Anda di halaman 1dari 425

KH.

MUHYIDDIN ABDUSSHOMAD

FI
Tradisi6-nalis
|awaban Pelbagai
Persoalan Keagamaan
Sehari-hari

PUSTAKA.
rflltl'Tll
BEKER'ASAIUA

g
OENGAN

PP NURUL ISLAM

&

i-r-3 I

iltulrslal
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (.KDf)
Fiqh Tradisionalis, ]awaban Pelbagai Persoalan Keagamaan
Sehari-hari, Oleh Muhyiddin Abdusshomad, Malang: Pustaka
Bayan bekerjasama dengan PP Nurul Isl art, 2OO4
xxvi + 396 hlm.; 14,5 x 2Q5 cm.
ISBN 979-3766-04-X
1. Fiqh I.Judul

FIOI{ r*
lrafirf,ei0&.6
lawaban Pelbagai
Persoalan Keagamaan
Sehari-hari
@ Muhyiddin Abdusshoma d, 2004
Hak cipta dilindungi undang-undang
All rights reserved
Cetakan I, Agustus 2004
Cetakan II, Oktober 2004
Cetakan III, Juni 2005
Cetakan IV, Agustus 2005
Cetakan V, November 2006
Cetakan VI, fanuari 2008
Cetakan VII, September 2008
Editor
Suparman
Imamuddin
Penyelia
Muhammad Faisol, Ss. M.hi.
Perwajahan
A. Nurul Chafidz
Setting & Lay Out
Mufid Sya'roni
Syamsul Arifin
'Achmad Ma'ruf Asrori
Diterbitkan atas kerj asama
Pustaka BAYAN Malang
PP. Nurul Islam (NURIS)
fl. Pangandaran 48 Antirogo, Sumbersari, Jember
Tlp./Fax. (0331) 333002
dan
"Khalista" Surabaya
Tlp./Fax. (031) 8415832
Pengantar Penulis

F';t*:)tl' i
a. a a.d t a a ., a

*|F', , i-?t .lil.


Jt
Jii.tt, *uf #q
lir, ti"UI li, reJ! & i-"ji
-LJt e_,
"{t
#,*:, #ir y"?t )b
# ,P
e *i, *ir, dUl
*ts,_kts c q.$vq,*i:i
dtur tiS.t;/.^2 gitl
tt./ tgr, a.
-.r, 7, , olt tc ' . .
-t rr.'ur' f.,*dli*!: fratryr
Kumpulan tulisan ini, tidak cukup "representatif" untuk
dikatakan sebagai karangan, apalagi disebut sebagai hasil
ijtihad dari penulis. Sebab yang penulis lakukan hanyalah
mengumpulkan dan menghimpun berbagai pendapat ulama-
ulama terdahulu yang bertebaran dalam berbagai kitab
peninggalan mereka.
-Buku
ini sengaja diberi judul "Fiqh Tradisionalis"
sebagai bentuk jawaban komunitas Islam tradisional terhadap
anggapan para modernis, yang memandang prilaku keagamaan
mereka menyimpang jauh dari tuntunan dan ajaran Islam.
Sebab amaliyah yang mereka lakukan adatah bid'ah, tahayyul
dan khurafaf. Pendapat kaum modernis tersebut seolah-olah
meragukan landasan teologis, bahkan cenderung meragukan
kemurnian ajaran Islam yang tumbuh dan berkembang, bahkan
telah menjadi tradisi yang menyatu dengan masyarakat muslim
Indonesia.
Kalau diteliti secara mendalam, amal ibadah maupun
mu'amalah yang berkembang dan berurat akar dalam tradisi
Indonesia tersebut memiliki landasan yang kokoh dan kuat, baik
dari a1-Qur'an, al-Hadits dan pendapat para ulama. Bahkan
tak jarang, masalah-masalah khilafiyah yang selalu
dipertentangkan oleh sebagian umat Islam tersebut, ironisnya
justru ditemui pandangan 1,ang berbeda dari ulama-ulama
rujukan mereka.
Karena itu, dalam berbagai macam persoalan yang
diangkat dalam buku ini, penulis selalu merujukkannya kepada
sumber primer dalam agama Islam, yakni al-Qur'an, al-Hadits
dan disertakan pula pendapat para ulama yang memang ahli
dalam bidangnya. Hal ini menunjukkan bahwa tradisi
keagamaan yang berkembang di -tengah-tengah kehidupan
masyarakat muslim Indonesia tidak menyimpang dari tuntunan
agama dan merupakan warisan ulama salafuna al-shalih, sebagai
hasil ijtihad yang bisa dipertanggungjawabkan.
Terima kasih kepada para guru kami yang telah
berkenan membaca tulisan ini sebelum dicetak. Wabi al-khttshush,
kepada guru kami yang kami mulyakan, KH" Bashori Alwi,
dan KH. Abdullah Faqih, yang telah menyempatkan waktunya
untuk mengoreksi sekaligus memberikan kata sambutan pada
buku ini. Juga kepada ayahanda kami tercinta KH. Abdusshomad,

vl
serta KH. Khatib Umar yang senantiasa dan tidak pernah bosan
memberikan nasehat dan bimbingannya, sejak penulis masih
kecil hingga saat ini.
Tak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada istri
yang baik hati (Hj. Fathimah S.ng). Berkat dukungan dan
motivasinya, serta suasana nyaman dan damai yang tercipta
di dalam rumah tangga, sehingga buku ini dapat dihadirkan
di hadapan para pembaca.
Akhirnya, sebagai manusia biasa yang selalu berteman
dengan kekurangan dan kesalahan, penulis mengharap kritik
dan saran yang konstruktif demi perbaikan buku ini. Semoga
kumpulan tulisan ini dapat bermanfaat bagi seluruh umat
Islam, serta dapat dijadikan pegangan dan hujjah bagi orang
yang mengamalkannya. Yang terpenting bagi penulis adalah
sikap hormat-menghormati dan menghargai perbedaan
pendapat, sebab beda pendapat itu adalah sunnatullah dan
merupakan rahmat Allah SWT bagi orang yang berlapang
dada menerima perbedaan sekaligus mampu mengelolanya
dengan baik.

eyt;ii iyi;,X'6
12 Rabiul Awal 1425 H/2 Mei 2004

Abdusshom

vn
Kata Pengantar Cetakan Itr

F:;t f')t I' ri


Saya merasa sangat gembira, ternyata buku "Fiqh
Tradisionalis" ini mendapatkan sambutan luas dari masyarakat
peminat fiqh di Tanah Air, baik dari daerahJawa maupun daerah
Luar ]awa.
Sambutan tersebut dibuktikan dengan besarnya
permintaan terhadap buku ini. Diantaranya dari Palembang
Sumatera Selatan, Kapuas Kalimantan Tengah, Sorong Irian
Jaya, dan daerah-daerah lainnya. Karena besarnya permintaan
tersebut, buku cetakan kedua yang diterbitkan atas kerjasama
Pustaka Bayan Malang dengan Pondok Pesantren Nqrul Islam
Antirogo Jember, sekarang sudah habis.
Bukan hanya itu, Mapenda (Majelis Pendidikan
Menengah) Departemen Agama RI juga telah memesan ribuan
eksemplar buku ini untuk disebarluaskan ke MTs/MA sebagai

lx
"buku pustaka" di perpustakaan-perpustakaan di lembaga
pendidikan agama Islam tersebut.
Kyai-kyai sepuh di lingkungan N.U juga menyambut baik
atas terbitnya buku ini. KH. M. Bashori Alwi misalnya, pengasuh
PIQ (Pesantren Ilmu Al-Qur'an) yang dikenal "-alldmah",
pemegang teguh tradisi keagamaan ulama salaf, serta eagar
faham lslam "'Ala Ahlus Sunnah wal fum|'ah" itu sampai-sampai
menggelar acara 'lBedah Buku Fiqh Tradisionalis,, ini pada 1
Mei 2005lalu di Malang. Bedah buku itu diikuti oleh para santri
dan alumninya, dan juga dosen-dosen dari daerah Malang dan
Surabaya.
Di pesantrennya, Kiai Bashori Alwi juga menjadikan
buku ini sebagai salah satu "buku wajlb" bagi para santrinya.
Buku yang wajib dipelajari, bukan semata-mata untuk maksud
kognitif melainkan juga psikomotorik. Terutama dalam
menyikapi dan menghadapi persoalan keseharian dalam
kehidupan keagamaan dan kemasyarakatan.
Sungguh, saya tidak mengira bila sambutan terhadap
buku ini sedemikian luas. Buku ini disusun atas dasar keyakinan
akan kebenaran tradisi keagamaan NU yang berurat-akar di
tengah-tengah kehidupan masyarakat luas. Kebenaran yang
bukan hanya diterima dengan ta'abbudt melainkan juga dengan
ta'aqqult.
Pada cetakan ketiga ini, ada beberapa tambahan hujjah
dan bab baru soal pembagian ilmu agama Islam menjadi tiga
kelompok, yaitu ilmu aqidah, itmu fiqh dan ilmu tasawuf. Di
samping itu dilakukan pula beberapa penyempurnaan
terjemahan . Hal tersebut dimaksudkan agar buku yang dieetak
atas kerjasama antaqd Pustaka Bayan Malang, Khalista Surabaya
dan Pondok Pesanken Nurul Islam Antirogo Jember ini iebih
sempurna sebaghi bacaan bagi generasi muda Islam dalam
memahami, menghayati dan melaksanakan faham Islam "'Ala
Ahlus Sunnah zaal lamd'ah".
Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih atas semua
masukan dan kritikan untuk penyempurnaan buku ini. Dan
juga kepada semua pihak,baik langsung maupun tidak
langsung yang telah membantu terbitnya cetakan III ini, seraya
tetap berharap kritik dan saran untuk lebih menyempurnakan
buku ini.

Jember, 17 Mei 2005

xl
Kata Pengantar Cetakan V

F!;t yt)itt t'.


Puji syukur sedalam-dalamnya, penulis panjatkan ke
hadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang,
karena dengan karunia-Nya lah buku fiqh tradisionalis ini
mendapat sambutan positif yang luar biasa dari masyarakat
luas. Sudah tentu apresiasi ini merupakan rahmat-Nya yang
tiada terhingga di tengah-tengah gempuran, serbuan, serta
kepungan ideologi gerakan Islam baru yang sangat masif di
Indonesia akhir-akhir ini.
Nawaitu penulis mempersembahkan buku ini semata
untuk memantapkan, melindungi serta membentengi keyakinan
akan keshahihan fiqh dan amaliyah masyarakat tradisionalis
di tengah pasar bebas informasi saat ini. Karena itu, buku ini
bukan bermaksud untuk melakukan aksi ofensif, tetapi
merupakan aksi defensif dari beragam gugatan yang ditujukan
kepada tradisi keagamaan dan keyakinan kalangan tradisionalis"
Kita memang harus mengembangkan sikap toleran (tasAmuh)
x1l
terhadap berbagai faham dan aliran keyakinan yang berbeda.
Namun toleransi itu bukan berarti harus membenarkan apalagi
mendukung faham dan keyakinan keagamaan yang berbeda.
Keberagamaan itu harus diterima sebagai sebuah realitas nyata
dari masyarakat yang multikultural seperti di Indonesia ini, di
mana kita berkewajiban menjaga keutuhan anak bangsa ini
agar tidak tercabik-cabik oleh perbedaan tersebut.
Di sisi lain, sambutan positif ini dapat dimaknai sebagai
ekspresi akan kebutuhan dan kerinduan masyarakat untuk
kembali sekaligus meneguhkan tradisi Islam yang telah
menancap dengan sangat kokoh di tengah-tengah masyarakat.
Bagaikan ukiran di atas batu dalam tekstur kebudayaan dan
peradaban Islam Indonesia.
Tradisi para ulama salaf al-shilih ini bukan hanya
relevan, tetapi merupakan sebuah kebutuhan dasar tradisional
masyarakat modern yang telah ter-alienasi (terasing dan
kesepian) akibat arus modernisasi yang begitu dahsyat
menghantam. Modernisasi yang telah mencerabut norma, nilai
dasar dan tradisi masyarakat, bersamaan dengan perubahan
orientasi dan preferensi dari tradisional pada modem, semakin
membangkitkan naluri manusia yang kodrati dan azali. Dari
sinilah muncul kesadaran bahkan gerakan untuk kembali
kepada nilai, norma, serta tradisi agung dan luhur, yang selalu
mengedepankan kebersamaan, persaudaraan, kebersahajaan
serta kedamaian.
Pada cetakan ke lima ini, penulis memasukkanbeberapa
persoalan baru yang sedang menjadi perdebatan luas di
masyarakat, dengan maksud untuk menampilkan pandangan
fiqh orang-orang tradisional, yang tetap berpedoman kepada
al-Qur'6n, al-Hadits serta turhts Islami (budaya Islam peninggalan
ulama salaf). Antara lain; apakah masuk Islam perlu bai'at atau

xlll
tidak, Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir,
nikah mut'ah serta beberapa persoalan yang lain. Di samping
itu, ditambahkan pula beberapa dalil untuk mengokohkan
hujjah beberapa persoalan yang telah dibahas, misalnya tentang
azimat, mencintai keluarga dan sahabat Nabi Muhammad SAW
dan lainnya.

para pembaca yang budiman atas sambutan terhadap buku


ini. Mudah-mudahan dapat bermanfaat sebagai khidmah al:ilm,
khususnya bagi penulis dan seluruh umat Islam Indonesia.
Amtn ya rabbal alamtn...

Jember, 20 Ramadhan 1.427 H/tg Oktober 2006M

Penulis

xlv
Kata Sambutan
Pengasuh Pesantren Ilmu Al-Qur'an (PIQ)
Singosari Malang

f:),,f:)tt' ra
iiir
s#,*lrl,'; *AL,',#d,;; l :,:ait
E*')
i,ittG;L#,ptlp ii'rlr# #Jtr,:;
Wi*t+t
Amma ba'du,
Alhamdulillfrh, saya sangat bergembira menerima hadiah
yang sangat berharga dari KH. Muhyiddin Abdusshomad,
berupa hasil karya beliau yang berjudul Fiqih Tradisionalis.
Setelah saya baca dengan tekun, meningkatlah kegembiraan
saya menjadi tiada terhingga, karena ternyata kitab ini memang
sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang sangat taat
melaksanakan syari'at Islam dalam keseharian, walaupun
sebagian besar mereka belum mengetahui hujjah dan dasar-
dasarnya secara mendalam"
Hal itu mungkin karena kurangnya kesempatan
mempelajarinya, ataupun sedikitnya ulama-ulama kita yang
mempunyai kesempatan untuk menuliskan ilmu-ilmu yang
mereka miliki, sehingga dapat dipelajari dan dijadikan pedoman
oleh umat Islam, khususnya kaum Nahdhiyyin yang sudah
sejak dahulu melaksanakan amalan tersebut.
' hsy| AUAh, dengan disosialisasikannya kitab ini secara
luas, akan terpecahkanlah kesulitan dalam memahami dasar-
dasar amal ibadah keseharian mereka. Bahkan lnsyh Allilh,
mudah-mudahan pandangan sebagian golongan yang tadinya
kurang menyukai amaliyah.tersebut menjadi sadar bahwa
semua yang sering dilakukan di tengah masyarakat itu memang
memiliki dalil yang dapat dipertanggungjawabkan. Dan mereka
yang telah dengan rutin melaksanakannya menjadi puas dan
semakin.mantap mengerjakannya demi memperoleh pahala
dari Allah SWT.
Semoga kitab ini bermanfaat di dunia dan akhirat bagi
penulis maupun pembacanya

$.l ,ri dcsrriir hr,


L3 )umadil Ula 1,425 H /1, Jul| 2004
Singosari Malang

KH. M. Bashori Alwi

xvt
Kata Sambutan
Pengasuh Pondok Pesantren Langitan
luban

f')tf:),1'
'*,,
rt(
t;{vr
"bQ$*L: i:#GtU b.a.fi
t4 $47it #t $t {rJ #'#'fittl

Setelah saya baca kitab yang disusun oleh KH. Muhyiddin


Abdusshomad, pengasuh pondok pesantren Nurul Islam Jember
Jawa Timur, yang diberi nama, Fiqh Tradisionalis, saya
berpendapat bahwa kitab ini di samping menambah
kemantapan hati kita dalam melaksanakan amaliyah yang
dilakukan oleh kaum nahdhiyyin sejak dulu sampai sekarang,
juga cukup untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan yang
dilontarkan oleh para mu'taridhtn (orang-orang yang
menentang amalan tersebut). Karena di dalamnya, penulis telah

xvu
melengkapi dengan hujjah dan dalil yang ciiambil dari al-
Qur'an dan hadits serta pendapat ulama yang dapat
dipedomani (aqznAl al: ulamh' al-mu' tabarin).
Apabila dari pihak mu'taridin itu masih berbeda
pendapat dan menolak, maka silahkan menempuh jalannya
sendiri setelah ini. Karena hal itu adalah masarah khilafiyah
ijtihadiyah yang menurut kaidah agama tidak dapat saling
menggugurkan.

,tij')rt ii"iv lq*'yi


ljtihad itu tidak bisa dibatalkan dengan ijtihad yang lain

Tapi tidak semua pendapat orang itu bisa diterima dan


tidak semua khilaf itu mu'tabar ( diperhitungkan )
.,
Ft nvdLt+
,
|ttpit;;), j,.C,
' f iaot s enxua khilaf tp p endap at ) dry
rrU, a ooi n, Orlrr*|o,ru-,* Ai
khilaf yang memiliki dasar yang dapat dipertanggungjautabkan,,

Kitab ini menjelaskan kebenaran amalan jama,ah kita,


setidak-tidaknya kaum mu'taridin tahu bahwa jama,ah
Nahdhiyyin melakukan amalan tersebut tidak taqlid buta
kepada pendahulunya. karena itu tidak perlu diperdebatkan
lagi.

ytrs;6a|#r#
"Merekn punya pendapat sendiri, juga kita punya pendapat yang
menjadi pedoman kita"

xvllt
Mudah-mudahan Allah SWT menjadikan kitab ini banyak
manfaat dan barokahnya. Amin....
t
*,'.' ilt'sc;i.;
o.!
.' iF .irq '.!t ,;|'; t1',
. )-.V"vJ J

2L |umadil IJla 1.425 H/1g ]uli 2004 M


Pengasuh Pondok Pesantren Langitan - Tuban

KH. Abdullah Faqih

xrx
Thqdim
Habib Hasan Baharun*

b:),*,;,1, ri
$,p: #*# jo'
)"; ;"W(rit*-t(rn i=ji
ltza,

'Yt-f C".-l *r.bt


Inilah buku yang tepat untuk belajar fiqh. Belajar fiqh
sehari-hari r lang sudah menjadi kebutuhan umat -terutama di
kalangan masyarakat luas yang tidak sempat mengenyam
pendidikan pesantren. Tetapi juga sekaligus buku ini juga sangat
penting bagi para santri untuk mengenali fiqh yang sesuai
dengan landasan Aqidah Ahl Sunnah Wa al-]ama'ah.
Menurut hemat saya buku al-Akh KH. Muhyiddin
Abdusshomad yang berjudul "Fiqh Tradisionalis: ]awaban
Pelbagai persoalan Keagamaan Sehari-hari" ini sudah
memenuhi kriteria untuk masuk sebagai buku wajib santri di
Pondok Pesantren -di samping buku wajib yang sudah ada.
Pelbagai persoalan keagamaan sehari-hari memang
diketengahkan oleh penulisnya dengan gaya bahasa yang

xxt
mudah dicerna oleh siapa saja. Dengan metode penyajian model
soal jawab seperti ini, maka siapapun akan dengan mudah
dapat memetik hikmah di bawah jawaban yang diberikan.
Inilah pendidikan fiqh dan hukum Islam yang efektif.
Pembaca tidak saja diberi jawaban atas soal-soal yang
diajukan, tetapi sekaligus mendapatkan dalil-dalil Naqli
maupun Aqli dari penulis dengan mengetengahkan
argumentasi para ulama fiqh kenamaan. Sehingga dari uraian
penulis, pembacapun sekaligus mampu membanding.
Berbagai masalah mulai dari ubudiyah sampai persoalan
mu'amalah keseharian dikupas secara menarik, terasa kasus-
kasus itu meskipun sebenarnya tergolong klasik namun tetap ,

aktual karena persoalan-persoalan yang diketengahkan itu pada


hakikatnya adalah masalah yang sering muncul di sekitar kita.
Menurut hemat saya, buku ini penting bagi siapa saja
yang ingin mengenal fiqh tradisional (fiqhnya para salaf al-
shalih) yang 'tidak pernah lapuk karena hujan dan lekang
karena panas' serta cukup ideal untuk diamalkan. Harapan
saya/ semoga buku ini semakin meluas manfaatnya terutama
di dalam memberikan pendidikan fiqh bagi generasi muda kita.
Dan mudah-mudahan penulis terus menghasilkan karya yang
bermanfaat bagi umat.

vl3.all{ .,lcr .}rr,

c-\,W
Bondowoso, 3 Sya'ban 1425 H
* ustadz Habib Hasan Baharun adalah Mustasyar Asosiasi pondok
Pesantren se-Indonesia atau Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) pusat,
tinggal di Bondowoso.

xxlt
Daftar Isi

Pengantar Penulis, v
Pengantar Cetakan III, ix
Pengantar Cetakan V, xii

Kata Sambutan
i,. Pengasuh Pesantren Ilniu Al-Qur'an (PIQ) Singosari
Malang, xv
2. Pengasuh Pondok Pesantren Langitan Tuban, xvii
3. Taqdim Habib Hasan Baharun, xxi
Pedoman Thansliterasi, xxiii
Daftar Isi, xxv

BAB I. Muqaddimah
1. Penjelasan tentang Pengertian Aswaja, 1,
2. Tiga Sendi Utama Agama Islam, 8
3. Perumus Ahl al-Sunnah Wa al-lamfr'ah dalam
Bidang Aqidah, 14
4. Wali Songo Penyebar ajaran ASWAJA
di Indonesia.22
5. Hadits tentang Perpecahan Umat Islam (badits al-
lftirdq),25
6. Persoalan Bid'ah, 28
7. Hadits tentang Semua Bid'ah Adalah Sesat, 33
9. Sumber Hukum Islam, 42
10. Madzhab, 52
11. Madzhab Imam Sy6,fi'i, 57
12.Masalah Hadits Dha'if, 59
L3.Seputar Taqlid, 62
14. Persoalan Talfiq, 68

Bab II. Thaharah


1,. Fardhu Wudhu', 7L
2. Mengusap Ubun-Ubun, 74
3. Membasuh Kaki, 75
4. Menyentuh al-Qur'An, 78
5. Menyentuh Lain Jenis yang bukan Mahram-nya, 80

Bab III. Shalat


1. Melafalkan Niat Sebelum Shalat, 85
2. Membaca do'a IftitAb 87
3. Membaca Tasbih dan Tahmid ketika RukO' dan
SujCrd, 90
4. Membaca Basmalah dalam Surat al-FAtihah, 93
5. Melafalkan Sayyidina dalam Tasyahhud, 96
6. Qunut Shalat Shubuh, 99
7. Mengangkat Jari Telunjuk Ketika Tasyahhud, 102
8. Mengusap Wajah Setelah Shalat, 104
9. Khusyu' dalam Shalat, 105
10. Membaca Wirid setelah Shalat, 109
11. Berjabat tangan setelah Shalat, LL3
1,2. Shalat Jum'at dan Beberapa Amalannya, 116
13. Sunnat Qabliyyah dan Ba'diyyah Jum'at, 119
14. Adzan Dua Kali pada Hari Jum'at, 123
15. Bilal Jum'at,126

xxvl
1,6. Khatib Jum'at Memegang Tongkat, 128
1,7. Ta'addud al-Jumu'ah, 13L
18. Bilangan Shalat Tarawih, 134
79. Shalat'1d, di Lapangan Atau di Masjid?, 144
20. Qadha' Shalat, 146
27. QadhA'Shalat untuk Orang yang Sudah Mati, 151
22. Shalat Jenazah di Atas Kuburan, 152
23. Shalat Ghaib, 154

BAB IV. Zakat


1. Tujuan Zakat, 157
2. Pengertian Sabilillkh dalam Ayat Zakat, 160
3. Zakat Untuk Famili yang Tidak Mampu, 162
4. Zakat Untuk Guru Ngaji, 163
5. Naql al-Zakair (mendistribusikan zakat ke daerah
lain), L65

BAB V. Puasa
1. Penetapan Awal dan Akhir puasa, 169
2. Qadhh' Puasa untuk Orang Mati,172
3. TadArus al-Qur'An, 175
4. Lailah al-Qadr, 178

BAB VI. Haji


1. Selamatan Haji, 183
2. Haji Akbar, 184
3. Berziarah ke Makam RasfflullAh SAW, 188
4. Shalat di Raudhah,191.
5. Shalat Arba'in di Masjid Nabawi, 194

xxvll
BAB VII. Seputar Penghormatan Kepada Jenazah
1. Menangisi Orang yang Meninggal Duria,197
2. Mengharumkan Tubuh Mayyit dengan
Membakar Drpa,199
3. Mengantar Jenazah Sambil Membaca Ld.'ildlm
lllslldh, 201,
4. Mengubur Mayyit Menggunakan Peti, 203
5. Adzan setelah Mayyit Diletakkan
di Kuburan, 206
6. Taiqin, 208
7. Ziarah Kubur, 215
8. Menyiram Air Bunga di Atas Kuburaru 219
9. Membuat Kubah dan Meletakkan Kain di Batu
Nisan, 221
10. Berkumpul Untuk Tahltlan,224
1L. Menghadiahkan Pahala kepada Orang yang
Meninggal Dunia,228
12. Bersedekah dan Melaksanakan Tahlilan dengan
Bilangan Hari Tertenta, 234
L3" Memberikan Makanan kepada Orang yang
Berta'ziyah,238

BAB VIII. I'tiqad


1. Muhammad SAW nabi dan rasul terakhir,243
2. Persoalan Baiat kepada Seorang Imam,25Z
3. Mengharapkan Barokah, 257
4. Tawassul kepada Orang-Orang Pilihan Allah
swT, 263
5. Nabi Isra' Mi'raj dengan Ruh dan Jasadnya,270
6. Melihat A1lah SWT di Swga,273

)oGail
5. Wali dan KarAmahnya,2T6
6. Amar Ma'ruf Nahi Munkar,283

BAB IX. Penghormatan Kepada Nabi, Keluarga Dan


Sahabatnya
1. Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW, 289
2. Perintis Perayaan Maulid
Nabi Muhammad SAW, 294
3. Mahal al-Qiykm (berdiri ketika membaca
shalawat), 295
4. Al-Daibd'i Pengarang Shalawat Dibd'iyyah, 298
5. Al-Barzanji Pengarang Shalawat al-Barzanji, 299
6. Membaca Shalawat kepada Sahabat dan Keluarga
Nabi SAW, 300
7. Keluarga dan Sahabat Nabi SAW, 303
' 8. Mencintai Keluarga dan Sahabat
Nabi Muhammad SAW, 3L0
9. Pandangan Ahlussunnah tentang Musibah
Perselisihan antara Para sahabat. 316
10. ]alinan Persaudaraan antara Keluarga dan
Sahabat Nabi Muhammad SAW,319
1.1. Membaca Taradhdhi, 325
L2. Membaca Shalawat seusai Pertemuan, 329

Bab X. Ikhtitam
L. AdzAn untuk Bayi yang Baru Dilahirkan, 331
2. Tarji' dalam Adzdn,333
3. Amalan, Hizlb dan Azimat,336
4. Pengobatan Alternatif Menggunakan Do'a, 34L
5. Berdiri untuk Menghormat Seseorang,SM
6. Mencium Tangan Ulama dan Guru, 347
xxlx
7. Memakai Surban, 350
8. Memakai Baju Putih, 351
9. Mengeraskan Dzikir (al-lahr bi al-Dzikr),334
10. Membaca Dzikir dan Syair sebelum
Shalat Berjama'ah, 356
11". Berdzikir Memakai Tasbih, 358
12. Membaca Surat al-Kahfi dan Shalawat
Pada Hari Jum'at,361
L3. Mengangkat Tangan dan Membaca Amin
Ketika Berdo'a,364
14. Budaya Bersedekah, 369
15, Nikah Mut'ah, 371
'16. Kesenian Hadrah, 377

Daftar Pustaka, 383


Biografi Penulis
MUQADDTMAH

1. Penjelasan tentang Pengertian Aswaia

Soal:
Konsep Aswaja (Ahl al-Sunnahwa al-Jamt'ah) selama ini masih
belum dipahami secara tuntas, sehingga menjadi "rebtttan"
setiap golongan. Semua kelompok mengaku dirinya sebagai
penganut ajaran Aswaja. Tidak jarang,label itu digunakan
untuk kepentingan sesaat. )adi, apakah yang dimaksud dengan
Aswaja itu sebenarnya? Bagaimana pula dengan klaim itu,
dapatkah dibenarkan?

]awab:
Aswaja merupakan singkatan dari istilahAht al-Sunnahwa al-
lam|'ah. Ada tiga kata yang membentuk istilah tersebut.
1. Ahl,berarti keluarga, golongan atau pengikut.
2. Al-Sunnah, y aitusegala sesuatu y angtelah diaiarkan oleh
RastluiiAh SAW. Maksudnya, semua yang datang dari Nabi
Mtrhamma d SAW, berupa perbuatary ucap an dan pengakuan
Nabi Muhammad SAW. (Fath al-Biri juzXII, hal245)
3 . AI-l am fr' ah, y alcri ap a yang telah disep akati oleh p ara sahab a t
Ra sOlullah SAW p a da ma sa nl- Khulafd' al- Rdsy idiin (Kha lif ah
Abt Bal<r RA,'IJmar bin Khaththeb RA,'Utsmdn bin'Affan RA
Fiqh Tradision alis Uawaban Pelbagai Persoalan Keagamtan Sehai-hari)
dan'AlibinAbiThahb RA). Kata a1-]am6'ahini diambil dari
sabda Nabi Muhammad SAW,
a*J.rj,lt ,tr, .iat;;;t i{$F,L'*:.;rJ i,
(YA-vVgr \ 6 cJ1.r:.-!) **Jt, fLll
"Barflng sinpa yang ingin mendapatkan kehidupan yang damat
di surga, makn hendaklah ia mengikuti al-jama'ah. (Hadits riwayat
Tirmidzt, dan dishahihknn oleh al-HAkim dan al-Dzahnbi) @l-
Mustadrak, iuz I, hal 77 -7 8)
Sebagaimana telah dikemukakan oleh Syaikh'Abdul
Qadir al-JilAni dalam kit abnya, al-GlntnyahliThnlibt Thari4 al-flaqq:
's\vbt;tL pi &ht ,r;" I i:;rlLY'E* v
*ii yt, ,,.q rL;*'itt,h +,)";1,;>f A;
,taiirfir\ti
(A. .F \ C, ,*t A*,5JU.J UiJl)
"Yang dimaksud dengan al-Sunnah adalah apa yang telah diaiarkan
oleh Rasfilr,tlkh SAW (meliputi uwpan, perilaku sertaketetap an b eliau) .
Sedangkanpengertian al-lamfr'ah adalah segala sesuatu yang telah
m uj adi ke s ep aknt an p ar s s ahab qt N ab i Muhamma d S AW p a ds ma s a
al-KhulnfA'al-Rhsyidfinyangunpatyangtelahdibuihidnyah(mudah-
mudahnn Allah SWT memberi rahmat pada maekn semua)". (Al'
Ghunyah li Thalibi Thariq al-!!aqq, luzl, hal 80)
Selanjutrya, Syai.kh Abi al-Fadhl bin'Abdussyak0r
menyebutkan d al am kitab al -Kaw frkib al-LammL' ah:

fyt 4y#t eW U$ y*;$ *-tt $t


"PiAt{Lir .ly*!', *i;t' Jt:}ti3 ff'*lr
(1 - r,ac&tJlt .-stj-q. aaaaaaaa
^
Fiqh Tradision alis (l awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehai-hari)
"Yang disebut Ahl al-Sunnah wa al-lamfr'ah adalah orang-oreng
yang selalu berpedoman pada sunnah Nabi SAW dan jalan para
s ah ab a t ny a d al am rus al ah aki d ah ke a g ama an, amal- am al I ahir iy ah

serta akhlaq hati". (Al-KawAkib al-LammA'ah, hal 8-9)

Jadi Ahl al-Sunnah wa al-lamA'ah mertpakan ajaran yang


mengikuti semua yang telah dicontohkan Nabi Mulammad SAW
dan para sahabatnya. Sebagai pembeda dengan yang lain, ada
tiga ciri khas kelompok ini, yakni tiga sikap yang selalu diajarkan
oleh Ras0lullAh SAW dan para sahabatnya. Ketiga prinsip tersebut
adalah:
7. al-Tazoassrzflz (sikap tengah-tengah, sedang-sedang, tidak ekstr"im
kiri ataupr:n ekstrim kanan). Disarikan dari firman Allah SWT:
'ok:,
or-:rr,p iu* f;k W r'ti ifu uif,
(\t r .,eJD .t:rk3'{.*'l?:5,
"Dan demikianlah knmi jadiknn knmu sekalian (umat lslam) umat
pertengahan (qdil dan pilihan) agar knmu menjadi saksi (ukuran
penilaian) atas (siknp danperbuatan) runnusinumumnya dan supaya
Allah Sl,\r[ menl adi sa]<si ( ukur an penilaian) atas (silap dan p erb uatan)
kamu seknlian." (QS. Al-Baqarah, 153)
2. al-TawLzun (seimbang dalam segala hal termasuk dalam
pengguna an Dalll ' Aqli dan Daltl N aqli). Firman Allah SWT:

U;it3 *t#u. g*,) a;'ti u


a
) I zt ,z'..clz
iA ati;tJ'-,tf.:l gar,.
(Y o *.-r}l) L',JJ1{
ln6l
"sunggtth Kamitelah mengutus rasul-rasul ka*i a*go, *r*Uu*o
bukti kebenaraft yang nyata dan telah Kami turunkan bersama
mereka al-kitab dan neraca (penimbangkeadilan) supaya manusia
dapat melaksanaknn keadilan." (QS. Al-Hadid, 25)

Fiqh Tradision alis ( Iawaban Pelbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hari)


3. al-l' ildil (tegak lurus). Dalam al-Qur'An disebutkan:
'& t, $r,irq*
il:r
"ot.?otrr;k,
*if; $; rtsi *y drTt
sfiJ.'*i?$tlyt., rj*rv 'oi e ii ol*
(1 ;.rtll; oJ,JJAlilit
" Wahni orang-orang y ang berimnn hendaklah kamu sekalin menj adi

orang-orang yang tegak ntembela (kebataran) knrena Allah menjadi


saksi (pengukur kebenaran) yang adil. Dan janganlahkebencisn
kamu pada suatu knum menj adiknn knmu berlaku tidak adil. B erbuat
adillah karena kesdilan itu lebih mendekntkan pada taqwa. Dan
bertaqrnalah kepada Allah, karena sesungguhnya Allah Maha
Melihat ap a y ang kamu ker j akan. " (QS. Al-MAidah 9)
Ketiga perinsip ini merupakan sikap tengah serta
berimbang dalam setiap persoalan. Misalnya, daiam masalah
sifat dan Dzat Allah SWT antara kelompok Mujassimah
(Menyatakan Allah SWT memiliki anggota tubuh dan sifat
seperti manusia) dan Mu'aththilah (tidak mengakui adanya sifat
bagi Allah SWT), tentang perbuatan Atlah SWT antara
Qadariyah (manusia memiliki kekuatan penuh atas dirinya) dan
Jabariyah (manusia tidak memiliki daya apa-apa keeuali atas
takdir Allah SWT), menyikapi janji dan ancamaR Allah SWT
antara Murji'ah (semua hukuman dan pembalasan diserahkan
kepada Allah SWT) dan Wa'idiyyah (Allah SWT pasti akan
menghukum orang-orang yang berdosa), sikap kepada ahlul
bait dan sahabat Nabi Muhammad SAW antara Rafidhah/
syi'ah (seluruh sahabat kafir dan ahlulbait adalah orang-orang
yang maksum) dan I(rawarij (seluruh sahabat dan ahlul bait yang
menjadi penyebab peperangan jamal dan shiffin dihukumi
kafir), dan lain sebagainya.
Ketiga prinsip tersebut dapat dilihat dalam masalah
keyakinan keagamaan (teologi), perbuatan lahiriyah (fiqh) serta

Fiqh Tradision alis (


lazuabun P elbagai P ersoalan Keagamttan S eluri-lnri)
masalah akhlaq yang menga tur gerak hati (tashawwuf). Dalam
praktik keseharian, ajaran Ahl al-SunnahWa al-Jam|'aft di bidang
teologi tercerminkan dalam rumusan yang digagas oleh Imam
ayirt aan Imam MAtwidi. 1 Sedangkan aalam misilahp erbuatan
badaniyah termanifestasikan (terwujud) dengan mengikuti
ma dzhab yang empa t, yakni Ma dzhab Hanafi,2 Ma dzhab MAliki,3
Madzhab Sydfi'i,a dan Madzhab Hanbali.s Daiam tashawwuf
mengikuti Imam ]unayd a1-Baghd6di6 dan Imam al-GhazAliT
Sebagaimana definisiyang sangat sederhana, disenandurrgkan
dalam untaian na zham oleh KH. Zainal 'Abidin Dimydthi:

ztu\tifint,p '{* ga$*t,$


+"+"jle-;:l,!i **.3,i;* '.;3itrfri J'xili d,
d\i,s:;;rri i',r; p * pti '*l;:,at at
,t- i.'rAb d(s * g*iir G&Jtr,rd6Jf / a aa

$};Jn\'i#ir L6\ * lf--Ht ,i ;lrptrt 6,


( tV,f r'- ( ll uli)t;
Biografi kedua Imam ini akan diielaskan pada pembahasan selanjutnya.
Madzhab ini dipelopori oleh lmam Abri
flanifah al-Nu'mAn bin Tsabit. Lahir di Kufah tahun
80 H. pada masa Khalifah 'Abdul MAlik bin MarwAn, salah seorang penguasa dinasti
Umayyah. Beliau wafat di Baghdad pada tahun 150 H.
Madzhab ini dipelopori oleh lmam MAlik bin Anas bin MAlik. Para sejarawan berselisih
pendapal mengenai lahun kelahiran lmam MAlik, namun mayoritas mereka mengatakan
bahwa beliau lahir di Madinah pada tahun 93 H. Wafal di Madinah pada tahun 179 H.
Madzhab ini dibangun oleh Muhammad bin ldris al-SyAfi'i. Mayoritas ahli seiarah
sepakat bahwa lmam Syafi'i dilahirkan pada tahun 150 H. bertepatan dengan lahun
wafatnya lmam AbO Hanifah. Beliau meninggal dunia di Cairo pada tahun 204 H.
Madzhab ini didirikan oleh Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin HilAl. Beliau lahir
di Baghdad lahun 163 H. dan wafat pada tahun 241 H.
Nama beliau adalah Abrl al-Qisim al-Junaid bin Muhammad bin al-Junaid alKhazzdz
al-QawAriri. Lahir di Baghdad. Meninggal pada jum'at petang tahun 298 H. semenlara
tahun kelahirannya sampai saal ini belum ditemukan dalam tiap buku yang menulis
se,arah kehidupannya. Lihat . DR.Hamdani Anwar. MA.Sufi al-Junaid hal, 15
Nama beliau adalah Abir Hdmid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al-Ghazdli.
Beliau wafat pada tahun 505 H / 1111 M.

Fiqh Tradisionalis $awaban Pelbagai Per*alan Keagamaan SehaiJuri)


Pengikttt Ahl ttl-Sunnalt wa nl-Jamd'ah adalah muekn
yang mengilatti madzhab para imam
Dslam masalah ushf.tl (akidah) mereka mengikuti
madzhab lmam Asy-art dan Mituridt
Dslam bidang fiqh mengikuti sslah satu madzhab
yang menjadipemimpin umnt ini
' lmam SyLfi-t, dan lmam flanafiynng cemerlang.
Serta lmam Mllik dan Imam Ahmsd bin Hanbal
Dalsm bidang tashnzowuf atau thariqah
mengikuti ajaran lmam lunaid.
(Al-IdzA'ah al-Muhimmah, 47)
Salah satu aiasan dipilihnya ulama-ulama tersebut oleh
Salafuna ril-ShLlih, sebagai panutan dalam Ahl al-Sunnahwa al-
J amt- ah, karena mereka telah terbukti mamp u memb awa aj aran-
ajaran yang sesuai dengan inti sari agama Islam yang telah
digariskan oleh Nabi Muhammad SAW danpara sahabatrya.
Dan mengikuti hal tersebut merupakan suatu kewajiban bagi
umatnya. Nabi Muhammad SAW bersabda:

Sv t;ru i,,itA6, rf /. -f ;, * r
ilfr'd--Il
fi;',# u i; q.|s-i, Pj #X'i* nr i, tit ) s

(\ 1o \ 1fr, r.p-& -r.rrrL.) G*ltb*tlt uiijr


ari' Abdunafomin bin Amr al-Sulnmi, ses.tnggulmy a io **d*go,
-
"D
:
al bb A dh bin S Ar iy ah b uknt a, " Rs sfilull Ah S AW m en a s ehst i kami,
" Kalinn wajib berpegang teguhpadn smnahku (apa yang nlu ajarkan)
dan p erilaku al-Khulafa' al-RAsyidftn y ang mendap atkan p etunjuk."
(Musnad Ahmad bin Hanbal, [16519])

Karena itu, sebenarnya Ahl sl-Sunnah wa al-JamA'ah


merupakan Islam yang mumi sebagaimana yang diajarkan oleh
Nabi Muhammad SAW dan sesuai dengan apa yang telah
Fiqh Tradision alis (l awaban Pelbagai P erstalan Keagamaan S ehan-han)
digariskan dan diamalkan oleh para sahabatnya. Ketika
RasOlullAh SAW menerangkanbahwa umatnya akan terpecah
menjadi 73 golongan, dengan tegas Nabi SAW menyatakan
bahwa yang benar adalah mereka yang tetap berpedoman pada
apa saja yang diperbuat oleh Nabi SAW danpara sahabatnya pada
waktu itu (mA ana -alaihi al-yawm wa ashfuAbl.
Maka, Ahl sl-Sunnah wa al-lamT-ah sesungguhnya
bukanlah aliranbaru yang muncui sebagai reaksi daribeberapa
aliran yang menyimpang dari ajaran hakiki agama Islam. Ahl
al- S unnah w a al-J am fr' ah jusfr uberusaha untuk menj a ga a ga ma
Islam dari beberapa aliran yang akan mencerabut ajaran Islam
dari akar dan pondasinya semula. Setelah aliran-aliran itu
semakin merajalela, tenfu diperlukan suatu gerakan untuk
mensosialisasikan dan mengemb angkan kembali ajaran murni
Islam. Sekaligus merupakan saiah satu jalan mempertahankan,
memperjuangkan dan mengembalikan agama Islam agar tetap
sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh RasOlullih SAW
dan para sahabat beliau.8 (Khittsh Nahdh,tyyah, 19-20 )
Jika sekarang banyak kelompok yang mengaku dinnya
termasuk Ahl al-Sunnah wa al-Jam7'ah. maka mereka harus
membuktikannya dalam praktik keseharianbahwa ia benar-
benar telah mengamalkan sururah Ras0lullAhSAW dan sahab atnya.
Abt Sa'id al-KhAdimi berkata :

Llktu; at>*u;jltif.tt*l 6wi"ik ol')

8 Komilmen unluk mendapatkan ajaran yang murni itu, dapat diwujudkan dengan berbagai
ca'a. Pertama, keinginan yang .sungguh-sungguh untuk mendapatkan alarariyang benir-
benar sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Ras0lullAh SAW dan para sahabainyi.Kedua,
berhati-hati menerima suatu pendapat alau penafsiran dengan meneliti k-ebenaran
dan kesinambungan ialur dan salurannya sampai kepada Ras0lullah SAW. Tidak hanya
dengan membaca.sepotong naskah dari satu dalil saja" Ketiga,berusaha mempelajiri
lslam seuluh mungkin dengan mempelaiarinya secara tjmAti (global) dan tatshili (teiperihcl
mendetail) dengan memahami garis-garis kecilnya (mi|aoi. Ke;mpaq berusihd keras
mengamalkan lslam sebaik mungkin, dengan selalu menyadari kelemahan diri,sehingga
lidak merasa dirinya paling benar dan paling taqwa_

Fi qh Tradision alis ( azo ab an P elb


J ag ai P er soal a n Kea gama an S ehari-hari )
ffi?. cJy
a/
*$ Jt *Au. Nir,u4irt', J rat,*A",j.,s *'rlu,
aa aaa/

'C &ri "u


aaa
"
4* : #,*,tt,-*? grrtri sW
.L,.?
;. flh:.
( \ \ Y-\ \ \ nz;L,btl 7.iAit\ '6r, vre'et
"(likn ada yang butanya) sunua kelornpok mmgaku dirinya sebagai
golongan Ahl al-Sttnnnh wa al-lamT-ah.lawabankami adalah: bnhwa
Ahl sl-Sunnnh wa al-lamA-qh itu bttknn hnnya klsim semntn, namlln
harus diwujudknn (diapliknsikan) dnlam perbttatan dan ucapan. Padn
mmankita seknrang ini,pmorLjtLdnn itu dapat dilihnt denganmengkuti
apa yang tutuo dnlam Hadtts-fudtts yang shabih. sEuti Shahth sl-
Bukhhfl, ShnbihMuslim dnn kitab-kitab lainnya yang telnh disEaknti
a alidit a sny a. " ( Al-B ariqah Syarh al-Th art qah, }:ral LLL-112)

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dirumuskan


b a}nw a Ahl al -S unnah w a al-l amA' ah merup akan aj aran yang se s ua i
dengan apa yang telah digariskan oleh Ras01ul16h SAW dan para
sahabatnya. Dan itu tidak bisa hanya sebatas klaim semata, namun
harus dibuktikan dalam sikap dan tingkah laku sehari-hari'

2.TigaSendi Utama Ajaran Islam

Soal:
Seperti yang sering dijelaskan, bahwa ada tiga pedoman aiaran
yang menjadi standar ASWAIA, yakni tauhid (aqidah), fiqh
dan tashawwuf. Ini seolah-olah ingin mengatakanbahwa inti ajaran
dalam agama Islam adalah tiga hal tersebut. Bagaimanakah hal
itu sebenarnya?

Iawab:
Untuk menjawab pertanyaan ini ada baiknya melihat Hadits
Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan tiga hal yang menjadi

Fiqh T radision alis (


J mt ab a n P elb a gai P er s o alan Ke ag ama an S ehari - ha r i )
prirsip utama dalam agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW.
Dalam sebuah Hadits diceritakan:

,k y, )";'+ tF t7$. tit i];;;l'r niy&J' i.'# *


ii,-r;",7fu *6. il-t #.; r* "4u\t"ii ori'p"': {'Xtt
'
dt.F* ,& ,Liqii:j r;1*:r';, iib ufr ,
flt )t?
e $'&'r', #;t t J,,iii"'rLb &1 #Xo' &|#'
lt*i;iil, tuirt$)i ,f q*i"Hu, Jv7i."*
S?', tlie)irr X'r ! tiy oi iix bf i>r:,$ ' '{-",i *;
jnr

;iyi; ).i;J U, nu;i i, ert'pt,ifritl,at 6!,


G;;ti6 "';Ut'^frx-d,t;"i su .u*i,i .\X" it.
Ai iA', &)', {, #i fu;o,i'oii6 .t )uiyi f
Su o{;yi f e,,iltitt .U:r.?iu:pt .* ldujuit
W,pi6 .."l1tlt;ir; t:si ayir;'dfrr t' l# il
iu ;jzi nQ:r'r?n( Uil,11;' i,t r"6 frU d Jti'l W t4
(t r,J &y)'&:
"Dari'Umar bin Khathhtnb RA, "Pada stratu hariknmi berkumpul
busnma Rnsfihrllih S AW, tibn-tibs dntang seorang lnktlaki y ang bnj uny a
sangat putih, rnmbutnya sangat hitam. Tidokkelihatan tanda-tando
knlau din melskrLknn perjalanan jauh, dan tak seornngpun darikami
yang mengenalnya. Lski-laki itu kemudian fu.Lduk dihadapan Nabi

Fiqh Trad ision alis ( I auaban P elb agai P ersortlan Kea gamaan Sehari-hai)
SAW sambil menempelksn kedua lututnya pnda lutut Nttbi SAW.
Sedangknn kedua tangannya diletakkan di ataspahaNabiSAW. Laki-
laki itu bertanya, "Wahni Mu.fotmmad beritahukanlah akt tentang
I sl am " . Rn sf.tlullfrh S AW mrnj au) ab, " I s I am sdnlah knmu b er s aks i t in d a
tuhan selain Allah SWT dan MtLfotmmad adslshutusnn Allah SWT,
menger jakan shslat , menunaikan zakat, puasa pada bulan ramsdhan
dnn knmu haj i kE B aitulkh j ikn knmu t elah mampu melaksanctkanny a " .
Laki-laki itu menj aw ab, " Kamlt b enar " .' Umsr b erkata, " Kami hu an
kepada lilki.laki tersehtt,inbatnrcya tapi ia smdiriy ang memb enarkanny a" .
Laki-laki itu. bertanya lagi, " Buitahuknnlah aku trntang lman" . Nabi
SAW menjawab "lman adslah engkau beriman kepada Alkth,
malaikat-N y s, kitab-kitabny a-Ny a, p ar a raatl-Ny a, hari kiamnt dan
q adnr Allah y ang b aik dnn y ang buruk" . Ifrki-kki itu marj awab, " Kamlt

benfrr". Kemtdinn lakilaki ifu butanya lagi, "Beritahuknnlah aktt


tentang lhsfrn. Nabi Mufotmmnd SAW mrnjawab , " IfusAn adalahkamu
menyembah Alkfu SWT seolah-olahkamu melihnt-Nya, jika kamu
tidak dapat melihnt-Nya, maka sesungguhnya Ia melihatmu ..,
Kemudian lrang ittt pergi. Setelnh itu aku (-Umar) dinm beberapa
ssat. Kemudian RssftlullLh SAW butanyakEadaku, " Wahni-Umar
siapakah orang yang datang tadi?" Aku menjazuab, "Allnh SWT
dnn Rnsul-Nya lebih mengetahui.N abi Mufotmmnd S AW lsln b er ssb da,
" S ex.tnggulnry a loki-kki itu adakhmslaikfi iffil AS. la datnng kE adamu
I
untuk mengaj arkan figflmfimu". (Shahih Muslim, 9)

MemperhatikanHadits ini maka ada tiga halpenting yang


menjadi inti dari agama yang Nabi SAW ajarkan, yakni Is16m,
lman dan Ihsdn. Ketiga hal ini merupakan satu keiatuan utuh,
tidak bisa dipisahkan antara yang satu dengan lainnya. Dalam
pengamalan kehidupanberagama tiga perkara itu harus diterapkan
secara bersamaan tanpa melakukan pembedaan Seorang muslim
tidak diperkenankan terlalu mementingkan aspek iman dan
meninggalkan dimersi lhs6n dan Isldm. Danbegitu seterusnya.
Sebagaimana firman Allah SWT:

10 Fiqh Tradision alis (l awab an P elbagai P ersoalan Keagamaan Selui-hai)


lt4lrr' 9b,# iv rt\t; rrLlr tfir'u;tr 6U
tr',

"Hai orang-lrang yang beriman,


(Y .A c ;riJl >q":O € ft
masuklah kamu ke dalam lslam
se car a luruhanny a, dan j an g anl ah kamu tu ru t t a ngkah-l a n gknh
ke se

syaitan. SenLnggulntya syaiianitu. musuhyang nyata bigimu.,, (eS.


Al-Baqarah,208)

, Semuia ketiganya merupa,kan satu kesatuanyang tidak


terbagi-ba gi. Namun perkembangan selanjutnya pa.a rlla*a
mengadakan pemisahan tiga hal tersebut, sehingga menjadi
ba gian ilmu tersendiri. KFI. Ahmad Siddiq mengemukakanbeberapa
alasan yang melandasi pemisahan tersebut. pertama, karena
kecendrungan manusia yang selalu memperhatikan yang
juz'iyyah (bagian-bagian/parsial), setelah melihat secara
ktrlliyy ah (keseluruhan/ global), atau kecendurungan pada diri
manusia yang ingin memerinci sesuatu yang globai dan pada
gilirannya mengutuhkan kembali sesuatu yang terperinci
tersebut Kedua, pengaruh perkembangan dan metodologi ilmu
pengetahuaru di mana pengetahuan terhadap satubagian ilmu
sering dikembangkan sedemikian rupa sehingga meniidi suatu
cabang ilmu pengetahuanyang terpisah dari yang lainrrya. Ketiga,
karena pengaruh perkembangan zaman. Hal ini dilakukan untuk
menjawab kebutuhan zaman yang mengharuskan adanya
pengkhususan (spesifikasi) terhadap beberapa disiplin keilmuary
sehingga dapat mempermudah untuk dipelajari. (pemikiran KH.
Ahmsd Siddiq,2)
Ketika melakukan pemisahan tersebu t, para ulama
berusaha merumuskan batasan dari ketiga hal itu. ,Izzud.din
bin'AbdissalAm mencoba menguraikannya, sebagaimana yang
dikutip oleh DR. Bakr Ismi'il dalam kitab al-Fiqhal-Wildhib:

Fiqh Tradision alis ( | azoaban Pelba gai Persoalan Keag araan Sehari-hari) L1
"*fir*)eiu.:'
'#i yrV e rrtta* i.f\tt'y lv
q,b t: iq ;ohl',, tr3!i *.v, 4 it iqi*)f g

=ri't
*t _)taiilry s>r,Jr 9l;ir i-ur r'slt iq o3lir flry{i
(\f .f \ 6,a,;-Jlj*tKJlCf
"'lzzuddinbin 'Abdissnlint nrcnjelasknn dnlsm kitnbnyn yang ind ah,
"Zubdah Khulfrshah al-Tnslmuutuf' bahruct lslfim (dalant nrti sentpit.
p en) ad al ah p el nks an a an b eb e r ap n htiku m oleh nn g go t a bad nn, In rt n t

ndal sh p engakunn hati dengan tugas


atulnn kep kep ada Allah SWT,
nulilut kebesarnn Tulan
dan llpfrn adnlahkesadaran jizua untuk selalu
Yang Mnhn kmss dtn Mnhn Mengetahui." (al-Fiqh al-Widhih min
aI-KitAb wa al-Sunnah, juz I, hal13)

Uraian lebih teqperinci iagi diungkapkan oleh Syaikh 'Abdul


Hayyi al-Amrawi dan Syaikh'Abdul Karim MurAd:
';rJbi-Gi .ri., ir--y', ;;'r-
iy-y, i,r;lii?'St
'#j -A5
d,'S,jt rGrI ;qi Ui #r cr Jtr_ K1
'4k t1i,
^S';', $yj *:i.'si,
;!Ja-lt tQi k )j
,,
g,;r' iv:tJLry-,yu, ,)At'$'s,
tt
'/tryl )VL
t-ht Jr" f;rLi e', ilt,*. iop on ji, ,i.i,i*
.
-{
ii
9t;l)r, JAr r,C r*} {ar 5r.1'tk irrir;
(\ to c;t;;)lyyj*:Jl;
1.2 Fiqh Tradision alis (l monban P eLbagai Personln n Keago nmn r t Sel ni-ltari)
"Rnsfilullilh SAW memberi nttma imdn, lsldm dtn hsfrn sebngai Agama.
Sebagaimanfr searang hamba (manusin) dittLntut unttLk p ucay a kEada
AllnhSWT,kEadapararanLl dan semtLaynng d.atang drfi Allah SWT,
yang kemudian disebut "imAn", demikisn pula seornng hamba
dtp erintahknn tmhtk melaksanaknn b erb agai macam ibsdoh, bak ibodnh
qazohyy ah Atcap an) dan badnniy nh (geraknn b adan/fisik) atau gabungan
dari keductnya, iEerti shalat, atrru ibndah badnniyyah dnn mnliyyah
harta) atatLpenggahtngan dnrikedtLanya seputi haji dan jihad,yang
selanjtttnya disebut dengnn "lsl|m", mnkn selrlng hamba juga
dihnnrskrmunh.tkmempraktelkan adsb (etkn dnn sopan santutn) yang
sesusi dengan silap paqhambaannya dihndnpanTuhnnnyn. Etikn itu
mmryaknn akhlokyang diperaktekknn Rssf.tbLllfrh SAW kEadn Allah
SWT dan kepada sesatna mnkhbtk. Aspek ini disebut dengan "Ifoshn."
(al-Tahdzir min al-Ightirar, 145)

Penj elasan ini semakin mengerucutkan pemb a gian imAn,


Isiim dan hsdn. lman ailnususkan kepada perhatian terhadap
dimensi ketauhidan (peng-esaan) kepada Allah SWT, Isldm
ditujukan pada perbuatan lahiriyah dan Ihs6n dititikberatkan
pada rohaniyah.
Dalam perkembangan selanjutnya bagian-bagian itu
dielaborasi olehpara ulama sehingga menjadibagian ilmu yang
berbeda. Perhatian terhadap imanmemunculkan ilmu tauhid
atau ilmu kalam. Perhatian khusus pada aspek Isldm (dalam
pengertian yang sempit) menghadirkan ilmu fiqh atau ilmu
hukum Islam dan p enelitian terha dap dimensi hsdn melahirkan
ilmu tashawwuf atau ilmu akhlaq. (Pemikiran KH. Achmad
Siddiq,l-2)
Penjelasan yang sama diungkapkan oleh Syaikh'Abdul
Hayyr aljUmrawi dan Syaikh' Ab dul Karim Murdd dalam kitab
al-T abdztr min al-l ghtir Ar halaman 145 :

Cti, *'t rt
Jhi *e ?hrfr,It oq i;A'd+',
Fi qh T radision alis ( I au ab an P elb a g ai P er sosl an Keag amaan S ehari-lwi) 13
*rlvi yqidill drr,r, il, * e og4t t:q'jisdr
(\ to c;lr:ill n r2,b.ll1i@r:41a
"Ilmu yang membidangipersoalan okidah disebut ilmu ushttluddtn
(ilmu tauhid atau ilmu kahm). Sedangknn ilmu yang memfokuskan
pada pembahnsan amalinh sehari-hnri dinamakan ilmtL fiqh. Dan ilmn
yang membahas tentang adab (tatakrama) diberi mana ilmu
ta shaw wuf ." ( al-T ahdzir min al-Ighti rAr, L45 )

Dapat ditarik benang merahnya bahwa inti ajaran Islam


adalah imdn, Isldm dan hsdn yang harus diamalkan se cara kfrffah.
Dan dari perjalanan sejarah, secara keilmuan berkembang dan
dielaborasi menjadi ilmu tauhid, fiqh dan tashawwuf.

3. Perumus Ahl al-Sunnahwa al-lami'ahdalam Bidang Akidah

SoaI:
Seperti uraian yang 1alu, bahwa Ahl ctl-Sunnnh wa al-lamfr'ah
merupakan ajaran Islam yang mumi, dan sudah ada sejak masa
RasCrluli6h SAW. Kemudian diteruskan dari generasi ke generasi
secara kontinyu. oleh para sahabat, tabi'in dan ulama salaf
setelahnya. Hanya saja waktu itu masihbelum terkodifikasi serta
terumuskan denganbaik" Lalu, siapakah yang menjadi pelopor
dalam merumuskan kembali Ahl al-Sunnah wa al-lam|'ah,
khususny a dalam bidang akidah?

Iawab:
Yang merumuskan gerakan kembali kepada ajaran Ahl
al-Sunnah wa al-larnfr'sh dtmulai oleh dua ulama yang sudah
terkenal pada masanya, yakni Imam Asy'ari dan Imam Mdturidi.
Karena itu, ketika ada yang m enyebut Ahl al-Sunnah wa al-l am|' ah,
p a sti yang dimaksud a dalah golongan yang mengikuti rurnusan

L4 F iqh Trad isibn alis ( | azu ab an P elb ag ai P er so alan Kea g anwan S ehai -htti )
kedua imam tersebut. Sebagaimana yang dikemukakan oleh al-
ImAm Ahmad b in Haj ar al-Ha itami dala m T athhtr al-l anLn w a al -
Lisdn:

* v tri #Jr 4 ta,:"yi 1 *tt gu,ljir ;i


(v e crLJllr ou+l *1hD VSfir lX
"I Ahl al-Sunnnh wa al-l amfr' ah disebutksn, makn y ang dimaksud
ika
adalah orang-orang yang mengikuti rumusan yang digagas oleh lmam
Asy'art (golongan Asyf irah) dan Imam MAturMt (golongan
MLturdiyyah)." (Tathhir al-]anAn wa al-Lisin, 7)

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Thdsy Kubri


Z6.dah,seb a gaimana yang dikutip oleh DR. F athulldhi Khulayf
dalam pengantar Kitib ql-Taufuidkarangan Imam Mituridi:

,i*[J;Vf;t )tf'*Arlf pr 'i' ,'o',1";;';G,sA


t'jii'g;.:t cl .ioia ?{:'a* ts*f :u., #, *
iL.u$t;vL.bn$, i*r i #J'i.'rYJ 1W
?u : ri<tlt icy gue,t'Ar; t, *'#';JrJi ?\i

.aaa

"Thlsy Kubrt Zildah berkata, "Ketshuilah bahwa pelopor gerakan


Ahl al-Sunnahwa al-Jamt'ah dalam ilmukalam adalah dua orang,
Satu orang bermadzhab flanaft, sedang yang lain dari golongan
Syfrfi'i. Seorang ynng bermadzhab Hanafi itu adalah Abfi Manshfrr
Mubammsd bin Mubammnd bin Mnfumtid al-MLturtdt. S edangkan

Fiqh T radisio n alis (


| azuab an P elb a ga i P erso nla n Ke a g arua an S ehari-hari ) L5
yang dari glllngan Sydf|t sdslah Syaikh sl-St,Lnnah, pemimpin
mnsyarakat, imarn para mutakollimtn, pembela sunnah Nabi SAW
dnn agama Islam, pejuang dalsm menjagn kemurnian akidah ksum
muslimin, Qakni) Abfi al-flasan al-'Asy'art al-Bashri." (KitAb al-
Tauhid, T)

Dua orang inilah yang menj adi pelopor gerakan kembaii


kepada ajaran Ahl nl-Sunnsh wa al-Jamd'ah. Inti sari dari
rumusan kedua beliau tersebut tersimpul pada kitab-kitab yang
telah diajarkan di pesantren seperti 'Aqtdah al-'AwAm, Kiflyah
sl: AtuLm, al-J nwLhir al-KalLmtyy ah, I awharnh al-T aubid serta kitab
lain yang sudah tidak asing bagi orang-orang yang belajar di
pesantren.
Nama lengkap Imam Asy'ari adalah AbO al-Hasan'Ali
bin Ismd'il a1-Asy'ari. Lahir di Bashrah pada tahun 260 H/
874 M dan wafat pada tahun 324 H/936 M. Beliau adalah
salah satu ketururuln sahabat Nabi SAW yang bemama AbO
MCrsA al-Asy'ari. Setelah ayahnya meninggal dunia, ibubeliau
menikah lagi dengan salah seorang tokoh Mu'tazilah yang
bernama al-Jubbi'i. Karena menjadi anak tiri al-]ubbi'i,Imam
Asy'ari sangat tekun mempelajari aliran Mu'tazilah, sehingga
beliau sangat memahami tentang aliran ini. Tidak jarang ia
menggantikan ayah tirinya untuk menyampaikan ajaran
Mu'tazilah. Berkat kemahirannya ini, dan juga posisinya
sebagai anak tiri dari salah seorang tokoh utama Mu'tazilah,
banyak orang memperkirakan bahwa suatu saat ia akan
menggantikan kedudukan ayah tirinya sebagai salah seorang
tokoh Mu'tazilah.
Namunharapan itu tidak sesuai dengan kenyataannya.
Fakta berbicara laih. Setelah Imam Asy'ari mendalami ajaran
Mu' tazlah,terungkaplah bahwa ada banyak celah dan kelemahan
yang terdapat dalam aliran tersebut. Sesudah mengetahui
beberapa kelemahan ini, beliau menyendiri dan bertafakkur

15 Fiqh Trad ision alis I atu ab an P elb a gai P erso al an Kea g amaan S ehari -ha i )
(merenung dan berfikir) selama 15 hari. Ia meminta kepada
Allah SWT agar diberi petunjuk tentang langkah terbaik yang
akan dilaluinya.
Dalam perenungan tersebut, sampailah beiiau pada
kesimpulan bahwa sudah saatnya untuk kembali pada ajaran
Islam yang murni, yakni ajaran yang telah digariskan oleh
RasCrlullAhSAW dan para sahabat, serta dilanjutkan olehpara
ulama salaf al - shLlih. Imam Asy' ari b eranggap an apabila te tap
mengamalkan ajaran Mu'tazilah yang sangat mengandalkan
akal pikirannya, berarti telah meiakukan dosa sosial karena
mengajak orang lain untuk berbuat kemunafikan. Akhirnya
beliau mengambil keputusan untuk meninggalkan ajaran
Mu'tazilah. Imam Asy'ari kemudian memproklamirkan diri
dan mengajak manusia untuk kembali pada ajaran Ahl sl-
Sunnah wa al-lamA'ah, seperti yang telah diajarkan paru salaf
sl-shLlih. (Abt Al-Hsssn al-Nadwt, dalnm Muqaddimah al-hinah,
s0-3L)
Setelah peristiwa ini, banyak kalangan yang memuii
keberanian Imam 'Asy'ari. Ia diluluki sebagai orang yang telah
menyelamatkan akidah umat Islam dari gangguan kelompok-
kelompok yang akan merusak kemurnian agama Islam. Beliau
diposisikan sebagai pelopor gerakan kembali ke Ahl al-Sunnah
wa nl-JnmA'ah. Gerakan yang beliau pimpin itu kemudian
dikenal dengan sebutan golongan A sy A' irah.Unitkmengokohkan
akidah Ahl al-Sunnah wa al-JamQ'ah,Imam Asy'ari menulis
banyak kitab, di antaranya al-lbLnah'an Ushf.tl al-DiyAnah,
Maq Alil al-l slfrmiyytn danlain seba gainya.
Karena keberaniannya ini pula, para ulama yang selama
itu dibungkam dan ditindas oleh'penguasa' Mdtazilahmemberikan
duktrngan p ada gerakan yang ia rintis. Maka waj ar, jika p engikut
beliau berasal dari berbagai kalangan. Para Mubadditstn (ahli
hadits), Fuqahfr-(ahTt fiqh) serta para ulama dari berbagai disiplin
ilmu ikut mendukung serta menjadi pengikut Imam Asy'ari.

Fiqh T radis ion alis (


J au ab an P elb ag ai P er so alan Kea gamn an S ehnri-hai) 1.7
Sebagaimana yang dituturkan oleh Sayyid Muhammad'Alawi
al-Mdliki dalam Mafahtm Y aj ib An Tushahhsh:
) .t( t16.
'itP rgl
(\\\ t g>.+ai Ol f*
"sesungguhnya mueka (pengikri lmam Asy'art) adalnh berbagai
kelornpok dnri para Mufutdditsin (ahli fotdtts) , Fuqafofi' hhli frqh) dnn
Mufassirtn (ahli tafsir) dnripara imam yang tukemukn." (Mafihim
Yajib An Tushahhab 111)

Di antara para ulama yang mengikuti ajaran beliau


dalam bidang aqidah adalah Imam Nawawi (wafat tahun
675H. pengarang kitab RAAdh al- Shnlibin ), Syaikh Ibn Hajar
al-'AsqalAni (wafat tahun 852 H, penulis kitab Fath sl-Bfrri
Sy arfu S habth al-BukhLfi serta kitab Bulflgh al- Mar Ade, Imam
al-Qurthubi, penganng Tafstr al-Qurthubt,Ibn Hajar al-
Haitdmi (wafat tahun 974H. mu'allif kitab al-Zawdjlr), Imam
Zakariyya al-Anshiri pengarang kitab Fath al-Wahhdb, sefta
masih banyak ulama terkenal lainnya.
Tidak sedikitpula ahli tashawwuf terkenalyang menjadi
pengikut aqidah Asy6'irah ini, seperti AbO al-Qisim 'Abdul
Karim bin Hawdzin al-Qusyairi, penulis kitab ql-RisTlah
al - Qu sy air ty y ah (37 6 - 465 H), dan Abi HAmid lvluhamm a d bin
Mulammad bin Muhammad al-GhazAli (505 H) (T afutn Kidzb
al- Muft art, 29 1 ) . B al*an se or ang sufi kenam a an yan g b e r gela r
Li s An aF Al a ut iy y tn, ya kni p eny a mb trn g Ii d ah fub Aib, al-Habib
'Abdulldh al-Hadd6d, Shlhib Rfrtib al-Haddfrd mengatakan:

:r*t r\$,f **/*\t: i3;jr ,sk'iilr & i#;jr jti


s Maka kontra produktif apabila menerima lbn Hajar al-Asqaldni misalnya dalam
bidang ilmu ![adils saja tetapi menolak beliau di bidang UshAl aLDin.

t-8 Fiqh Tradision alis (


I azoab an P elbagai P ersoalan KeagamLzan S ehari-hon)
Y'j,t /P1;'ut';1, €r,*'i 'rY'.#tgg &*ft
br J')', it" ok L. d:|J,,:,^!it i :, gt;"lfi $.:t,!\*lar1i
tL.i-,1;*l;)ijt'br ru
tF, rW fr;'p$t.?.
tlur, lr;)i ii4#t fuu y$t A, #
'{'iAtiit.i*t'.+,b)llirz;:;Lsfuffrifil(;"
ii f
k *i'*'gt ;;ii:'g 6'i.. rnor Jr. f.ptu.f,i;;tt flt
lui;,<, t,s, ;Wt *i # o:.!Yt :r: t
',*,; tiy*t.i:# t,grA, it n A t, gL t iti A e -#t
;ir!r

.
j,'
)?; o:i'nu.9aii"31t, vf d *rit';a'ri;::f,
(Al tgrtllt'p.1),fuq'i
" Al-Llomb'Abdullfrhbin' Alnui al-Haddid b erknta, " Karru walib menj aga
key akinanmu, menj ernihknn serta mengokohknnny fl sesuai dengan
metode golongan yang selamat (al-Firqah al-N|iiyaU. Yakni
golongan yang telah dikensl di antara sekinn banyak golongan lslam
dengan sebutan Ahl al-Sunnahws al-lam|'ah. Mueka adalah lrang-
orang yang selalu berpedoman pada semua yang diteladankan
Rasfzlulhh SAW dan para sahabatnya. Apabila kamu memikirkan
denganpemahamanyang lurrLs, dan denganhati junih dslam teks
kitab al-Qtrr'an dan al-Sunnah yang munuat ilmu-ilmu tentang
keimanan, dan bila knmu berkncn pada sejarah hidup ulama salaf
yang shLlih dari kalangan sahsbat dan ttbi'tn, maka akan kamu
ketahtti dsn knmu yakini bahrua kelompok yang benar oksn selnht
bernda di pihakkelompokyang disebut dengan Asy'ariyyah, ...(dnn

Fiqh Tradision al is ( azu


| ab an P elb ag ai P er soal an Kea gamn an S ehn ri-hari ) 1.9
seterLtsnya).. Ajaran kelompok ihL adalah akidah yang menjadi
pedoman lrfifiy-lrang yang benrtr di semua tempat dsn selunth
zaman. Ia mentpakan nkidahparn shli tashsruwttf , sebagaimann yang
diceritakan oleh Abft nl-Qlsim al-Qusy airt RA dnlam p aryantar kitab
RisLlahny a. Dan alfotmdulillAh itu juga merttpakan akidahknmi @ ara
HabLib), serta keyakinan saudctra-saudara kami dari tokoh-tokoh
ketun Lnnn Sayyidin| flr sain RA y ang tukenal dmgnn sebutan keluar ga
Abt' Alarut, sefta akid"ah selunth dstttkknmi sjakmnss llasfthtlllh SAW
sampai saat ini." ('Uqffd al-AlmAs, hal 89)

Lebih lanjut, untuk menambah keyakinan kita, beliau


mendendangkan syair:

* ,S,A,W,
,<*tr{lt* AUt,W } Ar!-;ei,f :
(t\ rrUlt ,rie)
" I adilah
kamu golongan Asy' nri dslnm rkidahmu, karena
sesunggtLhnya madzhab itu merupakan jalan yang bersih
dari segala penyelewengan dan kesesatan."
('Uqffd al-AlmAs,91)

Inilah gambaran tentang kelompok Asyd'irah. Berkat


kegigihankelompok ini, agama Islam terhindar dari kerusakan
yang disebabkan oleh menjamurnya berbagai aliran yang
merusak kemurnian Islam. Karena jasanya yang sangat besar
bagi agama Islam, mereka dijuluki sebagai kelompok yang telah
menyelamatkan sendi-sendi ajaran Islam. Sebagaimana yang
diakui oleh oleh Ibn Taimiyyah dalam kitab al-Fatfrwdnya dan
pernyataan AbO Muhammad al-]uwaini:

r 6, a 1rill1 fLr ):rit'rdiVe\i, irt i$d);:tt


(\t,r
20 F iq h Tradis ion al is (| awab an P elb a gai P er soal an Kea g ama an S ehai- har i I
"Para ulama adalah para penolong ilmu-ilmu aganla. Sedangkan
Asyh' irah adalah para penolong Ushfil al-Din (akidah)." (Al-Fatiwff,
juzlY, hal 24)
T okoh Ahl al-Sunrah roa al-l amh' ah yang kedua adalah Imam
al-MAturidi. Nama beliau adalah AbCr ManshCrr Muhammad bin
Muhammad bin Mahm0d ai MAturidi.10 Beliau lahir di daerah
MAturid,ll dan wafat di Samarkand pada tahun 333H/9MM.
Seperti telah dijelaskan, beliau adaiah seorang yang
menganut madzhab AbCl Hanifah. Maka wajar, jika kebanyakan
ajaran yang beliau usung masih merupakan bagian dari
madzhab Ab0 Hanifah, terutama dalam bidang akidah.
Karena itu banyak pakar menyimpulkanbahwa yang menjadi
iandasan pijakan Imam Mituridi adalah pendapat-pendapat
AbO Hanifah dalam bidang akidah. (Tfrrikh al-Madzfrhib al-
IdLmiyyah, fuz l, hal L7i)
Murid-murid beiiau yang terkenal ada empat orang,
yakni AbO al-QAsim Ishdq bin Muhammad bin Ism6'il yang
terkenal sebagai HAkimSamarkand, wafat pada tahun 340 H.
Lalu Imam Ab0 al-Ilasan 'Ali bin SA'id al-Rastaghfani.
Kemudian Imam AbO Muhammad 'Abdul Karim bin MOsA
al-Bazdaw i, w af atpada tahun 390 H. Dan yang terakhir adalah
Imam Ab0 al-Laits al-BukhAri. Satu-satunya tulisan Imam

io Nama Mdturidi sebenarnya dinisbatkan dari nama daerah Maturid kelahiran beliau,
yaitu daerah yang disebut dengan "Bilad Me lVarA'a al'Nahr" (negeri _seberang
iungai Transoxanial. Daerah ini merupakan salah satu tempat yang. .berada di
Samlrkand. Karena itu, terkadang nama beliau ditulis Abr) Mansh0r Muhammad
bin Muhammad bin Mahm0d al-MAturidi al-Samarkandi. Yakni dinisbatkan pada
Daerah Samarkandi. Lihat DR.FathullAh Khulayl dalam lmam M6turidi'Kif;ib
al-Tauhid...hal. 1
,1 Tidak ida keterangan yang jelas tentang waktu kelahirannya. Para sejarawan tidak
memiliki data yang cukup valid dan dapat dijadikan pedoman tentang waktu
kelahirannya. Mbmang ada sejarawan, yakni Dr. Ayyub 'Ali yang menyatakan bahwa
beliau dilahirkan sekitar tahun 238 H, namun keterangan ini cukup meragukan. Karena
salah satu guru beliau yang bernamaMuhammad bin Muqitil a!-Rq1i wafat pada
tahun 284 H. Kalau keterangan itu memang benar, maka lmam Mdturidi hidup hampir
mencapai umur seratus tahun. padahal beliau wafat tahun 333. ini tentu merupakan
sesuatu yang sulit diterima. Lebih jelasnya Iihat .. Dr. FathullAh Khulayf dalam lmam
MAturidi, Kitab al-Taubid hal.. 2.

Fiqh Tradision alis (l awo.ban P elbagai P er soalan Keagaruaan S eluri-luri ) 2'l


M6turidiyang sampai kepada kita adalah kitdb al-Tauhtdyang
diaafuqiq (diedit) oleh DR. FathullAh Khulayf.

4. Wali Songo Penyebar Ajaran ASWAIA di Indonesia


Soa[:
Wali Songo adalah ulama yang sangat berjasa dalam penyebaran
agama Islamdi Indonesia, khususnya dipulau jawa. Siapapun
tahu bahwa mereka adalah ulama-ulama penganut faham
Ahlussunnah wal jama'ah yang telah berhasil menanamkan
ajaran Islam mengikuti faham Ahlussunnah wal jama'ah ke
dalam dada masyarakat muslim Lrdonesia. Adakah bukti yang
menunjukkan hal tersebut?

Iawab:
Menjawab pertanyaan ini ada baiknya terlebih dahulu kita
melihat pada fakta bahwa mayoritas umat Islam lrdonesia sejak
dulu hingga sekarang menganut faham Ahiussunnah wa A1-
i9m9'gh,dengan mengikuti madzhab Syaf i dalambidang fiqh.
Sudah tentu mereka mendapatkan faham tersebut dari ulama
dan para da'i yang mengajak dan mengajarkan tentang agama
Islam kepada mereka. Sesuatu yang sangat mustahil;'ika orang
yang menyebarkannya tidak menganut faham Aswaja sementara
yang diajak adalah penganut setia fahamAhlussunnah wa ai-
]ama'ah.
Di sisi lain semua sepakat bahwa da'i yang menyebarkan
agama Islamke Nusantara khususnya dipulau jawa adalahwali
songo. Karena itu dapat dikatakan bahwa wali songo adalah
penganut ASWAJA, kecuali jika ada fakta sejarhh yang
menunjukkan bahwa ajaran Aswaja masuk ke Indonesia dan
mengubah faham keagamaan yang telah berkembang terlebih
dahulu. Tetapi Kenyataannya, tidak ada data sejarah yang
menjelaskan hal tersebut. Karena itulah dengan tegas prof. KH.
'AbdullAh bin Nuh mengatakan :

Fiqh Tradision alis ( | awaban Pelbagai Persoalan Keagamaan S ehari-hai)


iGi )*,lrrx' ,?" e tita; *"
&W +a
rull q,#6, ryfi\ ;, CaiLG €.tsli
,bl r:#. tbb i*';$'ryty 4 e.;'s: .
o(Cr
ruyr)
'iW lq;;At fi\i,-il,',-*,t st';:t*;t
( \ Vtcr*kll
"Kata sunan adalah sebutan mulia yang diperuntukksn bagi para
raja dnn para tokoh da'i Islam dilawa. Dan akan dijelaskan nnsab merekn
hinggabersambung sampaike ImAm al-Muhfijir. Dan sungguh telah
knmi fahami dari apa yang mereka aiarknn, bahwa mereka semua
adalah ulama pengikut madzhab SyAfi't dan sunni dasar dan aqidah
keagamaannya. Mereka kemudinn lebih terkenal dengan sebutan " nsali
songo." (Al-Imim al-MuhAjir, 17 4)

MaHk Ib rAhim (Al-S amarqandi/Asmoro)


I

Ahmad atulldh (Sunan Ampel) IshAo


l'
ad'Ainul Yaqin
Hisamuddi-r:r 'AbdulJalil Hasyim (SunanGiri)
(Lamongan) (Sunan Drajat)

ZatnaT'Auair'l )a'far al-ShAdiq Ibr6him


(Demak) (Sunan Kudus) (Sunan Bonang)

Nasab MaulAnA Malik IbrAhim, sebagai sesepuh wali


songo adalah sebagai berikut: Malik IbrAhim bin Barakat Zain
al-'Alam, bin JamAluddin al-Husain, bin Ahmad Syah JalAl bin
'Abdil1ah bin 'Abdul Malik bin 'Alawi bin Muhammad bin
'Alawi (di sinilah asal nasab para alawiyyun) bin'Abdilah

Fiqh Tradision alis ( I aw aban P elbagai Persoalan Keagannan Seluri-hari) 23


bin'Alawi bin'Abdilldh ('Lhaidillah) bin Muhajir Ahmad bin
'IsA (al-Naqib) bin Muhammad bin'Ali al-'Uraydhi bin Im6m
I a' f ar a l-ShA diq bin Mulammad al-BA qir bin,Ali Zain al-,Abidin
bin Husain al-Sibth bin 'Alibin Abi Thalib dan Fdthim ahal-ZaIua,
putriRasQlullahSAW
Ada beberapa bukti bahwa wali songo termasuk golongan
Ahlussunnah wa1 Jama'ah. Selanjutnya prof. KH.,Abdu[ah bin
Nuhmenlelaskan.
.€f
fy.d*i3 $.til *!, "-f e:ri,i.;> _I a r; $y
'€
#i,P;{C;fw.fr"ep e--,rli otlrLy e,;l
W. tK crtl.t;?,!t, .f;.li'n ^;lltitifur y q)rd
a?t,yf *t * y.,*
i:iu',*llrr4,i'.;:*q,i
;frAh$6lr Jr :of Jtielruli f4ldti
q (*r'Er!D *dt| *:c e. ;)rilJ;ilt ad't,
(\ AY,e,.r$l ;tr)ly |3rtd.;rt,yf
"likn krta mempelajari perimbon, yakni kumptilnn ilmu dnn roh^qsin
#
kehidupanyang di dalamnya tudapat materi ajaran lbrilhfu Grman
lonang), maka di sqna kita aknn mendapatkan banyak nama dan
kitab yang menjadi referensi utsms parn da'i sembilan. Bentpa
pendapat dan keyakinan, sebagaimana jttga memust ntasalah akidah
dnn fiqh dengan fltsunan yang bagus seswi dengan akidnh ahrr.tsflmnoh
wal jam'ah dan madzhab imam Syhfi't RA..... ....dari sinilsh maka
menjadi jelas bahwa para da'i yang sangat terkenal dalsm seiarah
masyaraknt jawa dengan gelar wali songo ifu termgsttk tokoh tLtsma
dalsm patyebaran ajaran ahlussr.tnnah wal JamA'ah." (al-lmim al-
MuhAjir,182)

24 Fiqh T radis io n alis (J azu ab a n P elb a gai P er sottlan Kea g ama an S ehari -Lwri )
Halyang sama juga dikemukakanolehProf. KH. Saifuddin
Zuhn.Ia menjelaskanbeberapa tokoh yang menyebarkan madzhab
SyAfi'i di Indonesia, khususnya di pulau jawa. Yakni MaulAnA
Malik IbrAhim, MaulAnd IshAq, Sunan Ampel, Sunan Bonang,
dan Sunan Giri dan lairurya. Bahkan sunan Giri merupakan
Iambang pemersatu bangsa Lrdonesia yang dirintis sejak abad
15 Masehi. ]ika Gajah Mada dipandang sebagai pemersatu
Nusantara melalui kekuatan politik dan militernya, maka sunan
Giri menjadi pemersatu melalui ilmu dan pengembangan
pendidikannya. (Sejarah Kebangkitan lslam, 286-287 ) .
Bukti lainyang menegaskanbahwa wali songo penganut
faham Aswaja adalah ritual keagamaan yang dilaksanakan
secara turun temurun, tanpa ada perubahan, di masjid-masjid
besar yang didirikan oleh wali songo, semisal masjid sunan Amp ei
Surabaya, masjid Demak dan sebagainya. Semua merupakan
cerminan dari ritual ibadah yang dilaksanakan oieh golongan
aswaja. Misalnya Adzan jum'at dikumandangkan dua kali.
Pada bulan Ramadhan dilaksanakan shalat tariwih secara
berjamaah dua puluh rakaat sebulan penuh, kemudian antara
setiap dua rakaat diselingi pembacaan taradhdfti kepada
khalifah yang empat. Selanjutnya sebelum shubuh dibacakan
tarbim sebagai persiapan melaksanakan shalat subuh. Tarhim
adalah bacaan yang di dalamnya berisi do'a-do'a kepada semua
umat Islam termasuk ju ga taradhdhli kepada klnlifahyang empat.
Sudah tentu hanya orang-orang yang memiliki faham
aswaja yang melaksanakan hal tersebut. Sehingga semakin
menegaskan b ahwa wali songo adalah penganut faham aswaj a.

5. Hadits tentang Perpecahan Umat Islam (Hadits al-lftirdq)

Soal:
Ada uah Hadits yang menyatakan b ahwa umat Islam akan
seb
terpecah m ergadtTS golongan. Semua akan masuk neraka kecuali
satu golongan, yakni golongan yang mengikuti jelak langkah

Fiqh Tradision alis (J auab a n P elb a g ai P er soalan Kea g amnan S ehari -hn ri ) 25
Nabi Mulammad sAW dan para sahabat. Apakah Hadits tersebut
dapat dipertanggungj awabk an ke-shahtfu- anny a?

Iawab:
Memzrng ada banyak Hadits yang menjelaskan tentang hal ini.
S:T"-ulyu
_menggunakan redaksi yang berbeda. Di antaranya
adalah Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi. Redaksi
Hadits yang beliau riwayatkan selengkapnya adalah:

,i dI.'&; r!;Xt, *p itt lJ .,j$ ,jLt ,.,* i.br * e


'#, Jb'ril i'; r rt'#;,F)p J:;,F: j,t
?fi
.r kt s;r6'€ y'r$ui:=-t1JrY1r6r e'# V
(Y 1 o
t',, Lt;--lt *'),ffr(t # d U,iu
o

"Dari -Abdullhh bin -Amr, ia berkata, Rasfilulldh SAW bersabda,


" esungguhnya kaum B ani Isrfril telah terp ecah menj adi tuj tth puluh
-S
dua golongan. Dan umatku akan terpecah menjadiiujuh puluh tiga
g_ol.ongan. Se_muanya aknn masuk neraka, kecuali satu golongai,,.
l-alu sahnbat bertanya, " siapakah mereka itu wahsi nasaluilahl '-N obi
SAW menj awab," (Golongan itu adnlah orang-orang y ang berp egangan
pada) semua perbuatan yang telah aku lakukan, seiti semua p eibuatan
y ang dikerj akan oleh sahnbat-sah"abatka. " (Sunan al-Tirmidzi
t2565])
Mayoritas ulama menyatakan bahwa fladits ini dapat
_dtiiaila* pegangan, karena diriwayatkan oleh banyak sahatat
Nabi Muhammad SAW. Seorang ahli Hadits, Syaikh Muhammad
bin Ja'far al-llasani al-KattAni mengatakan:

j,b
fr rrllf '*:: ^&ir',J* At *i oN,a;a*11,
o:5 )fii 6,aft) lst t,i.Lit q.irti'"\'#i,Di
26 Fiqh Tradision alis (l awahan P elbagai p ersoalan Keagamaan S elnri_luri)
y;i,fG, sJ
'i):ft',-;cf ,?, ,Gr,l&
i rL ) /y eJ i *;+'#t Ll
.tt V.t'r) . . itr*_:d,rrt;r3,
. "yV
rr'G:,
*
€iy4r;v1!^ "ii .;,li:" /.rri* ;'rn i
}n oh scjt3Jt c+.rltir, jtCt & I .bt:.;t erQ,
(cg";tilt;+i, Ci a
"Hadits yang menjelaskan sabda Nabi SAW tentang umatnya yang
aknn menjadi tujuh puluh tiga golongan, sttlt di surga dan tujuh
puluh dua masuk neraka, diriwayatkan dari hadits amiril mukmin
' Alt b in Abt Thhlib RA, S a' d b in Ab? W aq q Ash, Ibn' Umnr, Abt al-D ar d A',

Nii{ nw iy ah, lb n' Abb As, fub ir, Abi Umimah, W At siiah,' Awf b in MAhk
dan Amr bin Awf al-Muzannt. Merekn semuameriwayatkanbahzoa
satu golongan yang akan masuk surga, yakni al-lamA'ah.!' (Nazhm
al-MutAnatsir min al-Hadits al-Mutiwatir, 58. Dikutip dari
Syarh Aqidah al-Saffarini)

Lebih lanjut, al-Maniwi dalam kitab Faidh al-Qadir,


mengutip dari pendapat beberapa ulama, menyatakan bahwa
Hadits ini masuk pada tingkatan shahth dan mutdut 6tir. Beliau
menjelaskan:

; f*r\,Zg*i' il.r)rV:YPf e,ttiu'u\t Jv'


A> ";
;rlr-ir u iilst i:*t ei,lir A ipi:rr:f .$ i 6
(Y\"fY6c;.r;Jl
" Z ain al -' Ir 6q t b erk at a, " S an a d- s an a d Ha dtt s ini s an g at b agus.
lmam al-Hhkim juga meriwayatkannya dari betbagai
suffibet". Kemudian ia berkomentar, "Snnad-sanad yang ada
dal am Hadtts ini dap at dij a dik an
Fiqh Tradision alis ( | awaban Pelbagai P ersoalan Kengamaan Sehari-luri) 27
xbagaifuq jnh (pegangan dalil) . Bshkan Mu' nllif 12
memperhitr.tngknnnya
sebagni fladtts Mutazudtir".13 (Faidh al-Qadir, luz ll,hal 2L)

Berdasarkan beberapa pertimbangan ini, sudah


selayaknya kalau kita meyakini bahwa Hadib tersebut memang
shah& adanya, sehingga dapat dijadikan pedoman.

6. Persoalan Bid'ah

Soal:
Belakangan, begitu gencar tudingan bid'ah pada seseorang atau
kelompok tertentu. Yang satu menyatakanbahwa kelompok yang
tidak sepaham dengannya melakukan bid'ah, sehingga mereka
tersesat dan 'berhak' masuk neraka. Sementara yang lain juga
menuding kelompok lain mengembangkanbid'ah. Saling t ding
seperti inilah yang kemudian menyebabkan perpecahan di
kalangan umat Islam. Apa sebetulrrya bid'ah itu? Dan apakah
memang benar bid'ah itu selalu berkonotasi negatif, sehingga
harus dihilangkan dari muka bumi ini?

Jawab:
Menurut al-ImAm AbCr Muhamm ad' Izzuddinbin'Ab dissaldm,
bid'ah adalah:
r"rF4'{;*,\" * lt):;; F awlt"itb'lt
( \ YY ,,f \ er ;U!l Lt e,3 gt(-lt
"Bid'ah adslsh mengerjakan sesuatu yang tidak pernah dikensl
(terjndi) pada masa Rasfilulllh SAW".(QawA'id al-Ahkam fi
Mashilih al-Anim, luz lI, hal L7 2l
12 Mu'allif di sini adalah lmam Jalaluddin Suyfithi pengarang kitab al-Jami' al-shagir
R AbO Bakr Jibir al-Jaza'iri menegaskan bahwa hadits ini telah di-shahih-kan oleh lmam
al-Tirmidzi, serta diriwayalkan oleh banyak perawi hadits. Lihal kitab al-Masjid wa Bait
al-Muslim. Hal 36. Bahkan al-KatlAni menegaskan bahwa hadits itu bukan hanya
shahih, telapi juga mutawalir. lihal al-KattAni dalam kitab Nazhm al-MutanAtsir min
al-Hadits al-MutawAtir, hal, 57-58.

28 Fiqh Tradisionalis (lawaban Pelbagai Persoalan kagamaan Selai,hnil


Melihat definisi di atas maka cakupanbid'ah itu sangat
luas sekali. Mencakup semua perbuatan yang tidak pernah ada
pada masa Nabi Muhammad SAW. Karena itulah sebagian
besar Ulama membagi Bid'ah menjadi lima macam:
7) Bid'ah WLjibah, yakni bid'ah yang dilakukan untuk
mewujudkan hal-hal yang diwajibkan oleh syara'. Seperti
mempelajari ilmu Nahwu, Sharaf, BalAghah dan lain-lain.
Sebab, hanya dengan iimu-ilmu inilah seseorang dapat
memahami al-Qur'An dan hadits Nabi Muhammad SAW
secara semPuma.
2) Bid'ah Mufuarramah, yal<nibid'ah yang bertentangan dengan
syara'. Seperti madzhab Jabariyyah dan Murji'ah.
3) Bid'ah Mandibah, yakni segala sesuatu yang baik, tapi tak
pernah dilakukan pada masa Ras0lullAh SAW. Misalnya,
shalat tarawih secara berjamA'ah sebuian penuh,
mendirikan madrasah dan pesantren.
4) Bid'ah Makrirhah, seperti menghiasi masjid dengan hiasan
yangberlebihan.
5) Bid'ah Mubkbah, seperti berjabatan tangan setelah shalat dan
makan makanan yang lezat. (QawA'id al-Afukdmfi Mashhlih
aLAnAm,luz, I hal, L73 )
Maka tidak heran jika sejak dahulu para ulama telah
membagibid'ah menjadi duabagianbesar. Sebagaimana dijelaskan
oleh Imam SyAfi'i RA yang dikutip dalam kltab Fath al-Bfrr?:

(\ . .f \V
6 cg;;$|L.4 . {';,L
" Sesuatu yang diada-adakan itu ada dua macam. (Pertama), sesuatu
yangbaruitu menyalahi al-Qur'An, SunnahNabi SAW, Atsar sahabat
at au lj ma' ulama. Ini dis ebut dengan bid' ah dhdAl G e sat ). D an (kedua,

Fiqh Tradision alis (l auaban P elbngai P ersoal an Keagamaan Sehari-hari) 29


iika) sesuatu yang baru tersebut termasuk kebajikan yang tidak
menyalnhi sedikitpun darihal itu (al-Qur'kn, al-Sunrah dan ljrnh' ). Maka
perbuatan tersebut tergolong perbuatan baru yang tidak dicela."
(Fath al-BArt, juz XVII, hal L0)

Syaikh Nabil Husaini menjelaskan sebagai berikut:

#, ;.cfi ,!) 7v a'(ftq #''"pi';6s';t,


i;:n.,

!, y9.4,A,',Frt ;u;t b4r . &a b:"i: ;G


b, *
{; *t yt; q:, *, *ht,k *t J?:r*,,
,ry u ??: (),i'n'lG zE' 4 y ;' *i yv Sla'1i
,&'^y"f-yi
4'u;i4J'A e ioi 4 ct{:t:, \ itJ;;.

' iV
t:r::i 4 froj ;:il. dr',y i 3'::: a)':: P
,r lr * Ji X 1i;r s.-ar '#'ui,
l;A*qi# ]lr *L';i o'.njjjlr'^Gili:
"y) >fi
utri;.#:;.1
.)
t.
-bir;ir 1r3"b uh'*, ii
i.irr :ri, ';i'o'A..J,j
a//

128 rdlJ vt(Jt u t4*,-t JI.-JI ar-rJD


" ilmu telah membahas persoalan ini kemudian membaginya
ParA shli
m enj a di dua b agian.
Y akni b i d' ah has anah d an bid' ah dhal al ah. Y an g
dimaksud dengan bid'ah fuasanah adalah perbuatan yang sesuai
kepadakitab Allah SWT dan sunnah Rasfilullfrh SAW. Keberadaan
bid'ah fuasanah ini masuk dalam bingkai sabda Nabi SAW yang
diriwayatknn olehlmam Muslim, "Siapa sajayang membuat sunnah
yang baik (sunnah hasanah) dalam agama lslam, maka dia akan
mendapatfutn pahala dariperbuatan tersebut serta pahala dari orang-

30 Fiqh Tradision alis ( J auaban P elbagai Persoalan Klagamaan S ehari-lnri)


lrang yang mengamalknnnya setelah itu, tanpa mmgurangi sedikitpun
pahnla mu ekn. D an barang siap a yang merintis x.mnah j elek ( sunnah
s ay y i' ah), mnkn is akan m en dnp atknn do s a dar i p erbu at an ifu t d-an d o s ct -

dosa orang setelnhny a y ang meniru p erbuatan tersebut, tanpa se dikitpun


mengursngi dosa-dosa merekn" . Dan juga berdssarkan fladtts shahth
-
y ang mnuqf,tf, y akni u c ap an Ab du0ilh bin Mas- fld RA, " S etinp s e su s tu
yang dinnggap baik oleh semua muslim, makn perbuatan tusebut
baik menurut Allah SWT , dan semua pukara yang dianggap buruk
lrrmg lrang-lrang lslam, makn menurut Allah SWT pubuatan itu
juga buruk". Hadtts ini dishahihkan oleh al-HAfizh lbn flajar dalam
al-AmLli." (al-Bid'ah al-llasanah, wa Ashluhi min al-KitAb wa
al-Sunnah,28)

Dari sini dapat diketahui bahwa bid'ah terbagi menjadi


dua. Pertama, bid'ah foasanah, yakni bid'ah yang tidak dilarang
dalam agama karena mengandung unsur yangbaik dan tidak
bertentangan dengan ajaran agama. Masuk dalam kategori ini
a dalah bid' ah w Aj ib ah, m qn dfib ah, dan mub dfoth. D alam konteks

inilahperkaiaan Sayyidina'umarbinKhatthAb RA tentang jam6'ah


shalat tarawih yang beliau laksanakan:

-,
(If \ f"rJ t, tU-r,tf; . o;'ri;Ua #
a a a

"Sebnik-bctik bid'sh adslah ini (yakni shalat tarawih dengan


berj amL- nh). " (Al-Muwaththa' 1231] )

Contoh, bid' ah futsrmnh adalah lJrutbah yang diterjem ahkan


ke dalam bahasa Indonesia, membuka suatu acara dimulai
dengan membaca basmalah di bawah seorang komando, memberi
nama pengajian dengan istilahkuliah shubuh, pengajian ahad
pagi atau titian senja, menambah bacaan subhinnhfl rua tu-Alfr
(yang diringkas menjadi SWT) setiap ada kalimat Ailah, dan
-alaihi
shallsllLhu wasallam (yang diringkas SAW atau p.Lr )
setiap ada kata Mu[ammad. Serta perbuatan lainnya yang

Fiqh Tradision alis (l ataaban Pelba gai P ersoalan Keaganaan Sehnri-hai) 31


belum pernah ada pada masa Ras0lullAh SAW, namun tidak
bertentangan dengan inti ajaran agama Islam.
KedtLa, bid'nh sayyi'ah (dhsldlsh), yaitu bid'ah yang
mengandung unsur negatif dan dapat merusak ajaran dan
norma agama Islam. Bid'ah mubsrramah danmakrf,Lfush dapat
digolongkan pada bagian yang kedua ini. tnilah yang dimaksud
sabda Nabi Muhammad SAW:

t; isu',lq', #b,
'v t
itt ,)i'r'oi*;lttq.
,. -, - .
hr
.-
or*1"
t)
*
( Y tr r,r;, /".,ef-) 7, iLl';i t"]iJ'>+;'S;
' D an' A' rsy ah RA, ia b erknfu, " S e x mg gulary a Rnsfihilkh S AW b e r s a b d a,
"Barang siapa ynng melakuknn ruatu perbuatan yang tirrdaperintah
kami atasnya, makn amol ittt ditoktk."la (Shahih Muslim, 12431)

Dengan adanya pembagian ini, dapat disimpulkan


bahwa tidak semuabid'ahitu dilarang dalam agama. Sebabyang
tidak diperkenankan adalah perbuatan yang dikhawatirkan
akan menghancurkan sendi-sendi agama Islam. Sedangkan
amaliyah yang akan menambah syi'ar dan daya tarik agama
Islam tidak dilarang" Bahkan untuk saat ini, sudah waktunya
umat Islam lebih kreatif untuk menjawab berbagai persoalan
1a Hadits-[adits yang semisal ini sering dijadikan dalil untuk melarang semua bentuk
perbualan baru yang tidak pernah dilaksanakan pada masa Nabi SAW, padahal yang
dimaksud tidak seperti itu. Para Ulama menyatakan bahwa yang dilarang dalam Haditi
itu adalah membuat-buat hukum baru yang tidak pernah disebutkan datam al-eur'An
alau Hadils, baik secara eksplisit maupun implisit, lalu meyakininya sebagai sualu
bentuk ibadah murni kepada Allah SWT.Karena itu, Ulama membuat beberapa kriteria
dalam persolan bid'ah ini. Pertama, iika perbuatan itu memiliki dasar yang kuat dalil-
dalil sya/i (baik yang parsial atau dalil umum), maka tidak tergolong bid'ah. Bila tidak
ada dalil yang dapat dibuat sandaran, ilulah bid'ah yang dilarang. Kedua,
memperhatikan apa yang meniadi aiaran Ulama salaf (Ulama pada abad l. ll dan lll
H.)" Bila sudah diajarkan oleh mereka, atau memiliki landasan yang kual dari ajaran
dan kaidah yang mereka buat, maka perbuatan ilu bukan bid'ah. Apabila tidak, maka
perbuatan tersebut tergolong bid'ah.Ketiga,dengan jalan Qiyis. Yakni mengukur
perbuatan tersebut dengan amaliyah-amaliyah yang telah ada hukumnya dari nash
al-Qur'An dan hadits.Bila identik dengan perbualan haram, maka perbuatan baru itu
masuk pada kalegori bid'ahmuharramah. Bila memiliki kemiripan dengan yang wajib,
lentu harus digolongkan pada bid'ah wajibah. Dan begitu selerusnya. Lihat.... KH.
Hasyim Asy'ari , Risalah Ahl al-Sunnah wa al-Jam6'ah, hal, 6-7.

3Z Fiqh Tradision alis (latu ab an P elbagai P ersoalan Kengamaan S ehari-hai )


dan tantangan zaman yang makin kompleks, sehingga agama
Isiam akan selalu relevan di setiap waktu dan tempat$hillifuli
kulli zamln zua makdn).

7. Hadits tentang Semua Bid'ah adalah Sesat

Soal:
Kalau memang Bid'ah terbagi menjadi dua, lalu bagaimana
dengan Hadits RasCrlulldh SAW yang menyatakan bahwa
semua bid'ah ltu sesat?

fawab:
Untuk memahami al-Qur'An ataupun Hadits, tidakbisa hanya
dilihat secara parsial atau hanya melihat arti lahiriyah sebuah
teks. Ada b anyak hal yang harus diperhatikan ketika membaca
serta menafsirkan al-Qur'in atau al-!!adits. Misainya kondisi
masyarakat ketika ayat tersebut diturunkan. Termasuk pula
meneliti teks tersebut dari aspek kebahasaannya, yakni dengan
perangkat Ilmu Nahwu, Sharf, Baldghah, Mantiq, dan sebagainya.
Hadits yang sering dijadikan dasar pelarangan semua
bid'ah itu adalah:

it$.!(
t, a
*j. *h, *
!ti?)Li, i# y, lt * "*
Jv
yl,F, t \{rx k, W,x ;}\i ?"ol.,r,\i 7Yo^,
( to pJ r **t,g1t i4 "{)b
-
"D ai AbdtLllAh bin Mas' fld, sex.mgguhny a Rnstthllldh S AW b er s ab da,
atlah, b erhati-hatilah kalian,
" In g gnn samp ni m embu st hal-hsl
j an
yang b*ru (yang bertentangan dengan ajaran syara') . Karenoperkara.
yang paling jelek adnlah membust-buat hsl bant dalam mssalsh
agama. Dan setinp perbuatan yang baru dibuat itu sdalah bid'ah.
Dan sesungguhnya semua bid'ah itu adalah sesat." (Sunan Ibn
MAiah [as])

Fiqh Trad ision alis (


I azoaban P elbagai P ersoalan Keagatnaan S ehari-hti) 33
Dalam Hadits ini, Nabi SAW menggunakan kata kttllu,
yang secara tekstual diartikan seluruh atau semua. Sebenarnya,
katakullu tidak selamanya berarti keseluruhan atau semua,
namun adakalanya berarti sebagian, seperti firman Allah SWT:

( \'. , rt+!) .',; ir;, F:At'UGbj


"DanKami jadikan segala sesuatuyanghidup itu dariair." (QS. al-
AnbiyA',30)

Waiaupun ayat ini menggunakan kata kulbL, namun


tidak berarti semua benda yang ada di dunia ini diciptakan dari
air. Buktinya adalah firman Allah SWT:

(\ o c i,.FrD . )6'u g)6'U iU.ir 'Jri


"Dan Allah SW T mencip t akan 1 in iar i p er cikan ap i y an g meny al a."
(QS. al-Rahmin,15)

Contoh lain adalah firmanAllah SWT:

(cvl c -^a<fq .q.b # ,y'bUW eiV't o4


"Karenfr di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-
tiap perahtL " (QS. al-Kahfi, 79)

Ayat ini menjelaskanbahwa di hadapan Nabi MOsA AS


dan Nabi Khidhir AS ada seorang raj a lalim yang suka meramp a s
perahu yang bagus. Sedangkan perahu yang jelek tidak diambil.
Buktinya perahu yang ditumpangi kedua hamba pilihan itu
dirusak olehNabiKhidhirAS agar tidak diambil olehraja lalim
tersebut. Kalau semua perahu dirampas, tentu Nabi Khidhir AS
tidak akan merusak bagian tertentu dariperahu yang mereka
tumpangi. Hal ini juga menunjukkanbahwa tidak semua perahu
diramp a s oleh raj a tersebut. |u ga menj adi petunj uk b ahw a lailht

Fiqh Tradision alis (I nwaban P elb agai P ersoalan Keagamaan Sehai-hari)


pada ayat itu tidak dapat diartikan keseluruhan, tapi berarti
sebagian sa;'a, yalcri hanya perahu-perahu yangbagus saja.
Maka demikian pula dengan Hadits tentangbid'ah itu.
Walaupun menggunakan kata kullu, bukan berarti seluruh
bid'ah diiarang. Karena yang terlarang adalah sebagianbid'ah
saja, tidak semuanya.ls lrribisa dibuktikan, karena ternyata para
sahabat juga banyak melaksanakan perbuatan serta membuat
kebijakan yang tidak pemah ada pada waktu RasOlullAh SAW
masih hidup. Misahrya usaha untuk membukukan al-Qur'An,
menambah jumlah adzan menjadi dua kali pada hari jum'at,
shalat tarawih secara berjamA'ah sebulan penuh, dan masih
banyak iagi hasil ijtihad para sahabat yang temyata tidak pemah
ada pada masa RasCriullih SAW.
N ah, kalau kullu p ada Hadist itu diartikan keseluruhan,
yang berarti semua bid'ah dilarang, berarti para sahabat telah
melakukan dosa secara kolektif @ersama). Padahal, sejarah telah
membuktikan bahwa mereka adalah orang-orang yang beriman
dan bertaqwa kepada Allah SWT, mengerjakan yang
diperintahkan dan menjauhi segala larangan Allah SWT dan
Rasul-Nya. Bahkan di antara mereka sudah dijamin sebagai
penghuni surga. Maka tidak mungkin kalau para sahabat Nabi
SAW tidak mengetahui, apalagi tidak mengindahkan larangan
dalamHadits itu.
Ini sebagai bukti nyatabahwa kata kulluyangada pada
Hadits itu berarti sebagian, bukan keseluruhan. Karena itu
tidak semua bid'ah dilarang. Yang dilarang hanya bid'ah yang
secara nyata akan merusak ajaran agama Islam.

rs Dalam istilah ilmu Manthiq, proses ini disebut dengan rlJtivr JJI J<r
Misalnya: $*; re+ <,p,t ,rl> ,y fl #tt 'r"
rl.tit q! d), Jr r:r.ta{.Cl
"r* fl Jf
Jtil O rr$l ,rr.{ r:e.ta\r!t ,,rt OE t !4r
lihat ...Muhammad Nur lbrAhim, 'llm al-Manthiq, hal,60

Fiqh Tradision alis Qazoaban P elbagai Persoalan Keagamaan S ehan-han) 35


s.Ijtihad
Soal:
Merupakan ciri khas pesantren, mengkaji secara mendalam
kitab-kitab klasik yang dikenal dengan iitilah kitab kuning. Baik
secara sor)gan maupun wetonan. Kitab kuning itu merupakan
warisan ulama salaf yang memaparkan dan menjelaskan hasil
rumusan para mujtahid. yakni seseorang yang dalam
menyelesaikan sebuah persoalan melakukan ijtihid. Apa
sebetuhrya ijtihad itu? Apakah ijtihad hanya ,milik,orang-orang
terdahulu, hingga umat sekarang tidak boleh melakuklnnya?

