Anda di halaman 1dari 7

Volume 5, Nomor 2, Oktober 2021 ISSN 2623-1581 (Online)

ISSN 2623-1573 (Print)

ANALISIS TINGKAT RISIKO KEBAKARAN WILAYAH JAKARTA


UTARA, PROVINSI DKI JAKARTA

Sekarsari Kartika Putri1, Fatma Lestari2, Miranda Surya Wardhany3


Departmen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia1,2
Disaster Risk Reduction Center, Universitas Indonesia (DRRC UI), Gedung Pusat Laboratorium2,3
skputri08@gmail.com1, fatma@ui.ac.id2

ABSTRACT
DKI Jakarta Province as the capital city of Indonesia is experiencing the surge of population up to 10.652
million people in 2021 and the region of North Jakarta has 11.272 people/km 2 of population density. Not
only the settlement that become more and more dense, North Jakarta flourished with the establishment of
industrial area in Cilincing, recreational, warehousing and shopping area. The aim of this research is to
find out the level of fire risk and to map the fire risk of North Jakarta in purpose to make improvement of
fire prevention. The method used in this research is Cross Sectional with Non Probabilistic /Stratified
Sampling approach. Data sampling done by online questionnaires and by discussion through Focus Group
Discussion along with Local Fire Department of North Jakarta Region. Questionnaires consist of 3
elements and 22 variables which include the hazard identification, vulnerability and fire protection
management . The collected data is used to make analysis using univariate, spider map and mapped to
North Jakarta region. The result of the research shows the fire risk level of North Jakarta is Medium with
score of 58,34%. The improvements that can be done in order to prevent and countermeasure in North
Jakarta are socialization about non flammable building materials and also the improvement and
maintenance of city hydrants so they can be used effectively in supporting fire extinguishing in North
Jakarta region. Furthermore it need to do some planning of fire detection system at settlement or public
housing so it can be discovered and handled as fast as possible by Local Fire Department of North Jakarta
Region.

Keyword : DKI Jakarta, Fire Mapping, Fire Risk Level, North Jakarta

ABSTRAK
Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara mengalami peningkatan jumlah penduduk mencapai 10,562
juta jiwa pada tahun 2021 dan wilayah Jakarta Utara memiliki tingkat kepadatan penduduk 11.272
jiwa/km2. Tidak hanya pemukiman penduduk yang semakin padat, Jakarta Utara berkembang dengan
adanya Kawasan Berikat Nusantara Cilincing serta terdapat kawasan wisata, pergudangan maupun
perbelanjaan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat risiko kebakaran dan membuat pemetaan
wilayah Jakarta Utara agar dapat dilakukan upaya perbaikan dan pencegahan kejadian kebakaran. Metode
penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Cross Sectional dengan pendekatan non probabilistic
sampling/stratified sampling. Pengambilan data secara online kuesioner serta pelaksanaan diskusi melalui
Focus Group Discussion bersama Dinas Pemadam Kebakaran Suku Dinas Jakarta Utara. Kuesioner terdiri
dari 3 elemen dan 22 variabel yang mencakup identifikasi potensi bahaya, vulnerability serta manajemen
proteksi kebakaran untuk selanjutnya dilakukan analisis menggunakan univariate, spider map dan
dipetakan pada wilayah Jakarta Utara. Hasil penelitian menunjukkan tingkat risiko kebakaran wilayah
Jakarta Utara adalah Sedang dengan nilai sebesar 58,34%. Peningkatan yang dapat dilakukan pada upaya
pencegahan dan penanggulangan kebakaran di Jakarta Utara adalah perlu dilakukan sosialisasi terkait
penggunaan material bangunan yang tidak mudah terbakar serta adanya peningkatan fungsi dan pemastian
pemeliharaan dari hidran kota yang dimiliki agar dapat digunakan secara efektif untuk mendukung upaya
pemadaman kebakaran di wilayah Jakarta Utara. Selain itu perlu dilakukan perancangan sistem deteksi
kebakaran pada rumah penduduk agar dapat diketahui dan ditangani dengan cepat oleh Dinas Pemadam
Kebakaran Suku Dinas Jakarta Utara.

