TUGAS AKHIR
JALUR PEMBUATAN ALAT
Oleh :
NAMA : Yoga Imam Malik
NIM : 161184
Surakarta
September, 2019
i
ii
iii
Pernyataan
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) ini tidak mengandung
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar diploma di suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak mengandung karya atau
pendapat yang pernah di tulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Mahasiswa
iv
Persembahan
v
Prakata
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat
dan hidayahnya yang tak henti-hentinya sehingga pembuatan mesin dan
dilanjutkan pembuatan laporan Tugas Akhir dengan judul “PERANCANGAN
KONTRUKSI RANGKA MESIN PERAJANG UBI SEBAGAI BAHAN
PEMBUATAN GRUBI DENGAN SISTEM SEMI OTOMATIS”
Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini dimaksudkan guna memenuhi salah
satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan tingkat diploma III di jurusan
Teknik Mesin Akademi Teknologi warga Surakarta. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama :
1. Bapak Y. Yulianto Kristiawan, ST., MT. Selaku Direktur Akademi
Teknologi Warga Surakarta.
2. Bapak Drs. Rahmat, MT. Selaku Pembantu Direktur Bidang Akademik.
3. Bapak Agung Supriyanto, ST., MT. Selaku Ketua Program Studi Teknik
Mesin.
4. Bapak Ignatius Henry Adi Nugroho. ST., MT. Selaku Pembimbing
Akademik.
5. Bapak Haikal ST., MT Selaku Pembimbing Tugas Akhir.
6. Orang Tua yang telah memberikan dorongan yang sangat berarti atas
terselesainya Tugas Akhir ini.
7. Teman-teman satu kelompok pembuatan mesin yang selalu bebagi
ilmunya, Aris Setiyawan dan Nur Cholis.
Atas segala bantuan, dorongan, saran, serta petunjuk yang telah diberikan
selama ini penulis sampaikan rasa hormat yang sedalam-dalamnya.
Penulis
vi
Daftar Isi
Halaman Judul.................................................................................................. i
Halaman Pengesahan ....................................................................................... ii
Halaman Persetujuan ........................................................................................ iii
Halaman Pernyatan Keaslian ........................................................................... iv
Halaman Persembahan ..................................................................................... v
Prakata .............................................................................................................. vi
Daftar Isi........................................................................................................... vii
Daftar Gambar .................................................................................................. x
Daftar Tabel ..................................................................................................... xi
Daftar Lampiran ............................................................................................... xii
Abstrak ............................................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Batasan Masalah ............................................................................ 3
C. Rumusan Masalah ......................................................................... 3
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian .................................................... 4
vii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB V PENUTUP
A. Simpulan......................................................................................... 50
B. Saran .............................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
Daftar Gambar
ix
Gambar 3.27 Sepatu Safety Atau Sepatu Las .................................................. 33
Gambar 3.28 Masker ....................................................................................... 33
Gambar 3.29 Sikat Baja .................................................................................. 34
Gambar 3.30 Amplas ...................................................................................... 34
Gambar 3.31 Desain Kontruksi Mesin Perajang Ubi ...................................... 35
Gambar 3.32 Proses Pemotongan Bahan ....................................................... 38
Gambar 3.33 Pemotongan Sudut 45° ............................................................... 39
Gambar 3.34 Proses Pegelasan Siku ............................................................... 39
Gambar 3.35 Proses Pengelasan Kaki Kontruksi ............................................ 40
Gambar 3.36 Proses Pengelasan Plat Di Rangka Mesin ................................. 40
Gambar 3.37 Proses Pengelasan Pin Silinder ................................................ 41
Gambar 3.38 Pengelasan Segitiga Penahan Wadah Ubi ................................ 41
Gambar 4.1 Kerangka Mesin Perajang Ubi .................................................... 44
Gambar 4.2 Besi Profil L ............................................................................... 45
x
Daftar Tabel
Tabel 2.1 Spesifikasi Elektroda ....................................................................... 24
Tabel 4.1 Perhitungan Kuat Arus .................................................................... 67
Tabel 4.2 Berat Rangka ................................................................................... 68
Tabel 4.3 Berat Beban ..................................................................................... 68
xi
Daftar Lampiran
xii
Abstrak
Mesin perajang umbi merupakan suatu alat yang berfungsi untuk merajang
umbi dari yang berbentuk bulat lonjong menjadi berbentuk panjang-panjang dan
tipis. Mesin ini dibuat dengan tujuan untuk mempercepat proses perajangan dan
meningkatkan kualitas perajangan, yang mana selama ini masyarakat mengerjakan
dengan cara tradisional dan membutuhkan waktu yang lama. Selain itu, proses
perajangan juga membahayakan bagi penggunanya. Oleh karena itu, dengan
adanya mesin ini maka proses perajangan akan lebih cepat dari perajangan
sebelumnya (tradisional). Rangka merupakan bagian utama untuk menopang
komponen-komponen pendukung mesin. Pembuatan rangka mesin ini dimulai
dari menggambar desain dengan menggunakan software inventor 2016. Setelah
proses penggambaran langkah selanjutnya adalah pemilihan bahan, bahan utama
yang digunakan dalam pembuatan rangka mesin perajang ubi adalah material
St.37 dengan dimensi 50x50x3mm. Setelah pemilihan bahan maka langkah
selanjunya pemotongan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Setelah
proses perakitan rangka langkah selanjunya adalah perhitungan kekuatan rangka
dan hasil perhitungan kekuatan rangka adalah 5.310 N/ .
