A. Pekerjaan Persiapan
B. Pekerjaan Beton
B.1. Umum
a. Pemberian pekerjaan meliputi : Pengadaan, pengelolaan, mendatangkan, pengangkutan semua
bahan, pengerahan tenaga kerja, mengadakan, mobilisasi alat pembantu dan sebagainya yang
pada waktu umumnya langsung atau tidak langsung termasuk di dalam usaha menyelesaikan
degan baiak dan menyerahkan pekerjaan yang sempurna dan lengkap, disini juga dimaksudkan
pekerjaan-pekerjaan ataupun bagian pekerjaan yang walaupun tidak jelas disebutkan di dalam
RKS dan gambar-gambar tetapi masih berada dalam bidang pembangunan haruslah
dilaksanakan selanjutnya sesuai dengan petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas.
b. Lapangan pekerjaan dalam keadaan pada waktu penawaran, termasuk segala segala sesuatu
yang berada didalamnya direshkan tanggung jawabnya kepada Kontraktor dengan Berita Acara
penyerahan Lapangan.
c. Oleh Kontraktor pekerjaan haruslah diserahkan dengan sempurna dalam keadaan selesai dan
berfungsi baik sesuai dengan yang disyaratkan.
d. Kontraktor wajib mentaati dan melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab
berdasarkan syarat-syarat dn uraian-uraian di dalam RKS, Risalah Rapat Pemberian Penjelasan,
Gambar-gambar yang ada maupun gambar-gambar susulan selama pelaksanaan, petunjuk-
petunjuk teknis maupun administrasi serta instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh Pemberi
Tugas.
B.5.2. Agregat
a. Semua pemakaian koral (kerikil) batu pecah (agregat kasar) dan pasir beton harus
memenuhi syarat-syarat:
1) Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (SNI 3-1958);
2) Peraturan Beton Indonesia (PBI-1971);
3) Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak porous; dan
4) Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah liat atau kotoran-kotoran
lainnya).
b. Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dan harus memenuhi syarat:
1) Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5-19 mm lebih dari 24%;
2) Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22%.
c. Koral (kerikil) dan batu pecah (agregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih besar dari 38
mm, untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
d. Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu
beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen dan air, dalam
proporsi campuran yang akan dipakai.
e. Konsultan pengawas dapat meminta kepada Kontraktor untuk mengadakan uji kualitas
dari agregat-agregat tersebut dari tempat penimbunan yang ditunjuk Konsultan Pengawas,
setiap saat dalam laboratorium yang diakui atas biaya Kontraktor.
f. Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana agregat tersebut disupply, maka kontraktor
diwajibkan unatuk memberitahukan kepada Pengawas.
g. Agregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaannya dan dicegah
supaya tidak terjadi pencampuran satu sama lain dan terkotori.
B.5.3. Air
a. Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan di lapangan adalah air
bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam alkali), tidak
mengandung organism yang dapat memberikan efek merusak beton, minyak atau lemak.
Memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Indonesia (PBI-1971) dan diuji oleh
Laboratorium yang diakui sah oleh yang berwajib dengan biaya ditanggung oleh
Kontraktor.
b. Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.
B.5.5. Admixture
Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengikatan dan pengerasan
maupun untuk maksud-maksud lain dapat dipakai bahan admixture. Jenis dan jumlah
bahan admixture yang dipakai harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan/
Konsultan Pengawas.
Kemajuan pelaksanaan pekerjaan ini dihitung dalam satuan Meter Bujur Sangkar (m2).
Kemajuan pelaksanaan pekerjaan ini dihitung dalam satuan Meter Kubik (m3).
B.10.4. Pemasangan
a. Pembersihan
Sebelum dipasang, besi beton harus bebas dari sisa logam, karatan, dan lapisan yang
dapat merusak atau mengurangi daya ikat. Bila pengecoran beton ditunda, besi
beton harus diperiksa kembali dan dibersihkan.
b. Pemasangan
Pembesian harus disetel dengan cermat sesuai dengan gambar dan diikat dengan
kawat atau jepitan yang sesuai pada persilangan, dan harus ditunjang oleh penumpu
beton atau logam, dan penggantung logam. Jepitan atau penumpu logam tidak
boleh diletakkan menempel pada bekisting. Kawat beton harus dibengkokkan ke
arah dalam bekisting, sehingga diperoleh beton decking yang telah ditentukan.
