Anda di halaman 1dari 19

Aditya Putra Kurniawan

Global Health Research Group STAND


Sustainable care for anxiety and depression in Indonesia
Division of Nursing, Faculty of BMH
aditya.kurniawan@postgrad.manchester.ac.uk
Kondisi di negara-negara berkembang
• Sekitar 5,53% dan 4,52% orang dewasa di negara-negara berkembang
(low and middle income countries) mengalami depresi dan kecemasan
(Institute for Health Metrics and Evaluation, 2020)
• Hanya ada 3 - 4 tenaga kesehatan jiwa profesional yang tersedia untuk
setiap 100.000 orang di LMIC
• Jadi 1 orang tenaga kesehatan jiwa harus melayani 28,571 orang
• Sedangkan di negara-negara maju ada sekitar 73 tenaga kesehatan jiwa
profesional, per 100.000 orang. Atau 1 tenaga kesehatan jiwa
menangani 1,370 (WHO, 2021).
• Prevalensi depresi pada penduduk usia ³15
tahun adalah 6,1% yaitu sekitar 12 juta jiwa.
• Gangguan Mental Emosional (GME) pada
penduduk usia ³15 tahun, dialami oleh 9,8%
penduduk.
• Jumlah Psikolog Aktif: 2.913 psikolog klinis.

Kondisi di • Jumlah psikiater: 1.221 orang


• Jadi ada sekitar 4134 tenaga profesional.
Indonesia Sebagian besar berada di Pulau Jawa
• Jadi satu tenaga kesehatan profesional harus
menangani 2,901 orang dengan depresi

(Riskesdas, 2018, )
Treatment Gap di
negara berkembang
• Terjadi kesenjangan antara individu yang
membutuhkan perawatan dan mereka yang
menerimanya (Jansen et al., 2015; Patel et al.,
2011).
• sebagian besar orang dengan depresi dan
kecemasan di LMIC tidak menerima perawatan
yang diperlukan
• Hanya 13,7% yang menerima perawatan untuk
kondisi kesehatan mental mereka (Evans-Lacko
et al., 2018).
• Jadi dari 58,476,897 orang dengan depresi,
hanya 8,010,691 orang yang mendapatkan
layanan psikologi, sisanya sekitar 50,466,205
orang tidak mendapatkan penanganan dari
tenaga profesional
Pathway to care
• Mengacu pada proses yang ditempuh seseorang mulai dari menyadari bahwa
mereka mungkin memerlukan bantuan untuk masalah kesehatan mental hingga
mendapatkan perawatan dan dukungan yang sesuai.

Mental Monitoring
Help Undergoing Discharge/t
health seeking treatment ermination and relapse
crisis prevention

• Dimulai dari kesadaran seseorang bahwa ia membutuhkan pertolongan, proses


mencari pertolongan, mengikuti treatment atau mendapat rujukan, pemulihan,
relapse prevention
Tantangan Pathway to care
• Infrastruktur kesehatan yang tidak memadai,
• Aksesibilitas yang terbatas pada layanan kesehatan jiwa,
• Literasi kesehatan yg minim
• Stigma masyarakat seputar kesehatan mental (Rathod et al., 2017;
WHO, 2022).
• Kecenderungan Masyarakat di LMICs ketika punya masalah kesehatan
mental tidak langsung datang ke profesional kesehatan mental
• Pertama-tama didatangi teman, tetua adat, tokoh agama, guru spiritual,
dukun, orang “pintar”, senior atau motivator.
• Pada masyarakat perdesaan atau kelompok marjinal, bertemu psikolog
dan psikiater juga membawa kesan yang sangat formal dan berat
sehingga mereka merasa inferior dan tidak percaya diri
Treatment Delay
• Penundaan atau keterlambatan dalam memulai perawatan atau
intervensi yang sesuai setelah timbulnya gejala atau diagnosis suatu
kondisi kesehatan.
• Bisa terjadi ketika seseorang mengalami gejala gangguan mental,
seperti depresi atau kecemasan, namun tidak segera mencari atau
menerima perawatan yang diperlukan.
• Komplikasi penyakit kesehatan fisik
• Mengalami isolasi sosial/menarik diri
• Terganggunya fungsi kognitif
• Penyalahgunaan obat-obatan/narkoba
• Dampak finansial dan pekerjaan
• Masuk fase gangguan depresi dan kecemasan kronis, suicidal thoughts
• Konflik keluarga, sosial, kriminalitas
Percobaan bunuh diri dan
bunuh diri di Indonesia
• Angka percobaan bunuh diri nasional adalah 2,25% per 100.000 orang
• atau sekitar 2.250 percobaan bunuh diri untuk setiap 100.000 orang di
Indonesia
• Lima provinsi dengan angka percobaan bunuh diri tertinggi
• Sulawesi Barat (20,07 per 100.000),
• Gorontalo (9,09 per 100.000),
• Bengkulu (8,72 per 100.000),
• Sulawesi Utara (7,11 per 100.000),
• Kepulauan Riau (6,62 per 100.000).
• Pada tahun 2018, terdapat 6013 percobaan bunuh diri dari data Survei
Potensi Desa dan 772 kasus bunuh diri dari data kepolisian
• Jadi untuk setiap kematian akibat bunuh diri, terdapat 7,78 percobaan
bunuh diri.
• (Onie et al., 2024)
Trend bunuh diri Indonesia

• Rentang Usia: Usia rata-rata kematian akibat bunuh diri adalah 43


tahun, dengan rentang dari 12 hingga 90 tahun1.

