Anda di halaman 1dari 244

OPTIMALISASI PENANGANAN KECELAKAAN LALU

LINTAS OLEH UNIT GAKKUM SATLANTAS POLRES


DEMAK UNTUK MEWUJUDKAN
KAMSELTIBCARLANTAS

TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Ilmu Kepolisian (S.Tr.K)

Oleh:
JASON KURNIA
NO. AK 19.079

AKADEMI KEPOLISIAN
SEMARANG
2023

i
OPTIMALISASI PENANGANAN KECELAKAAN LALU
LINTAS OLEH UNIT GAKKUM SATLANTAS POLRES
DEMAK UNTUK MEWUJUDKAN
KAMSELTIBCARLANTAS

TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Ilmu Kepolisian (S.Tr.K)

Oleh:
JASON KURNIA
NO. AK 19.079

AKADEMI KEPOLISIAN
SEMARANG
2023

i
ii
iii
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : JASON KURNIA
No. Ak. : 19.079
Dengan ini menyatakan bahwa Tugas Akhir ini benar-benar
merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan sebagai karya
ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga lain.
Jika dikemudian hari ternyata ini tidak benar, maka saya bersedia
diberikan sanksi akademis sesuai ketentuan yang berlaku.

Semarang, 10 April 2023

JASON KURNIA
BRIGTAR NO. AK 19.079

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu Wa


Ta’ala karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “OPTIMALISASI PENANGANAN
KECELAKAAN LALU LINTAS OLEH UNIT GAKKUM SATLANTAS
POLRES DEMAK UNTUK MEWUJUDKAN KAMSELTIBCARLANTAS”.
Tugas akhir ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan meraih
gelar Sarjana Terapan Kepolisian (S.Tr.K.) di Akademi Kepolisian.
Pada kesempatan yang baik ini perkenankan penulis menyampaikan
rasa hormat dan terima kasih kepada:
1. Gubernur Akademi Kepolisian, Inspektur Jenderal Polisi Drs. Suroto,
M.Si., beserta jajaran yang telah mengizinkan penulis untuk
melaksanakan penelitian.
2. Wakil Gubernur Akademi Kepolisian, Brigadir Jenderal Polisi Awi
Setiyono, S.I.K., M.Hum., yang telah mengayomi dan mengawasi
penulis selama menempuh pendidikan di Akademi Kepolisian.
3. Komisaris Besar Polisi Suharjimantoro, S.I.K., M.H., selaku
Danmentarsis yang selalu memperhatikan dan mengingatkan kami
demi kelancaran proses pendidikan di Akademi Kepolisian.
4. Kasubbagevadasi Akademi Kepolisian, Ajun Komisaris Besar Polisi
Widiyanto Hadi Saputro, S.I.K., M.Si., selaku dosen pembimbing
penulis yang selaku membimbing dan mengarahkan penulis dalam
proses pembuatan tugas akhir ini.
5. Kapolres Demak, Ajun Komisaris Besar Polisi Budi Adhy Buono,
S.H., S.I.K., M.H., yang telah mengizinkan penulis untuk
melaksanakan penelitian di Polres Demak.
6. Danyontar Tk.IV, Ajun Komisaris Besar Polisi Supriyanto, S.I.K.,
M.Si., yang senantiasa memberikan pesan, bimbingan, dan
dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas
akhir ini.

v
7. Ajun Komisaris Polisi Muhammad Gargarin Friyandi, S.I.K., M.Si.
selaku Kasatlantas Polres Demak yang selalu mendampingi
penelitian penulis.
8. Inspektur Polisi Satu Bambang Susilo, S.H., M.M. selaku
Kanitgakkum Satlantas Polres Demak yang senantiasa
mengarahkan penulis untuk melaksanakan penelitian.
9. Kedua orangtua penulis Alm. Lie Juliansyah dan Nirwana yang tiada
hentinya memberikan dukungan doa dan moral serta senantiasa
memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
berkenan memberikan masukan, kritik, dan saran yang membangun guna
kesempurnaan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini dapat berguna bukan
hanya bagi penulis, melainkan guna bagi almamater maupun institusi Polri.

Semarang, 10 April 2023

JASON KURNIA
BRIGTAR NO. AK 19.079

vi
MOTTO DAN DEDIKASI

Motto:

“EVERY MOMENT MATTERS”

Dedikasi:
Dengan tidak mengurangi rasa
syukur kepada Allah Subhanallahu Wa
Ta’ala, saya persembahkan karya ini
dengan penuh kerja keras dan ketulusan
untuk:
a. Kedua orang tua penulis, Bapak
Alm. Lie Juliansyah dan Ibu
Nirwana, serta seluruh keluarga
yang senantiasa mendukung dan
memberikan doa terbaik untuk
penulis.
b. Alamamaterku Akademi Kepolisian.
c. Rekan-rekan Taruna Tingkat IV
Angkatan 54 Batalyon Promoter
yang selalu memberi semangat dan
motivasi.
d. Polri dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

vii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ............................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING TUGAS AKHIR ............. iii
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................. iv
KATA PENGANTAR ........................................................................ v
MOTTO DAN DEDIKASI .................................................................. vii
DAFTAR ISI ..................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xiii
ABSTRAK ........................................................................................ xiv
ABSTRACT ...................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................... 1
1.2 Permasalahan .......................................................... 8
1.3 Maksud dan Tujuan .................................................. 8
1.4 Ruang Lingkup .......................................................... 9
1.5 Metode Penelitian ..................................................... 10
1.5.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian .............................. 10
1.5.2 Fokus Penelitian ....................................................... 11
1.5.3 Lokasi Penelitian ....................................................... 11
1.5.4 Sumber Data atau Informasi ..................................... 12
1.5.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................ 16
1.5.6 Validitas Data ........................................................... 18
1.5.7 Teknik Analisis Data ................................................. 19
1.6 Sistematika Penulisan ............................................... 20
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN ............................................... 21
2.1 Kepustakaan Penelitian ............................................ 21

viii
2.2 Kepustakaan Konseptual .......................................... 25
2.2.1 Konsep ..................................................................... 25
2.2.2 Teori ......................................................................... 30
2.2.3 Kerangka Berpikir ..................................................... 35
BAB III KONDISI FAKTUAL ............................................................. 37
3.1 Kondisi Awal ............................................................. 37
3.1.1 Deskripsi Kondisi Kamseltibcarlantas
di Polres Demak ........................................................ 37
3.1.2 Deskripsi Satuan Lalu Lintas Polres Demak ............. 39
3.1.3 Deskripsi Unit Gakkum Satlantas Polres Demak ....... 39
3.1.4 Aktualisasi Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas
Oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak Untuk
Mewujudkan Kamseltibcarlantas ................................ 40
3.1.5 Optimalisasi Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas
Oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak
Untuk Mewujudkan Kamseltibcarlantas ..................... 61
3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Awal ....... 64
3.2.1 Faktor Pendukung .................................................... 64
3.2.2 Faktor Penghambat .................................................. 68
BAB IV LANGKAH-LANGKAH PEMECAHAN MASALAH ................ 71
4.1 Aktualisasi Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas
Oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak Untuk
Mewujudkan Kamseltibcarlantas ................................ 71
4.1.1 Kondisi yang Diharapkan .......................................... 71
4.1.2 Pemecahan Masalah ................................................ 78
4.2 Optimalisasi Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas
Oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak
Untuk Mewujudkan Kamseltibcarlantas ..................... 89
4.2.1 Kondisi yang Diharapkan .......................................... 90
4.2.2 Pemecahan Masalah ................................................ 91
BAB V PENUTUP ........................................................................... 96

ix
5.1 Simpulan ................................................................... 96
5.2 Saran ........................................................................ 99
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 102
LAMPIRAN-LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1 : Data Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas di Polres
Demak Per Triwulan I Tahun 2021 s.d. Triwulan IV
Tahun 2022 .................................................................... 3
Tabel 1.2 : Data Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Polres
Demak Per Triwulan I Tahun 2021 s.d. Triwulan IV
Tahun 2022 .................................................................... 5
Tabel 1.3 : Data Kerugian Materiil Akibat Kecelakaan Lalu Lintas
di Polres Demak Per Triwulan I Tahun 2021 s.d.
Triwulan IV Tahun 2022 ................................................. 7
Tabel 2.1 : Kepustakaan Penelitian ................................................. 24
Tabel 3.1 : Data Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Jenisnya
di Wilayah Hukum Polres Demak Per Triwulan I
Tahun 2021 s.d. Triwulan IV Tahun 2022 ....................... 38
Tabel 3.2 : Rendisgar RKA-K/L DIPA Polres Demak T.A. 2022 ....... 42
Tabel 3.3 : Perbandingan Jumlah Anggota Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak Dengan DSP Yang Tertera Dalam Perpol
Nomor 2 Tahun 2021 ..................................................... 46
Tabel 3.4 : Data Personel Unit Gakkum Satlantas Polres Demak
Yang Mempunyai Skep Penyidik/Penyidik Pembantu,
Dikjur, Prolat, dan Sertifikasi .......................................... 62

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 : The Why/Why Diagram .............................................. 33
Gambar 2.2 : Kerangka Berpikir ...................................................... 35
Gambar 3.1 : Struktur Organisasi Satuan Lalu Lintas Polres Demak 39
Gambar 3.2 : Struktur Organisasi Unit Gakkum Satlantas Polres
Demak ....................................................................... 40
Gambar 4.1 : Analisis The Why/Why Diagram ................................. 82
Gambar 4.2 : Video Komedi Edukatif Layanan Call Center Polri 110 83
Gambar 4.3 : Stiker Sosialisasi Layanan Call Center Polri 110 ........ 85
Gambar 4.4 : Brosur Mekanisme Penanganan Kecelakaan
Lalu Lintas ................................................................. 85
Gambar 4.5 : Standing Banner Mekanisme Penanganan
Kecelakaan Lalu Lintas .............................................. 85
Gambar 4.6 : Aplikasi E-Turjagwali .................................................. 87
Gambar 4.7 : Kotak Kritik dan Saran Unit Gakkum Satlantas Polres
Demak ....................................................................... 89
Gambar 4.8 : Buku Saku Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas ....... 92
Gambar 4.9 : Pelaksanaan Coaching Clinic Bersama Anggota
Unit Gakkum Satlantas Polres Demak ....................... 92
Gambar 4.10 : Video Edukasi Singkat Tentang Tata Cara Penanganan
Kecelakaan Lalu Lintas .............................................. 93
Gambar 4.11 : Latihan Bersama Personel Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak ............................................................ 94

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Kontrol Bimbingan Skripsi


Lampiran 2 : Surat Penghadapan Penelitian Taruna
Lampiran 3 : Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
Lampiran 4 : Berita Acara Perubahan Usulan Permasalahan
Lampiran 5 : Berita Acara Perubahan Judul
Lampiran 6 : Dokumentasi Hasil dan Produk Penelitian
Lampiran 7 : Hasil Wawancara
Lampiran 8 : Hasil Observasi
Lampiran 9 : Verbatim FGD
Lampiran 10 : Riwayat Hidup penulis

xiii
ABSTRAK

OPTIMALISASI PENANGANAN KECELAKAAN LALU


LINTAS OLEH UNIT GAKKUM SATLANTAS POLRES
DEMAK UNTUK MEWUJUDKAN KAMSELTIBCARLANTAS
Jason Kurnia, 19.079, jasonkurnia01@gmail.com

Saat ini, permasalahan lalu lintas yang terjadi di Polres Demak


semakin kompleks dan berkelanjutan. Salah satunya adalah angka
kecelakaan lalu lintas yang masih tinggi. Namun, penanganan kecelakaan
lalu lintas yang dilakukan oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak dinilai
masih belum optimal dalam mewujudkan kamseltibcarlantas.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan aktualisasi
dan optimalisasi penanganan kecelakaan lalu lintas untuk mewujudkan
kamseltibcarlantas. Konsep yang digunakan, antara lain konsep
optimalisasi, kecelakaan lalu lintas, penanganan kecelakaan lalu lintas, Unit
Gakkum Satlantas, kamseltibcarlantas, koordinasi, dan kolaborasi. Teori
yang digunakan adalah teori manajemen, kompetensi, FFA (Force Field
Analysis), dan analisis The Why/Why Diagram. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif dengan jenis penelitian field research yang mengambil
data melalui wawancara, observasi, studi dokumen, dan Focus Group
Discussion (FGD) kepada sejumlah narasumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) aktualisasi penanganan
kecelakaan lalu lintas perlu dioptimalkan melalui peningkatan sosialisasi,
koordinasi, kolaborasi, dan kompetensi personel. Dalam mengatasi
masalah tersebut, penulis telah membuat stiker dan video komedi edukatif
layanan Call Center Polri 110, brosur dan standing banner mekanisme
penanganan kecelakaan lalu lintas, serta kotak kritik dan saran.
Selanjutnya, penulis berkoordinasi dengan Unit Kamsel, SPKT, Humas,
dan Satbinmas Polres Demak untuk membantu menyebarluaskan produk
tersebut. Di sisi lain, penulis juga telah berkoordinasi dengan Unit
Turjagwali untuk memanfaatkan aplikasi e-turjagwali dan penguatan
kolaborasi bersama Satgas Quick Response. Selain itu, unit ini juga perlu
melakukan revisi SOP dan Job Description, revisi anggaran, pemanfaatan
dana dukungan operasional, dan pengajuan kendaraan R4. (2)
Penanganan kecelakaan lalu lintas khususnya dalam kompetensi personel
dapat dioptimalisasi dengan pemberian pendidikan formal kepada anggota.
Penulis juga telah membuat buku saku dan video edukasi singkat tentang
penanganan kecelakaan lalu lintas, melaksanakan coaching clinic,
pelatihan keterampilan anggota, dan sharing session kepada anggota.

Kata Kunci: Optimalisasi, Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas, Unit


Gakkum, Kamseltibcarlantas.

xiv
ABSTRACT

OPTIMIZING THE HANDLING OF TRAFFIC ACCIDENTS BY


THE LAW ENFORCEMENT UNIT OF THE DEMAK RESORT
POLICE TRAFFIC UNIT TO ACHIEVE TRAFFIC SECURITY,
SAFETY, ORDER, AND SMOOTHNESS
Jason Kurnia, 19.079, jasonkurnia01@gmail.com

Currently, traffic problems that occur in Demak Resort Police are


increasingly complex and ongoing. One of them is the high number of traffic
accidents. However, the handling of traffic accidents carried out by the Law
Enforcemet Unit of the Demak Resort Police Traffic Unit is still considered
not optimal in realizing traffic security, safety, order, and smoothness.
The purpose of this research is to describe the actualization and
optimalization of traffic accidents handling to achieve traffic security, safety,
order, and smoothness. The concepts used include optimization, traffic
accidents, traffic accident handling, Law Enforcement Unit of the Traffic
Unit, traffic security, safety, order, and smoothness, coordination, and
collaboration. The theories used are management theory, competence, FFA
(Force Field Analysis), and The Why/Why Diagram analysis. This research
is a qualitative study with a type of field research that takes data through
interviews, observations, document studies, and Focus Group Discussions
(FGD) to a number of sources.
The results showed that (1) the actualization of traffic accident
handling needs to be optimized through increased socialization,
coordination, collaboration, and personnel competence. In addressing
these issues, the author has created educational stickers and comedy video
of Polri 110 Call Center service, brochures and standing banner of traffic
accident handling mechanisms, as weel as a criticism and suggestion box.
Furthermore, the author coordinated with the Security and Safety Unit,
Integrated Police Service Center, Public Relations, and Community
Guidance Unit of the Demak Resort Police to help disseminate the products.
In addition, the author has also coordinated with the Regulation, Guarding,
Escorting, and Patrolling Unit to utilize the e-turjagwali application and
strengthen collaboration with the Quick Response Task Force. On the other
hand, this unit also needs to revise SOP and Job Description, revise the
budget, utilize operational support funds, and apply for R4 vehicles. (2)
Handling of traffic accidents, especially in personnel competence, can be
optimized by providing formal education to members. The author has also
made pocket books and short educational video on handling traffic
accidents, conducted coaching clinics, member skills training, and sharing
sessions.

Keywords: Optimizing, Traffic Accident Handling, Law Enforcemet Unit,


Security, Safety, Order, and Traffic Smoothness.

xv
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Dwilaksana (2020), lalu lintas merupakan urat nadi
kehidupan dan refleksi budaya bangsa. Hal ini berarti lalu lintas merupakan
suatu kebutuhan yang primer dan wajib dipenuhi. Selain itu, lalu lintas juga
merefleksikan kualitas kehidupan yang tercipta dari budaya suatu bangsa.
Lalu lintas tidak hanya berisi kendaraan bermotor seperti pandangan
masyarakat pada umumnya. Namun, lalu lintas adalah gerak kendaraan
dan orang di ruang lalu lintas jalan. Jadi, lalu lintas mencakup seluruh
pengemudi, penumpang, dan pejalan kaki yang menggunakan ruang lalu
lintas, yaitu jalan.
Selain itu, menurut Harmanto (2022), menyampaikan bahwa selain
sebagai urat nadi kehidupan dan cermin budaya bangsa, lalu lintas juga
diartikan sebagai cermin tingkat modernitas yang sering dipandang sebelah
mata. Memahami konsep lalu lintas sebagai urat nadi kehidupan tentu
berkenaan dengan kehidupan manusia beserta seluruh aktivitasnya.
Apabila kehidupan manusia mengalami perubahan sosial, maka tingkat
modernitas dan budaya bangsa pun akan mengikutinya. Untuk itu, penting
bagi kita untuk menjaga keamanan, keselamatan, ketertiban, dan
kelancaran lalu lintas atau yang biasa disebut kamseltibcarlantas.
Saat ini, permasalahan lalu lintas yang terjadi di masyarakat semakin
kompleks dan berkelanjutan. Salah satu kasus yang cukup
mencengangkan jagat maya adalah kasus mahasiswa Universitas
Indonesia, M. Hasya Athallah S., yang meninggal dunia pasca ditabrak oleh
kendaraan purnawirawan polisi, AKBP (Purn) Eko Setia Budi Wahono, di
Jagakarsa, Jakarta. Saat itu, pihak keluarga melalui kuasa hukumnya
mempertanyakan mengapa korban yang meninggal dunia pada 6 Oktober
2022, tetapi baru ditetapkan sebagai tersangka pada 6 Januari 2023 atau 3

1
2

bulan setelah kejadian (disadur dari Anchely, 2023). Polisi menyatakan


bahwa Hasya Athallah meninggal dunia akibat dari kelalaiannya sendiri,
bukan kelalaian pensiunan anggota Polri yang menabraknya. Setelah itu,
polisi langsung memberhentikan penyidikan kasus kecelakaan usai
menetapkan Hasya Athallah sebagai tersangka dan akhirnya menerbitkan
Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) pada 17 Januari 2023. Tidak
lama kemudian, hasil penyidikan itu menimbulkan banyak protes dari pihak
keluarga Hasya Athallah dan pihak lainnya sehingga Kapolda Metro Jaya
melakukan rekonstruksi kasus kecelakaan pada Kamis, 2 Februari 2023.
Satu hari setelah rekontruksi, CCTV detik-detik kecelakaan mahasiswa UI
yang ditabrak pensiunan polisi baru beredar luas di media massa pada
tanggal 3 Februari 2023 (disadur dari Bustomi, 2023).
Menilik dari kejadian di atas, tentunya penanganan kecelakaan lalu
lintas yang dilakukan oleh pihak kepolisian dapat dikatakan belum
profesional. Hal tersebut dapat dilihat dari lambatnya penanganan yang
dilakukan oleh petugas kepolisian sehingga memakan waktu berbulan-
bulan. Selain itu, petugas kepolisian juga dinilai kurang jeli dalam
melakukan penanganan sehingga tidak dapat mengumpulkan semua alat
bukti yang berpotensi dalam penentuan arah dari kasus tersebut.
Perlu diketahui bahwa penanganan kecelakaan lalu lintas tentunya
merupakan salah satu tanggung jawab Kepolisian Negara Republik
Indonesia atau disingkat Polri sebagai aparat penegak hukum yang
diberikan tugas dalam Pasal 13 Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, melindungi, mengayomi, dan
melayani masyarakat. Untuk itu, Polri harus mampu beradaptasi dengan
setiap perkembangan permasalahan kecelakaan lalu lintas yang terjadi. Hal
ini dikarenakan kecelakaan lalu lintas merupakan indikator paling utama
dalam penentuan tingkat keselamatan berlalu lintas di suatu wilayah
(disadur dari Ruktiningsih, 2017).
Kecelakaan lalu lintas tentunya tidak hanya terjadi di Jagakarsa.
3

Namun, kecelakaan lalu lintas dapat terjadi kapan pun dan di mana pun.
Salah satu daerah yang kerap terjadi kecelakaan lalu lintas adalah Provinsi
Jawa Tengah khususnya di Kabupaten Demak. Berikut ini data kejadian
kecelakaan lalu lintas di Polres Demak Per Triwulan I Tahun 2021 s.d.
Triwulan IV Tahun 2022.

Tabel 1. 1
Data Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas di Polres Demak Per Triwulan I
Tahun 2021 s.d. Triwulan IV Tahun 2022
250
JUMLAH KECELAKAAN

194 199
200 176 182 173
150 136 144
114
100

50

0
Triwul Triwul Triwul Triwul Triwul Triwul Triwul Triwul
an I an II an III an IV an I an II an III an IV
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2021 2021 2021 2021 2022 2022 2022 2022
Jumlah Kecelakaan 114 136 144 176 182 194 199 173
TRIWULAN
Jumlah Kecelakaan

Sumber: Diolah oleh penulis, 2022.

Dari diagram garis tersebut, dapat diketahui bahwa tren kejadian


kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Demak cenderung naik. Dimulai dari
114 kasus pada triwulan I tahun 2021, lalu mengalami peningkatan hingga
ke angka 136 kasus pada triwulan II tahun 2021. Kemudian, jumlah tersebut
mencapai angka 144 kasus di triwulan III tahun 2021 dan naik kembali ke
angka 176 kasus pada triwulan IV tahun 2021. Pada triwulan I tahun 2022,
angka tersebut mencapai 182 kasus. Setelah itu, peristiwa tersebut
mencapai angka 194 kasus di triwulan II tahun 2022. Jumlah kecelakaan di
Polres Demak mencapai puncaknya pada triwulan III tahun 2022 dengan
199 kasus dan turun menjadi 173 kasus di triwulan IV tahun 2022.
4

Meskipun terus menunjukkan angka yang tinggi, kita perlu juga


memahami bahwa menurut Pasal 1 angka 24 Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, kecelakaan lalu lintas
adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja
melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang
mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda. Peristiwa
yang tidak diduga dan disengaja ini dapat diartikan bahwa kita tidak dapat
memprediksi waktu dan tempat terjadinya kecelakaan lalu lintas. Hal yang
dapat kita lakukan adalah meminimalisasi efek domino akibat dari
kecelakaan yang telah terjadi khususnya terkait kamseltibcarlantas.
Dewasa ini kecelakaan lalu lintas menjadi semakin marak terjadi.
Kondisi ini diperparah dengan mobilitas kendaraan yang tinggi baik dari
dalam maupun luar wilayah Demak terutama pada jalur nasional (jalur
pusat), jalur provinsi, dan jalur kabupaten. Salah satu contoh jalur nasional
yang selalu menjadi sorotan adalah Jalur Pantura yang membentang dari
Anyer hingga Panarukan termasuk melewati wilayah hukum Polres Demak.
Wilayah hukum Polres Demak merupakan wilayah yang sangat
rawan akan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Disamping banyaknya jalur-
jalur di Demak, disini juga dijadikan tempat singgah oleh banyak orang yang
melaksanakan perjalanan jauh. Hal ini menyebabkan struktur masyarakat
di Demak menjadi heterogen dengan wilayah yang padat terkonsentrasi di
wilayah tertentu. Selain itu, jumlah kendaraan di Kabupaten Demak juga
terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu dan diikuti dengan
peningkatan jumlah kecelakaan di daerah tersebut. Berdasarkan data dari
Minops Satlantas Polres Demak, hanya terdapat 548.681 unit kendaraan
bermotor yang terdaftar di wilayah hukum Polres Demak pada tahun 2019.
Namun, di tahun 2020 terdapat setidaknya 564.863 unit kendaraan
bermotor dan terus meningkat ke angka 581.045 unit pada 2021.
Penting untuk dipahami bahwa upaya-upaya kepolisian dalam
menangani kecelakaan lalu lintas perlu ditingkatkan khususnya dalam
penanganan kecelakaan lalu lintas karena penanganan kecelakaan lalu
5

lintas merupakan upaya dalam mencegah terjadinya dampak yang lebih


besar terhadap terwujudnya kamseltibcarlantas. Penanganan yang
transparan, akuntabel, efektif dan efisien, dan terpadu tentu akan
berpengaruh pada terwujudnya kamseltibcarlantas yang optimal.
Di samping itu, kecelakaan lalu lintas seringkali digolongkan menurut
akibat yang ditimbulkannya. Berdasarkan Pasal 4 Perkap Nomor 15 Tahun
2013 tentang Tata Cara Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas dijelaskan
bahwa kecelakaan lalu lintas digolongkan atas kecelakaan ringan, sedang,
dan berat. Kecelakaan ringan merupakan kecelakaan yang mengakibatkan
kerusakan kendaraan dan/atau barang. Kemudian, kecelakaan sedang
diartikan sebagai kecelakaan yang mengakibatkan luka ringan dan
kerusakan kendaraan dan/atau barang. Lalu, kecelakaan berat merupakan
kecelakaan yang mengakibatkan korban luka berat atau meninggal dunia.
Berikut data korban kecelakaan lalu lintas di Polres Demak Per Triwulan I
Tahun 2021 s.d. Triwulan IV Tahun 2022.

Tabel 1. 2
Data Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Polres Demak Per Triwulan I
Tahun 2021 s.d. Triwulan IV Tahun 2022
250 221 237
195 207
JUMLAH KORBAN

200 177
130 138
150 117
100
46 43 49
23 34 28 30 24
50
0 4 0 0 1 0 2 0
0
Triwul Triwul Triwul Triwul Triwul Triwul Triwul Triwul
an I an II an III an IV an I an II an III an IV
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2021 2021 2021 2021 2022 2022 2022 2022
Meninggal Dunia 23 34 28 46 43 49 30 24
Luka Berat 0 4 0 0 1 0 2 0
Luka Ringan 117 130 138 195 177 221 237 207
TRIWULAN
Meninggal Dunia Luka Berat Luka Ringan

Sumber: Urmin Unit Gakkum Satlantas Polres Demak, 2022.


6

Dari data tersebut, angka yang paling mencolok adalah jumlah


korban meninggal dunia dan luka ringan. Korban luka ringan mengalami
penaikan dari 117 orang pada triwulan I tahun 2021 menjadi 195 orang
pada triwulan IV tahun 2021. Lalu, mengalami penurunan menjadi 177
orang pada triwulan I tahun 2022 dan meningkat kembali hingga 221 orang
pada triwulan II tahun 2022. Jumlah korban luka ringan paling tinggi
terdapat pada triwulan III tahun 2022 dengan 237 orang, namun mengalami
penurunan menjadi 207 orang di triwulan setelahnya. Jika dilihat dari angka
korban meninggal dunia, dapat dilihat pula adanya fluktuasi pada tiap
triwulannya. Pada triwulan I tahun 2021, angka meninggal dunia mencapai
23 jiwa dan meningkat ke angka 34 pada triwulan II tahun 2021. Kemudian,
angka tersebut mengalami penurunan pada triwulan III tahun 2021 menjadi
28 jiwa dan naik kembali menjadi 46 jiwa di triwulan IV tahun 2021. Pada
triwulan I tahun 2022, penurunan angka kembali terjadi menjadi 43 jiwa dan
mengalami kenaikan ke angka 49 jiwa pada triwulan II tahun 2022. Setelah
itu, angka tersebut turun menjadi 30 jiwa pada triwulan III tahun 2022 dan
24 jiwa pada triwulan IV tahun 2022.
Di sisi lain, terdapat pula korban luka berat. Akan tetapi, jumlahnya
tidak terlalu signifikan dibandingkan korban meninggal dunia dan luka
ringan. Dari delapan triwulan di tahun 2021 s.d. 2022, hanya terdapat pada
tiga triwulan yang terdapat korban luka berat. Jumlah korban luka berat
pada triwulan tersebut antara lain 4 orang pada triwulan II tahun 2021, 1
orang pada triwulan I tahun 2022, dan 2 orang pada triwulan III tahun 2022.
Selain jenis korbannya, kecelakaan lalu lintas juga dapat menimbulkan
kerugian materiil berupa kerusakan kendaraan dan/atau barang. Berikut
akan disajikan data kerugian materiil akibat kecelakaan lalu lintas di Polres
Demak per triwulan I tahun 2021 s.d. triwulan IV tahun 2022.
7

Tabel 1. 3
Data Kerugian Materiil Akibat Kecelakaan Lalu Lintas di Polres Demak Per
Triwulan I Tahun 2021 s.d. Triwulan IV Tahun 2022
Triwulan Kerugian Materiil
Triwulan I Tahun 2021 Rp34.900.000,00
Triwulan II Tahun 2021 Rp64.700.000,00
Triwulan III Tahun 2021 Rp64.100.000,00
Triwulan IV Tahun 2021 Rp82.200.000,00
Triwulan I Tahun 2022 Rp68.600.000,00
Triwulan II Tahun 2022 Rp78.600.000,00
Triwulan III Tahun 2022 Rp99.300.000,00
Triwulan IV Tahun 2022 Rp128.100.000,00
Sumber: Diolah oleh penulis, 2022.

Berdasarkan data tersebut, kerugian materiil yang disebabkan


kecelakaan lalu lintas di Polres Demak pada triwulan I tahun 2021 s.d.
triwulan IV tahun 2022 terus mengalami peningkatan. Dimulai dari kerugian
materiil sebesar Rp34.900.000,00 pada triwulan I tahun 2021 dan
Rp64.700.000,00 pada triwulan II tahun 2021. Kemudian, jumlah tersebut
mengalami peningkatan kembali menjadi Rp64.100.000,00 pada triwulan III
tahun 2021 dan Rp82.200.000,00 pada triwulan IV tahun 2021. Pada
triwulan I tahun 2022, jumlah tersebut mencapai Rp68.600.000,00 dan naik
kembali menjadi Rp78.600.000,00 pada triwulan II tahun 2022.
Rp99.300.000,00 pada triwulan III tahun 2022, hingga Rp128.000.000,00
pada triwulan IV tahun 2022.
Selain korban kecelakaan dan kerugian materiil, kecelakaan lalu
lintas juga dapat menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan. Hal tersebut
adalah macet. Tidak hanya itu, konflik antar pengendara yang terjebak
dalam kemacetan lalu lintas pun sering terjadi. Kejadian ini sering terjadi
karena pengendara yang emosi (disadur dari Baktiarto, 2020).
Dalam menyikapi kondisi tersebut di atas, Unit Penegakan Hukum
Satlantas Polres Demak memegang peranan yang sangat krusial dalam
8

penanganan kecelakaan lalu lintas agar berjalan dengan baik. Tugas Unit
Penegakan Hukum atau disingkat Unit Gakkum tersebut juga telah
termaktub dalam Pasal 42 Ayat (7) Perpol Nomor 2 Tahun 2021 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Cara Kerja pada Tingkat Kepolisian Resor
dan Kepolisian Sektor. Walapun demikian, sampai saat ini penanganan
kecelakaan lalu lintas oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak untuk
mewujudkan kamseltibcarlantas dirasa kurang dan perlu dioptimalisasi.
Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “OPTIMALISASI PENANGANAN KECELAKAAN LALU LINTAS
OLEH UNIT GAKKUM SATLANTAS POLRES DEMAK UNTUK
MEWUJUDKAN KAMSELTIBCARLANTAS”.

1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dibahas
penulis dalam penelitian ini adalah “Mengapa penanganan kecelakaan
lalu lintas oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak untuk
mewujudkan kamseltibcarlantas belum optimal?”. Adapun persoalan
yang penulis angkat dalam penelitian ini, yaitu:
a. Bagaimana aktualisasi penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak untuk mewujudkan
kamseltibcarlantas?
b. Bagaimana mengoptimalkan penanganan kecelakaan lalu lintas oleh
Unit Gakkum Satlantas Polres Demak untuk mewujudkan
kamseltibcarlantas?

1.3 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari penulisan tugas akhir ini, yaitu
sebagai berikut:
a. Maksud
Maksud penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan gambaran saat
ini mengenai penanganan kecelakaan lalu lintas yang dilakukan oleh Unit
9

Gakkum Satlantas Polres Demak. Selain itu, penelitian ini juga membahas
tentang pemecahan masalah yang dirumuskan penulis guna mengatasi
permasalahan yang telah ditentukan. Hal tersebut dimaksudkan agar
penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit Gakkum Satlantas Polres
Demak untuk mewujudkan kamseltibcarlantas dapat berjalan optimal.
b. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan pada poin 1.2, maka
tujuan dari penulisan ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan aktualisasi penanganan kecelakaan
lalu lintas oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak untuk
mewujudkan kamseltibcarlantas.
2. Untuk mendeskripsikan optimalisasi penanganan kecelakaan
lalu lintas oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak untuk
mewujudkan kamseltibcarlantas.

1.4 Ruang Lingkup


Berdasarkan latar belakang yang telah penulis jelaskan, ruang
lingkup yang dibahas dalam penelitian ini dibatasi menjadi 2 poin, yaitu:
a. Ruang lingkup pada persoalan pertama secara rinci tercantum dalam
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 15
tahun 2013 tentang Tata Cara Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas
khususnya Pasal 8 s.d. Pasal 34. Batasan ruang lingkup dalam
persoalan ini mencakup perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling)
dalam lingkup, antara lain:
1. laporan kecelakaan lalu lintas,
2. mendatangi TKP,
3. menolong korban,
4. melakukan TPTKP,
5. melakukan olah TKP, dan
6. mengatur arus lalu lintas.
10

Dengan kata lain, penulis berfokus terhadap pelaksanaan


penanganan kecelakaan lalu lintas dari adanya pelaporan sampai
dengan teknis pelaksanaan penanganan di TKP kecelakaan lalu
lintas guna mewujudkan kamseltibcarlantas dan tidak mencakup ke
dalam proses penyidikan kecelakaan lalu lintas.
b. Ruang lingkup pada persoalan kedua meliputi optimalisasi
penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak untuk mewujudkan kamseltibcarlantas. Poin ini
difokuskan kepada kompetensi personel dalam cakupan
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude)
personel Unit Gakkum Satlantas Polres Demak.

1.5 Metode Penelitian


Agar penelitian lebih terstruktur, terencana, sistematis, dan
mendapatkan hasil yang diharapkan, metode penelitian yang digunakan
penulis adalah sebagai berikut:

1.5.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian


Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis, pendekatan dan jenis
penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Pendekatan Penelitian
Pendekatan peneltian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Menurut Anselm Strauss & Juliet corbin (2015:16),
istilah penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya
tidak diperoleh dari prosedur statistik atau hitungan lainnya. Selain itu,
berdasarkan Keputusan Gubernur Akademi Kepolisian Nomor:
Kep/153/X/HUK/4.5/2021 tentang Pedoman Penelitian Ilmiah Taruna
Akademi Kepolisian, pendekatan penelitian dapat dilakukan melalui
pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif ini digunakan guna
mengungkapkan gejala secara holistik-kontekstual mengenai penanganan
kecelakaan lalu lintas yang telah dilakukan melalui pengumpulan data yang
11

bersifat deskriptif dengan memanfaatkan diri penulis sebagai instrumen


peneliti.
b. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian field research (penelitian
lapangan). Menurut penulis, jenis penelitian ini sesuai dengan
permasalahan yang diambil oleh penulis karena dapat menganalisis secara
langsung situasi dan kondisi penanganan kecelakaan lalu lintas secara
komprehensif, mendalam, dan utuh. Dari hasil analisis tersebut, penulis
dapat memperoleh data yang lebih bersifat fleksibel dan up to date
mengenai kondisi faktual pelaksanaan penanganan kecelakaan lalu lintas
oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak dan faktor-faktor yang
mempengaruhi penanganan tersebut.

1.5.2 Fokus Penelitian


Fokus penelitian yang dibahas dalam penelitian ini yaitu masalah
mengenai optimalisasi penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak untuk mewujudkan kamseltibcarlantas.
Fokus tersebut mencakup aktualisasi penanganan kecelakaan lalu lintas,
optimalisasi penanganan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
penanganan kecelakaan lalu lintas di Polres Demak. Adapun subjek yang
dikaji dalam penelitian ini adalah Unit Gakkum Satlantas Polres Demak.

1.5.3 Lokasi Penelitian


Pada penelitian ini, penulis melaksanakan penelitian pada cakupan
wilayah hukum Polres Demak. Hal ini disebabkan tingkat kecelakaan lalu
lintas di Polres Demak sejak triwulan I tahun 2021 hingga triwulan IV tahun
2022 yang cenderung tinggi. Namun, hal tersebut tidak diimbangi dengan
penanganan kecelakaan lalu lintas yang optimal untuk mewujudkan
kamseltibcarlantas. Oleh karena itu, penulis melaksanakan penelitian ini di
wilayah hukum Polres Demak guna menciptakan sebuah pemecahan
masalah (problem solving) dari permasalahan yang ada.
12

1.5.4 Sumber Data atau Informasi


Dalam rangka mendukung kualitas dan keakuratan dari data yang
diteliti, penulis memanfaatkan beberapa sumber data atau informasi yang
berkaitan dengan optimalisasi penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak untuk mewujudkan kamseltibcarlantas.
Sumber data yang dimaksud dibagi menjadi tiga jenis, yaitu data primer,
data sekunder, dan data tersier. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai
ketiga sumber data atau informasi yang digunakan oleh penulis, yaitu:
a. Sumber Data Primer
Data yang digunakan dalam sumber data primer ini diperoleh melalui
pengamatan langsung (observasi), wawancara, dan Focus Group
Discussion (FGD) dengan beberapa narasumber. Adapun narasumber
yang dijadikan sumber informasi dalam penelitian ini, yaitu:
1. Kapolres Demak, AKBP Budi Adhy Buono, S.H., S.I.K., M.H.
Sebagai pimpinan kesatuan Polres Demak yang dapat
memberikan direksi umum tentang situasi dan kondisi di
Polres Demak beserta kecenderungan kecelakaan lalu lintas
yang terjadi di wilayah ini.
2. Kasatlantas Polres Demak, AKP Muhammad Gargarin
Friyandi, S.I.K., M.H.
Sebagai Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Demak yang dapat
mendeskripsikan kondisi faktual mengenai kondisi lalu lintas
di wilayah hukum Polres Demak beserta gambaran umum
penanganan kecelakaan lalu lintas yang dilakukan oleh Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak.
3. Kanitgakkum Satlantas Polres Demak, Iptu Bambang Susilo,
S.H., M.M.
Merupakan Kepala Unit Penegakan Hukum yang bertanggung
jawab langsung terhadap setiap penanganan kecelakaan lalu
lintas yang dilakukan di wilayah hukum Polres Demak. Oleh
karena itu, narasumber dijadikan sumber informasi dalam
13

menjabarkan kondisi faktual mengenai kecelakaan lalu lintas


yang terjadi dan tindak lanjut penanganan kecelakaan lalu
lintas di Polres Demak.
4. Bamin Unit Gakkum Satlantas Polres Demak, Brippol Titis
Yuniastuti, S.H.
Merupakan Bintara Administrasi Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak yang dapat menjelaskan mengenai jumlah
kecelakaan yang terjadi di wilayah hukum Polres Demak.
Selain itu, narasumber juga dapat menjelaskan tentang
sarana, prasarana, dan anggaran yang dimiliki oleh Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak.
5. Anggota Unit Gakkum Satlantas Polres Demak, antara lain
Bripka Ahmad Khotib (Anggota Regu 1 Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak), Bripka Samsul Huda, S.H., M.M.
(Anggota Regu 2 Unit Gakkum Satlantas Polres Demak), dan
Aipda Tugiharto, S.H. (Anggota Regu 3 Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak)
Merupakan ujung tombak yang langsung bersentuhan dengan
peristiwa kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polres
Demak. Para narasumber ini dapat menjelaskan mengenai
aktualisasi tahapan penanganan kecelakaan lalu lintas yang
telah dilakukan maupun kendala-kendala yang dihadapi di
lapangan terkait penanganan tersebut.
6. Korban maupun keluarga korban yang pernah mengalami
kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polres Demak
Narasumber ini dapat memberikan pandangan dan
pengalaman nyata yang telah dialami tentang penanganan
kecelakaan lalu lintas yang dilakukan oleh Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak. Selanjutnya, narasumber dapat
memberikan kritik, saran, dan/atau masukan guna mendorong
optimalisasi penanganan kecelakaan oleh Unit Gakkum
14

Satlantas Polres Demak untuk mewujudkan


kamseltibcarlantas.
7. Peserta Focus Group Discussion yang terdiri dari perwakilan
pihak Satpol PP, Dishub, pengemudi derek, RSUD Sunan
Kalijaga, PT Jasa Raharja, BPBD, dan PSC 119
Para narasumber ini merupakan beberapa pihak yang
membantu dalam penanganan kecelakaan lalu lintas di Polres
Demak khususnya melalui Satgas Quick Response. Pihak
tersebut dapat memberikan keluhan, masukan, dan saran dari
masing-masing instansi tentang penanganan kecelakaan
yang telah dilakukan.
8. Kanit Turjagwali Satlantas Polres Demak, Ipda M. Khaerur
Rokhman, dan Operator e-turjagwali Satlantas Polres Demak,
Briptu Lilin Ela Erliana
Narasumber ini merupakan pihak yang berkecimpung
langsung dalam pemanfaatan aplikasi e-turjagwali. Aplikasi ini
akan penulis bahas sebagai pemecahan masalah pada bab 4
khususnya dalam pelaksanaan mendatangi TKP.
9. Kasubbagdalpers SDM Polres Demak, Iptu Supriyanto
Narasumber ini berperan dalam memberikan penjelasan
mengenai pelaksanaan pendidikan formal anggota di Polres
Demak, seperti pengambilan skep penyidik/penyidik
pembantu, dikjur, prolat, dan sertifikasi. Keterangan ini akan
membantu penulis dalam mendeskripsikan teori kompetensi
khususnya aspek pengetahuan (knowledge).
10. Paurdalprogar Bagren Polres Demak, Aipda Ali Wartono
Narasumber ini dapat memberikan pemahaman mengenai
pengajuan revisi anggaran dan dana Dukops (Dukungan
Operasional) terkait dengan DIPA Satlantas Polres Demak
khususnya Unit Gakkum Satlantas Polres Demak. Data ini
akan penulis gunakan pada pemecahan masalah di bab 4.
15

11. Baurlogistik Polres Demak, Bripda Rizal Hafiizh


Narasumber ini dapat memberikan keterangan mengenai
pengajuan belanja modal, mekanisme hibah, maupun pinjam
pakai sarana dan prasarana guna membantu pelaksanaan
operasional Unit Gakkum Satlantas Polres Demak.
b. Sumber Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh secara
tidak langsung atau melalui perantara, berupa data atau dokumen pribadi
maupun resmi, catatan, atau laporan yang telah disusun dalam arsip, serta
aturan perundang-undangan. Manfaat dari data sekunder dalam penelitian
ini adalah untuk meminimalisasi biaya dan waktu, mengklasifikasikan
permasalahan-permasalahan, menciptakan tolak ukur untuk mengevaluasi
data primer, dan memperoleh informasi lain selain informasi utama. Adapun
data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia;
2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan;
3. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
Nomor 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penanganan
Kecelakaan Lalu Lintas;
4. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Perkap Nomor
22 Tahun 2011 Tentang Administrasi Pertanggungjawaban
Keuangan di Lingkungan Polri;
5. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Assessment
Center Polri;
6. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2019 tentang Sistem, Manajemen, dan
16

Standar Keberhasilan Operasional Kepolisian Negara


Republik Indonesia;
7. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2021 tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Pada Tingkat Polres dan Polsek; dan
8. Data Unit Gakkum Satlantas Polres Demak.
c. Sumber Data Tersier
Sumber data tersier yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh
dari studi dokumen jurnal, makalah penelitian, buku, dan media ilmiah
lainnya terkait optimalisasi penanganan kecelakaan lalu lintas untuk
mewujudkan kamseltibcarlantas. Sumber data ini dimanfaatkan untuk
menguatkan data yang didapatkan dari data primer dan sekunder. Dengan
demikian, penulis dapat memperoleh data yang lebih valid dan akuntabel.