Bilamana tidak ditentukan lain, disamping perlengkapan yang biasa dipakai untuk
memegang pembesian secara kokoh pada tempatnya, harus dipakai ketentuan
berikut:
1) dalam pelat, batang tegak berdiameter 12 mm dengan jarak 80-100 cm, untuk
menunjang penulangan bagian atas;
2) dalam dinding dengan 2 lapisan penulangan, pembagi jarak (spacer) berbentuk
U atau Z dengan diameter 8 mm, berjarak 180-200 cm.
c. Beton Decking
Bilamana tidak ditentukan lain dalam gambar, maka penulangan harus dipasangkan
dengan celah untuk beton decking sebagai berikut:
1) beton yang dicor pada tanah 8 cm;
2) semua bidang yang kena air atau tanah 5 cm;
3) bagian atas pelat bawah saluran yang tertutup, balok dan kolom yang tidak
kena tenah atau air 4 cm; dan
4) bidang yang kena udara dan semua bidang interior 2,5 cm.
d. Toleransi
Toleransi pada pemasangan penulangan adalah:
1) untuk bagian konstruksi berukuran 60 cm atau kurang ± 0,6 cm; dan
2) untuk bagian konstruksi berukuran 60 cm atau lebih : ± 1,2 cm.
e. Sambungan
Bilamana tidak ditentukan lain, sambungan pembesian harus dibuat dengan overlap
minimum 40 kali diameter penulangan. Panjang overlap penyambungan untuk
diameter yang berbeda harus didasarkan pada diameter yang besar (panjang
penyambungan sesuai pedoman yang berlaku).
f. Persetujuan dari Direksi Pekerjaan
Pemasangan penulangan harus diperiksa oleh Konsultan Pengawas dan/atau Direksi
Pekerjaan terlebih dahulu sebelum dilakukan pengecoran, untuk itu perlu
pemberitahuan bila penulangan sudah siap untuk diperiksa.
C. Pekerjaan Pasangan
Kemajuan pelaksanaan pekerjaan dihitung dalam satuan Meter Bujur Sangkar (m2).
C.5. Pasangan Pondasi Rollag Bata
Pondasi ini adalah pondasi yang dibuat dengan bahan dasar batu bata. Pada pondasi ini, batu bata
disusun sehingga dapat menahan dan meneruskan beban bangunan ke tanah. Pasangan Rollag
menggunakan pasangan bata yang di tata sejajar dengan dimensi 1 bata dengan campuran 1:2.
Pasangan Rollag dipasang sesuai gambar yaitu pada area tangga sekitar area drop off dan pada area
tangga teras lainnya sesuai Gambar Rencana.
Kemajuan pelaksanaan pekerjaan dihitung dalam satuan Meter Bujur Sangkar (m2).
C.6. Plesteran
a. Material
1) Semen
Semen seperti untuk pekerjaan menembok harus sama kualitasnya seperti semen yang
ditentukan untuk pekerjaan struktur beton.
2) Pasir
Pasir untuk pekerjaan menembok harus berkualitas baik dan sesuai untuk pekerjaan
tersebut
.
3) Air
Air yang dipakai untuk pekerjaan menembok harus memenuhi syarat-syarat dalam
pekerjaan struktur beton. Lihat pasal C.8.3. Adukan yang digunakan untuk pekerjaan
pasangan terdiri dari :
- Adukan 1 PC : 2 Pasir, dipergunakan untuk pekerjaan pasangan, plesteran trasraam
setinggi 30 cm dari muka lantai sekeliling bangunan, pasangan yang berada dalam
tanah, pasangan keramik tile dan khusus untuk pasangan dinding trasraam KM/WC
agar disesuaikan dengan Gambar Rencana.