• Tren Spesifik Usia: Angka bunuh diri meningkat dari usia 10 hingga
16 tahun, mencapai puncaknya pada usia 26 hingga 30 tahun, dan
kemudian menurun antara 46 hingga 50 tahun2. Terdapat
peningkatan yang mencolok pada angka bunuh diri pada kelompok
usia 66 hingga 70 tahun.

• Peningkatan Angka pada Kelompok Lansia: Angka bunuh diri


berdasarkan usia menunjukkan peningkatan dramatis pada
populasi lansia, terutama mereka yang berusia di atas 66 tahun.

• Analisis usia ini menunjukkan bahwa meskipun ada puncak jumlah


bunuh diri sebelum usia 50 tahun, angka bunuh diri meningkat
secara signifikan pada demografi lansia, menyoroti perlunya upaya
pencegahan bunuh diri yang ditargetkan di berbagai kelompok usia.

• (Onie et al., 2024)


Pelibatan Kader Jiwa dan Penggunaan
Low-Intensity Interventions
• Pendelegasian wewenang dari profesional ke non-
profesional (task shifting)
• Psikoterapi yang telah dirancang dalam versi lebih
ringkas dan telah mengalami pengujian (evidence based
treatment) serta dapat dilatihkan pada orang awam
(kader jiwa) yang tidak memiliki pendidikan formal
psikologi
• Para kader memiliki kemampuan mengedukasi dengan
cara-cara lokal yg sesuai dengan alam pikir masyarakat
• Mereka memiliki posisi sosial yang terjangkau oleh
masyarakat biasa ketimbang mencari Psikolog/Psikiater
• Memiliki cara berkomunikasi yg mudah diterima
masyarakat
Low-intensity psychological
intervention
• Intervensi psikologi yang berbasis CBT dan dirancang
dalam versi lebih pendek, dan dapat dilatihkan ke orang
awam yang tidak memiliki latar belakang Pendidikan
formal kesehatan mental/psikologi
• Termasuk didalamnya, Solution Focused Therapy,
Mindfulness, Brief CBT, Problem Solving Therapy,
Behavioural activation, Interpersonal Psychotherapy
• Digunakan untuk individu dengan mild and moderate
depression and anxiety
• (WHO, 2022)
Transdiagnostic
approach
• Pendekatan transdiagnostik merupakan strategi
terapeutik dalam bidang kesehatan mental yang
menargetkan faktor-faktor umum atau proses yang
mendasari beberapa gangguan psikologis, bukannya
hanya fokus pada diagnosis spesifik.

• Pendekatan ini menekankan pada faktor-faktor umum


yang mendasari berbagai gangguan mental, sehingga
mengurangi kebutuhan akan keahlian khusus dalam
diagnosis tertentu sehingga cocok digunakan oleh tenaga
non professional Kesehatan jiwa

• (Dalgleish et al., 2020)


Zimbabwe
• Friendship Bench program,
• Merekrut nenek-nenek sebagai kader (grandmother
health workers)
• Mereka dilatih Problem Solving Therapy dan mengenali
gejala depresi dengan supervisi psikiater
• Membantu remaja dan dewasa yang mengalami HIV/AIDS
comorbid dengan depresi dan kecemasan (Chibanda et
al., 2015)
• https://www.ted.com/talks/dixon_chibanda_why_i_tr
ain_grandmothers_to_treat_depression?subtitle=id
Pakistan dan
Uganda
• Thinking Healthy Program
• Melibatkan ibu-ibu rumah tangga
(Lady health workers)
• Dilatih konseling dan Brief CBT
untuk membantu para
perempuan yang mengalami
perinatal dan post-partum
depression (Rahman et al., 2008)
India

• MANAS (MANashanti Sudhar Shodh)