Kata Kunci : DKI Jakarta, Jakarta Utara, Peta Kebakaran, Tingkat Risiko Kebakaran

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 1032


Volume 5, Nomor 2, Oktober 2021 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

PENDAHULUAN material yang mudah terbakar dan adanya


aktifitas pembakaran (Ahrens and
Kebakaran merupakan salah satu bencana Maheshwari, 2020).
yang mengancam dan mengganggu kehidupan
masyarakat. Kejadian kebakaran sering kali
tidak terduga dan menimbulkan kepanikan 60

karena ketidaksiapan masyarakat menghadapi 49


50 47
bahaya kebakaran. Salah satu permasalahan
pada negara berkembang adalah kejadian
40 37 37
kebakaran pada pemukiman padat penduduk
31
dimana korban jiwa seringkali ditemukan pada 30 27
29
26 26 26
rumah tempat awal mula api terjadi 22 22
24
22 21
19 20 19
dikarenakan keterlambatan proses pemadaman 20 18 18 17
14
serta tidak dapat melakukan evakuasi dan 12 11
penyelematan tepat waktu (Natalia Flores 10

Quiroz, Richard Walls, Antonio Cicione,


0
2021). Tanggap darurat bencana dalam hal ini
kebakaran merupakan seluruh kegiatan untuk
mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan
Tahun 2019 Tahun 2020
dari bencana meliputi upaya penyelamatan dan
evakuasi korban, harta benda, pemadaman
serta pemulihan sarana prasarana (BNPB, Gambar 1. Peristiwa Kebakaran Wilayah
Jakarta Utara Tahun 2019 dan 2020
2007).
Pelaksanaan pemetaan kebakaran
Kejadian kebakaran pada wilayah
memiliki peran penting untuk
Provinsi DKI Jakarta tahun 2020 sebanyak
mengindikasikan karakteristik suatu wilayah
1.505 kasus dengan 983 kasus disebabkan dari
yang memiliki potensi besar terjadinya
konsleting listrik, 180 kasus dari kebocoran
kebakaran dan membuat program pencegahan
gas yang digunakan pada kompor dan
kebakaran berkelanjutan. Selain itu dapat
peledakan serta adanya 43 kasus yang
melihat trend peningkatan kejadian kebakaran
disebabkan dari penggunaan lilin dan
agar dapat mencegah kebakaran di masa yang
pembuangan puntung rokok yang masih
akan datang serta mengontrol kebakaran
menyala (Unit Pengelola Statistik Provinsi
sehingga tidak menimbulkan kerugian yang
DKI Jakarta, 2021). Wilayah Jakarta Utara
besar (Luo Yi Xin et al, 2021). Oleh karena itu
memiliki 257 kasus kebakaran pada 2020 dan
menjadi kebutuhan suatu wilayah untuk
terjadi penurunan dari sebelumnya 337 kasus
melakukan penilaian dan pemetaan tingkat
pada tahun 2019 (Portal Data Terpadu
risiko kebakaran sebagai upaya pencegahan
Pemprov DKI Jakarta, 2021). Hal ini sesuai
dan penanggulangan kebakaran di Jakarta
dengan gambar peristiwa kebakaran setiap
Utara.
bulannya pada tahun 2019 dan 2020.\
Bangunan rumah menjadi tempat kejadian
kebakaran terbesar pada tahun 2020 di METODE
Provinsi DKI Jakarta dengan 461 kasus,
Penelitian ini menggunakan metode cross
diikuti kebakaran pada instalasi diluar
sectional dengan non probabilistic stratified
bangunan dengan 438 kasus dan bangunan
sampling dan pengambilan data dilakukan
umum serta perdagangan terjadi pada 269
sejak April hingga Juli 2021. Data awal
kasus (Unit Pengelola Statistik Provinsi DKI
merupakan pengisian kuesioner secara online
Jakarta, 2021). Sebagian besar penyebab
oleh seluruh ketua Rukun Warga (RW) pada
kebakaran pada bangunan rumah adalah
wilayah Jakarta Utara dan divalidasi melalui
aktifitas memasak, instalasi listrik, peralatan
Focus Group Discussion dengan perwakilan
yang menimbulkan panas, penggunaan