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Batasan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan diperlukan batasan-batasan
masalah agar materi yang diangkat dapat lebih jelas dan rinci. Hal ini
mengingat permasalahan yang di hadapi dilapangan sangat komplek guna
menghindari penyimpangan dari topik yang dipilih dalam menyajikan
laporan mengenai kontruksi pada mesin perajang ubi.
Pembatasan masalah dalam pemilihan judul Perancangan
Kontruksi Rangka Mesin Perajang Ubi Sebagai Bahan Pembuatan
Grubi Dengan Sistem Semi Otomatis adalah sebagai berikut :
1. Kontruksi mesin perajang ubi menggunakan besi profil L dengan
dimensi 50x50x3 mm.
2. Penyambungan kerangka mesin perajang ubi menggunakan las
SMAW (Shield Metal Arc Welding).
3. Material rangka utama pada kontruksi tersebut adalah St. 37.
4. Dalam perhitungan memakai faktor keamanan angka 3.
5. Komponen lain yang tidak dihitung dalam perhitungan ini dianggap
aman.
C. Rumusan Masalah
A. Tinjauan Pustaka
5
6
dari tanaman ini adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar
gizi (karbohidrat) yang tinggi, di Indonesia ubi dijadikan salah satu
makanan pokok selain bagian akarnya yang diambil bagian daun daun
yang masih muda juga dijadikan sayuran(Zulkadifta, 2015)
2. Pengertian Kontruksi
d) Fungsi melumasi
Karateristik untuk bahan pelumas padat maupun cair. Fungsi
melumasi snagat penting dalam perawatan mesin.
e) Fungsi melindungi
Misalnya tahan aus dan lapisan cat. Bagian ini perlu
mendapat perawatan secara berkala karena bagian kontruksi ini
merawatnya tidak menggunakn oli, tetapi menggunakan cat berkala
supaya tidak terjadi korosi.
B. Dasar Teori
c) Poros
Secara harafiah poros adalah elemen mesin yang berbentuk
batang dan pada umumnya berpenampang lingkaran, fungsi
utama dari poros adalah untuk memindahkan putaran atau
mendukung sesuatu beban dengan atau tanpa meneruskan daya.
11
Beban yang didukung oleh poros pda umumnya adalh roda gigi,
roda daya(fly wheel), roda ban (pulley), roda gesek, dan lain-lain.
Poros hampir redapat pada setiap kontruksi mesin dengan fungsi
yang berbeda-beda. Poros adalah salah satu elemen terpenting
dari setiap mesin, peran utama dari poros yaitu meneruskan
tenaga bersama-sama dengan putaran.
Dilihat dari fungsinya poros dibedakan mejadi 3 yaitu :
a) Poros dukung : gandar, poros motor.
b) Poros transmisi : poros motor listrik, poros gigi transmisi pada
gear box.
c) Gabungan antara dukung dan transmisi : poros pada roda
mobil.
