Anda di halaman 1dari 48

1.

PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1. Persiapan ( Mobilisasi & Demobilisasi )
a) Kontraktor harus menyediakan kantor lapangan untuk dipergunakan oleh Direksi
selama pelaksanaan pekerjaan, alat komunikasi serta gudang untuk menyimpan
bahan dan peralatannya.
b) Lokasi untuk membangun gudang dan kantor lapangan akan ditentukan oleh
Direksi.
c) Ukuran dan bentuk gudang, kantor lapangan beserta perlengkapannya akan
ditentukan sebagai berikut :
 Ukuran =3mx6m
 Lantai = Rabatan beton
 Dinding = Triplek tb. 4 mm finish cat tembok
 Rangka = Kayu meranti 5/7
 Atap = Asbes gelombang kecil
d) Syarat-syarat minimum yang harus dipenuhi untuk pembuatan gudang dan kantor
lapangan adalah penyediaan sarana sanitasi air bersih, sambungan listrik, alat
pemadam api dan kotak pertolongan pertama.
e) Pemeliharaan, kebersihan dan keamanan gudang dan kantor lapangan merupakan
tanggung jawab Kontraktor.
f) Tempat kosong untuk parkir kendaraan proyek harus disediakan di sekitar kantor
lapangan.
g) Pada saat pelaksanaan pekerjaan dinyatakan selesai, gudang dan kantor lapangan
harus dibongkar oleh Kontraktor atas biaya sendiri dan semua peralatan dan
perlengkapan tetap menjadi milik Kontraktor.
h) Bangunan untuk kantor Direksi yang diuraikan dalam pasal di atas akan dibayar
secara harga unit price untuk sewa direksi keet, dimana harus dianggap bahwa
pembayaran dilaksanakan secara penuh baik untuk pekerjaan pembangunan,
pengadaan, pelayanan, pembersihan maupun pekerjaan pembongkaran bangunan
setelah selesai penanganan pekerjaan.
i) Untuk keperluan air kerja kontraktor harus menyediakan sendiri air tawar yang
bersih dan tidak mengandung minyak, garam, alkali dan bahan-bahan organis atau
bahan lain yang dapat merusak pelaksanaan pekerjaan.
j) Kontraktor harus menyediakan generator sebagai daya listrik secukupnya, guna
kebutuhan penerangan proyek dan keperluan pelaksanaan pekerjaan.
k) Kontraktor bertanggung jawab atas semua biaya pengadaan fasilitas tersebut pada
butir a dan b.
l) Bangunan tersebut harus dapat dijamin agar di dalamnya bebas dari air hujan dan
sinar matahari, termasuk dapat melindungi material yang tersimpan.
m) Kontraktor harus mengisi perabotan maupun perlengkapan lain berupa buku
harian.
n) Kontraktor membuat dan memasang papan nama proyek dilokasi dengan ukuran
0,8 m x 1,2 m

1.2. Pengukuran Lapangan


1. Jaringan dan Permukiman
a) Jaringan dan permukiman diambil berdasarkan referensi titik tetap (patok beton)
yang dipasang oleh Dinas Tata Kota Kotamadya Surabaya yang terdekat.
b) Semua elevasi yang ditunjukkan dan tercantum dalam gambar adalah elevasi yang
dikaitkan dengan ketinggian patok titik tetap seperti yang dijelaskan pada butir di
atas.
c) Patok titik tetap yang dipergunakan sebagai referensi dalam proyek ini tercantum
dalam gambar-gambar rencana atau akan ditunjukkan oleh Direksi di lapangan.

2. Pekerjaan Pengukuran dan Survey Lapangan


a) Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menggerakkan personil tekniknya
untuk melakukan survey dan membuat laporan mengenai kondisi fisik lapangan
khususnya lokasi rencana konstruksi apakah terdapat ketidaksesuaian. Kontraktor
bersama-sama dengan Direksi harus secara bersama-sama mengambil peil
permukaan dan sounding areal kerja dan menyetujui semua kekhususan terhadap
mana semua pekerjaan didasarkan.
b) Kontraktor harus menyediakan dan merawat stasion survey yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan dan harus membongkarnya setelah pekerjaan selesai.
c) Kontraktor harus memberitahu Direksi sekurang-kurangnya 24 jam dimuka, bila
akan mengadakan levelling pada semua bagian daripada pekerjaan.
d) Kontraktor harus menyediakan atas biaya Kontraktor, semua bantuan yang
diperlukan Direksi dalam pengadaan pengecekan levelling tersebut.
e) Pekerjaan dapat dihentikan beberapa saat oleh Direksi bila dipandang perlu untuk
mengadakan penelitian kelurusan maupun level dari bagian-bagian pekerjaan.
f) Kontraktor harus membuat peil/titik-titik tanda (bench mark) permanen di tiap-
tiap bagian pekerjaan dan peil ukuran ini harus diberi pelindung dan dirawat
selama berlangsungnya pekerjaan agar tidak berubah.
g) Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur selama pekerjaan berlangsung
berikut ahli ukur yang berpengalaman sehingga apabila dianggap perlu setiap saat
siap mengadakan pengukuran ulang.
h) Pengukuran titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat optik
dan sudah ditera kebenarannya/dikalibrasi.
i) Apabila terdapat perbedaan antara elevasi yang tercantum dalam gambar dengan
hasil pengukuran ulang, maka Direksi akan memutuskan hal itu kemudian.
j) Apabila terdapat kesalahan dalam pengukuran kembali, maka pengukuran ulang
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Kontraktor harus mengukur ukang lagi dan
dikoreksi oleh pihak Direksi.
k) Pengukuran kembali juga dilakukan setelah pekerjaan selesai.
l) Hasil pengukuran kembali berupa gambar Long Section dan Cross Section per
titik. Tiap Titik adalah sejarak 50 meter.
m) Hasil pengukuran lengkap mengenai peil elevasi, sudut, koordinat, serta letak
patok patok harus dibuat gambarnya dan dilaporkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan. Kebenaran dari hasil laporan tersebut sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
n) Jika menurut pendapat Direksi kemajuan Kontraktor tidak memuaskan untuk
menyelesaikan pekerjaan survey ini tepat pada waktunya atau dalam hal
Kontraktor tidak memulai pekerjaan atau melakukan pekerjaan tidak dengan
standar yang ditentukan. Direksi dapat menunjuk stafnya sendiri atau pihak lain
untuk mengerjakan survey lapangan dan membebankan seluruh biayanya kepada
Kontraktor.
o) Jika diperlukan untuk mengetahui kondisi tanah (tekstur, jenis tanah dan daya
dukung tanah), kontraktor diwajibkan melakukan test penyelidikan tanah dengan
menunjuk pihak / lembaga yang bergerak dalam tes penyelidikan tanah yang
bersertifikasi.
1.3. Pembuatan Bouwplank
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor harus melaksanakan
pematokan dan pemasangan bouwplank sesuai petunjuk Direksi.
b. Bouwplank harus dibuat tegak lurus sumbu saluran dan harus dibuat melebihi lebar
saluran.
c. Patok dan bouwplank harus dibuat kokoh, tidak mudah rusak dan tidak bergerak
serta harus dijaga agar tidak rusak/hilang selama pelaksanaan pekerjaan dengan
jarak antar patok berjarak 15 meter antar Bowplank.
d. Elevasi yang tercantum dalam bouwplank dan patok akan menjadi dasar
pelaksanaan pekerjaan baik dalam penentuan lebar saluran, tinggi saluran maupun
tebal pasangan/konstruksi lainnya.

2. PEKERJAAN TANAH
2.1. Penggalian Tanah dengan Alat Berat
1. Umum
a) Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuangan tanah atau material lain
bila ada dari tempat kerja atau sekitarnya yang perlu, untuk penyelesaian yang
memuaskan dari pekerjaan dalam kontrak ini.
b) Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk penggalian yang lebih besar karena itu
harus menggunakan alat berat agar dapat mempercepat pekerjaan yang telah
ditentukan didalam gambar dan RAB dan sesuai petunjuk dari pengawas.
c) Seluruh material yang telah digali dalam batas volume yang telah ditentukan, dan
apabila tidak bisa dibuang secara langsung , maka untuk sementara dapat
diletakan didaerah sekitar saluran.
d) Penempatan hasil Galian tersebut jangan sampai menggangu sekitarnya.
e) Walapupun ditempatkan sementara, tanah hasil galian tidak dibenarkan berada
pada tempat tersebut sampai 1 (satu hari)
f) Seluruh hasil material bekas galian drainase harus dibuang dan tempat bekas
penempatan sementara hasi galian, ditinggalkan dalam keadaan rapih dan bersih.
g) Pekerjaan penggalian dilaksanakan setelah pemasangan bowplank dalam hal ini
penentuan kedalaman galian
h) Penyedia jasa dalam melaksanakan pekerjaan galian harus diusahakan cukup
aman dari longsoran terlebih pada tempat alat berat berpijak.
i) Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk seluruh pengaturan, perolehan ijin
untuk pembuangan material dari pemilik tanah dimana pembuangan dilakukan.
j) Apabila pekerjaan selesai maka penyedia jasa harus memberitahukan kepada
direksi untuk pemeriksaan.
k) Tanah yang digali oleh Excavator langsung dimuat ke Dump Truck, kemudian
diangkut keluar lokasi proyek hari itu juga agar tidak mengganggu lalu lintas
disekitar.

2.2. Penggalian Tanah Biasa untuk Konstruksi


1. Umum
a) Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuangan tanah atau material lain
bila ada dari tempat kerja atau sekitarnya yang perlu, untuk penyelesaian yang
memuaskan dari pekerjaan dalam kontrak ini.
b) Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk galian tanah biasa yang dilakukan oleh
pekerja menggunakan alat bantu. Analisa sesuai RABdan sesuai petunjuk dari
pengawas.

2. Perbaikan dari Pekerjaan Galian yang tidak Memuaskan


Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan, harus
diperbaiki oleh Kontraktor sebagai berikut :
a) Material yang berlebihan harus dibuang dengan menggali lebih lanjut.
b) Daerah dimana digali lebih atau daerah retak atau lepas, harus diurug kembali
dengan timbunan pilihan atau lapis pondasi agregat seperti yang diperintahkan
oleh Direksi.

3. Pelaporan dan Pencatatan


a) Kontraktor harus menyerahkan kepada direksi, sebelum memulai pekerjaan,
gambar perincian potongan melintang atau memanjang yang menunjukkan kondisi
awal daripada tanah sebelum operasi pembabatan dan penggarukan dilakukan
untuk setiap seksi pekerjaan galian.
b) Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi gambar perincian dari seluruh
struktur sementara yang diusulkannya atau yang diperintahkan untuk digunakan
seperti skor, turap, cofferdam, dan tembok penahan dan harus memperoleh
persetujuan direksi sebelum melaksanakan pekerjaan galian yang dimaksudkan
untuk dilindungi oleh struktur yang diusulkan tersebut.
c) Setelah masing-masing galian untuk tanah dasar, formasi atau pondasi selesai,
kontraktor harus memberitahu direksi. Bahan landasan atau material lain tidak
boleh dipasang sebelum kedalaman galian disetujui oleh direksi.

4. Prosedur Penggalian
a) Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi dengan
menggunakan alat berat. yang ditentukan dalam gambar atau ditunjukkan oleh
Direksi dan harus mencakup pembuangan seluruh material dalam bentuk apapun
yang dijumpai termasuk tanah, padas, batu bata, batu beton dan lain-lain.
Pekerjaan galian harus dilakukan dengan seminimal mungkin gangguan terhadap
material di bawah dan di luar batas galian.
b) Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan kontraktor harus menyediakan
seluruh material yang diperlukan, perlengkapan dan buruh untuk pengeringan,
panggalian saluran air dan pembangunan saluran sementara, tembok ujung dan
cofferdam. Pompa agar siap di tempat kerja setiap saat untuk menjamin tak ada
gangguan dalam prosedur pengeringan dengan pompa.

