01 (2023), 01-09
Abstract
This study aimed to develop an e-module on physics problem-based learning using Canva on
electromagnetic radiation materials for classroom use. The goal of this study is also to the results of
the respondents' responses to the e-module. In this research, the methodology used is research and
development, or R&D, which is represented by the 4D model (Define, Design, Develop, Disseminate).
During the development phase, a product called an e-module was produced. It has already been
validated by two qualified validators and has also undergone regression testing using a small sample
size of 12 participants. After being revised in accordance with the development phase results, the e-
module was evaluated in relation to 25 test subjects in order to ascertain their perceptions of the e-
modul. The study's findings indicate that the canva-based e-module for problem-based learning in
electromagnetic radiation material is very suitable for use, with validation results for the material's
expert of 87,2% and the media's 96% showing that it is very suitable for use. In addition, the student's
response received a score of 80,79%, indicating a positive response from the student. As a result, the
developed e-module is stated to be suitable for use as one of the teaching aids for physical education.
Keywords: e-module, problem based learning, canva application, electromagnetic radiation, R&D.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan e-modul fisika problem based learning menggunakan
canva pada materi radiasi elektromagnetik yang layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Hasil
respon peserta didik terhadap e-modul juga menjadi tujuan dari penelitian ini. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and
Development (R&D), yaitu dengan model 4D (Define, Design, Develop, Disseminate). Pada tahap
development dihasilkan produk e-modul yang sudah divalidasi oleh 2 orang validator ahli, dan juga
melalui uji coba skala kecil dengan 12 peserta didik sebagai sampel. Setelah dilakukan revisi sesuai
dengan hasil tahap development, produk e-modul diuji cobakan terhadap 25 peserta didik untuk
mengetahui respon mereka terhadap e-modul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa e-modul problem
based learning menggunakan canva pada materi radiasi elektromagnetik layak digunakan dengan hasil
validasi ahli materi 87,2%, dan ahli media 96% dengan kategori sangat layak untuk digunakan.
Sementara itu , hasil respon peserta didik sebesar 80,79% yang berarti mendapat respon positif dari
peserta didik. Dengan demikian, e-modul yang dikembangkan dinyatakan layak untuk digunakan
sebagai salah satu bahan ajar penunjang dalam pembelajaran fisika.
Kata Kunci: e-modul, problem based learning, aplikasi canva, radiasi elektromagnetik, R&D.
1
PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN CANVA...│Muhaimin Kautsar │
Vol. 12. No. 01 (2023), 01-09
INTRODUCTION
Pembelajaran Fisika ialah salah satu bidang studi yang termasuk dalam
kategori sulit ditingkat pemahaman pesera didik, sebab mata pelajaran ini
menggunakan ilmu logika dan matematika disatu pihak untuk memecahkan
permasalahannya. (Huda & Arief, 2013). Dalam proses pemecahan masalah fisika,
matematika sangat dibutuhkan sebagai pengetahuan dasar dalam proses pemecahan
masalahnya dengan menggunakan rumus-rumus. Hal tersebut membuktikan bahwa
dalam mempelajari ilmu fisika diperlukan kemampuan dalam menghadapi
permasalahan dalam pembelajarannya.
Kenyataan dilapangan memperlihatkan bahwa dunia pendidikan fisika
menghadapi berbagai masalah. Dua permasalahan utama pembelajaran fisika
adalah: pertama, pelajaran fisika masih dianggap sebagai pelajaran yang dibenci dan
ditakuti oleh kebanyakan peserta didik. Kedua, sekalipun orang mengetahui bahwa
fisika merupakan pelajaran yang berguna dalam kehidupan peserta didik, tetapi
sebagian besar peserta didik belum dapat merasakan manfaat yang sesungguhnya
dari fisika dalam kehidupan sehari-harinya.
Maka diperlukan suatu cara agar peserta didik dapat memecahkan masalah
yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk dapat memecahkan suatu
masalah, peserta didik harus terbiasa menemukan solusi. Proses pembiasaan ini
yang harus dilakukan dalam pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu perlu adanya
metode khusus untuk dapat memfasilitasi peserta didik agar dapat mengembangkan
kemampuannya, khususnya kemampuan pemahaman. Sehingga peneliti
menerapkan model problem based learning untuk meningkatkan kemampuan
pemahaman peserta didik.
Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam mengatasi kesulitan
pembelajaran adalah dengan menciptakan modul dalam bentuk yang lebih efisien
dan menarik agar peserta didik sekolah menengah menjadi lebih tertarik dan
berminat dalam membaca modul sebab modul elektronik kerap dilengkapi dengan
berbagai produk-produk interaktif seperti animasi, video, gambar, dan audio.
Perkembangan IPTEK di abad ke-21 mendukung proses belajar yang interaktif.
Contohnya, beberapa media belajar berbasis teknologi dan komputer di abad ke-21
mulai banyak dimanfaatkan di kalangan akademik. (Widiana & Rosy, 2021).
Menurut Daryanto, e-modul pembelajaran yang baik memiliki beberapa
karakteristik yaitu self instruction, self contained, stand alone, adaptic, dan user friendly.
e-modul merupakan modul pembelajaran yang penyajiannya menggunakan media
elektronik. Sehingga karakteristik e-modul sama dengan karakteristik modul cetak.
(Daryanto, 2013).
Problem based learning adalah metode pembelajaran yang dipicu oleh
permasalahan, yang mendorong peserta didik untuk belajar dan bekerja kooperatif
dalam kelompok untuk mendapatkan solusi, berpikir kritis dan analitis, mampu
menetapkan serta menggunakan sumber daya pembelajaran yang sesuai. problem
2
PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN CANVA...│Muhaimin Kautsar │
Vol. 12. No. 01 (2023), 01-09
based learning merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat menolong
peserta didik untuk meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan pada era
globalisasi saat ini. Problem Based Learning dikembangkan untuk pertama kali oleh
Prof. Howard Barrows sekitar tahun 1970-an dalam pembelajaran ilmu medis di
McMaster University Canada. (Amir, 2009). Pelaksanaan model Problem Based
Learning terdiri dari 5 tahap proses, yaitu orientasi peserta didik pada masalah,
mengorganisasi peserta didik, membimbing penyelidikan individu maupun
kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil, menganalisis dan mengevaluasi
proses dan hasil pemecahan masalah. (Trianto: 2009).
Aplikasi canva adalah alat desain online yang menawarkan berbagai jenis
keluaran, termasuk presentasi, resume, poster, pamphlet, grafik, buku catatan, dan
lain sebagainya. Menurut Pelangi (2020), menyimpulkan bahwa Aplikasi Canva
dapat dimanfaatkan dalam ranah pendidikan. Canva membantu guru (pengajar) dan
peseta didik memudahkan dalam proses belajar mengajar berbasis teknologi,
keterampilan, skill, serta manfaat yang lainnya yang diperoleh dari canva yang
menarik perhatian dan minat dalam belajar dengan penyajian bahan ajar yang
bervariasi. (Garris Pelangi, 2020).
Setelah sebelumnya sudah dijelaskan bahwa aplikasi canva dikenal sebagai
alat pembuatan media visual yang sangat mudah, dengan keberagaman fitur yang
tersedia dalam aplikasi canva tersebut. Aplikasi canva memberikan beberapa banyak
manfaat terutama bagi penggunanya, sebagai berikut; Canva menyediakan
kustomisasi teks, memiliki ratusan icon dan ilustrasi, pemilihan background yang
bervariasi, menggunakan canva dapat melakukan desain dengan mudah. (Mila N,
dkk, 2021).
Materi Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dibentuk dari
usikan medan magnet dan medan listrik. Dengan kata lain dikatakan bahwa medan
magnet dan medan listrik inilah yang menjadi penyebab terbentuknya gelombang
elektromagnetik. Energi elektromagnetik dipancarkan pada level yang berbeda-
beda. Semakin tinggi level energi dalam suatu sumber energi, maka semakin rendah
panjang gelombang dari energi yang dihasilkan, akan tetapi semakin tinggi
frekuensinya. Spektrum gelombang elektromagnetik terdiri dari gelombang radio,
gelombang mikro, inframerah, cahaya tampak, ultraviolet, sinar x, dan sinar gamma.
(Jumingin, dkk, 2021).