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 1033


Volume 5, Nomor 2, Oktober 2021 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) yang pemadaman, kemudahan akses pemadaman


bertugas di Suku Dinas Jakarta Utara. serta kondisi kelaikan dari hidran kota. Nilai
Terdapat 6 sektor pengambilan data pada setiap variabel adalah dari 1 – 5 dengan
dengan total 30 RW dari 27 kelurahan. Sektor hasil total penilaian, semakin tinggi nilainya
1 meliputi kelurahan Marunda, Semper Barat, maka tingkat potensi bahaya kebakarannya
Rorotan, Kalibaru dan Semper Timur, Sektor semakin besar. Total skor akan dikalkulasikan
2 meliputi kelurahan Lagoa, Rawa Badak dan menjadi 5 klasifikasi yaitu sangat rendah
Selatan, Koja, Tugu Selatan, Rawa Badak (<20%), rendah (21-40%), sedang (41-60%),
Selatan dan Tugu Utara, Sektor 3 meliputi berat (61-80%) dan sangat berat (>80%). Data
kelurahan Papanggo, Sunter Agung, Sungai yang telah dikumpulkan pada saat penelitian,
Bambu, Sunter Jaya dan Tanjung Priok, Sektor dilakukan uji risiko semikuantitatif
4 meliputi kelurahan Pegangsaan Dua dengan menggunakan sistem informasi geografis
data dari 2 RW, Kelapa Gading Barat dengan dengan univariate analysis dan dijabarkan
data dari 2 RW dan Kelapa Gading Timur dengan grafik serta dipetakan menggunakan
dengan data dari 2 RW, Sektor 5 meliputi Spider Map dan digabungkan pada peta
Ancol, Pademangan dan Pademangan Timur tingkat risiko wilayah Jakarta Utara.
serta Sektor 6 meliputi kelurahan Kamal
Muara, Kapuk Muara, Pejagalan, Penjaringan HASIL
dan Pluit.
Penelitian menggunakan instrumen yang
terdiri dari 3 elemen dan 22 variabel. Elemen Hasil penelitian pada wilayah Jakarta
Hazard meliputi variabel dengan kategori Utara terdiri dari Sektor 1 memiliki rata-rata
terkait aktifitas masyarakat di wilayah tersebut nilai 51,3%, sektor 2 memiliki rata-rata nilai
yang dapat memicu terjadinya kebakaran, 58,2%, sektor 3 memiliki rata-rata nilai 57,3%,
adanya penggunaan listrik yang menyebabkan sektor 4 memiliki rata-rata nilai 53, 9%, sektor
kebakaran, adanya penggunaan api yang 5 memiliki rata-rata nilai 61,2% dan sektor 6
terbuka serta pengamatan terkait penggunaan memiliki rata-rata nilai 68,2% sebagaimana
Bahan Berbahaya dan Beracun. Elemen gambar berikut ini :
Vulnerability meliputi variabel tingkat
kepadatan penduduk, kerapatan bangunan, 70,00%

kualitas dari bangunan serta tingkat 60,00%

kekumuhan lingkungan, seberapa besar 50,00%

frekuensi kejadian kebakaran, berapa besar 40,00%


68,20%
luas area dan kerugian yang dialami, 30,00% 58,20% 57,30% 53,90% 61,20%
51,30%
pengamatan kualitas bangunan dan 20,00%

