pertama sumber atau bahan ajar apa yang
digunakan bu Marni dalam pembelajaran materi Getaran,
Gelombang, dan Bunyi?”
163

Guru : “Yang pertama dari buku paket, yang kedua buku-buku yang
relevan, yang ketiga bisa dari cetakan lain yang relevan, terus LKS,
terus dari youtube dan dari internet karena ka sekarang
pembelajaranya juga daring”

Peneliti : “Oh ya. Untuk pembelajaran daring biasanya ibu melalui apa?”

Guru : “Ya kalo pembelajaran daring itu lewat google classroom”

Peneliti : “Selain itu ada lagi Bu?”

Guru : “Ya juga melalui whatsapp group karena terkadang siswa tidak
membuka google classroom karena mungkin terkendala sinyal”

Peneliti : “Apakah penyampaian materi melalui google classroom sudah


cukup untuk menyampaikan materi secara penuh ke siswa?”

Guru : “Ya kalau materi yang lewat google classroom kan sebisa
mungkin ibu menyampaikan yang kira-kira mudah diterima.
Kemudian kemarin kan masih diperjelas lagi ketika pembalajara
luring seperti misalnya bagaimana sih yang dimaksud dengan
getaran, gelombang, jenis gelombang berdasarkan arah
rambatannya. Saya kira untuk materi dasarnya sudah tersampaikan
karena keterbatasan waktunya jadikan kita tidak bisa maksimal.
Untuk hitungannya juga kan ya disampaikan cuma kan tidak
maksimal. Kalau menurut ibu sih kurang sebenarnya. Waktu yang
biasa digunakan satu minggunya 5 jam sedangkan itu kan hanya 1
minggu 1 kali pembelajaran luring 40 menit”

Peneliti : “Oh nggih jadi sangat minim waktu nggih bu. Kemudian kendala
apa yang dihadapi oleh ibu dalam penyampaian materi Getaran,
Gelombang, dan Bunyi?”
164

Guru : “Ya yang pertama dari segi keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran daring karena terkendala oleh sinyal, kepemilikan
HP”

Peneliti : “Selain itu ada kendala lain bu?”

Guru : “Ya itu tadi mba karena keterbatasan waktu dalam pembelajara
luring jadi materinya tidak dapat tersampaikan dengan maksimal”

Peneliti : “Kemudian untuk mengatasi hal tersebut apa yang dilakukan oleh
bu Marni?”

Guru : “Ya ketika jadwal pembelajaran daring dengan pemberian tugas


kepada siswa harapannya tugas itu dikerjakan oleh siswa, kemudian
ketika ada kesulita bisa kita bahas bersama. Ketika pembelajaran
luring, ka harapannya siswa bisa masuk tetapi kenyataanya tidak
semuanya bisa hadir sehingga bisa jadi yang kemarin sudah
diterangkan ini kan harusnya materi berikutnya, tetapi siswa yang
datang anaknya berbeda. Alasan kenapa siswa tidak datag ka karena
kita mematuhi protocol kesehatan, mungkin karena orang tua tidak
mengizinkan itu juga kita memberikan kebebasan untuk anak
belajar dari rumah. Kemudian kondisi dari siswanya itu sendiri,
mungkin memang kondisi siswanya yang kurang sehat seperti
batuk, pilek, atau panas sebaiknya siswa tidak datang ke sekolah”

Peneliti : “Oh nggih. Kemudian untuk materi Getaran, Gelombang, dan


Bunyi, menurut Ibu subkonsep manakah yang kesulitannya paling
banyak untuk dipahami oleh siswa?”

Guru : “Ya itu tadi ya. Karena kita tidak bisa full jadi siswa mengalami
kesulitann terutama pada perhitugan penerapan rumus”

Peneliti : “Selain ini ada lagi bu?”


165

Guru : “Ya saya kira itu sih”

Peneliti : “Sebelumnya apakah bu Marni pernah memberikan tes diagnostik


kepada siswa khususnya mengenai materi Getaran, Gelombang, dan
Bunyi?”

Guru : “Belum”

Peneliti : “Oh iya. Kemarin saya sudah memberikan tes diagnostik berupa
Four-tier Diagnostic test. Menurut pendapat Bu Marni, bagaimana
mengenai instrumen tes tersebut?”

