PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1. Persiapan ( Mobilisasi & Demobilisasi )
a) Kontraktor harus menyediakan kantor lapangan untuk dipergunakan oleh Direksi
selama pelaksanaan pekerjaan, alat komunikasi serta gudang untuk menyimpan
bahan dan peralatannya.
b) Lokasi untuk membangun gudang dan kantor lapangan akan ditentukan oleh
Direksi.
c) Ukuran dan bentuk gudang, kantor lapangan beserta perlengkapannya akan
ditentukan sebagai berikut :
Ukuran =3mx6m
Lantai = Rabatan beton
Dinding = Triplek tb. 4 mm finish cat tembok
Rangka = Kayu meranti 5/7
Atap = Asbes gelombang kecil
d) Syarat-syarat minimum yang harus dipenuhi untuk pembuatan gudang dan kantor
lapangan adalah penyediaan sarana sanitasi air bersih, sambungan listrik, alat
pemadam api dan kotak pertolongan pertama.
e) Pemeliharaan, kebersihan dan keamanan gudang dan kantor lapangan merupakan
tanggung jawab Kontraktor.
f) Tempat kosong untuk parkir kendaraan proyek harus disediakan di sekitar kantor
lapangan.
g) Pada saat pelaksanaan pekerjaan dinyatakan selesai, gudang dan kantor lapangan
harus dibongkar oleh Kontraktor atas biaya sendiri dan semua peralatan dan
perlengkapan tetap menjadi milik Kontraktor.
h) Bangunan untuk kantor Direksi yang diuraikan dalam pasal di atas akan dibayar
secara harga unit price untuk sewa direksi keet, dimana harus dianggap bahwa
pembayaran dilaksanakan secara penuh baik untuk pekerjaan pembangunan,
pengadaan, pelayanan, pembersihan maupun pekerjaan pembongkaran bangunan
setelah selesai penanganan pekerjaan.
i) Untuk keperluan air kerja kontraktor harus menyediakan sendiri air tawar yang
bersih dan tidak mengandung minyak, garam, alkali dan bahan-bahan organis atau
bahan lain yang dapat merusak pelaksanaan pekerjaan.
j) Kontraktor harus menyediakan generator sebagai daya listrik secukupnya, guna
kebutuhan penerangan proyek dan keperluan pelaksanaan pekerjaan.
k) Kontraktor bertanggung jawab atas semua biaya pengadaan fasilitas tersebut pada
butir a dan b.
l) Bangunan tersebut harus dapat dijamin agar di dalamnya bebas dari air hujan dan
sinar matahari, termasuk dapat melindungi material yang tersimpan.
m) Kontraktor harus mengisi perabotan maupun perlengkapan lain berupa buku
harian.
n) Kontraktor membuat dan memasang papan nama proyek dilokasi dengan ukuran
0,8 m x 1,2 m
2. PEKERJAAN TANAH
2.1. Penggalian Tanah dengan Alat Berat
1. Umum
a) Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuangan tanah atau material lain
bila ada dari tempat kerja atau sekitarnya yang perlu, untuk penyelesaian yang
memuaskan dari pekerjaan dalam kontrak ini.
b) Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk penggalian yang lebih besar karena itu
harus menggunakan alat berat agar dapat mempercepat pekerjaan yang telah
ditentukan didalam gambar dan RAB dan sesuai petunjuk dari pengawas.
c) Seluruh material yang telah digali dalam batas volume yang telah ditentukan, dan
apabila tidak bisa dibuang secara langsung , maka untuk sementara dapat
diletakan didaerah sekitar saluran.
d) Penempatan hasil Galian tersebut jangan sampai menggangu sekitarnya.
e) Walapupun ditempatkan sementara, tanah hasil galian tidak dibenarkan berada
pada tempat tersebut sampai 1 (satu hari)
f) Seluruh hasil material bekas galian drainase harus dibuang dan tempat bekas
penempatan sementara hasi galian, ditinggalkan dalam keadaan rapih dan bersih.
g) Pekerjaan penggalian dilaksanakan setelah pemasangan bowplank dalam hal ini
penentuan kedalaman galian
h) Penyedia jasa dalam melaksanakan pekerjaan galian harus diusahakan cukup
aman dari longsoran terlebih pada tempat alat berat berpijak.
i) Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk seluruh pengaturan, perolehan ijin
untuk pembuangan material dari pemilik tanah dimana pembuangan dilakukan.
j) Apabila pekerjaan selesai maka penyedia jasa harus memberitahukan kepada
direksi untuk pemeriksaan.
k) Tanah yang digali oleh Excavator langsung dimuat ke Dump Truck, kemudian
diangkut keluar lokasi proyek hari itu juga agar tidak mengganggu lalu lintas
disekitar.
4. Prosedur Penggalian
a) Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi dengan
menggunakan alat berat. yang ditentukan dalam gambar atau ditunjukkan oleh
Direksi dan harus mencakup pembuangan seluruh material dalam bentuk apapun
yang dijumpai termasuk tanah, padas, batu bata, batu beton dan lain-lain.