Iawab:
sebetulnya, proses ijtihad sudah ada sejak Rasolullah sAW
masih hidup. Beliau pernah mengutus sahaba tMu ddzbrn
Jabal
R4
E negeri Yaman untuk menyebarkan agama Islam. Ketika
sahabat Mu'Adz menghadap RasOluttan SaW, beliau
menanyakan kepadanya tentang urutan dalam pengambilan
kepufusan:

* itk.$"e; *Lbt * ii,t ,rJir'of ,y i.sGJ ,r


ov le .*t y6|"Fl Js ;r*|u
"biti-"6ai'ryi6
# A yp otii6 . itt;it Hiot .ru1 e y f .irr

* l, J?r,-.:#,iti .' { y',


efr'-**f le r itt Sn'.,
. ltr ,s*', ,;b:;r:t. { l:;r; l|;.a, }l I;fr j(r'u:rb
(\ 1A gt_l c ,r,-;l-tJl Cf-)
"Diriwayatknn dnri Mu'ddzbin
labal RAbahu.tapada saat Rasttlullfrh
SAW mengutusnya ke negui Y aman, beliau bertanya,,, Bagaimana carr
kamu memutuskan suatu persoalan jika disodorkan kepaiamu sebuah

Fiqh Tradision alis ( | auabnn p elbagai p ersoalan Keagamaan S ehari_lnri)


masnlah?" Dia mmjauab, "Saya memutuskan dengan Kitnb Allah."
N abi S AW bertanya , " |ika knmu tidnk menemukan di dnlam Kitkbulldh? "
Mti hdz menj awab, " Maka dengan sunnah Rasfilullkh S AW ." N abi S AW
bertany a, " I ika kamu tidnk menemukan di dalam sunnah ? "
Dia menj aw ab,
"Saya melakukan ij tihnd dan tidak bertindnk sewetwng-Tt)enang" . Lalu
Mu' Adz berkata, " M.akn Rasillullkh S AW menEuk dadanya dan ber sabda,
" Segala puji bagi Allah yang telah memberikan petunjukkepada utusan
Rnsirlullilh dengan apa yang te^lah diridhai Rasfilullkh SAW." (Sunan
at-Dirimi t1681) gkEgg:
Ijtihad mendapat legalitas (pengakuan) dalam Islam,
bahkan dianjurkan. Banyak ayat al-Qur'An dan al-t{adits yang
menyinggung urgensitas ijtihad. Apapun hasilnya, ijtihad
merupakan kegiatan yang terpuji. Dalam sebuah Hadits dijelaskan:

ii{ "rr-i ;r' X",k gt i?','d dlt4 ,al,*ll


..'!. . .,
U, JP I
';*ft'&6y)Gfffiibf j '"i*e€ut'& t31
a

( \v\ tAgJcjeo{-rsl&.-,) .?ffifbrl


"Diriwayatkan dnri ' Amr bin al-' Ash, bahwa din mendengar Rasillulldh
SAW bersabda, "Apabila seorang hakim memutuskan perknra lalu ia
melakuknn ij tihad, kanudian ij tihadny a b enar, maka ia memp u oleh dw
pahak (pahala ij tihad dnn pahnla kebenaranny a). I ikn hnkim memutuskan
suatu perkara lalu berijtihad dnn hasilnya salah, maka baginya satu
pahnla (pahnla ijtihadnya)." (tufusnad Ahmad bin Hanbal,[L7't4B])

Dari Hadits ini, secara implisit dijelaskan bahwa hasil


ijtihad bisa benar dan bisa salah. Tapi keduanya mendapatkan
pahala dari Allah SWT. Oleh sebab itu, perbedaan hasil ijtihad
dari masing-masing imam mujtahid (yu^g melakukan ijtihad)
adalah sebagai rahmat. Bukan dijadikan ajang untukberselisih
dan menghancurkan persatuan umat Islam.

Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai Persoalan Keagamaan S ehafi-hari) 3t


Prof. KH. Saifuddin Zuhri mmjelaskanbahwa redaksi Hadib
tercebut menggunakan kata al-hikim(seorang ahli hukum), bukan
kata al-rajul (seseorang secara urnuln). Hal ini menunjukkan bahwa
yang mendapat kewenangan untuk melakukan ijtihad adalah
seorang ahli hukum. Dengan kata lain, jadilah ahli hukum terlebih
dahulu, baru melakukan pekerjaan ijtihad. Bukan sebaliknya,
'berijtihad' terlebih dahulu, baru menamakan dirinya ahli hukum.
(Sejarah Kebangkitan lslam dan Perkembangannya di lndonesia,762)
Maka sungguh ironis, orang yang hanya bisa memahami
alQur'6n dan al-fladits dari terjernahannya, sedangkan dia tidak
menguasai bahasa Arab dengan baik, sudah merasa mampu
berijtihad. Padahal sebenamya, tanpa disadari dia sedang ber-
taqltd butakepada penterj emah buku tersebut, karena tidak bisa
mengoreksi dan mengkritisi hasil terjemahan tersebut, apakah
benar ataukah salah?
Ijtihad yang dimaksud adalah mencurahkan segala
upaya (daya pikir) secara maksimal untuk menemukan hukum
Tuhan tentang sesuatu yang belum jelas di dalam al-Qur'An
dan al-Hadits dengan menggunakan dalil-dalil umum (prinsip-
prinsip dasar agama) yang ada dalam al-Qur'an, al-Hadits,IjmA',
QiyAs serta dalil yang lainnya. Sebagaimana dikemukakan oleh
Imam SuyOthi:

P,l *ur JtsD r,


.,r';b
w:e:;t #ti+ f,ii,yr
( tvl ,f I Acgts4tg+
" ljtiha.d adalah wala seorang fffqih (seorang ahli fqh) untuk menghasilkan
hukum y ang bersifat zhanni (intrepr etatifl ." ro (Al-Kawkab al-Sathi'
fi Nazhm ]am' al-Jaw drr:ri', ltrz ll, hal 47 9l
16 Muhammad Abr) Zahrah, seorang pakar Fiqh kontemporer asal Mesir, menyatakanbahwa
ijtihad bukan sekedar mengerahkan kemampuan untuk menghasilkan sebuahproduk hukum.
Namun lebih dari itu, ijtihad iuga diartikan sebagai upaya untuk menerapkan hukum
tersebut agar dapat diamalkan oleh masyarakat. Yakni terkait dengan kiat-kiat apa yang
harus dilakukan agar produk hukum yang telah dihasilkan tersebut dapat diterima serta
diamalkan oleh seluruh masyarakat. Lihat .. Ablj Zahrah, Ushll al-Fiqh, hal, 379

Fiqh Tradision alis (l auaban P elbagai Persoalan Keagannan Sehai-lari)


Dengan demikian tidak sembarang orang dapat
meiakukan ijtihad. Ia harus benar-benar ahli dalam ilmu agama.
Yakni ahli dan memahami ilmu fiqh, ilmu tafsir, ilmu nahwu,
dan lain sebagainya. Oleh sebab itu ada beberapa persyaratan
yang harus dipenuhi agar seseorang dapat melakukan proses
ijtihad. Syarat-syarat tersebut adalah:
1. Memiliki kemampuan untuk menggali hukum dari al-
Qur'an. Yaitu harus paham ayat-ayatyangberkaitan dengan
masalah hukum. Termasuk di dalamnya harus mengetahui
Asbfrb al-Nuzfil (latar belakang turunnya al-Qur'dn), Nfrsikh-
Mansilkh (ayat yang mengganti atau yang diganti), Mujmal-
Mubayyan (kalimat yang global dan yang parsial), al-' Am wa
al-Khfrsh- Q<alimatyang umum dan khusus), MufoJ<am-Mutasy hbih
(kalimat yang jelas dan yang samar), dan sebagainya.
2. Memiliki ilmu yang luas tentang Hadits Nabi Muhammad
SAW, terutama yang berkaitan dengan persoalan hukum,
sepern Asbhb al-Wurfid (latar belakang munculnya fladits) dan
Rijhl al-fladtts (sejarah para perawi Hadits).
3. Menguasai persoalan-persoalan yang telah disepakati ulama
(IjmA').
4. Memahami QiyAs serta dapat menggunakannya dalam
usaha menghasilkan sebuah hukum.
5. Menguasai Bahasa Arab dan gramatikanya secara mendalam,
seperti Ilmu Nahwu, Sharf, BalAghah dan lain sebagainya.
Juga harus menguasai kaidah-kaidah Ushfil al-Fiqh (cara
memproduksi hukum).
6. Memahami serta menghayati tujuan utama pemberlakuan hukum
Islam" Yakni memahami bahwa tujuan hukum Islam adalah
rabmahli al:klnmhuyangterpusat pada usaha untuk menjaga
perkara dharfiriyykt (primer atau pokok), fuAjiyyil (sekunder
atau pelengkap), dan t afusiniyy Af (tersier atau keindahan).
7. Mempunyai pemahaman serta metodologi yang dapat
dibenarkan untuk menghasilkan keputusan.hukum.

Fiqh Tradision alis ( | awaban Pelbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-lui) 39


8. Mempunyai niat serta akidah yang benar. Dengan kata lain,
tujuannya bukan mengejar dan mencari pangkat serta
kedudukan duniawi. Namun niahrya mumi karena Allah SWT,
ingin mencari hukum demi kemasiahatan seluruh manusia.i7
(Ushitl al-Fiqh, Abfi Zahrah, i80-389)

Melihat persyaratan yang cukup ketat ini, hampir tidak


seorangpun memiliki lima persyaratan itu secara utuh. Masing-
masing orang memiliki kelebihan dan kelemahan yang tidak
ada pada yang lainnya. Bisa saja seseorang hanya memenuhi
sebagian kecil dari persyaratan itu. Tapi orang lain memiliki
bahkan menguasai persyaratan itu secara utuh. Karena itu,
lalu muncul pembagian orang yang dapat melakukan ijtihad,
atau yang disebut dengan mujtahid, yakni:
1 . Muj t ahi d Muthl aq /Mus t aq il, yaitu seseoran g yan g melakukan
ijtihad dengan cara menciptakan sendiri kaidah istinbhth
(cara menggali) hukum. Masuk dalam kategori ini adalah
imam madzhab yang empat, yakni al-Nu'mAn bin TsAbit atau
ImAm AbO Hanifah (80 H-150 H), Malikbin Anas atau ImAm
Malik (93 H-179 H), Mulammad bin Idrns yang dikenal dengan
ImAm Sy6fi i (150 H-204 H) dan Ahmad bin Hanbal, yaitu ImAm
Hanbali (L64H-247H).
2. Muj tahid Muntasib, yal<iseseorang yang melakukan penggalian
hukum dengan menggunakan metode dan kaidah istinbith
imamnya (mujtahid mutlaq). Seperti, ImAm al-Muzani dan
al-Buwaithi dari madzh ab Sy Aft' i, Mufuamma d bin al-Ilasan
dan AbCr Yusrif dari madzhab Hanafi. Golongan ini disebut
pula deng an Mujtahid Muthlaq Ghair al-Mustaqil.
17
Secara global, KH. Muchith Muzadi menyalakan bahwa ada dua unsur persyaratan
ijlihad. Pertam.a, mengenai unsur pelaku ijtihad yang pada dasarnya berkaiian dengan:
kemampuan.ilmiah, perbendaharaan ilmu, ketajaman analisa, kdtelitian penyimpilan
dan sebagainya, kelurusan akhlaq, kebersihan batin, kesungguhan kdlulLiran dan
keikhlasan hanya untuk mendapatkan ridha Allah SWT. Kedua, mengenai p6li, metode,
kaidah, proses dan prosedur yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan, baik secara
Naqliwah (dalil al-Qur'An dan al-Hadits) maupun 'Aqliyah (penalaran yang sehat). Lihat,
NU dalam Perspektif Sejarah dan Ajaran,Khalista, Surabaya ZOOO, trat. tSS.

40 Fiqh Tradision alis (


I awab an P elb ag a i P er soalan Kea gam aan S elwr i-lnr i )
j. Mujtahid Muqayyad,yartuorang yang menggali hukum dari
persoalan-persoalan yang belum pernah dibahas oleh imam
mujtahidnya. Seperti al-Karkhi, al-Sarakhsi, al-Bazdawi,
Abi IshAq al-Syirizi dan lain sebagainya.
4. Mujtahid Madzhab/Fatwd, yaitu mujtahid yang mengikuti
metode dan cara istinbLth hukum imamnya, juga produk
hukum dari imamnya. Dia hanya menyeleksi pendapat
imamnya, mana yang shahih dan yang lemah. Misalnya,
Imam al-GhazAii dan al-Juwaini dari madzhab SyAfi'i.
5. Mujtahid Murajjih. yaitu mujtahid yang melakukan seleksi
dalam madzhab tertentu, dengan memilih pendapat yang
paling unggul dalilnya atau paling sesuai dengan tuntutan
kemaslahatan masyarakatnya. Contoh mujtahid dalam
tingkatan ini adatah Imam Rafi'i dan Imam Nawawi dalam
madzhab SyAfi'i. (Ushil al-Fiqh Abtt Zahrah, hal, 30. dan Al-
F iqh al-lslfrmt wa Adillatuh, l, 47 -48)
Lalu, apakah pintu ijtihad sudah tertutup? Kalau
diiihat bahwa ijtihad merupakan kegiatan menggali hukum
yang dipetik dari al-Qur'An dan al-Hadits serta daiil lainnya,
maka pintu ijtihad masih terbuka. Karena perkembangan zaman
melaju dengan begitu cepat, maka diperlukan pendampingan
jawaban dari ijtihad para mujtahid. Sehingga pada setiap masa
dapat dipastikan ada seorang mujtahid yang berijtihad untuk
menyelesaikan persoalan hukum di tengah masyarakat.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibn Daqlq al-'Id:

z,,-,, z1e);Art yfi:Lt1t ;t:tsrir !r,/*A: e j*trri{ i


(1V c ;roi, q;f,
"Setiap masa tidak aknn aakum dari seorang muj tahid, kecuali apabila
zntnon telnhkncau atau kiamat telah dekat." (Majmff'ah Sab'ah Kutub
Mufidah, hal67)

Fiqh Tradision alis (l autaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehai-hai) 41


Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa, pertama,
ijtihad merupakan usaha untuk mencari hukum Allah SWT
demi kemaslahatan manusia. Namun tidak semua orang dapat
melakukannya. Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi agar
seseorang dapat meiakukan proses ijtihad. Kedua, hingga saat
inipintu ijtihad masih terbuka. Sampai sekarangpun masih terbuka
peluang munculnya para imam mujtahid. Namun yang bisa
memasuki pintu tersebut tentulah orang-orang yang memiliki
kualitas pribadi dan keilmuan yang memenuhi syarat-syarat di atas.

9. Sumber Hukum Islam

Soal:
Apa saja yang dapat dijadikan sumber Hukum Islam ? Sebab ada
anggapanbahwa yang dapat dijadikan sumber Hukum Islam
hanya tertentu pada alQur'an dan al-Hadits saja. Bagaimanakah
sebenamya?

)awab:
Memperbincangkan sumber Hukum Islam, terlebih dahulu kita
mulai dari firman Allah SWT:

'i'& ;\i $i, J:;:;t r#thr rriPi fir Glt 6tu t

f\i iA; fu,ohi.r l ,1?:Svl';ti'rii:i g i:ut


(o 1 . rt,lt; .,h:V'A;6bU;
"Wahai ortmg-orang yang beriman, patuhlah kr*u kepada Altah
SWT , dan patuhlah kamu kepada Rasul serta lllit al-Amri di antara
kamu sekalian. Kemudian jikakamuberselisih pahnm tentang sesuatu,
makn kembalilah kepada Allah dan Rasul-Nya, j ika kamu benar-benar
buiman kepadn hari kernudian. Y ang dernikinn itu lebih utamn (bagimu)
dan lebih baik akibatnya." (QS. al-NisA', 59 )

i7 Fiqh Tradision alis ( I auaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehafi-hari)


Berdasarkan ayat ini, ada empat dalil yang dapat
dijadikan pijakan dalam menentukan hukum, yakni a1-=gur;An,
al-fladits, IjmA' dan QiyAs. Sebagaimana perlelasan ,Abdul Wahheb
KhallAf dalam 'llmllshfil al-Fiqh:

*vb,.'r\i* eL_)t 9r;:r gtiur)tf $] *b\ kr pur, }\u


,*\i ; G#t r;tt
ilt sir y
Le.?i l;r,.JJlt.u ;\ti $i
';vilr
L)6Xt *v'ji;r')\i, itUuprr;\ti Iri';!'t.
g$t' ;')\t 1,',r*t7^lt'uu,
'',"61L\.,
l-.".. ) f . L;*qt
v'' ./' 1*t.'tj'C! Y- €V, LOY.|, i ;Vi'
4.1
g6! ?i U_f
J .r-),J :, J,
dr.
(Y \ c r.i,i.ll J:*t*). J;ltJr.rlr
'):t ;i46Ur;;"-,
dt.*rLj
" terdapat dalam eS. al-Nis|, , 59) untuk taat kepada
!-y:"!1h Qtng
Allah swr dan Rasul-Nya, merupakan perintah untuk meng'ikuti
al-Qur' an dan al-Hadits. sedanglnn perintah untuk mengikuti iry or
A_mri,1neru.llkoani.uranuntukmengikutihukum-hukumyangielah
disepakati (ijmn') oleh para mujtahid, sebab merekalah yaig nienjadi
ulil al-Amri dalam masalah hukum agama bagi kaum mistilnin. D an
perintah untuk mengembalikan semua perkara yang masih
dipers.elisihknn kepada Allah dan Rasul-Nya berarti pirinlah untuk
mengikuti qiyils ketika tidak adn dalil nnsh (al-eur,dn dan
Hadtts)
dan ijmfr'." ('Ilm Ushffl al-Fiqh, 2L)

Yang dimaksud dengan al-Qur'An adalah:

J:;:Jt 1:r
r? )G,jly.'*', # h,,rU # &'J:iitlrlJi
(11.r \ 6 cgty'lCtP c!gltJtJr<D .ir>v
" Al-Qur'hn adnlah tafadz yang diturunkan kepada Nabi Muba**o',
s AW sebagai mukj izat dengan satu sur at saj a, dan merupaknn ib adah

Fiqh Tradision alis (


| autaban P elbagai persoalan Kugamaan Sehari_hari)
apabila membacany a" . (Al-Kawkab al-S Athi' fi Nazhm Jam' a[-
Jawflmi', lttzI, hal 69)
Dengan demikian, al-Qur'An adalah firman Allah
(kalkmullilh,) yurg diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW,
menggunakan bahasa Arab, dengan membawa aiaran yang
benil supaya dapat dijadikan bukti (mu'jizat) oleh Nabi
Muhammad-SAW atas kerasularmya, dan agar bisa dijadikan
pedoman bagi orang-orang yang meyakininya, serta dapat
ailraiUtt sebagai salih satubentuk penghambaan diri fepad,a
eiUtr SWT (ibadah) bagi yang membacanya. Ia adalah kitab'
yang telah terkodifikasikan (tersusun) dengan dimulai dari surat
ui-rItftut, d.an diakhiri dengansurat al-NAs dan sampai kepada
kita dengan cara yang mutazoLilr (disampaikan- oieh orang
banyak, r.nir,ggu tidak mungkin lagi diragukan kebenarannya)
dari mulut kemulut dan dari satu generasi ke generasi yang
lainnya, dan selalu dijaga oleh Allah swT dari segala bentuk
perubahan . (llm llshill al-Fiqh 'Abdul Wahhhb Khalldf , hal 23)
-
Kitab suci al-Qur'An yangbiasa disebut denganMushhaf
l-lstmknt 18 itu terj a ga dari b erb a gai up aya tan gan-tangan- kotor
yang ingin melgubahunhft menyisipkan walau hanya satu huruf'
S".iru keseluruhan al-Qur'An terdiri datt6.666 ayat ,114 surat
dan terbagi dalam 30 jrtz. Hal tersebut telah diuji dengan
.r.,"nggrr,ukan metode ilmiah oleh para ahli fi191og1 (ah1i tentang
MushthafA al-A'zhami
-ur,iik.ip) dunia. DR. Muhammad
mengutip keterangan dari Prof. HamidullAh:
,8 Disebut MushhalUstmini karena usaha penyusunan pengh.ir-npuflt al-Qur'6n baru
Oapit Oira*prngkan plda masa Khalifih 'UstmAn bin AfiAn. Sebenarnya, usaha
,lrGi6jitiiiJt*a"n ini telah dilakukan sejak BA'
"r-6ut;5n al-Qur'6n akan hilang dari.masa 51t!f3!-1P0.Pakr
umat lslam sebab banyaknya
yaknj setelah ada kekhawatiran
penghafal al-Qur'An yang meninggal dunia, khususnya ketika teriadinya
"ininll
peperangan irelawan orang y'ang tidak membayar zakat, serta-ol1l9"^1^1ns yanS
indngafuingafu Oirinya sebiiai'NaEi. Sebagai.antisipasinya para sahabat sepakat untuk
-Vj-ng ,bertebaran:
,"n"ghirp;" af-Ouian di dada paia sahabat, serta menyeleksi
oerOigai iulisan yang oim'itit<i-para sahabat yang meriulis al-Qur'An. Maka dibentuklah
tt; y;;g Oerangdotala; sinifat-safraOat ini'besarlang hafal al-Quran dan diketuai oleh
iindoat"zayo uii tsaoit.,penutisan u.tang. baru dapar dise^lesaikan .sf_0111.:sempurna
p",ii:r""ii'Xnililan UitmAn bin 'AlfAn."lnilah sebab al-Qur'dn yang ada.sekarang dan
utsmani.
iing ;enlaot peooman umat lslam hingga saat ini disebut dengan Mush[af
Frqh Tradision alis (l a,ttaban P etbagai P ersoalan Keaganaan Selwr i-hari)
44
Universitas Munich (Jerman) telah mendirikan dalam
abad yang lalu sebuah lembaga Penelitian al-Qur'An.
Sesudah beberapa generasi, tatkala direkturnya yang
sekarang, Prof. Pretzell datang ke Paris pada tahun 1933,
beliau menceritakan pada saya bahwa mereka telah
mengumpulkan empat puluh dua (42) ribu salinan al-
Qur'An dari salinan yang berbeda, sebagian lengkap,
sebagian lainnya berupa fragmen-fragmen, sebagian
asli, kebanyakan foto-foto yang asli dari segala penjuru
dunia. Pekerjaan secara terus menerus membandingkan
setiap kata dari setiap salinan al-Qur'An itu untuk
mengetahui apakah ada variasinya (perbedaannya). Tak
lama sebelum Perang Dunia Kedua, sebuah laporan awal
dan percobaan diterbitkan, sehingga tentu saja menyalin
kekeliruan dalam naskah al-Qur'An, tetap; ternyata
tidak terdapat variasinya (tidak ada yang berbeda).
Selama perang berlangsung, lembaga ini kena bom dan
semuanya binasa, direkfur, personalia, dan perpustakaan,
(Mu'jizat al-Qur'An, 57)

Ini merupakan bukti bahwa al-Qur'An benar-benar


otentik, sehingga semakin mantap iman kita bahwa al-Qur'An
adalah kitab suci sebagai pedomanhidup manusiaberiman.
Sumber Hukum Islam yang kedua adalah al-Sunnah.
Yang dimaksud al-Sunnah adalah:

.4LIJ|,IJD
ii'ri\'ri)i'.u p'r {,h'J- 4*;"
(o \ s.-r#l\:.r-tll J:*l Q
" Y aloi se gala s esu atu y ang dis an darkan
N abi S AW, b aik b er up a
p a da
pubuatan, ucapan suta pangalaan N abi Mufutmmad SAW". (Al-Manhal
al-Lathif fi Ush0l al-Hadib al-Syarif, 51)

Karena itu sunnah terbagi menjadi tiga. Pertama, semua


ucapan Nabi SAW yang murerangkan tentang suafu hukum, seperti
perintah Nabi SAW untukberpuasa Ramadhan apabila telah
Fiqh Tradision alis (
I atoaban Pelbagai P ersoalan Keagamaan Sehai-hari) 45
melihat bulm (ru' yah). Hal ini disebut dengan Sunnah Qazaliyy ah.
Kedua, SunnahFi'liyyahyakni segala sesuatu yang diperbuat Nabi
Muhammad SAW, seperti tata cara shalat yangbeliau kerjakan.
Ke t i g a, S unnah T aq rtr iy y ah yakni p engakuan Nabi SAW atas apa
yang diperbuat oleh para sahabat. C ontohnya adalah p engakuan
Nabi Muhammad SAW pada seorang sahabat yang bertayanunum
karena tidak ada air. (Abir Zahrah, Ushfil al-Fiqh, hal,105)
Kitab-kitab yang mencatat al-Sunnah itubanyak sekali.
Namun tidak semua dapat dijadikan pedoman dan standar
untuk mengetahui Hadits Nabi SAW. Karena tidak jarang, ada
sebagian kitab yang memuat Hadits-hadits yang kurang
memenuhi standar transmisi (proses penyampaian) Hadits.
Karena itu, ulama membuat tingkatan kitab Hadits sesuai
dengan kualitas Hadits yang terdapat di dalamnya.
Para ulama membagi kitab-kitab Hadire pada tiga tingkatan
besar. Tingkatan pertama adalah kitab-kitab yang di dalarnnya
hanya memuat Hadits Mutawfrtir, Hadtts Shn@hyang Afogd (tidak
sampai tingkatan mutawAtir, karena diriwayatkan oleh sedikit
orang),sertaHadttsHasan.MsalnyaShabthal-BukhAridanShabth
Muslimle serta Kitab al-Muutaththa' karangan Imam Malik.
Tingkatan kedua adalah kitab-kitab yangberisi Hadits-
hadits yang tidak sampai kepada tingkatan pertama, yaitu kitab-
kitab yang ditulis oleh or4ng-orangyang diyakini tidak mudah
memasukkan sembarang Hadits dalam kitab-kitab mereka, namun
masih ada kemungkinan Hadist yang mereka tulis masuk pada
kategori Dha' if. Misalnya adalah | frmi' al-Tirmidzt,Surwn AW D hzuftd,
Musnad Abmndbin Hanbal dmMujtabh al-Nas|'t.
Tingkatan ketiga, adalah kitab-kitab yang banyak memuat
Hsdits Dha'if,namun kebanyakan para perawinya tidak diketahui
keadaannya, apakah tergolong fasiq atau tidak. Contoh untuk
golongan ketiga ini adalah Mushannaf lbn Abi Syaibah, Musnad
le Bahkan lmam Nawawi mengatakan bahwa kitab tertinggi setelah al-Qur'An adalah kitab
Shahih Bukheri dan Shahih Muslim, sebab semua kalangan umat lslam dapai menerima
isi dari kedua kitab tersebut. Lihat.. Muhammad lbn 'Alawi al-MAliki al-Hasani, al'Manhal
al-Lathif fi Ushll al-Hadits al-Syarit, hal, 289

Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan S ehari-hnri)


al-Thay AU$, Musnad' Abd bin Humnid, Sunqn al-Baihaqt, al-Thab qr knt,
al -Thabkr.ot dan Mu shannaf ' Ab dur r aziq.
Dan yang terakhir, tingkatan keempat adalah kitab-kitab
yang banyak mengandungHadits Dha'tf, seperti Kitab lIadits
karya Ibn Mardawaih,Ibn SyAh?n, AbClal-Syaikh dan lain-iain.
Jerris keempat ini tidak dapat dijadikan pedoman, karena kebanyakan
sumber mereka adalah orang-orang yang kurang dapat dipercaya,
karena selalu mengedepankan hawa nafsunya . ('Ulfim al-Hadtts
zua Mushthalfrhuh, 116-LL7 )
Banyakusaha dari orang-orang tertentu untukmelemahkan
keimananumat Islam pada sunnahNabiSAW. Tetapi usaha tersebut
tidak menampakkan hasil dan menuai kegagalan. Para ulama
zaman dahulu sudah memberikan pagar-pagar beton yang kokoh
dan tak mungkin bisa dijebol oleh siapapun juga. Al-Sunnah telah
dilengkapi dengan berbagai perangkat ilmu seperti Musthalah
al - Had?ts,' Ulitm al- Rij AL aLl arfu w a al-T a' dtl,' Ulitm N aq d al-Matn
dan sebagainya. L:rimerupakan salah satu kelebihan Hadits Nabi
SAW yang tidak dimiliki oleh ilmu-ilmu yang lain .
Ketika Goldziher dalam bukunya yang berbahasa Jerman
Muhamme danische Sbtdien rnencoba mengacak teori Ilmu Hadits
yang sudah baku,2O maka kemudian hadirlah DR. Muhammad
MushthafA al-A'zlmmi, dengan sebuah disertasinya untuk membela
kebenaran Hadits secara ilmiyah, yang berjudulDirgsah fi al-
Hadtts al-N ab aut W a T 6rtkh T adutnihi, y angdipertahankan
di hadapan para pakar ilmu ke-Islaman orientalis di Universitas
Cambridge pada tahun L966, di antaranya Prof. A.J. Arberry
dan lulus dengan predikat sangat memuaskan (Cum Laude).
rc la adalah salah seorang orientalis (orang barat yang mempelajari budaya ketimuran,
termasuk budaya lslam) yang selalu menyebarkan virus untuk menghancurkan iman umat
lslam. Dalam bukunya itu, Goldziher mengaiak umat lslam untuk meragukan validilas
(kebenaran) dan keotentlkan (keaslian) hadits Nabi SAW. la mengatakan bahwa hadits
Nabi SAW tidak dapat diyakinr kebenarannya karena generast yang hidup pada abad ke
dua Hijrah sangat tergantung pada tulisan, maka sangat suiit bagi mereka untuk dapat
menghafalkan hadits. Selain itu, al-Sunnah telah cacat karena diriwayatkan oleh orang-
orang yang berhati bejat, yang meriwayatkan hadits "sesuai pesanan" dan hanya mengikuti
hawa nafsu semata. Lihat. DR. Shubbi al-Sh6lih,'Ulum al-Hadits Wa Mushthalafiuh, hal,4

Fiqh Tradision alis (l awaban P elbagai P ersoalan Keagannan S ehai-hnn) 47


Dengan demikian runtuhlah upaya Goldziher dan para koleganya
tersebut.2l
Dalil ketiga adalah IjmA',yakni:

tr.:,ri.r=/D Srair ,;t- e *ir Sli,v.tLb(4'irit1j;Xifi


(tt c $AlJtpl
"Yang dimaksud dengan ljma' adalahkesepakntan para mujtahid di
suatu mman tentang satu perm"asalahnn hukum y ang terj adi ketika itu. "
(Al-Waraqit fi Ush0l al-Fiqh,44)

Sedangkan dalil IjmA'adalah firman Allah SWT QS al-


NisA' 1 15, sabagaimana disebutkan dalam ki tab T anqih al-F ushfil
Fi al-Ushtrl hal82:

wttt,p k $: rs4r d l# v u: )*)a J ;1 qYi.


(\ \ o t tL)l1li5y1 e.,ib'j'# #t $ (. lj
"Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran
baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mlt'min,
Kami biarknn ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya
itu dan Kmni masukknn ia lce dalam Jalannnm, dnn I aharuam itu s eb ur uk-
buruk tempat kembali." (al-Nisa' L15)

Kesepakatan itu adakalanya terjadi pada saat semua


mujtahid mengemukakan pendapatrya, dan temyata pendapat
mereka itu semuanya sama. Inilah yang disebut denganljmk'
Sharth. Dan adakalanya kesepakatan itu terjadi karena ada
sebagian mujtahid yang mengemukakan pendapatrya sedangkan
yang lain diam (tidakmemberikan komentar), sehingga mereka

2' Usaha serupa juga dilakukan oleh tokoh-tokoh yang lain. Semisal al-Marhum al-Ustad2 al-
Syaikh Musthafd al-Sibd'i dalam kitabnya, al-Sunnah wa MakenatuhA fi al-Tasyri'al-
/s/ami Syaikh Muhammad 'Abdurrazz6q Hamzah, dalam kitabnya Zhutumet Abi Rawah
dan lain sebagainya. Lihat Muhammad bin 'Alawi al-MAliki al-Hasani, al-Manha! al-
Lathif Fi ushi I al-Hadits al-Syarif. hal, 312

48 Fiqh Tradision alis ( I awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan S eh,ari-hai)


dianggap setuju dengan pendapat yang dikemukakan mujtahid
tersebut. IjmA' seperti ini disebutdenganljmh' Sukitti. C llm Llshfil
al-Fiqh, hal 23)
Contoh ijmA' adalah kesepakatan para sahabat tentang
a'*zarrdua kali pacia hari jum'at, shalat taraw-i;' . .ecara berjamA'ah
sebulan penuh dan semacamnya.
Dalil yang keempat adalah QiyAs, yakni sebagaimana
dikemukakan oieh Ibn al-HAjib:

Jr*ly * y g.'p'!i L4titr* r far ijr -1ri

(YAl ,-e r* $rh> ai'il!


" Ibn al-fldj ib mengatakan, " Qiy is adalah matyamakan hukum cabang
(far' ) kep6fl11 qshl u knreru ads (kesamann)
ilkt (sebab) hukumny a." (Ush0l
al-Fiqh Khudhari Bik, 289)
Dalam l<tab Tanqifo al-Fushttl fi al-llshftl, hal 89, dijelaskan
bahwa dalii qiyas adalah Allah SWT QS. al-flasyr,Z:

(yc .prr; )t2:.\i d^:fs.,r?6


"Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-
orang yang mempunyai pandangan " (QS. al-Hasyr, 2)

Contoh qiyAs adalah perintah untuk meninggalkan


segala jenis pekerjaanpada saat adzan jum'at dikumandangkan.
Hal ini disamakan dengan perintah untuk meninggalkan jual-beli
pada saat-saat tersebut, yang secara langsung dinyatakan dalam
al-Qur'An, yakni firmanAllah SWT:

2 Yang dimaksud cabang adalah persoalan hukum yang tidak ada ketentuan langsung
dari al-Qul5n dan al-Hadits, baik yang melarang atau membolehkannya. Sedangkan
ashl adalah persoalan yang ada keterangan langsung dari syara'. Misalnya menyamakan
keharaman ekstasi,sabu-sabu, putaw dan se.lenisnya kepada keharaman khamar. Ekstasi
dan sejenisnya itu disebut dengan cabang (far) karena tidak ada nash yang menjelaskan
secara langsung keharaman benda-benda tersebut. Sedangkan khamar merupakan
ashl karena keharamannya dlpetik langsung dari al-Qur'An dan al-Hadits.

Fiqh Tradision alis ( |auaban Pelbagai Persoalan Keagamaan Selnri-luri) 49


yt i: ;t.t:;tu r;;r $ n ei)L!.,t;1 tty it ;rtr ffi
11 c ae..+|',1 .6tir.;t',
'lWahai orang-orang yang beriman, apabila knmu dipanggil untuk
m en g er j akan shal at p ad a h ar i j um' at, muka b er g e g asl ah kamu untuk
dzikir kepada Allah (mengerjakan shalat jum'at) dan tingggalkanlah
jual-beli." (QS. al-Jumu'ah, 9)

Inilah empat dalil yang dijadikan sumberhukum Islam.


Karena itu seorangmuslim tidak diperkenankan menghukumi
suatu perkara tanpa berlandaskan salah satu dalil tersebut.
Sebagaimana ditegaskan oleh lmam SyAf i RA dalam a/-R isilhh.

\', P, b ;|t1iy't'iF, ie d J*'oi ts: *\:;


(Y1 c all-,Jll *qt ri j
7*1i fs,ri *4t efr pl
"S eseorang tidak boleh mengatakan ini halal atau ini har am, kecuali ia
telah mengetahui dalilnya. Sedangknn mengetahui dalil itu didapat
dmi al-Qur'An, al-fudtts,ljmk' atau Qiyks." (al-Risalah, 36)

Keempat dalil ini harus digunakan secara hirarkis


(berurutan), artinya ketika memutuskan suatu persoalan
hukum, maka yang pertama kafi harus dilihat adalah al-Qur'An.
Apabila tidak ditemukan dalam alQur'An, maka meneliti Hadits
Nabi SAW. Jika tidak ada, maka melihat IjmA'. Dan yang
terakhir adalah dengan menggunakan QiyAs.
Hirarki (urutan) ini sesuai dengan orisinalitas serta
tingkatan kekuatan dalilnya. Sebagaimana yang dikemukakan
oleh a1-Amidi dalam al-Ifukkmft llshill al-Ah.kfrm:

,-' tit;l l' )"i;t.gu i #),,'*qit'; l"Jit.Q k\i:


50 Fiqh Tradision alis ( | awaban Pelbagai Persoalan Keagamaan S ehari-hari)
e,ilcli'r:il'r #') t&fu i'Ji l5 * {fuit,
.y*r1iri';at1#,g!.Ar'J1q;'iru'u$,{L.t$t.
cr 1Gyry
qbli-; ivA )V"V6 t*)it'.;re
(Y .A e"&,i
\ A, ;tilltJr*t
"YAng asal dalam dalil Syar'i adalah al-Qur'An, sebab ia datang
langsung dari Allah SWT sebagai musyarri'(pembuat hukum).
S eiangknn (urutan kedua) Sunnah, sebab ia berfungsi sebagai penj elas

darifirman danhukum Allah SWT dalam al-Qur'dn. Dan (sesudah


itu adalah) IjmA' , karena ljmk' selalu berpiiak pada dalil al-Qur'kn
dan al-Sunnah. (Yang terakhir adalah) QiyLs, sebab proses QiyAs
selaluberpedoman padaNash (al-Qur'An dan al-Sunnah) dan \mA'.
Sehingga N ash dan ijm|' merupaknn asal, sedangkan Qiyils dan Istidldl
(penggunaan dalil) merupakan cabang (bagian) yang selalu ikut
padayang nsal." (Al-Ihkim fi UshOtr al-Ahkim, iuzl, hal 208)

Di samping itu, sebenarnya masih ada enam dalil lain


yang dipergunakan oleh Imam Mujtahidz3. Yakni Mashlabah
Muisalih (maslahah yang tidak bertentangan dengan dalil
syar' r), lstihsAn(menganggap baik suatu perkara), Madzhab
ShabAW (pendapat para sahabat), al-'Url (kebiasaan yang
tidak berientangan dengan syari'at), lstishbkb (menetapkan
hukum yang sedang terjadi saat itu sesuai dengan hukum yang
sudah pemahberlaku sebelumnya) sefta Syar' Mnn QablanT (syari'at
kaum-kaum sebelum Nabi Muhammad SAW).
Namun dalit-dalii tersebut masih diperselisihkan oleh para
ulama. Di antara mereka ada yang menggunakan dalil yang

a Tentang definisi serta cara penggunaan masing-masing dalil ini' silahkan merujuk
'Abdul
tepaaifitab-t<itab Ushul al.Fiqh, misalnya tlmu lJsh1t al-Fiqh karangan ,WahAb
xn'"ttat, usr,ol al-Fiqh,karya Muhammad'Ab0 zahrah, Ush0l al-Fiqh karangan Khudhari
Bik dan lain sebagainya.

Fiqh Tradision alis (l aw aban Pelbagai P etsoalan Keagamaan S ehnri-hari) 51


tidak diakui oleh yang lainnya. Imam Abfr Hanifah misalnya,
mengakui istihskn sebagai dalil hukum, sementara Imam syali't
menolak menggunakannya seraya berkata,,, Barang siapa yang
'baru"
melakukan istifusan, berarti ia telah membuat-buat syari'at .ia
. P_ub"rapa_penjelasan di atas menunjukkan bahwa yang
dapat dibuat dalil dalam syari'at Islam adalah al-eur,in, a1-_
Hadits, IjmA' dan QiyAs. Ditambah lagi dengan beberapa dalil
lain yang masih diperselisihkanpara u1ama. jadi, daril iiu tidak
hanya t-erbatas pada al-Qur'An dan !{adits saja, seperti yang
sering dipahami selama ini.

L0. Madzhab

Soal:
Dalam kehidupan beragama, istilah madzhab sudah lazim kita
dengar. Dan sudah n-renjldi kesepakatan bahwa dalam fiqh,
LU P:.p."q1.gul pada salah satu madzhab yang empat, yakni
Madzhab Hanafi, Maliki, Sydfi,i, dan Madihab Uanbati. Uat
ini berarti semua warga Nahdhiyytn diberi kebebasan untuk
mengikuti salah satu aturan yang berlaku dalam empat madzhab
tersebut. Lalu sebenarrlya, apakah yang dimaksud dengan
madzhab itu? Apakah memang ada kebebasan b erma dzh ab ? Dan
kenapa hanya empat madzhab yang rebih popurer dan diakui
oleh kalangan umat Islam?

Iawab:
Secara bahasa madzhab berarti jalan.

(41 c $t ,y61\ " ,;:..pt'rL i;,11t


24 Alas dasar inilah, lalu ulama Ushul Fiqh membuat dua kategori besar tentanq sumber
hukum" tstam. Pertama, sumber hukum yang disepakati piii ,riri yrxni ,i-ilrr'an,
al-Hadit;, tjmd dan eiyas" Dan kedua, adaTah adirit yang masin oiie'rseiisi[[an oren
,
para pakar hukurn lslam.ya.ng ierdiri dari Mashtaliah"Mursalai,' istinsAn,'-at- urr,
ls.htis^hhe.b,
fvar' aa1 eabrana dan Madzhab ar-shahabi, Linat ,aoout wanhab
KhallAt, llm Ushnt at-Fiqh, 22

52 Fiqh Tradision alis ( | au aban p elbagai p ersoalan Keagamaan S eha.ri_ twri)


" Madzhab b er ar ti j alan " . (Al- Qimff s al-Muhith, 86)

Sedangkan pengerLian madzhab secara istilah sebagaimana


dijelaskanolehKH. Zainat'AbidinDimyAthidalamhtabnya al-ldfr' ah
al-Muhimmah adalah:

qta| &L'*'i'd:,j1,.,,--lt d3!i ,i urii


a

l.1)'
;'
(\ A c &tJlJ rr-Jl J^f r-.oi,. irk d u4tra,ori1ry . fue,Jf
" Mndzhnb adalah hukum dnlam b erbagai mnsalah y ang diambil, diy akini
dandtpiliholehparainnmmujtnhid."(Al-ldzA'ahal-Muhimmalu18)

Madzhab tidak akan terbentuk dari hukum yang telah jelas


(qath't) dan disepakati para ulama. Misalnya bahwa shalat
itu wajib, zina haram dan semacamnya. Madzhab itu ada dan
terbentuk karena terdapat beberapl persoalan yang masih
menjadi perselisihan di kalangan ulama. Kemudian hasil
pendapat ulama itu disebarluaskan serta diamalkan oleh para
pengikutnya.
Jadi, madzhab itu merupakan hasil elaborasi (penelitian
secara mendalam) para ulama untuk mengetahui hukum
Tuhan yang terdapat dalam alQur'6n, al-Hadits serta dalil yang
lainnya. dan sebenarrry4 madzhab yang boleh diikuti tidak
terbatas pada empat saja. Sebagaimana yang dikatakan oleh
Sayyid 'Alawi bin Ahmad al-Seggaf dalam Majmfi'ah Sab'ah
Kutub Muftdah:

'ubG'5,#r\i 6 ?r;A b ;A, i.-rr.f.ir


"4t
i'i:-*t ) g.'arL,Lt ro}dl..: k U( b'p, -,,rt:; or:iJr
(o 1 .r, c6-!! vg W,\et**> .crl:)jl()'g*$i;')t;

Fiqh Tradision alis (l awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Seluri-lni) 53


"(Sebenarnya) yang boleh diikuti itu tidak hanya terbatas pada empat
madzhab saja. Bahkan masih banyak madzhab ulama (serain madzhab
empat) yang boleh diikuti, sEerti mndzhnb dua Sufy an ( Sufy hn al-T sawrt
dan Sufyhn bin 'Uyainah), kfuAq bin Rilhawatih, lmam Dhwfid al-
Zhfihirt, dan al-Awzn'i." (Majmfi,ah Sab,ah Kutub Mufidah, 59)

Namun, mengapa yang diakui serta diamalkan oleh ulama


golongan Ahl al-Sunnalt wa al-lamd'ah hanya empat madzhab
saja? Sebenamya, yang menjadi salah satu faktoiadalah tidak
iepas dari murid-murid mereka yang kreatif, yang membukukan
pendapat-pendapat imam mereka sehingga semua pendapat
i-.1T tersebut dapat terkodifikasikan dengan baik. Akhimya,
validitas (kebenaran sumber dan salurannya) dari pendapat-
pendapat tersebut tidi.k diragukan lagi. Di samping itu,
ma dzhab mereka telah teruj i ke- shahthan :ny a,seb ab
memiliki
metode istinbdth (penggalian hukum) yang jelas dan teiah
tersistematisasi dengan baik, sehingga dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah, sebagaimana yang diuraikan oleh Sayyid
'Alawi bin Ahmad al-Seggaf:

pti e?\ri *'ryli{y \qyi q*,c?.*


4 yyt$j.ti #.:S,i At,*g' r*{:,,fu,
'A:Hi $:r. q ou qr*i,-.atilJt
:y $#, r,i;Al
',4Wi4t'1 ,rgr
*:'*;t-311 ot{3 )t;\i *f g
Lr*, br4 *i\:a:t 4'#t t:r:Je J F #
"i-{j
(o 1 Lf (iJiia..
"Segolongan ulama dari knlangan madzhab Syfrfl't RA menjelaskan
.5
bahwa tidakboleh beraaqlid kepada selain mndzhab yang ,*poi, karena
selain yang empat itu jalur peritoayatannya tidak aalid, sebab tidak ada

54 Fiqh Tradision alis ( | auaban P elbagai p ersoalan Keagamaan S elnri-hnri)


sanad yang bisa mencegah dari kemungkinan adanya penyisipan dan
perubihni. Berbeda dengan madzhab ynng empat. Para tokohnya telah
'mencurahknn
kemampuannya untuk meneliti setiap pendapat serta
menjelaskan setiap si,esuatu yang memang pernah diucapkn.n oleh
muiianianya afnu yang tidak pernah dikataknn, sehingga pata pengikuturya
mera$t affan (tidak meras ragu atnuldawatir) aknn terj adiny a p uubahnn,
distorsi pemahaman, serta merekn iuga mengetahui pendapat yang
shnb?h d'an y ang dha' tf ." (Mai m0'ah Sab'ah Kutub Mufidah, 59)

Pada perkembangan selanjutnya Para Ulama pesantren


terus meneius berusaha untuk mengembangkan sistem
bermadzhab ini. Karena zaman bergulir begitu cepahrya, waktu
melesat tak dapat dicegat, dan perubahan tak mungkin dielakkan,
sementara fiqh tslam harus hadir memberikan solusi untuk
menjawab beibagai persoalan kemasyarakatan, maka umat Islam
d,ituntut untuk dapat berkreasi dalam memecahkan berbagai
persoalan tersebut. Sehingga {pgtl*\g" pendekatan'baru' guna
membuktikan slogan 9rl5 otS-,F.ek . Salah satubentuknya
adalah dengan rneng6mbdngkan fiqh sosial sebagai ilPaya
mengembangkanpolabermadzhabsecaratekstual(madzhnbqawli)
r11"r'ti.,1, pola bermazhab metodologis (madzhab manhait) dalam
fiqh Islam, sebagaimana digagas oleh DR. KH. Sahal Mahfudh'
Mengutip hasil halaqah P3M, ada beberapa ciri yang
menonjol dilarnfiqh Sosial. Ciri-ciri tersebut diantaranya adalah
melakukan interpretasi teks-teks fiqh secara kontekstual,
perubahan pola bermadzhab, dari madzhab secara tekstual
imadzhab qawlt) menuju pola bermadzhab secara
metodologis
(madzhab manhaji), verifikasi aiaran secara mendasar, dengan
membedakan ajaran yang pokok (ushitl) dan yang cabang
(furu-), dan pengenalan metodologi fiiosofi, terutama dalam
masalah budaya dan sosial. (KH. Sahal Mahfudh, dalam Duta
Masyaruknt, L8 |uni 2003)
Namun demikian, usaha inihanyabisa dilakukan dalam
persoalan sosial kemasyarakatan (hablun min al-nks),tetapi tidak

Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai Persoalan Keagamaan Sehai-hari) 55


bisa masuk p,ada wiiayah hubungan seorang hamba kepada
khAli qnya (hablun minall kh) . Artinya, dalam hibungan d en gan
sesama manusia, kaum muslimin harus mampu memblat
berbagai terobosanbaru untuk menjawab dinamiia sosiai yang
terus bergulir dengan cepat. Namun itu tidak berraku dalam
hubungan vertikal seorang hamba dengan sang Khaliq. Sebab
yang dibutuhkan dalam ibadah adalah kepatuhan seorang
yang tunduk dan pasrah hanya merqrembah kepada--
F*b:S-eblg,aimana
NIa: sebuah kaidah yang diungkapkan oleh al-
SyAthibi daiam al - Muw Afaq kt -ny a:

. c^r;sr Jt,:W)i ajiifri riilt ft#u e,qt;J:"ri


6 c;tC)tJr.et6 c;uily't) . j9, a.Lrtlyioridr
Y ',k(,

(r"
"Asal dalam masalall ibadah adalah ta,abbud, tanpa perlu melihat
"tr
maknanya. Sedangkan asal dalam mu'amalah ('int'eraksi antara
sesama manusia) adalah memperhatikan maknanya (esensiflya).,,
(Al-MuwifaqAt fi Ush0l al-.dhkAm, juzlt,trai SOO)

Dari penjelasan sederhana ini, dapat ditarik beberapa


kesimpulan, P ertama,madlhlb merupakan sebuah
Jalan, yang
'disediakan' oleh para mujtahid sebab adanya perMu* p"^drpri
di antara mereka. Kedua, umat Islam tidak harus teriiat piaa
satu madzhab tertortq tehpi mereka diberi kebebasan tnrtukm#iih
madzhab. Namun, kefiga, yang'berhak' diikuti hanya terbatas pada
empat madzhab saja, yakni madzhab Hanafi Maliki, Syafi.i
dan Hanbali. Dan keempat, umat Islam perlu mengemb#gkan
pola bermadzhab yang dapat menjamin kemastahatan"muryu*kut,
khususnya masalah sosial kemasyarakatan daram hubungannya
dengansesama manusia.

56 Fiqh Tradision alis ( | awaban p elbagai p ersoalan Keagamaan Sehari_hari )


11. Madzhab Imam SyAfi'i RA

Soal:
Di Indonesia pada khususnya, dan wiiayah Asia Tenggara pada
umumnya, dllambidang fiqh umat Islammengikuti madzhab
Imam SyAfi'i RA. Dalam hal ibadah ataupun mu'Amalah
madzhaL Sydft'iyyah selalu menjadi pedoman sehari-hari'
Siapakah sebenatnya Imam SyAfi'i RA itu? Dan siapakah para
tokoh golongan SyAfi'i ini? Lalu, apakah tmam BukhAr{ termasuk
salah seorang pengikut Imam SyAfi'i RA?

Jawab:
Nuna lengkap Imam SyAfi'i RA adalah Muhammadbin Idris
al- SyAfi'i. Beliau lahir pada tahun 150 H, bertepatan dengan
tahun wafatnya Imam Ab0 Hanifah, dan wafat di Mesir pada
tahun zO4H.Imam SyAfi'i RA adalah seorang mujtahid muthlaq
mustaqil. Selain ahli dalambidang fiqh, beliauiuga mahir dalam
Ilmu Hadits dan akidah. Tentang kea gungan dan keistimewaan
Imam SyAfi'i RA, Dr. Wahbah al-Zuhaili menyatakan:

#;Wf,t{* *t;L *it G tluL1tMW rW ott


Ji #',*, 9t 7q,r oat'^-l tv' *1 *su ;fi;V$
i36 *nL**.ls';\ir*it.ull'u)c$r';rit' "'
.. Ju of

ib *ls o'?s d* s ftss o)a)s * gr1 e


all $tlfu

"lmrm Syhfi'tRA,.adalah seorang mujtahid mustaqil muthiaq, imam


dalam bidang fiqh dnn Hadtts.Beliaulah yang mampu menggabungkan
fiqh lJlama rti1o" (sekarang wilayah Makkah dan Madinau dan fiqh
't
Io* Irak. brum Atlmad berkomentar , "hllarn Syfrf't RA adalnh orang

Fiqh Tradision alis fi awaban P elbagat P ersonlan Kea gamaan S ehari-hari)


yang paling mengerti tentang kitsb Ailah dan sunnah Rasillullah
S AW " . . (seterusny a) . . . S emta ukma ahli
: fiqh, ushill, fladits, ahli b ahas a
serta ulamn yang lain telah sepakat bahwa Imam sy afi' t adalah seor ang
yang amanah, adil, zuhud, war,', bertaqwa, pemuiah, r
Eutasinya baik
tlr!?-yr*punyai kedudukan yang mulia.,, (Al-Fiqh al-IslAmi wa
Adillatuh, juz I,hal 36)
hilah keistimewaan dari pendiri madzhab Syffi,i RA. Apa
yangbeliau rintis kemudian diteruskan oleh para pengikuturya,
seperti Yosuf bin Yahya al-Buwaithi Abff Ibrahim Isma,ilbln yahya
al-Muzani, dan lainnya. Termasukpengikut madzhab sy6fi t adalah
Imam "at-DahtAwi
lyga-.1. lyiirc, WatiyuliAh menyebutkan
dalamAl-InshAf ft Bayfrni Asbhb al-tkhtilkf.

e!ri:; tp'rrr$t kaLu. a; #iJr tri orr


t1o
lc l6t t
e,li,$ ,tc,
a
,at-'r,,t., , '

Wi a.tJl6E gg.:r c.,tii),,i'{i,,hj


,
L
u!*Jt i\' L,t dltJl
Ufu i ..-L'iJrt ,>ti.p *re
eifi ,te:.. #rJttr
(*'r*a|lg(, .', ;tLlL,'ri;ii
J:.€-tr.'g i6-r4i-*:it',
"r:' , ,#I;u.
'J(. ,', ,;;l litju,
i;ltxfffie
r{Lit,7';';i lr.tltri'^
,J

WG.f*rbtla rt4st4r
)=-it&?,yit
(V1 r (.J*,.Y|./q-f 0t*,1t,t..ajyD
"Termasuk.kelompok ini (pengikut Madzhab Syfrfi,i) adalah
Mufuammad bin Isma' il al-Bukhhrt. s esungguhny a lteliau termasuk
salah satu kel.ompok pengikut lmam sydfri Di intara ulama yang
mengataknn bahwa lmam Bukhkrt termasuk kelompok SyAfi,iyyah
(al yh S y aikh T Aj u d din al
- S ubkt. B eli au m en g at akan,',, lm ain'B
ukhhrt
itu belajar agama pada al-Humaidf. Sed:angp11, al-Humaidt sendiri
lelaiar
agannl<epadalmam syaf't. Beliau jugauoaotit tin
g masuknya
Imam Bukhafi dalam kelompok syfrfi'tyyah, sebab Imim Bukh6r?
telah disebut dalam kitab Thabaqil *yfrfi,fiah.,, (Al_InshAf fi
BayAni
AsbAb al-Ikhtilif,76)

58 Fiqh Tradisionalis (lawaban pelbagai prrrodon K*gp*oan Sehai_lwri)


Keterangan yang sama diungkapkan oleh Syaikh MusthafA
Muhammad'ImArah:

,-----,.rr*) . ii; hr',i r'i$-t fuyi.,"ii; & i€ rrrlV#,


(\ ' cg;lsdl
"Dan lmam Bukhbrt itu belajar (mengikuti) maaohab Syafi'l RA."
(Jawihir al-Bukhiri, 10)

Apabila dianalogikan pada keahlian, maka Imarn BukhAri


diibaratkan pakar bahan baku, tetapi metode pengolahannya
tetap mengikuti teori Imam Syafi'i RA. Imam Syafit RA, di samping
ahli "bahan baku", beliau juga ahli mengolah "bahan baku"
tersebut. Maka tidak heran apabila beliau menghasilkan produk
hukumyang diikuti oleh umat Islam, termasuk juga para pakar
Hadits.

12. Masalah Hadits Dha'if


Soal:
Sebagai salah satu sumber hukum Islam, Hadits berfungsi
menjelaskan, mengukuhkan serta'melengkapi' firman Allah SWT
yang terdapat dalam al-Qur'en. Di antara berbagai macam Hadits
Itr.r, ia, i"ti ah Wits Ona t|.Dalam pengamalarilya, terjad,i silang
pendapat di antara uiama. Sebagian kalangan ada yang tidak
membenarkan r:ntuk mengamalkan@adits Dha'tf. Bahkan ada
yang mengatakan bahwa Hadits tersebut bukan dari Nabi
Muhammad SAW. Lalu apakah sebenamya yang diseb ut Hadits
Dha-if iefl Benarkah kita tidak boleh mengamalkan Ha dtts Dha"ifr

]awab:
Secara umumfladits itu ada tiga macam. Pertama,fladtts Shahtb
yaitulladits yang diriwayatkan oleh orang yang adil, punya daya

Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai Persoalan Keagamaan Sehan-han)


ingatan yang kuat, mempunyarsqnad (mata rantai orang-orang
yang meriwayatkan Hadits) yangbersambung ke Ras0lullAh
SAW, tidak memiliki kekurangan serta tidak syildz (menyalahi
aturan umum). Para ulama sepakat bahwa Hadits ini dapat
dijadikan daiil, baik dalam masalah hukum, aqidah dan
lainnya. Kedua, Hadtts flasan, yakni hadits yang tingkatannya
berada dibawah Hadtts ShabtL karena para periwayat Hadits
ini memiliki kualitas yang lebih rendah dari para perawrfladtts
Shabih. Hadits ini dapat dijadikan sebagai dalil sebagaimana
Hadits Shnbth. Ket iga, fladits Dha' tf,yakni hadits yang buk an Sh ahifu
dan juga b ukan Hasan, karena diriwayatkan oleh orang-orang
yang tidak memenuhipersyaratan sebagai perawi Hadits, atau
para perawinya tidak mencapai tingkatan sebagai perawi
flad?ts flasan.
Hadits Dha'if ini terbagi menjadi dua. Pertama, ada
riwayat lain yang dapat menghiiangkan dari ke-dha'tf-annya.
Hadits semacam ini disebut fladtts Hasan li Ghairih, sehingga
dapat diamalkan sertaboleh dijadikan sebagai dalil syar'i. Keduta,
Hadits yang tetap dalam ke-dha'if-annya. Hal ini terjadi karena
tidak ada riwayat lain yang menguatkan, atau karena para perawi
Hadits yang lain itu termasuk orang yang dicurigai sebagai
pendusta, tidak kuat hafalannya atau fasiq.
Dalam kategoriyang kedua ini, para ulama mengatakan
bahwa Hadits Dha' tf hanya dapat diberlakuk an dalam fadhA' il
aL a' mill.z5 Bahkan ada seba gian uiama yang mengatakan bahwa
telah terjadiijmA' di kalangan ulama terrtang kebolehan mengamalkan
Hadtts Dhn'ifikaberkaitan den gan fadhf il al-a'mLl ini. Sedangkan
dalammasalahhukum, tafsir ayat al-Qur'An, serta akidah, maka
apa yang termaktub dalam Hadtts Dha'if tercebut tidak dapat
dij adikan pedoman. Sebagaimana yang disitir oleh Sayyid'Alawi
al-MAliki dalam kitabnya Majmfi' Fafiwi wa Rasi'il:

5 Yang dimaksud dengan fadhA'il al-a'mAl adalah setiap ketentuan yang tidak
berhubungan dengan akidah, talsir atau hukum, yakni Hadits-Hadits yang menjelaskan
tentang targhib wa tarhib (janji-janii dan ancaman Allah SWT).

60 Fiqh Tradision alis (l awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan S elwri-hari)


e y,
fr '.*iardlJ,.j tll,y $ * :gjp.*lr #l'&"1
lr(it U.t J-';.r'*l iryi ar4+ Jv'#1 Jrili ,yp
zaaa.a

'd6_r', rtrlil#'e
J$ \i,, ik r'u t, ;$;l*JG
rrlt-:i L;"r4) .
ri;u,!IA,i q'; 6yt d,* S(iat'sJ>rJl
(Y o \ ,..frL.,_l
"Para ulama ahli badlts dan lainnya sepakat bahwa Hadits Dha'if
dapat dijadiknn pedoman dalam masalahfadhk'il al-a'mill. Di antara
ulama yang mengatakannya adalah lmam Abmad bin flanbal, lbn
Mubkrak,dtuSufyan,al:Anbari,sertaulnmalainnya.(Baltlan)Adayang
merry atakan, bahwa mereka pernahbukata, " Apabiln knmi mer izo ay atkan
(fuadtts) menyangkut perkarahalal ataupun yang haram, makakami
akan berhati-hnti. Tapi apabila kami meriway atkan fotdtts tentang
fadhA' il
abA'mil, maka kami melonggarkannya." (Majm0' FatAwi wa
RasA'iI, 251)

Bahkan Imam Ahmad mensatakan:

(yo\ c
,lvuogi7fi> Jtstflr&i*...-fr |\+it.
" Sesungguhnya hadits dha'tf itu didahulukan dari pendapat
seseorang." (Majmu' Fatawi wa Rasa'iI,251)

Namun begitu, kebolehan ini harus memenuhi tiga


syarat.26 Pertama, bukan Hadits yang sang at dha'if. Karena itu,

a Sebagian ulama lain mengatakan bahwa kebolehan mengamalkan Hadits Dha,if


g.dgdua syaal. Pertama, laladz hadits tersebut tidak disandarkan langsung pada
Nabi Muhammad SAW. Kedua, Hadils tersebut tidak bertentangan dengan ![adits
Shqtri[.yagg -lain". atau hukum-hukum yang telah diketahui secara nmum
( ._:itdt qttt a rt;u,; ) lihat.. Syaikh 'Alauddin lbn al-AtthAr dalam FatAwi aLhAm
al-NawAwf 'al-MusammAt bi aLMasd'it al-Mantslrah hat. 302-303.
Fiqh Tradision alis ( | autaban Pelhagai P ersoalan Keagamaan S elari-hai) 61
tidak boleh mengamalkan Hadits yang diriwayatkan oleh orang
yang sudah terkenal sebagai pendusta, fAsiq, orang yang sudah
terbiasa berbuat salah dan semacamnya. Kedua, masih berada
di bawah naungan ketentuan umum serta kaidah-kaidah yang
universal. Dengan kata lain, Hadits tersebut tidakbertentangan
dengan kaidah-kaidah agama, tidak sampai menghalalkan yang
haram atau mengharamkan yang halal. Ketiga, ndakberkeyakinan
bahwa perbuatan tersebut b erdasark an fladtts Dha' tf, namun
perbuatan itu dilaksanakan dalam rangka ifuiyLth fterhati-hati
dalam masalah agama).?7
Maka, dapat kita ketahui, w alatpwt fodtts Dha' if dk agukan
kebenarannya, namun tidak serta-merta ditolak dan tidak
dapat diamalkan. Dalam hal-hal tertentu masih diperkenankan
mengamalkannya dengan syarat-syarat sebagai mana tersebut
di atas.

13. Seputar Taqlid

Soal:
Secara kodrati, manusia di dunia ini terbagi menjadi dua
kelompokbesar. Ada yan g' dlim(pintar dan cerdas serha ahli dalam
bidang tertentu) dan ada 'awkm (yang kurang mengerti dan
memahami suatu permasalahan). Sudah tentu yang tidak paham
buhrh bantuan yang pintar. Di dalam literatur fiqh, hal itu dikenal
dengan istil ah taqltd atau ittibt' . Lalu apa yang dimaksud dengan
taqltd atauittibk'itu? Dan apa perbedaan antara keduanya?

7 Atas dasar syarat yang ketiga ini, maka perbuatan yang dilakukan sebetulnya bukan
semata-mata didasarkan pada Hadits tersebut. Hadits Dha'il hanya dijadikan sebuah
tanda yang mempunyai kemungkinan benar. Hadits tersebut diamalkan semata-mata
dalam rangka ihilyeth (berhati-hati dalam masalah agama).Karena sesuatu yang
mempunyai kemungkinan untuk disunnahkan, maka dalam rangka ihtiyAth, perbuatan
tersebut sunnah dilakukan. Dan dalam tangka ihilyeth pula, setiap sesuatu yang
dikhawatirkan menjadi perbuatan makruh, maka pekerjaan tersebut harus dimakruhkan.
Dengan begitu, mengamalkan Hadits Dha'if pada dasarnya untuk mengamalkan prinsip
ihtiyath, yang sudah pasti diakui oleh syara'.lihat.... Sayyid 'Alawi at-Maliki, Majml'
fatAwi Wa rasA'il ha|..250

62 Fiqh Tradisionalis (lauaban Pelbagai Persoalan Keagamaan Sehnrlhari)


Jawab:
Muhammad Sa'id RamadhAn al-B0thi mendefinisikan taql?d
sebagai berikut:

oL , ,S;Jltu;{o **titiy; o'ri !#t.)? 76t* #t


.:ri rc-q,L*r q+ilJD # #r fu * *Jir)i;;'oii
.

(11 c \..){-\llt*,.r'Jt
"Taqltd adalah mengikuti pendapat orang lain tanpa mutgerti dalil
y ang digunakan atas keshahifuan pendapat tu sebut, walaupun meng etahui
tentang keshafuifoan hujj ah taql?d itu sendiri."B (Al-LAmadzhabilyah
Akhtharu Eid'ah Tuhaddid al- Syari'ah al-Islimiyyah, 69)
Taqld lnth*ttmrryaharam bagi seorang mujtahid *n wajib
bagi orang yang bukan mujtahid. Imam al-Suy"thi mengatakan:

ots $G . 6h1Q$r llj;- ;aa$ #t . i.* t341J u,$t'i


. o:Ar?!';k dt.i: ,t'JLif,iL6 | J6i lg,ilg'si
(tlY ,r,l.*.e$tef e ctgltJt4<D
" KemLtdian,manusia itu adn y ang menj adi muj tahid dnn adn y ang t i dak.
Bagi yang bukan mujtahid waj ib butaqltd secara mutlaq,baik ia seorang
au)am ataupun orang yang alim. Berdasarkan firman AllaltSW (QS.
Al-Anbiya' 7), "Bertanyalah knmu k podo orang yang ahli (dalam
bidangnya) jikakalian tidak tahu." (Al-Kawkab al-Sathf fi Nazhm
]am' al-Jawimi', 4921

Dengan demikian, taqltd itu tidak hanya terbatas pada


a Karena itu, orang yang mengatakan 'orang ilv bettaqlid tentang suatu perkara, maka
yang dimaksud adalah seseorang mengikuti pendapat dalam suatu urusan tanpa tahu
dan mengerti apalagi memikirkan dalil yang digunakan oleh orang yang diikutinya.
Lihat.. Louis al-Munjid Fi al-Lughah Wa al-A'lam, 649.

Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P ersoaian Keagamaan Sehnri-hai)


orang'awAm saja. Orang-orang'Alim yang sudah mengetahui
dalilpun masih dalam kategori seorang muqallid. Selama belum
sampai pada tingkatan mujtahid, mereka tetap wajlbber-taqltd,
sebab pengetahuan mereka hanya sebatas dalil yang digunakan,
tidak sampai kepada proses, metode dan seluk-beluk dalam
menentukan suatu hukum. Al-'AllAmah Thayyib bin Abi Bakr
al-Hadhrami menegaskar :

iitl t q?'s c,ras -#:q")i dj&d,r*tt i"FJr gi


(AV -btiJlt )-f drC ,Plr<Jlr.! gtn.Yld!,)
c

" Or ang' frlim yang tidak sampai padn tingkntan ij tihnd, maka lrukumny a

seperti orang 'au)Am, dalant hal kewajiban ber-laqltd". (Mathlab al-


iqAzh fi at-Kalim 'alA Syai'in min Ghurar al-Alfdzh,87)

Jadi, tidak semua taqltd itu tercela. Y*g tidak terpuji


hanyalah taqltd buta (a'mk) yang menerima suatu pendapat
mentah-mentah, tanpa mengerti danberusaha untuk mengetahui
dalilnya. Sedangkan taqlid-nya orang 'Alim yang belum sampai
pada tingkatan mujtahid, adalah hal yang terpuji bahkan
dianjurkan. Hal itu tentu lebihbaik daripada'memaksakan' diri
untuk berijtihad padahal tidak memiliki kemampuan untuk
melakukannya.
Taqlid adalah sesuatu yang niscaya bagi setiap orang
Islam. Setidak-tidaknya ketika awal melaksanakan bagian dari
ajaran Islam. Seperti orang yangbersedekap di dalam shalat,
tangan ketika takliratul ihrim, dia tqfie.melakukannya
walaupun masih belum meneliti dalilnya, apakah shahih
ataukah tidak.
Jika di kemudian hari dia tahu argumentasinya, maka
berarti dia telah keluar dari taqlid a'mk (taqltd buta) yang tercela
itu. Namun demikian dia tetap berstatus sebagai seorang muqallid,
karena tidak tahu dalil-dalil tersebut secara detail. Setidaknya,

64 Fiqh Tradision alis $ autaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hai)


dalam cara mengambil suatu kesimpulan hukum, ia masih
mengikuti metode dari imam mujtahid tertentu.
Taqltd itu sesungguhnya berlaku dalam berbagai
persoalan di dalam kehidupan ini. Seorang dokter, misalnya, ketika
memberikan resep obat kepada pasiennya, tentu dia mengambilnya
dari apotik, bukan dari obat hasil temuannya sendiri. Dia cukup
membeli produk perusahaan obat tertentu yang bonafit. Begitu
juga seorang guru Geografi ketika menerangkankepada murid-
muridnya bahwa bumi itu bulat, dia hanya mengikuti teori Galileo
Caiilei dan Thomas Copernicus, bukan dari hasil penelitiannya
sendiri. Dan begitu seterusnya.
Kemudian, bagaimana dengan Imam AbO DAwCrd yang
meriwayatkan ucapan Imam Ahmad bin Hanbal:

tltjr\i,t r'4& rt \:r trJy t:, ;yv i:li C.,Su,


't

& c-* .r^* fLll+IrJ.-;:t) . \:iei.r; ,y'*r,irprrtt


(r \ gttyJr
" lmam Afomad berkata kEadaku, " I anganlah knmu ber-taqltd kep adaku,
pLgakeryda Imam Mfrlik, lnam Syhf i, al-Autm'i, dnn al-Tsaufi. T api galilah
dsl il - d alil hukum i t u s e b a g a i m a n a y a n g m er eka I akukan. " 61-qawl
al-Mufid Ii at-Imam Muhammad bin'AIi al-Syawkani,61)

Coba perhatikan dengan seksama, kepada siapa Imam


Ahmad bin Hanbal berbicara? Beliau menyampaikan ucapan
itu kepada AbO DAwOd pengarang Kitab Sunan AbtDfrwfid yang
memuat lima ribu dua ratus delapan puluh empat Hadits lengkap
dengan sanadnya. Tidak kepada masyarakat kebanyakan. Sehingga
wa1ar, kalau Imam Ahmad mengatakan hal itu kepada Imam
AbO DawAd, sebab ia telah memiliki kemampuan untukberijtihad.
Halinisejalan dengan apa yang disampaikan oleh Syaikh
Waliyul16h al-Dahlawi ketika mengomentari pendapat Ibn Hazm:

Fiqh Tradisionalis (l nttaban Pelbagai P ersoalan Keagamann Setnri-lwri) 65


d,'e{ Ju 0lJl .. 6lr ':'''liai: Ju
'>* Er $.t #t"; ta
\ c, uqr &r aa,") " r+|yL A* rq*Xi U *;z';V
(t{,t-ttY 4
"Pehdapat lbn Hazm yang mengatakan bahwa taqltd itu haram ..(dan
s et mtsny a).. itu hnny a b erlaku b agi or ang y ang meffipwry ai karumpuan
ij tihad walaupun hanya dalam satu mqsalah. " (Huj j atullah al-B alighah,

iuzl,h.al443-4M)
Membebani' awfrm al-muslimtn (masyarakat kebanyakan)
dengan ijtihad sendiri-sendiri, jelas memberatkan dan mustahil.
Karena minat setiap orang padabidang-bidang ilmu pengetahuan
itu berbeda-beda. Sedangkan yang menekuni ilmu agama tidak
banyak. Bagi yang "tidak sempat" mempelajari ilmu agama, ia
harus bertanya dan mengikuti orang-orang yang Paham tentang
masalah agama.
AlQur'An sudah menyatakan agar ada sekelompok orang
yang menekuni ilmu agama, tidak perlu semuanya. Sehingga
mereka dapat memberikan fatwa kepada yang lainnya. A1lah SWT
berfirman:

#ary ,y "u';Y'*iK tffi


H of,S.lt okYt
. t. -7o. c /
.rtt)le
.ir t! l. qrAt
aiflL

dt,,:*3 tit,'gi t:;$i ;;3J ')ftik;.


(\ Y Y .tll)
"Tidnk seharusnya semua orang mukrninbuangkat ke medan perang,
Mengapa tidak berangkat satu rombongan dari tinp-tiap gollngan untuk
mempelajari dengan mendalam ilmu agama figar mereka dapat
memberikan peringatan (pelaj aran) kepada knumnya apabiln mueka sudah
kembali. Mudah-mudahan mereka waspada." (QS" al-Taubah, 722\

65 Fiqh Tradision alis (Jawaban Pelbagai Persaalan Keagamaan Sehari-han)


Sahabat Nabi SAW adalah orang-orang yang terpilih.
Meskipunbegitu, kualitas keilmuan mereka tidak sama, dan tidak
semua mereka menjadi mujtahid. Sebagian mereka menjadi mufti,
sebagian lainbertanya dan mengikuti apa yang difatwakan sahabat
yang lain. Dan RasCrlullAh SAW mengutus beberapa sahabat ke
berbagai daerah untuk menyebarkan agama Islam serta
menyelesaikan semua persoalan yang terjadi, baik daiambidang
ibadah dan mu'amalat sosial kemasyarakatan, menjelaskan halal-
haram dan semacafimya. Lalu penduduk di daerah itu mengikuti
apa yang difatwakan para sahabat tersebut.
Kaitannya dengan ittibA', sebagian orang ada yang
membedakan dengan taqltd. Namun sebenarnya tidak ada
perbedaan dalam kedua kata itu. Sebagaimana yang ditegaskan
oleh Syaikh al-B0thi:

,p t3l,6r .GtSt rl Wx jAt w # ol'# aj y t


r"ri i.e"r-.1 p*f LAiyJl) .t1i:;. rf I g'i "rtt * fi ,Ftt
(1 1..f c!.).")t a'r.rrJl
"Tidak ada perbedaan kalau perbuatan itu disebut dengan taqltd
atau ittibfr' . Sebab kedun kata itu munpunyai arti yang sama. Dan tidak
terbukti adanya perbedaan secara bahasa antara keduanya." (Al-
LAmadzhabiyyah Akhtharu Bid'ah Tuhaddid al-Syari'ah a[-
Islimiyah,69)
Bahkan kata ittibk' tidak selalu berarti baik. Tidak jarang
di dalam al-Qur'An, itilbl'ditujukan untuk sesuatu yang tidak
terpuji, sebagaimana firman Allah SWT:

(\ 1^ c ;lr; ry\1, grtgta5jt ?t:rt"r f#i",


"Dan janganlah kamu mengikuti (itilbL') hngkah-langkah setan

Fiqh Tradisionalis (lau'aban Pelbagai Persoalan Keagamaan Sehari-hari) 67


karena sesungguhnya dia merupakan musuh y ang ny ata bagi knlian."
(QS. Al-Baqarah, 168)

Hal tersebut berarti taqltd merup akarr sunnatullkh (l'rukum


alam) yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya ataupun
diperjuangkan untuk dihapus. Namun demikian, bukan berarti
umat Islam harus terperangkap pada taqltd buta, kar ena akan
menggambarkan keterbelakangan serta rendahnya kualitas
individu umat Islam. Itulah sebabnya ulama pesantren mencetak
ulama yang mumpuni.

14. Persoalan Talfiq


Soal:
Dalam ber-taqltd, umat Isiam diberi kebebasan untuk memilih
madzhab mana saja yang sesuai dengan hati nuraninya. Tapi
kebebasan tersebutbukan tanpa kendali. Ada satu syarat, bahwa
kebebasan ini 1'angan sampai terperangkap dalam talftq,
Karena mayoritas ulama tidak membenarkan adany a talfiq tni.
Pertanyaannya, apakah sebenamya yang dimaksud talfiq? Lalt,
apa tujuan dari pelarangan ini?

]awab:
Secara bahasa,talfiq berarti melipat. Sedangkan yang dimaksud
dengan talfiq secara sy ar't adaTahmencampur-adukkan pendapat
seorang ulama dengan pendapat ulama yang lain, sehingga
tidak seorangpun dari mereka yang membenarkan perbuatan
yang dilakukan tersebut. Muhammad Amin al-Kurdi mengatakan:

't'5 it,tly ;,taiI # A it$'l L*tJl


rt\ bqb q;i*" Y'it',, : uA tA $g tli
(f qV ( c/rLilt

68 Fiqh Tradision alis ( | autaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehai-han)


" (Syarat kelima dari taqlid) adalah tidak talftq yaitu tidak ffiencampur
,
antara dua pendapat dalam satu qadhiyah (masalah) , baik sejak awal,
pertengahan dan seterusnya, yang nantinya, dari dua pendapat itu
akan menimbulkan satu amaliyyah yang tak pernah dikatakan oleh
or an g - or ang y an g b erp endap at t er sebut." (Tanwir al-QulOb, 397)

Jelasnya, talfiq adal.ah melakukan sesuatu perbuatan


atas dasar hukum yang merupakan gabungan dua madzhab
atau lebih. Contohnyaiebagai berikrit:
a. Seseorang berwudhfi' menurut madzhab Imam SyAfi'i
dengan mengusap sebagian (kurang dari seperempat) kepala.
Kemudian dia menyentuh kulit wanita alnabiyyah (bukan
mahram-nya), dan langsung shalat dengan mengikuti madzhab
Imam Hanafi yang mengatakan bahwa menyentuh wanita
ajnabiyy ah tidak membatalkan wudhri'. Perbuatan ini disebut
talfiq,karena menggabungkan pendapahrya Imam SyAf i dan
Hanafi dalam masalah wudhff'.Yang pada akhirnya, kedua
imam tersebut sama-sama tidak mengakui bahwa gabungan
itu merupakan pendapakrya. Sebab, Imam Sy6fi imembatalkan
wudhO' seseorang yang menyentuh kulit lain jenis. Sementara
Imam Abff Hanifah tidak mengesahkan wudh0'seseorang
yang hanya mengusap sebagian kepala.
b. Seseorang berwudhO' dengan mengusap sebagian kepala, atau
tidak menggosok anggota wudhO' karena ikut madzhab Imam
SyAf i. Lalu dia menyenhrJr anjing, karena ikut ma dzhablmam
Malik yang mengatakan bahwa anjing adalah suci. Ketika
dia shalat, maka kedua imamtersebut tentu sama-sama akan
membatalkannya. Sebab, menurut Imam MalikwudhCr' itu harus
dengan mengusap seluruh kepala dan juga dmgan menggosok
anggota wudhO'. Wudh0' ala Imam SyAfi'i menurut Imam
Mahk adalah tidak sah. Demikian juga anjing menurut Imam
Sy6f i termasuk najis mughnllazhah (najis yangberat). Ketika
menyentr,rJr anjing lalu shalat, maka shalatnya tidak sah. Sebab
kedua imam itu tidak menganggap sah shalat yang dilakukan.

Fiqh Tradision alis ( | auaban P elbagai Persoqlan Keagamaan Sehari-hari)


Talfiq semacam ini dilarang dalam agama. Sebagaimana
disebutkan dalam kltab f Anahal-Thdlibin:

efutt-j33r irvr. A6;y:rrt ok y e e!8, #.t


(\ v \ 6 c"alJtlll uLe!; .i:ttr'*A,/St * e
"r
"Talfiq dalam satu masalah itu dilarang, seperti ikut pada Imam MAhk
dalam sucinya anjing dan ikut kepada Imam SyLfilt dalam bolehnya
mengusap sebagiankepala untuk mengerjaknn satu shalat." (I'Anah
al-Thilibin, iuz l, hal L7\
Sedangkan tujuan pelarangan itu adalah agar tidak teriadi
tatabbu- al rukhash (mencari yang gampang-gampar.g), tidak
'memanjakan' umat Islam untuk mengambil yang ringan-tirg*.
Sehingga tidak akan timbul talh'ub (main-main) di dalamhukum
agama.2e
Untuk menghindari ad ar.rya talfq yang dilarang ini, maka
diperlukan adanya suatu penetapan hukum dengan memilih
salah satu madzhab danmadzilhibul arba'ahyang relevan dengan
kondisi dan situasi lrdonesia. Misalnya, dalampersoalan shalat
(mulai dari syarat, rukun danbatalnya) ikut madzhab SyAfi'i.
Untuk persoalan sosial kemasyarakatan mengikuti madzhab
Hanafi. Sebab, diakui atau tidak bahwa kondisi Indonesia
mempunyai ciri khas tersendiri. Tuntutan kemasiahatan yang
ada berbeda dari satu tempat dengan tempat yang lain. Dengan
bryLtv, InsyA' Alldhhukrnakan ditaati oleh pemelularya. Tidak hanya
tertera di atas tumpukan tulisan semata.

({rEe)

I Atas dasar ini, maka sebenarnya talliq dimunculkan bukan untuk mengekang kebebasan
umal lslam untuk memilih madzhab. Bukan pula untuk melestarikan sikap pembelaan
dan fanatisme terhadap madzhab tertentu. Justru talfig ini dimunculkan dalam rangka
menjaga kebebasan bermadzhab agar tidak disalahpahami oleh sebagian orang.

Fiqh Tradision alis (l awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehai-han)


THAHARAH

1. Fardhu Wudhu'

Soal:
D a la m kitab S afin ah al -N a j frh dis eb utk an b ahwa f a r dhu w tt dhfl'

ada enam, padahal a1-Qur'6n hanya menjelaskan empat saja.


Apakah yang dijadikan landasan daiil hal tersebut?

Iawab:
Ayat a1-Qur'6n yang menjelaskan tentang wudht' adalah:

ilS.gt'&'*",'*notl-.rr 4e r\r fit t;lr d 6-

fl c i,utr) Ft J.y4,'r(t'&'i!tt:rL:;6 ilA


"Wahai orang-orang yang beriman, apabila knlinn mau mengujakan
shalat, maka basuhlah wajah dankedua tangan sampai siku kalinn,
usaplah kepala kalinn dan basuhlah kedua kaki sampai mata knki
kalian." (QS. al-Mi'idah, 6)

Dalam ayat ini, dengan rinci al-Qur'dn menjelaskan


fardhu-fardhunya wudhO', yaitu membasuh muka, membasuh

Fiqh Tradision alis (


I aruaban Pelba gai P ersoalan Keag amaan Sehari-hari)
kedua tangan sampai siku, mengusap sebagian kepala dan
membasuh kedua kaki sampai mata kaki. Lalu, para fuqahA'
menambahkan niat dan tertib sebagai fardhu wudhCr'.
Tentang ni at, p ar a ulama berpedoman p ada Hadits Nabi
Muhammad SAW:

,L, #to'.,,* lnr;riri$ tr,g, yf,;jt i # tp


JGii;

(o Y r,JJ, (,;l*Jl W).-t$r' itl}liq

"Diriwayntknn dari'Umar bin KhaththLb RA, dia berknta bahwa


Ra sttlulldh S AW b er sab da, " S e xmgguhny a s eg ala amal p erbuatan
itu b u g antun g p ada nint (maksttd) ny a. " (Shahih al-B ukh iri [ 52] )

Sedangkan tertib dijadikan sebagai rukr;n wudhu'yang


keenam, karena ayat yang menjelaskan tentang wudh0'
disebutkan secara urut. Demikian pula Nabi Muhammad SAW
jika berwudh0' selalu melakukannya dengan tertib, yaitu
memulai dengan membasuh muka, kedua tangan, mengusap
kepala dan membasuh kedua kaki. Sebagaimana yang dijelaskan
dalam kttab al-F iqh al- Manhajt:

g".rr !r, flit; a;*)t'Gi.jt y';;'e> **!iiar ,


* U, :*" i,, A yr'-?t 0, eGL;'* *l?As $ib)t
*rtt r3 i gr e vli *" r'iT'r'{'_t t\"
"it
?ni
f '?x',f;i:; A$+Ae#tiF1w,itL
t,lo,,u h', fi,'*U - rzqfy*t'{ - **i,
',

)r;\i ix.A {t ;p/t lje } t *. iiht,:r4$.i)q;L


Fiqh Tradision alis ( Jawab an P elb ngai P ersoalan Keagamaan Sehai-hni)
(o1cr\ 6e $!#It,rilJl; .fo'Ja"tt#tAlG 6la[;-
" Knl an g an Sy frf iy y ah b u -buj j ah (b Er dalil) den g an b erb a g a i fla dtt s
S hctbth y an g dir iw ay atkan d ar i b eb er ap a k el omp ok s ahob at t en t an g

csra Nabi SAW berwudhf.t'. Semuanyn mengatakan bahws Nabi


SAW berwudhf.t' secara beruntton (tertib). Padahal jumlahmereks
banyak, tempat mereka melihst Nnbi berwudhf.r' berbeda-beda,
mereka sering berselisih pendnpat tentnng cara Nabi berwudhfi'
apakah saht, dua atqukah tiga kali dan sebagainya. Aknn tetapi
tidak terbrtkti dengan aneka macatn perbedaan itu cara Nabi
berwudhtL' dengan tidak tutib. PekerjaanNabi SAW itu merupakan
penjelasan bagaimana wtLdhfi' yang drperintshkan itu. Andakato
mcninggalkan tertib itu dtpubolehknn, niscaya N ab i Mtfutmmsd S AW
okan meninggalkannya pada satu wakttt untuk menjelnskan
keb olehanny a, s eb agaimana b elim.t p ernah mening galkan mengulang-
ulnng (bssuhsn dnn usapan) pada waktu-waktu terteflt"u." (Al-Fiqh
al-Manhaii, iuz I, hal 56)
Hal ini diperkuat oleh sabda Ras0lullih SAW:

(\ tv .V
frr cr.rl.u*. ) .:)'bt?\tk.C*ti:fi.\
"Hendaklah knlian memulai (pekerjann) sesuai dengan apfi yang
telsh dimulai oleh Allah SWT".1(Musnad Ahmad bin Hanbal,
11,47071)

Dari sini menjadi jelas bahwa fardhu wudht' ada enam.


Empat fardhu dijelaskan dalam al-Qur'dry yaitu membasuh muka,
kedua tangan, mengusap kepala dan membasuh kedua kaki,

1 Had?ts ini diriwayatkan oleh JAbir bin Abdd6h dalam permasalahan sa'i antara bukit Shafa
dan Marwa. Nabi SAW rnenganjukan unnt lslam untuk ikut urulan penyebutan yang terdapat
dalam al-Qur'An. Yakni terlebih dahulu menyebuikan Shafa sebelum Marwa. Sebagaimana
yang terdapat dalam ayat (Sesungguhnya bukit ShafA dan bukit Marwa itu merupakan
salah satu 4ari sekian banyak-syiar Allah SWT yang terdapat dimuka bumi ini).

Fiqh T radision alis ( | aw ab an P elb ag ai P er soalan Kaz gama an S e ha ri -luri) 73


sedangkan dua fardhu yang lain, yakni niat dan tertib
ditegaskan dalam Hadits Nabi MuhammadSAW.

2. Mengusap Ubun-Ubun

Soal:
Ketika mengusap kepala pada waktuberwudhCr', ada sebagian
orang yang melakukannya dengan mengusap ubun-ubr.rn saja,
tidak mengusap seluruh bagian kepaia. Adakah dalil yang
dijadikan pegangan perbuatan tersebut?

fawab:
Mengusap kepala merupakan salah satu fardhu wudh0'. Menurut
kalangan Sydfl'iyyahyang wajib diusap hanya sebagian kepala,
tidak seluruhnya. Dalam kitab al-Fiqh al-lsllmt wo Adillttttth
disebutkan:

oY;t * ;i+i|r;e l, {Ut,p d FUr *rlrrt SG',


,f \ e, J ./)t-)l diJD . i; b'U ,b ilU..)xi'l dL,
+rJrf

(YTY

" Golongan Sy Afi' ryy ah mengafrknn bahwa y ang w ajib adnkh mmgusap
sebagian kEala, meskipun sehelni rambut yang adn pad-a batas kepala,
yaitu jikn rombut itr.t dibinrknn ke bawah makn tidnk melebihi batos
kq ala. " (Al-Fi qh al-Islimi wa Adillat uh, iuz l, hal 222)

Pendapat ini didasarkan pada Hadits Nabi SAW:

W" os'r;; ii;bl,p irr i;;Ll'r!:, irEJ * oaat/

(\ Y l f.l o3lr dtci-) #Lr,P: #rg &t &t *

74 Fiqh Tradision alis (J awaban P elbagai P er soalan Keagamtan S ehari-hai)


"D iriro ay atkan dni Mughtr oh bin Sy u' b ah RA bahw a Rnsf.tlulhh S AW
metxgusap dua sepntunya, ubrm-ubunny a dan baginn atas surbanny a. "
(S unan Abi DAwu d, l]^2gll

Hadits ini secara jelas menunjukkanbahwa Nabi SAW


sendiri berwudht' dengan mengusap ubun-ubun. Padahal ubun-
ubun itu hanya bagian depan dari kep aia, bukan ke seluruhannya.
Hal ini berarti bahwa yang wajib diusap hanya sebagian sa]a.

3. Membasuh Kaki

Soal:
Ada sebagian kalangan yang mengatakan bahwa tidak wajib
membasuh kaki. Yang wajib har rya mengusapnya. Manakahyang
benar? Apakah kaki itu wajib dibasuh ataukah cukup dengan
diusap?

)awab:
Menurut madzhab Sylff i, yang wajib adalah membasuh kaki.
Karena itu tidak sahwudhCr'nya kalau hanya mengusap kaki
saj a. Dalam kitab S aftnah al-N aj dh diseb utkan:

.wA $.#,t)t pbsri.Jri or Jt.+,:;"';t;i


1t . ;t*ll 2':;,,)
"Fardhu wudhu' itu ada eflam : ... Kelima sdalah membasuh kaki
sampai dengan msta kaki." (Safinah al-Naiih, 4).

Kesimpulan ini diperoleh setelah memperhatikan kalimat


arjulakum yang terdapat pada QS. Al-Ma'idah: 6. Kalimat
arjukkr.tmitudibacanashabsebab'athnfkepadakalimatzuu jfihakum.
Seb a gaimana diseb utkan oleh seorang M ufa s sir b esar, Imam Abi
al-FidA' Ism6'iI bin Katsir:

Fiqh Tradision alis (l awaban Pelba gai Persoalan Keagamaan S ehan-han) 75


r*u ti*,llurft#rL - i rfJJr'Sr.'5L'rfr> t;
"r"
iiit y /. *t *'*A ;'t.. Jti or Jr ., {-*i;&J,|',
i W; s*rv )Wt'er;y ##'s 4(t ? fit i6 t
y il,*?,ruiir; 2;; t . ai; F|#t fi(;y o ilLyV
( Y1 .r Y
e , .6 u) *-,rr). Lrfur 'lrik J.'Iii
"F irman Allah SWT (wa arj ulakum ilfr al-kn' ba in ), lafa dz itu dib aca
nashab dl-athaf-kmkepodnkntafaghsiltt rrujf.tlahlm . . . fucqan semacam
ini diizo ay atkan dnr i lbn Mas' fi d,' U r rt) ah,' Athn',' kimlh, sl- Hs s sn,
MujLhid, furLhtm, al-Dhnhhfik, al-Sltddt, Muqdttl bin HayyLn, al-
Zuhrt, dan lbrAhtm al-Taymt. Inilahbacaonyang jelas menunjukknn
rnajibnya membasuh kaki, sebagqimana yang telah dinukil uktma
salaf." (Tafsir Ibn Katsir, juzIl, hal 26)

Di samping itu, ada banyak Hadits yang menjelaskan


bahwa NabiSAW selalu membasuhkakinya ketika berwudh0',
seperti:

6)i ik|#br, ii;hr ,rt*'+ftiv,f)jt+ .


,r:c?
tt;'+j'J5t h[ ".f^ ,lt'jb:*if)
ltt a

rfit Lld *tr;'Jft


ir'k,;-lniSi"'r',=.{,io';'6v'#yi'JEr.'rY4r;1
(\ YVI 1,r.1 c.r,rlJr*.) .'di ri.#tr;lk|F P"l
" sl-W d di' t, in b erkat a, " S ay a m elihnt
D ir iw ay atknn dar i Abt Hayy ah
Sayyidina 'Alt RA (sedang berwudhf.t') .... Belisu membasthkedua
tanganny a ( sarnp ai pergelangan tanganny a) tiga knli. Laht b ukumur-

76 Fiqh Tradision alis (l auab an P elba gai P ersoalen Keag amtan S ehnri-furi)
kumrLr dan istinsyAq (memasukksn air ke. dalom hidung) sebanyak
tiga kali. Membasuh w aj ahny a tiga kali. Kemr.dinn membazuh tanganny a
tign kali. LaltL mengusap kepalanya, dan membasuh kedua kaki
( sampai mata kakiny a) tiga knli" . S etelah itu S ayyidina' Alt RA b erkata,

"Begihilah saya melihat Rasf.Lhlllfrh SAW berwudhft' sebagaimana


engknu melihnt apa yang saya lakuka,z." (Musnad Ahmad bin
lfanbal, 112791)

Bahkan Nabi Muhammad SAW mengancam seseorang


yangberwudh0' hanya dengan mengusap kakinya. Dalam sebuah
Hadits ditegaskan:

#hr ;- t"i-r rb ;.;k ltl t}:;?nt nr |# n !, *'*


d'r';A;rpilL-tt6rfi'jr{r'rf:,tatf
'JrttP
i;{i-|i*.;
;; ; )Ut b ywx.J.: rk ubL.sirl . #'.,1 "P #
'J

(oA dr t t'lr^JtC-'-"') ' Llj


i' Ab dull Ah bin' Umar RA din b erkat a, " D alam s ebuah p erj nl an an,
" D ar
Rasftlullfrh SAW pernah tertinggal dari kami. Tak lama kemudian
belinu menyusttl, sementqrs knmi terlqmb at melakuknn shnlat Ashar.
Maka knmrpun b erwudhtt' dengan mengusap kaki-kaki kami (bukan
dengan membasuhnya). Rasiilullilh SAW Kemudinn berterink dengan
suara lantsng dua knli atau tiga kali, " Celakalah (orang-orang yang
hanya mengusap) kaki-knkinya (dslam berwudhfi')." (Shahih al-
Bukhiri, [s8])

]ika kita mengikuti uraian di atas, sesuai dengan apa


yang disebutkan di dalam al-Qur'dn dan al-Hadits, berarti
mengusap kaki dalam berwudh0' tidaklah cukup. Seseorang
yang hanya mengusap kaki ketika berwudhu', maka wudhfi'nya
tidak sah. Karena itu kaki harus dibasuh, agar wudht'yang
dilaksanakan menjadi sah.

Fiqh Tradision alis ( azu


I aban P elbag ai Persoalan Keagamaan S ehari-hari)
4. Menyentuh al-Qufin
Soal:
Al-Qur'dn merupakan firman Allah SWT yang diturunkan
ke dtrnia sebagai petunjukbagi manusia. Karena itu, al-Qur'in
harus diagungkan oleh seluruh umat Islam. Salah satu bentuk
pengagungan a1-Qur'6n adalah larangan menyentuhnya
apabila tidak suci (fuadats). Baik hadats kecil ataupun hadats
besar. Lalu, apakah dalilyang dipergunakanpara ulama terhadap
hukum ini?

Iawab:
Larangan ini berasal dari firman Allah SWT:

rl .#uir q; &fr tiiil,X,'U.:{ y


"Tidak boleh menyentuh al-Qur'An krrrol'i ororg-lrang yong ,uri.
YangdituntnkandnriTuhanqlnmsemesta."(QS.Al-Waqi'ah,79-801

Atas dasar ayat ini ulama menyatakan bahwa haram


hukumnya menyentuh alQur'6n jika tidakpunya wudhrl. Syaikh
Zainuddin al-Malibdri menyatakan:

,n4 *6 #'S*j i:p', 3t *j ba,y *,,:uriil :


(\ . r -Iillel) .
i;t {',frf,y;
" Haram sebab fudnts kecil, melakuknn shalat, thawaf, sujud (y akni sujtt d
filtroah dan sujfid syukftr) , membawa mushfuaf dan menyentuhkertas
yang ditulisi ayat al-Qur'An,raalaupunhnnya sebaginn ayat." (Fath
al-Mu'in, hal 10)

Ada yang mengatakanbahwa ayat di atas tidak dapat


dijadikan dalil haramnya menyentuh al-Qur'in bagi orang

Fiqh Tradision alis ( I awaban P elbagai P ersoalan Keagamann Sehan-hai)


yang berhadats, karena sebenarnya yang dimaksud adalah al-
Qur'An yang ada di lauhmnbfflzhsarra, bukan al-Qur'in yang
ada di dunia ini. Sehingga tafsiran ayat itu adalahyang tidak
bolehbahkan tidak mungkin disentuh adaiah al-Qur'An yang
ada di lsuhmabffizh.sebab hanya orang suci (yakni malaikat)
yang dapatmenyentuhnya. Atas dasarini, mereka mengatakan
b ahwa orang yang ber-ha dats tidak haram menyentuh al-Qur' An
yang ada di hadapan kita sekarang inl.
Menanggapi pernyataan ini, Syaikh Muhammad'A1? al-
Shib uni da lam Raw Ai' al - B ay 0n fi T afstr Ay At al- Affim mengutrp
pendapat Ibn Taimiyyah yang menyatakan:
, I - . aa .

eifihi'or i6 /+) i.'t'u,r;ilt


., . .
3' e#U.t J6;\
a -. a . aa - - - a

'rLL)tbi'iiiJ(is rg ;)tt tip.


a
ts ?nt
ioli 76,u*(i.,'
rl,# ai.tE 6.fi ,s$ b*)v o'i{a;lt\tri.:;.'t ;:}u;ir
i, fL JilLr g. rs$',;.-:t i t*.,iil,b$,\t(;.
9 rL'ipr ;;;*tt f {"'n;W, *,fiv
-":qL

(o ' v ,-f 1 e. gK-!t et'1Tl;;3 OUlCl.u)


" T entanghukum sy ar' t ini, Ibn T aimiyy ah ber dalil dengan cara y a?xg
sangat hnlus. Beliau berkata, "Ayat tersebut menuniukknn hulstm
(kehnraman menyentuh al-Qur'An bagi orang yang tidak pxmya
wudhf.t') dengan jalan isyArah.lika Allnh SWT menyebutknn bahwa
mushfuif yang suci itu tidttk dapat disrnttthkeamli oranS-orang yang
suci (mslaiknt), mctkn begitu pula mushlgf yang ada dihadapankita
tidak boleh disrnttthkecuali oleh orang-orang yang suci @ari futdnts) .
( Sy aikh' Alt Al- s hnb f.mi lalu b ukom ent ar ) S rry a b erp en dap at b afu.o n

inilah p endap at y ang b enar dan ham s diikr.tti. Y akni p endap at y ang
disepakati oleh mayoritcts ulama tentang haramnya menyentuh

Fiqh Trad ision alis (


| azu ab an P elb a g ai P er so aI an Ke a gama an S ehtri -hari )
m 6hhaf y a:19 ru iln ini dnlam keadaan tidak ntci." (RawA'i' al-BayAn
fi Tafsir AyAt al-AhkAm, iuzl, hal 507)
Hal ini didukung pula oleh Hadits Nabi SAW:

,!i'Jt.t-g'{; ir,b,,}* Iitt s?'rii, iti Fif 4 r?


(y \ 11 rrr, d1J,3:-) . 7v,lt. t;fjt';.loi,ft
"Dari Abt Bakr bin Mubammad, in berknta, "sruunggrri*yo
S AW pernah merutlis surat kEad^a penduduk Y aman agar
Rssf,tlulllh
tidak meny entuh al-Qur' An kecuali orang y ang suci (puny a wudhfi' ) "
(Sunan al-Dirimi, 12'L661)

Dengan demilian dapat disimpulkan bahwa yang boleh


menyentuh al-Qur'An hanyalah orang-orang yang suci dari
hadats kecil dan hadats besar, karena memang banyak dalii
yang menunjukkan hal itu. Kecuali anak kecil yang belum baligh
dan untuk keperluan belajar, atau karena ada udzur syali lainnya.

,5. Menyentuh LainJenis yang BukanMahram-nya


Soal:
Apakah menyentuh lain jenis dapat membatalkanwudhir'?

Iawab:
Menurut pendapat Imam Sydfi'iRA, menyentuh lain jenis yang
bukan mafu am itu membatalkan wudhO', b aik yang menyentuh
ataupun orang yang disentuh. Sebagaimana yang disebutkan
dalam kitab al-F iqh al- lvlanhaj i:
'#- tilt,jG .b'u{,Lii',fA rt eT: &141}j
\L'i{:r * si 1r;tk e +,ub 6T*T: i3:*3
(1f .f \ 6 c,**AIl a.ai!l;

80 Fiqh Trad ision alis ( | awab an P elbagai P ersoalan Keagarwa r Sehai-hari)


" Seorang laki-laki yang menyentuh istrinya atau perenlpr&n ajnabiyyah
(yang bukan mahrar"nya) tanpa penghnlang maka wudh{t' laki-laki
dan perempuan itu menjadi batal. Yang dimaksud dengan ainabtyyah
(perempuanlain) adalah setiap wanitayanghalal dinikahl. " (Al-Fiqh
al-Manhaji juz I, hal63)
Pendapat ini didasarkan firman Allah SWT:
'rl L-s.t1lt'u'€1i-;li*'rl f j'rl ,ri;'F'r*
( t y c *L;ll ) . $ fi,rp 1)1$); it",S'Stl3t'f;;'l
"Dan jika kamu sakit atau sedang dalam perjalanan atnu kembali dari
buang air ataukamu menyentuh (mulamasah) perempuan lain (yang
bukan mahramnya) , kemudian kamu tidak menjumpai air, maka ber-
tayammum-lah kamu dengan tanah yang baik (suci)."(QS. A1-
Nisi',43)
Dalam kitab al-Muwaththa' disebutkan tentang penjelasan
'AbdullAh bin 'Umar RA mengenai apa yang dimaksud
mulamasah dalam ayat tersebut:

u a4 wi d i'r p';t rtii'fi ak ifr 'rJu'})r + o"


(1o .i',*j,f :y.ti:;'J.rfr;$ *it*t'Lst
"r'r 6Lrlrl
" bin' Uffiar, in berknta, " Kecupan seorang suami kepada
D ari' Abdullkh
istrinya dan menyentuh dengan tangannya termasukmulamnsah. Makn
siapa saja yang mengecup istrinya atau menyentuhnya, makn ia wajib
melakukan uudhft'." (Al-Muwaththa', juzIl, hal 65)

La1u, bagaimana dengan Hadits yang menjelaskan


persentuhan Nabi SAW dengan sebagian istrinya padahal Nabi
SAW dalamkeadaan suci darihadats kecil, seperti dalam Hadits'
'Aisyah RA:

Fiqh Tradision alis $ azLtnban P elbagai P er sonlan Keagamaan Sehnri-hnri) 81


vt;-ri.id L.*Urt 6 *;;r'h",v,]tgi: *p,f
,;r Ja,1 rsri * A't >L;"i7't {'\t * b'r,S1J,t
(Y11 c qr-1t qJl y)
ari,Aky ah RA istri N ab i S AW, s e sung gtthny a ia b erknta,,, S ay a
"D

tidtLr di dekat Rasfrlullah sAW, sedangknn dus knkiku ctda di depan


Rasul SAW. Apabila akan nt"jud, Nabi SAW meraba kakiku (dengan
t an g anny a ), dan aku m en ar ik kakiku. D an s et elah N ab i S AW
b er dir i

aku b ent an gknn la g i ke dtt a kakiktt. " ( S hahih al -B ukh 3 69 ) iri


Maka hadits ini harus diarEkan bahwa Nabi SAW ketika itu
menggunakan penghalang, sehingga kulitbeliau tidak bersentuhan
qgsung dengan kulit istrinya. Seb a gaimana keterangan
f
Ima m
Nawawi dalam kttab al-Majmfi':

*?' fi f.,p w ti e,eh,,i, ry *;r;;,


( Y Y .,!||i.;'W-'& &i *hut
"r 6 fr^*t)
Y c

"lawaban atas Hadtts'Aisyah RA tentang menyentuhnya tangan


b elhu ke fitmit N abi S AW, maka hal itu b oleh j adi m aq guru*an t afir .,,
(Al-Maj mff ', iuz II, Irral 2Zl

Di samping itu pula, Hadits Aisyah RA tersebut masih


lengandung beberap a kemungkinan. Ya kni a da kemungkinan
Nabi SAW menyentuh menggunakan penghalang (kain atau
yang semisal:rya) atau tidak. Tidak ada kejelasan apakahNabi SAW
menyenhrhkaki sayyidah Aisyah secara langsung atau dengan
perantara. Karena itu hadits tersebut tidak dapat dijadikan dalil
untuk menyatakanbahwa menyentuh istri tidak membatalkan
wudhu'. Sebagaimana kaidah yang dikemukakan oleh Imam
Syafi'i RA:

8Z Fi qh Tradisibn alis ( | awaban P elba gai P ersoalan Keagamaan Sehai -hari)


'tLj, t,.*)i ir'; 6G ir+yi q$.'o:*t $.;r;'ti(JJkti.-
(v t c Jy-)t *rr> ilrr viq
" B eberapa kej adian y ang mnsih me nimh ilkn n bnbagai kemungkinan,
makn in tercakup dalam dalil mujmal Qlobal) dan tidakbisa dibuat
dslil." (Ghiyah al-Wushtl, 74)

Dapat disimpulkary sesuai dengan dalil-dalilyang telah


diungkapkan di atas, menyentuh istri dapat membatalkan
wudhu',

(,6De.)