Guru : “Ya bagus sih. Tes diagnostik dapat mengukur kemampuan siswa.
Untuk anak bisa sejauh mana yang dia pelajari yang dia pahami”

Peneliti : “Menurut Ibu, faktor apa sajakah yang dapat menyebabkan


terjadinya miskonsepsi pada siswa terutama pada materi Getaran,
Gelombang, dan Bunyi?”

Guru : “Ya itu tentang pemahaman siswa untuk memahami pengertian


apa itu getara, apa itu gelombang, kemudian membedakan atara
frekuensi dan periode. Selain itu juga karena keterbatasan waktu
jadi kita tidak dapat menyampaikan semua materi. Siswa belum
paham betul kita sudah ganti materi lain. Kita mengejar materi yang
belum tersampaikan seperti setelah Getaran Gelombang kan ada
materi Cahaya dan Alat Optik dan itu juga materinya banyak”

Peneliti : “Oh nggih baik Bu saya kira cukup. Terima kasih untuk waktunya
nggih pak”

Guru : “Oh iya. Sama-sama”


166

Narasumber : Ibu Sri Ambarwati, S, Pd

Peneliti : “Mohon maaf Ibu, saya izin meminta waktunya sebentar untuk
wawancara nggih bu”

Guru : “Oh iya mba”

Peneliti : “Baik bu. Yang pertama sumber atau bahan ajar apa yang
digunakan bu Ambar dalam pembelajaran materi Getaran,
Gelombang, dan Bunyi?”

Guru : “Bukunya pertama bu wajib buku paket pegangan siswa, terus


buku guru yang sesuai dengan buku paket siswa yang diterbitkan
oleh kemendikud”

Peneliti : “Selain ini ada lagi Bu?”

Guru : “Buku Pengayaan atau LKS penerbitnya Fifa Pakarindo. Terus


juga sumber dari internet, buku-buku IPA lain yang relevan, saya
biasanya menggunakan yang terbitan dari Intan Pariwara dan
Erlangga”

Peneliti : “Kemudian kendala apa yang dihadapi oleh ibu dalam


penyampaian materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi?”

Guru : “Kendalanya yang pertama itu anak masih kurang termotivasi


ketika awal-awalnya jadi kita harus membangkitkan motivasi siswa
dulu. Kemudian bisa juga karena guru mengajar terlalu cepat
sehingga siswa dalam menangkap materi tidak cukup sekali.
Apalagi pembelajaran di masa pandemi tatap muka guru dengan
siswa terbatas”

Peneliti : “Untuk mengatasi hal tersebut apa yang dilakukan oleh bu


Ambar?”
167

Guru : “Ya yang pertama membangkitkan motivasi siswa terlebih dahulu


seperti apersepsi di awal pembelajaran, karena jika siswa sudah
termotivasi nanti aka lebih fokus mengikuti pembelajaran. Terkait
dengan kendala berikutnya yaitu pemahaman siswa itu mah
biasanya hanya sebagian kecil yang mengatasi seperti itu, sehingga
kita sebagai guru menanyakan siapa yang belum paham jadi anak
tertentu itu kita beri tambahan waktu untuk memberi penjelasan
lagi, begitu”

Peneliti : “Oh nggih. Kemudian untuk materi Getaran, Gelombang, dan


Bunyi, menurut Ibu subkonsep manakah yang kesulitannya paling
banyak untuk dipahami oleh siswa?”

Guru : “Terutama ya pada materi Bunyi di resonansi udara yang


resonansi pertama resonansi kedua ketiga pakai rumus ¼ lamda
seperti itu”

Peneliti : “Kemudian untuk mengatasi agar siswa dapat paham pada materi
itu bagaimana Bu?”

Guru : “Ya pertama kalau bisa dipraktekkan ya kita menggunakan tabung


resonansi nah nanti dicocokkan dengan rumusnya begitu. Kalau
tidak bisa ya yang pakai laboratorium virtual itu”

Peneliti : “Sebelumnya apakah bu Ambar pernah memberikan tes diagnostik


kepada siswa khususnya mengenai materi Getaran, Gelombang, dan
Bunyi?”

Guru : “Belum pernah. Karena memang kan setelah PTS kan tidak ada
jeda waktu ya langsung ke materi Getaran Gelombang dan
waktunya juga sangat terbatas”
168

Peneliti : “Oh iya. Kemarin saya sudah memberikan tes diagnostik berupa
Four-tier Diagnostic test. Menurut pendapat Bu Marni, bagaimana
mengenai instrumen tes tersebut untuk menganalisis miskonsepsi
pada siswa?”