Pekerjaan galian harus dilakukan dengan seminimal mungkin gangguan terhadap
material di bawah dan di luar batas galian.
b) Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan kontraktor harus menyediakan
seluruh material yang diperlukan, perlengkapan dan buruh untuk pengeringan,
panggalian saluran air dan pembangunan saluran sementara, tembok ujung dan
cofferdam. Pompa agar siap di tempat kerja setiap saat untuk menjamin tak ada
gangguan dalam prosedur pengeringan dengan pompa.
3. Mutu Bahan.
a. Semen PC 50 Kg
Semen yang digunakan adalah :
1. Jenis Portland Cement (PC) produksi dalam negeri yang memenuhi per -
syaratan yang berlaku di Indonesia.
2. Semen tidak boleh disimpan terlalu lama dan yang telah menggumpal
atau membatu tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan.
3. Penyimpanan harus mengikuti spesifikasi serta diletakkan sedemikian
rupa sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil
b. Air
Air yang digunakan dalam campuran harus bersih, bebas dari benda –
benda yang menggangu seperti minyak, garam, asam, basa, busa, gula atau
organic lainnya. Air yang diketahui dapat diminum juga dapat dipakai.
Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapan bahan peralatan seperti air, semen, cetok, kertas bekas zak
semen dan bahan-bahan lainya sesuai kebutuhan.
2. Menyiapkan tempat penampungan air, bisa berupa ember cor, ember bekas
tempat cat atau tempat lainya yang dapat digunakan untuk menampung air
acian.
3. Pelan-pelan menaburkan semen kedalam air, cukup ditaburkan saja dan
tidak boleh diaduk karena dapat menyebabkan semen menggumpal serta
cepat kering sehingga tidak dapat digunakan untuk bahan acian dinding.
4. menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini dimak -
sudkan agar nantinya dinding tidak banyak menyerap air semen.
5. Melaburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke permukaan dinding
dengan menggunakan cetok.
6. Menghaluskan pekerjaan acian dengan kertas bekas semen sehingga per -
mukaan benar-benar rata dan halus.
7. Usahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering, bisa dengan cara
menyiram air. karena pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan
keretakan dinding.
8. Pekerjaan acian dinding selesai, namun perlu menunggu beberapa waktu
untuk melanjutkan ke pengerjaan pengecatan.
4. PEKERJAAN BETON
4.1. Pekerjaan Beton Bertulang Cor Setempat
4.1.1. Pekerjaan Beton
1. Uraian
a. Beton terdiri dari suatu campuran yang sebanding (proporsional) antara
semen, air, dan agregat bergradasi. Campuran beton akan mengendap dan
mengeras menurut bentuk yang diminta, diisyaratkan dan membentuk satu
bahan yang padat keras dan tahan lama (awet) yang memiliki karakteristis
tertentu.
b. Agregat meliputi baik yang bergradasi kasar maupun yang bergradasi halus,
tetapi jumlah agregat halus akan dipertahankan sampai jumlah minimum yang
diperlukan, yang apabila dicampur dengan semen akan cukup untuk mengisi
rongga-rongga antara agregat kasar serta memberikan suatu permukaan akhir
yang halus.
c. Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimum, volume air
yang dimasukkan kedalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah
minimum yang diperlukan untuk memudahkan pengerjaan selama
pencampuran.
d. Bahan tambahan kepada campuran beton seperti memasukkan udara air (air
entraining) atau bahan kimia untuk memperlambat atau mempercepat waktu
pengerasan, tidak diperbolehkan kecuali diminta demikian didalam
persyaratan kontrak khusus.
2. Peraturan (Code) Beton
Perbaikan yang terakhir harus sepenuhnya diterapkan kepada semua pekerjaan
beton kecuali dinyatakan secara lain atau yang mengacu kepada pemeriksaan
AASHTO dan Spesifikasi khusus yang tidak tersebut dalam PBI 1971.
3. Kelas-kelas Beton
Klasifikasi dan rujukan mutu harus seperti yang diberikan pada Tabel 1.7.
4. Toleransi
Toleransi dimensi Struktur dengan panjang keseluruhan sampai dengan 6
meter + 5mm Struktur dengan panjang lebih dari 6 meter +15 mm Panjang
balok, slab lantai, kolom dan dinding nol Antar Kepala Jembatan (Abutment)
+ 10 mm
Toleransi posisi (dari titik acuan ) + 10 mm Alinyemen vertikal untuk kolom-
kolom dan dinding-dinding + 10 mm
Toleransi untuk selimut beton diatas baja tulangan sampai 5 cm atau lebih 0
dan 10 mm Selimut dari 5 cm sampai 10 cm 10 mm
5. Penyerahan-penyerahan
Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh semua bahan-bahan yang
digunakan untuk pekerjaan beton bersama-sama dengan data-data pengujian yang
menunjukkan kecocokkan dengan persyaratan mutu spesifikasi ini.
Apabila disyaratkan demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus
menyerahkan gambar–gambar rinci semua pekerjaan acuan yang digunakan pada
pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.
Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi Teknik paling lambat 24 jam
sebelum pencampuran atau pengecoran beton.