1.5.5 Teknik Pengumpulan Data


Sebagaimana tertera dalam subbab 1.5.1., teknik pengumpulan data
yang digunakan penulis dalam penelitian ini merupakan teknik
pengumpulan data dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan
tersebut diantaranya, yaitu:
a. Wawancara
Teknik wawancara dalam penelitian ini dilaksanakan melalui tanya
jawab langsung antara penulis dan narasumber guna menghasilkan
jawaban yang sistematis mengenai optimalisasi penanganan kecelakaan
lalu lintas oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak untuk mewujudkan
kamseltibcarlantas. Selain itu, penulis juga telah mempersiapkan pedoman
wawancara agar wawancara tidak menyimpang dari permasalahan yang
dikaji. Namun, penulis tetap melakukan pengembangan informasi terhadap
jawaban yang didapatkan secara mendalam dan komprehensif guna
mendapatkan informasi yang lebih luas. Di samping itu, wawancara ini juga
dilaksanakan dengan alat bantu, berupa alat tulis dan alat perekam guna
mempermudah penuangan hasil wawancara yang telah dilakukan.
17

b. Focus Group Discussion (FGD)


Pada penelitian ini, penulis memanfaatkan Focus Group Discussion
(FGD) atau kelompok fokus terarah guna memperoleh informasi secara
khusus dan terbuka terkait keluhan, kendala, maupun saran dalam
optimalisasi penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak untuk mewujudkan kamseltibcarlantas. FGD ini dilakukan
agar masing-masing partisipan dapat saling melengkapi tentang topik yang
didiskusikan. Selain itu, FGD ini juga dapat mendiagnosis potensi dari
masalah yang didapatkan penulis melalui studi pendahuluan maupun
wawancara individu (disadur dari Moleong, 2018 : 228). Adapun pihak yang
menghadiri FGD ini, yaitu perwakilan pihak Unit Gakkum Satlantas Polres
Demak, Satpol PP, Dishub, pengemudi derek, RSUD Sunan Kalijaga, PT
Jasa Raharja, BPBD, dan PSC 119.
c. Teknik Pengamatan (Observation)
Pengamatan pada penelitian ini dilaksanakan dengan mencatat dan
mengamati secara sistematik pelaksanaan penanganan kecelakaan lalu
lintas oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak. Pengamatan ini
dilaksanakan dengan menggunakan panca indra secara langsung.
Selanjutnya, hasil dari pengamatan ini digunakan untuk memudahkan
dalam menjelaskan dan mengkaji keterkaitan fenomena-fenomena yang
terjadi khususnya terkait penanganan kecelakaan lalu lintas.
d. Studi Dokumen
Dokumen yang digunakan pada penelitian ini berupa literatur,
dokumen resmi dalam bentuk peraturan, perundang-undangan, atau
pedoman petunjuk pelaksanaan yang berkaitan dengan optimalisasi
penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit Gakkum Satlantas Polres
Demak. Studi dokumen tersebut bermanfaat dalam melengkapi kebutuhan
data sekunder guna mendukung data primer yang telah didapatkan. Apabila
data yang diperoleh menyimpang dari permasalahan yang ada, maka akan
diadakan observasi atau wawancara lebih lanjut guna memastikan validitas
data yang diperoleh.
18

1.5.6 Validitas Data


Salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam melaksanakan suatu
penelitian adalah adanya keabsahan dan ketepatan data antara data yang
dalam tulisan dengan fenomena aktual yang terjadi di lapangan. Oleh sebab
itu, penulis harus menjunjung tinggi validitas data yang disajikan dalam
penelitian ini. Teknik validitas data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik triangulasi data. Menurut Sugiyono (2014:127), penggunaan
teknik pada triangulasi data dibedakan menjadi empat macam, yaitu
triangulasi sumber, triangulasi teknik, triangulasi waktu, dan triangulasi
teori. Implemetasi penggunaan teknik triangulasi dalam penelitian ini,
antara lain:
a. Triangulasi sumber, digunakan dalam wawancara dan FGD dengan
beberapa narasumber yang telah ditentukan. Triangulasi sumber ini
penting digunakan guna pengecekan kredibilitas terhadap data yang
telah diperoleh.
b. Triangulasi teknik, dimanfaatkan dalam rangka memastikan data
yang diperoleh dari satu teknik dengan teknik lainnya, yaitu
wawancara, pengamatan (observasi), studi dokumen, dan focus
group discussion (FGD).
c. Triangulasi waktu, diaplikasikan melalui penerapan waktu dan situasi
yang berbeda-beda antara narasumber wawancara maupun
pengamatan (observasi) yang dilakukan. Tujuannya dari triangulasi
waktu ini adalah untuk memastikan konsistensi dari pelaksanaan
penanganan kecelakaan lalu lintas di Polres Demak.
d. Triangulasi teori, diterapkan agar penulis dapat menganalisis
permasalahan yang diteliti dan menentukan pemecahan masalah
yang tepat. Pada penelitian ini, penulis menggunakan teori
manajemen, teori Force Field Analysis (FFA), teori analisis The
Why/Why Diagram, dan teori kompetensi. Selain itu, penulis juga
memanfaatkan konsep optimalisasi, konsep koordinasi, dan konsep
kolaborasi guna mendukung teori yang ada.
19

1.5.7 Teknik Analisis Data


Analisis data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian
dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis
kerja seperti yang disarankan oleh data (Moleong, 2017:280). Analisis data
dalam penelitian ini dilakukan melalui 2 tahap, yaitu analisis data sebelum
ke lapangan dan analisis data selama di lapangan. Oleh karena itu, perlu
dilakukan analisis terhadap hasil penelitian mengenai optimalisasi
penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit Gakkum Satlantas Polres
Demak untuk mewujudkan kamseltibcarlantas.
Penelitian ini menggunakan tahapan analisis data Milles dan
Huberman (dalam Moelong, 2017 :247). Tahapan analisis data tersebut
mencakup pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, kesimpulan,
dan verifikasi data.
a. Pengumpulan Data
Data yang didapatkan dari penelitian ini berasal dari kegiatan
wawancara terstuktur dan pendalaman wawancara dengan menggunakan
instrumen pedoman wawancara. Penulis juga melakukan pengembangan
terhadap jawaban dari narasumber guna menggali lebih dalam informasi
yang didapat. Di samping wawancara, penulis juga melakukan observasi
terhadap perilaku objek, Focus Group Discussion (FGD), dan studi
dokumen yang dilakukan dalam pengumpulan data.
b. Reduksi Data
Reduksi data merupakan suatu bagian dari proses analisis untuk
mempertegas, memperpendek, dan membuat fokus, serta membuang hal-
hal yang tidak diperlukan dan mengatur data sehingga dapat ditarik benang
merah dari penelitian ini.
c. Penyajian Data
Penyajian data adalah data yang digunakan untuk mempermudah
pembaca dalam memahami data. Dari data yang telah dipahami tersebut,
penulis dapat merencanakan tindakan selanjutnya. Sajian data yang
20

digunakan dalam tugas akhir ini adalah bentuk teks naratif.


d. Kesimpulan dan Verifikasi
Kesimpulan akhir pada penelitian kualitatif ini tidak akan ditarik
setelah proses pengumpulan data berakhir. Namun, kesimpulan yang
dibuat perlu diverifikasi terlebih dahulu dengan cara melihat dan
mempertanyakan kembali informasi yang telah diperoleh, serta meninjau
secara sepintas pada catatan lapangan untuk memperoleh pemahaman
yang lebih tepat dan akurat. Kesimpulan dan verifikasi ini selanjutnya
penulis paparkan dalam bab V.

1.6 Sistematika Penulisan


Penulisan dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa sistematika,
antara lain:
a. Bab I pendahuluan, berisi tentang latar belakang, permasalahan,
maksud dan tujuan, ruang lingkup, metodologi, dan sistematika
penulisan.
b. Bab II tinjauan kepustakaan, berisi tentang kepustakaan penelitian
dan kepustakaan konseptual/landasan teori. Bab ini mengkaji
mengenai penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini
dan menguraikan konsep-konsep serta teori-teori yang digunakan
dalam sebagai pisau analisis permasalahan untuk dijadikan
pedoman dalam penelitian dan dilanjutkan dengan kerangka berfikir.
c. Bab III kondisi faktual, berisi tentang kondisi awal masing-masing
persoalan sesuai hasil penelitian atau pengumpulan data dan faktor-
faktor yang mempengaruhi kondisi awal.
d. Bab IV langkah-langkah pemecahan masalah, berisi tentang kondisi
yang diharapkan dari masing-masing persoalan menurut pendapat
penulis dan langkah-langkah pemecahan masalah terhadap masing-
masing persoalan sesuai dengan teori dan konsep yang relevan.
e. Bab V penutup, berisi simpulan dan saran.
21

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Pada bab ini, penulis akan membahas mengenai tinjauan


kepustakaan yang akan digunakan sebagai landasan bagi penulisan ini.
Landasan ini dibuat guna menentukan alur pikir penelitian, menetapkan
teori yang relevan, dan menganalisis hasil data guna memecahkan
permasalahan. Berikut tinjauan kepustakan yang digunakan oleh penulis.

2.1 Kepustakaan Penelitian


Berikut penelitian yang dianggap relevan dengan latar belakang dan
permasalahan penulis, antara lain:
a. Penelitian yang dilakukan oleh Alfian Yusuf pada tahun 2018 dengan
judul “Peran Unit Gakkum Dalam Pencegahan Kecelakaan Lalu
Lintas di Polres Bogor”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh minimnya
kesadaran masyarakat dalam berkendara sehingga menyebabkan
banyaknya peristiwa kecelakaan lalu lintas. Adapun hasil penelitian
ini, antara lain kurangnya sarana dan prasarana Unit Gakkum
Satlantas Polres Bogor, kurangnya anggaran yang tersedia, dan
minimnya kesadaran masyarakat dalam tertib berlalu lintas. Selain
itu, kurangnya partisipasi masyarakat juga turut berpengaruh dalam
pencegahan kecelakaan lalu lintas. Persamaan penelitian yang
dilakukan oleh Alfian Yusuf dengan penelitian ini adalah kedua
penelitian ini memusatkan perhatian pada Unit Gakkum dalam
perkara kecelakaan lalu lintas dan menggunakan pendekatan
penelitian kualitatif. Di sisi lain, perbedaannya adalah pada penelitian
Alfian Yusuf, dilakukan upaya-upaya preemtif maupun preventif yang
melibatkan pihak masyarakat dalam pencegahan terjadinya
kecelakaan lalu lintas, sedangkan dalam penulis akan lebih berfokus
dalam pengoptimalan penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit

21
22

Gakkum untuk mewujudkan kamseltibcarlantas. Selain itu, lokasi


penelitian Alfian Yusuf berada di Polres Bogor, sedangkan penulis
menggunakan lokasi di Polres Demak. Adapun kebaruan dalam
penelitian ini, yaitu turut membahas koordinasi dan kolaborasi
penanganan kecelakaan lalu lintas dengan berbagai stakeholders di
Polres Demak demi terwujudnya kamseltibcarlantas.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Hegar Gagah Anantaka pada tahun
2021 dengan judul “Optimalisasi Penggunaan Aplikasi Online TACS
(Traffic Accident Claim System) Dalam Pelayanan Korban
Kecelakaan Lalu Lintas Oleh Satuan Lalu Lintas Polres Ponorogo”.
Penelitian ini menjelaskan aplikasi Traffic Accident Claim System
(TACS) yang dibentuk pada tahun 2020 guna membantu
masyarakat dalam memberikan pelayanan yang cepat, akses
mudah terhadap rumah sakit, dan jaminan asuransi dari Jasa
Raharja tanpa birokrasi yang rumit. Hasil dari penelitian ini adalah
masih terdapat beberapa komponen standar yang belum terpenuhi
sehingga aplikasi TACS belum dapat digunakan secara optimal oleh
masyarakat. Contohnya adalah tidak adanya dasar hukum yang kuat
mengenai TACS, mekanisme dan prosedur penggunaan yang masih
belum dapat dipedomani dengan baik oleh pihak polisi maupun
masyarakat, dan kurangnya penguasaan dan pengetahuan dalam
pengoperasian teknologi yang ada. Akibatnya, program ini belum
dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mempercepat penanganan
kecelakaan lalu lintas. Penelitian yang dilakukan oleh Hegar Gagah
memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan penulis, yaitu
penanganan korban kecelakaan lalu lintas dan pendekatan
penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Selain itu,
penggunaan aplikasi TACS ini mirip dengan penggunaan Satgas
Quick Response milik Polres Demak yang akan penulis bahas pada
bab III dan IV penelitian ini. Perbedaan penelitian yang dilakukan
oleh Hegar Gagah adalah fokus penelitian yang mengacu pada
23

evaluasi dan pengoptimalisasian aplikasi TACS, sedangkan pada


penelitian ini penulis berfokus pada penanganan kecelakaan lalu
lintas oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak untuk mewujudkan
kamseltibcarlantas. Selain itu, lokasi penelitian Hegar Gagah berada
di Polres Ponorogo, sedangkan penulis berada di Polres Demak.
Kebaruan dalam penelitian ini, yaitu membahas koordinasi dan
kolaborasi dengan berbagai stakeholders melalui kerja sama nyata
dalam penanganan kecelakaan lalu lintas di TKP, sedangkan TACS
merupakan aplikasi yang berfokus pada korban kecelakaan lalu
lintas khususnya di rumah sakit dan claim asuransi Jasa Raharja.
c. Penelitian yang dilakukan oleh Ruth Emanuela Christine pada tahun
2022 dengan judul “Upaya Satuan Lalu Lintas Polrestabes
Semarang dalam Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas Guna
Meningkatkan Penyelesaian Perkara”. Penelitian ini dilatarbelakangi
oleh banyaknya kejadian kecelakaan lalu lintas yang belum dapat
diselesaikan secara tuntas selama 3 (tiga) tahun terakhir. Penelitian
ini memiliki hasil, antara lain pelaksanaan penanganan kecelakaan
lalu lintas yang belum sesuai dengan SOP, kurangnya pendidikan
dan pelatihan anggota, kurangnya kepercayaan masyarakat
terhadap Polri, dan kurangnya penggunaan teknologi seperti CCTV.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Ruth Emanuela Christine
dengan penelitian ini adalah fokus penelitian pada penanganan
kecelakaan lalu lintas dan pendekatan penelitian menggunakan
pendekatan kualitatif. Perbedaan penelitian oleh Ruth Emanuela
Christine dengan penelitian ini adalah berfokus pada peningkatan
penyelesaian perkara, sedangkan dalam penulis berfokus pada
terwujudnya kamseltibcarlantas. Selain itu, lokasi penelitian Ruth
Emanuela Christine berada di Polrestabes Semarang, sedangkan
penulis berada di Polres Demak. Kebaruan dalam penelitian ini, yaitu
turut membahas koordinasi dan kolaborasi dengan stakeholders di
Polres Demak demi terwujudnya kamseltibcarlantas.
24

Tabel 2. 1
Kepustakaan Penelitian
NO Judul/Peneliti Hasil Persamaan Perbedaan Kebaruan
1 Peran Unit Upaya Pendekatan Penelitian ini Turut
Gakkum pencegahan yang dilakukan di Polres membahas
Dalam kecelakaan lalu digunakan Bogor dan lebih koordinasi dan
Pencegahan lintas dalam adalah berfokus pada kolaborasi
Kecelakaan menekan angka pendekatan pemanfaatan SDM penanganan
Lalu Lintas di kecelakaan lalu kualitatif dan dalam menekan kecelakaan
Polres Bogor lintas yang terjadi memusatkan angka kecelakaan, lalu lintas
dilakukan dengan perhatian sedangkan penulis dengan
Alfian Yusuf upaya preemtif pada Unit fokus pada berbagai
(2018) dan preventif Gakkum penanganan stakeholders di
berupa edukasi, dalam kasus kecelakaan lalu Polres Demak
sosialisasi, dan kecelakaan lintas oleh Unit untuk
pembentukan lalu lintas. Gakkum untuk mewujudkan
komunitas- mewujudkan kamseltibcarla
komunitas sosial kamseltibcarlantas ntas
di Polres Demak
2 Optimalisasi TACS dapat Pendekatan Penelitian ini Penulis
Penggunaan membantu yang dilakukan di Polres membahas
Aplikasi masyarakat dalam digunakan Ponorogo dan koordinasi dan
Online TACS mendapatkan adalah fokusnya pada kolaborasi
(Traffic pelayanan pendekatan program TACS, dengan
Accident kecelakaan lalu penelitian sedangkan penulis stakeholders
Claim lintas yang terjadi kualitatif dan lebih fokus pada melalui kerja
System) mulai dari fasilitas fokus pada penanganan sama nyata
dalam rumah sakit kecelakaan kecelakaan lalu penanganan
Pelayanan sampai klaim lalu lintas. lintas oleh Unit kecelakaan di
Korban jaminan Jasa Selain itu, Gakkum yang TKP,
Kecelakaan Raharja guna penggunaan sudah terlaksana sedangkan
Lalu Lintas meminimalisasi TACS ini untuk selanjutnya TACS
Oleh Satuan birokrasi yang mirip dengan dioptimalisasi agar merupakan
Lalu Lintas rumit, panjang, pemanfaatan lebih baik. aplikasi yang
Polres dan berbelit-belit. Satgas Quick berfokus pada
Ponorogo Response korban di
yang dimiliki rumah sakit
Hegar Gagah oleh Polres dan claim
Anantaka Demak. asuransi Jasa
(2021) Raharja
3 Upaya Masih banyaknya Pendekatan Penelitian ini Turut
Satuan Lalu kekurangan penelitian dilakukan di membahas
Lintas dalam yang Polrestabes koordinasi dan
Polrestabes penanganan digunakan Semarang dan kolaborasi
Semarang kecelakaan lalu adalah berfokus pada penanganan
dalam lintas, seperti pendekatan peningkatan kecelakaan
Penanganan penanganan penelitian penyelesaian lalu lintas
Kecelakaan kecelakaan yang kualitatif dan perkara, sedangkan dengan
Lalu Lintas tidak sesuai SOP, fokus pada penulis berfokus berbagai
Guna anggota yang penanganan pada penanganan stakeholders di
Meningkatkan belum kecelakaan kecelakaan lalu Polres Demak
Penyelesaian melaksanakan lalu lintas. lintas dalam untuk
Perkara pendidikan dan mewujudkan mewujudkan
pelatihan,
25

Ruth kurangnya kamseltibcarlantas kamseltibcarla


Emanuela kepercayaan di Polres Demak ntas
Christine masyarakat, dan
(2022) kurangnya
pemanfaatan
teknologi.
Sumber: Diolah oleh penulis, 2022.

2.2 Kepustakaan Konseptual


Kepustakaan konseptual yang digunakan dalam penelitian ini
mengandung teori dan konsep yang berasal dari beberapa pendapat para
ahli, peraturan, dan perundang-undangan seputar optimalisasi penanganan
kecelakaan lalu lintas Unit Gakkum Satlantas Polres Demak untuk
mewujudkan kamseltibcarlantas. Teori dan konsep yang dicantumkan pada
subbab ini akan dijadikan sebagai pisau analisis dalam mendeskripsikan
dan membantu memecahkan persoalan yang telah ditentukan. Beberapa
konsep dan teori yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

2.2.1 Konsep
a. Konsep Optimalisasi
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), optimalisasi
berasal dari kata optimal yang mempunyai arti terbaik, tertinggi, paling
menguntungkan. Di sisi lain, menurut Depdikbud (1995:608), optimalisasi
merupakan proses meninggikan atau meningkatkan ketercapaian dari
suatu tujuan yang diharapkan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Selain itu, optimalisasi juga dapat diartikan sebagai suatu ukuran
pemenuhan kebutuhan dari kegiatan yang telah dilaksanakan (Winardi,
1996:363). Pada penelitian ini, fokus optimalisasi yang akan dikaji adalah
penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit Gakkum Satlantas Polres
Demak untuk mewujudkan kamseltibcarlantas.
b. Konsep Unit Gakkum Satlantas
Unit Gakkum (Penegakan Hukum) merupakan salah satu unit yang
berada dalam naungan satuan lalu lintas. Berdasarkan Pasal 41 angka (2)
huruf f Perpol Nomor 2 Tahun 2021 tentang SOTK pada Tingkat Polres dan
26

Polsek, salah satu tugas satuan lalu lintas adalah menyelenggarakan


pelaksanaan penegakan hukum meliputi penyelidikan dan penyidikan lalu
lintas, penanganan kecelakaan, pelanggaran lalu lintas, dan tindakan
pertama di tempat kejadian perkara kecelakaan lalu lintas. Selanjutnya
dipertegas pada Pasal 42 angka (7) bahwa Unit Penegakan Hukum
sebagaimana pada ayat (1) huruf f, bertugas melaksanakan penegakan
hukum terhadap kecelakaan lalu lintas dan pelanggaran hukum lalu lintas.
Adapun Unit Gakkum Satlantas yang dijadikan subjek dalam penelitian ini
adalah Unit Gakkum Satlantas Polres Demak.
c. Konsep Kecelakaan Lalu Lintas
Kecelakaan berasal dari kata dasar celaka. Menurut KBBI (Kamus
Besar Bahasa Indonesia), celaka adalah kesulitan, kemalangan,
kesusahan, dan sebagainya. Selain itu, berdasarkan Pasal 1 angka 3
Perkap No. 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penanganan Kecelakaan
Lalu Lintas, kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak
diduga dan tidak disengaja. Peristiwa ini melibatkan kendaraan dengan
atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia
dan/atau kerugian harta benda.
Kecelakaan lalu lintas dapat mengakibatkan trauma, cedera, cacat,
bahkan kematian. Di samping itu, kecelakaan juga dapat menyebabkan
kerusakan material dan kejadian lainnya yang tidak diinginkan. Kecelakaan
sulit untuk dihindari karena kita tidak dapat memprediksi kapan dan dimana
akan terjadi. Kita hanya dapat mengoptimalisasi penanganannya dan
meminimalisasi efek domino yang ditimbulkannya. Secara teknis,
kecelakaan lalu lintas diartikan suatu kejadian yang disebabkan oleh
banyak faktor yang tidak sengaja terjadi (random multi factor event) (Tukan,
2021). Berdasarkan Undang-Undang Pasal 229 Undang Nomor 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, kecelakaan lalu lintas
menurut akibat yang ditimbulkannya digolongkan atas:
1. Kecelakaan lalu lintas ringan merupakan kecelakaan yang
mengakibatkan kerusakan kendaraan dan/atau barang,
2. Kecelakaan lalu lintas sedang merupakan kecelakaan yang
27

mengakibatkan luka ringan dan kerusakan kendaraan


dan/atau barang,
3. Kecelakaan lalu lintas berat merupakan kecelakaan yang
mengakibatkan korban meninggal dunia atau luka berat.
Selain dampak di atas, kemacetan juga dapat terjadi akibat adanya
kecelakaan. Dalam beberapa kasus, kecelakaan bisa berimplikasi pada
konflik antar pengendara yang terjebak dalam kemacetan lalu lintas. Emosi
pengendara menjadi mudah tersulut akibat tidak sabar dan konflik pun tidak
terelakan (disadur dari Baktiarto, 2020).
d. Konsep Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas
Berdasarkan Pasal 1 angka 5 Perkap Nomor 15 Tahun 2013 tentang
Tata Cara Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas, penanganan kecelakaan
lalu lintas diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh
petugas Polri di bidang lalu lintas setelah terjadi kecelakaan lalu lintas di
jalan yang meliputi kegiatan mendatangi TKP dengan segera, menolong
korban, melakukan tindakan pertama di TKP, mengolah TKP, mengatur
kelancaran arus lalu lintas, mengamankan barang bukti, dan melakukan
penyidikan kecelakaan lalu lintas. Adapun cakupan penanganan
kecelakaan lalu lintas pada penelitian ini dibatasi dalam Pasal 8 s.d. Pasal
34, antara lain:
1. laporan kecelakaan lalu lintas yang dijelaskan pada Pasal 8,
9, dan 10;
2. mendatangi TKP yang dijelaskan pada Pasal 11 dan 12;
3. menolong korban yang dijelaskan pada Pasal 19 dan 20;
4. melakukan TPTKP yang dijelaskan pada Pasal 21, 22 dan 23;
5. melakukan olah TKP yang dijelaskan pada Pasal 24 s.d. 31;
dan
6. mengatur arus lalu lintas yang dijelaskan pada Pasal 32, 33,
dan 34.
Dengan kata lain, penulis berfokus terhadap pelaksanaan
penanganan kecelakaan lalu lintas dari adanya pelaporan sampai dengan
teknis pelaksanaan penanganan di TKP kecelakaan lalu lintas guna
28

mewujudkan kamseltibcarlantas dan tidak mencakup ke dalam proses


penyidikan kecelakaan lalu lintas.
e. Konsep Kamseltibcarlantas
Kamseltibcarlantas merupakan singkatan dari keamanan,
keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas. Berdasarkan Pasal 1
angka 30, 31, 32, dan 33 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009,
pengertian kamseltibcarlantas dibagi menjadi 4 (empat) unsur, yaitu:
1. Keamanan lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu
keadaan terbebasnya setiap orang, barang, dan/atau
kendaraan dari gangguan perbuatan melawan hukum,
dan/atau rasa takut dalam berlalu lintas (Pasal 1 angka 30).
2. Keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu
keadaan terhindarnya setiap orang dari risiko kecelakaan
selama berlalu lintas yang disebabkan oleh manusia,
kendaraan, jalan, dan/atau lingkungan (Pasal 1 angka 31).
3. Ketertiban lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu
keadaan berlalu lintas yang berlangsung secara teratur sesuai
hak dan kewajiban setiap pengguna jalan (Pasal 1 angka 32).
4. Kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu
keadaan berlalu lintas dan penggunaan angkutan yang bebas
dari hambatan dan kemacetan di jalan (Pasal 1 angka 33).
Jadi, kamseltibcarlantas adalah suatu keadaan terbebasnya
pengguna jalan dari gangguan perbuatan melawan hukum dan/atau rasa
takut, risiko kecelakaan, ketidakteraturan, dan hambatan, serta kemacetan
di jalan. Konsep kamseltibcarlantas ini akan penulis gunakan sebagai
outcome dari penelitian ini.
f. Konsep Koordinasi dan Kolaborasi
Menurut hanjar Pusdikmin Lemdiklat Lembaga Administrasi Negara
RI tentang koordinasi dan kolaborasi, kebutuhan menjalin koordinasi dan
kolaborasi adalah hal penting dalam berorganisasi. Jika suatu organisasi
atau unit di dalam organisasi hanya berdiri sendiri, perkembangan unit atau
29

organisasi tersebut akan relatif sangat lambat. Selanjutnya, konsep


koordinasi dan kolaborasi ini akan penulis gunakan dalam pemecahan
masalah yang tercantum dalam bab IV. Berikut konsep koordinasi dan
kolaborasi yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini.
1. Koordinasi
Koordinasi berarti mengikat, mempersatukan, dan
menyelaraskan semua aktivitas dan usaha. Karena bersifat
mengikat, koordinasi merupakan salah satu fungsi manajemen yang
tidak dapat terpisah dari fungsi manajemen lainnya. Hal ini
disebabkan koordinasi merupakan fungsi yang menghubungkan
fungsi manajemen lainnya dan penting untuk organsiasi. Apabila
fungsi koordinasi optimal, organisasi menjadi semakin baik dan
menghindari resiko yang mengancam organisasi.
Berdasarkan hanjar Pusdikmin Lemdiklat Lembaga
Administrasi Negara RI tentang koordinasi dan kolaborasi, koordinasi
terdiri dari 2 (dua) tipe, antara lain:
a) Koordinasi vertikal adalah kegiatan-kegiatan
penyatuan, pengarahan yang dilakukan oleh atasan
terhadap kegiatan unit-unit, kesatuan-kesatuan kerja
yang ada di bawah wewenang dan tanggung jawab.
Koordinasi vertikal relatif mudah dilakukan. Atasan
dapat memberi sanksi aparat yang sulit diatur.
b) Koordinasi horizontal adalah mengkoordinasikan
tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan penyatuan,
pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-
kegiatan dalam tingkat organisasi (aparat) yang
setingkat.
2. Kolaborasi
Secara epistemologi, kata kolaborasi berasal dari bahasa
inggris yaitu ‘co-labour’ yang berarti bekerja bersama. Kolaborasi
digunakan untuk menjelaskan praktik dua pihak atau lebih untuk
30

mencapai tujuan bersama dan melibatkan proses kerja masing-


masing maupun kerja bersama dalam mencapai tujuan bersama
tersebut. Kolaborasi dilakukan untuk memperoleh hasil kolektif yang
tidak dapat dicapai apabila masing-masing pihak bekerja secara
individual. Tujuan utama dari kolaborasi adalah untuk memecahkan
masalah, menciptakan sesuatu, dan menemukan sesuatu di dalam
sejumlah hambatan. Awalnya organisasi bersifat otonom, lalu ada
keterbatasan dalam mencapai tujuan. Kebutuhan untuk mencapai
tujuan tersebut melatarbelakangi organisasi melalukan kerjasama
dengan organisasi atau individu lain (disadur dari Arrozaq, 2016).

2.2.2 Teori
a. Teori Manajemen
Dalam buku “Dasar-Dasar Manajemen” oleh George R. Terry (2009),
disebutkan bahwa fungsi manajemen dibagi menjadi empat yaitu,
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan
(actuating), dan pengawasan (controlling).
1. Perencanaan (planning) merupakan dasar pemikiran dari
tujuan dan penyusunan langkah-langkah yang akan dipakai
untuk mencapai tujuan. Merencanakan berarti
mempersiapkan segala kebutuhan, memperhitungkan
matang-matang apa saja yang menjadi kendala, dan
merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan yang bermaksud
untuk mencapai tujuan.
2. Pengorganisasian (organizing) adalah sebuah cara untuk
mengumpulkan orang – orang dan menempatkan mereka
menurut kemampuan dan keahliannya dalam pekerjaan yang
direncanakan.
3. Penggerakan (actuating) adalah upaya menggerakkan
organisasi agar berjalan sesuai dengan pembagian kerja dan
menggerakkan seluruh sumber daya yang dimiliki organisasi
31

agar perencanaan atau kegiatan yang dilakukan bisa berjalan


sesuai rencana dan tepat sasaran.
4. Pengawasan (controlling) berguna untuk mengawasi apakah
gerakan dari organisasi ini sudah sesuai dengan rencana atau
belum. Selain itu, pengawasan juga bermanfaat guna
mengawasi penggunaan sumber daya dalam organisasi agar
bisa terpakai secara efektif dan efisien.
Teori ini akan penulis gunakan sebagai pisau analisis dalam
aktualisasi pelaksanaan penanganan kecelakaan lalu lintas pada bab III
dan pemecahan masalahnya di bab IV.
b. Teori FFA (Force Field Analysis)
Teori FFA (Force Field Analysis) dikenal juga dengan istilah analisis
medan daya. Teori ini merupakan salah satu alat analisis untuk
mengidentifikasi berbagai kendala dalam mencapai suatu sasaran dalam
perubahan dan mengidentifikasi berbagai penyebab yang mungkin serta
pemecahan dari suatu masalah. Analisis ini didasarkan pada adanya dua
kekuatan yang saling berhadapan saat terjadinya sebuah kekuatan.
Kekuatan tersebut yaitu, kekuatan yang mendukung perubahan dan
kekuatan yang menolak perubahan. FFA memberikan tawaran yang bisa
dilakukan untuk memperkuat kekuatan pendukung dan menetralkan
kekuatan penolak perubahan. Analisis medan daya (field force analysis),
dikembangkan oleh Kurt Lewin (1951) dalam Kiki Octavia Nurdin dkk (2014)
dan digunakan secara luas untuk menginformasikan pengambilan
keputusan, terutama dalam perencanaan dan pelaksanaan program
manajemen perubahan dalam organisasi. Analisis ini merupakan metode
yang cocok untuk mendapatkan gambaran secara komprehensif dari
kekuatan-kekuatan yang bekerja pada isu perubahan organisasi yang
potensial, serta menilai sumber dan kekuatan mereka.
Melalui FFA, kita dapat menemukan cara untuk mengurangi
kekuatan penghambat sekaligus mencari peluang untuk mendapatkan
sebuah keuntungan dari kekuatan pendorong. Analisis ini juga dapat
32

menilai besarnya kekuatan (the strength of each force) dari masing-masing


kekuatan yang dimiliki. Selanjutnya, FFA memutuskan tindakan apa untuk
memaksimumkan kekuatan penggerak dan meminimumkan kekuatan
penolak/penahan.
Manfaat analisis ini adalah untuk menganalisis faktor yang
ditemukan dalam permasalahan yang kompleks. FFA membantu
mengidentifikasi faktor-faktor yang harus diatasi. Lalu, FFA membantu
menentukan perubahan yang diharapkan dalam meraih sebuah
kesuksesan. Teori ini akan penulis gunakan dalam menjabarkan faktor-
faktor yang mempengaruhi pelaksanaan penanganan kecelakaan lalu lintas
oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak untuk mewujudkan
kamseltibcarlantas.
c. Teori Analisis The Why/Why Diagram
Teori analisis The Why/Why Diagram merupakan alat bantu analisis
untuk mengidentifikasi penyebab dari suatu permasalahan yang
disebabkan oleh beberapa faktor yang berbeda. Permasalahan tersebut
kemudian dijabarkan satu persatu melalui The Why/Why Diagram. Pada
umumnya, permasalahan utama akan di tempatkan di sisi sebelah kiri dari
diagram, sedangkan penyebab yang lebih spesifik akan di tempatkan di
sebelah kanannya. Kemudian, pertanyaan mengapa (why) akan diulang
menggunakan teknik iterasi untuk menemukan akar permasalahannya.
“I find Why/Why diagrams very useful for exploring blocks in how
people see the problems. When they cannot answer the Why? Question
any further and show expiration this often betrays a mindset about the issue
which need exploration and challenge” (Victor Newman, 2017). Maksud dari
teknik ini adalah untuk menanyakan mengenai penyebab suatu
permasalahan secara mendalam dan komprehensif sehingga penulis
mendapatkan akar permasalahannya. Newman dalam bukunya yang
berjudul “Problem Solving for Results” juga memberikan contoh gambaran
The Why/Why Diagram seperti yang tertera di Gambar 2.1.
33

Gambar 2. 1
The Why/Why Diagram

Sumber: Buku “Problem Solving for Results” dari Victor Newman tahun 2017.

Cara pembuatan diagram ini sebagaimana dijelaskan oleh Newman


pada buku tersebut adalah “We began by asking both groups the same
question about the failure of the last three continuous improvement
programmes, then integrated their answers into a single diagram to present
a total picture from both unions and management”. Dengan demikian,
diagram ini juga dapat memberikan pandangan permasalahan dari
berbagai sumber lalu mengintegrasikannya dalam The Why/Why Diagram.
Teori ini akan penulis manfaatkan dalam mendeskripsikan optimalisasi dari
segi pelaksanaan penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak untuk mewujudkan kamseltibcarlantas di bab IV.
d. Teori Kompetensi
Menurut Dessler (2017:408), kompetensi adalah karakteristik pribadi
yang dapat ditunjukkan seperti pengetahuan, keterampilan, dan perilaku. Di
samping itu, menurut Wibowo (2016:271), kompetensi adalah suatu
kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau
34

tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung


oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan itu tersebut. Selain itu,
berdasarkan Edison, Anwar, dan Komariyah (2016:142), mengemukakan
bahwa kompetensi adalah kemampuan individu untuk melaksanakan suatu
pekerjaan dengan benar dan memiliki keunggulan yang didasarkan pada
hal-hal yang menyangkut pengetahuan (knowledge), keahlian (skill), dan
sikap (attitude). Dari ketiga definisi tersebut, kita dapat menyimpulkan
bahwa kompetensi merupakan kemampuan individu dan karakteristik
pribadi dalam melaksanakan tugas yang dilandasi 3 hal, antara lain:
1. pengetahuan (knowledge),
2. keahlian (skill), dan
3. sikap (attitude).
Hal yang sama juga disebutkan dalam Perkap Nomor 5 Tahun 2016
Tentang Penyelenggaraan Assessment Center Polri. Dalam perkap
tersebut, disebutkan bahwa kompetensi adalah kemampuan dan
karakteristik yang dimiliki oleh individu pegawai negeri pada Polri berupa
pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas jabatannya secara professional, efektif, dan efisien.
Berdasarkan Abdi dan Wahid (2018), bila karyawan mempunyai
kompetensi yang tinggi maka akan mampu dalam meningkatkan kinerja
karyawan itu sendiri. Karyawan yang memiliki kompetensi cenderung
memiliki kemampuan yang baik di dalam melaksanakan pekerjaan dan
memiliki keterampilan untuk bisa menyelesaikan pekerjaan berdasarkan
target kerja yang diberikan oleh perusahaan. Pernyataan tersebut juga
dikuatkan oleh Kadir dan Nasrul (2018) yang menemukan bahwa
kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil kerja yang
dimiliki oleh bawahannya. Hal ini dikarenakan apabila kompetensi kerja
dimiliiki dengan baik oleh setiap karyawan, maka akan berdampak pada
semakin bagusnya kinerja yang akan dihasilkan. Oleh karena itu,
kompetensi kerja perlu ditingkatkan. Adapun teori ini akan penulis gunakan
untuk membahas optimalisasi penanganan di bab III dan IV.
35

2.2.3 Kerangka Berpikir


Kerangka berpikir dalam penulisan ini berguna untuk memberikan
pemahaman dalam menganalisa permasalahan dalam penelitian dengan
mengaitkan teori dan konsep yang penulis pilih dalam penelitian ini.
Kerangka berpikir dalam penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut.

Gambar 2. 2
Kerangka Berpikir

INPUT INSTRUMENTAL
Terganggunya Kamseltibcarlantas Undang-undang No. 22
Tingginya Angka
Kecelakaan Lalu Tahun 2009 tentang LLAJ
Lintas di Wilayah 1.Perkap Nomor 15 Th 2013
Hukum Polres ttg Tata Cara Penanganan
Demak Kecelakaan Lalu Lintas
2.Konsep Koordinasi dan
Kolaborasi
F 3.Teori Manajemen
E Aktualisasi Penanganan 4.Teori Analisis The Why/Why
E Faktor-Faktor Yang Kecelakaan Lalu Lintas Oleh Unit Diagram
F D Gakkum Satlantas Polres Demak
E Mempengaruhi KONSEP
B Untuk Mewujudkan
E A (Teori FFA) 1.Konsep Optimalisasi
C
Kamsetibcarlantas 2.Konsep Unit Gakkum
D
B K Satlantas
A 3.Konsep Kecelakaan Lalu
C Optimalisasi Penanganan Lintas
K Faktor-Faktor Yang Kecelakaan Lalu Lintas Oleh Unit 4.Konsep Penanganan
Mempengaruhi Gakkum Satlantas Polres Demak Kecelakaan Lalu Lintas
(Teori FFA) Untuk Mewujudkan 5.Konsep Kamseltibcarlantas
Kamsetibcarlantas
Teori Kompetensi

OUTPUT
OUTPUT
Optimalnya Penanganan
KecelakaanOptimalnya
Lalu Lintas Oleh Unit
Penanganan
Gakkum Satlantas Polres Demak
Kecelakaan Lalu
Lintas Oleh Unit
Gakkum Satlantas
Polres Demak
OUTPUT
OUTCOME
Optimalnya
Terwujudnya Kamseltibcarlantas
Penanganan
Kecelakaan Lalu
Keterangan: Lintas Oleh Unit
: Lingkup penelitian
Gakkum Satlantas
: Rekomendasi Polrespenelitian
Demak (feedback)
Sumber: Diolah oleh penulis, 2022.
36

Seperti yang tertera pada gambar tersebut, penulisan ini


dilatarbelakangi oleh tingginya angka kecelakaan lalu lintas di wilayah
hukum Polres Demak yang berimplikasi langsung terhadap terganggunya
kamseltibcarlantas di Polres Demak. Adapun acuan konsep
kamseltibcarlantas pada penulisan ini memedomani Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Selanjutnya, penulis ingin mengetahui sejauh mana aktualisasi
penanganan kecelakaan lalu lintas dan optimalisasi penanganan
kecelakaan lalu lintas yang telah dilaksanakan, beserta faktor-faktor yang
mempengaruhinya dengan menggunakan teori FFA (Force Field Analysis).
Pada aktualisasi penanganan kecelakaan lalu lintas, penulis
menggunakan pedoman Perkap Nomor 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas, konsep koordinasi dan kolaborasi,
teori manajemen, dan teori analisis The Why/Why Diagram. Sedangkan
pada optimalisasi penanganan kecelakaan lalu lintas yang telah dilakukan,
penulis menganalisis menggunakan teori kompetensi. Adapun pada kedua
poin tersebut, penulis gunakan konsep optimalisasi, unit gakkum satlantas,
kecelakaan lalu lintas, penanganan kecelakaan lalu lintas, dan
kamseltibcarlantas. Hasil akhir yang ingin penulis dapatkan dalam
penulisan ini adalah optimalnya penanganan kecelakaan lalu lintas oleh
Unit Gakkum Satlantas Polres Demak dan terwujudnya kamseltibcarlantas.
Adapun apabila hasil akhir belum tercapai, maka penulis akan melakukan
rekomendasi penelitian (feedback) hingga output dan outcome yang
diinginkan dapat tercapai.
37

BAB III

KONDISI FAKTUAL

3.1 Kondisi Awal


3.1.1 Deskripsi Kondisi Kamseltibcarlantas di Polres Demak
Secara umum, kondisi kamseltibcarlantas di wilayah hukum Polres
Demak masih berfokus pada tingkat mobilitas kendaraan yang tinggi dan
adanya jalur nasional, yaitu Jalur Pantura. Gambar terkait peta jalur di
wilayah hukum Polres Demak terlampir dalam lampiran 6 (1). Kedua fokus
tersebut seringkali menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Pernyataan ini disampaikan oleh Kanitgakkum Satlantas Polres Demak
IPTU Bambang Susilo, S.H., M.M., sebagai berikut:
. . . terkait dengan lalu lintas terdapat Jalur Pantura. Apabila terjadi
kemacetan juga sering menjadi faktor kecelakaan lalu lintas, tetapi
hanya kerugian material saja. Untuk titik lelah perjalanan dari
Jakarta-Surabaya terdapat di Polres Demak sehingga sering
dijadikan tempat beristirahat (wawancara pada Jumat, 7 Oktober
2022).
Pernyataan di atas juga didukung oleh Kasatlantas Polres Demak
AKP Muhammad Gargarin Friyandi, S.I.K., M.H., sebagai berikut:
Ya, melihat kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan dan
banyaknya mobilitas kendaraan yang tinggi khususnya di
Jalur Nasional seperti Jalur Pantura. Kecelakaan pada saat tertentu
juga dapat menyebabkan kemacetan terutama di jalur yang padat
(wawancara pada Senin, 10 Oktober 2022).
Kecelakaan lalu lintas di Polres Demak juga selalu menunjukkan
angka yang tinggi dari waktu ke waktu. “Jadi gini, kalau laka lantas banyak
terjadi di Kabupaten Demak dari tahun ke tahun. Terkait hal tersebut,
Kasatlantas pasti memerintahkan Kanitgakkum untuk mengatasi hal
tersebut” (wawancara terhadap Kapolres Demak, AKBP Budi Adhy Buono,
S.H., S.I.K., M.H., pada Selasa, 20 Desember 2022). Adapun kecelakaan
lalu lintas di Polres Demak terbagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu kecelakaan
lalu lintas yang mengakibatkan luka ringan, luka berat, dan meninggal

37
38

dunia. Berikut ini data kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polres
Demak Per Triwulan I Tahun 2021 s.d. Triwulan IV Tahun 2022.