5. Jaminan Keselamatan Pekerjaan Galian


a) Kontraktor harus memikul seluruh tanggung jawab untuk menjamin keselamatan
pekerja yang melaksanakan pekerjaan galian.
b) Selama masa pekerjaan galian, kontraktor harus menjaga setiap saat suatu lereng
yang stabil yang mampu menahan pekerjaan sekitarnya. Bila diperlukan,
kontraktor harus menahan atau menyangga struktur di sekitarnya yang jika tidak
dilakukan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian.
c) Pada setiap saat dimana kedalaman galian melebihi ketinggian di atas kepala,
kontraktor harus menempatkan pengawas keamanan pada tempat kerja yang
tugasnya hanya memonitor kemajuan dan keamanan. Pada setiap saat peralatan
galian cadangan serta perlengkapan P3K harus tersedia di tempat kerja galian.
d) Seluruh tepi galian terbuka harus diberi penghalang yang cukup untuk mencegah
pekerja atau orang lain terjatuh kedalamnya dan setiap galian terbuka pada badan
jalan atau bahu harus ditambah dengan bamboo pada malam hari dengan drum
dicat putih atau lampu kuning sesuai dengan ketentuan Direksi.
6. Pembuangan Material Galian
Seluruh material Galian tanah di buang di sekitar areal lokasi pekerjaan yang tidak
menggangu aktivitas pengguna jalan maupun masyarakat setempat.

2.3. Pengurugan Tanah Kembali


1. Bahan :
Bahan yang digunakan sebagai urugan adalah Galian Tanah
2. Mutu Bahan
Galian Tanah yang digunakan adalah yang telah dipilih yang bebas dari lumpur
dan tidak berair.
3. Prosedur Pelaksanaan
Penimbunan dilakukan mendatar lapis demi lapis yang dipadatkan dengan
menggunakan peralatan pemadat seperti Stampper dan urugan di pasang pada
dasar box dan samping box. Urugan dilakukan dengan tenaga manusia.

2.4. Pengangkutan Tanah keluar proyek


a) Alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut tanah sisa galian adalah
Dump Truk dengan kapasitas muat sesuai analisa RAB atau bila kondisi jalan /
area yang tidak memungkinkan bisa menggunakan kendaraan kecil dengan seijin
pengawas lapangan
b) Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi setiap kali akan mengadakan
pengangkutan material sisa galian keluar proyek, serta harus mencatat berapa m3
volume dari material yang telah diangkut setiap ada pekerjaan pengangkutan.

3. PEKERJAAN BATU KALI

3.1. Pengerukan Saluran ( Manual ) / Normalisasi


a) Pekerjaan ini mencakup pengerukan, pembuangan tanah atau material yang ada di
saluran untuk menormalisasiakan fungsi saluran.
b) Pekerjaan ini umumnya menggunakan tenaga manusia dengan alat bantu, yang
dilakukan secara manual dan sesuai petunjuk dari pengawas.
3.2. Pemasangan Batu Kali Belah 15/20 cm ( 1Pc:4Ps )
1. Landasan dari adukan segar paling sedikit 30 mm tebalnya harus dipasang pada
pondasi dan disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada
lapisan pertama.
2. Batu besar pilihan harus digunakan untuk lapisan dasar dan pada sudut-sudut.
3. Batu yang dipasang harus dihampar dengan muka yang terpanjang mendatar dan
muka yang tampak harus dipasang sejajar.
4. Peralatan yang cocok harus disediakan utnuk memasang batu yang lebih besar
dari yang dapat ditangani oleh dua orang. Menggelindingkan atau menggulingkan
batu pada pekerjaan yang baru dipasang tidak diperkenankan.
5. Batu harus tertanam dengan kuat satu dengan yang lainnya untuk mendapatkan
tebal yang diperlukan dari lapisan yang diukur tegak lurus terhadap lereng.
Tambahan aduk mengisi rongga yang ada diantara batu-batu dan harus diakhiri
hampir rata dengan permukaan lapisan tetapi tidak menutupi batunya dengan
menggunakan perekat 1 pc : 4 pc.
6. Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng kearah atas, dan permukaan harus
diakhiri segera setelah pengerasan awal dan aduk dengan menyapunya dengan
sapu yang kaku.
7. Lereng yang bersebelahan dengan batu harus diratakan dan dibentuk untuk
menjamin pertemuan yang baik dengan pekerjaan pasangan batu sehingga
memungkinkan untuk drainase tang tidak menghambat dan mencegah gerusan
pada tepi perkerasan.
8. Pasangan yang dihasilkan harus kokoh / masif (tidak berongga), untuk itu semua
rongga diantara batu kali harus terisi campuran.

3.3. Plesteran Halus 1 Pc : 4 Ps tebal. 1,5 cm


1. Umum
Lingkup pekerjaan Yang dimaksud dengan pekerjaan penyelesaian disini adalah
seluruh pekerjaan plesteran termasuk benangan baik untuk plesteran dinding
pasangan bata maupun pasangan batu kali atau sebagaimana yang ditunjuk dengan
notasi seperti yang tercantum pada gambar rencana.
2. Bahan – Bahan :
 Sebagai bahan semen, pasir dan air untuk plesteran ini sama dengan kualitas
seperti yang disyaratkan untuk pekerjaan beton ataupun pekerjaan pasangan.
 Campuran untuk plesteran harus dipilih yang benar–benar bersih dan bebas
dari segala macam kotoran. Pasir untuk plesteran harus bersih dan diayak
dengan ayakan ukuran # 1.2 – 2.00 mm.
3. Pelaksanaan
Adukan terdiri dari material Semen, Pasir Pasang, dan Air:
1. Seluruh material tadi ( kecuali air ), harus dicampur, baik dalam kotak yang
rapat atau dalam alat pencampuradukan yang telah disetujui, hingga campuran
telah berwarna merata, baru sesudahnya air ditambahkan dan pencampuran
dilanjutkan selama lima sampai sepuluh menit. Jumlah air harus sedemikian
hingga guna menghasilkan adukan dengan konsistensi ( kekentalan) yang
diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 70 % dari berat semen yang digunakan.
2. Adukan dicampur hanya dalam kwantitas yang diperlukan untuk penggunaan
langsung. Jika perlu, adukan boleh diaduk kembali dengan air dalam waktu 30
menit dari proses pengadukan awal. Pengadukan kemlbali setelah waktu
tersebut tidak boleh dilakukan.
3. Adukan yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan harus
di buang.
4. Sebelum permukaan bidang pasangan batu diplester terlebih dahulu bidang
yang akan diplester harus dibersihkan dari segala macam kotoran. Bidang-
bidang yang telah bersih kemudian disiram dengan air sampai rata dan jenuh
baru kemudian diplester. Plesteran tebal 1,5 cm terdiri dari campuran 1 Pc: 4
Ps dengan menggunakan pasir pasang yang telah diayak .
5. Pertemuan bidang plesteran vertikal dan horizontal harus lurus, rata (tidak
bergelombang) dan tidak retak.
6. Untuk menghasilkan campuran yang homogen (merata), pengadukan harus
menggunakan Concrete Mixer / Molen.
7. Komposisi Campuran menggunakan 1 Pc : 4 Ps, yaitu 1 bagian semen
dicampur dengan 4 bagian Pasir Pasang, dalam pelaksanaan dilapangan
kontraktor harus membuat kotak takaran dari kayu dengan ukuran yang sama.
8. Pada bagian sudut atas plesteran dibuatkan benangan sepanjang saluran,
benangan harus tajam dan lurus serta tidak mudah terkelupas. Tebal plesteran
adalah 1.5 cm.
3.4 Pekerjaan Acian
1. Umum
1. Pekerjaan ini harus mencakup pembangunan dari struktur yang ditunjukan
pada gambar atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi.
2. Pekerjaan ini juga mencakup pembuatan benangan
3. Ukuran/dimensi pasangan, elevasi serta kelandaian sesuai dengan gambar
rencana.
2. Bahan – Bahan :
 Semen PC 50 Kg
 Air Bersih

3. Mutu Bahan.
a. Semen PC 50 Kg
Semen yang digunakan adalah :
1. Jenis Portland Cement (PC) produksi dalam negeri yang memenuhi per -
syaratan yang berlaku di Indonesia.
2. Semen tidak boleh disimpan terlalu lama dan yang telah menggumpal
atau membatu tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan.
3. Penyimpanan harus mengikuti spesifikasi serta diletakkan sedemikian
rupa sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil
b. Air
Air yang digunakan dalam campuran harus bersih, bebas dari benda –
benda yang menggangu seperti minyak, garam, asam, basa, busa, gula atau
organic lainnya. Air yang diketahui dapat diminum juga dapat dipakai.

Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapan bahan peralatan seperti air, semen, cetok, kertas bekas zak
semen dan bahan-bahan lainya sesuai kebutuhan.
2. Menyiapkan tempat penampungan air, bisa berupa ember cor, ember bekas
tempat cat atau tempat lainya yang dapat digunakan untuk menampung air
acian.
3. Pelan-pelan menaburkan semen kedalam air, cukup ditaburkan saja dan
tidak boleh diaduk karena dapat menyebabkan semen menggumpal serta
cepat kering sehingga tidak dapat digunakan untuk bahan acian dinding.
4. menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini dimak -
sudkan agar nantinya dinding tidak banyak menyerap air semen.
5. Melaburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke permukaan dinding
dengan menggunakan cetok.
6. Menghaluskan pekerjaan acian dengan kertas bekas semen sehingga per -
mukaan benar-benar rata dan halus.
7. Usahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering, bisa dengan cara
menyiram air. karena pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan
keretakan dinding.
8. Pekerjaan acian dinding selesai, namun perlu menunggu beberapa waktu
untuk melanjutkan ke pengerjaan pengecatan.

3.5. Pasang Benangan 1Pc : 2Ps


Pada setiap sudut plesteran dibuatkan benangan sepanjang sepanjang plesteran itu
sendiri. Benangan berfungsi sebagai pembentuk sudutan pekerjaan plesteran agar
mempunyai estetika yang bagus. Benangan mempunyai komposisi 1Pc : 2 Ps.

3.6. Pemasangan Terucuk dia. 8-10 cm (P.1,5m)


1. Pekerjaan ini dilakukan sebelum pekerjaan pemasangan Batu Kali dilaksanakan.
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya dukung tanah yang ada pada
dasar Batu Kali tersebut sehingga diharapkan daya dukungnya menjadi lebih besar
dari keadaan sebelumnya.
2. Material yang digunakan adalah Kayu Galam dengan diameter 10-12 cm .sesuai
dengan gambar kerja/perencanaan dan RAB.
3. Terucuk Bambu dipasang sesuai gambar kerja/perencanaan. Untuk
Pemancangannya adalah sebagai berikut :
4. Alat pemancang dipakai Drop Hammer kapasitas 100 kg yang dilengkapi dengan
konstruksi kaki tiga dari pipa besi dan katrol dengan ketinggian jatuh 2 meter.
5. Trucuk bambu dipancangkan dalam keadaan baik, tidak cacat yang dapat
mengurangi kekokohan pekerjaan.
6. Apabila pamancangan tidak bisa terbenam seluruhnya (belum sesuai dengan
gambar rencana) maka drop hammer diganti dengan yang lebih berat sehingga
kedalaman tiang trucuk dapat dipancangkan sesuai dengan gambar rencana.
7. Apabila dari hasil pemancangan tersebut di atas menurut Direksi hasilnya
meragukan misalnya tiang trucuk miring, pecah dan sebagainya maka Kontraktor
harus mencabut tiang trucuk tersebut dan diharuskan melakukan pemancangan
ulang.
8. Segala kerugian yang ditimbulkan akibat hal tersebut di atas adalah menjadi
tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.