6. Penyimpanan Bahan-bahan
Agregat harus disampan secara terpisah sesuai dengan ukuran-ukuran untuk
mencegah terjadinya pencampuran. Semen harus disimpan secara teratur dan
rapi mengikuti waktu penyerahannya, sehingga pemakaiannya dapat diatur
dan penyimpanan semen beton kontruksi tidak boleh lebih dari 3 bulan. Semen
yang sudah mengeras, tidak diijinkan digunakan dalam pekerjaan-pekerjaan
kontruksi.
Selama pengangkutan semen sampai ke gudang atau lapangan kerja harus
dijaga sehingga semen tidak lembab atau kantong rusak, keadaan
penyimpanan untuk bahan-bahan uyang harus dipakai dilapangan, harus
memnuhi persyaratan yang disebutkan dalam pasal-pasal mengenai
karakteristik bahan (NI-3) dan spesifikasi penyimpanan bahan-bahan (PBI
1971, pasal 3,9 )
7. Kondisi Cuaca
Pada umumnya, pencmpuran, pengangkatan dan pengecoran beton harus
dilakukan pada cuaca kering. Apabila keadaan cuaca tidak menentu, kontraktor
harus mengambil tindakan pencegahan yangdiperlukan untuk melindungi
campuran beton terhadap hujan. Dan Direksi Teknik harus menentukan apakah
pencampuran dan pengecoran beton akan dilanjutkan atau ditunda sampai
membaiknya keadaan cuaca.
Kontraktor tidak boleh menuntut penggantian terhadap kerusakan beton yang
ditolak karena hujan.
8. Perbaikan –perbaikan pekerjaan beton yang tidak memuaskan
Pekerjaan beton yang tidak memenuhi persyaratan spesifikasi mengenai toleransi
(kelonggaran), sifat campuran beton, atau penyelesaian akhir permukaan, harus
diperbaiki menurut perintah Direksi Teknik dan dapat meliputi :
Perubahan prebandingan campuran Pembongkaran atau perkuatan bagian-
bagian pekerjaan yang dinyatakan tidak memuaskan oleh Direksi Teknik.
Perawatan tambahan bagian-bagian yang pengujian-pengujian betonnya
ternyata tidak memuaskan.
Dalam hal terjadinya perselisihan antara Kontraktor dan Direksi Teknik
mengenai mutu pekerjaan beton Direksi Teknik akan meminta Kontraktor
untuk melakukan pengujian lagi, untuk dapat membuat penilaian mutu yang
benar.
9. Bahan
a. Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan Beton harus dipilih berasal dari
salah satu jenis P.C. (Portland Cement) berikut ini, yang memenuhi
spesifikasi AASTHO M85
Tipe I : Pemakaian umum tanpa sifat-sifat khusus
Tipe II : Pemakaian umum dengan ketahanan terhadap sulfat yang
moderat (sedang)
Tipe III: Digunakan jika diperlukan pencapaian kekuatan awal yang
tinggi
Tipe IV: Digunakan jika dipergunakan panas hidrasi yang rendah
Tipe V : Digunakan jika diperlukan ketahanaan (resistensi) terhadap
sulfat yang tinggi
Kecuali diijinkan secara lain oleh Direksi Teknik, semen yang digunakan
pada pekerjaan harus diperoleh dari satu sumber teknik.
b. Air
Air yang digunakan untuk bahan pencampuran dan perawatan beton harus
bersih dan bebas dari bahan-bahan yang berbahaya seperti oli,
garam,asam, alkali, gula atau bahan-bahan organic. Direksi Teknik dapat
meminta kontraktor untuk mengadakan pengujian air yang berasal dari
suatu sumber yang dipertimbangkan mutunya meragukan (Rujukan
Pengujian AASHTO T 26)
c. Agregat
Persyaratan umum
1. Agregat untuk pekerjaan harus terdiri dari campuran agregat kasar dan
halus, berisi batu pecah yang bersih, keras dan awet atau kerikil sungai
alam harus dicuci.
2. Agregat tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi yang diberikan
pada Tabel 1.5. dan dengan keadaan mutu (sifat) yang diberikan pada
Tabel 1.6.
3. ukuran maksimum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga
perempat ruang bebas minimum diantara batang-batang tulangan atau
antara batang tulangan dan cetakan (acuan)
4. Agregat halus harus bergradasi baik dari kasar s/d halus dengan hampir
seluruh partikel lolos saringan 4,75 mm
5. Semua agregat halus, harus bebas dari sejumlah cacat kotoran organic,
dan jika dimintakan demikian oleh Direksi Teknik harus diadakan
pengujian kandungan organic menggunakan pengujian chlorimetric
AASTHO T21 setiap agregat yang gagal test warna, harus ditolak.
6. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton kontruksi.
Gradasi agregat
Gradasi agregat kasar dan agregat halus harus memenuhi persyaratan
Tabel 1.5. berikut ini, namun bahan-bahan yang tidak memenuhi
persyaratan gradasi ini tidak perlu ditolak apabila Kontraktor dapat
menunjukkan (berdasarkan campuran percobaan dan pengujian ) bahwa
dapat dihasilkan beton yang memenuhi persyaratn sifat-sifat campuran
yang diuraikan.