Tabel 3. 1
Data Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Jenisnya di Wilayah Hukum
Polres Demak Per Triwulan I Tahun 2021 s.d. Triwulan IV Tahun 2022
Jumlah Meninggal Luka Luka
Triwulan
Kecelakaan Dunia Berat Ringan
Triwulan I Tahun 2021 114 23 0 117
Triwulan II Tahun 2021 136 34 4 130
Triwulan III Tahun 2021 144 28 0 138
Triwulan IV Tahun 2021 176 46 0 195
Triwulan I Tahun 2022 182 43 1 177
Triwulan II Tahun 2022 194 49 0 221
Triwulan III Tahun 2022 199 30 2 237
Triwulan IV Tahun 2022 173 24 0 207
Sumber: Diolah oleh penulis, 2022.

Di samping itu, kondisi jalan di Demak termasuk cukup memadai.


Marka dan rambu lalu lintas telah tersedia dengan baik. Akan tetapi,
kecelakaan masih kerap terjadi di area black spot atau titik rawan terjadinya
kecelakaan lalu lintas sebagaimana pernyataan Anggota Regu 3 Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak, Aipda Tugiharto, S.H., sebagai berikut:
Kondisi jalan di Demak baik, lurus, dan penerangan jalan cukup.
Marka dan rambu lalu lintas sudah terpasang oleh Dinas
Perhubungan di lokasi yang sudah ditentukan. Black Spot terdapat
di Kecamatan Gajah khususnya di depan Puskesmas (Wilayah
Timur) dan di Sayung (Wilayah Barat). Biasanya kecelakaan lalu
lintas juga sering terjadi di lokasi Mranggen, Pasar Sayung, dan
Pertigaan Pasar Dempet (wawancara pada Rabu, 12 Oktober 2022).
Selain area black spot, ada pula titik-titik jalan raya yang kerap terjadi
banjir rob dan jalur yang rawan terjadi kecelakaan lalu lintas. “Di Demak
juga terdapat Jalur Sayung yang sering terjadi banjir rob yang juga terdapat
di Jalur Pantura yang rawan terjadi kecelakaan” (wawancara terhadap
anggota regu 2 Unit Gakkum Satlantas Polres Demak, Bripka Samsul Huda,
S.H., M.M. pada Sabtu, 8 Oktober 2022).
39

3.1.2 Deskripsi Satuan Lalu Lintas Polres Demak


Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Demak atau disingkat Satlantas
Polres Demak merupakan unsur pelaksana tugas pokok pada tingkat Polres
yang bertugas menyelenggarakan dan membina fungsi lalu lintas. Satlantas
Polres Demak ini juga memiliki struktur organisasi untuk memperjelas
pembagian tugas dalam organisasi. Menurut Robbins & Judge (2014:231),
organizational structure is to show how job tasks are formally dividend,
grouped, and coordinated. Berikut struktur organisasi Satuan Lalu Lintas
Polres Demak.

Gambar 3. 1
Struktur Organisasi Satuan Lalu Lintas Polres Demak

Sumber: Minops Satuan Lalu Lintas Polres Demak, 2022.

Berdasarkan gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa unit yang


tergabung dalam Satlantas Polres Demak terdiri dari Unit Turjagwali
(Pengaturan, Penjagaan, Pengawalan, dan Patroli), Unit Kamsel
(Keamanan dan Keselamatan), Unit Regident (Registrasi dan Identifikasi),
dan Unit Gakkum (Penegakan Hukum).

3.1.3 Deskripsi Unit Gakkum Satuan Lalu Lintas Polres Demak


Unit Gakkum Satuan Lalu Lintas Polres Demak adalah unsur
pelaksana tugas kewilayahan tingkat Polres yang bertugas melaksanakan
40

penegakkan hukum terhadap kecelakaan lalu lintas dan pelanggaran


hukum lalu lintas. Unit ini berada langsung di bawah pengawasan
Kasatlantas seperti yang tercantum pada gambar di bawah ini.

Gambar 3. 2
Struktur Organisasi Unit Gakkum Satlantas Polres Demak

Sumber: Urmin Unit Gakkum Satlantas Polres Demak, 2022.

Seperti yang tertera pada gambar di atas, Unit Gakkum Satlantas


Polres Demak saat ini memiliki 1 (satu) orang Kanit, 1 (satu) orang Bamin,
dan 12 (dua belas) anggota yang terbagi dalam 3 (tiga) regu.

3.1.4 Aktualisasi Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas oleh Unit


Gakkum Satlantas Polres Demak Untuk Mewujudkan
Kamseltibcarlantas
Pada subbab ini, penulis menggunakan teori manajemen POAC
(Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling) dari George R.Terry
untuk menganalisis aktualisasi penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak untuk mewujudkan kamseltibcarlantas.
a. Segi Perencanaan (Planning)
Perencanaan dalam pelaksanaan tugas Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak bertujuan untuk menetapkan arah pelaksanaan tugas agar
dapat berjalan sesuai yang diinginkan organisasi. Berdasarkan hasil
penelitian, penulis menemukan bahwa unit ini melaksanakan beberapa
41

kegiatan perencanaan penanganan kecelakaan lalu lintas, antara lain:


1. Mempersiapkan Administrasi
Administrasi pratugas yang disiapkan oleh Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak adalah SOP Penanganan Kecelakaan Lalu
Lintas dan Job Description Satuan Lalu Lintas Polres Demak. Kedua
administrasi ini digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
tugas di lapangan. Adapun SOP yang telah dibuat, antara lain:
a) SOP Nomor: SOP/01/I/2020/RES DEMAK tentang Unit Laka
tanggal 10 Januari 2020 dan direvisi tanggal 5 Mei 2020;
b) SOP Nomor: SOP/02/I/2020/RES DEMAK tentang
Penanganan TKP Laka dan Angkutan Jalan tanggal 10
Januari 2020 dan direvisi tanggal 5 Mei 2020;
c) SOP Nomor: SOP/03/I/2020/RES DEMAK tentang Olah TKP
TAA tanggal 10 Januari 2020 dan direvisi tanggal 5 Mei 2020;
d) SOP Nomor: SOP/04/I/2020/RES DEMAK tentang Penyidikan
Laka tanggal 10 Januari 2020 dan direvisi tanggal 5 Mei 2020;
e) SOP Nomor: SOP/05/I/2020/RES DEMAK tentang Laka Jol
tanggal 10 Januari 2020 dan direvisi tanggal 5 Mei 2020;
f) SOP Nomor: SOP/06/I/2020/RES DEMAK tentang
Penanganan Covid-19 Pada Korban Kecelakaan Lalu Lintas
tanggal 10 Januari 2020 dan direvisi tanggal 5 Mei 2020.
Selanjutnya, Satlantas Polres Demak juga telah membuat
deskripsi tugas (job description) untuk mempermudah pembagian
tugas dalam satuan. Job Description ini ditandatangani pada Januari
2022 oleh Kasatlantas Polres Demak pada masa itu yaitu AKP Fandy
Setiawan, S.H., M.H. Gambar terkait dengan SOP Penanganan
Kecelakaan Lalu Lintas dan Job Description Satlantas Polres Demak
terlampir dalam lampiran 6 (2) dan (3). Sayangnya, SOP dan Job
Description di atas masih belum mengacu pada Perpol Nomor 2
Tahun 2021 tentang SOTK pada tingkat Polres dan Polsek. Hal ini
terlihat pada kolom pelaksana pedoman tersebut yang masih berisi
42

Kanit laka dan staf laka. Padahal dalam Perpol tersebut kanit laka
dan staf laka sudah diganti menjadi Kanitgakkum dan Banitgakkum.
Kemudian, ada pula administrasi saat bertugas. Administrasi
ini dilakukan dalam rangka bukti legalitas pelaksanaan tugas di
lapangan khususnya pada saat ada kecelakaan maupun pada saat
berdinas sehari-hari. Administrasi tersebut mencakup Rengiat
(Rencana Kegiatan) dan Sprin (Surat Perintah). Gambar terkait
dengan Rengiat dan Sprin terlampir dalam lampiran 6 (4) dan (5).
2. Mempersiapkan Anggaran
Anggaran merupakan unsur yang penting untuk mendukung
setiap pelaksanaan kegiatan agar dapat berjalan dengan lancar.
Saat ini, Unit Gakkum Satlantas Polres Demak memiliki Rendisgar
(Rencana Pendistribusian Anggaran) RKA-K/L (Rencana Kerja dan
Anggaran Kementrian Negara/ Lembaga) DIPA (Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran) yang telah disusun setiap tahunnya. Berikut
tabel Rendisgar RKA-K/L DIPA Polres Demak T.A. 2022.

Tabel 3. 2
Rendisgar RKA-K/L DIPA Polres Demak T.A. 2022
PROGRAM/KEGIATAN/KRO/RO/ ANGGARAN
VOLUME INDEKS
KOMPONEN/SUB KOMP/DETIL (Rp)
Program Penyelidikan dan Penyidikan
Tindak Pidana
Penindakan Tindak Pidana Lalu Lintas
Penanganan Perkara
Penanganan Tindak Pidana Lalu Lintas
Dukungan Operasional Pertahanan
Dan Keamanan
Penyelidikan Dan Penyidikan
Kecelakaan Lalu Lintas Di Polres
Belanja Barang Operasional Lainnya
> BIAYA LIDIK SIDIK KECELAKAAN
- - 85.749.000
LALU LINTAS
- Kecelakaan lalu lintas ringan 283 Perkara 303.000 85.749.000
Sumber: Urmin Unit Gakkum Satlantas Polres Demak, 2022.

Seperti yang tertera pada tabel tersebut, Unit Gakkum


Satlantas Polres Demak memiliki anggaran sebesar
43

Rp85.749.000,00 pada tahun 2022. Jumlah tersebut diperuntukkan


untuk menangani 283 perkara dengan indeks Rp303.000,00 per
perkara. “Terkait dengan anggaran DIPA sudah mendapatkan
sekitar 85 juta dan dapat terserap seluruhnya” (wawancara kepada
Kanitgakkum Satlantas Polres Demak, Iptu Bambang Susilo, S.H.,
M.M., pada Jumat, 7 Oktober 2022).
Meskipun anggaran yang diberikan dianggap sudah terserap
seluruhnya, akan tetapi beberapa anggota masih mengeluhkan
perihal beberapa kegiatan dinas yang tidak dapat diserap dalam
anggaran. Hal ini disebutkan oleh Bamin Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak, Brippol Titis Yuniastuti, S.H., sebagai berikut:
Secara umum, anggaran yang disediakan sudah cukup. Pada
tahun 2022, anggaran dari dinas berjumlah Rp85.749.000,99.
Akan tetapi, berdasarkan perwabkeu laka tunggal dan tabrak
lari tidak boleh diserap dalam anggaran dinas. Peraturan ini
tentu sedikit menyulitkan anggota dalam melaksanakan
tugasnya di lapangan (wawancara pada Senin, 10 Oktober
2022).
Bahkan ada sebagian anggota yang mengeluhkan bahwa
mereka sesekali menggunakan uang pribadi. “Dari anggaran sudah
cukup, namun penyerapan anggarannya yang sulit. Setiap kali TKP,
beberapa poin tidak masuk anggaran yang tidak tercantum dalam
DIPA sehingga masih menggunakan uang pribadi” (wawancara
kepada Anggota Regu 2 Unit Gakkum Satlantas Polres Demak,
Bripka Samsul Huda, S.H., M.M., pada Sabtu, 8 Oktober 2022).
Kejadian ini merupakan hal yang umum terjadi dikarenakan Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak hanya memiliki anggaran untuk
volume kasus sebanyak 283 perkara pada tahun 2022. Padahal
jumlah kasus kecelakaan lalu lintas pada triwulan I 2022 (182 kasus)
dan triwulan II 2022 (194 kasus) saja sudah mencapai 376 kasus.
3. Mempersiapkan Sarpras
Sarpas atau sarana dan prasarana merupakan salah satu
komponen penting dalam rangka mempermudah penanganan
44

kecelakaan lalu lintas di Polres Demak. Secara umum, perlengkapan


penanganan kecelakaan lalu lintas Unit Gakkum Satlantas Polres
Demak sudah mencukupi. Pernyataan ini juga disampaikan oleh
Bamin Unit Gakkum, Brippol Titis Yuniastuti, S.H., sebagai berikut:
Di Unit Gakkum Satlantas Polres Demak terdapat:
1. Peralatan Olah TKP yang terdiri dari papan tanda
peringatan, kerucut lalu lintas (traffic cone), meteran
panjang, kamera, pilok dan kapur, ATK, kantong mayat,
penomeran angka, lampu kedip, jas hujan, dan TKP kit.
2. Peralatan PPGD, yaitu kotak P3K, tandu darurat, alat
penyangga leher, dan perban.
3. Alat pendukung lainnya, seperti Alat Pemadam Api
Ringan (APAR), alat pemecah kaca, dan peralatan
lainnya.
(wawancara pada Senin, 10 Oktober 2022).
Selain itu, Unit Gakkum Satlantas Polres Demak juga memiliki
alat komunikasi berupa HT dan handphone untuk berkomunikasi via
grup Whatsapp. Perlengkapan di atas juga sesuai dengan observasi
yang dilakukan penulis pada Kamis, 6 Oktober 2022. Gambar terkait
dengan sarpras, HT, dan grup Whatsapp Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak terlampir dalam lampiran 6 (6), (7), dan (24). Akan
tetapi, kendaraan dinas yang dimiliki Unit Gakkum Satlantas Polres
Demak masih sangat terbatas. Saat ini, Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak hanya mempunyai 1 (satu) unit kendaraan R4. Jumlah
ini menghambat petugas apabila terjadi kecelakaan di dua TKP yang
berbeda pada satu waktu. Akibatnya, petugas harus menyelesaikan
TKP pertama terlebih dahulu sebelum mendatangi TKP kedua.
Pernyataan ini disampaikan oleh Anggota Regu 3 Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak, Aipda Tugiharto, S.H., sebagai berikut:
Kelemahannya ada di fasilitas kendaraan. Di Polres Demak
angka kecelakaan cukup tinggi dan pada satu waktu dapat
terjadi TKP di lebih dari 1 (satu) tempat yang berbeda dan
membutuhkan unit kendaraan tambahan (wawancara pada
Rabu, 12 Oktober 2022).
Selain itu, kurangnya jumlah kendaraan dinas ini juga
membahayakan keselamatan petugas apabila kendaraan yang
45

seharusnya dimanfaatkan sebagai pengaman TKP, tetapi dipakai


untuk mengantarkan korban ke rumah sakit. Keluhan ini
disampaikan oleh Anggota Regu 2 Unit Gakkum Satlantas Polres
Demak, Bripka Samsul Huda, S.H., M.M., sebagai berikut:
Kelemahannya yaitu kita hanya memiliki 1 (satu) unit mobil
dan juga tidak ada kendaraan R2 sehingga mempersulit
penanganan kecelakaan lalu lintas. Pada saat ada korban
kecelakaan lalu lintas yang memerlukan pertolongan segera
diharuskan menggunakan mobil polisi. Dikarenakan mobil
hanya 1 (satu) unit, maka mobil yang digunakan dalam
mengamankan TKP kecelakaan lalu lintas dengan menutup
TKP menjadi tidak ada dan dapat membahayakan petugas di
lapangan (wawancara pada Sabtu, 8 Oktober 2022).
Gambar terkait dengan kendaraan R4 Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak terlampir dalam lampiran 6 (8).
4. Melaksanakan AAP
AAP (Acara Arahan Pimpinan) sangat penting untuk dilakukan
oleh seluruh jajaran anggota Polres Demak khususnya Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak. “Jadi, setiap ada laporan kejadian laka
lantas dari regu yang piket selalu diberikan AAP sebentar agar selalu
berhati-hati dan mengutamakan keselamatan dari personel”
(wawancara terhadap Kanitgakkum Satlantas Polres Demak, IPTU
Bambang Susilo, S.H., M.M., pada Jumat, 7 Oktober 2022). Gambar
terkait AAP anggota terlampir dalam lampiran 6 (9). AAP ini juga
telah diatur dalam Lampiran 2 Perkap Nomor 1 Tahun 2019 tentang
Sistem, Manajemen, dan Standar Keberhasilan Operasional Polri.
b. Segi Pengorganisasian (Organizing)
Berdasarkan data yang penulis peroleh, Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak memiliki jumlah anggota sebanyak 14 personel. Namun,
jumlah ini masih belum sesuai dengan Daftar Susunan Personel (DSP)
yang terdapat pada Perpol Nomor 2 Tahun 2021 tentang SOTK pada
Tingkat Polres dan Polsek. Berikut tabel perbandingan jumlah anggota Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak dengan DSP pada perpol tersebut.
46

Tabel 3. 3
Perbandingan Jumlah Anggota Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak Dengan DSP Yang Tertera Dalam
Perpol Nomor 2 Tahun 2021
UNIT GAKKUM DSP
NO JABATAN
POLRES DEMAK ANGGOTA
1 Kanitgakkum 1 1
2 Banit 13 10
3 Banum pada Unit (PNS II/I) 0 4
JUMLAH 14 15
Sumber: Urmin Unit Gakkum Satlantas Polres Demak, 2022.

Dari data di atas, Unit Gakkum Satlantas Polres Demak masih


kekurangan PNS sebanyak 4 orang. Namun, jumlah Banitgakkum Polres
Demak justru melebihi jumlah yang telah ditentukan. Penulis juga
mendapati bahwa Unit Gakkum Satlantas Polres Demak mempekerjakan 1
orang Pekerja Harian Lepas (PHL) yang membantu dalam sistem
administrasi. Hal ini tentu menjadi suatu kelebihan sekaligus tantangan
dalam menjalankan tugas. Namun demikian, jumlah anggota di Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak menjadi 14 orang anggota Polri ditambah
1 orang PHL sehingga jumlah tersebut dapat menjadi pengganti dan
memenuhi DSP personel yang ada di Perpol Nomor 2 Tahun 2021 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Polres dan Polsek.
Di sisi lain, Unit Gakkum Satlantas Polres Demak juga memiliki
pembagian tugas. Pembagian tugas ini dilakukan dalam bentuk piket regu
yang mencakup 3 (tiga) regu. Setiap regunya melakukan piket selama 1x24
jam dengan jumlah personel 4 (empat) orang per regu. “Ada 3 (tiga) regu
piket jaga kecelakaan lalu lintas, masing-masing regu terdapat 4 (empat)
personel” (wawancara terhadap Kasatlantas Polres Demak, AKP
Muhammad Gargarin Friyandi, S.I.K., M.H., pada Senin, 10 Oktober 2022).
Hal yang sama juga diutarakan oleh Kanitgakkum Satlantas Polres Demak,
47

IPTU Bambang Susilo, S.H., M.M., sebagai berikut:


Mereka sudah memahami setiap tugas yang harus dilakukan. Setiap
tupoksi sudah terbagi. Di Polres Demak terdapat 3 (tiga) regu dan
setiap regu melaksanakan piket shift selama 24 (dua puluh empat)
jam. Mereka lah yang bertanggung jawab untuk menangani setiap
kejadian kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polres Demak
(wawancara pada Jumat, 7 Oktober 2022).
Namun, ternyata setiap regu memiliki sistem pembagian tugas yang
berbeda saat menangani TKP kecelakaan lalu lintas. Pada regu 1 dan regu
3, anggota yang melaksanakan penanganan kecelakaan lalu lintas hanya
berjumlah 2 (dua) orang, sedangkan 2 (dua) orang lainnya stand by di
kantor. “Dua orang untuk penanganan pertama TKP dan 2 (dua) orang lagi
stand by di kantor untuk antisipasi adanya laporan dari masyarakat terkait
TKP kecelakaan lalu lintas lain” (wawancara terhadap Anggota Regu 3 Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak, Aipda Tugiharto, S.H., pada Rabu, 12
Oktober 2022). Hal ini juga serupa dengan pernyataan Anggota Regu 1 Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak, Bripka Ahmad Khotib, pada Selasa, 6
Desember 2022. Ia mengatakan, “Untuk di regu 1, ketika ada TKP
kecelakaan lalu lintas, maka 2 (dua) orang akan berangkat. Dua orang
lainnya stand by di kantor untuk pelayanan dan pemeriksaan saksi. Apabila
ada TKP lebih dari 1 tempat, maka 4 (empat) orang akan berangkat semua”.
Lain halnya di regu 2, semua anggota ikut melakukan penanganan
kecelakaan lalu lintas. Pernyataan ini dilayangkan oleh Anggota Regu 2
Unit Gakkum Satlantas Polres Demak, Bripka Samsul Huda, S.H., M.M.,
saat wawancara pada Sabtu, 8 Oktober 2022. Ia mengatakan, “Dalam 1
(satu) regu terdapat 4 (empat) orang. Dua orang membantu korban, 1 (satu)
mencari saksi, 1 (satu) melakukan penandaan di TKP”.
c. Segi Pelaksanaan (Actuating)
Pada segi pelaksanaan penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit
Gakkum Polres Demak, penulis membahas keseluruhan proses
penanganan kecelakaan lalu lintas, kecuali penyidikan kecelakaan lalu
lintas. Hal ini juga sudah tertera di dalam ruang lingkup penelitian yang
terdapat di bab I tepatnya pada poin 1.4. Saat penelitian, penulis mendapati
48

beberapa temuan terkait dengan pelaksanaan tersebut, yakni:


1. Pelaksanaan Penerimaan Laporan
Secara garis besar, penerimaan laporan kecelakaan lalu lintas
di Polres Demak terbagi menjadi 2 (dua) sumber yaitu, anggota Polri
dan masyarakat. Pernyataan ini disampaikan oleh Kanitgakkum
Satlantas Polres Demak, IPTU Bambang Susilo, S.H., M.H. pada
saat wawancara pada Jumat, 7 Oktober 2022. Beliau mengatakan,
“Jadi untuk teknis pelaporan ada 2 yaitu, laporan dari masyarakat
dan ditemukan dari anggota saat patroli. Dari masyarakat biasanya
dapat dari telpon dan dapat juga datang langsung ke kantor”.
Akan tetapi, ada beberapa masyarakat yang menolak untuk
ditangani polisi. “Tantangannya yaitu terkadang beberapa korban
tidak mau ditangani oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak”
(wawancara terhadap Bamin Unit Gakkum Satlantas Polres Demak,
Brippol Titis Yuniastuti, S.H., pada Senin, 10 Oktober 2022). Ia pun
menambahkan, “Dalam beberapa kasus, TKP [dan kendaraan]
seringkali sudah tidak ada dan pihak yang terlibat menolak ditangani
polisi karena sudah menyelesaikan kasus secara kekeluargaan”
(wawancara pada Senin, 10 Oktober 2022).
Selain itu, ada pula masyarakat yang takut melaporkan
kejadiannya ke polisi. Pihak yang terlibat seringkali baru melaporkan
kejadiannya beberapa waktu pasca kejadian untuk mengurus
asuransi dan biaya kesehatan. Hal ini disampaikan oleh Anggota
Regu 3 Unit Gakkum Satlantas Polres Demak, Aipda Tugiharto, S.H.,
sebagai berikut:
Contohnya adalah pelaporan kecelakaan lalu lintas yang
sudah 1 (satu) minggu, 2 (dua) minggu, ataupun 1 (satu)
bulan. Pihak yang terlibat baru melaporkan kepada polisi
dikarenakan takut untuk melapor kepada polisi. Namun,
dikarenakan salah satu persyaratan untuk mengurus Jasa
Raharja adalah harus adanya laporan polisi, maka pihak yang
terlibat baru melaporkan kejadian tersebut di Unit Gakkum”
(wawancara pada Rabu, 12 Oktober 2022).
49

Hal ini juga disampaikan oleh Anggota Regu 2 Unit Gakkum


Satlantas Polres Demak, Bripka Samsul Huda, S.H., sebagai berikut:
Masyarakat yang terlibat kecelakaan mempunyai
kecenderungan ada yang mau ditangani polisi dan ada yang
menolak. Rata-rata ingin ditangani polisi untuk kepentingan
pengambilan asuransi Jasa Raharja maupun BPJS. Pada
umumnya, ketika terjadi laka tunggal, maka dapat
menggunakan BPJS. Namun, apabila kecelakaan ganda
dapat menggunakan baik Jasa Raharja maupun BPJS. Tapi,
sebelumnya harus sudah ada laporan polisi untuk mengklaim
asuransi (wawancara pada Sabtu, 8 Oktober 2022).
Adapun perwakilan pihak Jasa Raharja, M. Rosyid
Abdurrahman, memberikan argumentasinya terkait hal ini, yaitu:
Untuk kasus kalau di JR (Jasa Raharja) itu, bahwasanya
apabila ada kecelakaan yang meninggal dunia dan
keluarganya tidak melaporkan langsung kejadiannya. Jasa
Raharja itu kan dituntut untuk segera menuntaskan santunan
kepada keluarga atau ahli warisnya. Entah warga masyarakat
tidak mengerti atau faktor lain sehingga tidak melaporkan
kejadian itu yang membuat was-was pihak Jasa Raharja.
Tiba-tiba apabila kejadian sudah lama dan sudah lewat hari
[batas waktu 3 (tiga) hari pasca kejadian] baru dilaporkan
(FGD pada Selasa, 20 Desember 2022).
Di sisi lain, ada pula masyarakat menyampaikan bahwa
mereka tidak tahu cara melaporkan peristiwa yang dialaminya
kepada polisi. Pernyataan ini dibenarkan oleh salah satu keluarga
korban kecelakaan lalu lintas, Soleh, yang menyampaikan bahwa:
Pada saat itu, anak saya [korban] sedang bersama ibunya
dan tertabrak motor yang melintas. Setelah itu, istri saya
memanggil saya [ayah korban] dan membawa anak saya ke
rumah sakit. Dari rumah sakit, dokter menanyakan penyebab
kecelakaan dan menyarankan untuk memakai jasa raharja
untuk membiayai korban kecelakan karena tidak bisa
ditanggung BPJS. Lalu, pihak rumah sakit
merekomendasikan untuk melapor ke pihak kepolisian Dari
pihak keluarga masih belum terlalu memahami tentang tata
cara pelaporan ke polisi. Polisi sudah datang ke Rumah Sakit
untuk menanyakan keadaan dan keterangan kepada korban.
Awalnya direncanakan untuk secara kekeluargaan, tetapi
karena sudah melapor jadi laporannya dilanjutkan ke polisi.
Lalu, polisi merekomendasikan untuk mengurus Jasa Raharja
50

di Polres Demak (wawancara pada Sabtu, 8 Oktober 2022).


Kejadian serupa juga terjadi pada Supardi. Ia merupakan
korban kecelakaan tunggal yang sedang mengendarai truk tangki
berisi minyak di Jalur Pantura pada Kamis, 6 Oktober 2022 sekitar
pukul 14.00 WIB. Ia menjelaskan bahwa:
Saya juga kurang tahu cara melapor ke polisi. Pada saat itu,
saya dibantu oleh masyarakat di daerah itu untuk melaporkan
kecelakaan saya ke polisi karena kendaraan saya butuh mobil
derek untuk menderek mobil tangki saya yang terperosok dan
terguling ke tepi jalan. (wawancara pada Kamis, 13 Oktober
2022).
Di sisi lain, salah satu korban kecelakaan lalu lintas, Ahmad
Nurul Kamaluddin, memberikan saran kepada penulis terkait sistem
pelaporan Unit Gakkum Satlantas Polres Demak saat wawancara
pada Jumat, 15 Oktober 2022. Ia menjelaskan, “Namun, menurut
saya mungkin perlu adanya penjelasan yang lebih mendetail
mengenai tata cara pelaporan kepada polisi dan administrasi yang
harus dibawa. Tujuannya adalah agar memudahkan kami untuk
mengurus administrasi dan pelaporan kepada polisi”.
2. Pelaksanaan Mendatangi TKP
Pada umumnya, pelaksanaan mendatangi TKP di Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak menggunakan kendaraan R4 yang
telah tersedia. Akan tetapi, waktu yang diperlukan oleh anggota Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak masih tergolong lambat terutama
pada lokasi TKP yang jauh dari Polres Demak. Pernyataan ini juga
disebutkan oleh salah satu korban kecelakaan lalu lintas di Demak,
Supardi, saat wawancara pada Kamis, 13 Oktober 2022. Ia
mengatakan, “Anggota polsek datang ke lokasi sekitar 20 menit
setelah kejadian. Setelah itu, anggota polres datang sekitar 30 menit
setelahnya atau sekitar 50 menit setelah kecelakaan”. Kecelakaan
tersebut berada di Jalur Pantura sekitar Desa Wonorejo, Kecamatan
Karanganyar. Estimasi jarak dari Polres Demak menuju ke TKP
adalah sekitar 25 km.
51

3. Pelaksanaan Menolong Korban


Teknis pelaksanaan menolong korban Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak dilakukan dengan memahami posisi korban terlebih
dahulu sebelum dilakukan evakuasi. “Awalnya anggota melakukan
pengecekan kesiapan perlengkapan dan kesehatan anggota. Lalu,
anggota melanjutkan dengan memahami posisi korban dan hal yang
harus dilakukan untuk evakuasi terutama evakuasi korban, serta
pengamanan TKP (status quo)” (wawancara terhadap Anggota Regu
2 Unit Gakkum Satlantas Polres Demak, Bripka Samsul Huda, S.H.,
M.M., pada Sabtu, 8 Oktober 2022).
Saat ini, Polres Demak juga mempunyai Satgas Quick
Response yang telah dibentuk sejak 3 Mei 2021. Satgas ini berisikan
gabungan anggota dari beberapa instansi, seperti Polri, rumah sakit,
PMI, Dinas Perhubungan, Satpol PP, Damkar, Jasa Raharja, dan
BPBD. Satgas ini merupakan salah satu terobosan yang sangat
berkontribusi dalam membantu suksesnya penanganan kecelakaan
lalu lintas di Polres Demak. Gambar terkait dengan Satgas Quick
Response terlampir dalam lampiran 6 (10).
Namun, pada pelaksanaannya satgas ini lebih cenderung
digunakan pada saat-saat tertentu saja. “Akan tetapi, pemanfaatan
Satgas Quick Response biasanya kita gunakan pada kecelakaan
menonjol ataupun kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa"
(wawancara terhadap Kasatlantas Polres Demak, AKP Muhammad
Gargarin Friyandi, S.I.K., M.H., pada Senin, 10 Oktober 2022). Di
sisi lain, Kanitgakkum Satlantas Polres Demak, Iptu Bambang
Susilo, S.H., M.M., juga mengutarakan pernyataan yang sama pada
saat wawancara Jumat, 7 Oktober 2022. Ia menyebutkan,
“Penggunaan satgas lebih cenderung kepada laka jol dan ketika ada
laporan korban di TKP”.
Pada beberapa kesempatan, anggota Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak juga cenderung menolong korban secara individu.
52

Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya kemacetan lalu lintas.


Hal ini disampaikan oleh Anggota Regu 2 Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak, Bripka Samsul Huda, S.H., M.M., sebagai berikut:
Dari anggota sudah sering dibantu Dinas Kesehatan dan
dibantu Satgas Quick Response, tetapi demi mencegah
macet yang disebabkan lambatnya kedatangan petugas
Kesehatan di TKP. Terkadang anggota sering menolong
korban secara individu” (wawancara pada Sabtu, 8 Oktober
2022).
Pengambilan keputusan ini tentu beresiko dan dapat
mengancam keselamatan korban. “Saat kita menolong korban, kita
biasa menggunakan mobil double cabin. Mobil tersebut kurang
menjamin keselamatan pada korban yang ditolong” (wawancara
terhadap Anggota Regu 1 Unit Gakkum Satlantas Polres Demak,
Bripka Ahmad Khotib, pada Selasa, 6 Desember 2022). Pernyataan
ini membuktikan bahwa tidak semua kejadian kecelakaan lalu lintas
ditangani oleh petugas kesehatan ataupun satgas Quick Response.
Padahal kita mengetahui bahwa petugas kepolisian bukan
merupakan anggota yang berkompeten dalam hal tersebut.
Kemampuan polisi hanyalah sebatas PPGD (Pertolongan Pertama
Gawat Darurat) dalam penanganan korban kecelakaan lalu lintas.
Walaupun sudah memiliki MoU, Satgas Quick Response
sampai saat ini masih belum mempunyai SOP dengan instansi
terkait mengenai penanganan kacelakan lalu lintas. Pernyataan ini
disebutkan oleh Anggota Regu 1 Unit Gakkum Satlantas Polres
Demak, Bripka Ahmad Khotib, sebagai berikut:
Untuk satgas Quick Response, MoU sudah dibuat dengan
instansi terkait. Setiap ada operasi, kita sering melakukan
pertemuan/apel bersama. Untuk SOP kami belum membuat
dengan instansi terkait. Satgas tersebut digunakan apabila
ada kecelakaan. Kita juga sering menggunakan ambulans
dari rumah sakit terdekat. Apabila jauh dari rumah sakit, kita
sering membawa korban dengan mobil Unit Gakkum ke
rumah sakit terutama luka berat/meninggal dunia.
(wawancara pada Selasa, 6 Desember 2022).
53

4. Melaksanakan TPTKP
Di Polres Demak, TPTKP kecelakaan lalu lintas dilakukan
dengan menempatkan kerucut lalu lintas atau traffic cone dan
kendaraan dinas kecelakaan lalu lintas. “Pengamanan TKP
kecelakaan lalu lintas dengan menggunakan traffic cone dan
meletakkan KBM dinas laka 10m sebelum lokasi TKP” (wawancara
terhadap Kasatlantas Polres Demak, AKP Muhammad Gargarin
Friyandi, S.I.K., M.H., pada Senin, 10 Oktober 2022). Selain itu, ada
pula pendapat dari Kanitgakkum Satlantas Polres Demak, Iptu
Bambang Susilo, S.H., M.M., sebagai berikut:
Jadi, begitu sampai ke lokasi. TKP langsung membuat status
quo dan mencegah masyarakat agar mendekat ke TKP untuk
mempermudah olah TKP. Alat olah TKP sudah ada 1 koper
dan cone. Sesudah sampai lokasi TKP, langsung ditata cone
untuk keamanan anggota dan masyarakat (wawancara pada
Jumat, 7 Oktober 2022).
Namun, sayangnya realitas pelaksanaan pengamanan TKP
kecelakaan lalu lintas di lapangan tidak selalu menggunakan kerucut
lalu lintas atau traffic cone. Menurut pendapat salah satu Anggota
Regu 2 Unit Gakkum Satlantas Polres Demak, Bripka Samsul Huda,
S.H., M.M., disebutkan bahwa:
Pengamanan TKP di Polres Demak cenderung tidak
menggunakan cone karena kecelakaan sering terjadi di Jalur
Pantura yang sangat padat untuk mencegah macet. Apabila
dipakai biasanya digunakan hanya menutup separuh jalan.
Lalu, dilanjutkan dengan olah TKP (wawancara pada Sabtu, 8
Oktober 2022).
Meskipun bertujuan untuk mencegah macet, pengamanan
TKP kecelakaan lalu lintas tetap penting dilakukan agar status quo,
keamanan barang, dan keselamatan pihak yang terlibat serta
anggota di TKP dapat terjaga. Selain itu, Anggota Regu 3 Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak, Aipda Tugiharto, S.H.,
menyebutkan bahwa:
Kita menggunakan kerucut lalu lintas/cone dan meminta
pendampingan anggota Polsek setempat agar TKP tidak
54

rusak. Untuk pengamanan TKP 1 (satu) arah, minimal ada 25


(dua puluh lima) kerucut lalu lintas dan ditutup 1 lajur yang
terdapat laka. Apabila dua arah, ditutup sebagian jalan dan
dilakukan rekayasa arus lalu lintas. Untuk TKP dua arah
menggunakan 30 (tiga puluh) kerucut lalu lintas. (wawancara
pada Rabu, 12 Oktober 2022).
Lain halnya dengan pernyataan dari Anggota Regu 1 Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak, Bripka Ahmad Khotib, saat
wawancara pada Selasa, 6 Desember 2022, menjelaskan, “Biasanya
kerucut lalu lintas yang kita gunakan berjumlah 3 (tiga) buah. Apabila
menimbulkan kemacetan, kita menggunakan kerucut lalu lintas yang
lebih banyak”. Perbedaan pendapat ini ditimbulkan dari pemahaman
yang keliru tentang tata cara penanganan kecelakaan lalu lintas yang
telah diatur dalam Perkap Nomor 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas.
Pada 6 Oktober 2022, penulis juga telah melakukan
pengamatan (observation) terhadap kecelakaan yang melibatkan
kendaraan truk tangki di Jalur Pantura tepatnya di sekitar Desa
Wonorejo, Kecamatan Karanganyar. Pengendara truk tersebut
diduga sedang mengantuk sehingga kendaraan yang dikendarainya
terguling di tepi atau bahu jalan. Berdasarkan hasil pengamatan
(observation), penulis mendapati beberapa fakta, antara lain:
a) Pengamanan TKP Kecelakaan Lalu Lintas
Pada saat sampai di TKP, petugas tidak menempatkan
kendaraannya dengan posisi serong lebih kurang 30 (tiga
puluh) derajat searah TKP dan jarak sekitar 10 (sepuluh)
meter dari kendaraan yang terlibat kecelakaan. Selain itu,
lampu rotator berwarna biru juga tidak dinyalakan. Padahal
hal ini cukup penting untuk dilaksanakan karena menyangkut
keselamatan petugas dan korban serta pihak lain di TKP.
Gambar terkait dengan penempatan kendaraan dinas di TKP
kecelakaan lalu lintas terlampir dalam lampiran 6 (11).
Pada saat proses mengamankan TKP, petugas juga
55

tidak meletakkan kerucut lalu lintas (traffic cone) di TKP.