Fiqh Tradision alis (lawaban Pelbagai Per soalan Keagamaan Sehari-hnri) 83


SHALAT

L. Melafalkan Niat sebelum Shalat


Soal:
Bagaimana hukum mengucapkanniat 0 afalushnllt dan seterusnya)
ketika hendak melakukan shalat?

]awaban:
Niat merup akan infi dari setiap p ekerj aan. Seb ab, b aik tid aknya
pekerjaan itu tergantung pada niatnya. Sebagaimana sabda
Nabi Muhammad SAW:
,,
(\ t'J 6Jt^J
(
Y),si6y| Jq rff *Suir;!i
erbttatnn hany alah tergantung niatny a. D an setiap p erkarn
" S egala p
tergan-tung pada apa yang diniatknn." (Shahih al-Bukhiri [1])

Demikian juga dalam shalat. Niati adalah rukun yang


pertama. Akan tetapi, karena niat tempatnya di dalam hati maka
I Dalam hal ini ulama Sydfi'iyah membedakan anlalt^ al-niyyah dan al''azm. Al-niyyah
hanya dikhususkan pada gerakan hati yang berbarengan langsung dengan perbuatannya.
Dalam shalat, niat bisikan hati yang diucapkan manakala seseorang melakukan Takbiraful
thrAm dalam Shalat. Sedangkan gemeretak hali yang tidak langsung diwuiudkan dalam
perbuatan, misalnya akan dilaksanakan salu lam, dua jam atau dua hari lagi, maka itu
disebul' al-'azm.

Fiqh Trad isio n alis (| azo ab an P elb ag ai P er so al an Ke a gamnan S e hari-hari ) 85


disunnahkan mengucapkan niat tersebut dengan lisan untuk
membantu gerakan hati (niat). Imam Ramli (wafat tahun 1004
H) dalam kitabnya N ihAy ah al- Mufut Aj meng a takan:

{yi;iiir ir.i: ryq. S3r #,r lrr}L-Ir'*i,


"t$
\ 6 c 6rl}rrrrri) . i{*'J'i:Vb g\N1{f;}t p
(fi'v gr
"Disunnahkan mengucapkan apa yang diniati (kalimat usharh)
sebelum takbir, agar sltpaya lisan bisa membantuhnti, sehingga bisa
terhindar dari wgs-was (keragu-rnguan hati skibat bisiknniyetan).
Dan agar bisa keluqr dari pendapat ulama yang mewajibkannya.,,
NihAyah al-Mufutij, juz I, hal 4s7l
Hal ini karena dalam beberapa kesempatan, Nabi SAW
pemahmelafalkanniat. Misalrrya dalam ibadahhaji. Dalam sebuah
Hadits dijelaskan:

i:rri'e')&?tt','rt* *t S?]',# J6'r;Lht rir


r,l *
1t I l,r fr, . d.- y>
C;;iX',15
"Dari sahabat Anas RA berknta, "Sayfr mendengar Rasillullilh SAW
men g u capkan, I abb a ika aku s en g aj n m en g erj akan' umr ah dsn hsj i,, .
(Shahih Muslim, [21 68])

Konteks Hadits di atasberbicara dalam persoalanhaji. Akan


te tap i shaiat
bisa di- q iy As -kan (dianalo gikan) dengan haj i. Kalau
ketika melaksanakan ibadah haji sunnah melafalkan niat, maka
dalam shala t j u ga demikian, dianj urkan menguc ap kan r shsllt. t

Demikian pula dalam ibadah-ibadah yang lain, seperti


-_
wudhu', pua sa dan zakat. Sun^ah mengucap kan iaw situ ketika

85 Fiqh Tradision alis ( | azuab an P elbag ai Persoalan Keagamaan Sehari-hari)


hendak melaksanakan perbuatan tersebut" Namun seandainya
tidakberkenanmelafalkanniat, juga tidak apa-apa. Karena melafalkan
niat itu hanya merupakan perbuatan sunnah, bukan merupakan
amalan fardhu.

2. Membaca Do'a Iftitah

Soal:
Sebelum membaca surat al-Fatihah pada raka'at pertama,
umumnya mushallt (orang yang mengerjakan shalat) membaca
do' a lftitLh. B agaimana sebetuhrya do' a lftitLfu @r sebut? Ap akah
bersumber dari Hadits Nabi Mulammad SAW? Dankapankah
disunnahkan?

]awab:
Do'a iftitfrfu-atau dalam istilahiain disebut dengan tawajiuh-
adalah do'a yang dibaca setelah Takbtratul krArn. Dalam persoalan
ini kebanyakan ulama fiqh mengatakanhukumnya adalah sunnah.
Kesunnahan ini didasarkanpada Lladits Nabi SAW:

\\*iy?u, * lt);r { *u ti;E J,r';i il *


i:5.lt ot;*tff * r*rttU;i';sftor piir e',y',:e
a aataa

Sui tk, k gat U p, ylot,k !, fii6t \*fr


aa , a'
' '

:*trt:iq 4q|'+Li6.br J;i|tl g';it q,b'


ei+
l-J.-lJ/.
tur .j; irr i;:, i::;'* #; u'# i;r,Su
(t f l 1 c
.fg # .rrf J:.*,.) Ut J-fr
"Dari lbn ' Llmar ia berkatn , " Ketikn knmi shnlst bersama RasfiluilAh
S AW, tiba-tibn ada seorang lnkilaki, membaca" Allfrhrl Akbsr kabtra,

Fiqh Tradision alis (l awaban Pelbagai Persoal an Keagamaan S efui-hari) 87


u)a al-Hamdl: lillahi Kgtstra, zus subharullahi Bukrstan wn Ashila"
(Allah Maha Besar segala puji bagi Allah SWT, sebanynk pujinn.
Mshn Suci Allah di waktu pagi dan sore). mendengar do,s ini
Rssulullah SWT butanya, "si.apaknhynng membocs do,s tersebut?
S eor ang lnkilaki menj aw ab, " S ay a w ahni Rasululkrh S AW " . Rn sulullcrh

S AW kemudian b er s ab da, " S ily a kngum p ada do' a y nng dib aca knr ena
pintu langit tubuka sebnb do' a tusebut" . Ibnu Llmnr RA berkata,,, S ej ak
saya mendengar sabda Rasulullah SAW itulah, aku tid{tk pernah
mening g alkan do' a t u sebut. " (Musnad Ahm ad b in Hanb al, [ 3499] )

Dalam Hadits yang lain:

bk p3 yk, *,it Llt:;\,r qt ly AJ i,*'*


,ty,,*tir&3)> J&'ifi$'" tt'1i;Lt61
,*'t1; Ft 0)l q ry V e3*?, orr;L;r:pi
'*'l ai:.; { u|y "$xi'*, r ri$i
!W S,
(Y1t :f.1 r$*& .r,rf r*,) .((:$tiljly6,f,
"Diriwayatksn dqri Sayyidina Alt RA, bahwa sesungguhnya
Ilnsftlullah s AW ketikn memulai shalat , b elinu bertakbir untuk shalat .
Lalu b eliau m emb a ca ( do' a y nn g art iny a),' Aku hadnpknn w aj ahk t p ad a
Dzat yang menciptakan langit dan bumi dalsm keadaan bersuah diri,
Dan alu fulcnnkh termnn k orang-wang musyrk. sentnggufurya shnratku,
ibadnhku, hidltpku dan matiku (hanya) untuk Allah Sang pengttasa
Alam Semesta. Tak ada sekutu bagi-Nya. Dari itulah sku diirruh
(untukmentauhidi-Nya) dan rku termasuk orang-orang yang busernh
diri". (Musnad Ahmad bin lIanbal, t764))

_ Do'a ryfiAhini disr:nnahkary baik bagi orang yang shalat


sendirian (munfnrid) maupun secara bersama an liamn'ahL shalat

88 Fi qh Trad is ion alis ( | azo ab an P elb ag ai P er so al an k ag amaa n S ehai -ha ri )


fardhu ataupun shalat sunnah (nLfilah). Waktunya adalah
sebelum membaca surat al-Fdtihah pada raka'at pertama. Maka
apabiia seseorang telah membaca al-F&tihah, berarti hilanglah
klsunnahan membaca do'a tawaiiuh ini. Dalam kitab al-Fiqh
al-Mnnhajt disebutkan:

f:;i.*" )F.*ilt:*i/tt*qt * it;ltiit;',;-s


-' raf".Ly'*. *st yvW ti y7, iilrilL
, * $, i ;1?":"--'$, i1llr{'J - W'r:*';t;Arli?:.tp
CF-P
. 1.6 r
iir;';* i, . bs ok';,, *t;:r;'oi 6;;x
ua a a a

or
aa
t#.{ #'t 6btit*:-;ilr$e dYr . zltiiJl e'lb
a aaa

(\o . ,-f \
A, u.r:Ir nall) . I4t # oi {tfui;r4
"Disunnahkan membaca tawaijuh (ifiitlb
ketika memulai sh-alat
fardhu dan shalat sunnah. Baik shnlat sendirinn, ataupun bagi imam
dnn mn' mnm (j ilcn b erj am|' ah), den g an sy ar at or an g itu b elum m emulai
membaca surat al-FAtifuh. tika is telahmembau al-FlfiW.h -padahal
in tshu bahw a basmalah mm.tp aknn baginn dari surat al-F Afifoth-qtau
membacs t a' fl'utnntdz, makn hilanglahkesrtnnahnn membaca tawai iuh
t er sehtt. Ketil<a itu, wang ter sebut tidnk usahkembali kgi untuk memb aca

tawajjuh. (Aknn tetapi) tawaiiuh tidak disunnahkan dalam shalat


j enazah, begitr.r pula ketika shalnt far dhu y ang w aktuny a telah mE et,
y alari bila itt meffib au taw ajj uh, makn dkhaw rttirksn w akfu shslat akan
habis." (Al'Fiqh al-Manhaji, iuz I, hal 150)

]adi, do'a ifiitilfuyangkita baca itu memang merupakan


tuntunan dari Nabi Muhammad SAW yang sudah seharusnya
kita iaksanakan. Dan tempatnya adalah setelah takbirah al-ibrLm
dan sebelum membaca surat al-F6tihah.

Fiqh Trad ision alis (l awaban P elba gai P ersoalan Keagamaan S ehari-hai)
3. Membaca Tasbih dan Tahmid ketika Rukff, dan Suj0d

Soal:
Ketika melakukan ruko' dan sujod, disunnahkanmembaca tasbth
(kalimat su b@nallnD. Hanya saja, banyak orang yang menamb ah
dengantsbmtd (yaitubacaan wa btbamdih). Bagaiiana hukum
menambah bacaan tahmtd tersebut?

Jawab:
Membaca tssbih ketika ruk0' dan sujud memang sudah
kebiasaan Rastlullih sAW dalam shalat. Banyak Hadlts beliau
Iang menerangkan hal tersebut. Antara lain Hadits yang
diriwayatkan dari'Aisyah RA:

3k p; ykt * !, $.,Lirj6ti5fir try,r


. gi:--:lr, t*$t l*', Aili #- I H : :'.f3'e3,;;
:,

(Y tAYY :p: {;-Ot .r+f rL.)


' Diriwayatkan dnri' Asyah RA, beli.au berknta bahwa RssAfuildh S AW
membaca subbfih quddfis rabb al-mala' iknt rua ar-rfih ketikn rukfi' dan
sujud." (Musnad Ahmad bin llanbal,I24g77l)

Dalam Hadits lain disebutkan:

* 4, "{,p tt uh,,ir r[JL.*


Lri g",'t xvhtt
,
:{#A't .Ft $ au,*" ,"$)Aik o*r#
;t;; a:+ |ij\t.*, fl e s q. .,r;li ._i" oa.:.
(\ y vr gr.1 ,
u2tJtcr-) sp'yr vri; fl ,)r1rVi

Fiqh Tradision alis ( | auaban P elbagai persoalan Keagamaan Sehan_hai)


"Diriwayatkan d"oi Hu.dzaifah RA, belisu berkata, "Aku pernah shslst
-azhtmi
bersama Nqbi SAW. Lslubeliau membaca subhdna rabbtyal
dnl crm n tkfi- ny a. D an k et il<n nLj ud m emb a ca subhAna r abb iy al a- lA. D an
setiap belinu membsca ayat rahmat, Nabi SAW diam lalu berdo-a
(agar rahmat tersebut diberiknn kEadanya), sedangknn pada snat
membaca ayat tentang sikstr Allah SINT (adznb) belinu selnltt memohon
p erlindungan kep ada Allah SWT ." ( Sunan al-D irimi, lL27 3\)

Kedua Fladits ini tidak menyebutkan kata- kata ruabifotmdih.


Apakah lalu membaca 70a bifumdihi termasuk bid'ah, karena
tidak pemah dilakukan oleh Ras0lull6h SAW? Tentu saja tidak.
Sebab dalam Hadits lain disebutkan:

d' yu.:ii'*;a . so lo n,{iL i *t;,U;re:*


* .**r', gl'jut.tr..; rllbt ,)* ,S?',iti-J ;g;r, lot

',";itn';r-i ii* )6'fut.ir;,'.,!i!i dr?t y'*l


* !, i'i, arr itr'ti :'rtt bt'e r r;9
/.t'r?L'*';;'n
:*; st. .#
:*.; ;#, ;, oq
io'€, ril.p't ir,\r
(vrl s1 , rjr *f cr) .#:l*;; jL\i;tr;& iv
" Rabf bin N Afi' msncuitaktn kEadn knmi, dnri' LI qbah bin' Amir RA,
belin t berknta,' Ketil<n tun tn ay at, " B ertasbihlahknmu kepada Tuhanmu
yang Maha Agung," , Rnsfzlulkh SAW klu busabdn, "ladiknnlahbocasn
itu dalam setinp ruki.t'mt('. Marukaln htrun ayat "Bertasbihlahkepada
Tuhanmu yang Maha Tinggi" , RasfllullAh S AW kemudinn bersabda,
"Kujaknnlahpuintah itu dalam setinp atjudmu" . (Ada riwnyat lain)
bahwa Abmsd bin Yfinus menceritakan kEada knmi sebuah Hadits
yang diriwayatkan dari'Llqbah bin 'Amir RA dengan knnfu ngan
yang sama, belinu berknta bahwtt Rnsf,Lhlllfrh SAW knlau ntkfi' , beliau

Fiqh Trad ision alis ( | auaban P elbagai P etsoalan Keagamaan S ehari-hari) 97


mengucapknn subhtna rabbryal'nzhimi wn bibamdihi tigaksli. Dan
jka rujud, mengucapknn zubhfrrn rabbiyal a-la wn bibnmdihi tiga knli."
(Sunan Abi DAw0d1736l)

Dari sini menjadi jeias, bahwa Nabi Mulammad SAW


juga menambahkan wa bifutmdlh dalam rukCr' dan sujudnya.
Ada yang mengatakanbahwa Hadits ini tergolong dhn'tf, karena
ada salah satu perawinya yang tidak dhqbith (tidak kuat
hafalannya), akan tetapi Hadits ini diriwayatkan oleh lima
orang sahabat Yaitu'tJqbahbin'Amir, IbnMas'td, Hudzaifah, AbO
Malik al-'Asy'ari dan AbA Juhaifah. Atas dasar ini, Al-Syaukdni
mengatakan bahwa berbagai riwayat tersebut dap at menutupi
ke-dhn'tf-tn Hadits ini. Dalam kitab Notl al-Awthnr karangan beliau
disebutkan:

(Y . 1 .r I C, rurlt & I . r'$i fu q;{i'*fi'Ah,,$ du

"Beberapa jalnn (periwayntan fladtts) ini bisa saling mendukung


(satu dengan lainny a). Mukn, p engingknrnn (terhadap Hadits Dha' tfl
ini bisa tertolok dengan beberapa jalan tersebut " (Nail al-Awthir,
inzll, hal206)

]adi, meskipun Hadits yang menerangkan bacaan


bifomdih dalam ruk0' dan sujud dinyatakan dha'if , tapi karena
diriwayatkan olehbeberapa perawi, maka Hadits itubisa menjadi
kuat, dan statusnya naik menja diHasan Lighairih, sehingga bisa
dijadikan foujjah (pijakan hukum). Hal ini juga didukung oleh
firmanAliahSWT:

g r ,.aJr) .qy ak tltiy'f";v d, t&'&i


" Maka b sbib-l ah kamu dengan memuj i kep a da T uhanmu dsn
er -t a

minta ampunlah. Sesunggultnya Din ndalah Maha Prnaima taubat."


(QS. al-Nashr,3)

92 Fi qh Trad ision alis (| azu ab an P elb a g ai P er so alu n Keag amaan 5 ehan -hai)
Penjelasan-penjelasan di atas menunjukkan bahwa
membaca tasbth dan ditambah dengan pujian kepada Tuhan
memang dianjurkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Demikian
halnya, di dalam rukCr' dan sujud. Maka ketika kita dianjurkan
membaca tasbtfu, tentu juga disururahkan membaca ta@mtd
(pujian kepada Tuhan) di dalamnya. Seperti lafazlt,wabibamdihi.

4. MembacaBasmalah dalam Surat al-Fitihah

Soal:
Bagaimana hukum membaca basmqlah (bismillAhirrLhma-
nirr ahtm) dalam Surat al-F dtihah ketika shalat? Dan kalau waj ib,
apakah harus dikeraskan bacaannya?

]awab:
Membaca Surat al-Fdtihah merupakan rukun shalat, baik
dalam shalat fardhu maupun shalat sunnah" Hal ini didasarkan
pada !{adits Nabi SAW:

'AiY* r';."i {'7",k,}t yr& HUt i.i ? tr


(o 1 o c y'.-, W) y419,{i|Ap
"Dari'l4bhdah bin al-Shfrmit, Nabi SAW menyampaikon [oArnyo
baluo n tidnk s sh shalabry a 0r flng y flng tidsk m enlbo ca sur at al-F Atibah. "
(ShahihMuslim, Is9s])

Sementara basmslahmerupakan ayat dari Surat al-FAtihah.


Maka tidak sah jika seseorang shalat ketika membaca surat ai-
FAtihah ia tidak membaca basmalah. Hal ini didasarkan kepada
firmanAilahSWT:
(AV c FID '#rt';tTlV;'ii' 'utt:r"lt{fl'"dJ
"Dan sungguh Kami telah berikan t rprAo*r, Nabi Mufotmmad)

Fiqh Tradisionalis (lawaban Pelbagai Persoalan Keagamaan Selwri-hari) 93


tttjuh ayat yang berulang-tLlang dan al-Qur'dn yang aglmg." (QS.
al-Hijr, 87)

Yang dimaksud dengan'tujuh ayat yang berulang-ulang'


adalah Surat al-Fitihah, karena al-Fdtihah itu terdiri dari ayat
yang dibaca secara berulang-ulang pada tiap-tiap raka'at shalat.
Dan ayat yang pertama adalah bssmalah. Dalam sebuah Hadits
disebutkan:
'*'rhe.; x l''&', {r\t
.u./
'u e kt
.
J?;Jt.
t Jv ,j,6';;:;
-t2- l,a

ri: c rib .1ldi-) G,*il3, y$,iit


9fi,ii or:r;t
(\Yf'o
"Dai Abt l*trairah RA, belinu bukatn, "Rasf.tlullilh SAW busabdn,
-
" Al-fotmdulillilh rabbil Alamtn mmtp akan induk al- Qltr' frn, p okoloty a
al-Kitdb, serta Surat al-Sab-u al-Matshni. " (Sunan Abi Diw0d, [1245])

Berdasarkan dalil ini, Imam Syifi'i RA mengatakan


bahwa basmalah merupakan bagian dari ayat yang tujuh dalam
surat al-Fdtihah. Jika ditinggalkan, baik seluruhnya maupun
sebagian, maka raka'at shalatnya tidak sah.
'rf
ti;'dti;;, rilr dif
b!j,,'-'), *t fr'erfu iti
(\ Y 1 o" \
A, ;!t; f*.W;it'Xt';t,,t' lW
"lmam Sylfi't RA mengatakan bahwa basmalah menLpaknn salah
sattr dari tujuh ayat dalam surat al-Ffrtihah. Apabila ditinggalkan
atau tidak dibsca sebagian ayatnya, maka rakn'atnya tidnk cukup."
(Al-Umm, juzl, hal L29)

Karena merupakanbagian dari a1-Fdtrhah, maka basmalah


ini juga dianjurkan untuk dikera skan ketika seseorang memb aca
al-FAtihah dalam shalatnya. Berdasarkan Hadits Nabi SAW:
Fiqh Trad is ion alis ( I azo ab an P elb a g ai P er sonla n Kea g amaa n S ehari-hari)
';x.ok ;L;#bh'rp',u3tif idul,rr 7.,r;) *jV
(fto \ 1,lr, cs.rl,{l W) .11;!,
Abt Hltr air ah RA, B qhlq a Rnsfilullah S AW ( s el alu) m en g er a sknn
" D ar i
suaranya ketika membaca basmalah (dalam shslat)," (Shahih al-
Bukhiri [34s1])
Menjeiaskan Hadits ini, 'Ali Niyif Biqd'i dalam tafuqtq
kitab IdzA Shalrha al-Hadtts Fahuwa Madzhabt karangan at-Subki
menjelaskan:
'*i,
*';t #1r !,fr;J$F eq*U: su
r:tlllr,F )ebr;rtyh' ./* ?, *a|:t.€
$ f $ IFt, :y *.d /+q i;at,y'* a*)
ats';r,-i yh, e'#rlf'qt au.'r;ti6 p .*y,
Bt
e&! rr-)r Jy *> .i#r qriT:) *1, lt fr';A-
(\1 \C i,7ltiu. &-U & .iiri c6ri, ri c+l
Khttznimah b erkata dnlnm kitab Mushnnnaf-ny a, " ( P endnp at y an g
" Ibn "*
meny ataknn sunnah) meng u asknn ba smnlah m uup akan p endap at
yang benar. Ads Hadtts dari Nabi SAW dengan ssnad ynng
muttashil Atrutan perawi Hadtts yang sampai lnngsung kEadn Nabi
Mr.tfuammad SAW), tidak diraguknn, serta tidak adakeraguan dari
para ahli Hadtts tentang shabth serta muttashil-nya sanad Hadtts
ini. Kemudinn lbn Khuzqimahberknta, "Telah jelas, dan telah terbukti
bahwa Nabi SAW (dalam Hadtts yang menyatqknn) m:engeraskan
bacqan basmalah dalam shalot." (Ma'ni Qawl al-Imim al-
Muththalibi IdzA Shahha al-Hadits Fahuwa Madzhabi L61)

Fiqh Tradision alis (l azoaban Pelbag ai Persoal an Keagamaan S ehtt ri-hari) 95


Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa bosmalnh
merupakan sebagian surat dari al-Fdtihah, sehingga harus dibaca
manakala membaca al-Fdtihahdalam shalat. Dan juga bssmalah
disunnahkan untuk dikeraskan sebagaimana sunnahnya
mengeraskan al-Fdtihah dalam shalat jahriyyah (shalat yang
disunnahkan untuk mengeraskan suara).

5. Melaf alkan S ay y idina dalamTasyahhud

Soal:
Pada saat menyebutkan nama Ras0lulldh SAW, kaum muslimin
menamb ahkan dengan kata s ay y idina. B a gatmana hukumnya
melafalkan sayyidina, khususnya ketika membaca Tasyahfutd
dalam shalat? Sebab ada yang mengatakan hal tersebut tidak
boleh dilakukan.

Jawab:
Kata-kata sayyidina seringkali digunakan oleh kaum muslimin,
baik ketika shaiat maupun di luar shalat. Hal itu termasuk
perbuatan yang sangat utama, karena merupakan salah satu
bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Syaikh
Ibrihim bin Muhammad al-BdjCrri menyatakan:

ii(lt f:
\ e ,t .D*Utr.rr,,) . ,/1!i!f,. iiti;)! jr\i
(\ ol cf
"Yang lebih utamg adnlah mengucapkan sayyidins (sebelum nsma
N abi S AW), knrena y ang lebih utama (durgan mengtupknn sayy idina)
adnlsh carn buadnb (busopan santun pada Nabi SAW)." (llisyiyah
al-Bijfiri, iuz I, hal, 156)
Pendapat ini didasarkan pada lladits Rasulullah SAW:

95 Fiqh Tradision alis ( azoab an P


J elbagai P ersoalan Keagamaan S ehan -hai)
i;i;t L s d'{', i:rht,k *t ti'r'Ji,'JGi;} aj ri
cy'*. y> $fr,i':t: O* ,Sit:;at,a ;5;Vi'rfrrltlsr
(tYYffrr
"Diriwayatkan dari AbA Hurairah RA ia berkata, Rasfilulldh SAW
b er s ab da, " S ay a Gus ti (p en ghulu) anak Adam p ada har i kiamat, o r an g

pertama vang bangkit dqri kuburan, orang yang pertama memberikan


sy nfa- a t d an o r an g y an g p er t am a kali dib er i h ak un t uk m e mb e r ikan
sy afa' at." (Shahih Muslim [42231')

Hadits ini menyatakan bahwa Nabi SAW menjadi Sayyid


di akhirat. Namr:n bukan berarti Nabi Muhammad SAW menj adi
sayyid hanya pada hari kiamat saia. Bahkan beliau SAW menjadi
tuan (sayyid) manusia di dunia dan akhirat. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Sayyid Muhammad bin'Alawi al-Miliki al-
Hasani dalam kitabnya Manhaj al-Salaf fi Fahm al-Nushitshbain
al-N azhar iyy ah wa al-T athbtq:

)Jf;'# re K {qt li*ci!(- rr,}i "*^{s


"
{6ti;i;t l r $ (r" otl1'rl;t jb*. * *'r #hr *
,* €tdlr#.r.;LJt &4 i?\f)q'O, O'i&'$'#
(\1tr 6i*h:itjrqJirJt
"Kata Sayyidina ini tidak hanya tertentu untuk Nabi Mubammad
SAW di hari kiamat saja, sebagaimana yang dipahami oleh sebagian
orang dari beberapa riwayat badits "Saya adalah sayyid-nya anak
arcu Adam di har i kiam at " . T ap i N ab i S AW menj adi s ayy id ketur un an
'Adam di dunis don akhirat." (Manhaj al-Sa1af fi Fahm al-NushOsh
bain al-Nazhariyyah wa al-Tathbiq'1.691

Fiqh Tradision alis ( I auaban P elbagai P ersoal nn Keagamaan S elwri-lnri)


Ini sebagai indikasi bahwa Nabi Muhammad SAW
membolehkan memanggil beliau dengan sayyidina. Karena
memang kenyataarrrya begitu. Nabi Muhammad SAW adalah
sebagai junjungan kita umat manusia yang harus kita hormati
sepanjang masa.
Lalu, bagaimana dengan Hadits yang menjelaskan iarangan
mengucap kan sayy idina dalam shalat?

i#tGe!#y
"Janganlah kalisn mengucnpkan sayyidinn kepadaku di dallnm
shalat."

Ungkapan ini memang diklaim oleh sebagian golongan


termasuk Hadits Nabi SAW. Sehingga mereka mengatakan
bahwa menambah kata sayyidina di depan nama Nabi
Muhammad SAW adalah bid'ah dhalAlah. Akan tetapi
'ungkap an' ini ma sih dira gukan kebenarannya. Seb ab, seca ra
gramatika bahasa Arab, susunan kata-katanya ada yElg tid4k
srngk4o,1. p_alam bahasa Arab tidak dikatikan ,.*
tapi s.rt- rt-. Sehingga tidak bisa dikatakan d,l'r":.2 OIeh
, |fr- "l
sebab itu, jika ungkapan itu disebut Hadits, maka tergolong
Hadtts Maudht|" Yakni Hadits palsu, bukan sabda Nabi SAW.
Karena, tidak mungkin Nabi SAW keliru dalam menyusun
kata-kata Arab. konsekuensinya, Hadits itu tidakbisa dijadikan
d alil untuk mel arang menguc ap kan s ay y i dina dalam shal a t. 3

Dalam ilmu Sharraf, kata gayyid (13, ) berasal dari kalimatii kemudian wawu ditukar
kepada huruf ya menjadi 3ri setelah itu dua ya tersebUldi'-idgham-kan (dikumpulkan)
sehingga menjadi 3! .. Setffigga yang benar aaaah ,S'i#lkarena kata initah yang
merupakan akar kata dari kalimat sayyid.
Sayyid 'Alawi al-MAliki al-Hasani menambahkan, setidaknya ada empat alasan untuk
menolak pendapat yang melarang untuk menyebutkan saryidina ketika membaca shalawal
kepada Nabi SAW. Pertama, tidak ada keterangan secara jelas dan tegas, baik dalam al-
Qur'dn, al-Hadits maupun pendapat dari lmam yang empat, yang mengatakan bahwa
mengucapkan sayyidina itu membatalkan shalat. Kedua, orang yang mengatakan balal
tidak pernah memberikan dasar dan dalil hukumnya. Jadi hanya omongan kosong belaka.
Ketiga, tiga lmam madzhab (lmam l-[anafi; Maliki dan Sydfi'i) sepakal tenlang
disyari'atkannya menambah kala sayyidina ketika membaca shalawal pada Nabi SAW,
sebagai penghormatan dan sopan santun kepada beliau. Keempat, banyak ulama-ulama

98 Fiqh Tradision alis (


I azoab an P elbagai Persoalan Keagamaan S ehni -hari)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa membaca
sayyidina kefika membaca shalawat kepada Nabi Muhammad
SAW b oleh-b oleh saj a, bahkan dianj urkan. Demikian p ula ketika
tasyahhud di daiam shalat.

6. Qun0t Shalat Shub0h


Soal:
Ada seba gian kalangan yang beranggapan b ahwa qun0t shub uh
tidak sunnah Bahkan haram hukumnya, karena Ras0lull6h SAW
tidak melaksanakannya. Bagaimanakah sebenarnya hukum
membaca qun0t dalam shalat shubuh? Ap akah benar Rascrldlah
SAW tidak melaksanakannya?

]awab:
Ulama Sydfi'iyyah beqp endap at b ahwa hukum memb aca q unfit
pada shalat shubuh termasuk sunnah ab'Adh.4 Sebagaimana
dikatakan oleh Imam Nawawi dalam kitabnya al-Majmfi':

$ se,\, f 't;l;ru,t ; irV WL A, W;8 vi:L


J

U. i{riii'Ltr fr i+s6 #;e';i'J i.rri,, uiilt


.'#ht,ir7')b';.ii;t't,rtn[t't',p'tl&'sq(b;Jlr
(o. [ ,-f Y e, e-AD
"Dalam madzhab kita (madzhab SyLfi't) disunnahkan membaca
salaf yang mengatakan bahwa Hadits yang dijadikan acuan oleh mereka (yang menolak
itu) adalah batal. Seperti al-Bakri bin Muhammad Syatha (pengarang kitab l'Anah al-
Thalibin) dan al-Ramli dalam kitab NihAyah al-MuhtAj. Lihat.. Sayyid 'Alawi al-MAliki al-
Hasani, Majml' FatAwi Wa RasA'il, hal.. 90-9l.Bandingkan dengan al-Bil0ri, lbrAhim bin
Muhammad, HAsyiyah al-BAjlri,iuz l, hlm. 156; Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-lslami Wa
Adillatuh, iuz l, 721 .
a Yang dimaksud sunnah ab'adh adalah satu pekerlaan yang apabila ditinggalkan maka
disunnahkan melakukan sujud sahwi. Kebalikannya adalah sunnah hal'a{ yakni sunnah
yang apabila ditinggalkan tidak sunnah untuk mengerjakan sujud sahwi.

Fiqh Tradisionalis (latoaban Pelbagai Persoalan Keaganuan Sehnri-hari)


qunfit dalsm shslst shrlbltb Bsik ado bala' (cobaan; bencana, adzsb
dll) matLpun tidak, inilah pendapat kebanyakan ulama salaf dan
setelnhnya. Di antaranya odahh Abfi Bakr al-Shiddiq, 'Umar bin al-
Khttththnb,' LItsmAn,' Alt, lbn' Abbfrs dan al-Barr A' bin' Azib RA. "
(Al-Majmt', iuz T, hal 504)
Dalil yangbisa dijadikan acuan adalahhadits Nabi SAW:

ft G & *j {'hr * !, J;;its Jti,IrY i,/'*


(\ Y \ 11 ,i.t, P# "rli r:..,). r;fuf AtU &
atknn dari Anas lbn MLlik RA, " B eliant berkfia, " RasfilullLh
" Diriway
SAW senantinsa m embaca qunfit ketiks shalat shublth sehingga beli,ttt
wsfat." (Musnad Ahmad bin Hanbal [L2196])

Mengomentari Hadits ini, pakar Hadits al-'Alldmah


Muhamm a d b in'Alldn al-Shid diqi dalam kitab nya, al- F utfifuAt
nl - Rabb Anry y ah b erkata:

'ub*ilr,'6,ad-l'a'r6,-b UAi1 {' S*-t $b


'i'r3.|ilr# '.r,{'btttl i,v ,}b'i'#ri:&j yf-Jll
i(;;,#t* et;i i@t a'€rA;'*t *
"
,rfilr up Ur-{Jt oul) .f+b*gLrI|'n ,}rri,,tr
( Y'14 el Arl.-tfl
"Adapun qunut di waktu shnlat shubuh, maks Nsbi SAW tidak
p ernah mening g alknrury a s ehingga b elinu mming gal dunin. lni a dnlah

yang benar, dan diriwayatknn serta di-shabtb-kan oleh segolongan


pakar yang banynkkafal rutdfts . Di antara orang yang menyatnkan
ke-shabtb-an Hadits ini adalah al-flfrfi2h Abtt'AbdillLh Mufotmmad

100 Fi qh Tradision alis ( azoab


I an P elbagai P ersoalan Keagamnan Sehnri -hari)
b in' Ali Hkkim d al am kit sb al - Mus t a dr ak, d an di b eb er ap a
al - B alkhi, al -

tempat dari kitab yang ditulis oleh al-Baihaq?. Al-Dhraquthnt juga


meriwayatkannya dari beberapa jalur dengan berbagai sanad yang
shabilt" (Al-Fut0hit al-Rabbiniyyah'alA al-Adzkir al-
Nawawiyyah, jluz II, hal268)
Syaikh JAd al-Haq AU Jad al-Haq salah seorarrgsyaikh al-
Azhdr mengatakan:

)", ?i;,r,'* E y ftlt


,.
x;.
;Lsr :'t* e'"s';F
*JAr,Yt:y qx.c*fffir'rt *t ylr *i; ii,r

(t 1 c:r.r-J lJler^illi,:* .),;.cJD .;iit::;W i1i$*'


"Barang siapa yang melaksanakan qunut pada shalat shubuh, kaka
ia t elah melaksanakan sunnah N abi Muhnmmad S AW y an g t elah diikuti
oleh sahabat Nabi SAW serta diqmalkan para ulama mujtahid, fuqaha
dan para ahlibadtts."(a1-Qun0t bayn al-Syi/ah wa a[-bid'ah,46)

Sedangkan redaksi do'a qun0t yang wdrid (diajarkan


langsung) oleh Nabi Muhammad SAW adalah:
,'.1;'#, g ; :, LiG;1 t,l.q Ursj+ tt+r iixl (
, ., , I . a- ., O 6t

;A l') ofr '*it), ;*it; 7 t: ,'")&i 116'!t|-t


("ikrq , st)1, ,-t
". I .1.' ,'4L .
.j'HIS
.
5. - ta.' .'.
i./ d*) a3l3 t,w
a -/ o . -a 17.

$t,r S, tt;:,X{*+i c JLlr=ir'orfr {4i,


"Ya Allah, berikanlah kami petunjuk seperti orang-orang yang telah
Engkau beri petunjuk. B erilah kami perlindungan sep erti orang-orang
y ang telah Engknu beri pulindungan. Berikhknmi putolongan sehgaimata
orangorang yang Engknu berikan pertolongan. Berilah b erkah p ada se gala
yang telah Engknu beriknn kepada kami. lauhknnlah knmi dari segala

Fiqh Tradision alis ( | auaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hari) 101.


kejnhatan yang Engkau pastikan. Sesungguhnya Engknu dzat yang
mahs menmtuknn dan Engkau tidak dapat ditentukan. Tidak akan
hina orang y ang Engkau lindungi. D an tidak akan mulin orang y flng
kamu mttzuhL Engknu maha suci dan maha luhur. Segala puji bagi-Mlt
atas segala yang Engkau pastiknn. Kamimohon qmpun dan bertaubat
kepada-Mu."5

Memang ada Hadits yang menyatakan bahwa Nabi


SAW tidak melakukan qunut, namun Hadits itu tidak dapat
dijadikan alasan untuk [dak mensunnahkan, apalagi sampai
melarang qunut. Sesuai dengan KaidahUshul Fiqh:

?t fJ c.n> * it6-t * :yt) d6" e L#t iui


(tYo cY
6 cgl-*tCl1Jo,3*Ul
"Dalil yang menjelsskan adanya (terjadinya) suatu perkara,
didahuhknn dari dalil yang menyataknn bahwa perknra tersebut tidak
ada. Sebnb adnnyapenjelasanpada suatu dalil, menunjukknn adanya
pengetalnun (ilmu) yang lebihpada dalil tersebut." (Syaft al-Kawkab
al-Sithi fi Nadzm Jam' al-]awimi', j uz 2, hal 47 5l
Dengan demikian membaca qunfit shubuh dalam se gala
kea daan itu hukumnya sunrtah, karena Nabi Mulamma d SAW
selalu melakukannya hingga beliau wafat.

7. Mengangkat jari Telunjuk ketika Tasyahhud

Soal:
Dalam tahiyyat ketika membaca illallLh, biasanya orang yang
shalat mengangkat jari telunjuknya" Adakah dasar hukumnya?
Lalu, apa hikmah yang dikandungnya?

s lni adalah do'a qunut yang diriwayatkan oleh Sayyidina Hasan bin 'Ali bin Abi Thalib.Dan
diriwayatkan oleh al-Nasi'i, Abi DAwud, lbn MAjah dan lainnya. Lihat .. Hasan Mulamnad
bin SAlim alKAt, al-TaqrirAt al-Sadidah Fi al-MasA'il al-Mufidah. hal... 243-244

102 Fiqh Tradisionalis $atoaban Pelbagai Persoalan Keagamaan Sehan-hq.ri)


Jawaban:
Ulama Sydfi'iyyah menganjurkan untuk meletakkan kedua
tangan di atas paha ketika sedang duduk tasyahhud. Sementara
jari-jari tangan kanan digenggam, kecuali jari teluniuk. Dan ketika
mernbaca ilklkhjarltefuquk tersebut surrnh diangkat tanpa digerak-
gerakkan. Dalam sebuah Hadits diielaskan:

A $'#;l' tf ,iiio fi ,qclt *1, * i. *V


* !, J;"; otr 6'€bt Ju; ,;ri: .i#tfuivtrt ,f A\,
'# *'t {'\r& t ; ok'g)e'e'ei ir'Xtt
+l J

A d: :* ib,Fl k & rt>!,rtr,i''$, 6t'atr str


i,s Jtk *;ti+yi J,ft *L. raft,$ h*t
(1 \ f frr, d.-, y> . dAS 4*
/
" Diriwayatkan dari ' Alt bin ' Abdirrabmin al-Mu'dwt, beliau bercuita
bahwa, pada suatu saat lbn 'Umar RA melihat saya sedang
memp ermainkan lceril<il ketikn shnlat. S et elah say a s ele sai shalat, b eliau
menegur saya lalu berkata, "(Apabila knmu shalat) makn kerjaknn
s eb agaimnna y ang dilaksanakan RasitlullLh S AW ( dalam shalatny a) " .

Ibn' Umar berkata, " Apabila N abi S AW duduk ketikn melaksanaknn


shnlat, belinu mebtnkkan telnpak tnngankananny a di atas pahn kananny a
dan menggenggarn seruua jemarinya. Kemudian berisyarah dengan
(mengangknt) jari tehtnjuknya (ketika mengucapkan illalldh), dan
meletakknn telapak tangan kirinya di atns paha kirinya." (Shahih
Muslim, t9131)

Hadits inilah yang dijadikan dasar oleh para ulama


tentang kesunnahan mengangkat yari telunjuk ketika tasyahhud.
Sedangkan hikmah dari anjuran tersebut adalah supaya kita
mengesakanAllahswT. Seluruh anggota tubuhkita mervtauhiiknn-

Fiqh Tradisionalis (lazoaban Pelbagai Persoalan kagamaan Sehari-han) 103


Nya dengan dipandu oleh jari telunjuk itu. Syaikh Ibn Rusl6n dalam
kttab Zubad-ny a mendendangkan syair:

't:ti(, ,fqt 4uAE4 Cl ifiAir;1,r ! i:c,


(Y{,c*Jl dn)
" Ketika mengucapknn illalldhu, makt angkatlah jari telunjukmu
untuk mengesaknn Dzat yang engknu sembah."
(Matn al-Zubad,24)

]adi, mengangkat jari telunjuk ketika tasyahhud itu


disunnahkan karena merupakan teladan Nabi Muhammad
SAW. Perbuatan itu dimaksudkan sebagai simbol serta sarana
untuk men-t auh,id-kan A11 ah SWT "

8. Mengusap Wajah setelah Shalat

Soal:
Salah satu kebiasaan yang sering kita lihat, setiap selesai salam
dalam shalat, orang-orang mengusap wajah dengan tangan
kanarrnya. Ba gaimanakah hukumnya?

fawab:
Setelah berdo'a, RasCrlullah SAW selalu mengusap wajahnya
dengan kedua tangannya. Dalam sebuah Hadits disebutkan:

e; A q ok'p': ir'Xt *'*irt}f ;l'; *t i lPt *


(\ Vo pr, r31, rllf) i:* *,j'# {S
Y

" D ari S f ib bin Y azid d ari qy ahny a, " Ap ab il a Rn sfilll Ah S AW b u do' a,


beliau selslu mengangkat kefura tangannya lalu mengusap wajahnya
dengan kedua tanganny a." (Sunan Ab i Diwu d, L27 5l

104 Fiqh Tradision alis (l atoaban Pelbagai Persoalan Keagamaan Sehai-hai)


Begitu pula orang yang telah selesai melaksanakan shala!
ia juga disunnahkanmengusap wajah dengan kedua tangannya.
Sebab shalat secara bahasa berarti berdo'a karena di dalamnya
terkandung do'a-do'a kepada Allah SWT Sang Khaliq. Sehingga
orangyang mengerjakan shalat juga sedangberdo'a. Maka wajar
jika setelah shalat ia juga disunnahkan mengusap muka.
Imam Nawawi dalam kitab al-Adzkar mengutip Hadits
yang menjelaskan bahwa RasOlulldh SAW selalu mengusap
wajah dengan tangary sekaligus tentang do'a yangbeliaubaca
setelah salam:

,k !,i;, ok tn?ut',*r,/ *JI' 9,' yy 46ii:


lf 'rilf i,tp ellt:y+;=,-trt-* &6\*:e?tt
.a:;tri A,,*\i.ir iii-lr
--ttt!-:Llr rl|ttit,t
(11 c;Kilf
" Kami muiwayatknn (Hadtts) dnlam kitabty a lbn al-Sunnt, dni sahabat
Anas RA bahwa Rnsi.tlulkh SAW apabiln selesai melaksanakan shalat,
belim mengusap wajahnya dengan tangankanannyn. Lalu berdo'a,
"Saya bersaksi tinda Tuhankecuali Dia Dmt Yang Mahn pengasih
dan Penyayang.Ya Allah, hilangkanlah dariku kebingungan dan
kesusahan." (Al-Adzki r, 69)

Hal ini menjadi bukti bahwa mengusap muka setelah


shalat memang dianjurkan dalam agama, karena Nabi Muhammad
SAW juga mengusap muka setelah shalat.

9. Khusyff'dalam Shalat
Soal:
Fara ulama selalu menekankan agar kita mengerjakan shalat
dengan khusyu'. Apakah yang dimaksud dengan khusyu'itu?
Dan apa pula manfaatnya?
Fiqh Tradision alis (l azoaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehai-hari) 105
Iawab:
KhusyCr' ketika melaksanakan shalat merupakan perkara yang
sangat penting, sebab ha1 itu merupakan tujuan utama dari shalat
yang kita kerjakan. Sesuai dengan Firman Aliah SWT:

(\ t c ^t1,s1;llilJr:t;:
" T unaiknnlah shalat untuk mengin gat-Kr.t. " (QS.ThAha, 14)

Sed.angkan yang dimaksud khusy0.' adalah:

;;igg,a i,
(1A c oLir.-'.:lt vtf) .,-J;Jt
"D&lam istilah ahli hnkikat, khusytt' adalah patuh pada kebenaran.
Ada yang mengatakan bqhwakhusyu' adalah rasa takut yang terus-
menerus ads dalam hatL" (Kitab al-Ta'rifit, 98)

Lebih jelas lagi, Syail,:h'Aliluddin Alibin Muhammad bin


Ibrihim al-Ba ghd6di mengatakan:
b !.,'U,i lt C, t3,i1r4i, 4, ?
l) t .
i a*,at At#J
, . a

djgl l[t;,ti r$l'n gy.,)t,$i;


(fY ga o 6 6

"-,'r)
.
rf
" Khusy f,i' dalam shnlat a dalah m eny atukai kons entr asi dnn b erp aling
dari selain Allah serta mu enungknn setnua y ang diucapknnny a, baik
bmrpa bauan al-Qur'An atuupun dzikir.' (Tafsir al-Khizin, ittzY,
hal 32)

]adi, khusyt' merupakan kondisi di mana seseorang


melakukan shalat dengan memenuhi segala syarat, rukun dan
sunnah shalat, serta dilakukan dengan tenang, penuh konsentrasi,
meresapi dan menghayati ayat juga semua dzlkt yang dibaca
dalam shalat"

106 Fiqh Tradision alis (lawaban Pelbagai Per$alan Keaganaan Sehai-hati)


Dengan cara inilah shalat yang kita lakukan setiap hari
akan menjadi khusyu' serta memberikan implikasi yang positif
dalam kehidupan kita. Yakni mencegah manusia dari perbuatan
buruk dan kemungkaran. Sebagaimana janji Allah SWT dalam
al-Qur'in:
(r o c .r#:,JD ;;t*r.:*ii ;
aaaa
;j:Si>,L:r'ot
" Sesungguhnya shnlat itu bisa mencegah dari perbuatan buruk dan
mungkfir." (QS. Al-Ankab0t,45)

Bahkan Allah SWT mengecam orang-orang yang shalat


tapi hati mereka mengembara tanpa tujuan. Allah SWT berfirman:

(o c rrfuD oit1,'rr,*'* i';//tt'iieb, Jil


" C el akal ah 0r an g - or an g y an g men g er j akan shalat, t ap i hnt i
m e r eka
lupa akan shalat yang ia lqkukan." (eS. al-Mi'0n, 5)

Melihat arti pentingnya khusyO'dalam shalat, Syaikh


,AliAhmad
al-]urjdwi berkata bahwa ketika seorang hamba telah
mampumelaksanakan shalat denganktrusyfi', berarti ia telah sampai
pada tingkat keimanan yang sempuma. Sebagaimana disebutkan
dalam kitab karangan beliau:

i,C,yi;
C)W g:iJ { #,try9il&l, ;1r*jfoi
(Y1"f .l 6 r r$*li3eF Il uGy .'*9,
"Sesungguhnya khusyfi' dan menghndirknn hati dalam shalat , serta
tenangnya anggota (dan melaksanakan sesuai dengan syarat dan
rukunny n ) m uup aknn iman y an g s empurnn " ( Hikmah al-Tasyri
wa Falsafatuh, juz lI, hal Z9l

Di samping itu, khusy0' merupakan syarat diterimanya


shalat di sisi Allah SWT. Dalam kttab sullsm al-Tawfiq disebutkin:

Fiqh Tradision alis (J awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehnri-han) 't07


'#;o[..Juot Jt.. ]tst'itt&&rrv qA';6 {L};
' .. , . - .. ltt .'
(y y r,riy'r ti+'S;L ti}.i;ti
&l t1 lt -$b'u'i'#
"Di samping syarat-syarat yang telah laiu, agar sh-alatnya dapat
dituimn di sisi Allah SWT, ...hnrus menghadirkan hatinya dalam
shslat (khr.Lsyfl'), maka tidak ada (pahala) bagi sese1rang dalam
shalatnyakecuali pada saat hntinyahndir dalam shalatnya." (Sullam
al-Taufiq,22')

Karena itu, orang yang melaksanakan shalat, tapi hatinya


tidak khusyO', maka seakan-akan ibadah yang dikerjakannya
sia-sia, karena tidak diterima di sisi-Nya. Namun begitu, harus
diakui bahwa khusyfi' ini merupakan perkara yang sangat berat
sekali. Apalagi bagi kita yang masih awam. Sedikit sekali orang
yang'mampukJruq40' dalam seluruh shalabrya. Kahu kenyataannya
seperti itu, minimal yang bisa kita lakukan adaiah bagaimana
r<rt'-usy0' itu bisa terwujud dalam shalat kita walaupun hanya
sesaat. Sebagaimana yang dikatakan Imam al-Ghazili:

ai;'oy:yfu g.,.- A,/iltlbJt.Utl,Pt f,f'oi f.J"*

yr.i,l'iLr;1.
'
'&p ,ty, ;$!i r\#, it'& 4
tuittr,A j : f,!i #'N 6'+ vH oi\r.{ ;r$ i:;*tt
(\ 1 \ gr \ 6 e"p-rJl
;irrL-D . e+ltll
' Maka tidnk mungkin untuk mensy aratkan manusia agar menghndirkan
hati (khusyfi') dalam seluruh shalatnya. Karena tidak semua orang
mampu mengerjakannya, kecusli sedikit sekali orang yang mampu
melaksanafutnnnya. Ksrena itu, makn yang dnpat disyaratknn adalah
b a g aimana dnkm shalat itu b iss khu sy f.t' w alaup un hany a s e s ont s ai a.
"
(Ihya'Ultm al-Din, itzl, hal161)

Fiqh Tradision alis (l azoaban Pelba gai P ersoalan Keagmnaan S ehan-han)


108
Kesirnpulanrrya adalah khusyt' daiam shalat merupakan
satu kondisi di mana kita melakukan shalat dengan tenang dan
penuh konsentrasi, menghayati serta meresapi arti dan makna
shalat yang sedang dikerjakan. Dan itu merupakan perkara yang
sangat penting, agar ibadah yang kita lakukan dapat dirasakan
dalam kehidupan nyata, tidak sebatas formalitas atau semata-
mata untuk menggugurkan kewajiban.

10. Membaca Wirid setelah Shalat

Soal:
Sudah menjadi kebiasaan kaum muslimin, setelah melaksanakan
shalat mereka membaca wirid.Baik secara bersamaan maupun
sendirian. Apakah ada dasar hukumnya?

Jawab:
Setelah melakukan shalat memang dianjurkan untuk berdzikir
danberdo'a kepada Allah SWT, baik secara sendirian atau bersama-
sama. Sebagaimana Hadits riwayat Ibn'Abbis yang dikutip
dalam kitab Irsydd a1-Mu'minin:.

t'oilt'r *'q f ur, o Pt grlt/b'i.t,;G


:JV: .p:, yio, ;* lt );,r * ,p'ok zir*"Jr
,1bt;:.r'$t-:t Jv',i; rilUiif;#t it {Ll *
dA,Jtr tv rry.i)i.iig z!'jpit U: rl:, d!lt';)Lkt

(\ V e4IUt qt fsJL!, Jt
" lbn'
Abbls mengataknn, " Sesunggulnty a mengerasknn bacaan dzikir
selessi melaksanaknn shalat
fardhu meruang p ernah dilaksankan pada
mssa Rasfilullih SAW . Dan ia mengataknn, " Saya telah mengetahui

Fiqh Tradision alis (l aw aban P elbagai Persalan Keagntuan Sehai-Lari) 109


hfll itu ketikn mueka telah melaskanaknn shalst. Syail<h Ismi'tl Utsmdn
Zayn al-Y amLfi men gataknn, bahw a itukh dalil disy ariatknnny a s uta
kzutamaan dzikir setelah shalat" (bsyAd al-Mu'minin Ili FadhAili
Dzikr Rabb al;Alamin, 17)
Adapun dzikir yang diajarkan oleh Rasfilulldh SAW adalah

*r it.i f:i &t ate !r iir v A$'#rtbt;,al

$it E rv ix-l i:tx. aliixr,'4 tlrr,''*i'#ti au.a.

{flrtDtiltitl
Berdasarkan Hadits Nabi Muhammad SAW:

' Diriway atkan dari' Aisy ah RA, belim bukata bahwa setelnh Rasfitutkh
SAW mnguwpknn salam (selesai shalat), maka beliau duduk sekednr
memb aca do' a, Alldln tmma. . . .dst.' . (Shahih Muslim [932] )

Setelahitu mernbaca AyatKurci, surat al-Iktrlds, surat al-FalAq


dan surat al-Nis serta surat al-Fdtihah. Sebagaimana diriwayatkan
dari AbO Umdmah RA:

'ali;;;r.is;ibki Lf trr i|f, g$t'{ri'i


(\ Y t rr,,gul,i-) .Lir,it#, J?"
"Barang siapayang membaca Ayat Kursi dan Surat al-Ikhldsh setelah
fardhu makn tidnk al(nn ada y ang menghnlanginy a untttk masuk
shnlat

110 Fiqh Tradisionalis (lauaban Pelbagai Persalan Keagamaan Sehni-han)


surga kecuali kematian Qakni ketikn kematian itu dilalui, dia qkan
masuk surga)." (Sunan al-Nasi'i, 124)

Dalam Hadits Nabi SAW yang lain dinyatakan:

fil}l p1 * L ,J* lnr s?1'difiv lb y. ,;r'*


(\ r\ I g.r r,rrtJlg- ) .trre i, i ?[lfil
,.
" D iriway atkan dnri' u qbah bin' Amir, b elinu b erkata, " Rnsfilullfrh S AW
menyurul*u agar membaca S urat al-khlAsh, al-F alaq dnn al-N ds s etinp

selesai shnlat." (Sunan al-Nasi'i [1-319])

Lalu, membaca tasbih 1ir i'e'i;, hamdalah 1 f';'if takbi:


('Si\i ) masing-masing 33 X dan diakhiri denganbacaan:

:d F,* itiir t5i:ttlt ili, {|:):}ria'rhr lr iirv


'"!i
Hal ini d id asarkan pada Hadits Nabi Muhammad SAW
yang diriwayatkan oleh AbO Hurairah RA:

,iutiu,;;f+i I' J;r;-'ri tiu,iv";;,i,,1 *


Jr.;t i r:n * W G ; n:'
;A,';Y\ b p,k n

ybt * *ti;, Jd iirtrb#iss6'#tq a;W


'oi*-yi:l*A eSrf ,z,rLK'c)ALlyf r $U*i
a/ a /
lt

1" kiri ilr hV j.inottc,y *f V,t1'a*';;


J

i|#t'ti"?t $l tt;.rr'rb?t K'rY* y ;,b:t ?


Fiqh Tradision alis (l atoaban Pelb ag ai Persoalan Keagamaan Sehai-hai ) 111
t Uttt d d ll-;;;t i:"urtrr U 4x qiL{r'e*, 6i
y; tuk'rr, t rf, { t*,if :s'J?
j; 1;, :^:;,:t
(\ YA1 pr; c.r-1b
*f Cf-> .rLi,
"Dari Abii Hurairah RA, bahwa Abfr Dzar RA butanya tc:ryaaa
Rnsfi lulkhSAW'WahaiRasfilullnhlrang-orangknyaitumempunyai
banyak pahala. Mereka melaksanakan shalat sebagaimana kami
mendiriknn shalat, muekn b erpyasa sebagaimana kami bupuasa. D an
merekn b usedeknh dengan kelebihan harta mu eka, namltn kami (tidsk
mampu bersedeknh karena) tidak memiliki harta benda yang dapat
kami sedekahkan" . I^alu RasfihtllLh SAW busabda, "Wahai Abfr Dzar
mnuknh aku aj arknn kepadnmu beberap a kalimat y ang bisa meny nmakan
derajatmu dengan orang-orang yang mendahuluimu, dan orang-
zrang yang datang sesudnhmu tidak akan dapat mrnyamaimu kecuali
kalau mereka juga membaca knlimat itu. Abtt Dzar menjaruab "lya
wahai Rflsttl". Mgkn kemudinn Rasul bersabda, "Hendqklah kamu
membaca takbtr 33 knli, tahmid 33 knli, dan tasbih 33 kali setinp setelah
shalat,kemudinn dinkhiri dengan bacaan lA ilLhn illalldhu wahdahu lA
syartkalah..., maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun seperti
buihdilautnn." (Sunan Abi Diw0d [1"286])
Hikmah dianjurkan dzkir di atas, karena bisa menutupi
kekurangan-kekuranganyang dilakukan ketika shalat. Sementara
do'a merupakan jalan untuk menuju kehormatan melalui pahala
dari Allah SWT setelah melakukan pendekatan diri kepada-Nya.

i,\?rrrrr,:uri*it[&d*rsrr;rUt'A|;,itilili'ol
(A . . ,f .\ 6 ,c!rf3 L,a>t-!l ni;Jl) . ;if"J! ,b,C qfitA.
" K&rena sesungguhny n bacaan istighfAr itu mengganti kekrrangan

shnlat. D an do's menryaknn j alan menuju kehormatan melalui p ahnla

112 Fiqh Tradision alis (


| awab an P elbag ai Persoalan Keagamaan Sehari-hari)
diri kEada Alltth SWT dengan shnlat " (Al-Fiqh
setelah mendekatkan
al-Islimi wa Adillatuh,iuzl, hal 800)
Dari sini., maka semakin jelas bahwa berdzikir setelah
shalat sangat dianjurkan dalam agama, karena dapat menutupi
kekurangan dari shalat yang kita laksanakan. Maka sungguh
sangat disayangkan apabila waktu setelah shalat tersebut disia-
siakan tanpa berdzikir. Terlebih-lebih ada jaminan Ras01u116h SAW
bahwa saat tersebut merupakan waktu mustaidbah, di mana
do'a seorang hamba akan dikabulkan oleh Allah SWT.

11-. Berjabat Tangan setelah Shalat

Soal:
Sudah berlaku urnurn di masyarakat, setiap selesai shalat, satu
jamd'ah dengan jama'ah yang lainnya saling bersalaman. Itu
dilaksanakan pada shalat yang lima waktu atau sefiap shalat
berjama'ah semisal shalat tarawih. Adakah dasarnya?

]awab:
Bersalaman antar sesama muslim memang sangat dianjurkan
oleh Nabi SAW. Hal itu dimaksudkan agar persaudaraan Islam
semakin kuat dan persatuan umat Islam semakin kokoh. Salah
satubentuknya adalah anjuran untukbersalaman apabila bertemu.
Balkan jika ada saudara muslim yang datang daribepergian jauh,
misalnya habis melaksanakan ibadah haji, maka disunnahkan
juga saling berangkulan (rul Anaqah). Dalam sebuah Hadits, Nabi
MuhammadSAWbersabda:
'ut1
Pr*b,* qjb i.,W *
lur
araa.
ii: i6 Jd

iHriP).\frt'ot& ujj1i'ttor;,;';.*
' '
oW#*
(t,1 lV' ,;.r r*U
Fiqh Tradision alis $ atuaban Pelbagai Persoalan Keagamtan Sehai-hari) 113
"Diriwayatkan dari al-Barr|' bin'Azib, inberkata "Rssf,tlullLh SAW
b usabda " Tidaklah dua or ang lakilaki bertemu, kemudian keduanya

bersalaman, kecuali dinmpuni dosanya sebelum mereka berpisah."


(Sunan Ibn Mijah t36931)

Berdasarkan Hadits inilah ulama Sydfi'iyyah mengatakan


bahwa bersalaman setelah shalat hukumnya sunnah. Kalaupun
perbuatan itu dikatakanbi.d'ah, tetapi masuk dalam kategori
bi.d' ahmubilfoth. Imam al-Nawawimenganggap bahwa hal itu adalah
perbuatan yang baik untuk dilakukan.

ri tl&'qfr g*Irr1 Ltit f"i: e\:r:'zi #


tr.-,/"-1.
,,F.ui, L(U*
.ll.o tt7 -a.a ..t,.1 ttt t! ,. ^ ..1t
3j--u$-tr,fi-';;i'&t'i jfur
lr.-yf ce3t-:i; .:dtittit rfl, .i-ii n ry. S vk op
rn

(1 \ .r ci-gll.JttJt* ;1,-J,l $s_ll


"(Soal) apaknh berjabatan tangan setelah shnlat Ashar dan Shubuh
memilikikeutamaan ataukahtidak? (lawab) berjabat tangan itu sunnah
dilakukan ketfka bertemu. Adapun orang-orang yang mmgkhususknn
diiunhkmelakr.kannya setelahdua shakt itu (Ashar dnn Slntbuh) makn
dianggap bid' ah mubdhnh. (P mdnpat y ang dipilih), sesunggulmy a kalau
seseorfing sudnh bulatmpul dan bertemu sebehtm shalnt, mnka berj abatan
tangan tersebut adnlah bid' ah mubfrfuth sebagaimana di ntas. T api j ikn
seb ehtmny a b elum p ernah bert emu maka sunnah (bu salaman) . Kar ena
ketil(n itu ( dinnggap ) baru bertemu. " (FatAwi al-ham al-Nawawi, 61 )

Bahkan sebagian ulama mengatakanbahwa orang yang


shalat itu sama dengan orang yang gh6'ib (tidak ada di tempat

t74 Fiqh Ttadision alis ( I auaban PeIb agai Persoalan Keaganwan Sehai-han )
karena bepergian atau lainnya). Setelah shaiat, seakan-akan ia baru
datang danbertemu dengansaudaranya yang muslim. Maka
ketika itu dianj urkan untuk berj ab at tangan. Seb a gaimana yan g
diseb u tkan d a la m kttab Bt ghy ah al- Mu star sy idtn :
t

',$-:,U !#e,t t
itlt r.t ilt 4iA:.5 (:tu9
;#Ja$it;:r'r;L;iz>r* ,ya ak U ,y-'Si"At
. lJ tl J Y v--Y,

y tyk'S*,:ir'oy;*"iej 6:*y.,titr+ e e\t


(o \ - o, ga tgtu.;*fr qi1) .Gfu1 L*sJl'*'#
r.mam ofNo*o*t
"Bersfrlaman itu termasukbid'ahyang mubah, dan
menganggapnya senntu y ang bail<.. T api hardakrrya di-tnfslttl ( dip erinci),
antara olang yang sebelum shalat sudahbertemu, maka sslaman itu
hula.rmny a mub Ah @oleh) . D an j il<.n memang s eb elumny a tidnk b er sama
(tidak butemu), makn dianiurknn (untuk salaman setelah salam).
Knrenn salaman itu disunnal*rtnketikn befiemumenurut iimt' ulama.
Sebaginn ulama berpendapat bahws orang yang shalat seperti orfing
yang ghfl'ib (tidak ada/tidak butemu). Makn baginya disunnahkan
busalaman setiap selesai shalat lima waktu secara mutlak (baik sudah
bertemu sebelumny a atau tidak)." (Bughyah al-Mustarsyidir1 5e51)

Dari penjelasan di hukum


ata s dap at disimpulkan b ahwa
bersalaman setelah shalat adalah boleh, bahkan sunnah
dilakukan jika sebelum shalat memang belum pemah bertemu.
Namun yang harus dip erhatikan adalah j angan sampai berj ab a t
tangan itu mengganggu kekhusyu' an orang yang sedang wirid
dan dzikir. Karena itu dalam ceramahnya pada tanggal t Mei
2005 di PIQ, KH. Bashori Alwi menjelaskan seyogyanya berjabat
tanganitu dilakukansetelahwirid dando'a, agar tidak mengganggu
kekhusyu'an orangyang sedang membaca dzikir atau do'a.

Fiqh Tradision alis (J moab an Pelb agai P ersoalan Keagatuan Sehari-hari) 115
12. Shalat )um'at dan Beberapa Amalan

Soal:
Ba gi seba gran kalangan, ritual shalat jum' at yang dilakukan masih
menyisakan beberapa persolan. Setelah shalat jum'at biasanya
diteruskan dengan membaca surat al-Ikhlish, surat a1-Falaq dan
surat al-Nis. Ada yang menyatakanperbuatan itu hukumnya tidak
sunnah. Bahkan ada seba gian kalangan yang masih beranggap an
bahwa shalat jum'at itu tidak wajib hukumnya. Benarkah
anggapan itu?

Iawaban:
Menjawab pertanyaan ini, ada baiknya kalau dimulai dari hukum
shalat jom'at itu sendiri. Al1ah SWT berfirman:

i !, f : it,:*e y:;,ir ii'n irL)t G ii fi A$ 6u


6y,r

o o lt
( t r L^41;
flltttr.,i
"Wahai orang-orang yang beriman, apabila adzan (untuk melctkuknn)
shalat jum'at telah dikumandangkan, maka bersegualahknlian untuk
berdzikir kepada Allah (dzikrillah). Dan tinggalkanloh segala bentuk
jual beli." (QS. Ium'at,9)

Yang dimaksud dengan dzikir dalam ayat tersebut adalah


shalat jum'at Sebagaimana yang tercantum dal anTafsir al-Khlzin:

(A1.r t 6 c r;jt*rj.-,ir) . iylrr.lr


a
h aw$r*"fAt
a a- a a

"Yang dimnksud dengan fas'aw ilfi dzikrillLh pada ayat tersebut


adalah shalat." (Tafsir al-Khizin , iuz IY , hal 89)

Dengan demikian, ayat ini menjelaskan tentang perintah


untuk mengerjakan shalat jum'at" Karena setiap perintah pada
asaLrya mentrnjukkan wajib (alashl f al-ami yadulli' ala al-wijfib).

1.L5 Fiqh Tradision alis (J auaban Pelbagai P ersoalan Keagamaan Sehai-hari)


Di samping itu, ada banyak Hadits Nabi Muhammad SAW yang
menjeliskan tentang kewajiban shalat ium'at. Di antaranya adalah
sabda Nabi Muhammad SAW:
'C. t.t t
t!

6r L-*t Ju',p'r{'\tt jrr'#


'p' iir;t tfli,jz * *;. J vtz;l;, G J,,',1, & 4,r,
(t' \ O r 1b gl.i:-). :rti'J
" DariThfrriq bin Syihfrb , dari Rnsf,tlullfrh SAW , belinu bersabdtt, " Shnlat
jum' at itu mmtpaknn hakyang wajib dkuiakan oleh setiap orang Islam
secarfi bujamA'ah. Kecuali empat oranS; Hamba sahaya,perelnpufin,
anak-anak dan orang sakit." (Sunan Abi Diw0d, [901])

Atas dasar pertimbangan inilah ulama menyimpulkan


bahwa shalat jum'atituhukumnya fardhu'ain. Dalam Tafsir al-
Khdzin,Syaikh'A16' ud din'Ali bin Muhamma d menj ela skan:

?
J'

F $ e$*l!i
ei,,;iioali
.
i;i
i;i'u?3::iitiv;
ot}!i i;i'u7l::iJ ctlrl Ju
'air
t lt
;>tip
) t.l t t

,
|& f'arr3'1';;",
.€; A tiLd'.1i S$y# rt fb p6.

(1 \ t 6 r lljtll j"-iD'#;t'ga't
"f
"Parfl lllama mengatakan bahwa shalat jum'at itu muupaknn fardhu
'ain. Shslat jum'at roaiib bagi sunun orflng Islam yang telah baligh,
buaknl, dnn muqim, kealali ap abik adn udzur untuk mrning galkanny a.
Siapa saj a y ang meninggalkanny a tanpa ada alasan y ang dibenarknn,
mnkn iaberhaimendnpat sksa." (Tafsir al-Khf;zin, |uzlY,hal 91)

Berdasarkan keterangan di atas, maka anggapanbahwa


shalat jum'at bukanlah suatu kewajiban tidak dapat diterima,
karena bertentangan dengan berbagai macam dalil yang secara
jelas menyatakan kewajiban mengerjakan shalat jum'at. Karena

Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P etsoalan Kealamaan Sehai-hari) a77


itu, tidak ada alasan untuk meninggaikan shalat jum'at. Selama
fldak ada udzur, seorang muslim tetap wajib melaksarakanshalat
seminggu sekali ini. Kalau masihberani meninggalkan, maka
terimalah siksa dan adzab Allah SWT di hari pembalasan kelak.
Dan setelah shalat jum'at dianjurkan unfuk membaca surat
al-Ikhl6sh, al-Falaq dan al-NAs. Sebagaimana disebutkan dalam
Hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Ibn Sunni.

f;',i16 *i y trot,k'C/tll W\r*, *y .rx*


i'if,yr *'*li,-A,FrLf tbri'i; a,iJ,jt $b
jy'yi;t I' Wrisal
,s?\i #t T ?fr'* r'6f*r,
( I Vt 1,.1 Ae ;i:Jt;.aJt e4)lll q} ji..Jlet4D
-
D ari Aisy ah RA, " S esun g guhny a N abi Mufutmma d S AW b er sab da,
"Barang sinpa yang membaca surat al-khldsh, al-Falaq dan al-Nils
setelah shnlat jum'at sebanyak tujuh kali, maka Allah SWT akan
menjaganya dari keburukan hingga jum' at yang akan datnng ." (Al-
Iami' al-Shaghir f i Ahidits al-B asyir al-Nadzir, j uz II,haI 1 79)
Dalam Hadits yang lain riwayat Ab0 al-As'ad aleusyairi:

(\ V1 ,-f \ec1.t"rll l,&Jl Ca:L-f .l jr*tt


"Dari Anas RA, sesunggtthnya Nabi Mufuammad SAW bersabda,
"Barang sinpa metnbaca surat al-Fdtifoth, sl-lkhlfrsh, al-Falaq dan
al-N frs , mnsing-masmg tujuh knli , padn hari jum' at , setehh imqm salam

fl18 Fiqh Tradision alis (J auaban Pelbagai Persoalan Keagamaan S ehai:lwri)


dan sebehtm membetulksn (mengubah posisi) kski, makn dosanya
!' (Al-I am i'
y an g t elah lqlu dnn aknn dat an g dinmpmi ol eh Allah SWT .

at-Snagntr fi AhAdits al-Basyir al-Nadzir, iuz II, hal L79)


Dapat disimpulkanbahwa shalat ium'at hukumnyl wajib
dan membaca suraf al-Ikhlds, al-Falaq dan al-Nis seb anyak tuj uh
kaii setelah shalat jum'at merupakan perbuatan yang sunnah'
13. Shalat Sunnah Qabliyyah dan Ba'diyyah ]um'at

Soal:
Bagaimana hukumnya shalat qabhyy ah dan ba' diyy ah ium' at?

)awab:
-Sh,
lut surrnah q abliyy ah a dalah shala t s unnah yang dikerj akan
sebelum shalat fardhu. Sementara shalat sunnat ba'diyyah,
dikerjakan setelah shaiat fardhu. Karena stralat jum'at merupakan
shal4 fardhu, maka disururahkan iuga melakukan shalat q abliyy ah
d,xtba' diyyah. Ada banyak Hadits yang menjelaskan kesunnahan
ini. Di antaranya adalah sabda Ras0lulldh SAW kepada seorang
yang datang ke masjid pada saatbeliau sedang membaca khutbah:

I'r'Si, bri;i, UIL ia ;E * fu 'C, {;:},1 n


P t ybt *',it {iYi *4 *i f?n, *
"*i;f
.r'.+ i3ft3,;rs r'J"Jill .i i6 \;4r'ot # iF?)
(\\.t,frrcra'L&ldp)
"Diriwayatknn dari Abfi Hursirsh berknts, Sulayk al-Ghathafint
datang (ke masjid), sementara Rasf.tlullAh SAW sednng berkhutbah.
Laht Nahi sAW bertanya, " Apaknhktmu sudah shnlnt sebelum dntang
ke sini? Sulayk malawab, Belum. Nabi SAW busabdn, Shalatkth dua
"

rrkn-at dan-ringankan saja iangan membncn xrat yang paniang-


panjang)". (Sunan Ibn MAiah, [1104])

Fiqh Tradision aiis (l azoaban P elba gai Persoalan Keagamaan Sehari-han) L19
. -Mgnanggapi Iladits ini, pakar lladits al-Syaukdni
menjeiaskan dalam kitab Na,l al-AwthLr:

,;il;r'r;ic'o( *iu'i4
"oi'f.'iit .Lw, .rtir |rY"
i
Ju t3 r.ii )*6 i.l e;*,!*A).*a{, qift;#j).L
aa/a

,eij"l Ui r*;i f, bri,t **j( qd cr-+r) J:i:"!jr


#, " l9 #* b i#tbrcrftir t'r r*r';;; d **
G \ A,r Y
e, lLrltt 4r c+rt-l ;,r rtL5lt
" Adapun rijal hrrutan orang-orang y ang merawil<nn
Hadtts) y ang berafut
padn sanad fladtts ini adnkh orang-orang y ang dnpat dtp a cayahrqohl.
Sabdn Nabi SAW "sebelum kamu dntang" menunjulclwn bahwa yang
danaksud dengan durtrakn'at itu adnlah shalat sunnahsebefum jum'ai,
buknn shnlnt sunnah tahiyyah al-Masjid. fladtts iwayat tbn Majah ini,
sebagaimana y ang dikatakan oleh lbn T aimiyy ah dnn ai-snahib-t<an oleh
aI;' juga di-takhrtj oleh Abit D Aw frd dni fladits y ang diriw ay atkan
lrilqt,
oleh Abfi Hurairah dnn oleh lmam al-Bukhtrt dan imam Muslim dari
fudrts lAbir." (Nail al-Awthir min Ahaditsi Sayyid al-AkhyAr,
juzlll, hal318)

Hadits yang lainnya adalah:


'drJ
i,pt iin'*i t?rt &',#t f ;;,t,rJ r
i*,; a e';
d',:" A
1* 6 d'.p -F'dp
;Ap i;b, b Lfr & (,,}:a
;r:"rl,ri { r:i (, * p
(l t \ A d.,, rJ*,ei^.^,) . f6;iiilr ,f*t,s|\i91l,it;,
"Dari Abf.t Hrtnirnh M, dnriNabi Mrlfotmmad sAW belilrubersabda,
" sap a yang mandi (untuk shnk t jumlat), lalu pugi melnksmaknn
laynq
shslat jum'at, dan shalat dengan ukrtran yang din mampui (shnlat

120 Fiq h T rad i sion alis ( ato ab a


I n P elb a gai p er so al an ka g nmaan S ehari _ha ri )
sunnfrh), kemudinn din diam dan menyimakklllttbfrh wrnpai selesai, s etelqh
itu dia shalat jum'at secara bersama, makn dosanya akan diampuni
sejak hnri itu inmpni ium' at mendatang dan lebih tiga hari."
(Shahih
Muslim, t14181)
Dan juga Hadits NabiSAW:
'Siii\Lsr,b'#
,t t '!
&-r.J ii: ok iu ps ;
ir4 . ai;,r+-ott'$j r; hr,;., j,' Ji'rlfL*it!* G
(1of p1o3tr gt
"DariNAfi' , ia berknts, "lbn'Llmar memperpaniang shalat sebelum
jnm' at, lalu mrngai aknn shalnt dtn rakn' at setelnh rytm' at di nnnahlU 1 "'
-Kemudinn
ia irncuitakan bqhl"Do hnl itu dilakuknn oleh Rasfilulldh
SAW." (Sunan Abi Diwtd, [953])
Mengomentari dua hadits ini, al-SyaukAni mengatakan:

FI rU #) . yzit';+ ;.9ldr {;t}* ;t t}f* !6*;t


(f \ f ,)P t e, ;ta*!l 're- c+rt+l
"Dua fladits inimerutniukknn atas disyari'atkannya shnlat sebelum
ium'at" (Nail al-Awthir min AhAditsi Sayyid al-AkhyAr, iuz
IV, hal 313)
Demikian juga disunnahkan shalat ba'dtyyahjum'at' Ada
banyak dalil yang merrjelaskankesururatnnini. Di antaranya adalah
Hadib Nabi Muhammad SAW:

tt\{'r *h,,1., J?:Jd Jd ii; },r 9ta;:}',rJ r?


}tt

(\ tov fr,d.-, W) ll;rlAA.$"{t't;:,*it!:*f *

F iqh Tradision alis 0 azo ab an P elb a gai P er'soalan Keag amaan S eha i -han ) 127
"Diriwayatkan dari Abii Hurairah RA, beliau berkata bahwg
Rssfilulldh sAw basabda, "lika salah seorang d.ari knlinn shslat
jum'at mrka shslatlah empat raka'qt setelahnya;. (Shahih Muslim
lL4s7l)
Dalam Sunan al-Tirmidzi diseb utkan:

qJ rlit;.'s 6rfp,x.lr "Ji',k rk ib}ll,,i,


i# i.t'ot
(tA\ fiJ s q,t,;/]l6-'1
'.s
esunggultnya lbn Mas' fid RA shnlat empat rakn' at sebelum (shaht)
ium'at dan shalnt entpat rakn'at setelahnya. " (sunan al-Tinnidzi tagll)

Dalam flAsyiyah al-Kurdt' Alfr al-Minhfrj al-eawtundinyatakan:

6|'#rl'l"ir * $g;t*'jlid 4tU;41,sif:


i* i t, bi} i:-s,oi ir r+,r;,L'u o$,it itl.;
, . . a a a a . /a /
,f/l Ctcrtt,* e'"flt tpr-) .o*) q;U'L;rlltTi
(I\4,f,\ e
',D alil y ang p aling kmt y ang dij adikan dasar disy ari'
atkanny a shnlat
dua raka' at sebelum jum' at adalah fladtts marfi' dari ' Abditltah bin
al-Zuban , " s etap shnlat fardhu p asti di dahului dengan shnlnt sr,mnnh

fyr!\'.rt." Glasyiyah at-Kund? 'Ali al-Minhal it-qawim , juz r,


hal 218)

Bertitik tolak dari beberapa dalil ini, maka shalat sunnah


qablryyah dan ba'diyyah juga diperintahkan pada saat shalat
jyT u!. Sebagaimana perkataan Imam al-Nawawi dalam kitabnya
al- Maj mfi' Sy arfu 0l- Muhadzdzab :

122 Fiqh Tradisionalis $azuaban Pelbagai persoalan kagamaan Sehan-han)


tiftt'rit:*r;i;, A:it'#,qi!, 6:i;. zr::it * A Qt) a.

.6:rii. €r?t W A.,l'Jf.Jb .tLlx. l*;t W 06{)

(7 ,f t e ,rr-t+ll Ci tJ.AD
"(Cabang) menerangkan tentang sunnah shnlat ium'at, setelah dan
sebelumnya. Sebelum dan setelah shnlat jum'at diwnnahknn melnkuknn
shnlat sunnah. Paling sedikit dua raka'at, sebelum dan sesudahnya.
D an y ang lebih s empurna, emp at r akn' at s eb elum dan s e su dahny a. "
(Al-Majmt', iuz IV, hal 9)
Maka menjadi jelas bahwa pada shalat jum'at juga
dianjurkan melakukan shalat sunnah sebelum dan setelah shalat,
sama haLnya seperti shalat dzuhur.

L4. Adzan Dua Kali pada Hari fum'at


Soal:
Pada hari jum'at, biasanya adzandikumandangkan dua kali.
Ada tudingan b ahwa adzan dua kali terseb ut merup aka n bid' ah -
Alasarurya, karena adzanyang ke dua tid ak p ernah dilakukan
pada masa Ras0lullAh SAW benarkah begitu?

!awab:
Pa da awalnya, a dzan j um' at hanya dikumandangkan satu kali.
Yaitu ketika khatib duduk di atas mimbar. Itu berlangsung sejak
zaman Ras0lutlAh SAW sampai zaman Khalifah 'Umar bin
ICraththdb RA. Kemudian Khalifah 'Utsmdn bin 'AffAn RA
menambah satu adzanlagi sebelum khatit naik ke mimbar. Hal
ini beliau lakukan karena melihat manusia sudah mulai banyak
dan tempat tinggalnya berjauhan Sehingga dibutulrkan satu adzan
lagi unhrk memberi tahubahwa stnlatjum'athendak dilaksanakan'
Dalam kitab S habtLa I - B ukhar t dij ela skan:

Fiqh Tradision alis j atoaban Pelbagai Persoalan Keagataan S ehari-hai) 1.23


,;:lJi; i,rili'oflg -ri|+Fr ;- U Jo s il *
lu ti'* Git*9a3;;iYyi';;.q $f dv
-i ok tu q:b kt'dr5 F,{r'p', * }tt *
g:,liti';:t* ;f tk'rii; iur ',irirb ing" yV
#> u; &';\i 1,6ilt & *r,lti gir orilq
(A1o t', , Srt^Jt
" D ai al-Zultri, ia berkata, " s ey a m.endmgar
dni al-S A' ib bin Y aztd, b eliau
bukata, adzan di hnri jum-at padn asalnya ketil<a masa
" S esungguhny a
Rssfihillhh SAW, AbfiBakr RA dnn'Llmar RA dikkukanketkn imsm
duduk di atas mimbar. Namun ketika masa Khalifah LItsmAn RA
dan kaum muslimin sudah banyak, maka beliau memerintahkan agar
dindakan admnyangketiga. Adzan tusebut dihtmandnngkan di atas
Zaurt'1amn pamr). Milkffi Wkhpuknra tersebut (umpai sekarang)."
(Shahih al-B ukhiri, [85s] )

Y*g dimaksud dengan adzan yang ketiga adalah adzan


yang dilakukan sebelum khatib naik ke mimbar. Sementa ra adzan
pertama adalah adzan setelah khadb naik ke mimbar dan adzan
kedua adalah rqimnfu. Dari sinilah, Syaikh Zainuddin alMalfo iri
pengarang kitab Fath al-Mu'tn, mengatakan bahwa sunnah
mengumandangkan adzan dua kali. Pertama sebelum khatib naik
ke mimbar danyang kedua dilakukansetelahkhatib naikke mimbar:
, a. a /
;il iit$?it
-.
"i6t gy;,n.
ariix. ;i,
A

ttlH,
li.'- "rrt[a
?i, e.tt
ia,y t
$;71 v *.:o6bl:.i,
. 1li' 'S iJt
iJt
;Yit;*;lr ;;L :t,i.jl;lf )t:$. o6irr
"+;.ir
(\ o r d,FIlel)

124 Fiqh Trad ision alis (J azu ab an P elb a g ai P erco alan Keag amaan S ehai -ha ri )
"Disunnahkan adznn dua kali untuk shalat shubuh, y akni sebelum faj ar
dan setelahtrya. likn hanya matgumandangknn satu kali, makn yang
utamn dilakuknn setelahfajar. Dan sunnnh dtu adznn untuk shnlat juniat.
Salnh wtun.ua setelnh khatib naikke mimbar dan yang lain sebelumnya."
(Fath al-Mu'in,1-5)

Meskipun ad,zantersebut tidak pernah dilakukan pada


zaman RasCrlullAh SAW, temyata ijtihad SayyidinA'UtsmAn RA
tersebut tidak dipungkiri oleh para sahabat yang lain. Itulah yang
disebut den gan ijmh' sukfitt. Satukesepakatan para ulama (dalam
hal ini adalah sahabat Nabi SAW) terhadap hukum suatu kasus
dengan cara tidak mengingkarinya. Diam berarti setuju pada
keputusan hukum yang telah ditetapkan. Dalam kitab al-Mawlhib
al - L a d unn iy y ah dis ebutkan :

if.'#v 'St &'i3 CG,Lbtt iL;ut


Jr- .- \'a -,.,J 4t ot2L'E'o\'i' (Y t\e Y6r!,-rlJl*^trlt; tli
" Sesungguhnya apa ymg ditnkuknn oleh Sayyidina' lkhnhn in *rrrp akon
ijmk' sukilti karena para sahabat yang lain tidak menentang kebijak'an
t er s eb ut. " (al-M aw ih ib al- L adunniyyah, jaz II, hal 2491

Oleh sebab itu, kita dianjurkan untuk mengikuti ijtihad


tersebut. Yaitu mengumandangkan adzandua kali. Berdasarkan
Hadits Nabi Muhammad SAW:
'JuzJlr-
ti; i *:),l? *
i.""€ttr q;fi'n-i!,tr
q J; d:€ .:tk *:; #i Y h' P !, ;; L*L"r -s

- t o'''
(\1o\1)oH}Jta.,
,satlttuiJt *i,{
"Dari 'Abdullhh bin Amr al-Sulamt, sesunggugnya ia mendengar
'lrbkdh bin Skriyah berkata, " Rasulullah SAW menasehati kami,

Fiqh Tradision alis (


| nzonban P elbagai P er soolan kngant attn S e Lnri-l nri) 125
" Makn hendnkkhkamu berpegang teguhkepada sunnahku dnn sunnah
al-Khulafi' nl-Rnsyidfin sesudnhaku. " (Musnad Ahmad bin Hanbal,
[16sle])

Jadi, kesimpulannya adalah bahw a adzandua kali pada


hari jum'at itu bukan merupakan perbuatan bid'sh dhaTlhh,
sebagaimana yang sering dituduhkan seiama ini. Sebab perbuatan
itu memiliki landasanyang kuat dari salahsatu sumberhukum
Islam, yakni ijmA'para sahabat.

15. Bilal Jum'at

Soal:
Sebelum ktatib naik ke mimbar, a,Ja seseorang yangberdiri di depan
j amd'ah. Kemudian dia memb aca Ha dits yang memb
eritahukan
bahwa jamd'ah jum'at diharapkan tenang dan khusyO, ketika
k{rubah dibacakan Didengarkan dengan qeksama, janganberbica ra
sedikitpun. Kalau dia berbicara, maka dia tidak mendapatkan
pahala shalat jum'at. Itulah yang dikenal dengan bilallum,at
atau muraq qt. Bagaimanakah hukumnya?

]awab:
Perbuatan itu tidak tergolong bidah, sebab hal itu pemah dilakukan

IflsfirylallAw. Syaikh MuhammadAmAr aLKurdidalam kitabnya


T nnw tr al - Qulfib menya takan:

,rb fr r;, lfr JrJili JiLr r Jfi.,t3i 3A i* Cf,

L26 Fiqh Tradision alis (J azoab an P elba gai Persoalan Keagamtaan Sehti_hai)
,*,ir fflur q,* t *k,b'#, *
:#u, gqi
irii rig orili *. *yt r:r4,!1 .iir&L P.t-;rfi"it
* ; 1;r7l-l,A *:ir i,.;'aXi6) 6 +u.
ir

(\ A. - \ Vtgr,v.;#l;>tc lLt ,
"Menjadikan seorfing muraqqi atau bilal pada shnlat jum'at baru
dilakukan pflsca abad pertama hijriyah. Namun sesungguhnya,
Il.nsfllulkh SAW p ernnh menyuruh seseorang untuk meminta p erhntian
orang banyak agar menyimnkkhutbahbeliau di Minaketil<nhajiWadn' .
Inilah s ebenarny a hnkikat dnri muraq qi itu. S ehingga p elaksanaanny a,
sama seknli tidak dapat digolongkan sebagai bid'ah. Karena dalam
p eny ebutan ayat (y ang artiny a) " S esungguhny a Allah dan malaiknt-

Nya membqcs shnlqTunt kepada Nabi' terdapat peringatan dan


hnri
motirsasi untuk selalu membaca shalautat kepada N abi SAW padn
yang agung ini. Yang memflng sangat dianjurkan memperbanyak
shalawat. Dan dalampembacaan Hadttsriwayat lmam Muslim dan
lainnya setelah adzan " Apabila ksmu berknta-knta kepada temawnlt ,
padnhal imam sedang membsuldrutkth, makn zungguh sin-sin jum' atmlt" .
Hadtts ini memberi p eringatan kep ada orang mukallaf untuk mrnj auhi
p erkntaan y ang haram ataupun perkntaan y ang makruh selnma khutbah.

N abi S AW mengucapknn Hsdits ini p adn saat beliau membaca khutbah


di atas mimbar. Maka Hadtts tusebut adnlah Shnhih. Al-Sy abrLmallist
mengatakan, boleh j adi N abi SAW matgeluarkan Hadtts itu padn awal

Fiqh Tradision alis I azoaban P elb agai P ersoalan Keagamaan Sehai-hai ) 727
khutbah karenn mengandung perintah untuk diom dan tenang
menyimak khutbah." (Tanwir al-Qul0b fi Mu'imalati 'Allim
al-Ghuy0b ,179-180)

Sesuai dengan perkataan Syaikh Muhammad Amin al-Kurdi


ini, maka yang dianjurkanunhrk dibaca olehseorangbiial adalah
haditsyangberkaitanperingatanitu. Misalrrya sabda ttas0iullihSAW:

i ;+U.* rit Sv;L; ih fr, ru lnr,l


i"'rhf r;; 4 *
(AA Y p.1, 6.,trJt W) .;:tl,:*;U. l,;lft d f;,
"D qi Abi
Hurairah, b ahw a llnsf.tttillDh S AW busabda, " Ap abila engknu
kstakan ada t emanmu p ada hnr i jum' at (kato ) " dinmlah" sew aktu
kep
imarnmmymnpakankllutbahmaknsesttnggulatyahilnrglnh jum'atmu."
(Shahih al-Bukhiri, [882] )

Dengan demikiary tidak ada alasan unhrk membid'ahkan


perb uatan ini. Bilal jum'at itu tidak dilarang dalam a gama, karena
ada tuj uan terp uji di balik pelaksanaanrrya. Dan Rasfflulah SAW
j uga pernah melaksanakannya.

16. Khatib Jum'at lVlemegang Tongkat


Soal:
Ketika khatib hendak naik ke mimbar, maka bilal jum'atbiasanya
menyerahkan tongkat kepadanya. Dan khatib memegang tongkat
tersebut selama khutbah dibacakan. Adakah dalil yang
membenarkan memegang tongkat tersebut?

Jawab:
]umhur (mayoritas) ulama mengatakan bahwa sururah hukumnya
bagi seorang tJratib memegang tongkat dengan tangan kinnya
pada saat membaca khu$ah. Dijelaskan oleh Imam SyAfi'i RA di
dalamkitab al-Umm:

128 Fiqh Tradision alis (l azoab an Pelbagai P ersoalan Keagamaan Sehnri-hari)


'{1 *vht,+ J:r-i'r'ol W :;;l tr qlilllt Svy
}'
"^,',
,*', ifr e f4il",.Y"|h{t . ti, Jb'r;b:."-V" til.ov
ib,; .' Ypt iv'€il;lw;f,sii it i o; 6f1 YBI ig,.:t:,
'#.;-b tit.ok'rv,; irht ,J* fu J?r'oi ,w * # *
(rvY dP \ e ,1lfr; r'rf+r YP,P
" Imam Sy frfi' t RA b ukata) mr dnh-mt dahnn AlLah SWT memb er il<.nn
(

rahmnt kEadn belinu, dnn telnh sarnpai l(lrydn komi (beritn) balapa ketil<n
Rnsftlullfrl ; S AW b erkhutbah, b elinu b erp egang p adn tongkat. Ada y ang
mengataknn, belinu bukhutbah dengan memegang tongkat pmdek dan
anak panah. Semua benda-benda itu dijadikan tempat bertumpu
(p egangan). Al-Rabf mengabarknn dni lmnm Sy Afi' t dnri lbrAhtm, dnri

Lqits dari'Athn', jikn Rnsfilu\Ah SAW bukhutbsh beltru memegang


tongkat p adekny a untuk dij adiknn tumpuan."(Al-Umm, j wl,ha7272l

Hal ini didasarkan pada Hadits Nabi SAW:

;#ti1'ok'eilrLh' ;., it't ,s)'rll . Ity i.I* *


ii-..-) . t, v{# $L,,ri,*"*t q1dl
"rr'rbt#i'
(\ . 11O, o"bg1l
-
" D ir iw ay atkan dar i S a- td b in A- idz, " S ezun g guhny a Rnsfilullilh S AW
ktikn bukhutbnh dnlam kondisi perang, b eliau memegang buzur p anah.
Dan manaknla berkhutbah untuk shnlat jum'at, beliqu memegang
tongknt." (Sunan Ibn Mijah, [1096])

Hadits ini secara tegas menjelaskanbahwa Nabi SAW


memegang tongkat ketika membaca lJrutbah. Dalam lladits yang

Fiqh Tradision alis (


| azoaban Pelb agai P ersoalan Keagamtan Sehari-hai) 129
lain Nabi Mufuammad SAWbersabda:
h r,- Is SirE'z;;itW.W Jv Alat
ijti # *
(AY t g; .,3bglc,.-)
,ri'JU; *e';itnp':#
" Dari Syu' aib bin Zuray q ofWi' i7 in berknta " Knmi menghndiri shalat
t emp at ber samn RsstrlullAh S AW . Mska belinu b u dir i
jum' at p adn swtu
berpegangan pada sebuah tongknt atau bustr panah." (Sunan Abi
DAwud t8241)

Mengomentari Hadits ini, al-Shan'dni, mengatakan:

*r, nJ ri #",pirpyi 4iil, *i.M *,y1, i*t


(oldY6r i)LJIJ-) ii,,
"Hadits itu menjelaskan tentang kesunnahan khatib mernegang
pedang atau semacamnya pada waktu menyampaikan khutbahnya."
(Subul al-Salim, iuzlI, hal59)

Lalu, apakah ftrngsi memegang tongkat tersebut? Dalam


kitab lfoA' 'Ulfim al-Dtn, al-Ghazdli menjelaskan:

lr, 1:t$4r &,i /61 ;'V?n'olrijr Liriy


&'tf \*# ir,f #rii', ! ;Ut t'v ti,Ft
(\ A. ,f \ec;s.rJtfrbrqrD .;\li Jetlit;f,{
"Apabila muadzdzin telah selesai (adzsn), *oUo Urorrb berdiri
menghadap j amfr' ah dengan waj ahny a . Tidr* boleh menoleh ke kanqn
dan ke kiri. D an lcedua tanganny a memegang p edang y ang dit egal<kan
atau tongknt prndek serta (tangan yang satunya memegang) mimbar.
Supay a dia tidnk munp ermainkan lcefua tanganny a. (Knku tidak b egitu)

130 Fiqh Tradision alis (J awaban P elbag ai P ersoalan Keagamaan Sehai-han)


ntau damenyatukan tanganyang safit denganyang lnin." (Ihya' 'lllfim
al-Din, juzl, hal 180)

Hal yang sama juga dikemukakan oleh a1-Shan'6ni dalam


kitabnya Subul al-S alLm:

A, Pt-JrJ*) . ;4t f ili#).Jits.ll.r$; O'oiKdi


(o1"r Y

"Hikmah dinnjurknnnya munegang tongknt itu untuk mengiknt hati


(agar lebih konsentrasi) dan agar tidnk memp ermainknn tanganny a."
(Subul al-Salim, iuz Il,hal 59)

Jadi, berdasarkan dalil-dalil tersebut, seorang khatib


disururahkan meme gang to ngkat sa a t b erkhutb ah. Tuj uannya
selain mengikuti jejak Rastlulldh SAW, juga dimaksudkan agar
seorang khatib lebih khusyCr' dan berkonsentrasi pada khutbah
yang disampaikarurya.

77 . T a' addud al-|umu'ah

Soal:
Sudah menjadi kenyataan luas bahwa saat ini banyak berdiri
ma$id-masjid megah dan mentereng. Terutama di kota-kota besar.
Sebetulnya tujuan awalrrya baik, yaitu de mi sy i' ar Islam. Akan tetapi,
belakangan muncul percoalan yang cukup meresahkan ma syarakat.
Yakni adanya shalat jum'atyang didirikanlebih dari satu. Inilah
yang disebu t denganta' addud al-Jumri ah. Selap masjid mendirikan
stnlat jum'at secara bersamaan, meskipun jarak satu masjid dengal
yang lain saling berdekatan. Motifnya macam-macam. Ada yang
karena jumlah jamd'ah yang membludak,lalu lintas yang ramai
ataubahkan karena adanya perselisihan antar kelompok, partai
ataupun etnis. Bolehkah ta'addud al-lumu'ah tersebut?

Fiqh T radision alis I au ab an P elb a g ai P er so alan Kea g amaan S ehati-hai ) 131


Jawab:
Menurut golongan Sydfi'iyyah shalat jum,at hanya boleh
dilakukan dalam satu masjid. Dalam satu desa, tidak boleh didirikan
lebih dari satu j um'atan. Sebab, sej ak masa Nabi Mulammad SAW,
nl-KhulnfA' al-Risyidfin sampai masa tilbi'tntidak pemah didirikan
shalat jum'at lebih dari satu tempat dalam satu desa. Kalaupun
sudahbanyak berdiri masjid-masjid, tapi masjid-masjid tersebut
hanya digunakan untuk shalat lima waktu secara berjamA,ah.
Disebutkan dalam sebuah Hadits:

i;om./tur ok Uv';lr-; ir' kt ru',oNr g'i: W *


(Ao \ f,iJ c g;-lt r.Jlgr'..p; .U,i{r'rd;g'Uf:Jit
"D iriw ay atknn dnr i S iti' A' isy ah M istri N sbi S AW . I a b uktt s,,, p ada
hni jum' at wangtrang furdt tyunduyn (pagtle ruasjtd.) dnin mshmer ekn
dan al-'AwLlt Qaitu tempat yang ada di timtr kota Madinah jaraknya
t 4 mil)." (Shahih al-Bukhiri, [851])

Hadits inilah yang dijadikan dasar oleh Imam Syifi,i RA


tentang tidakbolehnya mmdirikan lebih dari satu jum,atan.

dq r Lbi+* i, *l'# ti ;- A'r*x.,t,


G y", "fitL, Lu i uk ti P\i p;jr ey
.i!{)t,t )t1t'rt;.rif *#6, .)"tt;!l
oo.
. l-o
I r""5

Fr + kll
;
.t t
,t a

ar5Slit iA.G* \' #l.'!,a-to1t.r.


a

J&l o-t* ,rr'F


'01
d*)c
d1 d d
( 1 lY ,rP \ e, tlD .rirflibit;.u,
'Tidnk baleh mendirikan shalat jum'at dalam satu tempat (desa atatt
meskrpun pendltdtk dnn p egaw ainya bany ak serta masj idny a besar-
\ota)
b e s ar, ke auli dalam satu masj id y ang p alin g b e sa r ( masj id j am i, . XaktL
)

132 Fiqh Tradision alis (l atoab an P elba gai P ersoalan Kea ganuan Sehari-hari)
mereka memiliki beberapa masjid yang besar, maka di dalam masjid-
masjid tersebut tidak boleh didirikan shalat jum' at kecuali hanya pada
satu masjid saja. Dan (jikn ada lebih dari satu masjid yang mendiriknn
sh"alatjum'at, makn) shalat jum'at yang lebih dulu dilakukan setelah
tergelincirnya matahnri itulah shalat jum'at (yang sah). Kalau ado
masj id y an g di dal amny a di dir iknn shalat j um' at j u ga s et el ah it u, maka
tidak dianggap shalat jum'at. Danmerekawajib mengerjakan shalat
zhuhur empat raka'at." (Al-Umm, juzI, hal192)

Kenapa mesti diiakukan dalam satu masjid? Tujuannya tak


msmmp a74<an syi' ar Islam dalam persatuan dan kesatuan
lain unfuk
umat Islam. Dengan dilakukan dalam satu masjid, maka tujuan
tersebut lebih tercapai.
Namr.rn itu bukan sesuafu yang mutlak. Larangan telsebut
akan hilang manakala ada kemaslahatan yang menuntutnya.
Seperti sulit untukberkumpul, masjidnya terlalu kecii sehingga
tidak memuatbanyak jamA'ah, berjauhan ataupun karena ada
perselisihan yang sulit unhrk disatukan. Imam Ramli mengatakan:
'oti
,t
WrL.
*u '9. 3;1L V / 16. r, ;rf-.lr' L6r Wr.,.,v
.
lf
iuiJ.;lr, *, yh, *r* & 6iaa *k,
ry uk
:y\ e olr ii,i*4r-.* df f,:;$l:* q
cc
) a t D-,
,* r.Yr itr:
-tl

rirtr atdr g"?'iLryyi


tg #tq:#t A,;al
:* \f * $ e'e;a *;.'";ul*t.'F:,^l:)t |$l'F

(Y^1 u"\ cr6Llrtu-u).r$yi r *ar'rti


Fiqh Tradision alis ( | auaban P elbagai Persoalan Keagamaan Sehnri-hari) 133
" Synrat yang ketiga sd{ilah tidak didnhului qtau bersamsan dengan
jum'at lain dalqm satu desa atqu kota, meskipun desa atsu koto itu
luas danpunya banyakmasjid. Kqre.na Nabi SAW dnn sahabat Nabi
tidak ernah melakttkanny a kecuali satu jum' at ( dalam satu temp at).
p
Dan karena mencukupkan pada satu shalat jum' at lebih mengantarksn
pada tujuan didirikannya shalat jum'at,yaitu menampakkan syi'ar
berkumpul dan bersatunya umat lslam, Kecualikslau desa ataukota
itu sang at lu as, dan bia sany a p endudukny a sulit untuk b erkump ttl
dalam satu masjid. Maka ketika itulah boleh ta'addud al-lum{ah
(mendiriknn shalat jum'at lebih dari satu) sesuaikebutuhan. Karens
Imam Sy Afi' t pernah datang ke kota Baghdad sementara p enfutdttkny a
mendirikan dua jum'atan, adayang mengataknn tiga jum'atan. Dan
b eliau ( dinm nj a) tidak melarangny a. (B erdasarl<an inikh) maka m ay o r it a s

ulnma m enafsirknn hal tu kep ada sulitny a b erkumpul di satu t emp at. "
(Nihiyah al-Muhtij, iuz II, hal 289)
Dapat disimpulkan bahwa selama masih memung-
kinkan, maka shalat j um'at harus didirikan dalam satu masjid.
Tidakboleh lebitu kecuali ada hal-hal lain yang menghendakinya.

18. Bilangan Shalat Tariwih


Soal:
Pada bulan Ramadhary umat Islam disunnahkan melaksanakan
shalat tardwih. Dalam pelaksanaannya di masyarakat, terdapat
perbedaan khususunya dalam jumlah raka'at. Ada yang
mengerjakan 8 raka'a t,20 raka' at bahkan ada yang 36 raka'ai.
Pertanyaannya, manakahyang lebih utama dan sesuai dengan
apa yang diajarkan Rastlullih SAW?

Jawab:
Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah, rahmat dan
maghfirah(ampunan). OIeh sebab itu, Nabi SAW menganjurkan
untuk memperbanyak iba dah.

