TUGAS AKHIR
Disusun oleh:
Anak Agung Made Yudhanegara
055214033
i
THE PERFORMANCE OF ONE STAGE
SAVONIUS WINDMILL WITH 2 AND 9 NUMBER OF BLADE
FINAL PROJECT
By:
Anak Agung Made Yudhanegara
055214033
ii
LEMBAR
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya
Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya
karya ilmiah.
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
vi
ABSTRAK
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik pada Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai wujud harapan dan cita-cita penulis
Penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat terlaksana dengan baik tanpa
adanya bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang terkait. Pada kesempatan ini,
dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T, selaku Dekan Fakultas Sains dan
2. Bapak Budi Sugiharto, S.T, M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas
3. Bapak Ir. Yohanes Baptista Lukiyanto, M.T. selaku dosen pembimbing yang
viii
5. Anak Agung Kompiang Mustika dan Mercuria Triani Sri Hartati selaku orang
Dharma.
Jurusan Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma serta semua pihak yang tidak
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis
menyempurnakan laporan ini. Akhir kata, semoga laporan ini dapat berguna bagi
pembaca semua.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
x
2.2. Tipe Turbin................................................................................. 7
xi
4.2.5. Menghitung Tsr ................................................................. 40
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Data angin oleh Pusat Meteorologi dan Geofisika tentang
7 m ................................................................................. 29
s
6 m ................................................................................. 30
s
5 m ................................................................................. 31
s
4 m ................................................................................. 32
s
3 m ................................................................................. 33
s
7 m ................................................................................. 34
s
xiii
Tabel 4.8. Data penelitian sudu 9 dengan celah 10 cm dan
rata 7 m .......................................................................... 42
s
rata 6 m .......................................................................... 43
s
rata 5 m .......................................................................... 44
s
rata 4 m .......................................................................... 45
s
rata 3 m .......................................................................... 46
s
xiv
Tabel 4.17. Hasil perhitungan sudu 9 dengan kecepatan angin rata-
rata 7 m .......................................................................... 47
s
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Berbagai jenis turbin angin ............................................ 7
Gambar 2.2. Torsi rotor untuk berbagai jenis turbin angin ................. 8
xvi
Gambar 3.13. Poros .............................................................................. 22
10 cm ............................................................................. 55
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
paling vital karena tanpa adanya energi semua aspek kehidupan di muka bumi ini
tidak akan tercipta. Sumber energi yang paling banyak digunakan sekarang ini
adalah energi yang tidak dapat diperbaharui dan sewaktu-waktu dapat habis,
misalnya energi minyak bumi, gas, batu bara, dan lain-lain. Seiring perkembangan
jaman dan pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat pesat maka kebutuhan
akan energi semakin banyak pula dan itu memaksa untuk menggali dan
mengambil energi dari perut bumi secara besar-besaran. Di sisi lain jumlah energi
yang ada di perut bumi ini kian hari semakin berkurang dan tidak menutup
2025 masih didominasi oleh bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas alam dan
samping itu, dari segi pemakaian, sumber energi minyak secara global didominasi
untuk kepentingan transportasi, dan hingga awal tahun 2025 diperkirakan masih
akan terus meningkat, sedangkan untuk daerah komersial dan tempat tinggal
1
2
yaitu dengan memanfaatkan sumber daya alam sebagai pengganti minyak bumi,
yang sebenarnya ada di sekitar kita, contohnya : energi angin, energi gelombang,
watt pada tahun 2002 melonjak menjadi 26.018 milyar watt pada tahun 2025, dan
untuk mendapatkan energi listrik tersebut sebagian besar diperoleh dari batubara
perkembangan teknologi. Dari data pemakaian energi di Indonesia hingga saat ini
lebih dari 90% penduduk Indonesian masih menggunakan energi yang berbasis
fosil, yaitu minyak bumi 54,4%, gas 26,5% dan batubara 14,1%. Untuk energi
dpmb/modules/_news/news_detail.php?_id=2161&_cid=4)
dunia. Ini berarti bahwa Indonesia memiliki potensi terbesar akan salah satu
sumber energi terbarukan yaitu angin. Energi angin yang tersedia berlimpah, tidak
keunggulan yakni bersih dan tidak menimbulkan polusi. Dari data yang diperoleh,
potensi energi angin di Indonesia tercatat 9268,61 MW, namun hingga tahun
baru 0,00956 %.
3
listrik dengan cara mengubah gerak rotasi sudu turbin menjadi arus listrik dengan
Tabel 1.1. Data angin oleh Pusat Meteorologi dan Geofisika tentang daerah yamg
5 Margahayu 4.3 90
Kincir angin yang telah dibuat selama ini dinilai masih kurang berfungsi
secara optimal. Oleh karena itu, melalui variasi jumlah sudu pada kincir angin
Savonius ini diharapkan kincir angin yang dihasilkan dapat memberikan koefisien
sebagai berikut:
rendah.
1.3. Tujuan
1) Membuat model kincir angin Savonius satu tingkat dengan jumlah sudu
2 dan 9.