perambatan api serta kendala yang dihadapi 10,00%

oleh Pos Damkar. Elemen Manajemen 0,00%


Sektor 1 Sektor 2 Sektor 3 Sektor 4 Sektor 5 Sektor 6
Proteksi Kebakaran meliputi pengamatan
mengenai jarak pemisah setiap bangunan, Gambar 2. Persentase Risiko Kebakaran
penerapan sistem ketahanan kebakaran Wilayah Jakarta Utara
lingkungan serta partisipasi masyarakat
Terlihat pada gambar 2, pada sektor 1
maupun relawan kebakaran, efektifitas
sampai dengan 4, memiliki klasifikasi risiko
penggunaan komunikasi darurat, efektifitas
kebakaran sedang, akan tetapi pada sektor 5
sarana proteksi untuk pelaksanaan
dan 6, memiliki klasifikasi risiko kebakaran
pemadaman dini, kelaikan Pos Damkar yang
berat. Nilai rata-rata seluruh sektor Jakarta
dimiliki wilayah Jakarta Utara, akses
Utara menjadi 58,34% dengan klasifikasi
operasional Pos Damkar, waktu tanggap Pos
risiko kebakaran sedang.
Damkar, pelayanan Pos Damkar terhadap
seluruh sektor, operasional pemadaman Rincian dari nilai persentase setiap sektor
lanjutan hingga ketersediaan sumber air terlihat pada gambar berikut :

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 1034


Volume 5, Nomor 2, Oktober 2021 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

100,0% 42,7%. Pada Sektor 3, nilai elemen hazard


90,0%
yaitu 10 – 12%, elemen vulnerability diantara
14,5 – 19,1% serta nilai elemen manajemen
proteksi kebakaran antara 23,6 – 32,7%. Pada
80,0%
74,5%

71,8%

sektor 4, nilai elemen hazard adalah 6 – 14%,


70,0%
69,1%

70,0% 67,3%
66,4% 66,4%
65,5%
64,5%
63,6%
62,7% 62,7%

nilai untuk elemen vulnerability adalah 8,2 –


61,8% 61,8%

59,1% 59,1%
58,2%
60,0% 57,3%
56,4%
54,5% 54,5% 54,5%
53,6%

49,1% 49,1% 49,1% 22,7% serta nilai dari elemen manajemen


Persentase

50,0% 47,3%

43,6%

39,1%
43,6%

proteksi kebakaran yaitu diantara 20 – 31,8%.


Pada sektor 5, nilai elemen hazard adalah 11-
40,0%

30,0%
14%, nilai vulnerability adalah 20,9 – 24,5%
20,0% serta nilai manajemen proteksi kebakaran
10,0%
adalah 23,6 – 29,1%. Pada sektor 6, nilai
elemen hazard diantara 13 – 16%, nilai elemen
vulnerability adalah 19,1 – 25,5% serta nilai
0,0%
RW 01 RW 05 RW 06 RW 09 RW 11 RW 01 RW 01 RW 02 RW 05 RW 09 RW 13 RW 01 RW 01 RW 06 RW 06 RW 12 RW 02 RW 03 RW 04 RW 12 RW 04 RW 06 RW 05 RW 12 RW 12 RW 01 RW 01 RW 15 RW 17 RW 22
(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)

MarundaSemper Roro Kali Semper Lagoa Rawa Koja Tugu Rawa Tugu PapanggoSunter Sungai Sunter Tanjung Pegang Pegang Kelapa Kelapa Kelapa Kelapa Ancol PademaPadema Kamal Kapuk Pejaga Penjari Pluit

manajemen proteksi kebakaran adalah 30 –


Barat -tan -baru Timur Badak Selatan Badak Utara Agung Bambu Jaya Priok -saan -saan Gading Gading Gading Gading -ngan -ngan Muara Muara -lan -ngan
Selatan Selatan Dua Dua Barat Barat Timur Timur Timur