Padahal peletakkan kerucut lalu lintas ini tentu penting agar
pengendara lain mengetahui adanya TKP kecelakaan lalu
lintas. Gambar terkait dengan pengamanan TKP kecelakaan
lalu lintas terlampir dalam lampiran 6 (12). Kemudian, penulis
pun mendapati adanya pihak ketiga yang malah meletakkan
kerucut lalu lintas di TKP tersebut. Pihak ketiga tersebut
diketahui berasal dari pihak swasta yang memberikan jasa
derek kepada korban kecelakaan lalu lintas. Gambar terkait
dengan peletakan kerucut lalu lintas oleh pihak jasa derek
terlampir dalam lampiran 6 (13).
b) Melindungi Agar Barang Bukti, Barang Muatan,
dan/atau Barang Bawaan Penumpang Yang Ada Tidak
Hilang atau Rusak
Dalam pelaksanaannya, di TKP kecelakaan lalu lintas
masih terdapat banyak masyarakat yang ingin melihat dan
mencari tahu tentang peristiwa kecelakaan yang terjadi.
Beberapa masyarakat juga terpantau sempat lalu lalang di
area status quo. Hal ini tentu dapat mengancam keamanan
barang bukti, barang muatan, dan/atau barang bawaan
penumpang. Gambar terkait masyarakat yang lalu lalang di
TKP kecelakaan lalu lintas terlampir dalam lampiran 6 (14).
Pada momen lainnya, salah satu keluarga korban
kecelakaan lalu lintas, Rio, menyampaikan keluhan atas
kehilangan barang kakak iparnya yang mengalami
kecelakaan lalu lintas, sebagai berikut:
Pada hari tersebut, kami baru dikabari oleh pihak
rumah sakit dan polisi setelah kakak ipar saya
meninggal jika ada kecelakaan yang menimpa kakak
ipar saya. Keluarga kami shock dan tidak dapat
berbuat apapun. Namun, tas beserta dompet yang
berisi identitas kakak ipar saya tidak ditemukan. Sehari
setelahnya, dompet kakak ipar saya baru dikembalikan
56

oleh masyarakat di daerah kecelakaan dengan uang


tunai yang kosong (wawancara pada Jumat, 15
Oktober 2022).
c) Pengumpulan Keterangan dan Fakta
Pengumpulan keterangan dan fakta ini dilakukan
dengan mencari dan mencatat identitas saksi, serta membuat
tanda di TKP sebagai bahan penyidikan. Dalam mencari
saksi, beberapa anggota Unit Gakkum Satlantas Polres
Demak menyatakan keluhannya terhadap masyarakat yang
menolak untuk menjadi saksi maupun memberikan
keterangan awal di TKP. “Beberapa saksi memang sulit untuk
dimintai keterangan [awal di TKP]” (wawancara terhadap
Kanitgakkum Satlantas Polres Demak, Iptu Bambang Susilo,
S.H., M.M., pada Jumat, 7 Oktober 2022). Bamin Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak, Brippol Titis Yuniastuti. S.H., juga
mengatakan hal serupa pada saat wawancara Senin, 10
Oktober 2022. Ia mengatakan, “Selain itu, beberapa saksi
juga tidak mau memberikan keterangan [awal di TKP] kepada
petugas”. Gambar terkait petugas yang mencari dan mencatat
identitas saksi terlampir di lampiran 6 (15).
Akan tetapi, petugas juga memiliki teknik tersendiri
untuk mencari saksi. Petugas biasanya melakukan
pendekatan terlebih dahulu. Pernyataan ini disampaikan oleh
Anggota Regu 2 Unit Gakkum Satlantas Polres Demak, Bripka
Samsul Huda, S.H., M.M., sebagai berikut:
Saksi rata-rata menghindari polisi dan sulit untuk
dimintai keterangan [awal di TKP]. Biasanya anggota
menggunakan [atau mencari] saksi dari pemilik warung
yang berada di sekitar lokasi. Setelah polisi sudah
melakukan pendekatan, saksi cenderung mau
memberi keterangan [awal di TKP] (wawancara pada
Sabtu, 8 Oktober 2022).
Pernyataan di atas juga didukung oleh Anggota Regu
3 Unit Gakkum Satlantas Polres Demak, Aipda Tugiharto,
57

S.H., sebagai berikut:

Masyarakat saat dimintai keterangan sebagai saksi


terkadang agak sulit dan menolak untuk memberi
keterangan [awal di TKP]. Namun, saksi di TKP dapat
dimintai secara persuasif dengan tanya jawab secara
langsung (wawancara pada Rabu, 12 Oktober 2022)
Di samping itu, ada pula proses penandaan di TKP.
Pembuatan tanda ini berfungsi untuk mempermudah petugas
dalam melakukan olah TKP, pengukuran, dan pembuatan
sket TKP. “Melakukan status quo (titik tabrak kejadian
kecelakaan lalu lintas) selanjutnya memberikan penandaan
awal, lalu ditandai barang bukti dan bekas di TKP”
(wawancara terhadap Kasatlantas Polres Demak, AKP
Muhammad Gargarin Friyandi, S.I.K., M.H., pada Senin, 10
Oktober 2022). “Dilakukan penandaan awal dahulu, lalu
ditandai barang bukti dan bekas di TKP” (wawancara terhadap
Anggota Regu 2 Unit Gakkum Satlantas Polres Demak, Bripka
Samsul Huda, S.H., M.M., pada Sabtu, 8 Oktober 2022).
Sayangnya, penulis masih menemukan petugas yang
lalai dalam melakukan penandaan di TKP dan tidak
melaksanakan tugasnya. Temuan ini ditemukan saat
observasi pada Kamis, 6 Oktober 2022. Gambar terkait tidak
adanya penandaan di TKP terlampir dalam lampiran 6 (16).
5. Pelaksanaan Olah TKP
Kegiatan olah TKP yang dilaksanakan oleh Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak mencakup pengamatan, pengumpulan
bukti-bukti, dan melakukan dokumentasi. Hal tersebut sudah sesuai
dengan Pasal 24 Perkap Nomor 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas. Dalam pelaksanaannya,
penulis mendapati bahwa pelaksanaan pengamatan oleh Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak telah berjalan dengan baik.
Gambar terkait pengamatan di TKP terlampir dalam lampiran 6 (17).
58

Selain melakukan pengamatan, petugas juga melaksanakan


pengumpulan bukti yang berupa pengumpulan identitas, keterangan
saksi dan korban, serta bekas-bekas kejadian yang ditemukan di
TKP. Data ini selanjutnya dituangkan oleh petugas di dalam kertas
sebagai pedoman pembuatan LP model A. Gambar terkait
pengumpulan identitas saksi dan korban, serta bukti bekas-bekas
kejadian yang ditemukan di TKP terlampir dalam lampiran 6 (18) dan
(19). Setelah itu, petugas melakukan dokumentasi di TKP guna
kepentingan penyidikan. Gambar terkait dengan dokumentasi
petugas di TKP terlampir dalam lampiran 6 (20).
Sayangnya, petugas tidak melaksanakan pengukuran dengan
baik sesuai dengan Perkap Nomor 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas. Berdasarkan keterangan dari
Anggota Regu 1 Unit Gakkum Satlantas Polres Demak, Bripka
Ahmad Khotib, menjelaskan bahwa:
Untuk pengukuran di TKP kecelakaan lalu lintas, kita bisa
menggunakan meteran. Apabila tidak membawa meteran,
maka biasanya kita menggunakan langkah kaki untuk
mengukur jarak. Biasanya kita juga sudah hafal ukuran lebar
jalan untuk mempermudah pengukuran. Kita juga biasanya
menggunakan jarak antar tiang listrik yang berjarak sekitar
50m untuk memperkirakan posisi di TKP (wawancara pada
Selasa, 6 Desember 2022).
Selain itu, penuangan TKP di sket TKP kasar masih perlu
diperbaiki. Hal ini dikarenakan sket TKP yang dibuat oleh personel
Unit Gakkum Satlantas Polres Demak masih belum menjelaskan
gambaran di TKP secara lengkap, konkret, dan jelas. Gambar terkait
sket TKP kasar Unit Gakkum Satlantas Polres Demak terlampir
dalam lampiran 6 (21).
6. Pelaksanaan Pengaturan Lalu Lintas
Unit Gakkum Satlantas Polres Demak dalam melakukan
pengaturan lalu lintas seringkali dibantu oleh anggota opsnal di
lapangan. “Pelaksanaan pengaturan lalu lintas dibantu anggota
59

opsnal yang sedang melakukan tugas jaga di lapangan” (wawancara


terhadap Kasatlantas Polres Demak, AKP Muhammad Gargarin
Friyandi, S.I.K., M.H., pada Senin, 10 Oktober 2022). “Jadi, setiap
ada kecelakaan lalu lintas kita selalu mempergunakan anggota
opsnal yang berada di lapangan terutama di pos polisi terdekat untuk
mengatur arus lalu lintas” (wawancara terhadap Kanitgakkum
Satlantas Polres Demak, Iptu Bambang Susilo, S.H., M.M., pada
Jumat, 7 Oktober 2022).
Sementara anggota opsnal sedang melakukan pengaturan
lalu lintas, anggota Unit Gakkum Satlantas Polres Demak melakukan
penanganan TKP kecelakaan lalu lintas. “Untuk yang melakukan
pengaturan lalu lintas dibantu oleh anggota opsnal di lapangan yang
berada di pos. Untuk Unit Gakkum fokus penanganan kecelakaan
lalu lintas” (wawancara terhadap Anggota Regu 2 Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak, Bripka Samsul Huda, S.H., M.M., pada
Sabtu, 8 Oktober 2022). Gambar terkait anggota yang melaksanakan
pengaturan lalu lintas di TKP terlampir dalam lampiran 6 (22).
Akan tetapi, berdasarkan pengamatan (observation) yang
dilaksanakan oleh penulis ditemukan bahwa petugas tidak
membawa rambu peringatan petunjuk arah dan papan informasi
pada saat penanganan kecelakaan lalu lintas di TKP.
d. Segi Pengawasan (Controlling)
Pengawasan dalam penanganan kecelakaan lalu lintas Unit Gakkum
Polres Demak dilakukan oleh atasan langsung, yaitu Kasatlantas dan
Kanitgakkum. Mereka selalu hadir pada saat ada kecelakaan menonjol.
Akan tetapi, apabila kecelakaan biasa hanya hadir Kanit atau anggota unit
saja. “Setiap kejadian laka menonjol, Kasat dan Kanit selalu hadir di lokasi
sehingga dalam pengawasan anggota dapat berjalan baik. Namun, apabila
kecelakaan biasa dapat dari Kanit dan anggota unit saja” (wawancara
terhadap Kanitgakkum Satlantas Polres Demak, Iptu Bambang Susilo, S.H.,
M.M., pada Jumat, 7 Oktober 2022). “Pengawasan dari pimpinan dapat
60

dilaksanakan dengan menanyakan kesulitan dan kendala oleh Kanit dan


Kasat. Biasanya juga dilakukan gelar perkara awal. Untuk Kanit biasanya
menyesuaikan dari kondisi korban apabila datang ke lokasi. Untuk korban
meninggal dunia, Kanit biasanya datang ke lokasi. Namun, apabila kerugian
hanya materiil dan luka ringan cenderung hanya memantau anggota di
lapangan dari kantor Unit Gakkum” (wawancara terhadap Anggota Regu 2
Unit Gakkum Satlantas Polres Demak, Bripka Samsul Huda, S.H., M.M.,
pada Sabtu, 8 Oktober 2022). Gambar terkait pengawasan langsung dari
Kanitgakkum terlampir dalam lampiran 6 (23).
Selain pengawasan langsung dari Kasatlantas maupun
Kanitgakkum, setiap kejadian kecelakaan lalu lintas akan dilaporkan melalui
grup WhatsApp. Pernyataan ini diutarakan oleh Anggota Regu 3 Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak, Aipda Tugiharto, S.H., sebagai berikut:
Pelaksanaan wasdal biasa dilakukan oleh Kanitgakkum dan
diteruskan kepada Pawasdik (Pengawas penyidikan) yang dijabat
oleh KBO Lantas Polres Demak. Pengawasan di lapangan dilakukan
oleh Kanitgakkum dan Kapok (Ketua Kelompok/regu) masing-
masing regu. Selain itu, setiap kejadian kecelakaan lalu lintas akan
dilaporkan melalui WhatsApp ke Kanitgakkum (wawancara Rabu, 12
Oktober 2022).
Melalui grup ini, pimpinan juga dapat memberikan jukrah (petunjuk
dan arahan) terkait dengan tindak lanjut dari pelaksanaan penanganan
kecelakaan lalu lintas di lapangan. Gambar terkait laporan anggota via grup
Whatsapp terlampir dalam lampiran 6 (24).
Saat ini, Unit Gakkum Satlantas Polres Demak juga telah
memanfaatkan aplikasi IRSMS (Integrated Road Safety Management
System) dan aplikasi DORS (Daily Operation Reporting System). Aplikasi
ini dapat memudahkan pimpinan dalam memantau setiap LP (Laporan
Polisi) kecelakaan lalu lintas yang terjadi serta detail kejadiannya.
Perbedaan kedua aplikasi ini adalah aplikasi IRSMS dimiliki oleh Korlantas
Polri, sedangkan DORS diawaki oleh Bagops (mencakup lebih banyak
satuan fungsi teknis kepolisian). Gambar terkait aplikasi IRSMS dan DORS
terlampir dalam lampiran 6 (25) dan (26).
61

Perlu diketahui pula bahwa Satlantas Polres Demak juga memiliki


website resmi, yaitu https://www.lantasresdemak.com/. Website ini berisi
profil, pelayanan, dan berita terkini terkait Satlantas Polres Demak. Di
samping itu, website ini juga memiliki form aduan masyarakat. Form ini
dapat digunakan untuk mengadukan keluhan masyarakat terhadap
Satlantas Polres Demak termasuk Unit Gakkum Satlantas Polres Demak.
Saat ada keluhan, operator website ini akan melakukan capture keluhan
tersebut. Selanjutnya, keluhan akan diteruskan kepada Kasatlantas guna
memberikan tanggapan terhadap aduan tersebut. Gambar terkait dengan
website Satlantas Polres Demak terlampir dalam lampiran 6 (27).

3.1.5 Optimalisasi Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas Oleh Unit


Gakkum Satlantas Polres Demak Untuk Mewujudkan
Kamseltibcarlantas
Berikut penulis identifikasi optimalisasi penanganan kecelakaan lalu
lintas dalam cakupan kompetensi personel yang terbagi menjadi 3 indikator,
antara lain pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap
(attitude).
1. Pengetahuan (Knowledge)
Pada saat penelitian, penulis mengidentifikasi masih
banyaknya personel yang belum memiliki skep penyidik/penyidik
pembantu, dikjur, prolat, dan sertifikasi. Hal ini dapat dilihat dari
persentase anggota yang telah mempunyai skep penyidik/penyidik
pembantu yang hanya mencapai angka 35,7 persen, 21,4 persen
yang telah mengikuti dikjur, 7,1 persen yang telah mengikuti prolat,
dan hanya 14,2 persen sudah tersertifikasi. Jumlah ini tentu dapat
menghambat pelaksanaan penanganan kecelakaan lalu lintas di
lapangan. Berikut tabel data personel Unit Gakkum Satlantas Polres
Demak yang telah mempunyai skep penyidik/penyidik pembantu,
dikjur, prolat, dan sertifikasi.
62

Tabel 3. 4
Data Personel Unit Gakkum Satlantas Polres Demak Yang
Mempunyai Skep Penyidik/Penyidik Pembantu, Dikjur, Prolat, dan
Sertifikasi
SKEP
SERTIFI
NO JABATAN PENYIDIK / DIKJUR PROLAT
KASI
P.PEMBANTU
1 KANIT GAKKUM 1 1 1 -
ANGGOTA UNIT
2 4 2 - 2
GAKKUM
JUMLAH 5 3 1 2
PERSENTASE
35,7% 21,4% 7,1% 14,2%
*(total anggota=14 pers)
Sumber: Urmin Unit Gakkum Satlantas Polres Demak, 2022.

Kurangnya aspek pengetahuan anggota ini juga disampaikan


oleh Kasatlantas Polres Demak, AKP Muhammad Gargarin Friyandi,
S.I.K., M.H., sebagai berikut:
Hanya sebagian anggota yang sudah mengikuti pendidikan
dan pelatihan khususnya dalam penanganan kecelakaan lalu
lintas. Beberapa anggota masih ada yang belum mengikuti
dikjur, prolat, maupun sertifikasi. Terkadang hal ini
menyulitkan anggota khususnya di kelompok atau regu I yang
masih belum terdapat anggota yang memiliki skep penyidik/
penyidik pembantu, dikjur, prolat, maupun sertifikasi
(wawancara pada Senin, 10 Oktober 2022).
Pada umumnya, personel Unit Gakkum Satlantas Polres
Demak belajar tentang penanganan kecelakaan lalu lintas melalui
senior terdahulu. “Kita biasanya belajar dari senior terdahulu yang
sudah berpengalaman untuk belajar tentang penanganan
kecelakaan lalu lintas” (wawancara terhadap Anggota Regu 1 Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak, Bripka Ahmad Khotib, pada
Selasa, 6 Desember 2022). Beliau juga menambahkan:
Untuk anggota, apabila ingin mempunyai skep
penyidik/penyidik pembantu harus melaksanakan dikjur
terlebih dahulu. Selain itu, ia juga harus mempunyai gelar S-
1. Untuk dikjur, kendalanya untuk anggota harus bergantian
karena memiliki kuota per Polres 1 orang. Ini juga sudah
merupakan kebijakan Polda karena Polda juga diberi kuota
terbatas. Prolat sudah sering dilakukan setiap akhir tahun di
63

SPN Purwokerto. Untuk sertifikasi dilakukan di Polda sekitar


1 minggu (wawancara pada Selasa, 6 Desember 2022).
Pernyataan di atas juga didukung oleh pendapat
Kasubbagdalpers SDM Polres Demak, Iptu Supriyanto, sebagai
berikut:
Syarat untuk mengajukan skep penyidik diantaranya harus
sudah mengikuti Dikbangspes dan sudah sarjana S-1.
Setelah itu, baru bisa diajukan untuk mendapatkan skep
penyidik. Setiap bulan, mabes memberikan kuota untuk tiap
Polda untuk mengirimkan anggotanyanya untuk mengambil
skep penyidik. Kouta tersebut terbatas. Akan tetapi, belum
tentu anggota yang mengajukan berangkat untuk
melaksanakan dikjur/dikbang. Di Polda Jateng saja terdapat
lebih dari 30 polres. Namun, kuotanya hanya sedikit.
Terkadang hanya 10 orang. Belum tentu semua polres
mendapatkan kuota tersebut (wawancara pada Senin, 12
Desember 2022).
Berdasarkan keterangan di atas, kendala anggota dalam
mengikuti pendidikan secara garis besar adalah kuota dari Polres
atau Polda. Selain itu, pendidikan yang diadakan juga tidak rutin.
Artinya, anggota harus menunggu waktu-waktu yang telah
ditentukan untuk melaksanakan pendidikan.
2. Keterampilan (Skill)
Indikator selanjutnya adalah keterampilan (skill) yang dimiliki
oleh personel Unit Gakkum Satlantas Polres Demak dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya. Dalam penanganan
kecelakaan lalu lintas, kita dapat melihat keterampilan petugas dari
pelaksanaan penanganan kecelakaan lalu lintas yang telah
terlaksana. Berdasarkan penelitian di lapangan, penulis menemukan
bahwa keterampilan anggota dalam penanganan kecelakaan lalu
lintas masih kurang optimal. Kurang optimalnya penanganan
kecelakaan lalu lintas ini terutama didominasi dari keterampilan
petugas dalam pengamanan TKP dan olah TKP yang masih belum
sesuai dengan Perkap Nomor 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas.
64

3. Sikap (Attitude)
Sikap (attitude) Unit Gakkum Satlantas Polres Demak
tercermin dari tingkat keseriusannya dalam menunaikan tugas dan
tanggung jawab. Pada saat penelitian, penulis menemukan bahwa
petugas masih belum maksimal dalam pembagian regu yang menuju
TKP. Dari 4 orang yang piket, hanya 2 orang yang datang ke TKP,
sedangkan 2 orang lainnya stand by di kantor. Selain itu, keseriusan
dalam pengamanan TKP dan olah TKP juga masih kurang maksimal
sehingga keamanan dan keselamatan petugas, korban, saksi, dan
tersangka masih belum terjaga. Pada saat pelaksanaan pengukuran
di TKP, anggota juga kurang serius dalam mengukur jarak di TKP
maupun penuangan hasilnya di sket TKP. Dalam observasi yang
dilaksanakan oleh penulis, penulis juga menemukan bahwa petugas
tidak membawa perlengkapan penanganan kecelakaan, seperti
rambu peringatan petunjuk arah, papan informasi, dan TKP kit.

3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Awal


Pada poin ini, penulis membagi faktor-faktor yang mempengaruhi
kondisi awal berdasarkan teori FFA (force field analysis), yaitu faktor
pendukung dan faktor penghambat. Selanjutnya, penulis
mengklasifikasikan kedua faktor tersebut ke dalam sudut pandang internal
dan eksternal organisasi sebagai berikut:

3.2.1 Faktor Pendukung


Faktor-faktor yang mendukung optimalisasi penanganan kecelakaan
lalu lintas oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak untuk mewujudkan
kamseltibcarlantas dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Secara Internal Organisasi
1. DSP Anggota Tercukupi
Unit Gakkum Satlantas Polres Demak telah mencukupi DSP
(Daftar Susunan Personel) anggota. Meskipun belum mempunyai
65

anggota PNS sebanyak 4 orang, seluruh aspek personel pada Polri


sudah terpenuhi bahkan melebihi DSP yang ada. Pada DSP, jumlah
anggota Polri hanya tercantum sebanyak 11 personel. Akan tetapi,
anggota Polri di unit ini berjumlah 14 personel. Selain itu, ada pula
tambahan 1 (satu) orang Pekerja Harian Lepas (PHL) untuk
membantu sistem administrasi unit ini. Jumlah ini mengakibatkan
jumlah anggota Unit Gakkum Satlantas menjadi 15 orang dan telah
sesuai dengan Perpol Nomor 2 Tahun 2021 tentang SOTK pada
Tingkat Polres dan Polsek.
2. Perlengkapan Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas Tercukupi
Secara umum, perlengkapan penanganan kecelakaan lalu
lintas Unit Gakkum Satlantas Polres Demak sudah mencukupi. Unit
ini mempunyai alat pengamanan TKP (seperti traffic cone dan papan
tanda peringatan), kotak peralatan kecelakaan lalu lintas atau TKP
kit, dan peralatan PPGD. Selain itu, unit ini juga memiliki peralatan
pendukung lainnya, seperti APAR (Alat Pemadam Api Ringan), alat
pemecah kaca, dan lain-lain.
3. Pemberian Reward Kepada Anggota
Polres Demak juga selalu memberikan penghargaan terhadap
anggotanya yang memperoleh penghargaan. Pemberian reward ini
merupakan bentuk kepedulian dan penghargaan dari pimpinan atas
jasa yang telah dilakukan oleh anggota. Unit Gakkum telah
memberikan beberapa reward berupa piagam penghargaan dari
Kapolres untuk petugas yang berprestasi. Gambar terkait pemberian
penghargaan dari Kapolres dan contoh lampiran piagam
penghargaan terlampir dalam lampiran 6 (28) dan (29).
b. Secara Eksternal Organisasi
1. Satgas Quick Response
Unit Gakkum Satlantas Polres Demak mempunyai Satgas
Quick Response dalam membantu penanganan kecelakaan lalu
lintas di Polres Demak khususnya dalam menolong korban. Satgas
66

ini merupakan gabungan dari berbagai unsur dan stakeholders.


Satgas ini terdiri dari unsur Polri, rumah sakit, PMI, Dinas
Perhubungan, Satpol PP, Damkar, Jasa Raharja, dan BPBD.
2. Aplikasi Mic Visio
Aplikasi ini merupakan aplikasi pendukung dari microsoft yang
digunakan dalam membantu pembuatan sket TKP kecelakaan lalu
lintas. Aplikasi ini memudahkan dan mempercepat pembuatan sket
TKP dan langsung menuangkannya dalam kertas milimeter block.
Gambar terkait aplikasi Mic Visio terlampir dalam lampiran 6 (30).
Sayangnya, hanya sedikit anggota yang mempunyai aplikasi
ini. “Untuk di regu 1, kita hanya memiliki di 1 komputer yang terdapat
aplikasi Microsoft Visio meskipun kita punya 3 komputer. Untuk regu
lain juga sudah memiliki masing-masing 1 di tiap regu” (wawancara
terhadap Anggota Regu 1 Unit Gakkum Satlantas Polres Demak,
Bripka Ahmad Khotib, pada Selasa, 6 Desember 2022). Ia juga
menambahkan bahwa aplikasi ini harus menggunakan Windows 7.
“Untuk aplikasi Microsoft Visio harus menggunakan Windows 7. Hal
tersebut menyulitkan anggota dalam membuat sket TKP”
(wawancara terhadap Anggota Regu 1 Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak, Bripka Ahmad Khotib, pada Selasa, 6 Desember
2022).
3. Aplikasi Si Pantas Aksi
Aplikasi Si Pantas Aksi (Sistem Pantauan Lalu Lintas Akurat
dan Terintegrasi) merupakan aplikasi yang dimiliki oleh Dinas
Perhubungan yang berfungsi untuk menampilkan tampilan CCTV
secara realtime pada beberapa titik di jalan utama Demak. Aplikasi
tersebut dapat diunduh oleh semua jenis kalangan masyarakat.
Aplikasi ini tentu dapat memudahkan anggota dalam melihat adanya
kecelakaan lalu lintas di lapangan. Dengan aplikasi ini, penanganan
kecelakaan lalu lintas dapat lebih cepat ditangani. Gambar terkait
aplikasi Si Pantas Aksi terlampir dalam lampiran 6 (31).
67

Namun, tidak semua Anggota Unit Gakkum Satlantas Polres


Demak memiliki aplikasi ini. Mereka juga belum mempunyai MoU
maupun SOP dengan Dishub mengenai pemanfaatan aplikasi ini.
Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Anggota Regu 1 Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak, Bripka Ahmad Khotib, sebagai berikut:
Untuk aplikasi Si Pantas Aksi, saya sudah mempunyai
aplikasi tersebut. Akan tetapi, tidak semua anggota
mempunyai aplikasi tersebut. Aplikasi tersebut merupakan
aplikasi dari Dishub untuk melihat situasi arus lalu lintas dan
kecelakaan lalu lintas yang terjadi. Saya waktu itu meminta
kepada anggota Dishub. Untuk aplikasi tersebut, kami belum
memiliki MoU dengan Dishub dan belum ada SOP tentang hal
itu. Di regu 1, hanya saya yang memiliki aplikasi tersebut.
(wawancara pada Selasa, 6 Desember 2022).
4. Adanya Derek
Saat ini, Unit Gakkum Satlantas Polres Demak juga telah
bekerja sama dengan pihak derek milik swasta guna mengevakuasi
kendaraan yang terlibat kecelakaan lalu lintas sehingga tidak
menghambat arus lalu lintas. “Selain itu, kita juga menggunakan
fasilitas milik swasta seperti derek dan crane untuk mengevakuasi
kecelakaan yang melibatkan kendaraan berat supaya tidak
menghambat arus lalu lintas di TKP kecelakaan lalu lintas tersebut”
(wawancara terhadap Anggota Regu 3 Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak, Aipda Tugiharto, S.H., pada Rabu, 12 Oktober 2022).
Gambar terkait derek terlampir dalam lampiran 6 (32).
Pihak ketiga penyedia derek ini selalu menempatkan
kendaraannya di dekat area Polres Demak agar mudah dihubungi.
Hal ini disampaikan oleh Anggota Regu 1 Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak, Bripka Ahmad Khotib, sebagai berikut:
Untuk derek, kami telah membuat kerja sama dengan pihak
ketiga dari daerah Kudus. Derek tersebut selalu stand by di
depan kantor Dishub (dekat kantor Samsat) dan selalu bisa
digunakan 24 jam. Untuk pembayaran dibebankan kepada
pemilik kendaraan yang mengalami kecelakaan (wawancara
pada Selasa, 6 Desember 2022).
68

Pendapat ini juga didukung oleh pernyataan pihak derek,


Yanto, saat FGD pada Selasa, 20 Desember 2022. Ia mengatakan,
“Kalau dari derek, setiap ada informasi yang membutuhkan
penderekan akan selalu siap. Kami selalu stand by di Trengguli”.

3.2.2 Faktor Penghambat


Faktor-faktor yang menghambat optimalisasi penanganan
kecelakaan lalu lintas oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak untuk
mewujudkan kamseltibcarlantas dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Secara Internal Organisasi
1. Kurangnya Dukungan Anggaran Dinas
Berdasarkan jumlah anggaran yang tersedia dalam DIPA,
Unit Gakkum Polres Demak hanya mempunyai kuota volume kasus
sebesar 283 perkara. Padahal jumlah kasus pada triwulan I 2022 dan
triwulan II 2022 saja sudah mencapai 376 kasus. Hal ini tentu sangat
berpengaruh terhadap pelaksanaan penanganan kecelakaan lalu
lintas yang dilakukan oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak
untuk mewujudkan kamseltibcarlantas.
2. Kurangnya Kendaraan Dinas
Unit Gakkum Satlantas Polres Demak hanya memiliki 1 (satu)
unit kendaraan R4. Jumlah ini menghambat petugas apabila terjadi
kecelakaan di dua TKP yang berbeda pada satu waktu. Akibatnya,
petugas harus menyelesaikan TKP pertama terlebih dahulu sebelum
mendatangi TKP kedua. Selain itu, kurangnya jumlah kendaraan
dinas juga membahayakan keselamatan petugas apabila kendaraan
yang seharusnya dimanfaatkan sebagai pengaman TKP, namun
digunakan untuk mengantarkan korban ke rumah sakit.
3. Kurangnya Kompetensi Anggota
Kompetensi anggota Unit Gakkum Satlantas Polres Demak
masih menjadi permasalahan yang cukup krusial. Petugas yang
memiliki skep penyidik/penyidik pembantu masih sangat sedikit,
69

yaitu hanya 35,7 persen. Selain itu, anggota yang sudah mengikuti
dikjur juga hanya 21,4 persen, 7,1 persen yang telah mengikuti
prolat, dan 14,2 persen yang sudah tersertifikasi.
4. Kurang Efektifnya Pembagian Regu Piket
Pembagian regu piket di Unit Gakkum Satlantas Polres
Demak masih belum efektif. Pada regu 1 dan 3, hanya 2 orang yang
ke TKP untuk melaksanakan penanganan kecelakaan lalu lintas dari
4 petugas yang melaksanakan dinas jaga. Sementara itu, dua orang
lainnya stand by di kantor. Hal ini tentu menyebabkan penanganan
kecelakaan lalu lintas di TKP tidak optimal karena tidak
memanfaatkan semua SDM yang ada.
b. Secara Eksternal Organisasi
1. Jalur Demak Padat
Wilayah hukum Polres Demak tergolong daerah yang memiliki
lalu lintas yang ramai. Demak memiliki jalur nasional, jalur provinsi,
dan jalur kabupaten. Selain itu, adanya Jalur Pantura yang selalu
ramai juga menyebabkan padatnya arus lalu lintas di Demak.
2. Cuaca
Cuaca seringkali menjadi faktor yang penting dalam
penanganan kecelakaan lalu lintas terutama saat hujan.
Penanganan kecelakaan lalu lintas menjadi terkendala bila cuaca
sedang hujan. “Kendala yang sering dihadapi yaitu pada saat cuaca
hujan. Anggota sering sulit untuk menandai barang bukti dengan
pilok karena selalu rusak dengan air hujan” (wawancara terhadap
Anggota Regu 2 Unit Gakkum Satlantas Polres Demak, Bripka
Samsul Huda, S.H., M.M., pada Sabtu, 8 Oktober 2022). “Kendala
utamanya adalah cuaca. Apabila sedang melaksanakan
penanganan TKP saat hujan terutama mencari barang bukti
goresan, maka akan sulit karena terkena air hujan” (wawancara
terhadap Anggota Regu 1 Unit Gakkum Satlantas Polres Demak,
Bripka Ahmad Khotib, pada Selasa, 6 Desember 2022).
70

3. Masyarakat Tidak Tahu Cara Melapor, Takut Melapor,


Maupun Menolak Untuk Ditangani Oleh Polisi
Beberapa masyarakat wilayah hukum Polres Demak masih
memiliki kecenderungan untuk takut melaporkan kejadian
kecelakaan lalu lintas yang dialaminya. Mereka lebih suka
menyelesaikan masalah secara kekeluargaan. Selain itu, beberapa
kalangan masyarakat juga tidak tahu cara melaporkan kejadian
kecelakaan maupun menolak untuk ditangani oleh Polisi. Penulis
juga menemukan bahwa seringkali masyarakat yang datang ke
kantor polisi hanya untuk mengurus laporan polisi terkait adanya
kecelakaan lalu lintas yang sudah lampau. Tujuannya adalah untuk
mengurus asuransi dari BPJS maupun Jasa Raharja yang
memerlukan laporan polisi.
4. Kendala Mencari Keterangan Awal di TKP
Beberapa personel Unit Gakkum Satlantas Polres Demak
mengakui kesulitan dalam memintai keterangan awal di TKP.
Sebagian masyarakat ada yang menolak dan tidak mau memberikan
keterangan. Hal ini tentu menghambat pelaksanaan penanganan
kecelakaan lalu lintas di TKP.
5. Rusaknya Status Quo TKP
Pada beberapa kasus, status quo TKP seringkali rusak saat
petugas sampai di lokasi. Konotasi rusak di poin ini mengacu kepada
keaslian TKP yang rusak akibat dari adanya masyarakat yang masuk
ke lokasi TKP. “Tantangannya adalah untuk menganalisa proses
terjadinya kecelakaan terhadap infomasi dan bukti-bukti yang
ditemukan di TKP dikarenakan keaslian dan status quo di TKP
terkadang sering rusak” (wawancara terhadap Anggota Regu 3 Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak, Aipda Tugiharto, S.H., pada Rabu,
12 Oktober 2022). Gambar terkait rusaknya status quo TKP terlampir
dalam lampiran 6 (33).
71

BAB IV

LANGKAH-LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

4.1 Aktualisasi Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas oleh Unit


Gakkum Satlantas Polres Demak Untuk Mewujudkan
Kamseltibcarlantas
Penanganan kecelakaan lalu lintas yang baik merupakan modal
dasar dalam mendukung terwujudnya kamseltibcarlantas. Penanganan
kecelakaan lalu lintas yang cepat, tepat, dan berhasil tentu akan
berimplikasi positif terhadap kenyamanan pengguna jalan. Namun,
penanganan kecelakaan lalu lintas yang dilakukan oleh Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak masih terdapat ruang untuk dilaksanakan
perbaikan. Berikut kondisi yang diharapkan serta pemecahan masalah dari
aktualisasi penanganan kecelakaan lalu lintas.

4.1.1 Kondisi yang Diharapkan


Dasar hukum pada pelaksanaan penanganan kecelakaan lalu lintas
di Indonesia telah dijabarkan secara khusus pada Perkap Nomor 15 Tahun
2013 tentang Tata Cara Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas. Pada Pasal
2 peraturan tersebut menyebutkan bahwa tujuan dari peraturan ini adalah
sebagai pedoman bagi anggota Polri dalam penanganan kecelakaan lalu
lintas dan tertib administrasi, serta terwujudnya penanganan kecelakaan
lalu lintas secara profesional. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,
anggota Polri juga harus melaksanakan prinsip-prinsip dalam penanganan
kecelakaan lalu lintas sebagamana tercantum dalam Pasal 3 peraturan
tersebut. Prinsip tersebut, antara lain:
a) transparan, yaitu penanganan kecelakaan lalu lintas yang
dilakukan secara terbuka agar masyarakat memperoleh infomasi
secara benar dan jelas mengenai hal-hal yang terkait dengan
kecelakaan lalu lintas;
b) akuntabel, yaitu penanganan kecelakaan lalu lintas yang
pelaksanaan dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan;

71
72

c) efektif dan efisien, yaitu penanganan kecelakaan lalu lintas yang


dilakukan secara cepat, tepat, dan berhasil untuk
menyelamatkan korban, pengamanan TKP, dan pengumpulan
alat bukti; dan
d) terpadu, yaitu dalam penanganan kecelakaan lalu lintas saling
koordinasi antara unsur-unsur internal Polri dan instansi terkait.
Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kualitas dan
profesionalisme dalam penanganan kecelakaan lalu lintas guna mencapai
tujuan dan prinsip yang telah ditetapkan. Berikut kondisi yang diharapkan
dari segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan
penanganan kecelakaan lalu lintas di Polres Demak.
a. Kondisi yang Diharapkan dari Perencanaan Penanganan
Kecelakaan Lalu Lintas oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak
1. Unit Gakkum Satlantas Polres Demak perlu melakukan revisi
terhadap SOP penanganan kecelakaan lalu lintas dan Job
Description Satuan Lalu Lintas Polres Demak. Hal ini
dikarenakan SOP dan Job Description tersebut masih
mengacu pada Perkap Nomor 23 Tahun 2010 tentang SOTK
pada tingkat Polres dan Polsek. Padahal peraturan tersebut
seharusnya sudah mengacu pada Perpol Nomor 2 Tahun
2021 tentang SOTK pada tingkat Polres dan Polsek.
2. Perlu adanya pemenuhan anggaran penanganan kecelakaan
lalu lintas. Hal ini disebabkan karena adanya ketimpangan
antara jumlah kecelakaan lalu lintas yang terjadi dengan
anggaran yang tercantum dalam DIPA. Hal ini tentu akan
mempengaruhi pelaksanaan tugas personel.
3. Perlu adanya solusi untuk mengatasi terbatasnya kendaraan
dinas di Unit Gakkum Satlantas Polres Demak. Petugas
beberapa kali mengeluhkan ketika terdapat dua atau lebih
TKP kecelakaan lalu lintas yang berjauhan pada saat yang
bersamaan maupun tidak adanya kendaraan yang digunakan
untuk mengamankan TKP saat kendaraan ini digunakan untuk
mengantar korban ke fasilitas kesehatan terdekat. Hal ini tentu
73

berimplikasi terhadap kesiapan dan kesigapan petugas.


b. Kondisi yang Diharapkan dari Pengorganisasian Penanganan
Kecelakaan Lalu Lintas Oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak
Dalam lingkup pengorganisasian, Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak memerlukan adanya kesatuan pandangan untuk
mengatasi inkonsistensi pembagian regu piket yang datang ke TKP.
Setiap regu memiliki sistem pembagian tugas masing-masing. Pada
regu 2, semua anggota regu (4 orang) datang ke TKP saat ada
kecelakaan lalu lintas, sedangkan pada regu 1 dan regu 3, anggota
yang melaksanakan penanganan kecelakaan lalu lintas hanya
berjumlah 2 (dua) orang dan 2 (dua) orang lainnya stand by di kantor.
c. Kondisi yang Diharapkan dari Pelaksanaan Penanganan
Kecelakaan Lalu Lintas oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak
Berikut kondisi yang diharapkan dari pelaksanaan penanganan
kecelakaan lalu lintas, antara lain:
1. Unit Gakkum Satlantas Polres Demak perlu meningkatkan
sosialisasi tentang tata cara pelaporan kecelakaan lalu lintas.
Hal ini dilatarbelakangi adanya indikasi masyarakat yang takut
dan/atau tidak tahu cara untuk melapor kepada polisi maupun
menolak untuk ditangani oleh polisi. Pada Pasal 9 Ayat (1)
Perkap Nomor 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas mengamanatkan bahwa
“Setiap kesatuan Polri menyediakan dan menginformasikan
nomor telepon, nomor pesan singkat, media online, dan
alamat surat elektronik di SPKT kepada masyarakat”. Namun,
sosialisasi tersebut masih belum dilaksanakan. “Selain itu,
personelnya itu tadi belum maksimal melakukan edukasi
kepada masyarakat terutama dalam mensosialisasikan terkait
aturan tentang lalu lintas dan etika berlalu lintas” (wawancara
terhadap Kapolres Demak, AKBP Budi Adhy Buono, S.H.,
S.I.K., M.H., pada Selasa, 20 Desember 2022). Salah satu
74

korban kecelakaan lalu lintas, Ahmad Nurul Kamaluddin, juga


memberikan sarannya, “Namun, menurut saya mungkin perlu
adanya penjelasan yang lebih mendetail mengenai tata cara
pelaporan kepada polisi dan administrasi yang harus dibawa”
(wawancara pada Jumat, 15 Oktober 2022).
2. Perlu adanya perubahan sistem dalam mendatangi TKP. Saat
pengamatan (observation), penulis mememukan bahwa
waktu yang diperlukan anggota untuk datang ke TKP masih
lama terutama pada TKP yang letaknya jauh dari kantor Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak. Hal ini menyebabkan
penanganan kecelakaan lalu lintas menjadi tidak efektif dan
efisien karena harus menunggu petugas yang datang ke TKP
untuk melakukan TPTKP dan kegiatan lainnya. Selain itu,
status quo TKP juga dapat rusak oleh masyarakat yang belum
memahami pentingnya orisinalitas TKP. Berdasarkan Pasal
11 Ayat (1) dan (2) Perkap Nomor 15 Tahun 2013 tentang
Tata Cara Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas disebutkan
(1) Setelah menerima laporan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8, petugas Sentra Pelayanan Kepolisian
Terpadu wajib segera menginformasikan laporan
kepada petugas kepolisian terdekat dan/atau Unit
Kecelakaan Lalu Lintas.
(2) Petugas kepolisian terdekat dan/atau Unit Kecelakaan
Lalu Lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
segera mendatangi TKP, melakukan Tindakan
Pertama di TKP, Pemberian Pertolongan Pertama, dan
khusus Petugas Unit Kecelakaan Lalu Lintas
melaksanakan Olah TKP.
Pernyataan di atas memberikan isyarat bahwa petugas
yang boleh menangani kecelakaan lalu lintas tidak hanya Unit
Kecelakaan Lalu Lintas (saat ini disebut Unit Penegakan
Hukum atau Unit Gakkum) saja. Namun, petugas kepolisian
terdekat juga diperbolehkan untuk melakukan tindakan
pertama di TKP dan pemberian pertolongan pertama.
75

3. Perlunya intensifikasi pemanfaatan Satgas Quick Response


dalam menolong korban. Hal ini telah tercantum dalam Pasal
18 Ayat (1) huruf b Perkap Nomor 15 Tahun 2013 tentang Tata
Cara Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas yang menyatakan
bahwa untuk mempercepat penanganan kecelakaan lalu
lintas, pada setiap unit kecelakaan lalu lintas atau kantor
kepolisian “dapat didukung dengan mobil ambulans dan mobil
derek”. Selanjutnya, dijelaskan pula dalam Pasal 19 ayat (1)
bahwa “Petugas Polri dan/atau bersama dengan petugas
medis yang mendatangi TKP wajib segera memberikan
pertolongan pertama agar kondisi korban tidak menjadi lebih
buruk”. Namun, pada pelaksanaannya justru satgas ini hanya
digunakan untuk kecelakaan menonjol maupun ketika ada
laporan korban di TKP. Petugas juga sering menolong korban
secara individu. Padahal, kemampuan personel Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak hanya terbatas pada Pertolongan
Pertama Gawat Darurat (P2GD). Selain itu, perlu juga dibuat
SOP penanganan kecelakaan lalu lintas melalui Satgas Quick
Response agar proses menolong korban dapat lebih optimal.
4. Perlunya peningkatan profesionalisme petugas dalam
pelaksanaan TPTKP. Kompetensi petugas dalam
mengamankan TKP dinilai masih minim. Saat observasi,
penulis menemukan bahwa petugas tidak menempatkan
traffic cone, tidak menempatkan mobil dinas di belakang TKP,
dan tidak menyalakan lampu rotator berwarna biru. Hal ini
bertentangan dengan Pasal 22 Ayat (1) Perkap Nomor 15
Tahun 2013 tentang Tata Cara Penanganan Kecelakaan Lalu
Lintas yang menyebutkan bahwa:
(1) Dalam melaksanakan pengamanan TKP, petugas
menentukan tata letak alat pengamanan TKP
dengan prosedur sebagai berikut:
76

a. kendaraan unit kecelakaan lalu lintas wajib


ditempatkan pada posisi menyudut atau serong
lebih kurang 30 derajat searah TKP, dengan
jarak 10 meter dari kendaraan yang terlibat
kecelakaan lalu lintas atau korban;
b. posisi kendaraan petugas yang dilengkapi
lampu rotator berwarna biru wajib dinyalakan
selama proses pengamanan berlangsung; dan
c. kerucut lalu lintas wajib ditempatkan
sedemikian rupa di bagian jalan arah
datangnya arus lalu lintas untuk jalur jalan satu
arah atau di dua bagian jalan untuk jalur jalan
dua arah dengan menggunakan rumus jarak
henti.
Gambar terkait tata letak alat pengamanan TKP untuk
jalur satu arah dan dua arah sesuai lampiran B Perkap Nomor
15 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penanganan Kecelakaan
Lalu Lintas terlampir dalam lampiran 6 (34) dan (35).
Selain itu, penulis juga menemukan banyaknya
masyarakat yang memasuki TKP, petugas kesulitan mencari
keterangan awal di TKP, dan tidak dilaksanakannya
penandaan di TKP. Fakta ini tentu bertentangan dengan
Pasal 23 Ayat (1) Perkap Nomor 15 Tahun 2013 tentang Tata
Cara Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas.
(1) Petugas Polri dalam melaksanakan pengamanan
TKP wajib:
a. melarang setiap orang yang tidak
berkepentingan masuk ke TKP yang telah
diberi batas;
b. mengamankan tersangka dan mencatat
identitas saksi; dan
c. membuat tanda di TKP.
5. Saat olah TKP, petugas sudah melaksanakan pengamatan,
pengumpulan bukti, dan dokumentasi dengan baik. Namun,
petugas masih perlu melakukan pengukuran dengan baik dan
benar. Selain itu, sketsa TKP kasar yang dibuat juga perlu
diperbaiki agar dapat menggambarkan TKP secara lebih jelas
dan konkret sehingga akuntabilitas penanganan kecelakaan
77

lalu lintas dapat terjaga. Adapun Pasal 31 Ayat (1) huruf c dan
d Perkap Nomor 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas menyebutkan bahwa
pembuatan gambar atau sketsa TKP meliputi beberapa
langkah, antara lain:
c. melakukan pengukuran di TKP sebagai dasar
untuk menentukan jarak antartitik dengan metode
garis alas dan/atau metode segitiga dan/atau
metode koordinat;
d. menuangkan unsur-unsur di TKP pada gambar
atau sketsa.
6. Perlu adanya perbaikan sistem kerja dan sikap (attitude) saat
pelaksanaan pengaturan lalu lintas. Meskipun sudah dibantu
oleh petugas operasional di lapangan, penulis masih
menemukan bahwa petugas seringkali tidak membawa rambu
peringatan petunjuk arah dan papan informasi ke TKP
kecelakaan lalu lintas. Hal ini bertentangan dengan Pasal 32
Ayat (2) Perkap Nomor 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas menyebutkan bahwa
tindakan pengaturan dilakukan oleh petugas Polri dengan
cara “a. menempatkan rambu peringatan petunjuk arah dan
papan informasi”. Hal ini tentu akan berimplikasi terhadap
kelancaran arus lalu lintas apabila tidak segera diantisipasi.
d. Kondisi yang Diharapkan dari Pengawasan Penanganan
Kecelakaan Lalu Lintas oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak
Berdasarkan Pasal 81 Perkap Nomor 15 Tahun 2013 tentang Tata
Cara Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas disebutkan bahwa metode
pengawasan dan pengendalian kegiatan penyidikan meliputi: a. penelitian
laporan; b. pengawasan melekat; c. petunjuk dan arahan; dan d. supervisi.
Dalam penelitian yang telah dilaksanakan penulis, penulis mendapati
bahwa pengawasan dalam penanganan kecelakaan lalu lintas Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak dilakukan oleh atasan langsung, yaitu Kasatlantas
dan Kanitgakkum. Mereka selalu hadir ketika ada kecelakaan menonjol.
78

Akan tetapi, apabila kecelakaan biasa hanya hadir Kanit atau anggota unit
saja. Oleh karena itu, pengawasan melekat dan pemberian petunjuk serta
arahan yang dilakukan oleh pimpinan perlu ditingkatkan. Selain itu, ada pula
pelaporan via grup Whatsapp, aplikasi IRSMS, dan aplikasi DORS guna
memonitor kecelakaan lalu lintas yang terjadi. Pengawasan terhadap
aplikasi ini juga dapat terus dilakukan dalam rangka penelitian laporan.
Adapun pengawasan yang dapat dilakukan oleh masyarakat via website
Satlantas Polres Demak. Namun, tentunya pengawasan ini masih bisa
untuk dioptimalkan guna terwujudnya kamseltibcarlantas yang maksimal.