3.7. Pemasangan Turap Tinggi 3 M


1. Pekerjaan ini dilakukan sebelum pekerjaan pasangan batu kali dilaksanakan.
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk menahan agar tanah di sekitar pasangan batu
kali agar tidak longsor.
2. Material yang digunakan sesuai dengan gambar kerja/perencanaan atau analisa
RAB .
3. Turap penahan tanah dipasang pada kedalaman 3 m pada pekerjaan pasangan batu
kali.
4. Apabila dari hasil pemasangan tersebut di atas menurut Direksi hasilnya
meragukan misalnya turap miring dan sebagainya maka Kontraktor harus
mencabut turap penahan tanah tersebut dan diharuskan melakukan pemasangan
ulang.
5. Segala kerugian yang ditimbulkan akibat hal tersebut di atas adalah menjadi
tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.

4. PEKERJAAN BETON
4.1. Pekerjaan Beton Bertulang Cor Setempat
4.1.1. Pekerjaan Beton
1. Uraian
a. Beton terdiri dari suatu campuran yang sebanding (proporsional) antara
semen, air, dan agregat bergradasi. Campuran beton akan mengendap dan
mengeras menurut bentuk yang diminta, diisyaratkan dan membentuk satu
bahan yang padat keras dan tahan lama (awet) yang memiliki karakteristis
tertentu.
b. Agregat meliputi baik yang bergradasi kasar maupun yang bergradasi halus,
tetapi jumlah agregat halus akan dipertahankan sampai jumlah minimum yang
diperlukan, yang apabila dicampur dengan semen akan cukup untuk mengisi
rongga-rongga antara agregat kasar serta memberikan suatu permukaan akhir
yang halus.
c. Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimum, volume air
yang dimasukkan kedalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah
minimum yang diperlukan untuk memudahkan pengerjaan selama
pencampuran.
d. Bahan tambahan kepada campuran beton seperti memasukkan udara air (air
entraining) atau bahan kimia untuk memperlambat atau mempercepat waktu
pengerasan, tidak diperbolehkan kecuali diminta demikian didalam
persyaratan kontrak khusus.
2. Peraturan (Code) Beton
Perbaikan yang terakhir harus sepenuhnya diterapkan kepada semua pekerjaan
beton kecuali dinyatakan secara lain atau yang mengacu kepada pemeriksaan
AASHTO dan Spesifikasi khusus yang tidak tersebut dalam PBI 1971.
3. Kelas-kelas Beton
Klasifikasi dan rujukan mutu harus seperti yang diberikan pada Tabel 1.7.
4. Toleransi
 Toleransi dimensi Struktur dengan panjang keseluruhan sampai dengan 6
meter + 5mm Struktur dengan panjang lebih dari 6 meter +15 mm Panjang
balok, slab lantai, kolom dan dinding nol Antar Kepala Jembatan (Abutment)
+ 10 mm
 Toleransi posisi (dari titik acuan ) + 10 mm Alinyemen vertikal untuk kolom-
kolom dan dinding-dinding + 10 mm
 Toleransi untuk selimut beton diatas baja tulangan sampai 5 cm atau lebih 0
dan 10 mm Selimut dari 5 cm sampai 10 cm  10 mm
5. Penyerahan-penyerahan
Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh semua bahan-bahan yang
digunakan untuk pekerjaan beton bersama-sama dengan data-data pengujian yang
menunjukkan kecocokkan dengan persyaratan mutu spesifikasi ini.
Apabila disyaratkan demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus
menyerahkan gambar–gambar rinci semua pekerjaan acuan yang digunakan pada
pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.
Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi Teknik paling lambat 24 jam
sebelum pencampuran atau pengecoran beton.
6. Penyimpanan Bahan-bahan
 Agregat harus disampan secara terpisah sesuai dengan ukuran-ukuran untuk
mencegah terjadinya pencampuran. Semen harus disimpan secara teratur dan
rapi mengikuti waktu penyerahannya, sehingga pemakaiannya dapat diatur
dan penyimpanan semen beton kontruksi tidak boleh lebih dari 3 bulan. Semen
yang sudah mengeras, tidak diijinkan digunakan dalam pekerjaan-pekerjaan
kontruksi.
 Selama pengangkutan semen sampai ke gudang atau lapangan kerja harus
dijaga sehingga semen tidak lembab atau kantong rusak, keadaan
penyimpanan untuk bahan-bahan uyang harus dipakai dilapangan, harus
memnuhi persyaratan yang disebutkan dalam pasal-pasal mengenai
karakteristik bahan (NI-3) dan spesifikasi penyimpanan bahan-bahan (PBI
1971, pasal 3,9 )
7. Kondisi Cuaca
Pada umumnya, pencmpuran, pengangkatan dan pengecoran beton harus
dilakukan pada cuaca kering. Apabila keadaan cuaca tidak menentu, kontraktor
harus mengambil tindakan pencegahan yangdiperlukan untuk melindungi
campuran beton terhadap hujan. Dan Direksi Teknik harus menentukan apakah
pencampuran dan pengecoran beton akan dilanjutkan atau ditunda sampai
membaiknya keadaan cuaca.
Kontraktor tidak boleh menuntut penggantian terhadap kerusakan beton yang
ditolak karena hujan.
8. Perbaikan –perbaikan pekerjaan beton yang tidak memuaskan
Pekerjaan beton yang tidak memenuhi persyaratan spesifikasi mengenai toleransi
(kelonggaran), sifat campuran beton, atau penyelesaian akhir permukaan, harus
diperbaiki menurut perintah Direksi Teknik dan dapat meliputi :
 Perubahan prebandingan campuran Pembongkaran atau perkuatan bagian-
bagian pekerjaan yang dinyatakan tidak memuaskan oleh Direksi Teknik.
 Perawatan tambahan bagian-bagian yang pengujian-pengujian betonnya
ternyata tidak memuaskan.
 Dalam hal terjadinya perselisihan antara Kontraktor dan Direksi Teknik
mengenai mutu pekerjaan beton Direksi Teknik akan meminta Kontraktor
untuk melakukan pengujian lagi, untuk dapat membuat penilaian mutu yang
benar.
9. Bahan
a. Semen
 Semen yang digunakan untuk pekerjaan Beton harus dipilih berasal dari
salah satu jenis P.C. (Portland Cement) berikut ini, yang memenuhi
spesifikasi AASTHO M85
Tipe I : Pemakaian umum tanpa sifat-sifat khusus
Tipe II : Pemakaian umum dengan ketahanan terhadap sulfat yang
moderat (sedang)
Tipe III: Digunakan jika diperlukan pencapaian kekuatan awal yang
tinggi
Tipe IV: Digunakan jika dipergunakan panas hidrasi yang rendah
Tipe V : Digunakan jika diperlukan ketahanaan (resistensi) terhadap
sulfat yang tinggi
 Kecuali diijinkan secara lain oleh Direksi Teknik, semen yang digunakan
pada pekerjaan harus diperoleh dari satu sumber teknik.
b. Air
 Air yang digunakan untuk bahan pencampuran dan perawatan beton harus
bersih dan bebas dari bahan-bahan yang berbahaya seperti oli,
garam,asam, alkali, gula atau bahan-bahan organic. Direksi Teknik dapat
meminta kontraktor untuk mengadakan pengujian air yang berasal dari
suatu sumber yang dipertimbangkan mutunya meragukan (Rujukan
Pengujian AASHTO T 26)
c. Agregat
 Persyaratan umum
1. Agregat untuk pekerjaan harus terdiri dari campuran agregat kasar dan
halus, berisi batu pecah yang bersih, keras dan awet atau kerikil sungai
alam harus dicuci.
2. Agregat tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi yang diberikan
pada Tabel 1.5. dan dengan keadaan mutu (sifat) yang diberikan pada
Tabel 1.6.
3. ukuran maksimum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga
perempat ruang bebas minimum diantara batang-batang tulangan atau
antara batang tulangan dan cetakan (acuan)
4. Agregat halus harus bergradasi baik dari kasar s/d halus dengan hampir
seluruh partikel lolos saringan 4,75 mm
5. Semua agregat halus, harus bebas dari sejumlah cacat kotoran organic,
dan jika dimintakan demikian oleh Direksi Teknik harus diadakan
pengujian kandungan organic menggunakan pengujian chlorimetric
AASTHO T21 setiap agregat yang gagal test warna, harus ditolak.
6. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton kontruksi.
 Gradasi agregat
Gradasi agregat kasar dan agregat halus harus memenuhi persyaratan
Tabel 1.5. berikut ini, namun bahan-bahan yang tidak memenuhi
persyaratan gradasi ini tidak perlu ditolak apabila Kontraktor dapat
menunjukkan (berdasarkan campuran percobaan dan pengujian ) bahwa
dapat dihasilkan beton yang memenuhi persyaratn sifat-sifat campuran
yang diuraikan.
Tabel 1.5. Persyaratan Gradasi Agregat
Ukuran Saringan Prosentase Lolos Berdasarkan Berat

Stan-
Imperial Agregat
dart Pilihan Agregat Kasar
(inches) Halus
(mm)

50 2 100
37 1½ 95 - 100 100
25 1 - 95 - 100 100
19 ¾ 35 - 70 - 90 - 100 100
13 ½ - 25 - 60 - 90 - 100
9,5 3/8 100 10 - 30 - 20 - 55 40 - 70
4975 #4 95 - 100 0-5 0 - 10 0 - 10 0 - 15
2,36 #8 - - 0-5 0-5 0-5
1,18 # 16 45 - 80 - - -
0,3 # 50 10 - 30
0,15 # 100 2 - 10
 Syarat-Syarat Mutu Agregat
Agregat untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat mutu
berikut ini yang diberikan pada Tabel 1.6. dibawah.
Tabel 1.6. Persyaratan Gradasi Agregat
Batas Pengujian

Uraian Agregat Agregat


Kasar Halus

Kehilangan berat karena abrasi (500


40% -
putaran)

Kehilangan kesempurnaan sodum


12% 10%
sulfat setelah 5 putaran

Prosentase gumpalan lempung dan


2% 0.5%
partikel serpih

Bahan-bahan yang lolos saringan


1% 3%
0,075 mm ( # 200 )

 Filler (bahan pengisi) Sambungan


10. Perencanaan Campuran Beton
a. Persyaratan Perencanaan Campuran (Berdasarkan Berat)
Untuk semua pekerjaan beton kontruksi dan pekerjaan beton utama,
perbandingan – perbandingan bahan untuk perencanaan campuran harus
ditentukan menggunakan cara yang ditetapkan dalam PBI terakhir, dan harus
sesuai dengan batasan yang diberikan pada Tabel 1.7. gradasi dan ukuran
maksimum agregat harus sesuai dengan pilihan agregat kasar yang diberikan
pada Tabel 1.5.