Tabel 1.5. Persyaratan Gradasi Agregat
Ukuran Saringan Prosentase Lolos Berdasarkan Berat
Stan-
Imperial Agregat
dart Pilihan Agregat Kasar
(inches) Halus
(mm)
50 2 100
37 1½ 95 - 100 100
25 1 - 95 - 100 100
19 ¾ 35 - 70 - 90 - 100 100
13 ½ - 25 - 60 - 90 - 100
9,5 3/8 100 10 - 30 - 20 - 55 40 - 70
4975 #4 95 - 100 0-5 0 - 10 0 - 10 0 - 15
2,36 #8 - - 0-5 0-5 0-5
1,18 # 16 45 - 80 - - -
0,3 # 50 10 - 30
0,15 # 100 2 - 10
Syarat-Syarat Mutu Agregat
Agregat untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat mutu
berikut ini yang diberikan pada Tabel 1.6. dibawah.
Tabel 1.6. Persyaratan Gradasi Agregat
Batas Pengujian
Dengan
Perbandingan
Kelas A Kelas B Berat
(Ratio)
Kg/m3
Catatan : Berat semen total yang diperlukan untuk K - 400 harus diten-
tukan oleh persyaratan kekuatan yang diperlukan
Gelegar,pelat
1:2:3 5 0.34 0.28 0.42 54 100 lantai,kolom
bertulang
Pelat lantai, be-
ton
1:2:4 5 0.34 0.28 0.57 82 109
bertulang,dan
tanpa tulang
Beton massa,
1 : 2,5 : 5 5 0.41 0.34 0.68 95 132 dinding penahan
dan pekerjaan
Umum Pondasi
1:3:6 5 0.51 0.85 0.85 114 154
beton massa
c. Campuran percobaan
Kontraktor harus memastikan perbandingan campuran dan bahan-bahan yang
diusulkan dengan membuat dan mengadakan pengujian campuran percobaan
yang disaksikan oleh Direksi Teknik, menggunakan peralatan jenis yang sama
seperti yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Campuran percobaan
akan diperlakukan dapat diterima, asalkan hasil-hasil pengujian memuaskan
dan memenuhi semua persyaratan perbandingan campuran seperti ditentukan
dalam Tabel 1.10.
d. Persyaratan Sifat-sifat campuran
Semua beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi
persyaratan kekuatan tekan dan slump (penurunan seperti ditetapkan dalam
Tabel 1.10. di bawah atau yang disetujui Direksi Teknik, bilamana contoh
bahan, perawatan dan pengujian-pengujian sesuai dengan pengujian yang
disebutkan dalam spesifikasi ini.
K 225
(dalam 145 225 120 185 75 - 175
Air)
Lokasi Dalam
Waktu Minimum Persyaratan Kekuatan
Struktur
Kekerasan agre-
gat oleh penggu-
Menentukan kekerasan agregat ter-
naan sodium Sul- T 104 -
hadap kerusuhan cuaca
fat dan Magne-
sium Sulfat
Ketahan terhadap
abrasi agregat
kasr ukuran kecil Tes abrsai untuk agregat kasr < 37,5
T 96 PB 0206 -76
dengan menggu- mm
nakan mesin Los
Angeles
2. Toleransi
a. Fabrikasi
Pembengkokan batang baja dan fabrikasi harus dilaksanakan betul-betul
sesuai dengan persyaratan PBI 1971 ( NI – 2).
b. Kelonggaran penempatan
Jarak antara penulangan yang sejajar tidak boleh kurang dari diameter
batang atau ukuran maksimum, agregat kasar ditambah 1 cm dengan
minimum 3,0 cm dipilih mana yang lebih besar.
Apabila penulangan dalam balok terdiri dari lebih satu lapis batang,
penulangan lapis atas diletakkan tepat di atas lapis bawah penulangan
dengan ruang bebas / jarak vertical minimum 2,5 cm.
c. Selimut beton (terhadap tulangan)
Batang tulangan baja harus diletakkan sedemikan sehingga, selimut beton
minimum menutupi pinggir luar penulangan, diberikan pada Tabel 1.15.
untuk beberapa macam kondisi yang didapat :
Tabel 1.15. Selimut Beton Sampai Penulangan
Batang dia 16
3,5 cm 4,0 cm 5,0 cm
mm
lebih kecil
batang diatas dia 4,5 cm 5,0 cm 6,0 cm
16
Ukuran batang tulangan yang harus ditutup Permukaan beton yang dapat
dilihat Permukaan beton tidak terbuka Permukaan beton terbuka dibawah
air permukaan air
Ukuran toleransi penutup tulangan harus 5 mm
Untuk beton bertulang di bawah muka air yang tidak dapat dijangkau
(dilihat) atau beton yang akan digunakan untuk persyaratan kotoran atau
cairan yang membuat karat, penutup minimum harus ditambahkan menjadi
7,5 cm.
3. Penyerahan-penyerahan
a. Paling sedikit 14 hari sebelum dimulainya pekerjaan, kontraktor harus
menyerahkan kepada Direksi Teknik untuk disetujui, rincian diagram
pembengkokan dan daftar batang untuk penulangan yang diisyaratkan.