1.4. Manfaat
masyarakat.
Agar permasalahan yang ada tidak berkembang menjadi luas, maka perlu
1) Jumlah sudu yang digunakan ialah 2 sudu dan 9 sudu lengkung dan 9
5) Beban berupa lampu yang disusun secara paralel dengan variasi beban
DASAR TEORI
layar menggunakan energi ini untuk melewati perairan sudah lama sekali. Dan
sebagaimana diketahui, pada asasnya angin terjadi karena ada perubahan suhu
antara udara panas dan udara dingin. Di tiap daerah keadaan suhu dan kecepatan
bentuk sumber energi alternatif yang bersih dan terbarukan, energi angin
Seperti yang telah dijelaskan, Angin adalah udara yang bergerak dari
tekanan udara yang lebih tinggi ke tekanan udara yang lebih rendah. Perbedaan
tekanan udara disebabkan oleh perbedaan suhu udara akibat pemanasan atmosfir
yang tidak merata oleh sinar matahari. Karena bergerak angin memiliki energi
kinetik. Energi angin dapat dikonversi atau ditransfer ke dalam bentuk energi lain
seperti listrik atau mekanik dengan menggunakan kincir atau turbin angin. Oleh
karena itu, kincir atau turbin angin sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi
Angin.
6
7
Turbin angin poros Vertikal atau VAWT (Vertical Axis Wind Turbine)
adalah turbin dengan poros vertikal sepanjang menara dan mempunyai generator
pembangkit listrik dibawah poros. Sedangkan turbin angin poros horizontal atau
HAWT (Horizontal Axis Wind Turbine) adalah turbin dengan poros utama
Salah satu turbin angin poros vertikal adalah turbin angin savonius. Turbin
angin savonius dicipta pertama kali di negara Finlandia oleh S. Savonius tahun
membentuk seperti huruf ”S” yang diletakan pada lingkaran batas sudu.
9
a. tipe U b. Tipe L
kecepatan angin berpengaruh pada unjuk kerja kincir angin savonius. Oleh sebab
itu untuk mengetahui faktor-faktor unjuk kerja maka dilakukan penelitian dengan
memberi variasi pada jumlah sudu yaitu 2 sudu, 9 susu lengkung, dan 9 sudu
1. Poros
2. Lingkaran batas sudu
3. Sudu
4. Dudukan transmisi
5. Lengan
6. Puli besar
7. Sabuk
8. Puli kecil
9. Generator
Gambar 2.4. Bagan kincir angin savonius
10
Pada dasarnya rotor Turbin Angin mengambil tenaga dari angin dan
membuatnya menjadi lebih pelan, dan menghasilkan tenaga. Ini dapat dilihat
dengan adanya gaya yang diterapkan yaitu gaya yang diberikan oleh angin kepada
kincir. Obyek yang bergerak searah aliran angin, menghasilkan gaya yang disebut
menjadi energi mekanis dalam bentuk gaya dorong (drag force). Sebagian sudu
mengambil energi angin dan sebagian sudu lagi melawan angin. Sudu yang
mengambil energi angin disebut downwind sedangkan sudu yang melawan angin
disebut upwind. Sudu upwind ini dapat mengurangi kecepatan rotor. Besarnya
torsi pada rotor dan kecepatan rotor (rpm) tergantung pada selisih drag force
ARAH PUTARAN
DOWNWIND
UPWIND
ARAH ANGIN
Daya teoritis yang disediakan angin dapat dihitung dari perkalian masa jenis
udara dikalikan luas penampang kincir angin dikalikan pangkat tiga kecepatan
angin
1. Menghitung daya angin yang tersedia dapat menggunakan persamaan
(Lukiyanto, Y. B., Kuliah Rekayasa Tenaga Angin) :
Pin = 0,6×A×v3 … … (Watt)
dengan :
Pada Gambar 2.7. ditunjukkan bahwa, daya angin yang dapat dimanfaatkan
dengan menggunakan turbin angin dengan propeller yang ideal maksimum 59%
dari daya yang disediakan angin. Sementara ini, daya efektif maksimal yang
dapat dicapai oleh sebuah kincir (atau turbin) angin tipe Savonius hanya mencapai
Savonius
Darrieus
American
multiblade
Dutch
Four Arm
Untuk mendesain sebuah kincir angin, ada banyak hal yang harus
diperhatikan. Hal pertama yang harus dipertimbangkan yaitu berapa besar daya
yang kita butuhkan, kemudian kecepatan angin, setelah itu yang tidak kalah
penting yaitu berapa jumlah blade yang harus digunakan, dan masih banyak hal
teknis lainnya. Hal pertama yang diperhatikan dalam desain kincir angin yaitu
TSR (Tip Speed Ratio) atau perbandingan kecepatan di tip kincir angin (ujung)
π×D×n
U=
60
dengan :
U
λ=
v∞
dengan :
v = Kecepatan angin
π×D×n
𝜆=
60 × v∞
dengan :
hal. 66) :
T=F×r
dengan :
T = Torsi (Nm)
F = Gaya (Newton)
r = Jari-jari (meter)
2×π×n×T
Pout = … … (Watt)
60
dengan :
T = Torsi (Nm)
Pout
Cp = ×100%
Pin
BAB III
METODE PENELITIAN
Kincir angin yang digunakan sebagai bahan penelitian dibuat sendiri dengan
sudu terbuat dari lembaran PVC dengan panjang yaitu 62.8 cm sehingga didapat
diameter sudu yaitu 0,4 m untuk jumlah 2 sudu dan 9 sudu serta 9 sudu dengan
(savonius) dengan dengan jumlah sudu 2 dan 9. Selanjutnya kincir angin tersebut
akan dicari unjuk kerjanya pada kecepatan angin yang bervariasi sehingga
mendapatkan daya masukkan yang berbeda yang diukur dari poros kincir.