Tabel 1.7. Perbandingan (Proporsi) Desain Campuran Beton (Berdasarkan


Berat)
Ukuran Agregat
Perbandingan Air Semen
Maks. Yang Dis-
Optimum
arankan ( mm )
Berat Se-
Kelas Be- men To-
ton tal (Kg/
m3)

Dengan
Perbandingan
Kelas A Kelas B Berat
(Ratio)
Kg/m3

K 400 > 425 25 19 0.35 150


K 350 425 25 19 0.42 180
K 275 400 25 19 0.42 170
K 175 300 37.5 25 0.5 150
K 125 250 50 25 0.52 130
B/IO 225 50 37.5 0.6 135

K 225 (di 25.0 atau


400 37.5 0.53 210
dalam air) 19.0

Catatan : Berat semen total yang diperlukan untuk K - 400 harus diten-
tukan oleh persyaratan kekuatan yang diperlukan

b. Persyaratan Perencanaan Campuran (berdasarkan volume)


Untuk pekerjaan beton kecil dan tergantung persetujuan Direksi Teknik secara
tertulis. Bahan-bahan untuk beton dapat ditakar berdasarkan volume atau suatu
kombinasi berat dan volume. Tindakan pencegahan berikut ini harus
dilakukan.
 Semen harus selalu diukur berdasarkan berat 40 kg tiap kantong.
 Agregat dapat diukur berdasarkan volume, menggunakan kotak-kotak
ukuran yang direncanakan secara baik dengan kapasitas yang ditentukan
secara jelas. Kotak-kotak tersebut harus diisi sampai berlebih dan agregat
lebihan (surplus) diratakan dengan perata diatas.
 Jika pasir diukur berdasarkan volume, harus diperhitungkan volume
tambahan pasir yang mengembang karena kadar air.
1. Pasir basah biasanya akan mengembang kurang lebih 25% berdasarkan
volume dan untuk pekerjaan yang kecil, nilai-nilai berikut dapat
diambil untuk kadar air pada Tabel 1.8.
2. Jika diperlukan demikian oleh Direksi Teknik, pengujian lapangan
harus dilakukan untuk menetukan besarnya pengembangan.
Tabel 1.8. Kondisi Pasir
Kondisi Pasir Kandungan Air
Pasir Amat Basah 100 – 130 kg/m3
Pasir Basah Sedang 60 – 65 kg/m3
Pasir Lembab 30 – 35 kg/m3

3. Jika diperlukan demikian oleh Direksi Teknik, pengujian lapangan


harus dilakukan untuk menetukan besarnya pengembangan.
 Air untuk Pencampuran harus diukur secara teliti dalam sebuah tempat
yang sesuai.
 Penakaran beton berdasarkan volume, akan dipilih dari salah satu
campuran berikut yang diberikan pada Tabel 1.9.
Tabel 1.9. Perbandingan Campuran Beton Untuk Pekerjaan-Pekerjaan Kecil
(Berdasarkan Volume)
Volume Untuk 200 Kg Beton

Campuran Nomi- Pasir (m3) Air (Liter)


nal (Dengan Vol-
ume Bahan Ker-
ing) Campuran Semen Agregat Kelas Pekerjaan
Nominal (Den- 40 Kg Kasar
gan Volume Ba- Kantong (m3)
Ker- Ker-
han Kering) Lembab Lembab
ing ing

Gelegar,pelat
1:2:3 5 0.34 0.28 0.42 54 100 lantai,kolom
bertulang
Pelat lantai, be-
ton
1:2:4 5 0.34 0.28 0.57 82 109
bertulang,dan
tanpa tulang

Beton massa,
1 : 2,5 : 5 5 0.41 0.34 0.68 95 132 dinding penahan
dan pekerjaan

Umum Pondasi
1:3:6 5 0.51 0.85 0.85 114 154
beton massa

c. Campuran percobaan
Kontraktor harus memastikan perbandingan campuran dan bahan-bahan yang
diusulkan dengan membuat dan mengadakan pengujian campuran percobaan
yang disaksikan oleh Direksi Teknik, menggunakan peralatan jenis yang sama
seperti yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Campuran percobaan
akan diperlakukan dapat diterima, asalkan hasil-hasil pengujian memuaskan
dan memenuhi semua persyaratan perbandingan campuran seperti ditentukan
dalam Tabel 1.10.
d. Persyaratan Sifat-sifat campuran
 Semua beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi
persyaratan kekuatan tekan dan slump (penurunan seperti ditetapkan dalam
Tabel 1.10. di bawah atau yang disetujui Direksi Teknik, bilamana contoh
bahan, perawatan dan pengujian-pengujian sesuai dengan pengujian yang
disebutkan dalam spesifikasi ini.

Tabel 1.10. Persyaratan Sifat Campuran Beton


Kelas Kekuatan Tekan Minimum Kg/cm2 Slump Yang Di-
Beton Kubus 15 cm Silinder 15 cm x ijinkan (mm)
30 cm
Tanpa
Digetar
Getar
7 Hari 28 Hari 7 Hari 28 Hari
K 400 40 – 60
K 350 225 350 190 290 40 – 60
K 275 175 275 145 230 40 – 60
K 225 14 225 120 185 40 – 60
K 175 110 175 90 145 40 – 60 50 - 80
K 125 80 125 65 100 40 – 100

K 225
(dalam 145 225 120 185 75 - 175
Air)

Catatan : untuk pengujian kekuatan tekan yang dilakukan dengan


contoh uji silinder persyaratan kekuatan harus diturunkan menjadi
sekitar 83 % dari kekuatan kubus

 Beton untuk pekerjaan – pekerjaan kecil yang ditakar berdasarkan volume


sesuai dengan Tabel 1.9. harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan dan
slum minimum yang diberikan pada Tabel 1.11.
Tabel 1.11. Sifat-Sifat Campuran Beton Untuk Pekerjaan Kecil.
Kekuatan Tekan Minimum Kg/cm2

Slum Yang Di-


Campuran Silinder 15 cm x
Kubus 15 cm ijinkan (mm)
Nominal 30 cm
(Tanpa Getar)

7 Hari 28 Hari 7 Hari 28 Hari


1:2:3 175 260 145 215 -
1:2:4 150 210 125 175 60 – 100
1 : 2,5 : 5 90 125 75 100 40 – 100
1:3:6 - - - - -

 Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump, pada umumnya akan


dianggap di bawah standart dan tidak boleh digunakan dalam pekerjaan,
terkecuali Direksi Teknik dapat menyetujui penggunaan terbatas beton
tersebut untuk pekerjaan dengan kelas rendah. Bilamana hasil-hasil
pengujian 7 hari memberikan kekuatan di bawah yang ditentukan
Kontraktor tidak boleh mengecor setiap beton berikutnya, sampai masalah
hasil-hasil kekuatan di bawah ketentuan tersebut diketahui dan Kontraktor
telah mengambil langkah-langkah demikian yang akan meyakinkan bahwa
produksi beton memenuhi persyaratan spesifikasi sehingga memuaskan
Direksi Teknik. Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan 28 hari yang
ditetapkan pada Tabel 1.10. dan 1.11. akan dianggap tidak memuaskan
dan pekerjaan-pekerjaan tersebut harus di perbaiki seperti yang ditetapkan
pada Bab 1.19.1 (8) Direksi Teknik akan memperhitungkan kemungkinan
cacat-cacat karena kesalahan pengambilan contoh bahan, perbedaan-
perbedaan dalam statistik persiapan contoh uji yang buruk, dan dapat
meminta pengujian-pengujian lebih lanjut untuk dilaksanakan sebelum
mengambil putusan akhir.
e. Penyesuaian Campuran
 Penyesuaian Kemudahan dikerjakan
1. Bilamana tidak memungkinkan mendapatkan beton campuran yang
dikehendaki dan kemudahan dikerjakan dengan perbandingan –
perbandingan yang ditetapkan menurut aslinya, Direksi Teknik akan
memerintahkan perubahan-perubahan dalam berat atau volume agregat
sebagaimana yang diperlukan asalkan kandungan semen yang
ditunjukkan menurut calon aslinya tidak diganti atau perbandingan air
semen yang ditetapkan dengan pengujian kekuatan tekan untuk
kekuatan yang memadai tidak dilampaui.
2. Mengaduk kembali beton yang telah dicampur dengan menambah air
atau dengan cara lain tidak diperbolehkan. Campuran tambahan untuk
meningkatkan kemudahan dikerjakan, dapat diizinkan tergantung
kepada persetujuan Direksi Teknik seperti dinyatakan dibawah.
 Penyesuaian kekuatan
1. Bilamana beton tidak memenuhi kekuatan yang telah ditentukan atau
telah disetujui, kadar semen harus ditambah seperti diperintahkan oleh
Direksi Teknik
2. Tidak ada perubahan semen atau sifat bahan-bahan akan dibuat tanpa
perintah tertulis Direk Teknik serta tidak ada bahan-bahan baru yang
akan digunakan sampai Direksi Teknik telah menyetujui bahan-bahan
tersebut secara tertulis dan telah diusulkan perbandingan-perbandingan
baru berdasarkan pengujian campuran percobaan yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor.
 Bahan Campuran Tambahan (additive)
1. Jika dimintakan demikian untuk kontrak khusus atau menurut perintah
Direksi Teknik secara tertulis, bahan campuran tambahan dapat
digunakan untuk meningkatkan mutu beton, pengikatan dan waktu
mengeras. Jenis serta Volume bahan campuran tambahan tersebut
harus disetujui oleh Direksi Teknik dan akan digunakan secara ketat
sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat.
2. Kemanfaatan bahan campuran tambahan tersebut harus diuji dalam
campuran percobaan sebelum pemakaian penuh dalam pekerjaan di
lapangan.

