Anda di halaman 1dari 15

SISTEM REWARD TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PADA PT. BPRS MUSTAQIM ACEH DALAM TINJAUAN AKAD


IJARAH ‘AL A AL-‘AMAL

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Oleh :

NUR ADILAH
Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum
Prodi Hukum Ekonomi Syari’ah
NIM : 200102119

YURIDIS NORMATIF

FAKULTAS SYARIA’AH DAN HUKUM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM BANDA ACEH
TAHUN 2023M/1444H
SISTEM REWARD TERHADAP KINERJA KARYAWAN
PADA PT. BPRS MUSTAQIM ACEH DALAM TINJAUAN AKAD
IJARAH ‘ALA AL- ‘AMAL

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syari’ah Dan Hukum


Universitas Islam Negeri (Uin) Ar-Raniry Banda Aceh
Sebagai Salah Satu Persyarata Penulisan Skripsi
Dalam Ilmu Hukum Ekonomi Syariah

Diajukan Oleh :

NUR ADILAH
NIM. 200102119

Mahasuswa Fakultas Syari’ah Dan Hukum


Prodi Hukum Ekonomi Syari’ah

Disetujui untuk disemiarkan oleh:


DOSEN PEMBIMBING MATA KULIAH
METODOLOGI PENELITIAN HUKUM

Dr. Muhammad Maulana, M.A


NIP. 197204261997031002
OUTELINE

KATA PENGANTAR
LEMBARAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB SATU : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusa Masalah
C. Tujuan Peneliatian
D. Penjelasa Istilah
E. Kajian Pustaka
F. Metode Peneliatian
G. Sistematika Penuliasan

BAB DUA : KONSEP IJARAH ALA AL-AMAL DAN ASPEK


PERLINDUNGANNYA DALAM FIQIH MUAMALAH
A. XXXXXXXXXXXXXXXXX
B. XXXXXXXXXXXXXXXXX
C. XXXXXXXXXXXXXXXXX
D. XXXXXXXXXXXXXXXXX
E. XXXXXXXXXXXXXXXXX
F. XXXXXXXXXXXXXXXXX
G. XXXXXXXXXXXXXXXXX
H. XXXXXXXXXXXXXXXXX
I. XXXXXXXXXXXXXXXXX
J. XXXXXXXXXXXXXXXXX

BAB TIGA : SISTEM


A. XXXXXXXX
B. XXXXXXXX

BAB EMPAT
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
SISTEM REWARD TERHADAP KINERJA KARYAWAN
PADA PT BPRS MUSTAQIM ACEH DALAM TINJAUAN AKAD
IJARAH ‘ALA AL-‘AM A L