- Adukan 1 PC : 4 Pasir dipergunakan untuk pasangan dinding bata, plesteran setebal
15 mm. Plesteran dan pekerjaan pasangan lainnya sesuai Gambar Rencana.
- Adukan 1 PC : 4 Pasir dipergunakan untuk pasangan pondasi batu kali, saluran keliling
bangunan, bak bunga dan pekerjaan lainnya yang disebutkan dalam Gambar Rencana
dan petunjuk Pengawas.
b. Pelaksanaan
Untuk dapat menghasilkan plesteran yang kuat, maka setelah pasangan dinding selesai dan
sebelum dilakukan pekerjaan plesteran, terlebih dahulu seluruh permukaan dinding tersebut
agar di kamprot dengan air semen + pasir. Plesteran dilakukan pada seluruh permukaan dinding
atau permukaan lainnya sesuai dengan Gambar Rencana. Pekerjaan plesteran boleh dilakukan
pada pasangan dinding yang sudah keras/kuat, dengan terlebih dahulu harus membuat
plesteran kepala yang mana dan ketebalan dari plesteran sesuai dengan ketentuan dari
Pengawas.
Yang selanjutnya plesteran kepala akan digunakan untuk pedoman agar di dapat permukaan
plesteran yang rata. Oleh sebab itu dalam membuat plesteran kepala harus diatur sedemikian
rupa sehingga didapat plesteran kepala yang rata dan jarak antara plesteran kepala tidak boleh
terlalu jauh. Plesteran yang telah selesai dikerjakan agar terus menerus dibasahi selama paling
sedikit 7 hari sehingga tidak mengalami retak-retak yang berarti sebelum dilakukan pengacian
dengan pasta semen. Untuk bagian dinding yang akhirnya akan dicat maka permukaan dinding
harus diperhalus/diaci dengan pasta semen yang disapukan tipis-tipis lalu digosok hingga licin
dan mengkilap. Syarat-syarat pekerjaan tersebut berlaku juga untuk pekerjaan Acian Halus
maupun Acian Kasar, sesuai gambar rencana. Pekerjaan tersebut harus dilakukan oleh tukang
yang ahli dan terbiasa melakukan pekerjaan plesteran dan disetujui oleh Pengawas.
Untuk plesteran trasram digunakan campuran 1:2 dan pada plesteran permukaan dinding bata
merah digunakan campuran 1:4.
Kemajuan pelaksanaan pekerjaan dihitung dalam satuan Meter Bujur Sangkar (M2).
C.7. Acian
Pekerjaan acian yang dilaksanakan pada pekerjaan ini adalah pada seluruh permukaan plesteran,
kolom dan balok.
Kemajuan pelaksanaan pekerjaan dihitung dalam satuan Meter Bujur Sangkar (M2).
D. Pekerjaan Lantai
D.1. Umum
Semua pekerjaan penggalian tanah harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas terutama tentang ukuran tanah yang akan digali. Bahan-bahan galian yang akan dipakai
untuk penimbunan harus diperiksa lebih dahulu oleh Konsultan Pengawas. Jika ditemukan halangan
dalam proses penggalian harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas. Jika terjadi
kesalahan penggalian maka bekas lubang harus segera diperbaiki dengan bahan penimbunan yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Lubang-lubang yang sudah digali tidak boleh terlalu lama
dibiarkan terbuka.
b. Pelaksanaan
1) Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus menyerahkan shop
drawing mengenai pola pemasangan kepada Direksi Teknik untuk disetujui.
2) Sebelum pemasangan dilaksanakan harus diperhatikan lubang-lubang instalasi,
drainase, bak kontrol dan hal-hal yang berhubungan dengan pasangan.
3) Adukan pasangan/pengikat harus ditambah bahan perekat yang diisyaratkan
atau dapat pula digunakan acian PC murni.
4) Pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang yang benar-benar rata,
tidak bergelombang dengan memperhatikan kemiringan didaerah basah dan
teras.