4.1.2 Pemecahan Masalah


Berdasarkan uraian yang terdapat pada subbab sebelumnya,
penulis menemukan adanya ketidaksesuaian antara kondisi faktual
penanganan kecelakaan lalu lintas yang dilakukan dengan kondisi yang
diharapkan sebagaimana tercantum dalam Perkap Nomor 15 Tahun 2013
tentang Tata Cara Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas. Dalam menyikapi
hal tersebut, penulis akan menjelaskan pemecahan masalah dari
aktualisasi penanganan kecelakaan lalu lintas oleh unit tersebut.
a. Pemecahan Masalah dari Perencanaan Penanganan Kecelakaan
Lalu Lintas oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak
Dari segi perencanaan, pemecahan masalah yang dapat dilakukan
oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak, yaitu:
1. Permasalahan SOP Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas dan
Job Description Satlantas Polres Demak yang Masih
Mengacu pada Peraturan Lama
Unit Gakkum Satlantas Polres Demak dapat melakukan
pengkajian dan evaluasi terhadap isi SOP dan Job Description yang
telah dibuat. Setelah itu, perlu pula dilakukan pencocokan dan revisi
isi SOP dan Job Description berdasarkan peraturan terbaru. Dengan
demikian, akan tercapai keterpaduan antara peraturan yang ada
dengan SOP dan Job Description.
79

2. Permasalahan Anggaran Dinas yang Belum Memadai


Dalam Pasal 40 Ayat (1) huruf c Perkap Nomor 4 Tahun 2014
Tentang Perubahan Atas Perkap Nomor 22 Tahun 2011 Tentang
Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan di Lingkungan Polri,
disebutkan bahwa dalam anggaran belanja lain-lain terdapat
“dukungan anggaran kegiatan penyelidikan dan penyidikan tindak
pidana”. Selanjutnya, pada Pasal 46 ayat (3) dijelaskan lebih lanjut
bahwa “Penggunaan dana penyelidikan dan penyidikan tindak
pidana disesuaikan dengan kebutuhan riil per kasus dan tidak terikat
pada indeks klasifikasi perkara mudah, sedang, sulit, dan sangat
sulit”. Jadi, anggaran penyelidikan dan penyidikan yang diperoleh
oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak pada awal tahun dengan
indeks 283 kasus bukanlah jumlah yang final. Hal ini disebabkan
karena penggunaan dana tersebut dapat disesuaikan dengan
kebutuhan riil per kasus. Berdasarkan keterangan dari
Paurdalprogar Bagren Polres Demak, Aipda Ali Wartono,
disampaikan pula bahwa Unit Gakkum Satlantas Polres Demak
dapat melakukan revisi anggaran maupun pemanfaatan dana
dukops dengan cara sebagai berikut:
Untuk pengajuan dana dapat dilakukan revisi langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut:
a) Membuat nota dinas ke Kapolres Demak melalui
Kasatlantas.
b) Setelah Kapolres menyetujui, Kapolres akan
mendisposisikan nota dinas ke Kabagren untuk
melakukan revisi anggaran.
c) Kabagren melaporkan revisi anggaran yang telah
diajukan kepada aplikasi SAKTI (Sistem Aplikasi
Keuangan Tingkat Instansi). Aplikasi tersebut dimiliki
oleh Kemenkeu (Kementrian Keuangan). Kabagren
akan melaporkan revisi anggaran tersebut kepada
Kanwil (Kantor Wilayah) di bawah naungan Kemenkeu.
d) Setelah disetujui Kanwil, revisi Rendisgar (Rencana
Pendistribusian Anggaran) akan dikirimkan ke
Kabagren.
e) Kabagren meminta persetujuan dan tanda tangan dari
Kapolres.
80

f) Setelah ditanda tangani oleh Kapolres, revisi anggaran


dapat digunakan oleh Unit Gakkum Satlantas Polres
Demak.
g) Pencairan dana dilakukan oleh Sikeu.
Selain itu, Unit Gakkum Satlantas Polres Demak juga
dapat mengajukan penggunaan dana Dukops (Dukungan
Operasional) dengan metode pengajuan yang sama dengan
revisi anggaran. (wawancara pada Rabu, 30 November
2022).
3. Permasalahan Terbatasnya Kendaraan Dinas
Pasal 58 Ayat (1) Perkap Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Perubahan Atas Perkap Nomor 22 Tahun 2011 Tentang Administrasi
Pertanggungjawaban Keuangan di Lingkungan Polri menyebutkan:
Untuk pengadaan barang/jasa belanja modal yang tidak
dialokasikan biaya proses pelelangan pada tahun anggaran
berjalan, biaya proses pelelangan dapat dialokasikan pada
DIPA tahun anggaran berjalan dengan melakukan revisi DIPA
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Hal ini juga didukung oleh Baurlogistik Polres Demak, Bripda
Rizal Hafiizh, yang menyatakan bahwa:
Mengajukan belanja modal untuk kendaraan dinas dapat
dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a) Unit Gakkum Satlantas Polres Demak membuat
Renbut (Rencana Kebutuhan) dan berkoordinasi
dengan Kasatlantas Polres Demak.
b) Kasatlantas mengkoordinasikan Renbut yang telah
dibuat dengan Kapolres.
c) Kapolres membuat tembusan ke Kabaglog.
d) Kabaglog komulir ke Kabagren untuk selanjutnya
diajukan ke Mabes Polri lewat Polda.
e) Setelah ada pengadaan dari Mabes Polri, Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak akan diprioritaskan untuk
diberi kendaraan dinas karena sudah mengajukan.
Selain itu, kita juga dapat berkerja sama dengan
instansi terkait seperti Pemda (Pemerintah Daerah) untuk
pinjam pakai penggunaan kendaraan maupun mengajukan
pemberian hibah ke Pemda. Langkah-langkah yang dapat
dilakukan, antara lain:
a) Unit Gakkum Satlantas Polres Demak membuat
Renbut (Rencana Kebutuhan) dan berkoordinasi
dengan Kasatlantas Polres Demak.
81

b) Kasatlantas mengkoordinasikan Renbut yang telah


dibuat dengan Kapolres.
c) Kapolres membuat surat permohonan kepada Pemda
dengan maksud untuk menunjang pelaksanaan dinas.
d) Apabila surat permohonan disetujui, pihak yang terkait
membuat BA serah terima dan hibah/pinjam pakai
kendaraan.
e) Kendaraan dapat dipakai.
(wawancara pada Kamis 24 November 2022).
b. Pemecahan Masalah dari Pengorganisasian Penanganan
Kecelakaan Lalu Lintas oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak
Terkait adanya inkonsistensi pembagian regu yang menuju ke
TKP kecelakaan lalu lintas, perlu dilakukan revisi SOP Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak mengenai penanganan kecelakaan lalu
lintas. Hal tersebut akan mendongkrak kesadaran dan kedisiplinan
petugas untuk dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan yang
diharapkan. Selain itu, perlu juga dilaksanakan peningkatan
pengawasan oleh pimpinan dan intensifikasi pemberian reward and
punishment terhadap anggotanya dalam pelaksanaan tugas.
c. Pemecahan Masalah dari Pelaksanaan Penanganan Kecelakaan
Lalu Lintas oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak
Berdasarkan kondisi yang diharapkan pada subbab
sebelumnya, penulis mentabulasikan permasalahan yang dimiliki
melalui teori analisis Why/Why Diagram. Dalam analisis ini, penulis
juga menggunakan konsep kamseltibcarlantas, tahapan
penanganan kecelakaan lalu lintas, dan memadukannya dengan
hasil temuan di lapangan. Tujuannya adalah untuk dapat
menemukan akar dari permasalahan pelaksanaan penanganan
kecelakaan lalu lintas oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak.
Berikut tabulasi permasalahan pelaksanaan penanganan
kecelakaan lalu lintas oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak
melalui teori analisis Why/Why Diagram.
82

Gambar 4. 1
Analisis The Why/Why Diagram
(1)WHY? (2)WHY? (3)WHY? (4)WHY?

Masyarakat tidak
Kendala dalam Kurang
tahu maupun takut
proses laporan sosialisasi
melapor dan
menolak ditangani

Kendala dalam Kurang efektifnya


Keselamatan sistem mendatangi Minim koord &
mendatangi
tidak terjaga TKP kolaborasi
TKP

Minim koord &


kolaborasi
Kendala dalam Keahlian petugas
menolong dalam menolong
korban korban terbatas Kurangnya
kompetensi

Petugas masih
belum memahami Kurangnya
penempatan alat kompetensi
Penanganan pengamanan TKP
kecelakaan dengan benar
lalu lintas
masih belum Kendala dalam Banyaknya
optimal dalam Keamanan Kurangnya
melakukan masyarakat yang
mewujudkan belum terjaga kompetensi
TPTKP memasuki TKP
kamseltibcarl
antas Petugas kesulitan
mencari keterangan Kurangnya
awal di TKP dan tidak kompetensi
dilaksanakannya
penandaan di TKP

Pelaksanaan Olah
TKP belum sesuai
Belum Kendala dalam dengan peraturan
yang berlaku Kurangnya
tertibnya melakukan
terutama dalam kompetensi
administrasi Olah TKP
pengukuran dan
pembuatan Sket
TKP

Petugas tidak
Kendala dalam menempatkan
Kelancaran pengaturan Kurangnya
rambu peringatan
terganggu lalu lintas kompetensi
petunjuk arah dan
papan informasi

Permasalahan Konsep Konsep Tahapan Akar


Kamseltibcarlantas Hasil Temuan Peneliti
Penelitian Penanganan kecelakaan Permasalahan
lalu lintas
Sumber: Diolah oleh penulis, 2022.
83

Dari diagram di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa akar


permasalahan dari penelitian ini secara garis besar merupakan kurangnya
sosialisasi, kompetensi, koordinasi, dan kolaborasi. Berikut pemecahan
masalah dari pelaksanaan penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak untuk mewujudkan kamseltibcarlantas.
1. Permasalahan Adanya Masyarakat Yang Takut Dan/Atau
Tidak Tahu Cara Untuk Melaporkan Kejadian Kecelakaan
Lalu Lintas Maupun Menolak Untuk Ditangani Oleh Polisi
Langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi
permasalahan ini adalah dengan meningkatkan sosialisasi tentang
pentingnya pelaporan kejadian kecelakaan lalu lintas. Oleh karena
itu, penulis telah melakukan beberapa tahapan dalam mengatasi hal
tersebut seperti membuat video komedi edukatif tentang layanan
Call Center Polri 110 yang salah satu fungsinya adalah untuk
pelaporan kejadian kecelakaan lalu lintas. Berikut gambar video
komedi edukatif layanan Call Center Polri 110 yang dibuat oleh
penulis.

Gambar 4. 2
Video Komedi Edukatif Layanan Call Center Polri 110

Sumber: Dokumentasi Penulis, 2022.


84

Pembuatan video ini dilatarbelakangi karena penulis


menyadari bahwa internet dan media sosial telah berkembang
dengan cepat dan massif dalam beberapa dekade terakhir. Menurut
Chandra (2017), perkembangan internet berkembang dengan pesat
sesuai dengan pertumbuhan perkembangan situasi sosial yang ada.
Media sosial telah menjadi salah satu varian internet yang juga
berkembang dengan pesat. Hal tersebut menyebabkan pesan-pesan
sosialisasi lebih mudah diakses di media sosial dibandingkan media
cetak. Penulis pun menyadari jika video yang memadukan unsur
suara, visual, dan mengandung komedi dapat lebih menarik minat
masyarakat untuk menonton tayangan tersebut dibandingkan
dengan video yang terkesan formal, kaku, dan membosankan. Video
ini juga telah penulis tampilkan di beberapa tempat yang mudah
diakses oleh masyarakat, seperti lobby Polres Demak, instagram
Satlantas Polres Demak, youtube Satlantas Polres Demak, dan
website Satlantas Polres Demak. Gambar terkait penyebaran video
komedi edukatif di instagram, youtube, dan website Satlantas Polres
Demak terlampir dalam lampiran 6 (36), (37), dan (38).
Meskipun demikian, penulis juga tetap memanfaatkan sarana
media cetak dalam membantu peningkatan sosialisasi. Penulis
membuat stiker layanan Call Center Polri 110 untuk mendorong
partisipasi masyarakat dalam pelaporan kejadian kecelakaan lalu
lintas. Selain itu, penulis juga membuat brosur dan standing banner
mekanisme penanganan kecelakaan lalu lintas guna menambah
pengetahuan masyarakat khususnya di wilayah hukum Polres
Demak.
85

Gambar 4. 3
Stiker Sosialisasi Layanan Call Center Polri 110

Sumber: Dokumentasi Penulis, 2022.

Gambar 4. 4
Brosur Mekanisme Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas

Sumber: Dokumentasi Penulis, 2022.

Gambar 4. 5
Standing Banner Mekanisme
Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas

Sumber: Dokumentasi Penulis, 2022.


86

Setelah itu, penulis melakukan koordinasi horizontal dengan


Unit Kamsel Polres Demak, SPKT Polres Demak, dan Satbinmas
Polres Demak untuk membantu dalam menyebarluaskan brosur dan
stiker yang telah dibuat. Hal ini bertujuan untuk mempercepat tingkat
penyebaran informasi di masyarakat. Gambar terkait koordinasi
horizontal dengan Unit Kamsel Satlantas Polres Demak, SPKT
Polres Demak, dan Satbinmas Polres Demak dalam menyebarkan
brosur dan stiker terlampir dalam lampiran 6 (39), (40), dan (41).
2. Permasalahan Lamanya Waktu yang Diperlukan Petugas
Untuk Datang ke TKP yang Jauh dari Polres Demak
Unit Gakkum Satlantas Polres Demak dapat memperkuat
koordinasi horizontal dengan pihak pos polisi dan polsek terdekat
untuk melaksanakanan TPKTP sebelum personel Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak datang ke TKP. Selain itu, Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak juga dapat berkoordinasi dengan Unit
Turjagwali Satlantas Polres Demak untuk memantau petugas patroli
yang sedang berada di dekat TKP untuk melaksanakan TPTKP dan
pemberian pertolongan pertama. Pemantauan ini dapat dilihat pada
aplikasi e-turjagwali. Hal tersebut disampaikan oleh operator e-
turjagwali Satlantas Polres Demak, Briptu Lilin Ela Erliana, sebagai
berikut:
“E-turjagwali adalah aplikasi yang dibuat dari korlantas Polri
untuk pelaporan secara online yang dirangking setiap harinya
dari Polda sampai jajaran Polres. E-turjagwali dapat
memonitor setiap pergerakan, kegiatan, dan lokasi anggota
secara real time sesuai waktu penginputan kegiatan”
(wawancara pada Selasa, 11 Oktober 2022).
Dengan berkoordinasi dengan Unit Turjagwali, TPTKP dan
pemberian pertolongan pertama dapat dilaksanakan dengan lebih
efektif, efisien, dan terpadu sesuai dengan prinsip penanganan
kecelakaan lalu lintas. Berikut gambar aplikasi e-turjagwali Unit
Turjagwali Satlantas Polres Demak.
87

Gambar 4. 6
Aplikasi E-Turjagwali

Sumber: Tangkapan Layar (Screenshot) Operator E-Turjagwali Satlantas


Polres Demak, 2022.

3. Permasalahan dalam Menolong Korban


Unit Gakkum Satlantas Polres Demak bersama stakeholders
terkait perlu melakukan pengkajian dan evaluasi terhadap kolaborasi
di Satgas Quick Response. Oleh karena itu, penulis melaksanakan
FGD bersama dengan semua pihak yang terlibat dalam Satgas
Quick Response guna membahas kendala dalam pelaksanaan tugas
satgas tersebut. Gambar terkait pelaksanaan FGD terlampir pada
lampiran 6 (42). Berdasarkan FGD yang dilakukan, salah satu pihak
PSC 119, Fahrurozi, mempunyai keluhan sebagai berikut:
Kendala kita di lapangan ini begini. Jadi, ketika mendapatkan
informasi adanya kecelakaan lalu lintas dari masyarakat, kita
itu biasanya diharuskan koordinasi kejadian ini kepada pihak
kepolisian. Berhubung itu keadaan sangat darurat,
masyarakat itu ingin cepat-cepat dibawa ke faskes (fasilitas
kesehatan). Jadi, untuk langkah kita itu agar tidak terjadi
kesalahpahaman antara pihak PSC dan kepolisian khususnya
saat mengevakuasi korban ini bagaimana? (FGD pada
Selasa, 20 Desember 2022).
Setelah itu, KBO Satlantas Polres Demak, Ipda Djoko Susilo,
memberikan jawaban atas keluhan tersebut, antara lain:
Jadi, kami tidak melarang untuk evakuasi korban terutama
88

yang masih hidup. Kewajiban kita ketika mengevakuasi dan


mendatangi TKP, kita harus bisa memilah mana korban yang
bisa ditolong terlebih dahulu. Apabila kita masih menemukan
korban yang masih bernyawa dan perlu mendapatkan
pertolongan secara cepat, tidak perlu menunggu kami.
Dengan catatan, silahkan diberikan tanda-tanda khusus.
Tidak perlu digambar, tapi hanya disilang di area kepala,
tangan, dan kaki itu sudah cukup. Syukur-syukur apabila ada
tim dokumentasinya. Dokumentasi itu nanti akan kita gunakan
untuk mencocokan dengan tanda-tanda yang ada di TKP
(FGD pada Selasa, 20 Desember 2022).
Berdasarkan FGD di atas, penulis menyimpulkan bahwa
masih terdapat adanya mispersepsi antara kedua pihak. Hal ini
disebabkan karena Satgas Quick Response masih belum memiliki
pedoman pelaksanaan tugas di lapangan. Oleh karena itu, Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak beserta pihak yang terkait perlu
membuat SOP guna pelaksanaan pertolongan korban yang lebih
baik dan sistematis.
4. Permasalahan Dalam Melakukan TPTKP, Olah TKP, dan
Pengaturan Kelancaran Arus Lalu Lintas
Dalam mengatasi permasalahan ini, petugas harus diberikan
peningkatan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan
sikap (attitude). Selanjutnya, ketiga peningkatan itu akan penulis
kupas dalam subbab selanjutnya, yaitu optimalisasi penanganan
kecelakaan lalu lintas oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak
untuk mewujudkan kamseltibcarlantas.
d. Pemecahan Masalah dari Pengawasan Penanganan Kecelakaan
Lalu Lintas oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak
Pengawasan penanganan kecelakaan lalu lintas dapat dioptimalisasi
dengan peningkatan pengawasan melekat dan pemberian petunjuk, serta
arahan baik langsung maupun tidak langsung (melalui grup Whatsapp) oleh
Kasatlantas maupun Kanitgakkum. Di samping itu, perlu juga adanya
peningkatan pengawasan dengan penelitian laporan, seperti aplikasi
DORS, dan aplikasi IRSMS, serta website Satlantas Polres Demak. Selain
89

itu, penulis juga menilai bahwa pengawasan yang dilakukan juga perlu
dilakukan oleh pihak eksternal Polri, yaitu masyarakat. Hal ini dikarenakan
menurut Satjipto Rahardjo (2000) dalam Tagel (2013) menyebutkan bahwa
sosok polisi yang ideal diseluruh dunia adalah polisi yang cocok dengan
masyarakat. Di sisi lain, kritik dan saran dari masyarakat sangat penting
untuk perkembangan organisasi khususnya dalam memberikan feedback
tentang penanganan kecelakaan lalu lintas di Polres Demak. Oleh sebab
itu, penulis membuat kotak kritik dan saran. Berikut gambar kotak kritik dan
saran Unit Gakkum Satlantas Polres Demak yang dibuat oleh penulis.

Gambar 4. 7
Kotak Kritik dan Saran Unit Gakkum Satlantas Polres Demak

Sumber: Dokumentasi Penulis, 2022.

4.2 Optimalisasi Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas Oleh Unit


Gakkum Satlantas Polres Demak Untuk Mewujudkan
Kamseltibcarlantas
Penanganan kecelakaan lalu lintas haruslah senantiasa selalu
ditingkatkan, dikembangkan, dan dioptimalisasi guna mengatasi potensi
yang menghambat terwujudnya kamseltibcarlantas. Berikut kondisi yang
diharapkan dari optimalisasi penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak untuk mewujudkan kamseltibcarlantas
dan pemecahan masalahnya ditinjau dari segi kompetensi personel.
90

4.2.1 Kondisi yang Diharapkan


Dari segi kompetensi personel, penulis akan membagi kondisi yang
diharapkan menjadi 3 poin. Poin tersebut, antara lain pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude).
a. Kondisi yang Diharapkan dari Pengetahuan Personel Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak dalam Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas
Dari segi pengetahuan (knowledge), penulis mengidentifikasi masih
banyaknya personel yang belum memiliki skep penyidik/penyidik
pembantu, dikjur, prolat, dan sertifikasi. Pada Pasal 14 Ayat (2) Perkap
Nomor 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penanganan Kecelakaan Lalu
Lintas menyebutkan bahwa penyidik dan penyidik pembantu kecelakaan
lalu lintas wajib memenuhi persyaratan tertentu di bidang:
a) kepangkatan;
b) tingkat pendidikan;
c) lulus pendidikan kejuruan; dan
d) integritas moral.
Dalam ayat (3) dan (4) pasal tersebut, dijelaskan lebih lanjut bahwa
penyidik berpangkat paling rendah Inspektur Dua Polisi dan penyidik
pembantu berpangkat paling rendah Brigadir Dua Polisi. Di samping itu,
penyidik seharusnya berpendidikan paling rendah Strata Satu (S1).
b. Kondisi yang Diharapkan dari Keterampilan Personel Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak dalam Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas
Dari segi keterampilan (skill), penulis menemukan bahwa
keterampilan anggota dalam penanganan kecelakaan lalu lintas masih
perlu dioptimalisasi. Berdasarkan Pasal 13 Ayat (1) Perkap Nomor 15
Tahun 2013 tentang Tata Cara Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas, setiap
petugas Polri yang diberi tugas menangani TKP mempunyai kompetensi:
a) terampil melaksanakan TPTKP;
b) menguasai teknik Pertolongan Pertama Gawat Darurat
(P2GD);
c) terampil mengamankan TKP;
d) terampil dalam pengolahan TKP; dan
e) terampil mengatur kelancaran arus lalu lintas.
Selanjutnya, pada ayat (2) dijelaskan bahwa kompetensi
91

sebagaimana terdapat pada ayat (1) ditingkatkan melalui pemberian


pelatihan secara berkala.
c. Kondisi yang Diharapkan dari Sikap Personel Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak dalam Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas
Dari segi sikap (attitude), penulis menemukan bahwa terjadi
inkosistensi pembagian petugas yang menuju TKP. Selain itu, keseriusan
dalam pengamanan TKP dan olah TKP juga masih kurang maksimal
sehingga keamanan dan keselamatan petugas, korban, saksi, dan
tersangka masih belum terjaga. Di sisi lain, petugas juga perlu memahami
pentingnya membawa perlengkapan yang mendukung pelaksanaan tugas
di lapangan. Untuk itu, sikap (attitude) petugas perlu ditingkatkan.

4.2.2 Pemecahan Masalah


Berdasarkan permasalahan di atas, pemecahan masalah yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Pemecahan Masalah dari Pengetahuan Personel Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak dalam Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas
1. Perlunya adanya pengajuan dari Kapolres Demak kepada
Bagian SDM Polda Jawa tengah agar personel Unit Gakkum
dapat mengikuti pendidikan formal dalam peningkatan
kompetensi anggota, seperti dikjur, prolat, dan sertifikasi
anggota, serta skep penyidik/penyidik pembantu.
2. Membuat buku saku penanganan kecelakaan lalu lintas. Buku
saku ini berpedoman terhadap Perkap Nomor 15 Tahun 2013
tentang Tata Cara Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas.
Maksud dari pembuatan buku ini adalah untuk memberikan
pengetahuan tanpa harus mengikuti pendidikan formal
terlebih dahulu. Hal ini disebabkan karena pelaksanaan
pengajuan sket penyidik/penyidik pembantu, dikjur, prolat,
dan sertifikasi tidak dapat dilaksanakan secara rutin dan
diharuskan menunggu jadwal yang telah ditetapkan. Selain
92

itu, kuota yang terbatas juga menjadi penghambat petugas


dalam melaksanakan pendidikan ini.

Gambar 4. 8
Buku Saku Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas

Sumber: Dokumentasi Penulis, 2022.

3. Melaksanakan coaching clinic bersama anggota Unit Gakkum


Satlantas Polres Demak. Pelaksanaan ini dimaksudkan untuk
langsung mempelajari mengenai buku saku penanganan
kecelakaan lalu lintas, sharing pengalaman antar petugas Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak, dan review kembali
terhadap peralatan yang digunakan dalam penanganan
kecelakaan lalu lintas, beserta tata cara penggunaannya.

Gambar 4. 9
Pelaksanaan Coaching Clinic Bersama Anggota
Unit Gakkum Satlantas Polres Demak

Sumber: Dokumentasi Penulis, 2022.


93

4. Membuat video edukasi singkat tentang tata cara penanganan


kecelakaan lalu lintas. Video ini dimaksudkan untuk membuat
pengajaran lebih mudah dipahami dan lebih komunikatif.
Selain itu, penulis menilai bahwa video ini dapat digunakan
tanpa mengenal tempat dan waktu sehingga lebih efektif dan
efisien. Video ini juga sangat bermanfaat bagi anggota yang
baru bergabung dalam Unit Gakkum Satlantas Polres Demak.

Gambar 4. 10
Video Edukasi Singkat Tentang Tata Cara Penanganan
Kecelakaan Lalu Lintas

Sumber: Dokumentasi Penulis, 2022.

b. Pemecahan Masalah dari Keterampilan Personel Unit Gakkum


Satlantas Polres Demak dalam Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas
Pemecahan masalah ini dilakukan dengan melaksanakan latihan
bersama guna meningkatkan keterampilan (skill) petugas. Latihan ini dibuat
dengan skenario layaknya kejadian kecelakaan lalu lintas sebenarnya.
94

Tujuannnya adalah untuk dapat mengimplementasikan ilmu yang telah


didapatkan dari buku saku penanganan kecelakaan lalu lintas dan coaching
clinic yang telah dilakukan sebelumnya. Penulis mempercayai bahwa teori
tanpa praktek di lapangan tidak akan berpengaruh maksimal terhadap
peningkatan kompetensi anggota. Berikut gambar latihan bersama
personel Unit Gakkum Satlantas Polres Demak.

Gambar 4. 11
Latihan Bersama Personel Unit Gakkum Satlantas Polres Demak

Sumber: Dokumentasi Penulis, 2022.

c. Pemecahan Masalah dari Sikap Personel Unit Gakkum Satlantas


Polres Demak dalam Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas
Pemecahan masalah yang dapat dilakukan oleh Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak dalam menangani sikap (attitude) dari personelnya
adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan revisi SOP Unit Gakkum Satlantas Polres
Demak mengenai penanganan kecelakaan lalu lintas
terutama pembagian tugas regu piket yang datang ke TKP
kecelakaan lalu lintas agar pembagian tugas menjadi jelas.
2. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap
petugas Unit Gakkum Satlantas Polres Demak oleh atasan
langsung, yaitu Kasatlantas dan Kanitgakkum. Hal ini sudah
95

tercantum dalam Pasal 80 Ayat (2) huruf a Perkap Nomor 15


Tahun 2013 tentang Tata Cara Penanganan Kecelakaan Lalu
Lintas yang menyebutkan bahwa pengawasan dan
pengendalian terhadap penyidik, meliputi: “a. sikap, moral,
dan perilaku selama melaksanakan tugas penyidikan”.
3. Meningkatkan monitoring terhadap pelaksanaan penanganan
kecelakaan lalu lintas oleh anggota via grup Whatsapp,
aplikasi IRSMS, dan DORS. Melalui media elektronik,
harapannya monitoring dapat dilaksanakan secara lebih
mudah, efektif, dan efisien.
4. Mengadakan sharing session guna membahas permasalahan
anggota di lapangan secara personel di dalam ruangan
Kasatlantas maupun Kanitgakkum. Metode ini dilakukan agar
dapat mengetahui kondisi dan situasi riil petugas di lapangan,
serta mendengarkan setiap keluh kesah yang dimilikinya.
Metode ini diharapkan dapat menumbuhkan empati dan rasa
peduli pimpinan kepada anggotanya. Setelah itu, pimpinan
dapat memberikan solusi dan asistensi terhadap kendala
yang dihadapinya agar penanganan kecelakaan lalu lintas
dapat berjalan lebih optimal.
5. Peningkatan pemberian reward bagi anggota yang
berprestasi dan punishment bagi anggota yang melanggar.
Meskipun sudah dilaksanakan sebelumnya, pemberian
reward dinilai masih sangat kurang dan insidentil saja. Perlu
adanya pemberian reward terhadap petugas yang paling
produktif dan pemberian punishment terhadap petugas yang
paling tidak produktif secara rutin tiap bulannya. Hal ini tentu
akan menimbulkan ekses positif anggota terhadap pimpinan
dan meningkatkan motivasi kerja anggota untuk berprestasi
dalam bertugas.
96

BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan terkait
optimalisasi penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak untuk mewujudkan kamseltibcarlantas, maka diperoleh
simpulan sebagai berikut:
a. Aktualisasi penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak secara umum telah berjalan dengan baik.
Namun, penulis menemukan beberapa temuan yang kontraproduktif
setelah dianalisis dengan teori manajemen dari George R.Terry yang
meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling). Temuan
tersebut, antara lain:
1. Pada tahap perencanaan (planning), penulis menemukan
bahwa SOP penanganan kecelakaan lalu lintas dan Job
Description Satlantas Polres Demak masih mengacu pada
peraturan lama. Selain itu, penulis juga menemukan adanya
ketimpangan antara jumlah kecelakaan lalu lintas yang terjadi
dengan anggaran yang tercantum dalam DIPA. Jumlah
kendaraan dinas yang tersedia di Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak juga masih terbatas. Oleh karena itu, penulis
memandang perlu adanya revisi SOP dan Job Description,
revisi anggaran maupun pemanfaatan dana Dukops, dan
pengajuan belanja modal kendaraan R4. Di samping itu, Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak juga dapat bekerja sama
dengan pihak Pemerintah Daerah (Pemda) terkait pinjam
pakai maupun pengajuan hibah kendaraan R4 guna
mendukung pelaksanaan tugas di lapangan.

96
97

2. Pada tahap pengorganisasian (organizing), penulis


menemukan adanya inkonsistensi regu piket yang datang ke
TKP sehingga SOP penanganan kecelakaan lalu lintas harus
diperbaiki. Di samping itu, pengawasan dari pimpinan juga
perlu ditingkatkan bersamaan dengan intensifikasi pemberian
reward and punishment dari pimpinan.
3. Pada tahap pelaksanaan (actuating), penulis menemukan
adanya indikasi masyarakat yang takut melapor, tidak
memahami tata cara pelaporan, maupun menolak untuk
ditangani oleh polisi, lambatnya anggota dalam mendatangi
TKP, rusaknya status quo TKP, pemanfaatan Satgas Quick
Response yang belum optimal, kompetensi petugas dalam
mengamankan TKP yang minim, pelaksanaan pengukuran
dan pembuatan sketsa TKP kasar yang perlu diperbaiki, serta
beberapa peralatan pengaturan kelancaran arus lalu lintas
tidak dibawa oleh petugas. Oleh karena itu, Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak perlu meningkatkan pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude)
personelnya.
4. Pada tahap pengawasan (controlling), pengawasan sudah
dilakukan oleh atasan langsung, yaitu Kasatlantas dan
Kanitgakkum. Akan tetapi, mereka seringkali hadir pada saat
ada kecelakaan menonjol saja. Selain itu, ada pula
pengawasan via grup Whatsapp, aplikasi IRSMS, dan aplikasi
DORS untuk memonitor kecelakaan lalu lintas yang terjadi.
Meskipun sudah dilakukan, penulis menilai bahwa
pengawasan melekat, pemberian petunjuk dan arahan, serta
penelitian laporan tetap perlu ditingkatkan dan dioptimalisasi.
b. Penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak untuk mewujudkan kamseltibcarlantas masih perlu
diperbaiki, ditingkatkan, dan dioptimalisasi khususnya pada segi
98

kompetensi personel. Berikut simpulan optimalisasi penanganan


kecelakaan lalu lintas oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak
untuk mewujudkan kamseltibcarlantas ditinjau dari segi pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude).
1. Dari segi pengetahuan (knowledge), hasil penelitian penulis
menunjukkan bahwa masih banyak personel Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak yang belum memiliki skep
penyidik/penyidik pembantu, dikjur, prolat, dan sertifikasi.
Oleh karena itu, penulis memandang anggota perlu mengikuti
pendidikan formal guna meningkatkan pengetahuan
(knowledge) anggota.
2. Dari segi keterampilan (skill), penulis mengidentifikasi bahwa
keterampilan anggota dalam penanganan kecelakaan lalu
lintas masih perlu dioptimalisasi khususnya TPTKP dan olah
TKP. Oleh sebab itu, personel Unit Gakkum Satlantas Polres
Demak harus diberikan pelatihan-pelatihan khususnya terkait
dengan penanganan kecelakaan lalu lintas.
3. Dari segi sikap (attitude), penulis menemukan adanya
inkonsistensi pembagian petugas yang menuju TKP. Selain
itu, keseriusan dalam pengamanan TKP dan olah TKP masih
kurang maksimal dalam menjaga keamanan dan keselamatan
petugas, korban, saksi, dan tersangka. Dalam mengatasi hal
tersebut, Unit Gakkum Satlantas Polres Demak dapat
melakukan revisi SOP terkait pembagian tugas regu piket
yang datang ke TKP kecelakaan lalu lintas agar pembagian
tugas menjadi jelas. Selain itu, perlu juga untuk meningkatkan
pengawasan dan pengendalian oleh atasan langsung, yaitu
Kasatlantas dan Kanitgakkum. Pengawasan ini juga dapat
dilakukan melalui monitoring pelaksanaan kecelakaan lalu
lintas via grup Whatsapp, aplikasi IRSMS, dan DORS.
Peningkatan pemberian reward bagi anggota yang
99

berprestasi dan punishment bagi anggota yang melanggar


juga penting dilakukan untuk meningkatkan motivasi personel.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah diuraikan,
dapat diketahui bahwa masih terdapat beberapa hambatan yang
menyebabkan penanganan kecelakaan lalu lintas belum optimal. Oleh
karena itu, penulis memberikan saran sebagai berikut:
a. Dalam konteks aktualisasi penanganan kecelakaan lalu lintas untuk
mewujudkan kamseltibcarlantas, Unit Gakkum Satlantas Polres
Demak perlu melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pada tahap pelaksanaan (actuating), langkah yang dapat
dilakukan untuk mengatasi permasalahan adanya masyarakat
yang takut dan/atau tidak tahu tata cara melaporkan kejadian
kecelakaan lalu lintas maupun menolak untuk ditangani
adalah dengan meningkatkan sosialisasi tentang pentingnya
pelaporan kejadian kecelakaan lalu lintas. Contoh
peningkatan sosialisasi yang telah dilakukan penulis adalah
dengan membuat video komedi edukatif layanan Call Center
Polri 110, membuat stiker layanan Call Center Polri 110,
membuat brosur, dan standing banner mekanisme
penanganan kecelakaan lalu lintas guna mendorong minat
masyarakat dalam pelaporan penanganan kecelakaan lalu
lintas. Selain itu, penulis juga melakukan koordinasi dengan
Unit Kamsel Satlantas Polres Demak, SPKT Polres Demak,
dan Satbinmas Polres Demak untuk membantu dalam
menyebarluaskan produk tersebut. Di sisi lain, ada pula
permasalahan lamanya waktu petugas untuk datang ke TKP.
Saran yang dapat dilakukan oleh penulis dalam mengatasi hal
ini adalah dengan meningkatkan koordinasi dengan pihak pos
polisi dan polsek terdekat untuk melaksanakan TPTKP
100

sebelum personel Unit Gakkum Satlantas Polres Demak


datang ke TKP. Di samping itu, penulis juga telah
berkoordinasi dengan Unit Turjagwali Satlantas Polres Demak
untuk memantau petugas patroli yang sedang berada di dekat
TKP untuk melaksanakan TPTKP dan pemberian pertolongan
pertama. Penulis juga memandang bahwa hal ini perlu
ditindaklanjuti dengan pembuatan SOP maupun HTCK
bersama Unit Turjagwali agar pelaksanaan dapat lebih
terstruktur dan sistematis. Ada pula permasalahan dalam
menolong korban berupa pemanfaatan Satgas Quick
Response yang belum maksimal. Hal ini perlu diatasi melalui
pembuatan SOP bersama pihak terkait guna pelaksanaan
pertolongan korban yang lebih baik dan sistematis. Penulis
juga memberikan saran agar pemanfaatan aplikasi Si Pantas
Aksi dapat segera diimplementasikan melalui pengesahan
MoU dan penyusunan SOP penggunaan aplikasi ini. Hal ini
bertujuan dalam rangka mendukung proses penanganan
kecelakaan lalu lintas agar dapat lebih optimal.
2. Pada tahap pengawasan (controlling), penulis memperhatikan
bahwa pengawasan yang baik juga perlu dilakukan oleh
eksternal Polri, yaitu masyarakat. Oleh sebab itu, penulis
membuat kotak kritik dan saran guna menampung aspirasi
dan masukan dari masyarakat demi perbaikan Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak.
b. Dalam konteks optimalisasi penanganan kecelakaan lalu lintas, Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak perlu meningkatan kompetensi
anggotanya melalui pengoptimalan pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill), dan sikap (attitude). Berikut langkah-langkah
yang dapat ditempuh, antara lain:
1. Dari segi pengetahuan (knowledge), penulis memandang
perlunya anggota mengikuti pendidikan informal di samping
101

pendidikan formal yang bersifat insidentil dan mempunyai


kuota terbatas. Pendidikan informal ini dapat dilaksanakan
oleh atasan langsung maupun anggota yang lebih
berpengalaman. Untuk mengatasi hal tersebut, penulis telah
membuat buku saku penanganan kecelakaan lalu lintas.
Selain itu, perlu juga diberikan video edukasi singkat tentang
penanganan kecelakaan lalu lintas, serta pemberian coaching
clinic bersama anggota Unit Gakkum Satlantas Polres Demak.
2. Dari segi keterampilan (skill), penulis menyarankan Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak untuk melaksanakan
Latihan bersama guna peningkatan keterampilan petugas.
Latihan ini dibuat dengan skenario layaknya kejadian
kecelakaan lalu lintas sebenarnya.
3. Dari segi sikap (attitude), saran dari penulis adalah untuk
mengadakan sharing session rutin guna membahas
permasalahan anggota di lapangan.
Selain hal yang sudah tertera di atas, penulis juga menyadari
bahwa masih terdapat keterbatasan penulis dalam menyusun tugas
akhir ini. Adapun pelaksanaan penanganan kecelakaan lalu lintas
yang difokuskan pada penulisan tugas akhir ini dibatasi pada Pasal
8 s.d. 34 Perkap Nomor 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas. Di samping itu, penulis juga
belum membahas mengenai penyidikan kecelakaan lalu lintas yang
dilakukan oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan adanya pengembangan penelitian lebih
lanjut dikemudian hari guna mendapatkan hasil penelitian lebih jelas,
komprehensif, dan mendalam.
102

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Akademi Kepolisian. 2021. Pedoman Penulisan dan Penilaian Tugas Akhir


Taruna Akademi Kepolisian Nomor : Kep/154/X/HUK/4.5/2021.
Semarang.

Dessler, Gary. 2017. Human Resource Management. England: Pearson


Education Limited, Inc.

Dwilaksana, Chryshnanda. 2020. Road Safety Urat Nadi Kehidupan


Refleksi Budaya Bangsa. Jakarta: Yayasan Pengembangan Ilmu
Kepolisian.

Edison, Emron, Yohny Anwar, Imas Komariyah. 2016. Manajemen Sumber


Daya Manusia. Bandung: Alfabeta.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2014. Koordinasi dan


Kolaborasi. Jakarta.

