Proposal Malik 1
Proposal Malik 1
PROPOSAL PENELITIAN
Proposal Penelitian Ini Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E)
OLEH:
MALIK FAJAR
NIRM. 1214. 19. 18988
1
DAFTAR ISI
Halaman
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kedudukan tenaga kerja saat ini sangat penting artinya bagi pembangunan
1945 (UUD 1945) Pasal 27 Ayat (2) menyatakan bahwa, setiap warga Negara
Indonesia berhak atas pekerjaan dan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan.
persaingan usaha yang begitu ketat di semua sektor usaha. Kondisi yang sangat
kompetitif ini menuntut dunia usaha untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan
pasar yang memerlukan respon yang cepat dan fleksibel dalam meningkatkan
tidak akan berkurang bahkan semakin hari semakin bertambah. Hal ini
mendorong manusia terus menerus meningkatkan usaha dan kerja keras demi
sesuatu yang diinginkan. Atas pekerjaan dan kerja keras tersebut, buruh atau
karyawan berhak mendapatkan imbalan atau balas jasa dari perusahaan maupun
1
majikan yang biasa disebut upah. Menurut Ahim (2016), upah adalah harga yang
dibayarkan kepada pekerja (tenaga kerja) atas jasanya dalam proses produksi.
Upah atau ujrah adalah sesuatu yang diberikan dalam bentuk imbalan (al-
shawab) pekerjaan dan diterima baik di dunia maupun di akhirat. Upah yang
diterima manusia di akhirat sepenuhnya menjadi hak prerogatif Allah yang dalam
konteks ini disebut pahala (ajrun) (Isnaini, 2015). Upah bagi para pekerja adalah
hal yang paling utama, karena tujuan orang bekerja adalah untuk mendapatkan
adalah imbalan atau gaji yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk
hidupnya.
mereka. Dalam kaitan ini, penetapan upah oleh pemerintah adalah baik. Tetapi,
hak itu bersifat mutlak. Sebab, seperti diketahui oleh umum, sebenarnya upah itu
Hanya saja dalam kasus dimana upah naik dan turun karena terjadinya
ulah pengusaha, maka pemerintah boleh ikut campur dalam menetapkan upah.
2
Setiap perusahaan, baik itu perusahaan perseorangan ataupun perusahaan
pihak perusahaan dan karyawan. Sistem ini bisa berbentuk upah atau perjanjian
kesejahteraan lainnya yang disetujui oleh kedua belah pihak dan saling dapat
oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada
pengusaha diperbolehkan memberikan upah lebih besar dari pada ketentuan UMP.
pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari Upah Minimum yang telah
Koperasi Siak Jaya Desa Rawang Air Putih ada beberapa unit, sehingga
dalam sistem gaji dan upah prosedurnya sama akan tetapi pendapatan yang
didapatkan karyawan diperoleh dari kinerja pendapatan dari tiap unit. Untuk itu
dalam satu unit sistem penggajian dan pengupahan akan sama sesuai dengan
standar UMR dari pemerintah Kabupaten Siak dan dirapatkan dalam RAT, tetapi
3
apabila salah satu unit pendapatannya lebih tinggi maka karyawan di unit tersebut
Koperasi Siak Jaya Desa Rawang Air Putih juga mempunyai sistem dalam
dan uang untuk logistik perhari setiap kali masuk kerja. Selain itu dalam hal
masing-masing. Dan semua karyawan mendapat bagian upah yang sama. Dalam
artian pemberian upah yang dilakukan oleh Koperasi Siak Jaya Desa Rawang Air
Putih tersebut tidak berdasarkan porsi kerja atau porsi tanggung jawab dari
Koperasi Siak Jaya Desa Rawang Air Putih tersebut ada nilai positif dan
Upah yang adil adalah salah satu hak dari para pekerja yang menjadi
pengusaha lalai dalam hal ini. Hampir setiap tahun demo menuntut hak-hak buruh
dialami para buruh atau pekerja, jadi dibutuhkan kesadaran dari para majikan juga
dipandang tidak sesuai lagi dengan tuntutan masyarakat saat ini. Kebijakan upah
4
minimum merupakan salah satu strategi pemerintah menanggulangi kemiskinan,
Islam menawarkan sebuah soulsi yang amat masuk akal mengenai hal ini,
majikan maupun pekerja. Menurut Islam, upah harus ditetapkan dengan cara yang
layak, patut, tanpa merugikan kepentingan pihak yang mana pun, dengan tetap
berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari
majikannya harus memperlakukan satu sama lain sebagai saudara, bukan sebagai
tuan dan hamba. Mereka tidak boleh merugikan satu sama lain dan harus
5
menunjukkan keadilan dan kebaikan dalam hubungan mereka. Majikan tidak
bayak sekali. Oleh karena itu, ia harus membayar upah yang layak bagi
pegawainya itu agar ia dapat menjalani kehidupannya dengan baik (Syarif, 2012).