16
17
berikut :
1. Generator
Alat ini berfungsi sebagai alat yang mengubah energi mekanik menjadi
2. Tachometer
Wind tunnel adalah alat untuk menguji kincir angin, berbentuk lorong
dengan blower untuk menghisap udara masuk sehingga kincir angin dapat
berbutar karena ada aliran udara yang masuk dengan kecepatan tertentu.
jarak lorong blower dengan lorong kincir angin berubah sesuai keinginan
4. Multimeter
Alat ukur untuk mengukur tegangan dan arus yang terjadi pada beban
yang diberikan.
5. Lampu / Beban
variasi beban yang dipakai adalah dari 8 - 220 watt. Beban ini yang akan
6. Anemometer
angin/ wind tunnel. Anemometer terdiri dari dua komponen utama yaitu
kincir angin dan modul digital, kincir angin akan berputar jika ada aliran
7. Puli
Alat ini dipasang pada poros kincir dan generator yang dihubungkan
8. V Belt
Alat ini berfungsi sebagai penerus putaran dari poros dan dipasng pada puli
9. Motor Listrik
Alat ini berfungsi untuk menubah energi listrik menjadi gerak putar,
gerak putar yang dihasilkan morot listrik digunakan untuk memutar blower
Alat ini berfungsi sebagai tempat meletakan sudu, dimana sudu akan
diikat dengan baut dan besi L. Lingkar batas sudu terbuat dari triplek dengan
11. Poros
poros kincir terbuat dari pipa besi dengan ukuran diamater 2,5 cm
12. PVC
Lebar PVC ini digunakan untuk membuat sudu. Pada bagian ujungnya
diberi penguat almunium dan terdapat Besi siku /L yang digunakan utntuk
mengikat sudu dengan lingkar batas sudu. Lebar PVC adalah 0,5 m dan
panjang 0,628 m
13. Timbangan
Alat ini digunakan nutuk menegetahui gaya yang terjadi pada saat kincir
14. Kabel
Kincir angin yang terhubung dengan generator melalui poros, puli, dan
sabuk akan berputar karena aliran udara. Sehingga generator juga akan berputar
dan menghasilkan energi listrik. Dalam penelitian ini angin dihasilkan oleh
(kabel) ke multimeter dan beban untuk mengetahui besarnya tegangan dan arus
yang terjadi pada setiap pembebanan. Untuk mengetahui tegangan rangkaian pada
Saat pembebanan, akan terjadi gaya pada lengan ayun, yang basarnya akan
berubah-ubah sesuai dengan beban yang terjadi dan kecepatan angin yang terjadi.
Pengubahan beban dilakukan pada panel lampu dengan memindah panel lampu
pada posisi ON secara berurutan sesuai dengan kebutuhan, yaitu dari 8-220 watt
yaitu dengan mengubah jarak antara wind tunnel dengan blower, semakin jauh
Gaya yang terjadi pada lengan ayun dapat diketahui dengan membaca pada
timbangan, karena saat terjadi gaya pada lengan ayun berarti lengan ayun akan
berputar searah putran kincir dan menarik timbangan pegas yang dihubungkan
e. Daya yang tersedia ( Pin ) diperoleh dari persamaan ( Pin 0,6. A.v 3 )
(2 x x n x T )/60
26
.D.n
g. Tip speed ratio yang diperoleh dengan persamaan (λ = )
60.v
Pin
h. Koefisien daya ( Cp ) yang diperoleh dengan persamaan (Cp=
Pout
x100%)
a. Menyiapkan peralatan
lampu, sehingga didapat tegangan dan arus yang dapat dibaca pada
multimeter.
wind tunnel dengan blower, semakin jauh jarak antara wind tunnel
dengan blower maka akan semakin kecil kecepatan angin yang masuk
wind tunnel.
kecepatan angin, kecepatan poros kincir, serta gaya yang terjadi pada
k. Matikan blower.
Unjuk kerja kincir angin savonius ini dapat dilihat berdasarkan hasil
variasi jumlah sudu yaitu 2 sudu dan 9 sudu serta sudu 9 dengan celah 10 cm;
b. Torsi
T = F × r ……(Nm)
2×π×n×T
Pout = … … (Watt)
60
π×D×n
𝜆=
60 × v∞
Pout
Cp = ×100%
Pin
28
29
Tabel 4.7. Data penelitian sudu 9 dengan celah 10cm dan kecepatan angin
rata-rata 7 m
s
KEC. KEC.