734 Fi qh Tradision alis $ awaban P elbagai Persoal an Keagamaan Sehari-hari )


e;iP h' * lti;ritt, Jtt& ?rr'd' ;;,LA *
(W6cu;;+oqio U
.
It ni:ut v $'rr
(\ Y1A Cr, r,,S-lt*Jt
->
"D

b
iiw ay atknn dari Abir Hur air fih RA, b elinu b erknts, " Rnsfilullfh S AW
u s sb d.a, " B ar an g sinp a y ang b er ib a dnh p a dn bulan Rnmn dhan d en g an
@ilandnsi) iman dan penuh keikhlasan maka akan dinmpuni dosa-
dosanya yang telah lalu." (Shahih al-Bukhiri t17681)

Termasuk dalam hal ini adalah melakukan shalat tariwih


sehabis shalatTsyi' dibulanramadhan Dinamakan tarAwib, karena
setiap selesai dua saram (4 raka'at) dianjurkan istirahat sejenak.
Tentang shalat tariw?hini dijelaskan dalam Hadits:

'e,;b'e 'J4bh' ;* iitt -5i,.|olWbt;ir*b


'41a * -a a

'j:ra,K 'ae7€
a a aa a
'y"'; a

iY ;)k. J:n )tt['-t,,uJ ."'it


?r' *ai?, dttx;t g}' j !,y, iifJiltutttt*^- !+l 4
,at.a
I

(\ . 1 \ gr-r .tS.rt*Ct gr,,r1


"Diriwayatknn dari Siti'Aisyah RA, bshwasanya Rasf,tlullfrh SAW
shnlat di masjid,lalu banyak orang shnlat bersama belinu. Dernikian
pada malam berikutnya, beliau shalat dan bertambah banyak orang
Qang mengikuti beliau). Pada malam ketiga dan keempat, orang-
orang berkumpul menunggu belinu, tapi RasAlullnh SAW tidakkeluar
k gi ke mnsj id ) . Ketika p agi-p agi, b eliau b u s ab da, " Sung glh aku lihnt

Fiqh Tradision alis (l awaban Pelb agai P ersoalan ka gamaan Sehnri-hai )


apa yang knlian perbuat (tadi malant). Tapi, aku tidak keluar knrena
aku takut knlau shnlat itu diwajibkan pada knlian" . Siti'Aisyah berkata
bahwa hal itu terjadi pada bulan Ramadhan." (Shahih al-BukhAri
t1051l)

Hadits ini menerangkanbahwa Nabi Muhammad SAW


memang pernah melaksanakan shalat tarAwih. Mengenai
raka'atnyabelum dijelaskan secara rinci. Ada satu riwayat yang
menjelaskanbahwa Nabi SAW mengerjakan shalat tarAwih di
masjid 8 raka'at, lalu beliau menambah bilangan raka'at itu di
rumahnya dengan 72 raka' at.6
Imam M alik d alam kitab al - Muw a thth a' men ga takan :

ak |^#
?\ox;i, Go'i'fr # ijd "r(--l i,"i,r
(\ \ o rn, \ c, IIJID'^gr;*t
" D ar i Y azt d b in Khu shaifah, " O r an - o r an g (kaum mu sl im in ) p a d a
I
masa'Umar melakukan shnlat tarffwth dibulan Raradhan 23 raka'at."
(Al-Muwaththa', juz I, hal LL5)

Ini adalah dalil yang nyata yang menjelaskan jumlah


rakaat shalat tarAwih. Syaikh IsmA'il bin Muhammad al-AnshAri
menyatakan:

i!;ir,(Lr:ri') 't (L;vi> *q Al,f ::ilti;3.bir*ir r.ii

t Wt Crh) A|$::Jt i|L-b'r, $t'-,:it f> e$l


i,r':

A,*:ilt'. qq "i)t ile> *'dL <*i:t f'.b) A'etjt


6 Secara lebih rinci dan gamblang, Syaikh 'Abdul Qadir al-Jilani tokoh sufi besar yang
wafat tahun 561 H), men.ielaskan bahwa Nabi Muhammad SAW melaksanakan shalat
tarAwih 20 rakaat. Dilakukan dua rakaat-dua rakaat dengan 5 kali istirahat. Jadi, setiap
empat raka'at beliau istirahat sebentar. Lihal, al-Ghunyah Li Theilbi Thariq al-Haq, iuz
ll, hlm 16.

136 Fiqh Tradision alis ( | awaban Pelbngai Persoalttn Keagamaan Seluri-hari)


<la,;:t {#) c q uri,-*1 @i }r i* c *,r,-.;lt>
(V ri{ A-Pe-rtlr;)Lpc"rr- A*\ i*'t
" fladits ini dishnfufukan oleh lmnmN awarut dnlnmkitab belina al-I1atisluh
dnn al-Mttjmfi', dnn diahti oleh al-Zniln'i dnlamkitnbnyaNashb al-Rayala
dnn dishnhihknn oleh hrum al-Subki dnlnm kitabnya Syarh al-Minhrj, Ib,
al-' Iraqt dalnm kitabny a Thnrfu al-T atsfr, al- Aini dnlam kitabny a' Llmdnh
nl-Qii, al-Suyfitli dalam kitabnya al-Mashibifufi Slulfrt al-Tarfriuih,
'Alial-Qiri dnlam kitabnya Syarfu al-Murttsththn' srtnulnnn-ulnma yang
lain." (lash\,ihHadits Shat6h al-TarAwih 'Isyrina Rak'ah, 7)

Dalam Sunan Tirmidzi disebutkan:

?t 7*t'u1*j',,*', *,r qt)c Jo Pt,!t i,


Ca| !'rr:jl
iLqijti'ji'r-K,i.* *'r#\t ,k
u.b3 jAk r*r'r^{
'r{, tk'st4ilr]l ,
ii-) r'J

(Yrt ittcsuJt
" Mnyoitas ahli ilmu mengila'ti apa yang diituayatknn oleh Sayyidina
' ar,' Alt dnn s ahnb at- s ahab at N abi S AW tent an g shnl at T ar Aruth du n
Um
puluh raka' at. Ini juga merup nknn pendap at al-Tsauri, Ibn al-Mub dr ak,
dan lmam Sydfi't. Imam Syifi'iberkata, "lnilah yang aku jumpai di
negara kami Makkah. Mereka semua (penduduk Makkah) shalnt
tarazrrih sebanyak dun puluh raka'at." (Sunan al-Tirmidzi, [734])

Hal yang sama juga ditegaskan oleh Ibn Taimiyyah dan


Syaikh' Abdulldh bin Muhammad bin' Abdil WahhAb:
tl
.ara-2-t/ - 'c t, t.
d3r3q du ,CU 6rt rr1)l Jri

Fiqh Tradision alis (Jazoaban P elbagoi Pe rsoalnn Ke o ga m aan Sel n r i-hai)


1.37
,LLJI'u # o?j o* ?i:, o6r,i#.,G.p.,.6u
i'x'{: {" tirturet ..-jittq *i;:rI}';
* i #'.i * &t\i ^:;,St o )ti irJ j, #
]b'
.

'&ili;?'r A, * oi
e:rlt y;? *)? A'ft ytlr
c.rr> CFc) 8 r'i.b'e*" ok,
f l.',.lt,P o$t
(\ t-\t d.r uPg;l;llOtr e

" lmfrm lbn T aimiyy ah bukata dalam kitab F atLwA-ny a, "Telflh terbukti
bahwa sahnbqt Ubai bin Ka' ab menguj akan shnlat Ramndhnn bersama
orang-lrflng wakht itu sebany ak dua puhth rakn' at. Inlu menguj akan
witir tiga raka'at. Kemudinn mayoritas ulamn mengatakun bahwa itu
adalah sunnah. Karena pekerjaan itu dilaksrmakan di tengah-tengah
knum Muhfrjirin dnn Ansh1r, tupi tidak ada satupun di antars mereka
yang menentang atau melarang p ubuatan itu" . Dalam kitab Majmf|
F atilffi al-N aj diy ah dit uangknn t entan g j aw ab an Sy nkh' Ab dullAh b in
Mttfotmrutd bin ' Abdil W ahib tentang bilangan rc*n'at shalat T nriwth.
ln mengatnknn bahwa setelah shnkt 'Umfir mengtmpulknn mnnusin
untuk shalat bujamfr'ahkepada Ubay bin Ka'ab, makn sh.qlat merekn
kerjakan adalah duapuluhrakfr'at."'z flashhih Hadits Shalih al-
TarAwih' Isyrina Rak'ah, 13-L4l
Dan kalau melihat pada shalat tardwih yang dilaksanakan
di masjid al-flaram dan masjid Nabawi, temyata sejak dahulu
/ Di akhir pembahasannya, Syaikh lsmi'il bin Muhammad al-Anshdri menyimpulkan
beberapa hal. Di antaranya, peftama, [adits yang diriwayatkan oleh Yazid lbn Khushaifah
tentang shalal para sahabat sebanyak dua puluh tiga raka'at adalah Hadits Shahih.Tidak
ada alasan untuk menolaknya. Dan mayoritas ahli ilmu telah menerimanya.Kedua,
tidak ada pertentangan antara [adils 'A'isyah dengan hadits Yazid lbn Khushaifah.
Karena ketiga, Hadiis 'A'isyah tidak menjelaskan jenis shalat yang dikerjakan Nabi
SAW,apakah tarAwi! alaukah shalal yang lainnya. Sehingga tidak lerlulup kemungkinan
yang Nabi SAW lakukan adalah shalal sunnah mutlaq. Lihat....Syaikh lsma'il bin
Muhammad al-AnshAri, Tashih Shaht al-TarAwifi'lsyrin Rak'ah hal, 43

138 Fiqh Tradision alis (l azoaban PeIb agai Persoalan Keagamaan S ehai-hari )
hingga saat ini, shalat tarAwih selalu dikerjakan sebanyak 20
raka'at. Seba gaimana yang diceritakan oleh Syaikh Mu[ammad
'Ali al-Shab0ni mantan Guru Besar di Universi.tas Ummul Qurd
Makkkah al-Mukarramah. Ia menegaskan:

'8 ..Jr*i ot -r*ti$';; - y{r:l,


Jt .. oq."Jr oyFi
. r ui $t4 St.lit L.Jt )4e u, g!:il\ bbq":i

.'r;r*:it )-u q C,; g .;i-b itLsr W,sl;j'dT


,
i\t ;t1i "e g# ft :e At,'0',-Jj-jJlt'C?i,J-'oi,W,frt
';i, . o ril;Ar)riilV, l;tlfdr, lrr iibu?*J q

L? ,r*w;'be; ?f$esfia( Siyt "St+V:*rL(


(Vo-Vf , gsplel.., c! Cr-,eJl 1fu.*JlfrAl) . Itl1at{3
"Panutan kita kaum muslimin adslsh dun (masjid) al-Haram yang
mulia. ...(seterusnya).. Buapakah shnlat tardwth dilaksanqkan di
sana. Sejak masa Rssfilullfrh SAW sampni zaman kita sekarang?
Bukanknh di kedua tempat itu shalnt tarfrwth dikerjakan sebanyak
dua pulwh raka'at. Psdahal kedua tempat itu mentpakan kiblat
masjidnya knwm muslimin. Mskn apakah dapnt diterima aknl apabila
kaum muslim bersEaknt pada sesuatu yang mungknr dan dibuat-
bunt dnlsrn masalah agamn, s ednngkan y ang lain diam membiarkanny n,
pndahal di sntnrn merekn ada ulsma, aklifiqh dan ahli badtts. Dan
knlmt memang perbuatan itu tergolong mungkar, sebagaintanr Ufing
dituduhksn oleh orang yang kurang memshnmi rmsalah tsrfrwth
ini, lnbr krnnpa perbuatan itu tlilnkukatl seeilyfi turrc^menents selamn
bertahun-tahttn dnn dari g enuasi ke ge,rce.rnsi t*np a seor angpun y ang
mengingkariny a." (Al-Hadyu ai-I.iahawi al-shahih fi ShalAh
ai-Tarawifu 73"75')

Fiqh T radis ion alis i I aru ab an P elb aga i P erso alan Keag a*a a n S ehari -hai) 139
Dari sini, jelas bahwa bilangan shalat tarAwih adalah 20
raka'at ditambah 3 raka'at untuk shalat witir. Dan itulah yang
seharusnya diikuti . KH. Bisyri Mustafa menyatakanbahwa secara
esensial melaksanakan shalat dua puluh rakaat itu berarti
mengamalkan Haditsnabi Muhammad SAW yang menjelaskan
keutamaan serta anjuran mengikuti jejak sahabat 'Umar RA.
(Risalah ljtihad danTaqlid,l5). Hadits yang dimaksud adalah:
ut ot.,

*: J?; j$ ,
lc, \1,
iv?nt &.\' Jt,- a:.e alll tf) LirJ> f
(foloSstS .Lll y) i: f 4rt*'u y.nuri,iiir
"D ari Hudzaifuh RA, ia b erkata, Rctsttlullkh S AW bersab da," lktLtilah
i
dua o r an g s e t el ah aku, y akni Ab B akr RA d an Umar R-4. " ( S un an
-

al-Tirmidzi, 3595)
iusa Hadits Nabi Muhammad SAW:
Dan )o

'P', #ir' .,l; br lirt* J$iiLbtr or'r'rt gj*


c r;l: *l ci-., > )'. JA'; 9q,P At g't?tt otJr.
(Y oVY
rrJ
"Dari Abt Dzar iaberkata, sayamendengar RnsfiluilAh SAW bersabda,
"
" S esungguhnya Allah SWT meletakkan kebenaran padn lisanny a' Umar,

terhadap flpa yang dikntakannnya." (Slunalrr Abi Diwffd,2537)

Lalu, bagaimanakah dengan Hadits Sayyidatuna'Aisyah


RA yang menjelaskan bahwa RasOlullih SAW melaksanakan
shalat malam tidak lebih dari sebelas rakaat? yakni:

'rL; nblu' .J- nt,S ij og cUi't'ti- hr',*, *y *


140 Fiqh Tradision alis (l autaban P elbagai P er soalan Keagamaan S eluri-hari)
#) K., t:;; oG\& :f dr1 ow'.,,r *,
(\ . Vl frJ c S-rt-Jl
"Dari Sayyidatuna- Aisyah RA, ia berkata, "Rasfilullilh SAW tidak
pernah menantbah shaLat maLam padabulan ramadhsn ataubulan
Iain melebihi sebelas rakaat." (Shahih al-BukhAri,707gl

Yang harus dicermati bahwa Hadits tersebut ada kalimat


"pada bulan Ramadhan dan di luar bulan Ramadhan". Irri artinya
bahwa shalat yang Nabi SAW lakukan bukan shalat tarAwih.
Karena shalat tarAwih hanya dilakukan pada bulan Ramadhan.
Dalam kltab aL-F iqh al-Manhaji disebutkan:

\ C, .r-4,fr,.a;Jl) L* ot*1i Ai;ri*.Orrltil;"i


(yfAup
" Adapun shalat tarfrzoth
itu hnny a dilaksanakan pada bulan Ramadhsn
saja." (al-Fiqh al-Manhaii, juzL, hal 238)

Karena itu, dalam kltabTu\fah al-MuhtLj juzllhal22g


Ibn Hajar al-Haitami menyatakan bahwa Hadits tersebut adalah
dalil shalat witir, bukan dalil shalat tarAwih. Sebab dalambanyak
riwayat disebutkan bahwa Nabi SAW malaksanakan shalat witir
bilangan maksimalnya sebelas rakaat. Diantaranya adalah Hadits:
'&'r t'ht,* lt J?tiv,it ir tr,ite;:; e *
-su;ol:;) . d?;# 63L1,'1i i.'si;;'si u"zo.ir?ri
f C, rst#lCi--Jt I gr$l1 1 . 1 gr \ 6 c rl.;-r:*It .3
(\r.r
Fiqh Tradision alis (
I aruaban P elbagai P er soalan Keagamaan S elnri-hari) 141
"Dari Abfi Hurairah RA, ia berkata, RasfilullAh SAW bersabds,
" Kerjakanlah shalat witir lima, tujuh, sembilan atau sebelas rakaat."
(hadits riwayat al-Hakim dalam Al-Mustadrak, iuz t hal 606
Dan riwayat al-Baihaqi dalam Sunan al-Kubr4 irzlll, hal 31 )

Dalam Haditsyang lain disebutkan:

,k'&', &Xo' & ir i-, ik qoh,,irw cr


k U'l;,llt rp 6uy.,t14t i*; LA ol'# t4
(\ Y \ 1 r
1.iJ gt -,Cf.r) ;Qtt';;{: i{,t't
"Dnri'Aisyah I4A, "Rasf.tlull*h SAW melaksinakan shalat setelah
melaksanaknn shalat'lsya' sebelns rakaat, yang dilakuknkan dengan
satu salam setiap dua raknat , dan shalat witir satu raknst." (Shahih
Muslim,12L6l
Disamping menjelaskan biiangan shalat malam yang
dilaksanakan Nabi Muhammad SAW, Hadits ini juga menjelaskan
bahwa nabi SAW melakukan salam setiap dua rakaat. Artinya,
shalatyang dikerjakannabi itu dua rakaat-dua rakat. Hal ini sesuai
dengan tuntunan Nabi SAW tentang tata cara melaksanakan
shalat malam. Nabi SAW bersabda:

'e'e; &x' l( " ist J;;JLT; Ol t-e


a ,. t ., . /
U.l ,f
11

'V
nJ*ile bt*itris*,
a a aa ,' a

6u,#rli* P ;) Jui#r f
(\ Yf l frJ c d.-, W> ,p
-
"D ari lbn Umar, " S eorang laki-laki bertany a kepada Rasf.tlullih SAW
t entang shalat malnm. Moka N nbi S AW m enj aw ab, " Shalat mnl am itu
dua rakaat-dua raknat." (Shahih Muslim, 1239)

L42 Fiqh Tradision alis $ azoaban Pelbagai P ersoalan Kea gamaan Sehan-hai)
Lalu Bagaimana dengan shalat trtrfrwth yang dilakukan
secara berjamd'ah?Hal ini juga dibenarkan bahkan dihukumi
sunnah. Dalam kitab Sha@ih al-Bukhart dijelaskan:

yd;j, /.1'# e *; Jllil$ y i,f;t * tp


oil;rf Lr):rf',,ilt J\ot;i|q. .,b,',*, titi r""3t
';\ #ia u st
*.'M,yt;t'i;t: *.,b'sr'ia
i?iiFf'o6;. s$ aali ,P,lb'dz,') Crl
o t tt t 1
(tsC..# aa

,yr'oi*i.'oilr, o )t U a i,;,:;'i i',t jL f


(\ AV \ tfr, cd;-rt rJl y> .ry'b\, #.?,li'gr}
"D iriw ay ntknn dnr i' Ab durr abmfrn b in' Ab d al- QAfi , b elinu b erkata,
"snyakeluar bersama Sayyidina'Llmar bin Khsththnb RAke masiid
pada bulan Rflmadhfin. (Didapati dnlam masjid tersebut) oranS-orang
shalat tur|wthbubedn-bedn. Adayang shsktt sendiri-sendiri dnn sda
yang shalat dengan berjamfr'ah". Lalu Sayyidina'Umar berkata,
" Say a puny a p endapat andnil<ats mu eka aku lcltmpulknn dalnm i amd' ah

den gan safli imam, niscny a itu lebih b rtgr.rs " . Lalu b elinu mengurnpulknn
mu ekn daryan seor ang imam, y akni sahabat Ubay bin Ka' ab. Kemudinn
satut malam berilatny a,kami dntang lngi ke mnsiid. Aang-orang sudnh
melnksanakan shalat tnrdwth den gan b ui ami' ah di b elaknng satu imam.
'Llmar berkata, "sebaik-baik bid'ah adalah ini. $hnlqt turAwth
d en g an b uj amA' ah).'( S hahih al-B ukhAri t 1 87 Ll )

Dari sini dapat dipahami bahwa


pelaksanaan shalat
tarAwih itu berjumlah dua puluh raka'ai, dengan- sepuiuh kali
salam. Lebih utama dilakukan dengan cara berjama'f,.

Fiqh Tradis ion a.t-i.t (i uw ab c.n p 143


"ttGi P ersoalan Keagam'ean Sehari-han)
19. Shalat'ia ai Lapangan atau di Masjid?
Soal:
'idul Fitri ataupun'idU aanha, semua umat Islam
Pada hari raya
disunnahkan untuk melaksanakan shalat 'id lshalat hari raya).
Mereka ada yang melaksanakanrrya di masjid dan ada pula yang
dilaksanakan di lapangan terbuka. Dan masing-masing pihak
mengakubahwa apa yang mereka lakukan adalah yang paling
utama. Sebenarnya, manakah yang lebih utama?

Iawab:
Sejak awal, Nabi SAW membangun masjid dimaksudkan seb a gai
tempat ibadah (untuk menyembah Allah SWT). Dan juga sebagai
salah satubmfuk syi' arlslam.Karena ittlah semua bentt-rk perbuatan
yang mempr.rnyai makna penghambaan diri pada Allah SWT
serta mengandung syl' ar bLam sebaiknya dilaksanakan di masjid.
Karena di dalam masjid itu berkumpul orang-orang yang
menyucikan diri, ber-taqarrub (melakukan pendekatan diri)
kepada Ailah SWT. Sebagaimana firman-Nya:

isu-, #, *;t'ol'tl g;,s:l u ,s:fii jb';t$


( \ .^ ( qy't) .G-irtr"l}-;tti,iriia.'oldb;
"sentngguhnya masjid yang'didirikan atas dasar taqwa sejak hari
pertama adalah lebih berhak knmu bersembaltyang di dalamnya. Di
dalnmnya ada orang-orang yang senang membersihknn diri. D an Ailah
senang kepada orang-orang yang membersihkan diri." (eS.Al-
Taubah, 108)
Ailah SWT menjelaskan bahwa masjidlah tempat yang
layak untu-k beribadah kepada-Nya, bukan tempat yang lain. ]adi,
segaia benluk penghanrbaan diri kepada Allah SWT semestinya
dilaksanakan di misiq'. .lMisalnya shalatberjamd'ah lima waktu.
Masuk dalam kategori inl uor,lh shalat 'id.Karcna di dalamnya

1.44 e rqn t@saiari (lqsamaan s ehari-hari)


terkandtrng aspek penghamb a an diri pa da Aiiah SWT ser ta sy i' ar
agama Islam, yakni sebagai ungkapan kebahagiaan umat Iblam
atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT kep a da mereka.
Atas dasar ini, uiama mengatakanbahwa selama masjid
masih dapat menampung jamA'ahu maka mengerjakan shalat 'Id
di dalam masjid lebih utama daripada mengerjakannya di lapangan.
Namun jika masjid tidak dapat menampung jam6'ah, misalnya
masjid yang ada kecil, sementara yang akan shalat sangat
banyak, ketika itu maka mengerjakan shalat di lapangan lebih
utama dari pada di masjid. Sebagaimana perkataan Syaikh
Zakar iy a al-Anshari dalam F ath al-W ahhib :

(Ay c,./L.rlCl). .# .,4\1;f.rrs.;+il ptAqJf;ir


" Mengerj aknn shalnt' id di masjid lebilr utama, knrenn masjid muup aknn

tunpat yang mulia. Keauli (ltWtuttrnn di lryangad karenn adn halangan,


seputi masjidnya sempit." (Fath al-Wahhib, 83)

Memang, Nabi Muhammad SAW selalu melaksanakan


shalat 'ld di lapangan. Namun itu bukan tanpa alasan. Nabi
Muhammad SAW melakukannya karena masjid beliau sempit
dan tidak muat untuk menampung fami'ah shalat 'Id.
Sebagaimana yang disitir oleh Ibn Hajar al-Haitami dalam kitab
TuSfahal-Mufutaj:

q.:{irlLX" f,, W,K:


"r-
""tlw[;jfrrf-Lsu;
(yygry6 c6bAl,ll). 1y i{qt.Af
" Ada y angmengataknn bahw a shalat' id di lap angan itu I ebih utama,
knrena ittib|' Gkut pubuatan Nabi). Namun pernyataan ini dapat
dibontah, karena se ilngguhny a N abi S AW melnkuknnny a s ebab masj id
yang belinu bangun terlalukecil (sehingga tidnk dapat menampung
'j
amA' ah) ." (Tuhf ah al-MuhtAj, iuz lll, ll.al 27)

Fi qh T radision alis ( | au ab an P elb a g ai P er s alan Keag amaan Sehari -hari) L45


Imam SyAfi'i RA menyatakan dalam al-Umm:

y4t i.L)\4 aK'ph's t'lott ;:" br J t* rli *.


i' o,iij' 1r^ita}il:;1;oJi-{rfi*lu ;a* ;
'^?J'$i
,p 1
t+ ff e ;r:.;t'r, t:i-iiii t- t 13r)

(Y1V ,f \ e,;!t; 'e*


"Telah sampai pada kami bahwa pada setiap dua hnri raya, Rasi.tlullAh
SAW selalukeluar menuju tempat shalat (mushalla) di Madinah. Begitu
juga yang dilakukan oleh mayoritas penduduk di berbagai daerah. btin
hnlnya dengan penduduk Makknh. Knmi tidakpemah mendengar berita
dari ulama salaf bahzna mereka melaksanaknn shalat dua hnri raya
kecwli di masjid mereka." (Al-Umm, jazl,hal257\

Dengan demikian, selama tidakadahalangan, maka lebih


utama mengerjakan shalat 'id di masjid. Kecuali kalau ada
udzur,ketika itulah shalat 'idlebthbaik dikerjakan di lapangan.

20. QadhA' Shalat .

SoaX:
Shalat adalah tiang agama dan merupakan rukun Islam yang
kedua setelah membaca dua kalimat syahadat. Namun demikian,
tidak jarang kaum muslimin meninggalkannya, baik disengaja
karena rnalas, ataupun tanpa disengaja, seperti tertidur dan
lupa. La1u, apakah shalat yang ditinggalkan tersebut wajib di-
qadhA' (diganti)?

fawab:
Mengerjakan shalat lima waktu merupakan kervajiban bagr setiap
orang mukallaf. Barang siapa yang sengaja meninggalkannya,
berarti dia berdosa besar. Kecuaii kalau meninggaikannya tidak

L46 Fiqh Tradisionalis (laittaban PelLtngai Personlo.n Keaganoan Sehari lutri)


sengaja, seperti lupa atau tertidur. Maka ketika ingat, dia waiib
se gera meng-q adhA' ny a. Sab da Nabi Muhammad SAW :

tit.:u'r;:robt *At J?'rit, Jiirfur ',it,/ *


l,r lf , wj,4 $qiz$ W,p 1<tL:t *'€Ll li) 31

(\ \ . t rr, r /.-, y> .' Vi$*'l:t fltifr


"D iriw ay atknn dari Anas RA, ifr b erkata, " RnsfllullLh S AW b a sab dn,
" ApabiLt salah seorang di antrtraknlinn tutifu.t (sehingga) mrninggalknn
shalat atau lupa sehingga tidakmengeriaknn shslat, makn shnlatlah
ketikn ingat. Kar ena Allah SW T b ufirman, " T egakkanloh shalat untuk
mengingat-Ku. " (Shahih Muslim [ ]-104l )

Dalam lladits lain disebutkan:


,t.,
it*'d?Jv'*'r{'fu Jb'd tt
a

#v, # ,-rul rf
t ) ia

rJ;t*Jlg'2.-") .Wftlt|/ir{0
ta ,a^

ai.r (otY c

" D ari Anss bin MAlk, dni N abi S AW, b eliau b er sabda, " B ar ang siap a
yillq Wn (sehingga) mminggaknn shalat, makahendaklahin mengui aknn
shalat itu manaknla ia telshingat." (Shahih al-Bukhiri, [562])

Secara eksplisit, dua Hadits Nabi SAW ini menjelaskan


bahwa yang wajib meng-qadhL' shalat hanya orar:r.g-orang yang
meninggalkan shaiat karena tidak sengaja. Misalrrya, tertidur
atau lupa. Sedangkan orang yang rneninggalkan shalat tanpa
ada udzur seakan-akan tidak wajib mengganti (qadh|').
Tapi sebenamya maksud Hadits tersebut tidak seperti itu.
Orang yang sengaja tidak rnengerjakan shalat, tidakbebas-lepas
tanpa harus mengganti shalat yang ditinggalkannya. tra tetap
berkewajiban mmgqadh^d' shalatyang sengaja tidak diker;akannya.
Sebagaimarn yang dikatakan olehlmam Nawawi dalam kitat"rnya :

Fiq lr T rad i sion alis (


| cto alt an P etb a ga i P er so al a n Keag amaan S ehari-luri ) 147
y<$f; r\t;qihfu
C $ *, yltr S* tii
ayilsr

if :t \f iF )-r€';i.t* "gpt a:A,ar,cai o*)


rit,lfl!
a
..;
&*\,..lo6Ju ejr*i,l d:t|alfi.r:L -3,
a 2a ?a ?r' / a a , a a

#, yr. q * .y i'iIu ;'l i *; rrlclt,),,?at ;r" r


(\ Ar,f o ecy'-, & e:jt C;) .dL\i e ;r\\
"s abda N abi S AW,
arang siap a y ang hrya m elakukan shalat, malkn
"B
hendakkh mengerj aknnny a mnnaknls ia ingat" . Hsdits ini merumju.lckan
kua ajiban mengqadhn' shnlat y ang ditinggalknn, b ail<.knrena ada udzru,
a tidur atnu hlpa, atau trutpa udzur. fudtts itu ( sargaj a) memb at qsi
ryimlrcy
denganknta "nisyan (lttpa)" knrena adn tujuan dnnmaksud tertentu.
Yakni (untuk memberitahukan) bahws manakala orang yang
meninggalknnshalntkarenaudzur(karenalupafuntertidur)mnsfu wajib
mengqadha' shalat, makn (apalagi) orang-orang yang meninggalkan
shnlat tnnpa ada slasan ynng dibenarkan, teniti mireka reb{h wajib
mengqadhn' shglat. Mssalah (dalom Hsdtts ini) termasuk pada
pembahasan " meny ebut sesuatu y ang lebih r endah, tapi dimaksu.dkan
sebagaiperingatan kepada puknra yang lebih tinggi (al-tanbth bi al-
sdna 'sla al-a'la)." (syarh al-Nawawi'ali Muslim, juz V hal Lg9)
Di. sebagian kalangan masih ada anggapanbahwa shalat
ylng ditinggalkan dengan tanpa udzur tidak wajib menggantinya.
Merryikapi hal ini, Imam Nawawi menyatakan:
,i*;jfi;;it2t $ tr"oi e'#.fi.U,ukili' 'ili
tfij,.qat ,), $At : Jti,
i. [.'d; )3-1 l'#o',
U,r;.: tfrEliu,,s$u". Jr-i 0t Jt. ..l:"itffite{ti
t lr,JY sli A;#t'.J.LL.'). ;F b'a;Yt;'1u'x
L48 Fiqh Tradision alis (J atoaban Petb ag ai P ersoalan Keagamaan Sehari-hai)
a ,a.. . t z
(Yl .f e, Y .r.rall Cp.},t .*D .X.plrllrYiQd:
"Parfr ulama yang telah dinkui integritas keilmuannya sEakat bahwa
lrflng yang meninggalkan shalat dengan sengaja, maka waiib
mengqadhn shalatnya. Dalqm hal ini lbn Hazm bubedn prndnpat. la
mengatakan bahtoa w ang itr,t tidnk mnntpu koalib) mengqadhn' selamany a.
Dan (knlau mrng-qadhn' makn) tidnk sah shnlqt yang dilnhtknnnya.
..(seterusnya)., Inilah pendapat lbn Hazm. Namun pendapat ini
butentangan dengan ljma' , dnn tidak dnpat dituima dnri segt dalil.Ibn
Hazm telah memfuhasnya secara panjang lebar tentang hnl ini, namun
tidak satupun dari uraiannya ylng menunjukkan bukti (yang
menguatkan) atas pendnp atny a." (Al'Maimfi' Syaft al-Muhadz dzab,
juzTll, hal76)
Di samping itu, shalat itu merup akan kewa jib an seorang
muslim kepada Allah SWT. Apabiia tidak dilaksanakan, berarti
seseorang mempunyai kewajiban h.utang yang harus dibayarkan
kepada Allah SWT. Hutang kepada makhluk saja harus d7b ay ar,
apalagi hutang kepada Allah SWT . RasCrlullih SAW bersabda:
'&\r
t-)9
*'pr '-jjo?ul : i, . nlb .. Jl',3
Sib, riu* su t1ii"br;t aa. /&
, i.t 0;
ik (*, *t;,]l'a1 ifb&r J;rqJvt.t-l)
lt lct ,rt7.
il;l ;t,
Jiqirr-rrbl
(\
^\
v :dJ cci.rl4Jl y> HiifPfnr ;n,fp
'Driri lbn'Abbfrs RA belinu berkatn, "SuatLL hari seorang laki-laki
mmdatangi Rnsf.rlullah SAW. Din bertanya,'Wahni Rnsftlullfrh, ibu
say a t elah meninggal dunia dan dia mempuny ai hutang puas.a..Apaknh
scya boleh menggantinya ? Rssf.tlullAh SAW meniaroab, 'lYa boleh, sebab
hitang kEada Allah SWT lebihbuhakunh.k dihtnasi." (Shahih al-
Bukhiri, [1817])
Sedangkan jalan yang harus ditempuh untuk melunasi
hutang tersebut adalah dengan mengqa.dh6' shalat yang
ditinggalkan itu. Atas dasar inilah ulama berpendapat bahrva
Fiqh Tradision alis (J awaban P elb agai P ersalan Keagamaan Seluri-hari) t49
orang yang sengaja meninggalkan shalat, maka dia wajib
mengganti (qadha) shalat yang ditinggalkan itu.
Namun demikiary terdapat perbedaan antara orang yang
meninggalkan sha la t seb ab ada :udntr dengan orang yang tidak
shalat tanpa ada alasan. Dalam kitab Fathal-Mu'indisebu&an:

,t rit+it f#Jii X c,,6 bt q;-i e*l.14)';'i (o6>


rrJ; $ i*,i{t, 6is ?'r L"; -;,L U *l vL:;, jn
'^r'"fr e iALa; 6 be 6:trtJ, * # ;p rtt
r 4.1 "'11i ' ti e,. o7.
y.),€: LFt&1vtat1 .t&
iF *r;shyts
(t ,f c ua'llei) . U;f 06r
" Orang muslim yang mtknllai wajib sega:fi mengganti s'nniat yang
ditinggalknnnya, jika din meninggalkannya tanpa alasan (misalnya
di s eng aj a ) . Maks b a giny a w aj ib s eg er a m en g -q a dhfr ' -ny a. Gur tt knmi
Ibn flajar berknta, sudoh jelas bahwa wajib bagi dia (yang sengaja
meninggalkan shslcrt) menggr makan selunth ro iktumy a- unluk meng-
qadhi' shnlat, selain waktr.t ynng memang dibutuhknnnya tsrpeiti
istirnhnt dnn mencari naflah). Dan hnram padnnya melahtknn hnt-h{tl
yang diamnahksn, Namun bagi orang yang iteninggnlknn shalat
karena ada alasan, misalnya tidrtr yang-tidak merangga-r d.nn terh.tpa,
yyka- s,tyryh meny eguakan q adhL ftidak wajib b ersegai meng q ndha, ) .,,
(Fath al-Mu'in,4)

Dapat kita ketahui betapa shalat lima waktu harus


dikerjakan. Dalam kondisi apapun jika ditinggalkan, maka
harus diganti, apaptm alasannya. Bahkankalau sengaja ditinggalkan,
tanpa a1-a9a1yang dibenarkary ia wajib segera mengganti shalat
yang tidak dikerjakan itu, dan tidak dibenarkan mengerjakan
perbuatan lainnya, meskipun perbuatan sunnah Jebelum
mengqadha' shalat yang ditinggalkan.

150 Fiqh T radision alis ( | awab an P elb ag ai P er soala n Kea g an ua n S ehan _hari )
21-. Qadhi'Shalat untuk Orang yang Sudah Mati
Soal:
salah seorang keluarga si A meninggal dunia. selama 2 bulan
terakhir, dia-tidak mengerjakan shalat karena sakit. Lalu dia
berwasiat, kalau mati nanti supaya shalatrrya diqadh6' oleh ahli
warisnya. Bagaimana hukumnya mengqadha' shalat untuk
orang yang sudah mati?

)awab:
-Sn,
h t merup a ka n ib a dnh m afudhah, ya itu ib a dah yan^g dilakukan
seorang ham6a dengan langsung berhubungan deryan !ry Khiliq'
Maka, pertanggungjawabannya kepada Allah SWT secara
pribadi. Berkaitan dengan shalat yang pemah ditinggalkan oleh
fr*g yang mati, -aka tidak ada kewajlban.qadhfr'bagi ahli
warisnya. Demikian juga, mereka tidak berkewajiban menebusnya
dengan harta yang diting galkan si mayyit. Hanya saj a, seba gian
ularia Sydfi,iyyah berpendap at b ahwa shalat yang diting galkan
si mayyit Uoten aiqidha' oleh ahli warisnya, baik sebelum
meninggal dunia diaberwasiat atau tidak.

tr )i eit4r:ribttrba &:?rV(:tuu)
6'nF
p;';rt*,'j qt,./t9rr*-Jt P ^b #
*t * 1r;'i,r,Pi :rt6f f.*W, :?,trt *: q.
,*;,1,' uru .{ps 1b';hi'dl*;.'e oLa!,ixs
(Ytgr\6
"Barang sinpa yang msti dan punya tanggungan shalat, maka tidak
wajib qidna' Ain iemUayar tehusan (oleh ahli warisnya) . Dan dalsm
saiu p'enclapat seperti pendnpat segolongan muitnlr1d, blhruy shalot
ittt diqadhy karena adafotdttsriwayut Imam al-Bukhart dan lainnya.

F iqh Trad ision alis (


I aroab an P elba gai P er soal an Kea gamaan S ehari-hari) 1s1
lan sayfi , lalu segolongan imnm-irutm kita $y Afi, gy ah) memilihny a.
lmam subkt p eruah mengerj akan (qadha' shnlnil in mtut< kerabatny a.
lbn Burhan menukil d^ari qaul qadim bahroa jikn si mayyit meninggalknn
harta, maka keluarganya wajib mengqadhA, ihalat uniiknyo,
sebagaimana puasa." (I'inah al-ThAlibin,
iuz l, hal 24)
]adi, kalau mengikuti pendapat ini, maka shalat yang
ditinggalkan oleh orang yang meninggal dunia itu boleh diganti
(qadha') oleh- keluargan-)/a.

22. Shalat fenazah di atas Kuburan


Soal:
orang yang-r1qin mengerjakan shalat je nazah.Apalagi
.B.3nyak
jika yang meninggal adalah seorang ulama. Tidak jarang, ,nuirt
jenazah samp ai dilakukan berulang-ulang. Bahkan dilikukan
di atas kuburan, yakni shalat tersebut dilakukan setelah mayit
disemayamkan dalam kuburanrrya. Bagaimana hukumnya shaiat
jenazah di atas kuburan itu?

]awab:
Menanggapi hal ini, ulama Sydfi'iyyah mengatakanboleh. Hal
ini didasarkanpada Hadits Nabi Mt,hammadSAW:

*kt *|ltr {g; JttitLat ,ir?y i i; *


Wi;in "M,
e lli )b3, )4.;,i\.&, s ;* .17')

$
f, qb'.ytS * ttr S i rU', t ;16', qr,i:;ftTyi i,;
'€
i\f r; *Y 4"6\if;",r, t:)i, i' la'a;tu'of
libt6pt6p. c| rL;',pt*by, t e{s'ry
(\AlrrfiJ c"[r,-&f "r.,rf .rL.) "rl;:tl*Lti
152 Fiqh Trad isio n alis (
J aw ab an P elba g ai p e r s oal an Kea g ama a n S e hari -hai )
"Diriwayatknn dariZoidbinTsAbit RA, belinu berknta, " Kamipernah
kehmr berssma Nabi SAW. Ketika kami sampai di Baqi', ternyata
adn kubl,ffan bant. Lsh.t beliltr.r bertanyn tentangkuburan ittL. Sahabat
mrnj awab, y ang meninggal adqlnh seorang p er empuan. D an tuny ata
b elinu mengenalny a. Kemudian b elim b er sabda," Kerutp a
knlian tidsk
memberitihu skn h&l kemqtionnya?" Mereka meniawab, "Wqhfii
Rasfilullah, anda (waktu ittl sedang tidur Qailttlah (tidur sebentsr
sebelum waktu zhuhur) dan berpuass. Maka kami tidak ingin
meng ganggllmlt " . Rasf.thtllLh S AW menj aw ab, I angan" b egitu,
apabila ada orang meninggal di antsra knlian dsn aktt ada di sana,
maks hendaklah memberi tahu aku agar sku bisa menshnlatinya.
Knr ena shalatku mm,tp aknn r ahmst baginy a" . Lalu, b elinu mendntangi
kthuron itu dqn knmtpun berbsris di belakang belisu. Kemudian
belinu bertakbir empat knli Ghalst ienazah) untuknya." (Musnad
Ahmad bin Hanbal, [18633])

Ada dua hal yang bisa dipetik dari hadits tni. Pertama,
kebolehan melakukan shalat jenazah lebih dari satu kali. Ini bisa
dilihat, bahwa sahabat juga shalat jenazah bersama Nabi SAW'
Padahal, bisa dipasflkan, sahab at sudah melakukan shalat untuk
perempuan itu iebelumnya. Kedurt, mengerjakan shalat ie nazah
di atas-kuburan adalah boleh. Al-Shan'ani mengatakan:

ir;- ,(fi,l1'i.ra.#t ,P ;yla.-rr ,+e&bc,,.*;(t


(\ . . ,-f \ ec ;)t-JlJ.,-) .
,,Haditsitttsecaramutlakmerutniukknnsahnyashnlatienazshsetelah
dikfturknn, baik sebelum dikuburkan sudah dishalati atau belum."
(Subul al-Salim, juzll, hal L00)

Denganbegitu, shalat ienazah di atas kuburanhukumnya


boleh-boleli saja" Dan itu bisa menggugurkan kefardhuan shalat
tersebut.

Fiqh T radision alis (l auab an Pelb agai P ersoalan Keagamaan Sehai-hari) 153
23. Shalat Gha'ib

Soal:
Ketika seorang ulama besar dan karismatik dipanggil pulang
ke rohmatullAh, seluruh umat akan -eraia kehiiangan
panutannya. Sebagai rasa turut berduka dan belasungkawa,
kaum muslimin yang tidak sempat melakukan shalat j6nazah
secara langsung, biasanya melakukan shalat ghi,ib untuk
y.engantar kepulangan beliau kepangkuan Ilahi. Bagaimana
hukum melakukan shalat ghA'ib terse6ut?

Iawab:
s_halatgh6'ib adalah shalat jenazah yangjerraz;*rtya tidak berada
di hadapannya, tapi berada di tain tempat. nisi
ladi berada di
desa lain atlupun dinegara lain. NabiMulammadSAWpemah
melaksanakan shalat ghd'ib. Dikisahkan dalam sebuah Hadits:

;;'*; ;:ahtp l' j;;Lf a\t,i, r;;,J *


Ke'rbt ;ait 4;; * o69$ ;A eil#lt
(1 \'14 gr; .A;t+Jlg1a.ry . (irf
"Diriwayatkan dari Abfi Hurairnh RA, "sesungguhnya Nabi SAW
memb er.itahukan. kep ada kaum muslimin t eni ing w a.fatny a Raj a
Najasytpada hari meninggalnya Rnja flabasyah teriebui. kt[n belinu
berangkntke mushalls busama orang-oran[. para snhabst membttat
:ryrI 9! belakangnya) dan Nabi SAW pun bertakbir empat kali.,,
(Shahih al-BukhAri, [116s] ]

Hadits diatas secara tegas menjelaskan bahwa shaiat


gh6'i.b itu termasuk sunnah Rasi)l.Maka, fi.dak ada aiasan untuk
melarangnya, dan hendaknya kita sebagai umat beriau mengikuti
jejaknya. pB. ffirrhamrnad Bakr Ism6,il mengatakan:

154 Fiqh Tradision alis (l azoaban PeIb agai p ersoalan Keagamaan S ehayi-hei)
+rair
, a
F :&fur'ei" urlir * z)w)th4:frr
r'
uL)L'u
a , a / ,a a a a , ,

* e€J_:lt,I' ;* *i y}' *P'*lt'ol'*'tfr


aJ a

#,'/'trJ tJr U i ,p ,v'.!.1*q


o ( t ".o. . a
J",
a

lgJ, ?,.,1 t>


.\5;W: * q W t't',i, /:t

.
{;):t'c}.u5',; ** Pt r* kV V *,i
(t \ V..f \ s:'C
*ll)
JIJ vt(JtireetJl
" Kal an g an Sy Afi' ty y ah dan b any ak dar i ul amn flanb ali m emb ol el*nt
shalntgkfi'ib.(rulinilTelahtcrkktibo:ltu)aRnsAlrtlkhSAWmelaksanaknn
shalat ghi'ib untrtk Raja Najlsyl penguasa negui flabasyahketika
belinu mendengar knbar tentang kematiannya. Rasfilullilh SAW juga
melalotknn shslat ghf ib untukZaidbin Haritsah dnn la'far bin Abt
Thillib Radhiy allihu' nnhumn ketkn beliau mendengar bahwa keduany a
telah gugur sebagai syahid di Mu'tah (yakni nama daerah tempat
berkecamuknya peperflngan yang dahsyat. Di mana iumlah kaum
muslimin tidak seimbang dengan baln tentara Romawi)." (Al-Fiqh
al-Widhih min al-Kitib wa al-Sunnah, |uz l, ll.al 4171

Namun demikian, shalat ghd'ib tidak dapat dilakukan


secara sernbarangan. Ada beberapa halyang hams dipenuhi unh.rk
bolehnya shalat ghA'ib. Yakni dengan syarat sulitrya untuk datang
melakukan shalat mayyit. Syaikh Nawawi dalam ki abny a N ihfry ah
nl-Zain menyatakan:

yt 4ifi:t:rrit'*'c+r .W.r4iixir ;;$'ttf i;,tJ t


'dil G
A { iilt 46'$* i*i :.-:.b 6 ft 6 f.
'iqi X /t qa'$r ok "ttt,f,n i; * &,P,
Fiqh T radision alis (l atoaban Pelba gai P ersoalan Keagamtan Sehari -hari ) 155
5t-rj A ulqu)"spr1; [i *r1,, $3, ",rvk ,i;
(\'t . t,rd.t+Il
"Menurut pendapat yang muttajah (yang dianggap kuat), bqhrun
yang dtperhitungkan dalam kebolehsn shnlat ghnib adalah adn atau
tidnk adany a masy aqqah (kesulitan). Maka, ketika ada kesulitan untuk
menghadiri shalat jenazah, sekalipun dalam satu daernh, knrena
dauahnya terlalu luas atau lninnya, makn sah melakuknn shnlnt ghaib .
Jika tidak ada kestilitan, sekalipun di luar dnerah, makn tidrk sah.
Sebagaimana yang dikutip oleh al-Syabramallist dari lbn Q|sim.
Maka nndaikata ada mayy it y ang ada di ltLar dner ah tapi masih dekat ,
maka dianggap masih di dalam daerahnya. Yang dimaksud dengan
dekat di sini adalahbatas jangknuatx slara orang berteriak." (Nihiyah
al-Zain, L60l

Paparan di atas mengantarkan kita pada kesimpulan,


bahwa shalat ghaib hukumnya boleh selama memenuhi syarat-
syarat yang telah ditetapkan seperti mayyit berada di daerah
lain yang sulit dijangkau sebagaimana yang dilaksanakan
Rasfilullih SAW untuk Raja Habasyah.

C,gDE)

155 F iqh T radision alis (l ato aban P elb ag ai P er soal a n Ke a gamaan S ehari-hai )
ZAKAT

1. Tuiuan Zakal
Soal:
Zakatadalah salah satu Rukun Islamyanglima. Ia dibebankan
kepada orang-orang yang mampu untuk diberikan kepada orang-
orang yang membutuhkannya. Lalu apakah tujuan zakal?

fawab:
Zakat merupakan salah satu ibadah mkliyyah (yang berhubungan
dengan harta) yang dapat dijadikan jalan oleh seoranghamba untuk
mendekatkan dirinya kepada Sang KhAliq. DR. Muhammad Bakr
IsmA'il mengatakan:
rr3f rif ,y:r ? gy J,.:*t \, fr alu,i;r+it{;i
i6, i-,'^ri a.$i; *
wr+t; g=:at w, t e +k
^t|:'s r$t 7tb4:F Aq; ok o$rq.:t) *
al,ir

UUt.re;Jr) .lr:.fr, c;r6\J'$ ^:*i,


tu.1i Ar*? *
(t 1 t,f L\ 6 ca:*J13../t6l i,/
Fiqh Tradision alis ( | auaban Pelbagai Per soalan Keagamaan Sehari-hari) 't57
"Zakat merupaknn ibadahmfrliyyahyang dapat dijadikan oleh seorang
hamba untuk mendekntkan diri kepada Sang Khilliq 'azza wa jalla.
I ika seorang hamba menunaiknnny a dengan sempurna, sesuai dengan
aturan yang benar, ikhlas dan hanya mencari ridha Allah SWT , tidak
ada maksud ingin dipuji orang, makn akan menjadi sebab terbebasnya
dari adzab api neraka, dan masukke dalam surga, sebagaimana telah
dit e g asknn ay at al - Qur' in d an Ha dit s N ab i. " (Al-Fiqh al-WAdhih
min al-KitAb wa al-Sunnah, jazl,hal464)
Ini adalah dimensi vertikal zakat, yakni sebagai sarana
untuk membangun hubungan rohani kepada Allah SWT.
Sedangkan aspek sosial zakat terletak pada semangat kepedulian
sosial yang menjadi misi utama ibadah ini. Zakat diwajibkan
kepada orang-orangyang memilikiharta lebih, dan diperuntukkan
bagi orang-orang yang membutuhkan. Hal ini sesuai dengan
penjelasan Nabi Muhammad SAW:

(\Y.A
"Diriwayatkan dari lbn 'Abbfrs RA bahwa Nabi SAW bersabda
kEada Mu'Adz bin labal ketika mengutusnya ke Yaman, "(Wahai
Mu'Adz) beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah SWT
mewajibkan kepada mereka (untuk mengeluarkan) zakat, yang
diambil dari orang-orang kaya di antara mereka dan dibeikan kepada
orang-orangfakir di antara mereka." (Shahih al-BukhAri, [L308])

Syah WaliyullAh al-Dahlawi mengatakan:

158 Fiqh Tradision alis ( I awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hari)


'# 6 et fi*tt J,.q,;i*'t. . .JE ol Jl. .. d qu
'i;;t
ri e rlx L'rrat W *tAt € :iiiu;ht ^:e.rr
*at *t)pter;r; #ifut,f 'f';i r;fr ,)t
(\. \-\.. ,f I AcrJQti,rra*-1 .tL';ti-i;6srt:ri1l4
"Ketahuilah bahwa ajaran yang paling prinsip dalam zaknt adalah
mewuj udkan dua kemaslahat an. ( P er tama), kemaslahat an y ang
dimaksudkan untuk melatih diri sendiri, karena harta berpotensi
meny ebabkan kekikir an. P adahal kekikir an it u mer up akan akhl aq y an g
paling buruk serta berbahaya dalam kehidupan, Orang-orang yang
bakhil ketika ia mati, hatinya akan selalu bergantung pada hnrtanya.
Dia disiksa sebab hal itu. Maka siapa saja yang membiasakan dirinya
untuk menunaikan zakat, dan menghilangkan sifat kikir dan rakus
dari dirinya, hal itu akan bermanfaat bagi dirinya..,. (Kedua)
kemaslahatan dirasakan oleh negara (masyarakat). Karena di dalam
negarfl itu pasti ada orang-orang yang tidak ffiaffipu dan orang-
orang y ang membutuhkan. F enomena itu tentu menguntungkan satu
golongan dan member atkan golongan y ang lain. Maka andaikata tidak
ada aturan yang dimaksudkan untuk meringankan beban para fakir
miskin dan orang-orang yang membutuhkan, niscaya mereka akan
menderita dan mati kelaparan." (!!uj j atullAh al-Bilighah, j uz II,
hal 100-101)

Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hari) '159


2. PengertianSabtlilldh dalam Ayat Zakat
Soal:
Termasuk a l- Ashnhf al-T samhniyy ah (delapan golongan yang berhak
menerima zakat) yang disebutkan dalam al-Qur'An adalah
golonganf sabtlillilh. Apakah yang dimaksudfi sabilillkh dalam
ayat itu? Sebab ada yang berpendapa tbahw a sab?lilIih iAt mencakup
kepada semua bentuk kebaikan, seperti membangun masjid,
madrasah dan lainnya.

!awab:
Ayat yang menjelaskan tentang delapan golongan yang berhak
menerima zakat, terdapat pada QS. al-Taubah,60:

(1 . ctr.Jl) .W*bV
"Sesungguhnya zakat itu diberikan untuk orang-orang fakir, orang
miskin, pengurus yang mengumpulknn dan membagiknn znkat , orang-
orang mu'allaf (baru masuk lslam), budak mukatab, orang yang
bany ak hutangny fl, untuk sabilillhh, dnn untuk orang dalam p erj alanan.
Begitulah perintah Allah SWT. Dan Allsh Maha Mengetahui lagi
Maha Bij aksana." (QS. Al-Taubah, 50)

Ini adalah delapan golongan yang berhak diberi harta


zakat. Sedangkan yang dimaksudy' sabilillhh dalam ayat itu
adalah orang-orang yang berjihad (berpet*g) membela agama
Allah SWT. Dalam Tafstr al-lalAlain disebutkan:

i?t f, d ;,,i 1'* :Vu;atpt ;f (l' ff jr>


(tY. e urD{"Jrl}*rf)

150 Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan S elari-hari)


"(fi sabilillfrh) artinya adalah orang-orangyang melaksanakan jihad
(peperangan membela agama Allah SWT) yang tidak mendapatkan
harta fai' sekalipun mereka koya." (Tafs?r al-jalAlain,42O)

Jadi, fi sqb?lillilh hanya tertentu pada orang-orang yang


melakukan peperangan membela agama Aliah SWT. Oleh karena
itu harta zakat tidak dapat diberikan untuk pembangunan
masjid, madrasah dan semacamnya. Penggalangan dana untuk
tujuan tersebut jangan sampai mengambil harta zakat,tapibisa
dengan cara yang lain, seperti infaq dan sadaqah. Bukankah
dalam harta itu ada hak lain selain zakat (inna f al-mhl foaqq siwa
al-zakhh)? DR. Muhammad Bakr IsmA'il dalam kitabnya al-Fiqh
al-Whdhihmengatakan:

;=Ar lar: . :6t 'rst ,& Gi:'{rtT Jiri i'pt:


is )'u* t;L,Lt y:b'a A Cr,6 {: /rilti f llil$
, ;irr) . 3Ai gi;/jt*uar !*yur'**te\t,*iisr
(or{-o,Lrf \ C6C;lrl
"Pendapat pertama (sabilillkh diartikan dengan orang-lrang yang
berjihad (berperang) di jalan Allah SWT) adalah yang paling benar.
D an itulah pendapat mny oitas ulama. P embangunnn masj id, madr asah,
pemakaman dan lainnya, bisa didanai dengan shadaqah sunnah, tidak
dari harta zakat. Sebab pembagian zakat itu hanya tertentu pada
delapan golonganyang telah disebutknn dalam ayat al-Qur'hn." (Al-
Fiqh al-Wadhib iuzl, hal508-509)

Kesimpulannya, sabilillAh dalam ayat itu tidak dapat


diartikan dengan segala jalan kebaikan. Sebab yang dimakzud
hanyalah orang-orang yang berperang di jalan Atlah SWT.

Fiqh Tradisionalis jauaban Pelbagai Persoalan Kertgamaan Sehari-hari) 't


61
3.Zakat untuk Famili yang Tidak Mampu

Soal:
Zakat adalah satu cara yang dilakukan oleh umat Islam untuk
mengentaskan kemiskinan. Namun biasanya yang diutamakan
adalah familinya yang tak mampu. Bagaimana hukumnya
memberikan zakat kepada famili (kerabat dekat)?

Jawab:
Islam merupakanbangunan agama yang sempurna. Ia datang
untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemaslahatan manusia,
baik di dunia maupundi akhirat Olehkarena itu, Islam mengajarkan
umatnya untuk saling peduli satu dengan lainnya. Untuk
memenuhi cita-cita suci tersebut, disyari'at-kanlah zakat.
Sedangkan yang berhak menerim a zakat adalah fakir dan miskin
atau orangyang tidakmampu. Namunyang lebihutama adalah
memberikannya kepada kerabat dekat yang tidak dapat
mencukupi kebutuhan hidupnya. Disebutkan dalam al-Fiqh al-
Manhajt:

#il$ 4si irt'lt lt ,f',:.9'1,sq:r,gt.Jd dtt tstt


€,uu..llt
)*\fr :UV tG!', *V\L i"yk'&k
?bi'u e.' :i a|u;,'5i rtp f;Lt-),'e e t gFit
'* jri i tj(: &t 1(lt r? :*, ;rtps.j$r#Jlt
( fY1,f \ e, u*#lt,.a;JD .'e;i
"Apabila seseorang yang wajib mengeluarkan zakat mempuiyai
kerabat yang di luar tanggungjawabnya, seperti saudara laki-laki
dan perempuan, patnan dan bibi dari jalur bapak, palnan dan bibi
dari jalur ibu, anak-anak merekn ataupun yang lainnya, sedangkan

1.62 Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P er soalan kagamaan Sehari-hari )


merekl tergolong orang fakir, miskin ataupun orang-orang yang
berhak nrcndapat zakat dari golongan lain, makn boleh memberikan
harta zaknt kpodo merekn. Dan merekn adalah orang yang lebihberhak
dari yang lainnya." (Al-Fiqh al-Manhaii, iuz I, hal 326)

Dalam sebuah Hadits d.ijelaskan:

(\ Af 2 f, ( d+1. ,;*lii-) . *l
"Diriwayatkan dari Salmhn bin 'Amir RAberkata, Rasfilullfrh SAW
bersabda, "Zakat untuk orang miskin adalah sebagai sedekah (saja),
dan untuk kerabat ada dua (faedah); sedekah dan silaturuahim."
(Sunan Ibn MAiah, [1,834])

Dari paparan singkat ini dapat disimpulkan bahwa


memberikan zakat kepada kerabat dekat yang tidak mampu
dan di luar tanggungjawabnya, lebih utama dari pada yang lain.
Dengan syarat mereka betul-behrl dalam keadaan tidak mampu.

4. Zakat untuk Guru Ngaii

Soal:
Di kampung-kampung biasanya masyarakat memberikan
zakatny a kep a da kyai-kyai I an g g ar an ( guru n gaj i). Bagaimana
hukumnya?

jawab:
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa yang berhak
menerima zakat hanya terbatas pada delapan golongan saja.
Sementara yang iain tidakboleh menerimanya. f)emikian pula
dengan guru ngaji.Zakathanya dapat diberikan kepada guru

Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P ercoalan Keagamaan Sehari-hai) 153


ngaii yang tidak mampu" Apabila tergolong orang yang mampu,
maka mereka tidak boleh menerima hart u rukut .Hi lni a]sa*uku.,
orang yang sibuk menghafal Hadits, memperdalam ilmu
{e1San
fiqh atau mengerjakrn sesuaiu yang fardhu kifiyah sehingga
tidak memiliki waktu_yang cukup untuk mencari penghasilan yang
layak. Dalam krtab f Anah al-Thklibtn dijelaskan: -
'r; firy,. Ul 6{Ur :,;lt',st> v"i:a: Li
f
{'ovrl\f gy, I
#trrf
gur\f;tr;st +ri*;
* ;a.Y.t1 "br| ar: : & oki u:':'^x
(\ 1 Lr (\ C (&Jr!Jt urol) yul yf , !_ki
^
"Termasuk sesuatu yang tidak dapat mencegah keduanUa (status
"bj
fakir dan miskin) adalah seseorang yong *rringgalkan kasab yang
dapat memperbaiki ekonominya karena rnaktunyihanya tersita untuk
menghafal al-Qur'kn, memperdalam ilmu
fiqh, taysir, atau Hadits,
ataupun ia sibuk melaksanakan sesuatu yang menjadi wasilah
tercapainya ilmu tersebut. Maka orang-orang tersibut dapat diberikan
zykat, agar mereka dapat melaksanakanrsahanyo itu secara optimal.
s eb ab manfaatny a akan dir a s ak an s e r t a m e, g ei o kep a da
ma sy or akat
juga perbuatan itu meripakan
l!!*: di
_sylfiyg
(I'Anah al-ThAlibin, fardhu kifuyAh.,,
iuz II, hal 189)

. Di samping itu, mengajarkan al-eur,An merupakan


perbuatan yang sangat terpuji. Dalam sebuah Hadits disebltkan:

u'€ P S6'*i ;r'Xt *,4t i4,b\, d, ov' *


(t 1rq t'.t , f-,t*Jt gr.uy ii;rtf{'JJ
" Dai' l'Istmfin RA dari N abi sAw, belinu bersabda, " paling baik di antara

\!-hry
(ShahihitullLorang yang belajar al-eur,kn dan meigajarkannya.,,
al-BukhAd, t46391)
't 64 Fiqh Tradision alis ( | awaban p etbag ai p er soalan
Keaganuan S eluri-hari)
Dari sinilah, maka zakatbisa diberikan kepada guru ngaji
yang tidak mampu. lni wajar, karena umumnya para guru ngaji
itu kehiduparulya pas?asan. Waktunya banyak disfuukkan untuk
mengayomi dan mengajarkan alQulAn atau yang lainnya, sehingga
waktu untuk meneari nafkah tersita dengan tugas mulia itu.
Sebaliknya, guru ngaji yang sudah kaya raya atau kebutuhan
sehari-harinya sudah terpenuhi, tidak diperkenankan menerima
z.akaf.

5. Naqt al-Zakfrh(pendistribusian zakatke daerah lain)

Soal:
Untuk membiasakan siswa mengamalkan ajaran agama Islam,
biasanya s:kolah-sekolah mengharuskan para siswanya supaya
zakatfitrahnya dikumpulkan di sekoluh y*g dikoordinasi oleh
beberapa guru. Kemudian zakat tersebut diberikan di daerah-
daerah terpencil. Padahal daerah miskin itu bukan daerah
siswa-siswa itu tinggal. Lrilah yang sering disebut naql al-zakkt.
Dari sini,lalu timbul masalah, bagaimana memberikan zakat
di luar daerahnya?

fawab:
Tujuan diwajibkanny a zakat adalah memakmurkan kehidupan
rakyat miskin. Tentunya yang didahulukan adalah tetangga
terdekat. Sebab, mereka yang setiap hari menuai tawa dan mendera
sedihbersama. Kalau kita punya kesibukan, tentu tetanggalah
yang pertama kali datang.Jika kita ditimpa kemalangan, pastilah
tetangga yang terlebih dulu menghibumya. Maka, jika kita diberi
kenikmatan seharusnya tetangga pulalah yang pertama kali
merasakan. Ini sesuai dengan Hadits Nabi Mluhammad SAW:

in'.:(.'t &}r' &[pfof t:i*Xtr nr r,r*


/.1,f
w,r.ethr bfp+L,#t jt^*tr# #i.t6t,
Fiqh Tradision alis ( | awaban F elbagai P er soalan Keagamann S ehnri-hnri) 165
6
#Jt-**J I
U^-,.>'€Ii e?;t'€ry1'*'*:E s*
(\r.At'r
"Dirizoayatkan dari lbn'Abbks bahwa Nabi SAW bersabda kepada
Mu'kdz bin labal ketika mengutusnya ke Yaman, " (Wahai Mu'frdz)
beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah SWT mewajibknn kepada
mereka (untuk mengeluarkan) zakat,yang diambil dari orang-orang
knya di antara mereka. Lalu diberiknn kepada orang-orang fakir di
daerah mereka." (Shahih al-BukhAri, [1,308])

Berdasarkan Hadits tercebut, jumhilr' ulamh berpendapat


bahwa nnql al-zakaf tidak boleh. Akan tetapi, larangan ini tidak
bersifat mutlak. Dalam keadaan tertentu, memberikan zaltat ke
luar daerah dapat dibenarkan. Misabrya di daerahnya tidak ada
lagi orang-orang yang berhak menerima harta zakat, karena
masyarakatrya sudah makmur. Sementara masyarakat di daerah
lain lebih membutuhkan. Dalam kitab al-E iqh al-lslimt w a Adillatuh
disebutkan:

G $' i(lt,f eilli i:rifut sv'


)r;'!i Aqk
A i*tti'*,iil ;ufii )d *9, ilir ir,sllt S)
i,1,,

;A p'l';lx L; ; J irt'1t *'#]U;;lt,!l


,u---;ir) rfr N.
? i\t y:jf s\w $, i;,f ,e
(AtY-Aq 1 ,f \ 6 , ul.rlj $.r-!l
"Golongan Syhfi' tyy ah mangataknn bahwa pendnpat y ang lebih unggul
(l<e daerahkin). Dan waiib didistribusikan
adalah dilnrang nremindalr znlat
kepada golongan (yang delapan itu) yangberada dalam daerah zakat
itu dikeluarknn. Karena adahadtts Mu'kdz terdahulu.lika golongan
itu tidak ada di daerah (wajib zakat) tersebut atau yang ada hanya
1.66 Fiqh Tradision alis ( I awaban Pelbagai Persoalan kngamaan Sehnri-luri)
sebagian dan hartadai mkat ituberlimpah (lebW, maka (p endistribusian)
zakat itu bisa dipindah ke daerah terdekat dari daerah wajib zaknt."
(Al-Fiqh al-Islimi wa Adillatuh, juz II, hal892-893)

Jadt, zal<atltu boleh dipindah ke lain daerah apabila daerah


tersebut sudah tidak membutuhkan harta zakat

( TEQ)

Fiqh Tradisionalis (lawaban Pelbagai Persoalan Keagamaan Sehai-hari) 167


PUASA'

1. Penetapan Awal dan Akhir Puasa


Soal:
Masih ada perbedaan di kalangan umat Islam tentang penetapan
awal dan akhir Ramadhan. Sebagian menggunakan ru'yah (melihat
bulan) dan sebagian lain memakai hisilb Qnangan). Bagaimanakah
sebenarnya? Cara manakah yang iebih tepat dan sesuai dengan
pdtunj uk N6f i \z[tr hammad SAW?

)awab:
Ada dua cara yang disepakati oleh jumhfir (mayoritas) ulama
untukmenentukan awal dan akhirpuasa. Yakni denganmelihat
bulan atau dengan menyempumakan hitungan bulan Sya'ban.
Sebagaimana yang dikatakan oleh DR Almad al-Syarb6slriseorang
dosen di Universitas al-Azhar Mesir.

.
d:;f ;-;L. ir* aw);a.tLt *,tA rw'#. ;-L; #ro aaa

tslSr e q q:" lr;lt rl;vrit,owi ;* )\b.i ti<ti


i*tdli u: ,f ,qfitroafur ,f ,*t;!6 ;!k
f
Fiqh Tradision alis ( I atoaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hari) 769
{fi o:ii:fr'Ayuauk 6yu'j .c1'# o# ;#'
euJLr) .ti;-1 ,f i#, ,1,-^*lt *rc,r,)Ur 9 erry'
(Yo c t 6 ci$l; ireJl 3
"f
"Termasuk hal yang disepakati di knlangan iumhur ulama bahwa
puretapan awal Ramadhan itu dilalcttkan durgan salah satu dai dua cara.
P ertama, melihat hilal bulan Ramndhnn, biln tidak ada yang menghalangi
pandangan, seperti mendung, alt)an, asap, debu atau yang lainnya.
Cara kedua adnlah dengan menggenapkan bulan Sya'biln sebanyak tiga
puluhhari. Ini dilakukan jika adahal-hal yang menjadi parghalang untuk
melihat hilal pada malam lre t g, puluh karaa ada mendung, muan atau
yanglainnya." (Yas'alfinaka fi al-Dtrwa al-Hay6hluz ry Hal35)

Kesimpulan ini diperoleh dari lladits Nabi SAW:

;->t iqa rV tgu'# e'tti &). i;PL i i;t ; y


(\ YVI p.t t V:4t g*.e1 .t1't2

"B erpuasalah kalian ap abila t elah melihnt bulan, dan b erbukalah (tidak
berpunsa) kalian apabila telah melihat bulan. N amun j ikn p andnnganmu
terhalang oleh awan, maka sempurnakan bulan Sya'bLn itu sampai
tiga puluh hnri." (Shahih al-BukhAri. 11776l\

Oleh karena ifu, seseorang dilarang memulai puasa ataupun


mengakhirinya sebelum a da ru' yah. RasfilullAh SAW bersabda:

'*if,h'& jnr
sr'rLlr:i:'\t e.,'# n yt *V
!;; ,F t:',y;"y, .rxlr i;; ,F t;,_#! J6 i6r'i
(l YVf r,r-, , grt.*Jf 6e.,a) .dStltU'J{5r1.j-hy

L70 Fiqh Tradision alis (l awaban Pelba gai P ersoalan Keagamaan Sehai-hari)
-
"D ari Ab duilAh bin' Umar RA, bahwa suatu ketikn Rasfilullfrh S AW
bercerita tentang bulan Ramndhnn. Rnsfil bersabda, " I anganlah kalian
berpuasa sehingga kamu seknlian melihat bulan, dan j anganlah knmu
berbuka (tidak berpuasa) sampai kamu melihat bulan. Namun jikn
pandanganmu tertutup mendung, maka perkirakanlah jumlah
hariny a. " (Shahih al-BukhAri, lL77 37)

Bukti-bukti di atas menunjukkan bahwa unhrk menentukan


awal ataupun akhir puasa, ru' yah al-hihl (melihatbulan) merupakan
cara yang diajarkan oleh Nabi Mu[ammad SAW.
Lalu, kaitannya dengan Hadits Nabi Muhammad SAW:

8'{'r{'br *U, f
rltiu t2ir"?ttt'srt;
i,t *
*-i:;, ;14 ti3;l', *k' ;Lt
. J g.- i-ii,,i t'5 e | ;lfBf
(\ vA. 9i; c grt^Jl y) .'J;.Jfi7ib*,
i lbn' Llmar RA, dari N ab i S AW, b ahw a b eliau b er s ab da,'"
" D Ar **i
itu
adalah umat yang tidak dapat menulis dan berhitung. Satu bulan
ini". Maksudnya satu saat berjumlah dua puluh
seperti ini, seperti
sembilan dan pada waktu yang lain mencapai tiga puluh hnri."
(Shahih al-Bukhiri, [1780] )

!{adits ini dijadikan sebagai dasar oleh kelompok yang


menggunalcart hiskb wrtuk melemahkan pendapat yang memakai
ru'yah. Menurut mereka, Hadits ini menjadi bukti bahwa Nabi
SAW menggunakan ru'yah dalam keadaan terpaksa, sebab umat
beliau tidak mampu menulis, membaca serta melakukan hisfrb.
Melihat kondisi umat yang seperti itu, maka wajar jika Nabi SAW
menggunakanru'yah untuk menenfukan awal dan akliir puasa.
Ini dilakukan untukmemudahkan kaumnya agar mereka tidak
menemui kesulitan ketika akan memulai atau mengakhiri
puasanya. Atas dasar ini, menurut mereka, penggunaanru'yah
sudah tidak relevan lagi, karena sekarang sudah banyak ahli
Fiqh Tradision alis (l awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan S ehari-hari) 171.
an juga f asilitas untuk melakukan his kb sudah terse dia,
his frb . D
sehingga tidak sulit lagi untuk melakukannya.
Menjawab keraguan ini, tentu kita harus kembali pada
sejarah. Apakah benar semua sahabat Nabi SAW tidak dapat
membaca dan menulis. Dan apakah pada masa Nabi SAW tidak
ada yang ahli ilmu hisAb, sehingga harus menggunakanru'yah.
Jawabannya tentu tidak. Karena ada beberapa sahabat
yang diperintahkan Ras0lull6h SAW belajar tulis-menulis untuk
dijadikan sebagai juru hrlisbeliau, seperti sahabat'Alibin Abi Thalib,
'UtsmAn bin ' Affen, Ubay bin Ka' ab, Zaid bin Tsdbit, Mu'awiyah
dan lainnya. Oleh karena itu, yang dimaksud dalam Hadits itu
adalah mayoritas sahabat, bukan sahabat secara keseluruhan.
Selain itu, di negara Arab, jauh sebelum RasOlullAh SAW
diutus, telah ada tempat untuk mempelajari trmthifrb.Lima ratus
tahun sebelum Nabi 'IsA AS lahir, seorang filosof yang bernama
Phitagoras yanghidup pada abad ke VI SM telah membangun
suatu lembaga pendidikan khusus yang mengajarkan tentang
llmu hiskb. Bahkan sebagian pakar mengatakan bahwa ilmu
hisfrb merupakan ilmu terira di dunia, karena ada sebelum terjadi
banjir Nabi NOh AS. Ini menunjukkan bahwa ilmuhisilb ,r.latt
ada sebelum zaman Rasfflu[ah SAW. Dan di antara sahabat Nabi,
sebenamya telah ada yang mahir dalam llmuhisfrb,semisal lbn
'Abbds. (Menentukan Awal dan Akhir Puasa Ramadhan, dengan
Ru'yah dan Hisab, 16-20)
Dengan alasan inilah, maka keraguan tersebut dapat
terbantahkan. Dari itu, penentuan awal dan akhir Ramadhan
adalah dengan ru'yah,bukan dengan hisilb.

2. QadhA'Puasa untuk Orang Mati


Soal:
Ib.adah puasa merupakan kewajiban yang dibebankan oleh
Allah SWT kepada seiuruh umat Islam. Orang-orang yang telah
memenuhi syarat, wajib melaksanakannya. Jika pada satu saat

172 Fiqh Tradision alis ( I awaban Pelbagai Persoalan Keagamaan Seluri-lwri)


orang tersebut tidakberpuasa, baik karena ada udzur htaupun
tid1k, ia berkewajiban mengganti puasa yang ditinggal tersebut
pada lain hari. Persoalannya adalah, bagaimana6fr
lita orang
itu tidak menggantipuasanya sampai ia meninggal dunia? Borehkah
keluarga atau kerabatnya menggantikan puasanya itu?

]awab:
Ada beberapa kemungkinan orang yang meninggal dunia dan
belum mengganti puasanya . Pertama, orang tersebut meninggatkan
puasa karena udzur, kemudian ia meninggal sebelumiempat
menggantipuasanya. Misalrrya tidak ada waktu untuk mengqadhA,
puasanya. Seperti orang yang meninggal durLia pada pertengahan
puasa atau pada saat hari raya. Bisa juga karena sakit yang ia
def,tl tak kunjung sembuh hingga ajal menjemputnya. Keiua,
tidakberpuasa karena ada udzttr,tapi orang teriebui memiliki
kesempatan mengqadhA' puasanya, namunia tidak mengganti
puasa yang telah ditinggalkannya itu, baik karena malai atau
lainnya. orarrgtersebut tidak berpuasa tanpa ada alasan yang
\ettga,
dibenarkan kemudian ia meninggal dunia sebelum mengganti
puasanya itu.
Pada contoh yang pertama, orang tersebut tidak punya
kewajiban untuk mengganti puasanya. Sebab ia tidakberbuat
lalai atau meremehkan masalah agama. Pada contoh kedua, orang
itu mati dengan meninggalkan hutang puasa. Tentang puasa yang
ditinggalkanlya, maka ada beberapa pilihan ying dapat
dilakukan oleh ahli waris, atau familinya. Di antaranyi adalah
memberikan makanan kepada fakir miskin atau mengqadhA,
puasanya. Hukum ini juga berlaku pula pada kemungkinan yang
ketiga, sama saja ia memiliki kesempatan untuk-menggantl
puasanya ataupun tidak. Sebagaimana yang dikemukakan
Syaikh Nawawi al-Bantani dalam Nih|yah al-Zain:

gqa //1li1a a9t(i1


. /
,br:w \f .,n jl otnliq* Vr,*6.;)
, J t ,

Fiqh Tradision alis (lawaban Pelbagai Persoalan Keagamaan Sehari-hari) '173


'!)t:rs ti u'-r ;\LtiJ $," J 4:;. &|fr o!, b ; fir
'# ffl *F AU e\12;lra Yj {riJt, ,s.rulJ
oJP
a

a/aa/aaa/
-, / a
g'-Y, .,h.'rl,t'rl kS, *
D1 rl .
t ,|&.'j;l'rl iult
iu1, r$At,F'-vF t,i,i) u,

:!. o'iJG'.-
, ti yi
l9 q PYALt3[tujJlk
ai
;;',F. ^?
t
t :.n'l
*.4*;e
)J
LI
?
f.ai: d'#|j ;* ri t iy ;)r ifi l?;.d'6t tf
(\ lY,r,uJtlq ."4 eibiv yt'o6 i'
"Orang mati dan meninggalkn n)ong puasa Ramadhan, nadzar,
ataupun puasa kafarat, sedangknn ia belum sempat menggantinya,
seperti sakityang ia derita terusberkepanjangan dan sedikitharapan
untuk s embuh, at au in t erus melakukan p eri alanan mub ah (p u i alanan
yang tidak untuk maksiat) sampai ia mati. Maka orang itu tidak
perlu mengganti puasa yang ditinggalkannya, baik dengan Puasa
atau dengan membayar fidyah (makanan pokok). Sebab ia tidaklalai.
Tapi jika ia sengaja tidakberpuasa (tanpa sebab yang dibenarkan),
kemudian orang tersebut mati, baik sebelum sempat atau telah puny a
usaktu untuk mutgganti punsany a. Atau orang itu tidakberpuasa knr ena
ada alasan yang dibenarkan, kemudinn meninggal setelah in memiliki
kesempatan untuk mengqadha' puasanya, (dalam kedua masalah ini)
wali atau keluarga si mayyit harus memberikan satu mud makanan
pokok dnerahitu, setiap satuhari. Makanan itu diambilkan dari tirkah
(harta peninggalan) si mayit (dan diberiknn kepada para fakir miskin).
Apabila orang yang meninggal itu tidak memiliki harta, maka wali
tidak waj ib berpuasa atau membay ar fidy ah y ang diambil dnri har tany a
sendiri, tapi (perbuatan itu) disunnahkankepada siwali. Sesuai dengan
Hadits Nabi SAW, "Barang siapa yang mati, sedangkan ia punya
tanggungan pw$a, mnka waliny a boleh berpunsa untulctty a' " (NihAyah
al-Zain,l92l

174 Fiqh Tradision alis (l awaban P elbagai P ercoalan Keagamaan S ehari-hnti)


Ketentuan ini sesuai dengan sabda Nabi SAW:

#toi n'*'r#h't *!t J;;i6.i6 lJ t


;e i.t f
p: e o't,orliF,) .&iiF JgJ^b'i&dr;*;V
(\vtv
"Dari lbn 'l.lmar iaberkata, RasfilullfrhSAW bersabda, "Barang siapa
mati dan dia mempunyai kewajiban berpuasa, maka hendaklah setiap
hari (ahli warisnya) memberi makan kepada fakir miskin." (Sunan
Ibn MAjah,ll747l)
Sedangkan pilihan kedua sesuai dengan sabda Nabi SAW:

t;-ut-';q', #.lo' & ;fr ;y.il ;tLi, sv e:t'r-j. ;.t ;;


dr-) . 'r';io.r rib i*ftfik#tw$Lyls,li.,
(\Vtt c**L.grl
"Dari lbn Buraidah, ia berknta, "Seorang perempuan mendatangi
Rasfilullih S $W lalu bertany a, " S esungguhny a ibuku telah meninggal
dunia, sedangkan ia puny a hutang puasa. Apakah boleh say a berpuasa
untuknya? "RnsLtl menjawab, "Boleh"." (Sunan Ibn MAjah,117491)

Lrilah beberapa pilihan apabila ada keluarga kita yang


meninggal dunia dengan membawa hutang puasa. Yaknibisa
dengan mengqadhA'puasanya atau dengan membayar fidyah.

3. TadArus al-Qur'in
Soal:
Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, karena di
dalamnya terkandung beribu-ribu kebaikan. Tidak heran, pada
bulan ini semua umat Islam berlomba-lomba untuk mencari
kebaikan. Berbagai amalan ibadah dilakukan untuk mengisi
Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehnri-hari) 775
bulan ini. Dari amal yang sunnah sampai yang wajib. Di antara
amalan yang sering dilakukan adalah tadfrrus al-eur,An. pada
malam hari bulan Ramadhan, masjid-masjid di seluruh
Indonesia marak dengan bacaan-bacaan ayat-ayat suci
al-Qur'An. secara silih'berganti mereka melafalkan tcitam itatn.
Tidak jarang, bacaan tersebut disambungkan pada pengeras suara.
Semua itu dilakukan dengan satu harapan: berkah Ramadhan
yang telah dijanjikan Allah swr akan mereka raih. Bagaimanakah
hukum melakukan tadLrus tersebut

]awab:
Pada bulan Ramadhan, pahala amal kebaikan dilipatgandakan
oleh Allah swr. Karena itu Nabi sAW sangat rnenganjurkan
umai.nya untuk memperbanyak melaksanakan ibadah kepada
Allah SWT pada malam hari bulan Ramadhan. Dalam sebuah
Hadits, Nabi SAW bersabda:

i6 *i*b, ,k lt i" r1l a b,,iri;; c! V


#) .
*t'n;# tt d'r" (#V sdl.aw rio U
(\ AV. f_,r
c g-rt*Jl
"D ai Abt Hurairah RA bahwa Rasf.tlullih S AW bersabda,,, Barang siap a
yang meffieriahknn bulan Rnmadhan dengan ibadah, ( dan dilakukan)
d_engan penuh keimanan dan keikhlasan,-makn akan diampuni segala
dosanya yang telah lllu." (Shahih al-Bukhiri, t1870li

Tentang apa yang dimaksud dengan memeriahkan malam


bulan Ramadhan yang ada daiam Hadits ini, al-Shan,ani dalam
kitabnya S ubul al- S ahm rnenlelaskan:

Y
e , ty*JtJ":.-,) .QF'sfrfuqpiquf ot:n, rLl
(\ vrgr
176 Fiqh Tradision alis Q naaban P elba gai p ersoalan Kea gamaan S ehnri_hari)
"Yang dimaksud dengan qiydmRamadhdn (dalamHqdtts itu adalah)
mengisi dan memeriahkan molambulan Ramadhan dengan melakuknn
shalat atau membaca al-Qur'An." (Subul al-Salim, juzll,hal 173)

f.ebih lanju! Syaiidr al-ManAwi, pengarang kitab F aidh al-Qafrr


Sy arh afl Am| al-Shaghtr menjelaskan:

k tkr',r:i * \f f: il :ra if :r*. i*"'S;;;,


(\ t \ rf Gl 6 ey*ill ,-p-i) .:tS;;t
"
Qiyhm Ramndhan itti dapat dilaksanaknn dengan membaca al-pri'Ar,
shalat, dzikir atau mempelajari ilmu agama. Dan juga dapat tennujud
d.alam setiap bmtukperbuatanbaik." (Faidh al-Qadir, iuz VI, hal 1,91)

Maka sudah jelas,bahwa membaca alQur'Anpada malam


bulan puasa itu sangat dianjurkan oleh agama. Kemudian
bagaimana jika hal itu dilakukan secara bersama-sarna. Yang satu
membaca al-Qur'An, sedang yang lain mendengarkan serta
memperhatikanbacaan tersebut? Menjawab pertanyaan ini Syaikh
Nawawi al-Bantani mengatakan:

:*,*fAU 6i ; tti'rr" w Hr L'rt:rlt e'ir;r,sr'oi


u-jta,-r6-.;) . i;!i il;y-r"'rl, *;::;rl:F,
(\to-lltgr
!'Termasuk membaca al-Qur'An (pada malam bulan Ramadhan)
adalah mudkrasah,yang sering disebut pula dengan iddrah. yakni
seseorang membaca pada orang lain. Kemudian orang lain itu membaca
pada dirinya. (Yang seperti ini tetap sunnah) seknlipun apa yang dibaca
(orang tersebut) tidak seperti yang dibaca orang pertarza. " (Nihiyah
al-Zain, 194-195)
Dan temyata, hal ini pemah dilaksanakan Rasrilull6h SAW
bersama malaikat Jibril. Dalam sebuah Hadits disebutkan:
Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan S ehari-hari) 177
uthr r;f'u bk'e;#Lh' ,J* &rir-, Ll
/:" i; *
L
lt {$ l< it*.,Ff :W ;E o6r,}L k c";ft
;;l,Hb iw',b'i7', {' Xtr,J- lr i -}', o<t orir
(Yf ol si., c.r.rl;) .y*,At ii;t'a
"Dari lbn'Abbhs RAbahroa RasfiluilAh SAW adalah orang yang
paling pemurah. Sedangkan saat yang paling pemurah bagi beliau
pada bulan Ramadhan adalah pada saat malaikat I ibril mengunjungi
b eliau. Malaikat libril selalu mengunj ungi N abi setiap malam bulan

Ramadhan, lalu melakukan mudfrrasah al-Qur'An dengan Nabi.


Rasfil SAW ketika dikunjungi malaikat libril,lebih dermawan dari
angin yang berhembus." (Musnad Ahmad [3358])

Dapat disimpulkan bahwa tadkrus yang dilakukan di


masjid-masjid atau di mushalla pada malambulan Ramadhan
tidakbertentangan dengan agama dan merupakan perbuatan
yang sangat baik, karena sesuai dengan tuntunan dan ajaran
Nabi SAW. Jika dirasa perlu menggunakan pengeras suara/ agar
menambah syi'ar agama Islam, maka hendaklah diupayakan
sesuai dengan keperluan dan jangan sampai mengganggu pada
lingkungannya, supaya ajaran syi'ar tersebut bisa diraih.

4. Lailah al-Qadr

Soal:
Pada malam bulan Ramadhan, khususnya pada sepuluh hari
yang terakhir, umat Islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak
amal yang baik. Karena pada waktu itu terdapat satu malam yang
sangat mulia. Malam yang melebihi seribu bulan. Satu malam di
mana ibadah yang dilakukan oleh seorang hamba pahalanya
akan dilipatgandakan berpuluh-puluh, atau bahkan beratus-ratus

L78 Fiqh Tradision alis Q awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan S ehari'hari)


kali lipat. Lailsh al-Qadr, demikianiah nama malam itu. Tidak
heran, semua orang berlomba-lomba untuk mendapatkannya'
Apakah sebenarnyaLailah al-Qadr itu? Apa saja keistimewaan
ying terdapat di dalamnya? Kapan terjadi dan apakah tanda-
tanda kemunculannya?

jawab:
Tentang apa yang disebut dengan Lailah al-Qadr, Allah SWT
telah menyebutkannya secara khusus dalam sur at al-Qadr. Ketika
menafsirkan surat ini, DR. Muhammad Bakr IsmA'il menjelaskan:

(oVV gr \ 6 c a*Jl3 "/tKli/


"Yang dimaksud (oleh ayat itu) adalahbahwa Allah'AzzaWa lalla
berfirman, " D engan kemulinan dan kekuasaan Kami, sungguh Kami
minurunkan al-Qur'hn pada malam Lailah al-Qadr, yaitu malam
kemuliaan. Tahuknh engkau, Mubammad, apakah Lailah al-Qadr
itu? la adalah satu malam, di manaberibadah di dalamnya satu knli
lebihbaik dariberibadah seribubulan selain malam itu. Para malaiknt
termasukMalaiknt libril turun (ke bumi) ketika itu dengan membawa
kebaikan dan keb erknhan. P ar a mslaiknt itu mengu capkan s alam kep a da
orang-orang lslam. Mu eka berdo' a dan memintakan ampun bagi orang-
orang lslam itu sampaifajar menielang." (Al-Fiqh al-WAdhih min
al-KitAb wa al-Sunnah, juz l,hal577'l

Fiqh Tradision alis (l awaban Pelbagai Persoalan Keagamaan S ehari-hari) 179


Lsilah al-Qadr merupakan malam lebih utama dari seribu
bulan- oleh sebab itu, kita dianjurkan,nh.rk memperbanyak ibadah
pada malam itu. Ras0lu[ah SAW bersabda:

ioV 16'*;*r hr *jb}l, ,*r;;; dJ *


"r-'";rtyd'r
6q,ttt riA n,
it n rta C.W5eq rut eg
a/

(\ V1A fi-r c g;1t *Jl W) #t'UitACri'r",&ki|


"Dari Abi Hurairah, daritlabi Mutummad SAW, ,,Siapa sajayang
menghidupkan Lailah al-Qadr (dengan ibadah) dilandasi iman dai
ikhlas murnikarena Allah, makn dosa-dosanya yang terdahulu akan
diampuni. Dan barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadhan
dengan penuh keimanan dan pengharapan pada Allah swr , maka aksn
diampuni semua dosa-dosany a yang telah lalu." (Shahih al-BukhAri
[1768])

Inilah janji Nabi SAW kepada umatnya yangberibadah


.
dengan keimanan yang mantapdan keikhlisan yaig murni di
malaml'ailah al-Qadr.Dosa-dosanya akan dilebur, baik yang telah
lalu maupun yang akan datang.
Mengenai waktu terjadinya Ia ilnh al-eadr (tu,Imam Nawawi
mengatakan:

rt:r\ti pt €.?4 )lulltil)'ofr*;; Q3:;iJS(dt-,)


eiltilt y Lk'J; jrff! r#A 6, owr,b u
4'F €;#t *i;.,f.L,;#,ry $tn;lr5 #, 1e.
""t qry
rs3L;i; fi.t\)i :xit,i.,ry *3*f,
.
y
(\ .Y e t \S)-/lft Yl

180 Fiqh Tradision alis ( | auaban Pelbogai p er soalan Keagamaan S ehai-hari)


"(Satu masalah) Menurut pendapat yang masyhfir dalam madzhab
knmi, bahwa sesungguhnya Lailah al-Qadr itu hnnya ada pada sepuluh
hariyang tuakhir daibulan llsmadhan. (Ada pmdapat yang mengat aknn)
bohwa terj adinya Inilah al-Qadr tidak berpindnh-pindah. Setiap tahun
hanya terjadi pada malam itu. Namun menurut pendapat mukhtdr
(yang dipilih) malam Lailah al-Qadr dapat berpindah. Karena itu
dalam satu tahun dapat terjadi di suatu malam, dan pada tahun
buikutmy a tujadi pada malam yang lain. N amun perpindahan itu tidak
akan meleruati sepuluhhari terakhir bulan Ramadhan." (FatAwi al-
ImAm al-Nawawi,102)

Ada beberapa alasan mengapa malam ini disebut Lailah


al-Qadr.Ibn Rusyd, seorang filosof muslim terkenal menyebutkan
dalarn sebuah karyanya:

F'a:; W}w tii W1'4A .exfu6 ir;ar! i^u-: i ti


(\ 1o gr \ 6cJ-i 1;slzoJL.> .*
i
"Allah SWT menyebutnya dengan Lailah al-Qadr, karena pada
malam itu semua ketentuan dan ketetapan yang akan dijalani oleh
manusia untuk tahun itu diputusknn,baikberupa rizki, ajal danyang
lainny a. Ketentuan ini berlaku hingga Lailah al-Qadr tahun mendatang.
lmam Muj dhid berkata, ( S erurn urusan itu dit entukan) kecuali kesedihan
dankebahngiaan. Halini dibuktiknn durganfirman Allah SINT (QS. al-
Dukhfrn) "Pada malam itu semua perknra yang baik dibagikan pada
mlnusia." (Muqaddimah Ibn Rusyd, iuzl, hal195)
Sedangkan tanda-tanda kehadiran Lailah al-Qadar, serta
bagaimana seseorang dapat mengetahui kedatangannya, Ibn
Taimiyyah menjelaskan:
Fiqh Tradision alis (l awaban P elbagai P ersoalan kagamaan Sehnri-hai) 181
,
;,ttfri't q*, a ti t ;t^k W t6 v*ta'u G i t;t
M, rl 1at d*$r 4.htf;k-i3,,)rfrtt;
""
a aaa-a/a
t.
.'.r 4,I.|
ta , a.a a_-
,#fij:rttA csl 'J Erlt
*1, ..- t:)-i9 (_
. . Jl
zt.:.l,t
^tl
:I . Co$rrsru) .Pl SA1,r3 .|!i *'#ri;iirl#r
(tV'1 gr
" Diriway atkan, bahwa di antara tanda-tandn turunny a Lailah al-Qadr
adalah bahwa malam itu adalah malam yang terang dan bercahaya.
Tidak terldu panas dan tidak terlalu dingin. Terkadang .Allah SINT
memberitahukan pada sebagian manusia pada waktu ia tidur ataupun
ketika ia terjaga sehingga seorang hamba dapat melihat sendiri cahaya
I-ailah al- Qadr itu. T erkadang ada or ang y ang memb eri kabar kE adnny a
bahwa saat itu adalah Lailah al-Qadr. Dan kadangknla Allah SWT
membuka hatinya untuk melihat langsung hakikat Lailah al-Qadr
yang sebenarnya." (FatAwi al-Kabir, lluz 2,hal 476)

Dapat disimpulkan bahwa Inilah al-Qadar merupakan


salah satu karunia Allah yang diberikan kepada umat Islam
pada bulan Ramadhan. Allah SWT menianjikan pahala yang
berlipat ganda bagi siapa saja yang menghiasi malam tersebut
denganberibadah kepada-Nya. Namun Allah SWT merahasiakan
waktunya agar umat Islam lebih giat danberlomba-lomba untuk
mendapatkannya.

ogEe)

182 Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai Persoalan Keagamaan Sehari-hari)


1. Selamatan Haji

Soal:
Setelah melaksanakan haji, dan pulang ke rumahnya, jamaah
haji biasanya mengadakan syukuran atau yang disebut zualimntul
hajj. Apakah walimah itu ada dasar hukumnya?

]awab:
-Setelah
sampai ke rumah masing-masing, seorang jamaah haji
disunnahkan-mengadakan tasyakJaran, yatcri dengan menyembelih
sapi atau unta. sebagaimana yang disebutkan dalaml<rtab Al-Fiqh
al-Wkdhih:

ia6*t l. il ):L';ti' ol i.i;. *';3'fi.'.uu;l.t#;-


i
a .ta
aaaa
'pJ. a

,Frs b:ph'&(Fu*Yri or -rrnlJ 051;J\,1 a,

\
6 ca;*Jl3 ./KJl U ebtr)l
oalD .*1 ,Vht* '"j:t
(1VYg'a

Fiqh Tradision alis (lawaban Pelbagai Persoalan Keagamaan Sehari-hnri) 1.83


"Disunnahkan bagi orang yang baru pulang haji u,tuk menyembelih
yr.t!, top:, otau menyembelih ksmbing (untuk diberikan) kepada para
fakir miskin, tetangga, sanak kerabat, saudara, serta relasi. (Hal ini
dilakukan) sebagai bentuk pmdekatan diri padn Allah swr. s eb ag aimana
yang telah diamalkan olehNabi SAW." (Al-Fiqh al-Widhih min
al-KitAb wa al-Sunnah, juzl,hal 678)

Kesunnahan ini berdasarkan Hadits Nabi SAW:

6 *; ;r.h, * dtlf ,:iz\, orr1 # i. r+,*


(y A o 1 *-iJ,,srt4i
U^*1 . i.F.'ri i:b ; A*JriF
"Dari lkbir bin'Abdullah RAbahutaketika Rastrlullfrh sAW datang
ke Madinah usai melaksanakan haji, beliau menyembelih knmbin"g
atau sapi." (Shahih al-Bukhiri [2859])

Namun, di sebagian daerah, walimah haj i ltutidak hanya


dilakukan setelah mereka pulang dari tanah zuci. perayaan itu
juga dilaksanakan oleh calon jamaah haji seberum berangkat
ke tanah suci, yakni setelah mereka meluniskan oNl{nya. Kilau
melihat isinya, maka walimah tersebut tujuannya tidak jauh
berbeda dengan walimah setelah haji.
Dari beberapa keterangan di atas, dapat disimpulkan
bahwa mengadakan waltmatit nailmerupak-an suatu ibudun
sunnah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

2.Haji Akbar
Soal:
jamA'ah haji diharuskan melakukan wuqfif di padang
*-yi
'Arafah. Karena wuqfif di padang Arafah adalair-merupakan
puncakdari ibadahhaji. Banyakfadhilah yang terdapat di dalamnya.
Ol9! itu, sangat dianjurkan
\arena -e.r,pe.brr.ryrk do,a, membica
istighfar serta amal ibadah lainnya. Sarah satu keistimewaan

184 Fiqh Tradision alis j aw aban p elbagai p ersoaran Keagamaan sehari-hari)


yang selalu dinanti-nanti umat Islam seluruh dunia adalah wuqitf
yang bertepatan dengan hari ium'at. Bagaimanakah sebenamya?
Adakah dalil yang menjelaskannYa?

]awab:
Tentang keistimewaan hari' Arafah, Rasfilullah SAW bersabda:
a- 0g

rbd Ll\b?or6,r:.r;llp*
'u ,6t'ul|r:?# hr ',#'ol'u ,FT

(Y t . t ps c
P f) ":'tbltlcii{;;<1*:t ry,
"Dari' Aisyah RA bahwa N abi S AW b*sab Ca, " Tidnk ada satu hariptm
di mana Allah SWT lebih banyak membebaskan hambanya dari api
neraka selainhari Arafah. Padahari itu Allah SWT membanggaknn
hnmb any a di dE an malaikat s er ay a b erfrmnn (lihatlah w ahai malaiknt )
apa yang dikehendaki hambaltu lni. " (Shahih Muslim , 124041)

Keutamaan ini bertambah besar manakala hari' Arafah


itu bertepatan dengan hari jum'at. Sebagaimana yang dikatakan
oleh Imim Nawawi daiam kitabnya aUianahfi Utanksik al-Hajj
Wa al-'Umrah:

1r-;u.)ry . rrt?t,F't. * y,J,iti; t;i1 At st.'1T,

( YA1 c irJl3Cl.:Lt J
"Dikatakan bahwa apabila hari Arafah itu bertepatan dengan hari
lum'at, maka dosa semua orang yang melaktrkan wuqirf pada hnri itu
akan diampuni." (Al-idhih fi Manisik al-Haj j wa al-umrah, 285)

Pendapat ini didasarkan pada Hadits Nabi SAW yang


disitir oleh al-'Al1Amah'Al?bin Sulth6n Muhammad a1Q6d dalam
kitabnya al-Hazhzh al-Awfar fi al-flaji al-Akbar:

Fiqh Tradision alis (


! azoabnn P elbagai Persoalaa Keagamaan S ehati-hari) 18s
i f::iti;Atrby *; f6i ;af iaj {.ht *jo
irli b;;lt L.?t . y:s,ir ;i * 6 {,; ;# b,Wl
, rs(lrCr a irlrlrD . qr:idtt:dU.U;.,;;tt J

(oY-o \
"Rasfilullkh SAW bersabda, "Hari yang paling utama adalah hari
'Arafah. lika hari Arafah itu bertepatan dengan hari
lum'at, makn
hal itu lebih utama dari tujuh puluh haji (yang wuqfifnya) tidak pada
hari[um'at" . fladits ini diriwayatknn oleh al-lmnm Abt al-Hasan Razin
bin Mu'hwiyah al: Abdart."l (Al-$:azhzh al-Awfar fi al-Hajj al-
Akbar,51-52)
Betapapun ada sebagian kalangan yang mengatakan
bahwahadits inidha'if akan tetapi masih dapat dijadikan hujjah.
Sedangkan penilaian sebagian orang yang mengatakan hadits
ini maudhu' dibantah oleh Syaikh al-Qari sebagaiberikut:
't\3"-/LW ,yu.'r4 ,L'*'UQs,tt r.ii i'r{
n6ai1 J,Jt tXi )

lre '*:inlr i-sti


t

G G:: i6)i oi ,^J "r-Ji,ri ^:tb


,o
.;6lor.o.it 'rb "r&i ta da, ,k"-pit ,,i ,y t e.s$,
.611,y,,f)r C' * /3)r .h.J.ry

"Adapun sebngian orang mengatakan bahwa badlts tersebut


maudhu', maka itu bathil, tertolak dan tidak dapat diterima. Karena
sesungguhnya Imam Razin bin Mu'awiyah al-Abdari adalah
termasuk tokoh utama ohli badtts dan pemuka mukharrij. Dan
penukilannya terhadap suatu fuadtts merupakan sanad yang dapat

Hadits-ini juga disitir oleh syaikh AbO Bakr Syatha' datam kitab t'anah al-Thalibin,juz |,
hal 288

186 Fiqh Tradision alis ( I awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan S ehari-hori)


dipedomani menurut para ahli badtts." (Al-Hazhzh al-Awfar Fi al-
Hajj al-Akbax|el
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Sayyid
Muhammad'Alawi al-MAliki.
,* ltt'"*',f
to, \., '
* {e+yi" b:, bi 7t ; L3.lr *'i,
,tf o.

i;,i A'i C'*f-r r'ljy Jv';,'s t Xtt d*,;t *


rsr]r .iJFJ >W,tr; f^Ut {t JLPt :*'fi.
giSir
(v. c dtJ
"Wuqfif di hari lum'at pada sore hari merupakan saat istiifrbah
(dikabulknnnya do'a oleh Allah). Diriwayatknn dari sahabat Anas,
dari Nabi Mufutmmad SAW, beliau bersabda, "Carilah saat-saat
diknbulknnny a da' a pada waktu set elah shnlnt Ashar sarnpai t erb enamny a
matahari di hari jum' at" . Hadits ini riwayat lmnm Muslim." (Labb aik
AllAhumma Labbaik, T0)

Memang dalam Hadits itu tidak dijelaskan tentang haji akbar,


namun bukan berarti itu tidak dibenarkan. Sebagaimana yang
dikatakan oleh al: Alllmah' AfrbtnSulth6n Muhammad a1-QAri:

;; e fHt $h, f'H * J, rti'sit bi),xr.$rt


rY"i o,-t'
{,,!t,y\ii,*'#rv * #, i i At qar;
iY)$'i;!i,si * t$';L*t jbt,?T?l $tiV',;lr
(YA e3f!t cr a;;!r r}r1 .pfl q';it* -yiil
hnri' Ar afahny a
" P eny ebutan haj i akb ar untuk ibadah haj i tert entu y ang
jatuh pada hari jum'at, sebagaimana yflng sudah diketahui Ltmttm,

Fiqh Tradision alis (lawaban Pelbagai Persoalan Keagamaan Sehari-hari) L87


makn itu sebenarnya merupakan istilah manusia saja. Namunbegitu,
apa y ang dinnggap baik oleh orang mukmin, mnka menurut Allah SWT
itu juga baik." (Al-Hazhzh al-Awfar fi al-Haj1' al-Akbar, 2g)
Dengan demikian, pengistilahan haji akbar rtu dapat
dibenarkan. Dan hal itu merupakan pelaksanaan ibadah haji yang
paling utama. Karena melebihi pelaksanaan haji yang tidak jatu[
pada hari jum'at.

3. Berziarah ke Makam Rasfflullah SAW

Soal:
Waktu melaksanakan ibadah haji merupakan kesempatan emas
bagi seorang tnuslim untuk melaksanakan ibadah sebanyak-
banyaknya. Beribadah di 'lpramain (Makkah dan Madinah)
mempunyai keutamaan yang lebih dari tempat-tempat lainnya.
Di sana terdapat banyak saksi dan bukti sejarah tentang
keagungan agama Islam. Makam RasfilullAh SAW merupakan
salah satu tempat di antara sekian banyak tempat mulii yang
terdapat di fuar amain Belum lengkap rasanya j ika seorang yang
melakukan ibadah haji jika ia tidak berziarahke makam Nabi
Muhammad SAW. Bagaimanakah hukum berziarah ke makam
Ras0lullAhSAW?

Iawab:
Berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW adalah sunnah
hukumnya. Lebih-lebih bagi mereka yang sedang melaksanakan
ibadah haji. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah Hadits,
Nabi Muhammad SAW:

ol'$;i
!, eb'ok grq:Ii;t: bk'tt:l': e* i
g,Lilt"rJlolj-, .yqijtiuc;* o'i:1

188 Fiqh Tradisionalis (lawaban Pelbagai Persoalan Keagamaan SelaiJui)


"Siapa saja yang datangkepadaku untukberziarah, dan kEerluannya
hanya untuk berziarah kepadaku (tidak ada keperluan yang lain)
maka Allah SWT memberiknn jaminan agar aku menjadi orang yang
memberi sy afa' at (pertolongan) kepadany a di hari kiamat nanti." (HP..
DAraquthni)

Dalam Hadits lain disebutkan:

ui6'li'r{,htr;:" 4tll:ii"?nr or, *1, *


A-*ft . ,;p G g)':';^f ok
dj'r!. rLi'rti €
qplotl.tJt
"Dari lbn'Umar RA, sesungguhnya Rasfilullfrh SAW bersabda,
"Barang siapa yang melaksanakan ibadah haji, lalu berziarah ke
malanku setelnlt afu meninggal dunia, ru*a ia xperti orang yang b erziar ah
kep adaku ket ika aku mas ih hi dup. " (H adits ini diriwayatkan oleh
al-Diraquthni)
Atas dasar inilah, pengarang kitab f Anah al-Thalibtn
menyatakan:

G\f ,-f \ Aeu#tLJlute!) .ellj*Jl


Fiqh Tradision alis ( | atuaban P elbagai Persoalan Kea gamaan Sehari-hari) 189
" Berziar ah ke makam N abi Mubammad merupaknn salah satu qurbah
(ibadah) y ang paling mulia. Karena itu sudah selayakny a seluruh umat
Islam memperhatikannya. Dan hendaklah waspada, jangan sampai
tidakberziarahpadahal dia telah diberikemampuan oleh Allah SWT,
lebih-lebih bagi merekn yang telah melaksanakan ibadah haji. Karena
hak N abi Mufuzmmnd S AW y ang harus dib er ikan ol eh umatny a s an gat
besar. Maka jika salah seorang di antara merekn datang dengan kepala
dijadikan kaki dari ujung bumi yang terjauh, bersusah payah untuk
berziarah ke RasfilullAh SAW, maka itu tidak aknn cukup untuk
memenuhi hak yang harus diterima oleh Nabi SAW dari umatnya.
Mudah-mudahan Allah SWT membalas kebaikan Rasfilulldh SAW
kepada knum muslimin dengan sebaik-baik balasan." (I'Anah al-
Thilibin, juz ll, hal 3L3)
Lalu, bagaimana dengan kekhawatiran RasOlu[ah SAW
yang melarang umat Islam menjadikan makambeliau sebagai
tempatberpesta, atau sebagaiberhala yang disembah. Yalari dalam
sabda RasCrlullAh SAW:

ql tti'g r',..,': t; }r,}* }' J;;i$i6 r;} ej *


'ft a'tt;,p |U'€ Wi \:i'$ ; )1;J r's ttv t

(A t t 1 frJ , ,|t - il J,rl Ji...) ,#


"Dari Abi Hurairah RA, in berkata, "Rasfilullkh SAW bersabda,
"langanlah kamu jadikan kuburanku sebagai tempat perayaan, dan
janganlah kamu jadiknn rumahmu sebagai kuburan. Maka bacalah
shalatt:at kepadaku. Karena shalazaat yang kamu baca akan sampai
kepadaku di mana saja kamu berada." (Musnad Ahmad bin
Hanbal [8449])

Mmjawab kekhawatiran Nabi SAW ini Sayyid Mulammad


bin'Alawi al-MAiiki al-Hasani menukil dari beberapa ulama, lalu
berkomentar:

190 Fiqh Tradision alis ( | awaban Pelbagai Persoalan Keagamaan Sehari-han)


# ir,;;* *,(ir:; * ;riiirxlfg ri 'et
-lt - , .

irrl."-.rr

# g>t'tt rri*t|f\i g'trtk ,!uG /urirf',


e *rt It 6 ila:r', ..i)ir'r,.y ir; r.G'r'ri:4 r.an"-lfi
rtr,J l6+, ) .*1i*ltti)fit.xr6s.xt,ar'ti
(\ .r oe A*hltt&.Ja,I uy,y$l
"Sebagian ulama ada yang memahami bahwa yang dimaksud (oleh
fladtts itu adalah) larangan untuk berbuat tidak sop an kztikn b erziarah
I c makam Rasf.iluilAh S AW . Y akni dengan mema -nkan alat musik at au

permainan lainnya, sebagaimana yang biasa dilakuknn ketika ada


perayaan. (Yang seharusnya dilakuknn adalah) umat lslamberziarah
ke makam Rasfil hanya untuk menyampaikan salam kepada Rasfil,
berdo' a di sisinya, mmgharap buknh melihat makam Rasil,menghar ap
do' a dan balasan salnm Rasfilullfrh SAW . (ltu sanua dilakukan) dengan
tetap menjaga sopan santun yang sesuai dengan maqam ke-Nabi-
annyayangmulia." (Manhaj al-Salaf fi Fahm al-Nushffsh bain
al-Nazhariyyah wa al-Tathbiq, 103)
Dari sinilah maka berziarah ke makam SAW Ras011u11Ah
tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Bahkan sangat
dianjurkan karena akan mengingatkan kita akan jasa dan
perjuangan Nabi Muhammad SAW, sekaligus menjadi salah
satu bukti mengguratnya kecintaan kita kepada beliau SAW.

