Anda di halaman 1dari 8

SATUAN PROSES

SEMESTER GASAL / T.A. 2023 – 2024

Hidrolisis Pati
Moh Agung Rizki Azhari [220331100048]
Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Jl
Telang, Kec. Kamal, Kab. Bangkalan PO BOX 2 Kamal
Abstrak Tanggal
Hidrolisis pati merupakan proses pemecahan molekul amilum praktikum:
menjadi komponen sederhana penyusunnya seperti dekstrin, 01 November 2023
maltotriosa, maltosa dan glukosa. Proses hidrolisis dapat Tanggal
dilakukan secara enzimatis dan asam.Metode hidrolisis pati penyerahan:
sendiri yaitu suatu proses hidrolisis pati yang dibagi menjadi 04 November 2023
2 metode yang pertama kimiawi dan yang kedua enzimatis. Asisten
Uji iodin merupakan uji khas untuk mendeteksi adanya Praktikum:
kandungan amilum atau pati (polisakarida). Uji Benedict Eka mauliddya
ditemukanoleh Stanley Rossiter Benedict, seorang ahli kimia
asal Amerika. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi Nilai:
kadar karbohidrat dalam larutan. Uji Benedict, juga dikenal
sebagai reagen Benedict, adalah suatu larutan kimia yang
digunakan untuk mendeteksi adanya gula pereduksi, seperti
glukosa, dalam larutan. Gula pereduksi merupakan kelompok
gula atau karbohidrat yang memiliki kemampuan untuk
mengurangkan senyawa penerima elektron. Tujuan praktikum
hidrolisis pati kali ini yaitu untuk menentukan pengaruh asam
dan suhu terhadapproses hidrolisis pati. Diperoleh hasil pada
10 mL dalam waktu 15 menit untuk pengujian benedict tidak
memiliki, untuk peengujian iod memiliki warna unggu pekat,
dan padapengujian gula reduksi memperoleh hasil 0,0142%.
Pengujian hidrolisis pati pada perlakuan 10 mL dalam waktu
30 menit untuk pengujian benedict memiliki warna orange,
untuk pengujian iod memiliki warna unggu, dan pada
pengujian gula reduksi memperoleh hasil 0,0359%.
Pengujian hidrolisis pati pada perlakuan 10 mL dalam waktu
45 menit untuk pengujian benedict memiliki warna orange,
untuk peengujian iod memiliki warna unggu, dan pada
pengujian gula reduksi memperoleh hasil 0,1841%. Beberapa
faktor yang memiliki potensi untuk memengaruhi proses
hidrolisis pati, termasuk konsentrasi substrat, konsentrasi
enzim, suhu, pH, dan durasi hidrolisis. Enzim memiliki tingkat
spesifisitas yang tinggi, oleh karena itu, kinerja enzim akan
mencapai hasil maksimal jika substrat yangdigunakan sesuai
dan konsentrasinya sesuai. Selain itu, konsentrasi enzim juga
mempengaruhi proses likuifikasi, karena efektivitas kerja
enzim berkorelasi positif dengan konsentrasi enzim.
Kata Kunci: Uji iodin, uji Benedict, hidrolisis pati
Metode Pelaksanaan
Praktikum Hidrolisis Pati dilaksanakan pada hari, Rabu 1 November 2023 jam 8.50
sampai selesai, bertempat di laboratorium analisis mutu Universitas Trunojoyo Madura. Alat
yang di gunakan saat pratikum seperti hot plate, beaker glass, timbangan analitik, vortex,
tabung reaksi pipet ukur dan bahan yang di gunakan seperti pati jagung, ioding, HCl 0,5 N
dan reagen be.

Gambar 1 flowchart uji iodin, uiji benedict, uji gula reduksi


Berdasarkan flowchart diatas dibagi menjadi tiga pengujian yaitu pengujian iodin,
pengujian benedict, dan pengujian gula reduksi. Hal yang perlu dilakukan yaitu
menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Setelah menyiapkan alat dan bahan-
bahan yang diperlukan, timbang pati jagung sebanyak 25 gram. Masukkan pati jagung
yang telah ditimbang kedalam gelas beaker kemudian tambahkan aquadest 75 mL yang
telah dipanaskan dan aduk hingga menjadi kental. Setelah menjadi kental tambahkan
HCL 0,5 N selanjutnya panaskan 100℃ dan aduk dengan waktu 15, 30, 45 menit.
Perlakuan ini bertujuan untuk mendapatkan hasil sampel, setelah mendapatkan hasil
sampel maka dapat dilakukan pengujian. Pengujian pertama yaitu uji iodin, hal yang
dilakukan yaitu dengan mengambil sampel sebanyak 1 tetes dan masukkan kedalam
gelas erlemenyer. Setelah dimasukkan kedalam erlemenyer kemudian tambahkan 1 tetes
iodin dan amati perubahan warna yang terjadi, hasil pengujian iodin telah didapat.
Pengujian kedua yaitu pengujian benedict hal pertama yaitu mengambil sampel dan
masukkan kedalam tabung reaksi setelah itu, tambahkan reagen benedict sebanyak 5
mL. Panaskan gelas beakeryang telah diisi aquadest hingga mendidih dan masukkan
tabung reaksi kedalamnya. Mendiamkan proses ini selama 3 menit kemudian, amati
perubahan warna yang terjadi dan hasil pengujian telah didapat. Pengujian ketiga adalah
pengujian gula reduksi pengujian ini diawali dengan melarutkan 1 mL larutan kedalam
tabung reaksi, kemudian tambahkan 1 mL reagenesia nelson dan panaskan selama 20
menit. Setelah itu dinginkan sampai endapan terlarut sempurna, tambahkan juga 7 mL air
suling dan homogenkan hingga rata. Amati perubahan warnanya, hasil pengujian telah di
dapat.

Hasil Pengamatan dan Pembahasan


Tabel 1 Data pengamatan hidrolisis pati
Perlakuan Warna Uji Benedict Warna Uji iod Uji Gula Reduksi
10mL, 15 menit - Ungu pekat 567,5%
10mL, 30 menit Orange Ungu 0,8925%
10mL, 40 menit Orange Ungu 3,7925%
20mL, 15 menit Kuning Ungu 642,5%
20mL, 30 menit Orange Ungu 2,3675%
20mL, 45 menit Orange pekat Ungu 4,64%

Perhitungan
Rumus : y = ax + b
Perlakuan 10,15 : 0,103= 0,004x + 0,0803
0,004 = 0,103 – 0,0803
0,0227
X =
0,004

= 5,675
 %gula reduksi = 5,675 X100
1000 x 1
=5,675 x 100
=567,5%

Perlakuan 10,30 : 0,116= 0,004x + 0,0803


0,004 = 0,3537 – 0,0595
X=8,925
 %gula reduksi = 8,925 X100
1000 x 1
X=0,8925%
Perlakuan 10,45 : 0,232= 0,004x + 0,0803
0,004 = 0,232 – 0,0803
0,004x=0,1517

X = 0,1517
0,004

= 37,925
 %gula reduksi = 37,925 X100
1000 x 1
=37,925%

Perlakuan 20,15 : 0,106= 0,004x + 0,0803


0,004 = 0,106 – 0,0803
0,004x=0,0257

X = 0,0257
0,004
=6,425
 %gula reduksi = 6,425 X100
1000 x 1
=6,425%

Perlakuan 20,30 : 0,175= 0,004x + 0,0803


0,004 = 0,175 – 0,0803
0,004x=0,0947

X = 0,0947
0,004
=23,675
 %gula reduksi = 23,675 X100
1000 x 1
=2,3675%

Perlakuan 20,45 : 0,1857= 0,004x + 0,0803


0,004 = 0,1857 – 0,0803
0,004x=0,1857

X = 0,1857
0,004
=46,4

 %gula reduksi = 46,4 X100


1000 x 1
=4,64%
Berdasarkan Tabel 1 Pada tabel di atas menjelaskan hasil pengamatan tentang uji
banedict uji iod dan uji gula reduksi, dapat di jelaskan bahwa perlakuan 10 mL,15 menit
untuk uji benedict tidak mengeluarkan perubahan warna, untuk pengujian iodin itu
berwarna ungu pekat dan di dalam perlakuan uji gula reduksi hasilnya 567,5%. Uji hidrolisis
pati pada perlakuan 10 mL selama 30 menit untuk uji benedict mempunyai warna orange,
untuk penguji an iodin berwarna ungu, dan pada uji gula pereduksi didapat hasil 0,8925%.
Uji hidrolisis pati dengan volume 10 mL, 45 menit untuk pengujian benedict warna orange,
uji iod mepunyai warna ungu dan uji gula reduksi memberikan hasil sebesar 3,7925%. Uji
hidrolisis pati pada perlakuan 20 mL,15 menit untuk uji benedict mempunyai kuning, untuk
uji iodin berwarna ungu dan pada uji gula pereduksi hasilnya sebesar 642,5%. Uji hidrolisis
pati pada perlakuan 20mL, 30 menit untuk uji benedict mempunyai warna orange, untuk uji
iodiun berwarna ungu dan pada uji gula pereduksi hasilnya sebesar 2,3675%. Uji hidrolisis
pati pada perlakuan 20 mL,45 menit untuk uji benedict mempunyai orange pekat, untuk uji
iod atau iodin memmiliki warna ungu, dan untuk uji gula pereduksi hasilnya memperoleh
sebesar 4,64%
Hidrolisis pati merupakan proses pemecahan molekul amilum menjadi komponen
sederhana penyusunnya seperti dekstrin, maltotriosa, maltosa dan glukosa. Proses
hidrolisis dapat dilakukan secara enzimatis dan asam. Metode hidrolisis pati sendiri yaitu
suatu proses hidrolisis pati yang dibagi menjadi 2 metode yang pertama kimiawi dan yang
kedua enzimatis. Hidrolisis pati secara kimia yaitu pemecahan pati menggunakan senyawa
asam, seperti H2SO4, HNO3, dan HCl. Sementara hidrolisis secara enzimatis yaitu proses
pemecahan pati menggunakan bantuan enzim. Tujuan uji hidrolisis pati dilakukan untuk
mengetahui kemampuan bakteri memanfaatkan pati yang memproduksi enzim amilase.
Faktor yang dapat mempengaruhi proses hidrolisis pati secara enzimatis yaitu konsentrasi
substrat, konsentrasi enzim, suhu, pH, dan lama proses hidrolisis. Hidrolisis pati menjadi
sirup glukosa dilakukan melalui 3 tahapan, yaitu gelatinisasi, likuifikasi, dan sakarifikasi .
(Yusra et al., 2020).
Uji iodin merupakan uji khas untuk mendeteksi adanya kandungan amilum atau pati
(polisakarida). Larutan amilum apabila diberi larutan iodin akan berwarna biru akibat
molekul amilosa yang membentuk senyawa amilopektin. Senyawa amilopektin dengan
iodin akan memberikan warna ungu atau merah lembayung. Salah satu metode pengujian
iodin yang digunakan untuk membedakan polisakarida dari disakarida dan
monosakarida.Prinsip uji iodin ini yaitu iodin akan berikatan dengan gugus pati sehingga
menimbulkan warna ungu kehitaman. Jika warna tersebut mulai memudar hingga bening,
maka pati Sudah terhidrolisis menjadi gula pereduksi. Sifat-sifat uji iodin yaitu padatan
berkilauan berwarna hitam kebiru-biruan, menguap pada suhu kamar menjadi gas ungu
biru dengan bau menyengat. Iod membentuk senyawa dengan banyak unsur, tapi tidak
sereaktif halogen lainnya, yang kemudian menggeser iodida. Iodin menunjukkan sifat-sifat
menyerupai logam (wahyuningsih, 2019).
Uji benedict adalah salah satu uji kimia yang digunakan untuk mengetahui adanya
kandungan gula atau karbohidrat pereduksi. Jenis gula yang termasuk pereduksi meliputi
semua jenis monosakarida dan beberapa jenis disakarida, termasuk salah satunya seperti
laktosa dan maltosa. Larutan benedict mengandung ion-ion tembaga II yang kompleks di
dalam sebuah larutan basa. Tembaga sulfat dalam reagen benedict akan bereaksi dengan
monosakarida dan gula pereduksi membentuk endapan berwarna merah bata. UjiBenedict
bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam larutan sampel. Prinsip dari uji
ini adalah gugus aldehid atau keton bebas pada gula reduksi yang terkandung dalam
sampel mereduksi ion Cu2+ dari CuSO4.5H2O dalam suasana alkalis menjadi Cu+ yang
mengendap menjadi Cu2O. Larutan Benedict sendiri mengandung natrium sitrat, natrium
karbonat anhidrat, dan tembaga sulfit.7H2O, dan semua garam (Kosasih, 2021).
Uji Gula reduksi adalah golongan karbohidrat yang dapat mereduksi senyawasenyawa
penerima elektron, contohnya glukosa dan fruktosa.Semua monosakarida (glukosa,
fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa, maltosa), kecuali sukrosa dan pati
(polisakarida), termasuk sebagai gula. Umumnya gula pereduksi yang dihasilkan
berhubungan erat dengan aktivitas enzim, yaitu semakin tinggi aktivitas enzim maka
semakin tinggi pula gula pereduksi yang dihasilkan. Jumlah gula pereduksi yang dihasilkan
selama reaksi diukur dengan menggunakan pereaksi asam dinitro salisilat/dinitrosalycilic
acid (DNS) pada panjang gelombang 540 nm. Semakin tinggi nilai absorbansi yang
dihasilkan, semakin banyak pula gula pereduksi yang terkandung (Rahmawati, 2020).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pada praktikum hidrolisis pati antara lain
konsentrasi substrat, konsentrasi enzim, suhu, pH dan waktu hidrolisis. Enzim mempunyai
spesifisitas yang tinggi, sehingga kinerja enzim akan mencapai hasil yang optimal jika
substrat yang digunakan sesuai dan konsentrasi yang sesuai. Selain itu konsentrasi enzim
juga mempengaruhi proses pencairan, karena efisiensi aktivitas enzim berkorelasi positif
dengan konsentrasi enzim. Semakin tinggi konsentrasi enzim maka kinerja enzim akan
semakin optimal sehingga akan mempercepat proses hidrolisis (Natalia, 2019).

Kesimpulan
Praktikum ini dapat disimpulkan bahwa dalam uji hidrolisis pati beberapa hasil
diperoleh, khususnya saat merawat 10 mL,15 menit untuk uji benedict tidak mengeluarkan
perubahan warna, untuk pengujian iodin itu berwarna ungu pekat dan di dalam perlakuan
uji gula reduksi hasilnya 567,5%. Uji hidrolisis pati pada perlakuan 10 mL selama 30 menit
untuk uji benedict mempunyai warna orange, untuk penguji an iodin berwarna ungu, dan
pada uji gula pereduksi didapat hasil 0,8925%. Uji hidrolisis pati dengan volume 10 mL, 45
menit untuk pengujian benedict warna orange, uji iod mepunyai warna ungu dan uji gula
reduksi memberikan hasil sebesar 3,7925%. Uji hidrolisis pati pada perlakuan 20 mL,15
menit untuk uji benedict mempunyai kuning, untuk uji iodin berwarna ungu dan pada uji
gula pereduksi hasilnya sebesar 642,5%. Uji hidrolisis pati pada perlakuan 20mL, 30 menit
untuk uji benedict mempunyai warna orange, untuk uji iodiun berwarna ungu dan pada uji
gula pereduksi hasilnya sebesar 2,3675%. Uji hidrolisis pati pada perlakuan 20 mL,45
menit untuk uji benedict mempunyai orange pekat, untuk uji iod atau iodin memmiliki warna
ungu, dan untuk uji gula pereduksi hasilnya memperoleh sebesar 4,6

Referensi
Natalia , H. (2019). Kinetika Hidrolisis Pati Singkong Manis (Manihot Esculenta) Pada
Suhu Rendah. Jurnal Inovasi Teknik Kimia, 4(1), 11–15.
Kosasih, D (2021). Uji Hidrolisis Pati dengan Asam Hydrolysis Test of Starch with Acid.
ResearchGate.
Wahyuningsih, S. (2019). Pengaruh Konsentrasi Enzim α – Amilase pada Hidrolisis Pati
Labu Jepang (Kabocha). CHEESA: Chemical Engineering Research Articles, 2(1), 26.
Rahmawati, S., Asnila, A., Suherman, S., & Abram, P. H. (2020). Kinetika Reaksi
Hidrolisis Pati Biji Alpukat (Persea americana Mill) dengan Katalis HCl. Jurnal IPA &
Pembelajaran IPA, 4(1), 120–131
Yusra, S., Pranoto, Y., Anwar, C., & Hidayat, C. (2020). Hidrolisis Pati dari Batang
KelapaSawit dengan Kombinasi Perlakuan Asam Sitrat dan Steam Explosion
Terhadap Sifat Fisiko Kimia Dekstrin. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 9(1), 9.
Lampiran

Gambar 2 Gambar 3
Pemanasan Reagen Banedict Pemberian Sampel

Gambar 4 Gambar 5
Pembagian Reagen Benedict Pembagian Pati Jagung

Gambar 6 Gambar 7
Perubahan Perlakuan Reage Benedict Pengadukan Pati jagung

Gambar 8 Gambar 9
Penimbangan Pati Jagung Proses Perubahan Warna

Anda mungkin juga menyukai