Pekerja dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus pada Koperasi Siak
B. Defenisi Istilah
Dalam upaya lebih mendekati arti dan makna yang terkandung dalam
1. Sistem
bahasa latin (systema) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau
6
Upah dalam Islam biasa disebut sebagai ijarah. Menurut istilah fiqih
ijarah berarti pemberian dari hak pemanfaatan dengan syarat adanya imbalan.
pembayaran. Kata ijarah berasal dari kata al-ajru yang dalam bahasa disebut
al-‘iwadh yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai ganti dan upah
(Syndyatul, 2017).
upah pekerja sehingga menguntukan bagi kedua belah pihak yaitu perusahaan
3. Perspektif
4. Ekonomi Islam
Islam (Dahlan, 2012). Dalam penelitian ini, Ekonomi Islam dijadikan sebagai
C. Permasalahan
7
1. Identifikasi Masalah
membahas standar upah pegawai di Koperasi Siak Jaya Desa Rawang Air Putih
dalam pandangan ekonomi Islam yang bergerak di bidang simpan pinjam dan
pembayaran lain-lain.
2. Batasan Masalah
di Indonesia.
3. Rumusan Masalah
a. Bagaimana sistem pengupahan pekerja pada usaha Koperasi Siak Jaya Desa
diterapkan di dalam usaha Koperasi Siak Jaya Desa Rawang Air Putih?
8
1. Tujuan penelitian adalah :
diterapkan pada usaha Koperasi Siak Jaya Desa Rawang Air Putih.
dan diharapkan juga untuk memahami bisnis yang sesuai dengan syariah.
b. Bagi usaha Koperasi Siak Jaya Desa Rawang Air Putih diharapkan dapat
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Defenisi Istilah
C. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
2. Batasan Masalah
3. Rumusan Masalah
E. Sistematika Penulisan
9
A. Landasan Teori
C. Kerangka Pemikiran
A. Jenis Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
10
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Landasan Teori
1. Pengertian Upah
syarat ada imbalan. Disyaratkan pula agar upah dalam transaksi Ujarah
Didin dan Hendri adalah (2008), suatu penerimaan sebagai imbalan dari
pemberian kepada penerima pekerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah
dan akan dilakukan, berfungsi sebagai jaminan kelangsungan hidup yang layak
bagi kemanusiaan dan produksi, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang
dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pemberi dan penerima kerja.