5) Jarak antara unit-unit pemasangan satu sama lain/siar-siar/naat harus sama
lebarnya dan maksimum 3 mm, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus
yang sama lebarnya, untuk siar-siar/naat yang berpotongan harus
membentuk sudut siku yang saling berpotongan tegak lurus antara satu
dengan yang lainnya.
6) Pengisian siar-siar/naat dilakukan paling cepat 3 x 24 jam setelah pemasangan
selesai dan telah benar-benar kuat melekat, sebelum pengisian siar-siar/naat
dilakukan lubang siar-siar/naat harus dibersihkan dari debu dan kotoran-
kotoran lainnya.
7) Selama masa pengeringan yaitu 3 x 24 jam setelah pemasangan, bidang-bidang
yang terpasang tidak boleh diinjak/diberi beban apapun.
8) Pemotongan bahan-bahan harus menggunakan alat pemotongan khusus
sesuai persyaratan dari pabrik.
9) Seluruh pemasangan yang sudah selesai dikerjakan harus dibersihkan dari
segala macam noda permukaan pasangan hingga betul-betul bersih.
10) Plint-plint lantai harus terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan
siar-siar/ naatnya harus bertemu dengan siar-siar/naat pasangan lantai.
Pertemuan antara plint lantai dengan bidang dinding harus diberi naat/tali air
selebar 7 mm dan dalam 5 mm.
Kemajuan pekerjaan ini dihitung dalam satuan Meter Bujur Sangkar (m2).
Kemajuan pekerjaan ini dihitung dalam satuan Meter Bujur Sangkar (m2).
Kemajuan pekerjaan ini dihitung dalam satuan Meter Bujur Sangkar (m2).
E.2. Listplank GRC
a. Bahan Listplank terbuat dari GRC.
b. Ukuran Papan Listplank adalah 2x25 cm.
c. Listplank dipasang pada posisi ujung rangka kuda-kuda baja ringan dengan tumpuan gording
dan alat sambung paku sekrup.
d. Listplank harus dipasang dengan lurus dan datar tidak boleh melengkung.
e. Sambungan - sambungan listplank harus dibuat sedemikian rupa atau saling berkait sehingga
kuat menahan gaya tarik.
Kemajuan pekerjaan ini dihitung dalam satuan Meter Bujur Sangkar (m2).
Kemajuan pekerjaan ini dihitung dalam satuan Meter Bujur Sangkar (m2).
F. Pekerjaan Pengecatan
e. Pelaksanaan
1) Sebelum pengecatan dimulai, permukaan bidang pengecatan harus rata, kering dan bersih
dari segala kotoran, minyak dan debu.
2) Persiapan/Dasar Plesteran
Plesteran harus diberi kesempatan yang maksimum untuk mongering sebelum
pengecatan dimulai. Semua plesteran atau dasar semen yang dicat harus dibuang dan
diperbaiki dahulu dengan plesteran yang sejenis. Retak-retak kecil harus ditutup sedang
retak-retak besar harus dibongkar dan diisi kembali, rata dengan permukaan sekitarnya.
Sebelum permukaan diberi satu lapisan cat dasar (tahan alkali), semua lumut/kerak pada
permukaan tersebut harus dibersihkan dengan kain yang kasar dan kering, setelah itu
disusul dengan kain kasar yang dibasahi dengan air bersih, akhirnya permukaan dibiarkan
mengering.
3) Persiapan
- Sebelum pengecatan dimulai, lantai-lantai harus dicuci serta debu sedapat mungkin
dicegah. Semua permukaan yang akan dicat harus dipersiapkan sesuai dengan
persyaratan tertulis dari pabrik. Harus disediakan kain pembersih debu yang
secukupnya untuk mencapai tujuan di atas.
- Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh dinding bagian dalam
dan luar bangunan, plafond dan list profil yang ditentukan gambar.
- Bidang pengecatan siap dicat setelah diplamur terlebih dahulu. Sebelum diplamur,
plesteran harus betul-betul kering, tidak ada retak-retak.
- Lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
- Sesudah selama 3 (tiga) hari plamur dilakukan dan percobaan warna telah disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas, bidang plamur diamplas dengan amplas besi yang halus
No. 00, kemudian dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih.
- Sebelum pengecatan dilakukan, kontraktor diwajibkan membuat contoh-contoh
warna, untuk disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
- Pengecatan disyaratkan menggunakan roller, untuk permukaan dimana pemakaian
roller tidak memungkinkan, dipakai kuas yang baik/halus.
- Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya sentuhan benda-
benda dan pengaruh pekerjaan-pekerjaan sekelilingnya selama 2 jam.
f. Tanggung Jawab Kontraktor
1) Kontraktor bertanggung jawab penuh atas seluruh akibat yang ditimbulkan oleh pekerjaan
ini serta kualitas dan kuantitas konstruksi harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan
gambar-gambar yang telah diberikan serta petunjuk-petunjuk dari Direksi Teknik.
2) Adanya kehadiran Direksi Teknik selaku wakil dari Pemberi Tugas sejauh mungkin untuk
melihat/mengawasi/menegur atau memberi petunjuk dan nasihat, tidaklah mengurangi
tanggung jawab Kontraktor terhadap seluruh pekerjaan tersebut diatas.
G.3. Bahan/Material
Syarat-syarat, spesifikasi dan tata cara pengujian untuk setiap bahan/material dari setiap jenis
pekerjaan di atas mengikuti dan tidak terbatas hanya pada ketentuan-ketentuan berikut di bawah
ini.
a. Profil UPVC
Profil kayu yang dimaksud disini untuk pekerjaan rangka kusen pintu dan jendela, serta daun
jendela sesuai dengan gambar rencana.
b. Angkur
Angkur yang digunakan baik untuk neut dan untuk angker tembok agar digunakan baja
tulangan dengan diameter 12 mm dan panjang bersih 20 cm, dan untuk ujungnya agar
dibengkokkan dengan panjang kurang lebih 7,5 cm. Adapun jumlah, dan kedudukan dari angker
setiap kusen disesuaikan dilapangan menurut petunjuk dari Pengawas.
c. Kaca
Kaca yang dipakai adalah kaca yang terbuat dari bahan gelas yang pipih, mempunyai ketebalan
yang sama, dan harus mempunyai persyaratan seperti :
- Ukuran tidak boleh melampaui toleransi seperti tertera pada PUBI pasal 63-1.
- Ukuran panjang dan lebar juga tidak boleh melampaui toleransi seperti PUBI pasal 63-1.
- Sudut kesikuan tidak boleh melebihi 1,5 mm permeter.
- Tidak mempunyai cacat-cacat yang lain seperti persyaratan pada PUBI pasal 63-3, pasal
63-4 dan pasal 63-5.
- Kaca yang digunakan mempunyai ketebalan 5 mm, polos.
G.4. Pelaksanaan
a. Pembuatan
- Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan semua pekerjaan-pekerjaan seperti : membuat
lidah-lidah (pen dan lobang), membuat lobang-lobang pasak, membuat sponing dan
pekerjaan lainnya seperti Gambar Rencana.
- Pintu-pintu tersebut harus dibuat dengan ukuran dan detail-detail yang ditentukan dalam
Gambar Rencana.
- Pemasangan kaca harus dilakukan dengan hati-hati sehingga terhindar dari keretakan-
keretakan atau pecah pada waktu pemasangan, kaca harus didudukan sempurna pada
tempatnya.
- Kaca harus dipotong sesuai kebutuhannya, kecuali ukuran panjangnya dikurangi 1 mm
sebagai spelling.
b. Penyempurnaan
- Pintu-pintu, jendela-jendela dan kusen-kusen harus betul-betul persegi dan datar.
Permukaan-permukaan yang kelihatan harus lurus, tidak ada bekas-bekas mesin dan siap
untuk di cat (untuk bahan kayu) atau penyelesaian lainnya.
c. Memasang dan Menggantungkan Pintu-pintu dan Jendela
- Daun pintu harus mempunyai jarak dari lantai rata-rata 5mm.
- Kuci-kunci, engsel-engsel dan sebagainya harus tepat pada kedudukannya, rongga pada
rangka vertikal, pada kunci dan penggantung dan diatas rel tidak boleh melebihi 2,5 mm,
lobang yang dibawah tidak boleh melebihi 3 mm. Semua ujung-ujung yang runcing harus
dibulatkan dan rangka vertikal pada kunci harus dimiringkan sedikit.
d. Memperbaiki Pekerjaan yang Tidak Sempurna
Semua pintu dan jendela harus dapat ditutup dan dibuka dengan bebas tapi tidak longgar dan
tidak menimbulkan bunyi, tanpa menimbulkan macet atau tertambat dan semua kunci-kunci
dan engsel-engsel cocok dan dapat bekerja dengan lancar.
H. Pekerjaan Elektrikal
H.1. Umum
a. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen
Kontrak dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan ini.
b. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi
ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang
digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
c. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan ketentuan pada RKS ini
tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
5) Pentanahan (Grounding)
a. Sistem pentanahan harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan yang
ditunjukan dalam gambar/RKS.
b. Seluruh panel dan peralatan harus ditanahkan. Penghantar pentanahan pada
panel-panel menggunakan BCC dengan ukuran minimal 6 mm² dan maksimal 95 mm²,
penyambungan ke panel harus menggunakan sepatu kabel (cable lug).
c. Dalamnya pentanahan dibuat sedemikian sehingga ujung elektroda pentanahan harus
mencapai permukaan air tanah, agar dicapai harga tahanan tanah (ground resistance)
dibawah 2 (dua) ohm, yang diukur setelah tidak hujan selama 3 (tiga) hari berturut-turut.
d. Pengukuran Pentanahan tanah dilaksanakan oleh Kontraktor setelah mendapat
persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi. Pengukuran ini harus disaksikan
Konsultan Manajemen Konstruksi.
H.5. Pengujian
Sebelum semua peralatan utama dari system dipasang, harus diadakan pengujian secara individual.
Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik dari
pabrik pembuat dan LMK/PLN serta instansi lainnya yang berwenang untuk itu. Setelah peralatan
tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari system untuk menjamin
bahwa system berfungsi dengan baik. Semua biaya yang timbul dari pelaksanakan pengujian
menjadi tanggung jawab Kontraktor
Test Meliputi:
- Test Beban Kosong (No Load Test)
- Test Beban Penuh (Full Load Test)
1) No Load Test
a. Test ini dilakukan tanpa beban artinya peralatan ditest satu per satu seperti misal
pengujian Instalasi 0,6/1 KV (Kabel Tegangan Rendah):
- Pengukuran tahanan isolasi dengan megger 1,000 Volt
- Pengukuran tahanan instalasi dengan megger 1,000 Volt
- Pengukuran tahanan pentanahan
b. Dan harus diberikan hasil test berupa Laporan Pengetesan/hasil pengujian pemeriksaan.
Apabila hasil pengujian dinyatakan baik, maka test berikutnya harus dilaksanakan secara
keseluruhan (Full Load Test).
2) Full Load Test (Test Beban Penuh)
a. Test beban penuh ini harus dilaksanakan Kontraktor sebelum penyerahan pertama
pekerjaan. Test ini meliputi :
- Test nyala lampu-lampu dengan nyala semuanya.
- Test pompa-pompa seluruhnya, yang dilaksanakan bersama-sama sub
pekerjaan pompa pompa.
- Test peralatan (beban) lainnya.
b. Lamanya test ini harus dilakukan 3 x 24 jam non stop dengan beban penuh, dan semua
biaya dan tanggung jawab teknik sepenuhnya menjadi beban Kontraktor, dengan
schedule/pengaturan waktu oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
c. Hasil test harus mendapat pengesahan dari Perencana dan Konsultan Manajemen
Konstruksi. Selesai test 3 x 24 jam harus dibuatkan Berita Acara test jam untuk lampiran
penyerahan pertama pekerjaan.
I. Pekerjaan Pembersihan