Guru : “Ya menurut ibu sih sudah sesuai lah untuk bisa menganalisis
bagaimana anak bisa memahami materi sehingga siswa tidak
mengalami miskonsepsi pada materi tersebut”

Peneliti : “Menurut Ibu, faktor apa sajakah yang dapat menyebabkan


terjadinya miskonsepsi pada siswa terutama pada materi Getaran,
Gelombang, dan Bunyi?”

Guru : “Saya kira itu terjadi karena penjelasan tidak bisa diterima
sepenuhnya oleh siswa. Maksudnya, dalam guru mengajar anak
kadang-kadang konsentrasinya sedang buyar. Tapi jika anak sedang
konsentrasi, apa yang diterangkan oleh guru bisa diterima itu tidak
akan terjadi miskonsepsi”

Peneliti : “Oh nggih baik Bu saya kira cukup. Terima kasih untuk waktunya
nggih Bu”

Guru : “Iya mba”


169

Lampiran 16
Lembar Observasi Siswa
Pelaksanaan Pembelajaran IPA
SMP Negeri 1 Majenang
Kelas :
Materi : Getaran, Gelombang, dan Bunyi
Sub Materi :
Guru Pengampu :
Petunjuk:
Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pengamatan saudara.

Keterlaksanaan
No Aspek yang diamati
Ya Tidak Keterangan
Kegiatan Awal
Siswa menjawab apersepsi
yang diberikan oleh guru
1
Siswa menjawab motivasi
pembelajaran yang
disampaikan oleh guru
Kegiatan inti
Siswa fokus dalam
memperhatikan materi
yang disampaikan oleh
guru
2 Siswa menjawab
pertanyaan umpan balik
yang diberikan oleh guru
Siswa bertanya terkait
materi yang belum
dipahami
Kegiatan Penutup
Siswa menyampaikan
3
kesimpulan dari tujuan
pembelajaran
Temuan selama kegiatan pembelajaran:

Majenang, Maret 2021


Obsever,

( )
170

Lampiran 17
Lembar Observasi Guru
Pelaksanaan Pembelajaran IPA
SMP Negeri 1 Majenang

Kelas :
Materi : Getaran, Gelombang, dan Bunyi
Sub Materi :
Guru Pengampu :

Petunjuk :
Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pengamatan saudara.

Kemunculan
No Aspek yang diamati
Ya Tidak Keterangan
Kegiatan Awal
Guru memberikan
1 apersepsi
Guru memberikan
motivasi pembelajaran
Kegiatan inti
Guru menguasai materi
pembelajaran yang akan
disampaikan
Guru menggunakan
metode yang sesuai
dalam menyampaikan
materi
Guru menggunakan
media yang dapat
mendukung dalam
2 menyampaikan materi
Guru mengajukan
pertanyaan kepada
siswa
Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk menjawab
Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
mengenai materi yang
belum dipahami
3 Kegiatan Penutup
171

Guru membimbing
siswa menyimpulkan
tujuan pembelajaran
Guru mengonfirmasi
terkait tujuan
pembelajaran yang telah
dicapai
Guru memberikan
evaluasi terkait materi
pembelajaran yang telah
disampaikan
Temuan selama kegiatan pembelajaran:

Majenang, Maret 2021


Obsever,

( )
172

Lampiran 18
Hasil Observasi Proses Pembelajaran Kelas VIII A
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184

Lampiran 19
Hasil Observasi Proses Pembelajaran Kelas VIII B
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196

Lampiran 20
Hasil Observasi Proses Pembelajaran Kelas VIII C
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208

Lampiran 21
Hasil Observasi Proses Pembelajaran Kelas VIII D
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220

Lampiran 22
Hasil Observasi Proses Pembelajaran Kelas VIII E
221
222
223
224
225
226

Lampiran 23
Hasil Observasi Proses Pembelajaran Kelas VIII F
227
228
229
230
231
232

Lampiran 24
Hasil Observasi Proses Pembelajaran Kelas VIII G
233
234
235
236
237
238

Lampiran 25
Hasil Observasi Proses Pembelajaran Kelas VIII H
239
240
241
242
243
244

Lampiran 26
Dokumentasi Proses Pembelajaran
245

Lampiran 27
Dokumentasi Wawancara

Anda mungkin juga menyukai