upah berdasarkan pada buku Abdurahman dan Aljaziri bahwa upah berasal dari
kata “al-iwadlu” (ganti), upah atau imbalan. Konsep upah muncul dari kontrak
ijarah, yaitu pemilik jasa seseorang ajir (orang yang dikontrak tenaganya) oleh
11
terhadap jasa tertentu yang disertai dengan konpensasi dan imbalan tersebut
Ijarah secara etimilogi adalah masdar dari kata ajara-ya’jiru, yaitu upah
upah atau imbalan untuk sebuah pekerjaan. al-ajru makna dasarnya adalah
Jumhur ulama fiqih berpendapat bahwa ijarah adalah “menjual manfaat dan
dari kata alajru (upah). al- ajru berarti upah atau imbalan untuk sebuah
pekerjaan, sehingga al-ijarah atau al-ajru adalah suatu jenis akad untuk
mengambil manfaat baik dalam hal sewa tenaga atau jasa manusia maupun
sewa suatu barang dengan membayar imbalan, upah atau kompensasi tertentu.
pekerja yang akan melakukan pekerjaan merupakan hal yang sangat penting.
Karena hal tersebut agar dapat diketahui seberapa besar kadar pengorbanan
12
2. Jenis dan Bentuk Upah
dibedakan menjadi:
a. Upah (ajrun) musamma yaitu upah yang telah disebutkan dalam perjanjian
dua belah pihak dengan upah yang telah ditetapkan tersebut tidak ada unsur
paksaan
b. Upah (ajrun) misl yaitu upah yang sepadan dengan kondisi pekerjaannya
baik sepadan dengan jasa kerja maupun sepadan dengan pekerjaannya saja
Dilihat dari bentuk ijarah berupa manfaat suatu benda maupun tenaga
manusia ijarah itu terbentuk menjadi dua bentuk menurut Rozalinda (2016)
antara lain:
a. Ijarah Ain, yakni ijarah yang berhubungan dengan penyewaan benda yang
rumah.
b. Ijarah Amal, yaitu ijarah terhadap perubahan atau tenaga manusia yang
jasa dari seseorang dengan membayar upah atau jasa dari pekerjaan yang
dilakukan
13
Menurut Zainal (2006), adapun pembagian jenis-jenis upah adalah
sebagai berikut:
a. Upah Nominal adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara tunai kepada
perjanjian kerja.
b. Upah Nyata (Rill Wages) adalah uang nyata, yang benar-benar harus
c. Upah Hidup adalah upah yang diterima pekerja/buruh relatif cukup untuk
d. Upah Wajar adalah upah yang secara relatif di nilai cukup wajar oleh
Upah yang wajar inilah yang diharapkan oleh para buruh, bukan upah hidup,
e. Upah Minimum adalah upah terendah yang akan dijadikan standard, oleh
14
tujuan ditetapkannya upah minimum itu. Upah minimum terdiriatas menjadi
Daerah kabupaten/kota.
3. Sistem Pengupahan
maupun praktik dikenal ada beberapa macam sebagai berikut: (Zaeni, 2007)
a. Sistem Upah Jangka Waktu adalah sistem pemberian upah menurut jangka
sistem upah jangka waktu jika hasilnya tidak memuaskan. Sistem upah ini
hanya dapat diberikan jika hasil pekerjaannya dapat dinilai menurut ukuran
15
c. Sistem Upah Permufakatan adalah suatu sistem pemberian upah dengan cara
d. Sistem Skala Upah Berubah, dalam sistem ini jumlah upah yang diberikan
berkaitan dengan penjualan hasil produksi di pasar. Jika harga naik jumlah
upahnya akan naik. Sebaliknya, jika harga turun, upah pun akan turun.
e. Sistem Upah Indeks, sistem upah ini di dasarkan atas indeks biaya
kebutuhan hidup. Dengan sistem ini upah akan naik turun sesuai dengan
dari upah
g. Sistem upah borongan adalah balas jasa yang dibayar untuk suatu pekerjaan
yang diborongkan. Cara memperhitungkan upah ini kerap kali dipakai pada
antara pelaksana.
h. Sistem upah premi, cara pemberian upah ini merupakan kombinasi dari
upah waktu dan upah potongan. Upah dasar untuk prestasi normal
prestasi yang lebih dari itu, ia diberi “premi”. Premi dapat diberikan
16
baik dan sebagainya. Dalam perusahaan modern patokan untuk prestasi
adalah ketentuan yang harus dipenuhi dalam melakukan pekerjaan atau ibadah.