Perencanaan poros mengacu pada kekuatan bahan poros,
untuk bahan yang liat (ductile material), ukuran poros dihitung
dengan menggunakan teori tegangan geser maksimal, sedangkan
untuk bahan yang getas (brittle material) dihitung dengan teori
tegangan normal maksimal, dimana kedua teori ini dikembangkan
dari teori tegangan utama RANKINE.
3. Pengertian Pengelasan
Las adalah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara
mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau
tanpa tekanan dan menggunakan logam tambah atau tidak
menggunakannya supaya mneghasilkan sambungan yang kontinyu.
Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas.
Meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat,
pipa saluran, dan sebagainya(D Prayitno, 2018)
Disamping untuk proses pembuatan, proses pengelasan juga
dipergunakan untuk reparasi misalnya, untuk mengisi lubang-lubang
pada coran, membuat lapisan las pada perkakas mempertebal bagian-
bagian yang sudah aus, dan lain-lainnya. Pengelasan bukan tujuan
12
4. Klasifikasi Las
Las listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan
dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke
permukaan logam yang akan disambungkan. Bagian yang terkena busur
listrik akan mencair begitu juga dengan elektroda yang menghasilkan
busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai
habis. Logam cair dan elektroda dari sebagian benda yang akan
disambungkan tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang
akan disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam
tersebut.
Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar
tetapi dengan tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik
yang terjadiakan menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga
15
akan mudah mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus listrik yang
diinginkan dapat diatur dengan cara memperhatikan ukuran dan tipe
elektroda yang digunakan. Pada las busur, sambungan terjadi paada
panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi anatar benda
kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi dipanaskan sampai
mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi sambungan
las. Mula-mula terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja sehingga
terjadi arus, kemudian dengan memisahkan penghantar timbullah busur.
Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat
mencapai 5500C.
a) Pambagian Las Listrik
Las listrik dapat digolongkan menjadi :
1) Las listrik atau las SMAW dengan elektroda logam, misalnya
las listrik submerged. Busur elektroda di antara ujung elektroda
dan bahan dasar berada di dalam timbunan fluksi serbuk yang
digunakan sebagai pelindung dari pengaruh luar (udara bebas)
sehingga tidak terjadi sinar las keluar seperti las listrik lainnya.
Las ini umumnya otomatis atau semi otomatis. Las busur listrik
mempunyai 2 jenis yaitu : las listrik AC dan las listrik DC.
2) Las SMAW dengan elektroda berselaput busur listrik yang
terjadi anatar ujung elektroda dan bahan dasar (plat) akan
mencairkan ujung elektroda dan sebagian dasar selaput
elektroda yang turut terbakar akan mencair dan menghasilkan
gas yang melindungi ujung elektroda kawat las, dan daerah las
disekitar busur listrik terhadap daerah udara luar.
3) Las TIG (Tungsten Insert Gas) Elektroda dengan benda kerja
logam. Daerah pengelasan dilindungi oleh gas agar tidak
terkontaminasi dengan udara luar. Kawat las dapat ditambahkan
atau tidak tergantung dari bentuk sambungan dan ketebalan
benda kerja yang akan dilas.
16
4) Las MIG (Metal Insert Gas) las listrik MIG adalah las busur
listrik dimana panas yang ditimbulkan oleh busur antara ujung
elektroda dan bahan dasar, karena adanya arus listrik.
Elektrodanya berupa gulungan kawat yang berbentuk rol yang
gerakannya diatur oleh pasangan roda gigi yang digerakkan oleh
motor listrik. Kecepatan gerakan elektroda dapat diatur sesuai
dengan keperluan, tangki las dilengkapi dengan botol gas
melalui selang gas. Gas yang dipakai adalah CO2 untuk
pengelasan baja lunak dan baja, argon atau campuran argon dan
helium untuk pengelasan alumunium dan baja tahan karat.