11. Pelaksanaan Pekerjaan


a. Pencampuran Beton di lapangan
 Mencampur dengan pencampur ( mixer) beton
Beton akan dicampur di lapangan dengan sebuah pencampur yang
dijalankan dengan mesin serta jenis yang disetujui mengenai syarat dan
ukuran-ukuran menjamin suatu campuran yang merata/ homogen.
 Untuk semua pekerjaan besar dan jika diminta demikian oleh Direksi
Teknik, pencampur tersebut harus dilengkapi dengan sarana penyimpanan
air dan satu sarana pengukuran untuk mengndalikan jumlah air dalam
setiap takaran.
 Waktu pencampuran tidak boleh kurang dari 1,5 menit untuk mesin-mesin
sampai kapasitas 0,4 m3. diatas ukuran ini jangka waktu pencampuran
minimum harus ditambah 15 detik untuk setiap penambahan 0,112 m3
campuran beton
 Pencampur (mixer) tersebut pertama-tama harus dimuati diisi dengan
agregat yang sudah ditakar beserta semen dan dicampur kering untuk
waktu yang pendek sebelum ditambah air.
 Sebelum mencampurkan satu takaran beton baru, mesin pengaduk harus
dikosongkan sama sekali dari takaran sebelumnya.
b. Pencampuran dengan tangan
Untuk pekerjaan-pekerjaan kecil, dan yang tidak dimungkinkan
menggunakan sebuah pencampur mesin (mixer) Direksi Teknik dapat
menyetujui pecampuran beton secara manual sesuai dengan prosedur berikut
ini :
 Pencampuran dengan tenaga harus dilakukan diatas satu permukaan (alas)
yang keras bersih dan kedap air.
 Urutan pencampuran haruslah :
1. Ukurlah volume agregat kasar dan agregat halus yang diperlukan
dengan alat takaran kotak dan tempatkan agregat halus diatas agregat
kasar
2. Tempatkan kantong semen diatas agregat, buka dan tuangkan semen
tersebut
3. Aduklah bahan-bahan kering tersebut berkali-kali, sehinggga bahan-
bahan tercampur menyeluruh.
4. Tambahkan air, lebih baik dengan sebuah kaleng yang dilengkapi
dengan ujung semprotan, campurkan terus dan aduklah dengan sekop
sampai beton tersebut mempunyai warna yang seragam dengan
kekentalan yang merata.
c. Penyiapan Lapangan
 Lapangan pekerjaan untuk penempatan beton harus disiapkan dan semua
penanganan yang diperlukan diselesaikan hingga disetujui Direksi Teknik.
Bahan –bahan harus telah diuji dan ditempatkan yang baik, serta peralatan
dalam keadaan bersih siap untuk digunakan.
 Semua penunjangan, pondasi – pondasi dan galian –galian harus diperiksa
dan disetujui oleh Direksi Teknik serta dirawat dalam keadaan kering
sebelum beton dicor.
 Semua acuan, penulangan dan saran-saran pelengkap lainnya harus
ditempatkan secara benar dan secara aman dan didukung untuk mencegah
penggeseran.
d. Acuan / Cetakan
Acuan /cetakan harus dari bahan yang disetujui dan siap pakai serta
cocok untuk jenis dan letak pekerjaan beton yang harus dilaksanakan serta
harus memenuhi persyaratan berikut:
 Acuan/ cetakan fabrikasi dapat dari kayu atau baja dengan sambungan
yang kedap pengecoran, pemadatan dan perawatan mengeras beton.
Permukaan sebelah dalam dari acuan / cetakan harus bersih dari setiap
kotoran lepas atau bahan-bahan lain sebelum penggunaan, dan harus
disiram air sampai jenuh atau diolesi dengan minyak mineral anti karat
sebelum digunakan.
 Kayu dengan permukaan kasar (tidak diserut) dapat digunakan untuk
permukaan bangunan yang tidak kelihatan (expose) tetapi kayu diserut
dengan tebal yang rata harus digunakan untuk permukaan yang kelihatan
 Ujung –ujung tajam sisi dalam acuan harus dibuat tumpul kecuali
diperintahkan lain oleh Direksi Teknik, menggunakan ganjalan segitiga
dengan lebar paling sedikit 20 mm dipasang di sudut penampang.
 Penguatan acuan cetakan terdiri dari baut-baut, klerap atau sarana lain
yang digunakan menurut keperluan untuk mencegah merenggangnya
acuan pengecoran beton, dan acuan tersebut harus dibuat sedemikian
hingga di bongkar tanpa merusak permukaan beton jadi ( selesai )
 untuk pengecoran beton pada penunjang dan pondasi acuan tanah dapat
digunakan yang tegantung pada persetujuan Direksi Teknik & Beton akan
didukung oleh galian yang dibentuk dengan baik yang sisi dan dasarnya
dirapikan dengan tangan sampai ukuran yang diperlukan.
 Acuan untuk beton yang dicor dibawah air harus kedap air dan di jamin
kekakuannya untuk mencegah suatu penggeseran.
e. Mengangkut dan menempatkan Beton
 Pengangkutan beton campuran dari tempat penyampuran hingga tempat
pengecoran dilaksanakan secara halus dan secara efisien untuk mencegah
segregasi dan kehilangan bahan-bahan (air, semen, atau agregat)
 Pengangkutan campuran beton dan penempatan dengan peluncur yang
disetujui Direksi Teknik mengenai waktu pengangkutan, panjang dan
kemiringan peluncur serta cara pelaksanaan.
 Penuangan Beton tidak boleh dimulai sampai acuan, penulangan dan
persiapan lainnya telah diselesaikan sesuai dengan persyaratan spesifikasi
dan telah diperiksa serta disetujui oleh Direksi Teknik, untuk keperluan ini
Kontraktor harus memberitahu Direksi teknik paling lambat 24 jam
sebelumnya.
 Beton harus dicampur dan dicor dalam posisi final didalam jangka waktu
60 menit atau dalam waktu yang lebih pendek sebagaimana diminta
Direksi Teknik berdasarkan jenis semen yang digunakan.
 Beton harus dituangkan dalam satu cara hingga tidak terjadi segregasi
agregat, dan tidak ada beton yang harus dijatuhkan secara bebas dari satu
ketinggian lebih besar dari 1,50 meter
 Pengecoran beton harus dilaksanakn sebagai satu pekerjaan yang menerus
tanpa penghentian sampai akhir yang dipersiapkan sebelumnya.
 Beton yang dituangkan untuk konstruksi dengan penulangan yang rapat
dan untuk dinding-dinding beton yang sempit harus ditempatkan dalam
lapisan Horisontal dengan tebal tidak lebih dari 15 cm.
f. Pengecoran Beton dalam Air
Pengecoran beton dalam air hanya akan diizinkan jika ditemukan atau
diminta demikian untuk keperluan perencanaan cara yang harus disetujui
secara tertulis oleh Direksi Teknik dan persyaratan berikut harus diterapkan :
 Dalam semua hal Beton tersebut harus dibatasi dan tidak diizinkan
bercampur dengan air sampai selesai pengecoran dan cara yang harus
dipilih dari :
1. Pengecoran beton dengan pemompaan
2. Pengecoran beton dengan alat tremic
3. Pengecoran beton dengan alat bucket (ember) yang menuang dibawah.
 Peralatan yang digunakan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi
Teknik sebelum digunakan dan bilamana diminta demikian, Kontraktor
harus melaksanakan satu uji coba menunjukkan (memperlihatkan)
keefektifan peralatan tersebut.
 Selama pengecoran harus diberikan perhatian yang menjamin bahwa beton
tersebut tidak tercampuri dengan air karena kesalahan sambungan-
sambungan atau kerusakan alat. Setiap kegagalan akan menjadi tanggung
jawab Kontraktor, yang akan mengambil tindakan pencegahan dan diminta
untuk membongkar dan mengganti beton yang rusak tersebut sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Teknik.
g. Sambungan kontruksi
Lokasi sambungan –sambungan kontruksi bagi setiap struktur harus
ditentukan sebelumnya, dan ditunjukkan pada gambar rencana, serta harus
disetujui oleh Direksi Teknik sebelum mulai pelaksanaan persyaratan umum
berikut ini harus diterapkan :
 Sambungan Kontruksi tidak boleh ditempatkan pada penyambungan pada
bagian – bagian structural kecuali ditentukan lain sebelumnya
 Semua sambungan konstruksi harus tegak lurus kepada garis tegangan
utama dan ditempatkan pada titik-titik dengan geseran minimum.
 Apabila sambungan tegak diperlukan, batang –batang tulangan harus
ditempatkan memotong sambungan-sambungan untuk membentuk
kontruksi yang monolit.
 Sambungan lidah paling sedikit 4 cm dalamnya. Disediakan untuk
sambungan kontruksi dalam dinding plat lantai dan antara kaki-kaki dan
dinding-dinding
 Sambungan kontruksi harus dibuat menembus dinding sayap
 Dalam hal penundaan pekerasan yang tidak terencana dikarenakan hujan
atau kemacetan pemasokan beton, Kontarktor harus menyediakan
tambahan tenaga dan bahan –bahan yang diperlukan untuk membuat
sambungan kontruksi tambahan menurut Perintah direksi Teknik.
h. Pemadatan Beton
 Beton harus dipadatkan dengan mesin penggetar didalam yang disetujui,
apabila diperlukan dilengkapi dengan pemampatan adukan beton
 Pemadatan manual hanya diizinkan jika disetujui dan akan terdiri dari
pemadatan tumbuk (cerucuk) didalam campuran beton dengan tongkat
pemadat bersama-bersama dengan permukaan yang menerus sisi luar
cetakan.
 Pemadatan dengan penggetar dan pemadat tumbuk (cerucuk) harus
dibatasi sampai waktu yang diperlukan untuk menghasilkan pemadatan
yang memasukkan tanpa menyebabkan segregasi bahan-bahan.
 Penggetar didalam harus dilaksanakan dengan memasukkan batang
penggetar kedalam beton cor yang masih segar bebas penulangan. Alat
penggetar harus dimasukkan ke dalam campuran beton sejajar dengan
sumbu memanjang & dan digetar selama 30 detik pada setiap lokasi
berjarak masing-masing 45 cm (lihat PBI 71).
 Jumlah penggetar yang diperlukan harus ditentukan dengan volume beton
yang dicor setiap jam, dengan persyaratan minimum dua penggetar untuk
beton empat meter kubik.
i. Penyelesaian dan Perawatan Beton
 Pembongkaran Cetakan
1. Tidak ada acuan yang boleh di bongkar sebelum beton telah cukup
kaku dan mengeras dan telah meraih kekuatan yang cukup untuk
berdiri (mendukung) sendiri. Harus diperoleh izin dari Direksi Teknik
sebelum pembongkaran berlangsung, namun hal ini tidak boleh
melepaskan tanggung jawab Kontraktor terhadap keselamatan
pekerjaan.
2. Jangka waktu minimum yang memperbolehkan antara pengecoran dan
pembongkaran acuan diberikan pada Tabel 1.12.

Tabel 1.12. Waktu Untuk Membongkar Acuan

Lokasi Dalam
Waktu Minimum Persyaratan Kekuatan
Struktur

Pinggir dinding, Acuan yang didukung


24 Hari
kolom, balok, kerb oleh penyokong atau
perancah lain, 12 – 14
hari tidak Boleh di-
bongkar sampai beton
tersebut telah meraih
Dasar lantai (Slab) 12 - 14 Hari paling sedikit 60%
kekuatan rencana
Dukungan dibawah
14 Hari
gelegar bawah,
balok,rangka atau
lengkungan

3. Untuk memudahkan penyelesaian acuan cetakan yang digunakan pada


pekerjaan hias, tangga, parapet dan lain-lain dapat di bongkar setelah
12 jam.

 Permukaan jadi (selesai)


1. Kecuali diperkenankan lain permukaan beton harus diselesaikan segera
setelah pembongkaran cetakan. Setelah sarana penunjang dari kayu
atau dari logam dan lidah-lidah tonjolan dari adukan harus dibongkar
2. Permukaan yang tidak sempurna harus dibuat bagus hingga disetujui
Direksi Teknik. Apabila ada rongga –rongga besar nampak keluar,
beton harus disambungkan kembali sampai bahan yang keras, dibasahi
dengan air dan dilapisi dengan lapisan adonan semen tipis. Adukan
beton terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian pasir harus
dilapiskan kemudian sampai bentuk permukaan yang diperlukan.
 Perawatan Beton
1. Dimulai segera setelah pengecoran beton harus dilindungi terhadap
hujan lebat, panas matahari, atau setiap kerusakan fisik yang dapat
menggeser beton tesebut.
2. Untuk menjamin pengerasan dan hidrasi, beton harus dirawat dengan
menutup dengan pasir basah, anyaman atau selimut rawatan yang harus
direndam dengan air untuk jangka waktu paling sedikit 3 hari dan
kemudian dirawat dalam keadaan lembab untuk 4 hari berikutnya.
3. Cetakan yang terpasang harus juga dijaga tetap basah.
 Pemeriksaan Akhir Pekerjaan Beton
Pada umumnya, pekerjaan beton tersebut dapat diterima setelah
berumur 28 hari, pada gambar rancangan telah dipenuhi selengkapnya.
Penyimpangan terhadap gambar rancangan, spesifikasi –spesifikasi dan
atau petunjuk-petunjuk Direksi Teknik yang dapat menyebabkan
kesalahan atau kerusakan kepada pekerjaan –pekerjaan yang dimaksud dan
memerlukan beton tersebut harus dibongkar dan harus diperbaruhi
merupakan tanggung jawab kontraktor dan biaya untuk perbaikan atau
pembaharuan harus sepenuhnya ditanggung oleh kontraktor.
12. Pengendalian Mutu
a. Pengujian-pengujian Laboratorium
Pengujian-pengujian laboratorium berikut ini harus merupakan rujukan
dan pengujian-pengujian dilaksanakan seperti diperintahkan oleh Direksi
Teknik untuk memenuhi persyaratan-persyaratan spesifikasi ini.