A. Latar Belakang Masalah


Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam
antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dan pembiayaan kegiatan usaha,
atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah. Dalam
menjalankan usaha bank syariah menggunakan sistem bagi hasil yang
merupakan landasan yang paling utama dalam segala bentuk operasinya, baik
dalam bentuk produk pendanaan, pembiayaan maupun dalam produk lainnya.
Produk-produk bank syariah mempunyai kemiripan tetapi tidak sama dengan
produk bank konvensional karena adanya pelarangan riba, gharar, dan maysir.
Maka dari itu, produk-produk pendanaan dan pembiayaan pada bank syariah
harus menghindari unsur-unsur yang dilarang tersebut.
Bank syariah akan memberikan sebuah penghargaan kepada karyawan
yang berprestasi dengan tujuan tertentu terutama untuk meningkatkan kinerja
dari karyawan itu sendiri sehingga dapat tercapai tujuan dari bank secara efektif
dan efisien. Efektivitas adalah hubungan antara output dengan tujuan, semakin
besar kontribusi output untuk tujuan yang akan dicapai semakin efektif suatu
organisasi, program atau kegiatan.
Reward (penghargaan) merupakan bentuk apresiasi atas prestasi tertentu
yang diberikan, baik dari perorangan ataupun suatu lembaga yang biasanya
diberikan dalam bentuk ucapan atau pujian. Reward adalah salah satu alat yang
dapat meningkatkan motivasi kinerja para karyawan. Dengan metode ini bisa
mengorganisasikan perbuatan dan kelakuan seseorang dengan perasaan bahagia
dan biasanya akan membuat mereka melakukan suatu perbuatan baik secara
berulang-ulang. Reward juga dapat bertujuan agar seseorang menjadi semakin
giat dalam berusaha memperbaiki atau meningkatkan prestasi yang telah
dicapai. Manusia selalu mempunyai cita-cita, harapan dan keinginan. Hal inilah
yang dimanfaatkan oleh metode reward.
Dalam pemberian reward ataupun penghargaan kepada karyawan yang
berprestasi akan memberikan motivasi dan meningkatkan semangat karyawan
untuk lebih produtivitas lagi dalam bekerja. Dengan meningkatnya poduktivitas
karyawan maka laba dari perusahaan juga ikut meningkat. Selain itu perusahaan
dengan laba yang tinggi juga dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan.
Keterkaitan antara kesejahteraan karyawan dengan Reward merupakan
hal yang lumrah yaitu imbalan yang diberikan kepada karyawan sebagai hasil
dari kinerja dan kontribusinya terhadap organisasi, yang bertujuan agar
seseorang menjadi lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau
meningkatkan kinerja yang telah dicapai.1 reward atau penghargaan itu meliputi
banyak dari perangsang yang disediakan oleh organisasi untuk karyawan
sebagai bagian dari kontrak psikologis. Penghargaan juga dapat memuaskan
sejumlah kebutuhan yang harus dipenuhi oleh karyawan melalui pilihan mereka
atas perilaku terkait pekerjaan. Selain sebagai suatu bentuk balas jasa,
pemberian reward juga diperlukan sebagai motivasi atau perangsang agar
karyawan terpacu untuk berkinerja lebih baik.2
Reward dalam pandangan islam memiliki berbagai macam pendapat
ulama yang bervariasi tergantung pada interpretasi dan aplikasi prinsip-prinsip
syariah yang mendasari akad ijarah ‘ala al-‘amal. Beberapa ulama mungkin
melihat sistem reward sebagai sesuatu yang dapat memberikan insentif positif
bagi pihak pekerja yang berhasil dalam melaksanakan amal atau proyek yang
bermanfaat bagi masyarakat. Mereka berpendapat bahwa insentif ini dapat
1
Adi, Nugroho. E-commerce Memahami Perdagangan Modern Di Dunia Maya.
Bandung: Informatika, 2006, hlm 5.
2
Fereshti Nurdiana Dihan, Faizal Hidayat “pengaruh reward dan puishment
terhadap kinera karyawan dengan disiplin kerja sebagai variable intervening di wareoeng
spesial sambal yogyakarta” JBTI, Vol 11, No 1 (April 2020) hal 12
meningkatkan inovasi, motivasi dan semangat pekerja untuk memberikan yang
terbaik dalam melaksanakan tugas-tugas mereka.
Namun, ada juga ulama yang mengkhawatirkan bahwa sistem reward
pada akad ijarah 'ala al-‘amal dapat menimbulkan masalah syariah jika tidak
diimplementasikan dengan hati-hati. Mereka berpendapat bahwa insentif
tersebut dapat berpotensi mengarah pada praktik riba atau bentuk bunga yang
tidak sesuai dengan prinsip-prinsip keuangan syariah. Selain itu, sistem reward
juga harus memperhatikan prinsip-prinsip keadilan dan tidak boleh
menimbulkan ketidakseimbangan dalam hak dan kewajiban antara pekerja dan
pemilik aset.
Menurut pendapat para fuqaha, apabila dilihat dari segi objeknya ijarah
tersebut terbagi kepada dua macam yaitu ijarah ala al-manfaat dan ijarah ala
al- ‘amal. Adapun akad pemberian upah kepada pekerja disebut akad ijarah ‘ala
al- ‘amal atau ujrah. Secara bahasa ijarah ‘ala al-‘amal atau ujrah mempunyai
makna yang sama berarti upah, sewa jasa atau imbalan.3 Meurut abu Hanifah
dan imam malik pihak pemberi kerja harus memberikan upah yang telah
dijanjikan sesuai dengan kesepakatan atau dapat juga dilakukan dengan cara
berangsur-angsur sesuai dengan tahapan pekerjaan yang telah dilakukan oleh
para pekerja dan nilai serta manfaat yang diterima oleh pihak pemberi kerja. 4
Kalangan ulama mazhab hanafi telah mensyaratkan untuk mempercepat dan
meangguhkan upah boleh dengan syarat adanya kesepakatan atau kerelaan dari
kedua belah pihak.5
Kemudian, meurut Imam Syafi’i mengenai bentuk pengupahan terdapat
dua macam, yaitu ajru al-mitsli dan ajru al-mutsamma.6 Adapun ajru al-mitsli
yaitu upah yang sebanding dengan kerja maupun dengan pekerjaannya
sekaligus jika akad ijarahnya menyebutkan jasa (manfaat) kerjanya. Ajru al-