Moleong, Lexy. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.

Moleong, L. J. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Newman, Victor. 2017. Problem Solving for Results. New York: Routledge.

Robbins, Stephen P., Timothy A. Judge. 2014. Essensial of Organizational


Behavior Twelfth Edition. USA: Pearson Education.

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Terry, George R. 2009. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta: PT Bumi


Aksara.

Wibowo. 2016. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada


103

Winardi. 1996. Perilaku Organisasi (Organizational Behaviour). Bandung:


Tarsito.

Undang-Undang:

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang


Kepolisian Negara Republik Indonesia. 2002. Jakarta: Mabes Polri.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2009 tentang


Kepolisian Negara Republik Indonesia. 2009. Jakarta: Mabes Polri.

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 15 Tahun


2013 tentang Tata Cara Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas.

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 4 Tahun


2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2011 tentang Administrasi
Pertanggungjawaban Keuangan di Lingkungan Kepolisian Negara
Republik Indonesia.

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 5 Tahun


2016 tentang Penyelenggaraan Assessment Center Polri.

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun


2019 tentang Sistem, Manajemen, dan Standar Keberhasilan
Operasional Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun


2021 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat
Kepolisian Resor dan Kepolisian Sektor.

Jurnal:

Abdi, N dan Wahid, M. 2018. “Pengaruh Kompetensi dan Lingkungan Kerja


Terhadap Kinerja Pegawai”. Jurnal Ilmu Ekonomi. Vol. 1. No. 1.
(hlm 68).
104

Anantaka, Hegar Gagah. 2021. “Optimalisasi Penggunaan Aplikasi Online


TACS (Traffic Accident Claim System) Dalam Pelayanan Korban
Kecelakaan Lalu Lintas Oleh Satuan Lalu Lintas Polres Ponorogo”.
Skripsi. Semarang: Akademi Kepolisian.

Arrozaaq, Dimas L.C. 2016. “Collaborative Governance (Studi tentang


Kolaborasi Pengembangan Kawasan Minapolitan di Kabupaten
Sidoarjo”. Tesis. Surabaya: Universitas Airlangga.

Baktiarto, Oon. 2020. “Evaluasi Kemacetan Terhadap Gangguan


Kecelakaan Lalu Lintas Menggunakan Model Transmisi Sel (Studi
Kasus Ruas Jalan Purwodadi-Lawang)” (online),
(https://ejournal.itn.ac.id , hal. 2., diakses tanggal 7 September
2022).

Chandra, Edy. 2017. “Youtube, Citra Media Informasi Interaktif Atau Media
Penyampaian Aspirasi Pribadi”. Jurnal Muara Ilmu Sosial,
Humaniora, dan Seni. Vol. 1. No. 2. (hlm 1)

Christine, Ruth Emanuela. 2022. “Upaya Satuan Lalu Lintas Polrestabes


Semarang Dalam Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas Guna
Meningkatkan Penyelesaian Perkara”. Skripsi. Semarang: Akademi
Kepolisian.

Kadir, S, Nasrul. 2018. “Pengaruh Kompetensi dan Disiplin kerja Terhadap


Kinerja Pegawai (The Effect Of Competence And Discipline Of
Work On Performance Of Employees)”. Jurnal Manajemen, Bisnis,
dan Organisasi. Vol. 2. No. 2 (hlm 22-28).

Octavia, Kiki. 2014. “Forced Field Analysis “Sebuah Analisis Kekuatan””.


Makalah Ilmiah. Surabaya: Universitas Airlangga.

Putra, K. A. Y. 2019. “Penanganan terhadap kecelakaan lalu lintas di Kota


Probolinggo”. Jurnal Sosiologi Dialektika, 14(1), 59-67.

Strauss, Anselm, Juliet Corbin. 2015. “Basics of Qualitative Research”.


Amerika Serikat: SAGE Publications Inc.
105

Tagel, Dewa Putu. 2013. “Kesadaran Hukum Masyarakat Pengguna Jalan


di Kota Denpasar”. Jurnal Magister Hukum Udayana. Denpasar:
Universitas Udayana.

Tukan, M. R. 2021. “Pola Penanggulangan Kecelakaan Lalu Lintas Oleh


Kepolisian Resor Belu”. Belu: Undana

Yusuf, Alfian. 2018. “Peran Unit Gakkum Dalam Pencegahan Kecelakaan


Lalu Lintas di Polres Bogor.” Skripsi. Semarang: Akademi
Kepolisian.

Internet:

Anchely, Natasha. 2023. “Dua Kasus Kecelakaan di Jagakarsa dan Cianjur


Tewaskan Mahasiswa” (online),
(https://www.kompas.tv/article/372886/dua-kasus-kecelakaan-di-
jagakarsa-dan-cianjur-tewaskan-mahasiswa, diakses tanggal 28
Februari 2023).

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. 2022. “Jumlah Kendaraan


Bermotor Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kendaraan di
Provinsi Jawa Tengah (Unit), 2019-2021” (online),
(https://jateng.bps.go.id/indicator/17/1006/1/jumlah-kendaraan-
bermotor-menurut-kabupaten-kota-dan-jenis-kendaraan-di-
provinsi-jawa-tengah.html, diakses tanggal 5 September 2022).

Bustomi, Muhammad Isa. 2023. “Terekam CCTV, Ini Detik-Detik


Kecelakaan Mahasiswa UI yang Ditabrak Pensiunan Polri” (online),
(https://megapolitan.kompas.com/read/2023/02/03/11363361/terek
am-cctv-ini-detik-detik-kecelakaan-mahasiswa-ui-yang-
ditabrak?page=1, diakses tanggal 28 Februari 2023).

Humas Polri. 2022. “Kapolda Sumsel: Road Safety ‘Lalu Lintas Urat Nadi
Kehidupan’” (online), (https://korlantas.polri.go.id/news/budaya-
tertib-lalu-lintas-merupakan-urat-nadi-kehidupan/, diakses tanggal
106

9 September 2022).

Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik


Indonesia. 2016. “Kamus besar Bahasa Indonesia Daring” (online),
(https://kbbi.kemdikbud.go.id/, diakses tanggal 5 September 2022).

Korlantas Polri. 2022. “Budaya Tertib Lalu Lintas Merupakan Urat Nadi
Kehidupan” (online), (https://korlantas.polri.go.id/news/budaya-
tertib-lalu-lintas-merupakan-urat-nadi-kehidupan/, diakses tanggal
9 September 2022).

Pos Bekasi. 2022. “Lalu Lintas: Urat Nadi Kehidupan yang Dinamis dan
Humanis” (online), (https://posbekasi.com/2021/04/25/lalu-lintas-
urat-nadi-kehidupan-yang-dinamis-dan-humanis, diakses tanggal 9
September 2022).

Ruktiningsih, R. 2017. “Analisis Tingkat Keselamatan Lalu Lintas Kota


Semarang” (online), (https://doi.org/10.24167/gs.v1i1.919, diakses
tanggal 8 September 2022).
107

LAMPIRAN 1
LEMBAR KONTROL BIMBINGAN TUGAS AKHIR
108

LAMPIRAN 2
SURAT PENGHADAPAN PENELITIAN TARUNA
109

LAMPIRAN 3
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN
110
111
112

LAMPIRAN 4
BERITA ACARA PERUBAHAN USULAN PERMASALAHAN
113

LAMPIRAN 5
BERITA ACARA PERUBAHAN JUDUL
114

LAMPIRAN 6
DOKUMENTASI HASIL DAN PRODUK PENELITIAN

1. Peta Jalur di Wilayah Hukum Polres Demak

2. SOP Unit Gakkum Satlantas Polres demak


115

3. Job Description Satuan Lalu Lintas Polres Demak

4. Rencana Kegiatan Unit Gakkum Polres Demak


116

5. Surat Perintah Unit Gakkum Polres Demak

6. Sarpras Unit Gakkum Satlantas Polres Demak


117

7. HT Unit Gakkum Satlantas Polres Demak

8. Unit Kendaraan R4 Unit Gakkum Satlantas Polres Demak


118

9. AAP Anggota Saat Ada Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas

10. Satgas Quick Response


119

11. Penempatan Kendaraan Dinas di TKP Kecelakaan Lalu Lintas Oleh


Unit Gakkum Satlantas Polres Demak

12. Pengamanan TKP Kecelakaan Lalu Lintas Oleh Unit Gakkum


Satlantas Polres Demak
120

13. Peletakan Kerucut Lalu Lintas Oleh Pihak Jasa Derek

14. Masyarakat Lalu Lalang di TKP Kecelakaan Lalu Lintas


121

15. Petugas Mencari dan Mencatat Identitas Saksi

16. Tidak Adanya Penandaan di TKP


122

17. Pengamatan di TKP Oleh Petugas

18. Pengumpulan Identitas Saksi dan Korban


123

19. Petugas Menunjukkan Bekas Rem (Bukti Bekas-Bekas Kejadian


Yang Ditemukan di TKP)

20. Petugas Melakukan Dokumentasi di TKP


124

21. Sket TKP Kasar

22. Anggota Melaksanakan Pengaturan Lalu Lintas di TKP


125

23. Pengawasan Langsung Dari Kanitgakkum

24. Laporan Anggota via Whatsapp


126

25. Aplikasi IRSMS

26. Aplikasi DORS


127

27. Website Satuan Lalu Lintas Polres Demak

28. Pemberian Penghargaan dari Kapolres


128

29. Contoh Lampiran Piagam Penghargaan

30. Aplikasi Mic Visio


129

31. Aplikasi Si Pantas Aksi

32. Derek Milik Pihak Ketiga


130

33. Rusaknya Status Quo TKP

34. Gambar Tata Letak Alat Pengamanan TKP Untuk Jalur Jalan Dua
Arah Sesuai Lampiran B Perkap Nomor 15 Tahun 2013 Tentang
Tata Cara Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas
131

35. Gambar Tata Letak Alat Pengamanan TKP Untuk Jalur Jalan Satu
Arah Sesuai Lampiran B Perkap Nomor 15 Tahun 2013 Tentang
Tata Cara Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas

36. Penyebaran Video Komedi Edukatif di Instagram Polres Demak


132

37. Penyebaran Video Komedi Edukatif di Youtube Polres Demak

38. Penyebaran Video Komedi Edukatif di Website Polres Demak


133

39. Koordinasi Horizontal Dengan Unit Kamsel Satlantas Polres Demak


Dalam Menyebarkan Brosur Dan Stiker
134

40. Koordinasi Horizontal Dengan SPKT Polres Demak Dalam


Menyebarkan Brosur Dan Stiker

41. Koordinasi Horizontal Dengan Satbinmas Polres Demak Dalam


Menyebarkan Brosur Dan Stiker
135

42. Pelaksanaan FGD Bersama Stakeholders Satgas Quick Response


136

LAMPIRAN 7
HASIL WAWANCARA

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


AKADEMI KEPOLISIAN

OPTIMALISASI PENANGANAN KECELAKAAN LALU LINTAS OLEH


UNIT GAKKUM SATLANTAS POLRES DEMAK UNTUK
MEWUJUDKAN KAMSELTIBCARLANTAS
NARASUMBER : KAPOLRES DEMAK

Pengantar : Dihadapan Bpk/Ibu/Saudara terdapat beberapa


pertanyaan yang berkaitan dengan optimalisasi
penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak untuk mewujudkan
kamseltibcarlantas. Penelitian ini diselenggarakan
oleh Taruna Akademi Kepolisian dalam rangka
penelitian akademik Tugas Akhir. Hasil penelitian
diharapkan mampu kamseltibcarlantas di Wilayah
Hukum Polres Demak. Atas kerjasamanya, saya
ucapkan terima kasih.
Identitas responden : Nama : BUDI ADHY BUONO, S.H.,
S.I.K., M.H.
Pangkat : AKBP NRP 79021175
Jabatan : Kapolres Demak
Pelaksanaan : Hari/Tanggal : Selasa, 20 Desember 2022
Lokasi : Rusun Polres Demak
137

Pertanyaan
1. Bagaimana pendapat komandan beserta gambaran umum
penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak dalam mewujudkan kamseltibcarlantas?
Jadi gini, kalau laka lantas banyak terjadi di Kabupaten Demak dari
tahun ke tahun. Terkait hal tersebut, Kasatlantas pasti akan
memerintahkan Kanitgakkum untuk mengatasi hal tersebut.
Satlantas harus melakukan pengaturan dan penjagaan, serta
edukasi kepada masyarakat terkait safety riding kepada masyarakat
terorganisir maupun tidak terorganisir. Lalu, kita juga menurunkan
personel pada jam-jam rawan di tempat-tempat rawan terjadinya
kejadian laka lantas. Tidak mungkin disana hanya ada anggota laka
lantas saja. Tapi, dari Samapta maupun dari polsek jajaran juga
berperan di tempat rawan tersebut.
2. Apa saja kendala yang dialami Unit Gakkum Satlantas Polres Demak
dalam penanganan kecelakaan lalu lintas?
Jadi gini, laka lantas itu kan tidak hanya melibatkan dua pengendara
saja. Jadi, ada banyak unsur. Jalan kalau dia berlubang,
penyebabnya itu kan jalan. Masyarakatnya juga itu tidak mentaati
aturan. Lalu, sarana prasarana itu masih belum memadai di jalan itu.
Selain itu, personelnya itu tadi belum maksimal melakukan edukasi
kepada masyarakat terutama dalam mensosialisasikan terkait aturan
tentang lalu lintas dan etika berlalu lintas.
3. Apa saja kebijakan yang telah dilakukan oleh Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak dalam penanganan kecelakaan lalu lintas?
Jadi gini, namanya laka lantas itu kebanyakan perkara itu damai dan
harus dilakukan sesuai dengan aturan sesuai perpol nomor 8 tahun
2021 tentang restorative justice. Contohnya adalah laka lantas yang
melibatkan keluarga, yaitu anak memboncengi bapaknya atau suami
memboncengi istri. Lalu terjadi kecelakaan tunggal. Secara hati
nurani, kami pasti tidak akan melanjutkan kasus tersebut. Di laka
138

boleh di RJ, tapi tidak boleh transaksi. Kita harus punya ideologi di
sana karena ini hitungannya nyawa. Kebijaksaan saja terkait dengan
laka, laksanakan penyidikan sesuai aturan yang ada. Bila akan
dilakukan RJ, tidak boleh transaksional dan menekan pihak yang
terlibat kecelakaan.
139

DOKUMENTASI WAWANCARA
140
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
AKADEMI KEPOLISIAN

OPTIMALISASI PENANGANAN KECELAKAAN LALU LINTAS OLEH


UNIT GAKKUM SATLANTAS POLRES DEMAK UNTUK
MEWUJUDKAN KAMSELTIBCARLANTAS
NARASUMBER : KASAT LANTAS POLRES DEMAK

Pengantar : Dihadapan Bpk/Ibu/Saudara terdapat beberapa


pertanyaan yang berkaitan dengan optimalisasi
penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak untuk mewujudkan
kamseltibcarlantas. Penelitian ini diselenggarakan
oleh Taruna Akademi Kepolisian dalam rangka
penelitian akademik Tugas Akhir. Hasil penelitian
diharapkan mampu kamseltibcarlantas di Wilayah
Hukum Polres Demak. Atas kerjasamanya, saya
ucapkan terima kasih.
Identitas responden : Nama : MUHAMMAD GARGARIN
FRIYANDI, S.I.K., M.H.
Pangkat : AKP NRP 92080437
Jabatan : Kasat Lantas Polres Demak
Masa Kerja : 9 tahun
Alamat : Jl. Mranggen, Demak
Pelaksanaan : Hari/Tanggal : Senin., 10 Oktober 2022
Lokasi : Kantor Kasat Lantas Demak

Pertanyaan
1. Bagaimana kondisi kamseltibcarlantas secara umum di wilayah
hukum Polres Demak?
Kondisi kamtibmas secara umum di wilayah hukum Polres Demak
terdapat 14 kecamatan, 1 jalur Nasional, 4 jalur propinsi dan 2 jalur
alternatif, untuk saat ini masih dalam keadaan aman, lancar dan
terkendali, walaupun di jalur nasional saat ini masih terdapat
141

pembangunan jembatan wonokerto di KM 17.500 Semarang –


Demak, untuk situasi kamseltibcarlantas masih terdapat antrean
kendaraan namun tetap berjalan.
2. Bagaimana kinerja Unit Gakkum Satlantas Polres Demak dalam
penanganan TKP laka lantas?
Kinerja Unit Gakkum dalam penanganan TKP laka lantas sudah
melaksanakan sesuai prosedur dan sesuai SOP yang dimiliki / sudah
ada di Satlantas Polres Demak.
3. Bagaimana pelaksanaan penanganan TKP kecelakaan lalu lintas di
Polres Demak?
Secara umum sudah baik karena sebagian anggota sudah mengikuti
pelatihan terkait penangann laka lantas dan mendapatkan sertifikasi.
4. Bagaimana teknis pelaksanaan penanganan TKP kecelakaan lalu
lintas di Polres Demak?
Teknis pelaksanaan penanganan TKP laka Lantas dimulai dari
menerima laporan kejadian laka lantas, cek kesiapan perlengkapan
dan kesehatan anggota, mendatangi TKP laka, menolong korban,
mengamankan barang bukti, mencari saksi, olah TKP dan
dilanjutkan penyidikan.
5. Bagaimana mekanisme pelaporan terjadinya kecelakaan di Polres
Demak?
Menerima info dari masyarakat maupun anggota yg sedang
melaksanakan tugas jaga di lapangan melalui via telfon, selanjutnya
petugas laka melakukan pengecekan di lokasi kejadian laka lantas.
6. Apakah ada pembagian tugas Unit Gakkum Satlantas Polres Demak
dalam penanganan TKP laka lantas?
Ada 3 regu piket jaga laka lantas, masing-masing regu terdapat 4
personil
7. Bagaimana proses pemintaan keterangan dari saksi kecelakaan laka
lantas?
Penyidik laka melakukan pemeriksaan terhadap saksi laka lantas,
142

untuk mencari informasi / keterangan terkait kejdian laka lantas


sesuai yg dia ketahui.
8. Bagaimana proses pembuatan sket TKP dan pengukuran di TKP
laka lantas?
Melakukan status quo (titik tabrak kejadian laka lantas) selanjutnya
memberikan penandaan awal, lalu ditandai barang bukti dan bekas
di TKP, selanjutnya membuat gambar Sket TKP kasar, selanjutnya
gambar Sket TKP yg digunakan untuk berkas perkara menggunakan
aplikasi pendukung.
9. Bagaimana pelaksanaan pengamanan TKP oleh petugas Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak?
Pengamanan TKP laka lantas dengan menggunakan traffic cone dan
meletakkan KBM Dinas laka 10 m sebelum lokasi TKP
10. Bagaimana pelaksanaan pengaturan lalu lintas oleh petugas Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak?
Pelaksaaan pengaturan lalu lintas dibantu anggota opsnal yang
sedang melakukan tugas jaga di lapangan.
11. Bagaimana pendapat bapak, apakah penanganan TKP laka lantas
di Polres Demak telah dapat mewujudkan kamseltibcarlantas?
Ya, penanganan kejadian laka lantas dilakukan dengan profesional
dan dibantu dengan pihak lain apabila membutuhkan alat berat,
sehingga kamseltibcarlantas tetap terjaga.
12. Menurut komandan, apa kekuatan dan kelemahan dari Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak?
Kekuatan yang kami miliki adalah kekompakan dan kesolidan
masing-masing regu dalam melakukan penanganan laka lantas.
Kelemahannya adalah saat melakukan penanganan laka lantas di
Jalan Pantura yang padat dan banyak dilintasi kendaraan besar
terutama pada malam hari sehingga keselamatan anggota laka
lantas dilapangan harus lebih diwaspadai agar tidak terjadi hal yang
tidak diinginkan.
143

13. Menurut komandan, apa tantangan dan peluang yang dimiliki Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak?
Penanganan laka lantas disaat menjumpai korban dengan kondisi
yang memprihatinkan, namun peluang atau keuntungan penyidik
laka di jalan pantura menjadikan penyidik semakin mahir.
14. Menurut komandan, apakah anggaran yang sudah diberikan kepada
Unit Gakkum Satlantas Polres Demak sudah cukup?
Secara umum, anggaran yang sudah diberikan sudah tercukupi
untuk pelaksanaan kegiatan.
15. Apakah seluruh anggota Unit Gakkum Satlantas Polres Demak telah
mendapatkan pelatihan khusus penanganan TKP Laka Lantas?
Hanya sebagian anggota yang sudah mengikuti Pendidikan dan
pelatihan khususnya dalam penanganan laka lantas. Beberapa
anggota masih ada yang belum melaksanakan dikjur, prolat, maupun
sertifikasi. Terkadang hal ini menyulitkan anggota khususnya di
kelompok atau regu I yang masih belum terdapat anggota yang
memiliki skep penyidik/ penyidik pembantu, dikjur, prolat, maupun
sertifikasi.
16. Menurut komandan, apa yang perlu diperbaiki di Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak?
Menurut saya, Unit Gakkum Satlantas Polres Demak memerlukan
penambahan unit KBM Dinas Laka lantas, dikarenakan di wilayah
hukum Polres Demak memiliki 14 Kecamatan dan jalur-jalur baik
nasional, provinsi, dan kota.
17. Apakah ada bentuk Kerjasama dengan instansi terkait mengenai
penanganan laka lantas di Polres Demak?
Ada beberapa bentuk kerjasama, seperti dari Rumah sakit, Jasa
Raharja dan pihak Kbm Derek.
18. Bagaimana bentuk pengawasan dari pimpinan dan pengendalian
dari pimpinan ketika anggota sedang melaksanakan tugasnya?
Biasanya kita melakukan anev secara rutin seminggu sekali.
144

19. Apa saja sarana dan prasarana yang sudah ada mendukung Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak dalam penanganan TKP laka
lantas?
Terdapat 1 Unit Kbm Dinas laka lantas, 1 paket alsus penanganan
laka lantas.
20. Menurut komandan, apakah kecelakaan dapat menyebabkan
kemacetan?
Ya, melihat kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan dan
banyaknya mobilitas kendaraan yang tinggi khususnya di Jalur
Nasional seperti Jalur Pantura. Kecelakaan pada saat tertentu juga
dapat menyebabkan kemacetan terutama di Jalur yang padat.
21. Kendala apa yang dilaporkan kepada bapak mengenai proses
penanganan TKP laka lantas baik internal maupun eksternal?
Tidak ada, semua penanganan laka lantas sudah ditangani sesuai
dengan prosedur
22. Apa kebijakan dan inovasi agar kinerja Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak menjadi lebih baik?
Pembentukan Tim Satgas Quick Respone yang meliputi dari : Polri,
Dishub, BPBD, Dinkes, Pemadam kebakaran, Jasa Raharja, BPJS
dan Rumah Sakit.
23. Bagaimana pemanfaatan Satgas Quick Response dalam
penanganan TKP laka lantas?
Sudah berjalan sesuai dengan tupoksi masing – masing. Akan tetapi,
pemanfaatan Satgas Quick Response biasanya kita gunakan pada
kecelakaan menonjol ataupun kecelakaan yang menimbulkan
korban jiwa.
24. Apakah unit Gakkum Satlantas Polres Demak memanfaatkan e-
turjagwali dalam membantu efektivitas saat mendatangi TKP laka
lantas?
Saat ini e-turjagwali belum digunakan dalam membantu efektivitas
dalam mendatangi TKP laka lantas.
145

DOKUMENTASI WAWANCARA
146
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
AKADEMI KEPOLISIAN

OPTIMALISASI PENANGANAN KECELAKAAN LALU LINTAS OLEH


UNIT GAKKUM SATLANTAS POLRES DEMAK UNTUK
MEWUJUDKAN KAMSELTIBCARLANTAS
NARASUMBER : KANIT GAKKUM SATLANTAS POLRES DEMAK

Pengantar : Dihadapan Bpk/Ibu/Saudara terdapat beberapa


pertanyaan yang berkaitan dengan optimalisasi
penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak untuk mewujudkan
kamseltibcarlantas. Penelitian ini diselenggarakan
oleh Taruna Akademi Kepolisian dalam rangka
penelitian akademik Tugas Akhir. Hasil penelitian
diharapkan mampu kamseltibcarlantas di Wilayah
Hukum Polres Demak. Atas kerjasamanya, saya
ucapkan terima kasih.

Identitas responden : Nama : BAMBANG SUSILO,S.H., M.M.


Pangkat : IPTU NRP 79091182
Jabatan : Kanit Gakkum Polres Demak
Masa Kerja : 2 tahun 3 bulan
Alamat : Desa Katonsari RT 4 RW 05
Pelaksanaan : Hari/Tanggal : Jumat, 7 Oktober 2022
Lokasi : Kantor Kanit Gakkum Satlantas

Pertanyaan
1. Bagaimana kondisi kamseltibcarlantas secara umum di wilayah
hukum Polres Demak?
Untuk situasi kamseltibcarlantas terkait dengan lalu lintas terdapat
jalur Pantura. Apabila terjadi kemacetan juga sering menjadi faktor
kecelakaan lalu lintas, tetapi hanya kerugian material saja. Namun,
secara umum keadaan kamseltibcarlantas di Polres Demak lancar
147

terkendali. Jalan di Demak cenderung lurus. Untuk titik Lelah


perjalanan dari Jakarta- Surabaya terdapat di Polres Demak
sehingga sering dijadikan tempat beristirahat. Di Demak pula
terdapat jalur Nasional, Provinsi, dan kabupaten. Untuk Panjang jalur
Pantura sekitar 38 KM. Dari Demak ke Jepara 18 KM. Demak-
Grobogan 18 KM. Demak-Grobogan via Karangawen 14 KM. Di
Pantura juga terdapat titik 12 pantauan CCTV.
2. Bagaimana pelaksanaan AAP unit Gakkum Satlantas Res Demak?
Jadi, setiap ada laporan kejadian laka lantas dari regu yang piket
selalu diberikan AAP sebentar agar selalu berhati-hati dan
mengutamakan keselamatan dari personel.
3. Bagaimana teknis pelaksanaan penanganan TKP kecelakaan lalu
lintas di Polres Demak?
Untuk teknis penanganan TKP laka lantas di Polres Demak, anggota
rata-rata sudah mahir dan terampil dalam penanganan TKP baik dari
TPTKP maupun Olah TKP.
4. Bagaimana mekanisme pelaporan terjadinya kecelakaan di Polres
Demak?
Jadi untuk teknis pelaporan ada 2 (dua) yaitu, laporan dari
masyarakat dan ditemukan dari anggota saat patroli. Dari
masyarakat biasanya dapat dari telpon dan dapat juga datang
langsung ke kantor.
5. Bagaimana proses pemintaan keterangan dari saksi kecelakaan laka
lantas?
Permintaan keterangan dari saksi dilakukan oleh penyidik pembantu
dengan melakukan pemanggilan. Begitu saksi hadir ke kantor, saksi
dapat langsung memberikan keterangan kepada petugas. Beberapa
saksi memang sulit untuk dimintai keterangan. Namun, anggota
punya trik tersendiri. Orang yang membantu maupun sesudah
terjadinya kecelakaan sudah bisa dijadikan saksi untuk membantu
penyidikan.
148

6. Bagaimana proses pembuatan sket TKP dan pengukuran di TKP


laka lantas?
Pada saat ini, pembuatan Sket TKP dan pengukuran sudah modern
dan tidak menggunakan penggaris dan meteran lagi. Semua telah
menggunakan computer dan aplikasi 3L/Microsoft visio. Semuanya
telah bisa terpantau dari aplikasi 3L. Dari sana juga sudah ada kertas
bergaris dan saat diprint sudah berbentuk kertas milimeter blok.
Akan tetapi, kita selalu membuat sket gambar kasar dan BA TKP.
7. Bagaimana pelaksanaan pengamanan TKP oleh petugas Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak?
Saat ini telah terbentuk Quick Response yang mencakup ambulans,
pemadam kebakaran, Dishub, Polri, dan derek. Jadi, begitu sampai
ke lokasi TKP langsung membuat status quo dan mencegah
masyarakat agar mendekat ke TKP untuk mempermudah olah TKP.
Alat olah TKP sudah ada 1 koper dan cone. Sesudah sampai di
lokasi TKP, langsung ditata cone untuk keamanan anggota dan
masyarakat.
8. Bagaimana pelaksanaan pengaturan lalu lintas oleh petugas Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak?
Jadi, setiap ada kecelakaan lalu lintas kita selalu mempergunakan
anggota opsnal yang berada di lapangan terutama di Pos polisi
terdekat untuk mengatur arus lalu lintas.
9. Bagaimana pendapat bapak mengenai penanganan TKP laka lantas
di Polres Demak?
Menurut saya, penanganan TKP laka lantas sudah cukup baik dan
anggota juga telah banyak yang mengikuti kegiatan di Korlantas
maupun Dit lantas untuk pelatihan
10. Apakah ada pembagian tugas Unit Gakkum Satlantas Polres Demak
dalam penanganan TKP laka lantas?
Mereka sudah memahami setiap tugas yang harus dilakukan. Setiap
tupoksi sudah terbagi. Di Polres Demak terdapat 3 regu dan setiap
149

regu melaksanakan piket shift selama 24 jam. Mereka lah yang


bertanggung jawab untuk menangani setiap kejadian kecelakaan
lalu lintas di Wilayah Hukum Polres Demak.
11. Bagaimana bentuk pengawasan dari pimpinan dan pengendalian
dari pimpinan ketika anggota sedang melaksanakan tugasnya?
Setiap kejadian laka menonjol, kasat dan kanit selalu hadir di lokasi
sehingga dalam pengawasan anggota dapat berjalan baik. Namun,
apabila kecelakaan laka biasa dapat dari kanit dan anggota unit saja.
12. Apa saja sarana dan prasarana pendukung Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak dalam penanganan TKP laka lantas?
Untuk sarana prasarana sudah lengkap. Mobil sudah ada (1 mobil
double cabin D-Max) di Polres yang dapat digunakan untuk
mengangkut barang bukti. Alut dan alsus juga sudah memadai.
13. Berapa jumlah anggota Unit Gakkum Satlantas Polres Demak saat
ini? Berapa banyak yang sudah melaksanakan pelatihan?
Untuk keseluruhan terdapat 14 orang. Terbagi menjadi 3 regu.
Setiap regu ada 4 orang ditambah dengan kanit dan bamin. Dari 14
anggota hampir 50 persen sudah mengikuti dikjur maupun pelatihan.
14. Kendala apa yang dilaporkan kepada bapak mengenai proses
penanganan TKP laka lantas baik internal maupun eksternal?
Semua sudah berjalan dengan baik karena kita sudah ada WA group
dan selalu berkomunikasi dengan WA grup. Apabila membutuhkan
ambulans dll dapat langsung dihubungi. Pemadam kebakaran juga
sudah siap.
15. Menurut komandan, apa kekuatan dan kelemahan dari Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak?
Kami selalu berkomunikasi dengan unit satu dengan yang lain
sehingga ketika ada permasalahan rumit maka akan kita selesaikan
bersama.
150

16. Menurut komandan, apa tantangan dan peluang yang dimiliki Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak?
Dari eksternal, pada saat seperti pemadam kebakaran sedang ada
kegiatan lain maka dapat menghambat giat pemadaman api dll.
Untuk peluang yaitu ada aplikasi Si Pantas Aksi dari Dishub dapat
membantu memantau CCTV untuk melihat kecelakaan dan tabrak
lari. Ada juga Satgas Quick Response.
17. Menurut komandan, apakah kecelakaan dapat menyebabkan
kemacetan?
Apabila terjadi kecelakaan khsususnya di jalur pantura yang banyak
kendaraan besar seperti truk dapat menimbulkan kecelakaan tetapi
kita selalu berusaha langsung mengatasi kecelakaan agar tidak
terlarut-larut dalam penangannya.
18. Menurut komandan, apakah anggaran yang sudah diberikan kepada
Unit Gakkum Satlantas Polres Demak sudah cukup?
Terkait dengan anggaran DIPA sudah mendapatkan sekitar 85 juta
dan dapat terserap seluruhnya.
19. Menurut komandan, apa yang perlu diperbaiki di Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak?
Yang harus diperbaiki adalah dengan diperbanyaknya skep Penyidik
agar dipermudah khususnya dari pimpinan di atas agar seluruh
anggota dapat memiliki skep penyidik sebagai payung hukum
mereka.
20. Apakah ada bentuk Kerjasama dengan instansi terkait mengenai
penanganan laka lantas di Polres Demak?
Untuk Kerjasama ada dari pihak Jasa Raharja, BPJS, dan Satgas
Quick Response dalam membantu penanganan TKP laka lantas.
21. Apa kebijakan dan inovasi agar kinerja Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak menjadi lebih baik?
Mungkin perlu adanya aplikasi agar masyarakat dalam melaporkan
kejadian laka lantas tidak perlu hadir langsung maupun mengetahui
151

perkembangan penyidikan laka lantas. Mungkin ke inovasi dalam hal


teknologi.
22. Bagaimana pemanfaatan Satgas Quick Response dalam
penanganan TKP laka lantas?
Untuk penanganan Quick Response terkait dengan TPTKP dan Olah
TKP. Setiap kejadian memerlukan kehadiran mereka. Untuk laka
tunggal material memang memerlukan kehadiran Polisi akan tetapi
ketika tidak mengganggu arus dapat dibantu oleh Polsek.
Penggunaan satgas lebih cenderung kepada laka jol dan ketika ada
laporan korban di TKP.
23. Apakah unit Gakkum Satlantas Polres Demak memanfaatkan e-
turjagwali dalam hal efektivitas mendatangi TKP laka lantas?
Untuk aplikasi e-turjagwali dapat mengisi kegiatan patroli apabila
anggota yang terdaftar dalam e-turjagwali melihat kejadian laka
lantas dapat dilaporkan kepada Unit Gakkum Satlantas Polres
Demak.
152

DOKUMENTASI WAWANCARA
153

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


AKADEMI KEPOLISIAN

OPTIMALISASI PENANGANAN KECELAKAAN LALU LINTAS OLEH


UNIT GAKKUM SATLANTAS POLRES DEMAK UNTUK
MEWUJUDKAN KAMSELTIBCARLANTAS
NARASUMBER : BAMIN UNIT GAKKUM SATLANTAS POLRES DEMAK

Pengantar : Dihadapan Bpk/Ibu/Saudara terdapat beberapa


pertanyaan yang berkaitan dengan optimalisasi
penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak untuk mewujudkan
kamseltibcarlantas. Penelitian ini diselenggarakan
oleh Taruna Akademi Kepolisian dalam rangka
penelitian akademik Tugas Akhir. Hasil penelitian
diharapkan mampu kamseltibcarlantas di Wilayah
Hukum Polres Demak. Atas kerjasamanya, saya
ucapkan terima kasih.
Identitas responden : Nama : TITIS YUNIASTUTI, S.H.
Umur : 31 tahun
Pangkat : BRIGADIR NRP 91060177
Jabatan : Bamin Unit Gakkum
Masa Kerja : 9 tahun (1 th di Unit Gakkum)
Alamat : PerumTaman Firdaus B16,Dmk
Pelaksanaan : Hari/Tanggal : Senin, 10 Oktober 2022
Lokasi : Unit Gakkum Satlantas Demak

Pertanyaan
1. Berapa banyak jumlah kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Polres
Demak? Dimana lokasi terbanyak terjadi kecelakaan lalu lintas?
Jumlah kecelakaan lalu lintas dari Januari sampai September 2022
di Polres Demak berjumlah 575 kasus. Kasus tersebut terdiri dari
154

korban meninggal dunia sebanyak 122 orang, korban luka berat


sebanyak 3 orang, dan korban luka ringan sebanyak 570 orang.
Adapun kerugian material yaitu sebanyak Rp 246.500.000,00.
Untuk kecelakaan lalu lintas di Polres Demak cenderung terjadi di
Jalur Pantura khususnya Desa Tambakroto, Kecamatan Sayung.
2. Apa saja sarana dan prasarana yang sudah ada mendukung Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak dalam penanganan TKP laka
lantas?
Di unit Gakkum Satlantas Polres Demak terdapat :
a. Peralatan Olah TKP yang terdiri dari papan tanda peringatan,
kerucut lalu lintas (traffic cone), meteran panjang, kamera, pilok
dan kapur, ATK, kantong mayat, penomeran angka, lampu kedip,
jas hujan, dan TKP kit.
b. Peralatan PPGD, yaitu kotak P3K, tandu darurat, alat penyangga
leher, dan perban
c. Alat pendukung lainnya, seperti Alat Pemadam Api Ringan
(APAR), alat pemecah kaca, dan peralatan lainnya.
7. Apakah anggaran yang tersedia oleh dinas sudah mencukupi?
Secara umum, anggaran yang disediakan sudah cukup. Pada tahun
2022, anggaran dari dinas berjumlah Rp85.749.000,00. Akan tetapi,
berdasarkan Perwabku, laka tunggal dan tabrak lari tidak boleh
diserap dalam anggaran dinas. Peraturan ini tentu sedikit
menyulitkan anggota dalam melaksanakan tugasnya di lapangan.
8. Berapa jumlah anggota Unit Gakkum Satlantas Polres Demak saat
ini? Berapa banyak yang sudah melaksanakan pelatihan?
Jumlah anggota ada 14 orang terdiri dari 1(satu) orang kanit, 1(satu)
orang bamin, dan 12(dua belas) orang anggota.
9. Menurut komandan, apa kekuatan dan kelemahan dari Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak?
Kekuatan Unit Gakkum Satlantas Polres Demak yaitu anggota sudah
banyak yang menguasai penyidikan laka lantas. Sedangkan
155

kelemahan dari Unit Gakkum Satlantas Polres Demak yaitu mobil


dinas hanya terdapat 1 (satu) unit. Akibatnya, apabila terdapat TKP
lebih dari 1(satu) TKP, maka harus menunggu penyelesaian TKP
sebelumnya.
10. Menurut komandan, apa tantangan dan peluang yang dimiliki Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak?
Tantangannya yaitu terkadang beberapa korban tidak mau ditangani
oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak. Selain itu, beberapa
saksi juga tidak mau memberikan keterangan kepada petugas.
Sedangkan peluangnya adalah adanya Kerjasama dan koordinasi
dengan pihak mobil derek, PMI, PSC 119 (Public Safety Centre).
11. Menurut komandan, apa yang perlu diperbaiki di Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak?
Perlu adanya penambahan unit kendaraan untuk menuju ke TKP.
Untuk pelayanannya sudah baik dikarenakan ketika ada laporan dari
polsek, maka untuk unit yang piket langsung menuju ke TKP laka
lantas yang sudah ditentukan.
12. Apakah ada bentuk Kerjasama dengan instansi terkait mengenai
penanganan laka lantas di Polres Demak?
Untuk bentuk Kerjasama dengan instansi terkait terdapat MoU
dengan pihak Jasa Raharja untuk asuransi kecelakaan. Selain itu,
Kerjasama dengan RSUD Sunan Kalijaga dan RS Sultan Fatah, PMI,
derek, PSC 119 dan Damkar.
13. Apa kebijakan dan inovasi agar kinerja Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak menjadi lebih baik?
Menurut saya, kinerja Unit Gakkum Satlantas Polres Demak sudah
cukup baik. Namun, perlu adanya suatu sistem untuk mempermudah
penanganan laka lantas oleh anggota seperti pengoptimalisasian
SP2HP online dengan pihak jaksa dan sistem mengecek kebenaran
adanya laka lantas berdasarkan laporan dari masyarakat. Hal ini
disebabkan karena untuk beberapa kasus, ketika ada laporan dari
156

masyarakat tentang adanya laka lantas dan polisi sudah berada di


TKP. Namun, ternyata tidak terjadi laka lantas. Dalam beberapa
kasus, TKP seringkali sudah tidak ada dan pihak yang terlibat
menolak ditangani polisi karena sudah menyelesaikan kasus secara
kekeluargaan.
157

DOKUMENTASI WAWANCARA
158
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
AKADEMI KEPOLISIAN

OPTIMALISASI PENANGANAN KECELAKAAN LALU LINTAS OLEH


UNIT GAKKUM SATLANTAS POLRES DEMAK UNTUK
MEWUJUDKAN KAMSELTIBCARLANTAS
NARASUMBER : ANGGOTA UNIT GAKKUM SATLANTAS POLRES
DEMAK

Pengantar : Dihadapan Bpk/Ibu/Saudara terdapat beberapa


pertanyaan yang berkaitan dengan optimalisasi
penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak untuk mewujudkan
kamseltibcarlantas. Penelitian ini diselenggarakan
oleh Taruna Akademi Kepolisian dalam rangka
penelitian akademik Tugas Akhir. Hasil penelitian
diharapkan mampu kamseltibcarlantas di Wilayah
Hukum Polres Demak. Atas kerjasamanya, saya
ucapkan terima kasih.
Identitas responden : Nama : SAMSUL HUDA, S.H., M.M.
Pangkat : BRIPKA NRP 85121157
Jabatan : Anggota Regu 2 Unit Gakkum
Masa Kerja : 16 tahun (9 tahun di Unit Laka)
Alamat : Desa Dempet Rt1 Rw3, Demak
Pelaksanaan : Hari/Tanggal : Sabtu, 8 Oktober 2022
Lokasi : Kantor Unit Laka Polres Demak