Tabel 1.13. Pengujian Laboratorium Untuk Beton


Referensi Test
Test Tipe
AASTHO Bina Marga

Untuk memenuhi persyaratan


Analisa saringan
gradasi menentukan ukuran dan dis-
agregat halus dan T 27 PB 0201 -76
tribusi partikel agregat kasar dan
kasar
agregat halus

Menentukan kekeruhan organic den-


Kekeruhan or-
gan menggunakan larutan Sodium
ganic dalam pasir T 21 PB 0207 -76
Hydroxida dan mengacu kepada
untuk beton
penyelesaian (solusi) warna standart

Jumlah bahan- Menentukan total volume bahan-ba-


bahan yang lebih han yang lebih halus dari 0,075 mm
halus dari T 11 PB 0208 -76 Catatan : Mungkin diperlukan pen-
saringan 0,075 erapan prosedur bash dan prosedur
dalam agregat kering di bawah T 27
Mutu air yang
Penetuan keasaman dan alkalinitas,
harus digunakan
total zat pada dan inorganic
dalambeton
T 26 dan Menetukan dengan % gumpalan
gumpalan lem- PB 0301 -76
T 112 lempung dan partikel-partikel peca-
pung dan partikel
han dasar agregat halus (setelah pen-
pecahan dalam
gujian T11)
agregat

Kekerasan agre-
gat oleh penggu-
Menentukan kekerasan agregat ter-
naan sodium Sul- T 104 -
hadap kerusuhan cuaca
fat dan Magne-
sium Sulfat

Ketahan terhadap
abrasi agregat
kasr ukuran kecil Tes abrsai untuk agregat kasr < 37,5
T 96 PB 0206 -76
dengan menggu- mm
nakan mesin Los
Angeles

Pengujian kekuatan tekan contoh ba-


Kekuatan tekan han beton pada 7 hari dan 28 hari
contoh uji beton T 22 - memenuhi persyaratan spesifikasi 9
Silinder tabel referensi 6.4.3 (3) dan 6.4.3.
(4)
b. Pengendalian Lapangan
Pengujian –pengujian pengendalian lapangan berikut ini harus
dilaksanakn untuk memenuhi persyaratan spesifikasi. Memotong suatu contoh
bahan inti beton dan pemulihannya harus dikerjakan oleh Kontraktor
memenuhi perintah dan berdasarkan persetujuan oleh Direksi Teknik.
Tabel 1.14. Persyaratan Pengendalian Lapangan
Test Pengendalian Prosedur

Pemeriksaan setiap hari untuk persiapan pekerjaan galian,


Mengecor dan mer-
cetakan, penulangan, dan untuk pemadatan penyelesaian,
awat beton
serta perawatan

Pemeriksaan setiap hari catatan-catatan dan jadwal kerja


Pembongkaran
Kontraktor, pemriksaan dan persetujuan untuk pem-
cetakan
bongkaran

Test-test pengendalian yang sederhana harus dilakukan


Test untuk pengem-
jika diminta oleh Direksi Teknik untuk menentukan kan-
bangan agregat halus
dungan air dalam agregat sebelum pencampuran

Test slum untuk


kekentalan dan kemu-
dian dikerjakan, cam- Test penurunan (slump) untuk setiap takaran besar hasil,
puran Beton basah beton, dan seperd serta jika diminta oleh Direksi Teknik
AASTHO – T119 PC
0101 – 7
Satu test kekuatan tekan (dengan tiga contoh bahan uji)
yang harus dilakukan untuk setiap, 60 m3 beton campuran
yang di cor. Sebagai tambahan paling sedikit satu test un-
Test kekuatan beton
tuk setiap bagian struktur yang terpisah. Dimana mutu be-
AASTHO – T22
ton menjadi perselisihan, contoh bahan uji inti harus,
dipotong dan di uji seprti di perintahkan oleh Direksi
Teknik

Test agregat halus


halus gumpalan lem- Test untuk dilakukan seperd dan jilm diperintahkan oleh
pung dan pertikel-par- Direksi Teknik, untuk memriksa mutu, agregat halus :
tikel percobaan atau pasir yang digunakan di lapangan.
AASTHO- T 112

13. Cara Pengukur Pekerjaan


a. Volume beton yang harus diukur untuk pembayaran haruslah jumlah dalam
meter kubik beton yang digunakan dan diterima didalam pekerjaan yang
sesuai dengan ukuran – ukuran yang ditunjukkan pada gambar rencana beserta
kelas-kelas beton atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik. Tidak ada
pengurangan volume beton yang diambil beserta pipa atau barang lain yang
ditanam seperti penulangan penghentian air (water stop), lubang-lubang
drainase dan pipa-pipa berdiameter 20 cm atau kurang.
b. Beton yang haru dicor dan diterima untuk pengukuran dan pembayaran,
seperti :
 Beton bertulang struktural kelas K-175 : K-225 : K-275 : K-350 dan K-400
(kelas yang sebenarnya harus dicantumkan dalam daftar penawaran)
 Beton tidak bertulang kelas K-125 dan B - 0
c. Tidak ada tambahan kelonggaran atau pengukuran akan dibuat untuk galian
atau pekerjaan persiapan lainnya bagi acuan cetakan perancah untuk balok-
balok dan slab (lantai) dengan panjang 5 meter atau kurang pemompaan,
penyelesaian perawatan, penyediaan lubang lepas dan kembali terhadap
struktur beton yang baru saja selesai. Semua pekerjaan-pekerjaan yang
berhubungan dengan penyelesaian untuk penawaran untuk pekerjaan beton.
d. Akan disediakan secara terpisah untuk pengukuran dan pembayaran lain bagi
pekerjaan cetakan yang digunakan dalam pelaksanaan beton yang sesuai
dengan item, Volume baja tulangan, bahan filter porous dan item pembayaran
lain yang digunakan dalam pekerjaan tersebut tidak boleh diukur untuk
pembayaran dibawah bab ini tetapi akan diukur dan dimasukkan untuk
pembayaran terpisah yang disediakan ditempat lain dalam spesifikasi ini
e. Apabila perbaikan-perbaikan pekerjaan beton yang tidak memuaskan telah
diperintahkan sesuai dengan Sub BAB 1.19.1. (8) spesifikasi ini tidak ada
pembayaran tambahan yang dibuat
f. Untuk pekerjaan extra (tambahan) atau volume yang diperlukan bagi
perbaikan–perbaikan tersebut.

4.1.2. Pekerjaan Baja Tulangan untuk Beton


1. Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pemotongan, pembengkokan dan
pemasangan batang baja tulangan dan pengelasan anyaman batang baja untuk
penulangan beton sesuai dengan spesifikasi dan gambar atau yang diperintahkan
oleh Direksi Teknik.

2. Toleransi
a. Fabrikasi
Pembengkokan batang baja dan fabrikasi harus dilaksanakan betul-betul
sesuai dengan persyaratan PBI 1971 ( NI – 2).
b. Kelonggaran penempatan
 Jarak antara penulangan yang sejajar tidak boleh kurang dari diameter
batang atau ukuran maksimum, agregat kasar ditambah 1 cm dengan
minimum 3,0 cm dipilih mana yang lebih besar.
 Apabila penulangan dalam balok terdiri dari lebih satu lapis batang,
penulangan lapis atas diletakkan tepat di atas lapis bawah penulangan
dengan ruang bebas / jarak vertical minimum 2,5 cm.
c. Selimut beton (terhadap tulangan)
 Batang tulangan baja harus diletakkan sedemikan sehingga, selimut beton
minimum menutupi pinggir luar penulangan, diberikan pada Tabel 1.15.
untuk beberapa macam kondisi yang didapat :
Tabel 1.15. Selimut Beton Sampai Penulangan

Ukuran batang Permukaan beton Permukaan beton


Permukaan beton
tulangan yang yang dapat dili- terbuka dibawah
tidak terbuka
harus ditutup hat air permukaan air

Batang dia 16
3,5 cm 4,0 cm 5,0 cm
mm

lebih kecil
batang diatas dia 4,5 cm 5,0 cm 6,0 cm
16

 Ukuran batang tulangan yang harus ditutup Permukaan beton yang dapat
dilihat Permukaan beton tidak terbuka Permukaan beton terbuka dibawah
air permukaan air
 Ukuran toleransi penutup tulangan harus 5 mm
 Untuk beton bertulang di bawah muka air yang tidak dapat dijangkau
(dilihat) atau beton yang akan digunakan untuk persyaratan kotoran atau
cairan yang membuat karat, penutup minimum harus ditambahkan menjadi
7,5 cm.
3. Penyerahan-penyerahan
a. Paling sedikit 14 hari sebelum dimulainya pekerjaan, kontraktor harus
menyerahkan kepada Direksi Teknik untuk disetujui, rincian diagram
pembengkokan dan daftar batang untuk penulangan yang diisyaratkan.
Rincian ini harus sesuai dengan gambar pelaksanaan yang disediakan untuk
kontrak atau seperti petunjuk Direksi Teknik
b. Kontraktor juga menyediakan daftar sertifikat pabrik pembuat yang
memberikan mutu barang –barang tulangan dan berat satuan dalam kilogram
tiap ukuran dan mutu batang atau dengan baja yang dilas diigunakan dalam
pekerjaan.
4. Penyimpanan dan penanganan
a. Kontraktor harus mengirim baja penulangan ke lapangan pekerjaan diikat dan
masing-masing ditandai yang sesuai dengan peruntukannya, menunjukkan
ukuran batang panjang, ukuran dan informasi lainnya yang diperlukan untuk
identifikasi yang baik
b. Kontraktor harus menangani dan menyimpan semua batang tulangan dengan
cara yang baik untuk mencegah distorsi (terbengkokkan), karat, atau
kerusakan yang lain.
5. Perbaikan kualitas baja atau penanganan yang tidak memuaskan
a. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memastikan ketepatan daftar
batang dan diagram pembengkokan dan untuk meyakinkan bahwa daftar
urutan dipakai secara benar. Baja tulangan yang disediakan yang tidak sesuai
dengan persyaratan sebenarnya atau spesifikasi, harus ditolak dan diganti atas
biaya kontraktor.
b. Baja tulangan dengan setiap kerusakan berikut harus tidak diizinkan didalam
pekerjaan.
 Panjang batang, ketebalan dan bengkok yang melebihi toleransi fabrikasi
yang diuraikan dalam PBI 1971 (NI–2).
 Baja tulangan tidak sesuai dengan diagram pembengkokan atau daftar
barang kecuali dimodifikasi atas permintaan Direksi Teknik.
 Baja tulangan karatan atau rusak dan ditolak Direksi Teknik.
c. Kontraktor harus menyediakan fasilitas di lapangan bersama dengan
pengadaan batang –batang lurus untuk pembuatan dan penggandaan baja
tulangan yang ditolak oleh Direksi Teknik atau sebaliknya ditemukan tidak
baik untuk digunakan. Di dalam kesalahan fabrikasi batang harus tidak
dibengkokkan kembali atau diluruskan kembali tanpa persetujuan Direksi
Teknik atau dilakukan dengan lain cara yang merusak atau melemahkan baja.
Pembengkokan ulang barang harus dilakukan dengan cara dingin dan tidak
boleh digunakan batang yang sudah dibengkokkan lebih dari dua kali tempat
yang sama.
6. Bahan-bahan
a. Batang baja penulangan
 Batang baja penulangan adalah polos atau batang ulir sesuai dengan
persyaratan PBI 1971 (NI-2). Kecuali dinyatakan lain mutu baja yang
digunakan untuk beton bertulang harus mutu U-24 dengan tegangan leleh
2400 kg/cm2.
 Catatan : untuk baja yang lebih tinggi akan digunakan hanya apabila
dinyatakan secara khusus dalam Daftar Penawaran.
 Baja penulangan harus didapat dari pabrik pembuat yang disetujui dan
harus disertai dengan sertifikat pengujian yang memastikan kecocokan
mutu. Jika mutu baja diragukan, Direksi Teknik dapat meminta baja
tersebut untuk diuji.
 Baja penulangan harus disediakan bersih dan bebas dari debu, Lumpur,
minyak, gemuk, atau karat.
b. Penulangan anyaman baja
Anyaman baja untuk penggunaan sebagai penulangan beton harus kawat
baja dilas pabrik sesuai dengan AASTHO M 55 dan harus diadakan dalam
lembar rata atau gulungan seperti yang disyaratkan oleh Direksi Teknik.
c. Penopang (ganial) yang digunakan untuk menahan penulangan di tempatnya
harus terbuat dari batang kawat ringan atau dengan menggunakan blok beton
pencetak (3x3 cm) dibuat dari ukuran semen (1:2). Tidak ada jenis lain
penopang akan diizinkan kecuali seizin Direksi Teknik.
d. Kawat pengikat penulangan
Kawat ikat yang digunakan untuk pengikatan dan pengamana batang
tulangan baja harus kawat baja sesuai dengan PBI 1971 (NI-2) dan disetujui
Direksi Teknik.
7. Pelaksanann Pekerjaan
a. Fabrikasi baja tulangan
Batang baja tulangan harus dipotong menurut panjang yang diperlukan
dibengkokkan secara hati-hati menurut bentuk dan ukuran yang diminta,
batang tulangan mutu tinggi tidak boleh dibengkokkan 2 kali. Pemanasan
batang tulangan harus dilarang, kecuali apabila disetujui oleh Direksi Teknik,
dimana harus sampai pada pemanasan minimum atau dilaksanakan dengan
kemungkinan yang paling rendah. Apabila jari-jari pembengkokkan untuk
batang tulangan tidak ditunjukkan didalam gambar rencana, ia harus paling
sedikit 5 kali diameter batang yang bersangkutan (untuk U 24) atau 6,5 kali
diameter batang yang bersangkutan (untuk mutu yang lebih tinggi). Kait begel
harus dibengkokkan sesuai dengan PBI 1971 (NI-2).
b. Penempatan dan pengikatan
 Penulangan harus segera dibersihkan sebelum penggunaan, untuk
menjamin kondisi pengikatan yang baik.
 Penulangan harus ditempatkan dengan tepat sesuai dengan gambar dan
petunjuk Direksi Teknik dan didalam batas toleransi yang diuraikan pada
Pasal 1.19.2. (2) dalam keadaan apapun, penulangan dilarang terletak
langsung diatas acuan / cetakan
 Batang baja penulangan harus diikat bersama dengan kokoh untuk
menghindari perpindahan tempat selama penuangan dan penempatan
beton. Pengelasan batang bersilang atau begel kepada baja tegangan utama
tidak diizinkan.
 Penyambungan batang baja penulangan harus disesuaikan dengan PBI dan
diraikan lebih lanjut di bawah ini:
1. Semua baja tulangan harus dipasang menurut panjang sepenuhnya
seperti dinyatakan dalam gambar penyambungan batang baja. Kecuali
apabila ditunjukkan lain pada gambar, tidak akan diizinkan tanpa
persetujuan Direksi Teknik.
2. Apabila sambungan betindih (lapped slice) disetujui panjang tindihan
harus 40 kali diameter dan batang – batang harus dilengkapi dengan
kait.
3. Pengelasan batang baja tulangan tidak diizinkan kecuali terinci pada
gambar atau diizinkan secara tertulis oleh Direksi Teknik.
c. Kawat ikat harus kokoh dengan akhir puntiran menghadap kedalam beton.
d. Tulangan anyaman baja harus ditempatkan dalam arah memanjang, sepanjang
yang dapat dilaksanakan, dengan penyambungan panjang bertindih selebar
satu anyaman penuh. Anyaman harus dipotong untuk memasang siku-siku dan
bukaan-bukaan dan harus diberikan pada sambungan – sambungan antara slab
(lantai).
8. Cara pengukuran pekerjaan
a. Jumlah baja tulangan yang harus diukur untuk pembayaran akan ditentukan
sebagai jumlah kilogram selesai dipasang dan diterima oleh Direksi Teknik.
Jumlah kilogram batang baja penulangan yang dipasang akan dihitung dengan
total panjang yang sebenarnya dalam meter batang terpasang dikalikan berat
satuan yang disetujui dalam kilogram tiap meter panjang batang. jumlah
kilogram anyaman baja yang dilas terpasang harus dihitung dengan total
panjang yang sebenarnya dalam meter persegi dikalikan dengan satuan berat
yang disetujui dalam kilogaram tiap meter persegi anyaman baja. Berat satuan
yang disetujui oleh Direksi Teknik harus didasarkan kepada berat normal yang
disediakan oleh pabrik pembuat baja.
b. Kawat ikat jepit, pemisah dan penopang lain yang digunakan untuk
penempatan dan pemasangan baja penulangan ditempat tidak boleh
dimasukkan dalam berat yang harus dibayar.
c. Penulangan yang digunakan untuk pembuatan gorong-gorong pipa atau pada
suatu konstruksi lainnya, untuk mana dibuatkan penyediaan yang terpisah bagi
pembayaran, tidak boleh diukur untuk pembayaran di dalam bab ini.