BEBAN TEGANGAN ARUS GAYA
No POROS ANGIN
Watt Volt Amper Newton RPM m
s
1 8 2,80 0,30 1,44 125,70 6,20
2 16 2,20 0,53 1,53 119,40 6,47
3 24 1,60 0,67 1,62 110,60 6,19
4 32 1,40 0,75 1,62 109,60 6,37
5 40 1,40 0,82 1,71 107,60 6,40
6 48 1,40 0,85 1,71 108,20 6,22
7 56 1,40 0,86 1,71 118,30 6,43
8 64 1,20 0,85 1,80 109,40 6,26
9 72 1,10 0,93 1,80 106,40 6,19
10 80 1,00 0,87 1,80 106,20 6,31
11 88 1,00 0,93 1,80 106,30 6,64
12 96 1,00 0,92 1,98 104,70 6,40
13 104 1,00 0,93 1,98 108,50 6,52
14 112 0,90 0,97 1,98 103,80 6,11
15 120 0,90 0,92 1,98 105,20 6,19
16 128 0,90 0,93 1,98 106,20 6,16
17 136 0,80 0,92 1,98 102,30 6,54
18 144 0,80 0,90 1,98 104,70 6,42
19 152 0,80 0,95 1,98 107,10 6,27
20 160 0,80 1,01 2,07 113,30 6,13
21 168 0,80 0,96 2,07 107,10 6,24
22 176 0,80 0,97 2,07 108,50 6,51
23 184 0,80 0,96 2,07 101,30 6,30
24 192 0,70 0,98 2,07 105,70 6,35
25 200 0,70 0,95 2,07 102,60 6,33
26 208 0,70 0,97 2,16 106,90 6,51
27 220 0,60 1,01 2,16 105,50 6,41
36
Tabel 4.8. Data penelitian sudu 9 dengan celah 10cm dan kecepatan angin
rata-rata 6 m
s
KEC. KEC.
BEBAN TEGANGAN ARUS GAYA
No POROS ANGIN
Watt Volt Amper Newton RPM m
s
1 8 2,60 0,29 1,44 114,40 6,15
2 16 2,00 0,49 1,53 99,37 6,02
3 24 1,80 0,63 1,62 93,37 6,00
4 32 1,60 0,71 1,71 100,70 6,07
5 40 1,60 0,74 1,80 94,72 6,02
6 48 1,70 0,78 1,80 100,30 6,11
7 56 1,60 0,75 1,80 96,36 6,08
8 64 1,60 0,79 1,80 102,10 6,11
9 72 1,60 0,79 1,80 98,24 6,09
10 80 1,60 0,80 1,80 100,20 6,17
11 88 1,50 0,79 1,89 100,40 6,00
12 96 1,60 0,82 1,89 100,70 5,97
13 104 1,50 0,83 1,89 100,80 6,18
14 112 1,50 0,78 1,89 91,93 6,29
15 120 1,40 0,84 1,89 99,25 6,26
16 128 1,40 0,81 1,89 98,91 6,12
17 136 1,30 0,77 1,89 92,96 5,87
18 144 1,40 0,85 1,89 100,60 6,03
19 152 1,40 0,85 1,89 99,45 5,94
20 160 1,30 0,77 1,89 93,91 5,85
21 168 1,30 0,80 1,89 93,62 5,91
22 176 1,30 0,78 1,98 92,76 5,90
23 184 1,30 0,80 1,98 95,29 6,17
24 192 1,30 0,79 1,98 95,25 6,01
25 200 1,40 0,82 1,98 96,39 5,91
26 208 1,40 0,86 1,98 99,89 5,94
27 220 1,40 0,85 1,98 95,87 5,87
37
Tabel 4.9. Data penelitian sudu 9 dengan celah 10cm dan kecepatan angin
rata-rata 5 m
s
KEC. KEC.
BEBAN TEGANGAN ARUS GAYA
No POROS ANGIN
Watt Volt Amper Newton RPM m
s
1 8 1,70 0,24 1,35 77,14 4,97
2 16 1,30 0,38 1,44 76,37 5,14
3 24 1,20 0,47 1,53 76,17 4,95
4 32 1,20 0,51 1,58 73,51 4,99
5 40 1,10 0,50 1,58 72,11 5,06
6 48 1,10 0,51 1,58 71,36 5,17
7 56 1,10 0,52 1,58 75,61 5,28
8 64 1,00 0,48 1,58 70,03 4,95
9 72 1,00 0,46 1,58 66,61 5,17
10 80 1,10 0,52 1,58 73,39 5,12
11 88 1,00 0,53 1,58 71,55 5,18
12 96 0,80 0,55 1,58 74,15 5,09
13 104 0,90 0,56 1,58 74,57 5,20
14 112 0,80 0,54 1,58 70,38 5,13
15 120 0,70 0,56 1,58 73,31 5,06
16 128 0,70 0,52 1,58 68,22 5,11
17 136 0,70 0,53 1,58 70,99 5,11
18 144 0,80 0,58 1,58 70,12 5,00
19 152 0,80 0,56 1,62 68,82 5,07
20 160 0,80 0,56 1,62 71,62 5,11
21 168 0,75 0,60 1,62 70,89 5,23
22 176 0,75 0,61 1,62 72,92 5,19
23 184 0,75 0,61 1,62 73,38 4,98
24 192 0,60 0,62 1,62 74,30 5,18
25 200 0,60 0,60 1,62 71,71 5,02
26 208 0,60 0,60 1,62 68,00 4,87
27 220 0,60 0,59 1,62 69,88 4,98
38
Tabel 4.10. Data penelitian sudu 9 dengan celah 10cm dan kecepatan
angin rata-rata 4 m
s
KEC. KEC.