a. Sigah ijarah yaitu ijab dan qabul berupa pertanyaan dari kedua belah pihak
yang berakad (berkontrak) baik secara verba maupun dalam bentuk lain.
b. Kedua belah pihak yang melakukan kontrak harus berakal sehat dan baliq,
ada kesepakatan ulama bahwa akad ijarah tidak sah kecuali dilakukan oleh
pihak.
c. Manfaat, yaitu manfaat yang dijadikan ijarah harus diketahui, sehingga tidak
muncul perselisihan dikemudian hari. Dan upah atau sewa dalam ijarah
harus jelas
ketentuan rinci secara secara tekstual baik dalam ketentuan al-Quran maupun
17
Sunnah. Secara umum sistem penetapan dalam Islam dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Ketentuan akad kontrak kerja harus jelas besaran upah yang akan
diberikan oleh pemilik usaha kepada pekerjanya. Unsur syarat sahnya suatu
perjanjian yang diatur dalam Pasal 1320 KUH Perdata yaitu : (Zaeni, 2008)
1) Adanya kesepakatan
2) Adanya kecakapan
Dasar dari keharusan adanya kejelasan dalam besaran upah yang akan
diberikan dalam akad kontrak kerja adalah dari hadis (Dwi, 2016). Dari Abu
18
akan menjalankan pekerjaanya sesuai dengan kesepakatan kontrak kerja
menyangkut hak-hak orang lain. Masalah yang paling penting dalam Ijarah
secara baik dalam lingkungan sosial, dan hak upah secara layak.
pemilik usaha atau yang disebut majikan. Upah adalah hak yang harus
dilakukan.
dijanjikan tersebut. Salah satu norma yang ditentukan Islam yaitu memenuhi
musta’jir adalah ketika pekerjaan selesai dilakukan. Jika ijarah itu suatu
pekerjaan, maka pembayaran itu adalah kewajiban pada waktu akhir dari
sebelum keringatnya kering.” (HR. Ibnu Majah. Shahih Sunnah Ibnu Majah
19
Ketentuan tersebut untuk menghilangkan keraguan pekerja atau
gaji sebelum keringat para pekerja mengering adalah sebuah kiasan atas
pihak sama-sama mengerti atau tidak merasa akan dirugikan (Edwin, 2014).
mereka. Upah ditetapkan dengan cara yang paling tepat tanpa harus
menindas pihak manapun. Setiap pihak memperoleh bagian yang sah dari
hasil kerjasama mereka tanpa adanya ketidak adilan terhadap pihak lain.
20
Prinsip keadilan sudah tercantum dalam potongan ayat dan firman Allah
kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena
adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah,
kepada setiap pekerja sesuai dengan apa yang telah disumbangkan dalam
proses pekerjaanya. Jika ada pengurangan dalam upah mereka tanpa diikuti
berdasarkan kerjanya dan sumbangsih dalam kerja sama produksi dan untuk
itu harus dibayar tidak kurang, juga tidak lebih dari apa yang telah
dikerjakan.
tentang upah yang layak kepada setiap pekerja sesuai dengan tenaga yang
21
menerima keuntungan sesuai dengan modal dan tenaganya terhadap
produksi.