3
Helmi Karim, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993). hlm.34
4

6
mutsamma yaitu upah yag diberikan kepada buruh dengan kesepakatan kedua
belah pihak, artinya ketika disebutkan harus diiringi dengan kerelaaan kedua
belah pihak yang berakad
Berdasarkan beberapa penjelasan ulama di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa ijarah adalah akad atas manfaat yang diperbolehkan dengan
‘iwadl tertentu.7
ijarah 'ala al-'ama l terdiri dari dua gabungan kata yaitu ijarah dan
al-'amal, ijarah merupakan bentuk transaksi muamalah terhadap sesuatu yang
bermanfaat yang bertujuan untuk mempermudah dan memenuhi kebutuhan
hidup manusia dengan imbalan tertentu. 8 Sedangkan al-‘amal berarti pekerjaan
atau jasa, yaitu memperoleh jasa dari seseorang dengan membayar upah atas
jasa yang diperoleh. 9 Secara bahasa, al-ijarah berasal dari kata al-ajru yang
berarti al-‘iwad, yakni ganti dan upah, sewa jasa, atau imbalan. 10 Sebagian
ulama mengartikan ijarah sebagai upah, sementara sebagian yang lain
menyebutnya dengan sewa-menyewa.
Terkait dengan bentuk reward, PT. BPRS Mustaqim memberikan
kepada karyawannya sebagaimana yang terdapat dalam Peraturan Perusahaan
PT. BPRS Mustaqim Aceh (2020:12), yaitu: tunjangan tetap jabatan, tunjangan
tidak tetap, upah selama sakit berkepanjangan, bantuan selama ditahan pihak
berwajib, dan berbagai kesejahteraan lainnya seperti pengobatan dan perawatan
kesehatan, serta tunjangan hari raya, dana kesejahteraan, sumbangan pernikahan
dana melahirkan, tunjangan pendidikan, tunjangan prestasi kerja dan tunjangan-
tunjangan lainnya.