4. Shalat di Raudhah

Soal:
Di kota Madinah, ada banyak tempat yang memiliki fadhilah
(keutamaan) apabila seseorang melakukan ibadah di tempat itu.
Di antara tempat-tempat tersebut a dalahRaudhah Nabi SAW. Oleh

Fiqh Tradisionalis (lawaban Pelbagai Persoalan Keagamaan Sehari-hari) 191


karena itu tidak mengherankan jika ada ribuan, bahkan jutaan
orangberusaha untuk melakukan ibadah di sana. Sebenamya,
apakah Raudhah itu? Keistimewaan apa saja yang dimilikinya,
sehingga orang-orang berbondong-bondong untuk mendatangi
dan beribadah di tempat itu?

fawab:
Secara bahasa Raudhahberarti kebun atau taman. Sedangkan
yang dimaksud Raudhah di sini adalah suatu tempat yang berada
di antara mimbardan makamNabiMuhammad SAW. Tempat
ini seialu digunakan oleh Nabi SAW untuk melakukan shalat
sampai akhir hayat beliau. Nabi SAW bersabda:
'#(,'{-.|;r'ht ,k lt J:;;itt .i$ vf.ir p 4,r
c,!+.- # -tll&*,) . oria..ir ,r6.t'ub'irtS,S-br rt-,p

1r ir rr.,
"Dari Abt Sa-td al-Khudri ia berkata, "Rasulullah SAW
^o
bersabda,
"Tempat yang adn di antarakubur dan mimbarku ini adalah Raudhah
(kebun) di antara beberapa kebun sLtrga." (Musnad Ahmad bin
Hanbal [1LL85])
Karena tempat ini sangat istimewa, maka seseorang
disunnahkan untuk selalu beribadah dan shalat diRaudhahNabi
Muf;ammad SAW. Dalam kitab al-Haj j Wa al: Lhnraft disebutkan:

,r,jjJ, ",# nl F-):JurritsL.;:i ;1:;t l,+. d*r


:rrb
tk *'rt<,?yi v/i dl'f:""i $, * itr y, *, ?0, J,

G i't'fi , ra1;-:l(3 ;>tbt'u W,'B:5 r:r'fii Gy'oL lit;


€i n6. ljt|;i;iLkt * kt,:), * Ft sl$t
192 Fiqh Tradision alis ( | aw aban Pelbagai P ersoalan Keagamaan S etari-hari)
t .A c.
,& lArUt ry ii:.:ry' *q:'n vtt €-e)
/
1r'
/
e?,* -&'i''\s.,taJt
/ i(, 4 ;,', # rs

(YYV c ortnl l#
"Seorang muslim yang sedang berziarah ke Msdinah, selama dia
berada di Madinah, seyogianya selalu melakanaknn shnlat limn waktu
di masjid Nabi SAW dan berniat itikaf setiap dia memasuki masjid
Nabi SAW. Dia juga dianjurkan untuk mendatangi Raudhah dan
memperbanyak shalat dan do'a di sana. Karena ada fuadtts yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhhri dan Muslim dari RasAiluUAh iAW,
bahwa beliau bersabda, "Tempat yang ada di antara kuburku dan.
mintbarku ini adalah Raudhah (kebun) di antarabebuapa kebltn surgA" .
Seseorang juga dianjurkan untukberdo'a di dEan mimbar Nabi SAW.
S esuni dengan sab da N abi S AW, " Mimbarku ini b er adn di at as t el a g aku. "

(al-Haji wa alrUmrah Fiqhuh wa Asriruh,2g7)

Dengan redaksi yang berbeda, al-ImAm al-Rabb6ni yahya


bin Syarf al-Nawawi menj elaskan:

.} 6uarlr./t<) .yqiti; ip(u ,#q-h+r;t:;


(ro1;y',tsct.iLr:,.
"Dalaftt Shnbth al-Bukhfrrt dan Shabih Muslim, dsri Abft Hurairah,
dari Rasitlullilh SAW busabda, " Mimbarku iniberada di atas telngaku" .
lmam al-Khaththkbt berkata , " Maksud lpdits di atas adalah bahwi orang
yang selalu istiqAmah melaksanaknn ibadah di depan mimbarku, makn
kelak di hari kiamat, ia akan minum air dari telagaku." (Kitab at-ianah
fi ManAsik al-Hajj wa al-'Umrah,456)
Fiqh Tradision alis | azoaban
( P elba gai P ersoalan Keagamaan S ehari-luri) 193
Menjadi jelaslah bahwa kita memang dianjurkan untuk
memperbanyak ibadah diRaudhahNabi SAW. Karena memang
tempat itu memiliki keutamaan yang sangat besar. Namun
jangan sampai karena memperebutkan keutamaan ini, kita
mengganggu atau menghilangkan hak-hak atau bahkan
menyakiti orang lain.

5" Shalat Arba'in di Masiid Nabawi

Soal:
Sebagian jamA'ah haji ada yang menggunakan kesempatan
berziarah ke Madinah untuk melaksanakan shalat selama empat
puluh kali secara berturut-turut di masjid Nabawi. Amaliah ini
lebih kita kenal dengan s t:tlah Shakt Arba' tn. Bagaimanak ah Shalat
Arba'in itu? Adakah tuntunan Nabi Muhammad SAW?

Jawab:
Untuk menjawab pertanyaan ini, ada baiknya kalau melihat
hadits Nabi SAW, yang menjelaskan keutamaan tiga masjid yang
mempunyai sejarah besar dalam Islam, yakni masjid al-HarAm,
masjib Nabawi serta masjid al-AqshA. Nabi SAWbersabda:

k r Jv'.,r',* \tr *,!t'i;^bht,itr;;,rJrP


,* ) ; ;t )*xt {dt $rr*u W Sy\tiulr
(\ \ \ o c g;troll y>;l;li *; *t *?tt
"Dari Abfi Hurairah
"i.1 RA dari Nabi Muhammad SAW beliau
bersabda,"Dilarang bersikeras untuk berkunjung kecuali pada tiga
tempat, yaitu Masjid al-flarfrm, Masjidku ini, serta Masjid al-AqshL."
(Shahih al-Bukhiri [111s])

DalamHadits ini, ada anjuranyangsangatkuat dari Nabi


Muhammad SAW untuk berziarah, mendatangi sekaligus
beribadah di tiga masjid itu. Karena tempat-tempat tersebut
194 Fiqh Tradision alis (l awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hai)
mempunyai keistimewaan yang tidak dimiliki tempat iain di dunia
ini. Dalam sebuah Hadits disebutkan:

Gi>b Ju"#'st'btt ,)i !,i?'.,Lli;jnt or, /y r


it,rt rlir tyjr; q * $ U W t:$ ;*
J,) .iti14 jl yV'u$f I lt )a*rt GThj
(\ t \ 1V t', je; J.rl c

" D ar i Ab ir RA, b ahw a Ras filull hh S AW b er s ab da, " Mel akukan shal at
I
satu kali di Masjidku ini lebih utama dari shalat seribu kali di tempat
lain, kecuali Masjid al-Haram. Dan melakukan shalat satu kali di
Masjidil Haram lebih utama dari pada melakukan shalat seratus ribu
kali di tempat lainnya." (Musnad Ahmad bin Hanballl4l6T))
Dari lladits ini terlihat jelas bahwa melakukan ibadah
di dua masjid tersebut memiliki keutamaan yang sangatbesar.
Karena ifu , para ulama sangat menganjurkan orang yang sedang
melakukan ibadah haji, sebisa mungkin untuk memperbanyak
melaksanakan ibadah di masjid tersebut. Al-Imam al-Rabbani Ya\ya
bin Syarf al-Nawawi menjelaskan:

)"; *)* :,,P1'dhi-'ol fi:"1rt;Vlut t:i 6;;


d

46:i*;t<*!i qi'ofd ;$;rLi rirlur j; ir


(t o1 civ)ljrll,jLu * gt .ar)r./t5) . f{t #,
" Orang yang melakukan ibadah haji, selama ia di Madinah, selay akny a
untuk selalu melaksanaknn shalat di Masjid Rasfilullkh SAW. Dan
sudah seharusnya dia jugaberniat |tiw, sebagaimana yang telsh knmi
jelasknn tentang ibadah di Masjidil Harhm." (Al-Idhah fi ManAsik
al-Hajj wa al-'Umrah, 456)
Fiqh Tradision alis (l awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hari) 1.95
Dan sangat dianjurkan untuk melaksanakan shalat
tersebut secara berturut turut selama empat puluh kali. Sebab ada
fadhilah yang sangat besar jika perbuatan ini dilaksanakan di
Masjid Nabawi. RasCrlullAh SAW bersabda:

,V i"Sv";7'r;r.\, &.b' i?", of #y n, "3'*


i ir; r r6t'ui ir;. d * iY*|d6l iy*';; rl q
^**,)
(\ Y \ Y pr, J*o, -r.rl.r.:*.; . Ouelr bi*it ,4tdt n
"Dari Anasbin Mdlik,bahwa RasfilullAh SAW bersabda, "81,ong,iopo
shnlat di masj idku ini ( masi id N abawi) selnma emp at puluh knli b er tur ut-
turut,maka dicatatbaginya kebebasan dari neraka, selamst dari adzab,
serta terbebas dari kemunafikan. " (Musnad Ahmad bin Hanbal
I12r2D.
Dari uraian di atag dapat disimpulkanbahwa pelaksanaan
shalat arba'in oleh jama'ah haji atau lainnya ketika di Madinah
memang dianjurkan di dalam syari'at Islam.

(,6ER)

196 Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P er soalan Ken gamaan S ehari-hari)
SEPUTAR PENGHORMATAN
KEPADA IENAZAH

1-. Menangisi Orang Yang Meninggal Dunia

Soal:
Bagaimana hukum menangisi seseorang yang telah meninggal
dunia (wafat)?

]awab:
Menangis adalah fitrah manusia ketika mengalami kesedihan
dan duka cita. Demikian juga pada saat ditinggal seseorang,
terutama yang paling dihormati, disayangi dan dicintai, maka
wajar jika kesedihan akanmenjelaga jiwa. Olehsebab itu, agama
mentolerir hal tersebut. DR. Mu[ammad Bakr Ism6'il berkata:

,a il Lt * 1;*i ; ritf ; ? hij #t *i$t 3:r;


'^i?(...rui'i4,Ati"hjr,
a/aaaaa
ia'rfvbir'* ilrji ii,
(tfl .f (\ 6ri*ll5et<il Uebttlld,ilD .if;:tl[i*;,Jt
" Menangis untuk orflng yang meninggal itr,t boleh meskipun dengan
suara yang keras jikn tidlk disutai jeritan histuis, menempeleng pipi,

Fi qh Trad ision alis j auab n P elb


a ag ai P er soal an Ke a gamtan Se hart - htri ) 1.97
menylbek baju ntatr memohon celaka, binasa dan sebagainyil yang
dihnromkan oleh sy ai' at y ang mulin. " (Al-Fiqh al-WAdhihmin al-KitAb
wa al-Sunnah,iuz I, hal436)

Ada beberapa Hadits yang menceritakan bahwa Nabi


Muhammad SAW pemah menangisi kepergianlbritrim RA putra
beliau. Dalam sebuah Hadits disebutkan:
'{; *bht,a }i'r i', :;.t i;ff U6 ti *;al;;
s

'pf ul,$:i,:ir {iu,'&j &b,;* }s I i, 6.'et}1.


L?t A:$'*} # h, * li't Ji, iv b ht'r*';
i i14b ,b'"{t lf; t'rl,+:}t t*x- ti i Fyr r+r' il, L

€r*'s ri"pl'e,q$ W €,*.j


iil, ay ;rill gu,,
(\ ovl p-r e +t Ut,p) .oi;trJdJrfb
"Dqri AsmA' bintiYaztd in berkata, "Di saat putra Rasflhlllfrh SAW
br Ahtm RA w afat, b eliru m ennn gis. S al ah s e 0r an g p ent a' ziy ah b erknt a
kE adn Rnsfilullfrh S AW, " Y a Rasfil, engknu adnkth or an I y ang p alin g
b erhak untuk dia gun gkan hnkny a ol eh Allah SW T' . Lafu Rn sfll S AW

menj aw ab, " S e nmgguhny a mata bisa mengalirknn air mat o dfin hati
bisa susah. Dan kami tidak mengeluarkan knta-knta yang dimurkni
Tltfutn kami. Andni kata Allah SWT buknn Dzat y ang selahL menepati
janji, dan yang (datang) kerudan ikut pada ynng pertama, niscayn
menjumpaimu wahai lbrAhtu RA lebih utama dari yang kami
temukon. S estLngguhny a kami se dih sebab b erpisah denganmu wahni
Ibrlhfu p4." (Sunan Ibn Majah [L578])
Ras0lull6h SAW juga menangis keflka berziarah ke makam
ibundanya. Dalam sebuah Hadits disebutkan:

198 Fiqh Tradisionalis (lawaban Pelbagai Persoalan Keagamaan Sehari-hai)


it',:i'li')rp h' *Ut rt ;ua Ir p', ;;)A: *
(\ 1Y Y
o,rJ
.
rt -, W) dVU &.ft &
"Dftri Abfi Hursirah RA, dia berksta bnhwa Nabi SAW pernah
menziarahi makam ibundanya lalu beliau menangis dan membnat
lrang-orang di sekitarnya menangis. " (Shahih Muslim, 11622l)

Akan tetapi tidak boleh menangis sampai berteriak dan


histeris. Nabi Muhammad SAW bersabda:

b|; le'{'sir'kr ,k ,}tifultr o*'r:*.* i.t *


*> . #rst,syn aj ;HfA s t3!t q? i -lt

(\ Y \ Y g;t*Jt
"Diriwnyatknn dari lbn Mas'f.rd RA bahwa Nabi SAW bersabda,
"Bukan termasuk golongnnku seseorang yang (menangis sambil)
memukul pipiny a, muobek bajunya dnn menl erit sE ati y ang dilakuknn
0 r an g - or an g j ahihy y ah. " ( S hahih al- B ukh iri, 1121211

Dengan demikian, selama dalam batas kewajaran,


menangisi orang yang meninggal dunia diperkenankan karena
hal itu merupakan fitrah manusia. Berbeda jika sampai melewati
batas, yang mengesankan dia tidak menerima dan tidak ridha akan
takdir Allah SWT, maka yang demikian itu haram hukumnya.

2. Mengharumkan Tubuh Mayit dengan Membakar Dupa

Soal:
Bagaimanakah hukumnya membakar dupa unhrk mengharumkan
fubuhmapt?

Fiqh Tradision alis (| atoaban Pelbag ai P ersoalan Keagamaan Sehari-hari) 199


Jawab:
Imam al-Syaukdni dalam kitab Nal/ al-AwthLr membuat bab
tersendiri tentang mengharumkan badan mayit, yakni bab
tentang mengharumkan badan mayyit dan cara mengk-afaninya
kecuali orang yang ifuam ( i;-lr \t,Jse ciir ,r.ri +k Lr; )
Dalam pembahasannya, beliair men-gutlp sebuih Hadits yang
Shahih. Yakni sabda RasCrlullih SAW:

"*J'i;;l,i\*i ybt ir,',#ti$iu * r


(\ t . \ f t', s .rliJ.:*.) ti!f'r;;b
fib ir RA ia b erkst a, " Rn sfilull Ah S AW b er s ab da, " Ap ab it o tcamu
" D ar i
memberi penghantm kepada mayit, maka berilsh se'oanyak tiga kali."
(Musnad Ahmad, [14013l)

Dalam Hadits yang lain Rasrhlulldh SAW bersabda:

itp i$q
'j.!"Lt |*Lr tit *'u.t dt< Jtt i6 *
'
& !,"i ;' t€r- ott $k ii'J e
l\r t'Lki;Ou
(t\At frJc /.-,. W>
'{'l{tkt
"Dari NAfi' ifr berkata, "Apabila lbn'tlmar mengukup mnyit, maka
in menguktpnya dengan uluwwah yang tidnk dihnlusksn dan dengan
kapur barus yang dicampurkan dengan uluwwah. Kemudian ia
b erknta, " lnilah car a y ang dilnkuknn Rnsf.tlullLh S AW letika m en gttkup

j enazah." (Shahih Muslim, 41S4)

' Yang dimaksud dengan uluwwah adalah kayu gaharu


yang digunakan sebagai pengharum. Dalam kitabnya, al-Thtbb
al-N a b a w t, Ib n a I -Qayyim a 1-]a w ziy ah menga tak an :

200 Fiqh Tradisionalis (latoaban Pelbryai Persoalan Keagamaan Sehari-hari)


U*ljr i*iyi;l:;t(t:i,'r;i obit+, ,,fi
t'$i d'16:. *j.-rr ;',J1"tt_GLi " lu*jii'i jd.,
(Y 1o t, t;;llr^l"JD
"Kayu gaharu India itu ada dua mocam. Pertama adskthknyu gaharu
yang digunakan untuk pengobatan, yang dinamakan kayu kusth.
Ada yang menyebutnya dengan qusth. Yang kedua adalah yang
digunakan sebagaipengharum. Kayu ini disebut dengan uluuxilnh."
(Al-Thibb al-Nab iwi, 265)
- Sedangkan cara mengukup mayit adalah:
'r;Nr
* u -il.:i'oi,bLr'#tieil il.tic3t ss,
aa'aa

(rY v .r \ 6 c a-riJt H) .iirb ,ivk $t,tr J? aaaa

"Al-Kamfrl lbn al-Hammlmberkata, "Cara mengukttp mayit adalah


hendnklsh orang ynng memegang tempat penguflp&n di sekitar
pembaringan mayit dengan bilangan ganjil. Sesuai dengan Hadits
yang artinya, "Hendnklahdiloklknn drngan ganjll." (Faidh al-eadir,
juzl,hal3271
Ma ka menj adi j elas bahwa mengharumkan b a dan mayyit
dengan setanggi yangharum merupakan sunnahNabi SAW.

3. Mengantarlenazah Sambil Membaca Ld lldhalllalldh

Soal:
Sucl ah menj adi tra ciisi di masyara ka t, ap abila mengiringi jena zah
menuju pemakaman, mereka membaca kalimat tah_lil (lA' iliha
illallilfi . Ba gaimanakah hukumnya ?

Fiqh Trad ision alis (I aaaban Pelba gai P ersoalan Keagamaan S ehari-hari) 20'\
fawab:
Tradisi seperti itu sebenarnya sudah berlangsung lama. Dan
amalan tersebut tidak dilarang dalam agama. Sebab selain berisi
kebaikan dengan berdzikir kepada Allah SWT, perbuatan itu
tentu lebih baik dari pada berbicara masalah duniawi dalam
suasana berkabung. Sebagaimana yang disebutkan oleh Syaikh
Mufoamm a d b in'Alan al-Shid diqi dalam kitabnya, al - F rltfifuAt
al-Rabbfrniyynh:

;;ereita)t ;cf /:t, urq sy ei;t;:r o? r


^t

i,, ir.,tir3 & i, *iL-tb,6t : rr:,tAt V


ri,s rfit
g, igf: /,$l vlir'o f^ ?yb1,*Ht ly )ry,
ftiJr,.ilur;y,af
ertLus p Llol;)t*t €lu 4;-;a
t€-( s*r y'A,gxir t ? rl
tvsrqb| 6

xii a ey?'4 iit ffi ia !; J\,i\ysr


it? tpj*:lri*r;tr'.3 ts o;'*it'rdr(6rlt'ri ;!nt .

Ur{rJr.rb;dlr; .Fih', /:tt Ul qa'Ft #t/S'tti


(\ Af ,t (t1r'ttJ'llJttilt .,b
menj adi tradisi daer sh kami Zabtd untuk mengeraskan dzikir
" T elah

di hadapan j enazah (ketika mengantar l<e kubur sn) . D an itu dilalatknn


di hadapan para ulnma, ahli fiqh, dnn orang-orang shaleh. Kami telah
meny aksiknn sendiri, ketikn mengnntarknn j enazah, kebany aknn orang
y ang sibrlk dengan masalah bisnisny a, selalu membicarakan masalah
ke duninan, dnn tidak j arang hal itu menj erumuskan mer eks ke dalam
ghibah ntau perkatasn lain yang diharamknn. Menuni hemat kami,
mengisipendengaran mereka dengan dzil<ir, yang menyebabkan muekn
tidak berbicsra stau mempersedikit pembicaraannya/ adalah lebih

Fi qh Tradision alis U awab an P elbagai Persoalan Keagamann Sehari -hari)


utama dari pada membiar*sn merekn bebas membicarakan masnlah
keduniasn. Ini sesuai dengan prinsip "memilih yang lebih kecil
mafsa dahny a ", ! afig m m tp akan s slnh s atu kfr idnh sy ar' iy y ah. T idnk a da
bedanya apaknh yang dibaca itu ndslqh dzikir, tahlil ataupun yang
lainnya. Wallilh q'lnm. " (Al-Fut&hat al-Rabbiniyyah Ali al-AdzkAr
al-Nawawiyyah, iuz lY, hal183)

Sedangkan dzikir yang paling baik dibaca adalah kalimat


ln' ikha ilkllnlL Di dalam kitab Mizfrn al-l' tid1lfNaqd al-Nj Aldisebu&an:

ptyb',*:i'rS?iq #t| :Jv"; i.t*


L.?l .6,rrr6^i - l,r I a*
iyiph aa
;jr;jr ;b *;3
a

(ovt,t * :-rJt'Jt,rii 3 Jl"r:elt ot;r.) .V:Ot


" firi lbn ' Umsr RA ifr berknta , " Knmi tidnk p unah mendengar dari
D
Rasf.tlullfrh SAW ketika belinu mengantar jenazah kecuali beliau
membaca lA' illha illnllilh. B aik w aktu berangkat ataupun pulangny a."
(Mizin al-I'tidil fi Naqd al-RijAl, juzll,hal s72l
Hadits ini tidak memberikan penjelasan apakah Nabi
Muhammad SAW membaca kalimat tahlil itupelan atau dikeraskan.
Namun kala u sahabat mendengar dzikir yang beliau baca, sudah
tentu Nabi Mufuammad SAW melafalkanrrya dmgan kerag bukan
sekedarberbisik.
Dapat disimpulkanbahwa membaca dzikir ketika mengiringi
jenazah termasuk perbuatan yang dianjurkan. Dan yang lebih
utama diucapkan adalah bacaan lA' ilhha illallAh.

4. Mengubur Mayit Menggunakan Peti

Soal:
Di seb agian kalangan dalam ma syaraka t kita, ada kecenderlrngan
untuk menguburkan mayit dengan menggunakan peti. Mayrt tidak

Fiqh Tradision alis (


I azoaban Pelbagai P ersoalan Keagamaan S ehari-hai)
gi disentutrkan iangsung ke tanah. Tapi meng gunakan peti ma ti
la
khusus yang telah dipersiapkan. Bagaimanakah hukum
menggunakan peti tersebut?

)awab:
Manusia merupakan makhluk Allah SWT yang paling mulia dan
terhormat. Allah SWT b erfirman:

(V. . "l-,-Yr; ;i
(QS.
" S ung gnh telah ksmi mulisktm anctk ut u.t keturunan Adnm."
Al-IsrA',70)
"19?'6:
Kemuliaan in: tetap ada, baik ketika manusia itu masih
hidup ataupun setelah ia meninggal dunia. Sebagai salah satu
bentuk penghormatan itu adalah kewajiban rmtuk menguburkan
jenazah. Pemakaman itu juga untuk menyadarkan manusia a gar
selalu ingat pada asal usul kejadiannya. Manusia dari tanah
dan akan kembali lagi ke tanah. Karena itu, disunnahkan untuk
menyentuhkan mayit ke tanah agar nampak nyata bahwa ia
telah kembali ke tanah. Maka makruh hukumnya membuat
penghalang antara mayi.t dan tanah. DR. Wahbah al-Zuhaili
menjelaskan:

q b'J *i'rflq\f'tb'rf J7W $LJ-al',,Kr


* rtr.,
a. a
t:iiu+i-.lr g G';Ji6f su'^f;uht,i.,iJ
*,:p;y. i;?nt A', A:;,rj ,pt..ir\i jyol
1of
yup y6 c ut.rfj
dy-,yt,edl) . b i.'\i'6,
"Dimakruhknn hukumnya meletakkan di bawah mayit sebuah alas,
selimut tebal, bantal, baju atau pembatas (antara mayit dsn tanoh).
Karens ado sebuah Hadtts yang dirizunyntknn oleh sohobst 'Umar

Fiqh Tradision alis (


I awab an P elba gai P ersoalan Keagamaan Sehari -hari)
RA bahwa beliau berknta, " lika kamu sekalian menurunkan aku ke liang
lahat, maka sentuhknnlah pipiku ke tanah" . Dan juga ada flad?ts yang
diriwayatkan dari Abi MfisA RA "Janganlahkamu jadikan antara aku
dnn tanah sebuah penghalang." (Al-Fiqh al-IslAmi wa Adillatuh,
juzll, hal533)
Maka demikian juga dengan peggunaan peti mati. Hal itu
makruh karena mayit tidak dapat disentuhkan secara langsung
ke tanah. Di samping itu, hal tersebut merupakan perbiratan
mubadzir, membuang-buang harta untuk sesuatu yang tidak
perlu. Imam Nawawi al-Bantani menyebutkan dalam kitabnya
Nihfryah al-Zain:

N: e'r\!\ea'j t bi,&:riZ, b)t d W al {kl


.i;\rr* tw )6 q'61?6tat:fir
p::l(,{,Lbt.
Hry!,?\e1:i *'J o?r3t.,-:V\i,r;& a:
.tk yt a -U \f ; 1tt.f ,b'Jt:#t r\y $f e li +i+l .

(\ o t ryJlt-G;
"Dimakruhknn membuat alas,bantal atau petiyang tidak dibutul*an
di dalam kuburan karata pubuatan itu termasuk membuang-buang
harta secara p ercuma. Hukum makruh ini berlaku jika barang-barang
tersebut tidak dibelanjaknn dnriharta mahjitr 'alayh (harta orang-orang
y ang ada di bawah p engau)asan seseor ang). l ika digunakan dari har t a
orang itu, hukumnya menjadi haram. Di antara keistimewaan para
NabLadalah, tidak dimakruhkan untuk memberiknn alas pada kubur
merekn, knrena merekn selalu hidup dalam kuburnya. Namun, jika
peti sangat dibutuhkan untuk proses penguburan, misalnya karena
tanahnya terlalu gembur atau semacamnya, maka tidak makruh
m en g gun akan p eti mtt i " " (N ih Ayah al-Zain, LS 4\

Fiqh Tradision alis (


| azoaban P elbagai Persoalan Keagamaan Sehari-hari )
Daribeberapa penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa menggunakan peti mati itu hukumnya makruh, namun
kemakruhan ini bisa hilang manakala ada kebutuhan lain.
Misalnya tanah pemakaman itu terlalu lembab sehingga tidak
bisa membuat sebuah lubang kuburan.

5. Adzan Setelah Mayit Diletakkan di Kuburan

Soal:
Adzan merupakan salah satu perbuatan yang dianjurkan oleh
agama. Karena di dalam a dzan ada manfaat yang sangat besar,
serta terkandung syi'ar agama Islam. Ketika akan melaksanakan
shalat, adzandikumandangkan sebagai tanda masuknya waktu
shaiat. Dan salah satu kebiasaan yang berlaku di masyarakat
adalah adzan setelah mayit diletakkan dalam kuburan.
Bagaimanakah hukum adzan tersebut?

fawab:
Dalam hal ini pendapat ulama terbagi menjadi dua bagian. Ada
yang mengatakan sunnah, dan ada yang berpendapat tidak.
Pendapat yang mengatakan bahwa adzrr itu sunnah karena
disamakan pada adzan dan iqamah ketika anak baru lahir ke
dunia. Sedangkan pendapat yang mengatakan tidak sunnah,
mendasarkan pada aturan bahwa untuk menetapkan suatu
perbuatan itu dihukumi sunnah, harus ada dalil yang
mensunnahkannya. Padahal adzan dan iqamah sewaktu
meletakkan mayit di kuburan tidak ada dalilnya. Sebagaimana
disebutkan dalam kltab l' knah al-Thhlibin disebutkan:

Lqr#* Jtt ur.(V .AtJtsi iir iritri lilr fi &(,


(y r e \ A+Jrt lr aib!) . ;n .dY*",;r.6!tst'u *'sH
.

206 Fiqh Tradision alis (l awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hari)


" Ketahuilah, melskukan odzan diLbursn bukan p erbuatan stnnah. kt
Berbeda dengan orangyang berpendapat bnhwapubuatan itu sunnah,
karrnn kehtarnya dari dunia diqiydsknn pada mantknya seselrang
ke dunia ketika dilahirkad." (I'Anah al-ThAlibin, juz I, hal 230)

Al-Imflm Sayyid 'Alawi al-Miliki mencoba menjadi


penengah dari dua pendapat tersebut. Beliau mengatakan dalam
krtab Maj mfi' E at|wt w a Rasd' il-ny a:

'*'&Itis] ,*.*.1)t
*jfr, l, g.r4'i!|tti
g'ef r,|i*'!ii$ l$) *?'hLt p't #h, rv ht J'i',
J";4liiitr, ii?J,;lr'#. * &tby tif Y; r? U;
jl Jr i'fr kt ij';, oif 4 {ulit orili qS"i"r
.1 t.,
J'J ;rY:J
0)

tl,I 'i4tAKtEtur
c+-iv! tii 'oy'A ;p.s .W g-iit A Kt6fur jl
i{t
I

,l
;:;i
L:FJ6, l' 1tt\i! {o}i'oritri }}rt 4 *Aot
(\ lr Jvut'.rrri L,l.1).*tAtrt:hi*r]*1/"'F i'
"Bentuk adzan yang ketiga adalah rtdzan yang dilakr.tkan setelah
meletakkan may it dslam kubr.Lran . P ubuatan ini tidak p ernah sda dnlil
khrlsrrs yang datang dnri Rasf.tlullnh SAW. Tapi al-Ashbaht berkata,
" D alam hal ih.t say a tidnk menjump ai sebtLcrhkhnbar stau atsar keruali

dalil y ang diccritaknn oleh sebaginn mutq' aldrldtirtn. (Mereka mengataknn )


mungkin p ubuatan tusebut diqty frskan pada kewnnahttn adzan dnn
iqLmah di telinga anak yang bant lahir. Seakan-nknn mereka ingin
m argatakttn, bahw s kel nhir an mm ry aknn rtnt al ma suk ke dalam dtmin,
sednngknnkematinn mmryaknn akhirkelunr dsridunin. P mdapat sEuti

Fiq h T rad ision ali s ( | au ab a n P elb a g ai P erco al an Ke a gamtt an S eha ri -hari )


ini termssuk dha'tf (lemah) karehs mengkhusr.tskan adzan dnn iqamah
tersebut menryakan tawqtfi @erbuatan yang langstLng diatur oleh
AUoh SWT). Namun (adn sqtu yang pulu drperhntiknn) bahwa dzikir
padn Allah SWT merupaknn pubttatanyang sangat disenangi, kapan
dnn di manapun, keoaliketikn qadhfr' al-fufrjah (bunng haj at)." (Maimff'
FatAwi wa RasA'il,L\3)

Dengan perkataan ini, beliau sebenamya ingin mengatakan


bahwa adzanpada waktu mayit diietakkan di dalam kuburan
tidak dilarang. Perb uatan terseb ut disururahkary namun b ukan
karena diqiyiskan pada adzan untuk anak yang baru lahir, tapi
karena perbuatan itu merupakan dzikir kepada Allah SWT.

6. Talqin

Soal:
Apabila ada orang yang akan meninggal dunia, para keiuarga
atau orang yang hadir di tempat itu membimbing orang yang
sedang sakaril al-maut itu agar mengucapkan kalimat tauhid.
Hal ini juga dilakukan ketika baru menguburkan mayit. Mereka
membaca bacaan-bacaan yang dimaksudkan untuk menuntun
mayyit di dalam kubur agar dapat menjawab pertanyaan malaikat
Munkar danNaldr. Inilahyang disebut dengantalqiru Bagaimanakah
hukum talqin tersebut? Apakah dibenarkan dalam Islam?

Jawab:
Para ulama membagi dua bentuk talqin. Yakni talqirr yang
dilakukan pada saat sskaril al-maut. Kedua adalah talqinyang
dikerjakan pada saat pemakaman jenazah. Kedua jenis taiqin
ini tidak bertentangan dengan syari'a t Islam, bahkan dianjurkan
oleh Nabi SAW. Mengenai bentuk taiqin pada orang yang akan
meninggal dunia, Imam Nawawi menuturkan dalam Faffitnt
gl-Imdm al-Naznarnt:

208 Fiqh Tradision alis ( | awab an P elba gai Persoala n Keag amaan Sehari -hari )
# G*ilk },r'r1tiy W # F|;s
: tg nfri;hz, ",-;i,,t r'hr lt iitl iu; t:A' #,
rrrt i) .r;^*i, i"lt .'&'t;r'?itt * lti?'riLJ
(Ar rgjy'l gtrYl
"f
"Mentalqtn @embimbing untttk membaca kalimat tauhid) orang
yang akan meninggal dunin sebelum nafnsnya sampai di tenggoroknn
itu disunnqhkrm. Berdasarksn Hadtts yang terdnpat dnlam Shabth
Mttslim dnn lairurya, "Talqtnknnlah orang yang aknn mati di antara
kamu rl.engan ucap&n lA 'ilLha illa AilAh" . Sekelompok sahabat Imam
Sylfi'tmengnnjurkan (agar bacaan tersebut) ditambah dengan ucapan
Mufotmmad al-Ras{ilulldh ShsllallLhu' Alaihi ws Sallam. N amun
mayoritas ulama mmgataknn tidak peilu ditambah dengan bacasn
tersebut." (Fatiwi al-ImAm al-Nawawi, 83)

Sedangkan talqtn yang dilaksanakan ketika mayit baru


dikuburkan, juga distrnnahkan. Sebagaimana yang disampaikan
Imam Nawawi dalam al-Adzkfrr:
'i;.$ti$iL
+b}.#,fip,*tflr *ti$l,PU rilt .*9\.
ii.uiAfrirli i/,Jj;:d,f rr# ad}s#'t
oevit Mt iF'et:;i -,urt "; ilyit,#i*er4
(Y . 1 ,r\t-lt rfilt; . vu--!i *:;-*
" Membaca talqtn untukmayit setelah dimaknmtan adatahierbttatnn
sunnah. lni adalah pendnpat sekelompok ulama serta may oritas ulama

Fiqh Tradision alis (| atoaban Pelbagai Peryal an Keagamaan S ehari-hari) 209


syAfi'\yah. Uloma yang mengataksn kesunnahan ini di antaranya
sdaloh QAdh HtLsain dslam Kitab Ta'ltq-nya, sahabat belim yang
bernama Abfi S o' d al-Mtrtowalli dnlam kitabny a al-T atimmah, Sy aikh
lmam Abfi al-FathNashr bin lbrfrhtm al-Maqdist, al-Imam Abft al-
Q1sim al-Rfrfi't, dan lainnyn. Al-QAdht Husain menyitir pendapat
ini d ar i kal an g n n sy af i- iy y ah. " ( Al- Adzkdr, al - N awaw iyy ah, 20 6)

Kesunnahan iniberdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW


yang diriwayatkan oleh Abi UmAmah:

$r$;l G 4&6U sl $ Sti ii; hr


Irxyl ;'*
ybt"b lt J?ru7l .uuqd ut *3*bt 4b lt
e :i * a*:t i:':; :s11Li':*l'es tst,lra *.t
#trA*;'it: alx';.t lyir; ,:H.j,.i,i, &Li
L;.i#u 3:;,1 li r::ocfi )I;ti $t L:. Lxt- lJ'rk'j
^lti
o ?\i'J+ t#s t l{s,lut ;t:;1- rtirlf ,i:ri'iri
'
,le 1.. l"ltt
d-r:tor.e -t6z -t
tJ-a.r ifi hr I iit y ol ary€fur cr
^:tb'"L?
Lr; cat,jpt) q y) q:
fuyu:,
t, *i'*, ","*,
aa, a a ? a a

u:;i'{ iy h'J?ru|y;la .+'d rt A + $ie


(.Jrrhrf ,t sr> .it?; l$r;'if; fi,| sy{"{ i6 rilf
" Abt U mim ah M, b elisu b erkttta, " I ikn qlot k el ak t elah m enin g g al
D ar i
dunia, maka perlakuksnlah aku sebagaimann RasiilullAh SAW

210 Fiqh Trad ision alis ( azo ab


| an P elb a g ai P er so alan Keag anaan S ehari -hari)
memperlaklrkan orang-lrfing yang wafat di nntars kits' Rrtsfihllldh
SAW xremerintahksnkita, seraya berssbda, "Ketika di ontarakomrr
ada yang meninggal dunin, lttht kamu meratilkan tsnah di atss
kuburannya, mnka hendsklsh salsh satu di antaraknmu berdiripada
baginn kEala kt tbrtran itu suay a b uknta, "W rthni Fulan bin F tLlanah" .

Orang yang berado dolam kubur pasti mendengar apa yang kamtt
u capkan, namun mer eko tidak dapat menj awabny a. KemtLdian orang
(

yang berdiri dikuburnn) berkatn lagi, "Wahai Fulan hin Fulanah" ,


ketikn itu jtLgn si mayyit bangkit d^an dudttk dnlsm lclLburrtnny a. Orang
yang buada di atas kttbrran itu berucap lagi, "Wa'hai Fulsn bin
Fulanth" ,mnkn simayit bCI'tLcap, "Builnhknmipeh.Lnittk, dsn semoga
Allsh oksn selsht memberi rahmqt kepadamu" . Nsmun knmu tidak
merssakan (apa yang aku rasakan disini). (Karena hendaklah itil
orang yang berdiri di atas ktrburan itu berkata, "lngatlah sewaktu
engkau keluar ke alsm dunirt, engkmt telah bersnksi bahwa tidak ada
Tuhan selsin Allah, dnnNabi Mr1bammadsdalshhamba serts Rasfil
Allnh. (Kamu juga telah bersaksi) bahws engkau nknn sekilu ridha
menjadikan Allah sebagai Tuhnnmu, Islam sebagai ngamamul
Mr.Lfutmmad sebagaiNsbimu, dan al-Qrtr'An sebagai imam (peru.mfim
jalan)mu. Setelah dibacaknn talqtn ini) malakat Mlmkar dsn Nakir
saling berpegangan tangan sambil berkata, "Marilah kita kembsli,
apa gunanya kita duduk (untuk bertanya) di muks orang yang
dibacakan talqtn" . Abtt LlmLmahkemudinn berkata," Setelah itrt adn
selrang laki-laki bertanya kepadn RasflluilAh SAW." Wahai
RasfllrlllAh, bagaimnna knlau kita tidnk mengenal ibunya? " Rnsiilulllh
menjawab, "(Kalau sEerti itu) dinisbatkan sajn kepada ibu Hswa,
"Wahai Fulan bin Hawa." (HR. Thabarini)

Memang, mayoritas ulama mengatakan bahwa Hadits


tentang talqirr ini terrnasuk Hadits Dha'if, karena ada seorang
perawinya yang tidak cukup syarat untuk meriwayatkan
Hadits. Namun dalam nngkafadh|'il fil-a'mAl,Hadits ini dapat
digunakan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sayyid 'Alawi

Fiqh T rad i sio n alis (


| au aban P elb a g ai P et soal an Kea gamaan S eha ri -hari ) 2LL
bin Abbas al-Maliki al-Hasanil :

'st*'P 4**i y;*t


ey.#\*"drs dg*yt,
u?'o, ryr5,*3iat nggt:r,F ,k?e e.,:,rl
(\ \ l,e r,j;ts cStbi Lfr) :e,:fit&
"Sekalipm Hsdtts tgntang talqtn itu merupakan
Hadtts Dha,if,
namun dapat diamslkan dalam rangka
fadlail al-n'mal. Lebih-lebih
knrenn Hqdtts itu masukpadakntegoriprinsip yang uniztersal, yakni
usaha seorang mukmin untu.k memberi ( dan mimbintu) saudniany a,
serta untuk,memperingatkannya knrerur peringatan itu aknn dapnt
bermanfaatkepada lrang mu|imin." (Majmff, FatAwi wa Rasilil,
L1"1)

Kesunnahan talqin ini juga ditegaskan oleh Ibn


Taim.iyah. sebagaimana dikutip dalam N r* al-y aqin
fi Mabfotts
al-Talqtn:

Cf,;t U i;.t,?\t,ir>u:,li'db tn t1 E,iit;tstii,li


#'*,9,1*i;t;;ttt1 zli*Jiyi di A
)Jt JlUq dsri;ilrr
'r{rJr.bt.-}q lJttTt
O ,y
'iLt: .5r1}l,
4q!tt.. J; or Jr. ,r'.r:'rL g
'u'C,
jr'*itt.e,f,t
,trbtt i iL;'k
, ,6,n)t 5 iL;aoe
aa?
Jk'/li
,& *i+hr
rrlL3r',1." At*i
1 Bahkan ada yang mengatakan.bahwa
Hadits itu tidak tergolong dha,if. Karena kekurangan
Iang terdapat pada perawi Hrdits ini dapal dibantu fan dlkuatkanlor"rr u"oiG rain.
:qlilss.a bisa diangkat dan djrpat dikategoiikan sebagai Hadirs uiii iigh-*i.'iin"r ..
H.M.A. lrsyad Thalib Lubis, Fatuva Bebelapa Masalai e{ama na.... St" -

21.2 Fi qh Tradision alis ( | awab an P elbagai p ersoalan Keagamaan Sefuti _hari)


d;,* ^t:r
JU oxi'i;r; t *:u'i W i:;;r,16ii rir,4abi
lriy €Lr;tfiie p:r flo' &'#tli';;.Lst
,if,.J-,:*t".:tli q -ur.q.;;UU" haJJl i;iiii.llr
r b.
$t :is'i raltsu.. i i
{rt o,*,
6 *i ykt *U' * #, eq G iarg;.
a. &L;ii i iv irt : y.*'#'A itr
.
eiii
,h;t t',li*'7v' Ja €t;t * it:; rs;i{rt
*"i,P ;'.; yb,31 I :#sl-s 4nfik
' '"1y111
(V- 1 c gFLII d.'=, 3 .IiJlJ) fbl irtj
" Di sntara dnlil nnqli (tentang lcesunnohnn talqtn) adnlah sep uti dinukil

oleh Syaikh al-lslAm Taqiyyuddin lbn Taimtyynh al-HarrLnt pada


iuz pertama hnlaman 242 dari kitab Fatautt karangannya, ketika ia
ditanya tentang kesunnahan talqtn dan ketetapannya budasarkan
dnlil, b elinu matjawab, "T alqtn y ang tekh disebutknn itu, tekth dit etapknn
oleh segolongan sahabat bqhlaa mereks telah memerintahknnnya,
seputi Abt UmLmah sl-Bfrhilt serta beberapa sahabat lainnya. Di
dalamnya diriroay atknn s eh.Lah fotdtts trntang hal ini... (seterusnya)..
Dalam bebuapa Srtnnah disebutknn bahwa Nabi SAW berdiri di dEan
kuburan seorang laki-laki dnri sahnbatketikn dimaknmkan. Beliau SAW
bu sabda, " Hendaklahkalinn mendoakan mayy it f er sebut agar dib ui
ketegaranhsti, sebab in sekarang sedang diuji (oleh Malaikat Munkar
dan Nakir). Disebutknn dalam kitob Shsbtbain (Bukhari-Muslim)
bahwa Nabi SAW bersabdn, "Talqinkanlah setnp lrang mati di antara
knmu seknlttn dengankslimnt lA ilAhfl illall1h" . Moka, mentalqtn orang

Fiqh Tradision alis (J atuaban Pelbagai P ersoalan Keagamaan S ehari-hari) 21,3


yang sedang menghadapi saknratul maut adslah perkarn sunnah
yang dinnjttrkan. Telah disebutknn dalam Hadtts bahwa lrang yang
yang ada di dslamkubur akan ditanya dan di uji oleh dun malaikat,
sedangknn orang y&txg masih hidup dtperintahkan untnk mmdo' aknn
mereka. Karena inilah, ada yang berpendnpat bahws tnlqtn dapat
mEmberikan manfaat may it di kr.Lburny a. S ebsb May it ittt mmdengnr
panggilan tersebut. Sebagaimana yang disebutksn dqlam Hsdtts
Shabtbdari RasttluUnh SAW, belinu menyatakan bahzoa mayyit ittt
dapat mendengar derap langkah sand"aimtt. Dsn sestntggiilmya
RssfilullLh SAW juga bersabda, "Kamu sekalian (wuhai ksum
muslimin) tidak lebih mendengar dsri merekn tentang apn yang aku
kntaknnkEndn rner eka" . Rasfih.tlkh S AW juga memerintahksn kita untuk
mengucapksn salam kepada ahlikubtLr. Rosfrh;"llfrh S,\W bersabds,
"Tidnkhh seselrang meleruati kuburan orang lain yang is kennl
sewaktu di dunin kemu.dian h rnenpLcapknn sobm kepada nhli kttbur ,
Allah SWT akan mengembalikan ruhnya untuk menjauab salam
tersbut." (Ntr al-Yaqin fi Mabhats al-Talqin, 6-7 )

Kaitannya dengan Firman Allah SWT:

1rY: puJ5. i$t euU,**^;dC:


" D anmgknu (w ahni Mufotmmnd) seknli-kali tindn san ggry m enj a dikan
lrang yang di dalamkubur dapat mendeflgar." (eS- Al-Fathir,22l

Yang dimaksud dengan kat a m nn fi al- qub{tr (or ang y ang


berada di dalam kubur) dalam ayat di atas adalah orang kafir.
Seb a gaimana dij ela skan dalam T afstr al- KhLzin :

,:i,,i\o'r:** ilry irlir a *,tyttb.;i&1GK *;


(Y tV ,rPY Aojtlt)
" Maksudrry a inlah orang-orang knfir y ang dismtpaknn
orang rutti kar enn
smn-somn tidak menerimn dskt)ah." (l alsir al-IG$zrn, luzV, h al. 347 )

21.4 Fiqh T rad ision alis ( | aw ab an P elb a g ai P erso alan Kea g amaan S ehari -hay i )
Kata mati tersebut adalah metaforis dari hati mereka yang
mati. Dengan demikian dapat dipahamibahwa orang yangberiman
itu di dalam kuburbisa mendengar suara orang yang membimbing
talqin tersebut dengan kekuasaan Aliah SWT. Hal ini dapat
dipirkokoh dengan kebiasaan RasCrtutiAh SAW apabil aberziarah
ke kuburan seialu mengucaPkan salam. Seandainya ahli kubur
tidak mendengar salam Ras0luliAh SAW, tentu RasfilullAh SAW
melakukan sesuatu yang sia-sia, dan itu tidak mungktn- W ailAhu
A'lam.
Dari paparan ini, maka pelaksanaan talqin itu tidak
bertentangan dengan ajaran agama bahkan sangat dianjurkan
(sunnah). Baik dilakukan pada saat seseorang menjemput
ajalnya, atau pada saat mayit telah dimakamkan.

7. Ziatah Kubur

Soal:
Pada malam Jum'at atau siang hari, lazimnya masyarakat
melakukan ziaralf'kubur. Mereka berziarah ke makam leluhur
dan sanakkerabat yang telah lebih dahulu meninggalkannya.
Berbagaikegiatanmereka lakukan di sanaseperti mernbaca alQur'dn,
dzlkii, ataupun tahliI. Bagaimanakah hukum ziarah kubur
tersebut? Apa pula manfaat dan kegunaannya?

Jawab:
Pada masa awal islam, RasCrlull6h SAW memang melarang umat
Islam untuk melakukan ziarah kubur. Hal ini dimaksudkan untuk
menjaga akidah umat Islam. Ras0luliAh SAW khawatir kalau
ziarahkubur diperbolehkan, umat Islam akan percaya dan
menjadi penyembah kuburan' Setelah akidah umat Islam kuat,
dan tidak ada kekhawatiran untuk berbuat syirik, RasfrlullAh
SAW membolehkan para sahabatnya untuk meiakukan ziarah
kubur. Karena ziarah kubur dapat membantu orang yang hidup
mengingat saat kematiannya. Ras0lulah SAW bersabda:

Fiqh Tradision alis (l awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehai-hai) zLs


'*W*',J;r1rylu' *,;ir iri suer;p
fttta:;6ri5 it i,:q: ef,ol.d |rh,1,u;
(tvt :p1 tc*jl cr) . lr*Vi
"Dari Buraidah iaberkata, Rasttluttlhh SAW bersabda ,,Saya prinol,
,
melarang knmu buziarah kubur . Tapi sekarang, Mufotmmnd tltah Aiberi
izin untuk berziar ah ke makam ibuny a. Maka sekarang, b erziarahlah!
Klrena perbuatan itu dapat mengingatkan knmu pada alchirat.,, (Sunan
al-Tirmidzi,[974)l

Dengan adanya Hadits ini, maka ziarah kubur ituhukumnya


bolehbagi laki-laki dan perempuan. Namun demikian, bagaimana
dengan Hadits Nabi sAW yang secara tegas menyatakan ilrangan
perempuan berziarah kubur:

)At /tti'#;Li ;r' Xtt,;; ir irrr'ofi;; ,rj *


(A . 1o . s}r- y .r.rt .!*r)
"Dari Abfi Hurairah RA bahtna sesungguhnya RasttlullAh SAW
melaknat wanita yang berziarah kubur.'; (Musnad Ahmad bin
Hanbal, t80951)

Menyikapi Hadits ini ulama menyatakan bahwa larangan


itu telah dicabut menj a di sebuah kebolehan b erziarah baik b"agi
laki-laki dan perempuan. Dalam kitab surum al-Tirmrdzf disebutkai:

1', *ip,;*i'ol Ji u€ tiill ,Vr ff W,s{.,fs


i*' r
rr.L),f ,p;'G;$ A&, #
rrht?6.:
( lyI ptteultcr) .'r*6

216 Fiqh Tradision alis (l awaban p elbagai p etsoalan Keagamaan Sehari-hari)


" Sebagian Ahli ilmu mengatakan bahwa fladits itu diucapkan sebelum
Nabi SAW membolehkan untuk melakukan ziarah kubur. Setelah
Rasfilullilh SAW membolehkannya, laki-laki dan perempuan tercakup
d al am keb ol eh an i t u. " (Slunan a[-Ti rm idzi, 197 67')

Ibnu llajar al-Haitami pemah ditanya tentang ziarah ke


makam para wali, beliau mengatakan:

{-:;te,f it
Ai$;li }{rU|*ibfu nr'r',h',
*?nk s;Wt;,er\i ,jirt: tb. qu';b... (:ll
(l L rfY e, q*i.ijl.rr,(l g:t*Jl) . el
"Beliau ditanya tentang berziarahke maknm para wali pada waktu
tertentu dengan melakukan perjalanan khusus ke makam mereka.
Beliau menjawab, berziarahke makam para wali adalah ibadah yang
disunnahknn. Demikian pula dengan perjalanan ke makam mereka."
(Al-FatAwi al-KubrA al-Fiqhiyyah, juz II, hal24)

Ketika berziarah, seseorang dianjurkan unfuk membaca


al-Qur'An atau lainnya. Sebagaimana sabda RasfflullAh SAW:

r:Ttr. ,*iybt,k lt J;t Ju ldy,yJ tP zJu

(Y v \ t ,t', c.:jl: .1f d,;- ) .ir, €U; *


"Dflri Ma'qil bin Yashr RA, ia berkata, RasfiluilAh SAW bersabda,
"Bacalah surat Ydstn pada orang-orang mati di antara kamLt."
(Sunan Abi DAwOd[27'14]l \^
Maka, ziarah kubur itu memang dianjurkan dalam agama
Islam bagi laki-laki ataupun perempuan, sebab di dalamnya
terkandung manfaat yang sangat besar. Baikbagi orang yang telah
meninggal dunia berupa hadiah pahala bacaan al-Qur'an, ataupun

Fiqh Tradision alis (! awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hari) 277


bagi orang yang berziarah itu sendiri, yalmi menginga&an manusia
akan kematian yang pasti akan menjemputnya.

8. Menyiram Air Bunga di Atas Kuburan


Soal:
Rasanya tidak lengkap jika seseorang yang berziarah tidak
membawa air bunga ke kuburan. k-Li adalah kebiasaan yang sudah
merata di seluruh masyarakat. orang-orang yang melakukan ziarah
kubur membawa air bunga yang akan diletakkan pada pusara.
Bagaimanakah hukumnya dan apakah manfaatnya?

Iawab:
Para-ulama mengatakan bahwa hukumnya menyiram air bunga
atau harum-haruman di atas kuburan adalah sunnah. Sebagaimana
yang dikatakan oleh Imam Nawawi al-Bantarri dalam karangan
beliau N ihky ah al- Zain:

A ,y.,/U.1) ,$t :r; rluli ,srg:6. ,rrr b; +.,x;


.( r o t lse ,ajt *-G1 .a$st aa;flr * ,<;l'Jlr ti_,:;jir
"6
"Disunnahknn untuk *rnyiro*i k rbrro, dengan air yang dingin.
Perbuatan ini dilakukan sebagai tafa'ulan (pengharapon) drngo,
dinginnya tempat tidur. Dan juga tidak apa-apa menyiram kubttran
dengan sedikit air mawar. Knrey,malaiknt itu senangpada aromayang
harum semerbak." (NihAyah al- Zain,L4S)

Pendapat ini berdasarkan Hadits Nabi SAW:

218 Fiqh Tradision alis ( | awaban Pelbagai p er soalan Keagamaan Selwri_hai )


rsi;f
:ij*,.bt i #y,#?yi ok', !:;, 41
brl?rlti',J?:?X q i"lE J;'&i, w;si {F
l6 tli:b'"3ri'itl'ii *t y 1,' *l- iti rs '&'1.
( \ Vf tfr, .g-,lr*Jt g*.c1 .L#
Y

"Dari lbnu'lfmar iaberknta, " SuattLketikaNabi SAW meleru:ati sebuah


kebun di Makkah atau di Madinah. Lalu Nabi SAW mendengar suara
dua orang yang sedang disiksa di kuburnya. Nabi SAW bersabda
kepada para sahnbat, "Kedua orang (yang ada dikubur ini) sedang di
siksa. Keduanya disiksa buknn karena telah melakuknn dosa besar.
Yang satu disiksa knrena tidak memakai penutup ketika kencing.
Sedang yang lainnyalagi disil<sakarenn sering mengadu domba" . Rasfil
SAW kemudinn menyuruh sahabat untuk mengambil pelepah kurma,
kemudian membelahnya menjadi dua bagian dan meletakkannya pada
masing-masing kuburan tersebut. P ara sahnbat lalu batanya, " Kenapa
engkau melakukanhal ini ya Rnsfil? " Rasill SAW menjazoab, " Semoga
Allah SINT meringankan siksakedtu orang tusebut selama dua pelEah
kur ma ini b elum ker in g . " ( S hahlh al- B u khAri 1127 311

Hadits di atas diperkuat oleh Hadits yang lain:


'it'{-'r&b, *nt,s?thf il'* # i.'# r
-,ur!t#>,.rrulJ!ot:, . 1:r", #'&;].y1[,ry, i,*
(Lt62g
"Diriwayatkan dari la'far bin Mubammad dari ayahnya bahzaa
Rasttlullfrh S AW meny ir am kub ur an p ut er a b el iau lbr dhim d an b eli au
meletakkankerikil di ataskuburan tersebut" . HR.lmam SyAfi'i RA."
(Nail al-AwthAr, juzlY, hal84)

Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai Persoalan Keagamaan Selari-hai) 219


Berdasarkan penjelasan di atas, maka memberi harum-
haruman di kuburan itu dibenarkan. Termasuk pula menyiram
airbunga di atas kuburan.

9. Membuat Kubah dan Meletakkan Kain di Batu Nisan


Soal:
Ketika kita berziarah ke makam para wali, ulama, dan orang-orang
shaleh, biasanya kita lihat di atas makam tersebut dibangun
sebuah kub ah / c un gkup . B atu nisannya j u ga diselimuti dengan
kain kafan. Bagaimana hukumnya hal tersebut?

Jawab:
Mengenai hal ini, terdapat beberapa pendapat yang berbeda.
Semuanya bertujuan untuk mengagungkan dan mensucikan
Allah SWT, walaupun dalam penerapannya berbeda. Yang satu
melarang sementara yang lain memperbolehkannya:

ilA,s$ r' ,pWiat )fit# if z^T:f;


(Y 1Y \ C qr*#Il..i;Jt) .i;i utfitbl!
" Makruh
"f
tahrtm hukumnya membentuk kuburan seperti punuk dan
membangun cungkup di atasny a sEer ti yang sering dilakukan banyak
or ang alchir- akltir ini. " (Al-Fiqh al-Manhai i, juz I, hal 262\

Hal ini didasarkan pada !!adits:

ol-("'r&ht *litt,t?r,#itiii;tr '* * *


(\1\.t'rc Py).pfsLrJ.
"Diriwayatknn dari lkbir RA, dia berkata bahwa Rasfilullfrh SAW
melarang mengecat kuburan dengan kapur." (Shahih Muslim
t1.6101)

220 Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hari)


Yang mengatakan boleh-boleh saja, jika bertujuan supaya
masyarakat bisa menghormati para ulama dan auliya tersebut.
alQadhi Habfo al-HAq al-Farmuluwi mengutip l<tab Tahtir Sy dm|
(fitzl, hal 123) menyatakan:

7qt;V e # L**:r |#,yr ;r zusr z;$rLL


,+dt,
fyt r ;fri e r,.tihr, $)\?1:,:.iJ' |i,p
!'it ff A:Wt u*i,Jr art riy]G ]f e;i e
)$ *-Lri .*:dt !a1.rk, Pt +b bH! ;L
:i,';iti
:qil.6 )uy?, #at ,16. ,t ot;llltt (t]ti
(\ r aJl-JI 6 a.ultJrtJl) .W|*r,q;t
"r,il.-rJlr
"Sesungguhnya bid'ah fuasanah yang sesuai dengan tujuan syara'
diramakan sunnnh. Oleh seb ab itu, membangun cungkup di atas kubur an
para ulama', auliyfr' dan orang-orang shaleh, juga memasang tabir,
surban dan paknian di atas kuburan mereka adalah diperbolehknn,
jikn bermaksud untuk penghormatan di mata orang-orang 'awkm.
Demikian juga (boleh) menyalakan lampu dan lilin (atau listrik di
mman ini) di deknt kuburan para auliyk' dan orang-orang shaleh. Seb ab
hal itu merupakan penghormatan dan pengagungan terhadap para
wali Allah SWT. Maka tujuan tersebut adalahbaik." (Al-MasA'il al-
Muntakhabah fi al-RisAlah wa al-Wasilah,19)

Kedua pendapat di atas sebetulnya bermuara pada


tujuan kita dalam pembuatan cungkup tersebut. Jika hanya untuk
bermegah-megahan, maka perbuatan itu jelas dilarang. Tapi
apabila dibuat dengan tujuan baik, misalnya menghormati orang
yang ada di dalam kuburan itu, tentuhukumnya jugabaik dan
tidak dilarang. AiQadhi Habfo al-Haq al-Farmuluwi mengatakan:

Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hari) 227


s:iufutr?li fiqaiit . a/c

'rl',o-
(rrar
YY'J2-,7 f't ,Jl'ill' rt;-J t;fr
9
,Ja-.*..,Il,,Fr -Jt) .1dtf;A;*tr'iflr , ?t*;r
(\ 1 .r tlr"Jl J IJI-JT
" Saya berpendapat bahwa pada sebagian perknra yang tersebut di atas
itu (membuat cungkup dan menyalakanlampu) ada gunanyabagi para
penzinrah kubur yaitu mu ekn bisa bernaung di bawah bangunnn ter s ebut
dan merekabisa mendapatknn penerangan dari sinar lampu dan lilin
guna menjaga diri para pengganggujuga untuk mrng:hindrr dari
terperosokke lubang. Hanya saja semta itu adnlahboleh." (Al-Masi'il
al-Muntakhabah fi al-Risilah wa al-Wasilah, 19)
Di samping itu, makam ulama merupakan salah satu syi'ar
AllahSWT dibumi yangharus dihormati dan diagungkan. Firman
Allah SWT:
. 7N,,s p'u t#9
ltiu;ti ;j
' Maka barang siapa y ang memuliakan syi' ar Allah, mnka itu termasuk
bagian dari ketaqzaaan hati." (QS. Al-Hajj, 6l

Menafsirkan ayat ini, Sayyid'Abdul Ghani al-Afandi


al-NAbulusi mengatakan:

;;,t(, :ds Jfr yr&,if ;aE it}ti ;/ l''jyri


(\ Y r t#|,;ir..rt ,f :-/1.,i,;:1 e*1tflfJ;$i
"Yang dimal<sud dengan syi'ar Allah SWT adalah segala sesuatuyang
dapat dijadikm sebagai tanda atau petunjuk kebesaran Allah SWT.
Seperti ulama, orang shaleh, di waktu hidupnya ataupun ketike telah

)7) Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P ersoalan Keaganuan Sehtri-lwri )


meninggal dunia, dan semisal merekfi." (Kasyf al-Nffr'an Ashhib
al-Qub0r,13)
Berdasarkan beberapa keterangan di atas dapat
disimpulkanbahwa memasang kain dibatu nisan atau membuat
kubah di kuburan, khususnya pada makam para waii, tidak
dilarang. Apalagi cungkup tersebut dapat dimanfaatkan sebagai
tempat untuk membaca al-Qur'6n, berdzikir, dan berdo'a kepada
Allah SWT. Tentu semua itu sangat dianjurkan.

10. Berkumpul untuk Tahlilan

Soal:
Sudahmenjad- kebiasaan dimasyarakat, jika ada keluarga ytrrg
meninggal dunia, mereka berkumpul di rumah duka untuk
mendoakan orang yang meninggal dunia tersebut. Kegiatan ini
lebih dikenal oleh masyarakat dengan istilah tahlillan. Bagaimana
hukum melaksanakan kegiatan tersebut sebab Ras0lull6h SAW
tidak p emah mengaj arkannya?

Jawab:
Pertama-tama yang harus ditegaskan adalah, tidak semua
perbuatan yang tidak dikerjakan pada masa Ras0lullAh SAW
itu dilarang. Fakta sudah berbicara bahwa ada banyak hai yang
tidak ada di masa RasfilullAh SAW, tetapi dikerjakan oleh para
sahabat dan tAbi'in kemudian diyakini olehumat Islamsebagai
suatu kebenaran. Misalnya pelaksananaan shalat TarAwih
secara berjamaah sebulan penuh, mendirikan shalat Jum'at lebih
dari dua tempat dalam satu desa, mengumpulkan al-Qur'An
dalam satu mushaf, adzan pertama pada hari jum'at dan lain
sebagainya. Semua perbuatan tersebut tidak pemah dilaksanakan
pada masa Nabi Muhammad SAW namun dilakukan oleh
generasi setelah nabi SAW karena memang tidak bertentangan
dengan perinsip dan inti ajaran Islam.

Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai Persoalan Keagamaan Sehan-hnn) 223


Maka demikian pula dengan tadisi berkumpul untuk tatrlilan
yang telah diamalkan secara furun temurrrn oleh mayoritas umat
Islam di krdonesia. Meskipun tidak pemah dilakukan pada masa
RasOlullAh SAW, namun perkumpulan untuk tahlilan tersebut
dibolehkan karena tidak satupun unsur-unsur yang terdapat
di dalamnya bertentangan dengan ajaran Islam, bahkan secara
esensial merupakan aplikasi anjuran dan tuntunan Nabi Muhammad
SAW. Al Syaukani mengatakan:

)r,at :ty.#t'e. L*yi,19ruJr,f elir*i i;r;sr

,i.\|il.1' fa,yi l|t:'i,eu,o3 ,.>r;\i S,


c.'(j$t'a1ry* \;eX *q(u_'c,Jt{'o1 ?* | ,ali- 3,*lt

" Kebiasaan di sebagian negara mengenai perkumpulan atau per temuan


di Masjid, rumah, di atas kubur, untuk membaca al-Qur'An yang
pahalanya dihadiahkan kepada orang yang telah meninggal dunia,
tidak diragukan lagi hukumnya boleh (jkiz) jika di dalamnya tidak
terdapat kemaksintan dan kemungkaran, meskipun tidak ada p enj elasan
(secara dzahir) dari syari'at. Kegiatan melaksanaknn perkumpulan itu
pada dasarnya bukanlah sesuatu yang haram (mubarrsm fi nafsih),

7) A. Fiqh Tradision alis ( [awaban Pelbagai Persoolon Keagamaan Selari-hari)


apalagi jika di dnlamny a diisi dengan kegiatan yang dapat menghasilkan
ibadah seperti membaca al-Qur'An atuu lainnya. Dan tidaklah tercela
menghadiahknn pahnla membaca al-Qur' An atau lainnya kEada or ang
yang telnh meninggal dunia. Bahkan ada beberapa jenis bacaan yang
didasarkan pada gadtts shafifuseperti !e; *
*,ti:li\(bacalah surat
Y hsin kepada orang mati di antara kamu) . Tidak ada bedanya apaknh
pembacann surat YLstn tusebut dilakukanbusamn-sama di dekat mayit
atau di atas kuburnya, dan membaca al-Qur'An secara keseluruhan
atau sebagian, baik dilakukan di Masjid atau di rumah." (Al-Rasiit
al-Salafiyy ah, 461.

Selanj utnya beliau mengatakan:

eyu,,it €:;43\il oiyt;tbL.*l ak'"ri


ojfrk, )12
rSVt
a

,t:* 1'
* ,).t;.JII Lt:,
(..
i.f'lJ, d a
)s,..i1lr
rst

(t' 1 c :r;LJI J''UJD dJJi


"Para sahabat juga mengadakan perkumpulan di rumah-ruiah
mereka atnu di masjid, melngukan syair, mendtbkr.rsikan Hadtts, kemudian
mer'eka makan dan minum padahal di tengah mereka ada Nabi SAW .
Maka siapa saja yang mengharamkan perkumpulan yang di dalamnya
tidak terdapat kemaksiatan, makn sungguh ia telah salah. Karena
sesungguhnya bid'ah itu adalah sesuatu yang dibuat-buat dalam
masalah agaffw, sedangkan perkumpulan semacam ini tidak ter golong
bid' ah." (Al-Rasiil al-Salafiyy ah, 46)

Kesimpulan al-SyaukAni ini memang didukung oleh


banyak Hadits Nabi Mulammad SAW. Di antaranya adalah sabda
Nabi Muhammad SAW:

Fiqh Tradisionalis (lawaban Pelbagai Persoalan Keagamaan Sehari-hari) ,71


(tA1A rrr,d*. y) ;y,rtlt' rfftrt$lt$
"Dari Abi Sa'td al-Klrudrt RA, iaberkata, Rasfilulldh SAW bersabda,
"Tidaklah berkumpul suatu kaum sambil berdzikir kepada Allah SWT ,
kecuali mer ekn akan dil<elil ingr malaikat. D an Allnh SINT akan ru emb er ikan
rahmat-Nya kepada mereka, memberikan ketenangan hati dan
memujinya dihadapan malchlukyang ada di sisi-Nya." (Shahih al-
Muslim,4868)
Kaitannya dengan pendapat Imam SyAf i RA:

iir";i:ri 16 ;q"#'i;;'f orrzLtLiri


eili iTr:
(r1^ ,f \ e, tlD tpt;j*.ro-jrt
" D an aku tidak senang Wda " ma' tam" y alani adany a p ukumpulan, kar ena
hal itu akan matdntangkankesusahan dnn menambah beban." (Al-Umm,
juz I hal3L8)

Perkataan Imam SyAfi'i RA ini sering dijadikan dasar


melarang acara tahlilan, karena dianggap sebagai salah satu
benfrskma' tam y ang diTuang tersebut. Padahal apa yang dimaksud
dengan mA'tfrm itu tidak sama dengan tahlilan. Ma'tnm adalah
perkumpulan untuk meratapi mayit yang dapat menambah
kesusahan dan kesedihan keluarga yang ditinggalkari. Dalam
kamus al-Munjid dijelaskan:

f e:# JL'Jb'qC:P y'(,ri:G,J Fji


(Y c"t*.It;

225 Fiqh Tradision alis (l awaban P elbagai Perso alan Keagamaan Sehari-lui)
"Yang dimaskud ma'tam adalah kumpulan orang yang biasanya
semakin menambah kesedihan." (al-Munjid, 2)

Ma'tam inilah yang tidak disenangi oleh Imam SyAf i RA


karena hal itu adalah tradisi jahiliyah yang mencerminkan
kesedihan yang mendalam karena adanya orang yang meninggal
dunia. Seolah-olah tidak terima terhadap apa yang telah diputuskan
oleh Allah SWT. Dan itu sama sekali tidak terjadi bagi orang
yang melakukan tahlilan yang di dalamnya terdapat dzikir dan
do'a. Sehingga lebih tepat jika tahlilan itu disebut sebagai majlis
al- dzikr. Di samping itu, bagi masyaraka! tahlilan itu merupakan
pelipur lara dan penghapus duka karena ditinggal mati oleh
orang yang mereka sayangi, bukan menambah kesusahan dan
c.,erita. Buktinya adalah semakin banyak orar,g yang tahlil, maka
tuan rumah semakin senang. Justru fuan rumah akan kecewa
dan tambah bersedih jika yang datang untuk tahlilan sangat
sedikit, apalagi tidak ada sama sekali, bisa menjadi stres.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa kebiasaan berkumpul
untuk tahlilan itu dibenarkan karena secara esensial tidak
bertentangan dengan dali-dalil agama.

1.1. Menghadiahkan Pahala kepada Orang yang Meninggal


Dunia

Soal:
Ada sebagian masyarakat melakukan ibadah atau perbuatan
baik dengan niat mengirimkan pahala perbuatan tersebut
kepada seseorang yang telah meninggal dunia. Apakah hal tersebut
diperbolehkan? Dan Benarkah hadiah pahala yang dikirimkan
kepada orang mati itu akan sampai kepada orang yang dimaksud?

]awab:
Mengenai masalah mendo'akan serta menghadiahkan pahala
kepada orang yang meninggal dunia, mayoritas ulama menyatakan

Fiqh Tradisionalis (lazoaban Pelbagai Persoalan Keagamaan Sehari-hari) 227


bahwa hadiah pahala itu akan sampai kepada yang dimaksud.
Sebagaimana pendapat Ibn Taimiyyah:

al&,L)i, i:tiqry u, i,J-;i,7\t llsyi *]n


ts eir,ar t b\ :#, rt y!,.:,rit;ir *r# 4,
t

e! i *i *1i gdur,e ;,r r y,:ot C {yt :ttt )t )efi.


(Y1 : :{r\i
fi c.|tuyi f?t&) {';xr t{
" Sy aikh al-lslLm fun T aimiy ah mengat akan dalam kitab F at dw ftny a
bahwa pendapat yang benar dan sesuai dengan kesepakatan para
imarr. adalah bafuna mayit dapat memperoleh manfaat dari semua
ibadah, baik ibadah badaniyah seperti shalat, puasa, membaca al-
Qur'An, ataupun ibadah mAhyah seperti sedekah dan lain-lainnya.
Hal yang sama juga berlaku untuk orang yang berdo'a dan membaca
istighfar untukmayit " (Ilukm al-Syari'ah al-Islimiyahfi Ma'tam
al-Arba'in,36)
Mengutip dari Syarh kitab Al-Kanz Imam al-SyaukAn?
menyatakan

\i'ok iy*,.p.^)?'qr;';*"r-li9ff),'ay yir i? e. Jrr:


iWo'St7t')i'..*^'u'Lui'7
v;'rr) ')i,tri;rr;'rii*1iL;'riip
rt v, /1 '
(\ ty op t6,1b1!l$.d-lr #i'bl{ryitll'ir JtUi
" D alam Sy arfual-Kanz disebutkn ** oiror an g boleh mur ghadahkan
O

pahala perbuatan baik yang ia ker jakan kepada orang lain, baik berupa
shalat, puasa, haji, shadaqah, bacaan al-Qur'kn atau semua bentuk
perbuatan baiklainnya, dan pahala perbuatan tersebut sampaikepada
mayit dan memberi manfaat kepada mayit tersebut menurut ulama
Ahlussunnah. " (Nail Al-AwthA r, iuz IV, hal 1,42)

228 Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehan-hari)


Banyak dalil al-Qur'An ataufladits yang menjelaskanhal
ini. Di antaranya adalah firman Allah SWT:

,,-----!t t )?yi * *t tr'oI{bl'u tt;c n-!,t


dLtrtfi?.--ly.yV e'Wyi $)u, tifr-
(\. :;!t>ei'J;)
"Dan orang4rang yang datang sesudah mereka (MuhLjirtn dan
Archhr), mereka berdo' a, " Ya Tuhan l<ami, bui arnpunhh kmni dan or ang-
orang yang mendahului kami (wafat) dengan membar.ua iman. Dan
janganlah Engkau memberikan kedengkian dnlam hati kami terhadap
orctng-orang y ang beriman. Y a Tuhan kami sesungguhnya Engkau Maha
Penyantun lagi Maha Penyayang." (QS. al-!!asyr, L0)

Dalam sebuah Hadits Shahh disebutkan:

(.iLt'
* t yh' & U,,j t* r',tt Whq*., *y *
iWuAk'j r&lr,/i rt q:..rtt4f ;llyli,tl?,
(\ 1vY ir, P y>'fi Jo,? W Ji*t at?t(*it
"Dari 'Aisyah RA, "seorang laki-taki bertanya kepada ioAi SaW,
" Ibu say a maringgal dunin secar a mendadak dnn tidak sempat b erwasiat.
Saya menduga seandainya ia dapat berwasiat, tentu ia akan
bersedekah. Apaknh ia akan mendapat pahala jika saya bersedekah
atas namanya? Nabi Mufuammad SAW menjau)ab, "iyt"." (Shah?h
Muslim,116721')

Dalil-dalil inilah yang dijadikan dasar oleh para ulama


bahwa hadiah bacaan al-Qur'An, tasb?h, tahlil, shalawat yang
dibaca dalampelaksanaan tahlilan itu akan sampai kepada orang
yang dimaksud. Begitu pula dengan sedekah, yang jika dilakukan

Fiqh Tradision alis (l awaban P elbagai Persoalan Keagamaan Sehari-hni) 229


dengan ikhlas pahalanya akan sampai kepada orang yang telah
meninggaldunia.
Memang ada riwayatbahwa Imam SyAf i RA berpendapat
bahwa hadiah pahala itu tidak akan sampai kepada orang vang
telah meninggal dunia. Namun hal itu jika tidak dibaca di depan
mayit atau tidak dido'akan setelahnya. Imam Zakariyrya al-
Anshari salah seorang tokoh utama dalam madzhab SyAfi'i
menyatakan:

t 17 sy t1 de 3:H arpt
ir*.'e'#t *r,Jrt',;; Lt

f?'I<l) Lr.{,;ry rfd;rfur i't .*it:fu,


(tr:'#'\ilL'ir 1ytuyi
" sesungguhnya pendapat yang masyhur dalam madzhab Sykf iyyah
mengenai pembacaan al-Qur'An Qang pahalanya tidak sampai) adalah
apabila tidak dibaca dihadapan mayit serta pahalanya tidak diniatknn
s eb a gai hadiah, at au b er niat t e t ap i t i dak memb ac a d o a s e su dah b a c aan

al-Qur'kn tersebut." (Ilukm al-Syari'ah IslAmiyah fi Ma'tam


al-Arba'in,43)
Kesimpuian ini dimunculkan karena ternyata Imam
SyAf i RA pernah berziarahke makam Layts bin Sa'd kemudian
beliau membaca al-Qur'An.

# i*f ;i, ; ;rt * i. qt:r .,rj'nyrL:r'di 7r; x,


C it , er^rt,rr.rlry "$k';\i'bt<ii:tis ottJ|\i'Sv,
" Sudah populer diketahui borryok oiang balnaa Imam Syhf iberziarah
ke makntn Lnits bin Sa' d. Beliau memujinya dan membaca al-Qur'an
s eknli hat am. Lalu b eliau b erknt a, " S ay a b erh ar ap s emo g a p erbu at an

seperti ini (membaca al-Qur'an di depan maknm Intam al-Laytil tetap


berlanjut dan senantiasa dilakukan." (al-Dakhirah al-Tsaminah, 64)

230 Fiqh Tradisionalis (lnruaban PelbagLti Persoalan Kengonnan Sehari-lnri)


Dan dalam kesempatan lain lmam Syafi'i RA menyatakan:

dk'k arir L;r dp,{}rt q;d ;y r}'c:l |;^fi,


(\ . r :1 r;l'JtiJt Jiti; tL;
"Disunnahkan membaca sebagian ayat al-Qur'in'di dekat mayit,
dan lebih baik lagi jika merekn (pelayat) membaca al-Qur'An sampai
khatam." (Dalil Al-FAlihin, juzYl, hal 103).
Karena itu, Imam Nawawi menganjurkan membaca do'a
setelah pembacaan al-Qur'dn atau dzikir. Dalam kitab al-AdzkAr
beliau menyatakan:

Jt Lfri GqU}*\f&Li ot7'"r*, ts rt;sr J'rt oi )t*\ii


(\o.r,rrfilt;O)ti
"Sebaiknya orang yang membaca al-Qur'hn, atau dzikir (untuk orang
yang meninggal dunin) itu budo'a "Ya All"ah sampaikanlah pahala apa
yang aku baca ini kepada si fulan." (Al-AdzkAr, 150)

Sejalan dengan apa yang dilakukan oleh Imam SyAf i RA


di makam Layts bin Sa'ad, sekaligus mengukuhkan kebenaran
perbuatan Imam SyAfi'i RA tersebut, Syaikh Muhammad bin
'Abdul WahhAb mengutip sebuah Hadits yang menjelaskan
tentang tata cara melakukan ziarah kubur, yang menegaskan
bahwa pahala bacaan tersebut bermanfaat kepada si mayit, juga
kepada orang yang membacanya.
f;'j $:rt pt';'oi;i;; ,f:f d,H-rt 's'*" gfl lo, ,, orlTco, , ,o {

u;; ;Lio';,5<ut !6r:Li hr ;"'F, 7qt'.uai


,oityttl;,j,11""jr u r.€J y\,ul,s V :r?;{,+rr,
Jitiir ** ;tl :'?t?b';a l' , d ir;* rlts
a

Fiqh Tradision alis ( I awaban Pelbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hari) 237


{r"'fi r.t-Jt',y.r',}- *i';,
"f *
hr';h o$a
";.1
r^c 6:.ltJ .:r:tld fr<*f> .irtG W.U 14d orS t'riZ
(Vo cr"rtn_/t-t+eOr
" al-Zanjant muiutayatkan sebuah Hadits mnrfu' riwayat Abi Hurairah,
"Barang siapa memasuki komplek pemakaman,lalu membaca surat
al-F ktilUh, al-lkhlds, al-hakumutt akhtsur, kemudian b er do' a " Aku
menghadiahkan pahala apa yang aku baca dari firman-Mu kepada
ahlikubur muslimin dan muslimat, makn semua ahlikubur itu akan
membantu ia di hadapan Allah SWT di hari kiamat". DAn 'Abdul
'Aztz murid imam al-KhailAl merizoayatknn sebuah Hadtts marfu'
dnri Anas, " Barang siapa y aftg masuk pemaknnan, kemudian rnembaca
surat Yhsin, maka Allah SWT akan meringankan dosa-dosa ahli
kubur itu, dan ia akan mendapatkan kebaikan sebanyak ahli kubur
yang ada ditempat itil.'(Ahkem Tamanni al-Mawt li al-Syaikh
Muhammad bin'Abdul WahhAb, 75)

Jika Allah SWT telah mengabulkan do'a yang dipanjatkan


itu,lalu siapakah yangberani mengatakan pahala alQur'6n serta
dzikir itu tidak sampai kepada orang yang meninggal dunia?
pasti pahala bacaan tersebut akan sampai kepada ahli kubur
yang dimaksud.
Kemudian kaitannya dengan firman Allah SWT:

ul :i'of ,i,t nlter;l:,,?i #Aq.H p if


11 1 -r 1 f,lr> ;L 6\ry*y.,-J ot t,c?l ;)
" Atauknh belum dibuitakan kEadanya apa yang ada dalam lembaran-
lembaran MusA? Dan lembaran-lembaran lbrkhim yang sqlalu
menyempurnakan janji? (yaitu) bahwa seorang yang berdosa tidak
aknn memikul dosa orang lain. Dan bahwa seorang manusia tiada
mentpercleh selain apa yang telnh ditsahakannya. " (QS.Al-Najm, 3G39)

232 Fiqh Tradision alis (lawaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hari )


Ayat ini sering digunakan sebagai dasar bahwa pahala
seseorang itu tidak bisa diberikan kepada orang lain. Dan ia
hanya akan mendapatkan pahala dari amalyang dikerjakannya
sendiri. Namun, menurut mayoritas ulama pengertian ayat ini
tidak seperti yang dipahami oleh sebagian kalangan tersebut.
Karena pada hakikatnya, hadiah pahala kepada si mayit itu
merupakan buah dari perbuatan baik yang dilakukan selama
ia hidup. Orang mengirimkan pahala sebagai balasan atas jasa
yang telah dilakukannnya. Ibn al-Qayyim al-Jawziyyah
mengutip pendapat Abi al-Wafa' Ibn'Aqil menjelaskan:
'&r.i.& itr. of Ltic i&ir i+t:r;.:i
;;-L3 *it:;1i
jt'r:ij:t $r:r6uf,'at:t:j\Ji'c<r3ivjtri u;l j ;G*\i
Lls, >.A-:,,.';l's: oki Tttq d 5:*1, ^|; r:il:i, o r

(\ t orre
"lawaban yangpalingbaik (tentang QS al-Najm,39) menurut saya,
b ahtua mnnusia dengan usahnny a sendiri dan j uga karow p er gaulanny a

yang baik dengan orang lain, ia akan memperoleh banyak teman,


melnhirlcan lretltrunfin, menikahi perempuan, berbuat baik serta meny intai
sesama. Makn sem.ua temnn,keturunannya dankeluarganya tmtu akan
meny ay anginya kemudian menghadiahkan pahala ibadahny a (ketika
telah meninggal dunia). Maka hal itu pada hakikntnya merupakan
hasil usahanya sendiri." (Al-Rffb L43)

Dari sini maka kita harus yakinbahwa menghadiahkan


pahala ibadah kepada orang yang meninggal dunia itu ada
manfaatnya, karena dengan izin Allah SWT akan sampai kepada
orang yang dimaksud. Sebagaimana diyakini oleh ulama salaf
seperti Imam Syaf i RA dan Imam Ahmad bin Hanbal, serta ulama
yang datang kemudian semisal Ibn Taymiyyah, Ibn al-Qayyim,
a1-Syauk6ni,Syaildr Muharnmadbin'Abdul Wahhab, dan sebagainya.

Fiqh Tradision alis (


I azoaban P elbagai P ersoalan Keagamaan S ehari-hari)
12. Bersedekah dan Melaksanakan Tahlilan dengan Bilangan
Hari Tertentu
Tanya:
Pelaksanaan tahlilan biasanya dilakukan sampai hari ke tujuh,
laluharike empatpuluh, seratus kemudian tiap tahun. Daiam
pelaksanaan tahlilan juga tuan rumah membeiikan makanan
kepada orang-orang yang mengikuti tahlilan. Ada tuduhanbahwa
itu berasal dari Hindu dan Budha. Bagaimanakah sebenarnya?

Jawab:
Bersedekah merupakan sesuatu yang sangat dianjurkan. Di
sampingbemilaipahala di sisiAllah swr, di dalamnya juga terdapat
rasa kepeduiian dan penghargaan kepada orang tim. naGm
sebuahfladits:

t-'** &3 *b" *


!,,5;3|8 JG a:-? i. r;;,*
c r.rrrr-.,) Joi>t-,yir; ir ,Si,
lfutir;J;f) #i;it+
(\ A1\ A
"Dari'Amr bin'Abasah iaberkata, saya mendatangi Rns[tlullfrh SAW
kemudinn say a ber tany a, " Y a Rasul, apakah lslam rt;?,, Rasillulkh S AW
menjaraab, "Bertutur kata yang baik dan menyuguhkan makanAn.,,
(Musnad Ahmad \86171

Sedekah berupa bacaan tasbib tahmid dan takbir juga


dianjurkan. Sabda RasfflullAh SAW:
'r#.tr)tr,lir.it;h,*At
,6 lt
Ear -r
a
L;bl
tla

t t iL,GLl\\ d: tr
tj'Stttb.!) ;i*,r-fit$f +i1 J;,q*i*b,*
., I

'",_a;l Ju"d: i.,


3A
)6r't;3;63iraL? oii6r,&;
Fiqh Tradision alis (l awaban P etbagai persoalan Keagamaan Sehari_hari)
no i# F, i:*
#Arg'i:*E4 o;!,'*t uFJ l,' .t *
(\ IVt c,*t -,
!ryki'i* :* y,
"Dari Abfi Dzarr RA, ada beberapa sahabat berknta kepada Nabi
Mufutmmnd S AW, " Y a Rnsfilullih, orang-orang y ang kaya (b eruntung)
mendapatkan banyak pahala. (padahat) merekn ilratit seperti knmi
shalat. Merekn berpuasa seperti knmi berpuasa. Mereka bersedekah
dengan kelebihan harta mereka. Nabi SAW menjawab, ,,Bukankah
Allah swr telah menyediaknn untukmu sesuatu yang dapat kamu
s ed-ekahknn? S esungguhny a setiap satu tasbtfu (y ang
kaiu ba.cn) adalah
sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap iabita adalah sedeknh,
dan setiap tahlil adalah sedekah." (Shahih Muslim, [1G74])

. - - Demikianpulabersedekahyangpahalanya untukmayit
langu.k *
adalah diperkenankan. Dan di masa Raifrlull6h SAW,
makanan, kebun pun (harta yang sangat berharga) dised"fuhku.
dan pahalanya diberikan kepada si mayit. Daram sebuah Hadits
Shahih disebutkan:

oLqikll*i ,!'tlhr Jyt rt Jri te, ol a& ;i.ty


,. 3 zz z a u

iriWi vf,o,*bttli d ap le''JJioq:ri;:.':",


(1 .o cq;up,y>W
"Dari lbn 'Abbfrs, sesungguhnya ada seorang laki-laki bertanya
kepada RasfilullAh SAW, "Wahai Rasfilullilh, iesungguhnya ibuku
telah
_meninggal
dunia, apakah ada manfaatnya jikn aku birsedekah
untukny a? " RasfilullAh S AW menj atuab, " ly i,, . Laki-laki itu b erkata,
" Aku memiliki sebidang kebun, maka aku
mimpersaksikan kepadamu
bahwa aku akan mensedekahkan kebun tersebut atas nama ibuku."
(Sunan Tirmidzi,605)

Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai persoalan Keagamaan Sehari-hari) 235


Karena itulah Ibn al-Qayyim al-Jawziyah dengan tegas
mengatakanbahwa memberikan sedekah yang pahalanya diberi kan
keoada mavit merupakan halyang utama:
,t"l:t r,ylt,;-:t Jy rs *S'p;li t: F fisilriti
{ a! s6ollr iiry if, e Ut t { ia!"sr t { )ryyb
'a,Jt; irLrt U ; ry* qy Vt* r"t *GoF
t tl,
(\tY u,t7s.) l)
" Ibn al-Qayy im al-l arnziy ah mengataknn b ahuta sebaik-baik amal y ang
dihadiahkin kepada mayit adalah memerdeknknn budak, sedekah,
istigfar, do' a dan hn1i. Adapun pahala membaca al-Qur' an secara sukar ela
dai pahalanya diberiknn kepada mayit, iuga aknn sampai kepada
m ay it t er s eb ut. S eb a gaimana p ahal a p u as a dan haj i.
" (Al-Rff b 1 42)

Tentang tuduhan bahwa menjamu selama tujuh hari


berturut-turut ketika ada yang meninggal dunia sebagai sinkritisme
dari agama Hindu dan Budha, hal tersebut sama sekali tidak benar.
(aLHawi
Justru itu adalah tradisi salaf (para sahabat dan tabi'in)
li al-Fatfrwt, juz lI, hal 39L ).Syaikh Nawawi al-Bantani seorang
ulama mut aakhkhirin meny ebutnya sebagai suatu kebiasaan yang
tidakbertmtangan,bahkan sejalan dengan tuntunan agama Islam,
sehingga tidak ada alasan untuk melarangnya'
t ,!?,t
qP€. o

,6#iS&"li
'$L.;;iL?,'G,pr
*b!t:"l:"t
?rqr* liii'gtii
f6' i;a *7's3,Lt*:'
1:Li 3i"tt
e#t * bl;r,J;l!

yl,i;',{r\ie:ifi rui;YPe:Y:iUlY
236 Fiqh Tradision alis (l awaban P elbagai P ersoalan l(eagamaan Sehari-hari)
I

i; e,'r"?k Wai: -tq_l


ct
U*..i iur 13
-t)

??t
(Y A \, ,tJtqtii) dryil.Jt"i:;
"Bersedekah atas namamayit dengan carayang sesuai dengan syara'
adal ah di an j urkan, t anp a a da ke t entuan har us tuj uh har i, I eb ih tuj uh
hnr i at au kur an g dar i t u j uh har i. S e dan gknn p en entuan s ed ekah p ad a
hari-hari tertentu itu hanya merupakan kebiasaan masyarakat saja.
Sebagaimana difatwakan oleh sayyid AhmadDablfrn. Sungguh telah
berlaku di masy arakat adanya kebiasaan bersedekah untuk mayit pada
hari ke tiga dari kematian, hari ke tujuh, dua puluh dan ketikn genap
empat puluh hari serta seratus hari. Setelah itu dilakukan setinp tahun
pada hari kematiaanya. Sebagaimana disampaikan oleh Syaikh kita
Y u s uf al - S unb ul dustnt. " (Nih iy ah al- Z ain, 2811

Bahkan Imam Ahmad bin Hanbal RA, dalam kitab al-


Zubd menyatakan bahwa bersedekah selama tujuh hari itu
adalah perbuatan sunnah, karena merupakan salah satu bentuk
do'a kepada mayityang sedang diuji di dalamkuburan selama
tuj uh hari. Seba gaiman a y trrg dikutip oleh Imam Suy0thi dalam
kitab Al-HAwi li al-Fatawi:

it! ,iri 'ot?t'*W!i ufi; ,:v *rilr i;. eG $3,


'of
t#- riKi q *i do:&,ft,sr aL,-rrl,
(\ v^ :\ tt;; iiil € ;G$1ifii3,tlr.}i! f*)p;
"B erknta Imam Abmad bin AolUrt, ruaryim bin al-Qhsini mer iw ay atkan
kepada knmi, ia berkata, al-Asyja'i meriwayatknn kepada kami dari
Shufy An, lmqm T hfrw us b erkat a, " O r an g y ang mening g al dunin diuj i
s elama tuj uh hari di dalam kubur mer eka. Maka kemudian kalangan

salaf mensunnahkan bersedekah makanan untuk orang yang


meninggal dunia selama tujuh hari itu." (al-Hdwi li al-Fatdwi, juz
II, hal 178 )
Fiqh Tradision alis (
| aw aban P elbagai P ersoalan Kea ganman S ehai-lnri) 237
t€bih jauh, Imam al-SuyCrthi menganggap hal tersebut
merupakan perbuatan sunnah yang telah d,ilakukan secara
turun temurun sejak masa sahabat.
a

a.:rJ-Jl i'rr;*i,ri j
i:,s;t6 *.f6.rnrdyi^!-Ll
,
t;uc'r*l'#:,
'tir;l'1,-) irvijl 'at # u,'!:Frtdi,i
irvij a;:;Lst ^\L u,!.$ tA{i,Ix[
(\ 1 r :\ cs/iil.c$ fir', J3\i;"At ;t* *
"KesLtnnahan memberikan sedekah makanan selama tujuh hari
merupakan perbuatan yang tetap berlaku hingga sekarang (zaruan
imam Suyirthi, sekitar abad lX Hijriyah) di Makkah dan Msdinah.
itu tida'i; pernah ditinggalknn sej ak masa sahab at
Y ang jelas, kebiasaan
Nabi SAW sampai sekarang ini, dan tradisi itu diambil dari ulama
salaf sejak generasi pertama (masa sahabat SAW)." (Al-IIiwi li
al-FatAwi juzll, hal L94)
Dari sini dapat disimpulkan bahwa kebiasaan masyarakat
tentang penentuan hari dalam tahlilan itu dapat dibenarkan.
Begitu pula dengan penyuguhan makanan kepada para tamu
sebagai salah satu bentuk sedekah yang pahalanya untuk si mayit
yangdimaksud.

13. Memberikan Makanan kepada Orang yang Berta'ziyah

Tanya:
Apakah boleh menyuguhknn maknnan kep ada orang-orang y ang ber -
ta'ziyah?

]awab:
Hukumnya boleh, berdasarkan Hadits Nabi Muhammad SAW:

h' &'rpt J1r,rL, ol t-;: l,'r


ua, t-P
a/.a
c. o ),
U dltt +e ,y
6. o /

238 Fiqh Tradision alis ( | awaban P elba gai P ersoalan Keagamaan S ehari-hnri)
; epr-:r f,ri;rirr;i; Jtt?ll:li Ut'rLry
(\ \ Pr ,'rSr.ty)i'';Sl uJg;
"Dari ' AbduilAh 'bin Amr RA, " Ada seorang laki-laki bertanya pada
Nabi SAW, "Perbuatan apakah yang paling baik? " Rasitlullhh SAW
menj awab, " Memberi maknnan dan mengucapknn salam, baik kepada
orang yang Engknu kenal atau tidak." (Shahih al-BukhAri, [11])

Juga didasarkan kepada Hadits Nabi SAW:

e *?';rtl rr;:li'4,h, o -J'* 7# * trb *


1" * Jirt*;i)e e*:, ybt * !,);,
lnr

'e\t
* t,f.i'q\l lr;lt $ ;. ?, *'$'t't-':, *
&i ytlluris;t;6 1r 6,t; d,ffi. r'&,, fu
el yYr,y4
*:, ybt,k lt Jy, tl:jt,l'Ft rrisit i?r y:i lU

Wf :\lhayt:o';*Lli$'; y €..#u*
d.ts,,-.. #t 4&'f ilj,' J;-'(U6 if;-t;"*'l;
wrul"b"rfbf iE, alfrt "t ; )c, J1.tt;'rt -t*l ;tic
lnr,S
i,
J* Ar'Sf*:t,.rf, y!;r Stt .n'rb L ;'rJ, ti*
(YAt t , r31, qt ir),.s:L\i'r*Ll'&i*b, *
"Diriwayatknn oleh 'Ashim bin Kulayb dari Ayahnya dari salah
searang sahabat AnshLr, ia berkata, "Saya pernah melayat bersama
Rasfilullfrh SAW dnn di saat itu saya melihat belau menasehati penggali
kub ur s er ay a b er s ab d a," Lu askan b a gian knki dan kep al any a " . S et el ah

Fiqh Tradision alis ( I awaban P elbagai P e rsoalan Keagamaan S ehari-hari )


RositluilAh SAW pulang,beliau diundang oleh seorang perempuan.
Rasttlullkh SAW memenuhi undangannya, dan saya ikut bersama
beliau. Ketika beliau datang, lalu msknnanpun dihidnngkan. Rasfilullkh
SAW mulai makan lalu diikuti oleh para undangan. Pada saat beliau
akan menguny ah maknran tersebut, belinu bersabdfi, " Aklt merasa daging
kambing ini diambil dengan tanpa izin pemiliknya. Kemudian
perempu(m tersebut bergegas menemui Rasfilullfrh SAW sembari
berknta, "Wahai Rasfilulhh SAW saya sudah menyuruh orang pergi
ke B, aqi', ( su a t u t emp at p enj ualan kambing ), unt uk m emb eli kamb ing,
namun tidak mendnpatkanny a. Kemudian say a menyltuhny a menemui
tetangga sayayang telah membeliknmbing, agar kambing itu dijual
kepada saya dengan harga yang umum, akan tetapi ia tidak ada. Maka
saya menyuruh menemui isteriny a dan ia pun mengirim kambingnya
pada saya. Rasfilullfrh SAW kemudinn bersabda, "Berikan maknnan
ini pada para tawanan."(Surtan Abi Diwud, [ZBg4])2
Kata ;fir gfyangdigunakan dalam Hadits riwayat Abu
Ddwud ini'sepintas memberi pemahaman bahwa yang
mengundang Nabi SAW itu bukan istri si mayit, tapi wanita iain.
Namun dalam kitab 'Awn al-Ma'bffd Syarah Sunan Abi DAwud
yang dikutip dari kitab al-Misykat.

)"L-trity*yrrAt!€r,:Ki' i; . (;i,,r .fr,)


,a , a
(\ 1 ,f 7 e: .:-ea.tl
Y
iiI ,eT:q g;riJrJri
A1lr1>

( f;t 1:. t .;.Dalam Kitab at-Misykfrt redaksi yang digunakan


adalah Ir' ,f.t, dengan dimudhafkan kepada dhamir (kata ganti).
Al-QAfi bukata bahzua yang dimal<sud adalah istri orang yang mening gal
tersebut. ('Awn a[-Ma'b0d , iruz 9, hal 129)3
,E,di@haqidalamDalailal.Nubuwwah,disebutkanoIeh
Syaikh al-Kirmani dalam Syarh al-fladits al-Arba'in, halaman 315, Syaikh lbrAhim al-
!-lalabi dalam Munyah al-Mushalli halaman 131 , Syaikh AbO Sa'id dalam al-Bariqah al-
Muhammadryyah, .iuz 3 halaman 252, Syaikh Waliyuddin Mufiammad al-Tibrizi dalam
Misykat Al-Mashabih halaman 544.
3 Keterangan yang sama juga dapat lihat dalam kitab Daldil al-Nubruwwah. Sehingga
secara tegas dapat disimpulkan bahwa yang memanggil Ras0lullah sAW adalah isteri
dari orang yang telah meninggal itu. Lrhat Bulugh al-Umniyyah Hal.21 9

240 Fiqh Tradisionalis (l awaban Pelbagai Persoalan Keaganuau Selnri-lari)


Dengan demikian, Hadits tersebut menyatakan bahwa
Nabi Muhammad SAW diundang oieh keluarga mayit, yakni
isteri dari orang yang telah meninggal dunia itu. Nabi SAW dan
para sahabatnya berkumpul di rumah duka sesudah ienazah
dikubur dan memakan hidangan yang disuguhkan.
Berdasarkan Hadits inilah, Syaikh IbrAhim al-Ha1abi
menyatakan bahwa keluarga mayit boleh menyediakan makanan
dan memanggil orang lainuntukberkumpul di rumahnya. IbrAhim
al-Ilalabiberkata:
'#
!1, qLitilt f,L:r
*lit,yf
(3
*i y';4*iU t*
$*?rr;jt ,i.o:r<iif !f oe ,::rilr,Cr;:,,4if1

bcattcY oY :r,ii-,t ,Jtzr.t\zr; tt4"i::


1t t :{ifr'Jt
"Hadtts ini marunjukl<an kebolehnn kehar ga mnyit mentbuat makanan
dan mengundang or ang untuk makan. l ikn makanan itu disuguhknn
kepada para fakir miskin, hnl itu baik. Keanli jika salah satu ahli warisny a
ada yang masih kecil, maka tidak boleh diambilkan dari harta waris
artqah al-Muhammadiyyah, |uz III, hal
si may it." (al-B 23 5, lihat
iuga al-MasAi[ al-Muntakhabah, 49)
Mengenai keputusan RasOlullAh SAW memberikan
makanan kepada para tawanan itu tidak dapat dijadikan alasan
mengharamkan memberikan makanan kepada orang yang
befta'ziyah. Syaikh Mu[ammad 'Ali al-MAliki dalam kitab
Bul0gh al-Umniyyah hal. 2L9 menjelaskan penyebab mengapa
Ras0lullAh SAW memberikan makanan kepada para tawanan.
Beliau menyatakan bahwa RastlullAh SAW menyuruh
memberikan makanan kepada para tawanan karena orang yang
akan dimintai ridhanya atas daging itu belum ditemukan
sedangkan makananitu takutbasi. Maka sudah semestinya jika

Fiqh Tradision alis ( | aruaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hari) 241


RasfflullAh SAW memberikan makanan tersebut kepada
para
tawanan. Dan isteri mayit pun telah mengganti hargi
kamtmg
yang disuguhkan tersebut,;
dlsimpulkan, bahwa berdasarkan kejadian di masa
^. ?i.p"ISAW, memberikan makanan
RasfflullAh kepaja orang yang
berta'ziah hukumnya boieh.a

(qrSe)

4 Keterangan lebih jelas dan.lengkap tentang persoalan ini


dan segala hal yans berkaitan
dengan peraksanaan tahrir.dipit oisimirioaram tuku ,,Tahrit
dalam perlpektif Ar_
Qur'an dan al-sunnah /Kajian'Kirab krr"g).r.,.r\a;,r,v,oai"'nt.ii,lJiin.Jii"[n"rirtu
Surabaya

242 Fiqh Tradision alis ( | aaaban pelbagai prrrrolon Krogo*aan


S ehari_hari)
I'TIQAD

1. Muhammad SAW Nabi dan Rasul Terakhir


Soal:
Telah diyakini oleh seluruh umat Islam bahwa Nabi Muhammad
SAW adalahnabi teraichir. Namun kenyataanrrya masih ada orang-
orang yang mengaku seba gai nabi. Ba gaimana sesungguhnya ?