Pertanyaan
1. Bagaimana kondisi kamseltibcarlantas secara umum di wilayah
hukum Polres Demak?
Saat ini, secara umum kondisi kamseltibcarlantas di Polres Demak
aman dan lancar. Namun, saat ini juga sedang ada perbaikan
jembatan Wonokerto di KM 17 Semarang-Kudus. Di Demak juga
terdapat jalur Sayung yang sering terjadi banjir Rob yang juga
159

terdapat di jalur Pantura yang rawan terjadi kecelakaan. Jalan di


Polres Demak terbuat dari beton dan cenderung lurus. Di Polres
Demak, terdapat di 14 jalur Provinsi yang berada di masing-masing
kecamatan. Namun, untuk rambu-rambu kelas jalan masih belum
terlalu jelas.
2. Bagaimana mekanisme pelaporan terjadinya kecelakaan di Polres
Demak?
Mekanisme pelaporan terjadinya kecelakaan biasanya dari telpon
atau anggota yang berada di lapangan maupun anggota Polsek
terdekat. Biasanya yang menangani awal TKP laka lantas yaitu
anggota yang terdekat di TKP seperti Pos Polisi dan Polsek.
Masyarakat yang terlibat kecelakaan mempunyai kecenderungan
ada yang mau ditangani polisi dan ada yang menolak. Rata-rata ingin
ditangani polisi untuk kepentingan pengambilan asuransi Jasa
Raharja maupun BPJS. Pada umumnya, ketika terjadi laka tunggal,
maka dapat menggunakan BPJS. Namun, apabila kecelakaan
ganda dapat menggunakan baik Jasa Raharja maupun BPJS. Tapi,
sebelumnya harus sudah ada laporan polisi untuk mengklaim
asuransi.
3. Bagaimana teknis pelaksanaan penanganan TKP kecelakaan lalu
lintas di Polres Demak?
Awalnya, anggota melakukan pengecekan kesiapan perlengkapan
dan kesehatan anggota. Lalu, anggota melanjutkan dengan
memahami posisi korban dan hal yang harus dilakukan untuk
evakuasi terutama evakuasi korban, serta pengamanan TKP(status
quo). Pengamanan TKP di Polres Demak cenderung tidak
menggunakan cone karena kecelakaan sering terjadi di Jalur
Pantura yang sangat padat untuk mencegah macet. Apabila dipakai
biasanya digunakan hanya menutup separuh jalan. Lalu, dilanjutkan
dengan Olah TKP. Selanjutnya, anggota menandai TKP dengan
pilok atau kapur. Lalu, anggota melakukan pengukuran yang
160

biasanya menggunakan meteran. Kemudian, kendaraan yang


terlibat laka dipinggirkan ke tepi jalan agar tidak menghalangi jalan.
Mobil petugas biasanya diletakkan sekitar 100 m di belakang TKP.
4. Bagaimana pendapat bapak mengenai penanganan TKP laka lantas
di Polres Demak?
Secara keseluruhan sudah baik karena beberapa anggota sudah
tersertifikasi mengenai penanganan laka lantas. Untuk yang sudah
mengikuti Dikjur, yaitu hanya Bripka Samsul. Untuk yang sudah
menjalani sertifikasi ada 3 dari 12 anggota regu di lapangan.
5. Apakah ada pembagian tugas Unit Gakkum Satlantas Polres Demak
dalam penanganan TKP laka lantas?
Dalam 1(satu) regu terdapat 4(empat) orang. Dua orang membantu
korban, 1 (satu) mencari saksi, 1 (satu) melakukan penandaan di
TKP.
6. Bagaimana proses pemintaan keterangan dari saksi kecelakaan laka
lantas?
Untuk meminta keterangan awal di TKP biasanya hanya menanyai
kondisi awal kecelakaan lalu lintas. Untuk keterangan saksi dimintai
di kantor polisi.
Saksi rata-rata menghindari polisi dan sulit untuk dimintai
keterangan. Biasanya anggota menggunakan saksi dari pemilik
warung yang berada di sekitar lokasi. Setelah polisi sudah
melakukan pendekatan, saksi cenderung mau memberi keterangan
7. Bagaimana proses pembuatan sket TKP dan pengukuran di TKP
laka lantas?
Dilakukan penandaan awal dahulu, lalu ditandai barang bukti dan
bekas di TKP. Setelah itu, anggota membuat Sket TKP kasar. Sket
TKP yang digunakan di Berkas perkara baru dibuat di kantor
menggunakan aplikasi pendukung.
161

8. Bagaimana pelaksanaan pengamanan TKP oleh petugas Unit


Gakkum Satlantas Polres Demak?
Pengamanan TKP oleh petugas digunakan dengan meletakkan cone
dan meletakkan mobil anggota sekitar 100 meter dibelakang TKP.
9. Bagaimana pelaksanaan pengaturan lalu lintas oleh petugas Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak?
Untuk yang melakukan pengaturan lalu lintas dibantu oleh anggota
opsnal di lapangan yaitu yang berada di pos. Untuk unit gakkum
fokus penanganan laka lantas.
10. Bagaimana bentuk pengawasan dari pimpinan dan pengendalian
dari pimpinan ketika anggota sedang melaksanakan tugasnya?
Pengawasan dari pimpinan dapat dilaksanakan dengan
menanyakan kesulitan dan kendala oleh kanit dan kasat. Biasanya
juga dilakukan gelar perkara awal. Untuk kanit biasanya
menyesuaikan dari kondisi korban apabila datang ke lokasi. Untuk
korban meninggal dunia, Kanit biasanya datang ke lokasi. Namun,
apabila kerugian hanya materiil dan luka ringan cenderung hanya
memantau anggota di lapangan dari kantor Unit Gakkum.
11. Apa saja sarana dan prasarana pendukung Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak dalam penanganan TKP laka lantas?
Ada 1 (satu) unit R4 D-Max. Ada juga tool kit 1(satu) box untuk TKP
laka lantas. Namun, bahan bakar seringkali masih kurang dalam
melaksanakan giat dikarenakan TKP yang seringkali berada jauh
dari Kantor Unit Gakkum Satlantas Polres Demak.
12. Menurut komandan, apakah kecelakaan dapat menyebabkan
kemacetan?
Apabila di jalur nasional/besar seperti Pantura cenderung dapat
menimbulkan kemacetan. Namun, apabila di jalur kecil umumnya
tidak menimbulkan kemacetan.
162

13. Berapa jumlah anggota Unit Gakkum Satlantas Polres Demak saat
ini? Berapa banyak yang sudah melaksanakan pelatihan?
Unit gakkum ada 14(empat belas) orang. Satu orang kanit, satu
orang bamin, dan 12 orang anggota unit. Dari anggota yang sudah
mengikuti Dikjur, yaitu Bripka Samsul. Untuk yang sudah menjalani
sertifikasi ada 3 dari 12 anggota regu di lapangan
14. Kendala apa dihadapi saat proses penanganan TKP laka lantas baik
internal maupun eksternal?
Kendala yang sering dihadapi yaitu pada saat cuaca hujan. Anggota
sering sulit untuk menandai barang bukti dengan pilok karena selalu
rusak dengan air hujan. Selain itu, apabila korban masih terjepit juga
sulit mengevakuasi korban dikarenakan kita belum mempunyai alat
berat. Biasanya untuk derek juga harus menggunakan pihak swasta
atau pihak ketiga.
15. Menurut komandan, apa kekuatan dan kelemahan dari Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak?
Rata-rata anggota sudah mahir mengenai penanganan TKP laka
lantas. Kelemahannya yaitu kita hanya memiliki 1 (satu) unit mobil
dan juga tidak ada kendaraan R2 sehingga mempersulit
penanganan TKP laka lantas. Pada saat ada korban laka lantas,
yang memerlukan pertolongan segera diharuskan menggunakan
mobil polisi. Dikarenakan mobil hanya 1(satu) unit, maka mobil yang
digunakan dalam mengamankan TKP laka lantas dengan menutup
TKP tidak ada dan dapat membahayakan petugas di lapangan.
16. Menurut komandan, apa tantangan dan peluang yang dimiliki Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak?
Ada Satgas Quick Response yang berkoordinasi dengan tenaga
Kesehatan untuk membantu pekerjaan polisi.
17. Menurut komandan, apakah anggaran yang sudah diberikan kepada
Unit Gakkum Satlantas Polres Demak sudah cukup?
Dari anggaran sudah cukup, namun penyerapan anggarannya yang
163

sulit. Setiap kali TKP, beberapa poin tidak masuk anggaran yang
tercantum dalam DIPA sehingga masih menggunakan uang pribadi.
18. Menurut komandan, apa yang perlu diperbaiki di Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak?
Mungkin dari anggota yang ditempatkan di unit gakkum harus benar-
benar memahami tupoksinya dan tidak sering melakukan mutasi
anggota. Selain itu, dalam pengadministasian juga perlu diperbaiki
dengan dibantu oleh teknologi aplikasi seperti di Polda Jatim.
Dengan adanya pemanfaatan teknologi diharapkan dapat membantu
penyidik dalam pengadministrasian.
19. Apakah ada bentuk Kerjasama dengan instansi terkait mengenai
penanganan laka lantas di Polres Demak?
Ada satgas Quick Response, PSC 119 dengan dinas Kesehatan
untuk membantu korban laka lantas.
20. Apa kebijakan dan inovasi agar kinerja Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak menjadi lebih baik?
Sarana dan prasarananya harus diperbaiki untuk mempercepat dan
mempertepat dalam penanganan TKP laka lantas.
21. Bagaimana pemanfaatan Satgas Quick Response dalam
penanganan TKP laka lantas?
Dari anggota sudah sering dibantu dinas Kesehatan dan dibantu
satgas quick response tetapi demi mencegah macet yang
disebabkan lambatnya kedatangan petugas Kesehatan di TKP.
Terkadang anggota sering menolong korban secara individu.
22. Apakah unit Gakkum Satlantas Polres Demak memanfaatkan e-
turjagwali dalam membantu efektivitas saat mendatangi TKP laka
lantas?
Saat ini, e-turjagwali masih belum digunakan dalam membantu
penanganan TKP laka lantas. Akan tetapi, saat ini anggota masih
dibantu dalam pelaporan adanya TKP laka lantas oleh unit turjagwali
dari anggota yang sedang patroli.
164

DOKUMENTASI WAWANCARA
165
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
AKADEMI KEPOLISIAN

OPTIMALISASI PENANGANAN KECELAKAAN LALU LINTAS OLEH


UNIT GAKKUM SATLANTAS POLRES DEMAK UNTUK
MEWUJUDKAN KAMSELTIBCARLANTAS
NARASUMBER : ANGGOTA UNIT GAKKUM SATLANTAS POLRES
DEMAK

Pengantar : Dihadapan Bpk/Ibu/Saudara terdapat beberapa


pertanyaan yang berkaitan dengan optimalisasi
penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak untuk mewujudkan
kamseltibcarlantas. Penelitian ini diselenggarakan
oleh Taruna Akademi Kepolisian dalam rangka
penelitian akademik Tugas Akhir. Hasil penelitian
diharapkan mampu kamseltibcarlantas di Wilayah
Hukum Polres Demak. Atas kerjasamanya, saya
ucapkan terima kasih.
Identitas responden : Nama : TUGIHARTO, S.H.
Pangkat : AIPDA NRP 80110315
Jabatan : Anggota Regu 3 Unit Gakkum
Masa Kerja : 22 th (7 tahun di Unit Gakkum)
Alamat : Ds.Bumiharjo RT3RW1, Demak
Pelaksanaan : Hari/Tanggal : Rabu, 12 Oktober 2022
Lokasi : Unit Gakkum Polres Demak

Pertanyaan
1. Bagaimana kondisi kamseltibcarlantas secara umum di wilayah
hukum Polres Demak?
Untuk kamseltibcarlantas cukup kondusif. Namun, untuk arus lalu
lintas pada saat ini sedang tersendat karena adanya perbaikan
jembatan di Jalur Pantura khususnya di Jembatan Wonokerto KM
17. Kondisi jalan di Demak baik, lurus, dan penerangan jalan cukup.
166

Marka dan rambu lalu lintas sudah terpasang oleh Dinas


Perhubungan di Lokasi yang sudah ditentukan. Black Spot terdapat
di kecamatan Gajah khususnya di depan puskesmas (wilayah Timur)
dan di Sayung(wilayah Barat). Biasanya, kecelakaan lalu lintas juga
sering terjadi di lokasi Mranggen, Pasar Sayung, dan Pertigaan
Pasar Dempet
2. Bagaimana kinerja Unit Gakkum Satlantas Polres Demak dalam
penanganan TKP laka lantas?
Untuk penanganan kecelakaan lalu lintas di Polres Demak sudah
baik. Untuk masyarakat yang merespon juga sudah cukup baik.
3. Bagaimana teknis pelaksanaan penanganan TKP kecelakaan lalu
lintas di Polres Demak?
Teknis pelaksanaan TKP adalah dimulai dari penerimaan laporan
dari masyarakat, AAP anggota, mengamankan TKP, menganalisa
TKP, pembuat Sket TKP awal, mencari saksi dan barang bukti. Lalu,
dilanjutkan dengan mengecek kondisi korban di Rumah sakit untuk
mengecek korban laka lantas tersebut.
4. Bagaimana mekanisme pelaporan terjadinya kecelakaan di Polres
Demak?
Pelaporan masyarakat terhadap adanya laka lantas adalah Call
Centre 110 dan masyarakat juga bisa langsung melapor ke kantor
polisi terdekat.
5. Apakah ada pembagian tugas Unit Gakkum Satlantas Polres Demak
dalam penanganan TKP laka lantas?
Pembagian regu adalah dengan memaksimalkan anggota regu yang
berjumlah 4 (empat) orang. Dua orang untuk penanganan pertama
TKP dan 2 (dua) orang lagi stand by di kantor untuk antisipasi
adanya laporan dari masyarakat terkait TKP laka lantas lain. Dua
orang yang datang ke TKP adalah dengan mengamankan lokasi laka
lantas/TKP, menganalisa proses terjadinya laka lantas, pembuatan
sket gambar awal terjadinya laka lantas.
167

6. Bagaimana proses pemintaan keterangan dari saksi kecelakaan laka


lantas?
Mekanisme permintaan keterangan dari saksi adalah dengan
mengirimkan surat panggilan/undangan saksi.. Masyarakat saat
dimintai keterangan sebagai saksi terkadang agak sulit dan menolak
untuk memberi keterangan. Namun, saksi di TKP dapat dimintai
secara persuasif dengan tanya jawab secara langsung.
7. Bagaimana proses pembuatan sket TKP dan pengukuran di TKP
laka lantas?
Pembuatan sket TKP dan pengukuran TKP dilakukan dari
penentuan titik patok dan penentuan key point, penentuan objek laka
lantas lainnya. Penandaan biasanya menggunakan pilok warna
putih. Setelah didapati sket awal TKP lantas lantas, anggota
membuat sket TKP dengan aplikasi Microsoft Visio.
8. Bagaimana pelaksanaan pengamanan TKP laka lantas oleh petugas
Unit Gakkum Satlantas Polres Demak?
Kita menggunakan kerucut lalu lintas/cone dan meminta
pendampingan anggota Polsek setempat agar TKP tidak rusak.
Untuk pengamanan TKP 1(satu) arah, minimal ada 25 (dua puluh
lima) kerucut lalu lintas dan ditutup 1 lajur yang terdapat laka. Apabila
dua arah, ditutup sebagian jalan dan dilakukan rekayasa arus lalu
lintas. Untuk TKP dua arah menggunakan 30 (tiga puluh) kerucut
lalu lintas. Biasanya dalam penanganan TKP cakupan wilayah
seperti Wonosalam dan Dempet dilakukan dengan pengamanan
TKP oleh Polsek atau Pos Polisi terdekat. Setelah itu, baru dilakukan
Olah TKP oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak.
9. Bagaimana pelaksanaan pengaturan lalu lintas oleh petugas Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak saat terjadi TKP laka lantas?
Pelaksanaan pengaturan lalu lintas saat terjadi TKP laka lantas
adalah dengan mengamankan lokasi kejadian dengan
menggunakan kerucut lalu lintas/cone untuk melaksanakan
168

rekayasa arus supaya pada saat pelaksanaan Olah TKP, personil


aman dan TKP tidak rusak, serta mendapatkan hasil yang maksimal
pada saat penanganan Olah TKP.
10. Bagaimana pendapat mengenai penanganan TKP laka lantas di
Polres Demak? Apakah penanganan TKP laka lantas tsb telah dapat
mewujudkan kamseltibcarlantas?
Penanganan TKP laka lantas Unit Gakkum Polres Demak sudah
dilaksanakan sesuai juklak dan jukrah, serta SOP yang ada.
11. Menurut komandan, apa kekuatan dan kelemahan dari Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak?
Kelemahannya ada di fasilitas kendaraan. Di Polres Demak angka
kecelakaan cukup tinggi dan pada satu waktu dapat terjadi TKP di
lebih dari 1 (satu) tempat yang berbeda dan membutuhkan unit
kendaraan tambahan. Untuk saat ini, kekuatan personel masih
tergolong cukup memadai dan respon anggota terhadap pelaporan
dari masyarakat cenderung cepat.
12. Menurut komandan, apa tantangan dan yang dimiliki Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak?
Tantangannya adalah untuk menganalisa proses terjadinya
kecelakaan terhadap informasi dan bukti-bukti yang ditemukan di
TKP dikarenakan keaslian dan status quo di TKP terkadang sering
rusak. Peluangnya yang digunakan dalam mempercepat dan
memperlancar penanganan TKP laka lantas adalah memanfaatkan
fasilitas yang dimiliki oleh instansi lain seperti PSC 119 milik Dinas
Kesehatan untuk mengevakuasi korban laka lantas dalam rangka
mengurangi tingkat fatalitas korban laka lantas. Selain itu, kita juga
menggunakan fasilitas milik swasta seperti derek dan crane untuk
mengevakuasi kecelakaan yang melibatkan kendaraan berat supaya
tidak menghambat arus lalu lintas di TKP laka lantas tersebut.
169

13. Menurut komandan, apakah anggaran yang sudah diberikan kepada


Unit Gakkum Satlantas Polres Demak sudah cukup?
Untuk anggaran TKP laka lantas dirasa sudah cukup dan dapat
diserap dengan baik, serta sesuai dengan jadwal.
14. Berapa jumlah anggota unit Gakkum Satlantas Polres Demak?
Apakah seluruh anggota Unit Gakkum Satlantas Polres Demak telah
mendapatkan pelatihan khusus penanganan TKP Laka Lantas?
Jumlah anggota Unit Gakkum Satlantas Polres Demak berjumlah
14(empat belas) orang. Diantaranya 1(satu) orang kanit, 1(satu)
orang bamin, dan 12(dua belas) penyidik pembantu yang terbagi
dalam 3(tiga) regu/kelompok. Namun, baru 3(tiga) dari seluruh
jumlah anggota yang sudah tersertifikasi sebagai penyidik laka
lantas.
15. Menurut komandan, apa yang perlu diperbaiki di Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak?
Secara umum, sudah baik. Namun, Unit kendaraan untuk
penanganan laka lantas masih kurang. Selain itu, perlu adanya
pengusulan sertifikasi bagi anggota yang belum tersertifikasi
penyidik laka lantas.
16. Apakah ada bentuk Kerjasama dengan instansi terkait mengenai
penanganan laka lantas di Polres Demak?
Kita mempunyai Kerjasama dengan PT Jasa Raharja, PSC 119 milik
Dinas Kesehatan, BPJS Kesehatan, dan BPJS Ketenagakerjaan.
17. Bagaimana bentuk pengawasan dari pimpinan dan pengendalian
dari pimpinan ketika anggota sedang melaksanakan tugasnya?
Pelaksanaan wasdal biasa dilakukan oleh Kanit Gakkum dan
diteruskan kepada Pawasdik (Pengawas Penyidikan) yang dijabat
oleh KBO Lantas Polres Demak. Pengawasan di lapangan dilakukan
oleh Kanit Gakkum dan Kapok(Ketua Kelompok/regu) masing-
masing regu. Selain itu, setiap kejadian laka lantas akan dilaporkan
melalui WhatsApp ke Kanit Gakkum.
170

18. Apa saja sarana dan prasarana yang sudah ada mendukung Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak dalam penanganan TKP laka
lantas?
Terdapat 1(satu) unit mobil, traffic cone, pesawat HT, meteran,
lampu kedip, pilok/kapur, kantong jenazah, lampu baterai, sarung
tangan karet, papan penomoran untuk identifikasi, ATK, dan lain-
lain.
19. Menurut komandan, apakah kecelakaan dapat menyebabkan
kemacetan?
Ketika terjadi kecelakaan lalu lintas, arus cenderung tersendat dan
dapat menimbulkan kepadatan arus lalu lintas terutama di Jalur
utama bila melibatkan kendaraan besar seperti bus, truk, dan lain-
lain. Umumnya tergantung kendaraan yang terlibat kecelakaan.
Contohnya adalah dalam 5 menit setelah kecelakaan di Jalur
Pantura dapat menyebabkan kemacetan sepanjang 0,5 km.
20. Kendala apa yang sering terjadi pada saat proses penanganan TKP
laka lantas baik internal maupun eksternal?
Kendala internal yang terjadi adalah ketika kecelakaan melibatkan
instansi lain seperti TNI dan pejabat daerah. Kendala eksternal yang
sering terjadi adalah faktor cuaca yang mengganggu penanganan
TKP laka lantas ataupun kecelakaan lalu lintas yang sudah lama.
Contohnya adalah pelaporan laka lantas yang sudah 1(satu) minggu,
2(dua) minggu, ataupun 1(satu) bulan. Pihak yang terlibat baru
melaporkan kepada polisi dikarenakan takut untuk melapor kepada
polisi. Namun, dikarenakan salah satu persyaratan untuk mengurus
Jasa Raharja adalah harus adanya laporan polisi, maka pihak yang
terlibat baru melaporkan kejadian tersebut di Unit Gakkum.
21. Apa kebijakan dan inovasi yang telah dilaksanakan agar kinerja Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak menjadi lebih baik?
Kita dapat menangani laka lantas dari tahap penyelidikan dan
penyidikan sampai berkas dilimpahkan ke kejaksaan dan sampai ke
171

P21. Adanya MoU dengan PSC 119, pemadam kebakaran, PPBD,


dan operator derek. Selain itu, juga terdapat aplikasi Microsoft Visio
untuk membuat Sket TKP.
22. Bagaimana pemanfaatan Satgas Quick Response dalam
penanganan TKP laka lantas?
Petugas yang terlibat adalah dari Unit Gakkum dan PSC 119, khusus
laka jol biasanya juga terlibat PT Jasa Raharja, Dishub, dan instansi
lainnya.
23. Apakah unit Gakkum Satlantas Polres Demak memanfaatkan e-
turjagwali dalam membantu efektivitas saat mendatangi TKP laka
lantas? Bagaimana pendapat bapak jika e-turjagwali digunakan
dalam penanganan TKP laka lantas tersebut?
Dalam menangani TKP, dapat menggunakan e-turjagwali untuk
melaporkan kejadian TKP laka lantas. Namun, aplikasi ini belum
pernah dilatihkan dan digunakan oleh anggota.
172

DOKUMENTASI WAWANCARA
173
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
AKADEMI KEPOLISIAN

OPTIMALISASI PENANGANAN KECELAKAAN LALU LINTAS OLEH


UNIT GAKKUM SATLANTAS POLRES DEMAK UNTUK
MEWUJUDKAN KAMSELTIBCARLANTAS
NARASUMBER : ANGGOTA UNIT GAKKUM SATLANTAS POLRES
DEMAK

Pengantar : Dihadapan Bpk/Ibu/Saudara terdapat beberapa


pertanyaan yang berkaitan dengan optimalisasi
penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak untuk mewujudkan
kamseltibcarlantas. Penelitian ini diselenggarakan
oleh Taruna Akademi Kepolisian dalam rangka
penelitian akademik Tugas Akhir. Hasil penelitian
diharapkan mampu kamseltibcarlantas di Wilayah
Hukum Polres Demak. Atas kerjasamanya, saya
ucapkan terima kasih.
Identitas responden : Nama : AHMAD KHOTIB
Pangkat : BRIPKA NRP 86041788
Jabatan : Anggota Regu 1 Unit Gakkum
Masa Kerja : 16 TH (3 TH di Unit Gakkum)
Alamat : Desa Kunir, RT01 RW08,
Dempet, Demak
Pelaksanaan : Hari/Tanggal : Selasa, 6 Desember 2022
Lokasi : Unit Gakkum Satlantas

Pertanyaan
1. Apakah ada pembagian tugas Unit Gakkum Satlantas Polres Demak
dalam penanganan TKP laka lantas?
Untuk di regu 1, ketika ada TKP laka lantas, maka 2 (dua) orang akan
berangkat. 2(dua) orang lainnya stand by di kantor untuk pelayanan
dan pemeriksaan saksi. Apabila ada TKP lebih dari 1 tempat, maka
174

4(empat) orang akan berangkat semua. Dikarenakan kendaraan


kurang, kita biasa menggunakan kendaraan dari Unit Kamsel atau
staff lantas.
2. Bagaimana proses pembuatan sket TKP dan pengukuran di TKP
laka lantas? Apakah Unit Gakkum Satlantas Polres Demak
mempunyai teknik tertentu dalam melaksanakan pengukuran?
Ketika ada kejadian laka lantas, langsung dibuat sket TKP kasar di
jalan. Setelah sampai di kantor, dibuat sket TKP nya. Untuk
pengukuran di TKP laka lantas, kita bisa menggunakan meteran.
Apabila tidak membawa meteran, maka biasanya kita menggunakan
langkah kaki untuk mengukur jarak. Biasanya kita juga sudah hafal
ukuran lebar jalan untuk mempermudah pengukuran. Kita juga
biasanya menghitung dari jarak antar tiang listrik yang berjarak
sekitar 50 m untuk memperkirakan posisi di TKP.
3. Bagaimana pelaksanaan pengamanan TKP oleh petugas Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak?
Kita menggunakan kerucut lalu lintas untuk penanganan laka lantas.
Biasanya kerucut lalu lintas yang kita gunakan berjumlah 3 (tiga)
buah. Apabila menimbulkan kemacetan, kita menggunakan kerucut
lalu lintas yang lebih banyak.
4. Bagaimana pelaksanaan pengaturan lalu lintas oleh petugas Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak?
Setelah mencari saksi, 1(satu) orang petugas mengatur lalu lintas
dan 1(satu) orang lainnya membuat sket TKP.
5. Menurut komandan, apakah kecelakaan dapat menyebabkan
kemacetan?
Tergantung kecelakaan yang terjadi. Apabila mobil dengan mobil
maka dapat menyebabkan kemacetan di jalan raya.
6. Kendala apa yang sering terjadi pada saat proses penanganan TKP
laka lantas baik internal maupun eksternal?
Kendala utamanya adalah cuaca. Apabila sedang melaksanakan
175

penanganan TKP saat hujan terutama mencari barang bukti


goresan, maka akan sulit karena terkena air hujan.
7. Apa kebijakan dan inovasi yang telah dilaksanakan agar kinerja Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak menjadi lebih baik?
Harus ada ambulance di Polres Demak. Saat kita menolong korban,
kita biasa menggunakan mobil double cabin. Mobil tersebut kurang
menjamin keselamatan pada korban yang ditolong.
8. Apakah saat ini Unit Gakkum Satlantas Polres Demak telah
memanfaatkan aplikasi Microsoft Visio? Berapa banyak anggota
yang memiliki aplikasi Microsoft Visio?
Untuk di regu 1, kita hanya memiliki di 1 komputer yang terdapat
aplikasi Microsoft Visio meskipun kita punya 3 komputer. Untuk regu
lain juga sudah memiliki masing-masing 1 di tiap regu.
9. Apa kendala anggota dalam menggunakan aplikasi Microsoft Visio?
Untuk aplikasi Microsoft Visio harus menggunakan Windows 7. Hal
tersebut menyulitkan anggota dalam membuat sket TKP.
10. Bagaimana anggota mempelajari penanganan laka lantas?
Kita biasanya belajar dari senior terdahulu yang sudah
berpengalaman untuk belajar tentang penanganan laka lantas.
11. Apa kendala anggota yang belum mempunyai skep
penyidik/penyidik pembantu, belum melaksanakan dikjur, prolat, dan
belum memiliki sertifikasi?
Untuk anggota, apabila ingin mempunyai skep penyidik/penyidik
pembantu harus melaksanakan dikjur terlebih dahulu. Selain itu, ia
juga harus mempunyai gelar S-1. Untuk dikjur, kendalanya untuk
anggota harus bergantian karena memiliki kuota per polres 1 orang.
Ini juga sudah merupakan kebijakan Polda karena Polda juga diberi
kuota terbatas. Prolat sudah sering dilakukan setiap akhir tahun di
SPN Purwokerto. Untuk sertifikasi biasanya dilakukan di Polda
sekitar 1 minggu.
176

12. Apakah Unit Gakkum Satlantas Polres Demak dalam pelaksanaan


satgas Quick Response, Si Pantas Aksi, dan derek telah dibuat MoU
dan SOP dengan instansi terkait?
Untuk satgas Quick Response, MoU sudah dibuat dengan instansi
terkait. Setiap ada operasi, kita sering melakukan pertemuan/apel
bersama. Untuk SOP kami belum membuat dengan instansi terkait.
Satgas tersebut digunakan apabila ada kecelakaan. Kita juga sering
menggunakan ambulan dari rumah sakit terdekat. Apabila jauh dari
rumah sakit, kita sering membawa korban dengan mobil Unit
Gakkum ke rumah sakit terutama luka berat/meninggal dunia.
Dikarenakan pihak puskesmas biasanya hanya mau menangani
kecelakaan yang mengakibatkan luka ringan. Apabila luka
berat/meninggal, maka pihak puskesmas biasanya menolak untuk
membawa korban. Setelah diantar petugas, biasanya korban luka
berat/meninggal dirujuk ke rumah sakit dari puskesmas. Hal ini
dikarenakan puskesmas minim perlengkapan.
Untuk aplikasi Si Pantas Aksi, saya sudah mempunyai aplikasi
tersebut. Akan tetapi, tidak semua anggota mempunyai aplikasi
tersebut. Aplikasi tersebut merupakan aplikasi dari Dishub untuk
melihat situasi arus lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas yang terjadi.
Saya waktu itu meminta kepada anggota Dishub. Untuk aplikasi
tersebut, kami belum memiliki MoU dengan Dishub dan belum ada
SOP tentang hal itu. Di regu 1, hanya saya yang memiliki aplikasi
tersebut.
Untuk derek, kami telah membuat kerja sama dengan pihak ketiga
dari daerah Kudus. Derek tersebut selalu stand by di depan kantor
Dishub (dekat kantor Samsat) dan selalu bisa digunakan 24 jam.
Untuk pembayaran dibebankan kepada pemilik kendaraan yang
mengalami kecelakaan.
177

DOKUMENTASI WAWANCARA
178
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
AKADEMI KEPOLISIAN

OPTIMALISASI PENANGANAN KECELAKAAN LALU LINTAS OLEH


UNIT GAKKUM SATLANTAS POLRES DEMAK UNTUK
MEWUJUDKAN KAMSELTIBCARLANTAS
NARASUMBER : KELUARGA KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS
POLRES DEMAK

Pengantar : Dihadapan Bpk/Ibu/Saudara terdapat beberapa


pertanyaan yang berkaitan dengan optimalisasi
penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak untuk mewujudkan
kamseltibcarlantas. Penelitian ini diselenggarakan
oleh Taruna Akademi Kepolisian dalam rangka
penelitian akademik Tugas Akhir. Hasil penelitian
diharapkan mampu kamseltibcarlantas di Wilayah
Hukum Polres Demak. Atas kerjasamanya, saya
ucapkan terima kasih.
Identitas responden : Nama : SOLEH
Umur : 25 tahun
Pangkat :-
Jabatan :-
Masa Kerja :-
Alamat : Mangkang, Semarang
Pelaksanaan : Hari/Tanggal : Sabtu, 8 Oktober 2022
Lokasi : Unit Laka Polres Demak

Pertanyaan
1. Apakah Saudara pernah melihat atau mengalami kecelakaan lalu
lintas? Jika sudah, jelaskan kronologi kejadiannya?
Pernah melihat. Pada hari Minggu,2 Oktober 2022 sekitar jam 16.30
WIB terjadi kecelakaan di depan rumah saya (Ayah korban) karena
ada acara keluarga. Kronologinya, pada saat sore hari anak saya
179

(korban) pulang naik kereta odong-odong. Setelah naik kereta, anak


saya turun lewat pintu belakang gerbong karena mau menyebrang
ke rumah Ayahnya untuk pulang. Pada saat itu, anak saya sedang
Bersama ibunya dan tertabrak motor yang melintas. Setelah itu, istri
saya memanggil saya dan membawa anak saya ke rumah sakit. Dari
rumah sakit, dokter menanyakan penyebab kecelakaan dan
menyarankan untuk memakai jasa raharja untuk membiayai korban
kecelakaan karena tidak bisa ditanggung BPJS. Lalu, pihak rumah
sakit merekomendasikan untuk melapor ke pihak kepolisian.
Tujuannya agar memperjelas kejelasan pembiayaan korban. Korban
dirujuk ke Rumah Sakit Elisabeth Semarang. Sampai sekarang
masih menunggu kejelasan pembiayaan dari bantuan polisi dan
Pihak Jasa Raharja.
2. Bagaimana menurut Saudara tentang kinerja Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak dalam pengananan TKP kecelakaan lalu lintas?
Dari pihak keluarga masih belum terlalu memahami tentang tata cara
pelaporan ke polisi. Polisi sudah datang ke Rumah Sakit untuk
menanyakan keadaan dan keterangan kepada korban. Awalnya
direncakan untuk secara kekeluargaan, tetapi karena sudah melapor
jadi laporannya dilanjutkan ke polisi. Lalu, polisi merekomendasikan
untuk mengurus Jasa Raharja di Polres Demak.
3. Berapa lama waktu yang diperlukan oleh Polisi dari waktu pelaporan
sampai polisi datang ke TKP?
Begitu lapor, polisi langsung datang ke Rumah Sakit untuk memintai
keterangan sekitar jam 20.00 sampai sekitar 21.00 WIB.
4. Apakah Saudara mempunyai masukan atau saran untuk Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak dalam penanganan TKP
kecelakaan lalu lintas untuk mewujudkan kamseltibcarlantas?
Agar pada saat mengurus segala administrasi lebih diperjelas seperti
persyaratan yang harus harus dibawa sehingga dapat lebih efektif
dan efisien dalam hal waktu, tenaga, dan biaya, serta siapa pihak
180

yang harus mengurus. Selain itu, agar lebih cepat dalam


penanganan dan datang ke lokasi. Saya (Ayah Korban)
mengeluhkan dikarenakan saya juga berprofesi sebagai karyawan
yang harus izin terlebih dahulu ke pihak perusahaan. Apabila
pelayanan lambat, maka akan mengganggu pekerjaan saya.
181

DOKUMENTASI WAWANCARA
182
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
AKADEMI KEPOLISIAN

OPTIMALISASI PENANGANAN KECELAKAAN LALU LINTAS OLEH


UNIT GAKKUM SATLANTAS POLRES DEMAK UNTUK
MEWUJUDKAN KAMSELTIBCARLANTAS
NARASUMBER : KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS POLRES
DEMAK

Pengantar : Dihadapan Bpk/Ibu/Saudara terdapat beberapa


pertanyaan yang berkaitan dengan optimalisasi
penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak untuk mewujudkan
kamseltibcarlantas. Penelitian ini diselenggarakan
oleh Taruna Akademi Kepolisian dalam rangka
penelitian akademik Tugas Akhir. Hasil penelitian
diharapkan mampu kamseltibcarlantas di Wilayah
Hukum Polres Demak. Atas kerjasamanya, saya
ucapkan terima kasih.
Identitas responden : Nama : SUPARDI
Umur : 28 tahun
Pangkat :-
Jabatan :-
Masa Kerja :-
Alamat : Kedung Rejo, Rembang, Dmk
Pelaksanaan : Hari/Tanggal : Kamis, 13 Oktober 2022
Lokasi : Satlantas Polres Demak

Pertanyaan
1. Apakah Saudara pernah melihat atau mengalami kecelakaan lalu
lintas? Jika sudah, jelaskan kronologi kejadiannya?
Pada hari Kamis, 6 Oktober 2022 sekitar pukul 14.00 WIB. Pada saat
itu saya dan teman saya sedang mengendarai truk tangki yang berisi
minyak di Jalur Pantura dari Demak menuju ke arah Kudus.
183

Tepatnya di sekitar Desa Wonorejo kec. Karanganyar. Pada saat itu,


saya sedang ada di lajur kanan dan ingin menepi ke kiri. Pada saat
itu, sepertinya saya sedang mengantuk dan stir saya banting ke kiri.
Setelah itu, ban depan kiri saya terperosok dan truk tangki saya
terguling di tepi jalan dekat kali. Saya hanya luka sedikit namun truk
tangki yang saya kendarai rusak pada bagian depan sebelah kiri dan
kaca truk saya pecah. Selain itu, pembatas jalan di sana juga rusak
karena saya tabrak.
2. Bagaimana menurut Saudara tentang kinerja Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak dalam pengananan TKP kecelakaan lalu lintas?
Polisi saat datang ke sini langsung membantu dan menanyakan
beberapa hal kepada kami. Berdasarkan keterangan dari mereka,
mereka mengakui berasal dari Polsek Karanganyar. Tidak lama
kemudian, datang polisi dari Polres Demak dan memarkirkan
kendaraan mereka di depan truk tangki saya. Kami kembali
ditanyakan mengenai identitas saya. Tidak lama kemudian mobil
derek dari polres datang. Setelah itu, kami diberikan pilihan mau
memperbaiki pembatas jalan yang rusak sendiri atau melalui polisi
kepada Jasa Marga untuk memperbaiki jalan. Lalu, kami memilih
untuk memperbaiki sendiri dan STNK kami diambil untuk
pertanggungjawaban. Kemudian, kami disuruh untuk mengambil
STNK ke Polres dan melaporkan perbaikan pembatas jalan yang
telah kami lakukan.
3. Berapa lama waktu yang diperlukan oleh Polisi dari waktu pelaporan
sampai polisi datang ke TKP?
Anggota polsek datang ke lokasi sekitar 20 menit setelah kejadian.
Setelah itu, anggota polres datang sekitar 30 menit setelahnya atau
sekitar 50 menit setelah kecelakaan.
4. Apakah Saudara mempunyai masukan atau saran untuk Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak dalam penanganan TKP
kecelakaan lalu lintas untuk mewujudkan kamseltibcarlantas?
184

Pada saat setelah kejadian, saya hanya disuruh untuk mengambil


STNK saya saja dan saya tidak membawa apa-apa. Namun, setelah
bertemu dengan polisi. Saya disuruh untuk membawa KIR atau surat
dari Dishub untuk uji kelayakan kendaraan untuk mengambil STNK
dan memberikan dokumentasi tentang jalan yang sudah saya
perbaiki. Selain itu, saya juga kurang tahu cara melapor ke polisi.
Pada saat itu, saya dibantu masyarakat di daerah itu untuk
melaporkan kecelakaan saya ke polisi karena kendaraan saya butuh
mobil derek untuk menderek mobil tangki saya yang terperosok dan
terguling ke tepi jalan.
185

DOKUMENTASI WAWANCARA
186

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


AKADEMI KEPOLISIAN

OPTIMALISASI PENANGANAN KECELAKAAN LALU LINTAS OLEH


UNIT GAKKUM SATLANTAS POLRES DEMAK UNTUK
MEWUJUDKAN KAMSELTIBCARLANTAS
NARASUMBER : KELUARGA KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS
POLRES DEMAK

Pengantar : Dihadapan Bpk/Ibu/Saudara terdapat beberapa


pertanyaan yang berkaitan dengan optimalisasi
penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak untuk mewujudkan
kamseltibcarlantas. Penelitian ini diselenggarakan
oleh Taruna Akademi Kepolisian dalam rangka
penelitian akademik Tugas Akhir. Hasil penelitian
diharapkan mampu kamseltibcarlantas di Wilayah
Hukum Polres Demak. Atas kerjasamanya, saya
ucapkan terima kasih.
Identitas responden : Nama : RIO
Umur : 25 tahun
Pangkat :-
Jabatan :-
Masa Kerja :-
Alamat : Jl. Mranggen, Demak
Pelaksanaan : Hari/Tanggal : Jumat, 15 Oktober 2022
Lokasi : Unit Laka Polres Demak

Pertanyaan
1. Apakah Saudara pernah melihat atau mengalami kecelakaan lalu
lintas? Jika sudah, jelaskan kronologi kejadiannya?
Pada hari Rabu, 12 Oktober 2022, kakak ipar saya, Elang,
mengalami kecelakaan beruntun. Pada saat itu, sekitar pukul 10.00
187

WIB beliau sedang mengendarai sepeda motornya di Jalan


Candisari, Demak. Setelah itu, tiba-tiba ada mobil dengan kencang
menabrak motor kakak ipar saya dari arah yang berlawanan.
Kemudian, mobil tersebut juga menabrak sepeda motor yang berada
di belakang motor kakak ipar saya hingga kedua motor tersebut
terjatuh. Setelah dibawa ke rumah sakit, kakak ipar saya dan
pengendara motor satunya dinyatakan meninggal dunia. Pada hari
tersebut, kami baru dikabari oleh pihak rumah sakit dan polisi setelah
kakak ipar saya meninggal jika ada kecelakaan yang menimpa kakak
ipar saya. Keluarga kami shock dan tidak dapat berbuat apapun.
Namun, tas beserta dompet yang berisi identitas kakak ipar saya
tidak ditemukan. Sehari setelahnya, dompet kakak ipar saya baru
dikembalikan oleh masyarakat di daerah kecelakaan dengan uang
tunai yang kosong. Kami pun akhirnya datang ke kantor polisi pada
hari ini, Jumat, 15 Oktober 2022 pukul 11.00 WIB untuk meminta
laporan polisi guna mengurus asuransi Jasa Raharja dan surat
kematian kakak ipar saya.
2. Bagaimana menurut Saudara tentang kinerja Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak dalam pengananan TKP kecelakaan lalu lintas?
Menurut saya, pihak kepolisian sudah berusaha secara maksimal
dalam penanganan TKP kecelakaan lalu lintas. Namun, kami sedikit
kecewa karena kami baru dikabari setelah kakak ipar saya sudah
meninggal di rumah sakit. Jadi, kami berharap agar pemberitahuan
kecelakaan kepada keluarga dapat lebih cepat. Selain itu, kami juga
sedikit kecewa dengan sistem pembagian regu piket anggota polisi
yang menyulitkan kami. Kami barusan disuruh untuk kembali besok
dikarenakan pihak yang mengurus kecelakaan sedang tidak
piket/tidak berada di kantor. Kami harus segera mengurus laporan
polisi ini ke polisi karena kami juga bekerja dan tidak bisa selalu izin
untuk mengurus administrasi ke kantor polisi.
188

3. Berapa lama waktu yang diperlukan oleh Polisi dari waktu pelaporan
sampai polisi datang ke TKP?
Saya tidak tahu pasti, namun dari waktu kejadian hingga kami
dihubungi oleh polisi adalah sekitar 2 jam yaitu pada saat sudah di
rumah sakit
4. Apakah Saudara mempunyai masukan atau saran untuk Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak dalam penanganan TKP
kecelakaan lalu lintas untuk mewujudkan kamseltibcarlantas?
Kami sangat berharap agar ke depannya pihak kepolisian dalam
menghubungi pihak keluarga yang terdampak kecelakaan lalu lintas
agar lebih cepat lagi. Selain itu, agar lebih diperjelas waktu dan
tempat yang harus kami datangi untuk mengurus administasi ini ke
Polisi. Kami sangat berharap kejadian ini Kembali terulang karena
setiap orang pasti memiliki kesibukannya masing-masing dan sangat
memberatkan apabila harus menunggu beberapa hari dikarenakan
pihak Polisi yang mengurus kecelakaan pada hari yang
bersangkutan sedang tidak piket/tidak berada di kantor.
189

DOKUMENTASI WAWANCARA
190

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


AKADEMI KEPOLISIAN

OPTIMALISASI PENANGANAN KECELAKAAN LALU LINTAS OLEH


UNIT GAKKUM SATLANTAS POLRES DEMAK UNTUK
MEWUJUDKAN KAMSELTIBCARLANTAS
NARASUMBER : KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS POLRES
DEMAK

Pengantar : Dihadapan Bpk/Ibu/Saudara terdapat beberapa


pertanyaan yang berkaitan dengan optimalisasi
penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak untuk mewujudkan
kamseltibcarlantas. Penelitian ini diselenggarakan
oleh Taruna Akademi Kepolisian dalam rangka
penelitian akademik Tugas Akhir. Hasil penelitian
diharapkan mampu kamseltibcarlantas di Wilayah
Hukum Polres Demak. Atas kerjasamanya, saya
ucapkan terima kasih.
Identitas responden : Nama : AHMAD NURUL KAMALUDDIN
Umur : 25 tahun
Pangkat :-
Jabatan :-
Masa Kerja :-
Alamat : Kecamatan Sayung, Demak
Pelaksanaan : Hari/Tanggal : Jumat, 15 Oktober 2022
Lokasi : Unit Laka Polres Demak
Pertanyaan
1. Apakah Saudara pernah melihat atau mengalami kecelakaan lalu
lintas? Jika sudah, jelaskan kronologi kejadiannya?
Pernah. Pada hari Rabu, 12 Oktober 2022. Saya sedang
mengendarai mobil yaitu Suzuki Ertiga saya di Jalan Lingkar Demak.
Pada saat itu, saya sedikit lalai dan melamun hingga tanpa saya
191

sadari mobil saya menabrak pohon yang berada di pinggir jalan.