• Para kader jiwa dilatih psikoedukasi,
interpersonal psychotherapy
• Membantu masyarakat yang
mengalami common mental disorders
termasuk depresi dan kecemasan,
comorbid dengan penyakit fisik seperti
diabetes dan hipertensi (Patel et al.,
2010)
Bagaimana Indonesia?
• Memiliki sumber daya yang melimpah, dari mulai ibu rumah tangga hingga
tokoh agama.
• Sudah banyak kader jiwa.
• Namun pelibatan mereka sebatas petugas administrasi, perujuk, dan
penyuluh, dan belum mampu memberikan terapi psikologi
• Lingkup kerjanya sangat luas, (Kader posyandu, PKK, Lansia, dll)
• Perannya sangat bergantung individu petugas puskesmas yg membina
• Belum ada pula satu model low intensity intervention yang telah
dikembangkan secara paripurna hingga tingkat real world setting, dengan
melibatkan sumber daya manusia di komunitas. Jikapun ada, hanya
berhenti sebatas program pilot oleh beberapa peneliti di universitas.
Indonesia
• Sudah banyak model intervensi psikologi
dikembangkan, tapi bersifat high intensity intervention
yang hanya bisa dilakukan profesional (psikolog) > siapa
saja yang bisa mengakses?
• Belum ada pula satu model low intensity psychological
intervention yang telah dikembangkan secara paripurna
hingga tingkat real world setting, dengan melibatkan
sumber daya manusia di komunitas.
• Jikapun ada, hanya berhenti sebatas program pilot,
atau uji coba kelompok terbatas oleh beberapa dosen
di universitas
• Tingkat motivasi berbeda-beda, dan turn
Tantangan over tinggi tergantung benefit yang didapat
sebagai kader
pelibatan • Membutuhkan pelatihan dan supervisi
berkelanjutan dari tenaga profesional
kader di LMICs • Perlu diatur dan diperjelas batas
kewenangan dengan tenaga profesional
• (Shahmalak et al., 2019)
Daftar Pustaka
• Chibanda, D., et al. (2016). ‘Effect of a primary care-based psychological intervention on symptoms of common mental disorders in zimbabwe: A randomized clinical trial’ Jama, 316
(24), pp. 2618-2626. DOI: 10.1001/jama.2016.19102.

• Chowdhary, N., et al. (2016). ‘The healthy activity program lay counsellor delivered treatment for severe depression in india: Systematic development and randomised evaluation’ Br J
Psychiatry, 208 (4), pp. 381-8. DOI: 10.1192/bjp.bp.114.161075.

• Dalgleish, T., Black, M., Johnston, D. & Bevan, A. (2020). ‘Transdiagnostic approaches to mental health problems: Current status and future directions’ J Consult Clin Psychol, 88 (3), pp.
179-195. DOI: 10.1037/ccp0000482.

• Evans-Lacko, S., et al. (2018). ‘Socio-economic variations in the mental health treatment gap for people with anxiety, mood, and substance use disorders: Results from the who world
mental health (wmh) surveys’ Psychological Medicine, 48 (9), pp. 1560-1571. DOI: 10.1017/S0033291717003336 Available at:
https://www.cambridge.org/core/product/C63453B79C8A765299DD846C12430264.

• Jansen, S., et al. (2015). ‘The "treatment gap" in global mental health reconsidered: Sociotherapy for collective trauma in rwanda’ Eur J Psychotraumatol, 6 p. 28706. DOI:
10.3402/ejpt.v6.28706.

• Institute for Health Metrics and Evaluation (2020). 'Global burden of disease study 2019 (gbd 2019) results'. Available at: https://vizhub.healthdata.org/gbd-results/ (Accessed March
10th, 2024).
• Onie, S., et al. (2024). ‘Indonesia's first suicide statistics profile: An analysis of suicide and attempt rates, underreporting, geographic distribution, gender, method, and rurality’ Lancet
Reg Health Southeast Asia, 22 p. 100368. DOI: 10.1016/j.lansea.2024.100368.
• Patel, V., Chowdhary, N., Rahman, A. & Verdeli, H. (2011). ‘Improving access to psychological treatments: Lessons from developing countries’ Behaviour Research and Therapy, 49 (9),
pp. 523-528. DOI: https://doi.org/10.1016/j.brat.2011.06.012 Available at: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0005796711001343.
• Rahman, A., et al. (2008). ‘Cognitive behaviour therapy-based intervention by community health workers for mothers with depression and their infants in rural pakistan: A cluster-
randomised controlled trial’ Lancet, 372 (9642), pp. 902-9. DOI: 10.1016/s0140-6736(08)61400-2.
• Rathod, S., et al. (2017). ‘Mental health service provision in low- and middle-income countries’ Health Serv Insights, 10 p. 1178632917694350. DOI: 10.1177/1178632917694350.
• Shafran, R., Myles-Hooton, P., Bennett, S. & Öst, L.-G. (2021). ‘The concept and definition of low
• Shahmalak, U., Blakemore, A., Waheed, M. W. & Waheed, W. (2019). ‘The experiences of lay health workers trained in task-shifting psychological interventions: A qualitative systematic
review’ International Journal of Mental Health Systems, 13 (1), p. 64. DOI: 10.1186/s13033-019-0320-9 Available at: https://doi.org/10.1186/s13033-019-0320-9.
• WHO (2021). Mental health atlas 2020. Geneva: World Health Organization
• WHO (2022). World mental health report: Transforming mental health for all. Geneva: World Health Organization

Anda mungkin juga menyukai