4.1.3. Siar (Adonan) Semen


1. Umum
a. Uraian
 Pekerjaan ini terdiri dari produksi dan pemasangan siar (adonan) semen
untuk digunakan dalam pasangan batu pekerjaan-pekerjaan drainase,
pekerjaan beton dan struktur lainnya yang diperlukan dalam spesifikasi ini.
b. Syarat –syarat pemakaian
 Adonan semen harus digunakan sesuai dengan toleransi batasan cuaca dan
penjadwalan pekerjaan yang tepat terhadap bagian-bagian yang pokok dari
spesifikasi ini.
c. Contoh Bahan
 Dua contoh agregat yang digunakan dalam adonan semen harus diserahkan
kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan selama paling
lambat 14 hari sebelum pekerjaan dimulai bersama – sama dengan rincian
sumber hasil data uji yang sesuai dengan persyaratan untuk gradasi dan
syarat – syarat mutu yang diberikan dalam Spesifikasi ini atau seperti yang
ditunjukkan lebih lanjut oleh Direksi Teknik.
 Tidak ada perubahan dalam sumber pengadaan atau kualitas agregat dibuat
tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan demikian harus
disertai dengan penyerahan contoh – contoh bahan dan laporan pengujian
untuk pemeriksaan dan persetujuan lebih lanjut seperti diatas.
2. Bahan – bahan dan campuran
a. Bahan – bahan
 Semen
Semen yang digunakan untuk adonan campuran semen persyaratan
AASHTO M85 Type I. Semen Portland biasa dinyatakan lain dalam daftar
penawaran atau diperintahkan di lapangan oleh Direksi teknik.
 Agregat halus untuk adonan
Agregat halus terdiri dari pasir alam bersih (kalau perlu dicuci sebelum
digunakan), bagian halus dari batu atau kerikil pecah dan harus mematuhi
batas – batas gradasi pada Tabel 1.16. berikut
Tabel 1.16. Persyaratan Gradasi Agregat Halus

Persentase Lolos Atas Berat


Ukuran Ukuran Maksimum Nominal
Catatan
saringan

9,5 mm 1,75 mm
9,50 100 -
4,75 95 - 100 100 Gradasi yang lebih kasar akan
2,36 - 95 - 100 digunakan untuk adonan
1,18 45 - 80 - pengisi rongga yang besar dan
0,30 10 - 30 - untuk sambungan lebih tebal
0,15 2 - 10 Maksimum 25 dari 13 mm
0,075 - Maksimum 10

b. Syarat – syarat kualitas untuk agregat halus diberikan pada Tabel 1.17.
Direksi akan menerapkan syarat – syarat ini sampai seluas yang diperlukan
untuk jenis khusus dan lokasi pekerjaan.

Tabel 1.17. Syarat – Syarat Kualitas Agregat Halus

Uraian Test AASHTO Batas Test


Kekeruhan orga-
Melewati harga
nis dalam pasir
T 21 standar warna
(Test Sodium
(kuning gading)
Hidrixide)

Kekerasan agre- Kehilangan tidak


gat (Test Sidium T 104 lebih dari 10%
Sulphate) atas berat

Persen gumpalan
Maksimum 1%
lempung dan par- T 112
atas berat
tikel serpih

3. Kapur Hidrasi
a. Kapur hidrasi harus diperoleh dari sumber pengadaan yang disetujui dan
mematuhi persyaratan standar konstruksi PBI N. 1-7 (syarat –syarat untuk
kapur bahan bangunan).
b. Bila diminta demikian oleh direksi teknik, sebuah tes kekuatan kapur hidrasi
dengan pasir (1 : 3) akan memberikan kekuatan hancur 15 kg/cm2 sesudah 7
hari.
4. Air yang digunakan untuk pencampuran adonan semen harus bersih dan bebas
dari benda – benda kotoran – kotoran lain yang membahayakan campuran.
5. Campuran
Adonan harus sebanding (proporsional) dan memenuhi persyaratan berikut :
a. Adonan semen yang digunakan untuk penyelesaian atau perbaikan cacat–cacat
dalam pekerjaan beton dan untuk penyambungan pipa–pipa beton,
sebagaimana diperlukan dibawah bagian yang relevan dari spesifikasi ini
terdiri dari semen dan agregat halus dicampur dalam perbandingan satu bagian
semen terhadap dua bagian agregat halus atas volume. Sejumlah air yang
cukup harus ditambahkan untuk memungkinkan penanganan campuran
tersebut dengan satu rasio maksimum air semen sekitar 0.65 dan adonan
tersebut akan melebihi kekuatan desak yang memenuhi persyaratan beton.
b. Adonan yang digunakan untuk penanaman (pemasangan) dan menyambung
pasangan batu akan terdiri dari satu bagian semen terhadap tiga bagian agregat
halus, untuk mana kapur hidrasi dapat ditambahkan dalam satu jumlah yang
sama dengan 10% volume semen. Sejumlah air yang cukup harus
ditambahkan untuk membedakan campuran yang dapat ditangani dan bila diuji
adonan tersebut akan memiliki kekuatan desak tidak kurang dari 50 kg/cm2
pada 28 hari.
6. Pencampuran dan Pengecoran
a. Agregat dan semen harus diukur dan dicampur kering dalam mixer
(pencampuran) beton atau dengan tangan diatas dasar yang cocok sampai
dihasilkan satu campuran yang warnanya merata. Kemudian ditambahkan air
yang cukup untuk satu campuran baik dan pencampuran berlanjut selama 5 –
10 menit sampai didapatkan kekentalan yang diminta.
b. Adonan harus diproduksi dalam volume yang cukup untuk pemakaian segera
dan tambahan dapat diberikan (dalam jangka waktu 30 menit dari waktu
pencampuran) bila diminta demikian untuk mempertahankan satu campuran
yang mudah ditangani. Akan tetapi adonan yang tidak digunakan di dalam 45
menit sesudah pencampuran harus dibuang.
7. Penempatan (Pemasangan)
a. Permukaan yang menerima adonan harus dibersihkan dari setiap bahan lepas,
atau benda – benda lain yang harus dibuang dan kemudian dibasahi dengan air
sebelum adonan tersebut dipasang.
b. Bilamana digunakan sebagai permukaan jadi (selesai), adonan tersebut harus
dipasang pada permukaan yang basah dan bersih dalam ketebalan yang
menyediakan satu lapisan pelindung permukaan setebal 1.5 cm dan harus
dikulir sampai satu permukaaan yang halus dan rata.
8. Pengendalian mutu
a. Test Laboratorium
Tes laboratorium yang dapat diterima untuk agregat halus harus dilaksanakan
oleh kontraktor sesuai dengan petunjuk direksi teknik untuk menentukan
gradasi dan kondisi mutu sebagaimana ditentukan di bawah spesifikasi ini.
b. Pengendalian Lapangan
Direksi teknik dapat meminta kontraktor untuk melaksanakan suatu tes
pelaksanaan di lapangan yang dipandang untuk menjamin dipatuhinya
spesifikasi ini.

5. PEKERJAAN LAIN-LAIN

5.1. Pembuatan Rambu Pengaman


b) Penyedia jasa/kontaktor diharapkan agar memasang pagar pengaman pada
pelaksanaan berlangsung untuk meminimalisir hal yang tidak diinginkan.Sesuai
dengan spesifikasi dan bahan bahan yang tertera didalam RAB.
c) Pagar pengaman wajib ditempatkan pada jarak tertentu sebelum tempat
pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan lalu-lintas, cuaca dan keadaan jalan
yang disebabkan oleh adanya pelaksanaan.
d) Jarak antara Pagar Pengaman dan pekerjaan, dapat dinyatakan dengan papan
tambahan apabila jarak antara rambu dan permulaan bagian jalan yang berbahaya
tersebut tidak dapat diduga oleh pemakai jalan dan tidak sesuai dengan keadaan
biasa.
e) Dalam Pelaksanaan pada malam hari agar pihak kontraktor menyediakan rambu
rambu yang sesuai.
f) Pembuatan Pagar Pengaman terdiri dari seng gelombang (0,8 x 1,50 m) 6 lembar,
Kayu meranti kaso 4/6, Paku asbes, Cat meni besi, dan Lampu Warning Light
Dia. 4" (220 Volt AC) Warna Kuning + Instalasi.