Iawab:
Sebenarnya, fenomena tentang adanya orang-orang yang
mengaku-ngaku menjadi nabi setelahNabi Muhammad SAW
wafa! telahbeliau ketahui. Karena itu Nabi Muhammad SAW
mewanti-wanti agar kita tidak mempercayainya karena orang-
orang tersebut pasti berdusta. Ras0lullih SAW bersabda:

,tt ;.Liet\*iy}lt* ltJhi6i6 otl *


J:n6yjd r'fir fr t*r} fi ?-;i? o Ak'o ;i
o cgLllci-)
(Y \ t
*W+v,Srk-fi
i T s aub An ia b erknt a, Rn sf,tlullih S AW b er s ab dn, " S e ntn g guhny a
" D ar

kelak pada umatktl ada tiga puhth orang penfutsta. Merekn semua

Fiqh Tradision alis (I auaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehai-hari)


mengaku dirinya sgbagyi nabi. (maka janganrah percaya
karen,
sentnggtthnya) akulah akhir para nabi dan tld.sk ada'nabiietelahktt,,
Abft 'Is1 mengntakan bshws fladtts ini adalah
flasan dan shnhth.,,

Prediksi Nabi SAW ini memang terbukti. Adanya orang_


orang
{alq n_rengakugebagai nabi memang menjadi fak-ta sejarJh
Iang tidak bisa diabaikan. Terutama 6eberipa saat setelah
Ra solulldh sAW wafat. pada masa sahabat
Abir gikr RA menj a di
khallfah, terdapatnama seperti Musairimah al-Kadzdzab,
Tu;1hah
bin Khuwailid, dan seorang wanita bernama sajah Tamimiyah
yang mengaku sebagai nabi setelah Nabi Muhammad
SAW.
Karena itu "pekerjaan rumah,, pertama bagi khalifah
Abo Bakar RA danpara sahabat ketikaltu adarah riemerangi
orang-orang yang mengaku_ngaku nabi tersebut.
Hal ini didasari
keyakinan bahwa Muhamm*ad sAW adalah nabi dan
ellh swr terakhir- Agama Alrah swr telah sempurnarasul dan
tidak a da nabi lagi setetatr Nabr lrtufo ammad sAW. naranj
sapa
yang mengaku menjadi nabi berarti dia berdusta.
Keyakinaninibegitu kuat tertanam di dada para sahabat
Nabi SAW, sghingga
\etika ada yang mengaku s.Uuguir",rli, ,".tu
merta mereka menglaknya. Tetapl, keyikinan i.'ij"tur bukan
sekedar didorong oleh fanatisme 6uta klpacra nabi Muhammad
SAW, namun memang berdasarku., petr.rlr'rk langsung
dari
Allah SAW. Dalam al-Qur,dn disebutkan:
'ak'tq
P:r lnt Jt t"$r gyli ft 6tyl o,s Y
(t..rrr!,>*:& Elot
"Mttfuammad itu sekali-kali bukqnlah
bnpak dari seorang laki-laki di
antrva lejayi dis odorah Rasf,truli,h dan penutip n:abi-n,bi.
Dan adalah Allah Maha Mengetahr.ti segala sesuatti.. (es.at-
Ahzib,40)

244 Fiqh Tradisionalis $azuaban pelbagai fi*rtr" X*g*r"an Sehai_hari)


Dalam ayat ini sangat jelas sekali AllahSWT menyatakan
bahwa Nabi Muhammad SAW adalah khdtam al-nabiyytn; yang
berarti penutup para nabi. Sehingga tidak akan ada lagi nabi
setelah beliau SAW. Karena itu sangat wajar jika para sahabat
langsung menolak pengakuan Musailimah dan orang-orang yang
mengaku nabi tersebut, sekaligus menyatakan "Perarrg" kepada
mereka.
Memang ada yang mencoba menafsirkan bahwa yang
dimaksud dengan khilturu al-nabiyytnberarti nabi terakhk yang
membawa syariat, pemimpin para nabi atau nabi paling mulia
dan paling baik, penutup para nabi dari segi kualitas dan potensi,
serta orang yang memiiiki stempel kenabian. Menurut mereka,
semua pengertian tentatgkhfrtam al-nabiyyirz ini bermuara pada
satu kesimpulan bahwa setelah Nabi Muhammad SAW akan
ada nabi lagi. Sehingga masih terbuka jalan adanya kenabian
setelah Nabi Muhammad SAW. Ras0lullAh SAW adalah nabi
terakhir yang membawa syariat, dan setelah Nabi Muhammad
SAW akan ada nabi yang tetap mengikuti syariat Nabi Muhammad
SAW. Ras0lullAh SAW adalahpemimpinparanabi atau nabi paling
mulia, denganpengertian seteiah Nabi MuhammadSAW akan
ada nabi lagi tetapi tidak akan melebihi kemuliaan Ras0iullAh
SAW. Nabi Muhammad SAW adalah penutup para nabi dari
segi kualitas individu, setelah beliau SAW akan datang seorang
nabi namun dengan kualitas individu dibawah Muhammad SAW.
Namun persoalannya semudah itukah dalam menafsirkan
alQur'An? Jawabannya tentu tidak. Karena pemilik otoritas utama
dan pertama dalam menafsirkan firman Allah SWT dalam alQur'An
adalah Nabi Muhammad SAW 1. Allah SWT berfirman:
1. Dalam ilmu Hadits, ilmu Talsir dan Ushul Fiqh dikenal tigafungsi Hadits. Yakni, peftama,
menguatkan hukum yang terdapat di dalam al-Qur'An, kedua, menjelaskan (menafsirkan)
maksud dari al-Our'An, ketrga mengatur hukum yang tidak terdapat dalam al-QulAn. Tiga
fungsi Hadits ini semakin menguatkan bahwa ru.iukan pertama dalam menafsirkan al.
Qur'An adalah Hadits Nabi SAW. Karena itulah, ketika ulama melakukan klasifikasi
kitab-kitab tafsir ke dalam talsir bil ma'tsur (tafsir al-Qufan dengan menggunakan dalil
naqli; al-QuiAn dan Hadits) dan tafsir bil ra'yi (tafsir menggunakan analisa akal melalui
aspek kebahasaan dan lainnya) maka tingkatan tertinggi adalah tafsir bil ma'tsur. Untuk
lebih jelas lihat... Lihat misalnya'Abdul WahhAb Khallaf, //m UshAl aLFiqh,39-40, Manna'
al-Oaththan,MabAhits fi'Ul1m al-Qur'An, 347-357
Fiqh Tradision alis (
| atu ab an P elb agai P er so qlqn ka gam aan S e I nri- lnri ) 245
( r r,J,"rD t ;f4'.#i,r',dlJj r yfi.#.?'il, wtd;b
"Dan Kami turunknn kE adamu al-ettr' An, agar knmu menerangkan
@enafsirkan) kE ada umat manusin ap a y an g t elah dituntnkan kep ada
mereka dan supaya mereka memikirknn " (eS. Al-Nahl, 44)

Oleh karena itu, sebelum melihat afii.khAtamclari aspek


bahasa, sudah seharusnya kita melihat beberapa Hadits Nabi
SAW yang menjelaskan tentang hal ini. Sabda Nabi SAW:

tta:;rl\*i ybt",;" I' Ji.1,ivji ly i.,,5 *


(l \ 1^ tg;-lt H
dririfi.J?)y".;W,:;fjlr,
"Dari Aruts bin MLlik is berkata, bahwa RasfitullAh SAW bersobda,
"Sesungguhnya misi kerasulan dan kennbttn telah selesai. Karena
itu tid ak s dn r a sul dan n ab i s e t el sh aku. " (S unan al-Ti rm i dzi, 2Lgg)

Dalam Hadits yang lain Nabi SAWbersabda:

'r*d *i yktJ* I' i:;, sv :f" l' )b #


(1r\ .l}rr!-.s) ,sy
A c
dyifti;Xiie,ili*+lr
" D ari' Ab dullLh b in' Amr, Rn sf.tlullilh S AW b u s ab da,,,
S ay a a dslah
Mt tfuammad, seofiing nabi y ang ummi (beliau mengucapknnny a tiga
knli), dan tidak ada nabi setelah aku." (Musnad Ahmad, oifs)-

Sabda Nabi Mt,hammad SAW tentang Bani Isriil:

,H:"y;.uk *t yI' &|pr su :rpt ?rj *


ei.."".#) rty. I y fUA'^irA'ArL t:,:s iE\i * ;*
(f \ 1Y t g;;tr{l

Z4b Fiqh Tradisionalis (lazoaban pelbagai persoalan Keagamaan Sehtn_hai)


"DaiFurdt al-Qazzhz,Nabi SAW bsrsabdn, "BanibrAil dulu dipimpin
oleh para nabi. setiap seorang nabi meninggal dunn, mnka digantikan oleh
nabi yang lain. Namun (berbeda dengan umatku karena) setelah aku
tidak akan sda nabi lagi." (Shahih al-Bukhari, 3198)

Berangkat dari Hadits-lladits inilah, bahwa khLtam al-


nabiyyin berirti akhir para nabi. Karena itu tidak akan ada nabi
lagi ietelah Nabi Muhammad SAW. Kalaupun seseorangbenar-
benar mendapatkan petunjuk atau'bisikan melalui "cara gailb" ,
hal ltu bukantah tanda-tanda kalau seseorang menjadi nabi. Sabda
Nabi Muhammad SAW:
o
-aA
oJi-)t
rr
,y qJatC;r Jt, &i 1r;L,;, dtlf*ay
.r/

iui-r:jjrirl::
A$sr r;i;t,ss LrfrJ 6, .hr i ;3( l#'c,,r
I

l, ; it lt,,;r
(YrAYIt,ro'r dufJ',tr$AU
" D ar i' Aisyah RA, s esun g guhny a N abi Mubamm ad S AW b er s ab da,
" S etelah alcu tidak akan bersisa sedikitpun tentang tandn-tandn kenabian

kecuali mubasysyirfrt." Para sahnbat bertanya, " Apakah mubasysyirfrt


itu? " N abi menjawab , " Mimpi yang benar dari seotang laki-laki atau
ditampakkan b aginy a." (Musnad Ahmad, 23829)

Memang ada Hadits Shahih yang mengandaikan akan


ada nabi lagi setelah Nabi Muhammad SAW. Misalnya sabda
Nabi Muhaimad SAW ketika Ibr6lrim RA putrabeliau meninggal
dunia:
a..l ,

*tf h' *lt


);rii.t/ti1'',tltXis,& /,1*
Ft eLb:; dly.;v, * t ybt *
lnr,tJ,1,
* ;-
(\ o . . c r*reCI{lii-) e;l}rL AIEJ.1CX

Fiqh Tradision alis (l awaban P elbagai Persoalan Keagamaan Sehai-hari) 247


"Dari lbn Abbils RA, ia berkata, "Ketikn lbrkhtm putra RasfilullAh
sAW meninggal dunia, N abi sAW menshnlatinya, kemudian bersabda,
' Suungguhnya akan adayang menyusuinUa (merawatnya)
di surga.
Dan andaiknta ia hidup tentu ia akan menjadi seorang nabi yang
benar." (Sunan Ibn MAjah,1500)

Oleh sebagian orang, Hadits Shahih ini diartikan bahwa


masih ada kemungkinan akan datahg nabi setelah Nabi SAW.
Sebab jika tidak ada nabi lagi seteiah Nabi Muhammad SAW
tentu Nabi SAW akan mengatakan "Andaikata IbrAhim hidup
tetap saja ia tidakbisa menjadi nabi". Namun pemahaman ini
sangat berbeda dengan penjelasan dari Ibn,AbbAs RA sebagai
olanq yang meriwayatkan Hadits ini ketika mora8irkan ayatklwtam
al-nabiyytn (QS. al-Ahzdb 4) tersebut.

*i:,'x.tkr$d*;jpr ry'i'f '; *ifbiy: tu


(o Y 1.r Y e t rn"Li:Jl i;'4)
"Ibn 'Abbks berkata"Allah SWT bermaksud apabila aku tidak
menj a dikan dia ( Mubamm ad S AW ) p enutup p ar a nabi, niscay a p as t i
aku ciptakan seorang anak untuknya yang akan menjadi nabi
sesudahnya." (Shafwah al-TafAsir, j:uz II hal 529)

Di sini terlihat jelasbahwa Ibnu ,AbbAs juga mengatakan


bahwa Nabi Muhammad sAWadalahnabi dan-rasur t6rakhir.
Perhnyaannyakernudian jikamernanglladits ters&ut dimaksudkan
untuk membuka peluang adanya kenabian setelah nabi
Muhammad SAW,lalu kenapa Ibnu'AbbAs sebagai orang yang
leriw3yatkan Hadits tersebut memiliki pendapat yang beibedaz
Bukankah "saksi mata" itu jelas lebih mengetahui,"iiup detail
suatu kejadian?
Fakta ini menunjukkan bahwa Hadits tersebut bukan
dimaksudkan untuk hal tersebut. Justru wafatnya Ibrahim RA

248 Fiqh Tradision alis ( | awaban p elbagai p ersoalan Keagamaan S elari_hnri )


putra beliau, merupakan suatu isyarat sekaligus buk_ti bahwa
memang tidak mungkin ada nabi lagi setelah Nabi Muhammad
SAW. Hal ini berdasarkan Hadits Nabi Muhammad SAW:

y\,,p 4' e$1c; jil,rJ iy tu'kt*,,t *


G.t

y\, ;- *J'"i1.0fr"r1'"f :trtt*'c.,t1'Jti #r


(ovr 1 q;-1ti.!t ry,*)i,fi, ,i1';fJ:tii.t ;ca *i
r

"Dari lsmf il, saya berknta kepada lbn Abi AwfA, "Engkau telah
rtelihat bahzoa lbrfrhim RA putra Nabi Mubammad SAW meninggal
ketika masih kecil (delapan belas bulan) . Seandainya Allah SINT telah
m en et apkan b ahw a ad a n abi s et el ah nab i Mufuamm a d S AW, nis c ay a
Ibrilhtm akan hidup ftidak meninggal dunia)' Tetapi (Allah SWT
telah menentukan bahwa) tidak ada nabi setelah nabi Mubammad
SAW." (Shahlh al-Bukhiri, 5726)

Demikianlah beberapa Hadits Nabi Muhammad SAW


yang semua bermuara pada suatu kesimpulanbahwa maksud
khkiam at-nabiyyln adalah penutup para nabi. Sehingga
Muhammad SAW adalah akhir darinabi dan rasul Allah SWT
dan tidak akan ada nabi lagi setelah Muhammad SAW.
Kesimpulan ini iuga sangat seseuai dengan arttkhhtam
ditinjau dari ispek kebahasaaan. Abu alQAsim al-Husain bin
Muhammad, yang dikenal dengan al-RAghib al-AsfahAni
mengatakan:

1-f4 +britt) y}i1L| ,*iifii'.fr',4:,4t it*:t


(\ {,Y ( dTfl
"Nabi Mufuammad SAW adalah khfrtam al-nabiyytn knrena beliau
menutup kenabian, yakni menyemPurnakan kenabian dengan
kedatnngannya." (al'Mufradat fi Gharib al-Qur'in,142 )

Fiqh Tradision alis (l nwaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Selai-lari) 249


Ibnu Manzhur al-Ifriqi menjelaskan:
'#3
*h' & iyJ r .iVt.#a ;#d, r?t iy
*t yi," *';lr -*i,Z t'u,lrl, t'ytr. :q\i t'y
,r,-ltdt;) iG:rliui ..'*TUf fy i/t,!ft e:
(oo,f\oC
" Khitam dari suatu knum, serta
Hrktim fum ldrktam adnlah penghabisan
merekn. Dan Mulummad SAW adnlahkhktim (penghabisan) ikhir dari
p ar a nabi. . . khatim dan khkt am adalah nama (y an g dib
er ikan kepada)
Nabi Mubammad SAW. Di dalam al-eur'An @isebutkan b'ahwa
Mubammad SAW ,dalah khAilnt, yakni penutup para nabi. Tetapi
khhtim jugakadang dibacakhitam." Girao al-,Arab,
iu,Xy hal55)
Ketika menafsirkan QS al-Abzeb 4,imam al-Thabart dalam
kitab tafsimya menjelaskan:

'*tr6(J;r-'&ri:fut
r ult 4t rr: !,,5?,r.,9,
yt*) Jrt,sii,3r !*i;et lu*t;t fge,;a. 6!
(\\.fYYCclt[Jl
"Akan tetapi Mufuammad itu adalahrasul Allah swr dankhhtam
al-
nalrytn AanB telah menutup kmabian lalu betiau cap atasny a, sehingga
tidak akan dibukn untuk siapapun sesudahnya hingga iiari kiamat.
Qatfrdah berkata, "khhtam al-nabiyytn itu ariinya iialah nabi yang
terakhir." (JAmi' al-BayAn, juz XXll,hal 11 )

Dalam bahasa Arab khatam juga bisa berarti yang paling


mulia atau p aling b esar, misalny a
ful in khat am o, - ry u, oi (Fuhn

250 Fiqh Tradision alis q awaban pelbagai p ersoalan Keagamaan Sehari_hari)


adalah penyair paling muli fulLn khfftam al-azoliyh' (Fu1an adalah
a),
yang termulia dari para wali), fulLn khiltam al-a'immah (Fulan
adalah imam yang paling mulia). Kata-kata ini mengandung
pengertian bahwa merekalah penyair, wali dan imam yang paling
mulia, sedangkan sebelum atau sesudah mereka pasti ada penyair,
wali dan imam iain yang kualitasnya dibawah mereka. Namun
makna ini tidak dapat dijadikan pembenar bahwa nabi
Muhammad SAW adalah nabi besar dan setetrahnya akan ada
nabi-nabi kecil. Memang Umat Islam harus meyakini bahwa
nabi Muhammad SAW adalahnabi dan rasul Allah SWT yang
paling mulia di antara nabi-nabi sebelumnya. Namun bukan
berarti akan ada nabi lagi setelah beliau. Karena dengan tegas
Nabi SAW mengatakan ana ldrfitam al-nabiyy?n, li nabiyy a ba' di (saya
adalah akhir para nabi dan tidak ada nabi seteiah saya). Sedangkan
fulLn khfrtam al-syu' ara' , khLtum al-awliya' dan khiltum al-a'immah
tidak disambungdenganungkapan /d syi' ira, lfr waliyya dan lk imhmn
ba'dah (tidak ada penyair, wali dan imamlagi setelahnya)
Berangkat dari apa yang dilakukan serta diyakini oleh para
sahabat nabi yang selalu berpedoman pada firman Allah SWT
dan penjelasan langsung dari Nabi SAW, maka seorang muslim
harus meyakinibahwa nabi Muhammad SAW adalah nabi dan
rasul terakhir, tidak akan ada nabi lagi setelahbeliau SAW. Dan
ini merupakan salah satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari
keimanan kepada nabi Muhammad SAW. Karena itu, walaupun
seseorang tetap beriman kepada Nabi Muhammad SAW namun
masih mempercayai adanya nabi lain setelah beliau berarti ia telah
keluar dari agama Islam.

lt,i"eiiili q i,Grtistrt lry,.lr.;ii {x it}t,


,i)i
rLJtA. rri,:;')?\i...Jti 0r Jr... ol}r ti d;,
(t-v ,,it-lt*)*:r*bt *
Fiqh Tradision alis (lawaban Pelbngai Percoalan Kmgamaan Sehari-lati) 251
" Mur t a d it u t erb agi menj adi ti ga macam, y akni key akin an, p erbuat an

dan perkntaan. Termasuk j enis murtad yang pertamn adnlah mer agukan
Allah SWT, rasul Allah atau al-Qur'dn..... atau mengakui adanya
nabi setelah nabi Mufoammad SAW." (Sullam al-Tawfiq, 7-9)

Dapat disimpulkan bahwa keyakinan bahwa Nabi


Muhammad SAW adalah nabi terakhir adalah merupakan hal
yang mutlak dalam agama Isiam. Dan seseorang dikatakan
keluar dari Islam jika meyakini masih ada nabi setelah Nabi
Muhammad SAW, walaupun ia tetap beriman kepada Nabi
Muhammad SAW.

2. Persoalan Bai'at kepada Seorang Imam

Soal:
Seperti sudah diketahui bahwa Islam adalah agama yang mudah.
Namun masih ada orang yang berusaha mempersulit dalam
beragama. Di antara mereka mengatakan bahwa untuk masuk
Islam dan menjadi muslim yang sempurna setiap orang harus
bai'at kepada pemimpinnya. Apakah bai'at itu dan apakah benar
setiap umat Islam harus baiat kepada seorang pemimpin (Imam)
unfukmasuklslam?

)awab:
Ditinjau dari aspek bahasa, kata bai'at mempunyai banyak arti.
Diantaranya adalah uluran tangan sebagai tanda persetujuan jual
beli, pemberian kekuasaan, ketaatan dan perjanjian. Sedangkan
konsekwensi dari bai'at adalah ketaatan melaksanakan semua
aturan yang dibuat.Ibn Khaldfrn mengatakan:

k'{t i;l?t 'r,t1i.e#,ik x;at e


€a;3tif rxt.
,u: q
:A e.6:cv'i,;r-.:it $?: f il :blr u7.
d

252 Fiqh Tradision alis ( | auaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Selari-hari )


o'-{t t r-i,1r:}Ctrr.i::ir ,rb ;\i ,t
".ir;tJ-t6;1r+!)
(YY\,f \Cc0;J.L*
"Ketahuilah bahwa bai'at itu meniscayakan ketaatan. Seaknn-aksn
orang yang berbai'at berjanji kepada seorangpemimpin untuk
menyerahkan urusan pribadinya dan seluruh umat lslam kepada
seorang pemimpin. Dia tidak akan menentang sedikitpun kepada sang
pemimpin. S erta patuh dan melaksanaknn semua y ang diperintahkan
baikyang menyenangkan atau menyusahkaru. " (Muqaddimah Ibn
Khald0n, iuzlhalLZ1')
Pada masa awal Islam, para sahabat melakukan bai'at
kepada Ras0iullAh SAW. Yakni janji para sahablt untuk
mematuhi semua aturan agama Islam. Di antara bai'at yang
dilaksanakan Nabi SAW adalah, pertama, Bai'ah al-'Aqkbah l,
yang berisi tentang komitmen para sahabat untuk memegang
teguh keimanannya, serta melaksanakan semua perintah dan
menjauhi larangan Allah SWT. Kedua, Bai'ah al: Aqilbah II, berisi
pemyataan untuk tunduk pada Nabi Muhammad SAW sebagai
pemimpin pemerintahan Islam. Ketiga, Bai'qh al-RidtaLn, isinya
adalah tentang janji setia untuk berperang melawan kaum
Quraisy dan tidak akan meninggalkan peperangan.
Pada masa sahabat, mereka melakukan bai'at kepada
khalifah. Di sini bai'at berarti kesepakatan untuk memilih
pemimpin. Misalnya bai'at yang dilakukan oleh umat Islam
kepada sahabat AbO Bakar RA, 'Umarbin Khaththab RA, 'Ustm6n
bin Affan RA dan 'Ali bin Abi Thalib RA ketika mereka dipilih
menjadi khalifah setelah Rastlulldh SAW wafat.
Setelah itu istilah bai'at popuier di kalangan dunia Islam
dengan pengertian pemilihan khalifah. Ketika ulama Fiqh
membahas ba7'at, maka jelas yang dimaksud adalah pemilihan
pemimpin. DR. Wahbah al-Zuhaili mendefinisikan bai'at:

Fiqh Tradision atis ( | awaban P elbagai Persoalan Keagamaan Sehari-lari) 253


q/y-,)f ,.;;lt) zi;r;rt grJ, r !\i ;'ufl?t )**t i4i
(14t,f1e,r:l:ii
" al-Bai'at adalah pemilihan dan kesepakstan antara rakyat dan pribadi
pemimpin yang dimaksud." (AL-Fiqh Al-Islffmi wa Adillatuhu,
iuzYl, hal 583)
Yang perlu dicermati di sini, bahwa tidak satupun ditemukan
bukti bahwa bai'at dilakukan sebagai syarat untuk masuk Islam,
karena para sahabat yang melakukan bai'at ketika itu sudah
memeluk agama Islam. Karena itubai'at tidakbisa dijadikan syarat
masuk Islam. Keislaman dankeimanan seseorang tidak ditentukan
oleh bai'at, namun dengan kayakinan akan Allah SWT oan
Rasul-Nya.2 Dalam bentuk yang paling nyata adalah dengan
membaca dua kalimat syahadat.

,.rj\)r,* g* A,irltli eJ'Jihi -Lket yn * 7*


i#,, uLt ;;*b +'4qd3li 4 y i jt Vyt,
(r e .1i11/*,; ouitii:.liey,iat q\|f;k ok'Jt.JtAt 4e;
" Semut orang mukallaf wajib memeluk agamn lslam, tetap dalam Islam

sehma-lamany a serta melalcsanakan suru.a p erknra yang wajib baginy a.


Di antara hal yang roajib diketdhui, diyakini serta diucapkan seketika
itu jika diakafir, jika tidakkafir makn cukup dalam shalat, adalah dua
knlimat syahadat." (Sullam al-Tawfiq, 3)

Karena itu, tidak ada satupun yang lebih penting dari


masalah keimanankepada AllahSWT dan Rasul-Nya, termasuk
'? Kewajiban mengucapkan dua kalimat syahadat meniscayakan lman kepada Allah SWT
lgn Rgqgl-Nya. Konsekwensinya adalah seseorang juga wajib iman kepada apa datang dari
Allah SWT dan rasul. Meliputi, kewajiban shalat, puasa, haji, percaya pada adanya malaikat,
kitab Allah SWT, hari akhir dan qodho dan qodar. Kewajiban percaya kepada Allah SWT
juga meniscayakan bahwa semua amal ibadah harus ditujukan untuk Allah SWT.
Mengharap dan mencari ridho Allah SWT.

254 Fiqh Tradisionalis $azuabitn Pelbagai Persoalan Keagamaan Sehari-hai)


juga masalah bai'at kepada pemimpin. Ibn Tayrruyah mengatakan:

i-i,t Trt;i,i 4*;;;t!ir;yr1i-zfiJ;lr," ;,yliri!'or.


irt* oCli Lti,'iJ:;Jlt
LG\Uk .;";c,;jr,y ;?r:
.q q 1flyrrrp rut , y6yi ,yy; ,f ii !:;rr
rttzlli; 1,r
! eiy oi W,F qn';.A irllu, r>r:,)i
(Vo , qrJtuJl6t{r.).ht J?:,
\
. "r e
" Adapun pendapat yang menyatakan bahwa masalah imamah adalah
urusafi yang pali'.tg penting dalam agama, makn itu adalah suL.tu
kedustaan berdasarkan ijma' ulama. Karena sebenarnya yang lebih
penting dari masalah kepemimpinan itu adalah masalah keimanan
kep adn Allah dan Rasul-N y a S AW. Ketentuan ini sudah sangat maklum
dalam agama Islam. Orang kafir tidak akan menj adi seor ang muhnin
selama ia tidak bersaksi bahrua tiada tuhnn selain Allah dan Nabi
Mufotmmad SAW adalah utusan Allah." (MinhAj al-sunnah al-
Nabawiyya*U iuz 1, hat 75)

Lalu, kaitannya dengan Hadits NabiMuhammad SAW:

* e.';t-u? *tykt * lt JJ,1,JI, es r


(rtt\ c/*r W)&6, ^i'*ttetl
" Dari N frf', Rasfilullfrh SAW bersabda, " Barang sinpa mati, kn ia tidak

melakukan bai'at kepada imamnya, makn ia mati sebagaim"ana matinya


or ang j khihyy ah. " (Shahih Muslim, 344L)

Sebagian kalangan memahami Hadits ini dengan kewajiban


untuk melakukan baiat kepada pemimpin kelompoknya. Kalau
fidakmelakukarurya maka ia mati dalam keadaan kafir sebagaimana

Fiqh Tradision alis (l autaban P elbagai Persoalan Keagamaan Sehnri-hwi) ,Z55


kaftu jhhiliyyah. Namun sebenarnya maksud Haditsitu tidak
demikian. Makna dari Hadits itu adalah orang-orang yang
membangkang dan melakukan pemberontakan kepada pemerintah
yang sah, @ukan pemimpin kelompok atau organisasi), merekalah
orang-orang yang mati seperti matinya orang kafir jAhiliyyah.
Sebagaimana yang diungkapakn oleh syaikh al-Harari, seorang
pakar Hadits kontemporer.
,ar,-

'-rn ,y
a ,
ar
Ol
n r'!.
gr*^Jl tj,t., EJt:t J\k'A *F, 4/a

^f; i:*or:Jr J aui *';S",tiu:liir


6lrJr; z!^d €;

(o 1 , L-l.l,-lll .Lti, r.l 3 UL[)t


"Maksud Hadits itu adalah tidak sebagaimana yang mereka pahami.
Makna Hadits itu adalah orang-orang yang membangkang atau
melakukakan p emberontakan terhadnp pemerintah y ang sah, kemudian
dia mati dalqm keadaan seperti itu, maka matinya itu seperti matinya
kafir jAhiliyycth."(al-GhArah al-iminiyah fi Raddi MafAsid il-
Tahfriyah,56)

Hal ini berdasarkan Hadits Nabi SAW yang melarang


umat Islam untuk melakukan pemberontakan sekalipun ia tidak
setuju dengan kebijakan pemerintah. Sebab jika ia melakukan
haiitu dan mati sebagai pemberontak, maka matinya itu seperti
ma tinya kafir j khiliy y ah. S ab da Nabi Muhamma d SAW :

q;f ui6 pt yb" * tt,sii * fV /.1 *


g,i.Il' q tp r'6t qLf';'ry * "# * :yt
(rt11 y'*" y>
^1"U" 9b6,'Oyy'-(,j V
e

"Dari lbn 'Abbds RA, Rnsfilullkh SAW bersabdn, " Siapa sajayang tidak
setuj u t erhndap (kebij akan) p emerintahnya, makn bersabarlah (j angan

Fiqh Tradision alis (I awaban Pelbagai P ersoalan Keagamaan S ehari-lari)


melnberontak), karena tidak sstu oranryun yang menrberontak pada
pemerintahnya, kemudian ia mati sebagai pemberontak, mnka matinya
"
itu sep erti matiny a knfir j Ahiliyy ah. (Sha\,ih Muslim, 3439)

Namun bukan berarti orang tersebut mati dalam keadaan


kafir atau keluar dari Isiam. Syaikh al-HarAri menjelaskan apa
yang dimaksud dengan mati seperti matinya kahr jLhiliyyalu

si ot;rti :6 y fisr'c,t1'\si z1^* g *v' Cr


e c"';'oiitLcl:Vk'fiM1 ;$ ,# ' ,
t.
,-
l--,ur s-r d Utay 6-ltJt;'r:r:;, * t*G L'fioti# lr

(1t r q,a,'.rJl
"Adapun maksud mati seperti matinya orang jahiliyah adalah mati
dan l<eadaanny a seperti para patyembah buhala. Artiny a, suupa den gan
m er eka. Maksu d hadit s itu b ukan m en g at akan or an g - or ang t er s eb ut
mati knfir, tetapi makna hadits itu adalah orang yang memberontak
kepada pemerintah yang sah, makn ia telah melakuknn dosa besar."
(al-Ghirah al-imAniyah fi Raddi MafAsid al-TahrtriyyaIu 56)

Dari sini dapat disimpulkanbahwa untuk masuk Islam,


tidakharusbaiat kepada seseorang, karena yang terpenting adalah
membaca dua kalimat syahadat; meyakini Allah SWT dan Rasul-
Nya serta apa yang datang dari keduanya

3. Mengharapkan Barokah

Soal:
ZiarahWali Songo dari dahulu selalu marak. Yaitu mendatangi
pesarean (makam) para wali sembilan di tanah jawa dan wali-
waii lainnya. Tujuan mereka hanyalah untuk mengharapkan

Fiqh Tradision alis ( | atoaban P elbagai P ersoalan Keagamaan S eluri-lari)


limpahan barokah yang diyakini akan mengalir dari do'a para
wali tersebut. Ada sebagian orang yang mengatakan bahwa
mengharap barokah itu termasuk syirik. Benarkan anggapan itu?

Jawab:
Menurut Imam Syamsuddin al-SakhAwi, barokah adalah:

d e4r Jr-$D .{rKV .e-:{uirt;l'r$iy;U"t$


(t\ eil.JtrJl,Jr;Y*lt
e

" Y ang dimal<sud dengan b arokah adalah berkembang dan butambahnya


keb aiknn d an kemuliaan. " (NQawlal-Badl fi al-ShalAh'alA al-Habib
al-Syafi',91)

Tanda seseorang yang diberkati oleh Tuhan adalah


hidupnya selalu membawa kesejukan dan manfaatbagi manusia
lain. Dia senantiasa dijadikan rujukan dan perlindungan oieh
orang yang memerlukannya. Demikian juga ada tempat-tempat
yang memang diberkati oleh Tuhan. Yaitu tempat yang aman,
hati penduduknya senang, sejahtera, bebas dari ketakutan dan
kemelaratan serta subur dan makmur. Hartapun diberkati Tuhan,
yakni yang membuat kita jadi tenang, aman danbahagia. Baik
bagi diri sendiri dan keluarga maupun untuk kerabat sekitar.
Barokah itu ada yang diletakkan pada diri seorang hamba-
Nya, pada afsar seseorang ifu ataupun pada suafu tempat. Dalam
al-Qur'An, Allah SWT berfirman:

( r\ r f-/) . * ufi rEr6';F,1


"Dan Dia menjadikan aku (Nabi'is| Ail seorflng yang diberkati di
mana saja akubuada." (QS. Maryam,3L)

Adabarokah yang diletakkan pada benda seperti firman


Allah SWT:

258 Fiqh Tradision alis ( | auaban Pelbagai Persoalan Keagamaan S ehai-hari)


€rni?5:"*L;::, *:l"oifjr'',ir"6';iiu':
i;r-.aJry . i3grir;i; Jia,si: ei Jr {;*6,
(Y tA
" D an N ab i m er eka b erknt a, " S esun g guhny a t an dany a akan m enj adi
raja adalah kembalinya tabut (peti tempat menyimpan kitab Taurat)
kep adamu. Y ang di dalamny a ada y ang menenangknn hati dai T uhanmu
dan sisa p utinggalan keluar ga Musa dan kelunr ga Harun. P eti itu dib au: a
oleh Malaiknf. " (QS. Al-Baqarah, 2481

Menjelaskan ayat ini, Sayyid Muharirmad 'Alawiat-Meliki


al-Makki al-Hasani menyatakan:

Ij(: .b;t,q'+ ok ;'i!-)t fuil )LirUt L'3


.r,:1 ngt ;6f irr jt,ofigrxd\;u.
',t.n,.., .'.u'
ll+lly'l$-l
araa

(\or ,*ot?+f,nu,) .i:#1ir.i ,s$*.


"Kesimpulan cerita dari ayat itu adalah bahwa peti itu adalah milik
kaum Bant kr|' tl. Mereka meminta pertolongan kepada Allah melalui
p e ti itu. Mer eka j u ga mel akukan t ata ass ut kep ada All ah SWT, knr ena

memang itu mentpunyai pmgaruh pada mueka. lnilnh hakikat menghar ap


erti yaug kami maksudkan." (MafAhim Yaj ib
barokah (tabarruk) sep
An Tushahhab 153)

Dari paparan di atas dengan jelas dapat kita pahami


bahwabarokah diberikan oleh Aliah SWT kepada orang-orang
yang dikasihi-Nya, yaitu para anbiyk'(para Nabi), awliyi'(para
wali) dan sebagainya. Tidak hanya itu, barokah juga bisa didapat
dari barang-barang peninggalan mereka. Selanjutnya Sayyid
Muhammad'Alawi a1-Makki a1-MAliki mengatakan:

Fiqh Tradisionalis (lawaban Pelbagai Persoalan Keagamaan Sehari-hnri) 259


:y1ti ei,; ;:r QL e a\'ra: ut ;';h :y't \4t
a\fir if s tK *i :rr'*:t qLt $,
i\Nr"o\76 yV;
,d1$u vjh:l,!'itr: ,*Ftr i{ ik d?ii,i
ut.Ir q:,i'*J{*;lt rW l- ;r * rS aa &',iX.;i
arlaa
.a

(\or ,f ,ffofr.*r+ul .U.!iAtW)(*


"Maksud dari sisa peninggalan keluarga Nabi itrsA aS aan NaUi
HArfin AS (yang disebutknn dalam QS. al-Baqarah,284) adalah
tongkat, sebagian daribajuNabi Mtrsfr AS,bajuNabiHkrin AS, dua
sandalnya, papan kitab Taurat dan bak cuci tangatt, sebagaimana
yang disebutkan oleh para ahli tafsir dan ahli sejarah, seperti lbn
Katstr, al-Qurthubt, al-Suytttht, al-Thabar?, maka silahkan meruj uk
kepada merekn. P eristiwa ini mempuny ai bany ak makna. Di antaranya
adalah kebolehan melakukan tawassul dengan atsar orang-orang
shfrlib keharusnn melestarikan peninggalan mereka dan kebolehan
tabarruk (mengharap barokah) mereka."(MafAhim Yajib An
Tushahhah,153)

Ras0lullAh SAW memberikan contoh mengunjungi


tempat yang diberkati oleh Allah SWT, misalnya beiiau sering
mendatangi Masjid QubA'. hri menunjukkanbahwabarokah bukan
ilusi semata. Dalam sebuah Hadits disebutkan:

Afr"{"'r&bt *o4r avi$q:b\t or', n it *


(\ \ \ A frr g;-1t*.Jt W> . Vtr'JWi # rtf ;6
r

"Dari lbn 'Umar RA dia berknta, "Nabi Mubammad SAW selalu


mendatangi masjid Qubh' setiap hari Sabtu dengan berjalan kaki atau
mengendarai kendaraan " (Shahih a1-BukhAri [L118])

250 Fiqh Tradisionalis (lawnbm I'elbagai Persoalan Keagamaan Sehari-lnri)


Pada setiap hari Sabtu Nabi Muhammad SAW pergi ke Masjid
QubA'.Tujuannya tiada lain hanya untuk mengharapka., barokah,
sebab masjid QubA'merupakan masjid ya"g aiUerkati Tuhan.
Hal ini juga dilakukan oleh sahabat Nabi yang nga tnp berkatt
kepada Nabi Muhammad SAW. Misalnya mengam6ilbarokah
dengan rumah, mimbar atau tempat shalat Nabl SAW, sesuatu
yang disentuh dan dipakai NabiSAW, menciumtangansahabat
merrymtuh Nabi SAW dan masihbanyakyang lainnya.
ryngperrah
Salah satu Hadits yang menjelaskan hal itu adalah:

wr,#- L,n Aqrf bi'SyU#' *:; ?'


4 *t
(Y oV . o
ai, ..|*:-;l-trtJi-r)
-
" Dari Abdullih, maula Asmd', dnri Asmfr' binti Abil Bakr RA, berkata,
" AsmA' memperlihatkan kepadaku pakaian dengan dua lubang
yang
berjahit sutra. Asmi' laluberknta, "lni adalnhpakaian Rasfilullkh SaW
yangpernahbeliaukenakan. Pakaian itu dulu disimpan oleh ,Aisyah
RA. Ketika' Aisy ah RA w afat, s ay a y an g meny imp anny a. Kami s ei alu
mencelupnya ke air untuk obat orang yang sakit di kalangan knmi.,'
(Musnad Ahmad bin Hanbal, [25705])

Namun ada yang harus diingat bahwa mengharap


barokah itu hanya sebagai sarana untuk mendapat rahmat dan
pertolongan Allah SWT. Bukan sebagai tujuan utama, apalagi
meyakini bahwa benda itulah yang memberikan balokah
kepadanya, tentu hal itu tidakboleh. Sayyid Mulammad ,Alawi
al-Makkimengatakan:

Fiqh Tradision alis $ azoaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hnri) 261.


jw"riltr? !i" JtS-;!1, ,A t'#---:lrlf $; ol'6;;i
ir,ptri tl . Gx,'rf $k'tf t;f orsl)V 1; ar6,3 w,x
'*r^i,3
)Wt { ia'ti16S !tU,i;}'):t4;bt,W'*
'ou. j\;irx6r,6,",,lvigf j ii,r oiu r\7
il'tf f *
{,t, A*\ii6'rlr*11')L:ft'r q,.4r;ig,t )*Yi
,Ak er#it];Sl e *'u q:ytii'# rt r$J\i
(\ ff , *Of ,.*f+u')'rr't f'U Ct
"s ebailmya kita tahu bahzaa mengharapkan bar okah itu tiada lain kecuali
hanya sarana menuju Allah SWT melalui sesuatu yang diberkati
All ah SWT, b aik s ar an a it u b erb entuk at s ar, t emp at, mauPun s eor an I
hamba Allah S[NT. Orang yang diberkati oleh Allah SWT, karena
keutamaan dan kedekatanny a kep ada Allah SWT, hnr us diy akini b ahw a
dia tetap tidak mampu memberikan kebaiknn dan menolak mara
bahaya kecuali atas izin Allah SWT. Atsar yang diberkahi k-arena
dihubungkan kepada seseorang yang mulia tadi. Yaitu dimuliakan,
diagungknn dan dicintai karena kemuliaan orang tersebut diberikan
Altah SWT. Sedangkan tempat-tempat yang diberkahi sebetulnya
tidak adakeutamaankhusus pada tempat itu. Hanya saiakeutamaan
itu disebabknn kebaiknn dnn kebaktian yang selalu dikeri akan di sana."
(MafAhim Yaiib An Tushahhafu 133)

Berdasarkan paparan ini, maka barokah itu memang


benar adanya, dan mencari barokah itu dibenarkan' Di antara
bentuk mencari barokah itu adalah berziarah ke makam para
wali dan tempat-tempat karAmah (yang diyakini diberkahi
Tuhan). Hukumnya boleh dengan catatan tidak meyakim bahwa

Fiqh Tradision alis ( ! awaban Pelbagai P ersoalan Keagamaan Seluri-hari)


262
tempat itulah yang memberikan barokah, tapi hanya Allah SWT
jualah satu-satuny a D zat y artgmengalirkan barokah. J adi, sekali
lagi, barokah itu memang ada dan nyata. Meski tidak sembarang
orang dapat mengaisnya. Hanya orang-orang yang beriman dan
bertaqwalah yang mampu menggapainya.

4. Tawassul kepada Orang-Orang Pilihan Allah SWT

Soal:
Berdo'a merupakan salah satu perbuatan yang sangat
dianjurkan agarha. Namun tidak jarang kita temui, ada orang
yang datang kepada orang yang'alim dan dekat kepada Allah SWT,
ketika mereka hidup atau setelah meninggal dunia. Mereka
meminta untuk dido'akan, disampaikan serta disambungkan
segala permintaannya kepada Allah SWT. Inilah yang disebut
tawassul. Bagaimana hukum tawassul ini? Apakah mendapat
legitimasi dari syari'at Islam?

Iawab:
Tawassul dan IstighAtsah merupakan salah satu cara berdo'a
yang diyakini mempercepat terkabulnya do'a yang dipanj atkan.
Sedangkan yang dimaksud dengan Tawassul menurut al-Syaikh
Jamil Afandi Shidqi al-Zahdwi ialah:

{t ;'*,!,p$;;t;l:ti :V\ur$tl;)i n 1 }t Li
';{'dr;',yrit'} JGi ii,r lrl''ii,.dt,F.,}g't't it:*i
1furlr, .ruiti * G'6,Jl,
**t;, vk drtewrit ilJ'y
hf*rtrai;;

Fiqh Tradision alis (lawaban Pelbagai Persoalan Keagamaan Sehai-hari) 253


" Sesungguhnya yang dimaksud istghktsah dan tau:assul dengan para
nabi dan orang-lrang yang shalih bahzoa mereka adalah sebab-sebab
dan perantara untukmencapai tujuan. Padahakikttnya Allah SWT
adalah pelaku yang sebenarnya (yang mengabulkan do'a) sebagai
penghargaan kepada mereka. Sebagaimana i'tiqad yang benar dalam
segala maum perbuntan. P bau tidak mtmpuny ai kemwnptwn memo t on g
dari dirinya sendiri kar Ena pemotong yang sebenarny a adatah Alkh SWT .

P isau hany a sebagai p eny ebab y ang binsa (bupotensi untuk memotong),
Allah SWT menciptakan memotong melaluipisau tersebut." (al-Fajr
al-Shidiq, 53-54)
Ada banyak bukti yang menjelaskan keutamaan tawassul.
Di antaranya adalah firman Allah SWT:

* aibc: &"lr i1ttx.$ ?ur r;fr Vt'i$ qfrV


(Yo c ;.ulll; . o:;Jlt'.3ii
" Hai orang-orang yang buim"an, bertaqwalah kEada Atlah SWT. D an
' carilah sebuah perantara untuk sampaikepada Allah
SWT. Berjihadlah
kamu di jalan-Nya mudah-mudahan kamu mendapat keuntungan".
(QS.Al-Ma'idah,35)

Dalam ayat yang lain, Allah SWT berfirman:

J ;11 dt e"t :bt ry$i,v a nu#f *\t fi f, t

(1t c rt-JD(f tt:!?tuti*j


"lika merekn telah berbuat aniaya pada dirinya (berbuat dosa). Lalu
mereka datang kepadamu (hai Rasitlullhh) dan meminta ampunan
kepada Allah SWT,kemudian Rasfrl memohonknn ampunan untuk
merekn, tentulah Allah SWT Yang Maha Menerima taubat dan Yang
Maha Penyayang akan.menerima taubat mereka." (QS. Al-NisX, &l

264 Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hnri)


Setelah rnengamati ayat ini, KH. Sirajuddin Abbas
menyimpulkanbahwa orang yang telah melakukan kesalahan,
baik kecil atau besar, boleh datang kepada Rasfilulah SAW, orang-
orang shaieh, para guru serta orang-orang yang dekat kepada
Atlah SWT untuk melakukan tawassul dalam rangka pertaubatan.
Dan mengharap mereka untuk memintakan ampun kepada
Allah SWT atas segala dosa yang telah dilakukan orang tersebut.
(Empat Puluh Masalah Agama,lilid I, hal137-1-j8)
Sahabat'lJmar RA ketika melakukan shalat IstisqA' juga
melakukan tawassul.

t*i tiy ots ii; hr,f',


i.'#Lf *y,,i,,J',* yu;;rt

$,u$yP:i;& f!tri: iri #t * /.r'6u,;;",r


r> . tH su qu
VVa{yg g rt;) W
(tot,q;;t*Jl
"Dari Anas bin MAlik RA, beliau berknta, "Apabila terjadi kemarau,
sahabat'Umar bin al-Khaththhb butazuassul dengan Abbis bin Abdul
muththalib, kemudian berdo'a, "Ya Allah , kami punah berdo'a dan
bertawassul kepada-Mu dengan Nabi SAW, makn Engkau turunkan
hujan. Dan sekarang kamibertawassul dengan paman Nabi knmi, maka
turunkanlah huj an" . Anas berknta,' Mnka turunlah huj an kepadn knmi."
(Shahih al-Bukhirt t9s4l)

Menyikapi tawassul Sayyidina'Umar RA tersebuf Sayyidina


'AbbAs RA kemudian berdo'a:

,4;'tati,ijrf;;tt.i;rK;;ti;Llyi);.Jf 'l'f i,fr)'ri


U ri-,-lD.rK-r U -p,Jt,n;'l Lt ..q'u GQ.|fit.
(\ Yo r;lr:c)l
Fiqh Tradision alis (
I azoaban P elbagai P ersoalan Keagamaan S ehari-hai)
"Ya Allah, sesungguhnya malapetaka itu tidak akan turun kecuali
knrena dosa dan tidak akan sirna melainkan dengan taubat. Kini
kaum muslimin bertazaassul kepadaku untuk memohon kepada-Mu
kar ena keduduknnku di sisi nabi-Mu. ..... diriway atkan oleh al-Zubair
bin Bakkhr." (al-Tahdzir min al-Ightirar, 12S)

Mengomentari hal ini Syaikh' Abdul Hayyi dan Syaikh


'Abdul Karim MurAd menyatakan:
, t t,l
;
*4ur,9;*;raq:,I' te,yi
'li;
, r'
ol

4#d;&j*ht,*|# p t,
")a
t riL?';
o c -11;;)l g, a-t .Al1
(\ Y

"Pada hakikatnya tawassul yang dilakukan sayyidina'Llmar RA


-
dengan sayyidina Abbas RA merupakan tawassul dengan nabi S AW
(yang pada waktu itu telah wafat), disebaknn posisi - Abbis sebagai p am an
nabi SAW danknrenakeduduknnnya di sisinabi SAW." (al-Tahdzir
min al-IghtirAr, L25)

Memang di hadapan Allah SWT, semua manusia


mempunyai kedudukan yang sama, semasa hidup atau setelah
meninggal dunia. Al-Qur'An menegaskan bahwa orang yang
shaleh atau para syuhada itu tetap hidup di sisi Tuhan walaupun
jasad mereka telah terkubur di dalam tanah. Sebagaimana fi rman
AllahSWT:

tf;idr*i+i'J;..
(\ 11 c r,rlrr.eJT;
"Dan janganlah knmu menyangka orang-orang ynng gugur di jalan
Allah SWT itu mati. Bahkan mereka hidup di sisiTuhannya dengan
mendapat rizki." (QS. Ali 'ImrAn , 169)

266 Fiqh Tradision alis (l awaban Pelbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hnri)


Di dalam ayat lain, Allah SWT juga berfirman:

o'r:}x I lfJrit?i|j.Lryii' &; A,F'dt j g y;


(\ o t ;rilD
"Dan langanlahkamu mengataknn terhadnp orang-orang yang gugur
di j alan All all, (b ahw a m u eka itu ) mnti, b ahkan ( s eb aurny a) m ei ika- i t u
hidup, t et api kamu tidak meny adar iny a." (e S. al-B aqarah,'l.S4l

Syaikh Y0suf bin IsmA'il al-NabhAni menyatakan:

:q\i 4 :* * t yh''i* #u,& rLt c;lfir


*.oi .';;2i W * l*, )'rr irrr*';l:",At
'ot
rwS'#, 6t;?ri*t gtf '# ijit .,i*ttaV,S\\
.Jrr lr ;+l'ry'.F.ff !'.,:;; dt.r,:o,i,?y'#'C:rl*,
;. ofA U!, {?, d lJiy igi }it;lU ri6{}6 i*":,,
'F: ot;\i o't:, $-1)l.fur ,:rry|iy
?t;\?r ltlli
:r# -aW 1 ., '€rr bti -:e ,it Uy ti -iiit
q!';rJt ryt G!, ;l c,r 3,\i o ri,t;,-\\.,$ $r o;i;":il
nlt ;i :r;\i iil ,f-ti ;k gli;bt.Ane*f
h',J--:ir ;; ur;"!3 olA;r$. ;6r }lr ir';tlr sjlsLr
)b, j:t* o:rl{,
.djlLb*
-'r--> -#iq, ui
(\ o1-\ oA.,a ri*t
Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehan-hari) 267
"Dalam hal bertawassul itu, tidak ada perbedaan antara tawassul
kepada Nabi Mubttmmad SAW atau para nabi yang lainnya, juga
kepada para Wali Allah serta orang-orang shaleh. Dan tidak ada
perbedaan pula antara bertawassul kepada orang yang hidup
ataupun orang yang telah meninggal dunia. Sebab pada hakikntnya
mereka tidak dapat mewujudkan serta tidak dapat memberipengaruh
apapun. Merekn diharapknn barokahnya karena merekn adalah para
kekasih Allah SWT. Yang menciptakan dan yang mewujudkan (apa
yang diminta oleh orangyangbertawassul) hnnyalah Allah SWf semats.
Orang-orang yang membedaknn antsra tawassulkepada orang hidup
dan orang yang telah wafat meyakini bahztta ada pengaruhnya
(manfaatny a) jikn bertawassul kepada or ang yang hidup, tapi manfaat
itu tidak ada apabilabertawassul kepada orang mati. Menurti hemat
kami - Hany a Allah SINT y ang mencip taknn s egala s esuatu, -- D an
Allah SWT yang menciptakan knmu serta apa yang kamu kerjakan
-- orang-orang y ang membolehkan taraassul kepada ortmg y{tng hidup
tapi mengharamkan tawassul kepada orang mati tersebut, seb enarny a
t el ah t er j eb ak p a d a kemusy r ikan, s eb ab m er eka m ey akini b ahw a ot an I
yang hidup dapat memberiknn sesuatu (pengaruh ) kepada seseoraflg t
tapi orang yang mati tidak dapat memberikan manfaat apapun. Makn
padahakikatnya mereka adalah orang-orang yang meyakini bahzoa
ada makhluklain selain Allah SWT yang dapat memberi pengaruh
dan manuj udknn sesuntu. Makn bagaimana mungkin mereka mengklaim
diriny a s ebagai orang-orang y ang menj aga tauhid (aqidah), dan m enu duh
? -*ungguh ini adalah
l<elompokkin bubuat kernusyrikan sangat mustahil
(pen)--" (SyawAhid al-Haqq, 158-159)

Memang kalau direnungkan dengan seksama, manusia


itu hanyaberusah4 yang menortukan segalanya adalah Aliah SWT.
Dalam ungkapan sehari-hari, kita sering mendengar kata-kata
berobatlah agar sembuh, berolahragalah agar sehat, makanlah
agar kenyang, belajarlah agar pandai. Padahal hakikaturya yang
menyembuhkan, yang menyehatkan, yang mengenyangkan, dan
yang menjadikan pandai itu hanya Allah SWT semata. Jika terbersit

Fiqh Tradision alis (l awaban P elbagai P ersoalan Keagamann S ehari-hari)


di daiam hati bahwa yang menentukan sesuatu itu bukan Allah
SWT, pada saat itu telah terjadi perbuatan syirik. Menisbatkan
satu sebab dan akibatnya pada makhluk Tuhan seperti diungkapkan
di atas, sekedar mnjaz (metafora) belaka, bukan dalam arti yang
)
sebenamya.
Maka begitu pula dalam masalah tawassul ini. pada
hakikatnya bertawassul itu menjadikan sesuatu sebagai
perantara agar do'a yang dipanjatkan dapat segera diterima.
Orang yang bertawassul tidak bermaksud untuk memohon atau
menyembah kepada orang atau suafu benda. Karena itu mereka
bukanlah golongan orang masuk pada peringatan Allah SWT
dalam al-Qur'An:

!t .tUt c 1$f *;i'o r ri:it'H)r6,;Ftirfur .r1 lf


(rc/r;e;nr JsiA
"lngatlah, hanya kEuny aan Allqh-lah agama yong Urrril, ( dari syirik).
Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allqh (berkata):
"Kami tidak menyembah mereka melainkah supaya mereka
mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya." (QS.
al-Zsmar23\
Setelah memperhatikan ayat tersebut dengan cermat,
Syaikh Abdul Hayyi al-'Amrawi dan Syaikh'Abdul Kartm MurAd
menyatakan:

it*du,.t;jrI iLt;.Al.tUr 6'#i'ori


i:.;dli *'[.,}i:i.'n )")t
)i fllt,FiL,lLuA
o, iL--1\J]i,Ay''l.tA 2A :i;4 ,iy;:Sur!,+
( \ \ r,-rfFYl

Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan S elari-lari) 269


"Perkataan para penyembah berhala "Kami menyembah mereka
(berhala-berhala itu) supaya mereka mendekntknn kamikepada Allah
dutgan xdelat-delahtya" .,\yat ini ntenegasknnhhzoa merekn meny embah
berhala untuk tujuan tersebut. Sedangkan orang yang bertawassul
dengan orang alim atau para rasul itu tidak menyembah mereka.
Tetapikarena din tahu bahrna orang yang di-tawassul-i tersebut memiliki
keutamaan di hadapan Allah SWT dengan kedudukannya sebagai
rasul, ilmu yang dimiliki atau karena kenabiannya. Dan karena
kelebihannya itulah kemudian ada orang yang melakukan tawassul
dengan mereka." (al-Tahdzir min al-IghtirAr, LL3)

Maka jelas bedanya antara orang kafir yang menyembah


berhala yang memangbenar$olar menyembahberhaJa, yalcri dalam
nngkapan mer elca " Kami meny emoah berhaln-buhala itu". Sementara
orang yang bertawassul hanya meminta dan menyembah Allah
SWT semata. Tidak terbersit di dalam hatinya seujung rambutpun
keyakinan adanya kekuatan dan kekuasaan lain di luar kekuatan
dan kekuasaan Allah SWT.
]adi, berdasarkan dalil ai-Qur'An dan ai-Hadits serta
menurut penafsiran ulama yang ahli, maka tawassul ituboleh
bahkan dianjurkan dalam Islam, sebagai pilihan dari cara-cara
berdo'a yangmu'tabar.

5. Nabi Isri'Mi'rAj dengan Ruh dan |asadnya


Soal:
Setiap tanggal 27 Rajab, umat Islam di seluruh dunia
memperingati tonggak sejarah penting dalam Islam, yaitu isrA'
mi'rAj. Para muballigh sering menerangkan tentang hikayat
bagaimana Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan suci
itu. Sepintas, memang tidak masuk akal. Perjalanan yangbegitu
jauh itu hanya ditempuh oleh Nabi SAW dalam waktu separuh
malam. Satu peristiwa di luar kebiasaan, aneh dan ajaib.
Kejadian ini telah menimbulkan polemik di masyarakat, behrlkah

270 Fiqh Tradision alis (l awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan S ehnri-hari)


Nabi Muhammad SAW melakukan isrA' mi'rAj dengan jasad
dan ruhnya?

Jawab:
IsrA'adalah perjaianan di malamhari dari Masjid al-HarAm (Makkah)
ke Masjid al-AqshA (Palestina). Sedangkan mi'rAj adalah naik
ke langit, sampai ke langit yang ketujuhbahkan ke tempat yang
paling tinggi yaitu Sidrah al-Muntahfr. Peristiwa luar biasa itu
terjadi pada malam Senin tanggal 27 Rajab tahun 621 M, satu
tahun sebelum Nabi SAW hijrah ke Madinah. Allah SwTberfirman:

)tuJt J\ lat )tuJt 'u ,1 ,*r,s;l tilJ, ot;b


.*r)tc#
t -t
,'!,. fr
t i^ tte1'a U/d; {16. \t#t,F\i
,

( \ c elr*,)t;
" Maha Suci Dzat yang telah menjalankan hamba-Nya (Mubammad
SAW) padasuatumalam dari Masjid al-HarLm (Makknh) ke Masjid
al-'AqshA (Palestina) yang Kami berkati sekelilingnya untuk Kami
perlihatkan ayat-ayat Kami kepada mereka. Sesungguhnya Dia Maha
Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. Al-Isri',1\

Secara gamblang, ayat ini menyatakanbahwa AllahSWT


telah memberangkatkan hamba-Nya untuk melakukan safari suci,
yaitu isrA' mi'rij. Redaksi yang digunakan adalah kata 'abdih
(hamba-Nya). Yang disebut hamba tentu terdiri dari ruh dan
jasad. Jasad tanpa ruh disebut mayit dan ruh tanpa jasad tidak
bisa dinamakan manusia. Karena yang diberangkatkan oleh
Allah SWT adatah seorang hamba termulia, yaitu Nabi
Muhammad SAW, maka sudah tentu yang melakukan perjalanan
itu ruh dan jasad beliau. Hal itu bukan sesuatu yang tidak
mungkin. Sangat mungkin sekali, sebab beliau tidak berangkat
dengan kemauan sendiri, tapi Al1ah SWT-lah yangberkehendak.
Takada sesuatuyang mustahilbagrAllahSWT jika Diamenghendaki.

Fiqh Tradision alis ( | aw aban P elbagai P ersoalan Keagnmaan S eluti-hari) 271


Ibarat seekor semut yang "menumpang" naik pesawat
terbang dariJakarta menuju Surabaya, kemudian kembali lagi
ke Jakarta. Yang pasti, kaum semut tidak akan percaya akan
cerita si semut yang telah melakukan perjalanan dalam waktu
sesingkat itu. Tapi hal itu sangat mungkin terjadi, sebab dia memakai
kendaraan yang kecepatannya tidak pemah terbayangkan oleh
kaum semut. Begitu pula dengan isrA' mi'rAj Nabi SAW. peristiwa
itu tidak akan terbayangkan oleh akal manusia, sebab yang
digunakan Nabi SAW adalah kendaraan yang kecepatannya
di luar jangkauan serta tidak pernah terbayangkan oleh akal
manusia, yakni Buroq.
Oleh karena itu, mayorits ulama berpendapat bahwa
Nabi Muhammad SAW meiakukan isrA'mi'rAj dengan ruh dan
j asadnya. Imam Ndshiruddin Abt al-Khair'Abduilah
bin, Umar
al-BaidhAwi mengatakan:

1Y tl:tr-'4rA'tt ri.ok'fi e,*4 lt'i;rt


it r, Ai"i ;*' - :*'
i\' u rt'fi e k *,
)tr-,,1J&=rttJtjf) .,a:il{tL A,#t & et'At
(oVt ,-f \ .tru[-;Lll
"Dan diperselisihkan apakah isrfr' dan mi'raj terjadi padn waktu tidur
(sekedar mimpibelakn) ataukah dalamkeadaan sadar? Dengan
ruh (saja)
atau sekaligus ruh dan jasadnya? Mayoritas ulam.a berpendapat bahiua
SV\rT meng-isrfr'-kan Nabi SAW dengan jasadnya (dari Masjid
4ll!!
al-Harfrm) ke Bait al-Maqdis kemudian menaikkan beiiau ke beberapa
langit sampai berhenti di Sidrah al-Muntahk " (AnwAr al-Tanzil wa
Asrffr al-Ta'wil, juzI, hal 576)
Paparan ini menyimpulkan bahwa Nabi Muhammad SAW
melakukan isrA' mi'rAj dengan jasad dan ruhnya. Sepintas, muncul
pertanyaan di benak kita, bisakah hal itu? pertanyaan ini sudah

272 Fiqh Tradision alis ( J awaban P elbagni p ersoalan Kmgaxraan S ehai lwri)
sejak awal terjadi. Orang-orang Quraisy Makkah tidak ada yang
mempercayai peristiwa ajaib tersebut. Hanya AbCr Bakr RA. dan
beberapa orang yang kokoh imarurya yang langsung mengimaninya
danbahkan AbCr Bakr RA. berkata, "Jangankan peristiwa ifu, lebih
aneh dari itupun aku percaya, kalau Nabi Muhammad SAW yang
mengatakannya". Itulah sebabnya beliau diberi gelar Al-Shiddiq
(seorang yang selalu membenarkan Nabi Muhammad SAW).

6. Melihat Allah SWT di Surga

Soal:
Perdebatan seputar mungkin tidaknya melihat Allah SWT kelak
di surga dengan mata telanjang, tak pernah mengenal kata usai.
Ada yang bersikeras tidak mungkin Tuhan bisa dilihat dengan
mata telanjang. Sementara golongan lain berpendirian bahwa
hamba yang shaleh nanti di surga dapat melihat Tuhan secara
nyata. Itulah nikmat terbesar yang diberikan kepada hamba-
hamba-Nya. Bagaimanakah sebenarnya?

Jawab:
Mempercayai hal-hal ghaib adalah kewajiban kita yang mengaku
sebagai orangberiman.Di antaranya adalah pertanyaan di alam
kubur, hari kebangkitan, timbangan amaf surga-neraka. Termasuk
yang harus diyakini juga adalah melihat Allah SWT kelak di
surga. Sebab Aliah SWT sendiri yang menjelaskannya. Dalam
al-Qur'An disebutkan:

( Yr-YY c :,toill; . its 6, ,-)Littl yTii't


"Wajah-wajah (orang-orang mukrnin) padn hni (akhirat) itu bersri-seri.
Krpod, T uhnn-Ny alah mer ekn melihaL" (QS. Al-Qiyamab ?2-?3)

Ayat inilahyang dijadikan dasar oleh para ulama tentang


mungkinnya melihat A1lah SWT di surga. l,alubagaimana dengan

Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Selari-luri)


firman
-Allah
swr yang secara sepintas menyatakan sebaliknya?
Yakni firman AllahSWT:
( \ .r r ;H!t; .'.ib$i lri i": ,UjtitirU v
"Dia (Tuhan) tidak dapat dilihat arrgrn mata. Tetapi Dialah yang
melihat mata kita". (eS. Al-An,Am, 108)

Sepintas, dua ayat di atas kontradiktif (bertentangan),


sebab ada dua kata yang diartikan sama,yarfinkzhirahdanyudriku
yang biasanya diartikan melihat. padahal jika dtteliii lebih
dalam, kedua kata tersebut memiliki arti yang berbeda. secara
bahasa, adr aka -y u dr iku b ermakna mengetunul nuh ta t s esuatu,
bukan semata melihat. Sedangkan iazhirah berarti sekedar
melihat tanpa mengetahui hakikatnya. Dengan demikian, dua
uy-u! ,_t" jelas tidak bertentangan, karena Allah SWT memang
tidak bisa di-idr ak (diketahui hakikakrya). Tapi tetap bisa dilihai
dengan mata telanjang. Dengan kata iain, kelak diiurga, kaum
mukmin akan dapat melihat Allah SWT, namun tetap tidak
lkan mengetahui hakikat-Nya yang sesungguhnya. (40 itlasalah
Agama, i23).
Hal ini diperkuat dengan Hadits Nabi Muhammad SAW:

i';g*st,y iitt,S
i rrj Uri'orirlf o;ht,i r r;; Aj *
4e'd;G'#'&;
'*5
rlth,,)*nr ii,r,l,t- .igt i
?"1:rtt'go'j1:i,p,:*kt,li".,r- ,et{;t v rjti .t
ui.rt f;; &yju , "irr Ji'rU v rrli .r *e; V:i
( lAAo fr, , q;rt+ll g..e1
"Dari Abfi Hurairah RA bahwa orang-orang bertanya kepada
Rasfilull Ah S AW, " W ahai RnsAlull Ah, ap akah kaml bis a melihat T uhan

274 Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan S ehari-lnri)


kami p ada llasfilullfih S AW ber tany a, " Ap akah mata kalian
hari kinmnt 7
rusak ketika melihat bulan purnama?" Mereko menjawab, "Tidak,
Rasirl. Rasftl SAW bertanya, "Apaknh berbahaya pada mata kalian
ketikn melihat mentari yang tak terhalang auran?" Mereka menjawab,
"Tidak Rqsttl" . RasfilullAhSAW bersabda, "Yabegitulah,kalian akan
melihat T uhan kalian. " ( Shahih al-B ukh iri [ 6 88 5] )

Dengan redaksi yang lebih jelas, Nabi SAW bersabda:

oTf" #t*i ykt,*"'#r Jf i6 *' ** i ii r t-


(1AAY rf-r,frt*Jt 6*.,r) 6?'fg,
I artr b in Ab duilAh RA, dia b erknt n b ahw a N abi S AW b er s ab da,
" D ar i
"sesungguhnya kalian akan melihat Tuhan knlian secara nyata."
(Shahih al-BukhAri [6883])
Dua Hadits ini dengan gamblang menyatakan bahwa
nanti di akhirat orang-orang mukmin akan melihat Tuhan secara
nyata melalui matatelanjang. Sebagaimana disebutkan dalam
kitab I azohar ah al-T auht d:

,t2v:tl'l );',# t>rfivtr h oi 4t


"tY
(\.,J*-ll ;-*:n)
"Termasuk perkara yang jaiz aqli (sesuatu yang mungkin terjadi
secara akal) bahwa sesungguhnya Allah SWT dapat dilihat dengan
matatelanjang. Tanpa ada cara tertentu
dan juga tanpa ada pembatas."
(Jawharah al-Tauhid, 10 )

Maka menjadi jelas bahwa para penghuni surga akan


melihat Allah SWT dengan matatelanjang. Hal itu merupakan
nikmat terbesar yang akan diberikan Allah SWT kepada hamba-
Nya yangbertaqwa.

Fiqh Tradision alis (l atoaban Pelbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hari) 275


7. Wali dan KarAmahnya

Soal:
Di pulau Jawa, terdapat Wali Songo (sembilan wali) yang dalam
dunia sufi, seringkali disebut waliyuilAh. Mereka mempunyai
kelebihan masing-masing yang dikenal dengan istilah karAmah.
Apa sebetuh:rya wali dan karAmah itu?

Iawab:
Menurut bahasa, kata wali berarti orang yang mencintai, teman
dan penolong. Sedangkan menurut istilah, Syaikh AbO atQAsim
'Abdulkarim al-Qusyairi memberikan dua pemaknaan wali.
Yaitu:

ilt-*- ii,r
4,r,".i, Jtl G*
.
JJ+ i uiU -*:
'!.r, l...
lr;
dP
)4 J:,,
G.r-{ J,.d LAJr-l gW
&._]'ijl*.l:L\
srs
,r,
/rt
01.:i., J y'
;.4.
j
,tlo
.ol'-t
^.
/
I-,r

t
1 ,rll, I
/
..a.1..?
,
"JW d
a a/
r.-.-.
.
)
.1;p)(, tt jfi';r Jri Jti,i:;l
|I
-.
/ -,,
,,t,,/tt,1 ,t ..A . l----r- l.-t.' t-.1

u2 Aiid;tr
, /
a ^ .a
i)t'fi&uir'u
a / -t
*rtiJ.r
.
t#t j a

ijr-J s .6b:utt&"dt;r4
.&6., iltt&
)r.ra I t^ata _ar,., la -C
\t / a/
PG a
t

,f
tr q d:ilt ,t'qf '.{'*t,:obtb3 JGi nri;r7 ;6
(I1 .-Y o 1 op *r:.eAl.le,l ll.lijlilLrlry .it;*rifil?.
"Kata Wali itu mempunyai dua pengertian. Perta*o, ,rbigoi obyek
yaitu seorang yang segala urusannya diserahkan kepada Allah SWT .
Allah SWT berfirrnan, "Dia melindungi lrang-orang yang shaleh"
(QS. Al-A'raf , 196). OIeh sebab itu, seorang wali tidak pernah
menyerahkan urusan kepada dirinya sedikitpun, tapi diserahkan
seffiuanya kepada Allah SWT. Kedua, sebagai subyek yaitu seorang
yang selalu menjaga ibadah dan ketaatannya kepada Allah SWT.
lbadahnya selalu berjalan secara terus menerus (di atas penyerahan
diri kepada Allah SWT) tanpa dikotori oleh kemaksiatan." (AI-
RisAlah al-Qusyairiyah fi' Ilm al-Tashawwuf, 259 -26A')

276 Fiqh Tradision alis ( | awaban Pelbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hai)


Allah SWTberfirman:

flv's:fil #rt . r:;Hp !,'#i:Vy irr,Ef if Yf

(1f-1Y . .rrl) .'O'ifi


"lngatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran
k podo mueka dan tidak (pula) mereksbersedihhati. (Y aitu) orang-or ang
yang beriman dan merekn selalu bertaquta." (QS. Y0nus, 62-63)

Dari sini bisa disimpulkan bahwa waliyullAh itu adalah


orang mukmin yang senantiasa patuh pada perintah Allah SWT
dan tidak pernah melanggar iarangan-Nya. Tidak ada yang
ditakuti kecuali Allah SWT. Baginya hanya Allah SWT tempat
berlindung, sumber pertolongan, penghambaan dan pengabdian.
Jadi, dia tidakpemahmelakukan apa saja; mendengar, melihat,
melangkah dan sebagainya, kecuali dengan apa yang disenangi
dan diridhai oleh Allah SWT. Selain itu seorangbisa dikatakan
wali jika dia mengikuti syari'at Rasrilullah SAW. Syaikh al-
Qusyairimengatakan:
ii'r oH te'd{^: ',t1, ok & zt oi*lt.y(,t
ii\;ff iur b ?i; r,ull,yi *G;,''1i * j*
',
e ,ialau

(Y 1 .,-r it*r)l * .} b.!.ijl rlLJ) . rflz\ti J?,

"Dua sifat (di atas) wajib (bagi seorang wali), sehingga seseorang yang
dikatakan wali wajib menegakkan hak-hak Allah ta'alL secara
maksimal dan sungguh-sungguh serta selalu dalam perlindungan
Allah SWT baik dalamkeadaan suka maupun duka/kesulitan." (Al-
Risilah al-Qusyairiyah fi'Ilm al-Tashawwuf, 260)
Dengan demikian, tidaklah mudah bagi seseorang
mengaku dirinya sebagai wali tanpa disertai ketaqwaan yang

Fiqh Tradision alis (l awaban Pelbagai P ersoalan Keagamaan Sehnri-hoi)


maksimal dan ketulusan mengikuti ajaran RastlullAh SAW.
Seorang wali Allah bukanlah orang yang memiliki kesaktian
luar biasa yang dapat membuat orang semua takjub kepadanya,
sedangkan dirinya jauh dari tuntunan dan ajaran agalna. Syaikh
Muhammad al-'Adaw? mengatakan:

(\ \ o ,rP.+-itil{*"rIClD tl
:..64 Sv
"Pemahaman wali sebagai orang yang memilikikaromah (kelebihan
luar binsa) adalah merupakan sesuatu yang berbeda. Apabila seseorang
memiliki kelebihan di lwr kebiasaon manusia biasa, maka orang ter sebut
belum tentu disebut sebagai Wali Allah SWT. Y ang pertama kali harus
dilihat apakah tingkah laku keseharianny a sesuai dengan al-Qur' An
atau Hadtts.lika tingkahlakunya sesuai dengan tuntunan al-Qur'hn
dan Hadtts Nabi SAW, maka ia adalah Wali Allah. Tetapi bila tidak
sesuni, maka dia bukanlah Wali Allah. Abfi al-Qfrsim al-lunaid berkata,
" llmu kita (para wali) selalu dikaitkan daryan al-Qur' An dnn al-S unnah.

Siapa saja yang tidak mau membaca al-Qur'kn dan menulis Hadtts,
maka ia tidak pantas untuk membicarakan ilmu kita ini, atau ia
berknta " Orang itu tidak pantas untuk diikuti." (At-Syarh al-jadid
li jawharah al-Tauhid, L15)

Karena itu, orang yang mengaku dirinya sebagaiwali, tapi


meninggalkan syariat, maka pengakuannya itu adalah dusta

278 Fiqh Tradision aLis ( I awaban P elbagai P ercoalan Kea gamaan Seluri-han)
semata. sebagaimana yang dikatakan oleh Hadhratussyaikh
;A.sy'ari rnengutip dari kitab Nataij al-Aftdr:
KH. Hasyim

,r.r-Jt; . iqi't'r'-li;rr;iz*at *(;l'.*-{v/ ;rt f


(t . ;/r"eedlt J'tt*Il + ii.tl
"Siapa saja yang mengaku dirinya meniadi wali tanpa bukti bahwa
dia mengikuii sy ari' at N abi Mubammad S AW, maka p engakuan or an
g
tersebui adalai dusta dan palsu." (Al-Durar al-Muntatsirah fi al-
Masi'il al-Tis'a'AsYarah, 4)
Lebih lanjut, Syaikh alQusyairi menyebutkan tentang ciri-
ciri seorang waliYullAh:

:?\r i';'tJut lt Jyi)r;'-t itklg.ie,#,).lt 6a


(Y1 . r o +e:!l* + l.li;Jl dL"JD . J*
,,Tanda-tanda zoali ada tiga. Aktifitasnyahanya untuk Allah swT,
(semangat
segala hal dikembalikan kepada Allah,SWT dan cita-cita
jtilng)ny a hnny alah Allah SiNT semata. " (Al-Risilah al-Qusyairiyah
fi'Ilm al-Tashawwuf., ?.60)

Untuk mencapai cin kewalian tersebut, seseorang haruslah


terj a ga dari kemaks iatan ( mahfuzh) .
'o'f;'al'ulsr
y" ,1'blG G'fu'o:f;'ol}.l y"rt
(Y 1 . se c,-t:.e:Jl& + lrl.t^ijl rlUJ[ .\1'JLI
,,Di antara syarat wali adalah harus teriaga dari kemaksiatan
(mahfuzh) seiagaimana sy arat N abi harus te! aga dari kemaksiatsn
ihum) ." (dl-Risalah al-Qusyairiyah
( ma' fi' Ilm al-Tashawwuf ,
260)

FiqhTradisionalis(|awabanPetbagaiPersoalanKeagamaanSehnri.lui) 279
Adapun yang dimaksud deng an mahffizhadalah:

,!At Ai:Gi,' h' ifu.Ll$'fu';^t:t t:&',r;,,


dt;FllJJJt ).W-,:t{t} &Itf, t
(o 6;r,&ecdllJirtJl
'-'Y-ong dimaksud dengan wali itu mahfizh (terjaga dari dosa) adalah
byhra.awlli diiaga oleh Allah secara ten$.menerttJ doikrtrrgri:linciran
_itu
dan.kesalahan. Apabila ia terjatuhke daram duahal
itu, dif,bigsung
diilhami untuk bertaubat, slhingga dia bertaubat dari
ketergeliiciran
dan kesalahan tersebut." (Al-drirar al-Muntatsirah j_MasA,il
fi
al-Tis'a 'Asyarah, 5)

leringkali para wali itu memiliki kerebihan dan keanehan


yang tidak dimiliki oleh manusia umumnya, yang
dikenal dengan
Apa yang disebut dengan karAmah? n6tuUcafr tarAmah
frr*-"+a
itu ada? Dalam al-syarfu ar-l adidli awharah al-T aufufddisebutkan:
I
';;rd agt.row ,y : (> drlit U}i!u..#;l;
(\ \r , trll ;*A qJ4t
CID
"Tetapkanlah olehmu bahwa para
wari itu mempunyai knrfrmah,
Dan barang siapa yang mengingkarinyi,
jangan pedulikan ucapannya.,, -
( al-Syarh al-Jadid li
|awharah al-Tauhi d,ttg)
Lebih jelas lagi, Ibn Taimiyyah mengatakan:

ln 6 ;tt i il))\i ,x& t h I *q^ir i fi,',bt ;


b i;r

.i:; ort a'r3lr,sfx.o'StE$;Ar sF&.:*, peiyu"


(Ay c Uirt6r+i,Jt
C-n>
280 Fiqh rradisionalis (lawaban pelbagai rnt@
" Ksum Ahl al-Sunnah w a al-l ami' ah munp er cay ai adany a kar Amah p ar a
wali. Karkmah adalah perknra yang luar biasa tanpa bersamaan dengan
pengakuan kenabian. lika diikuti dengan pengakuankenabian, maka
'
disib ut den gan mukl izat. " (Syarfu at-'Aqid ah al-Wfr sithiyyah, 82)

KarAmah merupakan perkara yang tidak diragukan lagi


keberadaannya. sebab itu sudah terbukti sejaklama. Ibn Taimiyyah
mengatakan:

;;i 6* t rtAr |r* erii +p *"'fu(t>, fif:


Jt.u.ur*, {\i o ; /1];b|sr] e)::'L-tr n'I\i';;
. At
l$,'o'if,,l$ir c'oTis;5'1 agr *crTr
|;,F *i;tY f\i lP * *Ft9t ';hr i?it1;
fu}, ;i3r 7*ib; $Arr;y A'fit|':;r",
(\ oy i*-tlt;r+,it g;) . #Ai Vlb: r;":; eG
"Perkntaan (cerita yang telah disebutkan dalam Surat al'Kahfi dan
lainnya tentang umat terdahulu,baiksahabaL tabi'tn, sertaumat yang
l,ainiya) hal iiu memberikan gambaran akan adanyakarhmahyang
terjaii dan dicantumknn dalam al-Qur'an serta dalil-dalillainyang
shabih. Di antara kardmah y ang disebutknn dalam al-Qur' frn tentang
umat terdshulu adalahtentangkehamilan Maryam RA tanpa adanya
seorang suami. Dan ceritayang disebutknn dalam al-Qur'in tentang
n ain. "
kis ah iidup Ashbhb al - Kahfi, c er it a s ahab at Mils h s er t a D zul q ar
(Syarh at-'Aqidah al-WAsithiyyah, L57)

Namun, tidak semua wali memiliki karAmah' Dan tidak


semua perkara luar biasa itu merupakan karAmah yang
menunjukkan kewalian seseorang. Yang disebut kardmah apabilg
hal itu timbul d.ari oranS-orang yang selalu berpegang teguh

Fiqh Tradision alis (l awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan S ehari-lai) 287


pada aturan dan tuntunan agama Allah SWT. Sebagaimana
disebutkan dalam At-Syarfuo1-1adid li lawharah al_Taufrd:

'$Vij $'JL;t :r'r<;'^;i ; rtdt


*, fi {:t 1t'oi i#1 fi
+.rtrclr) . i$ l' n:rbfub)at L;.l,o',isrv,fi ,p
aar/

(\ l1 . -trrJl ;-*A
'Tidak ada talazum (keterkaitan yang erat) antara utali
dan perkara
lunr biasa yang dimiliki Kaiang kala seseorang menj adi wali,
_seseorang.-
dan tidak nampak perkara yang ruar biisa pada diriiya. Dan tidak
jarang pula perkara ruar biasa itu muncul'dari musih Allah
swr
sebagai sebuah
ftnah." (Al-Syarh al-jadid li
|awharah al_Tauhid, 116)
Lebih jelas Abiyazid al-BisthAmi, sarah seorang sufibesar
menyatakan:

i;t 16 {At ,ie;'6:6r;sJt';,Fi


h, jylp.rt
,r,1 ,'5ilit yrr;
d$ frti *iri**;r*,
,ts *.
(\ r., JY+J| o, jnll ..:dtto"zt>fi-ilt
" An daikat a kamu mel ihat s es eo r an g m emil iki ker amat s ehin g g a u is
o
terbang di udara, makn.janganlai kamu tertipu dengan pZiirti*o
t ers ebut. p erhatikanlah t erlebih dahulu b agaiiana'
-Tdopi sikap dia
dalam melal<snalan puintah dan larangan Allah sw,inatj agaketentuan-
k e-t e n t u an a g ama a d al am m el iks an
s er t
iq d hiyy"h
akan sy ar i, a t.i,
al-Tashawuf al-Munqidz min al-phal6l, fSO) "

Dari paparan singkat ini ada beberapa hal yang dapat


kita petik. Pertama,wali adarah hamba Arlah yr.,g,ur,g"ut cinta
kepada-Nya. Mereka adalah orang-orrng yrrg U"r[ug;g teguh
kepada kitab Allah swr dan suo.,utr nalut-Njra. tvt"i-urcX.,ut
rr,

282 Fiqh Tradision alis (l awnban pelbagai persoalan Xrogo*oon Sehai_hari)


semua perintah Allah SWT dan menjauhi semua larangan-Nya.
Kedua, karAmah merupakan perkara luar biasa yang dimiliki
oleh seorang Waii Allah SWT, meskipun tidak semua wali
memilikinya.

8. Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Soal:
Ada anggapan, bahwa dengan prinsip amar ma'ruf nahi
munkar seseorang boleh melakukan kekerasan atas nama
agama. Prinsip inilah yang menyebabkan Islam menjadi agama
yang mengajarkan kekerasan. Benarkah begitu?Apakah
maksud amar ma'ruf nahi munkar itu sebenamya?

]awab:
Melaksanakan amar ma'ruf nahi munkar merupakanhal yang
prinsip dalam agama Islam. Imam al-GhazAli menyatakan:

*;aptfu.W di
r6t!i
,r?ils: j
l*iu6*, rr

t
ost\s Jl o;'s.'{i'&
' tt|./
ii tts
,7. 0,, .
4J9 ,lJ.l

(\ \ A e gl-rJl lJc rto-l rere) . I;:jt * o*t;]let,


" Ketahuilah bahuta keduany a (amar *oiuj nrni munkar ) *nrpo*on
hal pokok dalam agama. Sebab keduanya merupakan tujuan utama
diutusnya para nabi. Hal ini didasarknn pada firman Allah SWT,
" Hendaldah ada di antara knmu segolongan umat yang menyeru kepada
kebaikan, menyuruh kepada perbuatan ma'ruf dan mencegah dari
y ang mungknr ( QS. Ali lmr An, L0 4).' (Mukhtashar Ihyi"Ultm
al-Din, 11.8)

Amar ma'ruf nahi munkar tidak dapat dilakukan secara


serampangan. Agama memberikan rambu-rambu yang harus

Fiqh Tradisionalis (lazuaban Pelbagai Persoalan Keagamaan Sehai-hari) 283


ditaati oleh seluruh umat Islam" Misalrrya ketika mengajak seseorang
kepada jalan Allah SWT, agama menganjurkan agar dakwah
tersebut dilakukan dengan penuh hikmah dan kebijaksanaan, tidak
dengan cara yang menyinggung perasaan ataubahkan dengan
jalan kekerasan. Allah SWT berfirman:

e,r\. $:Gtt#rl w}JLgl9.:u"lr, jYi;i#


(\Yor.f*!t;.;#l
" Ajaklah ke jalan Tuhanmu dengan penuh hikmah dan nasihat yang
b aik dan b er deb atl ah den g an mer eka den g an car a y an g p alin g b agus . "
(QS. Al-Nahl,125)

Dalam Hadits Nabi Mt hammad SAW yang diriwayatkan


oleh al-Baihaqi yang dikutip oleh al-'irAqi ketika m en-takhrijl<tab
I@A' -Ulfim al-DtnpadaJuz II hal334:

i6,i6 iir tl' q.,:L'* gt # / )f I


ifurt)ri'# ib;i'i *, yb, & lt J?i
( s,.cdt'l-rJ)
"Dari-Amr bin Syu'aib RA, dari ayahnya, darikakeknyaiaberkata,
RasfiluilAh SAW bersabda, "Barang siapa yang memerintahkan
kebaikan (amar ma'rufl makahendalotya dilakuknn dengan carflyang
baik pula." (HR. Al-Baihaqi)

Begitu pula ketika melihat kemungkaran, tidak dibenarkan


serta merta meiakukan kekerasan. Apalagi mainhakim sendiri.
Rasr11u116h SAW bersabda:
'J
A;L; ;r' Xt,;; .}rr i rr; i-'* JuqW iaru * ,rc,

284 Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Selari-'luri)


Wil ry q. g;;--'J''Y :i;:*{' rfi '&'s{: u
.(\ \ .1. rrr c q;;L{l y). lt;i}ii*lU;;r}4
"Dari Thhriq bin Syihhb ia berknta, " S oyo mendengar Rnsilullkh SAW
bersabds, " Sinpa saja di antara kamu yang melihnt kemungkaran, makn
ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka dengan lidahnya,
dan bila tidak mampu maka dengan hat[. Dan itu adalah iman yang
paling lemah." (Shahih al-Bukhiri, [1,1090])

Syaikh' Abdul QAdir al-Jildni menjelaskan hadits ini:

,IJli ei *u'irtr;t.l .3{i-4: fcif tx'o't';;I6


'{t, #tb'r', !t:,.J)u;;$)*t.6y, i4,V, i*fri
:,.Jr; . iiti ",':, *rrirK:r !.u-l i4ti, )55 t

( o 1 .r \ C. *t alqrJtH
"Orang-orang yang mengingkari perbuatan (munkar) itu ada tiga
tingkatan. Putama, pengingknran dengan tangan (kekuasaan), ini adnlah
tugas pemerintah. Kedtta, ingkar dengan lisan (nasehnt). lni adalah tugas
para ulnma. Ketiga, ingkar dmgan hati. Y ang ini merupakan bagian or ang
mukrnin secnra keseluruhmr. " (Al-Ghunyah li Thelibi Thariq al-Haq,
iuz I, hal5L)
Penjelasan ini menunjukkan bahwa tiga macam cara
pengingkaran itu ada bagiannya sendirisendiri. Pengingkaran
dengan tangan merupakan wewenang pemerintah. Rakyat tidak
berhak melakukannya. Yang dapat dilakukan oleh rakyat apabila
melihat kemungkaran adalah dengan memberi peringatan, kalau
mereka tergolong muballigh atau orang yang memiliki pengetahuan
yang cukup. Sedangkanbila ia termasuk orang awam, maka bentuk

Fiqh Tradisionalis $awaban Pelbagai Persoalan Keagannan Sehari-hari)


pengingkarannya adaiah dengan hati, yakni tidak senang, tidak
sefu;'u, tidak mendukung perbuatan tersebut, serta melaporkannya
kepada yang berwajib.
Namun, meskipun pemerintah memiliki wewenang
unfuk menghilangkan kemungkaran dengan tangan, hendaknyi
pemerintah lebih mendahulukan pendekatan persuasif dalam
menghadapi setiap pelanggaran. tindakan represif dilakukan
sebagai tindakan kedua setelah pendekatan persuasif tidak
berhasil. Karena memang di tangan pemerintahLh amar ma'ruf
nahi munkar mempunyai fungsi strategis. seperti perkataan
sayyidina UtsmAn RA:

c a,rJr sf $Ua,htt6.2e.rJD9i"! ti:rt*l,i& t;?rtlt,


(\ .1
" sesungguhnya Allah swr mengendalikan
mnnusi^a dengankekuasaan
alay pemuintah pada suatu perknra yang tid,k dikendalikan dengan
al-Qur' an" (a]-Da'wah al-TAmmahwa at-Tadzkirah at-.Ammafu iOO)

Danbila ral<yat menyalcikan perryimpangan yang dilakukan


pemerintah, ia tidak dibenarkan melakukan tindakan-tindakan
yang justru akan memperkeruh keadaan. Apalagi melakukan
tindakan anarkhis yang malah akan menimburfan mafsadah
yang lebih besar. Hujjah al-Islam Imam al-Ghazari menjelaskan
hhtq:Pyang dapat dilakukan ketika mordapati penyimpangan
yang dilakukan pemerintah:

,#r 6lrL;1, :.nrtt't1,r1\'.r, *>ilt * a ;l : 3

t
p b;rf e t:.,:r[t
f.,ir$lL)f t:, q a*,r;Jir}f&irs
LA 4
"*a
;r)F r* ea,;
o1g .t*.!
(\ Y . c g*.rJl ;_rtrrL-l ;,;:rr) .*'rr,,t\t
286 Fiqh Tradision alis (l awabqn pelbagai p ersoalan Keaganuan Setari_hai)
"(Dalam melaksanakan amar ma'ruf nahi munkar) kepada
pemerintah hnny a dipukaankan mcntberitahuknn dan memperingatknn.
Sedangkan mengeluarknn knta-knta kasar dan tindaknn represif (tidak
boleh dilakukan) sebab akan menimbulkan fitnah dan mendatangknn
masalah y ang lebih berat dari perbuatan mungkar itu sendiri. Hui atan
dan tindakan represif itu dapat dibenarkan bila diyakini akan ,frktrf
dan tidak menimbulkan dampak negatif yang lain." (Mukhtashar
Ihyi"Ul0m al-Din, L20)
Dan apabila amar ma'ruf nahi munkar tersebut dilakukan
kepada seseorang, maka seharusnya dipilih cara yang tidak vulgar
tetapi menyentuh. Bagaikan orang yang memancing, ikan didapat
dan aimya tidak keruh. Sebagaimana kata Abfi al-DardA':

i5t7'r-i:D6lq ivia', u , *?nt nf .,'6ri-Jfli6


(o Y .r \ 6 ..;*l .r.} dU.J i dl) Et')"*tfo'Ms i's
e

" Abil al-Dardk' RAberkata, "Barang siapayang menegur saudaranya


secara terbukn (di depan orang lain) mska sungguh ia telah membuka
aib orang tersebut, dan siapa saja yang mengingatknn saudaranya
seatra tututup (tidak di depan orang) maka sungguh ia telah menghargai
saudaranya tersebut." (Al-Ghunyah li ThAlibi Thariq al-!!aq,
juzl, hal52)
Penjelasan di atas mengantarkan kita pada kesimpulan
bahwa melaksanakan amar ma'ruf nahi munkar tidak dapat
dilakukan secara sesuka hati. Ada beberapa syarat yang harus
diperhatikan, di antaranya adalah adab dan tatakrama dalam
melaksankan amar ma'ruf nahi munkar. Syaikh'Abdul QAdir
al-JilAni menjelaskan beberapa syarat tersebut:

}o'*; ir$ikb(6urr3 , u,6s?'i;rilp'ok'oitiri

Fiqh Tradision alis (lauaban Pelbagai Persoalan Keagamaan Sehari-hari) 287


okti i{uri, z;J;Jir o(Sr o"r!,pl ht y.t5 ital jes
w ;k bw]oi bt:)i', fig *w6
A(r rg:uri;i :',
tik, *t:,':" W Ui o )t:i.
W *t,5 j +t
y'j; i
^b Alegfi,?it-.ya ok"oi;tJ, 66 ti6r
(o Y .r \ 6 e.;ll ;rru,ltll ir$JD
" P ertama, harus memahami persoalan y ang akan dip erintahkan atau
dilar ang. Kedua, niatny a murni kar ena Allah SWT, marcgalcknn agalrn
dan perintah Allah SWT, tidak ada maksud riya atau ingin meraih
popularitas. Ketiga, menggunakan cara. yang halus dan lembut, bukan
d en gan kat a-kat a y an g ti d ak s o p an dan kns ar . Ke emp at, har us s ab ar,
lapang dada, tegar, tawaddhu' dan gigih.lbarat seorang dokter yang
mengobati pasiennya, psikolog yang yang menyembuhkan orang yang
xkit j iwa sertabagaiknn seorang imamyang selahu memberiknn b imbing an.
Kelima, orang tersebut harus mengamalknn terhadap apa yang ia
yerntnlt!<1n dan menj auhi puhntan y ang dilarangny a. " (Al-Ghur,ylh
H Thatibi Thartq al-Haq, juzl, hal 51-52)
Dengan demikian jelaslah bahwa amar ma'ruf nahi
munkar menempati posisi yang sangat penting dalam agama
Islam. Namun dalampelaksanaannya harus dilakukan dengan
penuh hikmah dan kebijaksanaan, sehingga tujuannya dapat
tercapai dengan sempuma serta tidak menyebabkan citra buiuk
pada agama Islam.

(qrEe)

288 Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehai-lai)


PENGHORMATAN
KEPADA NABI SAW,
KELUARGA DAN SAHABATNYA

1. Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW

Soal:
Ketika memasukibulan Rabi'ul Awal, umat Islam merayakan hari
kelahiran Nabi SAW dengan berbagai cara, baik dengan cara yang
sederhana maupun dengan cara yang cukup meriah. Pembacaan
shalawat, b arzanji dan pengajian-pengajian yang mengisahkan
sejarah Nabi SAW menghiasi hari-hari bulan itu. Sebenarnya,
bagaimana hukum merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW?

Jawab:
Sekitar lima abad yang lalu, pertanyaan seperti itu juga muncul.
Dan Imam JalAluddin al-Suyuthi (8a9 H-971, H) menjawab bahwa
perayaan Maulid Nabi SAW boleh dilakukan. Sebagaimana
dituturkan dalam al-Hdtui Li al-Fathwi:
i.3L6 Jlti
*;* e'of,!.ltf * Jrit&'";i
n if Lu t*,i"y3 i:;:i'rl |:pJ'$"F: tltr *7
trLryt.; n,!t
'r( Lirt J;b 5;l of |:*irr;fi ,i6
Fiqh Tradision alis (l awaban P elbagai Persoalan Keagamaan S elnri-hari)
|#, itt+ e:tl?:6.1i d)a::,", ',y'kt;iityj
bt;'riiiJp :fii q :!.; q grc) *, yi,' &
'd
?, Llt t "f: & iuq, f q ri ;:, r;si;
*, ykt *"pt :\ # q y.u.Q*a Qb rtr.
\ 6 cssulJ s:Lrt) .*Ft,l-*rt
,l?r.*il,:W*
(YoY-Yo\
"ts
"Ada sebuah pertanyaan tentang perayaan MaulidNabi SAW pada
bulan Rabf ul Awal,bagaimana hukumnya menurut syara' . Apakah t eryuj i
ataukah tercela? Dan apakah orangyang melakukannya diberipahnla
atauknh tidak? Beliau menjawab, "|awabannya menurut sayabahwa
asal peray aan Maulid N abi S AW, y aitu manusia bukumpul, membaca
al-Qur' dn dan kisah-kisah teladan N abi S AW sej ak kelahiranny a sampai
perj alanan kehidupanny a. Kemudian menghidangkan makanan y ang
dinikmati bersama, setelah itu mereka pulang.Hanya itu yang
dil akukan, t idak I eb ih. S anua itu t er m"asuk bi d' ah forcanah. O r an g y an g
m elakukanny a dib u i p ahala knr e n a m en g a g un gkan der aj at N aU f S aW,
menampakkan suka cita danl<eganbiraan atas l<elahiran N abi Mufotmmad
SAW yang mulia." (Al-IIAwi li al-FatAwi, juz I, hal 2iL-2SZl

Jadi, sebetulnya hakikatperayaan Maulid Nabi SAW itu


merupakanbentukpengungkapan rasa senang dan syukur atas
terutusnya Nabi Mulammad SAW ke dunia ini. Yang diwujudkan
dengan cara mengumpulkan orangbanyak. Lalu diisi dengan
pengajian keimanan dan keislaman, mengkaji sejarah dan
akhlaqNabi SAW untuk diteladani. Pengungkapan rasa gembira
itu memang dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan
anugerah dari Tuhan. Sebagaimana firman Allah SWT:

Fiqh Tradision alis ( | awaban Pelbagai P ersoalan Keagamaan S elari-lari)


(o . e :t) . t?WAi.U #L r.i bt Jr*;b
^
"Katakanlah (Mubammad), sebab faalrol aouolr*ot iUrr rU*-h,
kalian), maka bergembiralah knlian." (QS. Yunus, 58)

Ayat ini, jelas-jelas menyuruh kita umat Islam untuk


bergembira dengan adanya rahmatAllahSWT. Sementara Nabi
Mu[ammad SAW adalah rahmat atau anugerah Tuhanl kepada
manusia yang tiada taranya. Sebagaimana firman Allah SWT:

( \ .v , ,Le!l > .'#t$j*;\t AtiT'rl$',


" Dan Kami tidak mengutusmu (Mubammad) kecuali sebagai rahmat
bagi seluruh alam." (QS. Al-AnbiyA',7071

Sesunggunya,perayaan maulid itu sudah ada dan telah


lama dilakukan oleh umat Islam. Benihnya sudah ditanam sendiri
oleh Ras0lullAh SAW. Daiam sebuah Hadits diriwayatkan:

*ht* tr ,S?r'ol i*?tr 7', o1 G,!i ;'a;l;


y>',i, Jilo'tL"ir14ij6$i lFf ,y*t au a 2 .4., , . .,

(\ tVV fr, r,
d*.
"Diriway atknn dari Abfi Qatkdah al- Anshdri RA, bahwa RasfiluilAh
SAW pernah ditanya tentang puasa Senin. Makabeliau menjawab,
"Padahari itulah aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku."
(ShahihMuslim 119771)

Betapa Ras0lull6hSAWb%itu mernuliakanharikelahirannya.


1 Penatsiran seperti ini dilakukan oleh lbn 'Abbds RA. Beliau mengatakan bahwa yang dimaksud
dengan FadhlullAh itu adalah ilmu. Sedangkan Rahmatulleh sendiri adalah Nabi
Muhammad SAW. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT (OS. al-Anbiya 107).
Lihat, al-Durrr al-Mantsir,juz lll, hlm.308 dan Sayyid Muhammad'Alwi alMdllki,Manhal
alSalaf fi Fahm al-Nush0sh bain al-Nazhariyah wa al-Tathbiq,hlm. 391.,

Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hari) 291


Beliaubersyukur kepada A1lah SWT pada hari tersebut atas karunia
Tuhan yang telah menyebabkan keberadaannya. Rasa syukur
itu beliau ungkapkan dengan bentuk puasa.2
Paparan ini menyiratkan bahwa merayakan kelahiran
(maulid) Nabi Muhammad SAW termasuk sesuatu yang boleh
dilakukan. Apalagi perayaan maulid itu isinya adalah bacaan
shalawat, baik Barzanji atau Dlba' , sedekah dengan beraneka
makanan, pengajian agama dan sebagainya, yang merupakan
amalan-amalan yang memang dianjurkan oleh Syari'at Islam.
Sayyid Muhammad'Alawi al-MAliki mengatakan:
'q
$ U,G ?l',i Pt )t:;)tFt. Lryyi Ll S*ar t
!:;s"$:jr
2q er ,i" J:;rrC):a\,iryt."rid
:*Ll:, ... t^,.r;1,)c";ilbr6,ii;b;,rUf ;,
rr

o '^'1"" l' o! '


tlt
#-I"*"Je . J\i,.il;sF
.. , \'t q?Gryyi
& 4rr^1\i ;ii; ol -r,.tish,-Ltt,.)' V'j'e}gl'Iof
t

af, g;rg,
la *uli y;, !??r *)i{s.ryiL * : 1;r-l'r
a aa
c

o{)t u'rft:^;{t
--

/$
, A:*t's,ad'
s:lar, ia,
jy ey, ilL:"x.
fi';y ii\';,
(Y Y 1-Y I t,e cg>*iOf q"*
fr.U,) .4t; pt: Lll:J
2 Puasa, memang sudah sejak dulu dijadikan simbol rasa syukur kepada Allah SWT.
Diceritakan cjalam sebuah Had?ts ketika Ras0lulldh dan para sahabat tiba di Madinah,
beliau melihat orang-orang Yahudi sedang berpuasa 'asyura liO Muharram). Rasul
bertanya mengapa mereka melakukan puasa tersebut. 6rang Yahudi itu menjawab,
'Pada hari inilah Allah menenggelamkan Filaun dan menyetamatkan Musa AS. Kami
sang4t mensyukurinya. Oleh karena itu, kami berpuasa'. Mendengar .iawaban itu,
Nabi SAW bersabda, Kami lebih berhak untuk (memuliakan) Musa AS (dengan berpuasa)
laripada kalian'." Dengan begitu, menganjurkan umat lslam berpuasa 'asyura sebagai
bentuk syukur tersebut. Demikian halnya puasa hari senin sangat dianjuikan sebagai
rasa syukur atas kelahiran beliau. Lihat Muhammad 'Alawi al-MAliki al-Hasani,
Maulid Nabi SAW. (terj. Oleh H.M. Mas'udi Busyiri Lc.), htm 7.

292 Fiqh Tradision alis ( I awaban Pelbagai P erso alan Keagamaan Sehari -hari)
" P ada p ul untuk men gadnkan Maulid N abi S AW
okokny a, b erkump
merupakan sesuatuyang sudahlumrah terjadi. Tapihal itu termasuk
kebiasaan y ang baik y ang men gandun g banyak kegunaan dan manfaat
yang (akhirnya) kembali kepada umat sendiri dengan beberapa
keutamaan (di dalamnya). Sebab, kebiasaan seperti itu memang
dianjurkan oleh syara' secara parsial (bagian-bagiannya)
S esungguhny a p erkumpulan ini merupakan sarlna y ang baik untuk

ber dakwah. S ekaligtts mer upakan kesempatan emas y ang seharusnya


tidak boleh terlewatkan. Bahknn menjadi kewajiban para da'i dan
ulama untuk mengingatkan umnt kepada akhlaq, sopan santun, keadaan
sehari-hari, sejarah, tata cara bergaul dan ibadah Nabi Mubammad
SAW . Dan hendaknya mereka menasehati dan memberiknn petunjuk
untuk selalu melakukan kebaikan dan keberuntungan. Dan
memperingatkan umat akan datangny a bala' (uj ian), bid' ah, kej ahatan
dan berbagai fitnah." (Mafihim Yaiib an Tushahh a\ 224-226)

Hal ini diakui oleh Ibn Taimiyyah:


,l il.s: r*Jt,F e dptw:*rl-i'#ii.r,Sfi
$" e )* A )#rr.iat:i, rlyuti-n W. t*
6

ii t r r{Wi p; #Lil **1:;,1|ir*,,


-iLJta:c-) . LU: &rjq#")i tfir iru,
,-h,
l

G11 c ,ioJrrJll5&-.,,ErJl a"4.a:Jlf,r,)


" lbn T aimiyy ah berkata," Orang-orang y ang melaksanakan per ay aan
Maulid Nabi SAW akan diberi pahala. Demikian pula yang dilakuknn
oleh sebagian orang, adakalanya bertujuan meniru dikalangan
Nasrani yang memperingati kelahiran lsa AS, dan adaknlanya juga
dil akukan
s eb ag ai ekspr esi r as a c int a dan p en gho r mat an kep ad a N abi

SAW. Allah SWT akan memberi pahalakepada mereka atas kecintaan


mereka kepada Nabi merekn, bukan dosa atas.bid'ah yang mereka

Fiqh Tradision alis ( I awaban P elbagai P er.soalan Keagamaan Selwri-hari) 293


lakukan." (Manhaj al-Salaf fi Fahm al-Nushffsh Bain al-
Nazhariyyah wa al-Tathbiq, 399)
Maka sudah sewajarnya kalau umat Islam merayakan
Maulid Nabi SAW sebagai salah satu bentuk penghormatan
kepada Nabi Muhammad SAW. Dan juga karena isi perbuatan
tersebut secara safupersatu, yakni membaca shalawat, mengkaji
sejarah Nabi SAW, sedekah, dan lain sebagainya merupakan
amalan yang memang dianjurkan dalam syari'at Islam.

2. Perintis Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW


Soal:
Siapakah perintis pertama perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW
tersebut?

Iawab:
Orang yang pertama kali menyelenggarakan perayaan maulid
Nabi Muhammad SAW adalah Raja Muzhaffar Abff Sa'id
al-Kukburi bin Zainuddir:r 'Ali bin Buktikin. Imam ]alAluddin
al-Suy0thi mengatakan:

#'t fii ar;,jr &'l ea w;,',y .r.E;f i i'rl',


,,r-;;1i l;i:ir Ji3*y$ ;r\t li U.'i i<<t
t
i it\i *eGt li;pt U,;rt'Jrr"'ok . . . rlti,fTt
W_rJrlr *,t A'A ;ilt u,;;rt';;iitG llt
(Y o Y ,.f \ C( fJlritJ grl}D . Y#Iu+l
Y4i }u;!!
" O r ang y ang p er t ama kali mengadakan p u ay aan Maulid N abi S AW
penguasa lrbil, Raja Muzhaffar Abft Sa'id al-Kulfuufi bin Z.ainuddin ' Ali
bin Buktiktn salah seorang raja yang mulia,luhur dan pemurah . . .....
Beliau meray akan Maulid N abi SAW y ang mulia pada bulan Rabt' ul
Awal dengan perayaan yang meriah. " (Al-Hawi H al-FatAwi, juz I,
hal2s2l
Fiqh Tradision alis ( I awaban P elbagai P *soalan Keagamnan Seluri-hai)
Beliau adalah seorang raja yang shaleh danbermadzhab
Ahl Sunnah,yxrgterkenal sangat pemurah dan baik hati. Imam
Syamsuddin Muhammad bin Ahmad bin'UtsmAn al-Dzahabi
mengatakan:

* U'q?? #'i Slt ,N, ;:ir lt:;-:ri*litijll


6t I ctoz,?-rt
+(fi'ok',.. J,J'9Q'G.
o

V(*,dK: .l-rt +12';t1rj-Jlt J-rrr


a/
a
-'-15., .'.,
,, aJ-/ . .Ir.r.
l). -'.1

J iu"-, t&, {L c't| dt;Al i.,sLJ)lj i6r|;-&**


a a a, ,
'r:Dt

(Y Y t o?Y
ec clJl fy"f ,*,.r,-i,4 .'*. rfi(J.'t # JC
"Sultan yang agamis, raja Muzhaffaruddin Abtr Sa'td Kukburtbin
'Ali bin tsuktiktn bin Mubammad al-TurknmLnt, penguasa al-lrbtl
.... Beliau adalah seorang yang rendahhati,baikbudi, seorang sunni
(termasuk golongan Ahl al-Sunnah Wa al-lamk'ah) dan mencintai
fuqahff' dan ahli badits. Beliau wafat tahun 136 H pada usia belinu
8 2 t ahun. " (Tahdzib S iyari A'lAm al-Nub ali', luz lll, hal 224)

3. Mahal al-Qiyfrm (Berdiri Ketika Membaca Shalawat)


Soal:
Ketika membaca shalawat barzanji, orang-orang biasanya
melantunkannya sambil berdiri. Inilah yang dikenal deng anMahal
al-QiyAm.Bagaimana ?Adasebagianorangmengatakan
bahwa berdiri ketika membaca shalawat adalah bid' ah sayyiah.
Sebab tidak ada dalil yang membenarkannya. Benarkahbegitu?