Teori Gelombang Elektromagnetik dikembangkan oleh James Clerk Maxwell
(1831-1879), selain itu Maxwell juga melakukan perhitungan teoritis tentang
kecepatan gelombang elektromagnetik. Berdasarkan perhitungannya kecepatan
gelombang elektromagnetik hanya bergantung pada permitivitas (𝜀0 ) dan
permeabilitas (𝜇0 ). (Pristiadi, 2007).
Dari pemaparan yang panjang lebar diatas, maka disini peneliti tertarik
mengambil konsep dalam mendukung proses perkembangan sebuah media
pembelajaran era moderen yang kiranya dapat menarik minat belajar fisika peserta
3
PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN CANVA...│Muhaimin Kautsar │
Vol. 12. No. 01 (2023), 01-09
METHOD
Rancangan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu dengan metode
penelitian dan pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian
yang digunakan untuk menciptakan suatu produk, kemudian diuji keefektifan
produk tersebut. Maka diterapkanlah suatu penelitian yang sifatnya berupa analisis
kebutuhan dan diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk sehingga
bisa dimanfaatkan di masyarakat luas. Penelitian R&D bersifat longitudinal yakni
bertahap bisa digunakan beberapa tahun kedepannya. (Sugiyono, 2015).
Maka dari uraian diatas, dapat dirumuskan bahwa metode penelitian dan
pengembangan (R&D) bertujuan untuk menghasilkan suatu produk yang kemudian
keefektifannya diuji sehingga dapat disebarluaskan dan digunakan oleh masyarakat
umum.
Menurut Thiagarajan, model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
model 4D (define, design, develop, disseminate) karena model pengembangan
Thiagarajan merupakan dasar untuk melakukan pengembangan perangkat
pembelajaran (bukan sistem pembelajaran). (Dalam Ishaq, 2018). Model 4D memiliki
langkah-langkah penelitian, yaitu dimulai dari tahap Define (pendefinisian), tahap
Design (perancangan), tahap Development (pengembangan), dan tahap Dissemination
(penyebaran).
Tahapan yang paling utama dalam penelitian yaitu mengumpulkan data
sebagaimana dari tujuan utamanya yaitu mendapatkan data. (Sugiyono, 2015).
Pengumpulan data menggunakan lembar validasi dari dua para ahli yaitu ahli media
dan ahli materi terhadap e-modul berbasis problem based learning.
Desain produk yang dikembangkan dan dinilai oleh validator menggunakan
lembar validasi menggunakan pengukuran skala likert. Kriteria penilaian uji
kelayakan terdiri dari 5 (lima) kriteria, yakni sangat kurang layak, kurang layak,
cukup layak, layak, dan sangat layak. Adapun kriteria skor penilaian tersebut
sebagai berikut. (Arikunto, 2006).
Tabel 3.1 Kriteria Skor Penilaian Kelayakan.
Kriteria Penilaian Kelayakan Skor
Sangat Layak 5
Layak 4
Cukup Layak 3
Kurang Layak 2
Sangat Kurang Layak 1
4
PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN CANVA...│Muhaimin Kautsar │
Vol. 12. No. 01 (2023), 01-09
∑𝑥
𝑋̅ =
𝑁
Keterangan:
𝑋̅ = Skor rata-rata dari validator
∑ 𝑥 = Jumlah skor dari validator
𝑁 = Jumlah butir penilaian
Untuk mengubah skor rata-rata dari hasil validasi menjadi persentase
kelayakan maka digunakan persamaan sebagai berikut:
𝑥̅
𝑃 = 𝑥 100%
𝑥𝑖
Keterangan:
𝑃 = Persentase kelayakan
𝑥̅ = Skor rata-rata dari validator
𝑥𝑖 = Skor tertinggi dari validator
Hasil yang diperoleh dari rumus diatas akan dirujuk ke tabel kriteria
kelayakan dibawah ini. (Arikunto, 2006).
Tabel 3.2 Kriteria Persentase Kelayakan.
Kriteria Persentase Kelayakan Tingkat Kelayakan
81% - 100% Sangat Layak
61% - 80% Layak
41% - 60% Cukup Layak
21% - 40% Kurang Layak
<21% Sangat Kurang Layak
dari e-modul berbasis problem based learning menggunakan canva yang telah
dikembangkan diperoleh hasil yaitu dari aspek kelayakan isi 88,4%, dari aspek
keakuratan dan kebenaran materi 84%, dari aspek komponen penyajian 90%, dari
aspek problem based learning 85%, dan dari aspek bahasa dan komunikasi 88,4%.