SEKTOR 1 SEKTOR 2 SEKTOR 3 SEKTOR 4 SEKTOR 5 SEKTOR 6

Wilayah

35,5%.
Gambar 3. Rincian Persentase Seluruh Sektor Hasil analisis pengamatan pada setiap
pada Wilayah Jakarta Utara variabel dari rata-rata wilayah Jakarta Utara
terlihat dari tabel berikut ini :
Detil dari nilai persentase setiap elemen Tabel 1. Skor Rata-rata tingkat potensi bahaya
Hazard, Vulnerability serta Manajemen kebakaran berdasarkan 22 variabel
Proteksi Kebakaran dapat terlihat pada gambar wilayah Jakarta Utara
berikut ini :
80%
Element Variabel Skor Rata-
Rata
70%
Fire Hazard Aktivitas warga 2,5
60%
yang dapat memicu
33,6%
reaksi kebakaran
42,7% 31,8%

50%
29,1%

37,3%
31,8%

30,9%
29,1%
29,1%
28,2% 30,0% 32,7%
35,5%

Penggunaan listrik 2,1


23,6%

30,0%
28,2% 32,7%

Penggunaan api 2,1


Persentase

31,8% 23,6%
31,8% 27,3% 27,3% 28,2%
40%

24,5% 27,3%
25,5%
terbuka
30,0%

30%
24,5%

20,0%
24,5%
Bahan Berbahaya & 1,9
20,9%

20,9%
22,7%

19,1% 17,3%
22,7%
19,1%
20,0%
20,9%
24,5%
20,9% 20,0%
19,1%
25,5%
21,8% Beracun (B3)
17,3% 17,3%
20%

14,5%
13,6%
19,1% 19,1%

13,6%
15,5%
20,0%

15,5%
14,5%

8,2%
Vulnerability Kepadatan 3,0
10%
11,8% 12,7% 11,8%
penduduk
16%

10% 9%
7% 8% 8%
11% 12%
8% 8%
15%

10% 10%
12% 13% 12% 12% 12% 13% 14%
11%

6% 7%
12% 11%
14% 15% 14% 13% 13%
Kepadatan 2,5
0%
RW 01 RW 05 RW 06 RW 09 RW 11 RW 01 RW 01 RW 02 RW 05 RW 09 RW 13 RW 01 RW 01 RW 06 RW 06 RW 12 RW 02 RW 03 RW 04 RW 12 RW 04 RW 06 RW 05 RW 12 RW 12 RW 01 RW 01 RW 15 RW 17 RW 22
(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
bangunan
MarundaSemper Roro Kali Semper Lagoa Rawa Koja Tugu Rawa Tugu PapanggoSunter Sungai Sunter Tanjung Pegang Pegang Kelapa Kelapa Kelapa Kelapa Ancol Padema Padema Kamal Kapuk Pejaga Penjari Pluit
Barat -tan

SEKTOR 1
-baru Timur Badak
Selatan
Selatan Badak Utara
Selatan

SEKTOR 2
Agung Bambu Jaya Priok -saan -saan Gading Gading Gading Gading
Dua

SEKTOR 3
Dua Barat Barat Timur Timur

SEKTOR 4
-ngan -ngan Muara Muara -lan -ngan
Timur

SEKTOR 5 SEKTOR 6
Kualitas bangunan 2,4
Wilayah
& tingkat
HAZARD VULNERABILITY PROTEKSI KEBAKARAN
kekumuhan
Frekuensi kejadian 0,8
Gambar 4. Nilai Persentase Elemen pada kebakaran
wilayah Jakarta Utara Luas area & 1,1
kerugian
Terlihat pada gambar 4, nilai persentase Perambatan api & 2,2
Sektor 1 untuk elemen hazard antara 7-10%, kualitas bangunan
elemen vulnerability antara 11,8 -19,1% dan Kendala yang 2,1
elemen manajemen proteksi kebakaran antara dihadapi Pos
Damkar
24,5-31,8%. Pada Sektor 2, nilai untuk elemen Fire Protection Jarak Pemisah 3,0
hazard diantara 8 – 15%, elemen vulnerability and Risk Antar Bangunan
diantara 13,6 – 22,7% serta nilai elemen Management Sistem Ketahanan 2,5
manajemen proteksi kebakaran antara 25,5 – Kebakaran