BEBAN TEGANGAN ARUS GAYA
No POROS ANGIN
Watt Volt Amper Newton RPM m
s
1 8 0,80 0,18 1,35 55,26 4,30
2 16 0,60 0,23 1,35 46,25 4,36
3 24 0,60 0,25 1,35 47,69 4,29
4 32 0,60 0,25 1,35 46,35 4,17
5 40 0,60 0,22 1,35 47,03 4,13
6 48 0,60 0,22 1,35 46,70 4,25
7 56 0,60 0,22 1,35 45,12 4,27
8 64 0,60 0,23 1,35 45,95 4,26
9 72 0,55 0,26 1,35 47,47 4,36
10 80 0,55 0,25 1,40 45,61 4,13
11 88 0,55 0,26 1,40 44,87 4,12
12 96 0,50 0,25 1,40 43,57 4,32
13 104 0,50 0,26 1,40 44,19 4,10
14 112 0,50 0,27 1,40 47,54 4,18
15 120 0,50 0,29 1,40 46,21 4,40
16 128 0,50 0,27 1,40 42,06 4,29
17 136 0,45 0,28 1,40 42,92 4,09
18 144 0,50 0,29 1,40 43,85 4,25
19 152 0,45 0,27 1,40 41,84 4,23
20 160 0,50 0,32 1,40 46,30 4,25
21 168 0,50 0,32 1,44 47,90 4,24
22 176 0,50 0,31 1,44 44,25 4,15
23 184 0,50 0,28 1,44 46,06 4,18
24 192 0,50 0,33 1,44 45,66 4,17
25 200 0,45 0,29 1,44 41,63 4,20
26 208 0,45 0,29 1,44 42,46 4,08
27 220 0,45 0,30 1,44 42,59 4,10
39
Tabel 4.11. Data penelitian sudu 9 dengan celah 10cm dan kecepatan
angin rata-rata 3 m
s
KEC. KEC.
BEBAN TEGANGAN ARUS GAYA
No POROS ANGIN
Watt Volt Amper Newton RPM m
s
1 8 0,45 0,05 1,17 20,42 3,25
2 16 0,40 0,05 1,17 21,01 3,40
3 24 0,40 0,06 1,17 23,68 3,41
4 32 0,25 0,08 1,22 21,35 3,36
5 40 0,20 0,08 1,22 19,73 3,37
6 48 0,20 0,08 1,22 19,37 3,20
7 56 0,20 0,08 1,22 20,32 3,30
8 64 0,20 0,08 1,26 21,08 3,23
9 72 0,15 0,09 1,26 20,14 3,28
10 80 0,15 0,08 1,22 19,65 3,24
11 88 0,15 0,09 1,26 22,00 3,19
12 96 0,15 0,08 1,26 19,98 3,12
13 104 0,15 0,07 1,26 19,59 3,15
14 112 0,10 0,07 1,26 19,45 3,33
15 120 0,10 0,08 1,26 19,69 3,22
16 128 0,10 0,08 1,26 18,89 3,03
17 136 0,10 0,09 1,26 19,97 3,26
18 144 0,10 0,09 1,26 19,82 3,35
19 152 0,10 0,09 1,26 18,13 3,26
20 160 0,10 0,09 1,26 19,35 3,33
21 168 0,10 0,09 1,26 19,16 3,42
22 176 0,10 0,09 1,26 19,24 3,15
23 184 0,10 0,09 1,26 19,56 3,35
24 192 0,10 0,10 1,26 19,32 3,26
25 200 0,10 0,10 1,26 19,57 3,24
26 208 0,10 0,10 1,26 19,47 3,13
27 220 0,10 0,10 1,26 19,66 3,25
40
A= D ×t
2
Dengan : A = luas penampang kincir (m )
Pin = 0,6 × A × v3
v3 = kecepatan angina ( m )
s
T=F×r
= 0,25 m
F = gaya (N)
2×π×n×T
Pout =
60
T = torsi ( Nm)
2 × π × 194,30 × 0,43
Pout =
60
= 8,64 watt
π×D×n
𝜆=
60 × v∞
n = kecepatan poros(rpm)
π × 0,8 × 194,30
𝜆= = 1,29
60 × 6,32
Pout
Cp = ×100%
Pin
8,64
Cp= ×100% = 14,27%
60,58
42
sebagai berikut :
Tabel 4.18. Hasil penelitian sudu 9 dengan celah 10cm dan kecepatan
angin rata-rata 7 m
s
TIP SPEED KOEFISIEN
Pin TORSI Pout
No RATIO DAYA
Watt Nm Watt tsr Cp %
1 57,20 0,36 4,74 0,849 8,28
2 65,00 0,38 4,78 0,773 7,35
3 56,92 0,41 4,69 0,748 8,24
4 62,03 0,41 4,65 0,720 7,49