]awab:
Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW merupakan
ibadah yang sangat terpuji. Allah SWT berfirman:
')*fj;gl u+r'q,iq',rL:r ;" riA$i il,r'ot

(oA,.+t;!l). q.j f&


Fiqh Tradision alis (l awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan S ehari-hari) 295
"sesungguhnya Allah SWT dan para malaiknt-Nya membsca shnlawat
kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kalian
membaca shalatuat disertai salamkepadanya." (QS. Al-Ahzib, 58)

Jelas sekali ayat ini menyuruh umat Islam unfuk membaca


shalawat di manapun dan kapanpun saia. Dalam pelaksanaannya
mesti dilakukan dengan khidma! sungguh-si:ngguh dan sepenuh
hati. Tujuan membaca shalawat itu adalah untuk mengagungkan
Nabi Muhammad SAW. Salah satu cara mengagungkan seseorang
adalah dengan berdiri. Karena itu boleh hukumnya berdiri ketika
membaca shalawat Nabi SAW. Sayyid Muhammad'Alawi a1-
Makki a1-MAliki menyatakan:

ry iqit'i;&t i, t,tn : rir&it,r{r A,y:it Jir s


,k e;i; ..{ir'r{(r'r"sq;,*t:* f :
9q)Y $ t iYit vr? {.v'fLi #L bt* t+tt
a?,.' .lo, . .' ,1, ! tl.l '
$t].l;ttr:i;Jit&ts >$r ai
, JIar.lS 4--rr, r d..al 4il5 . riG i+;
'jy,f;t:|r;
irrs 6 r,Jt a- a

.4r r : qr ;. *'u
aa t)t

. *lt ;?i G
oair # 1u:,;ir.,i;lyY"
J'hi,i# aL;$
( f .-Y 1 c g.5ll.tl3ll6rfi C.ksflJ JUD
"ImAm al-Barzanji di dalam kitab Maulidnya yang berbentuk prosa
menyatakan, "sebagian para imam ahli Hadits yang mulia itu
menganggap baik (istibsfrn) berdiri ketika disebutkan seiarah kelahiran
N ab i S AW . B et ap a b er un t un gny a or an I y an g m eng agun gknn N abi
SAW , dan menjadikan hal itu sebagai puncak tujuan hidupnya. Yang
dimaksud dengan istibsdn di sini ialah jaiz (boleh) dilihat dari aspek
perbuatan itu sendiri serta asal usulnya, dan dianjurknn dari sisi
tujuan dan dampalcnya. Bukan istihsfrn dnlam pengertian ilmu Ushfil
Fiqh." (Al-BayAn wa al-Ta'rif fi DzikrA al-Mawlid al-Nabawi,
29-301

296 Fiqh Tradision aLis (l auaban P elbagai P er soalan Keagamaan S ehnri-hari)


Berdiri untuk menghormati sesuatu sebetulnya sudah
menjadi tradisi kita. Bahkan tidak jarangberdiri dilakukan untuk
menghormatibenda mati. Misahrya, setiap kali upacara bendera
dilaksanakan pada hari Senin, setiap tanggal 17 Agustus, maupun
pada waktu yang iain, ketika bendera merah putih dinaikkan
dan lagu Indonesia Raya dikumandangkan, maka seluruh peserta
upacara diharuskan berdiri" Tujuannya tidak lain hanya untuk
menghormatbendera merah putih dan mehgenang jasa para
pejuangbangsa.
Jika dalam upacara bendera saja harus berdiri, tentu
berdiri untuk menghormat Nabi Muhammad SAW lebih layak
dilakukan sebagai ekspresi dari bentuk penghormatan.
Bukankah Nabi Muhammad SAW adalah manusia teragung
yang layak untuk leb,h dihormati dari pada yang lain. Dalam
sebuah Hadits, Nabi Muhammad SAWbersabda:

)Uflil-,'J &ht;* itt S.'.,iu .i,iLrffi #',1'*


(rr\ t ;t t
P y> .
€ f'Jii; Jtt;i
"Dari Abt Sa-id Al-Khudrt beliau berkata, " Rnsfilullfrh SAW bersabda
pada salubat Anshir , " Berdirilah knlian untuk tuan kalian atau orang
yang paling baik di antara kalian." (Shahih Muslirn [3314])

Berdasarkan Hadits inilah Imam Nawawiberpendapat:

e wit c,,rvf ^ii;'s'r1-; ;,J,,Pt ft n f:w.it;.-,ri


(A. .r \ Y
6r €sJJt Cr*l&e*) . efiTU f$t
"Berdiri untuk (menyambut) kedatangan orang yang mempunyai
keutamaan itu dianjurkan. Ada banyak Hadits yang ffienerangknn
hal tersebut. Tidak ada dalil yang secara nyata menyataknn pelarangan
budiri lfu. " (Shahih Muslim bi Syarh al-Nawawi, juz XII, hal 80)

Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hari)


Dari sini dapat disimpulkan bahwa sebagai salah satu
bentuk penghormatan, berdiri menyambut kedatangan orang
terhormat itu dianjurkan. Maka berdiri untuk menghormat Nabi
SAW ketika membaca shalawat tentu lebih dianjurkan.

4. Al-DaibA'i Pengarang Shalawat Daibi'iyyah


Soal:
Shaiawat yang sering dibaca dalam perayaan Maulid Nabi
Muhammad SAW adalah Mnwlid al-Daib6' t y^1dikena1 dengan
dib a' an. Siap akah pengarang dib a' an tersebut?

fawab:
Sayyid'Alawi Maliki mengatakan:
t .i,) .,al-
1. tt .6t t ci o to 6 1, l.ot o9. trr. ' .!
qiit.l.L;:_'l *,f /. f}i "$ 6-t-t' Tt P
*F\i ;,;1.dlr'i, $$t /.ur;'i#D Cel q$jl
,L
l-StA'nr(iii **i:il.4 i, ouj.t
7L t'vL,,jt *-,"u'f,G! #ti;iy3 rrr ^

-r-tr,) . #,Jt'jL r;iiLlt'i;oai.lr'6'33b tsti/j . u


(o €e 6r.rltgtl}itlt
Dia adalah Wajthuddtn ' Abdurrahmkn bin ' Ali bin Mufutmmad al-
"

Syaibint al-Ydmani al-Zabidt al-Sykf i (yang dikenal dengan lbn al-


Daibh'i. Al-DaibA' menurut bahasa Sudan artinyaputih.ltu julukan
knkeknyayang paling agung binYusufl. Beliau dilahirkan padabulan
Mubarram tahun 866H danwafat padnharilum'at tanggal12 Rajab
tahun 9 U H. (] adi usin beliau adalah + 7 5 tahun). B eliau seorang y an I
jujur , lemah lembut tutur kntanya dan indah bahasanya." (Mawlid
al-Hifizh Ibn al-Daiba', 5l

298 Fiqh Tradision alis (l awaban P elbagai P ersoalan kagamaan Sehari-hai)


Daiam bidang fiqh, beliau bermadzhab SyAf i. Oleh sebab
itu, beliau termasuk golongan Aft I al-Sunnah Wa al-l amfi' ah, karena
masih mengakui dan mengikuti salah satu madzhab yang empat.
Banyak hal yang bisa dijadikan bukti bahwa beliau termasuk
golongan Sunni. Antara lain, di dalam shalawat yang dikarang,
beliau mengatakan:
4r.atl

lbt:Jl *crtrq) ( C) z;:;,Lsr


aj

t,-ett s qs6-
(11 e qt5l., "tJlr,. &r**;
"Ya Allah, ridhailah para sahabat Nabi SAW.
Y a Alla,h ridhailah keturunan N abi Mubammad S.AW ."
( Majmff'Mawalid wa al-Ad'iyyah, 66 )

]elas al-DaibA'i sangat menghormati para sahabat dan


Nabi Mulammad SAW. Dan hal itu merupakan ciri khas dan Ahl
al - S unnah w a al -l amfi' ah.

5. Al- Barzanji Pengarang Shalawat al-Barzanji

Soal:
Setelah membaca shalawat al-Daiba't (dlba'an) maka dilanjutkan
dengan Mafotll al-Qiy Am. Yaitu membaca shalawat Barzanji dengan
berdiri. Siapa pengarang Shal aw at B arzanjt tersebut?

Jawab:
Dalam Kitab al-Munjidfi al-A'lkmhalaman 125 disebutkan:

i? ^p.at'di'o fr, iFt ry ;"ii.ilt'4:;r *.


.:v#r L"t qylq r\ vrr/---r \ \ vv & qyu,
(\ Y o r,"r,;)tc!l g.raull;
Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P ercoalan Keagamaan S ehan-hari)
"la'far al-Barzanjt al-Madant adalah khathib di Masjid al-Harkm
dan seorang mufti dari kalangan SyLfi'iyyah. Wrfot di Madinah pada
tahun 1177 H / 17 63 M. Di antara karangan beliau adslah Kisah Maulid
Nabi." (Al-Munjid fi al-A'lim, 125)

Sebagai mufti darikalangan SyAfi'iyyah tentu al-Barzanji


sangat menghormati keluarga, keturunan dan para sahabat
Nabi Muhammad SAW. Ini dibuktikan dalam do'abeliau, yaitu:

,P3 ,#r yilt q ,*.r.&:o ,Iti ,P'*s',y"i$i


.( tl;, r{e)Xt; Jtrlr iry*) .i!lj lte'i3 aib') aJ\

"Ya Allah, semoga shalazoat dan salam terlimpahkan frpoao oioof


yang pertamn kali menerima kecerahsn hnkekat kebenqran keseluruhan
(y aitu N ab i Muhsmm a d S aw ), kep a da kel uar g any a, p ar a s ahab a tny a
dan orang-orang yang menolong dan mengikuti jejaknya." (Majm0'
Mawalid wa al-Ad'iyy ah, 731
Do'a ini membuktikan bahwa al-Barzanji termasuk
golongan A hl al - S unn ah W a al -l amk' ah. S eb ab, beliau b erpegan g
teguh pada ajaran Nabi Muhammad SAW dan sahabat-sahabat
beliau.

6. Membaca Shalawat kepada Keluarga dan Sahabat Nabi SAW

Soal:
Ketika membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW
seringkali disambungkan dengan membaca shalawat kepada
keluarga dan sahabat beliau. Bagaimana hukumnya? Adakah
dalil yang mendasarinya?

300 Fiqh Tradision alis (J au:aLtan P elbtgai Pe rsottlan Kengatnaon Selwri-luri )


Jawab:
Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW artinya
memohon kepada Allah SWT agar memberikan kesejahteraan
kepada hamba pilihan-Nya itu. Allah SWT berfirman:

( \ . Y, ur > ]#a\v'#;g;a")2it
"Berdo'alah untuk mereka, sesungguhnya do'akamu itu (menjadi)
*"k',
ketentr amnn bagi j iwa mercka. D an Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui. " (QS. Al-Taubah, L03)

Dalam menafsirkan ayat ini, Imam IsmA'il bin Katsir


mengatakan:

p s rn',Pt')'d L\l Ul W,k i> ii',


ea.'zAa iL',
'&'r{'ht *Ut oki$;J;ig * * 4,.b."
l'
'Jb'pi. iv' e:r*l
A:e "# k fi f*. d tt\
(r. ."tsy c ala,JroTlt**iD .. ;JA)T e
"Adapun firman Allah SWT (wa shalli'alaihim) artinyaberdo'alah
dan minta ampunlahkamu untukmerekn sebagaimana fladtts yang
diriwayatkan oleh lmam Muslim dnlamkitab shabtbnya dari'Abdullfrh
bin Abt AwfA' diaberknta, "Nabi SAW jika diberi sedekah oleh suatu
kaum, makabeliau membaca shnlawat (berdo' a) untuk mueka. I-alu ay ahku
manberiknn sedekahny a kepadn belinu dan beliau bu do' a, Y a Allalt, b er ilah
kesejahterannkepadakeluarga Abi Aufff (sahabat Nabi)." (Tafsir lbn
Katsir, iuzll, hal400)
Penafsiran ini menunjukkan bahwa hakekat dari
shalawat itu adalah mendo'akan dan memintakan ampun
seseorang kepada Allah SWT. Dan Hadits Nabi SAW di atas
menunjukkan kebolehan membaca shalawat kep ada selain para

Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hni) 301


nabi. Demikian halnya membaca shaiawat kepada keluarga dan
sahabat Nabi SAW. Membaca shalawat kepada keluarga dan
sahabat Nabi SAW ini adakalanya disandingkan dengan
shalawat kepada Nabi SAW dan adakalanya dibaca secara khusus,
tidak dibersamakan dengan shalawat kepada Nabi Muhammad
SAW. Imam Syamsuddin Muhammad bin 'AbdirrahmAn bin
Muhammadbin Abi Bakr a1-SakhAwi mengatakan:

i, "r" c,r-itc-tt ;1{xaUtr5t--.i; #, I Svt

lr'):rb *'$t#i gy
"i4';'r
& 3'fr(,#ti
,fu:W ,*il"sr 4yrtiL$'# ki;63f 1 ei
'4A'Ya6. 17 il
rytfi :r;lr &'lrutnr6"!'#t
ft A'#n q \t'rrr:''tst';r"t y \, *U't,;b
.-*Jr ,rl,;>r.atr 4 6-{rJ,,,JD .at iJttrSA.,Jl6i#tri
(o o ,.sc ca+Jt
" Abfi al-Y umn bin' AsAkir bukata, " S atu golongan mmgataknn (tmtang
mernbaca shnlawat kEado selain para Nabi) bahuta hal tersebut boleh
secara mutlak (baik bersamnan dmgan shalawat kEada Nabi ataupun
tidak). Hal itu adalah apa yang dilakukan oleh lmnm al-Buldrari ketika
mengawali dengan ayat yaitu wa shalli'alaihim (hendaklah kamu
membaca shnlawat untuk mereka). I-alu beliau mengaitknnnya dengan
badtts yang membolehkannya secara mutlnk dan menambahknn Hadtts
yang membolehknnnya secara tab'an (bersamaan dengan shalawat
kEada Nabil. Ini terjadi setelah belisu mmjelaskan bab apaknh boleh
membaca shalawat kepada selain N abi S AW baik secara mandiri mnupun
ikut pada shnlawat k prdo N abi. Maka masuk pada kntegori selain N abi
Muhammad SAW para N abi yang lain, para malaikat dnn ornng-orang
mukmin." (Al-Qawl al-Badi' fi al-Shalah'Ala al-Habib al-Syafi', 55)

342 Fiqh Tradision alis (l awaban P elbagai Persoalan Keagamaan Seharihai )


Saiah satu Hadits yang dijadikan dasar kebolehan membaca
shalawat kepada selain Nabi SAW adalah:

i:i*e't'{"r&}r',J- ;ltll;',(L ir.f.- i r5'*


ci- ) . l;G n y-,'JT ,)r'.,5J-'1'1',!i):*'5;.t ;lli'-S;p-
(t o \ \ dr , :3b cllI
"Diriwayatkan dari Qais bin Sa'ad bin'Ubhdah bahwa Nabi SAW
mengangknt kedua tangannya sembari berdo'A, Ya Allah, jadikanlah
-Ubkdah."
kesejahteraan dan rahmat-Mu kepada keluarga Sa'd bin
(Sunan Abi Diw0d t45111)

Dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa membaca


shalawat kepada keluarga dan para sahabat Nabi itu dianjurkan.
Apalagi para sahabat Nabi adalah orang-orang pilihan Tuhan
yang taat menjalankan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya dan
tidak mau mengerjakan larangan-Nya.

7. Keluarga dan Sahabat Nabi SAW

Soal:
Siapakah keluarga dan para sahabat Nabi Muhammad SAW itu?

]awaban:
Keluarga Nabi Muhammad SAW adalah ahlul kisfr' dan istri-istri
beliau beserta segenap keturunannya. Dalam sebuah Hadits:

**t)t'& tl.fu rii dl.' :jwti s;ilfi'*?tV


s;l,ltftki'lg"#t *l
'-;\U ,i Jtl:y^ .l;ltiv' .:e\t',*, .,,*,;ltt
4,t .tt ? rott91 t t t ),,)ltt
(Y \ Yq :pr cq;*jl p) .\r4h, t'r*s,_fi)t g
Fiqh Tradision alis (l awaban P elbagai Persoalan Keagamaan S ehnri-hari)
"Dari Ummi Salamah RA, "Setelah turun ayat (QS. al-Ahzab i3)
Sesungguhnya Allah bermaksud menghilangkan dosa kamu wahai
ahli bait (anggota keluarga Rasfilullfrh SAW). Dan dia hendak
memb er sihkan kamu s eb er sih-b er sihny a" . Maka RasfiluilAh S AW
menutupkan kain kisa'nya (surbannya) di atas" Alt, Fdthimah, Hasan
dan Husain, seraya berkata "Ya Allah mereka adalah ahli baitku.
Maka hapuskanlah dari mereka dosa dan sucikanlah mereka sesuci-
sucinya." (Sunan al-Tirmidzi, [21"39])

DalamHadits yang lain dijelaskan:

*',b?, *ryht*kr lJ,1ritt,itllfiV\f i. i:: *


'A sir;U,*,yf i'{r:# J*,q,yf ; hr 3?X
ii ,;$:Fl',{t 9 ,Fl qtiu,;ur{,!lii:3r;.
'# ,St:r,,y Jr:,|*ir.t iti tpl uri6 .iu.ii,i;t
(t t Y o :frJ c/.-. y) .,t&,:ti
" D ar i Z ai d b in Ar q am ia b erknt a, " Rasfilull frh S AW b er s ab da, " Ahli
baitku, aku ingatknnkamu seknlian tentang ahlibaitku". Kemudian
sahabat Hushain berkata pada Zaid, "siapakah ahlu bait Nabi hai
Zaid? Apakah istri-istrinya juga termasuk ahli bait 7 " Makn dijazoab
bahwa istri-istrinya juga termasuk ahli bait. Ahlu bait adalah ornng-
orang yang hnram menuima sedekah. Hushain bertanya lagi, " Siapakah
mereka itu? Lalu dijawab bahnsa mereka itu adalah keluarga Ali,
keluarga' Aq?l, keluarga la'far dan keluarga' Abbks." (Shahih
Muslim {4425)l
Termasuk keluarga Nabi Mufuammad SAW adalah semua
keturunan beliau. Ras0lullAh SAW bersabda:

304 Fiqh Tradision alis ( | awaban Pelbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-luri)


6 !,ii'rU Jf fi&i'r srr,su(" rty* o]?
&'J*r+' "*\*llr *!;-,I'r Ji'r"Jt-'slL,Ju
'#
(r \ \ A t'-l c q;31*.Jl
**, irij **s'fs P
"Dari Abi Humsid al-S h' idl RA ia b er tany a kep ada nasArullah S AW,
"Bagaimana cara kami membaca shalawqt kepadamu? RasfilullLh
SAW menjazaab, "BacalahYa Allah r,udah-mudahan Engknu selalu
mencuralrkan sltalawat kepada Mubammad, para istri dan anak
cucunya." (Shahih al-BukhAri t21t8l)

Setelah meneliti beberapa Hadits ini, DR. Muhammad


' Abduh al-Yamani menyimpuikan:

?rt
nr', 5*J'j.
';nttt(&t*uLi
i k'a'"rLi)
h,,* i;(;)i d(: .*t;t'A $$t Ji' p'ff;i #
:#, r\** g'b) XFt r:Ji' f#1#t,yi *', # :y
(\A e
dr **, JT Lt -fryrr l,^ie) . iri', *C:i *', #
"Dari
bebarapa datil itu dapat disimputkan aolr*o fatt imah,-Alt,
Hasan dan Husain RA t er masuk keluar ga N abi S AW . Mer ekn semua
termasuk Altli Kisa' yang disebutknn dalamfudits. Sedangkan istri-istri
N abi merupakan keluarga N abi ber dasarkan kzumuman ayat al-Qur' An,
serta manthftq (arti tersurat) Hadits yang menuangknn tentang anjuran
membacn shalawst kepada Nabi SAW, istri dan keluarga beliau."
('Allimff Awlidakum Mahabbata Ali Bait al-Nabi,18)
Syamsuddin Muhammad al-Sakhiwi mengatakan:

tk,-k,$,|pl rfoI.--ir ir,Jr i;f;ut


Fiqh Tradision alis ( | au ab nn P elba gni "-yeyJr+
P er so a lan Kea gan nan Se lmi-luri ) 305
'#l j'fr Ll'j;;"p
€ia3f )r,?ri6, S1;' :i,sti\ a,lr,errir
',i
.tvl ir;jr if eiilrri:r,*ri,;lr+V f
(A \ .r e$;JrlJt(5le Dt ajl *6!rJlD .^ttLi4j;\i
" lmlm Afumad mengatakan bahw a y ang dimaksud dengan keluar ga
"y
N abi Mufozmmad S AW di dalam fladits (tentang) tasy ahhud adalah
keluarga dalam rumah beliau. Atas dasar inilah, apakah boleh kata
ahl itu menj adi ganti dai kata Afu? Ada dw r iwayat. S ebagian meng at akan
bahwa yang dimaksud dengan keluarga Nabi Mufuemmad SAW
adalah istri-istri dan anak cucu beliau. Sebab kebanyakan fladits yang
meng gurwkan r e daksi w a hli Mufonmmnd. (B ahkan) ada Hadits r iw ay at
Abil flumaid dengan redaksiwa azwfrjuhwa dzurriyatuh (istri dan
keturunan Nabi SAW). Hal ini menunjukkan bahwa yang dimaksud
dengan keluarga Nabi adalah para istri dan anak cucu beliau." (Al-
Qawl al-Badi'fi al-ShalAh alA al-Habib al-Syafi', 81")

Penegasanbahwa istri Nabi Mulammad SAW itu adalah


keluarga beliau disebutkan dalam al-Qur'An:

(1 c cTrelr; .
ffiit*r 5lwi n 4 lju); riui
"Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dari pada diri mereka
sendiri. Dan btri-istrinya adalah ibu mereka."(Al-Ahzib, 6)

Dengan demikian, keluarga Nabi Muhammad SAW


adalah istri-istri beliau yang kemudian dikenal denganumm
al-mu'mintn dan keturunan SayyidatinA FAthimah RA.
Sementara yang dimaksud dengan sahabat Nabi SAW
ialah orang-orang Islam yang pemahbertemu dengan Nabi SAW
ketika beliau masih hidup. Disebutkan:

306 Fiqh Tradision aLis ( | awaban P elbagai Persoalan Keagamaan S ehari-hari)


'u'#1ir h' e
C''q*'i'$U#i
(r ov , a-.*Jl,-Jl-!D ai; ,& o63*iy'ils#L:)s
" Sahabat adalah orang yang pernah bersama N abi SAW dari knlangan
umat lslam, atau pernah melihat beliauwalaupunhanyasesaat. Dan
mueka beriman kepadaN abi dan mer eka mati tetap dnlam keimananny a
itu." (Al- AsAlib a1-Ba d?' ah, 457)
Para sahabat adalah manusia yang mulia di sisi Allah
SWT, karena mereka telah berjuang bersama Nabi SAW
mengorbankan jiwa raga dan hartanya. Sejarah telah berbicara
bahwa keimanan dan keislaman merekabegitu teryatri di dalam
dada mereka, yang tak lapuk karena hujan dan tak lekang karena
panas. Sebagai bukti, ribuan sahabat Sugur menjadi syuhadA'
iemata-mata-karena membela Nabi SAW. Karena itu pantas kalau
Nabi SAW sangat mencintai mereka. Firman Allah SWT:

,i:;.'ru- r rii3Jt rS;'; ";l fr G$', Il,t,S?"t H,


(Y 1 c C:rJl)

itu adalah utusan Allah, dan orhng-orang yang bersama


" Mufuammad
beliau adalah keras terhadap orang-orang kafir tetapi berkasih sayanS
kepada sesama mereka." (QS. Al-Fat!.. 29)

Begitu juga Atlah SWT meridhai para sahabat Nabi SAW'


Allah SWT berfirman:
.ra\i'j i.nv*'a oft\i a:{)t':
lauri'fiGrti
(\ . . r qlD . *t*]/{irbt 4:
"Orang-orang yang terdalrulu lagi yang pertama (masuk Islam) di
antara Kaum MuhLiirtn dan Kaum Anshir dan orang-arang yang

Fiqh Tradision alis (


| aw aban P elbagai P ersoalan Keagamaan S ehari-lni)
mengikuti nrcreka dengan baik, Allah ridhakepada mereka dnn mer ekapun
ridha kepada Allah." (QS. Al-Taubah, 100)

Berkat jasa-jasa serta dedikasinya yang sangat besar akan


kemajuan agama Islam, maka wajar jika Nabi Muhammad
SAW sangat bangga kepada para sahabat; memuji serta
menyatakan bahwa sahabat itu merupakan generasi terbaik.
Ras0lullAh SAW bersabda:

ybt * A,,tG :iti Li:Lbt',*", !# i. or,, *


(Y t oV frJ cg;;t*.Jl
" D ar i s ahsb at' lmr dn bin Hushain RA ia b erknt a.' N ab i S AW b er s ab d a,
'-'S_ebaik-baikgenerasiadalahgenerasiku,kernudiangenerasisesudahnya
I alu g en e r a s i ses u d ahny a. " (Sh abih a l- B ukh i ri tZ4S7 l)
Kalau Allah SWT dan Rasul-Nya telah ridha kepada para
sahabat,bahkan memuji mereka sebagai generasi terbaik Islam,
maka tentu tidak dapat diterima akal jika kemudian ada yang
menyangka bahwa para sahabat itu melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan hrntunan Allah SWT dan RasfiiullAh SAW.
Apalagi menyatakan bahwa para sahabat telah murtad, hanya
karena tidak mengangkat sayyidina'Ali RA sebagai khalifah
pertama.
M_eyakini para sahabat telah murtad sama saja dengan
mengatakan Allah SWT dan Rasul-Nya telah salah memilih dan
meniiai grang karena memberikan ridha-Nya kepada orang-orang
yang tidak layak untuk mendapatkan kedudukan yang mulii
itu. Atau sama denganmengatakanbahwaAllahSWT dan Rasul-
Nya telah berdusta karena menyatakan mereka sebagai orang yang
terpuji dan mulia padahal hakikatnya tidak seperti itu.

Fiqh Tradision alis U awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan S ehmi-hari)


Karena itulah umat Islam harus meyakini bahwa para
sahabat Nabi SAW, khususnya kaum AnshAr dan MuhAjirtn adalah
orang-orang yang beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya
dengan tingkat keimanan yang sangat ti.gg. Rela mengorbankan
harta bahkan nyawa demi kejayaan Islam. Keinginan mati d engan
membawa Iman dan Islam yang telah tertanam kuat di dada
mereka.'Abdul QAhir al-Baghdadi mengatakan:

tii .tttL)t|n )r';l\?r[,*gJ.Jl' gr:jl **,Jif gl;f


q'l'*:;r
,'JL r;i. a;:;Lst'ot tafsr
t'€)',; {; i-tt*
rjf4r iyr a?, ';iyf'1',* # d*:dt)i:yiu
e;,eSi rzib s,o.is 4- * h'
i6 t tf *Ut
ioelt q7, .,u\i ,lt;fr. n -,!)1 F d; ,yt i
e.?6 .;,k GaQr ?t.tpfeibf c{r,k *'J?
y, *, *'& r?,,k i; * *i *' bt S*'pt
(ro 1 ccirittau rilry t rr^^.jr !,Arifft y\t ;'t?rt
" LllamaAhlussunnah sepaknt bahwa sahabat Anshkr dan MuhLjir?n
adalah tergolong lrang yang beriman- Ini sangat berbeda dengan
keyakinan golongan Rafidhah (syiah) yang menyatakanbahtt:a se?nua
sahabat adalah kafir karena tidak membait sayyidinT Ali ra (sebagai
kltaltfah pertama setelah Nabi Mubammad SAW). Berbeda pula
dengan i'tiqad golongan kamiliyyah bshwa sayyidina'Alt RA telah
kafir karena tidak memerangi mereka' Sesungguhnya kelompok
murtad setelah Nabi SAW wafat -yakni Kindnh, Hrn foh, Fazdrah,
Bani Asad dan Bani Bakr bin wa'il-- tidak tertnasuk golongan Anshar
dan Muhfrjirin sebelunt fatfumakkah (pembebasan kotn Makkah).

Fiqh Tradision alis ( | tuoaban P e lbagai P crsoal an Keagamaan SehnriJtnri )


Istilah Muhkjirtn ditetapkan oleh syara' hnnya untuk orang-orflng yang
ikut hijrah bersama N abi SWT sebelum F ath Makkah. Dan mer eka itulah,
dengan rahmah dan knrunia Allah, senantiasa berjalan pada agama
yang benar serta jalan yang lurus." (al-Farq bayn al-Firaq, 3S9)

Dari uraian di atas dapat diambil beberapa kesimpulan.


keluarga Nabi Muhammad SAW itu adalah keturunan
P er t ama,

Nabi Muhammad SAW dari putribeliau SayyidatinA FAthimah


RA dan istri-istribehau. Kedua. sahabat Nabi SAW adalah orang
yang pernahbertemu Nabi SAW danberiman kepadanya serta
wafat dengan membawa iman. Mereka adalah generasi umat
Islam terbaik menurut RasfflullAh SAW.

8. Mencintai Keluarga dan Sahabat Nabi Muhammad SAW

Soal:
Bagaimana sesungguhnya mencintai keluarga, kefurunan dan
sahabat Nabi SAW?

)awab:
Keluarga Nabi Muhammad SAW dikenal dengan sebutanAh/
al-Bait.Mereka adalah orang-orang yang disucikan oleh Atlah SWT.
Sebagaimana dalam firman-Nya:

W i';a i v>{!t,Pl',;:;t $b'',rqtur i;- rf1


(f f c./lf!l;
"Sesungguhnya Allah bermaksud menghilangknn dosa dari kalian
wahai ahlulbait (kelwrgaNabi Mubammad SAW) dan membersihknn
kalian s eb e r s ih-b er s ihny a " " ( Q S. .Al-A hz ab, B3l

Dan Nabi SAW sendiri memerintahkan kita umat Islam


untuk menghormati dan memuliakan keluarga beliau. Dalam salah
satu Hadits, Nabi Mufuammad SAWbersabda:

310 Fiqh Tradision alis ( J awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hari)


(fVY' f'J
"Dari Abt Sa-td al-Khudri ia berkata, "RasfilullAh SAW bersabda,
" sesungguhnya aku tinggalkan untuk kalian dua wasiat, Kitkbullkh
( al-Qur' Ad dan keluar gaku. " (Sunan al-Tirm idzi, 137 20\l

Oleh sebab itulah, sangatwajar jika kita sebagai umat Nabi


SAWharus menjaga dua warisan tersebut. Yakni mencintai dan
menghormati mereka. Sehingga umat Islam tidak diperkenankan
menyakiti apalagi mencacinya. Nabi SAW bersabda:

1l' ,J* *t J?]iv ,'JG& hr ,rr', ,sr'nit rLi'€j ,p


}i,r iLl,f h i;f #|bl &t
*.i*U$'t'*'t #
( furorjr; . -,6r
" Diriraayatkan dari Abt Sq'id al-Khudri RAbeliau berkata, " Rasf'ilullkh
S AW p ir nah b er s ab da, " D emi D zat Y an g Men guas ai dir iku, t i
dakl ah
seseorang marah (mencaci dan membenci) kepadakeluargaku kecuali
Allah akan menceb,urkannyake dalam nerakn." (HR. Al-HAkim)

Maka menjadi satu keharusan bagi umat Islam untuk


mencintai keluarga Nabi Muhammad SAW. Apalagi itu sudah
diteladankan oleh ulama dan para kekasih A1lah SWT. Disebutkan
dalam Syarfu ' Aqldah al: Awdm:

J\l rW ?\I';brt*)r L'':-s ok


7z'ta//tu' "r;rj!L,"uuj',Lllit
(\ 1f se ql1.,Jll;ri,.i, uJJ;u, Cr f>KJt rY) "41
Fiqh Tradision alis ( | nw aban P elb a g ai P er s o alan Ke a gam a an S ehnri- lwri) 311
"Sudah mmjadi tradisi para ulnma yang mengamalkan ilmunya dan para
kekasih Allah swr yang shfrlifo untuk selalu mencintai keluarga Nabi
Muhammad AW ." (M0iaz al=KalAm Syarh Manzhffmah,Aqidah
S

a[-'AwAm,163)

Prof.KH. 'AbduliAh bin N0! juga mengatakan:


cLt V #',yt#'':;f yn"jlr'*,t,yi F::
LJ l, J*klt ft )D g jf?tt'*r$'fir r;J,i*it
(\ f 1 c jIIt-; #tdt u ai>\-,| o.LrXJJ 4ldJJ
"Kami golongan Ahlussunnah wal I amh' ah mey akini dan berprinsip
untuk mencintai ahlul bait semua. Tidak terkecuali sayyidina Hasan
dan flusain serta ayah mereka, mudah-mudahan Allah iWT meridhni
mereka." (al-ImAm al-MuhAjirmA lahu wa linahslihi wa li al-
A"immah min aslAfih min al-Fadhi'il wa al-Ma,abb 236)

Begitu pula dengan sahabat Nabi Muhammad SAW? Ibn


Hajar al-Haitami mengatakan:
'".; of l; ri y, f*; t-rrtti;ri3ti1::jr,ifi |!)b |=^;

(o e otJl1oL4tfiID .
Srqt
"Wahai knum muslim yang memenuhi hatinya dengan cinta kepada
*ry rd
Allah dan Rasfil-Nya, wajib atas kalian mencintai sahabat-saiabat
N abimu Multzmmad s AW. Karena xsunggtlmya Ailnh terah memberiknn
anugerah kepada mereka yang tidak punah diberikan kepadalainnya. . .
dan sebab Nabi sAW sering memuji merekn serta beriau melarang
mencela mereka." (Tathhir al-|anin wa al-LisAn, S)

3'L2 Fiqh Tradision alis ( I autaban P elb agai p ersoalan kagamaan S ehari-hai )
Disebutkan juga dalam banyak Hadits, bahwa Nabi SAW
tak segan+egan memuji para sahababrya. Beliau selalu memanggil
para sahabatrya itu dengan sebutan palingbaik dan mereka sukai.
Maka tidak heran jika semua sahabat merasa dirinya paling
dekat kepada Nabi SAW. MisaLrya pujian Nabi SAW pada sahabat
AbO Bakr RA. Nabi SAW bersabda:

j lu'&'r&h',J-'r/:t rt1i:L\t nP, f6;r.t *


.
€Q's gt'#t k
tf L'i, f.)r' dt "o tlrr,e *
(ff Af fr, , grt*Jl gr*)
-
" lbn AbbAs RA, dari Rasfilullhh S AW, beliau b ersab da, " I ika aku
D ar i
bisa menjadikan (seseorang) kekasih niscaya aku akan menjadikan
Abfi Bakr sebagaikekasih. Akan tetapi Abit Bakr adalah saudara dan
s ahab atku." (Shahih al'BukhAri, [3383] )

Dan pujian Nabi Muhammad SAW Kepada sahabat


'Umar bin al-I{raththab RA. Nabi Muhammad SAW bersab da :

G.r
c.Qt litr,)?riv,r$ 4 I P r
*"r &x,, &
a*'o\* sJy"UL$Ir:t |#(, :+ 1 e $i qttu,st
(rt' v fr g;t^Jl W> c

"Dari Sa'dbin AbiWaqqksh, RasfilullLh SAW bersabda, "Koyaklah "*k"CJ


wahai putua al-Klwththhb (' Llmar). D emi Dzat y ang mertguosai diriku,
setan tidak akan bersama knmu pada satu ialan, kecuali dia melewati
j alan y ang lain y ang tidak kamu lalui." (Shahih al-BukhAr{, 134071)

Pujian Rasulullah SAW kepada Sayyidina'UtsmAn RA.

q,*f Yf ,i6 et yh' ,J* 9,;?t-,'ol ,,tLb'*


Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai Percoalan Keagamaan Sehari-hati) 313
.q-i; hr €b1 dt;'i itl,L ,$ryrL ;i"i; $.,
(1t\tt'r,d.-,y>
"Dari'Atltd' , sextngguhnya Rasitlullhh SAW bersabda, "Tidakkah aku
malu kepada orang laki-laki yang malaiknt juga malu kEadany a (y akni
sahabat'Utsmkn RA)." (Shahih Muslim 144141)

Dan pujian RasOlullAh SAW kepada Sayyidina Ali RA:

:';? 9 *'t;vh't.l- I' J:;;i$ .i;\i;.^:tap


{?', 1?nfe!- i'i ob h, Ct', i ^iti)t :r, WU r

(YVor 1iJ g;;t*-lt y)


c Ut rhtA-',
"Dari Salamahbin al-Alczua' Rnsfilullhh SAW bersabda, " Sunggtrh akan
kuberikan bendera inibesokpada seorang laki-laki (Ali bin Ab?ThAUb
RA) yang kelak Allah aknn membukakedtu tangarutya, dia mencintai
dan dicintai Allah dan Rastrl-Nya." (Shahih al-Bukhiri 127531)

Begitu mesranya Ras01u116h SAW dengan para sahabatnya.


Maka, sudah sewajarnyalah kita meneladani akhlaq dan perilaku
RasOlullAh SAW tersebut, yaitu mencintai dan menghormati
para sahabat Nabi SAW.Karena itu, kita dilarang membenci
apalagi menghina mereka. Nabi Muhammad SAW bersabda:

}fr| rfi; Y * t yI' & ilr iri iulsvi;1,rl *


$,1'Ll :Ji'6;l'€Ll LU :y, *'rs!,;,',/;*l rIl; !
(t r \ . :pr.r,d*. y) ry\rerl[?)i\16
"Dari Abfi Hurairah RA, ia berksta, Rashhlldh SAW bersabda,
"langanlah knlian mencaci para sahabat, janganlah kalian mencaci

31,4 Fiqh Tradisionalis (lawaban Pelbagai Personlan Keagamaan Selari-ltnri)


sahabat-sahnbatku! D emi Dztt Y ang Mmguasaiku, andaikata salah satu
di antara kalian menaflahknn efttas sebesar gunung Uhud, maka (pahala
nafknh itu) tidak akan menyamai (pahala) satu mud atau setengahnya
dari (nafkah) merekn." (Shahih Muslim t46t0l)

Mengukuhkan sabda Nabi SAW tersebut, Syarif al-RAdhi


ai-M0sawi meriwayatkan ucapan Sayyidina'Ali RA terhadap para
penghujat sahabat Nabi SAW:
(rYr c &)rJr
d) . ',e?" f;k
tt i-<';;i ;,.
" sesungguhnya aku tidak senang bila kamu menj adi oronf , onf ,rL

mencacimaki (para sahabat)." (Nahi al-Balighah, 323)

Lebih tegas lagi SayyidinA Alikarraranllfrhu waihnhberkata


kepada para sahabatnya:
,. .,
r'li'tliti;r-hr .;;&r J?;*'t-ibiafgti
a

o l.l) rl

vi1I.j Vfii i;trUt:til;>i er'&


. ,t
1,rr ff. +tbi n$u'.J,|,fu
r*FP r'J,*,
r
.orp;1 irr r?; Gp':i rt *\, ',*tbi*; Irta
(1Y \ ,f \ e( $*l*-lJ .//iJt it17)
"Aku berwasiat kepadamu tentang sahabat Rasfil SAW. langanlah
kalian mencacimaki mereka. Karena mereka adalah sahabat Nabimu
yang tidak berbuat bid'ah sama sekali dalam agama dan tidak pula
menghormati ahlibid'ah. Memnng demikianlah Rnsul SAW berwasiat
kepadaku tentang mereka." (!!ayih al-Qulfib li al-Mailisi, iuz
II, hal 521)
tsagi orang yang benar-benar mencintai Sayyidina 'AIi RA,
tentu akan mematuhi apa yang menjadi ajaran beliau, karena
tanda orang yang cinta itu adaiah setia, sesuai dengan perkataan
Imam SyAfi'i RA:
Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hni) 315
.r., d
&*-O^J.i--..il
te,.4 ,?.
Lr. it*a{ 6.'t2 'CL ok !
(oA , iLljl gL.)l rlt-er.:)

"Manakala cintamu itu tulus,


tentu engkau akan mematuhi (orang yang dicintai)
Karena ortmg yang cinta aknn selalu patuh pada yang
dicintainya."
(DiwAn a[-ImAm al-Syifi'i, 58)

Jadi, mencintai Nabi Muhammad SAw,keluarga dan


para sahabatnya merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan. Mencintai Nabi Muhammad SAW berarti juga
mencinlai keluarga dan sahabatnya. Dan mencinlai keluarga
dan sahabat Nabi merupakan wujud kecintaan kepada Nabi
Muhammao SAW.

9. Pandangan Ahlussunnah tentang Musibah Perselisihan


antara Sebagian Sahabat.

Soal:
Dalam sejarah Islam, telah terjadi musibah perselisihan di antara
sebagian sahabat Nabi Muhammad SAW. Di antaranya adalah
terjadinya perang Jamal dan perang Shiffin. Bagaimanakah
pandangan dan sikap Ahlussunnah tentang hal itu?

)awab:
Dalam menyikapi perselisihan yang terjadi di sebagian sahabat,
golongan Ahl al-Sunnahwa al-lam|'ah tetap berpedoman para
prinsip Tawassuth (tengah-tengah atau netral), karena meyakini
bahwa para sahabat merupakan orang-orangyang mulia yang
sudah seharusnya kita hormati. Di dalam kitab ctl-Muntaldmbdt
disebutkan:

31.6 Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan S ehari-hnri)


lrat ilt* i'# *,F:"4f, ,riuyi;rii
?nr

ttt W ';Lii ciit qL bt {}t lu, i t1i:"


(\ Y V rr ret -.::Il;
"lmttm Sydfi't RA berkata, dan pernyatann itu juga dinukil dari'Umar
bin'Abdil Aztz RA, "Hal itu (tentang para sah"abat) merupakan darah
yang disucikan oleh Allah dari tangan kami, maka sudah selayaknya
lidah kita disucikan dari (membicaraksn/menghina) mereka." (Al-
Muntakhabat,l2Tl
Di samping itu, perselisihan yang terjadi merupakan hasil
ijtihad yang akan mendapat dua pahala kalau benar dan satu
pahala jika salah. Sebagaimana syair Ibn Rusldn dalam kitab
Zubadnya:

a*ri rq+\i';tib C) '.k *r,.Llr u.,sr* it


(V c elJl ;r,;
"Apa yang terjadi di kalangan sahabat kita tidak berkomentar
(memihak) Dan dari menetapkannva "
Kx:':"4:(;ir:tx-i
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Imam Asy'ari sebagai
tokoh golongan Ahl al-Sunnah w a al-l ama' ah. Beliau menyatakan
bahwa para sahabat merupakan orang-orang piiihan. Bahkan
di antara mereka sudah mendapat jaminan surga. Sedangkan
perselisihan yang terjadi hanyalah perbedaan ijtihad. Karena
itu tugas kita adalah menjaga kesucian dan kemulian mereka.

ats rJL:1i;.2,1 w?or l


rayi flt,* 4 67 u *fi
#y n1
:Vyi/trq *lriivyip, :V6 {.:V *
Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P er soalan Keag*maan S elai-lnri) 377
fis'&'# J''Ji i;t#*rr t ;r..r"t yt'r S;'o$t
q, a:"rrl.t * 6*',#c? 6 Aif t e$t,f.'F,*
*'t;;U *J yAt|F, iVti # :U <*'lu> qz ?nt

ti',4t*, >'# * t?':tti,r lf s t i\st,1. #


ht',* ;*1 rcl 4 U, F> q 6:Pt r €)t ;3W
(YI. g.a ra;!-ill Jyt,Jcu!)r) (#l'f*
" Ap a y ang t erj adi ant ar a S ayy idina' Ali RA, al-Zub air RA dan' Aisy ah
RA hal itu knrena adanya perbedaan pendapat dan hasil ijtihad, dan
Sayyidina 'Ali RA lah yang menjadi pemimpin. Mereka semua
termasuk ahli ijtihad. Nabi Mulltmmad SAW telah menjamin mereka
untuk masuk surga. laminan Nabi SAW ini menunjukkan bahzoa
ruer eka ad al ah or an g- or an g y an g b enar dal am ij tihadny a. B e git u j ug a
yang ierjadi antara Sayyidina 'Ali RA dan sahabat Mu'kwiyah RA.
Hal itu juga terjadi karena perbedaan pendapat dan perbedaan hasil
ij tihnd. Semw sahabat adalah pemintpin yang terperrya / tidnk dicurigai
dalam masalah agalna. Allah SWT telah memuji mu eka seffnw. D an kit a
diperintahkan untuk mengakui, patuh dan marj aga kehormatan mer ekn.
Serta mejauhkan diri dari orang-orang yang ffierendahknn martabat
mer eka RA. " (Al-Ibinah' an Ushff I al-DiyAnah, 260)

y*g
dirumuskan oleh Imam Asy'ari tersebut,
Sikap netral
pada hakikatnya merupakan perwujudan dari sikap tawassuth
yang telah diajarkan oleh sayyidina 'Ali RA dalam pitutur
beliau:

dpt dt,git J,L:''ff :il *;f i 1'iJ t tta utlt lj;


(Y 11 eY
e( ./lloU)
318 Fiqh Tradision alis ( [ awaban P elb agai P ersoalan Keagamaan S eluri-lari)
" Sebaik-baik manusia adalah golongan yang bersikap netral. Y ang bisa
diikuti oleh orang-orang di belakangnya dan menjadi rujukan orflng-
orang yang berlebih-lebihan (ekstrim) ." (Lisdnal-'Arab, juz ]uz VII,
lrral299

Berdasarkanbeberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan


bahwa golongan Ahl sunnah wal al-jamh' ah tetap berpegang pada
prinsip tawassuth dantawdzun daiam menyikapi perselisihan di
antara para sahabat. Yang diwujudkan dengan sikap diam, dan
tetap meyakinibahwa sahabat Nabi SAW adalah manusia yang
mrlia. Karena mereka adalah orang-orang yang pertama beriman
dan mengamalkan ajaran Nabi Muhammad SAW. Kalaupun
ada kekurangan pada diri mereka, namun hal itu bisa ditutupi
olehkebaikan yang mereka miliki.

10. Jalinan Persaudaraan antara Keluarga dan Sahabat


Nabi Muhammad SAW
Soal:
Pada pembahasan terdahulu telah dijelaskan tentang
pandangan ulama Ahl Sunnah wa al-Jamh'ahy^g berkeyakinan
akan kemuliaan sahabat Nabi SAW, walaupun telah te4adi
musibah perselisihan pada sebagian mereka. Lalu, bagaimanakah
sesungguhnya hubungan persaudaraan dan jalinan kekeluargaan
yang terbangun di antara mereka?

Jawab:
Musibah perselisihan yang terjadi pada sebagian sahabat tidak
dapatdijadikan tanda kaiau di antara para sahabat tidak terjalin
persaudaraan yang sangat erat. ]usku sebalilcrya jalinan kemesraan
yang bertaut di hati mereka ibarat cinta bersambut, kasih
berjawab. L:rdahnya pergaulan antara keluarga dan sahabat
Nabi SAW harus diteladani oleh umat Islam. Hal ini terungkap
dari tuturkata Sayyidina'AliRA yang selalu menjunjung tinggr
paia sahabat sebagai manifestasi rasa cinta yang mendalam.
Fiqh Tradision alis ( | awaban Pelbagai Persoalan Keagamaan Sehari-hari) 3"t9
Terutama kepada para sahabat besar. Dalam l<tab Al-SyAf karya
al-Syariif al-MurtadhA yang dijulub Alam al-HudkJttz Z,}:.al 428,
-

diceritakan tentang ucapan Sayyidina'Ali RA mengenai sahabat


AbO Bakr RA dan'Umar RA. Sebagaimana yang dikutip daiam
kltab al-Syt'ah Minhum- Alaihim
'fr.{\ii*;? ot."i:
f.")'* e,b?nr orrpitit
(1 . , f"d"f{.,i'.JlJt> .":{ii.?tt A, it f'lS
"Sayyidina Alt
AS berknta tentang sahsbat Abfi Bakr RA dan'Umnr
RA, "Sesungguhnya umat yang paling baik setelah Nabinya adnlah
Abi Bakr RA dan'Llrnar RA. " (Al-Syiah Minhum 'Alaihim, 60)
Kecintaan Sayyidina 'Ali RA berlangsung terus hingga
sahabatrya itu meninggal dunia. Misal:rya ketika Sayyidina'LJmar
RA meninggal dunia. Dalam kitab yang sama disebutkan:

ir*i 1'c'.
;i
i>r"-.rr * J6't,*|tr?,F t?,ryfr
fri l; ;At'u rrb.b4hr ii li'd,.ii t;i
(oY, a'+JD
NJ"r+-
"Ketika sahabat'Umar dimandiknn dan dikafani, Sayyidina'Ali RA
mnsuk, lalu berkata, " Tidak ada di atas bumi ini seoranpun yang lebih
aku sukai untukbertemu Allah SWT dengan membawabuku catatan
selain dariyang terbentang di tengah-tengahkalian ini (yakni jenazah
S ayyidina' Umar)." (Al-Syi'ah Minhum'Alaihim, 53)

Sikap Sayyidina'Ali RA ini merupakan :kspresi spontan


dari lubuk hati terdalam bahwa di dalam hati beliau benar-benar
tertanam jalinan kasih dan tambatan sayang kepada sayyidina
Umar RA" Sebab mustahil beliau melakukannya sekedar taqiyah
(pura-pura) karena takut pada Sayyidina'IJmar RA, sebab pada
waktu itu sayyidina Umar RA telah meninggal dunia.
Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan S ehnri-hari)
Begitu pula sebaliknya. Para sahabat adaiah orang-orang
sangat mencintai keluarga Nabi Mulammad SAW. Terbukti dari
ucapan Sayyidina AbCr Bakr RA:
iitr ,S,,.'ri;lpii;Ir ',f;;fr.1 ,:iu.ri- hr 'rFp")'akp r
e. ) .,rr;'u"kl'ntA\'+l'eipbt*u
(fvf .p.rc€-rt+Jl
"Dari ' Aisyah RA, sesungguhnya Abtt Bakr RAberkata, " Sungguh
kerabat RasftluilAh SAW lebih aku cintai daripada keluargaku
sendiri." (Shahih Bukhiri, [3730])
'
Pada kesempatan yang lain, sayyidina AbO Dal<r RAberkata:

h' .J* t:tL.It$.,r sviF h' 'o; F ,r: r ;,L y, f


( r t 11 rr, , g.,uJ t U*4> . #. ,yf G'{-'; #L
"Dari lbn 'Umar RA, dari Abfi Bakr RA ia berkata, " Perhntiknn Nabi
Mulummnd SAW terhadap ahli baitnya. " (Shahih al-BukhArt [3436])

Tidakhanya sampai di situ, kecintaan dan persaudaraan


itu berlangsung terus hingga anak keturunan mereka. Bahkan
kecintaan yang mendalam di antara para sahabat dengan keluarga
Nabi Muhammad SAW tidak cukup dengan pemyataan semata,
tetapi sampai pada pembuktian yang nyath seperti memberikan
nama puha mereka dengan nama para sahabatbesar itu. Misal-nya
Sayyidina'AiiRA, di antara33 putraputribeliau ada yang diberi
nama dengan Abri Bakr, 'Umar dan 'Utsmdn (Imam -Alt bin
Abi ThAUb,9). Sayyidina flasan dan Husain juga memberi nama
dua putranya'Umar dan Abfi Bakr.
Siapapun tahu bahwa orang yang memberikan nama
pada anaknya, tentu dipilih nama yang paling disukai, sembari
tersirat sebuah harapan semoga anak yang dimaksud dapat
Fiqh Tradision alis (
I autaban P elbagai P ersoalan Keagamaan S elnri-hnri ) 327
meneladani dan merniliki kualitas individu sebagaimana orang
yang ditiru namanya.

Keturunan Sayyidina'Ali RA dengan Fithimah RA

H
.3
U)

v
)

<(g
t<
bo
(.r)
H <dtsr
(J
tn bo ,< 6
l"d
(! Er ld
v U) d(6 <dJ IE (E k
Li (s
-Ck
<(tJ
d(d ,OE (,
6 5la
-o (G I (! rh 6 lr 5pA <(d
(d (! N -trN <5(6 (t
I F 6
J4 iJ E 9<3 (dtr
li
,-) 3
tr AI -o E.= at t(u
(E
N
5<(6
(/) Ilr 3? -(t
F'lr (6
>2 D .<
(6
I
p FT
(d tl
I

6N
Sumber : 'Allimfr Awtfrdakum Mahabbati'Ati Barti aLNabt,
DR. Muhsmmad' Abduh Y amfrni

Bahkan lebih jauh, kecintaan antara para sahabat dan


keluarga Nabi Muhammad SAW tidak hanya terbatas pada
pemberian nama pada putra-putranya saja, tetapi berlinjut
sampai tingkatan perbesanan. Misalnya sayyidina'Umar RA
rnenikah dengan Ummi Kults0m RA putri'sayyidina'Ali RA,

322 Fiqh Tradisionalis (lawaban Pelbagai Persoalan Keagamaan Sehari-hari)


Zaidbin'Amr bin Utsmanbin'Afffin RA morikah dengan Sukainah
binti al-Husain bin'AIi bin Abi Thalib" Muhammad bin'AbduliAh
bin Amr bin 'UtsmAn bin'AffAn menikah dengan FAthimah
binti a1-Husain bin 'Ali bin Abi Thelib . (N asabu Quraisy li al-Zubsiri ,
juz 4, hal L20 dan 1-1Q
AIi bin Abi Thalib RA Utsm6n bin ,Affan RA

tl
Hu'sain 'Amr

Fathimah Sukaynah- Abdull6h


-Zaid
I
Muhainmad
-
Sudah pasti, hal tersebut tidak akan terjadi bilamana di
hati mereka ada permusuhan dan dendam kesumat. Ini sebagai
buktibahwa Allah SWT melindungipara sahabat dan keluarga
Nabi Muhammad SAW dariberbagai penyakithati.
Begitu pula sikap yang dicontohkan oleh Imamla'far al-
ShAdiq ketika beliau ditanya tentang sikapnya kepada sahabat
Abu Bakr dan'Umar. Dalam suatu riwayat yang disampaikan
al-QAdhi al-ImAm NfrrullAh al-Syusyturi disebutkan:

*r; iur J?;'i.U ;i'i',irf, ib a'tlar iuyi Jb *;Li


,irl-:r i{, -ltd {s: ir a * aw t ($"s *?i,,
#;uaff;, *f tui,|ylt *6k , o\4,troYr6 dritJr
(\1 .r \ C, qt-i;".yilJ .rll .ru-D *Wf, Jl irl
"Sesungguhnya seorang laki-laki bertanya kepada Imam la'far al-
Shndiq, "Wahni ancu Rasulftlhh SAW! Bagaimanakah siknp anda kepada
-
s ahnbat Abfi B akr dan Umar ? " B elisu menj awab, " Ke duany a adalah

pemimpin ynng adit dan bijaksana. Keduanya berada di jatan yang

Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P ersoalan Keagatnaan Sehari-hnri) 323


benar dan mnti.dengan membawa kebenaran. Mwdah-mudahqn
r ahmatAll ah SWT s elnlu dilimp ahknn kep ada keduany a hing g a har i
kiamat." (IhqAq il-Hnq li al-Syusyturt, juzl,hat 16)

Dalam konteks ini pula Imam Ja'far al-Sh6diq RA berkata:

"Aku telah dilahirkan


q6Li-1t_rl ot.e4
i;f; ;. €rA*
oleh Abit Bakr dua kali" . (aL-DAraquthni)

Silsilah yang pertama dari ibunya, yang bernama Ummu


Farwah binti al-QAsimbin Muhammad bin Abfi Bakr al-Shiddiq.
Dan kedua dari neneknya yakni istri al-QAsimyang bernama
AsmA' binti 'AbdurrahmAn bin Abfi Bakr al-Shi ddiq. GLthimalr
al-ThAhiroh, RA, 1"1-S) "

Silsilah Imam Ja'far al-shadiq

Ja'far al-ShAdiq
Ketulusankeluarga danketurunanNabi SAW sungguh
sangat sesuai dengan ksuciannya. Salah seorang tokoh Bani Hasyim,
al-ImAm'Abdulldh yang bergel ar al-Mahdh, beliau adatah orang
pertamayang keturLrnan(ialinan darah)Sayfdina
Llasan RA d an Sayyidina llusain RA, menyatakan :

';; :ivtJ#t;r ,'; b, Jr",r;U-ir; ) Je. tz )f


, )t a>
9. J. J-.tJ

324 Fiqh Tradision alis (


| azuaban P elbagai P ersoalan Keagamaan S ehari-hnri)
i'rr'6--;rt,*)A1'pr e Jjfu .nl:i .
*Jb P,G
(vA c zilr 6,,rjAry . re;X.;*i
""
",i"irfuEli
Llnw lebihbaik dnnku dnn sebibumi yang sEerti aku. Beliau ditanyaknn,
"Apakah ini taqiyyah (pura-pura) ?" Beliau menjawab, "Kami sednng
di ant ar a makam dan mimb ar N ab i S AW (kami t ak aknn b olrcn g ) .
b er adn

Sungguh ini adalah ucapanku di tempat yang sunyi maupun di tempat


terbukn. Maka jangan dengarknn ucapan siapapun sesudahku (yang
memaki para sahabaf)." (Al-Shawi'iq al'Muhriqah, 78)

]ika kita benar-benar mencintai keluarga dan keturunan


Nabi Muhammad SAW, tentu kita wajib mencontoh sikap santun
dan kerendahan hati mereka. Sebab sebagai keluarga suci, hati
dan lidah mereka jauh dari hal-hal yang mengotori semisal umpatan
dan cacimaki. Apalagi hasut dan dengki, tentu jauh dari mereka,
se1'auh panggang dari api.
Kesimpulannya, antara sahabat Abfi Bakr RA, 'Umar RA
dan sahabat yang lainnya, dengan Sayyidina 'Ali RA beserta
segenap ahlul bait, terjalin hubungan persaudaraan yang sangat
harmonis, bahkan terus berlanjut hingga anak cucu mereka.
Contoh terbaik akhlak mulia yang patut diteladani.

11. MembacaTaradhdhi

Soal:
Setiap menyebutkan nama sahabat biasanya diiringi dengan
kata radhiyallahu anhu.Begitu pula ketika menyampaikan
khutbah, khatib selalu men guc ap kan t ar a dhdht, y aitu b a caan
y..U(r'6;":u W G)Jt ;j;r;,t! ;t,,iil)t f e j':'fiLi
'*tr\'d*+6*l;L *irt#t
Fiqh Tradisionalis (l aroaban Pelbagai Persoalan Keagamaan Sehari-hari) 325
"Ya Allah, mudah-mudahan Engkau memberikan keridha, an-Mu
kepada Khulafk' al-Rdsyidfin yang telah Engkau pastikan mereka
dengan kebenaran, dan dengan kebenaran yaig Engknu berikan itu
mereks berbuat adil. Yakni Abfi Bakr RA,,l.liar RA, ,lftsmkn RA
dar.t '|ab RA. Begitu pula dengan tuiuh sahabat yang lain dari sepuluh
sahqbat yang mulia (yang telah dijamin masuk sirga) serta semtra
sahabat Nabi-Mu."

Apa yang menjadi dasar bacaan do,a tersebut?

)awab:
Mendo'akan seseorang yang mulia adalah dianjurkan dalam Islam.
Tujuannya adalah agar kita mendapatkan aliran barokahnya.
seperti halnya kita dianjurkan membaca shalawat kepada para
Nabi dan para sahabat Nabi Mufuammad sAW. Ini diieba6kan
Nabi Mu[ammad SAW adalah manusia pilihan Allah SWT
yangmemiliki keutamaan dari makhlukAllah SWT yang lain.
Begitu_pula dengan taradhdhi yang merupakan do,u
-
untuk para sahabat Nabi sAW. Membaia tiradhdhiitusejatinya
mengikuti apa yang ada di dalam aleur,An seperti dalam
Te^ma-ng
(QS. al-Taubah 100) ada ungkapan:

erii,aht \Frt
" Allah SWT telah ridha kepada mer eka dan merekn j uga ildha k p odo_
Nyr." (QS. Al-Taubah, 100)

Karena itu Imam SyAf i RA memberi contoh di dalam


membaca taradhdhi"

#?r' * *t)";"ti;. ;fuMf * #)t* Jttifr


#r-) '#!,\W:|t,;LdL; ".;tbr
*n f I*3
(tffaa\Atu'iLrJl
326 Fiqh Tradision alis (lawaban p elbagai p ersoalan Kea gamaan
Sehari-hni)
"Diriwayatknn dari al-Rabt' dari al-SyLfi't bahzoa beliau berksta,
"Manusia yang paling utama setelah RasfiluilAh SAW adalah Abtt
-
Bakr,' l.lnnr,' Utsmffn kemudian Ali. S emoga l<eridhnnn Allah SWT s elalu
t er cur ahkan kep a da m er eka. " (Man Aqib al-SyAf i' i,
iuz I, hal 433)
Di dalam riwayat ini menunjukkan bahwa Imam SyAf i
memberikan contoh membaca taradhdhi. Dan beliau ternyata
sangat memuliakan para sahabat Nabi, terutama empat sahabat
tersebut, sebagaimana ajaran Ahlussunnah wa al-JamA'ah.
Maka jika ada sebagian kalangan yang menuduh Imam
SyAfi'i RA termasuk golongan RAfidhah, yakni golongan yang
menolak kepemimpinan sahabat AbO Bakr RA, 'tImar RA dan
'Utsm6n RA, maka tuduhan ini disangkal sendiri olehbeliau dalam
baitsyaimya:

,s,Wtyi *: izilr t; O y? L[ ',*?; ryG


(Yo r it Jl
;1,)l crljr;
o ngan Rilfidhah. "
" Mer eka m en g at akan, " E en gkau. t er masuk g ol
Aku jawab, 'tidak'. RLfidhah bukan agamaku juga bukan
keyakinanku".
(DiwAn al-ImAm a[-SyAfi'i, 35)

Di antara alasan kecintaan kami (golongan ahlussunnah


wal jamA'ah) kepada para sahabat, sehingga kita merasa perlu
untuk membaca taradhdht kepada mereka, adalah karena para
sahabat adalah orang-orang yang berkumpul dengan Nabi SAW.
Bahu membahu, dalam segala keadaan be4uang menyebarkan
agama Islam bersama RasrilullAh SAW. Di samping itu, para
sahabat (khususnya KhulafA' al-RAsyidffn) memiliki hubungan
kekerabatan yang sangat dekat dengan Ras0lull6h SAW. Lebih
jelasnya dapat tergambarkan dalam silsilah berikut:

Fiqh Tradision alis (l aruaban Pelbagai Per soalan Keagannan Sehan-hari) ara
Silsilah Nabi Muhammad SAW dan Sahabat Empat
Fihr/Quraisy
I

Ghalib
I
Luay
I

Ka'b

Murrah 'Adi
I

Kilab Rizih
I I
I

QushaY Ibn Sa'd Qurth


I I I

'AbdiManAf Ka'b 'Abdu116h


I I

'AbdiSyams Hdsyim 'Amr Rivah


I I
I I

Umayyah 'AbdulMuththalib 'Amir 'Abdul'lJzza


t 4lt
Abial-Ash Al-Baidhal'Abdulldh AbiThalib'Utsm6n Nufail
rlltlt MuhammadSAW'Ali
Affan

|
-Arwa
- l==____L*"|
AbOBakr KhaththAb
I

Utsmin II -{--Aisvuh 'IJmar


-_--- \ --._ - |
R;qayy;,TmluKultsum,Faihimah, " :^,:,^
Hafshah
aAsim,'Abdullilh,Zatnab; ;hi.
Dari silsilah ini dapat diketahui bahwa antara Nabi
Muhammad SAW dan khulafA' ai-RAsyidCrn terdapat pertalian
darah, terlebih sayyidina 'Utsm6n RA yarig merupakan putra dari
sepupu Nabi SAW yakni Arwa, sebagai putri dari bibi Nabi
328 Fiqh Tradision alis (
| aru aban P elb aga i .P er s o alan Ke a gamaan S ehar i- I nr i )
Muhammad SAW yang bernama al-Baidha' binti Abdul
Muththalib. Sedangkan sayyidina 'Ali RA adalah sepupu Nabi
Muhammad SAW. Di samping itu, keduanya merupakan
menantu Nabi Muhammad SAW. Sayyidina 'Utsm6n menikah
dengan dua putri Rasul SAW secara bergantian, yakni sayyidatuna
Ruqayyah RA dan sayyidatuna Ummu KultsCrm RA, Sedangkan
sayyidina 'Ali RA menikah dengan sayyidatuna FAthimah RA.
Begitu pula d engan sayyidina AbCr Bakr RA dan sayyidina
'lJmar RA yang merupakan mertua Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad SAW menikah dengan 'Aisyah binta AbO
Bakr RA dan Hafshahbinta'Umar RA.
Inilah beberapa alasan mengapa golongan Ahlussunnah
selalu membaca taradhdhi kepada.para sahabat Nabi
Muhammad SAW atau setiap nama-nama sahabat Nabi
Muhammad SAW yang mulia itu disebutkan"

12. Membaca Shalawat Seusai Pertemuan

Soal:
Sudah menjadi tradisi di masyarakat, setiap kali ada pertemuan,
mesti ditutup dengan pembacaan shalawat. Seakan-akan shalawat
tersebut menjadi aba-aba untuk perpisahan. Bagaimanakah
hukumnya?

]awab:
Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW memang
dianjurkan oleh Allah SWT kepada umat Islam. Minimal, 17 kali
sehari semalam. Sebab membaca shalawat termasuk salah satu
rukun shalat yang lima waktu. Di luar shalatpun kita dianjurkan
untuk selalu membaca shalawat. Di mana saja dan kapanpun
kecuaii di tempat yang tidak layak, misaLrya di kamar mandi.
Demikian juga seusai pertemuan, sunnah membaca shalawat.
Imam SakhAwi meneantumkan sebuah bab tentang membaca
shalawat setelah pertemuan dalam kitabnya al-Qawl al-Badt' Fi

Fiqh Tradisionalis (lawaban Pelbagai Persoalan Keagamaan Sehai-hari) 329


al - Shal ffh' Al a al -Habib al -S y afi- " B eliau menyatakan :

';*tlc:"r6 e g'i+p;i,l,Lstel
tr+r,n. i:ar
r.! g.r-Jr JID . *fi, &r ;t * * $',fr
; L,H {}
(Y t Y r 6i.eJt .Jt ,jt ;X"#Jl
" Adnpun (mengenni pusoalan) membaca shnlnwat ketika akan bubar dari
xnfu putanunn, maka ada fudits " ma jalasa qautmun" dan seterusny a."
(al-Qawl al-Badi Fi al-Shalah'Ala al-Habib al-Syafi',22)

Kelanjutan Hadits tersebut disebutkan dalam l<ttab Sunan


al-T irmidzt RasCrlullAh SAW bersabda:

;l;t1in'P', {'\tt * nr're;} ,rJt?


"ft'iLib?ot
'r;
*rr. os'r1:&,e 4a I, y},r rrf!'r wir
( Y
f-'r c gj,ll p) .';i';t rO a1t *,*it3, oV
"Dari Abit Hurairah RA, d"ari Nabi SAW, beliau bersabdn, "Tidak ada
pada satu knum yang berkumpul dalam satu pertemuan kemudian
merekn berpisah, tapi mereka tidakberdzikir kepada Allah SWT dan
tidak membaca shalawat kepada Nabi mereka SAW, kecuali mereka
akan ditimpa peny esalan (kesedihan) pada hari kiamat kelak. Ap abila
AllahS\NTberlcehendak,makaaknnmenyikmmuela.Dan jikaAlkhSWT
berkenan, maka akan memberiknn ampunan kEada merekfr." (Sunan
al-Tirmidzi [3302])
Hadits ini menunjukkan bahwa membaca shalawai
seusai pertemuan memang dianjurkan oleh Ras0lull6h SAW. OIeh
sebab itu, membaca shalawat ketika mauberpisah dalam satu
pertemuanbukanhanyabolehhukumnyabahkan sunnah dilakukan.
(,6De)

330 Fiqh Tradision alis (


| aw ab an P elb ag ai P er so alan Ke agamaan S ehnr i-hari)
iOIKHTITAM
L. AdzAn Untuk Bayi yang Baru Dilahirkan

Soa[:
Anak merupakan karunia yang diberikan Allah SWT kepada
sebuah keluarga. Namun, anak juga merupakan amanah Allah
SWT yang mesti dijaga, dirawat serta dididik oleh kedua orang
tuanya. Mendidik anak harus dimulai sebelum anak itu lahir ke
dunia, tidak hanya dilakukan setelah ia besar. Salah satu bentuk
pendidikan terhadap anak adalah membacak an adzfrn dan iqhmah
ketika anak tersebut dilahirkan. Bagaimanakah hukum melakukan
hal tersebut? Apakah pemah diajarkan Ras0lullAh SAW?

fawab:
Ulama sepakat bahwa sunnah hukumnya mengumandangkan
adzkn dan iqkmah pada saat seorang bayi terlahir ke dunia.

:ir.:r:it eirili fifi;t$,-sr * rs?l


);\.irl!i *i,
,rr)t*.!t..a;Jl) . ,s:;41 ;z:,v1i *:lt* ,*.r:11+,it
(ort o2\A,l:j:fj
Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P er soalan Ken gamaan Sehari-hari) 331
"AdzLn juga disunnahkan untukperknra selain shalat. Di antaranya
adalah adzkn di telinga kanan anak yang baru dilahirknn. Seperti halnya
sunnah untuk melakukan iqhmah ditelinga kirinya." (At-Fiqh aI-
IslAmi wa Adillatuh, irz I, hal 561 )

Kesunnahan ini dapat diketahui dari sabda Nabi SAW


yang diriwayatkan oleh'Ubaidilhh bin Abi RAfi':

t \'r*!,i{ra.()i$*j *iuej#I #tP


g*r dl-,) ;yiltr r+$ fr{:'qp ; o;Jt lif ; oil p't
(ttt\ frJ r r-9b

"Dari:llbaidillfrh bin Abt RAfi' RA, dari ayahnya, ia berkata, "Aktt


melihat Rasillullilh SAW mengumandangknn adzAn di telingaflusain
bin' Ali RA ketikn Siti F hthimah melahirkanny a. (Y alcnil dengan adziln
shalat." (Sunan Abi Diwud14441,1)

Lalu, tentang fadhiiah d an keutamaannya, Sayyid'Alawi


al-MAlikimenyatakan:

lif Gi;Q'r.#r 4f ai;i


$f + i'ir.if ;i iir
r.,r ) ry,i?tyif ala
ti! l'.ti
J;!i
t , a a , tJ - . . .

,f *,s?s ,y'ts ,*.."'(.it ;'q;'A "t*'t ,,s|.,i,$t


t. .7.at rr-.9 /l..ri,

Lr--..4) . #-sr A;Gr? orivi b eli': e'Fr li'-;rr


(\\Y rlbtGsb
"Yang pertama, mengumandangknn adzLn di telinga knnan anak
yang baru lahir,lalu membacakan iqLmah di telingakirinya. Ulama

gg1 Fiqh Tradisionalis (lawaban Pelbagai Persoalan Keagamaan Selnri-hari)


telah menetapknn bahzaa perbuatan ini tergolong sunnah. Dan merekn
tilah mengamnlkan hal tersebut tanp a seor flnpun y ang men gingkar iny a.
Perbuatan ini ada releoansi yang sempurna untuk mengusir syetan
dari anak yang baru lahir tersebut. Karena syetan akan lari terbirit-
birit ketika mereka mendengar adzhn, sebagaimana keterangan yang
ada dalam Hadtts." (Majm0' FatAwi wa RasA'il,l1.2.l

Menjadi jelas bahwa adzan untuk bayi yang baru


dilahirkan itu memang sunnahhukumnya. Salah satu fungsinya
adalah untuk mengusir syetan dari anak yangbaru lahir tersebut.

2.Tarjt' dalam Adzdn

Soal:
AdzLn merupakan perbuatan yang disunnahkan sebelum
melaksanakan shalat lima waktu. Di sampingberfungsi untuk
mernberitahukan masulcrya waktu shalat, adzhnjuga diperuntukkan
sebagai sarana untuk menarnpakkan syi'ar Islam. Nah, dalam
adziln ada beberapa perbuatan yang disunnahkan. Di antaranya
adalah tarji'. Lalu apakah tarjt' lttt?

Jawab:
Mengumandangkan adzdn merupakan salah satu perbuatan
yang memiliki fadhilah ymg sangat besar. Imam al-GhazAli
dalam kitabnya yang sangat terkenal lhyk'lllum al-D?n menyitir
Hadits yang menjelaskan keutamaan seoran g muadzdzirz. Beliau
menuturkan:

't]i,V iW t i;f st*'u,# * {,'tiUlr;l


? !, *;;*;\dr4 ?ib, .,,ai;', tA'* ti is.
? !,4^; * atil ,Fr", o*L*;i, i4rfr'.b',

Fiqh Tradision alis Q atuaban P elbagai Persoalan Ke a gamaan S ehan-hari) 333


,YU; Wiii *;ir' g
?':)rr,#ti|r', *t *'rit+y,.Vi
(\ t ; ,f \ er g1r.ll Stl**VL) .i*\,f
"Di akhirat kelak, ada tiga golongan yang dekat dari minyak misik
yanghitam. Merekn tidak aknn terpengaruh olehhisab (perhitungan
amal manusia), dan mereka tidak akan merasakan ketakutan yang
dialami manusia lainnya. (Pertama) adalah seorang laki-laki yang
membaca al-Qur' an murni semnta-mata karena Allah SWT, kemudian
menjadi imam yang disetujui oleh ma'mumnya. (Kedua), seorang
lakilakiyang adzhn di Masjid, mengajakmanusia untukmenuju jalan
Allah SWT. (la melnkukan itu) semata-mata menghmap ridha Allnh S WT .

Dan (ketiga) seorang laki-laki yang diberi rizki dunia yang banyak
oleh Allah SWT, nnmun rizki tersebut tidak sarupai melupakanny a untuk
melaksanaknn perbuatan akhir at." (Ihyil ul0m aLDnrn juz I, hal, 145)

Begihrlah, temyata menguman darrgkan adfirz itu memiliki


fadhilah yang sangatbesar. Dan ulama SyAfi'iyyah beranggapan
bahwa di antara perbuatan yang disunnahkan keila adzfrn adalah
tmjl .T a'rtang apatarjl iltu, Imam Nawawi al-Bantanimenyebutkan:

"Yang disebut tarji' adalah membaca dua kalimat syahadat dengan


suara y ang pelan-pelan, sebelum mengumandangkannya secara keras.
Masing-masing dibaca duaknli. Karenaitu seseorang membaca empat
bacaan (asyhadu an lk ilkha illallfrh dua kali, dan asyhadu anna
mubammadar Rasfilullfrh dua kali) secara berurutan." (Nihiyah
al-Zain,96l
Kesunnahan ini diperoleh dari Hadits yang diriwayatkan
oleh ImamMuslim:

334 Fiqh Tradision alis (l awaban P elbqgai P er so alan Keagamaan Sehari-hari)


hf ", orivi t*'^:k * t #I' *p',p,Llir't;f,;'r, *
olWf.hr l drv bf ipl ,1,r !tiiry
Wl ,',;r17'l';rl of

'Atl l:+::t?ij . !'t J?'t(rYJilWl , J?'.,$la)


lt
,lnri'J1'.,ri.'Je)Lliryl. hr U drr of iill ,}i,r U iifv iif
; ; cf;>;y!r e7, .iir irl,
/ aa

,rb?q
/
j')'rrri;I tliizl
f$t -t
,
d* y). 11 iilv f*tf'Ftltl : ar;rL'|" r,Sr.y
r

lovy gr-r

" D ar i Abi Mafudzfir ah, b ahut a ses un g guhny a N abi Mufumma d S AW


mengaj arknn kepadany a Adzdn ini. (y akni) :

,1:r1\l);r17't
.tr fu dry i,f q.rf , ?or I dty lf qrf
.Xr i.,-., r:tl;,lit !#l , ttrii
r:,1;;';:l Wf

Kemudian diulanglagi,

{}f . },r ! tilv ;)f 'ri}f


. 1'r h iiry iif
bt i?, r:;i;J il Wl, hr i?, s*..1 1:l :'1";ll

Kemudian membaca, $l-at tSZ'u* aua kali, dan membaca


Cntt *? dua kali. lmam tsLa7 menambah dengan:
lrlriirv 'jnbi'jn l,i tsnahrh Muslim, [s72ll

Fiqh Tradision alis (


| azoaban P elbagai P ersoalan Keagamaan S ehari'hari) 335
Atas dasar Hadits ini mayoritas ulama mengatakan
bahwa tarjt'ketlka adzkn hukumnya sunnah. Imam Nawawi
mengatakan:

'e.U,,
'/ *uy .,,"q4V{i,$', ^*U $*}-Jt tk rl,
y> ?-;F,r-i
.
| ,o ,
' a
oriti q },'ol,';sAt
* )#J|',
lijlf,
(V\.f tr-, €s-rllC-,*-
" fladitsini menjadi dalil dan bukti nyata bagi madzhab Malik, Syfrfi't,
Ahmad dan jumhur ulama bahwa tarji' dalam adzdn merupaknn
perbuatan y ang disyari' atkan." (ShahihMuslimbi Syaft al-Nawawi
itl.zTV,hal Tl)

3. Amalan,Hizib dan Azimat

Soal:
Allah SWT menganjurkan kita umat Islam untuk selalu
berikhtiar untuk meraih berbagai keberhasilan. Banyak usaha
yang dilakukan dalam rangka ikhtiar ini. Di antaranya adalah
menggunakan azimat atau do'a-do'a yang berupa hizib atau
amalan. Bagaimanakah hukum amalan, hizib dan azimat
tersebut?

fawab:
Mengamalkan do'a-do'a, hizib dan memakai azimat pada
dasamya tidak lepas dari ikhtiar seorang hamb a,ymgdilakukan
dalambentuk do'akepadaAtlah SWT melalui amalan itu. Jadi
sebenarnya, membac ahizlb, dan memakai azimat, tidak lebih
sebagai salah satu bentuk do'a kepada Allah SWT. Dan Allah.
SWT sangat menganjurkan seorang hamba untuk berdo'a
kepada-Nya. Allah SWT berfirman:

336 Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-lwri)


(1 . . dr-*l) , rSl ".*-*t CiJ
"Berdo'alah kamu, niscaya Aku akan mengabulknnnya untukmu."
(QS. Al-Mu'min,50)

Adabeberapa da1il dari Hadits Nabi SAW yang menjelaskan


kebolehanini. Di antaranya adalah:

i-)', t;-6,- #r";rr,i,ij & i6lp;*tr' #y i i? n


';tr ;':lu;',r\ridt,P,*ft Su'lo; ,.trs;.ilr lu
(t.VlFrr,d.., W)\;*t
" D ar i' Awf b in Mdlik al- Asy j a' t ia m e r iw ay atkan b ahw a p a d a zaman
jahiliyah, kita'selalu membuat azimat (dan semacamnya). Lalu kami
b er tany a kep ada Rasfrlullfrh S AW, b agaimana p endap atmu (y a Raxil)

trntang hnl itu. Rasul mmj araab, " Cob a tunj ulckan azimatmu itu p adaku.
Membuat azimat tidnk apa-apa selama di dalamnya tidak terkandung
kemusyrikan. " (Shahih Muslim l4079ll

Dalanal-ThfubaL-Nafuui,al}lefi zhAbi'AbdillAhMr.rhammad
bin Ahmad bin'UstmAn al-Dzahabi menyitir sebuah Hadits:

ti riy..Ju'P", *Xtt,k lti';tlf f,* fl * r


ryt *} otltL:r lt :.ii 5vr!?f"# yi'u'{'*f
.i'hil #p' a';hx- o$ nyt!' ?,,# b': yV?': rt

CW e,.f it1$'u{.';Li:'ti'#'df' t+ o4
(\'rv, Lf-;Jt.-LJl) . #,iw'i .:4b

Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hari) J5 I


" D ari' Abdullfrh bin' Umar, bahwa Rasfilullilh S AW pernah bersabda,
" Apabila salah satu di antara kamu bangun tidur , maka bacalah (bacaan
yang artinya) "Akuberlindung dengankalimnt-kaliffiat Allah SWT yang
sempurna dari kemurknan dan siksaan-Ny a , dari perbuatan j elek y ang
dilakukan hnmba-Ny a, serta dai godaan sy etan serta dmi ke d atan ganny a
padaku" . Maka syetnn itu tidak akan dapat manbahayakan orang tersebut.
'AbdullAh bin 'Umar mengajarkan bacaan tersebut kepada anak-
anaknya yang baligh. Sednngkan yang belum baligh, ia menulisnya
pada secarik ker tas, kemudian digantungknn di leherny a. " (Al-Thibb
al-Nabawi,767)

Dengan demikian, hizib atau azimat dapat dibenarkan


dalam agama Islam. Memang ada Hadits yang secara tekstual
mengindikasikan keharaman menggunakan azimat, misalnya:

ujtst'o\i ;,i'rL; t b't,k !ti;; ti*i6 * r ^Xrr

(rYAo f-1e rjb dtd;-) ."::7tlttt'fr\


"Dari 'Abdullfrh ia berkata, "Saya mendengar Rasttlullkh SAW
bersabda, "Sesungguhnyahizib, azimat dan pelet, (yang digunakan
untuk lcej ahatnn) adnlnh p ubuatan sy irzk " ( S unan Ab i D awfi d [3335] )

Atau Hadits yang menyatakan:

*'*U'g; ;r.X"& n' J?, Jv . tG i. #*


(\ Iv;\ prJ ( J-Fi *; .I):)l'r*
" D ar i' llqb ah bin' Amir Rasfilull dh S AW b er s ab da, " B ar an g s iap a y an g

menggantungkan azimat di lehernya, maka sungguh orang itu telah


berbuat syirik." (Musnad Ahmad [L6781])

Mengomentari Hadits ini,Ibn Hajar, salah seorang pakar


ilmu Hadits kenamaan, serta para ulama yang lain mengatakan:

Fiqh Tradision dlis ( I auaban Pelbagai P ersoalan Keagamaan Sefuiri. hari)


;0'#'illr;", fn ;it J*:f y ir.'lG
r.ii,j
y!fus."bl uJitfr, y ^b';clil l, i : *u (ll;; tlr; X
(\ A\ r rs-r;Jl ,.il) .:f :'tY1::'L.Sfil
"Ibnu Hajar dan ulams yang lain mengataknn, "Keltaranxan yang
terdapat dalam Had?ts itu, atau Hadtts yang lain, adalah apabila yang
digantungknn itu tidak mengandung al-Qur'An atuu yang semisalnya.
Apabita yang digantungkan itu berupa dzikir kEada Allah SWT , makn
larangan itu tidakberlaku. Karenahal itu digunakan untukmengambil
baroknh sertn minta perlindungan dengan Nama Allah SWT, atau
dzikir kepada-Ny a. " (Faidh al-Qadir, 181,)

Inilah dasar kebolehan membuat dan menggunakan


amalan, hizib serta azimat. Karena ihrlah para ulama salaf semisal
Imam Ahmad bin Hanbal,Ibnu Taimiyyah membuat azimat.

6 <*i-{ ,.".f)
!, * d Jt.i?lt.&a,s,i'tfr sv
?qt *r1t' r-f Prri) ;=Kt 6L r V. g.+W
p:;' I' ra,i"iir q lt f i|s,:v:t,,ft:4,:t
6a t $j.*fltfiy .hr )"' *J:jl, l' *.,tr ;,
(Y . - 1 q,u!l) G;t\i ?tirL;,*
:r'5,;, t,eGJ,
rl
"b
7qt $;'?v 72,r,'g1.pf;,Ffrt S*'* r';i:i
,p U!, ;'rr; ri JLrt. c7',p, * ihk t
"*fttr u o.

V t,bsi.f{ €.y'ery'+ }:t}\t *,tl.i'


Fiqh Tradision alis ( | auaban P elbagai P er soalan Keagamaan S elnri-hati) 339
>\fr;- 8r> *t!)t # -k :*k kt i;.*. r'$'i.t ;u:t
(r r c:,--a) l:tri "r,-3it;:t;*{tn5,it;t;;t aic'u1.r
(Y\ . -Y. V ,f \ Ar,i,r-,lldt"l a.",;Jl.7lfll;
"Al-Marrfldzi berknta," S elrang per emp uan mengadu kep ada Abi
'AbdillAh 6bmad bin Hanbal) bahwa ia selalu gelisah apabila seorang
diri di rumnhnya. Kemudinn lmnm Abmad bin Hanbal menulis dengan
tangannya sendiri, basmalah, surat al-Fktifuah dan mu'awwidatain
(al-Falaq dan aLNAil. Al-Marrfidzt jugamenceritaknn tentang Abtt
'AbdilAh yhng ffienulis untuk orang yang sakit panas, basmalah,
bismillah wa billah wa Mufotmmad RssfiluUAh, QS al-Anbiy|' 69-
70, Allkhumma rabbi jibrtla dst.. .. AbA Dkwud menceritakan saya
melihat azimat yang dibungkus kulit di leher anak Abi 'Abdilldh yang
masih kecil. Syaikh Taqiyuddtn lbn Taimiyyah RA menulis QS. Hud
44 di dahinya orang yeng mimisan (keluar darah dari hidungnya)."
(Al-Adab al-Sya/iyyah wa al-Minah al-Ma/iyyah, |uz II hal
307-310)

Namun, tidaksemua do'ado'a dan azirnat dapat dibenarkan.


Setidaknya, ada tiga ketentuan yang harus diperhatikan.
Sebagaimana disebutkan oleh Sa'id bin Ali bin Wahf aiQahthani.

lf 1r y'ti N fryt'b A';r :G,*ir^tt:t'&l'f,


h' ,i; ttr J?., ryrl gwi ffil'.|'Jt*l' fr<, dX
..?, .., t! ,. . ,L.c t
*3,w i:;i;r'J'r;ir or,'",i-:r+ :k'ti i :fLi rfL
(,
o
,1 n ',n.1 ..ot,, L|, '
. o

iot*';u i* !;i*|-lqifl* a:!stil:t;.ei ol <r


(Ar-AY t *JlJ.'rt<Jl il ;iJt{ A){'JD . vl\i;*
Fiqh Tradision alis ( I awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehnri-hari)
"Ulama sepakat bahwa menggunakan do'a-do'a, hizib dan azimat itu
dip erbolehknn asal meffienuhi tiga sy arat " (P ertama) harus meng gunakan
Knlam Allah SWT, Sifut Allah SWT, Asmi Allah SWT ataupun sabda
Rasitlullfrh S AW. (Kedua) menggunaknn bahnsa Arab ataupun bahasa
lain yang dapat dipahami maknanya" (Ketiga) tertanam keyakinan
bahzua ruqyah itu tidak dapat memberi pengaruh apapun, tapi (apa
yang diinginknn dapat teruoujud) hanyakarena takdir Allah SWT.
Sedangkan do's dsn azimnt itu hanya sebagai salah satu sebab saja."
(Al-'llaibi al-RuqA min al-Kitib wa al-Sunnah,82-83)
Dari sini dapat disimpulkanbahwa, selama tidak melanggar
batas-batas agama, menggunakan azimat atau yang semisalnya
dapat dibenarkan.

4. Pengobatan Alternatif Menggunakan Do'a


Soal:
Selain murah, pengobatan alternatif merupakan salah satu
pilihan yang mampu menyembuhkan penyakitberat. Bahkan
penyakit yang tidak dapat disembuhkan dengan pertolongan
medis suatu ketika dapat disembuhkan dengan pengobatan
altematif . Pengobatan ini ada yang menggunakan jamu-jamu
tradisional, ada pula dengan menggunakan do'a-do'a melalui
jalan supranatural. Kalau menggunakan jamu tentu tidak ada
masalah. Yang menjadi pertanyaan adaiah apabila menggunakan
do'a-do'a. Apakah hal itu dapat dibenarkan? Dan bolehkah
memasang tarif sebagai imbalan atas jasa yang telah diberikan?

Iawab:
Berobat dari sakit merupakan anjuran agama. Karena hal ini
termasuk salah satu ikhtiar untuk mencapai kesembuhan. Salah
satu bentuk pengobatan ifu menggunakan do'a-do'a, yang dalam
bahasa Arab disebut den ga ruqyah.Hal ini boleh karena Ras0lullAh
SAW sendiri pemah mengajarkan bermacam-macam do'a untuk
menyembuhkan berbagai penyakit. Di antaranya adalah:

Fiqh Tradision alis ( | azuaba n P elb agai P ersoa lan Keagamaan S ehni-luri ) 341
os "p': *vhtt 4t af W?tt nf'r*;; c? y :i
* *
oglr L+if r6t *, *:ttirt:"iJr :y'#. *tlp",! i
ef""*,p) & r'8,1i"., $,A)',ltiWl ;rJr..lr'd, *t
(or'Yt'r,S"rt*Jl
"Dari Masrftq, dari 'Aisyah, bahwa Nabi SAW mengobati sebagian
keluar gany a. B eliau m en gus ap d en g an t an g anny a y an g kan an s er ay a
berdo'a (yang artinya). "Ya Allah SWTTuhan manusia,hilangkanlah
penyakit dan sembuhkanlah dia. Karena Engknu adalah Dzat yang
dapat menyembuhkan, tidak ada kesembuhan (yang hakiki) selaht
kesembuhan dari-Mu. Dengankesembuhan yang tidak akan berlanjut
dengan keknmbuhan " (Shahih al-BukhAri, [5302] )

Dalam lladits yang lain dijelaskan:


a1.O

*t* hr*t
?'rJLfufin&r.1
a a .r
trJlgl ,1Ot-r. ge
t a /

!.r;U 'i7')*tbtt ,7n ll.rt lt u


..ra
oJaq lr:r3
"r-?tit$ fl-,l*.:,r
lrt ft']'&'b'r6*ti' fjb, q;b & ,P
"rt ;;
gi-r, +---, y> .t G.fttf u 7'uir*'r.irr
(t. AY
" Dari' lLstmhn bin Abi al-' Ash bahwa beliau mengadu padn N abi S AW

tentang penyakit yang ia derita sejakmasuk Islam. Nabi SAW kemudian


bersabda "Letakkan tansanmu di anssota badanmu uans sakit. Lalu
;f
b a c al ah b a sm al ah t i g a lill i, aa n ba caiin'.,selr c TL uHr n,':,,i:rLt
(Aku berlindung kep ada Allah SWT dai keburukan apa y ang nki iasiksn

dan aku takutkan) sebanyak tujuhkali." (Shahih Musiint [4082])

342 Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hari )


Atas dasar Hadits ini ulama sepakat bahwa pengobatan
dengan molggunakan do'ado'a itu dibenarkan. Sayyid Muhammad
'Alawi ai-M61iki menyatakan dalam sebuah kitabnya:

g fDt f,t eL"K.t:#ur,$t:i!ru.;l;!


,L?'ilriri
.l' uiu qot V :fiit V q*.s t ti')l )fP, 43"
(Lo,f ,A;ijl.+l-r,l)
" Ibn aLH Aj j b erkat a " T idak ap a- ap a b er ob at men g gunakan l emb ar an
yang ditulisi surat atau ayat al-Qur'An,lalu dicelupknnke dalam air
y ang bersih. Kemudian diminumkan kEada orang sakit. D utgan idzin
-dari
Allah SWT, si sakit tersebut meniadi sembuh." (AbwAb al-
Farai, 45)

Tentang ongkos yang diterima, juga diperbolehkan'


Berdasarkan Hadist Nabi SAW:

lu' & kt J?, tu;.i$.& ?ur


*-,'rtt:;dit y,l'*
'of
puiU 7jt4;qwitg)1:r$ !-r y Pt y
4 ,i.r;-lf'&.'# t-)Lri tftllt'il* ty .,& €;h;
rf1 &,ptt';f$ dlq"jX v';Jlt
r;ri ,1#,trj;t
* * i;;li tilt tYilu .ic'ry W
* uft'#,p d$qq
9; =t,'e 1o'
*,?? #n:*
)r i ?ri'ii*f
$itifr '* cf" i;i d ai: $fn *t
(\ . 1tA t', r,r;l&*', "f,
Fiqh Tradision alis ( J awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hari)
"Dari Abfi Sa'?d al-Khudrt RA, beli"au berkata, " Suatu ketikn Rasitlulldh
sAW mengutus kami sebanyak tiga puluh rombongan berkuda, untuk
pergi ke sebuah daerah. Lalu kami manryir di suati pemukiman kaum
Arab. Kami meminta agar mereka mau menjamu rombongan kami,
namun mereka ntenolaknya. setelah itu, kepaia suku merelci disengat
kalajengking. salah seorang merekn datang kepada kami d"anberlita,
"Apakah kalian punya do'a-do'a yang dapat digunakan untuk
m.enyembuhkan sengatan knlajengking? " Saya menjazaab, ,,Iya, saya
bisa, tapi saya tidak akan mengobati pemimpinmu itu kalau kamu tidnk
memberikan imbalan pada kami". Mereka menjawab, ,,Baiklah knmi
akan-memberikan upah sebanyak tiga puluh kambing,,. Abfi Sa,td
al-Khudri melanj utkan ceritanya, " setelah itu, aku meibacaknn surat
al-Filtifoth sebanyak tujuhkali. (Setelah sang pemimpin sembuh) kami
ttga puluh kambing itu, kemudian knmi rc"gu, lalu mendatangi
1:enertry!
Rasi.tlullkh sAw dan menceritakan kejadian tirsebut. setelah itu
Rastilull hh s AW b er s ab d a, " T ahukah kamu b ahra a s ur at al -F ktifoth i t u
yeryfakyn !o./ a y-ang telah knmu gunakan. Bagi-bagikanlah kambing
itu dan berilah aku bagian." (Musnad Ahmia liOaael)

Danpenjelasan rni, dapat dipahamibahwa menyembuhkan


berbagai macam penyakit dengln do,a-do,a dibenarkan. Dan
mengambil ongkos dari pengobatan itu juga diperbolehkan.

5. Berdiri untuk Menghormat Seseorang

Soal:
Sudah biasa di kalangan pesantren, apabiia ada seorang kyai
atau ulama lewat, mereka berdiri untuk menghormati kyai itu.
Penghormatan ini dilakukan untuk mengh"ormati ilmu dan
kealiman kyai tersebut. Bagaimana hukum berdiri itu?

Jawab:
Mayoritas ulama memboiehkan berdiri untuk menghormat
seseorang yang datang. Mereka berdalil dengan firman ailah s\Arl':

Fiqh Tradision alis ( I awaban Pelbagai p ersoalan Keagamaan Sehari-hari)


ht
# r:iv,-l4t g r:*'^s;.',p tiyr;f ;rt ffi
r

(\ \ . c alrt4t; . it#ui;#t $etiit #


"Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan krfodo*u
"Berlapanglnh dalam majelis" makalapangknnlah, niscaya Allah SWT
aknn mmtberi kelapangan kepadamu. D an apabila dikataknn " B er dir ilah
kamu" , makaberdirilah..." (QS. Al-MujAdalah, 11)

Ketika menjelaskan maksud ayat ini, Syaikh Muhammad


'Ali al-ShAb0ni mengatakan:

tt n W j? J\1@r ;#'+t
art ril fw. (qt
*; F :
fi )p*ir it;t}\. ;;lt *i J' S#V &i,r
's'r;;r:sl$it'J*;ifl,' tY-,yi *t fl* ylb't *$
'd, t*?#bfirYt )tr';uU|:;-;ly ilr-rr *ie
\ 6e ;t(-!t.,r,; ;goglgil:;) .(ryi***,
' 'qirin
" Mayoitas ulnma mengatakan bahw a b ol eh ber dii untuk (men ghor mat )
orang yang datang (atau lewat), iikn yang datang itu adalah orang
Islam yang mulia dan baik, dengan tujuan untuk menghormatinya.
Karena menghormati seseorang karena agamn dan kebaikannya
termasuk perbuatan yang sangat dianjurkan oleh agama. Dan karena
p erbuatan itu merupakan j alan untuk menambah rasa cinta dan knsih

scryang. Nabi SAW bersabda, "Janganlahknmu meremehkan perbuatan


baik (yang dilakukan seseorang), sekalipun ( dnlnmbentuk) knmu berbicar a
kepadn saudaramu dargan wajah yang berseri-seri." (RawAi' al-BayAn
fi Tafsir Ayit al-Ahkdm, iuz II, hal 545)

Fiqh Tradision alis Q aw aban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hnri) 345


Lalu, bagaimana dengan Hadits yang seakan-akan
menyatakan keharaman berdiri untuk menghormat seseorang.
Yakni:
g'ol|;l; t'yL'jip hr ,k -i *
ltJ?'.JG ,
*
( t oo y
pr-,, r3t: gl;-,) . _rtlt'o::#Yf;i'tqi }tli
"Dari Abt Mijlaz, Rasfilullkh SAW bersabda, "Barang siapa yang
senang dihormati orang lain dengan cara berdiri (ketika ia datang),
maka bersiaplah untuk menempati tempatnya di neraka." (Sunan
Abi Diwud [4s52])
Morgomo:rtari Hadits ini,SyailJr Muhammad'Alial-Shab0ni
mengatakan:

i,4 q) itLi"t)' t!. .p J:t ii'.',,


^t N., iy:,'
,"ati ;k'ol';( ;> r:iht U;,u.5it &'Ju_ #r,
g6tg;:"*f#1, ,Ariio6> # !tir*|b-'{: <te
ali, ,l5l;ir SJt*'yt bi.t;. * |ult E; Ll'(b'r')
.r*;t.', oul €tu) . ib,p of ,*x yatfu ;&ii
(ott r).| e;,tGlttcrtl
" fladits tersebut tidak dapat dij adiknn dalil untuk melarang p erbuatan
ini. Karena Rnsfil tidak meny ebutkan seclra mutlak, tapi menggunaknn
kata-knta y ang mengindikasikan adany a sifut-sifut sombong dan ingin
dipuji, (barang siapa yang senang dihormati dengan cara berdiri)
Rasirl S AW tidak men gatakan (bar ang siap q y ang dihormati manusia
dengan caraberdiri, makabersiaplah menempati tempatnya di neraka).
Tidak diragukan lagi bahzua penyebutan ini menunjukkan bahwa ymg

346 Fiqh Tradision alis ( I awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan S eh.ari-hari)


dimakud adnlah orang-orang sombongyang tertipu. Perbedaan antara
duakata ini sangat tipis,karena itu jangan sampailengah." (RawAi'
al-BayAn fi Tafsir AyAt al-Ahkdm, juz II, hal 546)

Maka, tidak ada iarangan untuk berdiri menghormat


seseorang. Bahkan dianjurkan, misalnya untuk menghormati
orang'alim.

5. Mencium Tangan Ulama Dan Guru

Soal:
Guru dan para ulama, begitu fuga orang fua, merupakan orang-
orang yang harus dihormati, sebab mereka mempunyai jasa yang
sangat besar terhadap kemajuan umat. Di tangan merekalah
tercipta calon-calon pemimpin masa depan. Karena itu, seorang
murid khususnya, mempunyai kewajiban untuk menghormati
gurunya. Salah satu bentuk penghormatan yang sering
dilakukan adalah dengan mencium tangan mereka ketika berjabat
tangan. Bagaimanakah ha1 ini sebenamya? Apakah diperbolehkan
oleh agama?

Iawab:
Mencium tangan para ulama merupakan perbuatan yang sangat
dianjurkan agama. Karena perbuatan itu merupakan salah satu
bentuk penghormatan kepada mereka. Dalam sebuah Hadits
dijelaskan:

t:i;r,jo-,tr
t
* *t GUts rib4;ltrr €)Ll'j t
,lo t .'!.
,P) - e :'t'{""; ;i;h' & Ut * ffi V\'.,'u";E
(totAf.rJcr3l:;af
"D ari ZAri'
RA. -ketikn beliau menj adi salah satu delegasi suku' Abdil
Qnis- heliau berknta, " Kemudian knmi bersegera turun dari kendar aan
Fiqh Tradision alis ( | aw ab an P elba g ai P er s o alan Keagamaan S ehari-har i) 347
kita,lalukami mengecup tangan dan kakiNabi SAW." (Sunan Abi
DAwud [4s48])

Atas dasar Hadits ini, para ulama mensunnahkan mencium


tangan guru, ulama, orang shAlih serta orang-orang yang kita
hormati. Kata imam Nawawi dalam salah satu kitab karangannya:

i J:.;;r|F;, otiljt,:y,*r'61(, rr g.{f S;Ete


(Yl .r c€J-ltl.trlld-rui) .b;;
"Disunnahkan mencium tangan orang-orang shfilihdnn ulama ulama
y ang utama. N amun mencium tangan selain or ang-orang itu hukumny a
makruh." (Fatiwi al-ImAm al-Nawawi, 79)

Ketika menjelaskan perkataan Imam Nawawi ini, Syaikh


Muhammad at-fla1jAr d alam ta' ltq (komentar) l<tab F affizoi al-Imim
al-Nawaw? menyatakan:

trs *'rl e>v;,$}.ui;ik oL,* fi,J;t ,lf s$


'itr,
Uil.|!.,ifip 4\t );\i b a; i'J #V :
-a3
fuaJr iq",igatr'oi .u;;ht d, *'*.fi,:*t,l
I"t:fi i;*t:&, i U; r. : Q'nr,yt + *c a #'r{,
I
a1a

( A. r gs_lt;tr)tr.r1bi;
"Mencium tangan orfinglain,bila itu dilakukankaram orang tersebut
zuhud, shfrlib berilmu, mempunyai kemuliaan, sertt bisa menjaga
diri, atau perkara yang semisal yang berkaitan dmgan masalah agama,
maka perbuatan itu tidak dimakruhkan, bahkan termasuk perbuatan
sunnah. f api jikn dilakukan knrena orang tersebut memilikikekayaan,
karena dunianya, pengaruhnya serta kekuatannya di hadapan ahli
dunia, serta perbuatan lain yang serupa, maka hukumnya makruh,

348 Fiqh Tradision alis ( I aruaban P elbagai P ersoalan Kea gamaan S ehari -hari)
dengan kemakruhan yang sangat besar." (Fatiwi al-ImAm al-
Nawawi, 80)

Selanjutrya DR Ahmad al-SyarbAshi dalamkitab Yas' alfmaka


Ft al-Din wa al-Hayfrh menyimpulkan:

'ti;f ok i;;, i;, y,aj q


gr$Lt ;6'u,s:; ub
t ) I tt
J#Jroh ,'vri;'.,v i>+l;y.;,t $ . * Sl,\i ; Kt
(1t Yu,, Y
C,
6*l.r i/Jl ,3.:XrL") .iryyi;
"Dari sini dapat kamu lihat, bahwa apabila mengecup tangan itu
dimaksudkan dengan tujuanyang baik, makn (perbuatan itu) menjadi
b aik. lnilah hukum as al dalnm masalah mencium tangan ini. N amun b il a

perbuatan itu digunakan untuk kepentingan dnn tuj wn yang j elek, makn
termasuk perbuatan yang tuhina. S ebagaimana halny a setiap perbuatan
baik y ang diselewengknn untuk kep entingan y ang tidak dibenarknn."
(Yas'alffnaka fi al-Din wa al-Hayih, juzll,hal,6421
I-alu apakah manfaatrya? Kata Prof. DR Sarlito W. Sarwono,
p"kologd*grrrubesarUniversitashrdcrreia, berdaserkaneksperimen
Ivan Patrovich Pavlov (7849-L936), yarrg kemudian melahirkan
teori Behaviorismel, setiap lembaga pendidikan seperti pesantren,
yang membiasakan muridnya mencium tangan pengasuh atau
gurunya, maka akan menumbuhkan rasa cinta dan patuh pada
guru tersebut yang pada gilirannya akan lebih mudah diatur
sehingga mewujudkan kedisiplinan dan kepatuhan dalam
mengerjakan tugas dan aturan pada iembaga tersebut. Hal ini tentu
sangat dibutuhkan untuk keberhasilan sebuah pendidikan.
(Wawancara dengan Prof. DR Sarlito W. Sarwono pada tanggal,12-
05-2005, jam 18.00 WIB)

1. Untuk Lebih jelasnya mengenai teori Behaviorisme, silahkan lihat misalnya buku "Berkenalan
dengan aliran-aliran dan tokoh-tokoh psikologi, Prof. DR. Sarlito W. Sarwono, Jakarta:
Bulan Bintang 2002

Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hari) 349


Dari sini maka mencium tangan ulama atau orang yang
dihormati memang diperbolehkan dalam agama Islam, dan itu
memang disunnahkan.

7. Memakai Surban
Soal:
Kalau kita melihat gambar-gambar para wali, atau ketika kita
melihat p aru masy iy ikh, hampir s emua mereka meng gunakan
surban di kepaianya. Dan di antara mereka memiliki ciri khas
tersendiri ketika memakai surban. Ada yang hanya dipasangkan
di kepalany a, adapula mengikatnya. Bagaimanakah hukumnya
memakai surban? Dan bagaimanakah cara memakai surban
yang dianjurkan oleh Nabi SAW?

Iawab:
Memakai surban sangat dianjurkan oleh agama. Karena perbuatan
itu merupakan kebiasaan para Ras0l dan Nabi Allah SVVT. A1-
ManAwi dalam kitabnya Faidh al-Qadtr menyitir perkataan Ibn
'Arabi:

( t y 1,f tAr;,r.iJl d4) ;3ft U rf;\ii;V:


.
#'it zL al;f,
" Ibn' Arabt berknta, " Mentalai surban itu mm,ryaknn sunnnh (kebiasaan)
para Rasfil, serta kebiasaan para Nabi dan para Sayyid. " (Faidh al-
Qadir, juzlY, hal429)
Hal ini sesuai dengan Hadits Nabi SAW:

,i;,t'c;6V JL?ui1 .hr J?; bs'# i; *,


(\ Ao f; e ,'5"Lll i#)
" D ari lbn' Umar, b ahzo a ketika Rasfilullkh S AW memakai surb an, makn

beliatt maryuraiknn surbannya sampai menutupi bahunya." (Sunan


al-Tirmidzi [L85])

350 Fiqh Tradision alis ( | autnban P elba gai P er soalan Keagamaan S elari-hari)
Dari Hadits ini bisa dipahami bahwa memakai surban
merupakan perbuatan yangbaik. Lalu tentang cara memakainya,
al-SuyOthi dalam kltab al-Hkw? li al-Fatilwt karangan beliau
menjelaskan:

h';yt J-l;t
t'#t'&.i,-*Yt J:.[, ok'n? u'ol
",*yt i.er';y
oriyi o(3i
h't')11;t L^1, t'fr
,i )Pr zitv'flt
t'#u;'& ok 6 (# : . y':Fj' e
(1v 6 61kilJ \ c g:lll) . tirgye"X-1 o1uJ;f
"r
"BahzoaNabi Mulummad SAW itu (kndang-kadnng) memakai songkok
di bau:ah surban, memakai kopiy ah tanpa memakai surban, memakai
surban tanpa menggunakan songkok. RasfiluilAh SAW iugo
menggunakan kopiyah yang mempunyai daun telinga ketika belinu
pergi berperang. Surban yang sering beliau gunakan adalah yang
Toarna hitam seperti hitamnya benda yang terbakar api. Beliau juga
mengikat surban itu di kepala. " (Al-Hiwi li al-FatAwi, jvI,hal97)

8. Memakai Baju Putih

Soal:
Ketika mengerjakan shalat atau ibadah yang lainnya, kita
dianjurkan untuk menggunakan baju putih. Tidak hanya dalam
hal perbuatan ibadah, berpakaian putih juga menjadi seragam
berbagai lembaga, seperti sekolah dan lembaga lainnya. Lalu
apakah keistimewaan pakaian putih ini? Kenapa RasCrlullAh
SAW sangat menyenangi pakaian putih?