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 1035


Volume 5, Nomor 2, Oktober 2021 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

Element Variabel Skor Rata- Skor tertinggi adalah 3,2 pada variabel
Rata mengenai kondisi hidran kota yang kurang
Lingkungan dan
berfungsi dengan baik sehingga tidak dapat
Partisipasi Warga
Komunikasi 1,6 memberikan upaya pemadaman yang
Darurat maksimal. Selain itu skor tinggi lainnya adalah
Pemadaman Dini 1,5 dengan skor 3 pada variabel jarak pemisah
Kelaikan Pos 1,6 antar bangunan yang cukup sesuai standar
Damkar yaitu 3 – 6 meter dan berkorelasi positif
Akses Operasional 2,2 dengan tingkat kepadatan penduduk dengan
Pos Damkar
Waktu Tanggap Pos 1,9 skor 3,0 yang berarti sedang dengan jumlah
Damkar penduduk 150 – 200 jiwa/ha.
Layanan Pos 1,7 Adapun grafik pemetaan wilayah Jakarta
Damkar
Utara dengan hasil penelitian tersebut
Operasional 1,7
Pemadaman sebaagaimana gambar berikut :
Lanjutan dan
Ketersediaan
Sumber Air
Pemadaman
Kemudahan Akses 2,3
pemadaman
Kondisi Hidran 3,2
Kota

Aktivitas warga yang


dapat
3,2 memicu reaksi…
Hidran Kota 3,5 Penggunaan listrik
Kemudahan akses 2,5
3,0 Penggunaan api terbuka
pemadaman
2,1
Operasional Pemadaman 2,3 2,5 Bahan Berbahaya &
2,1
Lanjutan &… Beracun (B3)
2,0
1,9
Layanan Pos Damkar 1,7 1,5 3,0
Kepadatan penduduk
1,7 1,0
Waktu tanggap Pos
0,5 2,5 Kepadatan bangunan
Damkar 1,9
0,0
Akses Operasional Pos 2,2 2,4 Kualitas bangunan &
Damkar 0,8 tingkat kekumuhan
1,6
1,1 Frekuensi kejadian
Kelaikan Pos Damkar 1,5
kebakaran
1,6
Pemadaman dini 2,2 Luas area & kerugian
2,1
Perambatan api &
Komunikasi darurat 2,5
SKKL / MKKG & Kendalakualitas bangunan
yang dihadapi
Partisipasi Masyarakat… 3,0 Pos Damkar
Jarak pemisah antar
bangunan
Gambar 6. Pemetaan Risiko Kebakaran
Wilayah Jakarta Utara
PEMBAHASAN
Gambar 5. Spider Map Tingkat Risiko
Kebakaran Wilayah Jakarta Utara Hasil penelitian dengan skor baik yaitu
Berdasarkan tabel 1 dan gambar 5, terlihat pada frekuensi kejadian kebakaran yang
bahwa skor yang tinggi menampilkan tingkat sangat rendah di setiap sektornya antara 1-2
potensi kebakaran yang tinggi sedangkan skor kali pertahun serta nilai kerugian yang sangat
rendah menyatakan bahwa tingkat potensi rendah yaitu kurang dari 200 juta rupiah
kebakarannya rendah. Skor yang telah baik dengan luas area kebakaran kurang dari 100
adalah 0,8 terkait dengan frekuensi kejadian m2. Hal ini relevan dengan data pada Unit
kebakaran yang rendah yang berkorelasi Pengelola Statistik tahun 2020, wilayah
positif dengan hasil kerugian serta luas area Jakarta Utara yang lebih rendah dibandingkan
terdampak yang rendah dengan nilai 1,1. wilayah lainnya (Unit Pengelola Statistik
Provinsi DKI Jakarta, 2021).