Jika pekerja tidak menerima upah yang adil dan pantas, maka
dan bisa menimbulkan aksi terhadap industri dalam bentuk aksi pemogokan
upah para pekerja dengan bagian yang sesuai dengan pekerjaannya. Dalam
perjanjian (tentang upah) antara pemilik usaha dan pekerja harus bersikap
jujur dan adil dalam setiap urusanya. Apabila pemilik usaha memberi upah
secara tidak adil, maka dia dianggap telah menganiaya pekerjanya. Dalam
pekerjanya secara tepat tanpa harus menindas pihak manapun baik dirinya
Agar dapat menetapkan suatu tingkatan upah yang cukup negara perlu
22
perubahan kebutuhan dari pekerja golongan bawah dan dalam keadaan
maka perlu untuk menyusun kembali sistem upah sesuai dengan ajaran
pokok hidup termasuk, makan, pakaian, tempat tinggal dan lainya sehingga
1. Fuad Riyadi, 2015. Sistem dan Strategi Pengupahan Perspektif Islam. Hasil
23
juga persaudaraan dan keadilan sosio-ekonomi, kedamaian dan kebahagiaan
Hubungan ini dapat berbentuk hubungan kerja antara majikan dan buruh
standar cukup, jenis pekerjaan, manfaat yang diberikan buruh, perjanjian kerja
dan nilai kerja. Pengupahan dalam Islam tidak boleh ada unsur mendzolimi,
Ekonomi Islam (pada Bordir Febby Collection). Hasil penelitian ini menujukan
Febby Collection adalah Jumlah upah pekerja yang diterapkan pada Bordir
Waktu pemberian upah pekerja pada Bordir Febby Collection sudah disepakati
dari awal bahwa pekerja akan menerima upahnya diakhir bulan. Akan tetapi
prakteknya di sana belum sepenuhnya sesuai dengan apa yang telah disepakati.
24
Yang kedua Persfektif Ekonomi Islam terhadap sistem pengupahan yang
majikan harus menyebut terlebih dahulu berapa upah yang akan diterima
pembayaran upah pada Bordir Febby Collection belum cukup baik, karena
tidak sesuai dengan yang dianjurkan oleh Islam bahwa upah pekerja harus
dibayar sebelum keringat kering dalam artian pemilik usaha dilarang untuk
Bordir Febby Collection ini terkadang tidak sesuai dengan apa yang telah
ditemukan bahwa: Relevansi pengupahan dari sistem dalam ekonomi Islam dan
telah dibuat.
25
5. Sapnah Agustina. 2022. Sistem Pengupahan Buruh dalam Perspektif Ekonomi
Putra Setia Abadi adalah perjanjian kerja waktu tertentu yang dalam
pengupahan buruh pada Ekspedisi PT Putra Setia Abadi yaitu kinerja dan
buruh yang dilihat memiliki kinerja yang baik hal ini tanpa sepengetahuan
buruh. Ketiga, sistem pengupahan buruh pada Ekspedisi PT Putra Setia Abadi
menurut perspektif ekonomi Islam belum memenuhi upah yang adil dan layak.
C. Kerangka Pemikiran
teori berhubungan dengan berbagai faktor atau variabel yang telah dikenali atau
upah yang setara akan dipertimbangkan oleh penetapan upah (musamma), jika
ketetapan upah (musamma) itu ada, di mana dua pihak bisa menerima. Adil,
26
seperti dalam kasus penjual atau penerima upah/harga yang ditetapkan (tsaman
musamma) berpijak pada harga yang setara. Prinsip ini berlaku bagi pemerintah
maupun individu. Jadi, jika pemerintah ingin menetapkan upah atau kedua pihak
(employer dan employee) tidak bersepakat tentang besarnya upah, mereka harus
bersepakat tentang besarnya upah yang ditetapkan pemerintah, yang berpijak pada
kondisi normal. Ini seharusnya berlaku dalam penetapan dan penerimaan, untuk
jenis pekerjaan tertentu. Pendapat ini merupakan sebuah pemikiran yang sangat
mendalam dan lebih maju dalam menginterpretasikan makna upah yang adil
Berbeda dengan konsep upah dunia, dimana masalah pengupahan atau gaji
adalah masalah yang tidak pernah selesai diperdebatkan oleh pihak manajemen,
menetapkan kebijakan tentang upah. Upah juga yang selalu memicu konflik antara
Siak Jaya Desa Rawang Air Putih sudah memenuhi atau belum memenuhi sesuai
dengan konsep yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Apabila Koperasi Siak
Jaya Desa Rawang Air Putih belum memenuhi konsep upah yang diterapkan oleh
pemerintah, itu artinya penulis tidak bisa melanjutkan penelitian ini dan apabila
sudah memenuhi dengan konsep upah yang ditetapkan oleh pemerintah peneliti
akan menganalisis apakah konsep upah yang ditetapkan oleh Koperasi Siak Jaya
27
Desa Rawang Air Putih sudah termasuk ke dalam konsep upah yang ada dalam
ekonomi Islam.