Sehingga diperoleh hasil persentase keseluruhan rata-rata adalah 87,2% dengan
kriteria sangat layak.
Validator media dinilai oleh ibu Nurrizqa, S.Pd., M.T. (dosen Pendidikan
Teknologi Informasi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry), Berdasarkan
data validasi diperoleh hasil bahwa e-modul berbasis problem based learning
menggunakan canva yang telah dikembangkan ditinjau dari ukuran modul, desain
cover modul, dan desain isi modul dapat dilihat persentase kelayakan sebagai
berikut.
CONCLUSION
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan e-modul berbasis problem
based learning menggunakan canva pada materi radiasi elektromagnetik dapat
diperoleh kesimpulan:
Desain e-modul berbasis problm based learning menggunakan canva
menerapkan model 4D yang dikembangkan oleh Thiagarajan. Pada tahap
pendefinisian (define) dilakukan analisis untuk mengetahui permasalahan, dimana
diperoleh permasalahan berupa kurangnya minat belajar dari peserta didik serta
sumber bahan ajar yang masih bersumber dari buku paket. Selanjutnya tahap
perancangan (design). Pada tahap ini dilakukan tahap pra produksi yakni
penyusunan e-modul berupa materi yang sesuai KI dan KD, kemudian tahap
produksi yaitu melakukan perancangan e-modul menggunakan aplikasi canva, dan
7
PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN CANVA...│Muhaimin Kautsar │
Vol. 12. No. 01 (2023), 01-09
terakhir tahap pasca produksi yaitu proses penyimpanan file e-modul dengan format
PDF dan dibuat dalam bentuk flip page pada PDF corporate edition untuk diuji
kelayakan.
Kelayakan e-modul berbasis problem based learning menggunakan canva pada
materi radiasi elektromagnetik ini diperoleh hasil persentase keseluruhan dari ahli
materi pembelajaran adalah 87,2% dengan kriteria sangat layak dan diperoleh hasil
persentase keseluruhan dari ahli media pembelajaran adalah 96% dengan kriteria
sangat layak. Sehingga diperoleh hasil persentase keseluruhan kelayakan
pengembangan e-modul berbasis problem based learning menggunakan canva 91,6%
dengan kriteria sangat layak.
REFERENCES
Amir, M.T. (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rhineka Cipta.
Ayu Utari, P.P. (2019). Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif
Berbasis Android Materi Konstruksi Kaitan Untuk Mata Pelajaran Tekstil Siswa Kelas
X SMK Tata Busana. Jurnal Pendidikan Teknik Busana, 8 (3), 01-10.
Daryanto. (2013). Menyusun Modul Bahan Ajar Untuk Persiapan Guru Dalam
Mengajar. Yogyakarta: Gava Media.
Garris, P. (2020). Pemanfaatan Aplikasi Canva Sebagai Media Pembelajaran
Bahasa Dan Sastra Indonesia Jenjang SMA/MA. Jurnal Sasindo UNPAM. 8 (2), 81-82.
Huda, M. & Arief, A. (2013). Pengaruh Multiple Intelligences Menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Pokok Bahasan Listrik Dinamis Kelas X SMAN 1 Porong. Inovasi Pendidikan Fisika. 2
(3), 34-37.
Ishaq. (2018). Design Pengembangan Pembelajaran Design Development Based
Learning Information And Communication Technology (ICT). Jurnal Pendidikan Fisika.
1 (3).
Jumingin, dkk. (2022). Radiasi Gelombang Elektromagnetik Yang Ditimbulkan
Peralatan Listrik Di Lingkungan Universitas PGRI Palembang. JoP. 7 (2), 48.
Mila, N. dkk. (2021). Efektifitas Pemanfaatan Canva Sebagai… In PROSEMNAS
Penelitian Dan Pengabdi. 181-188.
Panggabean, N.H. (2020). Design Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Sains.
Medan: Yayasan Kita Menulis.
Pristiadi, U. (2007). Fisika Interaktif Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Azka Press.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D). Bandung: Alfabeta CV.
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:
Kencana.
8
PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN CANVA...│Muhaimin Kautsar │
Vol. 12. No. 01 (2023), 01-09
9
PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN CANVA...│Muhaimin Kautsar │