5 62,91 0,43 4,81 0,704 7,65
6 57,75 0,43 4,84 0,728 8,38
7 63,80 0,43 5,29 0,770 8,30
8 58,88 0,45 5,15 0,732 8,75
9 56,92 0,45 5,01 0,720 8,80
10 60,30 0,45 5,00 0,705 8,30
11 70,26 0,45 5,01 0,670 7,13
12 62,91 0,50 5,42 0,685 8,62
13 66,52 0,50 5,62 0,697 8,45
14 54,74 0,50 5,38 0,711 9,82
15 56,92 0,50 5,45 0,712 9,58
16 56,10 0,50 5,50 0,722 9,81
17 67,13 0,50 5,30 0,655 7,89
18 63,51 0,50 5,42 0,683 8,54
19 59,16 0,50 5,55 0,715 9,38
20 55,28 0,52 6,14 0,774 11,10
21 58,31 0,52 5,80 0,719 9,95
22 66,21 0,52 5,88 0,698 8,88
23 60,01 0,52 5,49 0,673 9,14
24 61,45 0,52 5,73 0,697 9,32
25 60,87 0,52 5,56 0,679 9,13
26 66,21 0,54 6,04 0,687 9,12
27 63,21 0,54 5,96 0,689 9,43
49
Tabel 4.19. Hasil penelitian sudu 9 dengan celah 10cm dan kecepatan
angin rata-rata 6 m
s
TIP SPEED KOEFISIEN
Pin TORSI Pout
No RATIO DAYA
Watt Nm Watt tsr Cp %
1 55,83 0,36 4,31 0,779 7,72
2 52,36 0,38 3,98 0,691 7,60
3 51,84 0,41 3,96 0,652 7,63
4 53,68 0,43 4,51 0,695 8,39
5 52,36 0,45 4,46 0,659 8,52
6 54,74 0,45 4,72 0,687 8,63
7 53,94 0,45 4,54 0,664 8,41
8 54,74 0,45 4,81 0,700 8,78
9 54,21 0,45 4,63 0,675 8,54
10 56,37 0,45 4,72 0,680 8,37
11 51,84 0,47 4,97 0,701 9,58
12 51,07 0,47 4,98 0,706 9,75
13 56,65 0,47 4,99 0,683 8,80
14 59,73 0,47 4,55 0,612 7,61
15 58,88 0,47 4,91 0,664 8,34
16 55,01 0,47 4,89 0,677 8,89
17 48,54 0,47 4,60 0,663 9,47
18 52,62 0,47 4,98 0,698 9,45
19 50,30 0,47 4,92 0,701 9,78
20 48,05 0,47 4,64 0,672 9,67
21 49,54 0,47 4,63 0,663 9,35
22 49,29 0,50 4,81 0,658 9,75
23 56,37 0,50 4,94 0,647 8,76
24 52,10 0,50 4,93 0,664 9,47
25 49,54 0,50 4,99 0,683 10,08
26 50,30 0,50 5,18 0,704 10,29
27 48,54 0,50 4,97 0,684 10,23
50
Tabel 4.20. Hasil penelitian sudu 9 dengan celah 10cm dan kecepatan
angin rata-rata 5 m
s
TIP SPEED KOEFISIEN
Pin TORSI Pout
No RATIO DAYA
Watt Nm Watt tsr Cp %
1 29,46 0,34 2,72 0,650 9,25
2 32,59 0,36 2,88 0,622 8,83
3 29,11 0,38 3,05 0,644 10,48
4 29,82 0,39 3,03 0,617 10,16
5 31,09 0,39 2,97 0,597 9,56
6 33,17 0,39 2,94 0,578 8,87
7 35,33 0,39 3,12 0,600 8,82
8 29,11 0,39 2,89 0,592 9,91
9 33,17 0,39 2,75 0,539 8,28
10 32,21 0,39 3,02 0,600 9,39
11 33,36 0,39 2,95 0,578 8,84
12 31,65 0,39 3,06 0,610 9,66
13 33,75 0,39 3,07 0,600 9,11
14 32,40 0,39 2,90 0,574 8,95
15 31,09 0,39 3,02 0,607 9,72
16 32,02 0,39 2,81 0,559 8,78
17 32,02 0,39 2,93 0,582 9,14
18 30,00 0,39 2,89 0,587 9,63
19 31,28 0,41 2,92 0,568 9,33
20 32,02 0,41 3,04 0,587 9,48
21 34,33 0,41 3,01 0,567 8,75
22 33,55 0,41 3,09 0,588 9,21
23 29,64 0,41 3,11 0,617 10,49
24 33,36 0,41 3,15 0,601 9,44
25 30,36 0,41 3,04 0,598 10,01
26 27,72 0,41 2,88 0,585 10,40
27 29,64 0,41 2,96 0,587 9,99
51