Proses pengelasan MIG ini dapat secara semi otomatik
atau secara otomatik. Semi otomatik dimaksudkan pengelasan
secara manual sedangkan otomatik adalah pengelasan mana
seluruh pekerjaan las dilaksanakan secara otomatis(D Prayitno,
2018).
a. Besi Siku
Besi siku adalah besi yang berbentuk segitiga dimana besi siku
sendiri memiliki sudut 90°. Besi siku ini adalah bahan utama dalam
pembuatan kerangka mesin perajang ubi Gambar 3.1 di bawah ini
menunjukkan besi profil L dengan dimensi 50x50x3 mm.
b. Besi Plat
Plat stainlees steel merupakan plat yang banyak digunakan di
dunia industri. Banyak juga digunakan untuk kebutuhan rumah
tangga. Besi plat memiliki banyak kelebihan salah satunya adalah
memiliki daya tahan karat yang cukup tinggi dan banyak produsen
industri yang melakukan kombinasi atau finishing untuk menambah
atau menghasilkan kualitas stainless steel yang lebih baik. Besi plat
yang digunakan dengan ketebalan 7 mm dan 4 mm.
17
18
d. Besi Pipa
Besi pipa adalah tabung berongga yang digunakan untuk
berbagai keperluan. Pipa besi memiliki berbagai jenis yang sesuai
dengan kebutuhan seperti pipa besi hollow, pipa besi tahan api, pipa
besi hollow galvanis, pipa besi hollow galvalum dan pipa besi
galvanis. Pipa besi yang digunakan di dalam bagian mesin perajang
ubi ini adalah pipa besi galvanis dengan diameter 24.5 mm. Pada
Gambar 3.4 menunjukkan material besi pipa.
f. Elektroda
Elektroda atau kawat las adalah suatu benda yang digunakan
untuk melakukan pengelasan listrik yang berfungsi sebagai
pembakar yang akan menimbulkan busur nyala. Gambar 3.6
menunjukkan elektroda las yang digunakan untuk pengelasan rangka
mesin perajang ubi.
b. Gerinda Potong
Gerinda potong digunakan untuk memotong plat-plat besi dan
besi-besi holo yang telah diukur sesuai ukuran dan siap untung
dipotong. Mesin gerinda potong seperti yang tertera pada Gambar
3.8 di bawah ini.
d. Gerinda Tangan
Gerinda tangan digunakan untuk menggerinda plat-plat besi
dan besi-besi holo yang telah dipotong lurus dan rapi, dan
menggerinda permukaan-permukan plat dan besi yang tajam. Di
samping itu gerinda tangan digunakan untuk menggerinda
sambungan-sambungan las yang tidak rapi dan menggerinda bekas
las.
e. Bor Duduk
Bor duduk adalah bor yang dimana memungkin penggunanya
bisa mengebor sambil duduk. Jenis ini pada umumnya digunakan
untuk melubangi besi yang membutuhkan lubang cukup banyak.
Oleh sebab itu mesin bor ini di desain sedemikian rupa supaya
pengguna bor tidak mudah lelah pada saat mengebor. Seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 3.11 di bawah ini.
Tinggal memutar tuas pada bor tersebut, maka kepala mata bor
akan turun dan mengebor benda kerja. Mesin bor ini dapat mengebor
dengan ketebalan sedemikian rupa hingga batas maksimalnya sesuai
dengan panjang dari mata bor yang digunakan. Pada dasarnya bor ini
digunakan pada putaran lambat, namun ada pengaturan yang dapat
digunakan untuk mengatur kecepatannya melalui belting yang ada
pada sambungan antara motor AC pada bor dengan kepala putarnya.
Untuk jenis dari bor ini ada banyak sub-jenis yang di sediakan
berdasarkan ukurannya. Ukuran bor duduk mulai dari yang terkecil
berkisar 13 mm, 16 mm hingga 25 mm.
24
f. Bor Tangan
Bor ini merupakan mesin bor yang sering kita jumpai atau
mungkin anda memiliki bor yang satu ini. Sebenarnya bor ini
memiliki beberapa jenis ukuran mata bor. Ukurannya mulai dari
yang terkecil 6.5 mm, 10 mm, 13 mm, 16 mm, 23 mm dan 32 mm.
Ukuran tersebut merupakan ukuran maksimal pada jenis mesin bor
tersebut, Contohnya bor 10 mm, berarti mata bor yang bisa
digunakan mulai dari 0 - 10 mm. seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 3.12 di bawah ini.
h. Rol Meter
Rol meter adalah alat ukur panjang yang bisa digulung, dengan
panjang mulai 5-50 meter. Rol meter ini digunakan untuk mengukur
panjang plat besi dan besi hollow yang mau dipotong sesuai ukuran
dan rencana. Gambar 3.14 di bawah menunjukkan rol meter untuk
panjang 5 meter.