Rincian ini harus sesuai dengan gambar pelaksanaan yang disediakan untuk
kontrak atau seperti petunjuk Direksi Teknik
b. Kontraktor juga menyediakan daftar sertifikat pabrik pembuat yang
memberikan mutu barang –barang tulangan dan berat satuan dalam kilogram
tiap ukuran dan mutu batang atau dengan baja yang dilas diigunakan dalam
pekerjaan.
4. Penyimpanan dan penanganan
a. Kontraktor harus mengirim baja penulangan ke lapangan pekerjaan diikat dan
masing-masing ditandai yang sesuai dengan peruntukannya, menunjukkan
ukuran batang panjang, ukuran dan informasi lainnya yang diperlukan untuk
identifikasi yang baik
b. Kontraktor harus menangani dan menyimpan semua batang tulangan dengan
cara yang baik untuk mencegah distorsi (terbengkokkan), karat, atau
kerusakan yang lain.
5. Perbaikan kualitas baja atau penanganan yang tidak memuaskan
a. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memastikan ketepatan daftar
batang dan diagram pembengkokan dan untuk meyakinkan bahwa daftar
urutan dipakai secara benar. Baja tulangan yang disediakan yang tidak sesuai
dengan persyaratan sebenarnya atau spesifikasi, harus ditolak dan diganti atas
biaya kontraktor.
b. Baja tulangan dengan setiap kerusakan berikut harus tidak diizinkan didalam
pekerjaan.
Panjang batang, ketebalan dan bengkok yang melebihi toleransi fabrikasi
yang diuraikan dalam PBI 1971 (NI–2).
Baja tulangan tidak sesuai dengan diagram pembengkokan atau daftar
barang kecuali dimodifikasi atas permintaan Direksi Teknik.
Baja tulangan karatan atau rusak dan ditolak Direksi Teknik.
c. Kontraktor harus menyediakan fasilitas di lapangan bersama dengan
pengadaan batang –batang lurus untuk pembuatan dan penggandaan baja
tulangan yang ditolak oleh Direksi Teknik atau sebaliknya ditemukan tidak
baik untuk digunakan. Di dalam kesalahan fabrikasi batang harus tidak
dibengkokkan kembali atau diluruskan kembali tanpa persetujuan Direksi
Teknik atau dilakukan dengan lain cara yang merusak atau melemahkan baja.
Pembengkokan ulang barang harus dilakukan dengan cara dingin dan tidak
boleh digunakan batang yang sudah dibengkokkan lebih dari dua kali tempat
yang sama.
6. Bahan-bahan
a. Batang baja penulangan
Batang baja penulangan adalah polos atau batang ulir sesuai dengan
persyaratan PBI 1971 (NI-2). Kecuali dinyatakan lain mutu baja yang
digunakan untuk beton bertulang harus mutu U-24 dengan tegangan leleh
2400 kg/cm2.
Catatan : untuk baja yang lebih tinggi akan digunakan hanya apabila
dinyatakan secara khusus dalam Daftar Penawaran.
Baja penulangan harus didapat dari pabrik pembuat yang disetujui dan
harus disertai dengan sertifikat pengujian yang memastikan kecocokan
mutu. Jika mutu baja diragukan, Direksi Teknik dapat meminta baja
tersebut untuk diuji.
Baja penulangan harus disediakan bersih dan bebas dari debu, Lumpur,
minyak, gemuk, atau karat.
b. Penulangan anyaman baja
Anyaman baja untuk penggunaan sebagai penulangan beton harus kawat
baja dilas pabrik sesuai dengan AASTHO M 55 dan harus diadakan dalam
lembar rata atau gulungan seperti yang disyaratkan oleh Direksi Teknik.
c. Penopang (ganial) yang digunakan untuk menahan penulangan di tempatnya
harus terbuat dari batang kawat ringan atau dengan menggunakan blok beton
pencetak (3x3 cm) dibuat dari ukuran semen (1:2). Tidak ada jenis lain
penopang akan diizinkan kecuali seizin Direksi Teknik.
d. Kawat pengikat penulangan
Kawat ikat yang digunakan untuk pengikatan dan pengamana batang
tulangan baja harus kawat baja sesuai dengan PBI 1971 (NI-2) dan disetujui
Direksi Teknik.
7. Pelaksanann Pekerjaan
a. Fabrikasi baja tulangan
Batang baja tulangan harus dipotong menurut panjang yang diperlukan
dibengkokkan secara hati-hati menurut bentuk dan ukuran yang diminta,
batang tulangan mutu tinggi tidak boleh dibengkokkan 2 kali. Pemanasan
batang tulangan harus dilarang, kecuali apabila disetujui oleh Direksi Teknik,
dimana harus sampai pada pemanasan minimum atau dilaksanakan dengan
kemungkinan yang paling rendah. Apabila jari-jari pembengkokkan untuk
batang tulangan tidak ditunjukkan didalam gambar rencana, ia harus paling
sedikit 5 kali diameter batang yang bersangkutan (untuk U 24) atau 6,5 kali
diameter batang yang bersangkutan (untuk mutu yang lebih tinggi). Kait begel
harus dibengkokkan sesuai dengan PBI 1971 (NI-2).
b. Penempatan dan pengikatan
Penulangan harus segera dibersihkan sebelum penggunaan, untuk
menjamin kondisi pengikatan yang baik.
