Anda di halaman 1dari 27

Laporan Spesifikasi Teknik

3 BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Pembuatan Papan Informasi


Papan Informasi merupakan papan pemberitahuan/peringatan yang dibuat dengan
plat besi dan batang besu untuk dipasang dipinggiran sepanjang saluran irigasi
rawasaluran sesuai arahan direksi.
2. Pembuatan Kantor dan Base Camp Kontraktor
Menyiapkan Direksi Keet, Los Kerja dan gudang dalam jumlah yang cukup dan
memeliharanya dilapangan selama pekerjaan selesai.
3. Mobilisasi dan Demobilisasi Alat
Mobilisasi dan Demobilisasi Alat adalah mendatangkan dan mengembalikan alat
Excavator dan peralatan lainnya sesuai dngan persyaratan yang telah ditetapkan
oleh Proyek, Kelokasi pekerjaan melalui darat atau sungai disesuaikan dengan
kondisi lapangan dengan waktu yang telah disepakati dan tertuang didalam
dokumen.
4. Administrasi, Photo dan Dokumen
Dalam pekerjaan ini akan dibuat laporan harian,mingguan dan laporan bulanan
yang akan diserahkan kepada pihak pemberi kerja sebagai dasar pelaporan kegiatan
dilapangan.
Dokumentasi dilakukan pada saat pekerjaan belum dimulai diambil foto 0% yaitu
pekerjaan lapangan atau setelah pemasangan bouplank. Pada saat pekerjaan
mencapai 50% (saat pekerjaan dilaksanakan). Pada saat pekerjaan 100% pekerjaan
selesai dan sempurna yang disetujui pihak Direksi. Pengambilan dokumentasi dari
0% s/d 100% letak dan posisinya harus sama dan hasilnya dicetak atau ditentukan
lain oleh direksi sebanyak yang dibutuhkan dan dimasukkan ke album dengan
jumkah yang diminta.
5. Pengukuran dan Penggambaran CD dan ABD
a) Pekerjaan pengukuran dilakukan pada lokasi pekerjaan saluran yang
dilaksanakan, yang kemudian ditindaklanjuti dengan penggambaran, dengan
skala yang ditentukan oleh Direksi.

DED Rehabilitasi Jaringan Daerah Irigasi Rawa


Alalak Padang di Kabupaten Banjar 1
Laporan Spesifikasi Teknik

b) Pekerjaan pengukuran dilakukan pada lokasi pekerjaan saluran yang


dilaksanakan, yang kemudian ditindaklanjuti dengan penggambaran, dengan
skala yang ditentukan oleh Direksi.
c) Pengukuran dilakukan berdasarkan titik ikat (Bench Mark) yang ditentukan
oleh Direksi. Apabila Kontraktor merasa perlu membuat titik ikat baru yang
letaknya berdekatan dengan daerah pekerjaannya, maka Kontraktor terlebih
dahulu harus minta ijin secara tertulis kepada Direksi. Jika Direksi
memberikan persetujuan tertulis, maka Kontraktor harus menuangkan titik ikat
baru tersebut pada gambar pengukurannya, dengan menunjukkan secara jelas
mengenai koordinat dan elevasi titik ikat dimaksud.

d) Pengukuran dilaksanakan dengan mengikuti trace sesuai dengan gambar


rencana.
e) Pengukuran dilakukan ke arah memanjang dan melintang saluran. Pengukuran
melintang saluran dilakukan setiap jarak 25 m se arah memanjang saluran, dan
sejauh minimal 10 m ke arah kiri dan 10 m ke arah kanan as saluran. Untuk
lokasi-lokasi tertentu dan dianggap perlu (misalkan belokan, perlintasan
dengan sungai/jalan raya/dan lain sebagainya), jarak se arah memanjang
saluran tersebut dapat diperkecil.
f) Pada pekerjaan bangunan, pekerjaan pengukuran dilakukan pada sebelum,
selama dan sesudah pekerjaan bangunan selesai dilaksanakan.
g) Pekerjaan pengukuran dilaksanakan alat ukur dengan presisi tinggi dan selalu
ditera, misalkan dengan theodolite maupun waterpass. Kontraktor harus
menyediakan jumlah alat ukur yang cukup, sehingga tidak akan ada alasan
bagi Kontraktor untuk tidak melakukan pengukuran karena kekurangan alat
ukur. Pengukuran dengan menggunakan slang air tidak diperbolehkan.
h) Pekerjaan penggambaran dilakukan pada gambar pelaksanaan/ gambar kerja
(Construction Drawing) dan gambar purna bangun (As Built Drawing).
i) Pekerjaan Pengukuran dan penggambaran ini berlangsung selama masa
pelaksanaan.

DED Rehabilitasi Jaringan Daerah Irigasi Rawa


Alalak Padang di Kabupaten Banjar 2
Laporan Spesifikasi Teknik

B. PEKERJAAN STRIPPING (KUPASAN)

1. Pembukaan dan Pembersihan Lapangan


(1) Semua tempat-tempat yang akan terkena bangunan atau tempat-tempat
pengambilan tanah ditunjukan dalam gambar atau menurut petunjuk Direksi,
harus dibersihkan dari semua pohon-pohon, semak-semak, sampah dan unsur-
unsur lain yang mengganggu. Pohon-pohon harus dibongkar sampai bersih
berikut akar-akarnya.
(2) Pagar-pagar, dinding-dinding, puing-puing bangunan dan lain-lain yang
ditunjukan dalam gambar atau atas perintah Direksi harus dipindahkan dan
atau dibersihkan.
(3) Bahan-bahan hasil pembongkaran tersebut harus dibuang, kecuali bila ada
ketentuan lain yang disetujui Direksi.
(4) Kontraktor/Pemborong harus memulai pembersiham sebelum pekerjaan
pembangunan dimulai. Semua kerusakan terhadap pekerjaan pembangunan
dimulai. Semua kerusakan terhadap pekerjaan dan milik umum atau
perseorangan yang diakibatkan pekerjaan pembersihan yang dilaksanakan oleh
Kontraktor harus diperbaiki atau diganti oleh Kontraktor.
2. Stripping (kupasan)
(1) Sesudah pembersihan, permukaan tanah dibawah rencana tanggul, tanjakan
pengantar (oprit) dan jalan harus dikupas untuk membuang tonggak-tonggak,
akar-akar, rumput-rumput dan bahan-bahan organik lain yang dapat
mengganggu kestabilan bangunan.
(2) Pada lokasi tanah yang normal, “kupasan” harus dikerjakan sekurang-
kurangnya sedalam 25 cm dan meliputi 50 cm diiluar rapak kaki timbunan
rencana, atau apabila dalam gambar ditentukan lain.
(3) Jika dilapangan dijumai kondisi tanah yang bersifat khusus, kedalaman
kupasan ditentukan oleh Direksi secara tertulis.
(4) Pekerjaan “kupasan” hanya boleh dilakukan pada profil yang segera akan
ditimbun.
(5) Bahan hasil kupasan harus dibuang ditempat pembuangan sesuai petunjuk
direksi. Kupasan permukaan dibawah tempat buangan tidak diperlukan,
termasuk juga tempat yang telah dibersihkan.

C. PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN

1. Pekerjaan Galian
a. Galian alur sungai/saluran
DED Rehabilitasi Jaringan Daerah Irigasi Rawa
Alalak Padang di Kabupaten Banjar 3
Laporan Spesifikasi Teknik

 Lingkup Pekerjaan
(1) Pekerjaan galian sungai meliputi galian pada alur dan tebing-tebing,
seperti yang ditunjukan dalam gambar atau menurut petunjuk
Direksi.
(2) Semua pekerjaan galian harus dikerjakan menurut profil-profil dan
ukuran-ukuran seperti ditunjukan dalam gambar atau perintah
Direksi.
(3) Selama Pelaksanaan pekerjaan mungkin dijumpai perlunya kegiatan
memberikan mengadakan perubahan-perubahan ukuran atau
kemiringan-kemiringan dari galian. Dalam hal itu kontraktor tidak
berhak untuk mengajukan suatu tambahan harga atas harga satuan
pekerjaan tersebut diatas yang telah tercantum dalam Rencana
Anggaran Biaya.
(4) Kecuali apabila ditentukan lain oleh Proyek bahwa harga satuan
dapat dirubah sesuai dengan perubahan pekerjaan dan penyesuaian
harga kontrak akan diadakan menurut ketentuan-ketentuan dalam
kontrak.
(5) Pekerjaan-pekerjaan galian lain yang diselenggarakan di galian
terbuka yang dikerjakan atas kehendak kontraktor harus dijaga agar
dalam batas-batas yang disetujui direksi, atas biaya kontraktor.
Galian- galian yang demikian bisa dimanfaatkan untuk urug
kembali, atas biaya kontraktor.

 Penggalian Dengan Alat Berat


(1) Semua galian dengan alat berat harus dilaksanakan sesuai dengan
kontrak dan dengan setail seperti yang dikehendaki untuk pekerjaan
galian.
(2) Tidak diperbolehkan ada bahan galian yang terlewati sampai diatas
garis rencana, sesuai gambar.
(3) Sebelum mengadakan penggalian dengan alat berat, Kontraktor
harus menyerahkan uraian lengkap dan metode-metode yang
diusulkan kepada Proyek untuk mendapatkan persetujuannya.

DED Rehabilitasi Jaringan Daerah Irigasi Rawa


Alalak Padang di Kabupaten Banjar 4
Laporan Spesifikasi Teknik

(4) Uraian-uraian ini harus termasuk lokasi serta persiapan-persiapan


dari daerah pembuangan, angkutan material galian, tanggul-tanggul
penahan lumpur serta perlengkapan untuk keselamatan kerja. Sewa
tanah dan tanaman untuk daerah bangunan menjadi tanggung jawab
kontraktor.
(5) Kontraktor harus mempekerjakan tenaga-tenaga operator yang ahli,
berijazah untuk menangani mesin-mesin alat berat, atau operator
dari proyek.
(6) Daerah pembuangan harus dipersiapkan dan disetujui dulu oleh
pengguna jasa sebelum mengadakan penggalian dengan alat berat.
Persiapan-persiapan harus meliputi ketentuan volumenya cukup,
tindakan untuk mengetahui material yang tergali serta cara-cara
untuk menangani kelebihan air.
(7) Kontraktor harus memancang dan memikul seluruh pembiayaan
untuk mendapatkan air bagi penggalian itu.
(8) Kontraktor dianggap sudah cukup mengetahui tentang sifat bahan
yang akan digali oleh penyelidiknya sendiri.
(9) Apabila selama pelaksanaan pekerjaan direksi menghendaki adanya
penggalian tambahan pada lokasi antara profil, maka harus
dilaksanakan dengan biaya ditanggung Kontraktor.
(10) Hitungan volume pekerjaan terhadap galian alur sungai dilakukan
oleh Direksi atau wakilnya, setelah adanya permintaan tertulis dan
pada lokasi sampai batas maksimum sesuai dengan jarak antara
profil yang ada, dari hasil galian terakhir.
(11) Sehubungan pekerjaan dipengaruhi oleh pasang surut dan debit
sungai yang bervariasi maka ada kemungkinan gerakan dan aliran
sungai akan mengedapkan sedimen pada daerah yang telah digali.
Untuk penggalian ulang hasil pengendapan tidak dilakukan
penghitungan volume.
(12) Bahan hasil galian hanya diperbolehkan dibuang pada lokasi yang
disetujui oleh direksi dan kontraktor harus mengusahakan untuk
mencegah tertumpuknya bahan hasil galian ke tambak perikanan,
saluran irigasi atau saluran drainase.

DED Rehabilitasi Jaringan Daerah Irigasi Rawa


Alalak Padang di Kabupaten Banjar 5
Laporan Spesifikasi Teknik

(13) Apabila terjadi klaim atas kesalahan ini, maka menjadi tanggung
jawab kontraktor.

 Galian Saluran Primer/Sekunder Menggunakan Excavator Long Arm


dan Excavator Long Arm ponton
Setelah alat Excavator sudah berada dilokasi, dan patok-patok kerja telah
dipasang maka, selanjutnya dapat dilakukan pekerjaan pembersihan baik
site clearing maupun striping terhadap alur/ trase saluran.
Penggalian disaluran dan erapihan tanggul dengan menggunakan 3 buah
excavator long arm dan dibantu degan satu buah ponton. Untuk
pekerjaan tanggul menggunakan excavator long arm dn hasil galian
dibuang dengan bentuk menjadi tanggul. Sedangkan pekerjaan excavator
long arm diatas ponton untuk menjangkau galian yang tidak terjangkau
oleh excavator long arm didarat/tanggul. Pada pekerjaan galian saluran
ini harus dilaksanakan sesuai lebar, tinggi dan panjang saluran yang
telah direncanakan serta perapihan tanggul hingga mencapai design yag
direncanakan sesuai dengan gambar kerja (construction drawing).
Penjelasan metode pelaksanaan penggunaan 3 buah excavator long arm
beserta ponton bisa dilihat pada gambar sebagai berikut.

Gambar 3 - 1 Galian saluran menggunakan excavator long arm

Gambar 3 - 2 Galian saluran menggunakan excavator long arm ponton

DED Rehabilitasi Jaringan Daerah Irigasi Rawa


Alalak Padang di Kabupaten Banjar 6
Laporan Spesifikasi Teknik

 Galian Saluran Primer/Sekunder Menggunakan Excavator Standar

Setelah alat Excavator sudah berada dilokasi, dan patok-patok kerja telah
dipasang maka, selanjutnya dapat dilakukan pekerjaan pembersihan baik
site clearing maupun striping terhadap alur/ trase saluran.

Penggalian disaluran dan erapihan tanggul dengan menggunakan 2 buah


excavator Standar. Pada pekerjaan galian saluran ini harus dilaksanakan
sesuai lebar, tinggi, dan panjang saluran yang telah direncanakan serta
perapihan tanggul hingga mencapai design yag direncanakan sesuai
dengan gambar kerja (construction drawing). Penjelasan metode
pelaksanaan penggunaan 2 buah excavator standar bisa dilihat pada
gambar sebagai berikut.