26
i. Penggaris siku
j. Palu
k. Tang
m. Gergaji Besi
Gergaji besi berguna untuk memotong besi-besi yang melebihi
ukuran, sehingga dapat sejajar. Pada Gambar 3.19 di bawah ini
merupakan gergaji besi.
n. Penggores
Penggores digunakan untuk memberikan tanda goresan pada
plat besi dan besi profil L yang akan dipotong sesuai ukuran.
Pengores juga digunakan untuk memudahkan pemotongan apabila
menggunakan gerinda tangan supaya lurus.
o. Penitik
Penitik adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang
pada benda kerja. Penitik terbuat dari besi yang ujungnya runcing
membentuk sudut 30-90. Penitik terbuat dari bahan baja karbon
tinggi yang dikeraskan. Gambar dari penitik seperti yang di
tunjukkan Gambar 3.21 di bawah ini.
q. Kunci Inggris
Alat yang digunakan untuk mengencangkan dan
mengendurkan baut dengan ukuran yang bisa diatur sesuai
kebutuhan. Seperti yang di tunjukkan pada gambar 3.23 di bawah
ini.
c. Sarung Tangan
Sarung tangan terbuat dari kulit atau asbes lunak sehingga
tidak menghalangi pergerakan jari-jari tangan saat memegang
penjepit elektroda atau peralatan lainnya. Sepasang sarung tangan
harus selalu dipakai agar tangan tidak terkena bunga api atau benda
kerja yang panas saat setelah dilas. Seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 3.26 di bawah ini.
d. Sepatu Las
Sepatu las atau juga safety shoes ini berfungsi untuk
melindungi kaki dari semburan bunga api. Karateristik sepatu las
sangat berbeda dengan sepatu biasa pada umumnya, sepatu las yang
baik adalah yang terbuat dari bahan kulit dan diujungnya terdapat
besi plat pelindung. Ini berguna untuk melindungi kaki dari
kejatuhan benda kerja yang biaasanya besi keras, berat, dan mungkin
tajam. Sepatu safety seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.27 di
33
bawah ini.
e. Masker
f. Sikat Baja
Sikat baja adalah alat untuk membersihkan permukaan
sebelum proses mengelasan dan untuk membersikan sisa kerak pada
permukaan yang telah dilas. Sikat baja seperti yang di tunjukkan
pada Gambar 3.29 di bawah ini.
B. Diagram Blok/Desain
Mesin perajang grubi semi otomatis ini menggunakan motor listrik
sebagai sumber penggeraknya yang dihubungkan dengan V belt ke poros
pisau untuk menghasilkan putaran dan plat yang terhubung dengan pegas
untuk mendorong singkong supaya dapat terpotong sesuia dengan
keinginan. Gambar 3.31 dibawah ini merupakan desain kontruksi mesin
perajang ubi dan alur pembuatan mesin ini disajikan pada flowchart
dibawah ini.
Mulai
Desain Mesin
Pemotongan Bahan
Besi profil L 50x50x3
Pelat ketebalan 2 mm dan 1 mm
Besi round bar
Besi pipa
Proses Pengelasan
Pengelasan kontruksi mesin perajang ubi
Proses Machining
Pembubutan komponen mesin
Tidak
Mesin Bekerja
Ya
Kesimpulan
selesai
37
3. Pengelasan rangka
Setelah ujung material dipotong dan membentuk sudut 45 maka
langkah selanjutnya adalah proses pengelasan seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 3.34 di bawah ini adalah alur proses
pengelasan rangka mesin perajang ubi.
1. Kontruksi Kerangka
42
43
3. Pemotongan Bahan
Untuk proses pemotongan bahan pada pembuatan mesin ini
menggunakan gerinda potong. Pemotongan sesuai dengan yang sudah
diberi tanda ukuran sebelumnya dan pada bagian ujung dari bahan
dipotong 45, dengan tujuan pada pembuatan kotakan lebih mudah dan
membentuk sudut siku-siku.