Setelah itu, saya berusaha mengurus sendiri mobil saya. Namun,
ternyata pada saat mengurus asuransi di Jasa Raharja, mereka
mengharuskan adanya laporan polisi sebagai bukti adanya
kecelakaan. Saya pun pada hari ini Jumat 15 Oktober 2022 pukul
11.15 WIB datang ke kantor polisi untuk meminta laporan polisi.
2. Bagaimana menurut Saudara tentang kinerja Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak dalam pengananan TKP kecelakaan lalu lintas?
Menurut saya, sudah cukup baik. Permintaan saya untuk membuat
laporan polisi diterima meskipun saya awalnya tidak melapor kepada
polisi.
3. Berapa lama waktu yang diperlukan oleh Polisi dari waktu pelaporan
sampai polisi datang ke TKP?
Polisi tidak datang ke lokasi dikarenakan pada saat itu saya tidak
melaporkan kejadian kepada polisi.
4. Apakah Saudara mempunyai masukan atau saran untuk Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak dalam penanganan TKP
kecelakaan lalu lintas untuk mewujudkan kamseltibcarlantas?
Menurut saya, sudah cukup baik. Namun, menurut saya mungkin
perlu adanya penjelasan yang lebih mendetail mengenai tata cara
pelaporan kepada polisi dan administrasi yang harus dibawa.
Tujuannya adalah agar memudahkan kami untuk mengurus
administrasi dan pelaporan kepada polisi.
192

DOKUMENTASI WAWANCARA
193
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
AKADEMI KEPOLISIAN

OPTIMALISASI PENANGANAN KECELAKAAN LALU LINTAS OLEH


UNIT GAKKUM SATLANTAS POLRES DEMAK UNTUK
MEWUJUDKAN KAMSELTIBCARLANTAS
NARASUMBER : KANIT TURJAGWALI SATLANTAS POLRES DEMAK

Pengantar : Dihadapan Bpk/Ibu/Saudara terdapat beberapa


pertanyaan yang berkaitan dengan optimalisasi
penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak untuk mewujudkan
kamseltibcarlantas. Penelitian ini diselenggarakan
oleh Taruna Akademi Kepolisian dalam rangka
penelitian akademik Tugas Akhir. Hasil penelitian
diharapkan mampu kamseltibcarlantas di Wilayah
Hukum Polres Demak. Atas kerjasamanya, saya
ucapkan terima kasih.
Identitas responden : Nama : M. KHAERUR ROKHMAN
Pangkat : IPDA NRP 70060153
Jabatan : Kanit Turjagwali
Masa Kerja : 32 tahun (2 bulan sbg kanit
Turjagwali)
Alamat : Desa Wonosalam RT4 RW4
Pelaksanaan : Hari/Tanggal : Selasa, 11 Oktober 2022
Lokasi : Minops Satlantas Polres
Demak

Pertanyaan
1. Apa yang komandan ketahui mengenai e-turjagwali?
E-turjagwali merupakan aplikasi kegiatan turjagwali yang dibuat oleh
korlantas Polri dalam rangka pengawasan dan pengendalian seluruh
personil yang mengemban tugas opsnal di bidang preventif
(pencegahan) khususnya di unit Turjagwali(pengaturan, penjagaan,
194

pengawalan, dan patroli). Setiap anggota dapat melaporkan


kegiatannya dan setiap anggota yang memiliki aplikasi e-turjagwali
dapat memantau lokasi serta jenis kegiatan yang dilakukannya pada
saat pelaporan. Anggota yang memiliki aplikasi e-turjagwali tidak
hanya dari unit turjagwali saja, namun seluruh unit dapat mengunduh
dan menggunakan aplikasi ini.
2. Bagaimana mekanisme kerja e-turjagwali?
Mekanisme kerja e-turjagwali adalah anggota pada saat
melaksanakan penjagaan, pengawalan, dan patroli dapat
melaporkan kegiatannya melalui aplikasi e-turjagwali. Hal ini
dikarenakan, secara umum tugas pokok satlantas adalah untuk
menjaga kamseltibcarlantas. Oleh karena itu, setiap anggota
diseluruh tugas opsnal wajib melaporkan seluruh kegiatan
pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patrol ke aplikasi tersebut.
Selain itu, unit lain dalam mendukung tugas kamseltibcarlantas juga
mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sama. Aplikasi ini dibuat
dan dirancang khusus oleh korlantas Polri dan dioperasikan oleh
admin opsnal di satuan kewilayahan. Untuk monitoring anggota
dilapangan, kita cenderung melalui pendukung yaitu HT dan HP
melalui aplikasi yang sudah ada di dalamnya. Bisa juga dengan
video call. Untuk aplikasi e-turjagwali, pimpinan dapat memonitor
anggota dalam rangka melakukan wasdal. Selain itu, anggota juga
akan melaksanakan Anev setiap setiap harinya yang dirangking oleh
pihak Polda dan dilanjutkan ke tahap nasional. Diharapkan untuk
rangking keaktifan berada di angka 80-100%. Selain itu, aplikasi ini
juga dapat melihat lokasi anggota secara real time pada saat
pelaporan pelaksanaan kegiatan di lapangan.
3. Apakah ada kelebihan dan kelemahan e-turjagwali?
Kelebihan e-turjagwali adalah dapat lebih cepat dan mengevaluasi
anggota secara umum tingkat Polda. Kelemahannya adalah
dikarenakan e-turjagwali merupakan sistem IT, terdapat anggota
195

yang dapat melaksanakan kecurangan dalam pelaporan dengan


membuat laporan palsu. Selain itu, beberapa anggota juga
mengeluhkan kendala jaringan pada saat mengoperasionalkan
aplikasi ini.
4. Apakah saat ini e-turjagwali sudah dimanfaatkan dalam membantu
penanganan TKP laka lantas khususnya dalam mempercepat
penanganan korban dan TKP? Bagaimana tanggapan komandan?
Masih belum bisa digunakan. Namun, aplikasi ini bisa digunakan
apabila di suatu tempat tersebut merupakan black spot dan dapat
dilakukan pencegahan melalui aplikasi e-turjagwali(sesuai dengan
tupoksinya). Akan tetapi, untuk olah TKP tetap wajib dilakukan oleh
unit laka/gakkum. Menurut pengalaman saya di Samapta, kita
memiliki aplikasi easy go untuk mengecek lokasi anggota.
5. Apakah ada inovasi lain untuk bisa mengecek keberadaan lokasi
anggota di lapangan?
Untuk mengetahui keberadaan lokasi anggota di lapangan dapat
menggunakan fitur share location yang terdapat di aplikasi
whatsApp. Selain itu, WhatsApp juga lebih sering digunakan oleh
seluruh anggota. Ditambah lagi, fitur share location di aplikasi
whatsApp dapat digunakan dengan batas maksimal share location
sampai 8 jam.
196

DOKUMENTASI WAWANCARA
197

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


AKADEMI KEPOLISIAN

OPTIMALISASI PENANGANAN KECELAKAAN LALU LINTAS OLEH


UNIT GAKKUM SATLANTAS POLRES DEMAK UNTUK
MEWUJUDKAN KAMSELTIBCARLANTAS
NARASUMBER : OPERATOR E-TURJAGWALI SATLANTAS POLRES
DEMAK

Pengantar : Dihadapan Bpk/Ibu/Saudara terdapat beberapa


pertanyaan yang berkaitan dengan optimalisasi
penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak untuk mewujudkan
kamseltibcarlantas. Penelitian ini diselenggarakan
oleh Taruna Akademi Kepolisian dalam rangka
penelitian akademik Tugas Akhir. Hasil penelitian
diharapkan mampu kamseltibcarlantas di Wilayah
Hukum Polres Demak. Atas kerjasamanya, saya
ucapkan terima kasih.
Identitas responden : Nama : LILIN ELA ERLIANA
Pangkat : BRIPTU NRP 97070274
Jabatan : Bamin Satlantas
Masa Kerja : 6 tahun (3 th di Satlantas)
Alamat : Desa Sedu RT03RW03 Demak
Pelaksanaan : Hari/Tanggal : Selasa, 11 Oktober 2022
Lokasi : Minops Lantas Polres Demak

Pertanyaan
1. Apa yang komandan ketahui mengenai e-turjagwali?
E-turjagwali adalah aplikasi yang dibuat dari korlantas Polri untuk
pelaporan secara online yang dirangking setiap harinya dari Polda
sampai jajaran Polres. E-turjagwali dapat memonitor setiap
pergerakan, kegiatan, dan lokasi anggota secara real time sesuai
198

waktu penginputan kegiatan.


2. Bagaimana mekanisme kerja e-turjagwali?
Digunakan untuk pelaporan mulai dari pengaturan, penjagaan,
pengawalan, dan patroli. Setiap anggota dibekali setiap anggota dan
dapat didownload di Play Store oleh masing-masing anggota dengan
log in berdasarkan NRP masing-masing. Setiap Polda dan Polres
mewajibkan menginput kegiatan turjagwali yang dilakukannya setiap
hari termasuk hari minggu. Contohnya adalah melakukan
pengaturan lalu lintas pada saat pagi hari, pelayanan kepada
masyarakat, dan kegiatan lainnya sesuai unit masing-masing. Selain
itu, e-turjagwali juga bisa men- detect lokasi anggota dan apabila
melakukan penyimpangan lokasi patroli dapat dilihat dari operator.
3. Apa kelebihan dan kelemahan dari e-turjagwali?
Kelebihannya adalah dapat mempercepat sistem pelaporan
turjagwali. Kelemahannya adalah aplikasi ini mengharuskan anggota
untuk memiliki koneksi internet yang baik.
4. Apakah saat ini e-turjagwali sudah dimanfaatkan dalam membantu
pelaksanaan TKP laka lantas khususnya dalam mempercepat
penanganan korban dan TKP?
Dari aplikasi e-turjagwali, belum digunakan untuk membantu
penanganan TKP laka lantas. Aplikasi tersebut hanya digunakan
untuk pelaporan kegiatan turjagwali.
5. Bagaimana tanggapan komandan mengenai pemanfaatan e-
turjagwali dalam penanganan TKP laka lantas khususnya
mendatangi TKP dan menolong korban?
Belum dimanfaatkan untuk penanganan TKP laka lantas. Pada saat
ini, aplikasi e-turjagwali hanya bisa melihat keberadaan anggota
yang menginput kegiatan dalam aplikasi pada saat waktu
penginputan.
199

6. Menurut komandan, apakah ada inovasi lain untuk bisa mengecek


keberadaan lokasi anggota di lapangan?
Dapat menggunakan fitur share location yang terdapat di aplikasi
WhatsApp. Hal ini dikarenakan WhatsApp sering digunakan oleh
anggota dan pimpinan dalam berkomunikasi. Menurut saya, fitur
share location whatsApp juga mempunyai jangka waktu yang lama
yaitu sampai 8 jam.
200

DOKUMENTASI WAWANCARA
201
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
AKADEMI KEPOLISIAN

OPTIMALISASI PENANGANAN KECELAKAAN LALU LINTAS OLEH


UNIT GAKKUM SATLANTAS POLRES DEMAK UNTUK
MEWUJUDKAN KAMSELTIBCARLANTAS
NARASUMBER : BAGDALPERS SDM POLRES DEMAK

Pengantar : Dihadapan Bpk/Ibu/Saudara terdapat beberapa


pertanyaan yang berkaitan dengan optimalisasi
penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak untuk mewujudkan
kamseltibcarlantas. Penelitian ini diselenggarakan
oleh Taruna Akademi Kepolisian dalam rangka
penelitian akademik Tugas Akhir. Hasil penelitian
diharapkan mampu kamseltibcarlantas di Wilayah
Hukum Polres Demak. Atas kerjasamanya, saya
ucapkan terima kasih.
Identitas responden : Nama : SUPRIYANTO
Pangkat : IPTU
Jabatan : Kasubbagdalpers SDM Polres
Demak
Pelaksanaan : Hari/Tanggal : Senin, 12 Desember 2022
Lokasi : Kantor Subbagdalpers SDM
Polres Demak

Pertanyaan
1. Apakah yang saudara ketahui tentang skep penyidik/penyidik
pembantu, dikjur, prolat, dan sertifikasi anggota Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak?
Dahulu namanya dikjur, sekarang bernama Dikbang. Untuk menjadi
penyidik harus punya skep penyidik. Syarat untuk mengajukan skep
penyidik diantaranya harus sudah mengikuti Dikbangspes dan sudah
sarjana S-1. Setelah itu, baru bisa diajukan untuk mendapatkan skep
202

penyidik. Setiap bulan, mabes memberikan kuota untuk tiap Polda


untuk mengirimkan anggotanya yang ingin mengambil skep
penyidik. Kuota tersebut terbatas. Contohnya terdapat 10 kuota
personil yang ingin melaksanakan dikjur/dikbang. Maka, seluruh
jajaran polres di Polda Jateng akan berebut untuk mendapatkan
kuota tersebut.
Dulu hanya yang ingin saja untuk melaksanakan dikbang. Namun,
sekarang anggota berebut untuk mendapatkan sekolah dikbang
karena untuk percepatan pangkat setengah tahun. Untuk dikjur laka
lantas dilaksanakan di Serpong. Untuk dikjur/dikbang dilaksanakan
selama 3 bulan.
Prolat hanya dilaksanakan selama seminggu. Prolat tersebut
dilaksanakan di SPN Polda masing-masing dan dilaksanakan oleh
Polda. Kalau di Jateng, dilaksanakan di Purwokerto. Akan tetapi,
tidak banyak anggota yang ingin melaksanakan prolat karena prolat
ini menggunakan biaya sendiri. Selain itu, prolat juga tidak bisa untuk
percepatan naik pangkat.
Setiap tahun ada TR untuk melaksanakan dikbang/dikjur. Akan
tetapi, belum tentu anggota yang mengajukan berangkat untuk
melaksanakan dikjur/dikbang. Di Polda Jateng saja terdapat lebih
dari 30 Polres. Namun, koutanya hanya sedikit. Terkadang hanya 10
orang. Belum tentu semua polres mendapatkan kuota tersebut.
Selain itu, kecepatan mendapatnya informasi juga menentukan
setiap Polres untuk mengajukan anggotanya untuk melaksanakan
dikjur/dikbang.
Untuk sertifikasi, dilaksanakan oleh penyidik yang sudah
mendapatkan skep penyidik/penyidik pembantu. Sertifikasi ini juga
terdapat tes nya. Sertifikasi biasanya dilaksanakan pasca
dikjur/dikbang dan dilakukan selama beberapa minggu. Namun,
tidak semua penyidik/penyidik pembantu mempunyai sertifikasi.
203

2. Bagaimana mekanisme pendaftaran dan pelaksanaan skep


penyidik/penyidik pembantu, dikjur, prolat, dan sertifikasi anggota
Unit Gakkum Satlantas Polres Demak?
Dari mabes biasanya turun TR. Lalu, dilanjutkan ke polda dan
didisposisikan lagi ke polres-polres untuk permintaan data personil
yang berminat untuk melaksanakan pendidikan. Permintaan personil
itu diberikan ke urmin masing-masing. Setelah itu, ada jadwal untuk
melaksanakan tes CAT. Hasil CAT akan di screenshot dan
dikirimkan ke Polda. Setelah itu, akan ada panggilan untuk anggota
yang melaksanakan pendidikan.
3. Kapan pendaftaran skep penyidik/penyidik pembantu, dikjur, prolat,
dan sertifikasi anggota Unit Gakkum Satlantas Polres Demak?
Biasanya setiap tahunnya itu berbeda fungsi yang diprioritaskan.
Seperti pada tahun ini, yang banyak terdapat TR untuk
melaksanakan pendidikan adalah intel termasuk perwiranya. Setiap
bulannya pun fokus pendidikannya berbeda-beda. Untuk tahun ini,
hanya terdapat dikjur/dikbang bintara laka lantas pada bulan Mei.
Namun, kita tidak mendapat kuota. Kuota di Polda Jateng sendiri
hanya 25 orang. Dikbang ini dilaksanakan selama 1 bulan.
204

LAMPIRAN
205
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
AKADEMI KEPOLISIAN

OPTIMALISASI PENANGANAN KECELAKAAN LALU LINTAS OLEH


UNIT GAKKUM SATLANTAS POLRES DEMAK UNTUK
MEWUJUDKAN KAMSELTIBCARLANTAS
NARASUMBER : BAG REN POLRES DEMAK

Pengantar : Dihadapan Bpk/Ibu/Saudara terdapat beberapa


pertanyaan yang berkaitan dengan optimalisasi
penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak untuk mewujudkan
kamseltibcarlantas. Penelitian ini diselenggarakan
oleh Taruna Akademi Kepolisian dalam rangka
penelitian akademik Tugas Akhir. Hasil penelitian
diharapkan mampu kamseltibcarlantas di Wilayah
Hukum Polres Demak. Atas kerjasamanya, saya
ucapkan terima kasih.

Identitas responden : Nama : ALI WARTONO


Pangkat : AIPDA
Jabatan : Paurdalprogar Bag Ren Polres
Demak
Pelaksanaan : Hari/Tanggal : Rabu, 30 November 2022
Lokasi : Kantor Bagren Polres Demak

Pertanyaan
1. Bagaimana mekanisme pengajuan dana di Bag Ren Polres Demak?
Untuk pengajuan dana dapat dilakukan dengan revisi anggaran.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
f) Membuat nota dinas ke Kapolres Demak melalui Kasat Lantas.
g) Setelah kapolres menyetujui, Kapolres akan mendisposisikan
nota dinas ke Kabagren untuk melakukan revisi anggaran.
206

h) Kabagren melaporkan revisi anggaran yang telah diajukan kepada


aplikasi SAKTI (Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi).
Aplikasi tersebut dimiliki oleh Kemenkeu (Kementrian Keuangan).
Kabagren akan melaporkan revisi anggaran tersebut kepada
Kanwil (Kantor Wilayah) dibawah naungan Kemenkeu.
i) Setelah disetujui Kanwil, revisi Rendisgar (Rencana
Pendistribusian Anggaran) akan dikirimkan ke Kabagren.
j) Kabagren meminta persetujuan dan tanda tangan dari Kapolres.
k) Setelah ditanda tangani oleh Kapolres, revisi anggaran dapat
digunakan oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak.
l) Pencairan dana dilakukan oleh Sikeu.
Selain itu, Unit Gakkum Satlantas polres Demak juga dapat
mengajukan penggunaan dana Dukops (Dukungan Operasional)
dengan metode pengajuan yang sama dengan revisi anggaran.
207

LAMPIRAN
208
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
AKADEMI KEPOLISIAN

OPTIMALISASI PENANGANAN KECELAKAAN LALU LINTAS OLEH


UNIT GAKKUM SATLANTAS POLRES DEMAK UNTUK
MEWUJUDKAN KAMSELTIBCARLANTAS
NARASUMBER : BAGLOG POLRES DEMAK

Pengantar : Dihadapan Bpk/Ibu/Saudara terdapat beberapa


pertanyaan yang berkaitan dengan optimalisasi
penanganan kecelakaan lalu lintas oleh Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak untuk mewujudkan
kamseltibcarlantas. Penelitian ini diselenggarakan
oleh Taruna Akademi Kepolisian dalam rangka
penelitian akademik Tugas Akhir. Hasil penelitian
diharapkan mampu kamseltibcarlantas di Wilayah
Hukum Polres Demak. Atas kerjasamanya, saya
ucapkan terima kasih.

Identitas responden : Nama : RIZAL HAFIIZH


Pangkat : BRIPDA
Jabatan : Baurlogistik Polres Demak
Pelaksanaan : Hari/Tanggal : Kamis, 24 November 2022
Lokasi : Kantor Bag Logistik Polres
Demak

Pertanyaan
1. Bagaimana mekanisme pengajuan sarpras di Bag Log Polres
Demak?

Mengajukan belanja modal untuk kendaraan dinas dapat dilakukan


melalui langkah-langkah sebagai berikut:
m) Unit Gakkum Satlantas Polres Demak membuat Renbut
(Rencana Kebutuhan) dan berkoordinasi dengan Kasatlantas
Polres Demak.
209

n) Kasatlantas mengkoordinasikan Renbut yang telah dibuat


dengan Kapolres.
o) Kapolres membuat tembusan ke Kabaglog.
p) Kabaglog komulir ke Kabagren untuk selanjutnya diajukan ke
Mabes Polri lewat Polda.
q) Setelah ada pengadaan dari Mabes Polri, Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak akan diprioritaskan untuk diberi
kendaraan dinas karena sudah mengajukan.
Selain itu, kita juga dapat berkerja sama dengan instansi
terkait seperti Pemda (Pemerintah Daerah) untuk pinjam pakai
penggunaan kendaraan maupun mengajukan pemberian hibah ke
Pemda. Langkah-langkah yang dapat dilakukan yaitu:
b) Unit Gakkum Satlantas Polres Demak membuat Renbut
(Rencana Kebutuhan) dan berkoordinasi dengan Kasatlantas
Polres Demak.
c) Kasatlantas mengkoordinasikan Renbut yang telah dibuat
dengan Kapolres.
d) Kapolres membuat surat permohonan kepada Pemda dengan
maksud untuk menunjang pelaksanaan dinas.
e) Apabila surat permohonan disetujui, pihak yang terkait
membuat BA serah terima dan hibah/pinjam pakai kendaraan.
f) Kendaraan dapat dipakai.
210

DOKUMENTASI WAWANCARA
211

LAMPIRAN 8
HASIL OBSERVASI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


AKADEMI KEPOLISIAN

PEDOMAN OBSERVASI
Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan adalah mengamati
kinerja Unit Gakkum Satlantas Polres Demak dalam penanganan TKP laka
lantas untuk mewujudkan kamseltibcarlantas.
A. Tujuan :
Untuk memperoleh informasi dan data baik mengenai kondisi fisik
maupun non fisik terkait faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Unit
Gakkum Satlantas Polres Demak dalam penanganan TKP laka lantas untuk
mewujudkan kamseltibcarlantas.
B. Aspek yang diamati :
1. Kinerja Unit Gakkum Satlantas Polres Demak dalam penanganan
TKP laka lantas untuk mewujudkan kamseltibcarlantas
2. Lingkungan fisik wilayah hukum Polres Demak
3. Kegiatan yang dilakukan oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Demak
dalam penanganan TKP laka lantas.
4. Kesesuaian cara bertindak antara pelaksanaan penanganan TKP
laka lantas di lapangan dengan tata cara yang sudah diatur dalam
perkap.
5. Metode yang digunakan dalam proses penanganan TKP laka lantas
6. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat Unit Gakkum
Satlantas Polres Demak dalam penanganan TKP laka lantas
7. Tanggapan anggota terhadap pelaksanaan proses penanganan TKP
laka lantas
212

LEMBAR OBSERVASI

Lokasi : Polres Demak


Unit yang diteliti : Unit Gakkum Satlantas Polres Demak
Hari/Tanggal : Kamis, 6 Oktober 2022

Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan


A. Persiapan Unit Gakkum Satlantas
Polres Demak
1. Menyiapkan Surat Perintah V
2. Menyiapkan kekuatan petugas
sesuai dengan sasaran V
3. Melakukan pengecekan kondisi
fisik dan mental ( Kesehatan dan
kebugaran) V
4. Menentukan titik pelaksanaan V
5 Menyiapkan kelengkapan
sarana dan prasarana, yaitu
a) Peralatan kesatuan V
1) Alat pengaman TKP
- Kendaraan(dengan rotator
biru dan sirine)
- Lampu/segitiga pengaman
- Kerucut lalu lintas
- Rambu lalu lintas berupa
petunjuk arah, batas
kecepatan, dan prioritas
- Senter kedip(jika malam)
- Papan informasi adanya
kecelakaan lalu lintas
2) Peralatan PPGD
- Kotak P3K
- Kotak peralatan
kecelakaan lalu lintas
3) Peralatan pendukung
4) Alat komunikasi
b) Peralatan perseorangan V Petugas
1) Jas hujan hanya
2) Rompi lantas membawa
3) Sarung tangan radio
4) Peluit komunikasi
5) Borgol
6) Tongkat polisi
213

7) Radio komunikasi
8) Senjata api
9) masker

B. Pengorganisasian
dan Pelaksanaan AAP (Acara
Arahan
Pimpinan) dengan penyampaian:
1. Penempatan petugas V
sesuai dengan sasaran dan
kemampuan
2. Tujuan yang ingin di capai V
3. Rencana pelaksanaan penanganan V
TKP kecelakaan lalu lintas

4. Larangan dan kewajiban saat V


kegiatan
5 Tata cara pelaksanaan penanganan V
TKP kecelakaan lalu lintas
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Keahlian dalam penanganan TKP
kecelakaan lalu lintas, antara lain:
a) Mendatangi TKP V
b) PPGD V Seringkali
dilaksanakan
petugas
c) TPTKP V Masih belum
mengamankan
status quo
dengan baik
d) Pengolahan TKP V Namun,
pengukuran di
TKP dan
pembuatan
sket TKP tidak
dilaksanakan
secara baik
e) Pengaturan Kelancaran Arus V Namun,
Lalu Lintas petugas
seringkali tidak
membawa
rambu
peringatan
petunjuk arah
214

dan papan
informasi
2. Kecakapan dalam memahami V
target operasi.
3. Kecakapan dalam menentukan V
Langkah Langkah selanjutnya .
4. Pengawasan dari unsur pimpinan V Pengawasan
melekat masih
kurang
dilaksanakan
5. Komunikasi terhadap masyarakat. V
6. Peralatan yang sesuai standar. V Masih ada
perlengkapan
yang tidak
dibawa oleh
petugas
c. Melakukan penindakan maupun V
teguran tegas terukur bila
menemukan penyimpangan
8. Meminta saran dan kritik antar V
anggota

D. Tahap Pengakhiran
1 . Membuat Laporan V

2. Melaporkan Kepada pimpinan V


tentang pelaksanaan kegiatan.
3. Melaksanakan konsolidasi dan V
Anev setelah pelaksanaan kegiatan.
4. Mengecek Kelangkapan sarpras V
setelah pelaksanaan kegiatan

PENELITI

JASON KURNIA
BRIGTAR NO.AK 19.079
215

LAMPIRAN 9
VERBATIM FGD

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


AKADEMI KEPOLISIAN

FOCUS GROUP DISCUSION (FGD)

Nama Subjek : Terlampir (Partisipan=P)


Pekerjaan : Terlampir
Waktu : Selasa, 20 Desember 2022
Tempat : Ruang Rapat Bhakti Satria Satlantas Polres Demak
Baris Partisipan Uraian Intisari
Peneliti Assalamualaikum wr.wb. Selamat Pembukaan
siang Bapak-Bapak sekalian. FGD
Pertama-tama, saya izin
memperkenalkan diri terlebih dahulu
5 karena ada pepatah mengatakan
bahwa tak kenal maka tak sayang.
Nama saya Jason Kurnia. Saya dari
Akademi Kepolisian. Di sini saya
akan membahas mengenai FGD
10 tentang penanganan kecelakaan lalu
lintas di Polres Demak. Kami pun
sadar bahwa penanganan
kecelakaan lalu lintas tidak bisa
ditangani sendiri. Namun, perlu juga
15 adanya bantuan dari berbagai pihak
seperti BPBD, PSC, Jasa Raharja,
Dinas Kesehatan, dan lainnya. Untuk
pertama, mungkin saya akan
216

bertanya mengenai kendala tentang


20 penanganan kecelakaan lalu lintas
dari masing-masing instansi.

RSUD Sunan Baik, mungkin dari rumah sakit Korban


Kalijaga terlebih dahulu. Mungkin kendala kita tanpa
25 yaitu, apabila kami menemukan keluarga
korban yang tidak ada keluarganya.

KBO Jadi kendalanya adalah apabila kami Korban


Satlantas menemukan korban tanpa identitas tanpa
30 Polres terutama dari ODGJ, anak punk, atau identitas
Demak gelandangan. Untuk orang tersebut,
kami kesulitan untuk mendapatkan
identitas. Kendalanya adalah untuk Klaim
mengurus asuransi dan pembiayaan asuransi dan
35 rumah sakit. Karena dari awal, pembiayaan
Dinsos memerlukan identitas untuk rumah sakit
pengurusan administrasi tersebut
apalagi kalua mereka belum tercatat
di pencatatan sipil. Salah satu
40 contohnya adalah saat kami
menemukan korban kecelakaan
ODGJ dan kami lakukan scan sidik
jari, kami lakukan scan sidik jari
berulang-ulang dan tidak dapat
45 terbaca. Bahkan saat dilakukan
pengecekan secara manual, kami
juga tidak dapat menemukan Korban tidak
datanya. Hal ini terjadi karena ODGJ tercatat di
tersebut belum terdaftar di
217

50 pencatatan sipil sejak adanya e-KTP. pencatatan


Kalau anak-anak punk itu, terkadang sipil
kami bisa karena sudah banyak yang
terdapat di pencatatan sipil. Jadi,
kendala utama kami adalah di ODGJ
55 karena tidak terdaftar di pencacatan
sipil. Mungkin yang lain ada yang
ingin menambahkan.

Jasa Raharja Untuk kasus kalau di JR (Jasa


60 Raharja) itu, bahwasanya apabila Keluarga
ada kecelakaan yang meninggal korban tidak
dunia dan keluarga tidak melaporkan melaporkan
langsung kejadiannya. Jasa Raharja langsung
itu kan dituntut untuk segera kejadian
65 menuntaskan santunan kepada
keluarga atau ahli warisnya. Entah
warga masyarakat tidak mengerti
atau faktor lain sehingga tidak Masyarakat
melaporkan kejadian. Itu yang belum
70 membuat was-was pihak Jasa paham
Raharja. Tiba-tiba apabila kejadian tentang
sudah lama dan sudah lewat hari pelaporan
baru dilaporkan. Karena kami juga kejadian
dinilai negara.
75
Peneliti Jadi, lebih kepada apabila ada klaim
di kemudian hari karena menjadi
keterlambatan ya.

80 Jasa Raharja
218

Iya, pak. Karena untuk klaim itu Klaim


maksimal 3 (tiga) hari setelah asuransi
kecelakaan. Hal itu merupakan yang lambat
standar pelayanan dari Jasa Raharja.
85 Anggota Unit
Laka Terutama masyarakat yang masih
Satlantas takut dan ragu untuk melaporkan
Polres kepada polisi. Apalagi bila harus
Demak menghadirkan barang bukti dan Masyarakat
90 saksinya. Takut apabila barang bukti takut barang
tersebut dijadikan objek barang bukti. bukti
Mereka itu tidak mau laporan, tetapi dijadikan
mau mendapatkan asuransi. Mereka objek
terkadang mau melapor kepada polisi penyidikan
95 untuk mendapatkan surat saja.
Dinas
Perhubungan Kalau dari Dishub sendiri, apabila Pengemudi
terjadi kecelakaan dan adanya tidak
kerusakan tiang lampu yang bertanggung
100 tertabrak truk. Itu kan kalau dari jawab
Dishub sendiri harus diganti dari apabila
pengemudi. Kendalanya adalah terjadi
ketika pengemudi tidak ditemukan. kerusakan
Kemarin baru saja dari tiang listrik sarana dan
105 yang tertabrak truk dan patah. Selain prasarana
itu, pembatas jalan juga sering rusak. jalan
Pemadam
Kebakaran Untuk Damkar, biasanya kendalanya Kemacetan
itu kemacetan. Selain itu, ada banyak dan warga
110 juga warga yang berkerumun untuk yang
melihat. Jadi, seperti selfie untuk berkerumun
219

tontonan. Jadi, untuk setiap kejadian menyulitkan


yang diakibatkan kecelakaan, petugas
masyarakat sering melihat dan memadamka
115 menyulitkan petugas. n api
Peneliti
Kalau soal itu, nanti akan kami
koordinasikan kembali kepada Koordinasi
anggota untuk pengamanan TKP. kepada
120 Karena ini juga merupakan tugas petugas di
kami baik dari pos-pos polisi maupun lapangan
unit patroli yang ada di jalan.
Derek
Kalau dari derek, setiap ada info yang Derek selalu
125 membutuhkan penderekan akan siap di lokasi
selalu siap. Kami selalu stand by di
Trengguli.
Peneliti
Apabila saya boleh menyimpulkan, Kesimpulan
130 bahwa dari Pak Abdul (RSUD Sunan peneliti
Kalijaga) terkait dengan kecelakaan
yang tidak terdapat keluarganya.
Lalu, kendala apabila korban tanpa
identitas. Kemudian, ada klaim dari
135 Jasa Raharja terkait keluarga korban
yang lambat dalam melaporkan
kejadian kecelakaan lalu lintas. Lalu,
ada kultur masyarakat yang buruk.
Kemudian, dari Dishub terkait ganti
140 rugi. Lalu, dari damkar terkait
banyaknya masyarakat yang suka
selfie. Derek selalu siap apabila
220

terjadi kecelakaan. Mungkin dari


rekan-rekan ada saran terkait dengan
145 penanganan laka lantas agar
penanganan bisa lebih optimal dan
maksimal.
BPBD
Sampai saat ini, kita dalam Bencana
150 pelaksanaan penanganan bencana dijadikan
dan kebakaran itu dijadikan tempat tempat
wisata baru. Jadi, bukan ada wisata baru
bencana atau kebakaran, kita inisiatif oleh
untuk melakukan pemadaman. Tapi, masyarakat
155 pada saat kita datang, masyarakat
sudah inisiatif untuk melakukan
pemadaman. Akan tetapi, saat
damkar datang, masyarakat hanya
diam saja dan menonton. Perlu Masyarakat
160 dipahami bersama bahwa Damkar belum sadar
dan BPBD bertugas untuk bahwa
membantu. Bencana dan kebakaran bencana
itu merupakan tanggung jawab merupakan
bersama bukan tanggung jawab dari tanggung
165 Damkar dan BPBD saja. Tanggung jawab
jawab bersama berarti masyarakat, bersama
petugas, dan pengusaha. Terkadang
juga apabila ada kecelakaan di jalan. Kerjasama
Pengemudi juga tidak mau masyarakat
170 membantu, tapi malah selfie dan dan petugas
upload di media sosial. Kerjasama itu masih
masyarakat dan petugas itu masih belum bisa
belum bisa menyatu. menyatu
221

Peneliti
175 Terima kasih pak Prapto atas Kesimpulan
penyampaiannya, yaitu bencana pernyataan
merupakan tanggung jawab kita dari pihak
bersama. Lalu, lebih harus BPBD
ditanamkan kepada masyarakat
180 bahwa masyarakat juga harus ikut
membantu, bukan hanya selfie saja.
BPBD
Untuk sosialisasi, sudah kita lakukan Sosialisasi
terus. Hanya saja kesadaran telah
185 masyarakat masih kurang. Ketika di dilakukan
lapangan, kerjasama selalu kita
lakukan dengan pihak kepolisian. Kerjasama
Siapa yang bisa menangani terlebih dengan
dahulu, maka akan saya bantu pihak
190 terlebih dahulu sebelum pihak kepolisian
kepolisian sampai ke lokasi.
KBO
Satlantas Jadi, silahkan bapak-bapak carikan Taruna
Polres permasalahannya sehingga taruna diberikan
195 Demak dapat memikirkannya. Jadi, taruna masalah
selesai dari sini bisa mendapatkan
banyak permasalahan tentang
kecelakaan lalu lintas di lapangan.
Skripsi agar sukses, kita berikan
200 masalah untuk dipecahkan.
PSC 119
Kendala kita di lapangan itu begini. Kendala
Jadi, ketika kita mendapat informasi koordinasi
adanya kecelakaan lalu lintas dari dengan
222

205 masyarakat, kita itu biasanya pihak


diharuskan koordinasi kejadian ini kepolisian
kepada pihak kepolisian. Berhubung saat
itu keadaan sangat darurat, keadaan
masyarakat itu ingin agar cepat-cepat darurat
210 dibawa ke faskes (fasilitas
kesehatan). Jadi, untuk langkah kita
itu agar tidak terjadi kesalahpahaman
antara pihak PSC dan kepolisian
khususnya saat mengevakuasi
215 korban itu bagaimana?
KBO
Satlantas Jadi permasalahannya itu ketika Masalah
Polres masyarakat itu telah menghubungi korban di
Demak PSC dan PSC nya sudah sampai ke TKP
220 TKP, akan tetapi polisi belum tahu.
Itu kira-kira bagaimana? Apakah
langsung diangkat korbannya atau
bagaimana?
Peneliti
225 Menurut saya, fungsi kepolisian Pentingnya
datang pertama ke TKP adalah untuk status quo
mengamankan status quo. Status
quo itu sendiri merupakan suatu
kondisi orisinalitas di TKP. Hal ini
230 berfungsi agar kita bisa mengetahui
posisi awal dari korban dan barang
bukti setelah kecelakaan lalu lintas
terjadi guna kepentingan penyidikan.
Dikarenakan ini keadaan darurat, Korban
235 menurut saya yang paling penting ditandai di
223

adalah ditandai terlebih dahulu posisi TKP dan di


awal korban di TKP menggunakan foto
apa yang ada di lokasi, seperti batu
bata ataupun benda lainnya. Setelah
240 itu, korban di foto dan langsung
dibawa ke ambulans. Hal ini sangat
membantu polisi dalam olah TKP.
KBO
Satlantas Jadi, kami tidak melarang untuk Pihak polisi
245 Polres evakuasi korban terutama yang tidak
Demak masih hidup. Kewajiban kita ketika melarang
mengevakuasi dan mendatangi TKP, untuk
kita harus bisa memilah mana korban evakuasi
yang bisa ditolong terlebih dahulu. korban
250 Apabila kita masih menemukan
korban yang masih bernyawa dan
perlu mendapatkan pertolongan
secara cepat, tidak perlu menunggu
kami. Dengan catatan, silahkan
255 diberikan tanda-tanda khusus. Tidak
perlu digambar, tapi hanya disilang di
area kepala, tangan, dan kaki itu
sudah cukup. Syukur-syukur apabila
ada tim dokumentasinya.
260 Dokumentasi itu nanti akan kita
gunakan untuk mencocokan dengan
tanda-tanda yang ada di TKP. Itu
tidak hanya dari PSC saja, tapi
semua masyarakat harus dapat kita
265 edukasi seperti itu. Kita menjadikan
masyarakat sebagai polisi bagi
224

dirinya sendiri. Karena jujur saja,


dalam 1 regu kita hanya terdapat 4 Kurangnya
(empat) orang. Padahal biasanya anggota
270 dalam 1 hari saja bisa mencapai lebih
dari 4 TKP dengan jarak yang tidak
berdekatan. Bahkan terkadang di
waktu-waktu yang berdekatan
maupun bersamaan. Kita tidak Banyaknya
275 mungkin mendatangi TKP 1 orang. kejadian di
Minimal 2 orang. waktu yang
Untuk korban meninggal juga pasti berdekatan
diberikan perlakuan yang berbeda. tapi berjarak
Mungkin rekan-rekan dari PSC, berjauhan
280 rumah sakit, dan dinkes sudah lebih
memahami. Meskipun dia sudah
meninggal, kita juga harus
memikirkan kelancaran arus lalu
lintas dengan cara yang sama seperti
285 yang sudah dijelaskan tadi.
Peneliti
Saya juga minta tolong kepada Perlu
bapak-bapak untuk diberi tahu adanya
kepada masyarakat apabila melihat edukasi
290 kecelakaan lalu lintas itu biasanya masyarakat
ditaburi pasir. Saya harapkan untuk untuk tidak
jangan ditaburi pasir untuk menaburi
kepentingan penyidikan khususnya pasir di TKP
dari forensik.
295 Mungkin menurut saya, kita masih
kurang koordinasi dengan pihak
kepolisian dengan pihak lainnya.
225

Seperti yang diberitahu oleh Pak


Djoko, bahwa setiap instansi pasti
300 punya grupnya masing-masing.
Harapan saya agar kita dapat
membuat grup bersama-sama
supaya informasi dapat lebih cepat
menyebar.

PARTISIPAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)

NO NAMA INSTANSI KET


1 MOHAMMAD IMRON SATPOL PP
2 SENO PRASETYO A.W. DISHUB
3 KUSMANTO SATPOL PP
4 YANTO DEREK RAHAYU DRIVER DEREK
5 R.A. KOSIM RSUD SUNAN KALIJAGA
6 dr. ABDUL ROHMAN RSUD SUNAN KALIJAGA
7 MUHAMMAD ROSYID PT JASA RAHARJA
ABDURRAHMAN
8 SUPRAPTO BPBD
9 SUTRISNO PSC 119
10 FAHRUROZI PSC 119
11 IPTU BAMBANG SUSILO, S.H., SATLANTAS POLRES
M.M. DEMAK
12 IPDA DJOKO SUSILO SATLANTAS POLRES
DEMAK
13 BRIPKA SUKARJO SATLANTAS POLRES
DEMAK
14 BRIPPOL TITIS YUNIASTUTI, SATLANTAS POLRES
S.H. DEMAK
15 BRIGTAR JASON KURNIA AKADEMI KEPOLISIAN
226

DOKUMENTASI FGD
227
228

LAMPIRAN 10
RIWAYAT HIDUP PENULIS

I. DATA PRIBADI
1. Nama Lengkap : Jason Kurnia
2. Pangkat/No.Ak : Brigadir Taruna / 19.079
3. Pleton/Angkatan : 1C / 54
4. Tempat/Tgl. Lahir : Jakarta / 29 Juni 2001
5. Agama/Suku : Islam/Betawi
6. Alamat : JL. Percetakan Negara II
No. 43 RT013 RW011
Johar Baru, Jakarta Pusat

II. RIWAYAT
A. Riwayat Pendidikan Umum
1. SD : SD Umum Jakarta
2. SMP : SMPN 76 Jakarta
3. SMA : SMAN 77 Jakarta
B. Pendidikan Polri
1. Bintara :-
2. Akpol : Batalyon 54 / Promoter
C. Kejuruan :-

III. Contact Person


A. Email : jasonkurnia01@gmail.com
B. Telepon : 085774907551

Anda mungkin juga menyukai