Penulangan harus ditempatkan dengan tepat sesuai dengan gambar dan
petunjuk Direksi Teknik dan didalam batas toleransi yang diuraikan pada
Pasal 1.19.2. (2) dalam keadaan apapun, penulangan dilarang terletak
langsung diatas acuan / cetakan
Batang baja penulangan harus diikat bersama dengan kokoh untuk
menghindari perpindahan tempat selama penuangan dan penempatan
beton. Pengelasan batang bersilang atau begel kepada baja tegangan utama
tidak diizinkan.
Penyambungan batang baja penulangan harus disesuaikan dengan PBI dan
diraikan lebih lanjut di bawah ini:
1. Semua baja tulangan harus dipasang menurut panjang sepenuhnya
seperti dinyatakan dalam gambar penyambungan batang baja. Kecuali
apabila ditunjukkan lain pada gambar, tidak akan diizinkan tanpa
persetujuan Direksi Teknik.
2. Apabila sambungan betindih (lapped slice) disetujui panjang tindihan
harus 40 kali diameter dan batang – batang harus dilengkapi dengan
kait.
3. Pengelasan batang baja tulangan tidak diizinkan kecuali terinci pada
gambar atau diizinkan secara tertulis oleh Direksi Teknik.
c. Kawat ikat harus kokoh dengan akhir puntiran menghadap kedalam beton.
d. Tulangan anyaman baja harus ditempatkan dalam arah memanjang, sepanjang
yang dapat dilaksanakan, dengan penyambungan panjang bertindih selebar
satu anyaman penuh. Anyaman harus dipotong untuk memasang siku-siku dan
bukaan-bukaan dan harus diberikan pada sambungan – sambungan antara slab
(lantai).
8. Cara pengukuran pekerjaan
a. Jumlah baja tulangan yang harus diukur untuk pembayaran akan ditentukan
sebagai jumlah kilogram selesai dipasang dan diterima oleh Direksi Teknik.
Jumlah kilogram batang baja penulangan yang dipasang akan dihitung dengan
total panjang yang sebenarnya dalam meter batang terpasang dikalikan berat
satuan yang disetujui dalam kilogram tiap meter panjang batang. jumlah
kilogram anyaman baja yang dilas terpasang harus dihitung dengan total
panjang yang sebenarnya dalam meter persegi dikalikan dengan satuan berat
yang disetujui dalam kilogaram tiap meter persegi anyaman baja. Berat satuan
yang disetujui oleh Direksi Teknik harus didasarkan kepada berat normal yang
disediakan oleh pabrik pembuat baja.
b. Kawat ikat jepit, pemisah dan penopang lain yang digunakan untuk
penempatan dan pemasangan baja penulangan ditempat tidak boleh
dimasukkan dalam berat yang harus dibayar.
c. Penulangan yang digunakan untuk pembuatan gorong-gorong pipa atau pada
suatu konstruksi lainnya, untuk mana dibuatkan penyediaan yang terpisah bagi
pembayaran, tidak boleh diukur untuk pembayaran di dalam bab ini.
9,5 mm 1,75 mm
9,50 100 -
4,75 95 - 100 100 Gradasi yang lebih kasar akan
2,36 - 95 - 100 digunakan untuk adonan
1,18 45 - 80 - pengisi rongga yang besar dan
0,30 10 - 30 - untuk sambungan lebih tebal
0,15 2 - 10 Maksimum 25 dari 13 mm
0,075 - Maksimum 10
b. Syarat – syarat kualitas untuk agregat halus diberikan pada Tabel 1.17.
Direksi akan menerapkan syarat – syarat ini sampai seluas yang diperlukan
untuk jenis khusus dan lokasi pekerjaan.
Persen gumpalan
Maksimum 1%
lempung dan par- T 112
atas berat
tikel serpih
3. Kapur Hidrasi
a. Kapur hidrasi harus diperoleh dari sumber pengadaan yang disetujui dan
mematuhi persyaratan standar konstruksi PBI N. 1-7 (syarat –syarat untuk
kapur bahan bangunan).
b. Bila diminta demikian oleh direksi teknik, sebuah tes kekuatan kapur hidrasi
dengan pasir (1 : 3) akan memberikan kekuatan hancur 15 kg/cm2 sesudah 7
hari.
4. Air yang digunakan untuk pencampuran adonan semen harus bersih dan bebas
dari benda – benda kotoran – kotoran lain yang membahayakan campuran.