4. Proses Pengelasan
Setelah proses pemotongan bahan selesai proses selanjutnya
adalah pengelasan, untuk menyambungkan bahan-bahan yang sudah
dipotong. Proses pengelasan ini dengan menggunakan las SMAW
perlu diketahui terlebih dahulu beberapa hal berikut :
a. Mengatur Tegangan
Pada las modern, tegangan pengelasan dapat diatur dengan
kebutuhan. Mesin las umumnya mempunyai tegangan 60-80 volt
sebelum busur nyala. Tegangan ini disebut tegangan terbuka atau
tegangan pembakar. Bila busur nyala telah terjadi(sedang
mengelas) maka tegangan turun mejadi 20-30 volt, ini disebut
tegangan kerja. Tegangan kerja disesuaikan dengan diameter
elektroda yang digunakan. Untuk elektroda 1,5-5,5 mm tegangan
kerja 20-30 Volt. Sedangkan elektroda lebih dari 5,5 mm tegangan
kerja adalah 30-40 Volt.
46
b. Mengatur Ampere
Pengaturan arus dilakukan dengan memutar handel atau knop
yang dipakai dapat dilihat atau dibaca pada skala arus yang terdapat
di mesin las. Untuk menentukan arus yang dipakai untuk mengelas
adalah berdasarkan tebal bahan yang akan dilas dan diameter
elektroda. Untuk lebih jelasnya dapat dlihat pada Tabel 4.1 di
bawah ini.
Tabel 4.1 Perhitungan Kuat Arus
(Wiryosumarto, dkk. 1996)
(buah)
Jumlah 10,507
1 Motor listrik 9
2 Pully 1,5
3 Shaft 1,5
5 Pisau perajang 14
Jumlah 30
48
Tegangan ijin ( u) :
: 123,3 N/
Langkah selanjutnya adalah menghitung kekuatan rangka di ambil
salah satu bagian dimana terdapat pembebanan motor. Panjang rangka yang
dihutng adalah 517 mm dan lebar penampang plat 5 mm dengan tebal plat 3
mm.
Momen inersia ( I )
Ix = Iy = 7.05x
Ukuran penampang :
Panjang (H) = 517 mm
Lebar (B) = 50 mm
Tebal (d) = 3 mm
49
= 5.310 N/
A. Simpulan
Berdasarkan tujuan, alasan, serta hasil pembuatan alat ini, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut
1. Proses perencanaan mesin perajang ubi ini yang pertama yaitu
menentukan bahan. Bahan yang digunakan yaitu besi L dengan dimensi
50x50x3mm dipotong menggunakan gerinda sesuai ukuran yang sudah
ditentukan, lalu penyambungan besi kerangka menggunakan las listrik
dengan diameter elektroda 2, 6 mm dan besar arus 40-80 ampere. Mesin
perajang ubi ini menggunakan motor listrik berkapasitas ¼ Hp untu
meggerakkan pisau perajang,sedangka untuk pemasangan motor listrik,
hopper, pillow block, pisau perajang ke kerangka mesin menggunakan
mur baut.
2. Bahan yang digunakan dalam membuat mesin perajng ubi ini adalah :
besi profil L dimensi 50x50x3mm sebanyak dua material, setiap
material berukuran 6 meter, motor listrik berkapasitas ¼ hp dengan
1400 rpm sangat cocok untuk usaha rumahan, pulley dua material
pulley, v belt, poros, bantalan luncur / pillow block, plat alumunium dan
piringan pisau perajang.
3. Hasil perhitungan kekuatan rangka adalah 5.310 N/ , syarat untuk
dikatakan aman adalah tegangan pada rangka tegangan yang diijinkan
maka 5.310 N/ 123,3 N/
50
51
B. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan adalah :
1. Sebelum membuat suatu alat hendaknya membuat desain dan
memperhitungkannya terlebih dahulu berapa ukuran yang akan dibuat.
2. Belilah bahan-bahan yang terlebih dahulu dianggap penting. Pastikan
untuk membeli material sebagaimana fungsinya.
3. Pergunakan waktu dengan efektif mungkin.
4. Sering-seringlah berkonsultasi dengan dosen pebimbing.
5. Perhatikan kesehatan, keselamatan, kerja (K3) dalam bekerja.
6. Untuk menjaga kesehatan makanan sebaiknya piringan pisau dancutter
diganti dengan bahan yang profood agar makanan terjamin higienisnya.
7. Penambahan penutup untuk melindungi bagian depan.
Daftar Pustaka