]awab:
Tentang keutamaan mengenakan pakaian putih ini, RasfilullAh
SAWbersabda:

Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan S ehari-hari) 351


ur_#t pt #h' *l; ilr i-, iri , i6 q& q"t f
.r.rr r:*,; .
€€; q -# /&F. i*'u t#y et1i'&F.
t

(Y\.1 f"rJrrlr-g*l
"Dari lbn 'Abbks RA ia berkata, "Rasttlullkh SAW bersabda,
"Hendaklah kamu memakai baj u putih. Kar ena baj u putih itu paling
baik bajumu. Dan kafanilah orang mati knmu dengan knin putih."
(Musnad Ahmad bin Hanbal [2109])

Dalam lladits yang lain disebutkan:

(ofVl frrg-,,t*Jl y).'-rliY; ,y#.ft


" D ar id b in h r Ahtm dar i ay ahny a, dar i S a' d b eliau b erknt a, " P ada
i S a'
hari pEerangan lJfoud, saya melihat dua orang yang menggunakan
paknian putih di sisi knnan dan sisi kiri Nabi. Dua orang itu tidak
pernah saya lihat sebelum itu, dan tidak pernah saya jumpai lagi
sesudahhari itu." (Shahih BukhAri [5378])

Ibn llajar al-'AsqallAni dalam kitabnya, Fath aLBAri


menjelaskan siapa yang dimaksud dengan dua orang laki-laki
dalan Hadits ini. Beliau mengatakan:

'#fuj*;6r&;t#*, )Ll,i;r,i;:tt
(Yl'gr\'6cr5"1Qlg:1
"Telah dijelaskan dulu pada (cerita tentang) perang Uhud, bahwn
kedua orang tersebut adalah malaikat librtl dan Malaikat trlffkA'il."
(Fath al-Biri, juzX, hal290)

352 Fiqh Tradision alis ( | awaban Pelbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-lnri)


Kesimpulannya, pakaian putih merupakan pakaian para
malaikat. Karena itu wajar apabila RasfflullAh SAW sangat
menganjurkan untuk menggunakan pakaian putih.

9. Mengeraskan Dzikir (al-lahrbi al-Dzikr)

Soal:
Bagaimana hukumnya mengeraskan dzikir, sebagaimana yang
sering kita jumpai di tengah masyarakat?

]awab:
Dzikir merupakan salah satu sarana komunikasi antara makhluk
dankhflliq-Nya. Dengan berdzikir seseorang dapat menjadi tenang,
sebab ketika itu ia telah melaksanakan kepasrahan totai kepada
IlAhi Rabbt. Mengakui bahwa segala kelemahan dan kekurangan
selaiu ada pada dirinya"
Karena itu dzikir harus dilaksanakan dengan sepenuh
hati dan jiwa. Harus khusyu' dan khidmat. Untuk bisa berdzikir
dengan hati yang khusy0' itu diperlukan perjuangan yang tidak
ringan. Masing-masing orang memiliki cara tersendiri. Bisa jadi
satu orang lebih khusyCr' kalau berdzikir dengan cara duduk
menghadap kiblat sementara yang lain akan lebih khusyfi'dan
khidmat jika wirid dengan cara berdiri atau berjalan.
Demikian juga dengan mengeraskan dzikir. Jika memang
mengeraskan dzikir tidak mendatangkan ke-khusyfi'-an, dan
lebih konsentrasi kalau pelan, maka baginya yang utama adalah
memelankan dzikimya. Begitu pula kalau ada orangberdzikir
lebih rnantap dengan cara dikeraskan, maka yang lebih utama
adalah dikeraskan. Sebagaimana yang dikemukakan oieh al-
Suy0thi dalam kitabnya al-Hdwtli al-Fatkwt:

*rrt *r*ic,'r7ute}.r;'o:i 3*rf l's


t:l!^:*,1
o. c. ,

W if,l,lrj yr!)!t qWt,r.# c.itl6irs f ilu;)ilr


, a, t

Fiqh Tradisionalis (lawaban Pelbagai Persoalqn kagamaan Selui-hwi) 353


',s
;ilt6; ts n*ttir;ri-ti /*ur$;. u;Li
oTlr ;if;; frJt qt$"y,u.;irtSt grrltri ; U; ,b
/ a/
(\ Y 1 e \ Ae
g;lkiIu3tll; " * rlr-Il.yfiit* ;>tttltt
" Sesungguhnya tidak ada kemakruhan tentang mengerasknn dzikir"
Sebab ada fladtts yang menjelaskan kesunnahan mengeraskan dzikir
s er t a fla dt t s y an
I m enj el askan ke sunnahan m emelankan dzikir . C ar a
mengkompromikan dua Hadtts itu adalah bal"roa hal ittt (masalah
mengeraskan dan memelankan dzikir) itu bisa berbeda sesuai dengan
kondisi dan keadnan mnsing-masing orang. S ebagaimana Imam N swawi
' mengkompromikan' aitoro H-qatts yang menganjurkan untuk
menyamarkan atau mengeraskan bacaan al-Qur'kn." (Al-IIAwi li
al-FatAwi iuz 11, hal 129)
Memang ada banyak Hadits yang menjelaskan keutamaan
mengeraskan bacaan dzikir, sebagaimana juga banyak sabda Nabi
SAW yang menganjurkan untuk berdzikir dengan suara yang
pelan. Contoh Hadits yang mengungkapkan keutamaan
mengeraskan dzikir adalah:

?tr'j{;riy'?tt * Ativivii; t r'\Fp; i;; lo "


lge
€)

* -', 'ty
e ;lttil^,.ffr r4.,t* *+6 iu;
y) re fY elf;ty,r,i'.'ri 4 a'ifi
(1AoY O c t'.,l*Jl
" D ar i Abi Hur air ah RA, ia b erkat a. N ab i Mulummad S AW b er s ab da,
" Saya akan berbuat sesuai dengan keyakinan hamba-Ku kepada-Ku.
Dan Aku akan selalu bersamanya selama ia ingat kepada-Ktt. likn ia
ingat (berdzikir) kepada-Ku di dalam hatinya, moko Aku akan
3s4 Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P erso alan Kea gamaan Sehari-hari)
memperhatikannya. Dan jika ia menyebut Aku di dalam suatu
perkumpulanz maka Aku aknn ingat kEadnnya di dalam perkumpulan
yang lebih baik dari perkumpulan yang mereka adakam." (Shahih
al-BukhAri,7857)

Begitu pula dapat kita temukan banyak Hadits yang


mengrmgkapkan keutamaan berdzikir dengan pelan" Di antaranya:

f ;Jt?'*', ivht & yti]J1'ri6 Jd #y i # *


(\ f lV O, J.,'O{ -r,+lJ:*.)'a*it
" D Ar i Sin Melik ia b erkat a, Rastrlull frh S AW b er s ab da, " P alin g
a' d b

baik dzikir adalahyang dilakuknn secara samar." (Musnad Ahmad


bin Hanbal,1397l
Namun sebenamya Hadits itu tidakbertentangan, karena
masing-masing memiiiki tempatnya sendiri-sendiri. Yakni
disesuaikan dengan situasi dan kondisi orang yang berdzikir
tersebut. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Imam Nawawi:

y.,sik' ri,t{Sr itu *,yai i*'1i LL;4r.U


;;,'C;'r

. b*i tt Gfr-i:ip,"-l"t r$'rx ;.iAt -fite


( \ ff ,f \
A.s=lt+! ujtll;
" lmnm N aumui mmgumpulknn fun Hadtts tersebut bahwa meny amnrknn
dzikir itu lebih utama sekiranya ada kekhawatiran akan riya' atau
, Ulama menyatakan bahwa yang dimaksud dengan dzikir dalam suatu perkumpulan pada
hadits ini adalah mengeraskan dzikir. Lihat. Jaldluddin al-Suy0thi, al-HAwi li al-FatAwi,
juz ll, hal 129 dan Sayyid Muhammad bin 'Alawi al-MAliki, AbwAb al-Faraj, hal 366

Fiqh Tradision alis ( I awaban Pelbagai P erso alan Keagamaan S ehari-hari) 355
mengganggu orang yang shalat atau orang tidur. Pada selain yang
dua ini, maka mengerasl<nn itu lebih utama, knrena pekerjaan yang
dilakukan ketika itu lebih banyak, serta karena manfaat dari dzikir
itu bisa diperoleh oleh orang yang mendengar. Dzikir itu juga dapat
mengingatkan hati orang yang membacq, memusatkan segenap
pikirannya untuk terus merenungknn dan menghayati (dzikir yang
dibaca), mengkonsentr asikan p enden g ar anny a, m enghil an gkan
ngantuk serta menambah semangaf." (Al-IIAwi li al-Fatiwi, jrtz
II, hal L33)
Hanya saja, ketika seseorangberdzikir dengan mengeraskan
suaranya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, misaLrya
jrtg* sampai mengganggu orang lain. Selengkapnya Sayyid
Muhammad bin'Alawi al-MAliki menegaskan:
'#arir ;Lq n J(auii i;ri *y-,\i fr.j,jl.la{) a. tot) . .. a.
(r1 1, :*;lt./l9rl) or!;t
*'ti f lv'ti,F ot$t.-ti

"Para ulama menetapkan bahraa keutamaan mengeraskan dzikir jikn


seseorang tidak ada unsur riya' serta tidak mengganggu orang yang
shalat, orang yang membaca al-Qur'an atau orang yang sednng tidur ."
(AbwAb al-Farai,366)

Demikianlah, mengeraskan dzikir itu tidak bertentangan


dengan ajaran agama Islam. Bahkan dalambeberapa keadaan
sangat dianjurkan untuk rrrengeraskan dzikir, sepanjang tidak
mengganggu orang lain

10. Membaca Dzikir dan Syair Sebelum Shalat Beriama'ah


Soal:
Sebelum melaksanakan shalat jamaah, di beberapa mushalla
atau masjid dibacakan dzikir atau syair (puji-pujian) secara
bersama-sama. Bagaimanakah hukumnya?

3s6 Fiqh Tradision alis ( | autaban P elbagai P ersoalan l(eagamaan Sehnn-han )


Jawab:
Para ulama telah membuat beberapa strategi yang sangat jitu
untuk menyebarkan ajaran Islam dl tengah masyarakat. Salah
satunya adalah dengan membaca dzikir secara bersama-sama
sebelum shalat jamaah. Pelaksanaan ritual tersebut terbukti
mampu menebar dan mengokohkan syiar Islam di tengah
masyarakat, sehingga mampu merasuk ke dalam hati setiap umat
Islam, karena di dalam bacaan tersebut terkandung beberapa
pujian kepada Aliah SWT, dzikir, nasehat.
Di samping itu, lantunan syair yang indah itu dapat
menambah semangat sekaligus dapat mengobati rasa jemu sembari
menunggu waktu shalat jamaah dilaksanakan. Juga agar para
jamaah tidak membicarakan hal-hal yang tidak perlu di dalam
masjid.
Pada masa Nabi Muhamrnad SAW, para sahabat juga
membaca syair di masjid. Sebagaimana dalam sebuah Hadits:

Q*?if$io1*7,su#Ji4*
'df;'qb'$ t';ti$f f ita ^lt'v-tr t**Jr
U
,=
:l',S rA * t
y?ut * kt i r'",;;f;rttt r;;,rl jt
S

(v . 1 cgrl*Jl p,> rt'.iJjt;lu slfrt e4l:r,lIJJ( &


"Dari Sa'td bin Musayyab RA ia berknta, "Suatu ketika 'Llmar
berjalan kemudian bertemu dengan Hassfrn binTsfrbit yang sedang
melantunkan sy air di masjid.' Umnr menegur flassdn, namun HassAn
menjawab, " Aku telah melantunkan syair di masjid yang di dalamnya
ada seorang yang lebih mulia darimlt" , kemudian ia menoleh kepada
Abfi Hur air ah RA.HassAn melanj utkan p erkat aanny a," Bukankah
engkau telah mendengarkan sabda RasAfuilkh SAW, "lawablah
dariku, ya Allahmudah-mudahnn engkau menguatknnnya dengan ruh
al-Quddus".'Umar RA menjawab,"YA Allah benar (aku telah
mendengarnya)." (Sunan al-NasA'i, 709)
Fiqh Tradision alis ( I awaban P elbagai P er soalan Keagamaan S ehai-hari) 53/
Mengomentari Hadits ini Syaikh IsmA'ii mengatakan:
atS tiy ;*At e #*:t :t^L;t";6;t3l$: rt " ;A4J., t
idt.i:S{r }3 #E t*'J
gtrj -u,rr'tl'i,a
''lt;;
c4.lUtq:
(\ 1 fsJiGi Jtcr-*l:Larl; Lryt,;,7*
"Yang dapat dipetik dari Hadtts ini adalahkebolehan melantunkan
sy air y ang berisi puj ian-pujian, nasehat, p elaj aran tata krama dnn ilmu
yang bermanfaat di dalam masjid, dsn itu pasti dilakuknn dengan suar a
y ang ker as dalam perkumpulan (berwmn-sama). " (ksyAd al-Mu'minin
Ili FadhA'ili Dzikr Rabb al-Alamin,16 )

Inilah yang dijadikan dasar kebnlehan membaca dzllct,


nasehat, puji-pujian secara bersama-salna sebelum melaksanakan
shalat jama'ah di masjid atau di mushaila. Namun dengan satu
catatan, tidak mengganggu orang yang sedang melaksanakan
shalat. Tentu hal tersebut disesuaikan dengan situasi dan kondisi
masing-masing masjid dan mushaila dimaksud.

11,. Berdzikir Memakai Tasbih


Soal:
Ada beberapa amalan berup a dzikir atau shalawat yang
ditentukan bilangannya. Seperti sehabis shalat disunnahkan
memb ac a s ubh kn all frh 33 k a li, alh am dulill Ah 33 kali, All khu Akb ar
33 kali dan h ilhha illailAh 100 kali. Demikian pula membaca
shalawat nariyah sebanyak 4444 kali. Untuk mencapai bilangan
itu, biasanya orang-orang memakai tasbih. Ada yang mengklaim
bahwa menggunakan tasbih itu adalah bid'ah. Sebab tidak
pernah ada pada zamanRasul. Lalu, bagaimana sebetulnya?

fawab:
Tasbih dalam bahasa Arab disebut dengan al-Subbah atau al-
Misbafoah.Yaitu untaian mutiara atau manik-manik dengan benang

358 Fiqh Tradision alis (


| au:aban P elbagai P ersoalan Keagamaan S ehart-hari)
yang biasanya digunakan untuk menghitung tasbth @acaan
subhffnallkh), do'a dan shalawat 3. Dan temyata pada masa RasCrl
SAW pemakaian tasbih ti sudah dilaksanakan. Dalam sebuah
Hadits dijelaskan:
li'tJ?, e|yitf;r*f* fG'rUJ $# ?.*y *
Su, yrf.j #'J o t $.:r.'#.; al)t Se'p', #ht *
i:'; Ittr ot;, W iri Ml'J rs'a,W i-,!'rL V?t
N ot;i, i.,\i} ,yv
':t;.i,rou,":
j,r7l)rA ,yv
i, i.1.....;'j t ij|'$ 6;.rr^i,r oS'r"d;'#.'d" r;i*
,i v'ti? r'r'rti; $'in hV u;J+ hr'U iit
, a
v't w)|h
u r,
(rt 1\ t', , ,Sj-;rtilt-) . Ai;:blylt
"Diriwayatknn dari'Aisyahbinti Sa'dbin Abi Waqqdsh dari ayahnya
bahusa dia bersama RasitluilAh S AW pernah masttk (ke sebuah rumah)
wanita. Wanita itu memegang biji-bijian atau kerikil yang digunakan
untuk (menghitung) bacaan tasbih.Inlu Rasul SAW bersabda,'lAku
akan memberitahu dirimu hal-hal yang lebih mudah kamu kerjakan
atau lebih utama dari (menggunakan kerikil) ini. Bacalah, "M{tha
Suci Allah sebanyak bilangan makhluk di langit, Maha Suci Allah
sebanyak hitungan makhluk di bumi, Maha Suci Allah sebilangan
makhluk antara langit dan bumi, Maha Suci Allah sebilangan sesuatu
yang Dia sebagai penciptanya, segala puji bagi Allah seperti itu pula
(bilangannya), tiadaTuhan selain Allah sEerti itu pula (bilangannya),
Allah Maha Besar seperti itu pula (bilangannya) dan tidak ada upaya
dan kekuatan melainkan dari Allah seperti itu pula (bilangannya)."
(Sunan al-Tirmidzi [2491])
3 Abi al-HasanAt'Abdul Hayyi bin Muhammad Abdul Halim al-Luknawi, Nuzhah al-Fikr Fi
Subhah al-Dzikrlhlm. 9. Lihat juga Ahmad Warson Munawwk, Al-Munawwir Kamus Arab-
lndonesia, hlm. 603.
Fiqh Tradision alis ( | aw aban P elbagai P ersoalan Keagamaan S ehnri-hnri) 359
Dalam Hadits lain disebutkan:
jb &r i*r',rb'[-; i ;i ^:+b W-jn'r:{* & {q'*

"Dari Kinhnah mqwla Shafiyyah, "Saya mendengar shafiyyah


berkata, "Rasfilullhh SAW mendatangi akuketika dihadapanku ada
empat ribu biji kurma y ang aku gunaknn untuk bertasbih. Rasitlullhh
SAW kemudian bertanya, "Apaknh engknu bertasbih dengan biji-
biji kur ma ini? Maukah engkau aku ajarkan tasbih yang lebih bagus
dari yang utgkau bacn? Saya menjawab, "Uo u. Kemudian Rasfilullilh
SAW bersabda, "bacalah, Maha Suci Allah SWT sebanyak makhluk
ciptaannya. " (Sunan al-Tirmidzi ,34771

Mmgomentari dua Haditsini Irrnm al-Syaukani menyatakan:

k3 ;€rrtic$\.*furb )i; ;; o\:';-,:t;-";r or;r


ui: *,fe*:r *ht e :i/.g:dt rd.*r,
.,t-..+) )tgt ;t;Iv pt"$r Jtirslyi
'(Y
.,r*t;G,
: ai'u,r*r\'
"Dua Hadtts tersebut menjelaskan tentang kebolehan bertasbih
m en g gunakan b ij i kur m a d an kr ikil b e git u p ul a den g an t asb ih, s eb ab
memang tidak ada perbedaan antara itu semua. (kebolehan ini ) karena
Nabi SAW mengakui dan tidakmengingknrihal tersebut. Sedangkan
petunjukNabi SAW tentang perknra yang lebih utama itu tidak dapat
m en ghil an gkan keb ol ehan m en g g unakan t asb ih. " (N ail al-Awth ar
juz2, hal330)
360 Fiqh Tradisionalis (lawaban Pelbagai Persoalan Keagamnan Sehari-lnri)
Pendapat yangsama juga dikemukakan oleh'Ali al-QAri,
sebagaimana dikutip Mubarakfuri dalam kitab Tuhfah al-Ahwadzi:

\', rA iA z;*r iflW'ki $*tt :h ja t Ls

'A q e.rll(Jittai.'rbntdd
a-
, r..AQ r:ilL f:Hr.i'6:y'rt j)j;r; i
.riy itfi ,;'np
e
*:,# '>t ot!,7
,

'^;:+t;i;U J?.tfr.,1',
(o t r I7 a. giy,-!tu+;
" 'Alt al-Qhrt menyatakan bahwa Hadtts ini menjadi dalil yang shahih
tentang l<ebolehan mengguna)an tasbih, yalcni dmgan adnnya p engakuan
dari Nabi SAW. Karena tidak ada perbedaan antara (menggunaknn
b en da /b ij i kurm a ) y an g dir an gkai at au t i dak s eb a g ai al at p enghitung.
Dan tidak perlu dihiraukan pdndapat yang mengatakan bahwa
m en g gunakan t asb ih itu bi d' ah. " (Tuhfah al-Ahwadzi irtz 9,halil2)

Bertolak dari pendapat ini, kita bisa memahami bahwa


para sahabat menggunakan biji-bijian sebagai penghitung
bacaan tasbih., dan Nabi SAW tidak pernah melarangnya. Oleh
sebab itu, memakat tasbih daiam berdzikir bukanlah Bid'ah
sebagaimana yang diklarqn olehbeberapa orang selama ini. Sebab,
jika memang penggunaan tasbih itu termasuk hal yang tidak
sesuai dengan agama, niscaya sejak awal RasOlullAh SAW sudah
melarang para sahabat untuk memakainya.

12. Membaca Surat al-Kahfi dan Shalawat Pada Hari |um'at


Soal:
Amaian apa saja yang sunnah dilaksanakan pada hari jum'at?
Danbagaimana hukumnya membaca surat al-Kahfi dan shalawat
pada hari atau malam lum'at?
a Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Abti Hurairah RA. memiliki benang panjang
yang mempunyai seribu simpul. Beliau tidak bisa tidur sebelum bet-tasbih dengan
benang seribu simpul tersebut. Kalau sekarang benang milik Abo Hurairah itu seperti
tasbih dengan seriQu manik. Demikian juga, hal serupa juga dilakukan oleh FAtimah
binti Husein bin Ali bin Abi Thalib. Satu hal yang tak mungkin dilakukan oleh sahabat
dan tabi'in kalau memang hal itu terlarang. Lihat.. Abi al-HasanAt'Abdul Hayyi
binMuhammad Abdul Halim al-Luknawi,Nuzhah al-Fikr Fi Subhati al-Dzikri, hlm. 15.

Fiqh Tradision alis (l awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hari) 36"1.


Iawab:
Hari Jum'at merupakan hari yang palirrg mulia dalam agama
Islam. Karena hari itu merupakan hari raya mingguan bagr umat
Islam. DR. Muhammad Bakr IsmA'il menyatakan:
lJzate
hrirer ,ilrt;;t"$i"k'r?.i,r ,ry *?;y:;ti;
u;Jr) l$j yi e$Lts.g'o;ri,4 . b".fri r*1M.
(Yt..f \ e il13.;KJl Ue;ol))l
"Hari lum'at merupakan hari yang sangaf mulia di sisi Allah 'azza
wa jalla. Dan hari itu merupakanhari yang dipilih oleh Allah SWT
sebngai hari r ay a mingguan bagi knum muslimin. P ada hari itu merekn
berkumpul untuk melaksanaknn shalat dengan penuh keramahan dan
kecintaan." (Al-Fiqh al-Widhih min al-Kitib wa al-Sunnah, iuz
I, hal 240)
Karena itu, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak
ibadah pada hari itu. Di antaranya adalah tpemperbanyak wirid
dan dzikir. Karena pada hari itu, ada satu waktu istijkbahyang
sengaja dirahasiakan oleh AllahSWT agarhamba-Nya lebih giat
mencari waktu tersebut. Termasuk juga yang disunnahkan adalah
membaca shalawat kepada Nabi Muharnmad SAW. Dalam
sebuah Hadits disebutkan:

yf -k !tJrL,i6,i6 iJ;,i,r
*L1.:-':+f hr

,*ttgl:i;lLsr gt'a;Ar *'ri'T,* ytr:"ir i;*6

( \ .vo g-r c aa,,t, #lii-) . ,#!iie;f$ttf ,ar!i


362 Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai Persoal+tn Kengamaan S ehari-hari )
"DariAn*binAztsinberknta,"RfrsfilullfrhSAWbersbdn,"Sesungguhnya
hari paling mulia bagimu adalah hari lum'at. Pada hari itu Nabi
Adam AS diciptaknn, di hari itu ditiupkan ruh, dan pada hari itu
dilal<sarukansilcsann.Kare"naitu,mnkaperbanyaklahmembacashalawat
kep adaku. S ebab shnlaw at y ang knmu b acn p ada hnr i itu akan dihadnpknn
kepadaku. Lalu salah seoTang sahabat bertanya, "Wahai RasAlullkh,
bagainuna mungkin shalawat yang knmi baca itu bisa di hadapknn
kepadamu, padahal engkau telah hancur dimnkan bumi? " Rasfil SAW
menj azo ab, " S esungguhny a Allah SWT menghar amknn bumi untuk
memaknn jasad para Nabi-Nya." (Sunan Ibn MAiah, [1075])

Di antara amalan yang dianjurkan juga adalah membaca


surat al-Kahfi pada malam atau siang pada hari Jum'al Diriwayatkan
dari Abi Sa'id al-Khudri:
diclr;:Arill #iti;;?,r;;iG sr:d,i, *+ ,r:*
(f YYf pr: r u.tl'rJtCi-) .6glt$t$:i*.q.);fl'U
" Abt S a' i d al
I(hu dr?, i a b erkat a, " B oi on g siap a memb a ca sur at'al- Kahfi
-

p ada malam f um' at, maka Allah SWT akan mrny inainy a datgan cahay a
antara dia dan rumah yang penuh dengan keindahan." (Sunan a[-
Dirim?, [3273]l
Membaca shalawat dan membaca surat al-Kahfi pada
hari atau malam jum'at itu sunnah. DR. Muhammad Bakr Ism6'il
menyatakan:

P3 ybt * Ut 1' ;t1at q #t'#'of '#.,


;.,'tLirrTt#r ..Jr r0f Jl ...W-, a;::"ir e
,araaa
^$
g 1*Jr3
"/k(Jr U ebtjt.a;Jl) wa;:.;t # rl.44t
(Yt\ e\e
Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P ersoalan kagamnan Selari-lari)
" eorang muslim disunnahkan untuk mernperbany ak membaca shalawat
S

kepada Nabi SAW pada malam dnn hari lum' at . . . . . .begitu juga sunnah
membaca surat al-Kahfi pada malam dan hari itu." (Al-Fiqh al-Wadhih
Min al-KitAb wa al-Sunnah, jt:zl,hal.Z4Ll
13. Mengangkat Tangan dan Membaca Amin ketika Berdo'a

Soal:
Pada saat berdo'a, biasanya orang-orang mengangkat tangannya.
Dan bila berdo'a secara bersama+ama orang yang mendengarkan
membaca amin. Bagaimana hukumnya hal itu? Apakah ada
dalihya?

]awab:
Krta sebagai seorang hamba yang lemah, oianjurkan untuk
berdo'a (memohon apa saja) kepada Allah SWT; Tuhan yang
Maha Kuasa. Dalam al-Qur'An Allah SWT berfirman:
(1 .,i/-tll ) tsi,.-;-,leit#rio',
Dan Tuhanmu berfirman , " Berdo' alah knlian kepada-Ku, makn Aku
"

aknn mengabulkannya untukknlian." (QS. al-Mu'min, 50)

Di dalamberdo'a, tentu ada caranya sendiri. Di antaranya


adalah dengan mengangkat tangan. Sebagaimana dijelaskan oleh
Syaikh'Abdul QAdir a1-Ji16ni dalam kitabnya:

M;tii iq$ of ,a!.t-tt ei"tt!?t A,)


iirr'rJ={t

:At jyp;\,;;l-ik'j:r"3 *X,,,)* Ct *


'"tr *U ia,,* r,P i4'# {i 6f, !y! )r,i,
sJtll a,&lD 't*1*,.3irrrt" iufi *t[b, *
(1, ,-f \ gq)-l64p
364 Fiqh Tradisionalis (lawaban Pelbagai Persoalan Keagaruaan Sekari-lari)
" (Pasal) tata cara dalam berdo'a adalah menengadahknn kedun tangan,
bertabmid kepada Allah SWT, membaca shalausat kepada Nabi SAW,
lalu memohon hajatnya (apa yang diinginknn). Ketika berdo'a tidak
melihat ke atas, dan seusai berdo'a mengusap mukanya dengan dua
tangannya. Karena ada badtts Nabi SAW. "Mohonlahkepada Allah
dengan (menggunakan) telapak tangan kalian." (Al-Ghunyah li
Thalibi Thariq al-Haq, |uzl, hal40)
Tata cara ini disarikan daribeberapa Hadits Nabi SAW.
di antaranya:

tit.Sv
*tyfu,J* Ior,Si1ril 'C'r?r,
)Q/.*y r
df dJ,.*) .btr&r;ilLi:5 # glt.rirfrLoilrri$L,
(\ Yv \ p; c.:11.:

' Dai Mhlik lbnYasAr aLSakunt,saungguhnya Rasfilulhh SAW bersabda,


"lika kalian memohon (berdo'a) kepada Allah, maka mintalah pada-
Nya dengan (menengadahkan) telapak tanganmu. Dan janganlah
kamu meminta kepada Allah SWT dengan punggung tanganmu."
(Sunan Abi DAwu d, l1"'z7L)t

Pada kesempatan yang lain, Nabi SAW juga bersabda:

fu'o,,ri1*: y?ot;* l' ';;;iv,i$ /& i;',*


1'#, *; tl'y 9 t+-. Lu v t ",$t *q, L\u
(\ \V \ 9r.1 cul, O{t iP) .:'r4*i
" D ir lbn' Abb frs RA, b eli au b erknt a b ahw a Rasfilullkh
iw ay atknn dar i
S AW b er s ab da, gknu b er do' a kep ad a All ah, maka b e r do' al ah
" I ika en
dengan telapak kedua tanganmu. I anganlah berdo' a dengan punggung
kedua tanganmu. lika kamu telah selesai budo' a, maka usaplah muknmu
dengan kedua tangantnu itu." (Sunan Ibn Mnjah [117L]l
Fiqh Tradision alis ( | auaban P elbagai P ersoalan Keagamaan S ehai-hari) 365
Dalam Hadits yang lain, RasrilullAh SAW bersabda:

*r fur ,;* l' J?; ok ,'JtiiY"?ut nf , ?&t i**


. t1L;ry" # ;- qkp,ci--.r,i1i,t g r ri;r.it*|,

(fY.Atc5illCi-)
"D iriw ay atkan dni' Umar
bin Khaththilb RA, belinu b erknt a, " Manaknln
Rasftlulhh S AW mengangkat kedua tanganny a ketikn b er do' a, b eliau
tidak menurunkan kedlnny a sebelum mengusap waj ahny a dmgan kedua
tangannya." (Sunan al-Tirmidzi [3308])

Hadits yang menjelaskan tentang mengangkat tangan


ketika berdo'a ini diriwayatkan melalui banyak jalur, hingga
mencapai 30 jalan. Bahkan al-Suy0thi yang mengatakan bahwa
riwayat Hadits ini mencapai 100 Hadits. Sebagaimana dikutip
oleh al-KattAni dalam kitabnya N azhm al-Mutanktsir min al-Hadtts
al-Mutawktir:
f; uz :r,'1,{:ilr {A{!t;;t 16.e *:ilt f
iv
orJr . .{Vst'e
*'u e:{;,G!;*sr ci$t **y e
{,x,r,}*!,)";e:LetaoiAf i} i: .. J6
ii;fs,';o; oi'u rta'r:wyi * a:dq'*j
i/ jrcld4. t,J't-;i')i ib+L)fu6.yil>t uGJq
(\ 1. c;ly'l.i.{dl
"lmflm Suytrtht mdnjelasknn dalamkitab ltmLm aLDirkyah Syarfu
aLN uqLy ah, ia mengataknn, " AkLt telah mengumpulkan berbagai macam
Hadtts dalam masalah mengangknt tangan ketika berdo'a, maka aku
mengetahui bahwa ada sekitar 100 Hadtts yang menjelasknn hal itu"

366 Fiqh Tradision alis (l awaban Pelbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hai)


Dan dalam Syarh Muslim karangan hrmm Nazuawt, ia
menjelaskan, "Telah tetap adanya anjuran untuk mengangkat tangan
ketiksberdo'a pada selain shalat istisq|'. Dan Had?tsyang menjelasknrr
hal it u b any ak s ekal i. Aku m m gump ulknnny a s amp ai s ekit ar 3 0 Ha dt t s
dari dua kitab shahih serta kitab lainnya." (Nazhm al-MutanAtsir
min al-Hadits al-MutawAtir, 190)

Lalu, bagaimana dengan Hadits riwayat Anas yang


menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah
mengangkat tangan ketika berdo'a dalam selain shaiat istisqA'?

:A ein i;Y;,& ':urylot,* !,A'ot rS *


,r.r.......,
tr) y*q*; & :ryyt e\t:yt q
(\ t 1\ frr
"Dari Anas RA, bahwa sesungguhnya Nabi SAW tidak pernah
mengangkat tangannya pada waktu berdo'a kecuali dalam shalat
isilsqL' sehingga terlihnt putih diketiakrrya. " (Shahih Muslim,1491)

Mengomentari Hadits ini, al-KattAni mengatakan bahwa


riwayat Anas itu bukan larangan untuk mengangkat tangan
pada selain shalat istisqA'. Yang dimaksud adalah hanya dalam
istisqA' Nabi SAW mengangkat tangannya tinggl-ting&, sehingga
ketiaknya terlihat. Sedangkan pada keadaan yang lain Nabi SAW
tidak mengangkat tangannya setinggi itu. Beliau menyatakan:

,o.t;i..*"yi aii-i;r ok irLtt e*51J's


a\.rtLJt
,fi , ili ff, , -t k ifr *.t eq ci & ifi" {i'fv
ar/',
A'\t.#. .t.,r6,s j & W A t rp--lt n :C d [6jY
(\ t . , -il-Cl &."tllo. itClfq :U:i")i
Fiqh T radision alis ( | auaban P elbagni Persoalan Keagamaan S ehari-hnri) 367
"Perkataan sahabat Anas dnlam kitab ShabthMuslim bahwa Nabi
S AW tidak mengan gkat tanganny a ketika berdo' a kecuali dalam shalat

istisqh', dan Nabi ketika itu mengangkat tangannya hingga terlihnt warua
p t t t ih ketiahtya. Makn yang dimaksud adalah bahzoa N abi tidak pernah

nrcn q n n gkat t an g anny a t in g g i- t in g g i ke c uali dal qm shctlat is tis q k' . "


(Nazhm al-MutanAtsir min al-Hadits al-MutawAtir, 190)

Begitu pula dengan membaca amin ketikaberdo'a, hal itu


juga dianjurkan. Sebab arti kaiimat amin adalah istajib lana (Ya
Allah SWT kabulkanlah do'a tersebut untuk kami). Dengan
demikian, ketika seseorang membaca amin, maka pada saat itu
ia sedang memanjatkan do'a kepada Allah SWT. lJcapan amin
itu merupakan pemohonan kepada Allah SWT agar do'a yang
dipanjatkan tersebut dikabulkan. Dan sebagai do'a, tidak ada
satupun dalil yang melarangnya.
Hal ini juga sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW
yang diriwayatkan oleh al-HAkim:
'*: a. / 1, ?. \,'ttt't . , a. a,
dJe dlll
Gl., dlt dfl er.,.-.,, wO?
iirr p.r,i !r ]a;--.t t it;# ";$iWi
t?'"i\it #y i:ri
(t \V ,f t es C1-o=all.,le JJ-u*fD
"DLlri Habtb bin Maslamah al-Fihrt,"Saya mendengar Rasulullah
SAW b er s ab d a, " T i d akl ah b erkump ul s ekel omp ok or afig, kemu dian
sebagian mereka berdo'a dan sebagian yang lain membact amin,
kecuali Allah SWT pasti akan mengabulkannya," (Al-Mustadrak
'Ala al-Shahi\ain, iuz lY, hal 4L7)

Sampai di sini, semakin menjadi jelasbahwa mengangkat


kedua tangan ketika berdo'a merupakan ajaran Ras0lullAh SAW.
Begitu pula dengan meng-amin-i orang yang berdo'a, perbuatan
itu juga dianjurkan. Kita sebagai umat Ras0ltllAh SAW sudah
seharusnya mengikuti darr mengamalkannya.

368 Fiqh Tradision alis (


J nzo aban P elbagai P ersoalan Keagamaan S elnri-hari)
L4. Budaya Bersedekah

Soal:
Di sebagian masyarakat ada b:adisi saling memberikan makanan.
Biasanya diberikan pada hari-hari tertentu. Bagaimanakah
sebenamya dalam agama Islam? Apakah ada anjuran dari Nabi
Muhammad SAW

Jawab:
Memberikan sesuatu kepada orang lain, merupakan perbuatan
yang sangat dianjurkan dalam agama Islam, karena di dalamnya
terdapat manfaat yang sangat besar. Sebagaimana yang
dikatakan oleh al-Jurjdwi dalam sebuah kitab karyabeliau:

;:tl+)' ?rr,-*.ry ry z4t *W 4z^{-lt ot


.r)ri'!i i; Jris r,t; St, aS;Jlr,P A'ri&t ijrfrtu-lrt
g6Jit,F.r,y*att, #ti z$ar y:.itt', 6t?\i )w )
3

(\ Y t se eui.)iier&Jl U(-l
" S a hikmat dari disy ari' atkanny a hibah (memb erikan
esun g guhny
sesuatu kepada orang lain) itu sangat besar sekali. Karena dapat
menghilangknn sifut drngki dnnhnsut, serta memupukrasa cintakasih
dalam hati. Ia juga menunjukkan kemuly aan akhlaq, kesucinn anggota
badan, sifat yang luhur, keutamaan serta kemulyaan yang sangat
a gun g." (Hikmah al-Tasyri' wa Falsafa fiih, 1.,24l

Sejalan dengan ungkapan al-Jurjdwi tersebut, dalam


kltab Faidh al-QAdtr, al-Man6wi menyatakan:

H) ;b ?nr ;tbLitd)' s"fi arr ;y'3

" "';i'",a; (YYY fY CrJ.t;Jl


Fiqh Tradision alis (
J atu aban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hari)
"Barang siapa yang murah tangan memberikan makanan kepada
orang lain, makn Allah SWT akan membalas p emb erianny a itu. D an s iap a
sajayangkikir, makn Allah SWT akankikir kepadanya." (Faidh al-
Qadir, juzlll,}l.al272)
Termasuk dalamhal yang sangat dianjurkan ini adalah
tradisi yang berlaku di masyarakat Islam Indonesia tersebut. Di
mana mereka saling memberikan sadaqah berupa makanan
yang siap saji, berupa nasi, bubur, kue dan semacartnya. Di
samping itu, secara umum, tradisi itu mengamalkan beberapa
anjuran Nabi Muhammad SAW. Ras0l SAW menganjurkan
umatnya untuk memberikan makanan kepada orang lain.
Misalnya anjuran Rasrii SAW untuk memperbanyak kuah ketika
kita membuatmakandrr agdr dapat diberikan kepada tentangga
sekitar. Sebagaimana disebutkan daiam sebuah Hadits Nabi SAW:

sr.,';-.,iir'Xt, *!t S;ritl,i6iii 1,r ',ir\t Gy*


(tyo1c y'*, y> ,lrlb uitt1iY]g\'rt;'c};b
"Dari AbtDznrr RAiabukata, "Rasfilullkh SAW bersabda, "|ikakamu
memnsak ku"ah, maka perbany aklah airny a, dan bagi-bagikanlah kep ada
tetanggamu. " (Shahjh Muslim, 47 85)

Perbuatan ini juga merupakan kebiasaan para tdbi'tn.


^hacliah
Mereka senantiasa memb erikan (berupa mikanan atau
lainnya) kepada sahabatnya, walaupun orang yang diberi itu
bukanlah orang yang serba kekurangan.
'*\.{.gt a:l-1'; ;ti:t o i: rtat W i6
as U j:;Lrr
e 'jJa.ui aa rl Cy: t;;,j:
\'afr *'!y ;$ oTk"
(YYY eY Ccra.ri.ll,-'a,i) J(
370 Fiqh Tradision aLis ( | awaban P elbagni Persoalan Keagamaan S ehari-hai )
"syaikh kami al:Arif al-Sya'r|wt menyatakan bahwa para tkbi'tn
memiliki kebiasaan memb erikan hadiah kepada saudara-saudar any a.
Merekn berknta, " Kami tahu bahwa aryknu tidnk membutuhkan benda
yang knmi beriknn ini. Tapi knmi memberikannyakepadnmu agar kamu
tahu bahzuakami masih peduli dan menganggapmu sebagai sahabat""
(Faidh al-Qadir, juz IlI, hal 27 2l
Dapat disimpulkan bahwa tradisi saling memberikan
makanan atau lainnya, sangat dianjurkan. Sebab memiliki man-faat
yang sangatbesar. di antaranya adalah unfuk mengokohkan tali
silaturrahmi"

15. Nikah Mut'ah (Kawin Kontrak)

Soal:
Ada kecendrungan dari sebagian kalangan untuk mencari solusi
menyalurkan nafsu seksualnya dengan cara nikah mut'ah.
Pernikahan ini dilakukan karena dianggap sebagai salah satu
model pernikahan yang disahkan dalam agama Islam.
Bagaimana sesungguhnya ?

Jawab:
Ailah SWT menciptakan manusia dilengkapi nafsu seksual.
Dengan adanya dorongan seksual tersebut kemudian manusia
bisa memiliki keturunan untuk melangsungkan generasi
manusia. Itu adalah fitrah yang dimiliki oleh manusia, bahkan
oleh seluruh makhluk hidup.
Namun dorongan nafsu seksual itu tidak boleh
disalurkan sebebas-bebasnya, karena akan banyak bahaya yang
akan mengiringinya. Timbulnya berbagai macam penyakit
kelamin, bahkan salah satu penyebab HIV karena penyaluran
nafsu seksual yang tidak terkontrol" Juga akan meiugikan
perempuan karena memang perempuanlah yang banyak
menanggung akibatnya, terutama ketika terjadi kehamilan.

Fiqh Tradision alis ( | awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Sehari-hari ) 37"1


Akibat selanjutnya adalah kaburnya bahkan hilangnya jalur
nasab seseorang, padahal hal tersebut merupakan sesuatu yang
sangat penting dalam kehidupan manusia. Setiap orang pasti
menginginkan adanya kejelasan statusnya dalam masyarakat.
Siapa bapaknya, ibunya, saudaranya, kakek, nenek dan
seterusnya.
Begitu pula nafsu seksual tersebut tidak boleh dikekang
atau dibunuh. Itu sangat bertentangan dengan fitrah manusia
yang hidup berpasang-pasangan, dengan nafsu seksual sebagai
salah satu hiasannya. Dan juga dapat menyebabkan hilangnya
keturunan manusia.
Sebagai jalan tengah maka Islam membuat aturan
pemikahan. Dengan menikah seseorang bisa menyalurkan
kebutuhan seksuah:ryi. secara benar, bersih danbertanggung jawab.
Pemikahan meniscayakan adanya hak dan kewajiban. Begitu
puia anak yang dilahirkan memiliki status yang jelas dan
mendapat kasih sayang yang penuh dari kedua orang tuanya.
Di dalam Islam, tujuan pemikahanbukanhanya untuk
menyalurkan hasrat seksual semata, lebih dari itu yakni untuk
membentuk keluarga sakinah mawaddah wa rahmah, sehingga
ketenangan akan terwujud. Firman Allah SWT:

,j* r iy g*a.*t r.3l'ljjf 4'S'6t" bt


::;); 4,
(Y \ c tJJl) o rfq i4.7ft'u1 €. btlrJ1t:ti:,;'#
"Dan di antara tanda-tandakekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supayakamu cenderung
dan merasa tenteramkepadanya, dan dijadiknn-Nya di antaramu rasa
kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
brnar tudapat tanda-tanda bagi knum yang berfkir. " (QS. AI-ROm, 2L)

Keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah akan


terwujud apabila suami dan istri tetap bersatu dalam suatu
perkawinan. Tidak terpisah oleh ruang dan waktu dan juga tidak

372 Fiqh Tradision alis ( | azoaban P elbagai P ersoalan Keagamaan Seluri-lari)


dihancurkan oleh badai perceraian" Begitu pula harus ada kerja
sama dan saling pengertian dari kedua belah pihak untuk saLing
mengisi danberbagi.
Dari sinilah kitabisa melihat nikah mut'ahyang diistilahkan
oleh Al-Khumaini dengan nikah al-munqathi' (terputus):

t*ri a;zJ liitr- *:"*,:t Lfii


* e.LtU,fi ;. t':'nu-
u;ir r.ii, tj:Urior Jr jbiJ:ir,./fir e,ftl
( Y \ 1, ;r(*$ ;+j) i$fit,,*'iJr .,-L)ry
"N ikah nrunqoti' (terputus) disebut juga' nikah mut' ah, hukumny a sama
seputi nikah da' im (seterusnya tanpa batas waktu) yang membutuhkan
akad ijab dan qobul yang diucapkan." (Zubdah al-AhkAm,126\

Sudah tentu di dalamnya tidak terdapat tanggung jawab


karena setelah sampai masa waktunya, pernikahan akan
berakhir tanpa ada konsekuensi apapun bagi laki-laki, sementara
perempuan harus menjalani Iddah. Tujuan pemikahan untuk
membentuk rumah tangga sakinah mawaddah wa rahmah tidak
akan terpenuhi, dan justru menyengsarakan kaum perempuan
dan anak yang lahir dari hasil pemikahan tersebut.
Dengan alasan inilah sangat wajar jika Islam melalui
sabda Nabi Muhammad SAW melarang nikah Mut'ah dalam
agama Islam. Dalam sebuah Hadits:

r "..Ys * i y i ft
.6,ro(., |c, lzt e), .. 1.1,, c 6tt . 2,'
[6 ol ft*J r;Jo,+i * l]o

*,#r*t yh't J-:'#' rti* il iiek''e,


(rvrr, €.rtxJt y)'.# fr#l, n Jt ;i A^irit
" Dari Hasan bin Mulummad bin Att ne dan saudanya 'Abdullfrh
bin Mufotmmnd dnri ayah keduany a, Sesungguhnya' Ali bin Abi Thhlib

Fiqh Tradision alis (


I aw aban Pelbagai P er soalan Keagamaan Selwri-lari ) 373
RA berkata kepada lbn 'Abbks, bahwa Rasftlullkh SAW melarang
nikah Mut'ah pada peperangan dan memakan daging keledai jinak
p a d a p ep er an g an Khaib ar . " (Shabih al - B ukh afi, 389 4l

Inilah Hadits yang dijadikan dasar oleh ulama untuk


meiarang nikah mut'ah. Dari sini pula dapat kita ketahuibahwa
pelarangan nikah mut'ah itu bukan hanya dari hadits yang
disampaikan sayyidina 'IJmar RA saja, tetapi juga dijelaskan
oleh sayyidina Ali RA. DR. MtsA al-MusAwi mengatakanbahwa
yang mengatakan pengharaman mut'ah karena perintah'IJmar
bin IGaththAb gugur karena perbuatan Imam Aii RA yang tetap
mengharamkan mut'ah selama masa pemerintahannya. Dan
ia tidak memerintahkan diperbolehkannya Mut'ah. (Melurusknn
Penyimpangan Sy' iah (terj) hal 162-L63)
Memang pada awal lsiam, Nabi Mtrhammad SAW pemah
membolehkan nikah mut'ah, namun kemudiankebolehan itu
dinasakhhingga tetaplah keharaman itu sampai sekarang. Imam
Nawawimenjelaskan:

;*F,t$)i ,S\irlg art zr$t'c6;.Li;* Lt;ar )t,


e Luti :*r, .'4 $ ril iiT :;tr z;;-ara.:6tq
:.:61I f4,,s:, yr*jt t'*y\t.9.U|'{, ff
f4l;r qpiti;rr bp{re!i'"r, ai: €,it/},
;.r ;ir7 i, .fritU* t l,#t* j* !.1 :

isrl,s
i# i.ti;r;rehi Jt.:,fi". rz;.Ltq i#
,P a :-lt a-_t> ti; [At i*y t t
t
ri tri Arp.iv
(\oydrtC **y
374 Fiqh Tradision alis Q awaban P elbagai P er soalan kagamaan S ehari-hari)
"Al-Mdzari mengatakan bahwa, pada awal lslam nikah mut'ah
memang dip erbolehknn " N amun kemudian p erkenan itu dihapus den gan
bebuapa flafrts yang Shnbtfu. Dan ulama telah ijmk' atas kehar amanny a.
Dan kami telah menjelaskan bahzua kebolehan itu telah dinasakh
sehingga tidak ada alasan lagi untuk membolehkannya. Orang yang
membolehknn itu menghubun gknn p endap atny a dengan firman Allah
SWT " Maka isteri-isteri yang telah knmu nikmati (campuri) di antara
mereka,berikanlahkepada mereka maharnya (QS. al-Nis|' 24), dan
dalam qir o ah lbn Mas' fid " MakA is ter i- isteri yang telah kamu ni- mati
(campuri) di antara merekn sampai waktu tertentlt" . Namun Qirfr'ah
Ibn Mas'fid ini termasuk syadz,tidakbisa dijadiknn pedoman, (yang
menyamai) kedudukan al-Qur'frn atau fladtts serta tidak boleh
diamalknn." (Syarh al-Nawawi Ala al-Muslim, juzlXhal L53)

Kesepakatan adanya keharaman nikah mut'ah ini temyata


tidak hanya bersumber dari kalangan sunni saja, sebagaimana
diklaim oleh sebagian orang. Siapa saja yang mau menelusuri
ajaran ahlui bait yang sejati, akan menemukan kesimpulan yang
sama, bahwa nikah mut'ah itu memang haram. Justru dari
sumber literatur syi'ah kita dapat membuktikan hal tersebut.

*W *:g'* * i ir I
Iot,Si".,i?iti: iitl--l
,;Ar'cK) 1{ili Ft d'# iU rq
* b, *
( \ A1 ,f\ e, u-JLu.r"+.i:Jl)
"Dari Zaid bin Alt dari ayahnya, dari Alt bin Abi ThAUb RA, ia
berkata, " Rasfilullfrh S AW telah mengharamkan pada hari peperangan
khaibar daging keledai p elihar aan dan nikah mut' ah." {AI-T adzh?b,
jnzlI, hal L86)
Bahkan lmam Ja'far al-ShAdiq, salah seorang tokoh dari
kalangan ahlul bait dengan tegas menyatakan bahwa nikah mut'ah
tidak ada bendanya dengan zina. Ada banyak sumber yang akurat
menjelaskan hal ini. Diantaranya adalah:
Fiqh Tradisi on alis $ awaban P elbagai Persoalan Keagamaan Sehari-hari) 375
(Yf flr* fr-')t+ a*tlCKr)
"Al-Qasthalldnt mengatakan, "sungguh telah ada ijma' tentang
kaharaman niknh Mut'ah kecuali golongan RLfidhah (syiah). Dan
lmam Baihaqt mengutip dari la'far al-Shfrdiq bahwa ia ditanya tentang
niknh Mut' ah. Mnkn imam I a'far menj azlab b ahwa hakiknhrya itu a dal ah
perbuatan zina." (Nikah al-Mut'ah fi al- IslAm HarAm,32)

@:tbt ;#qiv*t'.ir .irr.-r q{UL Ju aaa/, ot-,c, }r l{"'*


(\ .' lr t,r c -1t;!t .,ta) k',1:,;l *l;d,litii . re:it *
"Dari 'Abduttilh bin Sinkn ia beriiata, "Saya bertanya t<[pada iUA
Abdillkh AS ffa'far al-ShAdiq) tentang Mut' ah. Beliau menjmmb, " I anganlah
engkau kotori dirimu dengan nikah mut'ah itu." (BihAr a[-AnwAr,
juzl00, hal3L8)
: $a
i\t#;,).ifut y !, y ii6, Jv )t *
,!6s th ae 6 cr3(Jt u Lsilrl
e y LiInKi;U?'"
( \ t/{o. ln"ltJl
"D ai' Ammfrr Abit Abdilkh AS b ukata kepadaku dan S ul aiman
in berkat,
bin Khhlid," S ung gung aku har amksn nikah mut' ah kep ada kamu b er dua"
(al-Furu' min al-Kah, jrntr, hd a8, Wasa il As.Syfah juz l4hal 450)

* lty e'*;A i,;gry r


a , a / .. -. , .
yru* q:;xv, i[! lilr
,, . . ir', n -rtilt rv)?,i':lt,,Qk;:tq
a,
ti yril rliVt;,
(YYI /V , Ot "rtt;)Lll*sbs
376 Fiqh Tradisionalis (lauaban Pelbagai Persoalan Keagamaan Sehari-lari)
Dari HisyAm bin Hakam dari Abfi AbdillAh AS (Ja'far al-ShLdiq), ia
berkata, "Tidak akan melakukan pernikahan mut'ah dari golongan
kit a ke cu ali or an I - o r an g ko t or . D an dnl am sebuah r iw ay at, " lni adalah
perbtratan zina dan tidak akan melakukarurnya kecuali orang yang
kotor." (BihAr al-AnwAr, juz L00 juz 213)

Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hadits yang


disampaikan oleh sayyidina'Ah RA, dan didukung pulaoleh
pendapat ahlulbait yang lain, nikah mut'ahhukumnya haram,
sama dengan zina karena sangat jauh dari tujuan pernikahan
untuk membentuk keluarga sakinah mawaddah wa rahmah.

15. Kesenian Hadrah

Soal:
Musik sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi
kehidupan manusia. Hampir tidak ada ruang yang steril dari
musik. Bahkan dalam upaya membudayakan shalawat Nabi,
akhir-akhir ini blantika musik Indonesia diwarnai dengan
maraknya alunan cinta Rasul. Termasuk di dalamnya kesenian
hadrah yang mulai merambah pasaran luas. Lalu, ada apa dengan
musik? Bagaimana hukumnya menyanyi dan memainkan alat
musik? Danbagaimana hukumnya menari (rodat)?

Iawab:
Salah satu karakter manusia adalah senang terhadap
keindahan (seni). Yaitu pesona alam yang sejuk dipandang
mata (seni rupa) serta alunan alam yang asyik dinikmati telinga
(seni suara). Ketika RasOlullAh SAW hijrah ke Madinah, Nabi
SAW disambut meriah dengan nasyid (syair) Thala'a al-Badru
'alaina... yang disertai dengan tabuhan rebana.
Begitu pula dengan nyanyian (nasyid), sebab menyanyi
itu merupakan fitrah manusia yan senang pada keindahan. Lugu
tersebut dilantunkan untuk menghiasi hati manusia agar

Fiqh Tradision alis ( | azoaban Pelb agai P ersoalan Keagamaan S ehari-hai)


terhibur dengan menikmati serta menghayati tiap bait syair yang
dilantunkan dengan suara yang merdu. Untaian lantunan lagu
tersebut diharapkan hati seseorang akan tergerak untuk
merasakan keindahan ciptaan Allah SWT, sekaligus mengakui
kekuasaan-Nya" Karena itulah Imam al-GhazAli menyatakan:

* q. 1+yi *: *.c Ft icu'itLilt YH I u',


(\ \1c y-Jt f./ect -l rrtll)*y'tlt
" S iap a s aj a y ang hatiny a t i d ak t er ger ak oleh s ebu ah la gu, maka or ang

tersebut kurang sempurna akalnya, tidak seimbang dan tidak punya


spiritualitas. " (Mukhtashar IhyA' Ulffm al-Din, 1L5)

Mengenai hukum menyanyi, Imam al4hazAli moryatakan:

S, .d t#r )'A)fr* ir'jtt ?6'ri e LAi, :-ed


,;7 u$t at gt $ g:qs L6 ;;ilt u;' att tst.
7.Q

)jAeil: t*:*'att#)t *t At +Ssr r'si it


)w:h\' ,'iui; Yr'i;tt utiu
up,.r3rlrl;r )*r'ut;6 S'iir..Jri"r*'19;a'4,,
0r Jr... *rj:hr

'lL', *,ht',k ';'r:,ujifu,


*t )", ;rii:+.rr;itl
lu)brc* €tLI3-jJt'-;t. n . {Jtr:$t *
TriStS
(YVV ,-f\ ec gs"rJl;-/ectel; .?t;
"Yang kelimn adalah menyanyi pada saat-saat yang menggembirakan
untukmennrnpakkan ram fuJagin suta sunsann merinh. IIfrl ifu hukumny a
tidak dilarang jikn dilaksanakan pada perayaan yang dibolehkan.
Seperti menyanyi pada hari raya, perayaan pernikahan, ketika sda

Fiqh Tradision alis ( I awaban P elbagai P ersoalan Keagamaan S ehari-hai)


orang yang datang dari tempat jauh, walimah, aqiqah, ketika anak
baru dilahirkan, acaral<hitanan, dan puayaan sebab berhnsil menghafal
al-Qur'dn. Dalam semua acara itu menyanyi dibolehknn untuk
menamp akkan kegemb ir aan. "... ..... . Kebolehan ini ber dasarkan acar a
yang dibuat oleh para wanita di atas loteng dengan menabuh rebana
dan melantunkan lagu-litgu ketika menyambut kedatangan
RasfiluilAh SAW".
Telah datang bulan purnaffia pada kami
D ari lembah T saniy ah al-W adA'
Maka wajiblah bagi knmi untuk bersyukur
Selama orang-orang itu selalu mengajak kepada Allah"
(Ihyi"Ul0m al-Din, juz l, hal 2771
Berdasarkan peristiwa penyambutan ketika Nabi SAW
hijrah ini, menyanyi diperbolehkan dalam Islam. Hal ini juga
d iperkuat dengan pernyataan Sayyidah' Aisyah RA:

*t#h, *kt s?",*'P;.W\t,sr*P *


(Y It \ t', , i5;t*Jt y) .?6.:q.rt# )6:G rs*t
" Dari' A' S AW masuk menemuiku sedangkan
isy ah RA, " Rasfilullkh
di sampingku ada dua budak yang menyenandungkan lagu perang
Bu' at s (nama benteng kaum Aw s)." (Shahih al-BukhAri t2691])

Bagaimana kaitannya dengan memainkan alat musik?


Jika melihat apa yang pernah dilakukan oleh sahabat Anshar
pada saat ketika menyambut kedatangan Nabi SAW ketika hijrah,
memainkah alat musik juga dibolehkan, sebab ketika itu Nabi
SAW tidakmelarangnya. krijuga diperkuat oleh Hadits'Asyah RA.

c&t til VLI'1', # h, *u iitr,.i'r'Jti l"jtl *p *


1,.1-.,
r g.ulld;-).
:i!^:,"r#$.?Lryr;rt ei&t
(\ "'1
Fiqh Tradisionalis (lawaban Pelbagai Penoalan Kmgamaan Sehnri-han) 379
" D ari' Aisy ah, ia berknta, " Rqsitlullilh S AW b ersabda, " l._lmumkqnl ah
pernikahan ini, dan lakukan itu di Masjid. Lalu ramaikanrah dengan
menabuh reblna." (Sunan al-Tirmidzi t10091)

Namun, kebolehan itubukan sesuatu yang mutlak, sebab


menyanyi dan memainkan alat musik diperbolehkan dengan
beberapa catatan" Misah:rya alat musik yang digunakan adarah
alat-alat yang diperkenankan oleh syari'. Seperti, rebana,
gendang dan yang lainnya. Imam al-GhazAli menetapkan
lima syarat bagi lagu dan alat musik yang boleh dinikmati.
Pertama, penyanyinya bukan wanita yangha.am dilihat dan
iika- mendengarkan suaranya bisa menimbulkan syahwat
(waJluqun laki-laki. pen). Kedua, alat musik yang dipakut brku.
terdiri dari alatyang dilarang oleh syara'. iatigo,lirik lagunya
tidak. mengandung kata-kata yang jorok,erotis, ejekair dan
pengingkaran kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Keempat,
yangmendgngarkan lagu tidak tantas dikuasai syahwat lantaran
mendengarkan lagu tersebut. Kelima,orang yang mendengarkan
lagu tersebut harus orang yang .r,".rr.rr,giinkan ciitanya
bertambah kepada Altah swr karena teriispirasi oleh la[u
yang dinikmatinya" (W A" Lllfimi al-Dtn, j uz il, hlm. 2g1 _2 g"3. )
Lalu bagaimana dengan menari (roddat) atau zafin?
Dalam al-Qur'An Allah SWT berfirman:

( t Y e,r,r> . 4J;, J.'*f'tt


"Hentakkan kakimu ke bumi." (eS. Shad, 42)

Ayat ini oleh sebagian ulama dijadikan dasar atas


kebolehan menari. sebab, menari juga menghentakkan kaki
ke bumi. Tentu, kebolehan tersebut tiaauun mutrak. Tarian
yang-disahkan syara' adalah tarian yang tidak diselenggarakan
untuk acara-acar a y artg diharamkan agama. Di samf irg
iuga
tarian tersebut harus beretika. Dalam arti, gerakan yang amI"un
tidak erotis (membangkitkan syahwat) dan tidak rienyerupai
380 Fiqh Tradision alis ( | awaban p elbagai p ersoalan Keagant aan S ehari_twri)
iain jenis. Imam al-GhazAli mengatakan:
'&;*u ap'3i;Aikaiir,:i:), i
lctc u.lt')'-.lf tl-.. .l
'-6rr' ,'oto . tt nl'.rt-'.,
$.*,:v ill
)zl
t i3.aj6p oJ5 }t nJJ.y' ,Pjl S l).9:r.:r.. 4t, \)U Jt,3 W
(k,*t>ii;it'i cis ak L6Lq'i L6"ak tu
(f .t ,y \619r-r,
"Zafin dan fuajal (permainan dengan melompat) itu adalah termasuk
menari yang biasanya diadakan untuk memeriahkan perayaan atau
untuk bernostagia. l ikn tarian itu dilakuknn untuk lebih memeriahknn
acara yang baik (acara yang tidak bercampur dmgan perbuatan haram,
seperti membukn aurat, ikhtilath lbercampur) antara laki-laki dan
perempuan, dst..) tentu tarian itu baik pula. Begitu juga bila
dilaksanakan dalam acara yang diperbolehkan, maka hukumnya
mubah (boleh). Dan apabila di dalamnya terdapat hal yang tercela
menurut agama, maka menari itu tercela juga." (IhyA' 'Ulffm a[-
Din, iuz II, hal 304)
Lebih ianjut Imam Ghazali menyatakan:

e
4.rJl | * rpt1,*.7rdt rry4i]3 f:f,Lq,'ur{Stit.
(f . t ,-f 1C
S esungguhny a menari itu boleh bagi orang kebany aknn dan makruh
"
bagi para tokoh." (Ihya' 'Ul0m al-Din, iuz l, hal 277\

Svaikh S[rAl ih bin Ahmad alChaza]i menyatakan:

# * U,'i[; n i ii t r;'t gaf#.,'rr Li4rtit


X'r

rC"-)'#'Sl r;'#,)' i;f'J"#'fi d'r'ri7't


(Y t o r;i.lla-rU
Fiqh Tradision alis (
| aw aban P elbagai P ersoalan Keagamaan S ehari-hari) 381
"Sesungguhnya orang-arang Habasyah menari dengan tombak-
tombak dan perisai mereka. Dan Nabi SAW suigguh telah
meny aks ikan mer eka dan
b el i au t i dak m en g in gk ar iny a ( ntemb i arkan

mereka). Bahkan beliau menegur 'l.lmai taikala dia mengingkari


perbuatan mereka." (Hukm Mumirasah al-Fann, 2451

Kebolehan ini didasarkan pada Hadits Nabi Muhammad


SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA.

$ y'ait :'.,Lu,ir1rl:r 4 *ii oc t,t$y *


'fi i;.l;F-f 'qju *} # fr, * 4, &ey,

rit,-b;til
e.V {r"ji. ir:b ,p,i:e; rrr: 4slt
(^1v p-r , t5.rhJr6a.ay ,+\o Jo'frlirigl-iio'dy
"Dari.'Aisyah RA, pada suatu hari raya orang-orang Habasyah
memain-mainkan perisai dan tombak mer eka ( sehingga- membentuk
tarian). saya meminta izin pada Rasfilullah s AW ( uniik melihatny a),
dan RasilluUAh SAW bersabda, "Apakah kamu suka melihatnyh?,,
Saya menjau)Ab, "Ya". Kemudian Rasill menarikku kebelakangnya
s ehingga kami saling ber dekatan. Rnsfilullkh
s AW kemudian b er sib ia,
"Teruskanlah, Wahai Bani Arfidah" . Ketika aku mulai merasa
bosan,
Rasfilulldh SAW bertanya, " Sudah cukup ? " Aku menjawab, ,ya,, .
Rasitlullfrh SAW kemudian bersabda, "Kalau begiiu pergilah.,,
(Shahih Bukhari, [897])

Berdasarkan beberapa dalil ini, maka selama tidak


mengandung unsur kemaksiatan memainkan alat musik dan
bernyanyi diperbolehkan dalam agama, termasuk di dalamnya
adalah kesenian Hadrah, rodat dan lain sebagainya.

qt/\ ntcr "hr,


382 Fiqh Tradision alis (l awaban P e lbagai p ersoalan Kcagamaan Sehari_hari)
Daftar Pustaka

Asy'ari, Syaikh Muhammad HAsyim, Risklah Ahl al-Sunnah Wa al-


lnruk'ah, (Jombang: Maktabah al-TurAts al-IslAmi, TT)
al-Muntatsirah ft al-Masf il al-Tis'a al:Asyarah
(Kudus: Menara Kudus, 1974)
-al-Durar
Abbas, KH. Sirajuddin, 40 Masalah Aganru, (Jakarta: Pustaka
Tarbiyah, 2000)
Abi al-Hasan al-Nadwi, dalam Muqaddimah al-Ibhnah. (Beirut:
DAr al-KitAb al-'Arabi, 1990 M)
AbO DAwOd, Sulaiman bin al-Asy'als Sunan Abi DdwiLd, (CD)
Al-Najd, Muhammad bin Abdul Wahab, Syaik al-Islam Muhammad,
Ahkaru Tamanni al-Mazot, Makkah al-Mukarramah:
Maktabah al-Imdadiyyah tt
Amhazun, DR.Muhamrnad, Tahqiq Mazoaqif al-Shahabah fi al-
Fitnah, (Riyadh: Maktabah al-Kautsar, 1415H)
Al-QasthalAni Ahmad bin Muhammad bin Abi Bakr al-Khathib,
Al-MawLhib al-LadtLniyyah, (Beirut: DAr al-Kutub al-
'Ilmilyah,TT)
Al-Qummi ,Sa'adbin Abdullah, al-Maqalat wa al-Firaq, (Taheran:
Mu'sasah Matbu'ati athani, 1383H)
Al-'AsqalAni, Ahmad bin 'Ali bin Hajar, Fath al-BLri (Cairo:
Dar al-Dayydn Li al-TurAts, 1986 M)
Al-'Aththar, Syailh 'A16'uddin, Fatfruii al-lrniim nl-Nmakui aL-Mtrscrntmht
bi al-Maf il al-Mnntsttrah, (Cairo: DAr al-SalAm, 1986 M)

Fiqh Tradisionalis (laruaban Pelbagni Persoalan Keaganman Sehnri-luri) 383


Al-,Amidi, 'Ali bin l\4uhamma d, al-IWdm Ft Llshfil al-Abkkm,
(Beilut: DAr al-KitAb al-'Arabi, 1998)
AI-AnshAri, Syaikh Abi Yahya Zakariyd, Fntb al-Wahhdb
(Surabaya: Syirkah al-Ma'arif, TT)
GhAyah al-Wush0l, (Semarang: Toha putra, TT)
Al-Anshiri Syaikh IsmA'il bin Muhammad, Tashblh Hadtts Shaldh
al-Tarfrwih'Isyrtna Rnk'ah, @eirut: Ddr al-Fikr, 1972 H)
Al-A'zhami Muhammad MusthafA, dalam Mukjizat al-Qur'An dan
al -S unnah T ent ang lp t ek, (J akarta : Gema Insani Pre ss, 1 995 )
Al-Buhairi, Mamd0h bin Muhammad Farldn, al-Syt'ah Minhum
'Alaihim (hrdonesia: DAr al-FArCrq al-lsldmi, 2002 M)
Al-Baidhdwi, NAshiruddin Abu al-IC:rair'AbdullAh bin'Umar,
Anwdr al-Tanztlwa Asr1r al-Ta'wtl (Mesir: Syirkah Maktabah
wa Mathba'ah MushthafA al-BAbi al-Halabi,1968 M)
Ai-Baihaqi Abi Bakr Ahmad bin al-flusain, Manilqib al-Sydf i
(Cairo: Maktabah DAr al-Turdts, TT)
Al-Bdj0ri, IbrAhim bin Muhammad,fldsyiyah al-Bdjfirt,
(Semarang: Toha Putra, TT)
Al-Bantani, Muhammad bin 'Umar bin 'Ali Nawawi al-jAwi,
Nihdyah al-Zain fi lrsykd al-Mubtadi'fr, (Bandung: Syirkah
Ma'drif, TT)
Al-BukhAri, Ab0 'Abdillah Muhammad bin IsmA'il, Shabib
al-Bnkhfrrt (CD)
Al-B0th?, Muhammad Sa'id RamadhAn, al-Ldmadzhabiyyah
Akhtharu Bid' ah Tuhnddid al-Sy arf' ah alJsldmiyy ah, (Beirut:
Maktabah al-FArabi, TT)
Al-Dahlawi, Sy6ikh WaliyullAh bin'Abdurrahin, flrjjatullfrh
al-Bfrlighah, (Beirut : DAr IhyA' al-'UlOm, 1990 M)
------ol-InshAf ft BayAni Asbdb al-lkhtildf (Beirut: Dar al-
NafA'is, 1984 M)

384 Fiqh Tradision alis $ azuab an P elbag ai Percoalan Kea gamaan Sehni-hari)
Al-Daiba'i, al-lmAm al-Jalil'Abdurrahm dn, Majmft' ah Mawllid
wa 'Ad'iyah (Semarang: Karya Putra, TT)
AI-DArimi, AbO Muhammad 'AbdullAh bin 'Abdurrahmin,
Sunan al-Dfrrimi (CD)
Al-Dau'ani, Muhammad bin 'Ali bin Muhammad BA'athiyah,
Mfijaz al-Kaldm Syarh Manzhfimah' Aqtdah al-' Awfrm
(Beirut: DAr al-'Ulffm al-lslAmiyyah, 2002 M)
Al-Dimydthi, Sayyid Bakri bin Sayyid Mu[ammad Syatha',
flasyiyah I'Anah al-Thllibtn, (Indonesia: DAr al-lhyd' al-
Kutub a1-'Arabiyah, TT)
Al-Dzahabi, Abi'Abdillah Muhammad bin Ahmad bin
'UstmAn, MizLn al-l'tiddl fi Naqd al-Rijil, (Beirut: Ddr al-
Ma'rifah, 1993 M)
hibb al-N abawi, (Istambul: Maktabah Isyik Kitabevi,
7976 M)
-{tLT Siyari A'lfrm al-Nubald' , (Beirut:Mu'assasah al-
RisAlah, 1992)
Al-Farmuluwi, al-QAdhi Habibuha q al- MasA' il al-Muntakhab ah
-Tahdztb
fi.al-Risfrlah roa al-Wastlah, (Istanbul Isik Kitabevi, 1981 H)
Al-Ghazili, Abi Hdmid Muhammad bin Muhammad, Ihyfr'
'Ulftm al-Dtn, (Beirut: DAr al-Fikr, TT)
lhyfr' 'Ulfim al-Dtn, (Beirut: Ddr al-Fikr,7993)
Al4hazAli, Shalih bin Ahmad, Huk"m Mumdrasah al-Fann Fi al-
-Mukhtashar
Synrfah al-IslLmiyyah, (Riyadh : Ddr al-Wathan, 1417 H)
Al-Hadddd,'Alawi bin ThAhir bin Abdullilh,-'UqAd al-Almds,
(Madinah: Mathba'ah al-Mahd0dah,1991 M)
Al-HaddAd, al:gabib'Abdull6h bin Alwi, al-D a- wah al-T Ammah
wa al-Tadzkirah al:Ammah, (Beirut: al-Nasyir, 1992)
Al-Hamid, Al-allamah Syaikh Muhammad, Nikfih al-Mut'ah fi
al-lslam Haram, (Damaskus: Dat al-Qalam, 1409H)

Fiqh Tradision alis (J atoaban P elbagai P ersoalan Keagamaan S ehari-hnri)


Al-Hadhrami, SAlim bin Samir, Safinah al-Najhh (Surabaya:
Maktabah Syaikh Salim bin Sa'id Nabhan. TT )
Al-Haitami, Ahmad bin Hajar, Tathhtr al-lanLn wa al-Lishn,
(Beirut: DAr al-Kitub al-'Ilmiyah,19B3)
- F at hwt al - Kub r k al - F iqhiy y ah (B eir ut: Mu' s asah al-T Arikh
al-'Arabi,TT)
-al at-Mttfutdj (Beirut: DAr al-Fikr,TT )
Al-Harari, Al-Syaikh Abdullah, Al-Gharah al-Imaniyah fi Radd
-TuWh Mafasid al -T ahri riyy ah, (Beir ut: Dar al-M asy ari', I 424H)
Al-Hasani Muhammad bin 'Alawi bin lAbbAs al-MAtiki, Mnulid
al-Hhfihz ibn al-Dibs'l (Makkah: Maktabah Sa'adah,TT)
al-Manhal al-Lathtf Fi Ushfil al-Hadtts al-Syartf, (Beirut:
DAral-Fikr,1978 M)
Maulid Nabi SAW(Terj. Oleh H.M. Mas'udi Busyiri Lc.),
(Pasuruan: PT. Garoeda Buana Indah, 7993),
al-ImAm Sayyid Muhammad 'Alawi al-Maliki Labbaik
Allhhumnta Labbaik, (Madinah: IdArah al-A'lam al-
Dakhili, 1412 H)
Mffihtru Y aj ib' An -T ushafohafu (Makkah: DA'irah al- wqaf
wa al-Syu'Crn al-IslAmiyyah, TT)
Abtufrb al-Faraj, (Cairo : DAr al-Ja'far, TT)
wa al-Ta'rif ft Dzikri al-Maulid al-Nabawt al-Syartf,
(Makkah:DA'irah al-Awqaf wa al-Su'fin at-IslAmiyyah, TT)
-ql-Baykn al-Salaf fi Fahm al-Nushirsh bain al-azhariyyah zua
al-Tathbiq (Makkah: DA'irah al-Awqaf wa al-Syu'frn al-
-ManhajIslAmiyyah, TT)
Al-Husaini al-Syaikh Nabil, al-Bid'ah al-flasanah min al-Kithb wa
al-Suntuh. dalam Majalah Manarrl Huda, Edisi 75, Aprn9gg
Al-Ibrdhimi, Muhammad NCrr, 'Ilm al-Mnnthiq, (Surabaya:
Maktabah Sa'id bin NAshir Nabhan, TT)

386 Fiqh Tradisionalis (lazoaban Pelbagai Persoalan Keagamaan SelutriJnri)


Al-Iilani Syaikh 'Abdul QAdir, al-Ghunyah LithAUW Thnriq al-Ha7
(Beirut: Maktabah a1-Syab'iyah, TT)
Al-]urjani, al-syarif 'Ali bin Muhammad, Kitab al-Ta'rifat (Jaddah:
Maktabah al-Haramain, TT )
Al-]urjAwi, AIi Ahmad, Hiknuh al'Tasyrt' wa Falsafatuhu, (Beirut:
DAr al-Fikr, 1994 M)
.\l-Jauziyyah, Ibn Qayyim, al-Thibb al-Nabawi, (Beirut: DAr al-
Fikr, TT)
AI-Kaf, Ahmad Zein, Sayyidatu Nisk'i Ahlil lannah FLthimah al-
Thohiroh ra, (Tegal: al-Bayyinat, 2000 M)
Al-Kat Hasan Muhammad bin SAlim , al-TaqrirLt aLSadtdah Ft
al-Mash' il crl-Mufrdsh, (Surabaya: Dar al-'tIIOm al-IslAmiyah,
1,424H/ 2003M),
Al-Kattani, Muhammad bin Ja'far al-Hasani, Nazhm al'
Mutandtsir min al-Hadtts al-Mutawdtir (Beirut: DAr al-
Kutub al-'Ilmiyyah, 1987 M)
Al-Kulaini, Abu Ja'far Muhammad bin Ya'qub bin Ishaq, Al-
Kafi, (Teheran: Dar AI-Kutub al-Islamiyyah, 1390)
Al-Khadimi, AbO Sa'id, Al-Bariqah Syarh al-Thariqah (Beirut: DAr
al-Fikr, TT )
Al-KhAzin, 'AlA'uddin Ali bin Muhammad bin IbrAhim, al-
BaghdAdi, Tafstr al-Khhzin, (Beirut: DAr al-Fikr, 1979 M)
Al-Khin, DR. MushthafA dan al-BughA, DR. Mushthafd, al-Fiqh
al-Manhajt,' Ala Mndzhab al-lmkm al-Sykf{ i, (Damaskus:
DAr al-Qalam, 1998 M)
Al-Khumaini, Ayatullah al-'Udhma Ruh Allah al-Musawi, ZtLbdah
al-Ahkam li Marja' al-Unrnah al-lslamiyyah, (han: Mathba'ah
offset Mahr, 1402H)
Al-Kurdi, Syaikh Muhammad Amin, Tsnwtr al-Qulitb fi
Mti dmalati' Allftmil Ghuy {tb, (Indonesia: DAr al-KutOb al-
'Arabiyah, TT)
Fiqh Tradision alis (
| atuaban P elbagai P er soakm Keagamaan S elai- hari) 387
Al-Luknawi, Abi al-Hasan6t Muhammad 'Abdul Hayyi bin
Muhammad 'Abdul Halim, Nuzhah al-Fikr fi Sublph al-
Dzikr, (Mesir: Mathba'ah al-Madani, 1,966 M)
Al-Majlisi, Muhammad Baqir, Bihar al-Anzuar al-lami'ah Lidttrar
al-A' immah nl-Athhar, fleheran: Ihya' al-Turats al-Arabr, 1a03)
Al-Mahalli, JalAluddin Muhammad bin Muhammad, dan al-
SuyCrthi, JalAluddin 'AbdurrahmAn bin Abi Bakr, Tafstr
al-lalklain (Semarang: Toha Putra, TT)
Al-MalybAri, Zainuddin bin 'Abdul 'Aziz, Fath al-Mu'tn bi Syarfo
Qurrah altAin, (Indonesia: DAr al-Kutub al-'Arabiyah, TT)
Al-ManAwi, Muhammad 'Abdurrafif , Faidh al-eadir, (Beirut:
Dar al-Ma'rifah, TT)
Al-Mamqani, Abdull ah, Tanqih al-Maqal, (Najf: Al-Mathba,ah
al-Murtadhawiyyun, 1348)
Al-Maqdisi, Al-Muthahhar bin Muthahhar, Syarh al-Aqa,id al-
Shaduq, (Najef: Maktabah al-Haidariyah, 1393H)
Al-Mtsawi, al-Syarif al-Radlf, Nahj al-Bakghnh (Beirut Dar al-Fikr, TI)
Al-Nabhani, al-Syaikh Y0suf bin IsmA'il, al-Asalib al-Badt,ah
(Jakarta: Dinamika Berkah Utama, TT)
Al-NAbulusi, Sayyid 'Abdul Ghani Afandi, Kasyf al-Nfir ,an
Aslthkb al-Qttbfir (Istanbul: Isik Kitabevi, 1980 M )
Al-Nais6bCrri, Abi al-Husain Muslim bin al-Hajjaj al-eusyairi,
Shafuth Muslim (CD)
Al-Nas6'i, Ahmad Ibn Syu'aib, Strnan al-Nasf i (CD)
Al-Nawawi, Muhyidddin Abi Zakariya yahyA bin Syaraf, al-
Adzkkr al-Nawnwiyyah, (Surabaya: al-Hidayah,1955)
al-Mnjntfi' 'Ak Syarfo al-Mtthqdzdmb, (Beirut : D6r al-Fikr, TT)
Kitab al-idhkfuFt Manksik al-Hajj Wa al-,Llmrah, (Makkah
al-Mukarramah: Maktabah al-Imdadiyah, TT)
Muslim bi Syarfu al-Nazuazut, (Beirut: DAr al-Kutub
al-'Ilmiyah, 1995)
-ShahtfuFiqh Tradision alis I atpaban
388 ( P elbagai persoalan Keagamaan Sehari-luri
)
Al-Nais6bCrri, Abi Ab dillAh Muhammad bin " Abdillih al-Hd kim,
-
sl-Mt$tadrsk Aln al-Shafo.futitt, (Beirut: Dar, al-Ma"ri{at, 1998)
AI-Qar6fi, al-lmam Syihabuddin Ahmad, Tanqth al-Fushf.tl ft al-
llshf.tl, (Cairo: Maktabah, 1993)
Al-Qahthini Sa'id bin 'Ali bin Waht al-'llfrjbi al-Ruqt min al-KtLb
wa al-SunnAh, (Makkah: Maktabah al-Fahd al-Wathaniyah,
1e68)
AI-Qiri AIi bin ShulthAn Mu[ammad, al-Hazhzh al-Azofar fi al-
Hajj al-Akbar, (Karaci: Maktabah a1-Syaikh,TT)
Al-Qu syairi, Abi al-QA sim Ab dulkarim b in flaw dzin, al- Ris dlah
al-Qusy airiyy ah fr llm al-T ashanrutuf Geirut Dar al-Khair, fi )
'

Al-SakhAwi Syamsuddin Muhammad bin 'Abdurrahrndn bin


Muhammad bin Abi Bal<t, al'Qawl al-Badt' ft al-Shakh'Ald
al-Nabt al-Syafi'(Madinah: Maktabah al-'Ilmiyyah, 79n M)
AI-SaqqAf, Sayyid 'Alaw? bin Muhamma d, Majmfi'ah Sab'ah Ktttub
Mufidah, (Indonesia: Ihyd' al-Kutub al-'Arabiyyah, TT)
Al-ShdbCrni, Muhammad'AIi, al- Hady u al-N ab aw iyyu al- Shabih
fr ShalLh al-Tardwth, (Makkah: Mu'sasah al-ThabA'ah wa
al-ShahAfah wa al-NasYr, TT)
al-Baydn fi Tafstr AyAt al-Afukdm, (Damaskus:
Maktabah al-GhazAli, 7971. M)
--Raw|'|
A1-Shan'6ni, Muhammad bin IsmA'il al-KahlAni, Subul al-Salfim,
(Bandung: al-Masyhad'al-Hasaini, TT)
Al-Shiddiqi, Muhammad bin'AIlAn, al-Futfibfu al-RabbLniyyah
alT al-Adzkfrr al-Nawawiyyah, (Beirut: Ddr al-Fikr,1.978 M)
Al-Suyothi JalAluddin Abi al-Fadhl'Abdurrahman bin Abi Bakr,
al-Knwknb al-Shthi' fi Nazhm lam'i al-lawfrmi' (Makkah al-
Mukarramah: Nizdr MusthafA al-F.6.2,1999 M)
Al-Subk?, Taqiyuddin 'Ali bin 'Abdulkdf?, Ma'tta Qawl al-lmdm
nl-Muththalibt lzd| Shnhhn al-Hadtts Fahua Madzhabi
(Beirut: Ddr al'BasyA'ir al-lslAmiyyah,1993 M)
Fiqh Tradision alis (J awaban P elbagai P er*alan Keagamaan S elari-hari)
Al-Sulami, Abi Muhamm ad'Izzuddin bin ,AbdissalAm ,
eawA,id
al-Afukam fi Mashalifu al-Ankm, (Beirut: DAr al-Kutub al_
'Ilmiyyah, TT)
Al-Suy0thi, ]alAluddin'AbdurrahmAn, al-flkwt li al-Fathwt,
(Beirut: DAr al-Kutub al-'Arabi, TT)
Al-SyAfi'i, Abi AbdillAh Muhammad bin Idris, Diwkn al-Imhnt
al-Sydfi't (Jeddah : DAr al-'Ilm li al-Thaba,ah wa al-Nasyr,
7974 M)
(Bairut : DAr al-Fikr, TT)
Al-SyAthibi, Abi Ishaq, al-Muwdfaqat fi llshfil al-Syari,ah (Makkah
-al-Umm,
Mukarramah: 'AbbAs Ahmad al-BAz, TT)
Al-SyaukAni al-ImAm Muhammad bin ,Ali, al-eawl al-Mufid
fi
Adillah al-Ijtihhd wa al-Taqlid. (Beirur DAr alealam, 19g3 H)
al-Awthdr min Ahkditsi Sayyid al-Akhykr, (Beirut: DAr
--Nailal-Jil, 1973 M)
Al-Sarhandi, Ahmad al-FArriqi, Al-MuntakhabAt, (Turki: Isik
Kitabevi, 1981)
Al-Tamimi, 'Abdul QAhir bin ThAhir bin Muhammad al_
IsfirA'aini al-Farq bain al-Firaq (Beirut: DAr al-Ma,rifah, tt)
Al-Tirmidzi, Abo'Isa Muhammad bin tsa bin saurah, sunan al-
Tirmtdzt (CD)
Al-Thusi, Muhammad bin Hasan, Tahdzib al-Ahkam, (Teheran:
Dar al-Kutub al-Islamiyyah, 1390H)
Al-YamAni, Muhammad 'Abduh DR. ,AllimL Attlhdakum
Mafuabbata Ali Baitinnabt, (Beirut: Mu,assasah ,Ulfim al_
Qur'An,1992 M)
Al-Ya'qfibi Ahmad bin Abi ya'qub bin Abi Ja.far bin Wahab
bin WAdhih, Tarikh al-ya-qttbi, (Beirut Dar al_ShAdir, tt)
Al-zahAwi, Jamil Afandi shiddiqi, ar-Fajr ar-shadiq, (Turki: Isik
Kitabevi, 1981

390 Fiqh rradision alis ( lauaban p elbagai p ersooran l(eagamaan s ehari-hari)


Al-Zuhaili, DR. Wahbah, al-Fiqh sl-Islkm? wa Adillatuh, (Beirut:
Dar al-Fikr, 1989 M)
Anwar, Hamdani, Sufi al-lunaid (Jakarta: Fikahati Aneska, 1995)
BA 'Alawi, 'AbdullAh bin Husayn bin 'Abdillah bin Balfaqih,
Mathlab al-iqhzh f al-IhlAm 'al| Syai'in ntin Ghnrar al-Alfazh,
(Madinah: DAr al-MuhAjir, 1995 M)
Bangilani, Syaikh'Abdussyakir, Syarh al-Kawkkib al-Lamnth' ah
(Surabaya: Maktabah al-Hidayah,TT)
DimyAthi, Zainal'Abidin, al-Idzd'ah al-Muhinmmh fi Bayfrn
Madzhab Ahl Sunnah wa al-lamh'ah (Sernarang: Thaha
Putra, TT )
Ibn Anas, Imam Malik, al-Muwathtlm' (Beirut Dir al-Kutub al-
'Ilmiyah, 2002 M)
Ibn Abbas, 'Alawi, Majnfi' Fathwi wa R*sd'il, (Madinah al-
Munawwarah: Mathabi' al-Rasyid, 1413 H)
Ibn Hanbal, Imam Ahmad, Musnad Ahmad bin Hanbal, (CD)
ibn 'AsAkir, Abi al-QAsim 'Ali bin al-,Hasan bin HibatullAh, Tabytn
Kidzb al-Muftart, (Beirtt: DAr al-Kutub al-'Arabi, 1979 M)
Al-Masyh0r, Sayid 'Abdurrahman bin Muhammad bin Husain,
B r.Lghy ah al-Mustar sy idin (Sur abaya: Syirkah Maktabah

Ahmad bin Sa'id bin Nabhan,TT)


Ibn Katsir, al-HAfizh Abi al-FidA'IsmA'il, Tafsir al-Qur'An al-Azhtnt
(Beirut: DAr al-Ma'rifah, 1987 M)
Ibn MAjah, AbO'Abdi116h Muhammad bin Yazid, Sunan lbn Mkjah
(CD)
Ibn Ruslan, Syaikh al-ImAm al-'Alim al-'AllAmah Ahmad, Matn
al-Zubad, (Surabaya: Maktabah al-Hidayah, TT)
Ibn Rusyd, Abu WAlid Muhammad, MtLqnddinnh lbn Rusyd (Ddr
al-Fikr: Beirut,TT)
Ibn Taimiyah, Syaikh Ahr.nad bin 'Abdulhalim, Syarh at-'Aqtdah
al.Wasithiyah, (Riyadh: DAr al-SalAm, 1994 M)
Fiqh Tradisionalis (laauban Pelbagai Persoalan Keagamaan Sehnri-luri) 39'1,
Istanbuli, Husain Hilmi Bin Sa'id, Nur al-Yaqin Fi Mabhqts nl-Talqin,
(Turki: Isik Kitabevi, 1982)
IsmA'il, DR. Bakr Muhamrnad, al-Fiqh al-Whdlihmin nl-Kitlb zua
al-Sunnah, (Cairo: DAr al-Mandr, 1990 )
'ImArah, Syaikh Musthafa Muhammad, lawkhir al-Bukhari
(Semarang: Toha Putra,TT )
Jad al-Haq, Syaikh Jad al-Haqq, Al-Qunut bain al-Syir'ah wa
al-Bid'ah (Kairo: Al-Azhar, 1408H)
Kassim, Abd. Karim, Menentukan Ataal dan Akhir Pr.nsaRamadhan,
Dengan Ru'yat dan Hisab, (Bandung: Al-Ma'arif ,1972)
Ibn Khaldun, Abdurrahman bin Muhammad, Muqaddimah lbn
KhalfuLn (lvfarkah al-Mukarramah: Musthafa al-Bazz,
1.414H)
KhallAf , 'Abdul WahhAb, 'llm Ushitl al-Fiqh, (Beirut: Dar al-
Qalam, 1978)
Khulaif, FathullAh, dalam Muqaddimal2, al-MAturidi Abi ManshCrr
Muhammad bin Muhammad bin Mahm0d, KitAb d-Tauhid,
(istanbul: Maktabah al-IslAmiyyah, TT)
Lubis, Arsyad Thalib, Fatwa Bebarapa Masalah Agama, (Medan:
Firma Islamiyah, 1976)
Ma'luf, Lois, al-Munjid Fi al-A'lam, (Beirut: DAr al-Masyriq,1986)
Mahfudh, KH. Sahal, Duta Masyarakat,lB juni 2003
Mahm0d, 'Abdul Halim, DR. Qadhiyah al-Tashawuf al-Munqizh
min al-Dhalal (Cairo: Dar aI-Ma'arif,1998)
Mastu, Muhyiddin , al-flajj wn nl-'Untrah Fiqhtth wa Asrknth (Beirut:
Ddr al-Qalam, 1981 M)
Munawwir, Ahmad Warson, Kamus al-Munawwir (Surabaya:
Pustaka Progresif , 7997)
MurAd, 'Abdul Karirn dan'Abdul Hayyi 'Amrawi, Al-Tabdzir
nin al-lghtirhr, (Maroko: Mathba'ah al-Najah, 1993)
Mustofa, KH. Bisri, Risalah ljtihad dan Taqlid (Semarang: Menara
392 Fiqh TradisionaLis (lauaban Pelbagai Persoalan Keagaruaan Selwri-hLtri)
Kudus TT)
Muzadi, KH. Abdul Muchith Muzadi, NLI dalam Persltektif
Sejarah dan Ajaran, Surabaya: Khalista 2006
Al-Ramli, Muhammad Syamsud din, N ihky ah al - Mufutfrj, (Beirut :
DAr al-Fikr, TT)
Al-Shalih Subhi DR,'Ulum al-fladtts Wa Mushthahhuh, Beirut:
DAr al-'Ilm li al-Malayin, 1959 M),
Siddiq, KH Ahmad, Khittah Nahdhiyyah, Balai buku, Sby, \979.
KH. Ahmad Siddiq (Surabaya: Arila, L992)
Syarbashi, Ahmad, Yas'alfinakn fi al-Dtn wa al-flayhh, Dar al-Jil,
-Pemikiran
Beirut, 1980.
Zahra}r, Muhammad AbCr, TAr*h ol-Madzfrhib al-Isldniyyah,
(Beirut: Dar al-Fikr, 1987)
al-Eiqh (Beirut: DAr al-Fikr,TT)
Zlrhi, KH. Saifuddin, Sejarah Kebangkitan lsLam dan Perkembangannya
-UshtLldi lndonesia, (Bandung: PT. AI-MA'ARIF,1979)
(,6EQ)

Fiqh Tradisionalis (lauaban Pelbagai Persoalan Keagamaan Selwri-hnri) 393


Permohonon
Pem ba caong kami ho,-rrna ti t
11a

Berkenanlah kir_ ya
membacakan Surat Al-Fatihih,,;

. pengKa$erarl:(tl,+ r
Ahli Snunnah tfel Jamh'ah
,,ffi
I.& Muhyiddin Abdusshomad, lahir di Jember Jawa
#
;# Timur 5 Mei 1955, dari pasangan KH. Abdusshomad
dengan Ny. Hj. Maimunah (alm). Pada tahun 1980
f,ffi mempersunting Hj. Fatimah S.Ag. dan dikaruniai
i-d tiga orang anak, Balqis al-Humairo' (22), Robith
t',,,ff Qoshidi (20), dan Hasanatul Kholidiyah (15).
:t:.:
i Belajar membaca al-Qur'an kepada ayah dan
ibunya sendiri di Pondok Pesantren Darussalam
: i', t:.:.'
Jember. Nyantri di Pondok Pesantren Floudlotul Ulum
Sumberwringin Jember, asuhan KH. Umar dan KH. Khotib Umar, mulai tahun
1966 sid 1973. Pada tahun 1973 s/d 1980 belajar di Pondok Pesantren
Sidogiri Pasuruan asuhan KH. Kholil Nawawi. Di pesantren ini mengikuti
pelatihan kaderAswaja bimbingan KH. Khoiron Husain (alm.) dan KH. Bashori
Alwi tahun 1975 s/d 1977.Tahtin 1995-1996 mengikuti pelatihan PPWK (program
Pengembangan Wawasan Keulamaan) yanE diselenggaarakan Lakpesdam
PBNU. Dan tahun 1996 mendapatkan ljazah llmiah Ammah dari Sayyid
Muhammad bin Alawi al-Maliki.
Mengasuh Pondok Pesantren Nurul lslam I (Nuris l) Antirogo
Sumbersari Jember, yang didirikan pada tahun 1981, dan Pondok Pesantren
Khusus Mahasiswa Nurul lslam ll (Nuris ll) yang didirikan pada tahun 1991
di Mangli Kaliwates Jember.
Pengabdiannya di NU dimulai pada tahun 1983. Menjadi pengurus
MWC, Sekretaris RMI Cabang Jember, Wakil Katib Syuriah PCNU Jember.
Dan sejak tahun 1999 hingga saat ini menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah
PCNU Jember.
Aktif di berbagai LSM seperti P3M, Puan Amal Hayati dan sejak 2001
sampai sekarang menjadi Ketua Yayasan Rahima, sebuah LSM yang
bergerak di bidang pemberdayaan perempuan.
Di antara buah karyanya yang sudah diterbitkan adalah:
- Tahlil dalam Perspektif al-Qur'an dan Hadits (Kajian Kitab Kuning) .
- Stop ! Kekerasan Terhadap Perempuan.
- Penuntun Qolbu (Kiat Meraih Kecerdasan Spiritual).
- Al-Huja! al-Qath'iyyah fii Shihhah al-Mu'taqadaat wa al-'Amaliyyaat
al-Nahdhiyyah.
- Etika Pergaulan di tengan Gelombang Perubahan (Kajian Kitab
Kuning)
BUKU-BUKU LAIN TERBITAN KHALISTA DI ANTARANYA:
Fikih Keseharian Gus Mus, Oleh KH.A.Mustofa Bisri, 14,5 x 20,5 cm. 508 hlm.
Gus Mus dalam memberikan solusi problematika keumatan disampaikan dengan
flkih trieseharim:
t rlll Itiil ringkas dan (terasa) mengalir serta enak dibaca, sehingga rangkaian argumen dan
dalil-dalil fikih yang sebelumnya terasa sulit dipahami, hadir dengan 'rasa baru'.
Problematika yang terangkum dalam buku ini meliputi: Akidah, Bersuci, Salat,
Puasa, Haji, Mobilisasi Dana dan Persoalan Ekonomi Modern, Moralitas dan
Toleransi Umat Beragama serta Budaya Kontemporer.[]

Khitthah Nahdliyyah, KH.Achmad Siddiq, 12x18 cm.127 hlm.


Buku yang ditulis oleh salah seorang yang pernah menjadi Rais 'Am PBNU (1984-
cilmr"H
1991 ) ini, menurut a/magh furlahKH. Masykur, merupakan warisan berharga bagi !{A}i0ltmfl
generasi berikutnya. lsinya patut menjadi perhatian keluarga Nahdliyyah. Sekurang-
kurangnya dapat dijadikan bahan petunjuk bagi pemimpin NU, terutama generasi
mudanya untuk mengenal dan menghayati apa dan bagaimana NU.[]
NU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH DAN AJARAN
(Refleksi 65 Th. lkut NU), KHA. Muchith Muzadi, 184 hlm.
Untuk mempelajari aturan main dan pegangan bagi pengurus dan warga NU
seringkali seseorang terpengaruh oleh penglihatan dan pengamatan yang sepotong-
potong tentang NU, menurut kemampuan yang berbeda-beda. Masing-masing
merasa apa yang dilihatnya sebagai halyang paling penting. Kemudian bagaimana
cara yang baik memahami NU, baik dalam perspektif sejarah maupun ajaran?
Seima}l & Aiaan
Solusinya ada di buku ini meliputi: Latar belakang mengapa NU didirikan,
l.-
M:;:r -.'
khitthah, Pesantren, Pancasila, politik, cara mensinergikan antara ajaran dan
pemahaman agama yang diharapkan bisa membumidi bumi nusantara, Begitu juga
bagaimana cara mengapresiasi dan menjabarkan ukhuwwah lslamiyah, wathaniyah dan insaniyah
seperti yang telah diatur dalam agama lslam.[]

Tradisi lslami, Panduan Prosesi Kelahiran-Perkawinan-Kematian,


M. Afnan Hafidh & Achmad Ma'ruf Asrori, 14,5 x21 cm. 260 hal.
Agartradisi dalam prosesi Kelahiran, Perkawinan, dan Kematian terisi dengan t* lry:
m{

re
nilai-nilai ibadah, buku ini merupakan salah satu pelengkap sebagai nilai plus yang &+
bersifat prinsip, yang didasari beberapa dalil dari al-Qur'an, al-Hadits, dan beberapa I
doa yang lanyak dipanjatkan,I
Fikih Perempuan Praktis, KH. Abdul Muchith Muzadi, 12x18 cm. 138 hlm.

lain buku ini, berbicara mengenai pengetahuan praktis fikih alnrsa'seperlithaharah, ibadah. muamalah,
mu n akah ah dan luga maw arits.f
ANTOLOGI NU.Sejarah-tstilah.Amaliah.Uswah.
Oleh H. Soeleiman Fadeli & M. Subhan, Hard Cover, 14,5 x 20,5 cm. 344 hlm.

Dalam perjalanan sejarahnya, NU selalu memberikan kontribusi yang besar kepada


negara dan agama, Tidak saja di medan perjuangan fisik dan poiitik NU berperan,
namun juga tidak kalah penting di medan tegaknya lslam yang rahm atan lil alamin,
dengan cara melestarikan, mengembangkan dan mengamalkan ajaran lslam

para t0k0hnya sebagai pengendali NU sekaligus sebagai uswah bagi umatnya. Dalam buku ini terekam
biografi 49 tokoh NU, mulai dari pemberi restu, pendiri, pejuang, penegak, pembaru, hingga pelestari.I

FIQH SOSIAL Kiai Sahal Mahfudh, Antara Konsep dan lmplementasi


Oleh Jamal Ma'mur Asmani, Kertas HVS 70 Gram, 14,5 x 20,5 cm. 416 hlm.
Buku ini ditulis untuk merekam perlalanan Kiai Sahal, baik peqalanan hidupnya,
intelektualnya, kunci sukses atau tips-tips khusus kesuksesannya belajar di
pesantren, teknik memimpinnya, perjuangan kemasyarakatannya, karir
akademisnya, pengabdiannya di NU, dan khususnya pergulatannya dalam
melahirkan dan mengembangkan fiqh sosial yang spektakuler. Buku ini juga
mendorong para san'tr untukterus berpartisipasidalam kancah dinamika pergulatan
intelektual kontemporer dengan berpijak pada kekuatan akarnya, sehingga mampu
meneruskan proyek fiqh sosial Kiai Sahal yang sudah dirintisnya.[]
MENAPAK HIDUP BARU, Doa.doa Kseharian. Oleh KH. yusuf Chudlori
Kertas HVS 80 Gram, 14,5 x 20,5 cm. 416 hlm,
Mungkin bagi masyarakat modem yang selalu mendewakan rasionalitas. doa menjadi
sesuatu yang tidak masukakal, dunia yang semakin dipenuhi dengan ilmu pengetahuan
dan teknologi telah menjauhkan manusia dari Khaliqnya. Namun, melihat kenyataan di
masyarakatakan kebutuhannya terhadap doa-doa semakin menguat. ini membuktikan
bahwa manusra sangatlah haus akan suasana spiritualitas, dan tidaklah mampu
menyelesaikan percoalan-persoalan
hrdupnya tanpa melibatkanAllah Swt. di dalamnya.
Doa-doa yang dihimpun oleh salah seorang pengasuh pesantren Apl Tegalrelo
Magelang ini berkaitan dengan permasalahan yang membutuhkan doa-doa penting, yang terangkum
dalam beberapa bab: Thaharah, shalat, Ramadhan dan Zakat Fitrah, Shalat ld, Sembelihan, pernikahan,
Jenazah dan Ziarah Kubur, Shalawat-shalawat, dan Doa-doa secara Umum.[]
ASWAJA AN-NAHDLIYAH, Ajaran Ahlussunnah Wa al-Jama,ah yang berlaku
di Lingkungan NU, Oleh Tim PWNU Jawa Timur, 12 x 18 cm. 64 hlm.
I
Buku ini berisi bab. Pertama lVlukadimah. Kerdua membahas Sumber Aiaran
Aswaja An-Nahdliyah. Ketiga tentang Aqidah Aswaja An-Nahdliyah. Keempal tentang
Syari'ah Aswaja An-Nahdliyah. Kelima mengenai Tasawul
Aswaja An-Nahdliyah. Keenam mengulas Tradisi dan Budaya.
Ketujuh tentang Kemasyarakatan. Kedetapan masalah
Kebangsaan dan Kenegaraan. Kesembilan Khatimah (penutup).[]
*3*jlJd-i
Al-Hujaj al-Qath'iyyah fii Shihhah ;W$ ;;li:.',:;'trY;
al-Mu'taqadaat wa al.'Amaliyyaat
16x24Cm,288 hlm.
al-Nahdhiyyah. Kitab yang berisi hujjah dari
Buah karya KH. Muhyiddin Abdusshomad amaliah kaum Nahdliyyin
Permas4lahan Thariqah, Hasil Kesepakatan Muktamar dan Musyawarah Besar
Jamliyyah Ahlith Thariqah Al-Mu'tabarah NU (1957-2005), Penghimpun KH. Abdul
Aziz Masyhuri, 14,5 x 20,5 cm. 326 hlm.
Buku ini memuat permasalahan dan jawabannya diforum BahtsulMasal/dalam
'{. ;'r:r1
Muktamar Jam'iyyah Ahlith Thariqah al-Mu'tabarah, merupakan aktivitas pada
setiap pelaksanaan Muktamar dan Musyawarah Besar. Meski permasalahan di
sekitarthariqah -sepeil ProseslMasukThariqah, PentingnyaThariqah, Keabsahan : H{;lr;!iH
Thariqah, Kriteria Wali & Mursyid, Amalan Thariqah- lebih mendominasi, akan t;;t iill l! -i:t
rc@Effi
tetapijuga tak kalah dinamis organisasi neven NU ini telah memutuskan masalah ffi
w
ffiffiErEe
keagamaan yang lain baik di bidang fiqh, akidah, maupun akhlak.[] E--reEr*lffi*!

KEAGUNGAN HARIJUM'Al Oleh KH. lshomuddin Dimyati&


Ustadz Mukhdor Atim 14,5 x 21 cm., 1 84 hlm.
Dalam buku ini penulis berusaha menjeiaskan masalah hari Jum'at dan segaia
sesuatu yang bersangkut pautdengannya, balkdari segi /a2hlmaupun maknawt.
Tercakup di dalamnya tentang hakikat, sejarah, keistimewaan, keagungan, ibadah
shalat, dan pendapat para ulama tentang keagungan hari Jum'at.I

---:l-,:-r,,-Tahlil dalam Perspektif Al.Qur'an dan As-Sunnah,


Oleh KH. Muhyiddin Abdusshomad, 14,5x 20,5 cm.128 hlm. - ' ".,*: ..
Tahlilan menuai kontroversi. Beberapa pihak menganggapnya btd ah dhalalahdan
untuk f7^
*n, fiftf
tahlilan hanyalah perbuatan sia-sia belaka. Benarkah? Benarkah berdoa
orang lain tidar boleh? Terlebih-lebih doa itu dilaksanakan secara ko,extif Bukankar
Z?, '
itu semakin mempeibanyak pahala? Buku ini begitLr lengkap dan sarat akan makna . *- ior:*
- e,
dan ilmu pngetahuan seputaruhlildan halyang bersinggungan denQannya. Diteqaskan. .ffi "
siapa saja yang mau menelusun budaya tahlii, niscayJ.r,un runirprir,u;;;;;;;;r ffif-*@
yang kokoh dari al-Quran. al-Hadits. serta pendapat ulama yang saleh.[] E.
MENGENAL NAHDLATUL ULAMA, Oleh KH A. Muchith Muzadi, 13,5x20cm.64 hlm,
Selama menjadi anggota NU sejak tahun 1941 , KH. Abdul Muchith Muzadi sedikit
banyak punya pengalaman dan pengetahuan tentang NU. Pengalaman dan
pengetahuan itu beliau wariskan kepada generasi muda NU. Betapapun kecilnya
buku ini, adalah warisan itu, yang berisi: Tentang lslam di lndonesia, Kepesantrenan,
Nahdlatul Ulama, Khitthah NU, Fungsi dan Posisi NU, Faham lslamAhlussunnah
wal Jamaah, Haluan Bermadzhab, Wawasan NU tentang Hubungan Antar Manusia,
NU & Politik dan Al-Akhlaq al-Karimah.ll

BERJUANG SAMPAI AKHIR, Kisah Seorang mBah Muchith.


Oleh Mohammad Subhan, 14,5 x2'l cm. 176 hlm.
Sosok KH, Abdul Muchith Muzadi tak asing bagi pengurus dan warga NU. Dia
Seorang tokoh sepuh NU yang turut merasakan pahit-getirnya perjalanan NU di
masa penjajahan Belanda hingga NU mencapai Go /ntemasional seperti sekarang.
Potret beliau yang terungkap dalam buku ini, di antaranya: Kisah peqalanannya di
bidang pendidikan, politik hingga mengawal Khitthah NU. Semangat keteladanannya
dalam membina rumah tangga, kesetiaannya pada NU, gaya humornya, dan
pemikrrannya demi keberlangsungan dan kejayaan lslamyang rahmatan lil'alamin.fl

輻 蝉

lakukan oleh kaul轟 │

― Pai釜 晦

olehPan血 ご .(

― …
an

htriah ldan置 菫,裁│
Wan dan皿 鶴
羹 daFt …
華摯■短 輸 ・

Anda mungkin juga menyukai