SK Gubernur Nomor 78
PP No.78 tahun 2015
Tahun 2015
Konsep
Koperasi Ekonomi
dalam Islam
Karyawan
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari
data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema umum, dan
menafsirkan makna data. Laporan akhir untuk penelitian ini memiliki struktural
sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti
29
1. Etnografi, yakni peneliti meneliti suatu kelompok kebudayaan di lingkungan
yang alamiah dalam periode waktu yang cukup lama dalam pengumpulan data
2. Grounded Theory, yakni peneliti “memproduksi” teori umum dan abstrak dari
suatu proses, aksi, atau interaksi tertentu yang berasal dari pandangan-
pandangan partisipan.
3. Studi kasus
naratif
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2023 di
30
tentang permasalahan yang akan diteliti. Adapun informan yang akan dipilih adalah
sebagai berikut:
1. Pimpinan Koperasi Siak Jaya Desa Rawang Air Putih Kabupaten Siak
2. Pengelola sektor usaha Koperasi Siak Jaya Desa Rawang Air Putih
3. Anggota Koperasi Siak Jaya Desa Rawang Air Putih Kabupaten Siak
observasi, dan dokumentasi, ketimbang hanya bertumpu pada satu sumber data
1. Data Primer
Data primer bersumber dari lapangan tempat penelitian, yakni di Koperasi Siak
2. Data Sekunder
Yaitu data-data yang digunakan untuk penelitian berupa data yang diperoleh
melalui data yang diperoleh melalui data yang telah diteliti dan dipublikasikan
31
E. Teknik Pengumpulan Data
memperoleh hasil penelitian yang valid. Oleh karena itu, teknik pengumpulan data
1. Wawancara mendalam
persepsi, prinsip dan budaya orang yang diwawancarai. Oleh karena itu sangat
yang diwawancarai, dan orang yang akan diwawanacarai pun tidak ada rasa
32
Wawancara mendalam dilakukan secara berulang-ulang dan biasanya
adalah suatu bentuk observasi di mana observer (pengamat) juga terlibat dalam
kehidupan, pekerjaan atau kegiatan obyek yang diobservasi. Oleh karena itu,
lingkungan masyarakat atau orang-orang yang akan diamati. Hal ini agar
dengan observer. Sehingga akan lebih terbuka dan melakukan kegiatan sehari-
33
diharapkan akan diperoleh data yang lebih akurat dan asli, sehingga fakta yang
mengidentifikasi pola tingkah laku, opini, sikap dan motivasi yang relevan
orang-orang yang akan diteliti (responden) dan mempunyai ciri-ciri yang sama
diskusi ditentukan lebih dahulu, yakni yang berkaitan dengan masalah yang
peserta diskusi untuk berbicara bebas dan santai, sehingga mereka sering
memberikan informasi yang tak terduga dan tak terpikirkan sebelumnya oleh
dokumen biasanya dilakukan dalam penelitian sejarah dan harus didukung oleh
34
merupakan eknik utama dalam suatu penelitian kualitatif dan dapat pula hanya
sebagai pendukung/penunjang
(induktif), dengan mengolah data ke dalam unit-unit informasi yang lebih abstrak.
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan dilapangan, dan bahan-bahan
lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada
orang lain. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
tersebut.