5.2. Pembongkaran Pasangan Lama


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, alat - alat dan pengangkutan
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pembongkaran pasangan
lama seperti tertera pada gambar rencana dan juga pembersihan lokasi pembongkaran
dari sisa material lama.
Pekerjaan bongkaran dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Pembongkaran harus dilaksanakan secara tertib dan hati-hati sehingga tidak
merusak bagian lainnya yang tidak semestinya dibongkar dan tidak
membahayakan manusia, baik orang lain, personel yang terlibat dalam
pelaksanaan ini maupun pekerjaannya sendiri.
b) Semua Material bekas bongkaran di buang di areal lokasi pekerjaan.

5.3. Pembongkaran Beton


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, alat - alat dan pengangkutan
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pembongkaran pasangan
lama seperti tertera pada gambar rencana dan juga pembersihan lokasi pembongkaran
dari sisa material lama.
Pekerjaan bongkaran dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Pembongkaran harus dilaksanakan secara tertib dan hati-hati sehingga tidak
merusak bagian lainnya yang tidak semestinya dibongkar dan tidak
membahayakan manusia, baik orang lain, personel yang terlibat dalam
pelaksanaan ini maupun pekerjaannya sendiri.
b) Semua Material bekas bongkaran di buang di areal lokasi pekerjaan.

5.4. Dewatering
1. Pada bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksanakan, areal
pekerjaan kedang-kasang suatu saat tidak bisa bebas sama sekali dari adanya air.
Pada keadaan ini, Kontraktor diwajibkan menmgeringkan atau membebaskan
areal pekerjaan yang akan dipakai sebagai kedudukan konstruksi dari genangan air
atau pengaruh air, karena bisa menyebabkan turunnya kualitas pekerjaan akibat
pengaruh air tersebut. Pada prinsipnya selama amsa pelaksanaan pekerjaan, semua
lokasi yang akan dipakai sebagai kedudukan bangunan harus dijaga agar tetap
kering, bebas dari genangan ataupun rembesan air.
2. Pekerjaan pengeringan yang dimaksud di sini adalah, termasuk sistem drainase
lingkungan pekerjaan, sehingga tidak menimbulkan dampak yang negatif terutama
pada masyarakat dan lingkungan setempat.
3. Untuk pekerjaan-pekerjaan menurut sifatnya dipandang oleh Pemilik Pekerjaan
tidak diperlukan adanya sistem pengeringan khusus maka semua biaya yang
timbul akibat pekerjaan pengeringan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan
beban ker, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “Overhead” pada analisa
harga satuan pekerjaan.
4. Pada jenis pekerjaan yang dipandang oleh Pemilik Pekerjaan memerlukan adanya
konstruksi pengertian sifatnya khusus dan memerlukan penanganan tersendiri,
maka perhitugan volume dan pembayaran untuk pelakasannaan pekerjaan
pengeringan tersebut diatas, diperhitungkan dalam satuan (unit) M’ untuk
pekerjaan “coferring” atau “kisdam” dan Lump sum untuk pekerjaan
“dewatering”, sedangkan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan, sudah harus
meliputi upah tenaga, bahan material yang dipakai peralatan yang dipergunakan,
“Overhead” dan keuntungan Kontraktor.

5.5. Pembuatan KISDAM tinggi 1,0 m tebal 0,6 m


1. Umum
a. Uraian
Pada bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksanakan,
areal pekerjaan kadang-kadang suatu saat tidak bisa bebas sama sekali dari
adanya air. Pada keadaan ini, Kontraktor diwajibkan mengeringkan atau
membebaskan areal pekerjaan yang akan dipakai sebagai kedudukan
Konstruksi dari genangan air atau pengaruh air, karena bisa menyebabkan
turunnya kualitas pekerjaan akibat pengaruh air tersebut. Pada prinsipnya,
selama masa pelaksanaan pekerjaan, semua lokasi yang akan dipakai sebagai
kedudukan bangunan harus dijaga agar tetap kering, bebas dari genanan
ataupun rembesan air.
b. Bahan Material
 Bahan utama dari pembuatan Kisdam ini yakni Bambu Ori dan Gedeg
Guling
 Bambu yang dipakai sesuai dengan analisa RAB.
 Gedeg yang digunakan harus gedeg yang baru dan bagus,untuk hal ini
kontraktor harus mendapat persetujuan dari Pengawas dan Direksi.
 Kawat Ikat diameter 4 mm.
 Karung glangsing dan tanah pengisi
c. Pelaksanaan Pemasangan Kisdam
 Kisdam dipasang memanjang sepanjang saluran yang akan dikerjakan.
 Jarak titik tanam bambu ori ( sebagai penguat kisdam ) arah melintang
sejarak 60 cm, serta arah memanjang sejarak 100 cm.
 Bagian dalam bambu ori dipasang gedeg guling setinggi 1 meter dan diikat
dengan kawat pada bambu ori dari dasar saluran, dan bagian dalam
tersebut disi tanah yang diambil dari saluran, sehingga air tidak dapat
masuk pada area yang akan dikerjakan.
 Khusus pekerjaan pengerukan lumpur, digunakan kisdam sandbag dengan
ukuran tinggi 1,00 – 2M’
.
5.6. Pembersihan Lapangan / Lokasi
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pembersihan lingkungan area kerja
selama proyek berlangsung termasuk material yang harus dibuang di areal lokasi
pekerjaan sesuai dengan petunjuk Direksi pekerjaan.Setelah pelaksanaan pekerjaan
selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus dibersihkan dari sisa-sisa semua
material yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan dirapikan kembali. Semua biaya
yang timbul akibat pekerjaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “Overhead” pada analisa
harga satuan pekerjaan.

6. PEKERJAAN PINTU AIR


6.1. Pengadaan + Pemasangan Pintu Air
1. Bahan dan Mutu

Baja konstruksi yang berupa plat dan profil serta baut, keling, dan washer harus
baik, baru dari pabrik yang resmi dan setaraf dengan S.t dan U.st.36-1
Besi ruang harus bebas cacat / retak.
Baut dan keling yang tersentuh air harus digalvanisir.
Las harus dikerjakan dengan halus, rapi, penuh dan bersih dan kawat las menggunakan
“Unimatic” 6000 (AC-DC) dengan kekuatan tarik 4.760 kg/cm2 atau type yang sama.
Pintu harus dibuat dengan konstruksi las yang sempurna. Daun pintu untuk bagian (sisi)
hulu harus dipotong tepat ukuran. Palang sisi dan horizontal harus diklem kuat pada
permukaan plat sehingga pada waktu selesai mengelas jarak antara plat dan batang
tidak lebih dari 1 mm. Bagian batang / palang yang dilas pada daun pintu, las harus
menerus didua sisi sehingga tidak ada air yang bocor.
Pintu harus diserahkan komplit dengan segala kelengkapannya, plat dinding,
rangka,ambang, tangkai ulir, gear dan material lain yang dibutuhkan. Semua bagian dari
pintu harus cocok dengan gambar kontrak.
Setelah memasang rangka, semua harus ditambah kuat pada bangunan dengan baut
berjangkar, dan semua rongga yang ada antara rangka dan bangunan harus diisi mortar
semen PC : pasir = 1:3 sampai Direksi Pekerjaan menganggap cukup.
Semua pembuatan pintu harus sedemikian hingga pintu bebas dari puntiran, bengkok
dan deformasi lain menurut anggapan Direksi Pekerjaan.
Semua bagian harus dibuat secara presisi sesuai standart industri untuk memudahkan
perakitan, pemasangan dan pemindahan. Semua dimensi yang ada digambar adalah
minimum. Dalam pembuatan harus dilebihi ukurannya.
2. Pemasangan
a. Penyedia jasa harus memasang semua bagian dari Pekerjaan seperti pada gambar
kerja yang disetujui atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan ditempat Pekerjaan, termasuk
semua alat-alat pelengkap seperti baut jangkar, penahan, seal (penguat) dan sebagainya.
b. Semua bagian yang ditanam dalam beton harus ditumpu kuat dan diteliti sebelum dan
selama pengecoran. Dinding plat, sandaran, dan ambang harus digrouting sesudahnya
seperti ditunjukkan pada gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan. Grouting harus
dilaksanakan dengan metode yang disetujui Direksi Pekerjaan dan harus menjamin
kesatuan yang utuh.
c. Pada penyelesaian Pekerjaan semua bagian harus dibersihkan dan dirapikan oleh
penyedia jasa. Penyedia jasa harus memindahkan semua kelebihan bahan-bahan dari
tempat Pekerjaan atau seperti ditunjukkan Direksi Pekerjaan. Semua Gear reducer
tertutup harus diisi secukupnya dengan minyak pelumas, sesuai syarat-syarat dari
pabrik. Gear reducer terbuka harus diberi gemuk kwalitas baik pada giginya. Semua
pelumas dan zat pencuci harus disediakan penyedia jasa tanpa tambahan biaya.
d. Penyedia jasa harus menyediakan persediaan pelumas yang cukup untuk jangka
waktu pemeliharaan selama setahun untuk semua bagian Pekerjaan dari kontrak ini.
Roda gigi kuningan, bidang-bidang baja yang dikerjakan halus, dan bidang-bidang baja
yang setelah pemasangan dilokasi akan bersentuhan secara putat atau geger dan juga
tali-tali kawat tidak akan dicat.
Setelah pembersihan selesai, maka bidang-bidang demikian harus dilapisi dengan
lembaran plastik untuk menjaga terhadap kerusakan kecil dan korosi selama
pengangkutan dan penyimpanan di lokasi. Selimut plastik ini dilepas sebelum peralatan
itu dipasang.
Jika tidak ditentukan lain, bahan cat harus memenuhi Standar Nasional Indonesia
PUBI-1982. Semua bahan harus diperoleh dari pabrik yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan dan contoh dari tiap-tiap cat dan bahan campuran yang diusulkan untuk
dipakai, harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan pesetujuan.
Bahan yang harus dikirim ketempat Pekerjaan dalam kaleng atau drum dengan segel
yang masih utuh. Cat yang telah kadaluwarsa, seperti yang dituliskan pada kaleng tidak
boleh dipakai, bahan diaduk dibawah pengawasan seorang mandor yang berwenang
dengan cara dibenarkan oleh Direksi Pekerjaan dan tidak boleh diberikan kepada tukang
cat sebelum cat dan bidang yang akan dicat selesai dipersiapkan betul-betul. Seluruh
Pekerjaan, harus diselesaikan dalam warna dan corak seperti warna dari tiap-tiap
lapisan cat.
3. Test dan Garansi
a. Pada saat penyelesaian Pekerjaan, peralatan harus siap untuik ditest, dihadapkan ke
Direksi Pekerjaan sebelum penyerahannya untuk membuktikan bisa dioperasikan
dengan memuaskan. Jika ada bagian dari Pekerjaan gagal dioperasikan sesuai ketentuan
Direksi Pekerjaan, beberapa perubahan harus dikerjakan oleh penyedia jasa sesuai
ketentuan Direksi Pekerjaan tanpa pembayaran extra.
b. Pada saat penyerahan Pekerjaan, penyedia jasa harus menyerahkan garansi tertulis
selama jangka waktu 1 tahun untuk semua Pekerjaan, meliputi perbaikan dari semua
kekurangan dan kerusakan yang terjadi dalam jangka waktu tanpa biaya tambahan.

Anda mungkin juga menyukai