Gambar 3 - 3 Galian saluran menggunakan excavator standar

b. Pembuangan Bahan Galian Sungai atau Saluran


(1) Bahan-bahan tergali yang disetujui bisa dihamparkan dan dipadatkan
untuk tanggul-tanggul.
(2) Bahan-bahan yang tidak baik untuk konstruksi atau kelebihan dari yang
diperlukan harus ditempatkan ditempat yang telah direncanakan untuk
bahan-bahan tersebut (disposal area) atau disetujui oleh Proyek dengan
cara diangkut menggunakan truk, namun jika tidak bisa diangkut
dengan perahu klotok.
(3) Bahan tersebut harus dihamparkan lapis demi lapis yang kira-kira datar
tetapi tidak diperlukan pemadatan khusus. Bahan-bahan yang jenuh air
harus dihamparkan lapis demi lapis dengan tebal tidak lebih dari 1
meter, dan air yang terkandung bisa mengalir keluar menurut
pengarahan Pengawas sebelum lapisan-lapisan selanjutnya ditempatkan
diatasnya.
DED Rehabilitasi Jaringan Daerah Irigasi Rawa
Alalak Padang di Kabupaten Banjar 7
Laporan Spesifikasi Teknik

(4) Setelah pekerjaan buangan selesai, permukaan daerah itu harus


diratakan dan diatur baik/rapih, sehingga keliatam seragam setelah
pelaksanaan.

c. Galian Pada Bangunan


(1) Kontraktor harus membertitahu Direksi sebelum mulai mengerjakan
galian sehingga dapat dilakukan pengukuran tampang dan ketinggian
pada keadaan yang belum terganggu.
(2) Kontraktor harus memberitahu direksi setelah pekerjaan galian selesai
dilakukan.
(3) Bangunan yang berdekatan dengan konstruksi tidak boleh terganggu
kecuali atas ijin direksi pekerjaan.
(4) Galian harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, ukuran dan
ketinggian seperti tertera pada gambar, atau yang ditentukan oleh
direksi.
(5) Batu-batu kasar, batuan lapuk, material lepas, kayu dan rintangan lain
yang mungkin ditemui dalam galian harus dibuang.
(6) Galian untuk pondasi bangunan permanen seperti lapis dasar, pondasi
tapak, pondasi pancang, beton cor dan lainnya harus dibuat sesuai
dengan ketentuan, ukuran dan ketenggian seperti tertera pada gambar
atau yang ditentukan oleh direksi dan harus cukup ruang untuk
aktivitas pelaksanaan konstruksi serta mempunyai lereng yang aman
terhadap longsoran dan harus dijaga agar tetap kering.
(7) Kecuali ditunjukan dalam gamabr atau dioerintahkan oleh direksi,
lereng galian untuk pondasi bangunan permanen harus dibuat dengan
kemiringan 1:1 untuk tanah biasa da 1,25:1 untuk galian tanah
keras/batu, serta berukuran lebih lebar 50 cm dari ukuran pondasi.
(8) Galian untuk saluran sementara atau permanen seperti saluran drainase,
saluran endong, saluran irigasi dan sejenisnya harus dibuat sesuai
dengan bentuk, talud, kemiringan dasar dan ukuran seperti tercantum
pada gambar atau sesuai petunjuk direksi pekerjaan.
(9) Runtuhnya lereng, rusaknya bangunan di sekitar lokasi galian proses
kegiatan penggalian menjadi tanggung jawab kontraktor dengan biaya
sendiri.
(10) Galian harus dibuat pada kedalaman yang cukup, untuk keamanan
berdirinya pondasi yang kokoh, bebas dari bahan-bahan
organik/humus, kelihatan terbuka atau keadaan rusak lainnya
sebagaimana ditentukan oleh Direksi. Pemeriksaan dan pemilikan
tanah pondasi perlu dilakukan untuk menentukan kedalaman yang

DED Rehabilitasi Jaringan Daerah Irigasi Rawa


Alalak Padang di Kabupaten Banjar 8
Laporan Spesifikasi Teknik

dikehendaki. Bagian tanha yang rusak perlu diganti dengan material


padat yang kekuatannya disetujui oleh direksi.

2. Pekerjaan Timbunan
a. Lingkup Pekerjaan
(1) Pekerjaan timbunan dapat untuk timbunan tanggul, atau bangunan
lainnya yang sesuai dengan gambar.
(2) Pekerjaan timbunan meliputi pengangkutan bahan, penghamparan,
pemadatan dan lain-lain.
(3) Kontraktor/pemborong selama satu minggu sebelum melakukan
penimbunan harus melakukan dulu rencana kerja secara terinci kepada
direksi untuk mendapat persetujuannya.
(4) Timbunan harus dibuat dengan gamabr rencana baik ukuran,
ketinggian maupun kemiringannya kecuali ditentukan perubahan oleh
direksi.
b. Pelaksanaan Hamparan dan Kepadatan
(1) Tanah hasil galian akan dipadatkan kembali menjadi tanggul setelah
pekerjaan galian dan pasangan batu selesai dilakukan, tanah yang telah
ditumbuk oleh excavator disamping tempat galian diratakan secara
manual sedangkan untuk pemadatan akan digunakan alat bantu
pemadatan yaitu digunakan balok berukuran besar untuk ditumbukkan
ke daerah timbunan oleh beberapa orang pekerja atau bila diperlukan
akan digunakan stamper untuk melakukan pemadatan.
(2) Bahan untuk dikonstruksi tanggul/timbunan harus dihamparkan
menurut ketebalan 15 cm dan kemiringan 1:25 atau seperti yang
ditunjukan dalam gambar.
(3) a. Bahan yang dipergunakan harus dihamparkan lapis demi lapis
mendatar selebar tanggul/ timbunan, ditambah masing-masing 40 cm
diluar profil lereng tanggul/timbunan rencana.
b. Sebelum penghamparan bahan-bahan tersebut dilakukan, Direksi
dapat menentukan agar terlebih dahulu menyiapkan lapisan awal
torehan dalam 5 cm.
c. Sesudah “Kupasan” pada permukaan tanggul/timbunan yang akan
diperkuat maka permukaan tersebut kemudian dibentuk teras-teras
tangga dengan lebar dan tinggi masing tidak lebih dari 30 cm kecuali
apabila ditentukan lain oleh proyek.
d. seluruh lebaran hamparan bahan tanggul/timbunan tersebut harus
dipadatkan dengan vibrator roller, atau alat pemadatan lain nya yang
DED Rehabilitasi Jaringan Daerah Irigasi Rawa
Alalak Padang di Kabupaten Banjar 9
Laporan Spesifikasi Teknik

disetujui oleh direksi, sehingga mencapai kepadatan 90% kepadatan


maksimum pada uji pemadatan laboratorium menurut standar proctor.
e. Sebelum direksi memerintahkan pemadatan, kadar air bahan
tanggul/timbunan yang telah dihamparkan harus berada pada keadaan
optimum. Untuk mengetahui keadaan proyek akan mengambil contoh
bahan yang tekah dihamparkan untuk dilakukan penelitian kadar air
secara praktis di lapangan atau secara teliti dilaboratorium bilamana
perlu.
f. Pada penghamparan lapisan pertama harus diadakan pemadatan
percobaan dengan menggunakan alat pemadat yang sesuai dengan yang
digunakan selama pelaksanaan pekerjaan.
g. Pemadatan harus selapis demi selapis dengan kadar air diusahakan
sedekat mungkin dengan kadar air optimum sesuai uji pemadatan hasil
laboratorium, dengan pola lintas pemadatan yang disetujui direksi.
h. Pada setiap pemadatan, harus dilakukan pemeriksaan kepadatan
sedang penghamparan berikutnya baru boleh dilaksanakan jika
kepadatan tersebut telah memenuhi persyaratan.
(4) Pada waktu hujan deras atau sebagaimana diperintahkan direksi,
kontraktor harus menunda pekerjaan penghamparan, permukaan
tanggul harus dibuat rata dan miring untuk mengalirkan air hujan.
3. Timbunan Kembali
Timbunan kembali harus dilaksanakan berdasarkan Gambar atau telah disetujui
oleh Direksi. Timbunan kembali harus ditimbun dalam 20 cm per lapisan dan
seluruhnya dipadatkan. Lapisan permukaan tanah, tanaman dan material organic
lainnya harus dikeluarkan dalam material timbunan.
Sebelum memulai pelaksanaan timbunan kembali, tempat-tempat yang berdekatan
dengan struktur bangunan hendaknya bersih dari semua bekisting dan pekerjaan
sementara lainnya serta mendapat persetujuan Direksi. Material timbunan harus
ditempatkan sehingga dapat dijamain bahwa pemadatannya tanpa merusak struktur
bangunan. Pemadatan yang berdekatan dengan struktur bangunan harus
dilaksanakan dengan pemadatan mekanis yang disetujui.
Kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi, material timbunan harus ditempatkan dan
dipadatkan empat belas (14) hari setelah pengecoran beton.
Pemadatan material timbunan kembali yang ditempatkan di atas beton tidak
diperbolehkan dilaksanakan dengan vibro roller sampai lima puluh (50) cm di atas
permukaan beton, kecuali dengan persetujuan sebelumnya oleh Direksi.
4. Pekerjaan Cerucuk (Kayu Dolken)
a. Bahan
DED Rehabilitasi Jaringan Daerah Irigasi Rawa
Alalak Padang di Kabupaten Banjar 10
Laporan Spesifikasi Teknik

Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaanpembuatan pondasi


cerucukkayu di atas tanah lembek dan tanah gambut adalah sebagai berikut.
1. Lantai Kerja
Berupa bahan lokal setempat yaitu tanah lempung, tanah organik,
pasirkuarsa, dengan cara PLTB (Penyiapan Lahan Tanpa Bakar).
2. Bahan Timbunan
Disesuaikan dengan persyaratan pada sub bab timbunan pada bab 2
spesifikasi teknik.
3. Kepala Tiang
1). Papan kayu
2). Tiang kayu dengan dimensi dan kekuatan yang sama dengancerucuk.
3). Paku panjang minimum 1,5 diameter kayu yang akan dipaku
4). Tanah yang telah distabilisasi sehingga berfungsi untuk
menyatukankelompok tiang dalam menerima beban dan
penyeragamanpenurunan.
5). Kawat untuk mengikat tiang-tiang satu sama lain.
6). Pelat besi penutup tiang.

b. Metode Pelaksanaan
1. Pasang patok - patok ukur untuk menentukan lebar dan panjang pondasi.
2. Tentukan tempat kedudukan tiang-tiang cerucuk yang akan dipancang dan
diberitanda denganmenggunakan patok-patok
3. Lakukan penyiapan tanah dasar sesuaidengan gambar rencana
4. Pemancangan Cerucuk dengan Back Hoe
1). Sipkan lantai kerja yang tcrdiri atas baok-balok kayu atau papan untuk
operasional BackHoe.
2). Siapkan sejumlah tiang yang akan dipancang pada tempat
kedudukannya.
3). Tegakkan tiang pada posisi kedudukan rencana dengan bantuan tenaga
manusia
4). Operasikan Bac khoe, dan pastikan bagian mangkok(Bucket) akan
menekan tiang secara tegak lurus.
5). Tekan tiang dengan Bucket sampai masuk tanah sesuai dengan
kedalaman rencana.
5. Pemasangan Kepala Tiang Cerucuk

DED Rehabilitasi Jaringan Daerah Irigasi Rawa


Alalak Padang di Kabupaten Banjar 11
Laporan Spesifikasi Teknik

1). Kepala Tiang dari Balok Kayu atau Papan


1. Sistem Paku
Hubungkan kepala tiang dengan paku,yang dipakukan dari
atas kepala tiang sampai masuk ke dalam tiang cerucuk.
2. Sistem Gapit
Hubungan kepala tiang dengan cerucuk dibuat Sistim gapit.
Diperlukan 2 (dua)balok kayu arah melintang jalan untuk
menggapit 1 (satu baris)cerucuk arah melintang jalan dengan cara
dipaku.
D. PEKERJAAN BESI TULANGAN

(1) Tulangan harus dipasang dan dikuatkan dalam posisi yang pasti/tetap sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar dan tidak berubah pada posisinya dalam cetakan tanpa
pergeseran selama proses penggetaran, pengisian dan penumbukan beton
ditempat.
(2) Semua ujung yang bebas dari tulangan bulat yang licin harus dibuat kait
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau menurut petunjuk Direksi.
(3) Setiap pengikat, sambungan, atau sambungan sengkang tulangan harus kencang
sehingga tulangan-tulangan benar-benar kokoh.
(4) Sebelah dalam bagian-bagian yang melengkung harus bersentuhan langsung
dengan tulangan-tulangan disekitar mana akan tercapai kekuatan yang baik.
(5) Tulangan-tulangan harus diikat bersama-sama dengan menggunakan kawat baja
hitam yang harus mendapatkan persetujuan dari Direksi, dan pengikat harus dililit
kuat-kuat dengan tang.
(6) Ujung kawat ikat yang bebas harus dilipat kedalam.
(7) Jika tulangan beton telah dipasang dan telah siap untuk dilakukan pengecoran,
maka harus diperiksa dulu oleh Direksi dan tidak boleh dilakukan pengecoran
sampai tulangan beton disetujuinya.
(8) Sambungan Tulangan Beton
Jika dianggap perlu untuk menyambung batang tulangan pada titik-titik lain dari
pada yang diperlihatkan dalam gambar, posisi dan metode penyambungan harus
ditetapkan berdasarkan perhitungan kekuatan dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Dalam hal sambungan lewatan, panjang lewatan harus memenuhi
ketentuan gambar.
Batang tulangan harus diikat pada beberapa tempat di atas sambungan lewatan
dengan menggunakan kawat besi pengikat dengan diameter 0.9 milimeter atau
pengikat yang cocok. Untuk sambungan lewatan, diperlukan kait pada batang
tulangan polos dan kait tidak diperlukan pada batang tulangan yang berulir.

DED Rehabilitasi Jaringan Daerah Irigasi Rawa


Alalak Padang di Kabupaten Banjar 12
Laporan Spesifikasi Teknik

(9) Selimut Beton Bertulang


Selimut beton bertulang minimum diukur dari sisi luar batang tulangan harus
sesuai dengan gambar atau tabel persayaratan pada bab spesifikasi teknik kecuali
ditentukan dalam gambar atau permintaan Direksi Pekerjaan.
(10) Daftar Bengkokan
Tulangan baja harus dipotong dari batang yang lurus, yang bebas dari belitan dan
bengkokan atau kerusakan lainya dan dibengkokkan dalam keadaan dingin oleh
tukang yang berpengalaman. Batang dengan garis tengah 20 mm atau lebih harus
dibengkokkan dengan mesin pembengkok yang direncanakan untuk itu dan
disetujui oleh Direksi. Ukuran pembengkok harus sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia NI-2, PBI 1971 kecuali jika ditentukan lain, atau diperintahkan oleh
Direksi. Bentuk-bentuk tulangan baja harus dipotong sesuai dengan gambar, tidak
boleh menyambung tulang tanpa persetujuan Direksi.
(11) Pemasangan
a. Kontraktor harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan tepat
pada tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar dan harus ada
jaminan bahwa tulangan itu akan tetap pada kedudukannya pada waktu
pengecoran beton.
b. Pengelasan tempel dengan adanya persetujuan Direksi lebih dahulu dapat
diijinkan untuk menyambung tulangan-tulangan yang saling tegak lurus,
tetapi cara pengelasan lain tidak akan dibolehkan.
c. Perenggang dari beton harus dibuat dari beton dengan mutu yang sama
seperti mutu beton yang akan dicor.
d. Perenggang tulangan dari besi beton dan kawat harus sepadan dengan bahan
tulangannya. Selimut beton yang ditentukan harus terpelihara.
E. PEKERJAAN BEKISTING