5. Campuran
Adonan harus sebanding (proporsional) dan memenuhi persyaratan berikut :
a. Adonan semen yang digunakan untuk penyelesaian atau perbaikan cacat–cacat
dalam pekerjaan beton dan untuk penyambungan pipa–pipa beton,
sebagaimana diperlukan dibawah bagian yang relevan dari spesifikasi ini
terdiri dari semen dan agregat halus dicampur dalam perbandingan satu bagian
semen terhadap dua bagian agregat halus atas volume. Sejumlah air yang
cukup harus ditambahkan untuk memungkinkan penanganan campuran
tersebut dengan satu rasio maksimum air semen sekitar 0.65 dan adonan
tersebut akan melebihi kekuatan desak yang memenuhi persyaratan beton.
b. Adonan yang digunakan untuk penanaman (pemasangan) dan menyambung
pasangan batu akan terdiri dari satu bagian semen terhadap tiga bagian agregat
halus, untuk mana kapur hidrasi dapat ditambahkan dalam satu jumlah yang
sama dengan 10% volume semen. Sejumlah air yang cukup harus
ditambahkan untuk membedakan campuran yang dapat ditangani dan bila diuji
adonan tersebut akan memiliki kekuatan desak tidak kurang dari 50 kg/cm2
pada 28 hari.
6. Pencampuran dan Pengecoran
a. Agregat dan semen harus diukur dan dicampur kering dalam mixer
(pencampuran) beton atau dengan tangan diatas dasar yang cocok sampai
dihasilkan satu campuran yang warnanya merata. Kemudian ditambahkan air
yang cukup untuk satu campuran baik dan pencampuran berlanjut selama 5 –
10 menit sampai didapatkan kekentalan yang diminta.
b. Adonan harus diproduksi dalam volume yang cukup untuk pemakaian segera
dan tambahan dapat diberikan (dalam jangka waktu 30 menit dari waktu
pencampuran) bila diminta demikian untuk mempertahankan satu campuran
yang mudah ditangani. Akan tetapi adonan yang tidak digunakan di dalam 45
menit sesudah pencampuran harus dibuang.
7. Penempatan (Pemasangan)
a. Permukaan yang menerima adonan harus dibersihkan dari setiap bahan lepas,
atau benda – benda lain yang harus dibuang dan kemudian dibasahi dengan air
sebelum adonan tersebut dipasang.
b. Bilamana digunakan sebagai permukaan jadi (selesai), adonan tersebut harus
dipasang pada permukaan yang basah dan bersih dalam ketebalan yang
menyediakan satu lapisan pelindung permukaan setebal 1.5 cm dan harus
dikulir sampai satu permukaaan yang halus dan rata.
8. Pengendalian mutu
a. Test Laboratorium
Tes laboratorium yang dapat diterima untuk agregat halus harus dilaksanakan
oleh kontraktor sesuai dengan petunjuk direksi teknik untuk menentukan
gradasi dan kondisi mutu sebagaimana ditentukan di bawah spesifikasi ini.
b. Pengendalian Lapangan
Direksi teknik dapat meminta kontraktor untuk melaksanakan suatu tes
pelaksanaan di lapangan yang dipandang untuk menjamin dipatuhinya
spesifikasi ini.
5. PEKERJAAN LAIN-LAIN
5.4. Dewatering
1. Pada bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksanakan, areal
pekerjaan kedang-kasang suatu saat tidak bisa bebas sama sekali dari adanya air.
Pada keadaan ini, Kontraktor diwajibkan menmgeringkan atau membebaskan
areal pekerjaan yang akan dipakai sebagai kedudukan konstruksi dari genangan air
atau pengaruh air, karena bisa menyebabkan turunnya kualitas pekerjaan akibat
pengaruh air tersebut. Pada prinsipnya selama amsa pelaksanaan pekerjaan, semua
lokasi yang akan dipakai sebagai kedudukan bangunan harus dijaga agar tetap
kering, bebas dari genangan ataupun rembesan air.
2. Pekerjaan pengeringan yang dimaksud di sini adalah, termasuk sistem drainase
lingkungan pekerjaan, sehingga tidak menimbulkan dampak yang negatif terutama
pada masyarakat dan lingkungan setempat.
3. Untuk pekerjaan-pekerjaan menurut sifatnya dipandang oleh Pemilik Pekerjaan
tidak diperlukan adanya sistem pengeringan khusus maka semua biaya yang
timbul akibat pekerjaan pengeringan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan
beban ker, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “Overhead” pada analisa
harga satuan pekerjaan.
4. Pada jenis pekerjaan yang dipandang oleh Pemilik Pekerjaan memerlukan adanya
konstruksi pengertian sifatnya khusus dan memerlukan penanganan tersendiri,
maka perhitugan volume dan pembayaran untuk pelakasannaan pekerjaan
pengeringan tersebut diatas, diperhitungkan dalam satuan (unit) M’ untuk
pekerjaan “coferring” atau “kisdam” dan Lump sum untuk pekerjaan
“dewatering”, sedangkan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan, sudah harus
meliputi upah tenaga, bahan material yang dipakai peralatan yang dipergunakan,
“Overhead” dan keuntungan Kontraktor.
Baja konstruksi yang berupa plat dan profil serta baut, keling, dan washer harus
baik, baru dari pabrik yang resmi dan setaraf dengan S.t dan U.st.36-1
Besi ruang harus bebas cacat / retak.
Baut dan keling yang tersentuh air harus digalvanisir.
Las harus dikerjakan dengan halus, rapi, penuh dan bersih dan kawat las menggunakan
“Unimatic” 6000 (AC-DC) dengan kekuatan tarik 4.760 kg/cm2 atau type yang sama.