Tabel 4.21. Hasil penelitian sudu 9 dengan celah 10cm dan kecepatan
angin rata-rata 4 m
s
TIP SPEED KOEFISIEN
Pin TORSI Pout
No RATIO DAYA
Watt Nm Watt tsr Cp %
1 19,08 0,34 1,95 0,538 10,23
2 19,89 0,34 1,63 0,444 8,21
3 18,95 0,34 1,68 0,465 8,89
4 17,40 0,34 1,64 0,465 9,41
5 16,91 0,34 1,66 0,477 9,83
6 18,42 0,34 1,65 0,460 8,95
7 18,69 0,34 1,59 0,442 8,53
8 18,55 0,34 1,62 0,452 8,75
9 19,89 0,34 1,68 0,456 8,43
10 16,91 0,35 1,66 0,462 9,85
11 16,78 0,35 1,64 0,456 9,76
12 19,35 0,35 1,59 0,422 8,22
13 16,54 0,35 1,61 0,451 9,75
14 17,53 0,35 1,74 0,476 9,90
15 20,44 0,35 1,69 0,440 8,25
16 18,95 0,35 1,54 0,410 8,10
17 16,42 0,35 1,57 0,439 9,54
18 18,42 0,35 1,60 0,432 8,69
19 18,16 0,35 1,53 0,414 8,41
20 18,42 0,35 1,69 0,456 9,17
21 18,29 0,36 1,80 0,473 9,87
22 17,15 0,36 1,67 0,446 9,72
23 17,53 0,36 1,74 0,461 9,90
24 17,40 0,36 1,72 0,458 9,89
25 17,78 0,36 1,57 0,415 8,82
26 16,30 0,36 1,60 0,436 9,82
27 16,54 0,36 1,60 0,435 9,70
52
Tabel 4.22. Hasil penelitian sudu 9 dengan celah 10cm dan kecepatan
angin rata-rata 3 m
s
TIP SPEED KOEFISIEN
Pin TORSI Pout
No RATIO DAYA
Watt Nm Watt tsr Cp %
1 8,24 0,29 0,63 0,263 7,59
2 9,43 0,29 0,64 0,259 6,82
3 9,52 0,29 0,72 0,291 7,62
4 9,10 0,30 0,68 0,266 7,46
5 9,19 0,30 0,63 0,245 6,83
6 7,86 0,30 0,62 0,253 7,83
7 8,62 0,30 0,65 0,258 7,49
8 8,09 0,32 0,70 0,273 8,59
9 8,47 0,32 0,66 0,257 7,84
10 8,16 0,30 0,62 0,254 7,65
11 7,79 0,32 0,73 0,289 9,31
12 7,29 0,32 0,66 0,268 9,04
13 7,50 0,32 0,65 0,260 8,61
14 8,86 0,32 0,64 0,245 7,24
15 8,01 0,32 0,65 0,256 8,10
16 6,68 0,32 0,62 0,261 9,33
17 8,32 0,32 0,66 0,256 7,92
18 9,02 0,32 0,65 0,248 7,24
19 8,32 0,32 0,60 0,233 7,19
20 8,86 0,32 0,64 0,243 7,20
21 9,60 0,32 0,63 0,235 6,58
22 7,50 0,32 0,63 0,256 8,46
23 9,02 0,32 0,64 0,244 7,15
24 8,32 0,32 0,64 0,248 7,66
25 8,16 0,32 0,65 0,253 7,90
26 7,36 0,32 0,64 0,260 8,72
27 8,24 0,32 0,65 0,253 7,87
53
14
Pout (watt)
12
10
6 sudu 2
0
2 3 4 5 6 7 8
Kec. Angin (m/s)
Pada grafik diatas kincir angin savonius sudu 2 menghasilkan daya output
tertinggi sebesar 12,18 watt dan semakin besar kecepatan angin maka daya poros
semakin besar.
54
0.25
Pout (watt)
0.2
0.15
sudu 9
0.1
0.05
0
6.6 6.8 7 7.2
Kec. Angin (m/s)
Pada grafik diatas kincir angin savonius sudu 2 menghasilkan daya output
tertinggi sebesar 0,22 watt dan semakin besar kecepatan angin maka daya poros
semakin besar.
55
7
Pout (watt)
4
sudu 9
3 dengan
celah 10 cm
2
0
2 3 4 5 6 7
Kec. Angin (m/s)
Pada grafik diatas kincir angin savonius sudu 2 menghasilkan daya output
tertinggi sebesar 6,14 watt dan semakin besar kecepatan angin maka daya poros
semakin besar.