35
3. Conclusion drawing/verivication
36
DAFTAR PUSTAKA
Ahim Abdurrrahim, 2016. Ekonomi Dan Bisnis Islam (Seri Konsep dan Aplikasi
Ekonomi dan Bisnis Islam). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
Ahmad Azar Basyir. 2000. Asas-asas Hukum Muamalah (Hukum Perdana Islam).
Yogyakarta: UII Press
Al-Baihaqi 2015. dikutip dalam Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Ashqolani, Bulughul
Maram: Himpunan Hadits-Hadits Hukum Dalam Fikih Islam, (Cet.I;
Jakarta: All Right Reserved
Burhan Bungin, 2012. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada
Cahaya Murni, 2012. Sistem Upah Karyawan Honorer Dikabupaten Bengkulu
Tengah Ditinjau Dari Hukum Positif Dan Ekonomi Islam. Skripsi.
Ekonomi Islam IAIN Bengkulu
Dwi Condro Triono, 2016. Ekonomi Pasar Syariah, Ekonomi Islam Mazhab
Hamfara Jilid 2. Yogyakarta: Irtikaz
Fuad Riyadi. 2015. Sistem Dan Strategi Pengupahan Perspektif Islam. Iqtishadia,
8(1): 155-188
Imam Mustofa, 2016. Fiqih Muamalah Kontemforer. Jakarta: Rajawali Pers
Isnaini Harahap, 2015. Hadis-Hadis Ekonomi. Jakarta: Kencana
John W. Creswell, 2013. Research Design “Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan Mixed”, terj. Achmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Muhammad Syarif Chaudhry, 2012. Sistem Ekonomi Islam Prinsip Dasar, terj.
Suherman Rosyidi, Cet. 1. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Morissan, 2014. Metode Penelitian Survei, cet. 2. Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group
Novi Pujianingsih. 2019. Sistem Pengupahan Pekerja dalam Perspektif Ekonomi
Islam (pada Bordir Febby Collection). Skripsi. Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (Febi) Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Palu
Novi Wulandari. 2016. Sistem Pengupahan dalam Ekonomi Islam dan
Relevansinya dengan Sistem Pengupahan di Indonesia. Skripsi. Program
Studi Ekonomi Islam Jurusan Ekonomi Syari’ah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu
37
Novi Yanti Sandra Dewi. 2019. Pengupahan dan Kesejahteraan dalam Perspektif
Islam. Econetica, 1(2): 11-24
Racmat Syafei, 2016. Fiqih Muamalah. Bandung: Pustaka Setia
Rozalinda, 2016. Fikih Ekonomi Syariah, Prinsif dan Implementasinya pada
Sektor Keuangan Syariah. Jakarta: Rajawali Pers
Sapnah Agustina. 2022. Sistem Pengupahan Buruh dalam Perspektif Ekonomi
Islam (pada Ekspedisi PT Putra Setia Abadi Kecamatan Batulicin).
Skripsi. Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri Parepare
Syndyatul Mulyadi. 2017. Analisis Sistem Pengupahan dalam Prespektif Ekonomi
Islam (Studi Kasus di Home Industri Sandal Desa Toyomarto Singosari).
Skripsi. Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya Malang
Toto Syatori Nasehuddin, 2011. Metodologi Penelitian. Cirebon: CV. Pangger
Cirebon,
Yusanto dan M. K. Widjajakusuma, 2002. Menggagas Bisnis Islami. Jakarta:
Gema Insane Press
Zaeni Ashadiey, 2007. Hukum Kerja: Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan
Kerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Zaeni Asyhadie, 2008. Hukum Kerja Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan
Kerja, (Ed.Revisi 2). Jakarta: Rajawali Pers
Zainal Asikin, 2014. Dasar-Dasar Hukum Perburuhan. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada
Zainal Asikin, dkk, 2006. Dasar-dasar Perburuhan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,
38