(1) Pembuatan Bekisting


Bekisting-bekisting tidak boleh bocor dan cukup kaku dan tidak berpindahan
tempat atau melendut. Permukaan bekisting harus halus dan rata, tidak boleh ada
lekukan/lubang-lubang.
(2) Tiang penyangga
Tiang penyangga baik yang vertikal/miring harus dibuat sebaik mungkin untuk
memberikan penunjang yang dibutuhkan tanpa menimbulkan perpindahan tempat,
kerusakan dan overstress pada beberapa bagian konstruksi. Struktur dari tiang-
tiang penyangga harus ditempatkan pada posisi sedemikian rupa sehingga
konstruksi bekisting benar-benar kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dari

DED Rehabilitasi Jaringan Daerah Irigasi Rawa


Alalak Padang di Kabupaten Banjar 13
Laporan Spesifikasi Teknik

beban-beban lain yang berada diatasnya selama pelaksanaan, bila perlu Kontraktor
membuat perhitungan besar lendutan dan kekuatan dari bekisting tersebut.
Khusus untuk bekisting kolom, balok-balok tinggi dan dinding pada tepi bawahnya
harus dibuat bukaan pada dua sisi untuk mengeluarkan kotoran-kotoran yang
mungkin terdapat pada dasar kolom/dinding tersebut.
(3) Penanaman pipa dan lain-lain.
Pipa, jaringan pipa dan lainnya, serta perlengkapan lain untuk membuat lubang,
jaringan pipa dan lain-lain harus dipasang kokoh dalam bekisting, kecuali bilamana
diperintahkan lain oleh Direksi Proyek.
(4) Pelapis bekisting
Untuk mempermudah pembongkaran bekisting, dapat digunakan pelapis bekisting
dengan persetujuan Direksi Proyek.
(5) Pemeriksaan Bekisting
Bekisting yang sudah selesai dibuat dan sudah disiapkan untuk pengecoran beton,
akan diperiksa oleh Direksi Proyek, beton tidak boleh dicor sebelum bekisting
disetujui oleh Direksi Proyek. Untuk menghindari kelambatan dalam mendapatkan
persetujuan, sekurang-kurangnya 24 jam sebelumnya, Kontraktor harus
memberitahukan Direksi Proyek bahwa bekisting sudah siap untuk diperiksa.
(6) Pembongkaran
Bekisting harus dibongkar tanpa goncangan, getaran atau kerusakan pada beton.
Pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati.

• Saat Pembongkaran Bekisting


Bekisting tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai suatu kekuatan kubus
sekurang-kurangnya cukup untuk memikul 2 kali beban sendiri. Kontraktor
harus memberitahu Direksi Proyek bilamana bermaksud akan membongkar
cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan persetujuan Direksi itu
tidak berarti Rekanan lepas dari tanggung jawabnya. Bilamana akibat
pembongkaran cetakan, pada bagian-bagian konstruksi akan bekerja beban-
beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka cetakan tidak boleh
dibongkar selama keadaan kelebihan beban tersebut berlangsung. Perlu
ditekankan bahwa tanggung jawab atau keamanan konstruksi beton seluruhnya
terletak pada Kontraktor dan perhatian Kontraktor mengenai pembongkaran
cetakan ditujukan ke PBI 1971 dalam pasal yang bersangkutan.

DED Rehabilitasi Jaringan Daerah Irigasi Rawa


Alalak Padang di Kabupaten Banjar 14
Laporan Spesifikasi Teknik

F. PEKERJAAN BETON

1. Lingkup Pekerjaan
(1) Semua pekerjaan konstruksi beton harus dibuat menurut gambar rencana atau
sesuai petunjuk direksi.
(2) Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan, kontraktor
harus mengajukan rencana kerja kepada direksi yang meliputi peralatan yang
digunakan untuk proses penanganan pengangkutan pencampuran dari spesi
beton, metode yang digunakan, jumlah tenaga kerja serta gambar pelaksanaan,
guna mendapatkan persetujuan dari direksi.
(3) Bila kontraktor menggunakan spesi dari hasil campuran beton yang sudah jadi
(“ready mixed concrete”), maka kontraktor selambat-lambatnya dalam waktu
30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan dimulai memberitahukan secara
tertulis kepada direksi tentang nama pabrik/suplier, lokasi, kapasitas reputasi
dari produksinya dan lain-lain sesuai yang dibutuhkan oleh direksi. Tanpa
persetujuan tertulis, kontraktor tidak diperbolehkan
mendatangkan/menggunakan campuran beton yang sudah jadi (“ready mixed
concrete”)

2. Uji Campuran Beton

Enam puluh hari sebelum dimulai pekerjaan pembetonan, kontraktor harus


mengadakan uji coba campuran beton untuk tiap kelas mutu beton dibawah
pengawasan direksi. Bilamana direksi telah menyetujui campuran untuk tiap-
tiap kela beton, maka sebelum pengecoran, kotraktor hars menyiapakan
peralatan yang cukup jumlahnya guna mengadakan uji mutu campuran.
Pegecoran hanya dapat dilaksanakan dibawah pengawasan direksi untuk
menjamin mutu beton yang sesuai dengan kelasnya. Dalam uji campuran,
kontraktor harus membuat masing-masing tiga (3) silinder benda diuji pada
umur 3 hari umur 28 hari.
Bila ternyata dari hasil uji tegangan tidak memenuhi, maka kontraktor harus
membongkar dengan memperbaiki campuran/adukannya atas biaya sendiri.
Semua yang dikeluarkan oleh kontraktor yang berkaitan dengan pekerjaan ini
harus sudah diperhitungkan dalam harga penawaran volume beton tiap meter
kubiknya.

DED Rehabilitasi Jaringan Daerah Irigasi Rawa


Alalak Padang di Kabupaten Banjar 15
Laporan Spesifikasi Teknik

3. Pengadukan dan Pengangkutan

(1) Kontraktor harus mencampur beton dengan alat pengaduk yang abik yaitu
“batch mixer” atau “portable concrete mixer” dengan kapasitas yang sesuai
dengan besarnya pekerjaan. Alat pengaduk harus mampu
mengaduk/mencampur semua bahan-bahan menjadi campuran yang merata
dan pada penuangannya tidak terjadi pemisahan.
(2) Alat pengaduk harus diperlengkapi dengan alat-alat pengukur yang teliti
dan pengatur terhadap setiap bahan yang dimasukan.
(3) Urutan memasukan bahan-bahan kedalam alat pengaduk serta lama waktu
mengaduk harus sepengetahuan direksi.
(4) Tidak diperkenakan megaduk dalam jumlah yang lebih dengan menambah
air agar kekentalan bertahan lama.
(5) Dalam membuat campuran beton diperbolehkan menggunakan truck mixer
dan harus mendapat persetujuan dari direksi, truck mmixer bertipe
“revoling drum” , rapat air dan harus dilengkapi dengan peralatan yang
teliti untuk mengukur jumlah air.
(6) Truck mixer dan pengaduk harus dioperasikan dalam batas-batas kapasitas
dan kecepatan perputaran yang telah ditetapkan oleh pabrik alat tersebut.
Pada waktu menggunakan concrete mixer” maka pengisian bahan beton
yang akan diaduk harus sedemikian sehingga pada saat dituangankan
kedalam acuan maupun pada wkatu pengambilan contoh (sampling) tidak
terjadi pemisahan(segregasi)
(7) Kontraktor harus menyiapakan peralatan dan bahan yang cukup dan
memadai selama proses pengadukan.
(8) Pengangkutan, pengadukan beton dari tempat pengadukan ke tempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara yang ditentukan direksi, dan
dijamin tidak ada pemisahan bahan-bahan adukan.
(9) Pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi perbedaan
waktu pengikatan yang menyolok antara beton dengan dicor dengan
peralattan seperti, agitatr, truck belt conveyor, talang miring hanya dpat
dilakukan dengan persetujuan direksi.
(10) Adukan beton sudah harus dicor dalam waktu 1-2 jam setelah pengadukan
dengan air dimulai. Apabila diperelukan jangka waktu lebih lama lagi oleh

DED Rehabilitasi Jaringan Daerah Irigasi Rawa


Alalak Padang di Kabupaten Banjar 16
Laporan Spesifikasi Teknik

karena proses pengangkutan harus ditambahkan bahan penghambat


pengikatan sesuai petunjuk direksi.

4. Pengecoran Beton
a. Penyiapan Tempat Pengecoran
Segera sebelum pengecoran, semua permukaan yang akan dicor harus
dibersihkan dari bahan-bahan minyak, bahan organik, kayu atau bahan-bahan
lain yang dapat mengurangi peningkatan mutu beton. Untuk permukaan
pasangan batu/pondasi batu harus dibasahi dahulu sebelum pengecoran. Untuk
permukaan dasar tanah/pasir harus diratakan dan dibasahi dahulu sebelum
dicor. Pada permukaan sambungan beton harus dibersihkan dan dibasahi
dahulu sbelum dicor atau sesuai petunjuk direksi.
b. Suhu
Suhu beton sewaktu dicor/dituang tidak boleh lebih dari 32 ºC dan tidak boleh
kurang dari 4,5 ºC. Bila suhu beton melebihi 32 ºC seperti yang ditetapkan
oleh direksi, maka kontraktor mengambil langkah-langkah pendinginan misal
dengan mendinginkan agregat/menyiram air.
c. Pengecoran Dalam Air
Pengecoran beton tidak dapat dilaksanakan di bawah air kecuali ditentukan
lain oleh dengan pengawasan yang ketat. Penambahan volume semen (PC)
sangat dierlukan dalam pekerjaan ini sehingga factor air semen tidak boleh
lebih besar dari 0,47. Nilai slump yang terjadi harus di bawah 10 cm dengan
dilakukan pengecoran sesuai metode yang disarankan oleh direksi guna
menjamin konsisten dan mutu pekerjaan.
d. Pengecoran dan pemadatan
(1) Beton hanya bisa dicor pada waktu direksi ada ditempat pekerjaan dan
kontraktor harus memberi pemberitahuan yang layak akan maksud
pengecoran itu
(2) Beton harus dituang ke acuan secepat mungkin dan dengan cara-cara
sedemikian sehingga tidak menyebabkan permisahan bahan atau
hilangnya slump.
(3) Tinggi jatuh pengecoran tidak boleh lebih dari satu meter agar tidak
terjadi pemisahan atas bahan-bahannya. Pemisahan yang berlebihan
karena menjatuhkan beton dari suatu ketinggian yang cukup besar atau

DED Rehabilitasi Jaringan Daerah Irigasi Rawa


Alalak Padang di Kabupaten Banjar 17
Laporan Spesifikasi Teknik

membentur acuan atau tulangan tidak diperbolehkan. Kontraktor harus


menyediakan peluncur jatuh yang baik untuk mengendalikan dan
menahan jatuhnya beton.
(4) Beton-beton dituang secara menerus dalam lapisan kira-kira horizontal,
tidak boleh terjadi rngga-rogga dan harus menutup seluruh permukaan
acuan.
(5) Untuk mencegah adanya rongga dalam beton, adukan beton harus
dipadatkan selama pengecoran dengan dengan cara penggetaran dengan
menggunakan alat penggetar mekanis (Vibrator).
(6) Mengolah lagi campuran beton bekas tidak diperbolehkan. Utuk beton
yang telah mengeras sehingga sulit untuk dicor harus dibuang dan tidak
ada perhitungan pembayaran.
(7) Pada setiap pengecoran (concrete placing) harus diadakan pemeriksaan
“Slump” dan pengambilan kubus (cylinder sample) untuk pemeriksaan
kuat tekan (compression test) pada umur 3 hari, 7 hari, dan 28 hari,
masing-masing 3 (tiga) buah.

5. Perawatan dan Perlindungan Beton

a. Perawatan Dengan Air

Beton secara teratur harus disiram air sampai umur 21 hari setelah pengecoran.
Untuk menjaga kelembaban dapat dilakukan dengan cara menutup seluruh
permukaan beton dengan karung, karpet, atau pasir dalam karung yang selalu
dibasahi dengan air.

b. Perawatan dengan Uap

Bila perawatan ini yang dipakai oleh pabrik pembuat beton pracetak maka
kontraktor harus memberitahukan kepada direksi yang meliputi proses
perawatan, peralatan dan bahan-bahan yang digunakan untuk mendapat
persetujuannya.

6. Sambungan Pada Beton

a. Pelaksanaan Sambungan Cor (Construction Joint)


(1) Letak-letak sambungan cor sesuai dengan yang telah disetujui Direksi.

DED Rehabilitasi Jaringan Daerah Irigasi Rawa


Alalak Padang di Kabupaten Banjar 18
Laporan Spesifikasi Teknik

(2) Bidang permukaan dari sambungan cor sebelum diadakan penegcoran


lanjut, harus bersih, kasar dan terlebih dahulu dibasahi.
(3) Bidang permukaan dari sambungan cor horisontal harus dipersiapkan untuk
menerima sambungan berikutnya dengan menggunakan semprotan air
bertekanan (air-water jet).
Mengenai penggunaan metoda “Air-Water Cutting” atau “Wet Sandblasting”
atau pembuangan air sisa akibat metoda pemotongan dengan semprotan air,
harus dilaksanakan atas persetujuan Direksi.
b. Pelaksanaan Sambungan Muai (Constraction Joint)
(1) Sambungan muai sebagaimana ditunjukan pada gambar dibuat pada
tempat-tempat yang sudah ditentukan.
(2) Permukaan beton again pertama harus bersih dan ditutup dengan
komponen pelapis sebelum beton bagian kedua dipasang. Komponen
pelapis sesuai dengan ASTM C309.

G. PEKERJAAN DEWATERING (Kisdam)

Kisdam dibuat dari material karung plastik tanah timbunan/urug yang disisinya dijaga
dengan cerucuk bambu dan lembar bilik/anyaman bambu atau papan kayu agar sand
bag tidak larut/hanyut oleh terpaan air sungai. Kisdam ditempatkan disekitar lokasi
pekerjaan struktur yang akan dibangun dimana elevasi rencana lebih rendah dari
tinggi muka air. Panjang pekerjaan 50 s/d 100 m (sesuai kondisi lapangan). Biasanya
di dalam kisdam kemungkinan masih ada / banyak air. Sehingga air tersebut perlu
dikeluarkan agar daerah kerja tersebut tetap kering, dengan menggunakan pompa air.

Untuk Timbunan peninggian Tanggul, diasumsikan tidak diperlukan pekerjaan


kisdam (lokasi tidak tergenang air).

DED Rehabilitasi Jaringan Daerah Irigasi Rawa


Alalak Padang di Kabupaten Banjar 19
Laporan Spesifikasi Teknik

Lokasi Pekerjaan

H. PINTU KLEP

1. Umum
Pintu klep yang didatangkan harus sesuai dengan ukuran dan tipe sebagaimana
tercantum dalam gamabr yang telah disetujui oleh direksi. Pintu klep baik baja
maupun fiber resin dibuat dengan cara memesan pabrik pembuat pintu klep.
Kontraktor harus mengajukan kepada direksi untuk disetujui mengenai gambar-

DED Rehabilitasi Jaringan Daerah Irigasi Rawa


Alalak Padang di Kabupaten Banjar 20
Laporan Spesifikasi Teknik

gambar detail, perhitungan tegangan, daftar total berat pintu, spesifikasi teknis dan
manualnya. Semua peralatan dan bahan-bahan lain digunakan uuntuk efisiensi
pengoperasian menjadi tanggungan kontraktor atas biaya sendiri. Pintu klep
dipasang pada bagia outlet bangunan sesua dengan gambar atau petunjuk Direksi.
Penyangga-penyangga pintu arus dipasang pada posisi yang tepat dengan
perkuatan angkur. Pemasangan harus hati-hati dan dijaga agar posisi pintu tidak
berubah selama diadakan pengecoran.

2. Syarat-syarat Pelaksanaan
(1) Pintu Klep harus direncana pada kondisi tekanan air maksimum yaitu pada
satu sisi air mencapai elevasi maksimum, disisi lain dalam kondisi kosong.
(2) Untuk pintu klep baja, tebal daun pintu minimal 8mm, sedangkan untuk kayu
minimalya 6,5mm sama dengan fiber resin.
(3) Sudut kemiringan daun ointu dengan landasan adalah 4º, sehingga kedudukan
daun pintu bisa rapat.
(4) Paku penyambung harus tahan karat.
(5) Daun pintu yang dipakai fiber resin bisa dicat sesuai kebutuhan dan warna
disetujui oleh Direksi.

I. PEKERJAAN WATER STOP, DRAINASE PIPA PVC, JOINT SEALER, JOINT


FILLER

1. Waterstop (Karet Penahan Air)


a. Lingkup Pekerjaan

(1) Pemborong harus menyediakan dan memasang sumbatan air (water stop)
yang terbuat dari bahan polyvinyl – chloride dalam bentuk dan ukuran
yang telah ditentukan dan ditempatkan pada tempat yang sudah ditentukan
dalam gambar atau ketentuan oleh Direksi. Untuk kemudahan penempatan
dalam cetakan, dapat digunakan sumbatan air yang memakai split-flange,
namun sebelum pengecoran beton berakhir, bagian splitflange harus
disambung sedemikian rupa sehingga adukan tidak dapat masuk diantara
bagian-bagian yang terpisah dari flens tadi.
(2) Sebelum pemasangan, kontraktor harus mengajukan contoh bahan yang
akan digunakan kepada direksi guna diperiksa mutunya.

DED Rehabilitasi Jaringan Daerah Irigasi Rawa


Alalak Padang di Kabupaten Banjar 21
Laporan Spesifikasi Teknik

b. Pemasangan

(1) Pemborong arus menyediakan semua bahan, peralatan dan tenaga listrik
yang diperlukan untuk membuat sambungan-sambungan lapangan dan
pemasangan sumbatan air.
(2) Sambungan-sambungan lapangan untuk sumbat air harus dibuat dengan
memotong sumbatan air sesuai yang diperlukan, memanasi ujungnya
sampai dengan titik cair dan menghubungkan untuk memperoleh
sambungan yang dikehendaki.
(3) Pemasangan sumbatan air harus dilakukan dengan hati-hati untuk
memastikan agar titik pusat sumbatan air berimpit dengan sambungan.
Pemborong harus menjaga dan melindungi sumbatan air selama pekerjaan
berlangsung.

2. Drainase Pipa PVC


(1) Pipa PVC dipotong sesuai dengan kebutuhan.
(2) Pada salah satu ujung pipa paralon harus dipasang ijuk yang diisi dengan
kerikil, diikat dengan tali ijuk atau kawat, sehingga tidak mudah lepas.
(3) Pipa paralon dengan bagian ujung dilapis ijuk hars dipasang pada sisi dalam,
sedangkan bagian ang kosong dipasang ada sisi luar sesuai dengan ketentuan
dalam gambar-gambar atau ditentukan direksi.
(4) Banyaknya lubang rembesan harus sesuai dengan petunjuk gambar rencana
atau petunjuk direksi.

3. Joint Sealer (Bahan Kedap Sambungan)


Bahan Kedap sambungan harus disediakan dan dipasang oleh kontraktor pada
permukaan terbuka pengisi sambungan, guna melindunginya dan menjaga agar
sambungan-sambungan bebas dari air dan kotoran. Bahan tersebut harus sesuai
dengan persyaratan ASTM: D 1850, dan digunakan secara tepat sesuai dengan
spesifikasi dari pabrik pembuatnya.
4. Joint Filler (Pengisi Sambungan)
(1) Pengisian sambungan disediakan dan dipasang oleh kontraktor dalam
sambungan-sambungan yang ditunjukan pada gambar dan diperintahkan oleh
direksi.
(2) Pengisian sambungn harus merupakan spon yang sangat kenyal atau karet sel
sesuai dengan ASTM: D 1056 untuk karet SBE 15 atau SBE 45.

DED Rehabilitasi Jaringan Daerah Irigasi Rawa


Alalak Padang di Kabupaten Banjar 22
Laporan Spesifikasi Teknik

(3) Pengisi sambungan harus dipotong dan dipasang seperti yang ditunjukkan
dalam gambar, dipasang dengan menggunakan paku tembaga atau kuningan
yang ditanam pada beton yang dicor terdahulu. Dapat pula dipakai semacam
perekat, atas izin direksi.
(4) Sambungan di tempat bahan pengisi harus rapat dan diplester sedemikian
sehingga adukan beton tidak dapat meresap kedalam sambungan atau bahan
pengisi sambungan. Pengisi sambungan harus ditangani dengan hati-hati dan
disimpan di tempat yang jauh dari sinar matahari langsung agar tidak rusak.

J. PEKERJAAN JALAN INSPEKSI & JEMBATAN

1. Lingkup Pekerjaan
Kontraktor harus mendatangkan dan menghamparkan bahan-bahan perkerasan
pada mercu tanggul seperti yang tertera pada gambar atau ditentukan oleh Direksi.

2. Pelaksanaan

 Umum
(1) Galian untuk perkerasan jalan dilakukan pada permukaan tanggul
sedalam 7,5 cm dengan lebar sesuai dengan lebar rencana jalan.
(2) Pada dasar perkerasan diberi pasir setebal 2,5 cm dan dipadatkandisiram
air.
(3) Perkerasan terdiri dari batu pecah berukuran 7,5 cm dan diatur berdiri,
sedangkan sebagai pengisi dipergunakan grosok (granular material).
(4) Bahan perkerasan tersebut harus keras, tahan lama, bersih dari lumpur
atau bahan-bahan lain yang merugikan.
(5) Setelah bahan perkerasan dihamparkan, maka kemudian harus dipadatkan
dengan mesin gilas 2,5 ton paling sedikit 3 kali lintasan.
(6) Permukaan perkerasan di atas tanggul harus dibentuk miring dari sumbu
ke tepi seperti ditunjukan dalam gambar.

 Pekerjaan Tanah
(1) Pekerjaan tanah untuk jalan inspeksi dikerjakan dengan syarat sama seperti
untuk pekerjaan saluran.
(2) Tampang lintang tumbuh jalan dibentuk dengan kemiringan 1 : 40 keluar
dari sisi saluran.
(3) Sesudah pekerjaan tanah selesai, maka muka tanah harus digaruk dan
dipadatkan kembali, bila konstruksi bagian atas jalan akan dikerjakan
kembali.

DED Rehabilitasi Jaringan Daerah Irigasi Rawa


Alalak Padang di Kabupaten Banjar 23
Laporan Spesifikasi Teknik

 Bahu dan Berm Jalan


(1) Bahu atau berm jalan dibentuk dari tanah timbunan dipadatkan, diberi
gebalan.
(2) Pekerjaan Galian dan Timbunan diberi batu tepi selebar 0,25 m sampai
dengan 0,30 m setiap jarak 10 m pada bagian yang rendah dari bahu jalan
diberi drain pengeringan kerikil ini 0,20 m dalam dan 0,50 m lebar dan
bahan yang dipakai harus merupakan bahan kasar dengan ukuran
maksimum 20 mm dan dibungkus dengan lapisan kerikil.
(3) Ketinggian bahu jalan sesudah digebal dimana-mana harus sama dengan
ketinggian muka jalan.

 Dasar Galian Jalan Inspeksi


(1) Selama persiapan dasar dan konstruksi jalan pada bagian rendah dari jalan
diberi celah (bukaan) untuk pengeringan.
(2) Setelah pembentukan seperti di atas dasar harus digilas dengan mesin gilas
sebanyak tidak kurang 4 kali atau dengan cara lain yang disetujui oleh
Direksi. Bagian dasar yang belum rata harus diperbaiki sampai permukaan
halus dan rata digilas lagi paling tidak satu kali dengan mesin gilas.

 Lapisan Kerja/Pasir (Sub Base)


Lapisan kerja tediri dari lapisan pasir tebal minimum 10 cm yang dinyatakan
di atas dasar galian jalan dan dipadatkan.

 Badan Jalan/Lapisan Makadam (Base Course)


(1) Badan jalan terdiri dari lapisan makadam, yang dibentuk dari batuan atau
batu pecah dengan kerikil pada celah-celahnya dan digilas.
(2) Batu-batu tersebut disusun dengan rata di atas lapis pasir dan disipat dengan
penyipat yang bentuk dan ukurannya sudah ditetapkan agar didapatkan
permukaan yang baik.
(3) Penggilasan dimulai dari tepi yang rendah ke atas dengan kelebihan lebar
(overlap) tidak kurang dari 307 dari lebar roda.

 Kerikil Isian (Infill Gravel)


(1) Kerikil isian disebar di atas lapis makadam, disiram air dan digilas sampai
padat.
(2) Tambahan bahan harus diberikan, diairi dan digilas sehingga tidak ada
lobang-lobang di permukaan lapisan makadam.

 Lapisan Aus Kerikil (Gravel Wearing Course)


(1) Setelah pekerjaan lapis makadam selesai, bahan tersebut dihampar diberi
air dan digilas dengan mesin gilas.
DED Rehabilitasi Jaringan Daerah Irigasi Rawa
Alalak Padang di Kabupaten Banjar 24
Laporan Spesifikasi Teknik

(2) Bagian dengan permukaan yaitu terlepas karena kekurangan bahan halus
harus dibuang dan diganti dengan bahan yang baik dan digilas kembali.
a. Perletakan Jembatan
Perletakan jembatan dari karet harus dari plat karet atau karet yang
mengandung lapisan plat-plat baja seperti O’Conner Rubber Strip atau
perletakan karet yang dipasang pada ujung-ujung tetap dari balok atau pelat
beton harus dilengkapi dengan batang dowel dari baja lunak dan menembus
pelat perletakan serta lubang-lubangnya kemudian diisi dengan spesi semen 1 :
1 Batang dowel harus dibungkus dengan kertas bangunan pada bagian yang
masuk dalam beton.

Contents
3 BAB III...........................................................................................................................3-1
METODE PELAKSANAAN.................................................................................................3-1
B. PEKERJAAN PERSIAPAN....................................................................................3-1
1. Pembuatan Papan Informasi.................................................................................3-1
2. Pembuatan Kantor dan Base Camp Kontraktor....................................................3-1
Menyiapkan Direksi Keer, Los Kerja dan gudang dalam jumlah yang cukup dan
memeliharanya dilapangan selama pekerjaan selesai.....................................................3-1
3. Mobilisasi dan Demobilisasi Alat........................................................................3-1
4. Administrasi, Photo dan Dokumen.......................................................................3-1
5. Pengukuran dan Penggambaran CD dan ABD.....................................................3-1

DED Rehabilitasi Jaringan Daerah Irigasi Rawa


Alalak Padang di Kabupaten Banjar 25
Laporan Spesifikasi Teknik

C. PEKERJAAN STRIPPING (KUPASAN)...............................................................3-3


1. Pembukaan dan Pembersihan Lapangan..............................................................3-3
2. Stripping (kupasan)..............................................................................................3-3
D. PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN..........................................................3-3
1. Pekerjaan Galian...................................................................................................3-3
2. Pekerjaan Timbunan.............................................................................................3-9
3. Timbunan Kembali.............................................................................................3-10
4. Pekerjaan Cerucuk (Kayu Dolken).....................................................................3-10
E. PEKERJAAN BESI TULANGAN........................................................................3-12
F. PEKERJAAN BEKISTING...................................................................................3-13
Bekisting harus dibongkar tanpa goncangan, getaran atau kerusakan pada beton.
Pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati.........................................................3-14
G. PEKERJAAN BETON...........................................................................................3-15
1. Lingkup Pekerjaan..............................................................................................3-15
2. Uji Campuran Beton...........................................................................................3-15
3. Pengadukan dan Pengangkutan..........................................................................3-16
4. Pengecoran Beton...............................................................................................3-17
5. Perawatan dan Perlindungan Beton....................................................................3-18
6. Sambungan Pada Beton......................................................................................3-18
H. PEKERJAAN DEWATERING (Kisdam).............................................................3-19
Pekerjaan Dewatering (Kisdam)....................................Error! Bookmark not defined.
I. PINTU KLEP.............................................................................................................3-20
1. Umum.................................................................................................................3-20
2. Syarat-syarat Pelaksanaan..................................................................................3-20
J. PEKERJAAN WATER STOP, DRAINASE PIPA PVC, JOINT SEALER, JOINT
FILLER.............................................................................................................................3-21
1. Waterstop (Karet Penahan Air)..........................................................................3-21
2. Drainase Pipa PVC.............................................................................................3-22
3. Joint Sealer (Bahan Kedap Sambungan)............................................................3-22
4. Joint Filler (Pengisi Sambungan).......................................................................3-22
K. PEKERJAAN JALAN INSPEKSI & JEMBATAN..............................................3-23
1. Lingkup Pekerjaan..............................................................................................3-23
DED Rehabilitasi Jaringan Daerah Irigasi Rawa
Alalak Padang di Kabupaten Banjar 26
Laporan Spesifikasi Teknik

2. Pelaksanaan........................................................................................................3-23
 Umum.....................................................................................................................3-23
 Pekerjaan Tanah.....................................................................................................3-23
 Bahu dan Berm Jalan.............................................................................................3-23
 Dasar Galian Jalan Inspeksi...................................................................................3-24
 Lapisan Kerja/Pasir (Sub Base).............................................................................3-24
 Badan Jalan/Lapisan Makadam (Base Course)......................................................3-24
 Kerikil Isian (Infill Gravel)....................................................................................3-24
 Lapisan Aus Kerikil (Gravel Wearing Course)......................................................3-24

Gambar 3 - 1 Galian saluran menggunakan excavator long arm...........................................3-6


Gambar 3 - 2 Galian saluran menggunakan excavator long arm ponton...............................3-6
Gambar 3 - 3 Galian saluran menggunakan excavator standar.............................................3-7

DED Rehabilitasi Jaringan Daerah Irigasi Rawa


Alalak Padang di Kabupaten Banjar 27

Anda mungkin juga menyukai