7
Firman Setiawan, “al-ijarah al-a’mal al-mustarakah dalam perspektif hukum
islam (studi kasus urunan buruh tani tembakau di desa totosan kecamatan batang-batang
kabupaten sumenep Madura)” Dinar, Vol. 1 No. 2 (januari 2015) hlm, 108
8
Abu Azam Al Hadi, Fikih Muamalah Kontemporer, (Depok: Rajagrafindo Persada,
2019), hlm. 102
9
Andri Soemitra, Hukum Ekonomi Syariah Dan Fiqh Muamalah Di Lembaga
Keuangan Dan Bisnis Kontemporer, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2019), hlm. 117
10
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah ( Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2005), hlm,
114
Dari hasil data awal yang peneliti dapatkan menunjukkan bahwa:
pertama, Manajemen financial reward di PT. BPRS Mustaqim Aceh disesuaikan
dengan tingkat jabatan dan pendapatan perusahaan. Dan mengacu kepada Upah
Minimum Kabupaten (UMK) Aceh. Yang akan diberikan jika karyawan sudah
memenuhi presensi yaitu full satu bulan kehadiran, disiplin dalam bekerja dan
memberikan prestasi kerja terhadap perusahaan berupa pencapaian target sesuai
yang ditentukan oleh perusahaan. diberikan setiap bulan, baik gaji pokok
maupun bonus.
Terkait sistem penilaian kinerja untuk pemberian reward kepeda
karyawan, PT BPRS Mustaqim Aceh melihat dari total keseluruhan aset, maka
itu harus mencapi dari Rencana Bisnis Bank (RBB) jika sudah sesuai atau lebih
dari RBB maka system kerjanya sudah mencapi target atau melebihi dari target,
yaitu bis dilihat dari Laba bank, Aset, Mandatory Provident Fund (MPF) dan
dana pihak ketiga (DPK) maka apabila sudah melibihi dari target yang
direncanakan dalam rencana bisnis, maka bonus akan diberikan kepada
karyawan berupa bonus kenaikan jabatan, bonus kenaikan garede atau dengan
diberikan tunjangan prestasi kerja di akhir tahun. Maka dari hasil wawancara
diketahui bahwa pemberian reward yang diberikan selama ini berupa tunjangan
prestasi kerja dan juga kenaikan garde dan jabatan kepada karyawan yang telah
mencapai target kerja, karyawan menganggap reward ini sangat berpengaruh
terhadap motifasi kerja paraa karyawan, yang mana jika targetnya itu sesuai
maka bonus akan diterima sebagaimana yang telah dijanjikan oleh PT BPRS
Mustaqi Aceh.
Sistem PT BPRS Mustaqim Aceh dalam pemberian reward tergantung
pada target-target yang telah di berikan, jadi apabila karyawan bisa mencapai
target yang diberikan atau bahkan dapat melebihi dari target tersebut maka
bonus yang diterimanya bisa lebih banyak.
Berdasarkan hasil survei tersebut, diketahui beberapa karyawan
mengatakan bahwa bentuk penghargaan (reward) yang paling baik adalah
membuat pegawai mengetahui bahwa dirinya dihargai oleh perusahaan, bukan
hanya oleh sekelompok kecil orang dalam perusahaan tetapi juga dari pimpinan.
Pengawasan manajemen financial reward di PT. BPRS Mustaqim Aceh
ini dilakukan oleh direktur, rekomendasi dari bagian operasional yang
memperoleh data dari setiap divisi dan di berikan sesuai dengan ketentuan
syariah. Kedua, Efektifitas financial reward dalam meningkatkan kinerja
karyawan di PT. BPRS Mustaqim Aceh dimana semakin tinggi financial reward
yang diberikan, maka karyawan akan semakin giat dan disiplin dalam bekerja.
Untuk mendapatkan financial reward, karyawan harus menunjukkan kinerjanya
yang baik. Untuk sistem penilaian kinerja pemberian reward kepada karyawan,
BPRS Mustaqim aceh melihat dalam beberapa aspek diantaranya : dengan
melihat pencapaian laba percabang, pencapaian target yang diberikan, penilaian
NPF (Non Performing Financing), penilaian aset dan pencapaian DPK.
BPRS Mustaqim Aceh sudah memberika berbagai macam tunjangan
sebagai reward atas prestasi-prestasi kerja karyawan baik yang tercantum dalam
PP (Peraturan Perusahaan) SK (Surat Keputusan) Direksi maupun SE (Surat
Edaran Direksi). Agar karyawan semakin termotifasi dalam bekerja.
Melihat berbagai permasalahan tentang reward dan akad ijarah ‘ala
al-‘amal maka penulis tertarik untuk melakuka suatu penelitian secara
komperhensif dan mengkaji permasalaha dengan judul Sistem Reward
Terhadap Kinerja Karyawan PT BPRS Mustaqim Aceh Dalam Tinjauan
Akad Ijarah ‘Ala Al-‘Amal

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis menformat rumusan
masalah sebagai faktor penelitian yang akan penulis analisis sebagai karya
ilmiah dalam bentuk skripsi. Adapun fokus penelitian sebagai rumusan masalah
tersebut yaitu :
1. Bagaimana sistem penilaian kinerja untuk pemberian reward kepeda
karyawan PT BPRS Mustaqim Aceh?
2. Bagaimana bentuk reward dan efektifitas untuk meningkatkan kinerja
karyawan PT BPRS Mustaqim Aceh?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis menformulasikan tujuan


penelitian sebagai arah pencapaian dari penelitian yang penulis lakukan ini.
Adapun tujuan penelitian sebagai :

1. Untuk mengetahui sistem penilaian kinerja untuk pemberian reward


kepeda karyawan PT BPRS Mustaqim Aceh.
2. Untuk mengetahui bentuk reward dan efektifitas untuk meningkatkan
kinerja karyawan PT BPRS Mustaqim Aceh.

