Anda di halaman 1dari 8

JMPM: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika

Vol. 7 No.1 Maret 2022 Halaman 1-4


Tersedia secara online di https://www.journal.unipdu.ac.id/index.php/jmpm
Terakreditasi S3 – SK No. B/1796/E5.2/KI.02.00/2020

Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Pada Siswa


Di SMP Darul Ulum Sekampung
(Analysis of Mathematical Creative Thinking Ability in Students at SMP
Darul Ulum Sekampung)

T Frisca Ninda Safilda1*, Cahwita2


Universitas Lampung – Lampung, Indonesia
1,2
*
email penulis korespondensi: nindasafilda@gmail.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa di SMP Darul Ulum Sekampung. Pengambilan data dilakukan
dengan menggunakan intrumen tes berisi 4 soal essay uraian yang telah
dirancang sesuai indikator kemampuan berpikir kreatif matematis yaitu
kelancaran (fluency), kelenturan (flexibility), keaslian (originality), dan kerincian
(elaboration). Tes diberikan kepada 60 siswa kelas VII SMP Darul Ulum
Sekampung dengan analisis data penelitian secara kualitatif. Hasil analisis
menunjukkan 5% siswa dikategorikan sangat kreatif, 18% siswa dikategorikan
kreatif, 50% siswa dikategorikan cukup kreatif, dan 5% siswa tidak kreatif.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah kemampuan berpikir kreatis matematis
siswa SMP Darul Ulum Sekampung masih rendah.
Kata kunci: beripikir kreatif matematis

Abstract
The purpose of this study was to describe the ability to think creatively
mathematically at SMP Darul Ulum Sekampung. Data collection was carried out
using a test instrument containing 5 essay questions that had been designed
according to indicators of mathematical creative thinking ability, namely fluency,
flexibility, originality, and elaboration. The tests were given to 60 grade VII
students of SMP Darul Ulum Sekampung with qualitative research data analysis.
The results of the analysis show that 5% of students are categorized as very
creative, 18% of students are categorized as creative, 50% of students are
categorized as quite creative, and 5% of students are not creative. The
conclusion of this study is that the students' mathematical creative thinking skills
at SMP Darul Ulum Sekampung are still low.
Keywords: mathematical creative thingking

Tuliskan Sebagian Kata dari Judul Artikel di Sini dengan Format Title Case, Jenis Huruf Arial Narrow
10pt, Italic (Hanya Terdiri dari 1 Baris di Catatan Kaki)
https://dx.doi.org/10.26594/jmpm.v6i2.2138 1
2022 JMPM: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika dengan lisensi CC BY
JMPM: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol. 7 No.1 Maret 2022 Halaman 1-4
Tersedia secara online di https://www.journal.unipdu.ac.id/index.php/jmpm
Terakreditasi S3 – SK No. B/1796/E5.2/KI.02.00/2020
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan zaman dan pengaruh globalisasi, kualitas
pembelajaran perlu peningkatan. Dengan tujuan untuk mampu besaing di era
teknologi. Utamanya adalah membangun kemampuan peserta didik dalam
matematika. Matematika berasal dari kata mathema yang artinya pengetahuan,
mathanein yang artinya berpikir dan belajar. Dalam kamus besar Bahasa
Indonesia diartikan matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara
bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah
mengenai bilangan (depdiknas) (Ali Hamzah & Muhlisrarini, 2014). Dalam dunia
pendidikan, matematika memiliki manfaat sebagai alat yang berguna dalam
kecerdasan akal (Supardi, 2015). Menurut Florentina & Leonard, matematika
merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan ilmu teknologi modern
(Florentina & Leonard, 2017). Matematika merupakan pelajaran yang melatih
siswa dalam menumbuh-kembangkan cara berpikir kritis, logis dan kreatif
(Amalia dkk., 2015). Oleh karenanya, dalam kurikulum pendidikan di Indonesia
menempatkan matematika sebagai mata pelajaran wajib yang dipelajari secara
luas dan mendasar sejak jenjang pendidikan sekolah dasar (Areq dkk., 2019).
Kemampuan dalam kamus Bahasa Indonesia berasal dari kata “mampu”
yang artinya sanggup atau dapat. Kemampuan dapat juga diartikan sebagai
kesanggupan (Kamus Bahasa Indonesia, 2008). Sedangkan berpikir dalam kamus
Bahasa Indonesia artinya adalah suatu keaktifan pribadi manusia yang
menghasilkan suatu temuan yang terarah pada suatu tujuan (Jos Daniel Parera,
t.t.). Berpikir kreatif adalah salah satu bagian dalam mengembangkan pendidikan
matematika yang modern, karena berpikir kreatif suatu kemampuan yang pada
masa sekarang dibutuhkan dalam dunia kerja. Seseorang yag memiliki
kemampuan berpikir kreatif akan dapat tumbuh dan mampu menghadapi
permasalahan. Sedangkan, seseorang yang tidak dapat berpikir kreatif akan sulit
dalam menerima dan menghadapi tantangan (Hanipah dkk., 2018). Kemampuan
berpikir kreatif matematis penting dalam pembeljaran matematika karena
memudahkan siswa dalam menyelesaiakan permasalahan mateamatika.
Kemampuan berpikir kreatif yang dimiliki seseorang adalah kemampuan untuk
berfikir secara terus-menerus dan konsisten atau suatu proses dalam
memunculkan ide-ide baru, yang mana ide tersebut adalah penggabungan dari ide-
ide yang pernah ada (Florentina & Leonard, 2017) Kemampuan berpikir kreatif
matematis membantu siswa dalam mengemukakan pendapat atau jawaban dari
persoalan dengan bebragai cara penyelesaian matematika. Dengan berpikir kreatif
siswa memiliki lebih dari satu cara dalam menyelesaikan masalah sehingga siswa
memiliki ciri khas atau keorisinilitasan yang tinggi. Menurut Trisnawati berpikir
kreatif matematis adalah keterbaruan suatu cara atau ide baru yang menekankan
pada aspek kelancaran (Trisnawati dkk., 2018). Mendatangkan dan atau
memunculkan ide baru dilakukan dengan berpikir kreatif (Faelasofi, 2017). Dan
peserta didik dikatakan kreativ apabila memiliki kemampuan berpikir kreatif
matematis (Husniyati dkk., 2019).
Namun pada kenyataannya kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
di Indonesia masih dikategorikan rendah, pernyataan tersebut di dukung
berdasarkan studi PISA tahun 2015 yang menunjukkan skor 386 pada kompetensi
Tuliskan Sebagian Kata dari Judul Artikel di Sini dengan Format Title Case, Jenis Huruf Arial Narrow
10pt, Italic (Hanya Terdiri dari 1 Baris di Catatan Kaki)
https://dx.doi.org/10.26594/jmpm.v6i2.2138 2
2022 JMPM: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika dengan lisensi CC BY
JMPM: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol. 7 No.1 Maret 2022 Halaman 1-4
Tersedia secara online di https://www.journal.unipdu.ac.id/index.php/jmpm
Terakreditasi S3 – SK No. B/1796/E5.2/KI.02.00/2020
matematika, namun skor tersebut lebih baik dibandingkan hasil tahun 2012 yaitu
375, yang jika diabndingkan dengan rata-rata keseluruhan yaitu 490 maka tingkat
capainya masih di bawah rata-rata. Berdasarkan penelitian oleh Hans Jellen dari
Universitas Utah, Amerika Serikat dan Klaus Urban dari Universitas Hannover,
Jerman mengatakan bahwasannya dari 8 negara yang mereka teliti, kreativitas
anak-anak di Indonesia yang terendah. Rata-rata skor dari yang tinggi ke rendah
yaitu Filipina, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, India, RRC, Kamerun, Zulu dan
Indonesia (Rahman, 2012). Rendahnya kemampuan berpikir kreatif matematis
tersebut relevan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Kelen
bahwa permasalahan di SMP Negeri Neonvbat di Kabupaten Timor Tengah Utara
Provinsi Nusa Tenggara Timur menunjukkan kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa sangat rendah, dikarenakan siswa tidak dapat membuat soal yang
penyelesaiannya sama dengan soal yang telah diselesaikan (Kelen, 2016). Dalam
penelitian Fardah yang menjelaskan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa tingkat sekolah dasar dan menengah masih dalam kategori rendah, yaitu
sebesar 46,67% (Fardah, 2012).
Menurut Hendriana, dkk., siswa dikategorikan memiliki kemampuan
berpikir kreatif jika ia memiliki banyak gagasan dan ide, imajinatif, rasa ingin
tahu yang tinggi, percaya diri terhadap kemampuannya, beripikir positif, selalu
menantang terhadap permasalahan yang komplek serta suka bekerja keras
(Hendriana, H dkk., 2017). Torrance mengidentifikasi ada empat kemampuan
yang harus dimiliki siswa agar dapat dikatakan memiliki kemampuan berpikir
kreatif matematis, yaitu 1) kelancaran (fluency) yang merupakan kemampuan
untuk menghasilkan banyak ide atau lancar dalam menyelesaikan masalah, 2)
keluwesan (flexibility) yang merupakan kemampuan untuk menghasilkan ide yang
beragam karena memiliki sudut pandang yang berbeda, 3) orisinalitas (originality)
yang merupakan ciri khas atau menyelesaikan masalah dengan jawaban yang lain
dari yang biasanya, 4) kerincian (elaboration) yang merupakan kemampuan
mengembangkan atau mengeluarkan ide dari pengetahuan yang dimiliki siswa
(Dr. Ahmad Susanto, M.Pd, 2016).
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan kemampuan berpikir
kreatif matematis adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan
dengan cara yang tidak biasa, siswa mampu menyelesaikan masalah matematika
dengan sudut pandang yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini akan digunakan
empat indikator berpikir kreatif matematis yaitu Kelancaran (fluency), Kelenturan
(flexibility), Keaslian (originality),dan Elaborasi (elaboration), dengan tujuan
untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematis siswa di SMP Darul
Ulum Sekampung.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Penelitian dilakukan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa di SMP Darul Ulum Sekampung. Subjek pada penelitian
ini adalah 60 siswa SMP Darul Ulum Sekampung kelas VII tahun ajaran
2021/2022. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes. Pemberian
intrumen tes soal yang terdiri dari soal uraian yang telah diuji validitas, reliabilitas
Tuliskan Sebagian Kata dari Judul Artikel di Sini dengan Format Title Case, Jenis Huruf Arial Narrow
10pt, Italic (Hanya Terdiri dari 1 Baris di Catatan Kaki)
https://dx.doi.org/10.26594/jmpm.v6i2.2138 3
2022 JMPM: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika dengan lisensi CC BY
JMPM: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol. 7 No.1 Maret 2022 Halaman 1-4
Tersedia secara online di https://www.journal.unipdu.ac.id/index.php/jmpm
Terakreditasi S3 – SK No. B/1796/E5.2/KI.02.00/2020
, tingkat kesukaran dan daya pembedanya serta disusun berdasarkan indikator
kemampuan berpikir kreatif matematis. Berikut indikator yang digunakan dalam
kemampuan berpikir kreatif matematis yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 1. Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis


Kemampuan Berpikir Kreatif Kesimpulan
Kelancaran Menjawab soal lebih dari satu jawaban
Keluwesan Menjawab soal secara beragam
Keaslian Memberikan jawaban dengan cara baru
Kerincian Mengembangkan atau memperkaya
jawaban suatu soal

HASIL DAN PEMBAHASAN


Data dari hasil penelitian ini yaitu berupa hasil dari pengerjaan siswa
dalam menyelesaikan 4 soal uraian kemampuan berpikir kreatif matematis dalam
waktu 90 menit, kemudian peneliti melakukan analisis terhadap hasil tes tersebut.
Tes diikuti oleh 60 siswa kelas VII SMP Darul Ulum Sekampung, dimana 2 siswa
secara acak dianalisis.
Dari tes diperoleh hasil yang kemudian dibentuk persentase kemampuan
berpikir kreatif matematis dan kategorinya, sehingga diperoleh: sebanyak 3 orang
siswa (5%) berada pada kategori sangat kreatif, hal ini menunjukkan 3 orang
siswa tersebut telah memenuhi 4 indikator berpikir kreatif yaitu fluency,
flexibility, originality, dan elaboration. Sebanyak 11 siswa (18%) pada kategori
kreatif, hal ini menunjukkan 11 siswa tersebut memenuhi 3 dari indikator berpikir
kreatif yaitu fluency, flexibility, dan originality. Sebanyak 30 siswa (50%) berada
pada kategori cukup kreatif, hal ini menunjukkan bahwa 30 siswa tersebut hanya
memenuhi 2 indikator beripikir kreatif yaitu fluency dan flexibility. Sedangkan
sisanya yakni 13 orang dan 3 orang dikategorikan siswa yang kurang kreatif dan
tidak kreatif karna hanya memenuhi 1 indikator dan tidak memenuhi satupun
indikator beripikir kreatif. Hasil di atas dapat disajikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2. Hasil Penelitian


Kategori Persentase
Sangat Kreatif 5%
Kreatif 18%
Cukup Kreatif 50%
Kurang Kreatif 21%
Tidak Kreatif 5%

Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan berpikir


kreatif matematis siswa khusunya di SMP Darul Ulum Sekampung masih rendah.
Dai 60 siswa yang diberi tes, dilakukan analisis jawaban siswa dengan mengambil
2 siswa secara acak yaitu NA dan VF sebgai berikut:

Tuliskan Sebagian Kata dari Judul Artikel di Sini dengan Format Title Case, Jenis Huruf Arial Narrow
10pt, Italic (Hanya Terdiri dari 1 Baris di Catatan Kaki)
https://dx.doi.org/10.26594/jmpm.v6i2.2138 4
2022 JMPM: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika dengan lisensi CC BY
JMPM: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol. 7 No.1 Maret 2022 Halaman 1-4
Tersedia secara online di https://www.journal.unipdu.ac.id/index.php/jmpm
Terakreditasi S3 – SK No. B/1796/E5.2/KI.02.00/2020

Gambar 1. Penyelesaian oleh NA

Berdasarkan gambar 1. analisis jawaban oleh NA, yaitu 2 dari 4 soal


sudah lancar dalam mengerjakan soal, yang artinya NA memenuhi satu indikator
yaitu kelancaran (fluency) dan juga keluwesan (flexibility) dimana siswa dapat
membuat 2 aternatif jawaban atas soal yang diberikan. Namun karena NA hanya
memenuhi dua indikator, itu berarti NA belum dapat dikategorikan dapat berpikir
kreatif, karena belum mampu memenuhi 2 indikator lainnya yaitu orisinil dan
kerincian, sebab siswa menyelesaikan jawaban masih sesuai dengan cara
penyelesaian yang memang sudah ada.
Sedangkan pada siswa VF diperoleh sebagai berikut:

Tuliskan Sebagian Kata dari Judul Artikel di Sini dengan Format Title Case, Jenis Huruf Arial Narrow
10pt, Italic (Hanya Terdiri dari 1 Baris di Catatan Kaki)
https://dx.doi.org/10.26594/jmpm.v6i2.2138 5
2022 JMPM: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika dengan lisensi CC BY
JMPM: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol. 7 No.1 Maret 2022 Halaman 1-4
Tersedia secara online di https://www.journal.unipdu.ac.id/index.php/jmpm
Terakreditasi S3 – SK No. B/1796/E5.2/KI.02.00/2020

Gambar 2. Penyelesaian oleh VF

Berdasarkan gambar 2 siswa VF menunjukkan bahwa VF memenuhi dua


indikator kemampuan berpikir kreatif matematis yaitu kelancaran dan keluwesan
hal itu terlihat bahwa siswa VF lancar dalam menyelesaikan soal dan keluwesan
diperoleh ketika VF menjawab dengan tidka hanya satu cara penyelesaian.
Namun, VF belum dapat dikatakan kreatif karena hanya memenuhi dua indikator,
sama halnya dengan NA yang hanya dapat memenuhi dua indikator, namun belum
dapat menyelesaikan masalah dengan suatu keterbaruan atau dapat dikatakan NA
dan VF menyelesaikan permasalahan menggunakan cara yang sudah ada.
Rendahanya kemampuan berpikir kreatif matematis di SMP Darul Ulum
khusunya pada kelas VII tersebut relevan dengan penelitian yang dilakukan Sinta
Ekawati pada salah satu SMP di Kabupaten Karawang dimana kemampuan
berpikir peserta didiknya masih rendah (Ekawati, 2020). Dalam penelitian Nufus,
menunjukkan kemampuan berpikir kreatif masih rendah didasari oleh beberapa
penyebab yaitu karena siswa tidak terbiasa menjawab soal-soal, dalam menjawab
siswa tidak dibiasakan untuk menyelesaikan soal dengan cara yang berbeda, siswa
cendrung masih menghafalkan atau meniru apa yang dituliskan oleh guru dalam
menyelesaiakan soal, sehingga siswa tidak memeliki keorisinalitasan dalam
menyelesaikan masalah (Nufus, 2021). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Handayani bahwa dari 25 siswa yang diteliliti, sebanyak 2 siswa
dikategorikan kreatif, 22 siswa dikategorikan kurang kreatif dan 1 siswa
dikategorikan tidak kreatif (Handayani, 2013).

Tuliskan Sebagian Kata dari Judul Artikel di Sini dengan Format Title Case, Jenis Huruf Arial Narrow
10pt, Italic (Hanya Terdiri dari 1 Baris di Catatan Kaki)
https://dx.doi.org/10.26594/jmpm.v6i2.2138 6
2022 JMPM: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika dengan lisensi CC BY
JMPM: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol. 7 No.1 Maret 2022 Halaman 1-4
Tersedia secara online di https://www.journal.unipdu.ac.id/index.php/jmpm
Terakreditasi S3 – SK No. B/1796/E5.2/KI.02.00/2020
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan deskripsi dan analisis hasil penelitian yang telah dilakukan,
dapat disimpulkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa di SMP Darul
Ulum Sekampung khususnya kelas VII masih tergolong rendah. Hal ini tergambar
dari hasil deskripsi yang menunjukkan hanya 5% siswa yang masuk kategori
sangat kreatif meskipun 50% dari subjek penelitian dikatakan cukup kreatif.
Namun, terdapat 21% siswa yang dikategorikan kurang kreatif dan 5% siswa
dikategorikan tidak kreatif.
Rendahnya berpikir kretaif matematis karena beberapa faktor diantaranya
1) siswa tidak terbiasa menjawab soal-soal, 2) dalam menjawab siswa tidak
dibiasakan untuk menyelesaikan soal dengan cara yang berbeda, 3) siswa
cendrung masih menghafalkan atau meniru apa yang dituliskan oleh guru dalam
menyelesaiakan soal, 4) sehingga siswa tidak memeliki keorisinalitasan dalam
menyelesaikan masalah.
Saran yang dapat diberikan peneliti antara lain (1) agar siswa mampu berpikir
kreatif, harus sering dilakukan pemberian soal dengan indikator berpikir
kreatif. (2) memberikan pemahaman kepada siswa bahwa untuk menjawab
suatu soal matematika bisa dengan berbagai cara tidak terpaku dalam satu cara
saja (3) membiasakan siswa untuk lebih teliti dalam membaca dan
mengerjakan soal (4) bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk mengkaji
tentang berfikir kreatif matematis lainnya.

DAFTAR RUJUKAN
Ali Hamzah & Muhlisrarini. (2014). Perencanaan dan Strategi Pembelajaran
Matematika. PT Grafindo Persada.
Amalia, Y., Duskri, M., & Ahmad, A. (2015). Penerapan model eliciting activities
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis dan self
confidence siswa SMA. Jurnal Didaktik Matematika, 2(2).
Dr. Ahmad Susanto, M.Pd. (2016). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah
Dasar. Kencana.
Ekawati, S. (2020). Analisis kemampuan berpikir kreatif matematis dalam
menyelesaikan soal segiempat dan segitiga. Prosiding Sesiomadika, 2(1b).
Faelasofi, R. (2017). Identifikasi kemampuan berpikir kreatif matematika pokok
bahasan peluang. JURNAL e-DuMath, 3(2).
Fardah, D. K. (2012). Analisis proses dan kemampuan berpikir kreatif siswa
dalam matematika melalui tugas open-ended. Kreano, Jurnal Matematika
Kreatif-Inovatif, 3(2), 91–99.
Florentina, N., & Leonard, L. (2017). Pengaruh model pembelajaran kooperatif
terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Formatif: Jurnal
Ilmiah Pendidikan MIPA, 7(2).
Handayani, R. R. R. (2013). Eksperimentasi Model Pembelajaran Numbered
Heads Together Dan Jigsaw Dengan Pendekatan Kontekstual Terhadap
Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Kecerdasan Majemuk Siswa
SMP Negeri Kota Madi. UNS (Sebelas Maret University).
Hanipah, N., Yuliani, A., & Maya, R. (2018). Analisis Kemampuan berpikir
Tuliskan Sebagian Kata dari Judul Artikel di Sini dengan Format Title Case, Jenis Huruf Arial Narrow
10pt, Italic (Hanya Terdiri dari 1 Baris di Catatan Kaki)
https://dx.doi.org/10.26594/jmpm.v6i2.2138 7
2022 JMPM: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika dengan lisensi CC BY
JMPM: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol. 7 No.1 Maret 2022 Halaman 1-4
Tersedia secara online di https://www.journal.unipdu.ac.id/index.php/jmpm
Terakreditasi S3 – SK No. B/1796/E5.2/KI.02.00/2020
kreatif matematis siswa MTs pada materi lingkaran. AKSIOMA: Jurnal
Program Studi Pendidikan Matematika, 7(1), 80–86.
Hendriana, H, Rohaeti, E. E, & Sumarno, U. (2017). Hard Skill dan Soft Skill
Matematik Siswa. Refika Aditama.
Husniyati, R., Prayitno, S., & Kurniati, N. (2019). Analisis Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Mataram Tahun
Pelajaran 2017/2018. Indonesian Journal of STEM Education, 1(1), 36–
40.
Jos Daniel Parera. (t.t.). Morfologi Bahasa. Gramedia Pustaka Utama.
Kamus Bahasa Indonesia. (2008). Pusat Bahasa.
Kelen, Y. P. K. (2016). Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Problem
Posing untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. JMPM:
Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 1(1), 55–64.
Nufus, Z. (2021). Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa MTsN.
UIN Ar-raniry.
Rahman, R. (2012). Hubungan antara self-concept terhadap matematika dengan
kemampuan berpikir kreatif matematik siswa. Infinity Journal, 1(1), 19–
30.
Supardi, S. (2015). Peran kedisiplinan belajar dan kecerdasan matematis logis
dalam pembelajaran matematika. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan
MIPA, 4(2).
Trisnawati, I., Pratiwi, W., Nurfauziah, P., & Maya, R. (2018). Analisis
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa sma kelas xi pada materi
trigonometri di tinjau dari self confidence. JPMI (Jurnal Pembelajaran
Matematika Inovatif), 1(3), 383–394.

Tuliskan Sebagian Kata dari Judul Artikel di Sini dengan Format Title Case, Jenis Huruf Arial Narrow
10pt, Italic (Hanya Terdiri dari 1 Baris di Catatan Kaki)
https://dx.doi.org/10.26594/jmpm.v6i2.2138 8
2022 JMPM: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika dengan lisensi CC BY

Anda mungkin juga menyukai