56
celah 10cm
14
Pout (watt)
sudu 2
12
10
8 sudu 9
4
sudu 9
dengan
2 celah 10
cm
0
2 3 4 5 6 7 8
Kec. Angin (m/s)
Pada grafik diatas dapat disimpulkan bahwa daya poros kincir dengan
jumlah sudu 2 lebih tinggi dari kincir dengan sudu 9 serta sudu 9 dengan celah
10cm.
57
25
Cp %
20
15
sudu 2
10
5
0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4
tsr
Pada grafik diatas unjuk kerja kincir angin savonius terbesar yaitu dengan
Cp 23,54 % pada Tsr 0,87 dan semakin besar Tsr maka koefisien daya pada kincir
cenderung semakin kecil hal ini disebabkan karena penurunan pada koefisien daya
0.3
Cp %
0.25
sudu 9
0.2
0.15
0.03 0.04 0.05
tsr
Pada ganbar diatas di ketahui bahwa unjuk kerja kincir angin savonius
terbesar yaitu dengan Cp 0,25 % pada Tsr 0,045. Bila dibandingkan dengan kincir
angin savonius sudu dua hasil yang didapat sangat jauh berbeda, hal ini
disebabkan selisih drag force sudu upwind dengan drag force sudu downwind
pada kincir angin dengan jumlah sudu 9 besarnya sama. Semakin besar Tsr maka
12
Cp %
10
sudu 9
dengan celah
10 cm
8
6
0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
tsr
Pada ganbar diatas di ketahui bahwa unjuk kerja kincir angin savonius
terbesar yaitu dengan Cp 10,32 % pada Tsr 0,53. Bila dibandingkan dengan
Gambar 4.6. hasil yang didapat lebih besar dikarenakan adanya celah antar sudu
dimana aliran udara yang melewati celah membantu dorongan awal pada sudu
upwind dan semakin besar tsr maka koefisien daya pada kincir cenderung semakin
25
Cp %
sudu 2
20
15
sudu 9
10
5 sudu 9
dengan celah
10 cm
0
0 0.5 1 1.5
tsr
Gambar 4.8. Grafik perbandingan hubungan Cp dan Tsr sudu 2 dan 9 serta
Pada ganbar diatas di ketahui bahwa unjuk kerja kincir savonius sudu 2
lebih baik dari pada sudu 9 dan sudu 9 dengan celah 10cm. hal ini terjadi karena
koefisien drag dari sudu 2 lebih besar dibandingkan dengan sudu 9 maupun sudu
9 bercelah.
.
61
Savonius
Darrieus
American
multiblade
Dutch
Four Arm
Dari Gambar 4.9. diatas dapat dilihat bahwa hasil dari uji pada kincir angin
savonius hasilnya sudah mendekati dengan grafik Betz meskipun tidak tergambar
terlalu cepat mengambil data saat kincir belum stabil berputar. Kemudian
transmisi yang kurang baik karena rancangan yang kurang senter sering terjadi
slip antara puli dengan sabuk sehingga data yang diambil juga kurang baik. Saat
beban berupa lampu ditambah putaran kincir berubah akan tetapi hasil yang di
dapat tidak setabil atau berubah naik turun sebagai contoh saat beban ditambah
seharusnya arus yang mengalir juga ikut bertambah dan tegangan turun, tapi hasil
pencatatan didapat arus dan tegangan yang naik turun demikian juga kecepaan
anginnya.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
tertinggi sebesar 12,18 Watt pada kecepatan angin 6,39 m/s. Kincir
tertinggi sebesar 0,22 Watt pada kecepatan angin 7,16 m/s. Kincir angin
paling tinggi sebesar 23,54%, yang pada Tsr 0,87. Kincir angin Savonius
0,25%, pada Tsr 0,045, sedangkan kincir angin Savonius dengan jumlah
c) Semakin besar kecepatan angin, maka semakin tinggi daya output yang
dihasilkan.
e) Jumlah sudu dan celah antar sudu pada kincir berpengaruh pada unjuk
kerja kincir.
62
63
5.2. Saran
sesuai dengan kecepatan angin supaya tidak mudah rusak dan bisa
maksimal.
d) Sebaiknya perbandingan jumlah sudu dan jarak celah antar sudu lebih
Anwar, M. S., 2008, Rancang Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Angin Pada
Stasiun Pengisian Accu Mobil Listrik, Tugas Akhir, Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya, Institute Teknologi Sepuluh November
Surabaya, Surabaya.
Ginting, S., 1993, Pemasangan dan Uji Coba Pemanfaatan SKEA Listrik 500
Watt Untuk Penerangan, Warta LAPAN no. 28,29, Jakarta.
http://dbm.djmbp.esdm.go.id/old/portal_dpmb/modules/_news/news_detail.php?_
id=2161&_cid=4
http://id.wikipedia.org/wiki/turbin_angin
http://www.scribd.com/doc/13885905/The-Effect-of-Blade-Shaps-of-Vertical-
Wind-Turbine
http://www.scribd.com/doc/16577921/4676812-Kincir-Angin-Untuk-Stasiun-
Pengisian-Listrik
http://www.scribd.com/doc/23628350/Konversi-Energi-Angin
http://www.scribd.com/doc/6949728/Wind-Turbine
64