D. Penjelasan Istilah
Untuk memudahkan dalam memahami penelitian ini, maka perlu adanya
penjelasan istilah. Penjelasan istilah merupakan salah satu Komponen
penenting dalam sebuah penelitian. Penjelasan istilah adalah pejelasan makna
dari masing-masing kata kuci yang terdapat pada judul dan fokus penelitian.
Dengan adanya penjelasan istilah ini dihapkan agar tidak terjadi
kesalahpahaman terkait judul dan fokus penelitian yang akan penulis teliti.
Berdasarkan fokus masalah di atas maka diuraikan istilah-istilah judul tersebut
sebagai berikut:
1. Reward
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Reward diartikan dengan
ganjaran yang memiliki arti hadiah, upah, pahala dan memberi
penghargaan (sebagai pembalasan jasa).
2. Kinerja
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kinerja yaitu: sesuatu
yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja (tentang
peralatan).
3. ijarah ‘ala al-‘amal
ijarah diartikan sebagai upah atau sewa yag diberikan kepada
kelompok tertentu atau seseorangsetelah bekerja sama sesuai dengan
ketentuan hukum islam. 11 Sedangkan dalam kamus bahasa arab, al-
amal bearti berbuat, mengerakan dan melakukan. 12
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ijarah ‘ala
al-‘amal adalah akad sewa atas jasa/pekerjaan seseorang, ijarah yang
diguakan untuk memperoleh jasa dari seseorang dengan membayar
upah atau jasa yang diperoleh. Pengguna jasa disebut mustajir dan
pekerja disebut ajir dan upah yang diterima disebut ujrah. 13
Ijarah ‘ala al-‘amal yang dimaksud oleh peulis disini adalah suatu
bonus atau penghargaan yang diberikan oleh PT. BPRS Mustaqim
Aceh dalam betuk ujrah atau bonus kepda karyawan yang dapat
mencapai target kerja.

E. Kajian pustaka
Kajian pustaka penting dibuat untuk menghindari terjadinya persamaan
kajian dengan penelitin yang telah dilakukan sebelumnya dan untuk
mengetahui bahwa hasil-hasil yang pernah dilakukan sebelumnya belum ada
yang secara spesifik meneliti dan membahas mengeai, sistem reward terhadap
kinerja karyawa PT BPRS Mustaqim Aceh dalam tinjauan akad ijarah ‘ala
al-‘amal. Oleh karea itu, maka peneliti memaparkan hasil kajian terdahulu,
sebagai berikut:
F. Metode Penelitian
11

