Anda di halaman 1dari 2

Relevansi Dokumen “Christus Vivit” dalam Hidup Sebagai Calon Imam

Pertama-tama marilah kita melihat orang muda itu adalah tempat adanya Kristus yang hidup
Kristuslah yang hidup dan ingin mereka tetap hidup. Paus Fransiskus juga menyerukan
kepada semua orang muda katolik di semua dunia untuk bekembang dalam hidup kekudusan
dan komitmen panggilan (bdk.christo vivit 1,3). Di lain sisi ,lain Yesus mengajak para orang
muda mewartakan apa yang membuat hidup mereka itu berharga dengan juga ikut serta
dalam kebaruan kebangkitannya.

Di satu sisi, dalam kerinduan besar akan Tuhan, datanglah seorang pemuda penakut yang
mencoba untuk mengikuti Yesus tetapi lari dengan telanjang (bdk Rom 14:51-52), seorang
pemuda yang tidak memiliki kekuatan untuk mempertaruhkan segalanya demi mengikuti
Tuhan. Sedikit melihat riwayat hidup santo aloysius gonzaga yang berani keluar dari zona
nyamannya sebagai kaum bangsawan khususnya sebagai kaum muda untuk mewartakan
kebangkitan kristus melalui pelayanannya kepada orang-orang yang terkena wabah sebuah
penyakit hingga menerima mahkota kemartiran. Disini roh kudus bergerak kepada para
kaum muda agar terinspirasi dengan sabda allah sendiri .

Buluh yang rapuh namun tidak patah (bdk Yes 42:3) ini adalah tatapan Allah Bapa, yang
mampu menghargai dan memelihara benih-benih yang ditaburkan di hati orang muda.Orang
muda harus menganggap dirinya sebagai “Tanah yang kudus. Pembawa benih-benih hidup
yang di hadapannya aku harus “Menanggalkan kasut”[lih.christo vivit 67]. Bisa dilihat
bahwa orang muda adalah tanah yang ditanami oleh benih-benih Allah di hadapan-Nya aku
harus merendahkan hatiku untuk memelihara benih itu lain daripada itu melalui Nabi
Yeremia Allah berjanji untuk mengangkat dan menggembalakan umatnya dengan adanya
para gembala itu akan terwujud ketaatan perintah Yesus untuk “pergi menjadikan semua
bangsa menjadi muridnya”(lih.Mat 28:19).

Hal yang perlu diperhatikan untuk orang muda adalah merefleksikan bagaimana cara menjadi
sahabat Yesus. Menjadi sahabat Yesus juga berarti menjadi sahabat bagi semua orang melalui
teman-teman, Tuhan memurnikan kita dan membuat kita semakin dewasa. Sekaligus, teman-
teman yang setia, yang berada di samping kita dalam masa-masa sulit, adalah cerminan kasih
sayang Tuhan, penghiburan-Nya dan kehadiran-Nya yang penuh kasih.
Dengan demikian bisa dilihat bahwa orang muda dipanggil untuk menjadi seorang clericus
melalui seminari menengah. Seminari Menengah adalah tempat para kaum muda pada
umumnya merasakan adanya panggilan, dibimbing sejak usia dini dengan mengenali
benih panggilan itu dan mengembangkannya dan berusaha menjawabnya dengan penuh
pertimbangan , kebebasan dan tanggung jawab. Dengan semangat “Deus Caritas Est”.Allah
adalah kasih hendaknya orang muda yang “Terpanggil ”. Tidak meragukan bahwa mereka
dipanggil oleh-Nya karena mereka dikasihi dalam segala keadaan (bdk.christo vivit 112).
Dengan semangat dalam menghayati kristus yang tersalib dan bangklit orang muda
diharuskan untuk termotivasi untuk semakin mencintai panggilannya melalui tindakan

Contoh konkretnya adalah mengikuti kegiatan - kegiatan yang ada dalam dalam seminari
lain daripada itu dimensi pastoral dewasa ini perlu memperhatikan kreativitas kaum muda hal
memungkinkan yang “Terpanggil” khususnya kaum muda untuk membagikan hidup,
bergembira, bernyanyi, mendengarkan kesaksian nyata dan mengalami perjumpaan
komunitas dengan Allah yang hidup. Supaya terwujud sebagai calon imam aku sendiri
selalu berusaha untuk mengembangakn dan menyiapkan diri untuk tugas pelayanan
yang lebih besar( Bdk. Mat 25:19-23). Demikianlah relevansi dokumen Paus
Fransiskus“Christus vivit”. Dalam hidupku untuk menjadi seorang imam

Anda mungkin juga menyukai