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 1036


Volume 5, Nomor 2, Oktober 2021 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

Variabel yang perlu adanya peningkatan (Wahyu Sujatmiko et al, 2016). Salah satu
dan perbaikan adalah pada kondisi hidran yang langkah strategis penanggulangan kebakaran
dipergunakan sebagai sarana pemadaman yang efektif pada daerah perkotaan dengan
kebakaran oleh petugas Dinas Pemadam kepadatan penduduk maupun kerapatan
Kebakaran. Nilai skor 3,2 menyatakan bahwa bangunan tinggi adalah dengan perancangan
kondisi hidran kota cukup baik akan tetapi sistem pendeteksi kebakaran pada rumah
masih belum maksimal dilakukan tinggal yang bekerja secara otomatis saat
pemeliharaan sehingga terdapat beberapa titik kebakaran terjadi. Sistem ini berbasis
yang tidak berfungsi dengan baik. Hal ini mikrokontroler dan mendeteksi secara cepat
sesuai dengan data wilayah Jakarta Utara dengan mengetahui lokasi kebakaran melalui
dengan total 185 hidran kota, terdapat 75 sensor suhu dan sensor asap serta
hidran dalam kondisi rusak dan 110 hidran memanfaatkan aplikasi mobile dan web
dalam kondisi baik (Portal Data Terpadu (Dodon Yendri, Wildian, Amalia Tiffany,
Pemprov DKI Jakarta, 2021). Standar yang 2017).
digunakan di USA, penempatan hidran kota
adalah setiap 152,4 meter atau 500 feet. Tujuan KESIMPULAN
dari pemasangan hidran kota agar mudah
diakses dan dapat memberikan upaya Hasil penelitian wilayah Jakarta Utara
pemadaman maksimal serta mendapatkan klasifikasi tingkat risiko
mempertimbangkan kondisi bangunan serta kebakaran Sedang dengan nilai sebesar
tidak adanya penghalang antar bangunan (Wu, 58,34%. Variabel dengan skor tertinggi adalah
Z.Y., Song, Y, 2014). Untuk menjamin akses kondisi hidran kota yang kurang berfungsi
pengoperasian hidran, pemerintah kota dengan baik serta kepadatan penduduk dengan
melakukan pemastian jalan bebas hambatan jarak pemisah antar bangunan tempat tinggal
terhadap hidran kota sekurang-kurangnya yang rapat sehingga dapat memicu penjalaran
radius 50 m (PermenPU No. 26 Tahun 2008). api lebih cepat. Rekomendasi perbaikan yang
Selain itu, secara berkala perlu dilakukan dapat dilakukan oleh Dinas Pemadam
pemastian dan pemeliharaan hidran kota serta Kebakaran wilayah Jakarta Utara adalah
pemeriksaan tekanan kerja dengan standar pelaksanaan pemeliharaan dan pemeriksaan
minimum 3,5 bar dan maksimum 5,5 bar harus kondisi hidran kota secara berkala serta
dijaga pada setiap katup apabila dibuka penuh sosialisasi mengenai penggunaan material
(SNI 03-1735-2000). tidak mudah terbakar untuk bangunan. Selain
itu dapat dilakukan perancangan sistem
Sebagaimana hasil penelitian selain berbasis mikrokontroler untuk mempercepat
kondisi hidran kota, hal yang perlu dilakukan pendeteksian kebakaran melalui aplikasi
perbaikan adalah sosialisasi mengenai mobile dan web. Hal ini dapat meningkatkan
pemahaman penggunaan material bangunan waktu kerja petugas pada Dinas Pemadam
yang tidak mudah terbakar. Hal ini tercermin Kebakaran serta memberikan peringatan awal
pada hasil skor rata-rata 3,0 pada variabel jarak kepada warga apabila terjadi kebakaran di
pemisah antar bangunan serta kepadatan wilayahnya.
penduduk. Peningkatan kepadatan penduduk
dengan tingkat pemahaman mengenai UCAPAN TERIMAKASIH
kebakaran rendah serta berada di kondisi
dengan fire safety yang buruk maka akan Kami berterimakasih kepada Dinas
meningkatkan potensi bahaya kebakaran Penanggulangan Kebakaran dan
(Zhang Ying et al, 2019). Penggunaan material Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta serta Suku
yang mudah terbakar akan mempercepat Dinas Penanggulangan Kebakaran dan
waktu perkembangan kebakaran menjadi fase Penyelamatan Kota Administrasi Jakarta
flash over, meningkatkan kecepatan Utara yang telah berpartisipasi pada penelitian
perambatan api dan memberikan pengaruh ini. Penelitian ini didukung oleh Universitas
terhadap manusia dalam waktu singkat