Pintu harus dibuat dengan konstruksi las yang sempurna. Daun pintu untuk bagian (sisi)
hulu harus dipotong tepat ukuran. Palang sisi dan horizontal harus diklem kuat pada
permukaan plat sehingga pada waktu selesai mengelas jarak antara plat dan batang
tidak lebih dari 1 mm. Bagian batang / palang yang dilas pada daun pintu, las harus
menerus didua sisi sehingga tidak ada air yang bocor.
Pintu harus diserahkan komplit dengan segala kelengkapannya, plat dinding,
rangka,ambang, tangkai ulir, gear dan material lain yang dibutuhkan. Semua bagian dari
pintu harus cocok dengan gambar kontrak.
Setelah memasang rangka, semua harus ditambah kuat pada bangunan dengan baut
berjangkar, dan semua rongga yang ada antara rangka dan bangunan harus diisi mortar
semen PC : pasir = 1:3 sampai Direksi Pekerjaan menganggap cukup.
Semua pembuatan pintu harus sedemikian hingga pintu bebas dari puntiran, bengkok
dan deformasi lain menurut anggapan Direksi Pekerjaan.
Semua bagian harus dibuat secara presisi sesuai standart industri untuk memudahkan
perakitan, pemasangan dan pemindahan. Semua dimensi yang ada digambar adalah
minimum. Dalam pembuatan harus dilebihi ukurannya.
2. Pemasangan
a. Penyedia jasa harus memasang semua bagian dari Pekerjaan seperti pada gambar
kerja yang disetujui atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan ditempat Pekerjaan, termasuk
semua alat-alat pelengkap seperti baut jangkar, penahan, seal (penguat) dan sebagainya.
b. Semua bagian yang ditanam dalam beton harus ditumpu kuat dan diteliti sebelum dan
selama pengecoran. Dinding plat, sandaran, dan ambang harus digrouting sesudahnya
seperti ditunjukkan pada gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan. Grouting harus
dilaksanakan dengan metode yang disetujui Direksi Pekerjaan dan harus menjamin
kesatuan yang utuh.
c. Pada penyelesaian Pekerjaan semua bagian harus dibersihkan dan dirapikan oleh
penyedia jasa. Penyedia jasa harus memindahkan semua kelebihan bahan-bahan dari
tempat Pekerjaan atau seperti ditunjukkan Direksi Pekerjaan. Semua Gear reducer
tertutup harus diisi secukupnya dengan minyak pelumas, sesuai syarat-syarat dari
pabrik. Gear reducer terbuka harus diberi gemuk kwalitas baik pada giginya. Semua
pelumas dan zat pencuci harus disediakan penyedia jasa tanpa tambahan biaya.
d. Penyedia jasa harus menyediakan persediaan pelumas yang cukup untuk jangka
waktu pemeliharaan selama setahun untuk semua bagian Pekerjaan dari kontrak ini.
Roda gigi kuningan, bidang-bidang baja yang dikerjakan halus, dan bidang-bidang baja
yang setelah pemasangan dilokasi akan bersentuhan secara putat atau geger dan juga
tali-tali kawat tidak akan dicat.
Setelah pembersihan selesai, maka bidang-bidang demikian harus dilapisi dengan
lembaran plastik untuk menjaga terhadap kerusakan kecil dan korosi selama
pengangkutan dan penyimpanan di lokasi. Selimut plastik ini dilepas sebelum peralatan
itu dipasang.
Jika tidak ditentukan lain, bahan cat harus memenuhi Standar Nasional Indonesia
PUBI-1982. Semua bahan harus diperoleh dari pabrik yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan dan contoh dari tiap-tiap cat dan bahan campuran yang diusulkan untuk
dipakai, harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan pesetujuan.
Bahan yang harus dikirim ketempat Pekerjaan dalam kaleng atau drum dengan segel
yang masih utuh. Cat yang telah kadaluwarsa, seperti yang dituliskan pada kaleng tidak
boleh dipakai, bahan diaduk dibawah pengawasan seorang mandor yang berwenang
dengan cara dibenarkan oleh Direksi Pekerjaan dan tidak boleh diberikan kepada tukang
cat sebelum cat dan bidang yang akan dicat selesai dipersiapkan betul-betul. Seluruh
Pekerjaan, harus diselesaikan dalam warna dan corak seperti warna dari tiap-tiap
lapisan cat.
3. Test dan Garansi
a. Pada saat penyelesaian Pekerjaan, peralatan harus siap untuik ditest, dihadapkan ke
Direksi Pekerjaan sebelum penyerahannya untuk membuktikan bisa dioperasikan
dengan memuaskan. Jika ada bagian dari Pekerjaan gagal dioperasikan sesuai ketentuan
Direksi Pekerjaan, beberapa perubahan harus dikerjakan oleh penyedia jasa sesuai
ketentuan Direksi Pekerjaan tanpa pembayaran extra.
b. Pada saat penyerahan Pekerjaan, penyedia jasa harus menyerahkan garansi tertulis
selama jangka waktu 1 tahun untuk semua Pekerjaan, meliputi perbaikan dari semua
kekurangan dan kerusakan yang terjadi dalam jangka waktu tanpa biaya tambahan.