12

13
Dalam penulisan karya ilmiah, diperlukan metode penelitian untuk
menjadikan acuan langkah menyusun dan cara-cara berpikir dalam membahas
pokok-pokok permasalahan karya ilmiah. Metode penelitian juga diperlukan
untuk mengumpulkan informasi dan memiliki data-data yang lengkap, faktul
dan objektif agar sebuah penelitian dapat tersusun secara sistematis dan
terstruktur. Metode-metode yang digunakan dalam penyusunan karya ilmiah
harus mempunyai nilai dan tujuan yang jelas untuk sebuah karya ilmiah.
Proposal ini adalah sebuah karya ilmiah yang menggunakan metode
empiris, yaitu penelitian menggunakan data-data lapangan atau kejadian
secara langsung yang terjadi dalam kehidupan masyrakat. Penelitian
menggunakan metode empiris seperti ini membutuhkan pendekatan yang baik
dalam mempermudah mendapatkan data dari pihak/karyawan PT.BPRS
Mustaqim Aceh
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penulisan karya ilmiah
ini adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan. Pendekatan
2. Jenis Penelitian
3. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data primer
Data primer merupakan jenis data yang diperoleh dari sumber
utamanya atau dari hasil penelitian di lapangan secara langsung,
yang dilakukan pengolahan lebih lanjut. Dalam hal ini peneliti
mendapatkan data dari hasil wawancara dengan pihak karyawan PT
BPRS Mustaqim Aceh.
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan jenis data yang diperoleh secara
tidak langsung, diantaranya dari media cetak. Dimana data
gtersebut diperoleh sebelumnya dari pihak lain. Di dalam
penelitian ini sumber data yang penulis gunakan adalah Al-Quran,
hadis, buku-buku, jurnal dan data lain yang berkaitan dengan
penelitian ini.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian, data merupakan keterangan-keterangan
yang diperoleh dari lokasi penelitian. Ada beberapa teknik
pengumpulan data yang digunakan penulis yang sesuai dengan
permasalahan dalam penelitian ini diantaranya:
a. Interview (wawancara)
Wawancara merupakan cara pengumpulan data melalui
interaksi secara langsung antara peneliti dengan responden. Dalam
penelitian ini penulis melakukan peroses bertanya langsung kepada
responden untuk menggali informasi dan memperoleh data yang
dibutuhkaan untuk pemecahan masalah dalam penulisan skripsi.
Dalam penelitian ini, penulis melakuakan wawancara dengan pihak
terkait yaitu 4 (empat) orang, antara lain pihak admin pembiayaan
sebanyak 2 (dua) orang dan pihak ...... sebanyak 2 (dua) orang.
Objek atau instansi yang menjadi sasaran penilis dalam
mengumpulkan informasi terkait penelitian ini yaitu di PT BPRS
Mustaqim Aceh.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu sumber data, memberikan
informasi yang berasal dari dokumen atau catatan penting baik dari
lembaga atau perorangan. Dengan kata lain, dokumentasi
merupakan pengumpulan data oleh peneliti dengan cara
mengumpulkan dokumen dari sumber terpercaya, baik berupa
peraturan, catatan kerja para karyawan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, notulen rapat, agenda dan lainnya.
c. Teknik Analisis Data
Metode analisis data adalah suatu cara penanganan terhadap
objek ilmiah tertentu dengan jalan memilah-milah antara
pengertian yang satu dengan pengertian yang lain untuk
mendapatkan pengertian yang baru. Setelah semua data penelitian
dikumpulkan, selanjutnya data akan dianalisis dengan
menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu suatu metode yang
bertujuan membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual
dan actual mengenai fakta-fakta dan juga data yang dianalisis
secara kualitatif.
Setelah keseluruhan data dikumpulkan, selanjutnya data akan
dianalisis secara deskriptif kualitatif yang artinya metode yang
digunakan untuk mendalami lebih spesifik akan suatu fenomena di
lapangan baik berupa data sekunder yang akan disusun secara
sistematis.
5. Instrument Pengumpulan Data
Dari telnik pengumpulan
6. Pedoman Penulisan
Adapun referensi yang digunakan sebagai pedoman dalam
penulisan karya ilmiah ini adalah:
a. Al-Quran dan terjemah
b. Buku-buku tentang fiqih dan hukum islam
c. PP No.36 Tahun 2021 tentang Ketenagakerjaan
d. Surat Edaran Mentri Tenaga Keja Republik Indonesia No
07/MEN/1990 Tahun 1990 tentang Pengelompokan Komponen
Upah dan Pendapatan Non Upah.
e. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenaga Kerjaan
f. Buku Pedoma Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negri Ar-raniry Banda Aceh
G. Sistematika Pembahasan
untuk memudahkan pembaca dalam memahami pembahasan dalam
penelitian ini, maka peneliti menyusun sistematika pembahasan dalam empat
bab. Adapun penjelasan dari pembagian-pembagian dalam penulisan bab
skripsi ini yaitu :
Bab satu merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang uraian latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, penjelasan istilah,
kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab dua merupakan landasan yang berisikan kajian teoritis mengenai
gambaran umum landasan teori, yang berisikan tentang teori-teori, penelitian
terkait atau yang telah diteliti terkait dengan topik masalah yang diteliti.
Bab tiga merupakan bab hasil dari penelitian yang mencakup dari
sistem reward terhadap kinerja karyawan BPRS Mustaqim Aceh dalam
tinjauan akad ijarah ‘ala al-‘amal, sistem penilaian kerja karyawan untuk
mendapatkab reward
Bab empat adalah bab penutup yang menyimpulkan dari keseluruhan
pembahasan dari skripsi ini, yang berisi kesimpulan dan saran dari penulis
yang berkaitan dengan objek pembahasan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai