Anda di halaman 1dari 21

KALIMAT EFEKTIF

rakhmats@ugm.ac.id
Kalimat Efektif

adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat:


(1) secara tepat dapat mewakili gagasan atau
perasaan pembicara atau penulis
(2) sanggup menimbulkan gagasan yang sama
tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca
seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis
Kalimat efektif
 Kesatuan
 Kesejajaran
 Penekanan
 Kehematan
 Kelogisan
 Kevariasian
 Kelaziman
Kesatuan
 Di dalam rapat kemarin memutuskan besarnya
SPMA yang harus dibayar mahasiswa angkatan
2013.
 Di dalam keputusan itu adalah kebijakan yang
dapat menguntungkan masyarakat umum.
 Peristiwa itu perlu mendapat perhatian dari
berbagai pihak sehingga pada masa datang
tidak seorang pun menuntut ganti rugi.
Kesatuan

 Tahun ini BOP mahasiswa baru


dinaikkan sebesar 50 persen.
 Roosevelt memainkan peranan yang
penting dalam pembentukan Liga
Bangsa-bangsa sebagai presiden.
 Dalam keramaian serupa itu, mereka
pun tidak mau kalah dengan yang
muda-muda, yang terjadi sekali dalam
setahun.
Kesejajaran bentuk
Setelah dibahas secara
mendalam, peserta muktamar
itu menyetujui keputusan rapat.
Setelah memahami dan
menghayati, agama harus
diamalkan.
Program kerja ini sudah lama
diusulkan, tetapi pimpinan
belum menyetujuinya.
Kesejajaran
 Dihapuskannya pangkalan asing dan menarik
kembali tentang imperialis dari bumi Asia-Afrika
akan mempercepat perwujudan cita-cita
segenap bangsa Asia-Afrika yang hendak
menciptakan masyarakat yang aman, damai,
dan makmur.

 Secara tegas dan konsekuen pemerintah


menindak para pelaku penyelundupan karena
mereka menjatuhkan industri dalam negeri,
pendapatan dari pajak diturunkan, dan mereka
rongrong kewibawaan pemerintah.
Penekanan

 Dalam pembiayaan harus ada keseimbangan antara


pemerintah dengan swasta, keseimbangan domestik
dan luar negeri, keseimbangan perbankan dengan
lembaga keuangan nonbank, dan sebagainya.
 Ilmuwan terkenal itu meluaskan gagasannya melalui
kuliah-kuliah yang diberikannya, seminar-seminar
yang dihadirinya, dan buku-buku yang ditulisnya.
 Pengaruhnya bukan hanya terasa pada bidang
politik, melainkan juga berimbas dalam bidang
ekonomi.
 Orang yang tidak ingin maju sajalah yang tidak
menyediakan waktu untuk membaca dalam
hidupnya.
Kehematan
• Hadirin serentak berdiri setelah mereka
mengetahui para guru besar dan anggota senat
memasuki ruang sidang.
• Warna biru dan warna putih adalah warna
kesayangan Presiden SBY.
• “Sekuntum bunga warna mawar merah kau
berikan kepadaku. Aku mengerti apa maksudmu.”
• Aspek lain yang perlu diperhatikan adalah segi
hubungan masyarakat.
Kehematan
 Para pegawai perusahaan itu bekerja dengan
produktif karena mereka merasa dihargai dan
dilibatkan sebagai pribadi.
 Ia mempunyai koleksi kaset-kaset klasik.
 Mulai dari sejak menjadi manajer, kelakuannya
berubah.
 Faktor-faktor sirkulasi, pembaca, kebijakan, dan
biaya pemasangan iklan perlu dipertimbangkan
sebelum mengambil keputusan untuk
memasang iklan di sebuah surat kabar.
Kelogisan
 Untuk itu, kepada Bapak Dekan, waktu dan tempat
dipersilakan
 Barang siapa yang menemukan dompet hitam berisi
KTP, KTM, SIM A, dan sejumlah uang harap segera
diserahkan ke kantor polisi terdekat.
 Yang merasa kehilangan jam tangan dapat diambil di
ruang TU.
 Penulis terbaik I mendapatkan uang pembinaan
sebesar Rp5.000.000,00.
 Semua mahasiswa angkatan 2005 sudah diwisuda
kecuali Dadang.
 Masalah itulah yang ingin saya bahas dalam skripsi
ini.
Kevariasian
Cara memulai:
1. Subjek pada awal kalimat
2. Objek pada awal kalimat
3. Modal pada awal kalimat

Sesungguhnya tidak mudah berbicara soal


kebudayaan dengan mengabaikan masyarakat
pendukungnya. Sebaliknya sulit berbicara soal
kebudayaan yang mendominasi pola-pola interaksi
sosial yang mewujudkan masyarakat itu sendiri.
Manusia dalam usaha mempertahankan hidup dan
mengembangkan keturunannya tidak bisa berjuang
seorang diri. Berbagai kebutuhan yang bersifat
kultural ditimbulkan oleh adanya kerja sama dengan
sesama manusia ….
Kevariasian
 Panjang pendek kalimat
 Jenis kalimat
 Kalimat tak langsung dan kalimat langsung

Bangsa Indonesia memang terkenal sebagai bangsa


yang suka memakai kata-kata yang eufemistis. Selama
ini predikat untuk wanita yang memiliki fungsi ganda
sebagai ibu rumah tangga dan sekaligus wanita karier
adalah “peran ganda”. Bahasa Jerman ternyata lebih
realistis dalam memberi sebutan untuk wanita yang
berfungsi ganda tersebut. Dalam bahasa Jerman,
padanan peran ganda adalah doppelbelastung,
doppel=ganda, dan belastung=beban. Mendengar
keluhan dari dua ibu di atas, kita perlu mengkaji kembali
sebutan peran ganda itu. Bukankah akan terasa lebih
tepat jika dikatakan bahwa mereka adalah wanita yang
berbeban ganda? Kehidupan mereka sehari-hari seakan-
akan tidak ada istirahatnya.
“Sepulang kantor, suami saya selalu ingin melihat anak-anak
sudah mandi. Kalau dia sudah pulang dan saya belum,
mukanya cemberut, meskipun anak-anak sudah rapi dan
manis,” ujar tetangga yang bekerja sebagai pegawai bank.
“Apa salahnya kalau sekali-sekali membantu memandikan
anak-anak, sementara saya belum pulang kantor? Lagi pula
saya kan tidak keluar untuk bersenang-senang? Saya juga
kerja kok,” katanya lagi dengan nada tinggi.

Suami-suami yang mengizinkan istri mereka bekerja


sebenarnya harus siap menerima kenyataan bahwa istri
mereka tidak bisa 100% berkutat dengan urusan rumah
tangga. Memang benar bahwa tugas seorang ayah adalah
mencari nafkah bagi keluarganya. Akan tetapi, apakah
dengan dalih seperti itu seorang pria bisa leha-leha saja
sepulang dari kantor? Sementara itu, seorang ibu yang juga
bekerja tetap harus terjun ke dapur, mengontrol PR anak-
anak, menghadapi pertengkaran anak-anak, dan sekaligus
meladeni suami yang “manja”.

Anda mungkin juga menyukai