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 1037


Volume 5, Nomor 2, Oktober 2021 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

Indonesia Research Grant Number : NKB- Provinsi DKI Jakarta Tahun 2019 - Open
576/UN2.RST/HKP.05.00/2021. Data Jakarta accessed on July 17, 2021.

DAFTAR PUSTAKA Portal Data Terpadu Pemprov DKI Jakarta (2021).


Data Jumlah Hidran Di Provinsi DKI
Ahrens, M., Maheshwari, R. (2020). Home Jakarta Tahun 2020 - Open Data Jakarta,
Structure Fires. Quincy, MA. National Fire accessed on July 17, 2021.
Protection Association.
Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 03-1735-
Dodon Yendri, Wildian, Amalia Tiffany. (2017). 2000 tentang Tata Cara Perencanaan
Perancangan Sistem Pendeteksi Akses Bangunan dan Akses Lingkungan
Kebakaran Rumah Penduduk Pada Daerah untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran
Perkotaan Berbasis Mikrokontroler. Jurnal pada Bangunan Gedung. Jakarta
Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Jakarta. Unit Pengelola Statistik DKI Jakarta (2021).
Kejadian Kebakaran di DKI Jakarta Tahun
Luo, Y., Li, Q., Jiang, Lian., Zhou, Y. (2021). 2020 - Unit Pengelola Statistik, accessed
Analysis of Chinese fire statistics during on July 17, 2021.
the period 1997–2017. Fire Safety Journal,
Volume 125, ISSN 0379-7112, Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang
https://doi.org/10.1016/j.firesaf.2021.103 Penanggulangan Bencana. Jakarta
400
Wahyu Sujatmiko et al. (2016). Study on fire
Natalia Flores Quiroz, Richard Walls, Antonio dynamic development in a multistory
Cicione. (2021). Developing a framework building compartment. Science Direct.
for fire investigations in informal
settlements. Fire Safety Journal. Wu, Z.Y., Song, Y. (2014). Optimizing Selection
https://doi.org/10.1016/j.firesaf.2020.103 of Fire Hydrants for Flow Tests in Water
046 Distribution Systems. Procedia
Engineering. Volume 70: Pages 1745-
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan 1752. ISSN 1877-7058,
Perumahan Rakyat No. 26/PRT/M/2008 https://doi.org/10.1016/j.proeng.2014.02.
tentang Persyaratan Teknis Sistem 192
Proteksi Kebakaran pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan. Jakarta Zhang, Ying et al. (2019). How fire safety
management attended during the
Portal Data Terpadu Pemprov DKI Jakarta (2021). urbanization process in China?. Journal
Data Jumlah Peristiwa Kebakaran of Cleaner Production. Volume 236.
Menurut Bulan dan Kabupaten Kota Di ISSN 0959-6526.
Provinsi DKI Jakarta Tahun 2020 - Open https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2019.117
Data Jakarta, accessed on July 17, 2021. 686.

Portal Data Terpadu Pemprov DKI Jakarta (2021).


Data Jumlah Peristiwa Kebakaran
Menurut Bulan dan Kabupaten Kota Di

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 1038

Anda mungkin juga menyukai